KESELAMATAN HANYA DIBERIKAN KEPADA MANUSIA

Pdt. DR. Stephen Tong.
KESELAMATAN HANYA DIBERIKAN KEPADA MANUSIA -  Pdt. DR. Stephen Tong
KESELAMATAN HANYA DIBERIKAN KEPADA MANUSIA -Surat Ibrani :2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. 2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.Ibrani 2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai (Ibrani 2:15-18)
Saudara-saudari sekalian, minggu lalu kita sudah bicara tentang Dia sendiri harus menjadi bertubuh dan berdarah seperti anak-anak Allah yang lain. Ini adalah identik, sesuatu yang mempersamakan diri berdasarkan cinta kasih yang luar biasa. Yang di surga rela turun ke dalam dunia; yang adalah Allah rela menjadi manusia; yang tidak terbatas sudi untuk menjadi yang tidak terbatas seperti engkau dan saya. 

Apalagi engkau dan saya sudah berada dalam dosa, maka Tuhan Yesus bersalut dengan peta teladan orang berdosa. Manusia dicipta menurut Tuhan Allah, Yesus Kristus dilahirkan ke dalam dunia menurut peta teladan manusia. Ini adalah miripnya mirip. Supaya melalui tubuh yang berdaging dan darah, Ia boleh mati, boleh dipaku di atas kayu salib, boleh mengalirkan darah, boleh ‘dibuang’ oleh Tuhan Allah sehingga Dia membawa kita kembali ke dalam kerajaan Tuhan.

Dengan demikian Dia melepaskan mereka yang diperhambakan oleh kuasa kematian karena seumur hidup takut kepada kematian. Ini adalah apa yang sudah kita dengar, uraikan minggu yang lalu. Tetapi saudara-saudara dalam ayat selanjutnya langsung dikatakan suatu perbandingan yang luar biasa dan saya percaya, saya tahu ini adalah satu-satu kalinya dalam seluruh Kitab Suci mengenai perbandingan semacam ini, yaitu bagaimana dengan malaikat yang jatuh dan bagaimana dengan manusia yang jatuh? 

Hampir tidak ada tempat lain, menyinggung sedikit pun tentang apa yang disinggung dalam ayat ini, yaitu Allah tidak mengasihani malaikat tetapi Allah mengasihani anak-anak Abraham. Hanya dua kalimat ini mengandung rahasia yang luar biasa.

Tuhan mengasihani anak manusia dalam keadaan yang disebut sebagai anak-anak Abraham - apa artinya? Tuhan tidak mengasihani malaikat - apa artinya? Tidak ada penjelasan lebih lanjut di dalam ayat ini, tapi ayat ini telah memberikan kita suatu pengertian tidak bisa tidak tentang pengertian bahwa keselamatan hanya disodorkan kepada manusia. Keselamatan, pengampunan dosa, korban damai dan korban untuk dosa hanya berlaku untuk menyelamatkan manusia, bukan untuk menyelamatkan malaikat.

Apakah sebabnya dan mengapa ini penting bagi kita? Di sini kembali memberikan sesuatu isyarat yang penting yaitu Allah adalah Allah yang berdaulat, our God is God of sovereignty. Dia mempunyai kemutlakan, kedaulatan yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun. Jikalau malaikat berbuat dosa, tidak ada kemungkinan diselamatkan. Manusia berdosa, ada kemungkinan diselamatkan. Ini adalah kedaulatan Allah yang tidak bisa diganggu gugat.

Tema yang paling penting dalam seluruh Kitab Suci adalah bagaimana orang berada di dalam dosa dan bagaimana Allah menyelamatkan kita untuk kembali menghadap-Nya, bersatu dengan Dia? Bagaimana dengan malaikat? Bagaimana dengan malaikat kalau dia berbuat dosa? Bagaimana dengan malaikat yang jatuh ke dalam dosa? Apakah Yesus juga mati bagi mereka? Apakah keselamatan juga berlaku bagi mereka? Apakah darah Yesus juga mengampuni dan membersihkan dosa mereka? Jawaban di sini, tidak! Karena Allah hanya mengasihi keturunan Abraham tapi tidak mengasihi akan malaikat. 

Istilah kasihi, kasihan, mengasihi, memberikan kasihan, istilah ini dalam bahasa Yunani tidak langsung ditujukan kepada keselamatan tetapi sesuatu pertolongan yang melepaskan keluar artinya. Melepaskan keluar dengan pertolongan sehingga kita tidak lagi berada di dalam situasi dilema dan kesulitan krisis itu. Dilepas, dicabut, dikeluarkan dengan pertolongan dari atas itu artinya. Maka kalau digabungkan dengan ayat sebelumnya, ini langsung berarti keselamatan karena Yesus datang dengan berdaging dan berdarah adalah menyelamatkan kita dari dosa dan melepaskan kita keluar daripada kuasa kematian. 

Demikian di dalam Roma 8 dikatakan bahwa Roh yang memberikan hidup telah melepaskan kita daripada hukum dosa dan hukum maut, the law of sin and the law of dead. Dengan demikian kematian Yesus Kristus adalah mencabut keluar, melepaskan kita lepas daripada kuasa dosa dan kuasa maut. Kasihan semacam ini adalah kasihan terbesar sehingga manusia tidak perlu hidup dalam binasa, tidak perlu bercerai dengan Tuhan Allah dalam kekekalan, tidak perlu dilempar dalam neraka, tidak perlu selama-lamanya menjadi musuh Tuhan Allah.

Kita bersyukur kepada Tuhan karena pertolongan ini berlaku untuk anak Abraham yaitu bukan berarti semua manusia yang akhirnya diselamatkan, bukan semua manusia yang akhirnya menerima jasa daripada korban dosa yang sudah menjadi sesuatu penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus. Maka siapa, siapakah yang mendapatkan pertolongan ini? Siapa yang mendapatkan akibat suatu kuasa keselamatan daripada Yesus Kristus? Yaitu mereka adalah anak-anak Abraham. Apa artinya? Orang-orang keturunan yang mempunyai iman kepercayaan seperti nenek moyang iman mereka yaitu Abraham. 

