KISAH PARA RASUL 20:17-38 (TUGAS PARA PENATUA)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KISAH PARA RASUL 20:17-38 (TUGAS PARA PENATUA)
gadget, otomotif, bisnis
Pada minggu yang lalu, kita sudah melihat kehidupan Paulus yang begitu saleh, dan pelayanannya yang begitu hebat di Efesus. Tetapi semua itu merupakan masa lalu, dan sekarang Paulus harus pindah ke tempat lain.

I) Paulus menyerahkan gereja Efesus.

1) Paulus menyerahkan gereja Efesus kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 20: 32).

Kalau kita melayani orang-orang lain, kita pun bisa mengalami saat di mana kita harus menyerahkan orang-orang itu kepada Tuhan.

Misalnya:

· kalau kita memberitakan Injil kepada seseorang, apalagi kalau itu terjadi diluar kota, sehingga kita tidak akan bisa bertemu lagi dengan dia.

· bagi guru sekolah minggu, kalau anak-anaknya naik ke kelas yang lebih besar.

· pendeta yang harus pindah ke tempat lain.

Dalam keadaan seperti itu, kita harus bisa menyerahkan orang yang tadinya kita layani itu kepada Tuhan. Kita harus ingat bahwa Tuhan, dan bukan kita, yang adalah Gembala yang sebenarnya dari orang itu, dan kita harus percaya bahwa Tuhan bisa menggembalakan orang itu tanpa menggunakan diri kita!

2) Paulus juga menyerahkan gereja Efesus kepada para penatua Efesus (ay 17,28).

Dalam Kisah Para Rasul 20: 28, Paulus berkata kepada para penatua Efesus itu: ‘Kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggem­balakan jemaat Allah’. Ini menunjukkan bahwa:

a) Orang yang mau diangkat untuk melayani dalam suatu pelayanan tertentu dalam gereja, harus menggumulkan lebih dulu apakah pelayanan itu merupakan kehendak Tuhan / Roh Kudus bagi dia atau tidak.

Jangan melayani hanya karena ada orang-orang yang mendesak saudara untuk melakukan pelayanan itu!

Ini tentu tidak berarti bahwa kalau kita diminta untuk angkat-angkat kursi dalam gereja, kita harus menggumulkannya lebih dulu! Kalau pelayanan yang seperti itu, tentu bisa langsung kita lakukan. Tetapi kalau pelayanan itu berupa suatu jabatan terten­tu dalam gereja, seperti majelis, pengurus, guru sekolah minggu dsb, kita harus menggumulkannya dengan Tuhan!

b) Orang yang mengangkat juga harus menggumulkan apakah ia mengang­kat orang yang dikehendaki oleh Tuhan atau tidak.

Mengangkat secara sembarangan adalah sesuatu yang sangat berba­haya, karena kalau kita ternyata mengangkat seorang ‘serigala yang berbulu domba’ (bdk. Matius 7:15), maka itu akan menjadi sumber bencana yang bisa menghancurkan gereja! Karena itu jangan mengangkat sembarang orang, apalagi untuk menduduki posisi penting dalam gereja, seperti majelis, guru sekolah minggu, apalagi pendeta.

c) Dalam menggembalakan domba-dombaNya, Tuhan biasanya menggunakan manusia sebagai alatNya!

Ini menyebabkan saudara harus mau digembalakan (diarahkan, dipimpin, dina sehati, bahkan ditegur!) oleh manusia yang memang dipilih oleh Allah menjadi gembala! Janganlah menjadi domba yang som­bong, yang hanya mau digembalakan oleh Tuhan sendiri!

Tetapi pada saat yang sama, saudara juga harus yakin bahwa saudara bukan sedang digembalakan oleh seorang nabi palsu!

3) Sekalipun Paulus sudah menyerahkan gereja Efesus kepada Tuhan dan kepada para penatua Efesus, itu tidak berarti bahwa ia lepas tangan secara total terhadap gereja Efesus. Kasih dan beban pelayanannya yang besar, menyebabkan ia tetap berusaha melakukan hal-hal yang bisa ia lakukan untuk mereka:

a) Ia berdoa untuk mereka.

