1 SAMUEL 13:15-14:23 (KEMENANGAN ISRAEL DAN TINDAKAN SAUL)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
1 SAMUEL 13:15-14:23 (KEMENANGAN ISRAEL DAN TINDAKAN SAUL)
I) Perimbangan kekuatan Israel - Filistin.

1) Pasukan Saul tinggal 600 orang (1 Samuel 13:15).

Sekalipun memang masih ada pasukan yang bersama dengan Yonatan, tetapi ini tentu tidak terlalu banyak. Bdk. 11:8 yang menunjukkan bahwa tadinya pasukannya berjumlah 330.000 orang. Ini tentu sangat mengecilkan hati!

Penerapan: kalau jumlah jemaat suatu gereja menurun, apalagi menurun drastis, maka itu tentu mengecilkan hati. Tetapi renungkan peristiwa dalam cerita Kitab Suci hari ini. Sekalipun pasukannya menurun, tetapi nanti toh mengalami kemenangan.

2) Adanya kelompok penjarah dari pihak Filistin (1 Samuel  13:17).

Hal ini diceritakan mungkin untuk menunjukkan ketidakmampuan tentara Saul yang cuma sedikit itu untuk mengamankan negerinya.

Tidak usah diragukan bahwa dalam penjarahan itu bisa terjadi pemukulan, pembunuhan, pemerkosaan dsb. Karena itu, bisa dibayangkan bagaimana perasaan tentara Saul yang sedang perang, kalau ternyata rumahnya / keluarganya dijarah oleh orang Filistin.

Jelas bahwa ini merupakan problem yang besar bagi Israel.

3) Israel tidak mempunyai pandai besi, pedang / tombak (1 Samuel  13:19-22).

Para pandai besi telah dibunuhi atau telah ditangkapi (bdk. 2Raja-raja 24:14 Yeremia 24:1 Yeremia 29:2).

Bagian ini tidak boleh dialegorikan, misalnya dengan mengatakan bahwa pedang menggambarkan Firman Tuhan! Ini adalah cerita sejarah yang bersifat hurufiah, bukan lambang!

Kalau mereka tidak punya pedang ataupun tombak, lalu apa senjata mereka dalam perang? Mungkin panah (ujungnya dari batu), dan ali-ali. Tetapi semua ini senjata untuk jarak jauh.

Ini jelas menambah rasa takut mereka dalam perang tersebut. Tetapi sebetulnya mereka bisa beriman seperti Yonatan dalam 1 Samuel  14:6.

Tuhan membiarkan mereka ditindas seperti itu, mungkin sebagai hukuman / hajaran karena mereka menolak Tuhan dengan meminta seorang raja, dan mereka mengandalkan raja itu (8:4-7,19-20).

Bagian ini diceritakan di sini untuk menunjukkan bahwa kemenangan nanti betul-betul karena pekerjaan / berkat Tuhan (bdk. 1 Samuel  14:23).

II) Kemenangan Israel.

1) Kepahlawanan Yonatan.

a) Yonatan maju tanpa memberitahu kepada Saul (1 Samuel  14:1).

Sebetulnya tindakan Yonatan ini bertentangan dengan hukum perang, karena dalam perang tidak boleh ada tentara yang melakukan sesuatu tanpa diketahui oleh panglima. Tetapi mungkin sekali di sini ia melakukan hal itu dibawah pimpinan Tuhan.

b) Yonatan mengajak bujangnya menyeberang untuk mendekati pasukan Filistin (14:6a).

Ia menyebut orang Filistin dengan sebutan ‘orang-orang yang tidak bersunat’. Ini bukan sekedar makian, tetapi ini mengingatkan bahwa kontras dengan orang-orang Filistin itu, mereka (Israel) adalah orang yang bersunat. Ini mengingatkan pada perjanjian (covenant) antara Tuhan dengan mereka, dan bahwa mereka adalah umat Allah, dan ini berfungsi untuk menguatkan iman.

Penerapan: kalau dalam perang rohani ini saudara merasakan bahwa segala sesuatu itu kacau, ingatlah bahwa saudara adalah anak-anak Allah. Mungkinkah Tuhan membiarkan anak-anakNya kalah / hancur?

c) Yonatan berkata: “Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang” (14:6b).

Ada beberapa hal yang perlu disoroti dari kata-kata ini:

· Yonatan yakin Allah mampu menolong, tetapi ia tidak yakin bahwa Allah mau menolong pada saat itu. Karena itu ia menggunakan kata ‘mungkin’. Bdk. Matius 8:2 Daniel 3:17-18 (untuk ayat ini lihat terjemahan Inggris karena terjemahan Indonesia salah).