Abraham diselamatkan bukan karena dia mempunyai kelakuan yang terlalu baik. Abraham diselamatkan bukan karena dia mempunyai kepintaran yang terlalu hebat, Abraham diselamatkan karena dia mempunyai iman kepercayaan kepada Tuhan Allah. Yang dikatakan oleh Tuhan, dia menerima dengan iman. Apa yang dikatakan oleh Tuhan, semua diterima dengan iman. Kalimat-kalimat yang dia dengar menjadi sebuah bibit di mana dia bersandar kepada Tuhan, bukan bersandar kepada manusia.

Saudara-saudara, semua keturunan Abraham adalah mereka yang mempunyai iman yang sama seperti Abraham, bukan karena kelakuan, bukan karena jasa. Ini tidak berarti kita tidak perlu atau kita boleh mempunyai kelakuan yang tidak baik. Tidak. Karena iman menjadi akar, yang akhirnya akan membuahkan kelakuan. Iman menjadi suatu dasar yang akhirnya akan mengakibatkan perbuatan yang baik. 

Perbuatan yang jelek membuktikan iman yang jelek dan kalau tidak ada iman, akhirnya kelakuan akan mati. Alkitab mengatakan, jikalau kita tidak mempunyai kelakuan (yang baik-red) itu membuktikan bahwa iman kita itu mati adanya. Seperti tubuh. Kalau jiwanya sudah keluar dari tubuh, tubuh itu menjadi mayat. Demikian iman tanpa kelakuan, itu mati adanya.

Saudara-saudara, kita harus mempunyai iman seperti Abraham untuk bersandar kepada Tuhan, bukan bersandar kepada diri. Untuk menerima sesuatu yang sudah Tuhan lengkapi, yang sudah Tuhan genapi melalui Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib, bagi engkau dan bagi saya.

Saudara-saudara, setelah ini penulis Ibrani mengatakan anak-anak Abraham diselamatkan tetapi bukan malaikat. Oleh karena itu kita terpaksa harus memikirkan mengapakah malaikat tidak diselamatkan? Engkau bilang bukankah jawaban telah diberikan tadi? Berdasarkan kedaulatan Allah, Ia mau mengasihani siapa, itulah yang dikasihani. Dia mau menganugerahi siapa, itulah yang mendapatkan anugerah. Kalau Dia tidak mau menyelamatkan malaikat berarti malaikat tidak diselamatkan karena kedaulatan Allah tidak mau menyelamatkan dia. Benar. Ini adalah suatu pokok, suatu dasar dari teologi Reformed, the Sovereignty of God in giving the grace.

Namun demikian ada beberapa poin yang kita perlu mengerti tentang keadaan malaikat dan kita. Darimana kita mengerti ini? Daripada sesuatu keadaan tubuh yang memerlukan tubuh pengganti kita mengertinya. Kita berada dalam tubuh, tubuh yang berdaging dan berdarah ini berdosa di dalam keterbatasan tubuh ini, mengakibatkan Kristus harus turun ke dalam dunia, harus mempunyai tubuh yang berdaging dan darah untuk menyelesaikan mereka yang berdosa di dalam kurun daging dan darah. Pengertian teologi dari sini.

Jika manusia memiliki daging dan darah dan manusia berbuat dosa di dalam tubuh yang berdaging dan darah, dalam kurun waktu dan tempat ini, in the limit of space and time, maka ini menjadi suatu rangsangan kita menyelidiki lebih dalam mengapa malaikat tidak diberikan keselamatan, tidak diberikan kesempatan untuk bertobat, tidak mungkin mereka menerima hidup yang baru.

Malaikat tidak bertubuh, berdaging dan berdarah. Malaikat diciptakan dalam substansi yang murni, roh dan rohani adanya. Malaikat-malaikat bukan makhluk seperti kita yang mempunyai tubuh, mempunyai daging, mempunyai darah yang di dalam kurun materi yang kelihatan ini. Malaikat-malaikat langsung diciptakan di dalam sesuatu dunia rohaniah, dunia yang tidak kelihatan, dunia yang substansinya tidak terdiri dari elemen daripada materi.

Dengan demikian kita melihat bahwa malaikat-malaikat mempunyai keadaan roh yang langsung hidup di hadapan Tuhan Allah. Kita hidup secara berbeda keberadaan dengan malaikat di hadapan Tuhan Allah. Kita tidak melihat Allah, kita tidak melihat dunia rohani, kita tidak bisa melihat segala sesuatu di luar keterbatasan daripada kemampuan kita melihat. Atau dengan kata lain, kita hanya bisa melihat segala sesuatu yang berbentuk materi. Beyond the physical world, beyond the material world we cannot see. Kita tidak lihat. 

Jadi itulah sebab ada orang yang sengaja membangkang, menekan akan segala kebenaran yang diwahyukan Tuhan yang menghakimi mereka secara alamiah (the natural or general revelation, they suppressed). Dan mereka mengatakan, tidak ada Allah, aku tidak percaya Allah, aku menganut ateisme. Ini merupakan semacam penekanan yang betul-betul menahan sesuatu kesaksian Allah secara internal di dalam intuisi mereka. Lalu mereka sengaja melawan Tuhan dengan berkata aku tidak percaya Allah. Alasannya hanya karena aku tidak lihat.

Bukankah melalui ateisme kita mengerti bahwa manusia hidup tidak direct di hadapan Tuhan Allah. Manusia hidup indirect, manusia hidup tidak langsung berada di hadapan Tuhan Allah meskipun sifat relatifitas dari eksistansial ini memang ada dalam diri kita masing-masing. Disebut sebagai suatu eksistansi relatif berarti saya berada bukan independen, saya berada menghadap keberadaan yang bersangkut paut dengan saya. 

Dengan demikian, pria tidak bisa hidup sendiri karena dia harus hidup menghadapi wanita. Sehingga perlu pernikahan. Kecuali mereka yang diberi bakat khusus bisa hidup tanpa seks, hidup tanpa pernikahan, itu suatu pengecualian. Tapi Allah telah menciptakan pria untuk apa? Untuk wanita. Allah menciptakan wanita untuk siapa? Untuk pria, tapi bukan untuk semua pria, bukan untuk semua wanita. Satu untuk satu, maka cari baik-baik. Akhirnya kalau tidak kamu akan rugi luar biasa.

Saudara-saudara, ini namanya eksistansi relatif dan kita mempunyai suatu substansi eksistansi relatif secara manusia kepada manusia, antara pria dan wanita. Tapi bagaimana dengan yang kelihatan dan tidak kelihatan? Tetap kita dicipta sebagai suatu eksistansi relatif yaitu manusia dicipta tidak mungkin tidak ada Allah. Mereka yang mengatakan aku tidak percaya Allah, aku ateis, aku tidak mau percaya agama - orang itu tidak bisa mewakili hari selanjutnya. 