Ini bukan hanya ia lakukan pada saat akan berpisah dengan mereka (ay 36), tetapi juga setelah itu. Dan ia bukan hanya kadang-kadang saja mendoakan mereka, tetapi terus menerus mendoakan mereka (bdk. Efesus 1:16-dst Ef 3:16-dst).

b) Ia memberikan Firman Tuhan (nasehat, teguran, dsb) kepada mereka, yaitu surat Efesus.

Penerapan:

Setelah saudara menyerahkan orang yang saudara layani kepada Tuhan / orang lain, apa yang saudara lakukan untuk orang itu? Berdoa bagi mereka? Menulis surat kepada mereka? Mengunjungi mereka? Atau saudara sama sekali tidak peduli kepada mereka lagi?

II) Tugas para penatua Efesus: berjaga-jaga.

A) Alasan untuk berjaga-jaga:

1) Jemaat / gereja diperoleh oleh Allah dengan darah (Kisah Para Rasul 20: 28).

a) Kata-kata ‘darah AnakNya’ dalam ay 28 ini salah terjemahan.

RSV: ‘he obtained with the blood of his own Son’ (= dipero­lehNya dengan darah AnakNya sendiri). Ini juga salah!

Tetapi RSV memberikan footnote / catatan kaki sebagai berikut: ‘with the blood of his Own’ / ‘with his own blood’ (= dengan darahNya sendiri).

NASB/NIV/KJV: ‘he purchased / bought / hath purchased with his own blood’ (= Ia telah membeli dengan darahNya sendiri).

Tetapi kalau kata ‘Anak’ dibuang, maka kata ‘darahNya’ berarti ‘darah Allah’. Istilah aneh ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menyebut Kristus dengan sebutan / gelar ilahi, tetapi menggunakan predikat yang hanya cocok untuk hakekat manusia.

Contoh:

· 1Korintus 2:8.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar ilahi (‘Tuhan yang mulia’ / ‘The Lord of glory’), tetapi menggunakan predi­kat ‘menyalibkan’ yang sebetulnya hanya cocok untuk hakekat manusia Yesus.

· 1Yohanes 1:1.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar ilahi (‘Firman’ / LOGOS), tetapi menggunakan predikat ‘telah kami lihat dengan mata kami’ dan ‘telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami’, yang sebetulnya hanya cocok untuk Hakekat manusia Yesus.

· Kisah Para Rasul 20:28 ini yang dalam terjemahan NIV berbunyi: “... the church of God, which he bought with his own blood” (= ... jemaat / gereja Allah, yang Ia beli dengan darah-Nya sendiri).

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar ilahi (‘Allah’), tetapi predikatnya berbicara tentang ‘darah’, yang sebetulnya hanya cocok untuk Hakekat manusia Yesus.

Tetapi sebaliknya dalam Kitab Suci juga ada ayat-ayat yang menyebut Kristus dengan sebutan / gelar manusia, tetapi menggunakan predikat yang hanya cocok untuk hakekat ilahi.

Contoh:

¨ Matius 9:6.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar manusia (‘Anak Manusia’), tetapi menggunakan predikat ‘berkuasa mengam­puni dosa’ yang hanya cocok untuk hakekat ilahi.

¨ Mat 12:8.

Ayat ini menggunakan sebutan / gelar manusia (‘Anak Manusia’), tetapi menggunakan predikat ‘Tuhan atas hari Sabat’ yang hanya cocok untuk Hakekat ilahi.

¨ Hal yang sama bisa saudara lihat dalam ayat-ayat seper­ti: Matius 13:41 Lukas 19:10 Yohanes 3:13-15 Yohanes 6:62 1Kor 15:47b.

Mengapa Kitab Suci melakukan hal ini? Calvin menjawab sebagai berikut:

Þ “And they (Scriptures) so earnestly express this union of the two natures that is in Christ as sometimes to inter­change them” [= dan mereka (Kitab-kitab Suci) begitu sungguh-sungguh mewujudkan kesatuan dari dua hakekat yang ada di dalam Kristus sehingga kadang-kadang menukar / membolak-balik mereka] - ‘Institutes of the Christian Religion’, book II, chapter XIV, 1.

