MATIUS 23:23-39 (HAL TERPENTING DALAM HUKUM TAURAT)

Pdt.Budi Asali, M.Div.

Matius 23: 23-24:

1) ‘Persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan’ (Matius 23: 23 bdk. Lukas 11:42 - ‘selasih, inggu dan segala jenis sayuran’).
MATIUS 23:23-39 (HAL TERPENTING DALAM HUKUM TAURAT)
otomotif, keuangan, gadget
selasih, adas manis, jintan, inggu, dsb adalah tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai bumbu. Ini hanya merupa­kan hasil sampingan dari ladang, sehingga hasilnya hanya sedikit, dan lagi harganyapun murah.

tentang perpuluhan, dalam Ulangan 14:23 dikatakan bahwa orang Israel harus memberikan perpuluhan dari gandum, anggur, minyak (yang merupakan hasil utama dari ladang) dan ternak. Tetapi karena dalam Ulangan 14:22 dikatakan ‘seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu’, dan dalam Imamat 27:30 dikatakan ‘segala persembahan persepuluhan dari tanah’, maka akhirnya ahli Taurat dan orang Farisi beranggapan bahwa dari tanaman seperti selasih, adas manis, jintan, inggu dsb, sekalipun hasilnya sangat sedikit, juga harus diberikan persepuluhan.

ini menunjukkan ketaatan ahli Taurat dan orang Farisi dalam hal-hal yang sangat kecil.

2) Mereka mengabaikan hal-hal terpenting dalam Hukum Taurat, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan (Matius 23: 23 bdk. Lukas 11:42 - keadilan dan kasih Allah).

Jadi, jelaslah bahwa mereka dikecam oleh Yesus, bukan karena mereka menekankan hal-hal yang kecil. Mereka dike­cam karena mereka menekankan hal-hal yang kecil, tetapi mengabaikan hal-hal yang besar. Mereka fanatik hanya dalam bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci. Fanatisme adalah suatu hal yang baik (perhatikan sikap Tuhan kepada orang-orang yang ‘tidak fanatik’ dalam mengikut Dia dalam Wahyu 3:15-16), asal kita fanatik dalam semua bagian dari Kitab Suci!

Penerapan:

Apakah saudara juga sering menekankan hal-hal kecil, tetapi pada saat yang sama mengabaikan hal-hal yang jauh lebih penting?

Contoh:

ada orang-orang yang senang mempersoalkan cara duduk di gereja, pakaian untuk pergi ke gereja, posisi berdoa dsb, tetapi pada saat yang sama, mereka mengabaikan kasih kepada sesama, dan membiarkan kesombongan bercokol dalam dirinya!

ada gereja / hamba Tuhan yang menekankan kode etik yang harus dipatuhi oleh hamba Tuhan dalam berkhotbah, tetapi pada saat yang sama, mereka sendiri mengabaikan pemberi­taan Injil / Firman Tuhan!

3) ‘Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan’ (Matius 23: 23).

Kata-kata ‘yang satu’ menunjuk pada hal-hal yang terpenting dalam hukum Taurat; sedangkan kata-kata ‘yang lain’ menunjuk pada persepuluhan dari selasih, adas manis, dan jintan.

Kalimat ini membingungkan banyak orang yang menganggap bahwa persembahan persepuluhan dari selasih, adas manis, dan jintan adalah sesuatu yang keterlaluan, dan tidak mungkin Yesus menyetujui persembahan persepuluhan dalam hal-hal seperti itu

Karena itu, akhirnya muncul banyak penafsiran tentang bagian ini:

a) Bagian ini bukan kata-kata Yesus, dan seharusnya tidak termasuk dalam Kitab Suci.

Tetapi tidak ada textual evidence (= bukti text) untuk mendukung pandangan ini, artinya semua manuscript mem­punyai bagian ini sehingga bagian ini tidak seharusnya dianggap sebagai penambahan.

b) Kata-kata ‘yang lain’ dalam Matius 23: 23 ini tidak diartikan sebagai ‘persembahan persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan’, tetapi hanya sekedar diartikan ‘persembahan persepuluhan’. Dengan demikian, Yesus bukannya menyetujui persembahan persepuluhan dalam hal-hal kecil itu, tetapi hanya sekedar menyetujui persembahan persepuluhan.

c) ‘Hal-hal yang terpenting dalam hukum Taurat’ dianggap mewakili semua hal-hal yang penting; sedangkan ‘persepu­luhan dari selasih, adas manis dan jintan’ dianggap mewakili semua hal-hal kecil. Jadi, kalimat ini berarti: kita harus taat kepada Tuhan dalam hal-hal yang besar maupun hal-hal yang kecil.

d) Diartikan secara hurufiah.

