YOSUA 1:10-2:24 (YOSUA DAN PERTOLONGAN RAHAB)

Pdt.Budi Asali, M.Div.

YOSUA 1:10-2:24 (YOSUA DAN PERTOLONGAN RAHAB). Yosua 1:10-18 - “(Yosua 1:10) Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya: (11) ‘Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.’ (12) Kepada orang Ruben, kepada orang Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu berkatalah Yosua, demikian: (13) ‘Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, yakni: TUHAN, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepadamu negeri ini; (14) perempuan-perempuan dan anak-anak di antara kamu dan ternakmu boleh tinggal di negeri yang diberikan Musa kepadamu di seberang sungai Yordan, tetapi kamu, semua pahlawan yang gagah perkasa, haruslah menyeberang di depan saudara-saudaramu dengan bersenjata, dan haruslah menolong mereka, (15) sampai TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepada kamu juga, dan mereka juga menduduki negeri yang akan diberikan kepada mereka oleh TUHAN, Allahmu. Kemudian bolehlah kamu pulang kembali ke negerimu sendiri dan menduduki negeri yang diberikan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu di seberang sungai Yordan, di sebelah matahari terbit.’ (16) Lalu mereka menjawab Yosua, katanya: ‘Segala yang kauperintahkan kepada kami akan kami lakukan dan ke manapun kami akan kausuruh, kami akan pergi; (17) sama seperti kami mendengarkan perintah Musa, demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu. Hanya, TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai Musa. (18) Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu, apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!’”.
YOSUA 1:10-2:24 (YOSUA DAN RAHAB)
Yosua 2:1-24 - “(1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: ‘Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho.’ Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ. (2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: ‘Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini.’ (3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: ‘Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini.’ (4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: ‘Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka.’ (6) Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu. (7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar. (8) Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh (9) dan berkata kepada orang-orang itu: ‘Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. (10) Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. (11) Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. (12) Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, (13) bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.’ (14) Lalu jawab kedua orang itu kepadanya: ‘Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu.’ (15) Kemudian perempuan itu menurunkan mereka dengan tali melalui jendela, sebab rumahnya itu letaknya pada tembok kota, jadi pada tembok itulah ia diam. (16) Berkatalah ia kepada mereka: ‘Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu.’ (17) Kedua orang itu berkata kepadanya: ‘Kami akan bebas dari sumpah kami ini kepadamu, yang telah kausuruh kami ikrarkan - (18) sesungguhnya, apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu. (19) Setiap orang yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapapun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan darahnya. (20) Tetapi jika engkau mengabarkan perkara kami ini, maka bebaslah kami dari sumpah kepadamu itu, yang telah kausuruh kami ikrarkan.’ (21) Perempuan itupun berkata: ‘Seperti yang telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi.’ Sesudah itu dilepasnyalah orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. Kemudian perempuan itu mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela. (22) Merekapun pergilah dan tiba di pegunungan. Mereka tinggal di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang. Pengejar-pengejar itu telah mencari di mana-mana sepanjang jalan tanpa menemukan mereka. (23) Maka pulanglah kedua orang itu, mereka turun dari pegunungan, lalu menyeberang dan sampai kepada Yosua bin Nun, kemudian mereka ceritakan segala pengalaman mereka. (24) Kata mereka kepada Yosua: ‘TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita.’”.

Dalam Yosua 1:1-9 telah kita pelajari bahwa Yosua mendapat perintah dari Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan. Dan Yosua juga telah menerima janji Tuhan yang menjamin keberhasilan / kemenangannya. Sekarang, apa yang dilakukan oleh Yosua?

I) Hal-hal yang dilakukan oleh Yosua.

1) Dalam Yosua 1:10-11 ia menyuruh mempersiapkan seluruh Israel untuk berperang.

Ada 2 hal yang perlu dibahas:

a) Kita mempunyai persamaan dengan bangsa Israel, yaitu bahwa kita harus berperang. Tetapi juga ada bedanya, yaitu:

1. Peperangan mereka adalah peperangan yang bersifat jasmani / duniawi, sedangkan peperangan kita bersifat rohani yaitu peperangan melawan setan.

Efesus 6:12 - “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”.

2. Mereka hanya kadang-kadang perang, tetapi kita, mulai saat kita percaya kepada Kristus, tidak ada hentinya berperang melawan setan.

