KISAH PARA RASUL 4:27-28 (3 HAL TENTANG RENCANA ALLAH)

Pdt. Benyamin F. Intan, Ph.D.
KISAH PARA RASUL 4:27-28 (3 HAL TENTANG RENCANA ALLAH)
gadget, otomotif, bisnis
Di tahun baru ini kita tidak tahu apa yang ada di depan kita. Maka kita perlu pegangan untuk memasuki tahun ini. Bacaan kita bicara tentang kedaulatan dan pemeliharaan Tuhan. Kejahatan manusia yang terbesar di dalam sejarah manusia adalah ketika Tuhan Yesus, Anak Allah yang Maha tinggi mengalami kutukan murka Allah karena dosa kita! Luther berkata dosa terbesar yang dilakukan oleh Adam dan Hawa adalah ketika mereka menyalahkan Tuhan atas semua dosa mereka. Ketika Adam ditanya mengapa dia berbuat dosa, maka dia langsung berkata gara-gara perempuan yang Kautempatkan di sisiku.

Lalu Hawa ditanya pertanyaan yang sama, dia pun menjawab gara-gara iblis dalam bentuk ular, yang Engkau izinkan masuk ke dalam taman Eden ini, dialah yang menggoda aku. Allah yang begitu kudus disalahkan, ini adalah dosa yang luar biasa. Dan yang terjadi di atas kayu salib, Tuhan Yesus mengalami penganiayaan dan murka Allah, dikutuk oleh Allah karena dosa kita, ini adalah kejahatan yang paling besar.

Kita melihat dalam kejahatan ini dikatakan bahwa semua itu adalah untuk melawan Yesus Kristus, Hamba-Mu yang kudus, demi melaksanakan rencana Allah yang sudah ditetapkan dari semula. Kejahatan yang begitu besar di dalam sejarah manusia berada di dalam genggaman Tuhan. Dan malah menggenapkan rencana Tuhan yang sudah ditentukan sejak semula. Ada tiga (3)  hal yang kita bisa pelajari dari perikop ini:

Pertama, Tuhan melalui the doctrine of concurrence bekerja di dalam semua peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita. Ketika iblis melihat Yesus harus dibunuh di atas kayu salib, dia langsung turun tangan. Dia adalah malaikat yang begitu diandalkan oleh Tuhan, dan yang jatuh dengan dia itu banyak malaikat. Yang menggoda engkau dan saya bukan iblis, tapi bawahannya. Untuk melakukan kejahatan yang terbesar ini, iblis sendiri masuk ke dalam diri Yudas.

Kemudian Yesus Kristus dijual, dan naik ke atas kayu salib. Pemerintah Romawi yang diwakili oleh Pilatus, pemerintahan Yahudi yang diwakili oleh raja Herodes. Mereka semua mufakat, tetapi sebelumnya bermusuhan. Dan gara-gara Yesus mau disalibkan, para imam dan ahli Taurat semua sekongkol dan bukan hanya itu, rakyat mengatakan, “Salibkan Yesus, bebaskan Barabas!” Demikian hukum, dimana pengadilan demi pengadilan dilalui, semua lelucon.

Semua bermufakat untuk Yesus dipersalahkan, dan juga kuasa militer. Semua menjadi satu untuk bersekongkol melawan Yesus. Maka Ketika untuk melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi untuk menjalankan rencana-Mu yang telah Engkau tetapkan sebelumnya. Dalam hal ini kehendak Allah tidak mungkin dilawan oleh siapa pun. Ketetapan Allah pasti terjadi karena dua hal ini: kuasa dan kehendak.

John Calvin mengatakan bahwa tidak ada yang lebih besar dari kehendak Tuhan. Tetapi bagaimana cara bagi mereka yang melawan bisa menggenapi rencana Allah? Kejadian 50:20, Yusuf mengatakan kepada saudara-saudaranya, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan.” Kita melihat ada satu unsur di dalam diri Allah yang berhubungan dengan ini, yaitu pemeliharaan Allah; ada tiga macam: preservation, concurrence dan government.