Ini berbeda dengan ‘iman’ dari banyak orang Kharismatik, yang bukan hanya percaya bahwa Tuhan bisa, tetapi juga bahwa Tuhan pasti mau. Mereka lupa bahwa rencana dan pemikiran Allah seringkali sangat berbeda dengan rencana dan pemikiran manusia (Yesaya 55:8-9).

· Kalau Tuhan mau menolong, tidak sukar bagiNya untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.

Illustrasi: dalam matematik kita tahu bahwa 1 + ~ = ~. 1000 + ~ = ~.

Bdk. 1Korintus 1:27-28. Juga ingat cerita Gideon yang tentaranya dikurangi dari 30.000 orang sampai tinggal 300 orang (Hak 7:2-7).

Bagaimanapun buruknya keadaan, bagi Tuhan itu bukanlah keadaan tanpa harapan. Kalau Ia mau, dalam sekejap mata Ia bisa membalikkan menjadi keadaan yang baik. Karena itu dalam segala keadaan, berharaplah kepada Dia!

· Sekalipun Yonatan yakin Tuhan bisa menolong sekalipun dengan sedikit orang, tetapi ia tetap mengajak bujang pembawa senjatanya. Iman tidak bertentangan dengan usaha, selama kita tidak bersandar kepada usaha kita itu tetapi kepada Allah!

d) Bujang pembawa senjata itu sepakat dengan usul Yonatan (1 Samuel  14:7).

Ini adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam perang: kesepakatan / kesehatian. Gereja yang ingin maju / menang, harus memperhatikan, mengusahakan dan mendoakan kesehatian di antara mereka, dan pada saat yang sama membereskan segala perpecahan, keretakan, atau permusuhan!

e) Yonatan meminta tanda dari Tuhan (1 Samuel  14:8-10).

Bandingkan dengan hamba Abraham dalam Kejadian 24:12, dan Gideon dalam Hak 6:36-40.

Beberapa hal yang harus diperhatikan:

· Dalam ketiga contoh di atas permintaan tanda selalu bersifat specific / tertentu. Jangan meminta pimpinan Tuhan dengan berdoa seperti ini: Tuhan kalau memang Engkau menghendaki saya melakukan hal ini berilah saya tanda (tanpa spesifikasi tanda apa yang ia inginkan). Mengapa? Karena kalaupun saudara menerima tanda, saudara tidak bisa yakin itu dari Tuhan atau bukan. Bisa juga terjadi sesuatu yang saudara kira sebagai tanda dari Tuhan padahal bukan.

· Kita tidak boleh meminta tanda dengan cara memojokkan / membatasi Tuhan (baik itu kita sadari atau tidak). Yang saya maksudkan dengan ‘tanda yang memojokkan / membatasi Allah’ itu bukanlah tanda yang sukar / tak masuk akal, tetapi kalau kita baik secara langsung / sadar maupun secara tak langsung / tak sadar, meminta: Tuhan, kalau Engkau menghendaki jalan yang ini, muluskan jalannya.

Misalnya: seseorang yang sedang jatuh cinta berdoa minta tanda: ‘Tuhan kalau memang ini jodoh darimu, tolong supaya bukan hanya si dia saja yang mau dengan saya, tetapi juga seluruh keluarganya menerima dan menyenangi saya’.

Bagaimana kalau itu memang jodoh dari Tuhan, tetapi Tuhan menghendaki saudara mengalami kesukaran dengan keluarganya?

· Kalau kita mau meminta tanda, sebaiknya kita meminta tanda yang berpadanan dengan kehendak Tuhan yang sedang digumulkan itu.

Contoh: seorang kristen yang jatuh cinta kepada orang yang belum bertobat, lalu minta tanda: ‘Tuhan kalau itu memang jodoh dariMu, tolong pertobatkan dia’. Tanda ini berpadanan dengan kehendak Tuhan karena Tuhan tidak mungkin menginginkan pernikahan orang kristen dengan orang non kristen (2Kor 6:14).

· Perlu diingat bahwa dalam jaman Kitab Sucipun Tuhan tidak selalu mau memberi tanda! Bdk. Mat 12:38-39 Matius 16:1-4 1Korintus 1:22-23. Apalagi pada jaman sekarang!

