EFESUS 2:11-22 (KEADAAN KITA DAHULU DAN SEKARANG)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
I) Keadaan dahulu (Efesus 2:11-12).
Orang kafir disebut sebagai ‘orang yang tidak bersunat’. ‘Sunat’ adalah tanda lahiriah, namun artinya terlalu dibesar-besarkan oleh orang Yahudi. Kata-kata Paulus dalam Efesus 2: 11 menunjukkan bahwa ia tidak mementingkan sunat lahiriah. Yang ia pentingkan adalah ‘sunat hati’ (Roma 2:28,29, Filipi 3:2-3, Kolose 2:11-13).
Juga dikatakan bahwa orang kafir itu, yang tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam ketentuan yang dijanjikan (Efesus 2:12).
Tebalnya dinding pemisah ini bisa terlihat dari:
1) Orang kafir disebut anjing oleh orang Yahudi (bdk. Matius 15:26).
2) Kata-kata William Barclay dalam tafsirannya tentang surat Efesus:
· Orang Yahudi punya kejijikan yang sangat besar terhadap orang kafir.
· Mereka berkata bahwa orang kafir diciptakan oleh Allah untuk menjadi bahan bakar neraka.
· Allah hanya mencintai Israel dari semua bangsa yang diciptakan-Nya.
· Orang Yahudi tidak diperbolehkan membantu seorang ibu kafir yang akan melahirkan karena hal itu hanya membawa orang kafir lain masuk ke dalam dunia.
· Kalau seorang Yahudi menikah dengan orang kafir, maka keluarganya mengadakan upacara penguburan, karena kontak semacam itu dengan orang kafir dianggap sama dengan kematian.
· Orang Yahudi yang masuk ke dalam rumah orang kafir, menjadi najis.
3) Adanya tembok pemisah dalam Bait Allah yang memisahkan tempat ibadah untuk orang Yahudi dan tempat beribadah untuk orang kafir (yang telah diyahudikan). Tembok itu tingginya 3 hasta (135 cm), dan bertuliskan: “Pelanggar akan dihukum mati”. Bdk. Kisah Para Rasul 21:27-31 - “(27) Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, (28) sambil berteriak: ‘Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!’ (29) Sebab mereka telah melihat Trofimus dari Efesus sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka, bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Allah. (30) Maka gemparlah seluruh kota, dan rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan menyeretnya keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga semua pintu gerbang Bait Allah itu ditutup. (31) Sementara mereka merencanakan untuk membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem gempar”.
B) Ada dinding pemisah antara orang kafir dengan Allah.
1) Orang kafir disebut ‘tanpa Kristus’, ‘tanpa pengharapan’, ‘tanpa Allah’ (Efesus 2:12).
Memang ‘tanpa Kristus’ = ‘tanpa Allah’ (1Yohanes 2:23) dan karena itu jelas adalah ‘tanpa pengharapan’.
2) Orang kafir disebut ‘jauh’ (Efesus 2:13,17), sedangkan orang Yahudi disebut ‘dekat’ (Efesus 2:17). Istilah ‘jauh’ dan ‘dekat’ sering digunakan dalam PL (Ulangan 4:7 Mazmur 148:14 Yesaya 49:1 Yesaya 57:19).
Israel disebut ‘dekat’ karena Tuhan memberikan hukum-hukum-Nya kepada mereka (Mazmur 147:19-20). ‘Dekat’ dalam Efesus 2:17 berbeda dengan ‘dekat’ dalam Efesus 2:13. Sekalipun Israel disebut ‘dekat’, tetapi tetap ada dinding pemisah antara mereka dengan Allah. (ingat tabir pemisah antara ruang suci dengan ruang maha suci dalam Bait Allah).
Tetapi orang kafir mempunyai dinding pemisah yang lebih tebal lagi, dan karena itu mereka disebut ‘jauh’.
Paulus menyuruh mereka mengingat keadaan mereka dahulu (Efesus 2:11-12). Ini penting supaya mereka tetap rendah hati dan tetap ingat kasih Allah kepada mereka.
II) Apa yang dilakukan oleh Kristus (Efesus 2:13-18).
A) Mati.
Kata-kata ‘darah’ (Efesus 2:13), ‘mati-Nya sebagai manusia’ (Efesus 2: 15), ‘disalib’ (Efesus 2: 16), semuanya menunjuk pada kematian Kristus.
Kematian ini mempunyai akibat:
1) Batalnya hukum Taurat (Efesus 2:15).
Apakah Efesus 2:15 ini bertentangan dengan Matius 5:17-18? Tidak! Efesus 2:15 menunjuk pada ‘ceremonial law’ (hukum-hukum yang berhubungan dengan ibadah / kebaktian, seperti: korban bakaran, sunat, makanan najis, dsb), sedangkan Matius 5:17,18 menunjuk pada ‘moral law’ (hukum-hukum yang berhubungan dengan kehidupan moral, seperti 10 hukum Tuhan).
2) Robohnya dinding pemisah antara Yahudi dan kafir (Efesus 2:14).