Tetapi untuk membuat manusia jahat belok lalu menggenapkan rencanaNya yang telah ditetapkan dari semula, maka ini sangat berkaitan dengan the doctrine of concurrence. Ini adalah acting together. Allah bekerja di dalam semua peristiwa di dalam dunia ini. Dikatakan dalam Efesus 1:11, “Allah yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya.” Jadi ada maksud Tuhan di dalam segala sesuatu yang kita lihat begitu natural.

Dalam perumpamaan anak yang hilang, anak bungsu begitu nakal, dia menghabiskan semua uang yang dia minta dari orang tuanya, lalu ketika uangnya habis, timbullah bencana kelaparan. Ini sesuatu yang biasa, mungkin terjadi krisis ekonomi atau kekeringan, itu bisa dikatakan sesuatu yang wajar. Tetapi saat bencana itu muncul pas anak ini kehabisan uang, itu bukan satu kebetulan. Ketika muncul bencana itu, jangankan mencari pekerjaan baru, orang yang masih bekerja pun bisa diberhentikan. Apalagi anak ini yang tidak punya keahlian bahasa asing, sukanya main perempuan, berfoya-foya, makan enak terus.

Bencana itu justru menuntun dia kembali ke rumah orang tuanya. Ini adalah the doctrine of concurrence. Ini sepertinya adalah sesuatu gejala alam, dan kita sebagai manusia hanya bisa menjelaskan bagaimana hal itu terjadi, tetapi kita tidak bisa menjelaskan mengapa itu terjadi? Kita sangat menyesalkan tsunami yang terjadi Desember 2004, dan para ahli bisa menjelaskan hal itu secara ilmiah. Tetapi mengapa itu terjadi? Pasti ada maksud Tuhan, yaitu supaya orang Aceh terbuka sehingga penginjilan bisa masuk di sana.

Sesuatu yang bisa dijelaskan secara natural tapi Tuhan justru bekerja di sana. C.S. Lewis ditanya mengapa air itu mendidih? Itu pasti bisa dijelaskan bagaimana air itu mendidih secara ilmiah. Tetapi mengapa air itu mendidih? Karena C.S.Lewis mau minum kopi. Di sini kita melihat Allah bekerja menurut keputusan kehendak-Nya. Dalam Matius 5:45 dikatakan, “Bapamu yang di surga yang menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” Kita jangan pikir hujan turun secara natural dan selesai, tetapi Kitab Suci mengatakan bahwa Allah yang menurunkan hujan, dan itu bukan satu kebetulan.

Lalu N.T. Wright mengatakan ketika turun hujan ada orang yang beres pon dengan kekecewaan, karena sudah rencana piknik batal. Tetapi bagi pihak metereologis, hujan menjadi satu sukacita, teori yang dikemukakan itu betul. Orang yang di Eropa Timur itu senang karena selesai kekeringan. Lalu N.T. Wright mengatakan ketika hujan yang dinubuatkan Elia turun, maka itu membuktikan bahwa dia adalah nabi utusan Tuhan.

Dikatakan dalam Roma 8:28, “Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencanaNya.” Ketika Kristus disalibkan, ada persekongkolan yang luar biasa untuk menjebak Dia, sampai Dia naik di atas kayu salib. Anak Allah yang begitu suci diperlakukan begitu jahat, tetapi ini sesuai dengan ketetapan Allah bahwa Kristus harus mati di atas kayu salib.

Orang-orang ini tidak tahu mereka sedang menggenapkan rencana Tuhan dengan maksud jahat mereka. William Carey, seorang misionaris di India, dia hanya bisa mengajak dua orang dari Inggris untuk bersama dengan dia. Ketika tiba di India, mereka mulai menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa suku di situ. Ketika mereka sudah menerjemahkannya ke dalam bahasa Assamese, Sanskrit, Bengali, dan Hindi. Mereka sudah bekerja keras selama bertahun-tahun, tiba-tiba ada keteledoran dan rumah misionaris itu terbakar. Semua hasil itu menjadi debu.