Karena waktu ia berada dalam kepicikan, ia berada dalam kesulitan, kemiskinan, penyakit yang keras, akan menghadapi perbatasan hidup menuju kepada kematian, saat-saat seperti itu, manusia banyak yang digugah dan mulai sadar ada Tuhan Allah. Seorang yang bernama Thomas Scotch, seorang politikus dari Inggris, dia mengatakan, “I never believe heaven and hell. I never believe God and spiritual world.” “Aku tidak pernah percaya ada Allah, ada dunia Roh. Aku tidak percaya ada surga ada neraka.” Tetapi pada waktu beberapa detik sebelum meninggal dia mengatakan kalimat ini, “I never believe heaven and hell before, but now I believe both. Yet, it’s too late.” Langsung dia mati.

Saudara-saudara, manusia tidak mungkin terlepas daripada suatu eksistensi relatif di dalam substansinya itu; ia menghadap Tuhan Allah tapi ia tidak sadar. Saudara-saudara, keadaan relatif ini mengakibatkan manusia berperasaan tanggung jawab. Eksistensi menyebabkan kita gentar pada waktu kita harus menghadapi kekekalan karena kita mengetahui sedalam-dalamnya di dalam diri hati kita ada satu kesaksian intuitif bahwa hidup tidak terbatas dengan kematian tubuh. 

Kita berdaging dan berdarah tapi pada saat kita menghadapi kematian kita mengetahui kematian bukan terbatas, bukan membatasi saya. Eksistensi akan menerobos ke sana dan pada waktu itu engkau akan sadar, aku memerlukan Tuhan, mungkin sudah tidak ada kesempatan.

Keadaan tubuh yang berdaging dan berdarah inilah menjadi salah satu kurun di mana Tuhan menyatakan anugerah dan inilah satu-satunya kurun di mana Tuhan memberikan keselamatan kepada manusia. Jikalau manusia tidak mempunyai tubuh, tidak mempunyai daging, tidak mempunyai darah, maka manusia sama seperti malaikat berada di hadapan Tuhan Allah, langsung melihat Dia, langsung eksistansi relatifnya directdengan Dia. Saudara-saudara, maka manusia pun tidak ada kemungkinan menerima keselamatan. Ini adalah pengertian yang kita bisa terima dari seluruh Kitab Suci membandingkan malaikat dan manusia.

Kedua, pada waktu malaikat berbuat dosa, berlainan dengan manusia berbuat dosa. Jikalau pertama kita mengatakan malaikat berbuat dosa dalam keadaan rohaniah, manusia berbuat dosa di dalam keadaan jasmaniah, maka kurun di mana kita berada dalam tempat dan waktu, dan daging dan darah ini, mengakibatkan kita tidak lihat dia. Sehingga kita berbuat dosa itu tidak langsung kepada Tuhan tetapi indirect.

Maka yang kedua kita memikirkan bahwa setan langsung berdosa kepada Tuhan Allah. Manusia berada dalam daging dan darah bukan langsung berbuat dosa kepada Allah. Itulah sebabnya manusia berbeda dengan malaikat waktu diberikan kesempatan dan kemungkinan menerima keselamatan.

Kita melihat lagi satu poin yang penting malaikat-malaikat berbuat dosa tanpa adanya pencobaan. Pada saat malaikat pertama melakukan dosa melawan Tuhan Allah, tidak ada yang mencobai dia. Tapi waktu manusia waktu Adam dan Hawa berbuat dosa, dicobai oleh iblis. Di sini kita melihat pada waktu malaikat berbuat dosa, dia langsung melawan, langsung berontak kepada Tuhan Allah. 

Tapi waktu manusia berdosa, langsung dicobai oleh ular itu. Apakah benar Tuhan mengatakan tidak boleh makan? Apakah benar Tuhan mengatakan tidak boleh menjamahnya? Jika menjamahnya hari itu juga engkau akan mati. Justru terbalik. Waktu engkau makan, matamu akan menjadi terang, akan terbuka, coba makan saja. Mengapa engkau begitu takut kepada Tuhan Allah?

Saudara-saudara sekalian, maka Adam dan Hawa dicobai oleh setan. Waktu Adam dan Hawa dicobai oleh setan, berarti berdosa di dalam, berarti dengan pencobaan yang menggoda dia untuk melawan Tuhan Allah, untuk melawan perintah, melawan segala perkataan yang dikatakan oleh Tuhan Allah. Di situ Adam dan Hawa jatuh. Tapi kalau kita tanya, apakah setan berdosa juga dicobai? Kalau manusia berdosa dicobai oleh setan, apakah setan dicobai oleh setannya setan? Tidak. Jadi di dalam Alkitab jelas dikatakan kepada kita, manusia dicobai oleh penggodaan, manusia dicobai akibat ada pencobaan tapi mereka tidak. 

Itu sebab saya percaya dengan pengertian seperti ini, kita bisa mengetahui mengapa malaikat tidak diberikan kesempatan untuk bertobat. Mengapa Yesus mati bukan untuk menyelamatkan malaikat. Selain kedaulatan Allah masih ada hal-hal teologis yang kita perlu mengerti di dalam Kitab Suci. 

Saudara-saudara, bukan saja demikian, manusia bersalah kepada Tuhan Allah, berdosa dan berdosa kepada Tuhan meskipun indirect, meskipun berada dalam pencobaan, dan dikurung di dalam tubuh dan sebagainya, tetapi Alkitab akhirnya mengatakan tidak terlepas dari pertanggungjawaban diri sendiri. Orang yang berdosa tidak bisa mengatakan aku berdosa karena yang lain. Setiap orang berbuat dosa karena ditarik, dicobai oleh kehendak kemauan diri yang berada di dalam. Ini adalah pengertian tentang diri.

Apa artinya diri? Setiap diri mempunyai sifat yang bersifat oknum. Setiap diri adalah suatu kepribadian. Di dalam bahasa psikologi, dalam bahasa khususnya filsafat, istilah self, itu berarti sesuatu pribadi yang hidup, yang menyadari diri. Saudara-saudara, saya adalah seorang diri, engkau adalah seorang diri, kita adalah seorang diri, diri, diri, …, diri. Diri ini adalah yang dicipta oleh Tuhan yang berkepribadian maka kita mempunyai pendirian.