Orang kristen yang tidak menyadari bahwa dirinya ada dalam peperangan rohani melawan setan, akan menjadi orang kristen yang santai. Misalnya: gampang sekali membolos dari kebaktian, malas melayani Tuhan, tidak / kurang berdoa, berani bermain-main dengan dosa / keduniawian dsb.

Tetapi orang kristen yang betul-betul menyadari bahwa dirinya sedang berperang melawan setan, pasti akan menjadi orang kristen yang serius, yang mengikut Tuhan dengan penuh kewaspadaan.

Renungkan: saudara termasuk orang kristen yang bagaimana?

b) Dalam Yosua 1::11 Yosua berkata bahwa mereka akan menyeberangi sungai Yordan dalam 3 hari. Tetapi dari 2:16,22 terlihat bahwa 2 pengintai itu bersembunyi di pegunungan selama 3 hari, dan dalam 3:2 ada selang waktu 3 hari lagi.

Yosua 1:11 - “‘Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.’”.

Yosua 2:16,22 - “(16) Berkatalah ia kepada mereka: ‘Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu.’ … (22) Merekapun pergilah dan tiba di pegunungan. Mereka tinggal di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang. Pengejar-pengejar itu telah mencari di mana-mana sepanjang jalan tanpa menemukan mereka”.

Yosua 3:2 - “Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan”.

Pengharmonisan: beberapa penafsir (termasuk Calvin) menafsirkan bahwa 1:10-11 sebetulnya terjadi setelah Yosua 2 (setelah pengiriman dan kembalinya pengintai).

c) Adanya janji Tuhan yang menjamin tak ada yang bisa menghadapi Yosua, tidak membuat Yosua bersikap santai. Sebaliknya, Ia tetap melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, yaitu:

1. Mengerahkan seluruh Israel, termasuk suku Ruben, Gad dan ½ suku Manasye, untuk berperang (Yosua 1:10-15).

2. Menyuruh mereka mempersiapkan bekal (Yosua 1:11).

Kata ‘bekal’ dalam KJV diterjemahkan ‘victuals’ (= makanan-makanan), dan dalam RSV ‘provisions’ (= persediaan-persediaan).

Ini menyebabkan Matthew Henry menduga bahwa sekalipun manna baru berhenti pada Yos 5:12, mungkin karena mereka sekarang sudah berada di daerah yang berpenghuni, sehingga mereka bisa mendapatkan makanan, manna itu mulai dikurangi oleh Tuhan.

3. Mengirim 2 orang pengintai (Yosua 2:1-dst).

Semua ini mengajar kita untuk tetap melakukan hal-hal yang terbaik sekalipun kita berdoa, mempunyai janji penyertaan Tuhan, mempunyai jaminan keberhasilan dan sebagainya.

Matthew Henry: “Faith in God’s promise ought not to supersede but encourage our diligence in the use of proper means. Joshua is sure he has God with him, and yet sends men before him. We do not trust God, but tempt him, if our expectations slacken our endeavours” (= Iman pada janji Allah tidak seharusnya menggantikan, tetapi mendorong, kerajinan kita dalam penggunaan cara-cara yang benar. Yosua yakin ia mempunyai Allah bersamanya, tetapi ia mengutus orang-orang di depannya. Kita bukannya mempercayai Allah, tetapi mencobaiNya, jika pengharapan kita mengendurkan / mengurangi usaha-usaha kita).

2) Dalam 1:12-18 Yosua mengingatkan suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye akan perjanjian mereka dengan Musa (bdk. Bil 32 Ul 3:12-20), supaya mereka mau ikut berperang bersama-sama dengan seluruh Israel.

Ternyata mereka mau menepati janji mereka, dan dari jawab mereka dalam 1:16-18 terlihat bahwa mereka memberikan dukungan sepenuhnya kepada Yosua. Ini pastilah merupakan sesuatu yang membesarkan hati Yosua.

Penerapan: seorang pendeta / gembala membutuhkan dukungan sepenuh­nya dari saudara sebagai jemaatnya! Tidak ada yang lebih meruntuhkan semangat seorang pendeta / gembala dari pada kalau jemaatnya tak mau mendukungnya dan lalu membiarkannya menjadi seorang single fighter (= orang yang berjuang sendirian). Sebaliknya, tidak ada yang lebih membesarkan hatinya dari pada kalau seluruh jemaatnya mau mendukungnya dengan sepenuh hati!

