KRISTUS DISALIBKAN DENGAN TELANJANG

Pdt. Esra Alfred Soru, MPdK.
KRISTUS DISALIBKAN DENGAN TELANJANG
gadget, bisnis, otomotif
KRISTUS DISALIBKAN DENGAN TELANJANG. Hari ini kita akan mempelajari satu peristiwa lain yang juga dialami / terjadi pada Kristus saat ia disalib. Mari kita perhatikan sejumlah teks Alkitab berikut ini :

Matius 27:35 - “Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaianNya dengan membuang undi”.

Markus 15:24 - “Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaianNya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing”.

Lukas 23:34b - “Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaianNya”.

Tiga ayat ini menunjukkan bahwa pada saat Yesus disalibkan, para prajurit yang menyalibkan-Nya membagi-bagi pakaian-Nya. Tetapi kalau kita memperhatikan catatan Injil Yohanes, ternyata yang diambil dan dibagi-bagi oleh para prajurit itu bukan hanya pakaian tetapi dikatakan juga jubah.

Yohanes 19:23 - Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian- Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah- Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

Hanya saja dalam ayat itu kata “jubah” merupakan terjemahan yang salah. Kata Yunani yang diterjemahkan “jubah” di sini adalah “KHITONA” yang bukan berarti jubah (karena jubah sering dimengerti sebagai pakaian luar) tetapi artinya adalah pakaian dalam.

Note : Pakaian dalam orang Yahudi berbeda dengan pakaian dalam kita; pakaian dalam mereka bisa dipakai untuk pergi ke luar tanpa jubah.

Jadi arti dari Yohanes 19:23 seharusnya berbunyi demikian :

Yohanes 19:23 - Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian- Nya (pakaian luar) lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan pakaian dalam-Nya juga mereka ambil. Pakaian dalam itu itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

Bandingkan dengan sejumlah terjemahan berikut :

NIV - When the soldiers crucified Jesus, they took his clothes (pakaian), dividing them into four shares, one for each of them, with the undergarment (pakaian dalam) remaining. This garment was seamless, woven in one piece from top to bottom.

Di sini NIV menerjemahkan kata pertama dan kedua dengan tepat tetapi kata ketiga diterjemahkan‘garment’ (pakaian). Ini aneh, karena dalam bahasa Yunani kata kedua dan ketiga adalah sama.

NASB – Then the soldiers, when they had crucified Jesus, took His outer garments(pakaian luar) and made four parts, a part to every soldier and also the tunic (pakaian dalam); now the tunic (pakaian dalam) was seamless, woven in one piece.

LITV - Then when they crucified Jesus, the soldiers took His garments (pakaian) and made four parts, a part to each soldier, also the tunic (pakaian dalam). And the tunic (pakaian dalam) was seamless, woven from the top throughout.

Ini adalah terjemahan yang tepat karena dalam bahasa Yunaninya kata pertama menggunakan kata “HIMATIA” dan kata kedua dan ketiga menggunakan kata “KHITONA”. Para penafsir seperti Adam Clarke dan beberapa yang lain mengatakan bahwa “HIMATIA” menunjuk pada pakaian / jubah luar, sedangkan “KHITONA” menunjuk pada pakaian dalam.

William Hendriksen - Ini (“KHITONA”) adalah pakaian yang dipakai persis setelah kulit (menempel pada kulit dari si pemakai).

Apa arti semuanya ini? Artinya adalah pada saat Yesus disalibkan, para prajurit itu mengambil pakaian (luar)-Nya lalu membaginya menjadi 4 bagian dan mereka mengambil juga pakaian dalam-Nya. Jikalau pakaian luar dan pakaian dalam diambil semua oleh para prajurit itu, maka Yesus pasti disalibkan dalam keadaan telanjang.

Matthew Poole - Saya tidak melihat dasar dari mereka yang mengatakan bahwa dalam kasus-kasus seperti itu mereka (para prajurit) hanya melepaskan jubah luar dari orang hukuman itu. Penceritaan Yohanes kelihatannya menentang hal ini; ia berkata : pakaian dalam-Nya (juga dilepaskan).

