KESULITAN KEUANGAN: PENYEBAB, PENGATURAN DAN BAYAR HUTANG (MAZMUR 37:21-28)

Pdt.Samuel T. Gunawan,M.Th.
KESULITAN KEUANGAN: PENYEBAB, PENGATURAN DAN BAYAR HUTANG (MAZMUR 37:21-28)
KESULITAN KEUANGAN: PENYEBAB, PENGATURAN DAN BAYAR HUTANG (MAZMUR 37:21-28). “(Mazmur 37:21) Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah. (37:22) Sesungguhnya, orang-orang yang diberkati-Nya akan mewarisi negeri, tetapi orang-orang yang dikutuki-Nya akan dilenyapkan. (37:23) TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; (37:24) apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. (37:25) Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; (37:26) tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. (37:27) Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya; (37:28) sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan” (Mazmur 37:21-28).

Pendahuluan

Pengertian dan kemampuan menangani keuangan secara tepat harus menjadi prioritas utama setiap orang. Banyak ketegangan, keretakan keluarga, perselisihan, dan frustasi disebabkan oleh uang, baik secara langsung atau tidak langsung. Banyak suami istri bercerai karena ketidaksetujuan dalam soal keuangan. Demikian juga dalam keluarga Kristen tidak luput dari masalah ini. Jika suatu keluarga tidak dapat membayar bon-bon (tagihan) hutangnya, atau dibebani oleh masalah-masalah lain berkaitan dengan keuangan, maka ia menjadi suatu kesaksian yang buruk. Sedikit sekali gereja yang membina warganya soal tanggung jawab keuangan.

Banyak orang ingin cepat kaya dan memiliki banyak harta benda, seperti rumah besar, mobil, dan perabot, serta pakaian mewah. Ketika mereka sudah memilikinya, ternyata untuk mendapatkannya mereka terlibat dalam berbagai macam utang, yang justru menyebabkan mereka mengalami kesulitan keuangan, bahkan sampai terlilit hutang. Berikut ini beberapa indikasi sebagai deteksi untuk kita mengetahui terjadinya kesulitan keuangan, yaitu: 

(1) Tidak dapat membayar rekening bulanan, hutang atau tagihan-tagihan lainnya; 

(2) Mencari pekerjaan tambahan agar pendapatan lebih banyak lagi untuk membayar hutang-hutang; 

(3) Mencari solusi dengan cara berhutang untuk membayar hutang atau memperpanjang hutang; 

(4) Ketegangan,   perselisihan, dan frustasi sangat terasa dan meningkat dalam rumah tangga, bahkan dapat berakibat perceraian.    

Faktor Penyebab Kesulitan Keuangan

Kesulitan keuangan dalam ramah tangga  dapat terjadi karena berbagai sebab, antara lain : 

(1)Pandangan dan sikap salah terhadap uang atau harta. Ketamakan dan keserakahan dapat segera membawa pada berbagai jenis kejahatan (1 Timotius 6:10). Keinginan untuk cepat kaya didorong oleh cinta akan uang sering membawa kepada berbagai bencana; 

(2) Hidup melebihi kemampuan.Kegagalan untuk memperhitungkan secara matang kemampuan keuangan yang dimiliki, menyebabkan kebiasaan membelanjakan uang secara berlebihan (Lukas 14:28-30).  Beberapa orang sangat lemah pada iklan sehingga mudah goda pada barang yang menarik dan kreditan yang nampaknya menguntungkan; 

(3) Membeli secara kredit banyak barang. Bagaimanapun barang-banyak yang dibeli secara kredit leih mahal ketimbang dibeli tunai. Nasihat terbaik bagi mereka yang menghadapi kesulitan keuangan agar menjauhi kebiasaan kredit barang / benda; 

(4) Kebiasan hidup enak dan gaya hidup yang salah. Membeli barang-barang yang tidak perlu (bukan kebutuhan), penggunaan uang untuk membeli minuman keras, tembakau, judi (money game), membeli makanan-makanan tambahan adalah kebiasaan hidup enak yang merupakan kebocoron keuangan. Misalnya, perokok berat dapat menghabiskan ratusan ribu rupiah dalam sebulan yang seharusnya dapat dipergunakan bagi kepenting lain yang lebih bermanfaat; 

(5) Pemikiran (falsafah) yang salah dengan menganggap bahwa uang dan kekayaan dapat menghasilkan kepuasan dan kebahagiaan. Kristus mengingatkan bahaya dari pemikiran yang salah ini, “Kata-Nya lagi kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15); 

(6) Kurangnya perencanaan penggunaan anggaran sehingga pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Uang yang kita dapatkan akan habis terpakai sesuai dengan cara kita memperlakukannya.