Jadi Yesus memaksudkan bahwa hal-hal yang terpenting dalam hukum Taurat (keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan) harus dilakukan, dan demikian juga persembahan persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan harus dibayar.

Kalau diartikan demikian, maka itu berarti bahwa persembahan perse­puluhan dalam hal-hal kecilpun memang harus dilakukan. Misalnya: persembahan persepuluhan dari bunga uang di bank, persembahan persepu­luhan dari persen / tip yang saudara dapatkan.

Saya condong untuk menerima pandangan c) dan d).

4) Matius 23: 24: Mereka memang selalu menapiskan (= menyaring) anggur yang akan mereka minum, supaya jangan ada serangga yang terminum. Alasannya: Imamat 11:20-23 mengatakan bahwa semua serangga, kecuali belalang, haram untuk dimakan.

Tetapi unta, yang jauh lebih besar dari nyamuk, dan yang juga termasuk binatang yang haram untuk dimakan (bdk. Imamat 11:3-4), mereka telan.

Jadi, Matius 23: 24 adalah suatu perumpamaan untuk menyerang praktek orang Farisi dan ahli Taurat dalam Matius 23: 23, dan membuat praktek mereka itu menjadi suatu karikatur yang menggelikan.

Matius 23: 25-26:

Ada yang berpendapat bahwa di sini Yesus menyerang mereka karena mereka membersihkan diri mereka dalam hal-hal lahiriah yang kelihatan oleh mata, tetapi mereka membiarkan hati mereka dipenuhi oleh segala macam kekotoran seperti motiva­si yang salah, kesombongan, iri hati, kebencian, kemunafikan dsb. Tetapi kalau Matius 23: 25-26 ini artinya demikian, maka Matius 23: 25-26 mempunyai serangan yang sama dengan Matius 23: 27-28 (sedangkan kelihatannya dalam bacaan ini, setiap kali Yesus mengucapkan ‘celakalah’, maka Ia memberi serangan yang berbeda / baru).

Saya berpendapat bahwa di sini Yesus menyerang mereka karena mereka menekankan tradisi / upacara keagamaan yang bersifat lahiriah, tetapi mereka mengabaikan hukum. Mereka memang sangat menekankan pembasuhan (bdk. Matius 15:2), padahal ini hanyalah tradisi / ajaran mereka sendiri yang tidak pernah diperintahkan oleh Tuhan. Tetapi mereka mengabaikan hukum. Ini terlihat dari kata:

· ‘rampasan’. Isi pinggan = hasil rampasan.

· ‘kerakusan’. Mereka makan tanpa penguasaan diri.

Penerapan:

Dalam gereja sekarangpun ada banyak orang yang senang menekankan sesuatu yang hanya merupakan tradisi (yang tak diperintahkan oleh Tuhan), tetapi mengabaikan hukum. Contoh:

¨ Kalau rapat, diharuskan memakai renungan Firman Tuhan.

Tetapi rapat dipenuhi dengan hal-hal duniawi, dan dalam rapat mereka berfoya-foya menggunakan uang gereja.

¨ kebaktian diharuskan memakai 12 Pengakuan Iman Rasuli, dan doa Bapa Kami.

Tetapi kebaktian dilakukan dengan tidak tertib, banyak orang terlambat, banyak anak ribut dan jalan-jalan dsb.

¨ pendeta diharuskan memakai toga.

Tetapi dalam kebaktian, tidak ada pemberitaan Injil / Firman Tuhan yang serius; hanya ada dongeng, lelucon dan kesaksian.

Matius 23: 27-28:

1) Bagi orang Yahudi, orang yang menyentuh kuburan dianggap menjadi najis (ini mereka dapatkan dari Bilangan 19:16 yang mengatakan bahwa menyentuh mayat menjadikan seseorang najis). Supaya orang tak menyenggol kuburan secara tidak sengaja, maka kuburan dilabur putih, sehingga kelihatan dengan jelas

Hal ini dipakai oleh Yesus untuk menyerang orang Farisi / ahli Taurat yang hanya secara lahiriah kelihatan hebat, tetapi hatinya dipenuhi kebusukan (bdk. 1Samuel 16:7).