Kita berbeda dengan binatang. Binatang-binatang tidak dicipta dengan kepribadian. Semua binatang tidak mungkin mempunyai keputusan berdasarkan pemikiran mereka, kemauan mereka, dan emosi mereka yang menyatu, yang akhirnya menyatakan pendirian mereka. Tidak mungkin, karena mereka adalah makhluk hidup namun seperti mesin makan, mesin seks dan mesin yang akhirnya mati saja. 

Semua makhluk, semua binatang di bawah manusia adalah sesuatu organ yang hidup, yang berkuasa untuk menghidupkan sendiri dengan daya dasar mencari makan dan memenuhi kebutuhan fisiknya saja khususnya makan dan seks. Tetapi mereka tidak mungkin mempunyai kesadaran aku berada, apa tanggung jawabku, aku harus mempunyai moral, aku menuju pada kekekalan, aku menghadap pada Tuhan Allah, tidak! Karena eksistensi relatif itu tidak diberikan kepada binatang, mereka tidak mempunyai diri, mereka tidak mempunyai self, mereka tidak mempunyai soul yang bersifat spiritual eternal, mereka tidak mempunyai self - consciousnessyang mungkin menyadari keberadaan diri. Tidak. 

Itu sebab saudara-saudara, semua binatang setelah mati itu habis. Mereka tidak mempunyai kekekalan, mereka tidak bertanggung jawab terhadap Tuhan Allah tentang semua moralitas yang ada pada mereka. Mereka adalah makhluk yang seperti satu benda, mesin yang hidup saja. Tetapi manusia berbeda. Manusia memiliki pendirian. Diri, diri yang dicipta di luar diri, ini merupakan suatu crucial and most dangerous being

Semua diri yang dicipta oleh Tuhan, di luar diri Allah itu menjadi sesuatu makhluk yang sangat bahaya, bisa melawan Tuhan sehingga bisa dihukum oleh Tuhan. Maka itu bahaya bagi yang dihukum dan bisa melawan Tuhan, itu suatu bahaya bagi Tuhan Allah. Pada waktu Allah menetapkan menciptakan sesuatu yang mungkin melawan Dia, Dia telah menciptakan suatu makhluk yang krusial, yang sangat bahaya. Ini adalah suatu hal yang menjadi suatu permulaan pengertian apa artinya dosa, apa artinya permusuhan dan perdamaian dengan Tuhan Allah.

Saudara-saudara, umpama, kau membuat suatu mesin, akhirnya bisa jalan sendiri, bisa melawan engkau, itulah mesin yang sangat bahaya bagi kamu. Demikian Allah menciptakan manusia dengan adanya diri di dalamnya, dan diri ini bisa melawan dirinya Allah dan diri ini bisa menetapkan pendirian sendri, diri ini bisa menjadi musuh Allah dan akhirnya mengatakan kita telah menjadi seteru Allah. Memang kita diciptakan dalam keadaan krusial, di dalam keadaan yang sangat krisis, di dalam keadaan yang sangat bahaya. 

Bahaya untuk kita, karena perlawanan dengan Tuhan Allah, yaitu dosa yang mengakibatkan kebinasaan adalah mematikan diri kita sendiri. Dan berbahaya bagi Tuhan Allah, Dia adalah Allah yang berdaulat, karena mencipta manusia-manusia mempunyai diri, akhirnya Dia bisa dilawan, diejek, difitnah, tidak dipercaya oleh manusia. Tapi Allah rela, Allah rela menciptakan diri di luar diri. Diri di luar diri bagaimana penyelesaiannya? Penyelesaiannya adalah, bila engkau tetap membanggakan dirimu, berada pada dirimu, engkau adalah orang yang berdosa. Tapi bila engkau menyangkal diri, engkau kembali kepada Tuhan, engkau menjadi orang yang diselamatkan dan dibenarkan.

Saudara-saudara, inilah ketajaman pemikiran yang hanya ada di dalam Kitab Suci orang Kristen, tidak ada di agama orang lain. Saudara-saudara, pengertian diri sebagai sumber dosa jadi lebih memberikan kepada kita keakuratan pengertian tentang apa itu dosa. Engkau mengatakan saya digoda maka saya berdosa; karena teman tidak baik, saya tidak baik. 

Banyak Ibu Bapak mengatakan kepada saya, anak saya itu lucu, waktu lahir lucu, sekarang jadi jahat sekali. Kenapa? Karena kawannya tidak baik. Saya jawab dia, anak siapa yang waktu lahir tidak lucu? Anak semua orang juga lucu, tapi engkau cuma perhatikan anak sendiri, anak yang lain tidak diperhatikan. Anak yang lucu kenapa menjadi rusak? Karena orang lain. Kalau engkau menyalahkan orang lain, engkau tidak mengerti Kitab Suci karena Alkitab mengatakan setiap dosa diperbuat karena engkau telah mempunyai niat diri. 

Diri itu tidak taat pada prinsip Alkitab, diri itu tidak mengerti kebenaran, diri itu tidak menghadap Allah dengan eksistansi relatif yang tidak bertanggung jawab akibatnya engkau menerima godaan. Anak saya yang berada di Connecticut, dalam program PhD, dia berkata kepada saya, teman sekolah saya cari perempuan, ada kawan-kawan yang tidak beres, dan mereka anggap saya tidak normal. Mereka anggap saya orang yang tidak ikuti jaman. Bagaimana tanggapanmu? Saya tidak peduli. Saya orang Kristen yang harus menjaga kesucian. 

Jikalau kamu berada di dalam lingkungan yang ini berzinah, yang itu berzinah, semua perilaku seks dilakukan di sekitar asrama, kamu bisa menjaga kesucian tidak? Bila engkau bisa menjaga kesucian, mengapa? Karena engkau mempunyai diri yang tidak mau mengikuti diri orang lain. Mengerti maksudnya? Engkau mempunyai diri yang takut akan Tuhan Allah, engkau mempunyai diri yang tidak mau digoda meskipun godaan sudah di pintu, engkau mempunyai kuasa menahan diri. 