Prinsip-Prinsip Pengaturan Keuangan (Amsal 21:5)

Saat kita mulai memahami kasih Tuhan bagi kita dan berserah pada kasih Tuhan itu, kita mulai mendapatkan kepercayaan diri dan keberanian dalam kehidupan. Namun, kita tidak hanya membutuhkan keberanian, tetapi juga kebijaksanaan. Keberanian kita wujudkan dalam penyerahan kepada Tuhan, kebijaksanaan kita wujudkan dalam merencanakan keuangan dan kekayaan kita.  

Jadi, berdasarkam Amsal 21:5, kita melihat bahwa membuat rencana dan anggaran belanja adalah membentuk dan mengikuti rencana kelimpahan. Dalam bentuk yang sederhana, sebuah anggaran belanja adalah cara untuk melacak uang yang masuk dan keluar. Berikut ini prinsip-prinsip dalam mengatur keuangan kita agar tetap seimbang. 

1.   Pahami kondisi keuangan kita: berapa besar/banyak pendapatan kita dan berapa pengeluaran kita yaitu : kewajiban dan kebutuhan kita. Hal ini akan menempatkan kita pada gaya hidup yang tepat, sehingga menghindari ”lebih besar pasak dari pada tiangnya”.

2.  Buat anggaran yaitu catatan penerimaan dan catatan pengeluaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui dari mana datangnya pendapatan / penerimaan keuangan kita, dan mengetahui kemana atau untuk keperluan apa pengeluaran keuangan kita. ini bertujuan sebagai bahan evaluasi untuk selanjutnya.

3.   Bedakan pengeluaran menurut kepentingannya, yaitu : 

(1) kewajiban-kewajiban, yaitu kewajiban kepada Allah seperti buah sulung, persepuluhan dan persembahan lainnya; kewajiban kepada pemerintah dan kewajiban lainnya seperti pajak, listrik, PDAM, telpon, pembayaran utang atau cicilaan kredit, iuran, dan lainnya. 

(2) Kebutuhan pokok yaitu kebutuhan yang harus terpenuhi sepert: pangan atau makanan; sandang atau pakaian; papan atau rumah tempat tinggal; biaya transport; biaya pendidikan; biaya kesehatan. 

(3) Keinginan yaitu sesuatu yang tidak begitu penting, yang tidak akan mempengaruhi apapun jika tidak dipenuhi. Keinginan lebih banyak berkenaan dengan gaya hidup seseorang, bukan kebutuhan mendasar, yaitu : rekreasi; vcd player; jajan; hanphone, dll. 

(4) Kemewahan yaitu pengeluaran yang jauh di atas normal karena didalamnya ada kualitas tertentu yang harus dibayar, misalnya : motor gede; mobil sport; villa; makan direstoran mahal; menginap dihotel berbintang, dll.

4. Biasakan hidup sederhana. Hemat berbeda dengan pelit. Hemat adalah sikap yang penuh pertimbangan di dalam melakukan pengeluaran agar tidak terjadi hal yang tidak perlu. Pelit adalah sikap susah untuk melakukan pengeluaran sekalipun untuk hal-hal yang perlu. Contoh hemat : hemat di dalam pemakai listrik, telpon; tidak perlu membeli barang-barang mewah yang tidak bermanfaat; hemat dengan cara membeli barang-barang yang awet dan tahan lama sekalipun sedikit lebih mahal.

5.   Perhatikankan saran-saran berikut ini.                
(1) Hitung keperluan bulanan. Biasakan menghitung keperluan bulanan, yaitu yang wajib dan kebutuhan/keperluan seperti: listrik, telpon, transport, makan, kosmetik, shampo/sabun, dan lainnya; 

(2) Tidak menggunakan kartu kredit. Tidak usah punya kartu kredit, kartu debit, dsb. kalau pun perlu hanya punya satu saja. Ini cara terbaik menghindari pemborosan; 

(3) Kurangi makan diluar rumah /direstoran /mentraktir orang. Tidak masalah mau dibilang pelit, medit, tidak bisa bergaul. Keterbatasan keuangan kita hanya kita yang tahu; 

(4) Hemat biaya transportasi. Hilangkan kebiasaan jalan-jalan yang tidak ada gunanya. Bepergian untuk hal-hal yang perlu saja; 