2) Bdk. Lukas 11:44 - ‘kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya’. Artinya sebetulnya sama dengan ayat dalam Matius. Karena kuburan itu kelihatan bagus dari luar, maka orang yang berjalan di atasnya tidak merasakan bahwa di dalamnya dipenuhi kebusukan.

3) Arti dari Matius 23: 27 ada pada Matius 23: 28.

Kata ‘kedurjanaan’ dalam Matius 23: 28, oleh NASB diterjemahkan secara hurufiah, yaitu ‘lawlessness’. Ini menunjuk­kan bahwa mereka tidak peduli pada hukum, dan mereka hidup sea­kan-akan hukum itu tidak ada.

Matius 23: 29-36:

1) Tindakan mereka dalam Matius 23: 29 (membangun makam nabi-nabi) lagi-lagi merupakan tindakan munafik, karena:

a) Mereka melakukan hal itu bukan karena mereka menghormati nabi-nabi itu, dan bukan juga karena mereka menyetujui ajaran nabi-nabi itu, tetapi supaya orang-orang Yahudi saat itu menganggap mereka benar dan sejalan dengan nabi-nabi itu.

b) Kalau mereka betul-betul ingin bertobat, maka yang harus mereka lakukan bukanlah membangun makam nabi-nabi itu, tetapi mentaati ajaran nabi-nabi itu.

2) Matius 23: 29-30 menunjukkan bahwa banyak hamba Tuhan dibenci dan dimusuhi selama hidupnya, tetapi ‘dihormati / dikenang’ setelah mereka mati! Mengapa demikian? Karena pada saat mereka hidup, Firman Tuhan yang mereka beritakan menyerang dosa, dan ini ‘menganggu’ banyak orang. Tetapi, setelah mereka mati, mereka tidak lagi memberitakan Firman Tuhan, sehingga tidak lagi merupa­kan ‘gangguan’, dan karena itu mereka lalu dihormati / dikenang.

Seseorang mengatakan: “Ask in Moses’ times, ‘who are the good people?’. They will be Abraham, Isaac and Jacob; but not Moses, - he should be stoned. Ask in Samuel’s times, ‘who are the good people?’. They will be Moses and Joshua, but not Samuel. Ask in the times of Christ, and they will be all the former prophets with Samuel, but not Christ and his apostles” (= Tanyakanlah pada jaman Musa, ‘siapa orang-orang yang baik?’. Mereka adalah Abraham, Ishak dan Yakub, tetapi bukan Musa - ia harus dirajam. Tanyakanlah pada jaman Samuel, ‘siapa orang-orang yang baik?’. Mereka adalah Musa dan Yosua, tetapi bukan Samuel. Tanyakanlah pada jaman Kristus, dan mereka adalah semua nabi-nabi yang terdahulu, dengan Samuel, tetapi bukan Kristus dan rasul-rasulNya).

Karena itu, kalau pada jaman ini saudara mengagumi para nabi dan rasul, dan menganggap mereka sebagai orang hebat, itu belum menjamin bahwa saudara adalah orang yang rohani! Yang perlu dipertanyakan adalah: bagaimana sikap saudara terhadap hamba-hamba Tuhan jaman sekarang yang betul-betul memberi­takan Firman Tuhan kepada saudara dan yang bahkan berani menegur dosa saudara? Kalau saudara mengagumi para nabi dan rasul, tetapi jengkel / membenci para hamba Tuhan jaman ini, maka saudara tidak berbeda dengan orang Farisi / ahli Taurat jaman itu.

3) Matius 23: 32:

a) Ini merupakan suatu perintah, yang:

· juga merupakan irony (= ejekan). Karena itu, tentu tidak berarti bahwa mereka melakukan suatu kesalehan kalau mereka melakukan perintah ini! (bdk. Yohanes 13:27).

· juga merupakan suatu nubuat (bdk. Matius 23: 34).

b) Kata ‘takaran’ menunjukkan adanya batas dosa, dimana kalau batas ini sudah tercapai, maka Allah pasti bertin­dak untuk memberikan hukuman (bdk. Kejadian 15:16 1Tesalonika 2:16).

Jadi, secara ironis Yesus memerintahkan kepada orang Farisi dan ahli Taurat untuk memenuhi takaran dosa itu dengan membunuh para nabi, supaya dengan demikian Allah bisa menjatuhkan hukuman kepada mereka!