Pulpit Commentary - Secara tidak langsung dikatakan bahwa tubuh-Nya terbuka dan telanjang pada salib.

Apakah ia memang disalibkan dalam keadaan “telanjang bulat” ataukah masih ditinggalkan sehelai kain yang menutupi kemaluan-Nya, tidak ada kejelasan tentang itu walaupun William Barclay mengatakan bahwa biasanya ada sehelai kain kecil untuk menutupi kemaluan orangyang tersalib. Seandainya benar demikian, tetap itu dianggap sebagai telajang karena kain itu sama sekali tidak memadai.

Karena itu dengan tepat kita dapat mengatakan bahwa Yesus disalibkan dalam keadaan telanjang. Ini jelas adalah sesuatu yang sangat memalukan di mana Ia ditelanjangi dan menjadi tontonan semua orang yang melihat-Nya. Terkait dengan penelanjangan Kristus ini, ada 3 (TIGA) hal yang akan saya bahas :

I. PENELANJANGAN KRISTUS INI ADALAH PENGGENAPAN NUBUATAN KITAB SUCI.

Satu hal yang harus menjadi perhatian kita adalah hampir semua yang Kristus alami di atas kayu salib adalah jawaban terhadap nubuatan Kitab Suci. Misalnya :

Ia disalibkan di antara 2 orang penjahat.

Matius 27:38 - Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.

Ini adalah jawaban nubuatan dalam Yesaya 53:12.

Yesaya 53:12 - “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang…”

Pada waktu Ia disalibkan, kaki dan tangan-Nya dipaku.

Ini adalah jawaban terhadap nubuatan dalam Mazmur 22:17.

Mazmur 22:17 - Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.

Di atas kayu salib, Ia dihina, diolok-olok dan diejek oleh banyak orang.

Matius 27:39,41-43 - (39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala (41) Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: (42) ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya. (43) Ia menaruh harapanNya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepadaNya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah.’

Ini adalah jawaban terhadap nubuatan dalam Maz 22:7-9 dam Yesaya 53:3.

Mazmur 22:7-9 – (7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. (8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: (9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?"

Yesaya 53:3 - Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan

Posisi tubuh-Nya di atas salib yang tidak alamiah membuat sejumlah sendi tangan/dada-Nya terlepas.

Ini menggenapi nubuatan dalam Mazmur 22:15.

Mazmur 22:15 - Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku.

Dari atas salib Ia berseru “Eli-Eli lama Sabakhtani”

Matius 27:46 - “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Ini menggenapi nubuatan dalam Mazmur 22:2 :

Mazmur 22:2 - Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.

Dari atas salib ia berdoa untuk musuh-musuh-Nya.

Lukas 23:34 - Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’….”

Ini adalah jawaban terhadap nubuatan dalam Yesaya 53:12.

Yesaya 53:12 - “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut …. sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak”.

Di atas salib Ia mengalami kehausan yang hebat.

Yohanes 19:28 - Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!"

Ini adalah jawaban terhadap nubuatan dalam Mazmur 22:16.

Mazmur 22:16 - kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.

Di atas salib Ia sempat diberikan anggur asam.

Matius 27:48 - Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum.

Ini adalah jawaban terhadap nubuatan dalam Maz 69:22b.

Mazmur 69:22b - ‘pada waktu aku haus mereka memberi aku minum anggur asam’.

Pada saat para prajurit hendak mematahkan kaki 2 penjahat yang lain, mereka melihat Yesus sudah mati dan karena itu mereka tidak mematahkan kaki-Nya.

Yohanes 19:33 - tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya

Ini juga adalah jawaban terhadap nubuatan sebagaimana ditegaskan ayat 36 :

Yohanes 19:36 - Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan."

Tetapi nubuatan yang mana? Ada yang mengatakan Mazmur 34:1.

