FILIPI 3:1b-16 (PERINGATAN, KESAKSIAN DAN KEINGINAN PAULUS)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Filipi 3:1b-16 - “(Filipi 3:1b) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu. (2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, (3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. (4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. (7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. (10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, (11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. (12) Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. (13) Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, (14) dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (15) Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. (16) Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.”.
FILIPI 3:1b-16 (PERINGATAN, KESAKSIAN DAN KEINGINAN PAULUS)
otomotif, business

I) Paulus memberi peringatan.

1) Ini adalah peringatan ulangan.

Filipi 3:1b: “Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.”.

Bahwa ini merupakan peringatan ulangan, bisa terlihat dari ay 1b yang mengatakan ‘menuliskan hal ini LAGI’.

Ada 2 kemungkinan:

a) Ada surat Paulus yang lain kepada jemaat Filipi, tetapi yang tidak pernah kita temukan dan tidak termasuk dalam Kitab Suci. Di sanalah Paulus memberikan peringatan yang pertama, dan sekarang ia mengulangi peringatan itu.

b) Paulus memberikan peringatan yang pertama, pada saat ia berada di Filipi, dan sekarang ia mengulangi peringatan itu.

Tidak jelas yang mana yang benar dari 2 kemungkinan ini, tetapi yang jelas adalah bahwa Paulus mengulang sesuatu yang sudah pernah ia ajarkan.

Penerapan:

1. Seorang pemberita / pengajar Firman Tuhan (pendeta, penginjil, dosen sekolah theologia, pengkhotbah awam, guru sekolah minggu, guru agama), tidak boleh bosan untuk mengulangi hal-hal tertentu di dalam ia mengajar. Jangan pernah berpikir bahwa jemaat sudah mengerti dan pasti akan ingat terus apa yang pernah mereka dengar!

Catatan: Ini berbeda dengan seorang pemberita / pengajar Firman Tuhan yang terus-menerus mengajar hal-hal yang sama, karena ia tidak pernah belajar Firman Tuhan / mempersiapkan khotbahnya dengan baik!

2. Jemaat juga tidak boleh bosan pada saat mendengar sesuatu yang sudah pernah didengar. Pernahkah / seringkah saudara malas mendengar khotbah yang mengajarkan hal-hal yang sudah pernah saudara dengar?

2) Peringatan itu diberikan untuk menjaga keamanan orang Filipi

Filipi 3: 1b: ‘kepastian’. Ini salah terjemahan!

NIV / NASB: ‘it is a safeguard for you’ [= ini adalah suatu penjagaan bagi kamu].

Jadi, terlihat bahwa Paulus berjerih payah untuk menjaga keamanan (secara rohani) dari domba-dombanya, dan ia melakukan hal ini dengan mengajarkan Firman Tuhan kepada mereka!

Penerapan:

a) Seorang pemberita / pengajar Firman Tuhan (terutama pendeta / guru sekolah minggu), harus menjaga keamanan dombanya. Jangan menjadi ‘seorang upahan’ yang tidak mempedulikan domba-dombanya (bdk. Yoh 10:11-13)!

Yohanes 10:11-13 - “(11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. (13) Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.”.

b) Banyak pendeta yang ‘menjaga’ dombanya dengan melarang dombanya pergi ke gereja lain (gereja yang baik sekalipun!). Ini bukan menjaga tetapi menjerat domba itu untuk dirinya sendiri! Seharusnya pendeta menjaganya dengan mengajarkan Firman Tuhan kepadanya, sehingga ia bisa membedakan ajaran yang benar dan yang salah / sesat!

3) Isi peringatannya (Filipi 3: 2-3).

a) Filipi 3:2: “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,”.

1. ‘hati-hatilah’.

Ini ia ucapkan 3 x! Ini menunjukkan bahwa orang-orang itu sangat berbahaya, dan ini menunjukkan bahwa kita tidak pernah boleh merasa sombong / punya self confidence [= keyakinan pada diri sendiri] sekalipun kita sudah banyak mengerti Firman Tuhan! Cara berhati-hati:

a. Banyak berdoa minta pimpinan Tuhan.

b. Mengecheck setiap khotbah dengan Kitab Suci.

c. Terus belajar Firman Tuhan dengan tekun!