Ini adalah suatu hal yang penting sekali. Maka Yakobus mengatakan diri, nafsu diri itu kalau sudah keluar menjadi dosa. Dosa sudah bertumbuh menjadi maut. Ini adalah tiga langkah: diri yang bernafsu, lalu dosa, dosa menuju kepada kematian.

Jikalau kita memang mengatakan manusia digoda, maka manusia masih dikasihani oleh Tuhan - alasan ini tidak cukup. Tapi kita mengatakan manusia berdosa karena digoda, dicobai oleh setan, ini benar karena ini dicatat oleh Alkitab, tetapi itu bukan alasan kita boleh menerima keselamatan. Allah tetap mengasihani kita, dan Allah akan menghukum kita di dalam dosa yang tidak mengakui kebersalahan diri. Jikalau kita mengaku dosa kita sendiri, lihat 1 Yohanes 1:8~9, maka Allah itu setia dan adil, dan dia mengampuni dosa kita, membersihkan kita dari segala kejahatan.

Mengenai ‘diri’, di dalam agama Kristen ada satu kalimat penting dari Yesus Kristus yang tidak ada pada agama orang lain : “Barangsiapa mengikut aku, biarlah dia menyangkal diri dan memikul salib. Barangsiapa tidak menyangkal diri dan tidak memikul salib dia tidak layak mengikut aku.” Ini menjadi satu inti yang paling dasar dari kekristenan yang begitu berbeda secara kualitatif dengan agama yang lain.

Mengerti tentang diri, ini adalah unsur dasar dimana dosa diperbuat, dimana kita melawan Tuhan karena ada diri, diri di luarnya diri Allah. Diri di luarnya Sang Pencipta. Diri di luar Allah berarti diri di luar kebenaran karena Allah itu kebenaran. Allah itu kebenaran, barangsiapa berada diri di luar dirinya Allah berarti diri di luarnya diri Kebenaran. Allah itu kesucian, Allah itu kebajikan, Allah itu adalah Allah yang adil, Allah yang tidak bersalah. Barangsiapa di luar diri Allah ada di luar yang tidak bersalah, dia berada di luar yang adil, dia di luar yang suci, dia di luar yang kasih, dia di luar yang bajik. Maka diri di luar diri Allah adalah diri yang berdosa.

Maka kita berdosa terhadap nafsu diri. Nafsu diri mengakibatkan dosa, dosa mengakibatkan kematian. Ada tiga langkah: nafsu diri, dosa, kematian. Itu sebab jangan mengatakan karena dicobai, saya tidak bisa apa-apa, saya berdosa, karena ada pencobaan. Tidak. Dirimu memiliki kesanggupan, keinginan untuk bertahan dan berperang dengan dosa. Diri itu penting sekali.

Sama seperti apa yang saya katakan tadi, seorang yang sudah mendapat Phd dan sudah mengajar di luar negeri, dia diberikan pil anti hamil karena dia wanita. Dia tolak. Tidak bisa tolak, ini menurut peraturan dari Kerajaan Belgia. Dia bilang saya tolak karena saya tidak mungkin hamil. Saya tidak mungkin menyeleweng karena di dalam hati saya benar-benar ada Tuhan. Apa obatmu? Obat saya adalah Yesus dan keselamatan.

Saudara-saudara, perempuan seperti itu, gurunya geleng kepala. Jaman ini masih ada orang sampai program doctoral belum ada pengalaman seks? Bukan saya tidak bisa, bukan saya tidak mau, tapi dalam hati saya takut kepada Tuhan sehingga saya bisa menahan diri. Ini diri yang mempunyai pendirian sesuai dengan pendirian Allah. Itu namanya menyangkal diri. 

Waktu saya masih kecil saya tanya kepada guru saya, menyangkal diri atau terjemahan lain membuang diri, buang kemana? Apakah Tuhan mau saya menjauhkan diri, membuang diri ke sampah? Guru Sekolah Minggu saya, mengatakan saya juga tidak mengerti apa itu penyangkalan diri. Guru Sekolah Minggu sendiri tidak tahu apa artinya menyangkal diri. Diriku yang dicipta dengan peta teladan Allah yang begitu berharga masa dibuang, masa disangkal? 

Akhirnya saya mengerti yang disebut sangkal diri, yaitu memasukkan diri kita ke diri Allah, menaklukkan diri kita kepada diri Allah karena kehendak-Nya, rencana-Nya, segala kedaulatan lebih tinggi dari saya maka saya rela menaklukkan diriku ke dalam diri Allah. Ini namanya menyangkal diri. Dan contoh yang terbaik di dalam seluruh sejarah, ada Yesus yang berada di Getsemani. 

Waktu Yesus berada di Getsemani, Dia mengatakan, “Bapa, kalau mungkin singkirkanlah cawan ini dari padaku tetapi bukan menurut kehendak-Ku tapi menurut kehendak-Mu.” Kalimat itu berarti bukan pendirian-Ku, Diri-Ku mau sesuai Kehendak-Mu. Kehendak-Ku sekarang bergabung dengan kehendak-Mu, aku kembali kepada-Mu, bukan kehendak-Ku tapi kehendak-Mu yang terjadi, Thy will be done

Kadang-kadang orang bertanya kepada saya, Gereja ini makin lama makin besar, kalau Pak Tong mati bagaimana? Saya benar-benar tidak tahu. Bukan saya sendiri, bukan kemauan saya sendiri mendirikan gereja besar, cabang banyak, tidak. Karena kebutuhan-kebutuhan yang begitu besar, kita perlu melayani, terus saya genjot, saya kerja mati-matian.

Di dalam 20 bulan ini dalam kebaktian-kebaktian yang saya pimpin kira-kira sudah ada 1500 orang mau menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Di New York saja 620 orang, di dalam satu malam terakhir, dengan air mata mereka maju ke depan. Memang pekerjaan Tuhan sangat perlu pekerja. Tetapi siapa yang seharusnya mempunyai kemampuan, kemungkinan; baik otak, watak, diri, yang mempunyai pengertian dan sebagainya, tidak menyerahkan diri. Dan banyak yang katanya menyerahkan diri, saya kira tidak jelas panggilan dari Tuhan.

Saya tidak tahu harus bagaimana? Saya cuma mau bukan kehendak diri yang jadi, kehendak-Mu yang jadi Tuhan, kehendak-Mu yang jadi. Kalau saya mati bagaimana? Saya tidak tahu, saya cuma tahu Tuhan saya adalah Tuhan yang hidup. Dulu tidak ada Gereja ini, dulu tidak ada pos-pos kita yang berada di Karawaci. Kalau sampai suatu hari tidak ada yang meneruskan berarti Tuhan tidak kasihani jaman ini. Sudah. 