Mazmur 34:21 - Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah.

Tapi banyak penasfir menolak karena konteksnya (lihat ayat 20 : Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu) bukan kristus tetapi orang benar / orang percaya.

Kebanyakan penafsir lebih setuju itu menunjuk pada aturan tentang domba Paskah (Passover Lamb)

Keluaran 12:46 - “Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh kaubawa sedikitpun dari daging itu keluar rumah; satu tulangpun tidak boleh kamu patahkan”.

Bilangan 9:12 - “Janganlah mereka meninggalkan sebagian dari padanya sampai pagi, dan satu tulangpun tidak boleh dipatahkan mereka. Menurut segala ketetapan Paskah haruslah mereka merayakannya”.

Kedua ayat ini memberi peraturan tentang domba Paskah (Passover Lamb), di mana tulangnya tidak boleh dipatahkan, dan domba Paskah ini adalah TYPE / gambaran dari Kristus.

1 Korintus 5:7 - Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus”.

Dari semuanya ini terlihat bahwa semua yang dialami Kristus di atas salib tidak ada yang kebetulan. Semuanya telah diatur oleh Allah. Lalu bagaimana dengan pakaian- Nya yang diundi dan dengan demikian menelanjangi Dia? Ini pun sudah dinubuatkan Kitab Suci. Perhatikan catatan Injil Yohanes

Yohanes 19:23-24 - “(23) Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaianNya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian - dan jubahNya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. (24) Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.’ Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Mereka membagi-bagi pakaianKu di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubahKu.’ Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu”.

Jadi Yohanes mengatakan bahwa peristiwa itu adalah penggenapan atas nubuatan Kitab Suci. Nubuatan yang mana? Maz 22:19.

Mazmur 22:19 - Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku”.

Ini tentu adalah sesuatu yang menarik dan unik! Para prajurit itu melakukan keinginan mereka sendiri, tanpa ada yang memaksa mereka. Mereka benar-benar bebas di dalam tindakan-Nya itu tetapi anehnya semua yang mereka lakukan sejalan dengan apa yang yang ditetapkan Allah. Biarlah ini membuka mata orang-orang yang selalu menolak doktrin “Providence of God” (Allah menetapkan segala sesuatu) dengan alasan bahwa itu akan membuat manusia kehilangan kebebasannya / menjadikan manusia seperti robot. Fakta yang sudah kita lihat dengan jelas menunjukkan bahwa kebebasan manusia bisa berjalan beriringan dengan ketetapan Allah dan itu tidak harus dilihat sebagai kontradiksi. Para prajurit itu melakukan semua tindakan mereka secara bebas tetapi pada saat yang bersamaan ketetapan Allah berlangsung. Bandingkan :

Kisah Para Rasul 4:27-28 – (27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.

Charles Spurgeon - Tanpa menyadari nubuat kuno, tetapi dalam kesesuaian sepenuhnya dengan predestinasi ilahi, tentara-tentara ini melakukan tepat sesuai dengan rencana kekal dari Allah. Adalah sangat ajaib / luar biasa bagaimana, dalam prakteknya, kebebasan manusia cocok persis dengan predestinasi Allah. Kita tidak perlu menanyakan bagaimana bisa demikian, tetapi kita bisa mengagumi bahwa hal itu memang demikian.... Hendaklah kita dengan hormat memuja seluruh pola dari providensia dengan mana rencana yang tertentu / tetap dari Allah dilaksanakan dalam setiap titik dan hal yang terkecil, sementara kebebasan manusia dibiarkanbebas. (‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol. 4, hal 349).