Þ “Because the selfsame one was both God and man, for the sake of the union of both natures he gave to the one what belonged to the other” (= karena orang yang sama adalah Allah dan manusia, demi kesatuan dari kedua hakekat, ia memberikan kepada yang satu apa yang termasuk pada yang lain) - ‘Institutes of the Christian Religion’, book II, chapter XIV, 2.

b) Untuk kata-kata ‘jemaat Allah’ dalam ay 28 ini terdapat sebuah problem text, karena manuscript-manuscript bahasa Yunaninya terbagi menjadi 3 golongan:

· the church of God (= gereja / jemaat Allah).

· the church of the Lord (= gereja / jemaat Tuhan).

· the church of the Lord & God (= gereja / jemaat Tuhan & Allah).

Kata-kata dari manuscript golongan ke 3 itu biasanya tidak diperhitungkan, karena tidak didukung oleh manuscript yang kuno.

Sekalipun ada orang yang setuju dengan manuscript golongan ke 2, tetapi mayoritas penafsir setuju dengan manuscript golongan 1. Alasannya:

¨ Ini didukung oleh manuscript yang paling kuno (Catatan: ada yang tidak setuju dengan anggapan ini).

Ingat bahwa text Kitab Suci yang asli, yang disebut auto­graph, sudah tidak ada. Yang ada hanyalah copy-copynya, yang disebut manuscript. Makin kuno suatu manu­script, tentu makin mendekati aslinya, sehingga lebih bisa dipercaya.

¨ Ini merupakan bacaan yang lebih sukar.

Kalau saudara memilih ‘the church of the Lord’ (= gereja / jemaat Tuhan), maka ayat itu berbunyi: ‘... untuk menggem­balakan gereja / jemaat Tuhan yang diperolehNya dengan darahNya sendiri’. Ini bukan bacaan yang sukar / tak masuk akal, karena ‘darahNya’ berarti ‘darah Tuhan (Tuhan Yesus)’.

Tetapi kalau saudara memilih ‘the church of God’ (= gereja / jemaat Allah), maka ayatnya berbunyi: ‘... untuk menggembalakan gereja / jemaat Allah, yang diperolehNya dengan darahNya sendiri’. Ini jelas bacaan yang sukar, dan lebih tidak masuk akal, karena ‘darahNya’ berarti ‘darah Allah’.

Kalau ada 2 atau lebih manuscript yang berbeda, maka biasa­nya bacaan yang paling sukar / paling tidak masuk akal yang dianggap benar. Mengapa? Karena kalau aslinya masuk akal, tidak mungkin pengcopy akan mengubahnya menjadi sesuatu yang tidak masuk akal. Sebaliknya, kalau aslinya tidak masuk akal, maka pengcopy mungkin sekali akan menganggap bahwa itu adalah suatu kesalahan, dan akan mengubahnya menjadi yang lebih masuk akal.

¨ Dalam tulisan Paulus, istilah ‘the church of God’ (= gereja / jemaat Allah) muncul 7 x (1Kor 1:2 10:32 11:22 15:9 2Korintus 1:1 Galatia 1:13 1Tim 3:5), dan bentuk jamaknya yaitu ‘the churches of God’ (= gereja-gereja / jemaat-jemaat Allah) muncul 3 x (1Korintus 11:16 1Tesalonika 2:14 2Tesalonika 1:4), dan istilah ‘the church of the living God’ (= gereja / jemaat Allah yang hidup) muncul 1 x (1Timotius 3:15). Sebaliknya, istilah ‘the church of the Lord’ (= gereja / jemaat Tuhan) tidak pernah muncul satu kalipun dalam tulisan Paulus, bahkan tidak pernah ada dalam seluruh Perjanjian Baru!

Kalau memang ‘the church of God’ merupakan bacaan yang benar, maka jelas bahwa ay 28 itu menunjukkan pengakuan Paulus bahwa Yesus adalah Allah!

c) Dari ayat ini kita juga bisa melihat bahwa gereja / jemaat adalah milik Allah, bukan milik pendeta!