Karena itu renungkan hal-hal apa yang sudah / belum saudara lakukan sebagai manifestasi dukungan saudara kepada pendeta / gembala saudara:

· menyatakan dukungan itu melalui ucapan saudara kepada pendeta saudara.

· mendukungnya dalam doa (pribadi maupun persekutuan doa).

· mendukungnya dengan keuangan saudara.

· mendukungnya dengan tenaga, pikiran, kemampuan / karunia saudara.

· mendukungnya dengan aktif mengikuti acara-acara gereja dan sebagainya.

Catatan: tentu saja dukungan ini hanya boleh saudara berikan kalau pendeta saudara betul-betul adalah seorang hamba Tuhan yang sejati, yang memang melayani sesuai kehendak Tuhan!

3) Dalam 2:1 Yosua mengirimkan pengintai untuk mengamat-amati Kanaan dan Yerikho. Dulu Musa mengirimkan 12 orang pengintai, dan 10 orang diantaranya adalah orang brengsek, sehingga justru menyebab­kan keadaan menjadi kacau balau. Yosua tidak mau mengulangi kesalahan itu, sehingga sekarang ia mengirimkan hanya 2 orang saja, tetapi 2 orang itu adalah orang pilihan.

Dari sini kita bisa belajar bahwa ‘makin banyak’ belum tentu ‘makin baik’. Dalam banyak gereja, kepengurusannya (majelis, komisi dsb) terdiri dari banyak sekali orang sehingga kalau dilihat sepintas lalu kelihatannya gereja itu hebat dan terorganisir dengan baik. Tetapi kalau diselidiki lebih jauh, ternyata banyak di antara pengurus gereja itu yang tidak pernah ikut bekerja / melayani, dan bahkan ada banyak yang tak pernah hadir di gereja!

Karena itu kalau membuat kepengurusan, lebih baik sedikit orang, asal semua adalah orang yang sungguh-sungguh.

Dari semua hal yang dilakukan oleh Yosua ini bisalah kita simpulkan bahwa sekalipun ada perintah dan janji Tuhan yang menjamin keberhasilan / kemenangannya, tetapi Yosua tetap melakukan usaha secara maximal untuk merebut Kanaan.

II) Mata-mata dan Rahab.

1) Mata-mata sampai kerumah Rahab (Yosua 2:1).

a) Rahab dikatakan sebagai ‘perempuan sundal’ (Yosua 2:1).

KJV/RSV/NASB/NKJV: ‘harlot’ (= pelacur)

NIV: ‘prostitute’ (= pelacur)

Footnote NIV: ‘innkeeper’ (= pengurus rumah penginapan).

Seorang penafsir yang bernama Adam Clarke menganggap bahwa terjemahan ‘pengurus rumah penginapan’ inilah yang benar.

Alasannya:

1. Mata-mata itu adalah orang pilihan, dan mereka tahu bahwa mereka segera akan berperang. Ini tidak memungkinkan mereka pergi ke tempat pelacuran yang jelas dikutuk oleh Allah.

Keberatan: tempat pelacuran adalah tempat persembunyian yang baik. Mereka memang pergi ke situ hanya untuk bersembunyi, bukan untuk melacur.

2. Akhirnya Rahab kawin dengan Salmon (bdk. Mat 1:5), yang menurut Adam Clarke adalah seorang bangsawan Yahudi. Salmon tidak mungkin mau kawin dengan Rahab kalau ia seorang ex-pelacur.

3. Tak mungkin Allah mengatur sedemikian rupa sehingga seorang pelacur masuk dalam silsilah Yesus dan menjadi salah seorang nenek moyang Yesus (bdk. Mat 1:5).

Keberatan: dalam silsilah Yesus memang ada banyak orang yang sangat bejad. Contoh: Yehuda dan Tamar (Mat 1:3 bdk. Kej 38).

Pada umumnya para penafsir menganggap bahwa Rahab memang adalah seorang pelacur. Ini didukung oleh 2 ayat Perjanjian Baru yaitu Ibr 11:31 dan Yak 2:25 yang mengatakan bahwa Rahab adalah seorang pelacur / perempuan sundal (Catatan: kata bahasa Yunani yang digunakan dalam kedua ayat tersebut ialah PORNE. Dari kata PORNE ini diturunkan kata PORNO).