2. ‘anjing-anjing’.

Orang-orang Yahudi selalu menyebut orang-orang non Yahudi dengan sebutan ‘anjing’. Tetapi sekarang Paulus mengatakan bahwa mereka sendirilah yang adalah anjing!

Sebutan ini menunjukkan bahwa orang-orang itu rendah / hina (bdk. 1Samuel 24:15 2Raja-raja 8:13) dan berbahaya (bdk. Mazmur 22:17,21).

Perhatikanlah bahwa rasul-rasul dan nabi-nabi, bahkan Yesus sendiri, selalu bersikap sangat keras terhadap nabi-nabi palsu!

Bdk. 2Yohanes 10-11 - “(10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. (11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”.

Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau banyak orang Kristen saat ini yang menghendaki supaya hamba-hamba Tuhan bersikap lunak / ramah terhadap nabi-nabi palsu! Saya tak pernah melihat satupun orang percaya yang saleh dalam Alkitab, yang bersikap ramah, lemah lembut dsb terhadap nabi-nabi palsu, apalagi yang tegar tengkuk!

3. ‘pekerja-pekerja yang jahat’ (bdk. 2Korintus 11:13).

2Kor 11:13 - “Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.”.

a. Kata ‘pekerja’ menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang aktif / orang yang melayani dalam gereja! Keaktifan seseorang di gereja sama sekali tidak menjamin kekristenannya ataupun kegunaannya bagi Tuhan / gereja. Orang aktif yang sesat justru sangat membahayakan!

b. Orang-orang ini jelas berusaha taat (ini bisa diketahui karena dalam Filipi 3:2-9, Paulus jelas menentang Yudaisme yang menekankan ketaatan dengan tujuan supaya selamat). Tapi Paulus toh menyebut mereka sebagai orang-orang yang jahat!

Dari sini bisalah kita simpulkan bahwa kalau seseorang berusaha taat dengan tujuan supaya ia diselamatkan, maka pada ha kekatnya ia sedang melakukan kejahatan!

Penerapan: Apakah saudara masih melakukan hal-hal tertentu (dibaptis, pengakuan dosa, rajin ke gereja, berusaha taat / membuang dosa dsb) dengan tujuan supaya saudara masuk surga / diselamatkan? Kalau ya, pada ha kekatnya saudara sedang melakukan kejahatan!

4. ‘penyunat-penyunat palsu’.

KJV: ‘beware of the concision’ [= hati-hatilah terhadap pemotongan].

Ada 2 tafsiran tentang bagian ini:

a. Calvin menganggap bahwa kata Yunaninya berarti pemotongan / pembagian / pemecahan, dan ia lalu menganggap ini sebagai peringatan terhadap orang-orang yang suka memecah belah gereja.

Tetapi saya menganggap tafsiran ini tidak sesuai dengan kontext yang jelas menyerang Yudaisme.

b. Ini adalah suatu permainan kata untuk menyerang orang-orang Yahudi yang menekankan pentingnya sunat untuk keselamatan kita.

Kata ‘sunat / circumcision’ dalam bahasa Yunaninya adalah PERITOME, sedangkan kata ‘pemotongan / concision’ dalam bahasa Yunaninya adalah KATATOME. Jadi, dengan menyebut sunat dengan menggunakan kata Yunani yang mirip tetapi yang artinya adalah ‘pemotongan’, Paulus merendahkan para penyunat itu.

Mengapa Paulus mengingatkan terhadap penyunat-penyunat itu? Karena sunat (yang disertai kepercayaan terhadap sunat) membuat seseorang ‘lepas dari Kristus’! (bdk. Galatia 5:2-6).

Gal 5:2-6 - “(2) Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. (3) Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. (4) Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. (5) Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. (6) Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.”.

b) Filipi 3: 3: “karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.”.

1. ‘kitalah orang-orang bersunat’.

Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus sudah disunat secara rohani (bdk. Ro 2:28-29), dan karena itu jelas tak perlu disunat lagi secara jasmani!

Roma 2:28-29 - “(28) Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. (29) Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak tampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.”.

