MATIUS 9:18-26 (ANAK YAIRUS DAN PENDERITAAN PEREMPUAN SAKIT)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Bacaan: MATIUS 9:18-26.
I) Matius 9: 18-19:
Ini kelihatannya bertentangan / kontradiksi dengan Markus 5:23: ‘sedang sakit, hampir mati’, dan Lukas 8:42: ‘hampir mati’.
Cara mengharmoniskan:
a) Matius menceritakan secara singkat tanpa mempedulikan detail-detailnya, sedangkan Markus dan Lukas menceritakan detail-detailnya.
b) Kata-kata Yairus yang sebenarnya adalah: ‘Anakku sakit begitu berat sehingga pasti saat ini ia sudah mati’. Matius lalu mengambil sebagian dari kata-kata ini dan Markus / Lukas mengambil bagian yang lain.
Ini adalah satu penafsiran yang mungkin sekali. Memang dalam Markus 5:23 di katakan: ‘Supaya ia selamat dan tetap hidup’. Ayat ini seolah-olah menentang penafsiran ini. Tetapi kata ‘tetap’ dalam ayat itu sebetulnya tidak ada sehingga penafsiran ini tetap mempunyai kemungkinan benar.
c) Anak itu masih hidup waktu Yairus meninggalkan rumah, tetapi sudah mati waktu Yairus berbicara dengan Yesus. Matius memasukkan fakta itu ke dalam perkataan Yairus, sedangkan Markus / Lukas menceritakan kata-kata Yairus sesuai dengan anggapan Yairus (Yairus tidak tahu anaknya sudah mati). Ini juga merupakan penafsiran yang mungkin sekali benar.
2) Iman Yairus lebih kecil dari iman perwira dalam Matius 8:5-13 karena Yairus merasa perlu Yesus datang ke rumahnya sedangkan perwira itu menganggap Yesus bisa menyembuhkan tanpa datang.
Juga Markus 5:36 menunjukan secara tak langsung iman Yairus hancur waktu diberitahu bahwa anaknya mati.
Tetapi dengan iman yang semacam itu ia toh berdoa dan doanya dikabulkan! Memang bagus sekali kalau kita bisa berdoa dengan iman yang hebat, teapi kalau tidak bisa, janganlah lalu takut berdoa; tetapi sebaliknya, tetaplah berdoa!
Catatan: ‘Iman’ di sini bukanlah ‘saving faith’ (= iman yang menyelamatkan)! Iman di sini hanya satu kepercayaan bahwa Yesus bisa menyembuhkan. Iman seperti ini tidak menyelamatkan kita!
II) Matius 9: 20-22:
1) Penderitaan perempuan ini:
a) Pendarahan. Ini sudah merupakan penderitaan, tetapi dengan adanya Imamat 15:19-27(ini ceremonial law yang tak berlaku lagi jaman ini) maka penderitaan perempuan ini semakin hebat. Ia tidak bisa berbakti bersekutu dengan orang lain!
b) Jangka panjang yaitu 12 tahun!
c) Markus 5:26 ia sudah mencari semua tabib sehingga semua uang habis untuk itu. Ini menambah penderitaan lagi.
2) Iman perempuan ini.
a) Imannya berbau takhyul (Matius 9: 21).
b) Imannya lemah. Ini terlihat dari kata-kata ‘teguhkanlah hatimu’ dalam Matius 9: 22. Tetapi kata-kata “imanmu telah menyelamatkan (seharusnya: ‘menyembuhkan’) engkau” menunjukkan bahwa imannya ada.
c) Ia mengira Yesus tak akan tahu kalau jubahnya dipegang. Ini menunjukkan imannya jelek!
Tetapi ia toh di sembuhkan! Tuhan tidak menuntut iman yang sempurna sebelum mengabulkan permohonan kita!
3) Perempuan ini menginterupsi tanpa permisi.
