ROMA 12:3-8 (6 PRINSIP ARTI SEBAGAI SATU TUBUH KRISTUS)
Pdt. Budy Setiawan.
gadget, otomotif, bisnis |
Selanjutnya Paulus mengatakan “Janganlah kamu memikirkan akan dirimu, lebih dari pada yang seharusnya”. Di sini Paulus memperingatkan akan bahaya yang terus terjadi sepanjang sejarah, bahwa ada godaan yang terbesar bagi orang-orang Kristen, adalah menjadi sombong dan tinggi-hati, menganggap diri yang paling utama. Ketika kesombongan masuk di dalam hati manusia, maka anugerah yang Tuhan berikan kita anggap milik kita, sebagai kehebatan kita, dan kita menganggap diri lebih mulia daripada orang lain. Jika ini terjadi maka mulailah terjadi konflik dalam Gereja dan pekerjaan Tuhan.
Dalam buku C.S Lewis, “Mere Christianity”, ditekankan soal sexual morality, tetapi herannya dia menutup bab itu dengan kalimat, “Jangan engkau pikir bahwa dosa seksual adalah dosa yang terbesar, karena semua dosa terbesar itu bersifat spiritual (rohani/tidak kelihatan)”. Karena itu seseorang yang setiap minggu pergi ke Gereja, tetapi hatinya dingin dan merasa diri lebih suci daripada orang lain, maka orang itu lebih dekat ke neraka daripada seorang pelacur”.
Tetapi tentu seharusnya kita tidak menjadi keduanya. Tuhan marah sekali kepada orang farisi dan ahli taurat, tetapi Tuhan tidak begitu marah kepada perempuan pelacur. Orang farisi dan ahli taurat hatinya dingin dan menganggap lebih mulia daripada orang lain, dan lebih dekat kepada neraka daripada seorang pelacur. Ini menjadi peringatan bagi kita, karena kita lebih rentan terhadap dosa yang tidak kelihatan. Kita harus sadar dan mengerti karena semua hidup kita adalah anugerah Tuhan dan boleh melayani dan mengasihi satu dengan yang lain.
Di dalam Roma 12:3 Paulus melanjutkan “tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepadamu masing-masing”. Paulus menjelaskan kalimat ini dalam Roma 12: 4-8, dengan konteks Gereja sebagai tubuh Kristus. Paulus sering menggunakan tubuh Kristus sebagai gambaran untuk Gereja. Kita akan memikirkan tentang enam (6) prinsip apa artinya kita sebagai satu tubuh Kristus.
1. Yang pertama, jika kita mengerti Gereja sebagai tubuh Kristus maka kita harus mengingat bahwa kesatuan Gereja bersifat organik, seperti tubuh yang diikat secara organik. Bagian-bagian tubuh bukanlah hanya ditempel satu dengan yang lain, jari-jari bukan hanya ditempel menjadi tangan. Bukan seperti kereta api, kalau ada gerbong yang rusak, maka gerbong itu bisa dicopot dari rangkaian kereta. Tubuh itu berkait satu dengan lain secara organik, kesatuan dari tiap anggotanya lebih besar daripada bagian-bagian itu sendiri, menjadi satu sistem yang terkait satu dengan yang lain. Munculnya jari-jari tangan, jari-jari kaki munculnya dari satu sel telur yang dibuahi oleh satu sel sperma.
Dengan demikian kita boleh mengerti bahwa bukan manusia yang menjadikan kita sebagai anggota tubuh Kristus. Kita menjadi anggota tubuh Kristus, anggota Gereja yang Kudus dan Am (universal atau Katolik), anggota Gereja yang tidak kelihatan, yang ada di seluruh dunia dan merupakan tubuh Kristus, dengan Kristus sebagai kepala. Bukan kita yang bisa menjadikan kita terkait dengan tubuh Kristus yang tidak kelihatan itu, melainkan Tuhan sendiri.
Kisah para rasul menceritakan bahwa orang-orang Kristen memberitakan Injil dan dipakai Tuhan di mana-mana, dan “tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan mereka yang diselamatkan (Kisah Para Rasul 2:47)”. Yang membuat mereka menjadi bagian dari tubuh Kristus adalah karena Tuhan yang menambahkan mereka ke dalam Gereja. Setiap anggota bukan ditempelkan menjadi tubuh Kristus, tetapi setiap anggota tubuh harus mempunya relasi yang vital, hidup dengan kepala dan dengan bagian tubuh yang lain.
2. Kita boleh menyadari di dalam anggota tubuh Kristus terdapat variasi yang besar. Roma 12:4 mengatakan “Sebab sama seperti di dalam satu tubuh, mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama”. Ada perbedaan yang besar dari anggota tubuh satu dengan yang lain. Kita bersyukur dengan adanya keragaman di dalam Gereja Tuhan. Setelah Tuhan menciptakan segala sesuatu, Tuhan melihat semuanya adalah baik, Dia sendiri senang karena adanya keragaman, ada berbagai macam binatang, ada berbagai benda-benda langit, ada laki-laki dan perempuan.
