KEJADIAN 10:1-11:9 (KESATUAN, DOSA, SIKAP DAN AKIBAT)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KEJADIAN 10:1-11:9 (KESATUAN, DOSA, SIKAP DAN AKIBAT)
Kejadian 10:1-11:9 - “(Kejadian 10:1) Inilah keturunan Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh. Setelah air bah itu lahirlah anak-anak lelaki bagi mereka. (10:2) Keturunan Yafet ialah Gomer, Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh dan Tiras. (10:3) Keturunan Gomer ialah Askenas, Rifat dan Togarma. (10:4) Keturunan Yawan ialah Elisa, Tarsis, orang Kitim dan orang Dodanim. (10:5) Dari mereka inilah berpencar bangsa-bangsa daerah pesisir. Itulah keturunan Yafet, masing-masing di tanahnya, dengan bahasanya sendiri, menurut kaum dan bangsa mereka. (10:6) Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan. (10:7) Keturunan Kush ialah Seba, Hawila, Sabta, Raema dan Sabtekha; anak-anak Raema ialah Syeba dan Dedan. (10:8) Kush memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi; (10:9) ia seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang: ‘Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN.’ (10:10) Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear. (10:11) Dari negeri itu ia pergi ke Asyur, lalu mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah (10:12) dan Resen di antara Niniwe dan Kalah; itulah kota besar itu. (10:13) Misraim memperanakkan orang Ludim, orang Anamim, orang Lehabim, orang Naftuhim, (10:14) orang Patrusim, orang Kasluhim dan orang Kaftorim; dari mereka inilah berasal orang Filistin. (10:15) Kanaan memperanakkan Sidon, anak sulungnya, dan Het, (10:16) serta orang Yebusi, orang Amori dan orang Girgasi; (10:17) orang Hewi, orang Arki, orang Sini, (10:18) orang Arwadi, orang Semari dan orang Hamati; kemudian berseraklah kaum-kaum orang Kanaan itu. (10:19) Daerah orang Kanaan adalah dari Sidon ke arah Gerar sampai ke Gaza, ke arah Sodom, Gomora, Adma dan Zeboim sampai ke Lasa. (10:20) Itulah keturunan Ham menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. (10:21) Lahirlah juga anak-anak bagi Sem, bapa semua anak Eber serta abang Yafet. (10:22) Keturunan Sem ialah Elam, Asyur, Arpakhsad, Lud dan Aram. (10:23) Keturunan Aram ialah Us, Hul, Geter dan Mas. (10:24) Arpakhsad memperanakkan Selah, dan Selah memperanakkan Eber. (10:25) Bagi Eber lahir dua anak laki-laki; nama yang seorang ialah Peleg, sebab dalam zamannya bumi terbagi, dan nama adiknya ialah Yoktan. (10:26) Yoktan memperanakkan Almodad, Selef, Hazar-Mawet dan Yerah, (10:27) Hadoram, Uzal dan Dikla, (10:28) Obal, Abimael dan Syeba, (10:29) Ofir, Hawila dan Yobab; itulah semuanya keturunan Yoktan. (10:30) Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke arah Sefar, yaitu pegunungan di sebelah timur. (10:31) Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. (10:32) Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah itu. (11:1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. (11:2) Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. (11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.’ Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. (11:4) Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.’ (11:5) Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, (11:6) dan Ia berfirman: ‘Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. (11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’ (11:8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. (11:9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”. 

I) Kesatuan umat manusia.

Kitab Suci memang mengajarkan adanya kesatuan umat manusia, dan ini terlihat dari:

1) Kejadian 1-5 jelas menunjukkan bahwa semua manusia berasal dari Adam dan Hawa.

Dalam Kisah Para Rasul 17:26 bahkan dikatakan bahwa semua manusia berasal dari satu manusia yaitu Adam (karena Hawa juga berasal dari Adam).

Kis 17:26 - “Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,”.

Bandingkan ini dengan ajaran Liberal yang mengatakan bahwa pada waktu penciptaan Allah menciptakan sekelompok laki-laki dan sekelompok perempuan!

2) Kej 10 menunjukkan bahwa semua manusia berasal dari Nuh dan istrinya (khususnya baca Kej 10:32).

Kejadian 10:32 - “Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah itu.”.

Karena air bah memusnahkan semua manusia kecuali Nuh dan keluarganya, maka jelas bahwa semua manusia saat ini adalah keturunan Nuh.

