TAFSIRAN I YOHANES 5:11-13 (KEYAKINAN ORANG PERCAYA)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
1Yohanes 5:11-13 - “(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. (13) Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”.
I YOHANES 5:11-13 (KENYAKINAN ORANG PERCAYA)
bisnis, gadget
I) Kesaksian dari Allah.

1Yohanes 5: 11: “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya”.

1) “Dan inilah kesaksian itu”.

KJV: ‘the record’ (= catatan).

RSV/NIV: ‘the testimony’ (= kesaksian).

NASB: ‘witness’ (= kesaksian).

Saya tak mengerti mengapa KJV menterjemahkan ‘record’ (= catatan); yang benar adalah ‘kesaksian’.

2) “Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita”.

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Hath given.’ - aorist, ‘gave,’ once for all. Not only ‘promised’ it” (= ‘Telah memberikan / mengaruniakan’. - aorist / past, ‘memberikan’, sekali untuk selamanya. Bukan hanya ‘menjanjikan’nya).

Kapan hal ini terjadi? Baik John Stott maupun Herschel H. Hobbs mengatakan bahwa ada yang mengatakan ini terjadi pada saat Yesus berinkarnasi dan mati untuk dosa-dosa kita, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa ini terjadi pada saat kita dilahir-barukan / menjadi percaya. Baik John Stott maupun Herschel H. Hobbs mengatakan bahwa mungkin kedua pandangan ini benar.

John Stott (Tyndale): “it is not a prize which we have earned, but an undeserved gift” (= itu bukanlah suatu hadiah yang kita dapatkan dengan usaha kita, tetapi suatu pemberian yang tidak layak kita dapatkan) - hal 183.

Ini merupakan sesuatu yang harus dicamkan. Tidak ada apapun yang bisa kita lakukan sehingga membuat kita layak masuk surga / mendapatkan hidup kekal! Hidup kekal itu dikaruniakan kepada kita yang tidak layak mendapatkannya!

3) “dan hidup itu ada di dalam AnakNya”.

Potongan ayat ini menunjukkan bahwa hidup itu (hidup kekal itu) ada di dalam Yesus, atau bahwa Yesus adalah hidup kekal itu!

Jadi, Allah memang mengaruniakan hidup kekal itu, tetapi hidup kekal itu ada di dalam Yesus.

Yohanes 1:4 - “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia”.

II) Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.

1) Konsekwensi dari adanya hidup kekal itu di dalam Yesus adalah 1Yohanes 5: 12 ini.

1Yohanes 5: 12: “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.

Calvin: “life is found in him; ... no other way of obtaining life has been appointed for us by God the Father. ... life is a gift from God” (= hidup didapatkan di dalam Dia; ... tidak ada jalan lain untuk mendapatkan hidup yang telah ditetapkan oleh Allah Bapa. ... hidup adalah suatu pemberian dari Allah) - hal 262.

John Stott (Tyndale): “We cannot escape its logic. Eternal life is in His Son and may be found nowhere else. It is as impossible to have life without having Christ as it is to have Christ without thereby having life also. This is because the Son is the life” (= Kita tidak dapat menghindari logikanya. Hidup kekal ada dalam AnakNya dan tidak bisa didapatkan / ditemukan di tempat lain. Adalah tidak mungkin untuk mempunyai hidup tanpa mempunyai Kristus, dan demikian juga mempunyai Kristus tanpa dengan itu juga mempunyai hidup. Ini disebabkan karena Anak itu adalah hidup) - hal 183.

Bandingkan dengan:

a) Yohanes 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.

b) Kisah Para Rasul 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”.

Calvin: “This is a confirmation of the last sentence. It ought, indeed, to have been sufficient, that God made life to be in none but in Christ, that it might be sought in him; but lest any should turn away to another, he excludes all from the hope of life who seek it not in Christ” [= Ini (ay 12) merupakan peneguhan / penegasan dari kalimat yang terakhir (ay 11b). Seharusnya memang sudah cukup bahwa Allah membuat hidup itu tidak ada dalam siapapun kecuali dalam Kristus, supaya hidup itu dicari dalam Dia; tetapi supaya jangan siapapun berpaling kepada yang lain, ia mengeluarkan / membuang semua yang mencarinya bukan di dalam Kristus dari pengharapan tentang hidup) - hal 263.

