10 ALASAN KEMATIAN KRISTUS DI KAYU SALIB

Pdt.Samuel Teresia Gunawan, M.Th.

Sesungguhnya, Kristus “mati bagi pelanggaran-pelanggaran kita dan bangkit bagi pembenaran kita” (Roma 4:25). Kematian dan kebangkitan Kristus tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Seperti dua sisi pada satu mata uang yang sama pentingnya, demikian kematian dan kebangkitan Kristus saling melengkapi karya-Nya. Injil yang lengkap (Full Gospel) selalu mencakup pemberitaan kematian dan kebangkitan Kristus. Kita diselamatkan oleh kematian-Nya lebih dahulu dan juga oleh kebangkitan-Nya. (1 Korintus 15:3-5).
10 ALASAN KEMATIAN KRISTUS DI KAYU SALIB
gadget, bisnis, otomotif
Paulus secara tepat meringkas pandangan kematian Kristus ketika Ia mengatakan bahwa “Kristus mati bagi dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci” (1 Korintus 15:3-4). Nyawa-Nya dibuat sebagai suatu korban penghapus dosa, atau korban dosa (Yesaya 53:5-6,10; 2 Korintus 5:21; 1 Petrus 2:24; 3:18). Kesaksian Alkitab mengenai penting dan arti kematian Kristus sangat mengagumkan. Sesungguhnya membuat kematian Kristus unik, tidak terbandingkan, tidak terbatas dan memiliki nilai kekal.

Penting untuk mengerti bahwa kematian Kristus adalah suatu kematian yang sungguh-sungguh unik, karena kematian-Nya merupakan kematian untuk pendamaian yang berbeda dari kematian manusia biasa. Karya Kristus di kayu salib menyatakan kematian Kristus dalam keunikannya sebab itu merupakan satu-satunya kematian yang memungkinkan adanya penebusan. Karena bagaimanapun harus dipahami bahwa “bukanlah ajaran-Nya, etika hidup, ataupun teladan-Nya, tetapi kematian-Nya di kayu salib yang menyelamatkan manusia.”

Berikut ini sepuluh (10) alasan perlunya kematian Kristus (the teen reason of Christ death), yang disebutkan dalam Alkitab, yaitu:

1. Kematian Kristus untuk memenuhi rencana Allah yang dinubuatkan (1 Korintus 15:3). 

Kematian Kristus bukanlah kebetulan tetapi merupakan rencana dan maksud kekal Allah untuk penyelamatan manusia berdosa.

2. Kematian Kristus merupakan manifestasi kekayaan kasih dan anugerah Allah (Yohanes 3:16; Roma 5:7-8; Efesus 1:17). 

Allah begitu mengasihi manusia untuk alasanNya sendiri, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya Kristus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Besarnya kasih Allah kepada kita ditunjukkan melalui dua hal: Pertama, melalui besarnya pengorbananNya untuk menyelamatkan kita dari hukum dosa; Kedua, besarnya ketidaklayakan kita dalam mendaatkan keselamatan dariNya.

3. Kematian Kristus merupakan tujuan utama Inkarnasi-Allah menjadi manusia (Markus 10:54; Ibrani 9:26). 

Allah tidak dapat mati. Jadi harus ada inkarnasi-Allah menjadi manusia sehingga Ia bisa mati bagi dosa manusia.

4. Kematian Kristus untuk mendamaikan (propisiasi) manusia dengan Allah (Roma 3:25; 2 Korintus 5:19; 1 Yohanes 4:10). 

Manusia telah memberontak dan melawan Allah menjadi, menjadi budak dosa. Allah begitu murka kepada manusia berdosa. Kristus menjadi pendamai manusia dengan Allah. Kematian Kristus meredakan dan memuaskan murka Allah.

5. Kematian Kristus untuk menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). 

Nyawa Kristus sendiri menjadi bayaran (tebusan) bagi benyak orang melalui kematiannya. Tebusan ini adalah pembayaran kepada Allah (Efesus 5:2; Ibrani 9:14) bukan kepada Iblis.

6. Kematian Kristus untuk menghancurkan pekerjaan Iblis (Kolose 2:15; Ibrani 2:14-16; 1 Yohanes 3:5-8). 

Dibalik pemberontakan manusia ada campur tangan Iblis. Kristus datang untuk menaklukan Iblis dan menghancurkan pekerjaan Iblis serta mengembalikan otoritas manusia yang semula dalam kemenganNya di kayu salib.

7. Kematian Kristus adalah bagi keselamatan kita, masa kini dan akan datang (Ibrani 9:11-15,24-28).

Karena kematian Kristus kita diselamatkan dari dosa masa lalu (posesif), dan dosa masa kini (progresif), serta dijamin keselamatan di masa yang akan datang (prospektif). Melalui kematianNya, kita yang percaya mendapat hidup kekal (Yohanes 3:16).

8. Kematian Kristus merupakan hukuman yang bertujuan menggantikan (substitusi) kita (Yesaya 53:4-6;). 

Ada tujuh hal yang digantikan Yesus Kristus bagi kita pada kematianNya dikayu salib: 

(1) Dia dihukum supaya kita diampuni (Matius 26:28; Efesus 1:7); 

(2) Dia dijadikan dosa oleh dosa kita supaya kita dibenarkan oleh kebenaranNya (Roma 3:24,28; 5:9); 

(3) Ia menderita kesakitan supaya kita menerima kesembuhanNya (Matius 8:17); 

(4) Ia menanggung ketertolakan kita supaya kita diterima oleh Allah; 

(5) Ia dijadikan kutuk supaya kita menerima berkatNya (Galatia 3:13,26); 

(6) Ia dihina supaya kita menerima kemuliaanNya; dan 

(7) Ia mati supaya kita menerima kehidupanNya.
10 ALASAN KEMATIAN KRISTUS DI KAYU SALIB
gadget, bisnis, otomotif
9. Kematian Kristus untuk mendapatkan kebangkitanNya sendiri dari kematian (Ibrani 13:20-21). 

Kematian Kristus bukan hanya mendahului kebangkitanNya, melainkan harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kebangkitanNya. Kebangkitan menujukkan upah dan bukti dari apa yang Kristus telah capai melalui kematianNya. Artinya, apa yang Ia kejakan begitu lengkap dan sempurna. Kebangkitannya dari kematian menjadi dasar bagi pengharapan kita akan kebangkitan di masa yang akan datang (1 Korintus 15:17-20).

10. Kematian Kristus untuk menjukkan kasihNya kepada kita (Efesus 5:2,25; Galatia 2:20). 

Kematian Kristus bukan hanya bukan hanya menujukkan kasih Allah (Yohanes 3:16), tetapi merupakan pernyatan tertinggi dari kasih Kristus sendiri bagi semua orang yang meneri kasihNya.

Kesimpulan:

Kematian Kristus di atas kayu salib sebagai korban bukanlah kebetulan tetapi merupakan rencana dan tujuan kekal Allah untuk misi penyelamatan manusia berdosa melalui karya pendamaianNya. Jadi, jika ada yang mengatakan “misalnya Kristus ketabrak gerobak dan mati atau Kristus mati karena usia tua, identitas Kristus tetaplah sang korban”, maka saya katakan dengan tegas bahwa pernyataan seperti itu menghina Allah dan sangat menyesatkan! Itu bukanlah apa yang dikatakan oleh Injil! Itu adalah penyataan yang absurd, karena mengajarkan Kristus yang lain, bukan Kristus yang diajarkan Alkitab.10 ALASAN KEMATIAN KRISTUS DI KAYU SALIB.
Next Post Previous Post