3) Kejadian 11:1,6 manusia punya satu bahasa / logat. Ini menunjukkan bahwa mereka berasal dari satu pasang manusia.

Kejadian 11:1,6 - “(1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. ... (6) dan Ia berfirman: ‘Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.”.

Tetapi Kejadian 10:5,20,31 menunjukkan bahwa ada banyak bahasa.

Kejadian 10:5,20,31 - “(5) Dari mereka inilah berpencar bangsa-bangsa daerah pesisir. Itulah keturunan Yafet, masing-masing di tanahnya, dengan bahasanya sendiri, menurut kaum dan bangsa mereka. ... (20) Itulah keturunan Ham menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. ... (31) Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka.”.

Bagaimana mungkin Kejadian 11:1,6 hanya ada 1 bahasa, padahal dalam Kej 10:5,20,31 sudah ada banyak bahasa?

Jawab: Kejadian 11:1-9 terjadi bukan setelah Kej 10, tetapi disela-sela Kej 10. Dasar pandangan ini:

a) Dalam Kej 10:5,20,31 sudah ada banyak bahasa, jadi bagian ini pasti terjadi sesudah peristiwa menara Babel dalam Kej 11.

b) Dalam Kejadian 10:10 sudah ada nama ‘Babel’, padahal nama itu baru mulai ada pada Kej 11.

Kejadian 10:10 - “Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear.”.

Kejadian 11:8-9 - “(11:8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. (11:9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”.

c) Istilah ‘bumi terbagi’ dalam Kejadian 10:25 menunjuk pada Kejadian 11:8-9 dimana Allah menyerakkan manusia ke seluruh penjuru bumi. Peristiwa ini mungkin terjadi sekitar kelahiran dari Peleg (Kej 10:25) karena nama Peleg berarti ‘division’ (= perpecahan / perpisahan).

Kejadian 10:25 - “Bagi Eber lahir dua anak laki-laki; nama yang seorang ialah Peleg, sebab dalam zamannya bumi terbagi, dan nama adiknya ialah Yoktan.”.

Catatan: ada yang beranggapan bahwa istilah ‘bumi terbagi’ dalam Kej 10:25 menunjuk pada pecahnya benua yang tadinya hanya satu menjadi lima. Tetapi saya tidak sependapat dengan pandangan ini.

Karena semua manusia berasal dari Adam, maka semua manusia lahir dalam dosa dan semua manusia condong pada dosa. Ini terlihat jelas pada Kej 11.

II) Dosa umat manusia.

1) Dosa ini (Kejadian 11:1-9) terjadi hanya kurang lebih 100 tahun setelah banjir Nuh. Dari mana kita tahu hal itu? Kej 11:1-9 terjadi sekitar kelahiran Peleg, sedang dilihat dari Kej 11:10-16 bisa diketahui bahwa Peleg lahir 101 tahun (2+35+30+34) setelah banjir.

Kejadian 11:10-16 - “(10) Inilah keturunan Sem. Setelah Sem berumur seratus tahun, ia memperanakkan Arpakhsad, dua tahun setelah air bah itu. (11) Sem masih hidup lima ratus tahun, setelah ia memperanakkan Arpakhsad, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (12) Setelah Arpakhsad hidup tiga puluh lima tahun, ia memperanakkan Selah. (13) Arpakhsad masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Selah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (14) Setelah Selah hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Eber. (15) Selah masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Eber, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. (16) Setelah Eber hidup tiga puluh empat tahun, ia memperanakkan Peleg.”.

Baru saja manusia dihancurkan oleh banjir gara-gara dosa mereka, sekarang sudah berdosa lagi (ingat bahwa 100 tahun untuk saat itu tidak terlalu lama karena umur mereka panjang sekali).

Calvin (tentang Kej 10:1): “This second commencement of mankind is especially worthy to be known; and detestable is the ingratitude of those, who, when they had heard, from their fathers and grandfathers of the wonderful restoration of the world in so short a time, yet voluntarily became forgetful of the grace and the salvation of God. Even the memory of the deluge was by the greater part entirely lost. Very few cared by what means or for what end they had been preserved.” (= Pemulaian yang kedua dari umat manusia khususnya berharga / layak untuk diketahui; dan menjijikanlah rasa tidak tahu terima kasih dari mereka, yang, pada waktu mereka telah mendengar dari ayah-ayah dan kakek-kakek mereka tentang pemulihan yang luar biasa dari dunia dalam waktu yang begitu singkat, tetapi dengan sengaja / sukarela menjadi pelupa tentang kasih karunia dan keselamatan dari Allah. Bahkan ingatan tentang air bah sama sekali hilang dalam sebagian besar dari mereka. Sangat sedikit yang peduli dengan cara apa dan untuk tujuan apa mereka telah dipelihara.).