Adam Clarke: “As the eternal life is given IN the Son of God, it follows that it cannot be enjoyed without him. No man can have it without having Christ; therefore he that hath the Son hath life, and he that hath not the Son hath not life. It is in vain to expect eternal glory, if we have not Christ in our heart. ... This is God’s record. Let no man deceive himself here. An indwelling Christ and GLORY; no indwelling Christ, NO glory. God’s record must stand” (= Karena hidup kekal diberikan dalam Anak Allah, maka hidup kekal itu tidak bisa dinikmati tanpa Dia. Tidak ada yang bisa mempunyainya tanpa mempunyai Kristus; karena itu ia yang mempunyai Anak mempunyai hidup, dan ia yang tidak mempunyai Anak tidak mempunyai hidup. Adalah sia-sia untuk mengharapkan kemuliaan kekal, jika kita tidak mempunyai Kristus dalam hati kita. ... Inilah catatan / kesaksian Allah. Jangan ada orang yang menipu dirinya sendiri di sini. Kalau ada penghunian Kristus, ada KEMULIAAN; kalau tak ada penghunian Kristus, tidak ada KEMULIAAN. Catatan / kesaksian Allah harus bertahan).

2) Dalam 1Yohanes 5: 12 itu ada 2 x kata ‘Anak’.

Kata pertama memang adalah ‘Anak’ (the Son), tetapi kata kedua seharusnya adalah ‘Anak Allah’ (the Son of God).

1Yohanes 5: 12: “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak (Allah), ia tidak memiliki hidup”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the Son ... the Son of God’ (= ).

Jamieson, Fausset & Brown mengutip kata-kata Bengel: “The verse has two clauses: in the former the Son is mentioned without ‘of God,’ for believers know the Son; in the second, the addition ‘of God’ is made, that unbelievers may know what a serious thing it is not to have Him” (= Ayat ini mempunyai 2 anak kalimat: dalam anak kalimat yang pertama Anak disebutkan tanpa ‘dari Allah’, karena orang-orang percaya mengenal Anak; dalam anak kalimat yang kedua, dibuat penambahan ‘dari Allah’, supaya orang-orang yang tidak percaya bisa tahu betapa seriusnya tidak mempunyai Dia).

Ilustrasi: kalau saudara menolak anak raja saja, itu sudah merupakan sesuatu yang berat. Bagaimana kalau saudara menolak Anak Allah?

3) Bagaimana caranya ‘memiliki Anak’?

John Stott (Tyndale): “The way to life is faith, and the way to faith is testimony” (= Jalan menuju kehidupan adalah iman, dan jalan menuju iman adalah kesaksian) - hal 184.

Sekarang saya potong kata-kata John Stott ini menjadi 2 bagian:

a) “The way to life is faith” (= Jalan menuju kehidupan adalah iman).

Yohanes 3:36 - “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.’”.

Mengapa kontras dari ‘percaya’ bukan ‘tidak percaya’ tetapi ‘tidak taat’? Karena orang yang tidak percaya pasti juga tidak akan taat. Sebaliknya, orang percaya juga akan taat.

Jadi, untuk bisa memiliki Anak, kita harus percaya kepada Dia!

b) “and the way to faith is testimony” (= dan jalan menuju iman adalah kesaksian).

Bdk. Roma 10:13-14 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.

Ini sebabnya orang Kristen harus selalu memberitakan Injil kepada orang-orang yang tidak percaya! Tanpa mendengar dan mengerti Injil, tidak ada yang bisa percaya kepada Kristus, dan tanpa percaya kepada Kristus, tidak ada orang mempunyai hidup kekal!

4) Apakah orang yang baik tidak bisa mempunyai hidup kekal kalau ia tidak memiliki Yesus / percaya kepada Yesus?

Calvin mengatakan bahwa hal ini kelihatannya bertentangan dengan akal, karena ada banyak orang-orang yang adalah orang-orang yang agung dengan sifat-sifat yang sangat baik, tetapi tidak mengenal Kristus. Sangat tidak masuk akal kalau dikatakan bahwa orang-orang itu tidak mempunyai hidup kekal. Tetapi Calvin mengatakan (hal 263) bahwa merupakan sesuatu yang sangat salah kalau kita menganggap bahwa apa yang bagus di mata kita, juga pasti bagus di mata Allah. Bdk. Lukas 16:15 - “Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah”.


