KISAH PARA RASUL 7:1-53 (TUDUHAN, PEMBELAAN DAN SERANGAN STEFANUS)

PDT. BUDI ASALI. M. DIV.
KISAH PARA RASUL 7:1-53 (TUDUHAN, PEMBELAAN DAN SERANGAN STEFANUS)
gadget, bisnis, otomotif
Kisah Para Rasul 7:1-53 - “(Kisah Para Rasul 7:1) Kata Imam Besar: ‘Benarkah demikian?’ (2) Jawab Stefanus: ‘Hai saudara-saudaradan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diriNya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, (3) dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. (4) Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang; (5) dan di situ Allah tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanahpun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak. (6) Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya. (7) Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka itu akan Kuhukum, firman Allah, dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ dan beribadah kepadaKu di tempat ini. (8) Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita. (9) Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia, (10) dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya. (11) Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan. (12) Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama; (13) pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal-usul Yusuf kepada Firaun. (14) Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya. (15) Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita; (16) mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem. (17) Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir, (18) sampai bangkit seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf. (19) Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang. (20) Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. (21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri. (22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. (23) Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. (24) Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu. (25) Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. (26) Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya? (27) Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? (28) Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu? (29) Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki. (30) Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. (31) Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: (32) Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. (33) Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. (34) Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir. (35) Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? - Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu. (36) Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya. (37) Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu. (38) Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu. (39) Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir. (40) Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk kami beberapa allah yang akan berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir - kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia. (41) Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka. (42) Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepadaKu korban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? (43) Tidak pernah, malahan kamu mengusung kemah Molokh dan bintang dewa Refan, patung-patung yang kamu buat itu untuk disembah. Maka Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, sampai di seberang sana Babel. (44) Kemah Kesaksian ada pada nenek moyang kita di padang gurun, seperti yang diperintahkan Allah kepada Musa untuk membuatnya menurut contoh yang telah dilihatnya. (45) Kemah itu yang diterima nenek moyang kita dan yang dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini, yaitu waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari depan nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud. (46) Daud telah mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan ia memohon, supaya ia diperkenankan untuk mendirikan suatu tempat kediaman bagi Allah Yakub. (47) Tetapi Salomolah yang mendirikan sebuah rumah untuk Allah. (48) Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi: (49) Langit adalah takhtaKu, dan bumi adalah tumpuan kakiKu. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentianKu? (50) Bukankah tanganKu sendiri yang membuat semuanya ini? (51) Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. (52) Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. (53) Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya.’”.

I) Tuduhan terhadap Stefanus (Kisah Para Rasul 6:11,13,14).

Kis 6:11,13,14 - “(11) Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ‘Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.’ ... (13) Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: ‘Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, (14) sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’”.

1) Tentang Bait Allah.
Mungkin Stefanus menyinggung / mengutip kata-kata Tuhan Yesus seperti dalam Yohanes 2:18-21 Matius 24:1-2 Yohanes 4:19-24 dan oleh mereka lalu diputar-balikkan dan menjadi tuduhan seperti itu.

2) Tentang hukum Taurat dan adat istiadat, penghujatan terhadap Musa dan Allah.
a) Mungkin Stefanus memberitakan bahwa Yesus adalah Mesias dan ini dianggap sebagai penghujatan terhadap Allah (Matius 26:63-65 Yohanes 5:18 Yohanes 10:33).
b) Mungkin Stefanus menghapus ceremonial law dan ini dianggap menghujat Musa dan Allah.

II) Pembelaan Stefanus.

Dalam Matius 10:17-20 Yesus berjanji bahwa pada saat seperti ini Roh Kudus akan memimpin dalam berbicara. Tetapi mengapa pembelaan Stefanus ini kelihatannya tidak karuan / tidak terarah / tanpa tujuan?

Rupa-rupanya ini terjadi karena pembelaan Stefanus dalam 7:2-50 belum selesai, tetapi lalu terputus oleh kemarahan / omelan orang-orang Yahudi, sehingga Stefanus lalu berganti haluan dan menghardik mereka dalam 7:51-53. Ini lalu terputus lagi oleh kemarahan orang-orang Yahudi yang lalu menyeret Stefanus dan membunuhnya. Adanya interupsi-interupsi ini menyebabkan pembelaan Stefanus tidak kelihatan arahnya.