Ketika Tuhan menciptakan laki-laki, Tuhan mengatakan “tidak baik manusia hidup seorang diri”, maka Tuhan kemudian menciptakan perempuan. Maka setelah itu Tuhan mengatakan sudah selesai dan Tuhan senang melihat segala ciptaan-Nya. Di dalam anggota tubuh ada keragaman yang besar, kaki bukan tangan, tangan bukan mulut. Pendeta Stephen Tong waktu memimpin suatu KKR, dia menyuruh anaknya bermain di taman, dan menyuruh dia untuk mencari dua daun yang persis sama.
Setelah itu anaknya lama mencari, dan akhirnya setelah kebaktian selesai, maka anaknya datang dengan membawa dua daun. Kedua daun itu kelihatan hampir sama persis tetapi ketika pak Tong menyuruh anaknya untuk melepaskan kedua daun itu dari tangan anaknya, baru kelihatan ternyata satu daun batangnya belok ke kanan dan yang lain batangnya belok ke kiri. Jadi tidak ada dua helai daun pun yang sama, apalagi manusia.
Segala keragaman sebenarnya berasal dari Allah Tritunggal. Allah sendiri adalah Allah Tritunggal dalam kesatuan yang mutlak. Ravi Zakharias mengatakan “Unity in Diversity in the Community of the Trinity”. Kita boleh menghargai dan menikmati keragaman satu dengan yang lain. Ada keindahan dalam keragaman karakter, ada yang suka berpikir, ada yang lucu, ada yang cepat, ada yang lambat, dsb. Tuhan menciptakan kita berbeda satu dengan yang lain.
Jangan kita ingin supaya kita sama seperti yang lain. Kita merupakan satu tubuh Kristus terkait satu dengan yang lainnya. Semuanya bertumbuh ke arah Kristus, tetapi bertumbuhnya berbeda-beda, ada pengalaman yang berbeda-beda, struktur jiwa yang berbeda-beda. Kita datang just as I am, sebagaimana Tuhan ciptakan aku, bertumbuh sesuai dengan karakter yang Tuhan berikan. Melayani satu dengan yang lain, melengkapi satu dengan yang lain dan menjadi keindahan di dalam satu tubuh Kristus.
3. Dengan perbedaan itu, kita memiliki fungsi yang berbeda-beda pula, dan setiap fungsi itu adalah fungsi yang penting. Setiap fungsi itu diperlukan di dalam satu tubuh. Kalau semua berkotbah siapa yang mendengarkan, kalau semua main piano, siapa yang menyanyi. Semua sama-sama bekerja, tetapi setiap orang berharga di mata Tuhan, melakukan fungsinya sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Ketika ada bagian tubuh yang tidak berfungsi, maka ada yang abnormal di dalam tubuh.
Dengan demikian, tidak ada anggota Gereja yang boleh tidak ada.
Setiap orang memiliki fungsi yang penting walaupun berbeda-beda. Ada yang menonjol, ada yang tidak menonjol, sesuai dengan anugerah yang Tuhan berikan. Tetapi tidak ada fungsi yang tidak penting. Kalau bagian tubuh itu tidak ada maka Gereja itu menjadi kurang normal, seperti tubuh yang kehilangan tangan atau kaki.
Kita harus menyadari setiap dari kita, kalau kita adalah anggota tubuh Kristus, maka sebenarnya kita harus berfungsi sebagaimana seharusnya. Tidak ada yang menjadi penonton, tidak ada yang tidak berfungsi. Dengan menyadari hal ini, kita harus memikirkan apa fungsi yang bisa aku kerjakan di dalam Gereja ini. Karena tidak satu anggota Gereja pun yang boleh menjadi penonton, dia harus berbagian bersama-sama untuk kebagian semua tubuh, untuk kemuliaan Tuhan.
Ketika bagian tubuh itu makin digunakan, mengerjakan apa yang Tuhan sudah berikan maka kita akan bertumbuh, dan bukan hanya itu, seluruh tubuh akan makin lebih sehat. Tetapi kalau bagian tubuh itu tidak dipakai, maka lama-lama akan menciut, tidak ada kekuatan lagi. Baiklah kita yang Tuhan berikan berbeda-beda boleh berbagian, berfungsi, karena Tuhan ingin mengembangkan jati diri kita, bukan hanya diselamatkan tetapi juga dipersatukan menjadi satu tubuh, dengan Kristus sebagai kepala. Setiap bagian tubuh penting, dan memikirkan apakah saya sudah berfungsi sebagaimana seharusnya.
gadget, otomotif, bisnis |
4. Setiap fungsi berkait dengan yang lain, dan seluruh fungsi itu berkait dengan kepala. Tidak ada satu bagian tubuh-pun yang boleh bertindak secara independent. Dia hanya bisa berfungsi, dan mempunyai arti hanya dalam kaitannya dengan bagian tubuh yang lain.