Calvin: “the righteousness of men is in the remission of sins. If you takes away this, the sure curse of God and eternal death awaits all. Christ alone is he who reconciles the Father to us, as he has once for all pacified him by the sacrifice of the cross. It hence follows, that God is propitious to none but in Christ, nor is there righteousness but in him” (= kebenaran manusia adalah dalam pengampunan dosa. Jika kamu mengambil ini, kutuk yang pasti dari Allah dan kematian kekal menunggu semua orang. Hanya Kristus yang memperdamaikan Bapa dengan kita, karena Ia telah sekali dan selamanya menenangkan Dia oleh korban salib. Karena itu, Allah tidak berdamai dengan siapapun kecuali dalam Kristus, juga tidak ada kebenaran kecuali di dalam Dia) - hal 263.

III) Keyakinan orang percaya.

1Yohanes 5:13: “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”.

1) Adanya penambahan pada KJV.

KJV: ‘These things have I written unto you that believe on the name of the Son of God; that ye may know that ye have eternal life, and that ye may believe on the name of the Son of God’ (= Hal-hal ini telah kutuliskan kepadamu yang percaya kepada nama Anak Allah; supaya engkau bisa tahu bahwa engkau mempunyai hidup kekal, dan supaya engkau bisa percaya kepada nama dari Anak Allah).

KJV mempunyai penambahan pada akhir kalimat (bagian yang saya garis-bawahi). Herschel H. Hobbs mengatakan bahwa bagian ini tidak ada dalam manuscript yang tertua.

2) Arti dari 1Yohanes 5: 13 ini.

a) “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu”.

Kata ‘semuanya itu’ menunjuk pada surat 1Yoh ini.

b) “supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah”.

TAFSIRAN I YOHANES 5:11-13 (KEYAKINAN ORANG PERCAYA)
tutorial
Barnes’ Notes: “To believe on his name, is to believe on himself - the word ‘name’ often being used to denote the person” (= Percaya kepada namaNya adalah sama dengan percaya kepada Dia sendiri - kata ‘nama’ sering digunakan untuk menunjuk kepada pribadinya).

c) “tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”.

Calvin: “Then the use of doctrine is, not only to initiate the ignorant in the knowledge of Christ, but also to confirm those more and more who have been already taught. It therefore becomes us assiduously to attend to the duty of learning, that our faith may increase through the whole course of our life” (= Jadi, kegunaan dari doktrin / ajaran adalah, bukan hanya untuk memperkenalkan orang-orang yang tidak tahu dalam pengetahuan / pengenalan tentang Kristus, tetapi juga untuk makin meneguhkan mereka yang telah diajar. Karena itu kita harus dengan tekun menyelesaikan kewajiban belajar, supaya iman kita bisa meningkat dalam seluruh kehidupan kita) - hal 264.

Herschel H. Hobbs: “one of the blessed assurances of the Christian is the conviction in his soul that he has age-abiding life” (= salah satu dari jaminan yang diberkati dari orang Kristen adalah keyakinan dalam jiwanya bahwa ia mempunyai hidup kekal) - hal 135.

Bdk. 2Timotius 1:12 - “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan”.

John Stott (Tyndale): “‘That ye may know (EIDETE)’ means, both in word and tense, not that they may gradually grow in assurance, but that they may possess here and now a present certainty of the life they have received in Christ” [= ‘Supaya kamu tahu (EIDETE)’ berarti, baik dalam arti kata dan tense, bukan bahwa mereka secara bertahap bisa bertumbuh dalam keyakinan, tetapi supaya mereka bisa memiliki di sini dan sekarang ini suatu kepastian dari kehidupan yang telah mereka terima dalam Kristus] - hal 184-185.


John Stott (Tyndale): “Putting together the purposes of Gospel and Epistle, John’s purpose is in four stages, that his readers should hear, hearing should believe, believing should live, and living should know. His emphasis is important because it is common today to decry any claim to assurance of salvation, to dismiss it as presumptuous, and to affirm that no certainty is possible on this side of death. But certainty and humility do not exclude one another” (= Mengumpulkan tujuan-tujuan dari Injil dan Surat, tujuan Yohanes ada dalam 4 tahap, supaya pembacanya mendengar, dan dengan mendengar mereka percaya, dan dengan percaya mereka hidup, dan dengan hidup mereka tahu. Penekanannya penting karena merupakan sesuatu yang umum pada jaman ini untuk mencela claim apapun tentang keyakinan keselamatan, menolaknya sebagai sombong, dan menegaskan bahwa tak ada kepastian dalam kehidupan ini. Tetapi kepastian dan kerendahan hati tidaklah bertentangan) - hal 185.

Apakah orang Arminian TAHU bahwa mereka memiliki hidup kekal? Dengan kepercayaan bahwa keselamatan bisa hilang, mereka sebetulnya tidak tahu / tidak pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post