Ini juga sekaligus membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Jikalau Alkitab hanya buku biasa karangan manusia, bagaimana mungkin para penulis Alkitab bias meramalkan dengan tepat dan begitu detail dari semua hal yang akan terjadi ratusan bahkan ribuan tahun setelahnya? Ada yang mengatakan bahwa ini bukanlah suatu keajaiban. Mereka mengatakan bahwa Yesus memang sudah membaca nubuatan-nubuatan itu dalam Kitab Suci dan karena itu Ia sengaja mencocok-cocokkan diri-Nya dengan nubuatan-nubuatan itu supaya orang percaya bahwa Ia adalah Mesias. Tetapi ini adalah omongan yang bodoh. Yesus bisa saja melakukan hal-hal tertentu supaya cocok dengan nubuatan-nubuatan tentang Mesias tetapi Ia tidak mungkin merekayasa tindakan-tindakan yang dilakukan orang lain terhadap diri-Nya seperti misalnya pemberian minum anggur asam atau perampasan dan pengundian terhadap pakaian-Nya. Itu mustahil! Karena itu harus diterima bahwa itu adalah sebuah keajaiban dan itu membuktikan bahwa Kitab Suci sekalipun ditulis oleh manusia-manusia biasa, tetapi semuanya bersumber dari Tuhan. Tuhanlah yang memberitahukan semuanya kepada mereka untuk dicatat.

Fakta bahwa apa yang dialami Kristus itu sudah dinubuatkan sebelumnya juga membuktikan bahwa sesungguhnya penyaliban terhadap Kristus adalah bagian dari rencana kekal Allah.

1 Petrus 1:18-20 – (18) “…kamu telah ditebus…bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. (20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diriNya pada akhir”.

Jadi Ia tersalib bukan karena sebuah kecelakaan. Ia tersalib bukan karena sebuah musibah yang tidak diprediksi. Ia tersalib karena demikian rencana Allah untuk penebusan dosa kita.

Roma 3:25 - Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. …”.

II. PENELANJANGAN KRISTUS INI MENUNJUKKAN BETAPA BEJADNYA MANUSIA BERDOSA.

Penelanjangan Kristus ini menunjukkan betapa bejadnya manusia berdosa. Kebejadan manusia berdosa ini diwakili oleh para prajurit yang menelanjangi Dia. Perhatikan apa yang mereka lakukan.

Lukas 23:34b - “Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaianNya”. Mengapa mereka harus membuang undi? Perhatikan keterangan dari Barclay :

William Barclay – Setiap orang Yahudi memakai 5 potong barang – sepatu, ikat kepala, ikat pinggang, baju dan jubah luar. Ada 4 serdadu dan ada 5 potong barang.

Mereka membuang undi, masing-masing mendapat bagiannya, tapi baju masih sisa. Baju itu tidak berjahit dan merupakan satu potongan kain yang utuh. Kalau kain itu dipotong 4 bagian akan membuat kain itu tidak berguna lagi, maka mereka membuang undi sekali lagi untuk mengetahui siapa yang akan mendapatkannya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Yohanes 8-21, hal. 394-395)

Jadi di atas salib Yesus sementara menderita kesengsaraan yang hebat, tetapi dekat salib itu para prajurit itu sibuk dengan urusan mereka sendiri tanpa peduli sama sekali pada-Nya. Mereka acuh tak acuh saja pada penderitaan-Nya.

William Barclay – Tidak ada gambaran yang begitu jelas menunjukkan sikap masa bodoh dunia terhadap Kristus. Di kayu salib Kristus sedang mati disertai penderitaan yang terdalam, dan di kaki salib para serdadu membuang undi seolaholah apa yang terjadi di kayu salib itu bukan apa-apa. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Yohanes 8-21, hal. 395-396).

Dan sesungguhnya ini adalah gambaran dari kehidupan manusia berdosa. Kristus sudah menderita dengan begitu hebat sampai mati di kayu salib, tetapi ada banyak orang, bahkan orang-orang yang kelihatannya begitu dekat dengan salib (beragama Kristen) tetapi tetap bersikap masa bodoh / acuh tak acuh terhadap Dia. Contoh tentang ini adalah suatu hari Penginjil Billy Graham menemui artis Marilyn Monroe dan berkata kepadanya : “Roh Tuhan telah mengutusku untuk memberitakan Injil kepadamu!” Tetapi Marilyn Monroe menjawabnya : “Aku tidak memerlukan Yesusmu!” Orang-orang seperti ini pada dasarnya tidak beda dengan para prajurit Romawi itu.