Kalau hal ini terjadi hanya sekitar 100 tahun setelah banjir Nuh, jelas Nuh sendiri masih hidup, karena ia hidup sekitar 350 tahun lagi setelah banjir itu.

Kejadian 9:28-29 - “(28) Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah. (29) Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.”.

Calvin (tentang Kej 11:1): “It must, indeed, have added greatly to the weight of Noah’s sufferings, when he heard of this wicked counsel, which had been taken by his posterity. And it is not to be doubted that he was wounded with the deepest grief, when he beheld them, with devoted minds, rushing to their own destruction. But the Lord thus exercised the holy man, even in extreme old age, to teach us not to be discouraged by a continual succession of conflicts.” (= Itu pasti telah sangat menambah penderitaan Nuh, pada waktu ia mendengar tentang rencana / keputusan yang jahat ini, yang telah diambil oleh keturunannya. Dan tidak boleh diragukan bahwa ia terluka dengan kesedihan yang terdalam, pada waktu ia memandang mereka, dengan pikiran yang dibaktikan, lari cepat-cepat kepada kehancuran mereka sendiri. Tetapi demikianlah Tuhan melatih orang yang kudus ini, bahkan pada usianya yang sangat tua, untuk mengajar kita untuk tidak kecil hati oleh konflik-konflik yang berturut-turut terus menerus.).

2) Dosa itu timbul dari adanya kemampuan (Kejadian 11:3-4).

Kejadian 11:3-4 - “(3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.’ Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. (4) Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.’”.

Kemampuan mereka dalam ay 3 menimbulkan keinginan untuk meninggikan diri sendiri (ay 4). Karena itu seseorang harus berhati-hati terhadap ‘kemampuan’nya / ‘titik kuat’nya!

Penerapan: Dalam hal apa saudara merasa mampu? Dalam study, bekerja / mencari uang, melayani Tuhan, memberitakan Injil, mengatur rumah tangga, atau mendidik anak? Hati-hatilah terhadap kemampuan itu!

KEJADIAN 10:1-11:9 (KESATUAN, DOSA, SIKAP DAN AKIBAT)
3) Dosa mereka tidak terletak pada perbuatannya (pendirian menara), tetapi pada motivasi / tujuan mereka.

Jadi, pendirian menara itu sendiri bukanlah dosa! karena itu, jangan menggunakan bagian ini untuk mengecam orang / pemerintah yang mendirikan menara!

a) Mereka mendirikan menara.

Kejadian 11: 4 (yang mengatakan ‘puncaknya sampai ke langit’) jelas adalah suatu hyperbole (= gaya bahasa yang melebih-lebihkan)! Tetapi bagaimanapun ini merupakan suatu pembanggaan mereka tentang menara yang sedang mereka dirikan itu.

Calvin: “This is the perpetual infatuation of the world; to neglect heaven, and to seek immortality on earth, where every thing is fading and transient.” (= Ini adalah kegilaan kekal dari dunia; mengabaikan surga, dan mencari kekekalan di bumi, dimana segala sesuatu memudar dan sementara.).

Bdk. Mazmur 49:13-20 - “(13) Tetapi dengan segala kegemilangannya manusia tidak dapat bertahan, ia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan. (14) Inilah jalannya orang-orang yang percaya kepada dirinya sendiri, ajal orang-orang yang gemar akan perkataannya sendiri. Sela (15) Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka. (16) Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku. Sela (17) Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambah, (18) sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia. (19) Sekalipun ia menganggap dirinya berbahagia pada masa hidupnya, sekalipun orang menyanjungnya, karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, (20) namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya.”.

b) Motivasi / tujuan mereka:

1. Tidak mau berpencar.

Kej 11:4 - “Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.’”.

Ini bertentangan dengan perintah Tuhan dalam Kej 9:1, dan ini jelas dosa!

Kej 9:1 - “Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.”.

