10 BUKTI KEILAHIAN YESUS KRISTUS

10 BUKTI KEILAHIAN YESUS KRISTUS

Pdt.Budi Asali, M.Div.

A.10 Bukti keilahian Yesus Kristus:

1) Yesus disebut ‘Anak Allah’.

Sebutan ‘Anak Allah’ harus diartikan menurut pengertian orang di sana pada jaman itu, bukan menurut pengertian orang di sini pada jaman ini!

Sebutan ‘Anak Allah’ ini tidak berarti bahwa mula-mula ada Allah, yang lalu beranak. Kalau diartikan seperti itu, jelas menunjukkan bahwa Yesus itu tidak kekal, sehingga Ia pasti bukan Allah.

Sebutan ‘Anak Allah’ bagi Yesus berarti bahwa Ia mempunyai hakekat yang sama dengan Allah Bapa dan itu berarti bahwa Ia adalah Allah sendiri (Yohanes 5:18 10:33 19:7).

Yohanes 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.”.

Catatan: Kata-kata ‘menyamakan diri’ seharusnya adalah ‘menyetarakan diri’.

Semua orang Yahudi tahu makna dari pengakuan Yesus sebagai Anak Allah ini. Penyetaraan diri dengan Allah ini mereka anggap sebagai penghujatan terhadap Allah dan karena itu mereka berusaha membunuh Dia.

2) Kitab Suci secara explicit mengatakan demikian 

(Yesaya 9:5 Yohanes 1:1 Roma 9:5 Fil 2:5b-7 Titus 2:13 Ibrani 1:8 2Petrus 1:1 1Yohanes 5:20).

a) Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”.

Perhatikan ayat Natal ini. Dalam ayat ini Yesus disebutkan sebagai ‘Allah yang perkasa’!

b) Yohanes 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”.

Kata ‘Firman’ (bahasa Yunani: LOGOS) di sini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yohanes 1:14a yang mengatakan bahwa ‘Firman itu telah menjadi manusia’ dan dari Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai ‘Anak Tunggal Allah’. Dan Yoh 1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.

c) Roma 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.

d) Filipi 2:5b-7 berbunyi sebagai berikut: “(5b) ... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”.

Istilah ‘dalam rupa Allah’ dan ‘kesetaraan dengan Allah’ sudah jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.

e) Titus 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,”.

Bagian terakhir dari ayat ini (yang saya garis bawahi) memungkinkan 2 cara pembacaan:

1. (Allah yang Mahabesar) dan (Juruselamat kita Yesus Kristus).

Kalau dipilih pembacaan yang ini, maka ayat ini membicarakan 2 pribadi, yang pertama adalah ‘Allah yang Mahabesar’, dan yang kedua adalah ‘Juruselamat kita Yesus Kristus’. Dengan demikian ayat ini tidak menunjukkan Yesus sebagai Allah.

2. (Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita), Yesus Kristus.

Kalau dipilih pembacaan yang ini, maka ayat ini hanya membicarakan satu pribadi, yaitu Yesus Kristus, yang digambarkan sebagai ‘Allah yang Mahabesar’ maupun sebagai ‘Juruselamat kita’.

Dengan demikian ayat ini menunjukkan Yesus sebagai ‘Allah yang besar’ (kata ‘maha’ sebetulnya tidak ada). Jadi, Yesus bukan ‘allah kecil’ seperti dalam ajaran Saksi Yehuwa!

NIV memilih pilihan kedua karena NIV menterjemahkannya sebagai berikut: ‘while we wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ’ [= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus].

f) Ibrani 1:8 - “Tetapi tentang Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran.”.

Kata-kata ‘tentang Anak’ bisa diterjemahkan ‘kepada Anak’.

KJV: ‘But unto the Son he saith’ [= Tetapi kepada Anak Ia berkata].

Calvin (hal 44) juga menterjemahkan Ibr 1:8 seperti KJV dan demikian juga dengan John Owen (‘Hebrews: The Epistle of Warning’, hal 10).

Jadi, ayat ini menunjukkan bahwa Allah berbicara kepada Anak / Yesus, dan menyebutnya sebagai ‘Allah’!

g) 2Petrus 1:1 - “Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”.

NASB: “... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ” [= oleh kebenaran Allah dan Jurusela­mat kita, Yesus Kristus].

Jadi di sini Yesus disebut dengan istilah ‘Allah dan Juruselamat kita’.

h) 1Yohanes 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.”.

Dalam ayat ini Yesus Kristus disebut dengan istilah ‘Allah yang benar’!

3) Kitab Suci memberikan nama-nama / gelar-gelar ilahi untuk Yesus 

(Yesaya 9:5 Yeremia 23:5-6 Yeremia 33:14-16 Matius 1:23 2Timotius 1:10 Ibr 1:8,10).

Beberapa dari ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:

a) Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”.

Ayat ini jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat itu Ia disebut sebagai ‘Allah yang perkasa’.

b) Yeremia 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN-keadilan kita.”.

Yang dimaksudkan dengan ‘tunas adil bagi Daud’ dalam text ini jelas adalah Yesus. Jadi ayat ini jelas juga merupakan nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat itu Kristus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata ‘TUHAN’ tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YHWH / YAHWEH. Ini adalah ayat-ayat yang sangat penting dalam menghadapi orang-orang Saksi Yehuwa karena dalam ayat-ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YHWH / YAHWEH.

Perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci sebutan ‘ADONAY’ [= Tuhan / Lord] bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan sebutan Ibrani ‘ELOHIM’ [= Allah / God(s)], atau sebutan Yunani THEOS [= God / Allah], bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia (Misalnya: Keluaran 4:16 Kel 7:1 Keluaran 12:12 Kel 20:3,23 Hakim 16:23-24 1Raja-Raja 18:27 Mazmur 82:1,6 Kisah Para Rasul 28:6). Tetapi sebutan YHWH / YAHWEH [= TUHAN / LORD] tidak pernah digunakan untuk siapapun selain Allah, karena YAHWEH adalah nama Allah (Keluaran 3:15 Yesaya 42:8)!

Mazmur 83:19 - “supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”.

NIV menterjemahkan secara berbeda.

NIV: ‘Let them know that you, whose name is the LORD - that you alone are the Most High over all the earth’ [= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau, yang namaNya adalah TUHAN - bahwa Engkau saja adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi].

Tetapi KJV/RSV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.

KJV: ‘That men may know that thou, whose name alone is JEHOVAH, art the most high over all the earth’ [= Supaya manusia bisa mengetahui bahwa Engkau sendiri yang namaNya adalah Yehovah, adalah yang maha tinggi atas seluruh bumi].

RSV: ‘Let them know that thou alone, whose name is the LORD, art the Most High over all the earth’ [= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi].

NASB: ‘That they may know that Thou alone, whose name is the LORD, Art the Most High over all the earth’ [= Supaya mereka bisa mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi].

Karena itu, kalau Yesus disebut dengan istilah YAHWEH / YEHOVAH, itu jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.

c) Dalam Perjanjian Lama, sebutan ‘Juruselamat’ dan ‘Penebus / Penolong’ ditujukan kepada Allah (Yesaya 43:3,11 Yesaya 45:15 Yeremia 14:8 Hosea 13:4), tetapi dalam Perjanjian Baru, sebutan itu ditujukan kepada Yesus (2Timotius 1:10 Titus 1:4 Titus 2:13 Tit 3:6 2Petrus 1:11 2Petrus 2:20 2Petrus 3:18).

d) Dalam Matius 1:23 Yesus disebut dengan istilah Immanuel, yang artinya adalah ‘God with us’ [= Allah dengan kita].

e) Bandingkan Mark 5:18-20 dengan Lukas 8:38-39.

Markus 5:18-20 - “(18) Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. (19) Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: ‘Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!’ (20) Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.”.

Lukas 8:38-39 - “(38) Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta supaya ia diperkenankan menyertaiNya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi, kataNya: (39) ‘Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.’ Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.”.

Yesus yang menyembuhkan orang itu. Tetapi dalam Markus 5:19 Yesus menyuruh orang itu untuk menceritakan apa yang diperbuat Tuhan atasnya, sedangkan dalam Lukas 8:39 Ia menyuruh orang itu untuk menceritakan apa yang diperbuat Allah alasnya. Lalu bagaimana tanggapan orang itu? Baik Markus maupun Lukas mengatakan bahwa orang itu lalu memberitakan apa yang diperbuat Yesus atasnya (Mark 5:20 Luk 8:39). Jadi, jelas bahwa ‘Yesus’ dan ‘Tuhan’ / ‘Allah’ bisa dibolak-balik dan itu berarti Yesus adalah Tuhan / Allah!

f) 1Korintus 2:8 menyebut Yesus sebagai ‘the Lord of glory’ [= Tuhan kemuliaan / Tuhan yang mulia].

Albert Banes dalam tafsirannya tentang 1Korintus 2:8 mengatakan bahwa:

1. Dalam Mazmur 24:7-10, YAHWEH disebut / diberi gelar ‘the King of glory’ [= Raja kemuliaan].

Mazmur 24:7-10 - “(7) Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! (8) ‘Siapakah itu Raja Kemuliaan?’ ‘TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!’ (9) Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! (10) ‘Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?’ ‘TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!’ Sela”.

Perhatikan bahwa kata ‘TUHAN’ semua hurufnya menggunakan huruf besar, dan ini menunjukkan bahwa itu berasal dari kata Ibrani YHWH yang merupakan nama dari Allah.

2. Dalam Kisah Para Rasul 7:2, Allah disebut / diberi gelar ‘the God of glory’ [= Allah yang maha mulia / Allah kemuliaan].

Kisah para rasul 7:2 - “Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diriNya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran”.

Lit: ‘the God of glory’ [= Allah kemuliaan].

Jadi, kalau sekarang dalam 1Korintus 2:8 Yesus disebut dengan ‘the Lord of glory’ [= Tuhan kemuliaan], maka Barnes menganggap itu sebagai gelar ilahi yang diberikan kepada Yesus, dan ini membuktikan bahwa Ia adalah Allah sendiri.

g) Dalam Ibrani 1:8,10 Allah menyebut Yesus / Anak dengan sebutan ‘Allah’ dan ‘Tuhan’.

Ibr 1:8,10 - “(8) Tetapi tentang Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. ... (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu.”.

Di atas sudah saya jelaskan bahwa kata-kata ‘tentang Anak’ bisa diterjemahkan ‘kepada Anak’. Jadi, dalam text ini Allah berbicara kepada Yesus, dan menyebutNya sebagai ‘Allah’ dan ‘Tuhan’!

4) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi seperti:

a) Kekal (Mikha 5:1b Yoh 1:1 Yohanes 8:58 Yohanes 10:10 Yohanes 17:5 Ibrani 1:11-12 Wahyu 1:8,17-18 Wahyu 22:13).

1. Mikha 5:1 - “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”.

Ayat ini jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, mengatakan ‘yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala’.

