FILIPI 3:17-4:1 (HAL-HAL YANG HARUS: DILAKUKAN, DIHINDARI DAN DIINGAT)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Filipi 3:17-4:1 - “(Filipi 3:17) Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. (3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. (3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. (3:20) Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, (3:21) yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya. (4:1) Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!”.
FILIPI 3:17-4:1 (HAL-HAL YANG HARUS: DILAKUKAN, DIHINDARI DAN DIINGAT)
otomotif, business
Pendahuluan.

Banyak orang beranggapan bahwa kekristenan hanya mempersoalkan 2 hal saja, yaitu:
1) Apa yang harus kita lakukan dalam hidup kita.

2) Apa yang harus kita hindarkan / buang dari hidup kita.
Dalam bacaan hari ini, kita melihat bahwa Paulus memang mempersoalkan 2 hal tersebut. Tetapi, selain mempersoalkan 2 hal tersebut, Paulus juga memper¬soalkan hal yang lain.
Kita akan lebih dulu meninjau 2 hal tersebut, dan setelah itu kita akan meninjau hal yang lain itu.

I) Hal-hal yang harus dilakukan.

1) Mengikuti teladan Paulus (Filipi 3:17).
3:17 - “Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.”.

NIV: ‘join with others in following my example’ [= bergabunglah dengan yang lain dalam mengikuti teladanku].
Salah satu tujuan Kitab Suci mencatat kehidupan dari orang-orang yang saleh / beriman adalah supaya kehidupan mereka yang baik bisa kita tiru.

Penerapan: Apakah saudara selalu berusaha menyesuaikan kehidupan saudara dengan kehidupan yang baik dari tokoh-tokoh dalam Kitab Suci? Atau saudara tidak berusaha menirunya dengan alasan bahwa mereka hidup pada jaman yang berbeda dengan saudara?

Di sini, Paulus menyuruh orang Filipi untuk mengikuti teladannya, tetapi sebelum ini, yaitu dalam Filipi 2:5 dst, ia sudah lebih dulu menyuruh mereka untuk mengikuti teladan Kristus. Jadi, jelaslah bahwa teladan yang tertinggi dan yang sebenarnya adalah Kristus! Paulus boleh kita jadikan teladan, karena ia mengikuti Kristus.

1Korintus 11:1 - “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”.

Seorang mengatakan:
“In us - without Christ - there is nothing good to imitate; only what is in us of Christ is worth imitating.” [= Di dalam kita - tanpa / terpisah dari Kristus - tidak ada sesuatu yang baik untuk ditiru; hanya apa yang ada dalam kita yang dari Kristus yang layak ditiru.].

Ini menunjukkan bahwa manusia memang betul-betul sudah begitu bejat sehingga dalam diri manusia, terpisah dari kasih karunia dan pekerjaan Allah, sedikitpun tak ada sesuatu yang baik.

Bdk. Roma 7:18-19 - “(18) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”.

Hanya karena adanya kasih karunia dan pekerjaan Allah di dalam diri manusia itu, maka barulah ia bisa menjadi baik bahkan bisa menjadi suatu teladan bagi orang lain.

Penerapan: Kalau saudara melihat ada sesuatu yang baik dalam diri saudara, apakah saudara menyadari bahwa itu semua adalah hasil pekerjaan Allah? Atau dengan sombong saudara menganggap bahwa diri saudara memang baik / ada baiknya?

2) Berdiri teguh dalam Tuhan (Filipi 4:1).
Filipi 4:1 - “Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!”.
Ada 2 hal yang bisa kita perhatikan dari Filipi 4:1 ini:

a) Cara Paulus menyebut orang Filipi.
Ia menyebut mereka:
1. Saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan.
2. Sukacitaku.
3. Mahkotaku.
4. Saudara-saudaraku yang kekasih.
Ini jelas menunjukkan bahwa Paulus sangat mengasihi dan menghargai orang Filipi.

Penerapan: Bagaimana sikap hati saudara terhadap sesama saudara seiman saudara? Apakah saudara mengasihi mereka? Apakah saudara menghargai mereka? Atau saudara bersikap acuh tak acuh terhadap mereka?

b) Paulus menyuruh mereka berdiri teguh dalam Tuhan.
Secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa kalau seseorang ada di dalam Kristus, maka pasti ada banyak serangan / tekanan (dari setan) yang ditujukan untuk menjatuhkan dia! Tetapi kita tidak boleh menyerah terhadap serangan dan tekanan itu. Sebaliknya, kita harus berdiri teguh!

Ada banyak hal yang harus kita lakukan kalau kita mau berdiri teguh:
1. Terus belajar Firman Tuhan dengan tekun.
Jangan pernah berpikir bahwa saudara sudah cukup banyak belajar / mengerti Firman Tuhan! Itu sama bodohnya dengan mengambil keputusan untuk berhenti makan (untuk selama-lamanya), karena saudara merasa sudah cukup banyak makan dalam hidup saudara!

