YOSUA 3:1-4:24 (PENYEBERANGAN DAN MUJIZAT)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
YOSUA 3:1-4:24 (PENYEBERANGAN DAN MUJIZAT).Yosua 3:1-17 - “(1) Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang. (2) Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan, (3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: ‘Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya - (4) hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya - maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.’ (5) Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: ‘Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.’ (6) Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: ‘Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.’ Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu. (7) Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: ‘Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. (8) Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian itu, demikian: Setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu.’ (9) Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel: ‘Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.’ (10) Lagi kata Yosua: ‘Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalauNya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: (11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (12) Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku. (13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’ (14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu. (15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu - sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai - (16) maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho. (17) Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan”.
Yosua 4:1-24 - “(1) Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (2) ‘Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku, (3) dan perintahkanlah kepada mereka, demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam.’ (4) Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, (5) dan Yosua berkata kepada mereka: ‘Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, (6) supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? (7) maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya.’ (8) Maka orang Israel itu melakukan seperti yang diperintahkan Yosua. Mereka mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Yosua, menurut jumlah suku Israel. Semuanya itu dibawa merekalah ke seberang, ke tempat bermalam, dan diletakkan di situ. (9) Pula Yosua menegakkan dua belas batu di tengah-tengah sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam pengangkat tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai sekarang. (10) Para imam pengangkat tabut itu tinggal berdiri di tengah-tengah sungai Yordan, sampai selesai dilakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepada Yosua untuk disampaikan kepada bangsa itu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Musa kepada Yosua. Maka menyeberanglah bangsa itu dengan cepat-cepat. (11) Ketika seluruh bangsa itu selesai menyeberang, maka menyeberanglah tabut TUHAN itu serta para imam di depan mata bangsa itu. (12) Juga bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu menyeberang, dengan bersenjata, di depan orang Israel itu, seperti yang dikatakan Musa kepada mereka. (13) Kira-kira empat puluh ribu orang yang siap untuk berperang menyeberang di hadapan TUHAN ke dataran Yerikho untuk berperang. (14) Pada waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata seluruh orang Israel, sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut kepada Musa seumur hidupnya. (15) Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (16) ‘Perintahkanlah para imam pengangkat tabut hukum Allah itu supaya naik dari sungai Yordan.’ (17) Maka Yosua memerintahkan kepada para imam itu, demikian: ‘Keluarlah dari sungai Yordan.’ (18) Ketika para imam, pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, keluar dari tengah-tengah sungai Yordan, dan baru saja kaki para imam itu dijejakkan di tanah yang kering, maka berbaliklah air sungai Yordan itu ke tempatnya dan mengalir seperti dahulu dengan meluap sepanjang tepinya. (19) Bangsa itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di batas timur Yerikho. (20) Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. (21) Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: ‘Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-batu ini? (22) maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! - (23) sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkanNya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang, (24) supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu.’”.
I) Persiapan penyeberangan (Yosua 3:5).
Yosua 3:5 - “Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: ‘Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.’”.
1) Yosua 3:5 ini seharusnya ada dalam bentuk past perfect yaitu: ‘Joshua had said’.
Jadi, terjadinya hal ini bukanlah pada saat ini, tetapi sudah sebelumnya.
2) Pengudusan diri sebelum perang adalah sesuatu yang sangat penting, karena ini merupakan persiapan supaya Allah bekerja untuk kita dalam peperangan itu.
Dosa / ketidakpercayaan menyebabkan Allah tidak mau bekerja, sehingga kita kalah. Contoh: Yos 7 1Sam 4:1-11 Mat 13:58 / Mark 6:5-6.
Penerapan: apakah saudara melakukan pengudusan sebelum:
· Kebaktian / Pemahaman Alkitab / Persekutuan Doa?
· Pelayanan, seperti mengajar sekolah minggu, ikut paduan suara, memainkan alat musik, melakukan penginjilan pribadi, mengajak orang ke gereja, dsb?
· Melakukan pengusiran setan?
· Acara-acara istimewa seperti Camp, Perjamuan Kudus, Kebaktian PI?
II) Penyeberangan.
1) Imam-imam membawa tabut, bangsa Israel mengikuti dengan jarak 2000 hasta (= 900 meter).
Yos 3:3-4,6 - “(3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: ‘Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya - (4) hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya - maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.’ … (6) Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: ‘Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.’ Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu”.
a) Dulu Tuhan memimpin dengan tiang awan dan tiang api; sekarang Tuhan memimpin dengan menggunakan imam-imam yang membawa tabut perjanjian. Ini menunjukkan bahwa sekalipun Tuhan sendiri tidak berubah (Ibr 13:8), tetapi cara-cara / tindakanNya bisa berubah!
b) Antara bangsa Israel dan para imam yang memikul tabut perjanjian, harus ada jarak 2000 hasta (sekitar 900 meter).