2. Yohanes 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”.

Dari ay 14nya terlihat bahwa yang dimaksud dengan ‘Firman’ di sini adalah Yesus. Dan ay 1nya mengatakan bahwa Firman / Yesus itu sudah ada ‘pada mulanya’. Ini menunjukkan kekekalan Yesus.

3. Yohanes 8:58 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.’”.

Catatan: kata ‘telah’ yang saya coret itu salah, seharusnya kata itu tidak ada!

Ayat mengatakan bahwa Yesus ada sebelum Abraham jadi, padahal Abraham hidup lebih dari 2000 tahun sebelum Kris­tus lahir.

4. Yohanes 10:10 - “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”.

Ayat ini, dan banyak ayat Kitab Suci yang lain, mengata­kan bahwa Yesus ‘datang’. Ini menunjuk pada saat kelahiran Yesus. Tidak dikatakan ‘dilahirkan’ tetapi ‘datang’, karena ‘datang’ menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu.

5. Yohanes 17:5 - “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada.”.

Ayat ini mengatakan bahwa Yesus memiliki kemuliaan di hadapan hadirat Allah sebelum dunia ada.

6. Ibrani 1:11-12 - “(11) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.’”.

a. Perhatikan kata-kata ‘semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan’.

b. Bahwa bagian ini menunjuk kepada Yesus adalah sesuatu yang jelas, karena Ibr 1:10-12 merupakan sambungan dari Ibr 1:8-9 (dihubungkan oleh kata ‘dan’ pada awal Ibrani 1:10), dan Ibr 1:8 berkata ‘tentang Anak’, yang seharusnya diterjemahkan ‘kepada Anak’.

7. Wahyu 1:8 - “‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.

Wahyu 1:17 - “(17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kakiNya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kananNya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”.

Wahyu 22:13 - “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.’”.

Wahyu 1:8 dan Wah 22:13 menyebut Yesus sebagai ‘Alfa dan Omega’ (huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani), dan Wah 1:17 dan Wah 22:13 mengatakan bahwa Ia adalah ‘Yang Awal dan Yang Akhir’, dan Wah 22:13 juga mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Yang pertama dan Yang terkemudian’, dan semua ini jelas menunjukkan bahwa Ia ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Lalu Wah 1:18 mengatakan bahwa Ia ‘hidup, sampai selama-lamanya’.

b) Suci / tak berdosa.

2Korintus 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”.

Ibrani 4:15 - “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”.

c) Mahakuasa.

Mujijat-mujijat yang Ia lakukan, seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, memberi makan 5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2 ikan, menenangkan badai, mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, mengusir setan, dsb, me-nunjukkan kemaha-kuasaanNya.

Memang nabi-nabi dan rasul-rasul tertentu juga melakukan banyak mujijat, tetapi ada beberapa perbedaan:

1. Tidak ada nabi / rasul yang bisa melakukan mujijat sesuai kehendaknya sendiri, tetapi Kristus bisa.

Yohanes 5:21 - “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya.”.

2. Nabi melakukan mujijat bukan dengan kuasanya sendiri tetapi dengan kuasa Allah, sedangkan rasul juga demikian karena mereka melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus. Alkitab bahkan mengatakan secara explicit bahwa rasul-rasul menerima kuasa dari Yesus untuk melakukan mujijat-mujijat (Luk 9:1). Tetapi Yesus melakukan mujijat dengan kuasaNya sendiri (bdk. Yoh 10:18), dan Ia tidak pernah menggunakan nama orang lain untuk melakukan mujijat.

Lukas 9:1 - “Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.”.

Yohanes 10:18 - “Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu.’”.

3. Tidak ada seorangpun pernah melakukan mujijat sebanyak / sehebat yang Yesus lakukan.

Yohanes 15:24 - “Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun BapaKu.”.

d) Mahatahu.

Matius 9:4 - “Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: ‘Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?”.

Matius 12:25 - “Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: ‘Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.”.

Yohanes 2:24-25 - “(24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”.

Yohanes 6:64 - “Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.”.

e) Mahaada.

1. Ini terlihat dari Yoh 1, yang mula-mula menyatakan bahwa Firman / Yesus itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah (Yoh 1:1), tetapi lalu menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu lalu menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:14). Tetapi anehnya Yoh 1:18 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu masih ada di pangkuan Bapa.

Yoh 1:1,14,18 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ... (18) Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.”.

Yohanes 1:18 (NIV): “... but God the only Son, who is at the Father’s side ...” [= ... tetapi satu-satunya Allah Anak, yang ada di sisi Bapa].

Perhatikan bentuk present tense ‘is’ yang digunakan oleh NIV. Bukan ‘was’ (bentuk lampau), tetapi ‘is’ (bentuk present)!

2. Kemahaadaan Yesus juga jelas terlihat dari janji yang Ia berikan dalam Mat 18:20 dan Mat 28:20b.

Matius 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”.

Matius 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.

Dengan adanya janji seperti itu, kalau Ia tidak mahaada, maka Ia pasti adalah seorang pendusta!

f) Tidak berubah.

Ibrani 13:8 - “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”.

Bahwa ‘tidak berubah’ mereka sifat Allah terlihat dari ayat seperti Mal 3:6 - “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.”.

5) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:

a) Penciptaan (Yohanes 1:3,10 1Korintus 8:6 Kolose 1:16 Ibrani 1:2,10).

b) Pengampunan dosa (Matius 9:2-7).

c) Penghancuran segala sesuatu (Ibrani 1:10-12).

d) Pembaharuan segala sesuatu (Filipi 3:21 Wahyu 21:5).

e) Penghakiman pada akhir jaman (Matius 25:31-32 Yohanes 5:22,27).

Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjuk-kan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Mengapa? 

1. Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak dari jaman Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah begitu banyak.

Kalau Kristus bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan adil?

2. Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbang-kan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komunis’ dimana hukuman semua orang sama), seperti:

a. Banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya sedikit tentu tidak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang dosanya banyak.

b. Tingkat dosanya.

Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Keluaran 21:12 dan Kel 22:1).

c. Tingkat pengetahuannya.

Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Lukas 12:47-48).

d. Kesengajaannya.

Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Keluaran 21:12-14).

e. Pengaruh dosa yang ditimbulkan.

Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b Lukas 20:47b).

f. Apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.

Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam Maz 25:3b Mazmur 35:19 Mazmur 69:5 Mazmur 119:78,86. Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz 4:3.

3. Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti:

a. Banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.

b. Jenis perbuatan baik yang dilakukan.

c. Besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuatan baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Lukas 21:1-4).

d. Motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb.

Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!

Charles Hodge: “As Christ is to be the judge, as all men are to appear before him, as the secrets of the hearts are to be the grounds of judgment, it is obvious that the sacred writers believed Christ to be a divine person, for nothing less than omniscience could qualify any one for the office here ascribed to our Lord.” [= Karena Kristus akan menjadi Hakim, karena semua orang akan menghadap di hadapanNya, karena rahasia dari hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa penulis-penulis sakral / kudus percaya bahwa Kristus adalah Pribadi ilahi, karena hanya kemahatahuan yang bisa memenuhi syarat bagi siapapun untuk jabatan / tugas yang di sini dianggap sebagai milik Tuhan kita.] - ‘I & II Corinthians’, hal 501.

Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri! 

6) Kitab Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:

a) Penghormatan.

Yohanes 5:23 - “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.”.

b) Kepercayaan.

Yohanes 14:1 - “‘Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.”.

c) Pengharapan.

1Korintus 15:19 - “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.”.

d) Penyejajaran namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah Tritunggal.

Matius 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”.

2Korintus 13:13 - “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.”.

7) KesatuanNya dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat di bawah ini:

a) Yohanes 10:30 - “Aku dan Bapa adalah satu.’”.

b) Yohanes 14:7-10a - “(7) Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia’. (8) Kata Filipus kepadaNya: ‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.’ (9) Kata Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. (10a) Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?”.

Dalam tafsirannya tentang Yohanes 17:10 (“dan segala milikKu adalah milikMu dan milikMu adalah milikKu”), Calvin memberikan suatu penerapan yang indah tentang kesatuan Bapa dan Anak dalam hidup / iman kita.

Calvin: “All these things are spoken for the confirmation of our faith. We must not seek salvation anywhere else than in Christ. But we shall not be satisfied with having Christ, if we do not know that we possess God in him. We must therefore believe that there is such unity between The Father and the Son as makes it impossible that they shall have anything separate from each other.” [= Semua hal-hal ini dikatakan untuk meneguhkan iman kita. Kita tidak boleh mencari keselamatan di tempat lain manapun juga selain di dalam Kristus. Tetapi kita tidak akan puas dengan memiliki Kristus, jika kita tidak mengetahui bahwa kita memiliki Allah dalam Dia. Karena itu kita harus percaya bahwa ada suatu kesatuan sedemikian rupa antara Bapa dan Anak sehingga membuatnya mustahil bahwa yang satu mempunyai apapun terpisah dari yang lainnya.] - hal 174.

8) Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Alla

(Yohanes 5:23 Yohanes 10:30 Yoh 14:7-10 Yohanes 15:23 Matius 26:63-64).

Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah. Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendus­ta. Tetapi Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut!

BACA JUGA: MAKALAH KRISTOLOGI

C. S. Lewis: “A man who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldn’t be a great moral teacher. He’d either be a lunatic ... or else he’d be the Devil of Hell. You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God, or else a madman or something worse.” [= Seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau orang ini adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi.].

9) Setan mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk kepada Yesus.

Matius 8:28-32 - “(28) Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. (29) Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’ (30) Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. (31) Maka setan-setan itu meminta kepadaNya, katanya: ‘Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.’ (32) Yesus berkata kepada mereka: ‘Pergilah!’ Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air.”.

10) Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus Kristus.

Dalam Ibr 1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah Anak / Yesus.

Ibrani 1:6 - “Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’”.

Yesus sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah.

Matius 14:33 - “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.

Matius 28:9,17 - “(9) Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya. ... (17) Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.”.

Yohanes 9:38 - “Katanya: ‘Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud menyembahNya.”.

Yohanes 20:28 - “Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’”.

Padahal Yesus sendiri berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10).

Matius 4:10 - “Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.

Dalam Perjanjian Lama memang ada banyak penyembahan terhadap manusia, seperti raja, nabi dan sebagainya. Tetapi sejak Yesus mengucapkan Matius 4:10, penyembahan hanya boleh dilakukan terhadap Allah. Karena itu rasul-rasul menolak sembah (Kisah Para Rasul 10:25-26 Kis 14:14-18), dan bahkan malaikatpun menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sembah itu kepada Allah (Wahyu 19:10 Wahyu 22:8-9). Herodes menerima penghormatan ilahi sehingga dihukum mati oleh Tuhan (Kis 12:20-23).

Jadi, orang / makhluk yang saleh pasti menolak sembah kalau ia memang bukan Allah. Orang yang bukan Allah tetapi mau menerima sembah, jelas bukan orang saleh.

Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih?