Yesus sedang ada urusan penting dengan Yairus, tetapi ia potong di tengah jalan! Ini adalah saat yang salah tetapi yang banyak di lakukan. Contoh:
· memotong pembicaraan 2 orang.
· mengajak orang yang sedang sibuk bekerja / belajar / nonton TV dsb.
Sekalipun ini kelihatan sepele, tetapi ini bisa membuat orang jengkel sehingga merusak persekutuan!
4) Markus 5:29: ‘seketika itu’. Kesembuhan ilahi harus menjadi langsung, bukan melalui proses! Bagian ini memang bersifat descriptive, tetapi semua kesembuhan ilahi dalam Kitab Suci terjadi secara langsung, sehingga ini harus dijadikan rumus / hukum!
5) Yesus tahu tindakan perempuan itu dan Yesus bertanya (Markus 5:30-33).
a) Yesus bertanya bukan karena ia tak tahu. Ia ingin perempuan itu sharing (bdk.Lukas 8:47). Beranikah saudara mensharingkan berkat Tuhan?
b) Perempuan itu menjadi takut, mungkin karena ia menganggap ia telah menajiskan Yesus (bdk. Im 15:19-27).
c) Murid-murid Yesus tolol tetapi sok pintar! Apakah saudara sering seperti itu?
6) Perempuan itu sembuh karena memegang jubah Yesus. Dalam Kis 19:11-12 ada orang-orang yang disembuhkan dengan sapu tangan / kain Paulus. Ini adalah bagian yang bersifat descriptive sehingga tak perlu / tak boleh ditiru / dijadikan rumus / hukum.
7) Matius 9: 22: ‘imanmu telah menyelamatkan (menyembuhkan) engkau’. Ayat ini tidak berlaku umum! Dalam Kitab Suci ada bagian yang tidak berlaku umum seperti Matius 10:5-10 Matius 14:29 Hosea 1:2 Matius 1:20-21 Lukas 1:31.
Bagaimana kita tahu apakah suatu bagian yang berlaku umum atau tidak! Kita harus membandingkan dengan seluruh Kitab Suci! Dalam Kitab Suci tidak semua orang beriman di sembuhkan dari penyakit (2Korintus 12:7-10 1Timotius 5:23 2Timotius 4:20). Jadi, jelas Matius 9:22 tidak berlaku umum!
8) Yesus mengucapkan Matius 9: 22 supaya orang-orang itu tidak terus menganggap najis perempuan itu.
9) Markus 5:24 menunjukkan ada banyak orang. Tetapi Yesus toh memperhatikan satu pribadi (perempuan itu)! Bandingkan juga dengan Lukas 18:35-40 Lukas 19:1-5.
Jangan menganggap Tuhan tidak punya waktu untuk memperhatikan problem saudara! Ia memperhatikan secara pribadi!
III) Matius 9: 23-26:
1) Anak itu (anak Yairus) sudah mati. Ini jelas terlihat dari Matius 9: 23 yang menunjukan ada peratap profesional. Juga dengan jelas dikatakan oleh Markus 5:35.
Dari sudut Yairus, mungkin sekali ia selalu menyalahkan perempuan dalam Matius 9: 20-22 itu. Andaikata tidak ada interupsi itu maka mungkin Yesus bisa tiba pada waktunya dan menyembuhkan anaknya.
Kalau Yairus memandang secara itu, maka ia akan menjadi jengkel marah dan dsb. Tetapi kalau Yairus mau memandang dari sudut Allah, bahwa Allahlah yang menentukan / merencanakan segala sesuatu dan Allah jugalah yang melaksanakan segala rencana itu, maka ia tidak akan jengkel, marah kecewa dsb.
Contoh: Ayub 1:21 menunjukkan Ayub tidak marah kepada orang Syeba dan Kasdim.
Ia melihat semua itu dari sudut Allah. Kejadian 45:4-8 & Kejadian 50:15-21 menunjukkan bahwa Yusuf juga melakukan hal yang serupa.
