MATIUS 22:41-23:12 (YESUS ADALAH MANUSIA DAN SEKALIGUS ALLAH SENDIRI)

Pdt.Budi Asali, M.Div.

BACAAN: MATIUS 22:41-23:12.

Matius 22:41-46.

1) Tujuan Yesus dengan pembicaraan ini ialah: supaya mereka sadar / mengerti bahwa sekalipun Yesus / Mesias adalah anak / keturunan Daud, yang menunjukkan bahwa Ia adalah manu­sia, tetapi Ia juga disebut Tuan (Ingg: Lord / Tuhan) oleh Daud (Matius 22: 44a Mazmur 110:1), yang menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri!
MATIUS 22:41-23:12 (YESUS ADALAH MANUSIA DAN SEKALIGUS ALLAH SENDIRI)
otomotif, keuangan, gadget
H. P. Liddon: “David’s Son is David’s Lord. ... David describes his great descendant Messiah as his ‘Lord’ (Psa. 110:1). ... He is David’s descendant; the Pharisees knew that truth. But He is also David’s Lord. How could He both if He was merely human? The belief of Christendom can alone answer the question which our Lord addressed to the Pharisees. The Son of David is David’s Lord because He is God; the Lord of David is David’s Son because He is God incarnate” [= Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud. ... Daud menggambarkan keturunannya yang agung, Mesias, sebagai ‘Tuhan’nya (Maz 110:1). ... Ia adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi mengetahui kebenaran itu. Tetapi Ia juga adalah Tuhan dari Daud. Bagaimana Ia bisa adalah keduanya jika Ia hanya manusia semata-mata? Hanya kepercayaan dari orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh Tuhan kita kepada orang-orang Farisi. Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud karena Ia adalah Allah; Tuhan dari Daud adalah Anak dari Daud karena Ia adalah Allah yang berinkarnasi / menjadi manusia] - ‘The Divinity of the Lord and Saviour Jesus Christ’, hal 43.

Jadi, Yesus atau Mesias adalah manusia dan sekaligus Allah sendiri! Sudahkah saudara betul-betul percaya akan hal ini?

The Athanasian Creed / Pengakuan Iman Athanasius (bagian tentang Kristus): “28. It is, therefore, true faith that we believe and confess that our Lord Jesus Christ is both God and man. 29. He is God, generated from eternity from the substance of the Father; man, born in time from the substance of his mother. 30. Perfect God, perfect man, subsisting of a rational soul and human flesh. 31. Equal to the Father in respect to his divinity, less than the Father in respect to his humanity. 32. Who, although he is God and man, is not two but one Christ” (= 28. Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya dan mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan manusia. 29. Ia adalah Allah, diperanakkan dari kekekalan dari zat Sang Bapa; manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat ibuNya. 30. Allah yang sempurna, manusia yang sempurna, terdiri dari jiwa yang rasionil dan daging manusia. 31. Setara dengan Sang Bapa dalam hal keilahianNya, lebih rendah dari Sang Bapa dalam hal kemanusiaanNya. 32. Yang, sekalipun adalah Allah dan manusia, bukanlah dua tetapi satu Kristus) - A. A. Hodge, ‘Outlines of Theology’, hal 118.

2) ‘oleh pimpinan Roh’ (Matius 22: 43).
Ini menunjukkan bahwa bagian itu adalah Firman Tuhan yang tidak mungkin salah. Jadi, pada waktu Daud menuliskan bagian itu, ia tidak mungkin ngawur, karena saat itu ia dipimpin oleh Roh Kudus.
Ini menunjukkan bahwa penulis Kitab Suci menulis di bawah pimpinan Roh Kudus, sehingga yang mereka tuliskan bukan­lah sekedar tulisan manusia, tetapi merupakan Firman Tuhan!

3) Matius 22: 44a (bdk. Mazmur 110:1) menunjukkan adanya lebih dari satu pribadi dalam diri Allah, karena di sini ditunjukkan bahwa TUHAN (dalam Mazmur 110:1 = Yahweh) berbicara kepada Tuan / Lord (dalam Maz 110:1 = Adonai) dari Daud.

Karena itu, ayat ini dipakai sebagai salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal!

4) ‘musuh-musuh’ (Matius 22: 44).

a) Di sini jelas sekali ditunjukkan bahwa Yesus / Mesias mempunyai banyak musuh.

