PERMINTAAN YAKOBUS DAN YOHANES (MARKUS 10:35-45)
Pdt. Esra Alfred Soru,MPdK.
Note : Ini jelas merupakan penjelasan yang salah dari Barclay. Terlihat bahwa William Barclay mempunyai pandangan yang sangat rendah terhadap Kitab Suci / Firman Tuhan. Ini juga menunjukkan bahwa ia menuduh Matius sebagai pendusta dan pemfitnah di mana ia memfitnah ibu kedua rasul itu.
Budi Asali - Mereka melihat bahwa Yesus ditolak, dimusuhi oleh banyak orang. Dan Yesus sendiri memberitakan bahwa Ia akan dianiaya dan mati dibunuh. Tetapi mereka tetap yakin bahwa akhirnya Yesus akan menang.
Ini harusnya menjadi pelajaran rohani bagi kita bahwa di balik tragedi-tragedi dan awan gelap dalam hidup kita, iman kita kepada Tuhan tidak boleh bergeser.
Tetapi kata-kata mereka ini juga bisa dinilai negatif. Kata ‘kami’ menunjukkan bahwa mereka mempunyai keyakinan kepada diri mereka sendiri, yang jelas merupakan suatu keyakinan yang berlebihan kepada diri mereka sendiri, dan ini justru menyebabkan mereka jatuh.
· Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus jelas membuang seluruh unsur egoisme/pementingan diri sendiri di dalamnya terbukti dengan penggunaan kata “kami” yang berlimpah tanpa kehadiran “aku” atau “ku” di dalamnya.
Markus 10:35-45– (Markus 10:35) Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" (36) Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" (37) Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." (38) Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?"(39) Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. (40) Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." (41) Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. (42) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (43) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (44) dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. (45) Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
keuangan, bisnis, otomotif |
Pendahuluan :
1. Dalam seri sebelumnya kita sudah membahas panggilan dari Yakobus dan Yohanes, dan pada seri ini kita akan membahas salah satu sisi negatif dari kedua bersaudara ini.
2. Pada saat saya membahas kehidupan para murid Yesus secara umum, saya sudah sempat singgung bahwa Yakobus dan Yohanes ini sama seperti murid-murid lainnya, mempunyai sejumlah kelemahan yang cukup fatal.
3. Kelemahan/kekurangan dari Yakobus dan Yohanes ini antara lain pemarah/cepat emosi (Lukas 9:51-54) dan mempunyai fanatisme sempit. (Markus 9:38).
4. Tetapi salah satu kelemahan yang sangat menonjol yang dibicarakan Alkitab adalah ambisi mereka sebagaimana yang nampak dalam teks yang kita baca.
Kita akan mempelajari bagian ini lebih dengan detail lewat beberapa pembahasan :
I. PERMINTAAN YAKOBUS dan YOHANES.
Mari kita melihat apa yang diminta oleh Yakobus dan Yohanes kepada Yesus.
Markus 10:35, 37 – (35) Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" (37) … "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."
Dalam ayat ini dikatakan bahwa Yakobus dan Yohaneslah yang meminta langsung kepada Yesus, tetapi di dalam versi Matius dikatakan bahwa ibu mereka (Salome) yang memintanya.
Matius 20:20-21 – (20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. (21) Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Note : Ingat penjelasan saya dalam seri sebelumnya bahwa Salome adalah saudara dari Maria ibu Yesus sehingga ia adalah bibi dari Yesus.
Apakah berarti kedua bagian Alkitab ini bertentangan? Perhatikan keterangan Barclay :
William Barclay – Ada perbedaan kecil antara kesaksian Matius dan Markus tentang peristiwa ini. Dalam Markus 10:35-45, disebutkan bahwa Yakobus dan Yohanes yang mendatangi Yesus dengan permintaan ini. Dalam Matius, yang datang ialah ibu mereka. Alasan perubahan ini ialah seperti berikut. Matius menulis dua puluh lima tahun lebih kemudian daripada Markus. Pada waktu itu, para murid telah mendapat tempat yang terhormat sebagai orang kudus. Matius tidak ingin memperlihatkan Yakobus dan Yohanes bersalah karena ambisi duniawinya. Maka ia menaruh permintaan itu pada mulut ibu mereka, bukan pada mulut mereka sendiri. (PASH : Matius 11-28, hal. 362-363).
William Barclay – Matius pasti merasa bahwa permintaan seperti itu tidak pantas dilakukan oleh seorang rasul. Karena itu, untuk menyelamatkan reputasi Yakobus dan Yohanes, Matius menyatakan bahwa permintaan itu disampaikan dengan ambisi alamiah ibu mereka. (PASH : Markus, hal. 419-420).