Saya sudah memberikan banyak bukti yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Sudahkah saudara percaya bahwa Yesus adalah Allah sendiri? Kalau tidak, saudara bukan orang Kristen! Kalau ya, itu bagus. Tetapi saya ingin bertanya lagi: apakah hidup saudara saudara arahkan sesuai dengan kepercayaan tersebut? Apakah saudara berusaha makin mengenal Dia (dengan belajar Firman Tuhan), mentaati Dia, melayani Dia, memuliakan Dia? Kalau tidak, ingat bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati!.

B. 10 BUKTI KEILAHIAN YESUS KRISTUS

Pdt.Samuel T.Gunawan, M.Th, tentang 10 bukti keilahian Yesus

1. Yesus Kristus memiliki dan menunjukkan sifat-sifat KeilahianNya. 

Kristus berdasarkan pengakuanNya sendiri Kristus memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, yaitu: (1) Kekekalan: Ia mengaku sudah ada sejak kekal (Yohanes 8:58; 17:5); (2) Mahahadir: Ia mengaku hadir di mana-mana (Matius 18:20; 28:20); (3) Mahatahu: Ia memperlihatkan pengetahuan tenaang hal-hal yang hanya dapat diketahui jika Ia mahatahu (Matius16:21; Lukas 6:8; 11:7; Yohanes 4:29); (4) Mahakuasa: Ia memperagakan dan menyatakan kekuasaan satu Pribadi yang Mahakuasa (Matius 28:20; Markus 5:11-15;Yohanes 11:38-44).

Sifat-sifat Kealahan yang lain dinyatakan bagi diri-Nya oleh orang lain (misal "tidak berubah", Ibrani 13:5), tetapi apa yang dikutip di atas tadi adalah apa yang diakui oleh-Nya bagi diri-Nya sendiri.

2. Yesus Kristus melakukan tindakan-tindakan yang hanya dilakukan oleh Allah. 

Perhatikanlah perkerjaan dan tindakan yang dilakukan oleh Kristus berikut ini: (1) Pengampunan: Ia mengampuni dosa selama-lamanya. Manusia mungkin dapat melakukannya untuk sementara,namun Kristus memberikan pengampunan kekal (Markus 2:1-12); (2) Kehidupan: Ia memberikan kehidupan rohani kepada barang siapa yang dihendaki-Nya (Yohanes 5:21); (3) Kebangkitan: Ia akan membangkitkan orang mati (Yohanes 11:43); (4) Penghakiman: Ia akan menghakimi semua orang (Yohanes 5:22, 27). Lagi-lagi, semua contoh di atas adalah hal-hal yang Ia lakukan atau pengakuan yang diucapkan-Nya sendiri, bukan orang lain.

3. Yesus Kristus diberi Nama-nama dan Gelar-gelar Keallahan.

(1) Anak Allah. Tuhan kita mempergunakan gelar bagi diri-Nya (meskipun hanya kadang-kadang, Yohanes 10:36), dan Ia mengakui kebenarannya ketika dipergunakan oleh orang lain untuk menunjuk kepada-Nya (Matius 26:63- 64). Apakah artinya? Meskipun frase "anak dari" dapat berarti "keturunan dari", hal ini juga mengandung arti "dari kaum". Jadi, dalam Perjanjian Lama "anak- anak para nabi" berarti dari kaum nabi (1 Raja-raja 20:35), dan “anak- anak penyanyi” berarti kaum penyanyi (Nehemia 12:28). 

Petunjuk "Anak Allah" apabila dipergunakan untuk Tuhan kita, berarti dari “kaum Allah dan merupakan suatu klaim yang kuat dan jelas untuk Keallahan yang penuh”. Dalam penggunaan di antara orang Yahudi, perkataan "Anak (dari)..." umumnya tidak berarti suatu pembawahan, tetapi lebih kepada persamaan dan jati diri hakikat. Contoh, nama “anak penghiburan” (Kisah Para Rasul 4:36) tak pelak lagi berarti, “si penghibur”. "Anak-anak guruh” (Markus 3:17) mungkin sekali berarti “penggeledek”. “Anak Manusia”, terutama sebagaimana berlaku untuk Kristus dalam Daniel 7:13 dan selalu dalam Perjanjian Baru, hakikatnya berarti "Orang yang Mewakili". Jadi, bagi Kristus untuk mengatakan, “Akulah Anak Allah” (Yohanes 10:36) dianggap oleh orang-orang pada masa-Nya sebagai memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah, sejajar dengan Bapa, yang menurut mereka tidak layak.

(2) Tuhan dan Allah. Yesus Kristus disebut Yahweh dalam Perjanjian Baru. Hal ini menunjukkan Keallahan-Nya yang penuh (bandingkan Lukas 1:76 dengan Maleakhi 3:1 dan Amsal 10:13 dengan Yoel 2:32). Ia juga disebut Allah (Yohanes 1:1; 20:28; Ibrani 1:8), Tuhan (Matius 22:43-45), dan Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan (Wahyu 19:16).

4. Yesus Kristus Mengakui diriNya sebagai Allah. 

Mungkin peristiwa yang paling kuat dan jelas tentang pengakuan ini, terjadi pada waktu hari raya penahbisan Bait Allah di Yerusalem, ketika Ia berkata, "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30). Kata "satu" di sini bukan berarti Ia dan Bapa merupakan satu Pribadi melainkan bahwa mereka merupakan kesatuan dalam sifat dan kegiatannya, suatu fakta yang benar, hanya jika Ia sama Keallahan - Nya dengan Bapa. 