3) Robohnya dinding pemisah antara Allah dan manusia (Efesus 2:13 - hanya untuk kafir; Efesus 2: 16,18 - untuk Yahudi dan kafir).
4) Yahudi dan kafir diciptakan menjadi ‘satu manusia baru’ (Efesus 2:15b). ‘Satu manusia baru’ ini berarti ‘semua orang Kristen ditinjau sebagai suatu kesatuan’
“The Closer we come to God, the closer we come to each other” (= Makin dekat kita datang kepada Allah, makin dekat kita datang satu dengan yang lain).
Dosa memisahkan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya. Tetapi ketika kita percaya kepada Kristus, dosa kita dibereskan, maka dinding pemisah antara kita dengan Allah hancur. Kita menjadi ‘dekat’ (ay 13) dengan Allah. Kalau dua orang manusia percaya kepada Kristus, maka bukan hanya dinding pemisah antara mereka dengan Allah yang dihancurkan, tetapi juga dinding pemisah antara mereka berdua. Mereka mendekat kepada Allah, maka mereka menjadi dekat satu dengan yang lain. Makin dekat hubungan kedua orang itu dengan Allah, makin dekat hubungan mereka satu sama lain.
Penerapan: Mengapa orang Kristen sering bertengkar satu dengan yang lain? Karena mereka kurang dekat dengan Allah. Makin dekat mereka dengan Allah, makin dekat mereka satu dengan yang lain. Ini berlaku juga untuk hubungan suami-istri. Makin dekat mereka berdua dengan Allah, makin dekat hubungan mereka satu dengan yang lain.
B) Memberitakan damai (Efesus 2: 17).
Ini jelas tidak ditujukan pada pelayanan Yesus selama tiga setengah tahun, karena waktu itu Ia hanya memberitakan Injil / Firman Tuhan kepada orang Yahudi / Israel (Matius 15:24). Jadi pemberitaan damai di sini (yang ditujukan kepada orang Yahudi dan kafir (Efesus 2:17), ditujukan kepada pelayanan Tuhan Yesus melalui rasul-rasul dan orang-orang Kristen yang lain (bdk. 2Korintus 5:18-21).
Penerapan: jelas bahwa pemberitaan Injil adalah tugas kita. Sudahkah / maukah saudara memberitakan Injil?
III) Keadaan sekarang (Efesus 2:19-22).
Gereja / orang-orang Kristen (baik Yahudi maupun kafir) digambarkan sebagai:
A) Warga kerajaan Allah (Efesus 2: 19a: ‘kawan sewarga’).
B) Keluarga Allah (Efesus 2: 19).
C) Bait Allah, tempat kediaman Allah (Efesus 2: 20-22).
1) Dasar / fondasi (Efesus 2: 20):
a) ‘rasul-rasul’ dan ‘nabi-nabi’.
Ini bukan ditujukan kepada pribadinya / orangnya; juga tidak pada jabatannya, tetapi pada ajarannya, yaitu PL + PB (seluruh Alkitab).
b) Kristus sebagai batu penjuru.
Gereja yang benar harus berdasar pada Kristus dan Firman Tuhan (Alkitab).
2) Bangunan (Efesus 2: 21-22).
Dalam 1Korintus 3:16 dan 1Korintus 6:19, ‘setiap orang Kristen’ disebut sebagai Bait Allah. Tetapi, dalam Efesus 2:21-22 ini, ‘seluruh orang Kristen’ digambarkan sebagai Bait Allah. Jadi setiap orang Kristen adalah setiap batu yang menyusun Bait Allah.
Kalau dahulu orang-orang kafir beribadah dalam Bait Allah secara terpisah (dipisahkan oleh dinding pemisah), maka sekarang bukan saja tidak ada dinding pemisah, bahkan mereka menjadi batu-batu penyusun Bait Allah.
Jelas sekali bahwa Kristus yang sudah menghancurkan dinding pemisah itu, tidak menghendaki adanya dinding pemisah. Tetapi sering kali orang Kristen membangun kembali dinding pemisah itu (bdk. apa yang dilakukan Petrus dalam Galatia 2:11-14. Bandingkan juga dengan Kis 15).
Dinding pemisah dalam gereja sering terjadi karena:
· perbedaan bangsa / suku bangsa.
· perbedaan status ekonomi, kaya dengan miskin.
· perbedaan kedudukan, misalnya majikan dan pelayan / budak.
· perbedaan aliran / merk gereja.
· perbedaan usia, tua dengan muda.
· perbedaan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.
Kita harus selalu berusaha menghancurkan dinding pemisah itu, karena di dalam Kristus kita adalah satu!
Dalam diri Tuhan Yesus, semua batasan / tembok pemisah telah dihancurkan! Semua yang ada di dalam Kristus adalah satu.
BACA JUGA: EKSPOSISI TRINITARIAN SURAT EFESUS
1Korintus 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”.
Galatia 3:28 - “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”.
Efesus 2:14-19 - “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”.
Kolose 3:11 - “dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu”.
Penerapan: Dalam Kristus tidak boleh ada batasan antara:
· laki-laki dan perempuan.