2. Banyak berdoa (Matius 26:41).
Matius 26:41 - “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’”.
Tidak berdoanya murid-murid (Matius 26:40,43) menyebabkan mereka tidak bisa berdiri teguh, tetapi justru jatuh (Matius 26:56,69-75).
Berapa banyak waktu yang saudara gunakan dalam sehari untuk berdoa?

3. Mengambil keputusan / bertekad untuk terus ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, bagaimanapun beratnya!
Maukah saudara melakukan hal-hal ini?

II) Hal-hal yang harus dihindarkan (Filipi 3:18-19).

Filipi 3:18-19 - “(3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, BANYAK ORANG yang hidup sebagai seteru salib Kristus. (3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.”.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari 3:18-19:

1) Ini merupakan peringatan ulangan (Filipi 3:18a).
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa hamba Tuhan tidak boleh bosan dalam memperingatkan jemaatnya, dan tidak boleh bosan dalam mengulang suatu ajaran yang dianggap penting!
Tetapi, ini juga menunjukkan bahwa jemaat juga tidak boleh bosan pada waktu diperingatkan atau pada waktu mendengar sesuatu yang sudah pernah mereka dengar.

2) Paulus menyatakan hal ini sambil menangis (Filipi 3:18b).
Mengapa Paulus sedih?

a) Karena orang-orang itu hidup di dalam dosa (Filipi 3:18c,19 bdk. Mazmur 119:136 Yeremia 13:17).
Mazmur 119:136 - “Air mataku berlinang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat Mu.”.

Yehezkiel 13:17 - “‘Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas namaKu.”.
Orang Kristen, apalagi hamba Tuhan yang sejati, harus sedih kalau mendengar adanya orang kristen (Kristen KTP sekalipun) yang hidup di dalam dosa! Bagaimana dengan saudara?

b) Karena orang-orang yang hidup di dalam dosa itu banyak jumlahnya (Filipi 3:18c).

c) Karena kesudahan / akhir dari orang-orang itu adalah kebinasaan (Filipi 3:19a).

Penerapan: Kita sering kali tidak sedih, melainkan iri hati melihat kehidupan orang-orang yang bejat, karena kita menyoroti kehidupan mereka secara jasmani. Belajarlah untuk menyoroti kehidupan mereka secara rohani, khususnya kesudahan hidup mereka! Ini akan membuang semua iri hati dan bahkan membuat saudara sedih / prihatin atas nasib mereka!

d) Karena Paulus mengasihi mereka.
Kita sering bersikap acuh tak acuh, bahkan menjadi jengkel / benci kepada orang-orang itu, karena kita kurang / tidak mempunyai kasih! Berdoalah minta Tuhan menyucikan diri saudara dan mengubahkan saudara sehingga saudara mempunyai kasih seperti kasih Paulus.

3) Paulus menyatakan tentang adanya orang-orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus (3:18c).

a) Ada macam-macam pandangan tentang siapa mereka ini.

1. Ada yang menganggap bahwa orang-orang ini ada di Roma (bdk. Roma 16:18).
Roma 16:18 - “Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.”.
Ada juga yang menganggap bahwa orang-orang itu ada di Filipi (gereja bagus bisa saja tetap ada orang-orang brengseknya!).

2. Ada yang menganggap bahwa mereka adalah orang-orang yang sama dengan orang-orang yang pro Yudaisme, yang diserang oleh Paulus dalam Filipi 3:2 dst. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa mereka berbeda dengan orang-orang itu.

b) Kata-kata ‘hidup sebagai seteru salib Kristus’ juga ditafsirkan bermacam-macam:

1. Mereka menentang Injil, karena mereka memberitakan hukum Taurat / keselamatan karena perbuatan baik.

2. Mereka menolak untuk memikul salib, menyangkal diri, berkorban bagi Kristus dsb.
Ini arti yang diterima oleh mayoritas penafsir.
Calvin menambahkan bahwa mereka ini bukan orang yang secara terang-terangan menolak Injil / Kristus. Sebaliknya, mereka pura-pura menjadi teman, tetapi sebetulnya mereka adalah musuh terbesar dari Injil.

“And unquestionably persons of this sort, who weaken the influence of the ministry by seeking their own interests, sometimes do more injury than if they openly op¬posed Christ.” [= Dan tidak perlu diragukan bahwa orang-orang seperti ini, yang melemahkan pengaruh pelayanan dengan mencari kesenangan mereka sendiri, kadang-kadang lebih merugikan dari pada kalau mereka terang-teranganmenentang Kristus.].

c) Kehidupan orang-orang itu.

1. Mereka tak mau menyangkal diri / memikul salib (ini diambil dari kata-kata ‘hidup sebagai seteru salib Kristus’ dalam 3:18c).