Kita sering mendengar cerita tentang seorang pendeta yang mempunyai jemaat yang pindah ke gereja lain. Pendeta itu lalu menjadi marah kepada pendeta gereja yang lain itu dan menu­duhnya mencuri dombanya! Ini adalah sesuatu yang menggelikan, karena sebetulnya tidak ada pendeta yang mempunyai domba! Domba bukan milik pendeta, tetapi milik Allah!

d) ‘diperolehNya dengan darahNya sendiri’ (Kisah Para Rasul 20: 28).

RSV: ‘he obtained’ (= dipero­lehNya).

NASB/NIV/KJV: ‘he purchased / bought / hath purchased’ (= Ia telah membeli).

Terjemahan hurufiahnya sebetulnya bukan ‘membeli’ tetapi ‘mendapatkan’. Tetapi dengan membandingkannya dengan ayat-ayat seperti 1Petrus 1:18-19 1Kor 6:20 1Korintus 7:23, maka jelas bahwa Tuhan bisa mendapatkan / memiliki kita karena Ia membe­li kita dengan darahNya!

Ini alasan pertama mengapa para penatua Efesus harus berjaga-jaga atas gereja / jemaat Efesus. Tuhan memperoleh mereka bukan dengan cara yang mudah, tetapi dengan mencurahkan darahNya pada waktu Ia menderita dan mati di atas kayu salib!

Penerapan:

Setiap saudara merasa malas / segan / bosan mengurusi orang kristen tertentu, maka ingatlah bahwa Tuhan mendapatkan dia dengan mencurahkan darahNya! Akan saudara sia-siakankah pengor­banan Tuhan Yesus itu?

2) Paulus bekerja keras selama 3 tahun (Kisah Para Rasul 20: 31).

a) Dalam Kis 19:8,10 kita melihat bahwa Paulus memberitakan Injil dalam rumah ibadat selama 3 bulan, dan mengajar di ruang kuliah Tiranus selama 3 tahun. Tetapi mengapa dalam ay 31 ini ia berkata 3 tahun? Ini bukan kontradiksi tetapi merupakan suatu pembulatan saja! Kalau saudara ditanya umur saudara, dan saudara sebetulnya berumur 34 tahun 8 bulan dan 12 hari, maka tentu bukan dusta kalau saudara menjawabnya 35 tahun!

b) Tujuan Paulus menceritakan kehidupannya dan kerja kerasnya dalam ay 18-35 adalah supaya:

· mereka meniru / meneladani dia (ay 35a).

· mereka tidak menyia-nyiakan jemaat yang ia dapatkan dengan susah payah (Kisah Para Rasul 20: 31), tetapi mau menjaga mereka dengan sungguh-sungguh!

Illustrasi: dalam bahasa Inggris ada pepatah yang berbunyi: “Easy come, easy go” yang berarti: kalau mendapatkannya mudah, melepaskannya / membuangnya juga mudah.


Dalam persoalan gereja / jemaat Efesus ini, Tuhan mendapatkannya dengan mencurahkan darahNya, Paulus dengan bekerja keras selama 3 tahun. Ini tentu bukan sesuatu yang ‘easy come’ / mudah didapatkan! Karena itu, jemaat itu harus dijaga baik-baik!

3) Ada musuh.

Ada 2 golongan musuh:

a) Kisah Para Rasul 20: 29: ‘serigala’.

Dalam Kitab Suci, serigala bisa berarti:

· musuh yang adalah orang luar / orang dunia (bdk. Matius 10:16).

· musuh yang adalah orang dalam (Matius 7:15).

Yang ini sama dengan musuh pada ay 30.

b) Kisah Para Rasul 20: 30: ‘dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka’.

· bandingkan dengan 1Yohanes 2:18-19 yang mengatakan bahwa anti Kristuspun akan keluar dari kalangan orang kristen sendiri!

· perhatikan apa tujuan para nabi palsu dalam Kisah Para Rasul 20: 30 itu. Mereka mengajar, supaya murid-murid mengikut mereka!