Orang-orang yang mendengar pengakuan ini mahaminya demikian karena itu mereka segera berupaya merajam-Nya dengan alasan penghujatan karena Ia menyatakan diri-Nya sebagai Allah (Ayub 33). Bagaimana seseorang dapat mengatakan bahwa Yesus dari Nazaret sendiri tak pernah mengaku sebagai Allah? Dan bahwa pengikut-Nyalah yang menyatakan demi Dia? Kebanyakan dari kutipan diatas berasal dari kata-kata Kristus Sendiri.


Karena itu, kita haruslah menghadapi satu-satunya pilihan: apakah yang diakui-Nya itu memang benar ataukah Ia seorang pembohong. Dan apa yang diakui-Nya itu merupakan Keallahan yang penuh dan sempurna - tak ada yang kurang atau dikurangkan semasa hidup-Nya di bumi.

5. Yesus Kristus Menyatakan Mempunyai Penghormatan yang Sama dengan Allah

Dalam Yohanes 5:23 berkata, "Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia". Dalam ayat ini, Yesus menyatakan dengan jelas bahwa manusia akan menghormati Dia sebagaimana mereka menghormati Bapa. 

Jikalau Anda mulai membaca dari ayat 16, Anda akan menemukan bahwa orang-orang Yahudi mau membunuh Yesus. Orang-orang Yahudi berkata bahwa Yesus telah mengajar bahwa Dia sama dengan Allah (ayat 18). Jika Yesus tidak menjadi sama dengan Allah, Dia sudah tentu akan membenarkan mereka. Dia akan membuat itu jelas bagi mereka bahwa Ia tidak sama dengan Allah. 

Apakah Dia melakukan ini? Tidak. Malahan Yesus memberitahukan kepada mereka bahwa "Semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa." Perhatikan dalam Filipi 2:6, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan" Ayat ini menceritakan bahwa Yesus telah menjadi Allah sebelum Ia datang di dunia. Yesus tidak pernah berpikir bahwa Dia merampas hak Allah dengan menjadi sejajar dengan Allah, melainkan Ia sedang menyatakan sejajar dengan Allah karena Ia adalah Allah itu sendiri.

6. Keilahian Yesus Kristus berdasarkan kesatuannya dalam Trinitas. 

Dalam Matius 28:19 dikatakan “dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus”. Secara khusus, frase Yunani yang tertulis di Matius 28:19 yaitu “baptizontes autous eis to onoma tou patros kai tou uiou kai tou agiou pneumatos” yang diterjemahkan menjadi “baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus”, di mana hal yang menarik adalah bahwa sekalipun di sini disebutkan tiga buah nama yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus, tetapi kata kata Yunani “eis to onomo” yang diterjemahkan “dalam nama” adalah nominatif singular (bentuk tunggal, bukan bentuk jamak)! Bentuk jamak dari kata Yunani “onomo (nama)” adalah “onomata”. 

Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name (bentuk tunggal), bukan names (bentuk jamak). Karena itu ayat ini bukan hanya menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setara, tetapi juga menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu atau esa. 

Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name (bentuk tunggal), bukan names (bentuk jamak). Karena itu ayat ini bukan hanya menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setara, tetapi juga menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu atau esa. Kata “esa” yang digunakan dalam Ulangan 6:4 dalam bahasa Ibraninya adalah “Ekhad” yang menunjuk kepada “satu kesatuan yang mengandung makna kejamakan; dan bukan satu yang mutlak”. Jika yang dimaksud “satu-satunya; atau satu yang mutlak” maka dalam bahasa Ibrani yang digunakan adalah “yakhid”.

7. Keilahian Kristus dinyatakan melalui karyaNya sebagai Pencipta dan Pemelihara.

Alkitab menyatakan bahwa Yesus terlibat dalam penciptaan segala sesuatu (Yohanes 1:3; Kolose 1:15-17; Ibrani 1:2). Hal ini menyatakan keilahianNya dimana dengan kuasaNya Ia mampu menciptakan segala sesuatu.Dan kini, Ia juga memelihara ciptaanNya, karena segala sesuatu ada di dalam Dia. 

Beberapa frase penting Yunani dalam Kolose 1:16 menyatakan Kristus sebagai pencipta adalah : (1) Frase “(en autô)” artinya “di dalam Dia”. Frase ini menekankan bahwa seluruh alam semesta yang tercipta berpusat dan berada di dalam kendali serta pemeliharaan Kristus; (2) Frase “di’ autou” artinya “oleh Dia”. Frase tersebut mengungkapkan bhawa Kristus adalah perancang, pelaksana dan penyebab terjadinya segala ciptaan; (3) Frase “eis auton” artinya “untuk Dia”. Frase ini menjelaskan bahwa kemuliaan segala ciptaan layak dipersembahkan untuk kemuliaan Allah Tritunggal di dalam Kristus. Sebab tanpa Kristus tidak ada satupun yang akan tercipta secara sempurna (Roma 11:36; 1 Korintus 8:6). Ketika frase tersebut di atas menjelaskan bahwa Kristus bukan hanya Seorang yang olehNya segala sesuatu dicipta, tetapi juga Seorang yang didalamNya segala sesuatu terpelihara dan dikuasai (Yohanes 1:3; Ibrani 1:2) Wahyu 3:14).