Tetapi bagaimanapun tetap ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari pembelaan Stefanus ini:

1) Tentang tuduhan menghujat Allah.

a) Dalam Kisah Para Rasul 7: 2 Stefanus menyebut Allah dengan sebutan ‘Allah yang mahamulia’ (the God of Glory).

Kisah Para Rasul 7: 2: “Jawab Stefanus: ‘Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,”.
Ini menunjukkan bahwa ia menghormati Allah. Jadi, tidak mungkin ia menghujat Allah!

b) Mungkin ia dianggap menghujat Allah karena memberitakan Yesus sebagai Mesias / Anak Allah. Ini dia pertahankan dengan:

1. Kisah Para Rasul 7: 37: Musa sendiri menubuatkan tentang Yesus (bdk. Ulangan 18:15-19).
Ay 37: “Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.”.

Ulangan 18:15-19 - “(15) Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. (16) Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. (17) Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; (18) seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. (19) Orang yang tidak mendengarkan segala firmanKu yang akan diucapkan nabi itu demi namaKu, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.”.

Bdk. Kisah Para Rasul 3:22-23 - “(22) Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. (23) Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.”.

Bdk. Yohanes 6:14 - “Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: ‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.’”.

Orang Islam mengatakan ini merupakan nubuat tentang Muhammad, tetapi kata-kata yang saya garis-bawahi dari text ini hanya bisa menunjuk kepada orang Israel, dan tidak mungkin menunjuk kepada orang Arab. Dan Stefanus / Petrus / Yohanes jelas juga menerapkan nubuat ini kepada Yesus. Jadi sudah pasti nubuat ini menunjuk kepada Yesus.

2. Kisah Para Rasul 7: 52: nabi-nabi lain juga menubuatkan tentang Yesus.
Ay 52: “Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.”.

3. Kisah Para Rasul 7: 52: Yesus adalah Orang Benar.

4. Cerita tentang Yusuf (Kisah Para Rasul 7: 9-19) dan Musa (Kisah Para Rasul 7: 20-44).
Baik Yusuf maupun Musa adalah ‘penyelamat’ tetapi mereka ditolak / dianiaya. Baik Yusuf maupun Musa adalah TYPE (= gambaran) dari Kristus. Karena itu sekalipun Kristus ditolak / dibunuh, Ia tetap adalah Penyelamat.

2) Tentang tuduhan menghujat Musa.
Ini dijawab oleh Stefanus dalam ay 25,30-38.

Kisah Para Rasul 7: 20,30-38 - “(20) Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. ... (30) Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. (31) Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: (32) Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. (33) Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. (34) Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir. (35) Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? - Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu. (36) Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya. (37) Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu. (38) Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannyakepada kamu.”.

Di sini dengan jelas Stefanus menyatakan pandangannya tentang Musa, yaitu bahwa:
a) Musa memang dipanggil oleh Tuhan (Kisah Para Rasul 7: 34).

b) Musa dipakai Tuhan untuk melepaskan bangsa Israel (ay 36).

c) Musa melakukan mujijat-mujijat (Kisah Para Rasul 7: 36).

d) Musa bernubuat (Kisah Para Rasul 7: 37).

e) Musa menjadi pengantara antara Allah dan Israel (Allah berfirman kepada Israel dengan perantaraan Musa) - Kisah Para Rasul 7: 38.

Dengan kepercayaan seperti ini tentang Musa, tidak mungkin Stefanus menghujat Musa!

3) Tentang tuduhan menghina Bait Allah.
Yohanes 4:20 - “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.’”.
Dari Yoh 4:20 ini terlihat bahwa orang Yahudi sangat menekankan:
a) Kota tempat ibadah yaitu Yerusalem.
b) Gedung Bait Allah.