Kepala yang mengatur apa yang harus dilakukan oleh setiap anggota tubuh. Kalau ada bagian tubuh yang berjalan sendiri, maka tubuh itu sedang sakit. Karunia yang Tuhan berikan itu bukan untuk kita sendiri, tetapi karunia itu untuk digunakan demi kebaikan seluruh tubuh, untuk kemuliaan kepala yaitu Yesus Kristus.
Ketika kita mengerti bahwa setiap fungsi yang kita kerjakan harus terkait satu dengan yang lainnya, maka timbulah pertanyaan, apakah yang kita kerjakan dalam pelayanan sudah menjadi berkat bagi orang lain, bagi anggota tubuh yang lain. Apakah kehadiran kita di Gereja, sudah membentuk saudara-saudara kita, menghibur yang sedang di dalam kesulitan, menegur yang sedang melenceng dari jalan Tuhan.
5. Ketika kita memikirkan Gereja sebagai satu tubuh, maka kita mengingat bahwa setiap bagian berkontribusi di dalam total action satu tubuh. Tubuh tidak bisa melakukan sesuatu tanpa keikutsertaan setiap anggota tubuh. Di dalam menyampaikan khotbah, mulut digunakan untuk bersuara, tetapi diperlukan juga dada untuk bernafas, kaki untuk berdiri, dan mata untuk melihat. Setiap anggota tubuh berbagian di dalam total action yang dilakukan oleh tubuh.
Di dalam mengumpulkan janji iman untuk pembangunan Gereja, biarlah kita semua berbagian. Yang diberkati banyak bisa memberi banyak, yang di beri sedikit bisa juga berbagian walaupun tidak banyak, sesuai dengan tuntutan iman yang Tuhan berikan kepada kita. Kita harus berbagian dalam persembahan dengan sungguh-sungguh. Allah berkuasa dalam semuanya, tetapi Dia ingin agar kita berbagian dalam seluruh perkerjaan yang dikerjakan oleh Gereja sebagai satu tubuh Kristus.
Ketika kita mengerti bahwa Gereja itu adalah satu tubuh Kristus, maka kita boleh mengerti kalau ada kegagalan satu bagian tubuh, maka dia akan mempengaruhi seluruh tubuh. Bagian apapun yang terkena penyakit, maka akan berdampak ke seluruh tubuh. Sebagai ilustrasi, ada seorang yang sedang berjalan sambil bersiul dan merajut. Saat tangannya tertusuk jarum, maka mulut berhenti bersiul, mata berhenti melihat yang lain, kaki berhenti berjalan, semua berhenti dan melihat ke jari yang tertusuk, karena semuanya terkait sebagai satu tubuh. Apalagi kalau jari itu terinfeksi, maka seluruh tubuh bisa terkena demam dan terkena panas ke seluruh tubuh.
6. Ketika kita mengerti bagian ini, aplikasinya adalah:
Pertama, biarlah setiap kita harus make sure bahwa tidak ada penyakit rohani di dalam hidup kita. Biarlah kita make sure bahwa hidup kita berkenan dan memuliakan Tuhan, sesuai dengan kebenaran Tuhan, tidak mempunyai sakit rohani. Karena kalau ada sakit rohani maka bukan hanya menyusahkan seseorang tetapi menyusahkan seluruh tubuh Gereja. Jangan membiarkan dosa masuk ke dalam hidup kita, jangan membiarkan kesombongan and kebohongan merasuki kita, karena itu bisa mempengaruhi seluruh Gereja.
Kedua, kalau ada yang jatuh di dalam dosa, baiklah kita sebagai bagian tubuh lain mengobati bagian yang sakit. Kalau kita tahu ada saudara kita yang jatuh atau hidup di dalam dosa, kita bisa menegur dia, mendorong dia untuk bertobat, mengangkat dia kembali kepada kebenaran.
Ketika semua sehat, maka sebenarnya begitu banyak yang bisa kita kerjakan, semua bisa berbagian, mengembangkan relasi yang vital dengan Kristus. Tidak memikirkan apa yang menjadi keuntunganku, mengapa aku tidak dimuliakan, mengapa aku tidak dihargai, tetapi memikirkan kepentingan seluruh Gereja.
Kalau setiap bagian mengerjakan tugasnya dengan baik maka Tuhan mengizinkan kita untuk berperan dalam pekerjaan Tuhan yang besar. Kita bersatu hati, mendorong satu dengan yang lain, menghibur, mendukung satu dengan lain, membuat perkerjaan Tuhan menjadi indah.
Biarlah ini boleh mendorong kita dalam aplikasi kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan di dalam Gereja, di dalam pengertian kebenaran yang Tuhan nyatakan dengan contoh tubuh. Suatu keindahan yang mengajarkan satu relasi di antara kita, seluruhnya terkait satu dengan yang lain. Sebagai satu tubuh melayani satu dengan yang lain, menegur, mengajar, mendorong, dan membangun satu dengan yang lain. ROMA 12:3-8 (6 PRINSIP ARTI SEBAGAI SATU TUBUH KRISTUS). AMIN.