2. Untuk mencari nama (ay 4). Ini jelas dosa! Kita harus hidup untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kemuliaan diri kita sendiri! Bandingkan dengan 1Kor 10:31 yang berbunyi: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”. Tetapi mereka ini hidup untuk kemuliaan diri mereka sendiri. Ini adalah ambisi pribadi, kesombongan, ingin terkenal dan sebagainya, dan ini jelas adalah dosa.

Calvin: “To erect a citadel was not in itself so great a crime; but to raise an eternal monument to themselves, which might endure throughout all ages, was a proof of headstrong pride, joined with contempt of God.” (= Mendirikan benteng dalam dirinya sendiri bukanlah suatu kejahatan yang besar; tetapi mendirikan suatu monumen kekal bagi diri mereka sendiri, yang bisa bertahan melalui semua jaman, merupakan suatu bukti dari kesombongan yang keras kepala, digabungkan dengan sikap memandang rendah Allah).

Penerapan: apakah saudara juga hidup bagi kebesaran / kemuliaan diri saudara sendiri? Atau bagi nama aliran saudara atau gereja saudara? Ini dosa! Hiduplah untuk kemuliaan Tuhan!

4) Mereka bersatu dalam dosa.

Memang kalau kita menghubungkan Kejadian 10:9-10 (Nimrod, Babel, tanah Sinear) dan Kej 11:2,9 (tanah Sinear, Babel), maka kita bisa menyimpulkan bahwa mungkin sekali Nimrod adalah orang yang menjadi gara-gara pendirian menara Babel itu.

Kejadian 10:9-10 - “(9) ia seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang: ‘Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN.’ (10) Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear.”.

Catatan: Matthew Henry mengatakan bahwa Septuaginta menuliskan bukan ‘di hadapan TUHAN’ tetapi ‘against the Lord’ (= terhadap / menentang TUHAN).

Kejadian 11:2,9 - “(2) Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. ... (9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”.

Tetapi bagaimanapun, dalam Kejadian 11:3,4 jelas terlihat bahwa semua orang-orang itu mempunyai keinginan untuk berdosa. Tidak ada yang menentang usul itu, atau menegur orang-orang yang merencanakan rencana berdosa itu. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa semua manusia memang ada dibawah kuasa dosa!

III) Sikap / tindakan Allah.

1) Allah mengawasi / tahu semua itu [ay 5 adalah anthropomorphism (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia)].

Kejadian 11:5 - “Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,”.

Tidak ada satu dosapun bisa luput dari mata / pengetahuan Allah! (Amsal 15:3 Ibrani 4:13).

Amsal 15:3 - “Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.”.

Ibrani 4:13 - “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.”.

Apakah saudara ‘merasa aman’ di dalam dosa, asal dosa-dosa itu tak diketahui manusia? Mungkin saudara mencuri, memfitnah, berdusta, mempunyai pikiran cabul, berzinah, mempunyai rencana jahat, dsb, dan saudara merasa aman karena tidak ada orang yang tahu? Ingat, bahwa Allah tahu segala sesuatu!

2) Allah membiarkan untuk sementara.

Kejadian 11: 5 jelas menunjukkan bahwa pembangunan menara sudah berjalan sampai tahap tertentu. Jadi, Allah tidak langsung turun tangan, tetapi membiarkannya untuk sementara waktu.

Penerapan:

a) Kalau saudara berbuat dosa, dan ‘tidak ada apa-apa yang terjadi’ (saudara tidak sakit / bangkrut, keluarga saudara baik-baik saja dsb), jangan lalu mengambil kesimpulan bahwa Allah merestui dosa saudara! Allah hanya menunda penghukuman! Kalau saudara tak bertobat, Ia pasti turun tangan!

Roma 2:4-5 - “(4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”.

b) Kalau ada orang menjahati saudara dan orang itu hidupnya ‘tenang-tenang’ saja, bahkan kelihatannya diberkati Tuhan, jangan iri hati dan berpendapat bahwa Allah mengabaikan dosa orang itu. Ada waktunya Allah pasti bertindak! Bacalah Maz 73!

3) Allah mengacaukan bahasa mereka (ay 7). Ini adalah suatu mujijat!

Kejadian 11:7 - “Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’”.

a) Perhatikan kata ‘Kita’ di sini, dan juga kata ‘mengacaubalaukan’, yang dalam bahasa Ibraninya merupakan kata kerja bentuk jamak.