8. Keilahian Kristus Dibuktikan oleh Mujizat-mujizat Yang DilakukanNya. 

Begitu banyak mujizat yang dicatat yang dilakukan Kristus dalam catatan 4 kitab Injil. Jelas sekali bahwa Tuhan Yesus melakukan mujizat bukan untuk memamerkan kehebatanNya dan untuk meninggikan diriNya. Jika kita memperhatikan dalam Matius 4:2-7; Lukas 4:3,4, ketika Yesus dicobai Iblis, dia menolak melakukan mujizat, karena tujuan mujizatNya bukan untuk dipamerkan atau dipertontonkan. Walaupun mujizat yang dilakukan Yesus dapat memimpin kepada iman yang sejati (Yohanes 12:37), dan menguatkan iman mereka yang sudah percaya kepadaNya (Matius 8:27). Namun itu bukanlah tujuan utamanya. 

Mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus tentu saja dilakukanNya dengan tujuan untuk menyatakan keilahianNya yang memancarkan kemuliaan Allah, dan agar murid-muridNya percaya kepadaNya (Yoahanes 2:11). Mujizat Tuhan Yesus adalah bukti keilahianNya dan kuasaNya yang melampaui segala kuasa yang ada (Matius 28:18). Mujizat Tuhan Yesus ialah tanda bahwa Dia Juruselamat yang sejati (Mesias), dan supaya manusia berdosa dapat beroleh hidup dalam namaNya (Yohanes 20:30,31). Dari keempat kitab Injil kita bisa menemukan ada sekitar 40 catatan tentang mujizat Tuhan Yesus Kristus. 

Dari keseluruh catatan itu, dapat kita bagi dalam berbagai golongan atau jenis mujizat yang dilakukanNya : 

(1) Mujizat yang berhubungan dengan alam semesta : angin ribut diredakan (Matius 8:26,27) dan Yesus berjalan di atas air (Yohanes 6:16); 

(2) Mujizat yang berhubungan dengan pengusiran roh jahat (Matius 8:28-32; 9:32,33; 15:22-28; 17:14-18; Markus 1:23-27; 5:12,13); 

(3) Mujizat yang berhubungan dengan sakit penyakit : lumpuh (Matius 8:13; 9:6; Yohanes 5:9), tangan mati sebelah (Matius 12:13), bungkuk (Lukas 13:12), sakit pendarahan (Matius 9:22), busung air (Lukas 14:2), sakit panas atau demam (Matius 8:15), bisu (Matius 9:33), buta (Yohanes 9:1-33), tuli (Matius 11:5), kusta (Matius 8:3; Lukas 17:19), dan lain-lainnya; 

(4) Mujizat yang berhubungan dengan kematian : Lazarus (Yohanes 11:43,44), anak perempuan Yairus (Matius 9:18-26), anak janda di Nain (Lukas 17:12-15); 

(5) Mujizat lainnya : air jadi anggur (Yohanes 2:1-11), 5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang dewasa (Yohanes 6:1-14), memberi makan 4000 orang (Matius 15:32-39), pohon ara yang kering (Matius 21:18-22), uang logam di mulut ikan (matius 17:27), perahu yang penuh ikan (Lukas 5:1-11; Yohanes 21:6); 

(6) Mujizat yang berhubungan dengan kebangkitanNya (Matius 28:6-7; Roma 1:4; 1 Korintus 15:4).

9. Keilahian Kristus Dibuktikan Dengan KebangkitanNya dari Kematian. 

Kebangkitan Tuhan Yesus terjadi sesudah tiga hari di dalam kubur. Kejadian kebangkitan Kristus terdokumentasi dengan baik dalam Perjanjian Baru dengan saksi-saksi yang jujur dan dapat dipercaya. Perlu dicatat juga bahwa dunia terakhir kali melihat Yesus di kayu salib, yaitu pada saat kematianNya. Hanya saksi-saksi pilihan yang melihat Dia hidup, yaitu dalam hidup kebangkitanNya. Sesungguhnya banyak bukti yang tidak bisa salah mengenai Tuhan kita Yesus Kristus yang bangkit (Kisah Para Rasul 1:3; 10:39-41; 1 Korintus 15:1-4; Wahyu 1:17-18). Kesaksian Para murid tentang Kristus yang dibangkitkan adalah lengkap. Sangat mustahil untuk mengatakan ratusan saksi ini pendusta yang membuat cerita kebangkitan dengan risiko ancaman (mati) atas hidup mereka sendiri. Demi kesaksian dan bukti-bukti kebangkitan mereka semua rela mati dan tetap teguh pada pendirian mereka. 

Pentingnya kebangkitan Kristus didasarkan pada alasan : 

(1) Untuk menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama mengenai kebangkitanNya. KebangkitanNya, demikian juga kelahiran, kehidupan, pelayanan dan kematianNya telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. (Kejadian 3:15; Marmur 2:7; 16:8-11; 21:4; 89:71; 110:1; Yeasaya 53:10-12); 

(2) Sifat Kristus sendiri mengaharuskan kebangkitanNya. Kristus adalah Allah-manusia dalam satu pribadi yang kudus dan tidak berdosa, maut tidak berkuasa atas Dia. Juruselamat haruslah seorang manusia supaya Ia bisa mati untuk membayar dosa-dosa dan harus Allah supaya bisa bangkit dari kematian sebagai tanda korbanNya diterima. (Kisah Para Rasul 2:24; Mazmur 16:10); 

(3) Perlu bagi Kristus untuk bangkit dari kematian untuk meneguhkan kebenaran pernyataan-pernyataanNya sendiri mengenai kebangkitanNya (Matius 12:39-40; 16:21; 17:22-23; 27:62-64; Markus 8:31; 10:45; Yohanes 2:18-22). 