1. Ini menunjukkan bahwa mereka harus hormat pada tabut yang merupakan simbol kehadiran Allah. Bdk. Bil 4:15 2Sam 6.
Matthew Henry: “they must thus express their awful and reverent regard to that token of God’s presence, lest its familiarity with them should breed contempt. This charge to them not to come near was agreeable to that dispensation of darkness, bondage, and terror: but we now through Christ have access with boldness” (= demikianlah mereka harus menyatakan hormat yang hebat dan takut kepada tanda dari kehadiran Allah itu, supaya jangan keakraban dengannya menghasilkan kejijikan / penghinaan. Tuntutan kepada mereka untuk tidak mendekat ini sesuai dengan jaman kegelapan, belenggu, dan ketakutan: tetapi melalui Kristus kita sekarang mempunyai jalan masuk dengan keberanian).
Ibr 4:16 - “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”.
Ibrani 10:19 - “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus”.
Bdk. Roma 8:15 - “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’”.
Penerapan: Dalam jaman Perjanjian Baru, kalau kita percaya kepada Yesus, kita adalah anak-anak Allah, dan karena itu kita tidak boleh takut / dengan gemetar datang kepada Allah. Kita boleh datang kepadaNya dengan berani, tetapi ‘berani’ tidak berarti ‘tidak hormat’. Kita tetap tidak boleh sembarangan dalam datang kepada Tuhan, baik dalam bersaat teduh, berdoa, membaca / mendengar Firman Tuhan, berbakti, melayani Tuhan. Sekalipun Ia adalah Bapa yang mengasihi kita, ingatlah bahwa Ia juga adalah Allah yang maha suci dan maha mulia!
Ini berlaku bukan hanya bagi kita tetapi juga bagi anak-anak / cucu-cucu kita. Karena itu kita harus mengajar anak-anak kita sejak kecil untuk bersikap hormat dalam kebaktian / acara rohani apapun (termasuk yang dilakukan dalam keluarga)!
2. Jarak ini tetap dijaga pada waktu mereka menyeberangi sungai Yordan. Jadi mungkin sekali bahwa tempat yang diseberangi oleh bangsa Israel berjarak 2000 hasta dari tempat berdiri para imam.
2) Terputusnya sungai Yordan.
a) Ini jelas-jelas merupakan suatu mujizat.
Tidak peduli apa kata dari orang-orang Liberal tentang cerita ini, kita semua harus mempercayai bahwa cerita ini bukan merupakan perumpamaan, sekedar dongeng, dan sebagainya, tetapi betul-betul merupakan suatu mujijat.
Kalau dikatakan bahwa hal ini tidak masuk akal, itu hanya tidak masuk akal dari orang-orang Liberal yang akalnya kecil. Saya katakan akalnya kecil karena akal mereka tidak mencakup kemaha-kuasaan Tuhan. Kalau akal kita mempercayai bahwa Tuhan itu maha kuasa, tidak ada yang mustahil bagi Dia!
b) Mujizat ini memang dibutuhkan:
1. Karena tanpa mujijat itu bangsa Israel tidak bisa menyeberang.
a. Sungai Yordan dalam keadaan normal lebarnya 20-30 yards dan dalamnya 9-15 kaki.
Catatan:
· Jamieson, Fausset & Brown mengatakan lebar normal sungai Yordan adalah 50 yards!
· 1 yard = 3 kaki, atau kira-kira 91,5 cm.
b. Sungai ini mempunyai ‘tempat-tempat penyeberangan’ (Yosua 2:7 bdk. Hakim 3:28 8:4 12:5-6 2Samuel 17:22,24 19:15-18,39).
Yos 2:7 - “Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar”.
Yang dimaksud dengan ‘tempat penyeberangan’ itu bukanlah jembatan! Dalam bahasa Inggris kata-kata ‘tempat penyeberangan’ ini diterjemahkan ford (= bagian yang agak dangkal dari suatu sungai, sehingga bisa diseberangi).
Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
· Pada saat itu Sungai Yordan sedang meluap (Yosua 3:15b).
Pada awal musim panas, salju di gunung Lebanon mencair dan masuk ke sungai Yordan sehingga sungai Yordan meluap.
Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa pada saat seperti itu lebar sungai Yordan menjadi 2 x lipat dari biasanya.