Karena itu jangan merasa heran kalau banyak orang memusuhi gereja / orang kristen / kekristenan / Firman Tuhan!

b) Bisa saja para musuh itu kelihatannya menang, tetapi:

1. Matius 22: 44 menunjukkan bahwa Kristus tetap duduk di sebelah kanan Allah (tempat tertinggi / termulia). Ini menun­jukkan bahwa apapun yang dilakukan oleh para musuh itu, hal itu tak akan bisa menggoyahkan kuasa / pemerintahan Kristus. Yesus tetap berkuasa / memerintah / mengontrol segala sesuatu!

Penerapan:

Apakah kadang-kadang saudara mengalami saat-saat dimana saudara merasa bahwa nasib saudara / orang kristen / gereja ada di tangan para musuh itu? Janganlah meman­dang dengan mata jasmani saudara! Pandanglah dengan iman, dan percayalah bahwa apapun yang terjadi, yang berkuasa dan memegang kontrol adalah Yesus Kristus dan bukannya para musuh!

2. Akhirnya para musuh itu akan takluk, dan kemenangan Kristus akan terlihat dengan nyata oleh semua orang.

Matius 22: 44: ‘musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu’ (bdk. Yosua 10:24).

Bandingkan juga dengan 1Korintus 15:24-25 & Filipi 2:10-11.

Hal ini akan terjadi pada hari kedatangan Kristus yang ke dua kalinya!

Penerapan:

Kalau saat ini gereja / orang kristen / kebenaran kelihatannya kalah, jangan putus asa / kecil hati. Karena Kristus sudah menang pada akhirnya, kita juga menang!

5) Mereka tak bisa menjawab (Matius 22: 46).

Sebetulnya mereka tentu tahu bahwa satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan Yesus itu adalah dengan mengakui bahwa Mesias / Yesus adalah manusia dan Allah! Tetapi, sekalipun Yesus menyusun argumentasi / ajaranNya dengan menggunakan ayat Kitab Suci sebagai dasar, dan sekalipun mereka tidak menemukan jalan lain untuk menjawab pertanyaan Yesus selain dengan mengakui bahwa Mesias / Yesus adalah manusia dan Allah, mereka tetap tidak mau mengakui hal itu. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang sombong, keras kepala dan tak mau tunduk pada otoritas dari Firman Tuhan.

Penerapan:

Apakah saudara sering berdebat seperti itu?
Matius 23:1-12.

Matius 22: 1-3:

1) Semua ini hanya berlaku kalau ajaran mereka benar!

Hal ini perlu diketahui karena ada gereja / hamba Tuhan yang menggunakan ayat-ayat ini untuk mengajar bahwa jemaat harus mendengar / menerima / mentaati apapun juga yang diajarkan oleh gereja / pendetanya. Tetapi ini jelas salah, karena Yesus sendiri sering menyerang ajaran yang salah dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat (bdk. Matius 5:21- 48 Matius 15:9 Matius 16:6 dsb).


2) Dari bagian ini kita bisa mendapatkan bahwa kalau pendeta mempunyai ajaran yang benar, tetapi hidupnya brengsek, maka:

a) Jemaat tidak boleh bereaksi dengan merendahkan / mening­galkan Firman Tuhan.

Sekalipun ini adalah reaksi yang sangat umum, tetapi ini adalah reaksi yang salah. Saudara harus bisa memisahkan antara ‘pemberita Firman Tuhan’ dan ‘Firman Tuhan yang ia beritakan’. Saudara harus tetap menghormati / menghargai Firman Tuhan, dan saudara tetap harus mau mendengar dan belajar Firman Tuhan, bahkan dari pendeta yang hidupnya brengsek tersebut (selama ajarannya benar), dan mentaati Firman Tuhan tersebut (Matius 22: 3a).

Agustinus: “We may profitably listen even to those whose lives are not profitable” (= Kita bisa mendapatkan manfaat dengan mendengar bahkan dari orang-orang yang hidupnya tidak berguna).

b) Jemaat tidak boleh bereaksi dengan ikut berbuat dosa.

Ini lagi-lagi merupakan reaksi yang sangat umum, tetapi yang juga adalah reaksi yang salah! Ingat bahwa:

· standard hidup saudara bukanlah kehidupan pendeta / pengkhot­bah, tetapi Firman Tuhan!

· saudara bertanggung jawab kepada Tuhan atas kehidupan saudara sendiri! (Roma 14:12).

Yesus menghendaki supaya jemaat tetap taat pada Firman Tuhan sekalipun pemberita firmannya hidup brengsek (Matius 22: 3)!