Bisakah manusia pakai cara manusia mempersiapkan manusia? Tidak bisa. Yang memanggil Tuhan, yang melatih Tuhan, latihan di dalam sekolah teologi hanya latihan formal yang hanya mengubah sedikit tapi panggilan yang betul-betul, pengabdian yang sungguh-sungguh dan penyangkalan diri berdasarkan orang-orang yang baca Kitab Suci dan betul-betul mau taat kepada Tuhan – itu tidak bisa digarap oleh guru. 

Penyangkalan diri hanya dikerjakan oleh Tuhan kepada mereka yang sungguh–sungguh taat pada perintah Tuhan. Penyangkalan diri, rela mengorbankan diri, rela mengabdikan diri, rela mempersembahkan diri di atas mezbah. Itu adalah satu peristiwa yang terjadi antara engkau yang mempunyai eksistansi relatif dengan Tuhan Allah. Saya hanya serahkan kepada Tuhan. 

Kalau memang memimpin terus kita bersyukur, kalau Tuhan tidak pimpin terus, berarti kita kembali ke asal. Kalau tidak ada lagi hamba-hamba Tuhan melayani di semua tempat, tutup, tutup, sisa pusat. Kalau pusat mati, pusat di tutup, itu kehendak Tuhan, kita ya ikut saja. Tetapi saya percaya bukan demikian. Dengan cinta kasih di atas salib, Yesus Kristus akan terus menerus membangkitkan orang melayani Tuhan karena Tuhan mau lebih banyak orang diselamatkan.

Diri menyangkal diri, masuk ke diri Allah, ini menjadi suatu kunci kerohanian, kunci pertumbuhan, kuncirevival, kunci kebangunan rohani dari jaman ke jaman. Setiap tahun, setiap jaman, setiap abad, harus ada orang yang rela menyangkal diri lalu masuk ke diri Allah, ini namanya spritualitas, ini namanya ketaaatan, ini namanya iman, ini namanya dedikasi, penyerahan, persembahan kepada Tuhan. Omong kosong jika saya mengatakan ‘aku menyerahkan diri kepada Tuhan’ tapi masih banyak diri yang melawan kehendak Tuhan. Masih banyak diri dan kemauan diri melawan kehendak Tuhan Allah. Akibatnya tidak mungkin mengerjakan pekerjaan Tuhan.

Saudara-saudara sekalian, itulah sebab manusia berlainan dengan malaikat. Di dalam dirinya, malaikat melawan Tuhan secara langsung maka Tuhan juga langsung membiarkan, tidak ada satu malaikat yang bisa diselamatkan. Tetapi manusia keturunan Adam yang beriman masih bisa diselamatkan, karena apa? Tuhan mengasihani kita yang sebenarnya dicipta dengan keadaan seperti debu ini. Tubuh kita hanyalah debu saja, kita hanya seorang manusia yang berada dalam keadaan kurun daging dan darah yang dibuat dari debu yang sementara. Itu sebab saya akan masuk ke dalam poin yang penting sekali yaitu signifikansi tubuh.

Semua filsafat dan semua teologi dari agama lain tidak pernah mempunyai pengertian seperti Kitab Suci.What is the meaningful significance of human body? Human body is a prisondaripada hinduism, tubuh manusia itu seperti sebuah penjara yang mengekang, yang membatas, yang membelenggu jiwa kita sehingga kita tidak pernah mempunyai freedom. I don’t have freedom because I’m a prisoner in this physical body. Physical body needs eat, sex and so many things that cost me to commit sin. 

Ini adalah agama-agama lain, maka agama-agama lain yang sampai ekstrim, mereka menyiksa tubuh, menyiksa supaya tubuh ini menderita, karena apa? Inilah tubuh yang mengakibatkan saya berdosa, inilah tubuh yang membuat saya tidak bebas, inilah tubuh yang membelenggu jiwa saya. Bagaimana perbedaannya dengan Kitab Suci? 

Kitab Suci adalah satu-satunya ajaran agama yang mengatakan tubuhmu itu adalah tempat kediaman Roh kudus, tubuhmu itu adalah tempat kediaman Tuhan Allah. Tubuhmu itu adalah tempat pembentukan Bait Allah secara spiritual. Our body is the temple of God, our body is a dwelling place of the Holy Spirit. Ini adalah istana rohani, ini adalah tempat Tuhan Allah berdiam di dalamnya maka tidak ada agama yang memandang tubuh manusia setinggi seperti apa yang diwahyukan di dalam Kitab Suci.

Saudara-saudara sekalian, sekarang saya mau tanya, engkau mempunyai tubuh, engkau rasa disiksa atau engkau rasa bangga? Dua-dua bisa dijawab dari dua ekstrim. Bagi yang merasa disiksa, tubuh ini menyiksa. Orang yang over, keterlaluan menuntut akan kesucian, kadang-kadang dia jatuh ke dalam benci kepada badannya sendiri. Justru karena badan ini, bikin saya tidak bisa suci. 

Akhirnya dia membenci. Ada juga orang ekstrim lainnya, karena ada badan ini, maka dia melampiaskan nafsu seenak mungkin, mumpung masih muda, masih bisa berdansa, masih bisa seks, masih bisa berzinah, masih bisa main perempuan sebisa mungkin, memperalat tubuhnya untuk main-main, untuk menyenangkan hawa nafsunya. Orang Kristen tidak demikian. 

Orang Kristen harus mempunyai tanggapan, betul-betul wawasan yang benar, dan mempunyai pengertian yang akurat mengenai apa ini fungsi tubuh, apa signifikansi tubuh. Tubuh ini sangat penting. Bahkan ketika Yesus Kristus datang ke dalam dunia, waktu Ia bertubuh, Dia menyatakan sesuatu ucapan syukur. Istilah ini tidak muncul tapi seluruhnya mengandung ini, bahwa Aku sudah datang, bahwa Engkau sudah menyiapkan tubuh bagiKu,You have prepared a body for me

Waktu Yesus di dunia Ia begitu menghargai tubuh, karena Allah Bapa menjanjikan suatu tubuh meskipun tubuh itu adalah peta teladan orang yang sudah berdosa, Yesus yang tidak berdosa berada dalam tubuh seperti orang yang berdosa. Yesus berkata, Bapa Aku telah datang, Engkau telah mempersiapkan tubuh bagiKu. Untuk apa? Untuk hidup seks, melampiaskan nafsu? Tidak, Yesus tidak menikah. 