Penerapan: kalau Tuhan memang memerintahkan, dan Ia berjanji menyertai kita, kita tidak perlu, dan bahkan tidak boleh menunggu ‘saat yang lebih masuk akal’ untuk maju! Menunggu yang seperti itu menunjukkan bahwa kita tidak beriman!
Contoh: kapan kita mau mulai mengumpulkan uang untuk membangun gereja?
· Sungai Yordan yang meluap pun masih tetap bisa diseberangi dengan cara biasa, tetapi hanya oleh orang-orang tertentu saja (Yosua 2:23 1Tawarikh 12:15).
· Sedangkan bangsa Israel pada saat itu:
* berjumlah sekitar 2-3 juta orang, termasuk banyak anak-anak.
* membawa banyak barang dan ternak.
* Mayoritas lahir dan besar di padang gurun sehingga kemungkinan besar tidak bisa berenang
Kesimpulan dari semua ini: mereka memang membutuhkan mujizat itu untuk bisa menyeberangi sungai Yordan.
2. Supaya bangsa Israel bisa melihat kehadiran dan penyertaan Allah.
Yosua 3:10-13 - “(10) Lagi kata Yosua: ‘Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalauNya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: (11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (12) Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku. (13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’”.
Seharusnya janji Tuhan / firman Tuhan sudah menyebabkan mereka percaya akan kehadiran / penyertaan Tuhan, tetapi karena kelemahan mereka, maka Tuhan memberikan mujijat supaya mereka percaya akan hal itu.
Matthew Henry: “While we make God’s precepts our rule, his promises our stay, and his providence our guide, we need not dread the greatest difficulties we may meet with in the way of duty. That promise is sure to all the seed (Isa. 43:2), ‘When thou passes through the waters I will be with thee, and through the rivers they shall not overflow thee.’” [= Pada waktu kita menjadikan ajaran Allah pedoman kita, janji-janjiNya penopang kita, dan providensiaNya pembimbing kita, kita tidak perlu takut pada kesukaran terbesar yang bisa kita temui dalam jalan kewajiban kita. Janji itu pasti bagi semua benih / keturunan (Yes 43:2), ‘Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan’].
Yes 43:2 - “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau”.
Penerapan: ini harus kita ingat dan laksanakan dalam tahun yang baru yang terbentang di depan kita. Keadaan negara kita saat ini rasanya ‘mengerikan’! Bencana alam, banjir, longsor, kenaikan harga, dan becana rohani berupa penutupan gereja. Jadi, mungkin sekali akan ada banyak kesukaran, tantangan, godaan, yang menanti kita. Tetapi kalau kita menaati Dia dan berpegang pada janji-Nya, Dia akan beserta kita, dan kita akan baik-baik saja.
3. Untuk membesarkan Yosua, dan menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan menyertai Yosua sama seperti Ia dulu menyertai Musa.
Yosua 3:7 - “Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: ‘Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau”.
Matthew Henry: “Thus those that honour God he will honour, and those whom he has advanced should do what they can in their places to exalt him” (= Mereka yang menghomati Allah seperti itu akan Ia hormati, dan mereka yang dimajukanNya / ditinggikanNya harus melakukan apa yang bisa mereka lakukan di tempat mereka untuk meninggikan Dia).
1Samuel 2:30 - “Sebab itu - demikianlah firman TUHAN, Allah Israel - sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang - demikianlah firman TUHAN - : Jauhlah hal itu dari padaKu! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah”.
c) Mujizat itu.
1. Saat terjadinya: begitu kaki para imam itu menyentuh air.
Yos 3:13-16 - “(13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’ (14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu. (15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu - sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai - (16) maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho”.
Matthew Henry: “Though they were not yet told how they should pass the river, and were unprovided for the passing of it in any ordinary way, yet they went forward in faith, having been told (Josh 1:11) that they should pass it. We must go on in the way of our duty though we foresee difficulties, trusting God to help us through them when we come to them. Let us proceed as far as we can, and depend on divine sufficiency for that which we find ourselves not sufficient for” [= Sekalipun mereka tidak diberitahu bagaimana mereka harus menyeberangi sungai itu, dan tidak diperlengkapi untuk menyeberanginya dengan cara yang biasa, tetapi mereka maju dengan iman, karena telah diberitahu (Yos 1:11) bahwa mereka harus menyeberanginya. Kita harus maju terus dalam jalan kewajiban kita sekalipun kita melihat lebih dulu kesukaran-kesukaran, sambil percaya bahwa Allah akan menolong kita melalui hal-hal itu pada waktu kita sampai di sana. Hendaklah kita maju sejauh kita bisa, dan bergantung pada kecukupan ilahi untuk hal-hal dimana diri kita sendiri tidak cukup / mampu].