Kefanatikan seperti ini juga terlihat pada orang-orang kristen jaman sekarang, misalnya:
1. Ada banyak orang yang anti pada kebaktian-kebaktian yang tidak diadakan di gedung gereja. Tetapi, coba pikir, apakah jemaat abad I mempunyai gedung gereja?
2. Kalau bukan gereja resmi tidak boleh mengadakan sakramen (Baptisan dan Perjamuan Kudus), dsb.

Stefanus menjawab fanatisme mereka dengan berkata:
a. Abraham (ay 2-dst) maupun Yusuf (ay 9-dst) kedua-duanya tinggal di luar Kanaan (sebagian besar hidup mereka ada di luar Kanaan), dan mereka hidup pada saat Bait Allah maupun Kemah Suci belum ada. Tetapi toh ibadah mereka diterima oleh Allah. Jadi tempat maupun gedung Bait Allah itu tidak mutlak!

b. Kisah Para Rasul 7: 45-46: Mulai jaman Musa ada Kemah Suci (Ini Bait Allah portable / knockdown).
Ay 45-46: “(45) Kemah itu yang diterima nenek moyang kita dan yang dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini, yaitu waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari depan nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud. (46) Daud telah mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan ia memohon, supaya ia diperkenankan untuk mendirikan suatu tempat kediaman bagi Allah Yakub.”.
Kemah Suci terus pindah-pindah tempat. Tetapi mereka toh bisa berbakti kepada Tuhan.

c. Kisah Para Rasul 7: 47: Salomo mendirikan Bait Allah yang permanen. Tetapi Stefanus menambahkan ay 48-50 yang menyatakan bahwa Allah tidak terkurung dalam gedung Bait Allah tersebut!

Kisah Para Rasul 7: 47-50: “(47) Tetapi Salomolah yang mendirikan sebuah rumah untuk Allah. (48) Tetapi Yang Maha tinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi: (49) Langit adalah takhtaKu, dan bumi adalah tumpuan kakiKu. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentianKu? (50) Bukankah tanganKu sendiri yang membuat semuanya ini?”.

Dari semua ini jelaslah bahwa Bait Allah tidak mutlak dan tidak kekal!

4) Tentang tuduhan menghina / mengubah Hukum Taurat / adat istiadat.

a) Tentang sunat (Kisah Para Rasul 7: 8).
Ay 8: “Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita.”.

Dari Kisah Para Rasul 7: 8 terlihat dengan jelas bahwa ia percaya bahwa sunat adalah perjanjian dari Tuhan! Tetapi ia juga menceritakan bahwa ‘janji Tuhan’ (ay 5-7) sudah diberikan sebelum sunat itu ada (ay 8). Kalau kita lihat kitab Kejadian, kita juga melihat bahwa Abraham sudah dibenarkan oleh Allah (Kejadian 15:6) sebelum ada sunat (Kej 17).

Jadi, Stefanus tidak merendahkan sunat, karena ia mengatakan bahwa sunat adalah ‘tanda perjanjian’, tetapi ia juga tidak terlalu meninggikan sunat seolah-olah sunat itulah yang membenarkan seseorang. Ia meletakkan sunat pada tempat yang seharusnya.

Penerapan: Apakah saudara menempatkan baptisan pada tempat yang seharusnya? Saudara bisa meletakkan baptisan pada tempat yang terlalu tinggi, yaitu kalau saudara menganggapnya sebagai jalan keselamatan atau jaminan keselamatan. Ini salah! Baptisan sama sekali tidak menyelamatkan; hanya iman kepada Kristus yang menyelamatkan! Tetapi sebaliknya saudara juga bisa meletakkan baptisan pada tempat yang terlalu rendah, yaitu kalau saudara menganggapnya tidak perlu (baik terhadap diri saudara maupun terhadap anak / cucu saudara).

b) Hukum-hukum Musa diberikan oleh Tuhan (ay 38).
Kisah Para Rasul 7: 38: “Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu.”.

Jadi Stefanus percaya bahwa Hukum Taurat (termasuk sunat) adalah dari Tuhan. Mungkin sekali sebetulnya ia mau menjelaskan mengapa ia menghapuskan ceremonial law, tetapi kemarahan orang-orang Yahudi menyebabkan ia tidak keburu menjelaskan hal itu.