Richard L. Strauss dalam bukunya yang berjudul ‘How to really know the will of God’, hal 132, berkata sebagai berikut:

“Scripture relates no instance of a believer seeking the will of God through signs after the day of Pentecost. Today we have the permanent indwelling of the Holy Spirit and the completed revelation of Scripture. We have no need for signs. To devise specific stipulations and to demand them of God is to reduce God to our mold, to make him after our own image, to create our own God. Let God be God! He must be free to deal with us as he pleases” (= Kitab Suci tidak menceritakan satu kejadianpun tentang seorang percaya yang mencari kehendak Allah melalui tanda-tanda setelah hari Pentakosta. Pada jaman ini kita dihuni secara tetap oleh Roh Kudus dan kita mempunyai wahyu Kitab Suci yang lengkap. Kita tidak membutuhkan tanda-tanda. Memikirkan syarat / ketentuan tertentu dan menuntutnya dari Allah sama dengan merendahkan Allah pada pembentukan kita, membuat Ia sesuai gambar kita, menciptakan Allah kita sendiri. Biarlah Allah menjadi Allah. Ia harus bebas memperlakukan kita sesuai kehendakNya).

f) Tuhan memberikan tanda sesuai keinginan Yonatan.

Waktu Yonatan memperlihatkan diri, ternyata orang Filistin itu berkata: ‘Naiklah ke mari ...’ (1 Samuel  14:12). Berdasarkan permintaan tanda tadi, ini berarti bahwa Tuhan akan menyerahkan orang-orang Filistin itu, dan karenanya Yonatan dan bujangnya naik dan membasmi orang-orang Filistin itu (14:12b-14).

g) Kekalahan di pihak Filistin itu menimbulkan kegentaran / kepanikan di kalangan Filistin (1 Samuel  14:15-16).

· 1Samuel 14:15 - “Lalu timbullah kegentaran di perkemahan, di padang dan di antara seluruh rakyat. Juga pasukan pengawal dan penjarah-penjarah itu gentar, dan bumi gemetar, sehingga menjadi kegentaran yang dari Allah”.

Bagian yang saya garisbawahi oleh NIV diterjemahkan sebagai kalimat baru, dan diterjemahkan: ‘It was a panic sent by God’ (= Itu adalah kepanikan yang dikirimkan oleh Allah).

· 1Sam 14:16b: ‘orang ramai seperti ombak berjalan ke sana ke mari’.

RSV: ‘the multitude was surging hither and thither’ (= orang banyak itu bergerak seperti ombak / air ke sana ke mari).

NASB: ‘the multitude melted away; and they went here and there’ (= orang banyak itu perlahan-lahan kabur; dan mereka pergi ke sini dan ke sana).

NIV: ‘the army melting away in all directions’ (= tentara itu perlahan-lahan kabur ke segala arah).

KJV: ‘the multitude melted away, and they went on beating down one another’ (= orang banyak itu perlahan-lahan kabur; dan mereka mulai saling memukul satu sama lain).

2) Tindakan Saul (1 Samuel  14:16-23).

a) Kekacauan di pihak tentara Filistin terlihat oleh peninjau-peninjau Saul (14:16), dan ini menyebabkan Saul menyuruh memeriksa siapa orang yang menyebabkan semua itu, dan lalu didapati bahwa Yonatan dan pembawa senjatanya tidak ada (14:17).

Sekalipun Saul sebetulnya bukanlah pengecut, tetapi dalam perang kali ini ia tidak melakukan apa-apa selain menimbulkan problem dan mencari kesalahan. Tentang menimbulkan problem dan mencari kesalahan ini, akan terlihat lebih jelas dalam kontex yang akan datang, dimana ia menyuruh rakyatnya bersumpah untuk tidak makan apa-apa (14:24) dan mau menghukum mati Yonatan yang melanggar sumpah itu tanpa sengaja (14:43-44).

b) Saul lalu minta petunjuk kepada Tuhan (1 Samuel  14:18-19).

· ‘baju efod’ (14:18). Ini diambil dari LXX / Septuaginta.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the ark of God’ (= tabut Allah).

Mungkin di sini ada kesalahan pada pengcopyan awal, karena ‘tabut Allah’ tidak pernah digunakan untuk mencari kehendak Allah, tetapi ‘baju efod’ memang dipakai untuk tujuan itu (Keluaran 28:28-30).

Tindakan minta petunjuk Tuhan ini jelas merupakan tindakan yang baik, tetapi tidak jelas petunjuk apa yang diminta oleh Saul.

· tetapi sementara Saul berusaha mencari kehendak Tuhan itu, keributan di perkemahan Filistin makin bertambah, dan Saul lalu berkata kepada imam Ahia: ‘Biarlah’ (14:19). Ini salah terjemahan!

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘Withdraw thine / your hand’ (= tariklah ta-nganmu).