Yesus datang dari Yesus lahir hingga mati di kayu salib suci mutlak untuk menjalankan misi penebusan. Lalu Yesus memiliki tubuh untuk apa? Untuk menjalankan perintah Allah. Inilah rahasia manusia. If you know the secret of possessing one body in order to fulfill and accomplish the will of God in yourself, you should give thank to God. Saya bersyukur kepada Tuhan. Jikalau hari ini saya datang berkotbah tubuh saya tidak datang, cuma roh saya yang datang, bagaimana? Kamu pasti lari. Tetapi aku mempunyai tubuh ini penting. 

Saya masih bisa berkotbah, masih bisa pergi ke sini dan ke sana, saya tampil di mana-mana dengan membawakan Firman, orang lain mendapatkan berkat. Jadi kita harus bersyukur kepada Tuhan masih ada tubuh ini. Bukan membenci, bukan menyiksa, bukan menderita, tetapi biar tubuh ini mempunyai kewajaran, mempunyai pengertian sesungguhnya bagaimana saya menghadapinya. Yesus mengajar kita dengan kalimat ini, Oh Allah, Aku sudah datang dan Engkau telah menyediakan tubuh bagiKu. 

Yesus mempunyai tubuh supaya boleh dipaku di atas kayu salib untuk menjalankan kehendak Allah menjadi Juruselamat bagi orang lain. Yesus bertubuh justru memungkinkan Dia menggenapi rencana penebusan Tuhan Allah bagi umat manusia khususnya anak-anak Abraham.

Saudara-saudara, maka tubuh ini memiliki signifikansi yang begitu besar. Bedanya kita dengan malaikat: malaikat tidak mempunyai tubuh, kita mempunyai tubuh. Maka saya tidak menyatakan kita bisa diselamatkan. Tubuh ini mengakibatkan Tuhan kasihan kepada kita berada dalam diri tubuh ini, yang sangat terbatas ini. 

Saudara-saudara kalimat selanjutnya, dengan adanya tubuh ini maka penyelesaian dosa harus dilakukan dalam kurun waktu masih ada tubuh. Saudara mungkin tidak sering dengar poin ini atau baca ini di buku lain tapi saya minta saudara-saudara untuk memperhatikan. Kita percaya setelah mati tidak ada kemungkinan diselamatkan, mengapa setelah mati tidak ada kesempatan? Karena setelah mati tidak ada tubuh. 

Kalau begitu pentingkah tubuh? Penting! Tubuh adalah suatu wadah di mana pertobatan masih berlaku diterima oleh Tuhan pada waktu engkau belum keluar daripadanya. Setelah manusia keluar dari tubuh, maka tidak ada lagi kemungkinan dia bertobat minta pengampunan dosa dari Allah. Itulah saudara-saudara kalimat yang menggabungkan adalah dosa diperbuat di dalam tubuh, dosa harus diselesaikan di dalam tubuh masih berada. 

Saudara-saudara, setelah tubuh tidak ada, tidak mungkin lagi karena tubuh berada dalam kurun kesementaraan, sedangkan roh berada dalam kurun kekekalan. Malaikat-malaikat berada dalam kurun kekekalan, berdosa langsung dosanya itu adalah status kekekalan. Manusia berbuat dosa di dalam tubuh kurun sementara, maka dosa yang kita perbuat dalam tubuh ini disebut masih sebagai dosa sementara belum dikonfirmasikan nasibnya. Itu sebab kalau kita berdosa dalam keadaan masih bertubuh mari kita selesaikan selama kita masih bertubuh.

Saudara-saudara, kalau tubuhmu masih ada, berarti masih ada kemungkinan dosa itu diselesaikan dan jangan membawa dosa yang masih sementara ini menuju kepada kekekalan karena di situ sudah tidak ada lagi kesempatan kita bertobat. Saya rasa ini sudah lebih jelas.

Seorang namanya Dr. Edy datang ke Nanjing berkotbah kebangunan rohani. Karena dia orang terkenal dari Amerika maka Dr. Sun Yat Sen, seorang Kristen, mengajak beberapa menteri yang datang karena sungkan, ke kebangunan rohani tersebut. Setelah kebaktian selesai, Dr. Eddy mengatakan siapa yang mau menerima Tuhan Yesus maju ke depan. Dua menteri di kanan dan kirinya Sun Yat Sen dua-duanya bukan Kristen. 

Dr. Sun Yat Sen bertanya kepada mereka maukah anda silahkan maju ke depan, jangan menunda kalau anugerah Tuhan datang kepadamu? Dua-duanya bilang tidak. Seorang mengatakan saya menerima Tuhan mungkin beberapa hari kemudian. Hari ini belum siap, malam ini saya pikir baik-baik. Setelah Kebaktian, malam itu, dia naik kereta api dari Nanjing ke Shanghai yang tidak begitu jauh kira-kira tahun 1920an. Saat kereta api berjalan ada bom yang persis meledak di gerbong di mana menteri itu berada. Menteri itu mati, Tuhan tidak memberikan kesempatan lagi karena masa bertubuh sudah lewat.

Itu sebab banyak orang menunggu, menunggu, menerima Tuhan dia tunggu, tunggu, tolak-tolak, tolak sampai kapan? Sampai hari terakhir masuk kuburan, sebelum tutup mata, meskipun terlambat paling sedikit masih berada dalam masa dia masih bertubuh. Jadi tubuh ini tidak boleh kita hina, bukannya tidak penting, ada suatu signifikansi yang penting yang tidak ada pada dunia Roh. 

Itu sebab saya sering berpikir mengapa Tuhan tidak menyelamatkan malaikat dan menyelamatkan manusia? Kalau menyelamatkan manusia, kapan menyelamatkannya, dengan cara apa? Menyelamatkan dengan daging dipaku untuk menebus daging yang berdosa. Yesus Kristus berdaging dan berdarah, dengan tubuh Dia dipaku untuk menyelamatkan manusia yang berdaging dan berdarah yang berada dalam masa tubuh, maka setelah itu tidak ada lagi.