Dari semua pembelaan terhadap tuduhan / fitnahan ini, ada satu hal yang bisa kita dapatkan, yaitu: kalau orang kristen difitnah, khususnya kalau fitnahan itu bisa merugikan Tuhan / kekristenan / gereja / pelayanan orang itu, maka ia harus membela diri. Bukan demi dirinya sendiri, tetapi demi Tuhan / kekristenan / gereja!

Contoh: di internet ada tulisan yang menyerang Pdt. Dr. Billy Graham, dan menganggapnya sesat, masuk gerakan anti Kristus dsb. Tetapi Dr. Whitlock, Presiden dari Reformed Theological Seminary (RTS) di Jackson, Mississippi, menganggap hal itu sebagai fitnahan. Saya berpendapat bahwa kalau hal itu memang fitnahan, maka Pdt. Dr. Billy Graham harus membantah hal itu.

III) Serangan Stefanus (Kisah Para Rasul 7: 51-53).

Pada waktu pembelaannya yang Alkitabiah itu ditanggapi oleh orang-orang Yahudi dengan kemarahan, maka Stefanus bukannya menjadi takut, tetapi bahkan lalu ‘menyerang’ mereka dan ia menggambarkan mereka sebagai:

1) Keras kepala (Kisah Para Rasul 7: 51).
Kisah Para Rasul 7: 51: “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.”.
Kata ‘keras kepala’ seharusnya adalah ‘tegar tengkuk’ (stiff-necked). Gambarannya adalah sapi yang tidak mau dipasangi kuk.

Israel dulu juga tegar tengkuk (Kel 32:9 33:3,5) dan orang Yahudi saat itu juga tegar tengkuk. Bagaimana dengan saudara?

2) Tidak bersunat hati / telinga (Kisah Para Rasul 7: 51).
Ay 51: “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.”.
Mereka membanggakan sunat lahiriah tetapi Stefanus mengatakan bahwa mereka tidak bersunat hati (tidak bertobat dari dalam) dan telinga (tidak mau dengar / peduli Firman Tuhan).
Ini juga kondisi Israel dulu.

Imamat 26:41 - “ - Akupun bertindak melawan mereka dan membawa mereka ke negeri musuh mereka - atau bila kemudian hati mereka yang tidak bersunat itu telah tunduk dan mereka telah membayar pulih kesalahan mereka,’”.

Ulangan 10:16 - “Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.”.
Yeremia 4:4 - “Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murkaKu mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!’”.

Yeremia 9:25-26 - “(25) ‘Lihat, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku menghukum orang-orang yang telah bersunat kulit khatannya: (26) orang Mesir, orang Yehuda, orang Edom, bani Amon, orang Moab dan semua orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling, orang-orang yang diam di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya.’”.

Catatan: Bagian yang saya beri garis bawah ganda diterjemahkan berbeda oleh KJV/NIV, tetapi RSV/NASB menerjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia, dan beberapa penafsir juga menerima ini, dan menafsirkan kalau itu menunjuk kepada orang Arab.

Jangan meniru mereka dengan membanggakan baptisan yang tidak disertai iman / pertobatan yang sejati!

3) Menentang Roh Kudus (Kisah Para Rasul 7: 51).
Ay 51: “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.”.
Mendengar Firman Tuhan tetapi tidak mau taat adalah menentang Roh Kudus. Apakah saudara juga sering bersikap seperti ini?

4) Menganiaya / membunuh nabi-nabi (ay 52-53).
Kisah Para Rasul 7: 52-53: “(52) Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. (53) Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya.”.

