3 CIRI ANAK-ANAK ALLAH SEJATI (1 YOHANES 3:7)

3 CIRI ANAK-ANAK ALLAH SEJATI (1 YOHANES 3:7)
gadget, bisnis, otomotif
“Orang yang melakukan kehendak Allah adalah anak Allah sebagaimana Kristus adalah Anak Allah.” (1 Yohanes 3:7 ; BIS). Pada 1 Yohanes 3:9-10, Yohanes juga menjelaskan, “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. 

Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barang siapa yang tidak mengasihi saudaranya.” 

Dengan kata lain, anak-anak Allah sejati dicirikan oleh 3 (tiga) hal: pertama, melakukan kehendak Allah ; kedua, mengasihi sesama ; dan ketiga, membenci dosa.

1.Pertama, anak Allah sejati melakukan kehendak Allah. 

Perbedaan esensial antara Kristen sejati dengan “Kristen” palsu adalah apakah mereka melakukan kehendak Allah atau tidak. Ketika mereka melakukan kehendak mereka sendiri lalu memakai nama “Allah” supaya usahanya lancar, jelas itu BUKAN Kristen sejati, tetapi “Kristen” palsu, karena mereka ingin memperalat Allah untuk kepentingannya sendiri. Kristen sejati adalah God-centered Christian (Kristen yang berpusat pada Allah). 

Pdt. Dr. Stephen Tong mengatakan bahwa anak Allah sejati menyenangi apa yang Allah senangi, membenci apa yang Tuhan benci, dll, sebaliknya anak-anak iblis sebaliknya. Itulah yang disebut Pdt. Stephen Tong sebagai menyangkal diri. Menyangkal diri berarti mengatakan “TIDAK” kepada kehendak pribadi yang berdosa dan self-centered, tetapi mengatakan “YA” kepada kehendak Allah dan menjalankannya (bandingkan: Matius 7:21). 

Ketika anak-anak Allah melakukan kehendak Allah, mereka berusaha untuk menyenangkan-Nya, baik ketika mereka bekerja di dunia sekuler, melayani Tuhan, dll. Dengan kata lain, melakukan kehendak Allah adalah membawa kemuliaan Allah hadir di tengah-tengah kehidupan anak-anak-Nya sehingga mereka mampu menjadi berkat di sekeliling mereka dan akhirnya nama Tuhan yang dipermuliakan.

2.Kedua, anak Allah sejati mengasihi sesama. 

Bukan hanya mengasihi Allah, anak Allah juga mengasihi sesama. Apa artinya? Apakah berarti ketika kita melihat teman atau saudara kita berdosa, kita membiarkannya demi alasan “mengasihi”? TIDAK! Di dalam Alkitab, kasih tidak bisa dilepaskan dari kebenaran, kekudusan, keagungan, dll. Allah Trinitas yang kita percayai di dalam Alkitab adalah Allah yang Mahakasih, sekaligus: Mahaadil, Mahakudus, Mahabijaksana, dll. 

Memisahkan kasih dari kekudusan dan keadilan Allah identik dengan menggeser tahta/otoritas Allah dan meletakkan ‘tahta’ diri sebagai kriteria “kebenaran”. 

Inilah yang dilakukan oleh banyak orang “Kristen” yang dipengaruhi oleh postmodernisme yang berintikan relativisme dan pluralisme. Mereka meneriakkan kasih, tanpa mau mengemukakan keadilan, kebenaran, dll, tetapi herannya ketika rumah mereka dimasuki pencuri, lalu si pencuri mengancam akan memerkosa anak perempuan mereka, percayalah, mereka tidak akan mengatakan bahwa kita perlu mengasihi pencuri dan membiarkan pencuri itu memerkosa anak perempuan mereka! Inilah ketidakkonsistenan postmodernisme (mengutip pernyataan Prof. Ronald H. Nash, Ph.D. di dalam bukunya Konflik Wawasan Dunia). 

Kembali, mengasihi sesama tetap harus bersumber dari mengasihi Allah. Di dalam Matius 22:37-39, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengasihi Allah dan sesama. Mengasihi sesama dilakukan SETELAH mengasihi Allah. Konsep dan prinsip ini harus jelas dan TIDAK boleh dibalik. 

Postmodern mengajar kita untuk LEBIH mengasihi sesama dan tidak mempedulikan Allah, mengapa? Karena postmodern yang ditunggangi oleh Gerakan Zaman Baru mengajarkan bahwa semua manusia adalah “allah”, maka kita harus saling mengasihi. 

Tetapi Alkitab dengan tegas sangat bertolak belakang dengan postmodernisme dan mengajarkan bahwa kita harus mengasihi Allah dahulu, baru mengasihi sesama. 

Pertama, Mengasihi sesama bisa diartikan berani berkorban bagi sesama yang membutuhkan. Berani berkorban TIDAK boleh diartikan bahwa kita wajib membantu semua orang miskin! Kita memang perlu membantu orang miskin, tetapi orang miskin seperti apa itu yang perlu diperhatikan. Kalau kita terus-menerus membantu orang miskin yang sebenarnya malas bekerja, itu berarti kita sedang TIDAK membantu mereka, tetapi sedang menjerumuskan mereka untuk semakin malas bekerja. 

Tetapi jika memang kita membantu orang miskin akibat bencana alam, tsunami, dll, itu memang pantas, dan selanjutnya, kita perlu memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka supaya mereka bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri (tanpa terus meminta bantuan dari orang lain). 


Kedua, mengasihi sesama adalah mengasihi jiwa sesama kita yang mungkin belum percaya kepada Kristus. Dengan kata lain, mengasihi sesama identik dengan memberitakan Injil Kristus kepada sesama kita. Dengan memberitakan Injil, kita sedang mengasihi sesama kita yang hidupnya tidak berpengharapan, stress, dll. Itu sebenarnya yang lebih penting daripada poin pertama. Membantu korban bencana alam itu perlu, tetapi memberitakan Injil jauh lebih penting, karena pemberitaan Injil berkenaan dengan aspek spiritual yang bernilai kekal, sedangkan membantu korban bencana alam itu hanya bersifat fana, yang bisa hilang.

3.Ketiga, anak Allah sejati membenci dosa. 

Anak Allah yang telah melakukan kehendak Allah dengan sendirinya otomatis membenci dan muak dengan dosa. Artinya, dia sendiri akan jijik melihat dosa dan segera mengingatkan orang lain yang sama-sama berdosa akan bahaya dosa dan memberitakan Injil Kristus supaya mereka juga bisa bertobat. 

Saya menyebutnya membenci dosa dalam dua tahap, artinya kita sendiri membenci dosa yang mengganggu kita, dan kita mengingatkan orang lain yang sama-sama berdosa supaya ia bertobat dari dosa-dosanya (sama seperti kita yang telah bertobat). Adakah hati kita sungguh-sungguh muak dengan dosa ataukah mungkin kita semakin lama semakin tergiur dengan dosa? Itu yang menandakan apakah kita benar-benar anak Allah atau bukan.

Baiklah kita memperhatikan nasehat Paulus untuk menguji segala sesuatu dan kemudian memegang yang baik (1 Tesalonika 5:21). 3 CIRI ANAK-ANAK ALLAH SEJATI (1 YOHANES 3:7). Amin. Soli Deo Gloria.
Next Post Previous Post