Maka mereka duduk di debu dan menangis. Mereka introspeksi dan merasa tidak ada dosa yang mereka lakukan. Maka mereka menunggu di dalam kesedihan, satu bulan, dua bulan, dan dalam bulan ketiga terjadi mukjizat besar. Ketika berita itu sampai ke Inggris bahwa pekerjaan mereka bertahun-tahun habis dalam seketika, ketika berita itu diumumkan di gereja-gereja, maka orang-orang Kristen tergerak dengan memberikan persembahan untuk membantu mereka.

Ditambah dengan seratus lima puluh orang pemuda yang mau dikirim ke India untuk menjadi misionaris. Ketika mendengar berita itu, William Carey menangis lebih lagi. Inilah cara Tuhan bekerja. Mungkin ada yang membakar rumahnya, mungkin itu suatu keteledoran, kita tidak tahu. Tapi seratus lima puluh orang siap menjadi misionaris ke India. Tuhan turut bekerja di dalam kebakaran untuk mendatangkan kebaikan. Kita melihat the doctrine of concurrence.

Ketika Allah memelihara, bekerja di dalam segala sesuatu, untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Di sini bukan berarti yang berbuat jahat lolos, atau kita berpikir jika tidak ada Yudas maka tidak mungkin Yesus dijual, jadi kita harus berterima kasih kepada Yudas. Maka di dalam Pengakuan Iman Rasuli perlu ditambah satu kalimat, kepada Yudas yang sudah menjual Yesus. 

Tetapi dikatakan dalam Matius 26:24, “Anak Manusia memang harus diserahkan tetapi celakalah orang yang menyerahkan Anak Manusia ini, lebih baik bagi orang itu jika ia tidak pernah dilahirkan.” Ini kecaman keras dari Tuhan Yesus kepada Yudas! Maka jangan kita berpikir ada orang yang berjasa, kejahatan tetap adalah kejahatan.

KISAH PARA RASUL 4:27-28 (3 HAL TENTANG RENCANA ALLAH)
keuangan
Kedua, iblis dan semua yang lain bekerja secara negatif untuk menggenapkan rencana Allah. persekongkolan dari Herodes dan Pilatus, mereka ingin menghancurkan rencana Tuhan, tetapi hasilnya justru menggenapinya. Mereka yang menggenapkan rencana Tuhan secara negatif, tidak bisa lepas dari hukuman Tuhan. Sering kali kita melihat kejahatan yang luar biasa seolah-olah Tuhan tidak peduli.

Tetapi semua kemurahan Tuhan ini terjadi karena Ia sedang menunggu pertobatan. Tetapi ada saatnya Ia bertindak! Mengapa Tuhan tidak langsung intervensi? Tuhan itu punya gengsi. Richard Pratt mengatakan ketika Ia melihat pekerjaan iblis semakin besar, maka Ia menunggu sampai itu terus bertambah besar barulah Ia akan bekerja, agar kemuliaan-Nya lebih terpancar. Ironis, orang Kristen juga bisa menggenapkan rencana Tuhan secara negatif. Simson, orang yang dipilih jadi hakim, diurapi, tetapi dia main-main dengan perempuan yang tidak seiman, akhirnya dia dipotong rambutnya, dicungkil matanya, dia dijadikan seperti budak.

Akhirnya dia minta terakhir supaya Tuhan kasih kekuatan untuk membunuh tiga ribu orang di situ. Meski ia diselamatkan tetapi ia dihukum oleh Tuhan. Ketika Lausanne Congress diadakan pada Oktober tahun 2010, di Afrika Selatan, ada 245 pemimpin underground church yang tidak bisa hadir karena semua dipenjarakan oleh pemerintah Cina.

Tuhan akan membangkitkan pemimpin lebih dari itu, tetapi yang bersalah tidak akan lepas dari hukuman. Maka hati-hati jangan sampai kita menggenapkan rencana Tuhan secara negatif! Ketika Tuhan Yesus mengumumkan bahwa Ia akan pergi ke Yerusalem, menderita dan mati di sana. Petrus berkata hal itu tidak boleh menimpa Engkau. Maka Yesus berkata kepada Petrus, “Enyahlah iblis!” Dalam bahasa aslinya get behind me satan, artinya Petrus pikir bahwa ini adalah kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya ia sedang menjalankan agenda setan! Tetapi Tuhan membimbing Petrus, get behind me, jangan jadi sandungan.