2. ‘Tuhan mereka ialah perut mereka’ (Filipi 3:19b).
NIV: ‘their god is their stomach’ [= allah mereka ialah perut mereka].
Jadi, dalam hidup mereka, makan adalah prioritas tertinggi. Mereka hidup untuk makan! Bandingkan dengan 1Korintus 10:31 yang mengatakan bahwa makan dan minum pun harus kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan!

1Korintus 10:31 - “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”.

3. ‘kemuliaan mereka ialah aib mereka’ (Filipi 3:19c).
Artinya: mereka membanggakan hal-hal yang justru seharusnya membuat mereka malu.

Penerapan: Pada jaman ini juga ada banyak orang seperti itu. Perzinaan dan cara yang tidak halal untuk mendapat untung adalah dosa, dan seharusnya membuat orang yang melakukannya menjadi malu. Tetapi toh ada banyak orang yang bisa menceritakan pengalamannya dalam hal-hal seperti itu dengan bangga!

Dan orang yang bangga karena hal-hal yang memalukan, sering kali malu karena hal yang seharusnya membanggakan. Misalnya: malu untuk memberitakan Injil / sharing, malu untuk melayani Tuhan, malu untuk berdoa di depan umum dsb.

Renungkanlah: apakah saudara mempunyai standard yang benar (sesuai dengan Firman Tuhan) tentang apa yang memalukan dan apa yang membanggakan?

4. ‘pikiran mereka semata-mata tertuju pada perkara duniawi’ (Filipi 3:19d bdk. Yakobus 4:4 & 1Yohanes 2:15).

Yakobus 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”.

1Yohanes 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.”.

Penerapan: Cobalah renungkan, dalam seminggu berapa banyak waktu di mana pikiran saudara tertuju pada hal-hal duniawi, dan berapa banyak waktu di mana pikiran saudara tertuju pada hal-hal yang rohani?

d) Kesudahan mereka adalah kebinasaan (3:19a).
Sekalipun mereka ada di dalam gereja, tetapi mereka ada di luar Kristus, dan karena itu kesudahan mereka adalah kebinasaan! Gereja, baptisan dsb, memang tidak bisa menyelamatkan siapa pun! Hanya Kristus yang bisa! Karena itu pastikanlah bahwa saudara betul-betul ada di dalam Kristus, dan bukan sekedar di dalam gereja!

Paulus menyatakan tentang orang-orang ini, supaya jemaat Filipi (dan juga kita) tidak meniru kehidupan orang-orang itu.
Jadi, dalam gereja ada orang-orang yang harus ditiru (Filipi 3:17), tetapi juga ada banyak yang harus dihindari / tidak boleh ditiru (Filipi 3:18-19).

Paulus sudah berbicara tentang:
1) Hal-hal yang harus dilakukan.
2) Hal-hal yang harus dihindarkan.

Tetapi ternyata Paulus tidak berhenti di sini! Jadi, tidak cukup baginya hanya berbicara tentang kedua hal itu. Ia juga membicarakan hal yang ke 3!

III) Hal yang harus disadari / diingat.

Filipi 3:20 - “Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru selamat,”.

Dalam Filipi 3:20 Paulus mengatakan bahwa ‘kewargaan kita adalah di dalam surga’. Dengan kata lain, kita adalah Warga Negara Surga.

Ini bukanlah sesuatu yang harus dilakukan, dan juga bukan sesuatu yang harus dihindari! Ini adalah sesuatu yang harus diingat / disadari. Kesadaran tentang hal ini adalah sesuatu yang sangat penting, karena ini mendasari, bahkan mengarahkan kehidupan dan tindakan kita. Karena itu, yang saya maksudkan dengan ‘menyadari’ bukanlah sekedar ‘mengerti’! Kita memang perlu mengerti, tetapi lebih dari itu kita harus selalu menyadari dan mengingat hal itu, sedemikian rupa sehingga hal itu betul-betul mendasari / mengarahkan hidup kita.

Dalam bacaan Kitab Suci kita hari ini, kita melihat bahwa kesadaran bahwa kita adalah Warga Negara Surga, menyebabkan:

1) Kita tak akan hidup seperti orang-orang dalam Filipi 3:18-19.
Kata-kata ‘di dalam surga’ (3:20) sengaja dikontraskan dengan kata ‘duniawi’ (Filipi 3:19).

Filipi 3:19-20 - “(19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara DUNIAWI. (3:20) Karena kewargaan kita adalah DI DALAM SORGA, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru selamat,”.

Pengontrasan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa kalau kita memang adalah warga negara surga, maka tentu tidak pantas bagi kita untuk hidup dengan pikiran yang terus tertuju pada perkara duniawi.