Adam Clarke mengatakan bahwa kata bahasa Yunani PORNE yang diterjemahkan ‘pelacur / perempuan sundal’ dalam kedua ayat tersebut, bisa diterjemahkan secara berbeda.

Tetapi dalam seluruh Perjanjian Baru kata PORNE itu muncul 12 x (bdk. Matius 21:31,32 Lukas 15:30 1Korintus 6:15,16 Ibrania 11:31 Yakobus 2:25 Wahyu 17:1,5,15,16 Wahyu 19:2) dan semuanya diterjemahkan ‘pelacur / perempuan sundal’.

Catatan: NIV / NASB menggunakan kata ‘prost­itute / harlot’ (= pelacur) dalam 1Kor 6:15,16.

Dari semua ini haruslah ditarik kesimpulan bahwa Rahab memang adalah seorang pelacur!

Sebetulnya apa perlunya kita peduli apakah Rahab itu seorang pelacur atau pengurus losmen? Jawabnya adalah: kalau Rahab adalah seorang pelacur maka peristiwa ini makin meninggikan hebatnya kasih dan kasih karunia Allah, karena Allah mau menye­lamatkan orang yang begitu bejad.

Penerapan:

· kalau saudara sendiri adalah orang yang merasa diri saudara terlalu kotor / berdosa, dan saudara merasa bahwa saudara tidak layak datang kepada Kristus, atau saudara merasa bahwa Tuhan pasti tidak akan mau menerima saudara kalau saudara datang kepadaNya, maka renungkan peris­tiwa Rahab yang adalah seorang pelacur ini! Kalau Tuhan mau dan bisa menyelamatkan dia, mungkinkah Dia tidak mau / tidak bisa menyelamatkan saudara? Karena itu, datanglah kepada Yesus Kristus sekarang juga!

· pada waktu saudara memberitakan Injil, jangan mengabaikan orang yang terlalu bejad dengan pemikiran bahwa mereka toh tidak mungkin bertobat. Kalau Tuhan bisa mempertobatkan dan menyelamatkan Rahab, maka Tuhan juga bisa mempertobatkan dan menyelamatkan orang itu. Jadi, tetaplah memberitakan Injil kepada orang-orang yang seperti itu.

b) Bahwa mata-mata itu bisa sampai ke rumah Rahab, itu jelas bukan barang kebetulan! Tuhan ada di balik pengiriman mata-mata itu, dan Tuhan juga yang memimpin kedua mata-mata itu sehingga mereka sampai ke rumah Rahab. Mengapa demikian? Karena akhirnya Rahab menjadi salah satu nenek moyang Yesus (bdk. Mat 1:5-6)!

Rahab - Salmon
            |
        Boas - Rut
            |
       Obed
            |
         Isai
            |
         Daud
            |
            |
            |
        Yesus

Hal ini pasti sudah direncanakan / ditetapkan oleh Allah.

Kalau Rahab mati bersama-sama dengan semua orang Yerikho maka Rencana Allah tentang kedatangan Juruselamat dunia itu akan hancur, dan ini adalah sesuatu yang tak mungkin terjadi!

Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan tahu / bisa menyelamatkan satu keluarga ditengah-tengah kota yang akan dihancurkan (bdk. Lot dan keluarganya diselamatkan dari kehancuran Sodom dan Gomora, dan juga Nuh sekeluarga yang diselamatkan dari air bah).

Ini juga menunjukkan bahwa Tuhan tidak memperhatikan orang-orang pilihanNya / anak-anakNya secara kolektif, tetapi secara individual! Saudara tidak mungkin ‘kancrit’ dari perhatian, pemeli­haraan, perlindungan dan kasih Tuhan! Karena itu, janganlah takut dan kuatir menghadapi apapun juga!

2) Pertolongan Rahab (Yosua 2:2-7).

a) Tindakan Rahab pada waktu menyembunyikan mata-mata dan mendus­tai tentara Yerikho merupakan suatu tindakan yang berisiko sangat tinggi! Dari 2:2 dimana raja dan tentara Yerikho bisa tahu bahwa ada mata-mata Israel yang masuk ke Yerikho, jelas terlihat bahwa mereka mempunyai intel yang hebat. Bagaimana kalau dusta Rahab ketahuan? Tetapi, tindakan beresiko tinggi ini justru membuktikan iman Rahab.

Ibr 11:31 - “Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik”.