Saudara juga bisa berbuat seperti itu, kalau setelah mendengar Injil, saudara tetap bersikap acuh tak acuh / tak peduli terhadap Yesus! Saudara mungkin peduli terhadap gereja, pendeta, orang Kristen yang lain, dsb, tetapi kalau saudara tidak peduli terhadap Kristusnya sendiri, maka saudara tidak terlalu berbeda dengan para prajurit itu.

Ada sebuah kisah nyata di Georgia dari seorang penjaga rel kereta api. Tuganya sehari-hari adalah mengangkat rel kereta api yang membentang disebuah sungai besar apabila ada kapal-kapal yang akan melintasi sungai itu dan menurunkan rel kereta api kalau ada kereta api yang akan lewat di sana. Suatu hari ia pergi bertugas bersama anak laki-laki semata wayangnya. Sementara ia sibuk mengurusi pekerjaannya, anak lelakinya itu terus bermain di sekitar wilayah itu. Tiba-tiba ia mendapat informasi bahwa kereta api akan segera lewat. Ia pun bersiap-siap untuk menurunkan jembatan rel itu agar kereta api itu bisa lewat tetapi betapa kagetnya dia ternyata anaknya sementara berman persis pada posisi di mana rel kereta api itu harus diturunkan. Ia mau menolong anaknya dulu dan kemudian baru menurunkan rel kereta api itu tetapi waktu tidak memungkinkan lagi. Kalau ia melakukan itu bisa dipastikan kereta api itu akan tercebur ke dalam sungai dan ratusan atau ribuan orang akan mati. Tetapi kalau ia memasang rel pada saat itu maka anaknya akan terlindis di sana dan akan mati. Ia diperhadapkan pada dilema besar yang harus dipilihnya dalam beberapa menit. Sementara ia masih berpikir, suara kereta api sudah kedengaran dan melaju dengan sangat cepat. Dengan sangat berat ia akhirnya menarik tuas rel itu dan rel itu terpasang pada tempatnya sambil melindas anaknya dan sesaat setelah itu kereta api pun lewat.

Ia sempat melihat darah segar mengalir di antara besi-besi rel kereta itu, itulah darah anaknya. Ia berteriak histeris, tetapi satu hal yang sangat menyakitkannya adalah ketika ia sementara menyaksikan anaknya yang menjadi korban peristiwa itu, sekilas ia menyaksikan para penumpang di atas kereta api itu sementara berpesta pora, berdansa dan minum-minum. Mereka begitu asyiknya menikmati perjalanan itu tanpa mengetahui / peduli bahwa ia telah menyelamatkan mereka dengan mengorbankan anak tunggalnya. Demikian juga halnya yang dialami oleh Kristus. Ia menderita sengsara di atas salib tetapi ada banyak orang yang tidak peduli dengan apa yang Ia alami. Mereka bersikap acuh tak acuh.

Selain itu perhatikan bahwa tujuan mereka mengundi adalah untuk medapatkan pakaian Yesus. Mengapa mereka begitu tertarik dengan pakaian Yesus?

Matthew Henry - Mungkin mereka berharap dapat memanfaatkan pakaian-Nya dengan cara yang tidak biasa, sebab mereka telah mendengar bahwa hanya dengan menyentuh ujung pakaian-Nya saja orang banyak disembuhkan dari berbagai penyakit. Atau mungkin mereka juga berharap bahwa orang-orang yang mengagumi-Nya akan mau menukar pakaian itu dengan sejumlah uang. (Injil Yohanes 12-21, hal.1329-1330).

Yang mana pun yang benar, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang sementara mencari keuntungan material dari Kristus yang tersalib. Mereka tidak peduli dengan Kristus di atas salib. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana mendapatkan keuntungan dari-Nya.