Penerapan:

Jangan merasa bebas untuk berbuat dosa, hanya karena hidup saudara kelihatan lancar dan baik-baik saja! Kalau saudara hidup dalam dosa, dan saat ini belum ada tanda-tanda bahwa Allah menghukum saudara, itu bukan berarti bahwa Allah itu buta atau bahwa Allah merestui dosa saudara itu! Itu hanya berarti bahwa Allah belum menghukum saudara karena dosa saudara belum mencapai batas yang Allah tentukan / ijinkan. Tetapi saudara tidak akan bisa tahu kapan dosa saudara mencapai batas itu! Karena itu bertobatlah sebelum terlambat!

4) Matius 23: 35:

a) Siapakah ‘Zakharia anak Berekhya’ itu? Ada bermacam-macam pandangan tentang hal ini:

· ia adalah Zakharia dalam Yesaya 8:2.

Keberatannya:

* Yeberekhya tidak sama dengan Berekhya.

* tak dikatakan bahwa orang ini dibunuh di Bait Allah.

· ia adalah ayah Yohanes Pembaptis (Lukas 1:5).

Keberatannya:

* ia tak mempunyai nama keluarga ‘Berekhya’.

* tak dikatakan bahwa ia dibunuh di Bait Allah.

· Zacharias, son of Baruch.

Ini adalah orang yang diceritakan oleh seorang ahli sejarah yang bernama Josephus. Dikatakannya bahwa orang ini dibunuh oleh orang Zelot di Bait Allah. Memang peristiwa itu terjadi pada tahun 68 M, tetapi tetap ada orang yang mengatakan bahwa inilah orang yang dimaksud­kan oleh Yesus, karena dalam ayat itu Yesus sedang bernubuat mengenai sesuatu yang akan terjadi.

Keberatannya: sekalipun Matius 23: 34 merupakan nubuat tentang masa yang akan datang, tetapi kelihatannya Matius 23: 35 membi­carakan sesuatu yang sudah terjadi!

· nabi Zakharia (bdk. Zakh 1:1).

Keberatannya: tak pernah diceritakan bahwa ia dibunuh di Bait Allah. Bahkan hal itu tidak mungkin terjadi, karena Bait Allah (yang dihancurkan oleh Babilonia) baru dibangun kembali oleh Ezra sesudah tahun 458 SM. Padahal nabi Zakharia melayani pada sekitar tahun 518-520 SM, yaitu pada saat dimana Bait Allah itu tidak ada!

· Zakharia dalam 2Tawarikh 24:17-20. Ini adalah pandangan dari mayoritas penafsir.

Keberatan: ia tak punya nama keluarga ‘Berekhya’.

Macam-macam jawaban terhadap keberatan ini:

* Calvin: ini penghormatan bagi Yoyada (ayah Zakharia), karena ‘berekhya’ berarti the blessed of Yahweh.

* Kata-kata ‘anak Berekhya’ dalam Matius 23:  35 itu sebetulnya tidak ada (dalam Lukas 11:51 kata-kata itu memang tidak ada). Ini ditambahkan oleh seorang pengcopy manu­script yang mula-mula, karena ia mengira bahwa yang Yesus maksudkan adalah nabi Zakharia, yang memang mempunyai nama keluarga Berekhya (Zakh 1:1).

* Mungkin ada alasan keluarga yang tidak kita ketahui yang menyebabkan ia disebut ‘anak Berekhya’.

b) Mengapa Yesus memilih dua nama ini, yaitu Habel dan Zakharia?

· Karena dua-duanya ingin menuntut balas (bdk. Kejadian 4:10 Ibrani 12:24 2Taw 24:22b).

Catatan: Ibrani 12:24 dalam Kitab Suci Indonesia salah terjemahan. Seharusnya bukan ‘lebih kuat’ tetapi ‘lebih baik’.

NIV: ‘speaks a better word’ (= mengucapkan kata yang lebih baik)

NASB: ‘speaks better’ (= berbicara lebih baik)

Kitab Suci terjemahan sehari-hari (Firman Allah Yang Hidup) menterjemahkan sebagai berikut: “... darah yang dipercikkan, yang memberikan anugerah pengampunan, bukan seperti darah Habel yang menjerit menuntut balas”.