(5) Hilangkan kebiasaan jajan. Seperti: jajan sioma/bakso/batagor, es krim soft drink, aneka kus/snack, dll. Ini adalah kebocoran-kebocoran kecil dengan efek besar; 

(6) Paksakan untuk menabung. Usahakan minimal menabung 10 persen dari penghasilan setiap bulannya. Menabung dalam Alkitab sama dengan membangun lumbung. (ini akan saya jelaskan minggu depan). Begitu gajian, paksakan menabung, hal ini dilakukan setelah menyisihkan untuk persepuluhan dan biaya hidup secukupnya; 

(7) Hindari belanja yang impulsif. Tutup mata dan tutup telinga! Tidak peduli mau diskon sampai 90%, tolaklah membeli sesuatu yang tidak diperlukan. Hati-hati dengan belanja yang impulsif (menurut dorongan hati). Karena itu, lebih baik buat daftar belanja sebelum bepergian berbelanja atau ke pasar.

6.   Contoh penganggaran yang disarankan. Berikut ini disarankan cara mengatur keuangan ke dalam presentasi ke beberapa bagian pengeluaran. Karena ini hanya contoh yang disarankan maka kita dapat menyesuaikannya supaya lebih cocok dengan keadaan dan kondisi kita. Misalnya: Rumah 30 %; Makanan 14 %; Transportasi          13%; Rekreasi dan hiburan 5 %; Pakaian 5 %; Kesehatan 5 %; Hutang            5 %; Persepuluhan 10 %; Pendidikan 7 %; Lain-lain 5 % (Jumlah keseluruhan 100 %).  

Membayar Hutang (Ulangan 28:12)

Hutang bukanlah dosa, tetapi berbahaya, sebab satu langkah lagi bisa menyebabkan orang berbuat dosa yaitu bila kita tidak membayar hutang. Hanya orang fasik (orang berdosa) yang berhutang dan tidak membayar hutang (Mazmur 37:21). Karena itu pastikan kita membayar hutang. Rencana Allah untuk kita bukanlah agar kita meminjam uang, melainkan agar kita memberi pinjaman (Ulangan 28:12)

Semakin kita setia pada harta orang lain (tidak berhutang), semakin kita dipercayakan banyak harta (Lukas 16:12). Pertanyaan: Bagaimana bila ada utang ? Bayarlah dan tepat janji (Amsal 6:1-5).Semakin kita tepat janji dalam membayar tagihan atau hutang, semakin setialah kita pada harta orang lain. Karena itu, Tuhan akan semakin banyak mempercayakan harta kepada kita. Alkitab berkata seseorang yang tidak tepat janji dengan hutangnya akan menjadi tidak bebas (budak) sehingga pekerjaan kita tidak produktif (Amsal 6:1-5).

Jika kita terlilit utang, maka bertekadlah untuk lepas dan bebas dari utang. Cara membebaskan diri dari utang bukanlah menyembunyian diri, melarikan diri atau bunuh diri. Cara terbaik untuk bebas dari utang adalah dengan mulai bertekad membayar utang. Berikut ini beberapa saran yang dianjurkan untuk bebas dari utang: 

(1) Buatlah daftar utang-utang mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil; 

(2) Mulailah membayar utang yang terkecil nilainya; 

(3) berfokuslah untuk melunasi satu utang lebih dulu sampai selesai, kemudian lanjutkan membayar hutang-hutang lainnya hingga semua hutang terbayar; 

(4) mintalah berkat Tuhan untuk kecukupan hidup anda dan untuk membayar utang-utang anda. 

(5) Walaupun anda terlilit utang, paksalah menabung walalupun sedikit jumlahnya.  

Tinjauan Teologis Amsal 37:21

Alkitab mengatakan bahwa “ Orang  fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah” (Amsal 37:21). Dengan demikian, orang yang berhutang, namun tidak berniat membayar atau mengembalikan hutangnya disamakan dengan orang fasik. Dalam Alkitab Indonesia kata “fasik” dan “jahat”  dapat dipertukarkan. Kejahatan adalah buah dari hati yang jungkir-balik, penyerahan seseorang kepada bualan-bualan hatinya yang jahat (Amsal 15:26; Roma 1:29; Mazmur 10:1-11). 

Pusat kejahatan adalah dalam hati manusia (Matius 7:21-23), dipupuk oleh Iblis disana (1 Yohanes 3:12); kejahatan hati terus bertambah-tambah (Kejadian 6:5) dan sifatnya menular (l Samuel 24:14) dalam penjelmaannya. Orang fasik suka melakukan penyiksaan badan (Amsal 21 :20), seperti kelihatan waktu orang-orang jahat menyalibkan Juruselamat (Kisah 2:23). 