Ini menunjukkan:
a. Para imam itu pasti mempunyai iman yang hebat sehingga berani jalan terus.
b. Tuhan membuka jalan persis pada waktunya!
Penerapan: ini juga harus kita tiru. Sekalipun kita melihat ada kesukaran di depan, kita harus terus berjalan dengan iman, dan Tuhan akan membuka jalan pada waktunya! Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh memikirkan suatu rencana ataupun melakukan persiapan-persiapan tertentu. Semua ini boleh saja, tetapi mata / pengharapan kita harus tetap tertuju kepada Allah sendiri, bukan pada rencana / usaha kita.
2. Air berhenti dan menjadi bendungan (3:13,16).
Menahan air adalah sesuatu yang sukar, tetapi bagi Allah yang maha kuasa, hal itu tidak ada artinya! Karena itu, betapapun besarnya problem saudara, percayalah bahwa Allah bisa menolong saudara!
Matthew Henry: “Note, The God of nature can, when he pleases, change the course of nature, and alter its properties, can turn fluids into solids, waters into standing rocks, as, on the contrary, rocks into standing waters, to serve his own purposes” (= Perhatikan, Allah dari alam bisa, pada waktu Ia berkenan, mengubah jalan dari alam, dan mengubah sifat-sifatnya, bisa mengubah zat cair menjadi benda padat, air menjadi batu karang yang berdiri tegak, seperti sebaliknya, batu karang menjadi air yang berdiri tegak, untuk melayani tujuan-tujuan-Nya sendiri).
Catatan: mungkin yang dimaksudkan oleh Matthew Henry dengan ‘batu karang menjadi air yang berdiri tegak’ adalah pada saat di padang pasir, batu karang yang dipukul bisa mengeluarkan air.
3. Berhentinya aliran sungai Yordan itu berlangsung cukup lama!
Ingat bahwa jumlah mereka antara 2-3 juta orang. Bilangan ini didapatkan dengan memperkirakan berdasarkan Bil 26:2,51 yang mengatakan bahwa jumlah laki-laki yang bisa berperang adalah lebih dari 600.000 orang. Kalau masing-masing mempunyai 1 istri dan 1 anak, maka jumlahnya sudah lebih dari 1.800.000 orang. Dan pasti banyak yang mempunyai lebih dari 1 anak. Lalu masih ditambah dengan orang-orang Lewi dan budak-budak / tawanan dari orang-orang Midian (bdk. Bil 31:31-35). Jadi, jumlah 2-3 juta merupakan perkiraan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Kalau 2-3 juta orang berbaris dengan lebar 100 orang, maka panjang barisan bisa mencapai 20-30 km; kalau mereka berbaris dengan lebar 1.000 orang, maka panjang barisan tetap bisa mencapai 2-3 km.
Belum lagi harus diperhitungkan mereka tidak bisa berjalan terlalu cepat karena adanya barang, ternak dan anak-anak kecil / bayi-bayi.
Jamieson, Fausset & Brown: “The miracle will appear the more stupendous when it is considered ‘how many there were in this grand host that made the passage.’ Just before crossing the Jordan, the number of fighting men was 601,730 (Num. 26:51). Supposing each to be married, the number would be increased to 1,203,460; and allowing an average of but one child to each family, the number would become 1,805,190. Now, adding the Levites, of which there were 23,000 males alone (Num. 26:62), the aged among ‘the females, the mothers in Israel,’ - for, according to Num. 26:63-65, with the exception of four, all the men were young and in the prime of life, and, we will suppose, in fine health - and making no further addition for captives, except that of the 33,000 taken from the Midianites not long before, and we shall have a host so nearly amounting to 2,000,000 that we may safely base our conclusions on that number. If any should still object, we would remind them that in this estimate nothing is said of the countless numbers of animals following the Israelites, and of which they had just before taken more than 800,000 sheep, cattle, and donkeys from the Midianites alone. With these statistics we can arrive at a conclusion which adds great interest to this sublime and exciting scene in the history of the Israelites” (= ).
Catatan: tentang bilangan 33.000 dan lebih 800.000 ternak didapatkan dari Bilangan 31:31-35.
4. Para imam tetap berdiri di sungai Yordan sampai seluruh bangsa Israel selesai menyeberang, dan Tuhan menyuruh mereka keluar dari sungai Yordan (3:17 4:10-11,15-18). Ini lagi-lagi menunjukkan iman dan ketaatan yang luar biasa dari para imam.
III) Batu peringatan.