Note : Ini jelas merupakan penjelasan yang salah dari Barclay. Terlihat bahwa William Barclay mempunyai pandangan yang sangat rendah terhadap Kitab Suci / Firman Tuhan. Ini juga menunjukkan bahwa ia menuduh Matius sebagai pendusta dan pemfitnah di mana ia memfitnah ibu kedua rasul itu.
Lalu kalau begitu bagaimana menjelaskan kedua perbedaan itu? Perlu diingat bahwa orang Yahudi mempunyai pepatah : “Apa yang seseorang lakukan melalui orang lain, sama dengan ia sendiri yang melakukannya”.
Contoh :
· Bandingkan Matius 8:5-6 dan Lukas 7:3-4.
Matius 8:5-6 – (5) Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: (6) "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita."
Lukas 7:3-4 – (3) Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. (4) Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong,
Dalam Matius dikatakan bahwa perwira itu sendiri yang datang dan meminta kepada Yesus, tetapi dalam Lukas dikatakan bahwa ia mengirimkan utusan, yaitu tua-tua Yahudi, untuk datang dan meminta kepada Yesus. Karena tua-tua Yahudi itu melakukan hal itu atas perintah perwira itu, maka bisa dikatakan bahwa perwira itu sendiri yang melakukan hal itu.
· Bandingkan Yohanes 4:1 dan Yohanes 4:2
Yohanes 4:1-2 - (1) Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes. (2) meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya,
Dalam Yoh 3:22,26 dan 4:1 dikatakan bahwa Yesus membaptis, tetapi dalam Yohanes 4:2 dikatakan bahwa Yesus tidak membaptis, tetapi murid-murid-Nyalah yang membaptis. Karena para murid membaptis atas perintah Yesus, maka bisa dikatakan bahwa Yesus sendiri yang membaptis.
Jadi, kalau Yohanes dan Yakobus meminta hal tersebut melalui ibu mereka, maka artinya sama saja dengan kalau mereka sendiri yang memintanya kepada Yesus. Karena itu maka Markus menceritakan seolah-olah mereka sendiri yang langsung minta kepada Yesus.
Lalu mengapa tiba-tiba muncul pemikiran seperti ini di dalam diri Yakobus dan Yohanes untuk meminta tempat di kiri dan kanan Yesus?
Ingat bahwa kisah ini di dalam Injil Matius dicatat dalam pasal 20. Tapi sebelum ini sudah pernah terjadi pertengkaran di antara para murid. Pertengkaran apa?
Matius 18:1 - Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?"
Bandingkan dengan ayat sejajarnya :
Markus 9:34 – “….di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Jadi sebenarnya sudah ada api ambisi negatif di dalam diri para murid ini (bukan hanya Yakobus dan Yohanes) sebelum permintaan Yakobus dan Yohanes ini.
Beberapa saat kemudian Yesus mengajar mereka dan Ia berkata :
Matius 19:28 – “…."Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Rupanya kata-kata Yesus ini lalu memicu berkobarnya api ambisius yang memang sudah ada dalam diri masing-masing mereka. Tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka, sekarang Yesus mengatakan bahwa mereka akan duduk di atas 12 takhta di sekitar Yesus.
Wajar kalau masing-masing di antara mereka berpikir kira-kira siapa-siapa yang akan menduduki tempat terhormat dengan mendapatkan posisi di samping kiri dan kanan Yesus?
Nah, sebelum murid-murid yang lain bertindak apa-apa, Yakobus dan Yohanes mendahului mereka dengan meminta ibu mereka (Salome) yang adalah bibi Yesus sendiri untuk melakukan lobi agar mereka berdualah yang mendapatkan tempat terhormat itu.
Matthew Henry – Mereka takut jangan sampai kehilangan kedudukan kalau tidak memintanya dari awal. (Injil Matius,hal. 1006).
Sebenarnya di balik permintaan kedua rasul ini, ada hal positif yang bisa kita lihat. Perhatikan konteks ayat ini di mana Yesus baru saja berbicara kepada para murid-Nya tentang penderitaan yang akan segera dia alami.
Matius 10:32-34 – (32) “….Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, (33) kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, (34) dan Ia akan diolok-olok-kan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
Perhatikan bahwa ini adalah suatu pembicaraan yang tidak mengenakkan di mana Yesus memberi tahu murid-murid akan nasib buruk yang akan menimpa-Nya. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah, dibunuh/dihukum mati.
Tetapi diujung hal-hal buruk itu Yesus berkata bahwa Ia akan bangkit. Segera sesudah itu (1 ayat setelahnya), Yakobus dan Yohanes mengajukan permintaan mereka untuk duduk di kiri dan kanan Yesus dalam kerajaan-Nya.
Itu berarti bahwa biar pun Yesus pasti akan mengalami serangkaian nasib buruk hingga dibunuh/dihukum mati tetapi mereka percaya bahwa Ia akan bangkit dan kelak akan menjadi raja yang bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya dan karena itu mereka meminta tempat terhormat di samping-Nya.