Calvin menganggap bahwa kata ‘Kita’ ini sama seperti kata ‘Kita’ dalam Kej 1:26-27 - “(26) Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka.”.

Calvin (tentang Kejadian 11:7): “this passage is not improperly adduced in proof that Three Persons subsist in One Essence of Deity.” (= text ini bukannya secara tidak tepat dikemukakan sebagai bukti bahwa tiga Pribadi ada / berada dalam Satu Hakekat dari keAllahan).

b) Mengapa Allah melakukan hal itu?

1. Supaya mereka tidak melakukan dosa yang lebih hebat lagi (ay 6).

Kejadian 11:6 - “dan Ia berfirman: ‘Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.”.

2. Supaya mereka berpencar dan Kejadian 9:1 terjadi!

IV) Akibatnya.

1) Ada banyak bahasa (Bdk. 10:5,20,31).

Kejadian 10:5,20,31 - “(5) Dari mereka inilah berpencar bangsa-bangsa daerah pesisir. Itulah keturunan Yafet, masing-masing di tanahnya, dengan bahasanya sendiri, menurut kaum dan bangsa mereka. ... (20) Itulah keturunan Ham menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. ... (31) Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka.”.

Ini menimbulkan banyak penderitaan bagi manusia. Dosa, sekalipun pada mulanya terasa enak, tetapi akhirnya pasti membawa penderitaan! Karena itu jangan menuruti bujukan setan untuk berbuat dosa!

2) Pekerjaan mereka terhenti (ay 8).

Kejadian 11:8 - “Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.”.

Semua usaha, sekalipun didukung seluruh dunia, kalau tidak disertai / diberkati oleh Allah, akan hancur / tak berguna!

Calvin (tentang Kejadian 11:7): “Unless the blessing of God be present, from which alone we may expect a prosperous issue, all that we attempt will necessarily perish.” (= Kecuali berkat Allah hadir / ada, satu-satunya hal dari mana kita bisa mengharapkan hasil yang menyenangkan, semua yang kita usahakan akan pasti binasa.).

Bdk. Mazmur 127:1 - “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga”.

Karena itu kalau saudara akan melakukan sesuatu, baik itu merupakan sesuatu yang bersifat jasmani ataupun rohani:

a) Mintalah petunjuk Tuhan. Tuhan menghendaki hal itu atau tidak?

b) Kalau Tuhan memang menghendaki saudara melakukan hal itu, maka berdoalah supaya Ia memimpin / menyertai dan memberkati usaha saudara dalam melakukan hal itu.

3) Manusia terserak keseluruh penjuru bumi (ay 8-9 bdk. 10:25,32).

Kejadian 11:8-9 - “(8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. (9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”.

Kejadian 10:25,32 - “(25) Bagi Eber lahir dua anak laki-laki; nama yang seorang ialah Peleg, sebab dalam zamannya bumi terbagi, dan nama adiknya ialah Yoktan. ... (32) Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah itu.”.

Jadi, akhirnya perintah Tuhan dalam Kejadian 9:1 terjadi. Ini mirip dengan apa yang terjadi pada abad pertama! Yesus menyuruh murid-muridnya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi.

Kis 1:8 - “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.

Tetapi mereka terus berada di Yerusalem saja. Akhirnya Tuhan memberikan penganiayaan yang menyebabkan mereka terpaksa berpencar dan memberitakan Injil di tempat-tempat lain. Kis 8:1b,4 - “(1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. ... (4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.”.

Manusia tidak mungkin bisa menolak kehendak / rencana Allah!

4) Kota itu disebut Babel (Kejadian 11: 9).

Kata ‘Babel’ berarti ‘confusion’ (= kebingungan).

Kejadian 11:7-9 - “(7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’ (8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. (9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”.

Mereka ‘mencari nama’ (ay 4) dan akibatnya mereka mendapatkan nama yang memalukan! Ini menunjukkan bahwa orang yang ingin meninggikan diri akan direndahkan, dan orang yang mau merendahkan diri akan ditinggikan (Matius 23:12 1 Petrus 5:5,6).

Matius 23:12 - “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”.

1Petrus 5:5-6 - “(5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’ (6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikanNya pada waktunya.”.

Karena itu janganlah mencari nama / kehormatan untuk diri sendiri. Carilah kemuliaan / kehormatan bagi Allah saja! Maukah saudara?
-AMIN-
Next Post Previous Post