Matthew Henry: “Had she said, ‘I believe God is yours and Canaan yours, but I dare not show you any kindness,’ her faith had been dead and inactive, and would not have justified her. But by this it appeared to be both alive and lively, that she exposed herself to the utmost peril, even of life, in obedience to her faith” (= Seandainya ia berkata: ‘Aku percaya Allah adalah milikmu, dan Kanaan adalah milikmu, tetapi aku tidak berani menunjukkan kepadamu kebaikan apapun’, maka imannya mati dan tidak aktif, dan tidak akan membenarkan dia. Tetapi oleh hal ini imannya kelihatan hidup dan bersemangat, yaitu bahwa ia membuka dirinya sendiri pada bahaya yang paling hebat, bahkan nyawanya, dalam ketaatan pada imannya).

Penerapan: apakah iman saudara juga terbukti dalam kehidupan dan tindakan saudara? Kalau ada suatu tindakan yang berguna untuk Tuhan / gereja, tetapi mungkin bisa merugikan saudara / pekerjaan saudara, maukah saudara melakukannya? Kalau saudara tak mau melakukan hal itu, saudara kalah oleh seorang pelacur seperti Rahab!


b) Ada 2 hal yang perlu diperhitungkan dosa atau tidaknya dari tindakan Rahab ini:

1. Ia mengkhianati negara dan bangsanya; dosakah ini?

Secara umum memang harus dikatakan bahwa orang yang mengkhia­nati negara / bangsanya jelas bersalah! Tetapi kalau negara dan bangsa itu melawan Tuhan dan umat Tuhan, seperti dalam kasus Rahab ini, tentu kita harus mengutamakan dan berpihak kepada Tuhan / gereja! Betapapun besarnya jasa negara dan bangsa kita kepada kita, tak akan bisa menandingi jasa Tuhan yang sudah rela mati untuk menebus dosa kita!

Jadi dalam hal ini Rahab tidak bersalah!

2. Dusta Rahab; dosakah ini?

Tentu saja ini adalah dosa! Dusta tidak bisa dibenarkan sekalipun tujuan / maksudnya baik!

Calvin: “As to the falsehood, we must admit that though it was done for a good purpose, it was not free from fault. For those who hold what is called a dutiful lie to be altogether excusable, do not sufficiently consider how precious truth is in the sight of God. Therefore, although our purpose, be to assist our brethren, to consult for their safety and relieve them, it never can be lawful to lie, because that cannot be right which is contrary to the nature of God. And God is truth” (= Berkenaan dengan kepalsuan / dusta, kita harus mengakui bahwa sekalipun itu dilakukan dengan tujuan yang baik, itu tidak bebas dari kesalahan. Karena mereka yang mempercayai bahwa apa yang disebut dusta karena kewajiban sebagai sepenuhnya bisa dimaafkan, tidak mempertimbangkan dengan cukup betapa berharganya kebenaran dalam pandangan Allah. Karena itu, sekalipun tujuan kita adalah menolong saudara-saudara kita, mempertimbangkan keselamatan mereka dan membantu mereka, dusta tidak pernah bisa diperbolehkan, karena apa yang bertentangan dengan sifat dasar dari Allah tidak mungkin bisa benar. Dan Allah adalah kebenaran).

Calvin: “On the whole, it was the will of God that the spies should be delivered, but he did not approve of saving their life by falsehood” (= Secara keseluruhan, merupakan kehendak Allah bahwa mata-mata itu diselamatkan, tetapi Ia tidak menyetujui penyelamatan jiwa mereka dengan menggunakan kepalsuan / dusta).

Memang dalam Ibrani 11:31 dan Yakobus 2:25 Rahab dipuji, tetapi yang dipuji adalah imannya dan tindakannya menerima dan menyela­matkan mata-mata itu, bukan dustanya!

Ibr 11:31 - “Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik”.

Yak 2:25 - “Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?”.

Tetapi sekalipun tindakan / dusta Rahab ini salah, hal itu bisa dimengerti karena:

a. Latar belakang Rahab yang adalah orang kafir, pelacur, dan sama sekali tak mengerti tentang firman Tuhan.

b. Tekanan pada saat itu.

Pada saat tentara Yerikho menanyakan tentang mata-mata Israel itu, Rahab tidak punya waktu untuk berpikir apakah tindakannya benar atau tidak.

3) Iman Rahab (Yosua 2:8-11).

a) Hal-hal yang menunjukkan iman Rahab.