Ini jelas menunjukkan bahwa di balik ambisi negatif mereka ada iman yang teguh terhadap Yesus.
William Barclay – Peristiwa ini membuktikan iman mereka yang tak terkalahkan pada Yesus. Bayangkanlah saat ketika permintaan ini diajukan. Permintaan itu diajukan sesudah serangkaian pemberitahuan oleh Yesus bahwa di hadapan-Nya terletak salib yang tak terelakkan. Permintaan ini disampaikan dalam momen yang sarat dengan awan tragedi yang mengerikan. Namun, dalam situasi seperti itu, para murid masih memikirkan tentang Kerajaan. (PASH : Injil Matius 11-28, hal. 364).
William Barclay – Dalam cerita ini ada keyakinan yang menakjubkan dan kesetiaan yang mengagumkan. Bisa saja Yakobus dan Yohanes salah arah, tetapi hati mereka tetap berada di tempat yang benar. Mereka tidak pernah meragukan kemenangan akhir Yesus. (PASH : Injil Markus, hal. 421-422).
Budi Asali - Mereka melihat bahwa Yesus ditolak, dimusuhi oleh banyak orang. Dan Yesus sendiri memberitakan bahwa Ia akan dianiaya dan mati dibunuh. Tetapi mereka tetap yakin bahwa akhirnya Yesus akan menang.
Ini harusnya menjadi pelajaran rohani bagi kita bahwa di balik tragedi-tragedi dan awan gelap dalam hidup kita, iman kita kepada Tuhan tidak boleh bergeser.
William Barclay – Jadi sungguh penting kita melihat bahwa kendati awan gelap sedang turun dalam kehidupan mereka, para murid tidak bakal melepaskan keyakinan bahwa kemenangan adalah milik Yesus. Dalam iman Kristen selalu ada optimisme yang tidak terkalahkan dalam momen-momen sulit yang menggiring manusia ke jurang keputusasaan. (PASH : Injil Matius 11-28, hal. 364).
Persoalan boleh datang, kita boleh sedih/susah, kita bisa masuk ke dalam lembah kekelaman/lembah air mata sekali pun, tetapi semua itu tidak boleh menghancurkan iman kita kepada Yesus.
Dalam hal ini kita perlu belajar dari Ayub ketika ia menghadapi begitu banyak tragedi hidup, ia berkata :
Ayub 1:21 – “…"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Ilustrasi : Janda pada PD. II
Walaupun Yakobus dan Yohanes menunjukkan iman yang kuat seperti yang sudah saya bahas, tetap itu tidak menghilangkan fakta adanya sifat negatif mereka dalam hal ini adalah ambisi pribadi mereka yang meminta tempat terhormat dalam kerajaan Kristus.
Perhatikan hal penting ini, mereka memang mempunyai iman yang kokoh kepada Kristus, tetapi pada saat yang bersamaan iman mereka itu dinodai dengan adanya ambisi negatif untuk menjadi yang terbesar/termulia.
Calvin - Cerita ini merupakan cermin yang terang dari kesia-siaan manusia; karena cerita ini menunjukkan bahwa semangat yang benar dan kudus sering disertai oleh ambisi, atau sifat jahat yang lain dari daging, sehingga mereka yang mengikuti Kristus mempunyai tujuan yang lain dari yang seharusnya.
Ini jugalah yang sering terjadi di dalam banyak orang Kristen terutama yang terlibat di dalam pelayanan. Mereka mempunyai iman yang benar bahkan kokoh terhadap Kristus, mereka melayani Kristus tetapi semua itu sering kali dicemarkan dengan adanya sifat ambisi negatif untuk menjadi nomor satu.
Calvin - Tidaklah cukup kalau pada awalnya kita mengikut Kristus dengan tulus / setia, tetapi kita tidak dengan setia menjaga kemurnian yang sama, sehingga lalu disimpangkan dari jalan yang benar oleh perasaan / keinginan yang berdosa.
Itulah yang terjadi pada Yakobus dan Yohanes dan banyak orang pada masa kini.
II. JAWABAN YESUS.
Kita sudah membahas permintaan Yakobus dan Yohanes, dan sekarang kita akan melihat bagaimana jawaban Yesus atas permintaan mereka ini.
Markus 10:38-40 – (38) Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" (39) Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. (40) Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
Pertama-tama Yesus mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka minta, lalu Yesus melanjutkannya dengan membicarakan tentang cawan dan baptisan.
Markus 10:38-39 – (38) Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" (39) Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
Apa maksud cawan dan baptisan dalam kata-kata Yesus ini? Dari konteksnya jelas ini sama sekali tidak berbicara tentang sakramen perjamuan ataupun baptisan melainkan menunjuk pada penderitaan.