Dalam Kitab Mazmur orang fasik berulang-ulang disebut, dan khususnya masalah kemujuran mereka. Tapi masalah ini, walaupun sebagian jawabnya sudah diberikan, namun tak dapat diselesaikan hanya dengan penyuluhan dari penyataan PL. Lihat misalnya Mazmur 37. Alkitab mantap dan teguh menyatakan bahwa hukuman pasti akan jatuh atas semua orang fasik (Mzmur 9:17; Yeremia 16:4; Matius 13:49).

Orang yang tak percaya terasing dari Allah karena tindak kejahatan mereka (Kolose 1 :21). Tapi orang yang bertumbuh dalam iman mengalahkan yang jahat: perisai iman ialah pertahanan yang teguh melawan semua serangan kejahatan (Efesus 6:16).


Secara etimologis, kata Ibrani רע - RA’ dan רשע - RASYA berasal dari satu akar yang artinya “merusak” atau “meremukkan” sehingga tak berharga lagi, tidak menyenangkan, tidak enak, menjijikkan. Kata ini mencakup perbuatan jahat itu dan akibat-akibatnya. Kata-kata Yunaninya ialah κακος - kakos dan πονηρος - ponêros; φαυλος - phaulos.  

Kata kakos berarti jahat secara negatif, yaitu tidak adanya kualitas yang diharapkan dari seseorang atau benda yang seharusnya ada. Kata ini juga bermakna jahat dalam pengertian moral dan biasanya dipertentangkan dengan kata Yunani “αγαθος - agathos”, yang berarti “baik”. Kata ponêros berarti “jahat secara etis fisikal, fasik, menyebabkan kesakitan dan kesukaran, si jahat berarti setan”. Sedangkan kata phaulos berarti jahat dalam pengertian tidak benar, sering berbuat curang.

Ketiga kata yang diterjemahkan “jahat” ini digunakan dengan sedikit perbedaan makna, namun seringkali perbedaan itu yang ditandai khusus. Kata ponêros lebih kuat dan lebih aktif, bermakna menyebabkan kecelakaan, melakukan yang jahat terhadap orang lain, berbahaya, menghancurkan. 

Jika kakos menguraikan kualitas sesuai dengan sifatnya, maka ponêros merujuk kepada akibatnya. Dengan perkataan lain, kakos adalah jahat dalam pengertian moral sedangkan ponêros adalah jahat dalam pengertian fisik. Sedangkan kata Yunani  phaulos berarti jahat dalam arti tidak bijaksana, tidak dapat berbuat baik.


Allard, Lioyd., 2005. The Ultimate Selling Guide. Terjemahan, Penerbit PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia: Jakarta.
Bertens, K., 2013.  Etika. Edisi Revisi. Penerbit Kanasius: Yogyakarta
Burkett, Larry., 1992. Mengatur Keuangan Dengan Bijak. Terjemahan, Penerbit Yayasan Kalam Hidup: Bandung.
Blomberg, Craig L., 2011. Tidak Miskin Tetapi Juga Tidak Kaya. Terjemahan, Penerbit BPK Gunung Mulia: Jakarta.
Boa, Kenneth, Sid Buzzell & Bill Perkins, 2013. Handbook To Leadership. Terjemahan, Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih: Jakarta.
Conner, Kevin J., 2004. Jemaat Dalam Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Cuny, Paul L., 2012. Rahasia Ekonomi Kerajaan Allah. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Douglas,  J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta.
Ezra, Yakoep., 2006. Succes Througgh Character. Penerbit Andi : Yogyakarta.
Guthrie, Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 1,2,3. Terjemahan. Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.
Lazarus, Arnold A & Clifford N. Lazarus., 2005. Staying Sane in a Crazy World. Terjemahan, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.
Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary. Volume 1,2,3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.
Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Shapiro, David A., 2005. Choosing The Right Thing. Terjemahan, Penerbit PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia: Jakarta.
Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Stassen, Glen & David Gushee., 2008. Etika Kerajaan: Mengikut Yesus dalam Konteks Masa Kini,Terjemahan, Penerbit  Momentum : Jakarta.
Susanto, Hasan., 2003. Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid I & II. Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Tenney, Merril C., 1985. Survey Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New TestamentTerjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.KESULITAN KEUANGAN: PENYEBAB, PENGATURAN DAN BAYAR HUTANG (MAZMUR 37:21-28).
Next Post Previous Post