Ini tentu tidak boleh diartikan bahwa kita boleh melakukan free sex! Ini juga tidak boleh diartikan bahwa dalam keluarga, istri punya kedudukan yang setingkat dengan suami!
Artinya adalah: baik laki-laki maupun perempuan, kalau percaya kepada Yesus, sama-sama diampuni, sama-sama menjadi anak Allah, boleh berbakti bersama-sama dalam gereja, dan juga boleh sama-sama melayani Tuhan!
· bangsa / suku bangsa yang satu dengan yang lain.
Kita tidak boleh menganak-emaskan bangsa / suku bangsa kita sendiri, dan menganak-tirikan / menolak / merendahkan bangsa / suku bangsa tertentu dalam gereja. Adanya gereja yang boleh dikatakan menjadi ‘milik’ dari bangsa / suku bangsa tertentu, seperti GKJW, HKBP, GPIB, GKT, GKA, dsb, sebetulnya tidak salah, selama mereka tidak menolak orang dari bangsa / suku yang lain yang mau berbakti di gereja mereka. Tetapi ada gereja suku semacam itu yang dalam kebaktiannya menggunakan bahasa sukunya, tanpa diterjemahkan. Menurut saya ini salah, karena orang dari suku lain tidak akan bisa berbakti di sana, dan karena itu ini sama saja dengan mendirikan tembok pemisah.
· orang jahat dan orang baik.
Ingat bahwa sebetulnya di hadapan Allah kita semua adalah orang bejat yang penuh dosa. Jadi jangan merendahkan orang Kristen yang berasal dari latar belakang yang gelap (seperti pelacur, penjahat, dsb). Kalau mereka ada di dalam Kristus, mereka harus kita anggap dan perlakukan sebagai saudara kita!
· orang tua dengan muda. Ini memang tidak berarti bahwa orang muda boleh bersikap tidak sopan terhadap orang tua. Ini juga tidak berarti bahwa seorang kakek yang berusia 80 tahun diharuskan bergaul dengan remaja yang berusia 16 tahun dalam gereja. Tetapi bagaimanapun kita harus menyadari bahwa baik tua maupun muda adalah satu dalam Kristus. Jangan sampai orang tua menganggap rendah yang muda karena belum banyak makan asam garam, dan sebaliknya orang yang muda jangan menghina yang tua karena kolot dsb.
· orang kaya dengan orang miskin.
Gereja tidak boleh bersikap ramah terhadap orang kaya, tetapi acuh tak acuh terhadap yang miskin (bdk. Yakobus 2:1-4)! Orang Kristen yang kaya tidak boleh merasa terhina kalau harus duduk di sebelah orang yang miskin dalam gereja. Jangan lupa bahwa Yesus dan rasul-rasul juga miskin! Sebaliknya, orang yang miskin juga tidak boleh merasa rendah diri dalam bergaul dengan orang yang kaya.
· majikan dengan pelayan / pegawai. Ini tidak boleh diartikan bahwa pelayan / pegawai boleh kurang ajar kepada majikan / tidak menaati majikan. Dalam pekerjaan, mereka harus menghormati dan menaati majikan, tetapi dalam gereja, mereka setingkat!
· persekutuan yang satu dengan yang lain, atau gereja yang satu dengan yang lain (bdk. Roma 15:25-26 1Korintus 16:1-3). Adalah aneh, kalau ada gereja tertentu yang tidak mau memberikan surat atestasi ke gereja tertentu yang lain, dengan alasan tidak ada hubungan dengan gereja itu! Lebih-lebih pendeta / gereja yang melarang jemaatnya untuk pergi ke gereja lain, padahal gereja lain itu tidak mereka anggap sebagai gereja yang sesat! Bagaimana gereja-gereja tersebut bisa mengucapkan kata-kata ‘Gereja yang Kudus dan Am’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli, tetapi tetap bersikap seperti itu adalah sesuatu yang tidak bisa dimengerti!
gadget |
· komisi yang satu dengan yang lain dalam gereja. Setiap anggota komisi / departemen dalam gereja harus sadar bahwa mereka berjuang bagi Tuhan, dan bukan bagi komisi / departemen masing-masing! Karena itu jangan lalu tidak mau tahu dengan komisi / departemen yang lain.
Batasan yang tetap dan bahkan harus ada adalah batasan antara orang yang ada di dalam Kristus dengan orang yang ada di luar Kristus:
¨ 2Korintus 6:14 memberikan larangan menikah antara orang yang percaya (kepada Kristus) dengan orang yang tidak percaya (kepada Kristus).
BACA JUGA: YESUS DI KOLAM BETESDA
¨ Efesus 5:5-7 (bdk. 1Korintus 5:9-13) menunjukkan bahwa kita tidak boleh sembarangan bergaul dengan orang yang tidak percaya. Kita boleh bergaul untuk memberitakan Injil kepada mereka dan kita harus mempengaruhi mereka, bukan dipengaruhi oleh mereka.
¨ gereja yang sesat, nabi palsu, orang Kristen KTP adalah orang yang di luar Kristus. Karena itu, orang kristen yang sejati tidak boleh menganggap dirinya satu dengan mereka.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-