KAJIAN TEOLOGIS 1 KORINTUS 9:16 b (CELAKALAH AKU JIKA AKU TIDAK MEMBERITAKAN INJIL)

Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (1 Korintus 9:16)
KAJIAN TEOLOGIS 1 KORINTUS 9:16 b (CELAKALAH AKU JIKA AKU TIDAK MEMBERITAKAN INJIL)
bisnis, gadget, otomotif
Berdasarkan hasil eksegese yang penulis lakukan, maka penulis memberikan kajian teologis sebagai berikut adapun isi dari kajian teologi ini di antaranya adalah panggilan untuk memberitakan Injil bagi setiap orang percaya, kewajiban dalam memberitakan Injil dan memberitakan Injil berorientasi kepada upah Rohani.

Panggilan Memberitakan Injil

Setiap umat Tuhan tidak hanya dipanggil untuk percaya Yesus Kristus dan diselamatkan, tetapi orang percaya juga dipanggil untuk memberitakan Injil. Ini jelas dinyatakan oleh Rasul Paulus yang berkata, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri (1 Korintus 9:16). 

Kata memegahkan diri dalam bahasa Yunaninya memakai kata kauchema (Kauchema) dalam bentuk noun, accusative, singular neuter, kasus accusative menyatakan kata benda sebagai penderita, yang diterjemahklan kebanggan diri, sebuah pokok dari kebanggaan, berbangga-bangga, Rasul Paulus tidak pernah dapat memegahkan diri, oleh karena panggilannya sebagai Rasul untuk memberitakan Injil.

Hal ini ditegaskan oleh Paulus dalam Kisah Para Rasul 9:15, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja- raja dan orang-orang Israel. Dipertegas kembali oleh Paulus dalam 1 Korintus 1:1,...yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi Rasul Kristus...sendiri bahwa ia dipanggil menjadi Rasul Kristus oleh karena kehendak Allah, tidak diragukan lagi bahwa panggilan Paulus menjadi seorang Rasul pemberita Injil adalah panggilan yang dari Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. 

Venema mengatakan sehingga ia tidak memegahkan dirinya sebab Paulus sadar yang memanggil ia adalah Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. “Mission Filli (pengutusan oleh Anak) Tuhan Yesus Kristus diutus (dalam arti khusus Dialah yang disebut Missio Dei), tapi mengutus juga yaitu Rasul-rasul-Nya dan Gereja-Nya.”

Dari kata melalukan dalam bahasa Yunaninya memakai kata εκων (hekon) dalam bentuk adjective, masculine, singular, nominative, no degree artinya kata sifat tunggal sebagai subjek kalimat. Memiliki arti yang rela. Yang rela di sini bukan dalam arti karena kekuatan sendiri tetapi merupakan pernyataan ilahi (ketika Paulus dipanggil untuk diselamatkan dan melayani). Hal ini diperjelas oleh tafsiran Bahasa Indonesia Sehari-hari, “tetapi saya memberitakan Kabar baik itu justru karena diwajibkan. Saya ditugaskan oleh Allah untuk melakukan itu. Memberitakan Injil adalah perintah Tuhan Yesus.

Tetapi dalam memberitakan kabar anugerah tidak harus hanya ditujukan terhadap orang yang bukan Kristen saja, tetapi juga terhadap orang Kristen KTP (Kristen Tanpa Pertobatan) atau mereka yang sekedar beragama Kristen karena faktor keluarga, namun mereka belum mengenal Tuhan Kristus dan anugerah-Nya secara pribadi dan benar (Yohanes 3:3-7). Kami ada disini untuk memberitakan Injil kepada orang lain, supaya mereka meninggalkan perbuatan sia-sia, dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit, bumi, laut dan segala isinya.


Pemberitaan Injil adalah Amanat Agung yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang yang percaya. Sehingga itu menjadi kewajiban, keharusan bahkan harus menjadi gaya hidup orang percaya. Sebab itu adalah perintah dan panggilan yang diberikan Kristus kepada setiap orang percaya. Hal ini dijelaskan dalam kata keharusan dalam bahasa Yunaninya αναγκη (anagke) dalam bentuk noun, nominative, singular, feminine, artinya kata benda sebagai subjek tunggal. Yang memiliki arti, keperluan, gaya hidup, mendesak, paksaan (keharusan) dan kewajiban.

Kalimat pergilah...jadikanlah...murid-Ku dan baptislah (Matius 8:19), merupakan Amanat Agung Kristus kepada semua pengikut-Nya dari setiap angkatan. Amanat ini menyatakan sasaran, tanggung jawab dan penugasan gereja dalam tugas missioner di mana umat Tuhan atau gereja harus pergi memberitakan Injil kepada semua orang. 