Tadi kita sudah melihat bahwa Rahab membuktikan imannya dengan melakukan tindakan yang berisiko tinggi. Sekarang dari kata-katanya kembali kita bisa melihat bahwa ia adalah orang yang beriman:

1. Ia berkata ‘Tuhan telah memberikan negeri ini kepada kamu’ (Yosua 2:9). Andaikatapun ia menggunakan bentuk yang akan datang (future tense), itu tetap menunjukkan imannya. Apalagi dengan menggunakan bentuk lampau (past / perfect tense) yang menun­jukkan sesuatu yang pasti akan terjadi!

Catatan: dalam bahasa Ibrani tidak dibedakan antara past tense dengan perfect tense, bentuknya sama.

2. Ia juga berkata bahwa Tuhan, Allah Israel adalah Allah di langit di atas, dan di bumi di bawah, atau dengan kata lain Tuhan adalah Allah di seluruh alam semesta.

Yosua 2:11 - “Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah”.

Perlu diketahui bahwa pada saat itu pada umumnya orang mempunyai kepercayaan bahwa tiap allah / dewa mempunyai wilayah kekuasaan tertentu.

Bdk. 1Raja 20:23,28 - “(23) Pegawai-pegawai raja Aram berkata kepadanya: ‘Allah mereka ialah allah gunung; itulah sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka. … (28) Maka tampillah abdi Allah dan berkata kepada raja Israel: ‘Beginilah firman TUHAN: Oleh karena orang Aram itu telah berkata: TUHAN ialah allah gunung dan bukan allah dataran, maka Aku akan menyerahkan seluruh tentara yang besar itu ke dalam tanganmu, supaya kamu tahu, bahwa Akulah TUHAN.’”.

Tetapi Rahab percaya bahwa Tuhan berkuasa bukan hanya di daerah tertentu saja, tetapi atas seluruh alam semesta.

b) Bagaimana Rahab bisa beriman?

1. Ia mendengar.

Yosua 2:10 - “Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas”.

Bdk. Roma 10:14,17 - “(14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? … (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”.


Kalau saudara mau menjadi orang beriman atau saudara mau menumbuhkan iman saudara, maka banyaklah mendengar / membaca / belajar firman Tuhan!

2. Berargumentasi (2:10-11).

Ia mendengar bahwa Tuhan mengeringkan laut Teberau, dan ini membuktikan Ia berkuasa atas lautan. Ia mendengar juga bahwa Tuhan menghancurkan 2 orang raja Amori yaitu Sihon dan Og, dan ini menunjukkan bahwa Tuhan juga berkuasa atas daratan. Kesimpulannya: Tuhan berkuasa atas seluruh alam semesta

3. Ia tahu hanya sedikit tentang Tuhan, tetapi ia menanggapi yang sedikit itu dengan cara yang benar! (bdk. orang-orang Majus - Matius 2:1-12).

Sebetulnya orang-orang Yerikho pun mendengar apa yang didengar oleh Rahab (bdk. 2:10 - ‘kami mendengar’). Mungkin mereka juga berargumentasi seperti Rahab, sehingga mereka menjadi takut dan putus asa (2:9,11). Tetapi mereka menanggapi semua itu dengan cara yang salah, yaitu mengeraskan hati mereka. Ini menyebabkan mereka binasa!

Kalau saudara mendengar Injil / firman Tuhan, tanggapan yang bagaimana yang saudara berikan? Seperti tanggapan Rahab, atau seperti tanggapan orang-orang Yerikho?

c) Rahab vs bangsa Israel.

Rahab hanya mendengar tentang satu atau dua mujijat yang dilakukan oleh Tuhan, tetapi bangsa Israel melihat dan mengalami banyak mujijat dari Tuhan.

Rahab hanya tahu sedikit kehendak Tuhan (yaitu bahwa Kanaan harus menjadi milik Israel), tetapi Israel mendapat banyak firman Tuhan yang Tuhan berikan kepada mereka melalui Musa.

Tetapi anehnya Rahab mempunyai iman dan ketaatan yang hebat, sedangkan Israel sering tak beriman dan tak taat!