3) Setiap pemberita Firman Tuhan, bahkan setiap pemimpin / pejabat dalam gereja harus menyadari bahwa:

a) Jemaat mempunyai kecenderungan untuk merendahkan / meninggalkan Firman Tuhan, atau untuk ikut berbuat dosa, pada saat mereka melihat bahwa pemberita Firman Tuhan / pejabat gereja hidup brengsek! Pokoknya, makin kita aktif bagi Tuhan, makin Firman Tuhan akan direndahkan dan makin besar pengaruh negatif yang terjadi, kalau kita hidup brengsek! Karena itu, makin kita aktif bagi Tuhan, makin kita harus hidup berhati-hati!

b) Kalau pemberita Firman Tuhan / pemimpin gereja berbuat dosa, maka hukuman dosanya lebih berat, dan ini menunjukkan bahwa tingkat dosanya diperhitungkan lebih berat / besar oleh Tuhan (Matius 22: 14b bdk. Mark 12:40b Lukas 20:47b).

Jadi, dari sini bisa disimpulkan bahwa tingkat dosa bisa dipengaruhi / tergantung dari siapa pelaku dosa itu!

Penerapan:

Kalau jemaat bolos ke gereja, maka itu adalah dosa. Tetapi kalau pengurus / majelis / guru sekolah minggu / organist / liturgist bolos, maka dosanya diper- hitungkan lebih besar lagi. Kalau pengkhotbah / pendeta / penginjil membolos, dosanya diperhitungkan paling besar!

Hal ini juga berlaku untuk hal-hal lain, seperti datang terlambat, mengantuk dalam kebaktian, berdusta, melayani tanpa tanggung jawab dsb!

Apakah ajaran ini menyebabkan saudara yang mempunyai jabatan dalam gereja, lalu ingin mengundurkan diri, dan merasa lebih enak jadi jemaat biasa? Saudara boleh saja melakukan hal ini, kalau saudara ingin menjadi seperti istri Lot (Kejadian 19:26 bdk. Lukas 9:62)!

4) Pada waktu Yesus mengucapkan semua ini, Ia melakukannya demi kebaikan orang-orang / murid-muridNya yang mendengar­Nya. Karena itu, tindakanNya ini tidak bisa dikatakan sebagai:

a) Menghakimi.

b) Mempergunjingkan / ngrasani orang / menyebar gossip dsb.

Kalau kita menceritakan kejelekan si A tanpa ada guna­nya, atau untuk menjelekkan si A, maka itu jelas merupa­kan dosa. Tetapi kalau kita menceritakan kejelekan si A kepada orang yang kita cintai, dengan tujuan supaya orang yang kita cintai itu tidak menjadi korban kejelekan / kejahatan si A, maka itu jelas bukan dosa!

c) Suatu tindakan untuk menyombongkan diri.

Matius 22: 4-12:

1) Matius 22: 4:

a) Matius 22: 4a: ada yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ajaran-ajaran tambahan dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat (misalnya: tentang peraturan-peraturan Sabat yang begitu berat).

Tetapi Calvin mengatakan bahwa bagian ini terletak dalam kontex dimana Yesus mengkontraskan antara ajaran mereka yang benar dengan hidup mereka yang salah. Jadi, jelas bahwa ay 4a tidak menunjuk pada ajaran-ajaran tambahan yang salah itu, tetapi menunjuk pada Firman Tuhan yang benar yang mereka ajarkan.

b) Matius 22: 4b: ada yang menafsirkan bahwa ini berarti bahwa mereka tidak mau meringankan beban orang lain. Tetapi, karena kontex menekankan hidup mereka yang tidak sesuai dengan ajaran mereka, maka bagian ini lebih tepat kalau diartikan sebagai: mereka menghindari hukum / tak melakukan hukum dalam hidup mereka.

2) Matius 22: 5-7:

a) Dalam hal-hal dimana mereka kelihatannya baik / taat, maka motivasi mereka salah, karena mereka melakukannya ‘supaya dilihat orang’ (Matius 22: 5a bdk. Matius 6:1-18).

b) Contoh-contohnya:

· Matius 22: 5b: ‘tali sembahyang yang lebar’.

Untuk mentaati ayat-ayat seperti Kel 13:9,16 Ul 6:8 Ulangan 11:18 yang mereka tafsirkan secara hurufiah, maka mereka memakai tali sembahyang. Tali sembahyang ini berupa kotak-kotak kulit yang kecil yang diikatkan pada tubuh dengan menggunakan tali / pita-pita yang ada pada kedua ujung kotak-kotak itu. Ada 2 buah kotak kulit, yang satu mereka ikatkan pada lengan kiri bagian dalam (supaya dengan dengan ‘heart’), dan yang satunya mereka ikatkan pada dahi. Yang pada lengan kiri, adalah satu kotak kulit dengan 1 ruangan di dalamnya, dan diisi dengan gulungan-gulungan kulit yang bertuliskan 4 buah text KS yaitu Keluaran 13:1-10 Keluaran 13:11-16 Ul 6:4-9 Ul 11:13-21. Sedangkan yang pada dahi, adalah satu kotak kulit dengan 4 buah ruangan di dalamnya, yang masing-masing berisi salah satu dari 4 text Kitab Suci di atas. Untuk menarik perhatian orang, maka mereka memperlebar tali / pita dari tali sembahyang itu.