Dari sini kita bisa mendapatkan 2 hal:

* Hamba Tuhan yang mendorong jemaatnya untuk setia pada dirinya / gerejanya (bukan kepada Tuhan), adalah nabi palsu! Hamba Tuhan yang sejati harus mendorong jemaatnya untuk setia kepada Tuhan dan FirmanNya!

* Orang kristen yang setia kepada gereja / hamba Tuhan tertentu, sudah tersesat dari jalan yang benar!

· Kata-kata / peringatan Paulus ini menjadi kenyataan.

Ini bisa terlihat dari Wahyu 2:1-7 (khususnya ay 2,6), yang merupakan surat Tuhan Yesus kepada gereja di Efesus. Dan dari sana juga terlihat bahwa para penatua Efesus mentaati peringatan Paulus untuk berhati-hati terhadap musuh!

Penerapan:

Jangan mengabaikan Firman Tuhan yang saat ini tidak relevan bagi saudara, karena nanti itu bisa menjadi relevan!

B) Cara untuk berjaga-jaga:

1) Jaga diri sendiri (ay 28).

Dalam Kisah Para Rasul 20: 28 ‘menjaga diri sendiri’ didahulukan dari ‘menjaga kawanan’ (bdk. 1Timotius 4:16). Ini bukan merupakan sikap yang egois, karena menjaga diri sendiri adalah sesuatu yang penting supaya kita bisa menjaga kawanan. Analogi: gembala yang tidak menjaga kesehatannya, akan sakit-sakitan sehingga juga tidak akan bisa menjaga domba-dombanya.

Pulpit Commentary: “He that is careless about his own salvation will never be careful about the souls of others” (= ia yang ceroboh / tidak berhati-hati terhadap keselamatannya sendiri, tidak akan pernah bisa berhati-hati terhadap jiwa orang lain).

Penerapan:

· Kalau ada retreat / KKR dsb, ada banyak pengurus yang menjadi seperti Marta dalam Lukas 10:38-42. Mereka melayani dan mengu­rusi orang lain sedemikian rupa, sehingga mereka tidak ada waktu untuk mendengar Firman Tuhan! Ini tidak menjaga diri sendiri!

· Apakah saudara menjaga kerohanian diri saudara sendiri? Apakah saudara memperhatikan iman saudara, pertumbuhan pengertian saudara tentang firman Tuhan, hubungan / persekutuan saudara dengan Tuhan, kesu­cian hidup saudara dsb? Kalau tidak, saudara tidak akan bisa berguna untuk orang lain!

· Dalam mengangkat orang untuk menduduki jabatan yang harus menggembalakan orang, seperti pendeta, majelis / tua-tua, guru sekolah minggu, bahkan pengurus komisi, kita harus mencari orang yang menjaga dirinya sendiri!

2) Jaga seluruh kawanan (ay 28).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a) Majelis / pengurus harus mengenal jemaat, karena bagaimana bisa menjaga kalau tidak kenal? Karena itu sebetulnya Majelis / pengurus juga harus berusaha mengenal jemaat, dengan cara mendekati mereka sebelum atau sesudah kebaktian / Pemahaman Alkitab, mengunjungi rumah mereka dsb. Tetapi sebaliknya, jemaat juga harus mau didekati oleh majelis / pengurus!

b) Para penatua juga disebut ‘penilik’ dalam ay 28. Dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah ‘overseer’ yang berarti pengawas, penjaga. Ini menyebabkan penatua / majelis / pengu­rus harus hadir secara aktif dan rajin dalam semua acara gereja. Bagaimana ia bisa mengawasi, kalau ia sendiri tidak hadir dalam acara gereja? Karena itu, kalau jemaat biasa membolos sudah dianggap sebagai dosa, maka kalau majelis / pengurus membolos, dosanya dobel!

c) Dalam Kisah Para Rasul 20: 28 itu juga dikatakan bahwa para penatua itu harus menjaga ‘seluruh kawanan’, bukan yang disenangi saja, atau yang cantik saja, atau yang kaya saja!

d) Orang yang mau menjaga / menggembalakan kawanan domba, harus mengasihi Tuhan (bdk. Yoh 21:15-17). Ini penting, karena hanya orang yang mengasihi Tuhan, yang akan mengasihi domba-domba Tuhan (1Yohanes 4:20-21). Kalau kasih ini tidak ada maka mereka akan menjadi gembala yang jahat seperti dalam Yeh 34:1-6, atau menjadi orang upahan seperti dalam Yohanes 10:12-13.

e) Hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh para penatua terhadap domba, adalah menjaga makanan mereka!