2) Kita akan menantikan kedatangan Kristus yang keduakalinya (3:20b bdk. 1Tesalonika 1:10 Titus 2:13).
1Tesalonika 1:10 - “dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.”.

Titus 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Maha besar dan Juru selamat kita Yesus Kristus,”.

Pada saat membicarakan hal ini, Paulus lalu membicarakan 2 hal:

a) Ia berkata bahwa kita menantikan Kristus sebagai Juru selamat (ay 20b).

Filipi3:20-21 - “(20) Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, (21) yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.”.

NIV: ‘(Filipi 3:20) But our citizenship is in heaven. And we eagerly await a Savior from there, the Lord Jesus Christ, (21) who, by the power that enables him to bring everything under his control, will transform our lowly bodies so that they will be like his glorious body.’ [= Tetapi kewargaan kita ada di surga. Dan kita dengan sungguh-sungguh menantikan seorang Juruselamat dari sana, Tuhan Yesus Kristus, yang, oleh kuasa yang memampukan Dia untuk membawa segala sesuatu di bawah kendali-Nya, akan mengubah tubuh-tubuh hina kita sehingga mereka akan menjadi seperti tubuh-Nya yang mulia.].

Ini aneh! Mengapa ia tidak berkata bahwa kita menantikan Kris¬tus SEBAGAI HAKIM? Jelas bahwa Kristus memang akan datang kedua kalinya sebagai Hakim, tetapi Paulus mengatakan bahwa kita menantikan Kristus sebagai Juruselamat, KARENA IA BERBI¬CARA KEPADA ORANG KRISTEN. Sekalipun kita juga akan menghadap takhta pengadilan Kristus (2Kor 5:10), tetapi kita tidak mung¬kin dihukum (Roma 8:1). Yang kita terima saat itu adalah penyempurnaan keselamatan.

2Korintus 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”.
FILIPI 3:17-4:1 (HAL-HAL YANG HARUS: DILAKUKAN, DIHINDARI DAN DIINGAT)
gadget
Roma 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”.

b) Saat itu tubuh kita akan diubah menjadi seperti tubuh Kristus yang mulia (ay 21).
Filipi 3:21 - “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.”.
Hal ini dimungkinkan karena kemahakuasaan Kristus (Filipi 3: 21b).

Kesadaran kita tentang kedua hal ini menyebabkan kita makin rindu menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya!

Penerapan:

Apakah saudara rindu menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya? Atau saudara berharap hal itu tidak cepat-cepat terjadi karena saudara masih cinta dunia dan masih kerasan hidup di dunia? Kalau saudara menyadari bahwa saudara adalah warga negara surga, dan saudara menyadari bahwa Kristus adalah Raja Kerajaan Surga, maka saudara pasti merindukan kedatangan-Nya yang kedua kalinya.

Penutup.

Ada banyak hal-hal lain yang harus selalu disadari / diingat supaya semua itu bisa mengarahkan / mendasari hidup kita, seperti:

1) Allah itu maha suci.
Kesadaran akan hal ini menyebabkan kita membuang dosa / berusaha hidup suci, dan juga membuat kita menganggap doa pengakuan dosa sebagai sesuatu yang penting.

Ada banyak gereja yang dalam liturgi kebaktiannya tidak mempunyai doa pengakuan dosa. Ini jelas merupakan gereja yang tidak menyadari akan keberdosaan dirinya sendiri maupun kesucian Allah!

2) Allah itu berdaulat & segala sesuatu ada dalam kontrol-Nya.
Kesadaran akan hal ini membuat kita hidup dalam damai dan sukacita, bebas dari kekawatiran dan ketakutan.

3) Kita adalah manusia yang lemah dan condong kepada dosa
Kesadaran akan hal ini menyebabkan kita rendah hati, tidak bersandar kepada diri kita sendiri, tetapi bersandar kepada Allah dengan banyak berdoa.

4) Musuh kita bukanlah manusia, tetapi setan.
Kesadaran akan hal ini membuat kita tidak membenci sesama manusia yang merugikan kita / menyakiti hati kita.

5) Kesatuan kita sebagai tubuh Kristus.
Kesadaran akan hal ini membuat kita mau bersekutu dengan saudara seiman, mengasihi saudara seiman, tidak bersikap acuh tak acuh terhadap sesama saudara seiman, dan tidak mengabaikan saudara seiman yang menderita ataupun yang jatuh ke dalam dosa.


Dari semua ini jelaslah bahwa pada waktu kita membaca / mendengar / belajar Firman Tuhan, kita tidak cukup hanya memperhatikan apa yang diperintahkan oleh Tuhan dan apa yang dilarang oleh Tuhan! Ada banyak hal lain, yang merupakan pengertian, yang harus kita renungkan supaya bisa kita sadari / ingat senantiasa, sehingga bisa mengarahkan / mendasari hidup kita.
Maukah saudara melakukannya?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post