· Matius 22: 5b: ‘jumbai yang panjang’.

Ini mereka lakukan untuk mentaati FT dalam Bilangan 15:37-41 dan Ulangan 22:12.

Lagi-lagi, untuk menarik perhatian, mereka memperpan­jang jumbai-jumbai ini!

· ay 6: duduk di tempat terhormat / di depan (bdk. ajaran Yesus dalam Lukas 14:8-11).

Yang diserang oleh Yesus di sini, bukanlah tindakan mereka, tetapi motivasi mereka (supaya diperhatikan / dihormati). Jadi, jangan menggunakan ay 6 ini untuk menyerang pendeta / majelis / anggota Koor yang duduk di depan dalam kebaktian!

· Matius 22: 7: mereka suka menerima penghormatan di pasar, karena ada banyak orang di sana yang melihat hal itu.

· Matius 22: 7: suka dipanggil Rabi.

Sehubungan dengan ini Yesus memberikan Matius 22: 8-10.

2) Matius 22: 8-10:

Dalam menafsirkan ay 8-10 ini, kita harus memperhatikan bahwa:

¨ Paul menyebut dirinya ‘pengajar’ (1Timotius 2:7).

¨ Jabatan dalam gereja diberikan oleh Tuhan (Efesus 4:11).

¨ Tuhanlah yang memberi pengajar pada gereja (1Korintus 12:28).

¨ Paulus menyebut dirinya ‘bapa rohani’ (1Korintus 4:15 Filipi 2:22).

Karena itu, jelaslah bahwa dalam menafsirkan Matius 22: 8-10, kita harus memperhatikan bahwa:

“The prohibition must be understood in the spirit and not in the letter” (= Larangan ini harus dimengerti menurut arti yang sebenarnya, dan bukan menurut arti hurufiahnya).

Untuk bisa mengetahui arti yang sebenarnya, maka ada 2 hal yang harus diperhatikan:

· Arah / penekanan dari kontex (Matius 22: 7-12).

Matius 22: 7 jelas menyerang kesombongan, sifat ingin dihor­mati / ditinggikan dsb.

Matius 22: 11-12 jelas juga mengajar kerendahan hati dan melarang peninggian diri sendiri.

Jadi jelas bahwa Matius 22: 8-10 terletak dalam kontex (Matius 22: 7-12) yang menekankan bahwa kita harus rendah hati, tidak boleh ingin dihormati / meninggikan diri dsb.

· Penekanan dari Matius 22: 8-10 sendiri:

Matius 22: 8 menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya Rabi yang sejati; sedangkan semua orang kristen adalah saudara / setingkat (hanya Yesus yang ada di atas!).

Matius 22: 9 menunjukkan hanya ada 1 Bapa.

Matius 22: 10 menujukkan hanya ada 1 pemimpin yaitu Mesias.

Jadi, penekanan dari Matius 22: 8-10 ini adalah: kemuliaan hanya boleh diberikan kepada Allah; kita tak boleh mengurangi kemuliaan Allah dengan memberikannya kepada manusia.

Kesimpulan: Larangan menyebut Rabi, bapa, pemimpin hanya berlaku kalau:

¨ Orang itu ingin disebut demikian untuk meninggikan dirinya.

¨ Sebutan itu mengaburkan / mengurangi kemuliaan Allah / Tuhan Yesus.

Calvin tentang Matius 22: 9: “The true meaning therefore is, that the honour of a father is falsely ascribed to men, when it obscures the glory of God” (= Arti sebenarnya adalah, bahwa penghormatan bapa secara salah ditujukan kepada manusia, kalau itu mengaburkan kemuliaan Allah).

Karena itu, Matius 22: 8-10 ini (khususnya Matius 22: 8 - ‘kamu semua adalah saudara’), tidak bisa dipakai untuk membenarkan adanya ‘gereja tanpa gembala’ (gereja yang menolak adanya gembala / pendeta), seperti Gereja Sidang Jemaat Kristus. Ingat bahwa jabatan gembala itu juga diberikan oleh Tuhan (Efesus 4:11)!
-AMIN-
Next Post Previous Post