2. ‘beribadah oleh Roh Allah’.

NIV: ‘who worship in the Spirit of God’ [= yang menyembah / beribadah di dalam Roh Allah].

Rupanya orang-orang sesat itu menekankan hal-hal lahiriah tertentu dalam ibadah sehingga Paulus lalu mengatakan hal ini (bdk. Yohanes 4:19-24 yang mengkontraskan penyembahan yang lahiriah dengan penyembahan yang rohani dan benar).

Yohanes 4:19-24 - “(19) Kata perempuan itu kepada-Nya: ‘Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. (20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.’ (21) Kata Yesus kepadanya: ‘Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. (23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (24) Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.’”.

Penerapan: Jangan menekankan hal-hal lahiriah dalam ibadah, seperti:

a. Berbakti harus di gedung gereja, tidak di rumah / restoran.

b. Kalau berdoa harus pada jam-jam / di tempat tertentu (bukit doa, dsb).

c. Pendeta harus memakai toga.

3. ‘bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah’.

Orang-orang itu memegahkan hal-hal lahiriah yang terpisah dari Kristus (seperti kebangsaan / keyahudian mereka, sunat, ceremonial law / hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan, ketaatan) sebagai dasar keselamatan, tetapi orang Kristen hanya bermegah dalam Kristus Yesus!

Penerapan: Apakah saudara bermegah karena hal-hal lahiriah, seperti: kekristenan dalam keluarga yang sudah puluhan generasi, gedung gereja yang megah dan besar, gereja yang banyak jemaatnya dan kaya, seragam paduan suara yang hebat, mimbar yang mahal, pendeta yang punya gelar doktor / nama besar dsb? Kalau ya, saudara tidak berbeda dengan orang-orang sesat itu!

Kesimpulan:

Filipi 3: 2 yang menggambarkan orang-orang sesat itu sangat kontras / berbeda dengan ay 3 yang menggambarkan orang Kristen.

Memang kalau dilihat sepintas lalu saja, apalagi oleh mata orang yang tidak mengerti Firman Tuhan, maka orang Kristen yang asli mirip dengan yang palsu, dan hamba Tuhan yang sejati mirip dengan nabi palsu. Tetapi sebetulnya mereka sangat berbeda! Ini hanya bisa saudara lihat kalau saudara banyak belajar / mengerti Firman Tuhan!

Banyaknya perbedaan ini menyebabkan orang Kristen harus hati-hati!

II) Kesaksian Paulus.

1) Paulus menceritakan bahwa ia sendiri juga mempunyai hal-hal lahiriah, bahkan lebih banyak dari mereka (ay 4-6).

Filipi 3: 4-6: “(4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.”.

Ini ia katakan supaya orang-orang Yahudi itu tidak menganggap bahwa Paulus menyerang mereka hanya karena ia iri pada apa yang mereka punyai.

Hal-hal lahiriah yang ada pada Paulus:

a) Ia disunat pada hari ke 8 (Filipi 3: 5).

Ini menunjukkan bahwa ia bukan seorang proselyte [= orang non Yahudi yang diyahudikan / masuk agama Yahudi], yang tentunya disunat pada saat memasuki agama Yahudi, bukan pada usia 8 hari.

b) Bangsa Israel (ay 5).

Ini menunjukkan bahwa ia bukan anak dari orang tua yang adalah proselyte (anak dari proselyte juga disu¬nat pada usia 8 hari).

c) Suku Benyamin (Filipi 3:5).

Ini ia tambahkan mungkin karena suku Benyamin adalah satu-satunya suku yang setia kepada suku Yehuda pada waktu terjadi perpecahan (bdk. 1Raja-raja 12:21).

d) Orang Ibrani asli (ay 5).

Lit: ‘a Hebrew of Hebrews’ [= seorang Ibrani dari orang-orang Ibrani].