Untuk menunaikan Amanat Agung itu, Tuhan memperlengkapi orang percaya dengan kuasa oleh Roh Kudus. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para rasul 1:8). Artinya kekuatan pergerakan untuk menunaikan tugas itu, akan diterima dari Roh Allah yang bekerja di dalam diri orang percaya.

Pemberita Injil harus memiliki hati yang suci mengasihi, adalah hati yang penuh Roh Kudus (Roma 8:14-17; 1 Korintus 6:17), karena tanpa peranan Roh Kudus, pelayanan penginjilan tak akan berhasil memenangkan jiwa (1 Korintus 12:3; 2 Korintus 2:12).5 Sehingga kesaksian orang percaya bukanlah bersandar atas pemandangan –pemandangan dan ucapan-ucapan sendiri, melainkan merupakan suatu pelaksanaan rancangan Allah.

Memberitakan Injil Berorientasi kepada Upah Rohaniah

Dalam 1 Korintus 9:15 menjelaskan bahwa Rasul Paulus melepaskan hak-haknya secara lahiriah, dan Paulus berorientasi kepada upah secara rohani. Upahku ialah ini: bahwa aku memberitakan Injil tanpa upah, dan aku tidak mempergunakan hakku untuk memberitakan Injil (1 Korintus 9:18).

Kata hak-hakku memakai kata “toutwn (touton)” dalam bentuk “pronoun, demonstrative, neuter, plural, genetive. Yang diartikan, dari ini. Dari ini menunjuk kepada hak dan plural menjelaskan bahwa hak itu lebih dari satu. Sedangkan kata hak dalam bahasa Yunaninya memakai kata ezousia dalam bentuk noun, feminine, singular, accusative (kata benda, feminim, tunggal, akusatif). Akusatif merupakan predikat dari kalimat.

Dari kata dasar ezousia yang artinya hak. Di mana kata hak memiliki pengertian; kepunyaan, wewenang; mempunyai wewenang (mempergunakan), kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan), dan hak-hak di sini berkaitan dengan kebutuhan secara lahiriah yaitu: hak untuk makan dan minum, hak untuk membawa seorang isteri Kristen, hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan, hak untuk menuai hasil duniawi dari orang-orang yang dilayani (1 Korintus 9:4-12).

Rasul Paulus melepaskan hak-haknya secara duniawi sebab sebagaimana dijelaskan dalam 1 Korintus 9:25 bukan untuk memperoleh mahkota yang fana melainkan mahkota yang abadi. Yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus mahkota abadi adalah menunjuk kepada kemenangan keselamatan yang kekal, sasaran yang indah dari kehidupan orang Kristen.


Sasaran ini hanya dapat diraih dengan jalan menyerahkan beberapa hak kita demi kepentingan orang lain dan dengan meninggalkan hal-hal yang dapat menyebabkan kita keluar dari perlombaan itu sama sekali. Untuk memperoleh mahkota yang abadi, Rasul Paulus mengumpamakan bahwa dirinya ada dalam sebuah pertandingan atau perlombaan lari untuk mencapai garis akhir (1 Korintus 9:24). Memberitakan Injil tanpa upah atau melayani Tuhan dengan suka rela merupakan gaya pelayanan yang rasul Paulus pakai dengan tujuan supaya tidak ada yang menghalanginya dalam pemberitaan Injil Kristus.

PENUTUP

Rasul Paulus lah yang mengungkapkan bahwa celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil, ungkapan ini dinyatakan karena Rasul Paulus menyadari akan panggilannya sebagai pemberita Injil. Melalui ini penulis merangkum beberapa hal sebagai berikut:

Makna ungkapan celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil merupakan ungkapan yang menyatakan bahwa memberitakan Injil adalah Amanat Agung yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada setiap orang percaya. Artinya bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk memberitakan Injil.

Dalam pemberitaan Injil setiap orang percaya harus siap sedia baik maupun tidak baik waktunya artinya seorang pemberita Injil tidak takut atau merasa gentar terhadap tantangan yang akan ia alami, dalam pemberitaan Injil. Rasul Paulus “beritakanlah firman siap sedialah baik atau tidak baik waktunya...(2 Timotius 4:2). 

Ketika setiap orang percaya memberitakan Injil dengan tujuan untuk kemuliaan nama Tuhan sehingga orientasi dalam pemberitaan Injil adalah upah rohani bukan upah jasmani. Sehingga motivasi yang murni itu sangat diperlukan dalam pemberitaan Injil dan pada akhirnya setiap orang percaya dapat berkata bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21).

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


Next Post Previous Post