BACA JUGA: KISAH PARA RASUL 4:23-31 (KESUKARAN, DOA DAN JAWABAN DOA)

Ini bedanya ketika Yesus dalam pencobaan, Ia berkata kepada iblis, “Enyahlah iblis!” Dalam aslinya, “Away from me satan!” Pergilah! Maka kepada Petrus tetap di beri kesempatan, karena Ia menjaga Petrus untuk tidak menjalankan agenda setan! Dalam Kisah Para Rasul 16, ketika Paulus, Silas dan Lukas sedang menginjili. Ada perempuan yang dikuasai roh tenung, maka ia berkata “Ini hamba-hamba Allah yang Maha tinggi” mereka akan memberitakan jalan keselamatan. Setelah Paulus mendengar itu, langsung ia menghardik roh agar keluar dari perempuan itu, meski kalimatnya benar. Mengapa? Karena jika nantinya roh di dalam perempuan itu mengajarkan kesesatan, pasti semua orang akan percaya juga.

Ketiga, Yesus menggenapi rencana Allah secara positif melalui ketaatan-Nya. Ada ketaatan yang pasif, artinya jika kita diizinkan sakit apakah kita terus setia beriman? Ini pasif kita tidak bisa apa-apa. Ada juga ketaatan yang aktif, artinya ketika kita tidak korupsi dan melacur. Tuhan Yesus menggenapkan rencana Allah melalui dua macam ketaatan ini. Pasif, ketika Ia digiring ke atas salib, dipaku dan menanggung murka Allah. Aktif, ketika Ia menaati hukum Tuhan dengan sempurna. Dalam Ibrani 4:15, “Imam besar yang kita punya adalah Imam Besar yang dapat merasakan kelemahan kita, tetapi Ia tidak pernah berbuat dosa.” Ia tidak pernah berbohong, mencuri sejak kecil sampai Ia naik di atas kayu salib.

Ada perdebatan teologi tentang Yesus yang tidak memiliki ketaatan pasif, hanya aktif. Karena ketika salib datang, Ia bisa mengatakan tidak. Beda dengan kita, ketika penyakit datang kita tidak bisa tolak. Dalam teologi Reformed tidak ada ketaatan pasif, karena di dalam kekekalan Yesus dan Bapa tidak ada subordinasi, sehingga ketika Bapa mengatakan Aku ada rencana ini, lalu Yesus mengatakan Aku tidak mau.

Tetapi di dalam sederajat, maka Yesus akan berkata, “Bapa, Aku yang akan melaksanakan.” Yusuf dalam ketaatan pasif ketika ia dijual sebagai budak, umur 13 tahun. Ia begitu taat. Sampai Tuhan memberkati dia. Sampai ketika dipenjarakan, ia tetap beriman kepada Tuhan. Hanya ketika kita punya passive obedience kita bisa menggenapkan kehendak Allah secara positif. Tapi Yusuf juga punya ketaatan yang aktif, ketika isteri Potifar merayunya, ia tidak mau. Ia menggenapi rencana Allah secara positif.

Maka kita memasuki tahun baru ini: Pertama, kita harus percaya kepada Tuhan dan jangan takut! Roma 8:28, Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, mereka yang terpanggil, sesuai dengan rencana-Nya. Kedua, kita harus bersyukur kepada Tuhan untuk semua yang kita alami baik yang menuntut ketaatan pasif ataupun aktif. Kita minta kekuatan supaya boleh menggenapkan rencana Tuhan secara positif. Ketiga, semua terjadi di dalam pengaturan Tuhan dan semua ini akan membawa kebaikan kepada kita yang mengasihi Dia. KISAH PARA RASUL 4:27-28 (3 HAL TENTANG RENCANA ALLAH). AMIN.
Next Post Previous Post