Istilah ‘orang Ibrani’ mempunyai arti yang berbeda-beda dalam Kitab Suci:

1. Abraham disebut ‘orang Ibrani’ (Kejadian 14:13).

2. Bangsa Israel disebut ‘orang Ibrani’ (Keluaran 1:15).

3. Orang-orang Yahudi yang mempertahankan bahasa Ibrani disebut ‘orang Ibrani’ (Kisah para rasul 6:1).

Mungkin arti ke 3 lah yang dimaksudkan oleh Paulus, karena Paulus memang bisa berbahasa Ibrani (bdk. Kisah Para Rasul 21:40 22:2).

e) Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku seorang Farisi (ay 5).

‘Orang Farisi’ jelas adalah orang top di dalam pandangan orang Yahudi pada saat itu!

f) Tentang kegiatan (seharusnya adalah zeal / semangat), aku penganiaya jemaat / gereja (ay 6).

g) Tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat, aku tidak bercacat (Filipi 3: 6).

Tentu saja ini tak berarti bahwa ia sudah menaati seluruh hukum Taurat dengan sempurna. Ini hanya penilaiannya sendiri pada saat ia masih memeluk agama Yahudi (bdk. Matius 19:20).

2) Dulu Paulus menganggap hal-hal lahiriah itu sebagai keuntungan (Filipi 3: 7).

Tetapi sekarang, ia menganggapnya sebagai:

a) Rugi (ay 7-8).

b) Sampah (Filipi 3: 8).

Filipi 3:7-8: “(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,”.

Jelas sekali bahwa Paulus mempunyai pandangan dan penilaian yang jauh berbeda antara dulu (sebelum ia jadi Kristen) dan sekarang (setelah ia jadi Kristen). Orang Kristen memang harus mempunyai penilaian yang berbeda antara dulu dan sekarang!

Penerapan: Apakah penilaian saudara berbeda antara dulu dan sekarang? Misalnya tentang Allah / Yesus, gereja, kitab suci, dosa, uang, kepandaian, gelar, kedudukan, kepopuleran, kebahagiaan dsb. Kalau sama sekali tidak ada perubahan / perbedaan, maka jelas saudara bukan orang kristen yang sejati!

Mengapa Paulus menganggap hal-hal itu sebagai rugi / sampah?

1. Karena hal-hal itu memang bukan sekedar tak berguna. Hal-hal itu bahkan merugikan, karena menghalangi seseorang datang kepada Kristus!

2. Karena ‘pengenalan akan Yesus’ jauh lebih mulia dari pada semua itu (Filipi 3: 8).

Perhatikan bahwa ia tak berkata ‘pengetahuan tentang Yesus’, tetapi ‘pengenalan akan Yesus’ (intimate / experimental knowledge).

Penerapan: Apakah saudara menganggap bahwa pengenalan saudara akan Yesus lebih mulia dan lebih berharga dari apa pun juga? Atau saudara tetap menganggap bahwa jabatan, uang, pekerjaan, keluarga, hobby, dsb, lebih berharga dari pada pengenalan akan Yesus?

3) Paulus melepaskan semua itu (ay 8-9).

Filipi 3: 8-9: “(8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”.

a) Kata ‘melepaskan’ tak berarti bahwa sekarang ia menyangkal bahwa ia adalah orang Yahudi, membuang tanda sunat, berhenti bicara bahasa Ibrani, berhenti menaati Tuhan dsb. Yang ia maksudkan adalah: ia berhenti mempercayai / membanggakan hal-hal itu!

b) Tujuan Paulus ‘melepaskan semuanya itu’ adalah:

1. Memperoleh Kristus (Filipi 3: 8).

Tanpa melepas, tidak mungkin kita bisa memperoleh! (bdk. Matius 13:46).

Mat 13:46 - “Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.’”.

2. Berada dalam Dia (Filipi 3: 9).

KJV/RSV/NIV/Lit: ‘be found in him’ [= ditemukan di dalam Dia].

Ini menunjukkan bahwa sebelumnya Paulus terhilang, dan ia ditemukan di dalam Kristus!

Ay 9 ini mengkontraskan ‘kebenaran karena ketaatan’ dengan ‘kebenaran karena iman’!

Filipi 3:9: “dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”.


Dua hal ini memang tidak bisa ada bersama-sama dalam diri satu orang. Kalau saudara masih percaya pada doktrin ‘keselamatan karena ketaatan’, maka saudara tidak mungkin percaya pada doktrin ‘keselamatan karena iman’, dan sebaliknya.