Rupanya karena keributan menjadi makin hebat, Saul lalu membatalkan perintah kepada imam untuk menanyakan kehendak Tuhan. Ini lagi-lagi menunjukkan sikap terburu-buru / tidak sabar dari Saul.

Penerapan:

* dalam Saat Teduh lalu ada keributan, dan kita berhenti Saat Teduh / doa.

* banyak orang bergumul mencari kehendak Tuhan, tetapi karena waktu / keadaan mendesak, mereka lalu menghentikan usaha mencari kehendak Tuhan itu, dan berjalan tanpa pimpinan Tuhan.

Misalnya: seseorang bergumul tentang jodoh. Tetapi karena usia yang makin banyak, dan keluarga yang mendesak untuk cepat-cepat kawin, maka akhirnya ia berjalan tanpa pimpinan Tuhan.

c) Saul dan orang-orangnya berkumpul dan pergi ke perkemahan orang Filistin dan melihat orang Filistin berperang / saling membunuh satu sama lain (1 Samuel  14:20). Mungkin ini terjadi karena Tuhan membutakan mata mereka atau mengacaukan pikiran mereka sehingga mereka bingung yang mana kawan dan yang mana lawan (bdk. Hak 7:22 2Taw 20:23).


Jelas bahwa tadinya dalam 1 Samuel 14: 16 itu (lihat point II,1,g di atas) tidak mungkin mereka semburat ke semua jurusan, karena kalau demikian bagaimana mereka sekarang bisa dikatakan saling membunuh?

3) Bergabungnya para pengkhianat dan pengecut (1 Samuel  14:21-22).

a) 1 Samuel 14: 21 menceritakan tentang para pengkhianat Israel, yang tadinya bahkan berperang di pihak Filistin. Ada yang menduga bahwa ini adalah orang-orang yang tadinya dijadikan budak, dan mungkin lalu dipaksa ikut perang. Apapun yang terjadi, mereka tidak seharusnya berperang di pihak Filistin. Pada saat ini dikatakan bahwa mereka berbalik dan bergabung dengan Israel yang bersama dengan Saul dan Yonatan (14:21).

b) 1 Samuel 14: 22 menceritakan tentang para pengecut Israel yang tadinya lari ke pegunungan untuk bersembunyi. Sebetulnya melihat keadaan pasukan Israel yang buruk, mereka tidak boleh lari tetapi mestinya berusaha ikut memperbaiki. Tetapi para pengecut ini tidak mempunyai kesetiaan dan keberanian untuk melakukan hal itu, sehingga mereka lalu lari ke pegunungan untuk bersembunyi. Setelah mendengar bahwa orang Filistin telah lari, para pengecut ini lalu bergabung (14:22).

Penutup / kesimpulan.

1) Kemenangan itu diberikan oleh Tuhan (1 Samuel  14:23).

Karena itu dalam berperang kita harus selalu beriman kepada Tuhan, dan juga bersandar kepada Tuhan dengan banyak berdoa.

2) Dalam perang rohani, bisa ada golongan-golongan yang sama seperti dalam cerita hari ini, yaitu:

a) Ada golongan yang sungguh-sungguh perang sambil bersandar kepada Tuhan. Ini seperti Yonatan dan bujang pembawa senjatanya.

b) Ada golongan yang sebetulnya siap perang, tetapi tidak melakukan apa-apa, dan sebaliknya cuma menimbulkan problem dan mencari kesalahan. Ini seperti Saul.

c) Ada golongan pengkhianat dan pengecut.

· Yang termasuk pengkhianat misalnya orang kristen yang rela pindah agama demi keamanan dan kenikmatan hidup mereka sendiri. Ini sama dengan Yudas, dan orang-orang Israel dalam 1 Samuel  14:21 ini! Orang seperti ini hendaknya mengingat kata-kata Yesus dalam Matius 10:32-33!

· Yang termasuk pengecut misalnya orang kristen yang sekalipun tidak pindah agama, tetapi takut untuk berperang / melayani. Pada waktu gereja kacau, mestinya mereka ini berusaha untuk ikut membereskan, tetapi mereka memilih enaknya dan meninggalkan tanggung jawab. Ini seperti orang Israel dalam 14:22.

Renungkan: saudara seperti golongan yang mana?

Ingat bahwa sekalipun kemenangan tergantung Tuhan, tetapi kita semua wajib berusaha menjadi seperti Yonatan (golongan a)! Maukah saudara? Kiranya Tuhan menolong saudara untuk meniru Yonatan.
-AMIN-
Next Post Previous Post