Di samping itu Matius 9: 20-22 seharusnya bisa menguatkan iman Yairus. Setelah ia melihat bahwa hanya dengan memandang jubah Yesus perempuan itu bisa sembuh, Yairus seharusnya lebih percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan / membangkitkan anaknya. Dari sini kita bisa belajar bahwa sudut peninjauan dari suatu bagian adalah suatu saat yang penting! Belajarlah untuk meninjau dari sudut yang benar!
2) Matius 9: 24 merupakan jawaban / kata-kata Yesus.
a) William Barclay mengatakan bahwa mungkin sekali Yesus memang memaksudkan bahwa anak itu belum mati. Barclay menambahkan bahwa di sini Yesus memberikan diagnose ilahi, bukan kesembuhan ilahi.
Ini jelas pandangan yang salah! Lukas 8:55 mengatakan ‘roh anak itu kembali’!
b) ‘tidur’. Untuk ini lihat Yohanes 11:11 di mana Lazarus juga di katakan ‘tidur’. Tetapi dari Yohanes 11:13,14,17 jelas bahwa Lazarus betul-betul mati!
Lalu mengapa Yesus mengatakan kata ‘tidur’? Karna Ia mau menunjukkan bahwa anak itu akan bangun / hidup kembali.
c) Yesus mengatakan kata-kata ini pada waktu Yairus sedang kecewa / putus asa. Adalah penting untuk mau mendengar Firman Tuhan waktu kita sedang susah, kecewa putus asa dan sebagainya!
d) Orang-orang mentertawakan Yesus! (bdk. Kejadian 18:10-15).
Mengapa mereka mentertawakan Yesus? ada 2 kemungkinan:
· mereka mengartikan kata-kata Yesus secara hurufiah.
· mereka tahu arti kata-kata Yesus, tetapi mereka tak percaya.
3) Matius 9: 25: anak itu bangkit. (bdk. Lukas 8:55).
Lukas 8:55 anak itu diberi makan (bdk. Lukas 24:41-43).
Markus 5:42 anak itu diberi, jalan.
Semua ini untuk menunjukkan bahwa anak itu betul-betul hidup kembali.
Perhatikan bahwa ini adalah bagian yang bersifat descriptive! Ini bukan rumus! Anak itu bangkit dengan tubuh lama, dan lalu mati lagi. Yesus bangkit dengan tubuh kebangkitan dan tak mati lagi. Karena itu Yesus tetap adalah yang pertama / sulung bangkit dari antara orang mati (1Korintus 15:20-23 Kolose 1:18 Wahyu 1:5).
4) Matius 9: 26 kabar tersiar.
Dalam Markus 5:43 dan Lukas 8:56 dikatakan bahwa Yesus melarang mereka cerita. larangan ini aneh! Pada saat itu banyak orang tahu kalau anak itu mati. Setelah anak itu bangkit, sekalipun Yairus tidak cerita orang-orang toh akan tahu juga. Lalu, mengapa Yesus melarang untuk cerita tentang hal itu? Saya tak mengerti mengapa Yesus melarang, Yairus pasti juga tidak mengerti! Tetapi tugas Yairus adalah taat pada perintah itu. Pokoknya ia mengerti perintahnya apa, itu sudah cukup! Tidak perlu mengerti kenapa perintah itu di beritakan oleh Yesus.
Lihatlah Abraham dalam Kejadian 12:1-3 (bdk. Ibrani 11:8) dan juga dalam Kej 22. Abraham tidak bertanya mengapa ia harus pergi dari kampung halamannya? Bukankah Allah bisa menjadikannya bangsa yang besar di sana? Ia juga tidak bertanya mengapa harus mengorbankan Ishak? Abraham mengerti perintah itu sekalipun tidak mengerti mengapa perintah itu diberikan. Tugas Abraham bukan untuk mengerti alasan pemberian perintah itu, tetapi untuk taat pada perintah itu!
Ini juga merupakan tugas saudara. Taatlah sekalipun tidak mengerti alasan pemberian perintah itu!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-