Renungkan! Yang mana yang saudara percayai?

III) Keinginan Paulus.

A) Untuk dirinya sendiri.

Ia tahu dirinya belum sempurna (Filipi 3: 12-13). Dan karena itu, ia ingin maju (Filipi 3: 12,14).

Filipi 3: 12-14: “(12) Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. (13) Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, (14) dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”.

Ia ingin maju dalam:

1) Pengenalan akan Kristus (ay 10).

Filipi 3: 10: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,”.

Penerapan: Apakah saudara juga punya kerinduan untuk mengenal Kristus lebih dekat lagi? Dan apakah keinginan itu saudara wujudkan dengan mau rajin datang dalam Pemahaman Alkitab, bersaat teduh dsb?

2) Pengenalan akan kuasa kebangkitan Kristus (ay 10).

3) Persekutuan dalam penderitaan Kristus (Filipi 3: 10).

Rasul-rasul bisa bersukacita pada saat mereka menderita / dianiaya, karena mereka menganggap penderitaan itu sebagai suatu persekutuan dengan Kristus! Kristus sendiri, yang adalah kepala, menderita. Maka kita, yang adalah tubuhNya, pasti juga harus menderita!
FILIPI 3:1b-16 (PERINGATAN, KESAKSIAN DAN KEINGINAN PAULUS)
gadget
Penerapan: Kalau saudara menderita karena Kristus (bukan karena dosa!), apakah saudara bisa bersukacita karena saudara merasakan penderitaan itu sebagai persekutuan dengan Kristus?

4) Serupa dengan Kristus dalam kematian Kristus (Filipi 3:10).

Ada yang menafsirkan bahwa bagian ini berarti: ia ingin mati disalib seperti Kristus. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa ia ingin mati terhadap dosa seperti Kristus. Saya lebih condong pada pandangan yang ke dua.

Penerapan: Apakah saudara juga berusaha untuk mati terhadap dosa?

Keinginan untuk maju inilah yang menyebabkan ia lalu melupakan apa yang ada di belakangnya dan mengarahkan diri pada apa yang ada di depannya, dengan ‘berlari-lari’ (Filipi 3: 14).

B) Untuk jemaat Filipi (Filipi 3: 15-16).

Ay 15-16: “(15) Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. (16) Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.”.

1) Kata ‘sempurna’ dalam Filipi 3: 15, sekalipun menggunakan kata Yunani yang sama dengan kata ‘sempurna’ dalam Filipi 3: 12, tetapi harus diterjemahkan berbeda (kalau tidak, ay 12 dan ay 15 akan bertentangan!).

RSV/NIV: Filipi 3: 12: ‘perfect’ [= sempurna]; ay 15: ‘mature’ [= matang].

2) Dalam Filipi 3:15 ini Paulus mengajak orang Filipi untuk bersikap sama dengan dia, yaitu harus ingin maju!

Penerapan: Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara menginginkan supaya kerohanian saudara makin maju, atau saudara merasa bahwa kerohanian saudara sudah cukup? Dan apakah saudara juga menginginkan kemajuan rohani orang lain, dan mendorong mereka untuk maju?

3) Filipi 3:16 (NASB): ‘however, let us keep living by that same standard to which we have attained’ [= tetapi, mari kita tetap hidup dengan Standard yang sama sampai pada apa yang sudah kita capai].


Artinya: ia mengajak mereka terus hidup dengan menggunakan Standard yang sama dengan Standard yang sudah mereka pergunakan sampai saat itu. Standard yang dimaksud jelas adalah Firman Tuhan!

Penutup.

1) Masihkah saudara mempercayai hal-hal lahiriah? Atau saudara betul-betul sudah percaya kepada Yesus saja?

2) Kalau saudara betul-betul sudah percaya kepada Yesus, maukah saudara berusaha maju?

a) Dalam pengenalan akan Yesus?

b) Dalam pengenalan akan kuasa kebangkitan Yesus?

c) Dalam persekutuan dalam penderitaan Yesus?

d) Dalam kematian terhadap dosa?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post