Matthew Henry - Saat Kristus menghadapi penderitaan maut, mereka malah bersukacita membagi-bagi barang rampasan yang diperoleh dari-Nya. (Injil Yohanes 12-21, hal.1330).

Orang-orang model seperti banyak di dalam kekristenan dan gereja. Mereka sebenarnya tidak terlalu peduli dengan Kristus. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana bisa mendapatkan keuntungan-keuntungan material dari Kristus dan pemberitaan tentang Dia.

Roma 16:18 - Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

2 Korintus 2:17 - Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah….”

1 Timotius 6:5 - percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.

Baru-baru ini kekristenan di Indonesia dihebohkan dengan berita di koran Surabaya tentang seorang pendeta besar dari gereja besar yang mengkorupsi uang jemaat dalam jumlah yang fantastis.


Ini jelas adalah sesuatu yang memalukan kekristenan. Jikalau kita adalah orangorang yang memanfaatkan agama / firman Allah / pemberitaan tentang Kristus untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan yang bersifat duniawi, maka kita sama bejadnya dengan para prajurit ini. Orang-orang seperti harus bertobat di bawah kaki Kristus!

III. PENELANJANGAN KRISTUS INI BERGUNA BAGI KITA.

Jikalau Allah telah menentukan / menetapkan dalam nubuatan Kitab Suci bahwa Kristus akan disalibkan dalam keadaan telanjang, tentu ini ada maksudnya. Lalu apa maksudnya? Sebelum membicarakan maksudnya, kembali saya tegaskan bahwa penelanjangan Kristus adalah suatu tindakan yang sangat mempermalukan-Nya. Mengapa orang bisa malu? Orang bisa malu bukan karena ia mempunyai anggota tubuh yang disebut kemaluan. Pada waktu manusia dicipta pertama kali, mereka mempunyai anggota tubuh yang sekarang disebut kemaluan itu, bahkan mereka telanjang tapi tidak merasa malu. Lalu kapan manusia mulai merasa malu karena ketelanjangan? Pada saat mereka jatuh dalam dosa.

Kejadian 3:7 - Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Mengapa mereka membuat cawat dari pohon ara? Karena mereka mulai merasa malu. Bandingkan dengan kondisi mereka sebelum jatuh dalam dosa :

Kejadian 2:25 - Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Wycliffe Bible Commentary – Mereka melihat ketelanjangan mereka, ketelanjangan rohani maupun jasmani. Kemudian lahirlah rasa malu dan ketakutan. (Vol 1, hal. 38).

Jadi rasa malu karena ketelanjangan itu sebenarnya adalah akibat dosa. Pada waktu Adam dan Hawa sadar bahwa mereka telanjang dan mulai merasa malu, mereka lalu berusaha untuk menutupi ketelanjangan dan rasa malu mereka itu dengan cawat dari pohon ara, tetapi itu sama sekali tidak memadai. Allah sendiri yang akhirnya berinisiatif untuk menutupi ketelanjangan dan rasa malu mereka dengan membuatkan bagi mereka pakaian dari kulit binatang.

Kejadian 3:21 - Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Perhatikan bahwa inisiatif untuk menutupi ketelanjangan itu datangnya dari Allah sendiri. Ini menunjukkan bahwa penutupan ketelanjangan dan rasa malu itu hanya bisa dilakukan oleh Allah.

Paulin A. Viviano – Ia tidak telanjang, ia sudah berpakaian dengan daun pohon ara. Tetapi dalam kaitan dengan Yahwe, ia telanjang. Hubungannya dengan Yahwe telah terganggu dan akan terus demikian. Manusia tidak dapat memulihkan kesalahan dan rasa malunya sendiri, dan tidak bisa memperbaiki hubungannya dengan Yahwe. Hanya Yahwe sendiri yang dapat menghapus rasa malu dan rasa salah manusia. Hal ini disampaikan secara simbolis pada akhir cerita (ay. 21) ketika Yahwe membuat pakaian untuk mereka. (The Collegeville Bible Commentary, hal. 41).