1) Ada 2 tumpukan batu.
a) Di dasar sungai Yordan (Yosua 4:9).
Untuk apa meletakkan tumpukan batu di sana? Bukankah tidak ada gunanya kalau tumpukan batu itu tak terlihat karena terendam air?
· mungkin airnya bening sehingga tumpukan batu itu bisa terlihat dari atas.
· mungkin dibuat tumpukan batu yang cukup tinggi sehingga setidaknya pada saat air sungai Yordan rendah, bagian atas tumpukan batu itu bisa terlihat.
b) Di Gilgal (Yosua 4:20).
Ini mereka lakukan karena adanya perintah Tuhan (Yosua 4:1-3).
2) Fungsi tumpukan batu.
a) Sebagai tanda peringatan (4:7), supaya mereka mengingat kuasa, pertolongan dan kebaikan Tuhan.
1. Kita condong untuk melupakan hal-hal itu dan karena itu kita wajib berusaha untuk mengingatnya.
Orang-orang yang anti Natal mengatakan bahwa kita tidak membutuhkan peringatan-peringatan. Ini kata-kata tolol yang sama sekali tidak alkitabiah. Bukan hanya dalam Perjanjian Lama, tetapi bahkan dalam Perjanjian Baru (seperti Perjamuan Kudus), ada perintah-perintah dari Tuhan untuk membuat peringatan-peringatan.
2. Jangan menyamakan apa yang mereka lakukan di sini dengan pembangunan menara Babel.
Kejadian 11:4 - “Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.’”.
Penerapan: pada waktu kita melakukan sesuatu, perlu kita periksa, apakah kita betul-betul melakukan hal itu untuk kemuliaan Tuhan, atau kemuliaan diri kita sendiri! Para pendeta dan majelis gereja khususnya harus melakukan introspeksi yang seperti ini!
b) Untuk mengajar anak (4:6-7,21-24).
1. Ini menunjukkan bahwa pengajaran anak adalah sesuatu yang penting.
a. Jangan remehkan pelayanan sekolah minggu!
b. Orang tua harus mengajar anaknya dalam hal rohani, sehingga anaknya bisa mengenal Tuhan (Kej 18:19 Keluaran 10:2 12:26 13:14 Ul 4:9b 6:7,20-25 Efesus 6:4).
Tetapi untuk bisa melakukan hal ini, tentu orang tuanya juga harus belajar firman Tuhan!
Tetapi dalam faktanya, hal ini diremehkan / diabaikan oleh bangsa Israel sehingga belakangan muncul generasi yang tidak kenal Tuhan.
Hak 2:10 - “Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukanNya bagi orang Israel”.
Ini juga yang akan terjadi dengan anak-anak saudara kalau saudara melalaikan pendidikan rohani bagi mereka.
2. Anak bertanya (Yosua 4:6,21).
Anak selalu ingin tahu, dan kalau tidak kita arahkan pada hal yang benar, ia akan mendapatkan hal yang salah / sesat!
Bdk. Amsal 22:6 - “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”.
3. Penerapan: adanya salib, gambar Tuhan Yesus dsb adalah sesuatu yang penting, karena bisa menjadi suatu sarana untuk menginjili anak / cucu!
3) Ini menunjukkan bahwa kita harus selalu berusaha melakukan hal-hal untuk kemuliaan Tuhan, di tengah-tengah segala kesibukan kita!
Matthew Henry: “We may well imagine how busy Joshua and all the men of war were while they were passing over Jordan, ... And yet, in the midst of all his hurry, care must be taken to perpetuate the memorial of this wonderous work of God, and this care might not be adjourned to a time of greater leisure. Note, How much soever we have to do of business for ourselves and our families, we must not neglect nor omit what we have to do for the glory of God and the serving of his honour, for that is our best business” (= Kita bisa membayangkan betapa sibuknya Yosua dan semua prajurit pada waktu mereka sedang menyeberangi sungai Yordan, … Tetapi, di tengah-tengah semua ketergesa-gesaan itu, mereka harus melakukan hal ini untuk mengabadikan peringatan dari pekerjaan Allah yang luar biasa ini, dan ini tidak boleh ditunda untuk dilakukan pada waktu yang lebih senggang. Perhatikan, betapapun sibuknya kita bagi diri kita sendiri dan keluarga kita, kita tidak boleh mengabaikan atau menghapuskan apa yang harus kita lakukan untuk kemuliaan Allah dan pelayanan kehormatanNya, karena itu adalah kesibukan terbaik kita).
Penerapan: maukah mengingat dan melakukan hal ini di tahun yang baru ini?
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-