Maka semasa kita masih hidup dalam dunia selama berpuluh-puluh tahun ini biar kita menjadi orang yang bertanggung jawab, orang yang hidup dalam tubuh. Engkau yang masih diselamatkan, segeralah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Engkau yang telah diselamatkan, segeralah memuliakan Tuhan dengan tubuhmu yang memancarkan kemuliaan dan keindahan dari Tuhan Allah.

Saudara-saudara, my body is the means for me to manifest the glory and the beauty of my God, my Master and my Savior. Berdagang baik-baik, studi baik-baik, bermoral baik-baik, karena hidupmu selama bertubuh adalah hidup untuk bersaksi. Apa yang engkau tanam, apa yang engkau invest, apa yang engkau kerjakan dengan baik di dalam Tuhan Allah akan dituai dalam kekekalan, akan dinyatakan dalam kekekalan dengan puji-pujian dan dengan jubah kemuliaan dari Tuhan serta pahala surga yang selama-lamanya. Puji Tuhan. Mari kita hidup baik-baik di dunia ini.

Setelah 2 ayat ini disambung dengan dua ayat terakhir, Ibrani :2: 17 dan 18. Ibrani :2: 17 berarti Yesus sama seperti kita maka kita boleh bersandar kepada Dia karena Dia mengerti segala kelemahan kita. Dia menjadi Imam yang dengan saudara-saudaranya bersama menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah. Di sini ada dua istilah yang penting: Yesus adalah seorang Imam yang penuh kasih, kedua Yesus adalah Imam yang setia.

Di hadapan Tuhan Dia setia menjalankan tugasnya, kepada manusia; Dia menyatakan belas kasihan kepada umat yang dipilih oleh Dia. Maka Yesus Kristus adalah Imam yang memberikan belas kasihan sebab Dia sendiri pernah menjadi tubuh, pernah datang ke dalam daging dan darah. Dia pernah mengerti sebagai Imam yang berdiri di tengah-tengah Allah dan manusia yang berdosa, ditengah yang suci dan jahat, di tengah-tengah hidup dan mati, dia berada di tengah-tengah, dari surga Dia membawa anugerah kepada kita agar kita tidak menanggung dosa kelemahan kita, untuk berdoa kepada Tuhan bagi kita masing-masing.

Yesus adalah Imam. Imam seperti ini memiliki dua syarat yang penting. Pertama, Dia setia, berarti Dia secara akurat dan jujur melaksanakan kehendak Allah. Dia setia, berarti Dia tidak akan membuang kita yang sudah dikasihi olehnya; Kedua, Dia memiliki belas kasihan artinya Dia membawa anugerah Tuhan, menyalurkan kepada kita dan kedua Dia mengerti akan segala kelemahan yang pernah kita miliki.

Saya tidak bermaksud jikalau Tuhan Yesus tidak menjadi manusia Dia tidak mungkin mengerti apa yang kita perbuat. Jikalau ini dikonfirmasikan, ini bahaya sekali. Apakah untuk mau mengerti kita maka Tuhan harus menjelma menjadi manusia? Tidak! Kalau demikian bila Tuhan ingin mengerti sapi, Tuhan harus menjadi sapi? Kalau Tuhan mau mengerti dunia materi, harus menjadi materi? Tidak! Tuhan bisa mengerti setiap kesulitan kita tanpa Dia sendiri menjadi manusia di bumi. 

Tetapi supaya kita tahu Dia mau mengerti maka cara terbaik adalah Dia sendiri menjadi manusia. Saya pernah bicara pada seseorang pagi-pagi: Pak Tong, saya minta didoakan karena saya selalu dirongrong oleh Nyonya, Tuhan Yesus tidak mempunyai istri jadi Dia tidak mengerti. Karena Yesus tidak pernah nikah, tidak pernah punya Nyonya. Saya bilang tidak mungkin. Tuhan tetap mengerti karena Tuhan Mahatahu, Mahamengerti, tetapi Dia menjadi manusia bukan supaya Dia mampu mengerti kita, melainkan supaya kita tahu Dia mau mengerti kita. Engkau diejek, difitnah, dirongrong, Dia tahu.

Suatu hari saya naik satu taksi di Hongkong. Supir taksi kelihatannya baik sekali, saya mulai menginjili dia. Dia mengatakan, “Saya sudah Kristen." Dia bercerita tentang kesusahan-kesusahan yang luar biasa, penindasan ekonomi. “Dulu saya adalah pedagang yang sangat besar. Akhirnya bangkrut total karena pinjaman tidak bisa bayar. 

Saya sekarang terpaksa bawa taksi. Apa boleh buat, saya masih membutuhkan uang sedikit-sedikit untuk membeli sayur, beras, makanan untuk hidupkan Nyonya dan anak-anak saya. Kadang-kadang saya melihat orang bicara keras dengan saya di mobil. Saya sangat tidak bisa terima tapi saya ingat saya hanya manusia yang sekarang lebih mengerti kesulitan-kesulitan orang miskin. Dulu saya tidak tahu, tahunya duit, duit, duit, tahunya saya sendiri kaya. Sekarang saya tahu apa itu kesusahan.”

Saudara-saudara, sudah hampir tiga kali saya melihat, satu kali di Singapura, seorang pedagang yang besar sekarang menyupir taksi karena sudah bangkrut, sudah susah. Kita jangan sombong, kalau kita lagi kaya kita meremehkan orang lain. Jikalau Tuhan pakai cara seperti itu, kita semua dibuang di neraka. Tetapi Tuhan yang berada di surga pun Dia turun menjadi manusia berdaging dan darah, untuk mengerti, memberikan kita pengetahuan bahwa Dia rela dan Dia benar-benar mengerti kesusahan kita. Dia adalah Imam Besar yang setia dan penuh belas kasihan.

Ayat terakhir, Ibrani :2: 18, manusia jatuh ke dalam pencobaan? Iya. Manusia serba sulit karena dicobai? Iya. Yesus bisa menolong kita? Bisa. Yesus mengerti kita? Iya. Mengapa? Karena Dia sendiri juga dicobai maka Dia bisa menolong kita yang dicobai. Puji Tuhan. Inilah cinta kasih Tuhan yang luar biasa bagi kita yang berada dalam tubuh yang sangat memerlukan pertolongan, keselamatan dan juga pimpinan Tuhan.  
Amin.
Next Post Previous Post