Bahwa Allah membuatkan pakaian dari kulit binatang untuk mereka secara implisit menunjukkan bahwa ada binatang yang dikorbankan atau ada darah binatang yang tertumpah demi menutupi ketelanjangan manusia sebagai akibat dosa.

The New Bible Commentary – Malunya pendosa, sebagai soal keagamaan, tidak dapat ditutup dengan usaha mereka sendiri (Kejadian 3:7). Pemeliharaan Allah ini mengandung di dalamnya suatu perbuatan pengorbanan binatang; tetapi apa yang diungkapkan dengan jelas itu bukan caranya mengorbankan, melainkan hasilnya yang menyembuhkan. (Vol 1, hal.86-87).

Ini bukan kebetulan, ini sesuatu yang kelihatannya bersifat tipologi / penggambaran bahwa akan ada korban yang jatuh / akan ada darah yang tercurah untuk menutupi ketelanjangan dan rasa malu manusia berdosa. Dan saya percaya penggenapannya / anti tipenya ada pada Kristus. Jadi mengapa di atas salib Kristus harus telanjang dan menanggung rasa malu yang luar biasa? Supaya Dia bias menutupi ketelanjangan kita secara rohani di hadapan Allah.

William Hendriksen - Yesus memikul untuk kita kutuk dari ketelanjangan untuk membebaskan kita darinya.

Matthew Henry – Rasa malu karena telanjang datang bersamaan dengan dosa. Karena itulah, Dia yang dijadikan dosa bagi kita harus menanggung rasa malu itu untuk menghapus aib kita. Dia ditelanjangi supaya kepada kita dapat dipakaikan pakaian putih (Wahyu 3:18), supaya dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang. (Injil Yohanes 12-21, hal.1329).

Calvin - Marilah kita belajar bahwa Kristus dilepas jubah-Nya, supaya Ia bias memberi kita pakaian dengan kebenaran; bahwa tubuh-Nya yang telanjang terbuka terhadap penghinaan-penghinaan manusia, supaya kita bisa muncul dalam kemuliaan di depan tahta pengadilan Allah.

Selain itu sebagaimana dikatakan Calvin, Anak Allah ditelanjangi supaya oleh ketelanjangan-Nya kita mendapatkan kekayaan yang membuat kita terhormat di hadapan Allah!

Calvin - Sang penginjil menunjukkan kepada kita Anak Allah dilepaskan pakaian- Nya untuk memberi tahu kita bahwa oleh ketelanjangan ini kita telah mendapatkan kekayaan yang membuat kita terhormat di hadapan Allah. Allah menetapkan bahwa Anak-Nya sendiri harus ditelanjangi, supaya kepada kita diberi pakaian dengan kebenaran-Nya dan dengan hal-hal baik yang berlimpah-limpah, bias tampil dengan keberanian dalam kumpulan malaikat, padahal sebelumnya, aspek menjijikkan dan memalukan kita, dalam pakaian yang compang camping, menahan kita untuk mendekati surga.

Yesaya 61:10 - Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.


Karena itu sebagai orang-orang berdosa, sebenarnya kita telanjang di hadapan Allah dan penuh dengan rasa malu, aib yang menjijikkan. Dengan kondisi seperti ini kita tidak layak untuk masuk ke dalam surga dan bertemu dengan Allah. Bahkan kita tidak layak untuk masuk dalam hadirat-Nya. Tetapi Kristus sudah ditelanjangi dan dipermalukan di atas kayu salib dan karenanya semua orang yang percaya kepada- Nya tidak lagi telanjang di hadapan Allah, tidak lagi akan malu di hadapan Allah, tidak lagi jijik di hadapan Allah dan karena itu dengan keberanian kita bias menghadap takhta Allah di surga.

Salah satu lagu yang sangat saya sukai adalah lagu dari buku lagu PPK No.44 :

“PADAMU BATU ZAMAN”.