Ini mencakup 2 hal:

· Melindungi mereka dari makanan yang salah, yaitu ajaran yang sesat / salah!

Ini bisa dilakukan dengan ‘menjaga mimbar’, supaya nabi-nabi palsu jangan sampai berkhotbah di situ. Ini juga bisa dilakukan dengan membahas ajaran / praktek sesat / salah yang sedang populer, seperti:

* Ajaran Theologia Kemakmuran.

* Anggapan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Tuhan.

* Anggapan bahwa Yesus adalah salah satu jalan ke surga.

* Ajaran yang mengatakan bahwa orang yang menerima Yesus harus muntah-muntah.

* Ajaran yang mengatakan bahwa orang yang menerima Roh Kudus harus berbahasa roh.

* Ajaran yang mengatakan bahwa orang kristen harus sembuh dari penyakit.

* Tenaga dalam, yang dikatakan sebagai sesuatu yang berasal dari manusia, dan merupakan sesuatu yang ilmiah.

· Memberikan mereka makanan yang baik, yaitu Firman Tuhan.

Dalam Kisah Para Rasul 20: 32 dikatakan bahwa Firman Tuhan itu ‘berkuasa membangun kamu’. Sebetulnya kata-kata ini ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada Firman Tuhan. Ini ternyata dari kata-kata selanjutnya dalam ay 32 itu, yang berbunyi: ‘dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya’. Ini jelas menunjuk pada Tuhan, bukan kepada Firman Tuhan. Dan karena itu, maka ‘kuasa membangun’ itu juga ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada Firman Tuhan.

Tetapi bagaimanapun juga, Tuhan membangun iman kita dengan menggunakan FirmanNya. Dan karena itu para penatua harus berusaha supaya jemaat mendapatkan Firman Tuhan yang baik! Para penatua tidak boleh sembarangan saja mengambil pengkhotbah, tetapi harus memilih pengkhotbah yang sebaik mungkin!

Dua hal di atas ini harus sama-sama dilakukan!

Ada hamba-hamba Tuhan yang hanya melakukan yang pertama saja. Dalam khotbah / ajarannya mereka terus menerus membicarakan ajaran / praktek yang sesat / salah, tetapi tidak mengajarkan Firman Tuhan yang benar. Ini akan menyebabkan jemaatnya tahu apa yang salah, tetapi tidak tahu apa yang benar!


Sebaliknya, ada hamba-hamba Tuhan yang hanya melakukan yang kedua saja. Ia memang mengajarkan Firman Tuhan, tetapi tidak pernah mau membicarakan kesalahan ajaran / praktek dari gereja / hamba Tuhan lain, dengan alasan bahwa itu tidak kasih, melanggar etika, menghakimi, menyebabkan perpecahan / gegeran, dsb! Tetapi ini akan menyebabkan jemaatnya mudah tersesat pada waktu mereka mendengar ajaran-ajaran yang sesat / salah, karena para nabi palsu itu bisa memberikan ayat-ayat Kitab Suci sebagai dasar dari ajaran / praktek mereka, dan jemaatnya tidak tahu dimana letak kesalahan penafsirannya!

Kesimpulan.

Dalam waktu 3 tahun, dalam gereja Efesus sudah ada orang-orang yang bisa memikul tanggung jawab atas gereja itu. Mereka jelas sudah dewasa dalam iman, sehingga mereka bukan hanya minta dilayani, tetapi mereka bahkan bisa melayani!

Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara terus menjadi bayi kristen yang harus terus dilayani, sekalipun saudara sudah bertahun-tahun ikut Tuhan? Maukah saudara berusaha untuk bertumbuh dalam iman, sehingga bisa menjadi seperti mereka?
-AMIN-
Next Post Previous Post