Nenek moyang mereka menganiaya dan membunuh nabi-nabi jaman dulu (ay 52). Orang-orang Yahudi itu menganggap bahwa mereka berbeda dengan nenek moyang mereka dalam hal ini (bdk. Matius 23:30 - “Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu”), tetapi Stefanus mengatakan bahwa mereka sama dengan nenek moyang mereka! Persamaannya:

Nenek moyang mereka:

a) Kisah Para Rasul 7: 9: menjual Yusuf karena iri hati.
Ay 9: “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,”.

b) Ay 25,27-28,35,39a: tidak mengerti Musa dan menolak Musa.
Kisah Para Rasul 7: 25,27-28,35,39: “(25) Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. ... (27) Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? (28) Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu? ... (35) Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? - Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu. ... (39) Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir.”.

c) Ay 39b: mereka ingin kembali ke Mesir. Ini menyedihkan Musa dan melawan Musa.
Kisah Para Rasul 7: 39: “Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir.”.

d) Ay 40-43: mereka menyembah berhala. Ini lagi-lagi menyakiti dan melawan Musa.
Kisah Para Rasul 7: 40-43: “(40) Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk kami beberapa allah yang akan berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir - kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia. (41) Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka. (42) Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepadaKu korban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? (43) Tidak pernah, malahan kamu mengusung kemah Molokh dan bintang dewa Refan, patung-patung yang kamu buat itu untuk disembah. Maka Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, sampai di seberang sana Babel.”.

e) Kisah Para Rasul 7: 52: mereka menganiaya / membunuh nabi-nabi yang menubuatkan tentang Yesus.
Ay 52: “Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.”.

Orang Yahudi saat itu (ay 52b): mengkhianati (melalui Yudas Iskariot) dan membunuh Yesus, yang adalah Mesias sendiri. Ini lebih hebat lagi dosanya!

Penerapan:
Melihat bahwa banyak ‘umat Allah’ di setiap jaman yang menganiaya / membunuh hamba Tuhan, maka kita perlu sangat berhati-hati untuk tidak melakukan hal yang sama! Sebaliknya, saudara harus menghormati hamba Tuhan.

Memang kalau seorang pendeta / penginjil adalah nabi palsu, saudara bukan saja tidak perlu, tetapi bahkan tidak boleh menghormatinya. Ini terlihat dari 2Yoh 10-11 yang berbunyi: “(10) Jikalau seseorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. (11) Sebab barang siapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”.

Tetapi sebaliknya, kalau seorang pendeta / penginjil (bahkan penatua / majelis) betul-betul adalah hamba Tuhan, saudara harus menghormatinya. Ini terlihat dari:

1. 1Tes 5:12-13a - “(12) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (13a) dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.”.

2. 1Timotius 5:17 - “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.”.

3. Filipi 2:29-30 - “(29) Jadi sambutlah dia (Epafroditus) dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. (30) Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku.”.

4. Ibrani 13:7,17 - “(7) Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. ... (17) Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”.

Juga perhatikan peringatan dan janji Yesus di bawah ini:

a. Matius 10:40-41 - “(40) Baran gsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.”.

b. Lukas 10:16 - “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.

5) Mempunyai hukum Taurat tetapi tidak taat (Kisah Para Rasul 7: 53).
Kisah Para Rasul 7: 53: “Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya.’”.
Mungkin penekanan Stefanus di sini adalah dalam hal Yesus. Hukum Taurat menubuatkan tentang Yesus.

Kisah Para Rasul 7: 37,52b: “(37) Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu. ... (52) Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.”.

Tetapi mereka menolak Yesus dan bahkan membunuh-Nya. Dengan tindakan ini mereka tidak mentaati hukum Taurat.


Kesimpulan dari 5 hal ini adalah: mereka sama dengan nenek moyang mereka (ay 51b).
Kisah Para Rasul 7: 51: “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.”.

Orang seharusnya harus belajar dari sejarah.

1Korintus 10:1-11 - “(1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. (2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. (3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama (4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. (5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. (6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: ‘Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.’ (8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. (11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”.

Tetapi orang-orang Yahudi ini tidak belajar dari sejarah, malah sebaliknya mereka meniru nenek moyang mereka yang jahat! Bagaimana dengan saudara?

Penutup.

Apa yang bisa kita pelajari dari Kis 7 ini? Stefanus adalah orang yang berani. Ia memang penuh kasih (Kisah Para Rasul 7: 60), tetapi ia keras dan berani. Gereja saat ini membutuhkan orang-orang seperti ini. Maukah saudara berani bagi / demi Tuhan?

-AMIN-
Next Post Previous Post