Yesus sengaja memilih dua nama yang sama-sama menuntut balas, mungkin sekali untuk menyadarkan orang Farisi dan ahli Taurat, bahwa pembunuh nabi pasti akan menda­pat ganjarannya!

· Perjanjian Lama versi Ibrani dimulai dengan kitab Kejadian, dan diakhiri dengan kitab 2Tawarikh (urut-urutan kitabnya berbeda dengan versi kita).

Jadi, ditinjau dari Kitab Suci Ibrani, Habel adalah martir pertama dari kitab pertama dari Perjanjian Lama, sedangkan Zakharia adalah martir terakhir dari kitab terakhir dari Perjanjian Lama. Yesus sengaja memilih demikian untuk menunjukkan bahwa sejarah Israel / Yahudi, dari awal sampai akhir menun­jukkan mereka sebagai pembunuh nabi.

· ada orang yang mengatakan bahwa saat itu, baru saja dibangun suatu monumen untuk Zakharia disekitar Yerusa­lem. Dan karena itulah Yesus memilih nama Zakharia

c) ‘di antara tempat kudus dan mezbah’.

Ini ditambahkan untuk menekankan dosa para pembunuh itu. Dalam Bait Allahpun mereka berani membunuh seorang nabi!

5) Calvin berkata bahwa Matius 23: 32-36 menunjukkan bahwa Allah tidak selalu memberikan Firman Tuhan untuk menyelamatkan orang. Kadang-kadang, untuk seorang yang bukan pilihanpun, yang Ia tahu akan terus bersikap tegar tengkuk, Ia memberikan Firman Tuhan, supaya Firman Tuhan itu menghancurkan orang itu (bdk. 2Korintus 2:16).

Firman Tuhan bisa menghancurkan orang itu, karena makin banyak orang itu mendengar Firman Tuhan, makin berat hukumannya kalau ia terus menolak!

Lalu, mengapa Tuhan yang maha kasih itu memberikan Firman Tuhan untuk menjebloskan seseorang makin dalam ke dalam neraka? Calvin berkata bahwa jawabannya ada dalam Roma 11:33 - “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!”.

Matius 23: 37-39:


‘berkali-kali’.

NIV / NASB: ‘how often’ (= betapa / alangkah seringnya).

Jadi, Yesus sudah sangat sering memanggil mereka, tetapi mereka terus-menerus menolak dan ini jelas membuat hukuman mereka menjadi sangat berat.

Penerapan:

Berapa sering saudara mendengar panggilan Tuhan supaya saudara datang dan percaya kepada Yesus? Sudahkah saudara percaya kepada Yesus? Cepatlah tanggapi panggilan itu, karena kalau tidak, saudara akan menerima hukuman yang sangat berat, sama seperti orang-orang Yahudi jaman itu.

‘di bawah sayapnya’.

Dalam bagian ini, Allah digambarkan sebagai burung / ayam yang menggunakan sayapnya untuk melindungi anak-anaknya (bdk. Mazmur 17:8 Mazmur 57:2 Ulangan 32:11 Yesaya 31:5).

2) Matius 23: 38: ‘rumahmu’.

Ada yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada kota Yerusa­lem, tetapi juga mencakup Bait Allah. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa ini hanya menunjuk pada Bait Allah saja.

Orang-orang yang tegar tengkuk itu, yang terus menerus memusuhi para hamba Tuhan, membuat Bait Allah, yang seha­rusnya adalah rumah Allah, sekarang menjadi sekedar ‘rumahmu’.

Penerapan:

Apakah saudara masih sering berbakti kepada Tuhan di seadanya gereja, hanya karena gereja itu dekat dengan rumah saudara, atau jam kebaktiannya cocok dengan waktu saudara? Ingat bahwa bagian ini mengajar bahwa ada gereja yang bukan merupakan ‘rumah Allah’ tetapi sekedar ‘rumahmu’! Bisakah saudara disebut ‘sudah berbakti’ kalau saudara pergi ke gereja semacam itu?

3) Matius 23: 39:

a) ‘mulai sekarang, kamu tidak akan melihat Aku lagi’.

Ini memang adalah saat terakhir Yesus muncul di depan umum untuk mengajar mereka.

b) ‘hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!’.

Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

· ini menunjuk pada saat pertobatan Israel (bdk. Roma 11:26).

· ini menunjuk pada saat kedatangan Kristus yang ke 2.

Saya lebih condong pada pandangan yang ke 2.

-AMIN-
Next Post Previous Post