(4) Kebangkitan Kristus sungguh-sungguh perlu untuk melengkapi pekerjaan penebusan, karena jika Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka kita semua masih berada dalam dosa (1 Korintus 15:16-20). Hanya kematian dan kebangkitanNya yang menyelamatkan manusia (Roma 5:8-10). Bukti bahwa Kristus telah menaklukkan dosa, setan, penyakit dan maut (kematian) adalah dengan kebangkitanNya dari kematian. Dan kebangkitanNya dari kematian membuktikan bahwa Ia adalah Allah (Ibrani 2:9-14; Wahyu 1:18). 

Norman L. Geisler menyatakan bahwa kebangkitan Kristus merupakan bukti yang mendukung pernyataan Yesus sebagai Allah adalah yang teragung dan terbesar dari semua bukti-bukti lainnya. Dia mengatakan, “Tidak ada yang seperti ini yang pernah dinyatakan oleh agama lainnya, dan tidak ada mujizat yang memiliki bukti historis yang lebih banyak untuk meneguhkan hal ini”.  Dan secara teologis, “kebangkitan Yesus membuktikan kebenaran keilahianNya”

10.Yesus Kristus Memakai Gelar Anak Allah Bagi DiriNya Sendiri. 

Kristus memakai gelar “Anak Allah” bagi diri-Nya (meskipun hanya kadang-kadang, Yohanes 10:36; Bandingan Yohanes 5:18), dan Ia mengakui kebenarannya ketika dipergunakan oleh orang lain untuk menunjuk kepadaNya (Matius 26:63- 64). 

Henry C. Thiessen menjelaskan, “Pernyataan Yesus bahwa Ia adalah Anak Allah jelas dimaksudkan untuk menunjuk kepada keilahianNya” Hal ini juga tersirat dari pernyataan Yohanes bahwa Yesus adalah “Anak tunggal” Allah (Bandingan Yohanes 3:16,18). Apakah artinya? Meskipun frase "anak dari" dapat berarti "keturunan dari", hal ini juga mengandung arti "dari kaum". Jadi, dalam Perjanjian Lama "anak- anak para nabi" berarti dari kaum nabi (1 Raja-raja 20:35), dan “anak- anak penyanyi” berarti kaum penyanyi (Nehemia 12:28). 

Petunjuk "Anak Allah" apabila dipergunakan untuk Tuhan kita, berarti dari “kaum Allah dan merupakan suatu klaim yang kuat dan jelas untuk Keallahan yang penuh”. Dalam penggunaan di antara orang Yahudi, perkataan "Anak (dari)..." umumnya tidak berarti suatu pembawahan, tetapi lebih kepada persamaan dan jati diri hakikat. Contoh, nama “anak penghiburan” (Kisah Para Rasul 4:36) tak pelak lagi berarti, “si penghibur”. "Anak-anak guruh” (Markus 3:17) mungkin sekali berarti “penggeledek”. “Anak Manusia”, terutama sebagaimana berlaku untuk Kristus dalam Daniel 7:13 dan selalu dalam Perjanjian Baru, hakikatnya berarti "Orang yang Mewakili". 

Jadi, bagi Kristus untuk mengatakan, “Akulah Anak Allah” (Yohanes 10:36) dianggap oleh orang-orang pada masa-Nya sebagai memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah, sejajar dengan Bapa, yang menurut mereka tidak layak.

C.Pentingnya Keilahian Kristus.

1) Supaya Ia bisa taat sempurna kepada BapaNya.
Ini penting karena kalau Ia jatuh ke dalam dosa 1 x saja, maka Ia tidak mungkin menebus dosa kita.

2) Supaya pengorbanan / kematianNya mempunyai nilai penebusan yang tak terbatas.
Logikanya, kalau Ia hanya seorang manusia biasa, maka paling-paling kematianNya hanya bisa menebus seorang manu­sia. Bahkan sebetulnya tidak ada manusia bisa menebus manusia yang lain. Hal ini dinyatakan dalam Mazmur 49:8-9. Tetapi karena dalam Kitab Suci bahasa Indonesia ada kesalahan penterjemahan, maka di sini saya memberikan terjemahan NIV.

Ps 49:6-7 (NIV): “No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= tidak seorang manusia­pun bisa menebus nyawa orang lain, atau mem-berikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sa-ngat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).


Charles Hodge: “This perfection of the satisfaction of Christ, … is not due to his having suffered either in kind or in degree what the sinner would have been required to endure; but principally to the infinite dignity of his person. He was not a mere man, but God and man in one person” (= Kesempurnaan dari pemuasan / pelunasan Kristus ini, … bukanlah karena Ia telah menderita apa yang seharusnya ditanggung orang berdosa, baik dalam jenisnya atau dalam tingkatannya; tetapi terutama karena martabat yang tak terbatas dari pribadiNya. Ia bukan semata-mata seorang manusia, tetapi Allah dan manusia dalam satu pribadi) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 483.

3) Supaya pada waktu Allah menimpakan hukuman umat manusia kepada Yesus, Ia tidak bertindak tidak adil.

Kalau Yesus hanya seorang manusia biasa, dan Allah menimpa­kan hu-kuman umat manusia kepada Yesus, maka Allah jelas telah bertindak tidak adil, karena Ia menghukum seseorang karena dosa orang lain. Tetapi karena Yesus adalah Allah sendiri, maka Allah tetap adil, karena pada waktu Ia menimpakan hukuman umat manusia kepada Yesus, pada hakekatnya Ia menimpakan hukuman itu kepada diriNya sendiri.

10 BUKTI KEILAHIAN YESUS KRISTUS. https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post