Pada-Mu batu aku minta lindungan

Kau sucikan hatiku oleh darah rusuk-Mu

Dari dosa 'ku lepas dari hukuman bebas.

Rajinku yang sebenar tidak hapuskan cemar

Ratapku dan tangisan tidak b'ri keampunan

Darah Yesus saja b'ri hati baru dan bersih.

Sayangnya dalam PPK hanya ada 2 ayat dalam lagu aslinya ‘ROCK OF AGES, CLEFT FOR ME’ ada 4 ayat dan dalam ayat 3-nya ada kata-kata ‘Naked, come to Thee for dress’ (Telanjang, datang kepada-Mu untuk pakaian). Itu adalah kata-kata yang menggambarkan bahwa dengan datang kepada Kristus yang tersalib telanjang itu, kita mendapatkan pakaian keselamatan / jubah kebenaran sebagaimana dikatakan dalam Yesaya 61:10.
KRISTUS DISALIBKAN DENGAN TELANJANG
gadget, bisnis, otomotif
Sekarang saya akan mengutip seluruh ayat dari lagi ‘ROCK OF AGES, CLEFT FOR ME’ dan memberikan terjemahannya secara bebas yang justru lebih kuat artinya daripada diterjemahkan menjadi lagi “PADAMU BATU ZAMAN”.

Rock of Ages, cleft for me, (Batu karang zaman, celah bagiku)

Let me hide my self in Thee; (biarlah aku menyembunyikan diriku di dalam-Mu)

Let the water and the blood, (Biarlah air dan darah)

From Thy riven side which flowed, (yang mengalir dari rusuk yang terluka)

Be of sin the double cure, (menjadi penyembuhan / pengobatan ganda bagi dosa)

Cleanse me from its guilt and power (mencuci aku dari kesalahan dan kuasanya).

Not the labors of my hands, (Bukan pekerjaan tanganku,)

Can fulfill Thy law’s demands; (dapat memenuhi tuntutan hukum-Mu)

Could my zeal no respite know, (Andaikata semangatku tidak mengenal istirahat)

Could my tears forever flow, (andaikata airmataku mengalir selama-lamanya)

All for sin could not atone; (Semua itu tidak bisa menebus dosa)

Thou must save, and Thou alone. (Engkau harus menyelamatkan, dan Engkau saja).

Nothing in my hand I bring, (Tidak ada yang kubawa dalam tanganku,)

Simply to Thy cross I cling; (Hanya kepada salib aku berpegang)

Naked, come to Thee for dress, (Telanjang, datang kepadaMu untuk pakaian)

Helpless, look to Thee for grace; (Tak berdaya, memandang-Mu untuk kasih karunia)

Foul, I to the fountain fly, (Kotor, aku terbang kepada air mancur)

Wash me, Saviour, or I die! (Cucilah aku, Juruselamat, atau aku mati).

While I draw this fleeting breath, (Sementara waktu aku menarik nafas penghabisan,)

When mine eyes shall close in death, (Ketika mataku tertutup dalam kematian)

When I soar to worlds unknown, (Ketika aku terbang ke dunia tak dikenal)

See Thee on Thy judgment throne, (melihatMu pada tahta penghakiman-Mu,)

Rock of Ages, cleft for me, (Batu karang jaman, celah bagiku)

Let me hide myself in Thee; (Biarlah aku menyembunyikan diriku di dalam-Mu)

Yesus Kristus yang adalah Anak Allah, rela direndahkan dan ditelanjangi, supaya kita bias ditinggikan dan dimuliakan. Tetapi semua itu hanya bisa terjadi, kalau saudara mau percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara. Kita harus datang kepada Ia yang tersalib dengan telanjang itu agar kita mendapatkan keselamatan dan jubah kebenaran yang membuat kita tidak lagi telanjang di hadapan Allah dan tidak lagi malu di hapan takhta-Nya. Maukah saudara?

- AMIN -
Next Post Previous Post