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa sekalipun firman Tuhan itu sesuatu yang sangat vital bagi kita, tetapi iman / kerohanian yang tinggi, ketaatan memang tetap adalah berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Karenanya bisa saja orang yang mengerti firman Tuhan hanya sedikit ternyata mempunyai iman, ketaatan dan kerohanian yang lebih hebat dari orang yang mempunyai pengetahuan firman Tuhan yang hebat! Karena itu kalau saudara mempunyai banyak pengetahuan firman Tuhan, jangan sombong dan jangan mengabaikan orang yang mempunyai pengetahuan firman Tuhan yang hanya sedikit!

Catatan: yang saya maksud dengan orang yang mempunyai pengetahuan firman yang hanya sedikit, bukanlah orang yang sebetulnya mempunyai kesempatan belajar, tetapi tak mau belajar. Yang seperti ini sudah jelas adalah orang yang rohaninya breng­sek! Tetapi ada orang yang memang tidak mempunyai kemungkinan untuk banyak belajar firman Tuhan, seperti orang yang tinggal di desa yang tidak mempunyai pendeta yang terlalu bagus dalam mengajar. Orang seperti ini, bisa saja mempunyai iman dan kerohanian yang hebat!

d) Akibat / hasil dari iman Rahab.

1. Ia dan keluarganya selamat.

Ini tak berarti bahwa keluarganya diselamatkan oleh imannya! Bahwa keluarganya mau ada dalam rumahnya, menunjukkan bahwa mereka juga beriman.

2. Ia kawin dengan Salmon, dan akhirnya menurunkan Yesus.

3. Ia menjadi salah satu dari daftar pahlawan iman dalam Ibr 11 dan juga menjadi teladan dalam perbuatan baik yang membukti­kan iman (bdk. Ibrani 11:31 Yakobus 2:25).

Semua ini menunjukkan betapa hebatnya kuasa Allah yang bisa mengubahkan seorang pelacur sehingga menjadi seperti itu! Maukah saudara juga diubahkan seperti itu?

4) Permintaan Rahab (2:12-13).

Hal yang perlu dipertanyakan adalah: mengapa Rahab tidak ikut saja dengan kedua mata-mata itu? Jawabnya: karena ia tidak egois. Ia tidak mau selamat sendirian; ia mau menyelamatkan keluarganya.

Penerapan: apakah saudarapun menginginkan supaya keluarga saudara diselamatkan? Adalah sesuatu yang bagus kalau saudara menginginkan hal itu, tetapi itu belum cukup! Apakah tindakan aktif yang saudara lakukan untuk menyelamatkan keluarga saudara? Sudahkan saudara memberitakan Injil kepada mereka, dan sudahkah saudara mengajak mereka ke gereja, Kebak­tian PI dsb? Sudahkah saudara mendoakan mereka? Apakah saudara melakukan hal-hal ini dengan tekun?

5) Persyaratan dari mata-mata ( Yosua 2:14,17-20).

Kedua mata-mata itu menyetujui permintaan Rahab dengan syarat:

a) Rahab memasang benang kirmizi di jendela (Yosua 2:18a).

Banyak orang menganggap bahwa benang kirmizi yang berwarna merah ini merupakan TYPE dari darah Kristus.

Dasarnya: kirmizi itu dipakai dalam upacara-upacara dalam Perjanjian Lama yang berhubungan dengan pembersihan dosa (bdk. Im 14:4,6,51 Bil 19:6).

b) Semua keluarga Rahab harus ada di dalam rumah Rahab ( Yosua 2:18b-19).

c) Rahab tidak menceritakan hal ini kepada orang lain ( Yosua 2:14,20a).

Rahab menyetujui syarat-syarat ini ( Yosua 2:21).

6) Kedua mata-mata itu kembali kepada Yosua (2:23-24) dengan laporan yang menunjukkan iman mereka (2:24).

Sikap mereka dalam menghadapi peperangan itu berbeda sekali dengan sikap dari orang-orang Yerikho (2:9-11).

Penerapan: bagaimana sikap hati saudara menghadapi peperangan rohani sekarang ini? Apakah saudara bersikap seperti kedua mata-mata itu, yaitu beriman dan yakin menang bersama Tuhan? Atau saudara mempunyai sikap seperti orang-orang Yerikho yang kafir itu, yang takut dan yakin kalah?

Kesimpulan.

Sama seperti pada saat itu, kitapun mempunyai perintah dan janji Tuhan. Pertanyaannya adalah:

· apakah dalam peperangan rohani ini kita sudah berusaha secara maximal seperti Yosua?

· apakah kita juga beriman dan yakin menang seperti kedua mata-mata itu?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post