Bahwa cawan dan baptisan bisa menunjuk pada penderitaan dibuktikan lewat ayat-ayat berikut :
Matius 26:39, 42 – (39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, ….(42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Lukas 12:50 - Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
Dengan demikian ketika Yakobus dan Yohanes meminta kedudukan terhormat kepada Yesus, Yesus berkata bahwa kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Maksudnya adalah sebagaimana yang dikatakan Jakob Van Bruggen :
Jakob Van Bruggen : Mereka tidak menyadari apa saja yang diperlukan untuk mencapai tempat-tempat kehormatan itu. Mereka melihat tujuan akhir, tetapi jalan yang menuju ke sana tidak mereka lihat. (Injil Menurut Petrus, hal. 364-365).
Karena itu Yesus berbicara tentang cawan dan baptisan penderitaan. Dengan kata lain Yesus ingin berkata bahwa bahwa jalan menuju kemuliaan adalah melalui penderitaan. Kalau kamu memang ingin mendapatkan kemuliaan, kamu harus menderita terlebih dahulu.
William Hendriksen - Yesus mengingatkan mereka bahwa mereka tidak mengerti apa yang sesungguhnya tercakup dalam permintaan mereka. Mereka lupa bahwa doa untuk kemuliaan adalah doa untuk penderitaan; dengan kata lain, jalan saliblah, dan hanya jalan itu saja, yang memimpin kita pulang ke rumah.
Terhadap kata-kata Yesus ini, Yakobus dan Yohanes lalu mengatakan dalam ayat 39 bahwa mereka sanggup.
Markus 10:39 – Jawab mereka: "Kami dapat."…”
Kata-kata mereka ini bisa disoroti secara positif di mana sekalipun mereka tahu bahwa mereka akan menghadapi penderitaan dalam mengikuti Kristus, mereka mengambil keputusan untuk tetap mengikuti Dia.
Tetapi kata-kata mereka ini juga bisa dinilai negatif. Kata ‘kami’ menunjukkan bahwa mereka mempunyai keyakinan kepada diri mereka sendiri, yang jelas merupakan suatu keyakinan yang berlebihan kepada diri mereka sendiri, dan ini justru menyebabkan mereka jatuh.
Matthew Poole - Ini diucapkan dengan sama gegabahnya seperti kata-kata yang lain tadi. Alangkah sedikitnya kita mengetahui kekuatan kita sendiri. Pada waktu Kristus ditangkap mereka semua meninggalkan-Nya dan lari.
Matius 26:56 - Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Keyakinan diri mereka ini persis seperti keyakinan Petrus bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus tetapi justru ia menyangkal-Nya 3 kali.
Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa kita tidak boleh bersandar pada kekuatan diri sendiri di dalam mengiring Yesus. Kalau ini yang terjadi, kita semua akan murtad. Kita seharusnya berprinsip seperti Paulus :
Filipi 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Untuk kata-kata mereka ini bahwa mereka dapat, Yesus tidak menegurnya. Yesus melanjutkan kata-kata-Nya :
Markus 10:39 – “…Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
Jika cawan dan baptisan di sini berarti penderitaan, itu berarti Yesus mengatakan bahwa Yakobus dan Yohanes memang akan mengalami penderitaan.
William Hendriksen menganggap bahwa kata-kata Yesus ini merupakan suatu nubuat / ramalan tentang kematian syahid dari Yakobus (Kisah Para Rasul 12:2) dan pembuangan Yohanes ke pulau Patmos (Wah 1:9), yang merupakan penderitaan yang mereka alami demi Kristus.
Kisah Para Rasul 12:1-2 – (1) Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. (2) Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.
Wahyu 1:9 - Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
Walaupun demikian (Yakobus dan Yohanes sudah menderita bagi Kristus), Yesus menegaskan satu hal bahwa persoalan duduk di sebelah kiri dan kanan-Nya tidak bisa Ia jaminkan bagi mereka.
Markus 10:38-40 – (39) “…. "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. (40) Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
Kata-kata Yesus ini sering dipakai oleh orang-orang yang anti ketuhanan Yesus untuk mengatakan bahwa Yesus terbatas dalam hak dan karena itu Dia bukan Allah tetapi ini jelas tafsiran yang salah.
Ayat ini hanya mau berkata bahwa untuk tempat tertentu di sorga, itu sudah ada dalam ketetapan Allah dan itu tidak bisa diubah oleh Yesus, bahkan oleh Bapa sendiri karena Allah sendiri tidak bisa mengubah apa yang Ia sudah tetapkan.
Bapa merencanakan rencana-Nya, bukan untuk diubah-ubah, tetapi untuk dilaksanakan dengan kesetiaan yang teguh.
Yesaya 25:1 - Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.
Jadi biar pun Yakobus dan Yohanes akan mengalami penderitaan yang hebat, tetapi itu bukan sebuah jaminan bahwa mereka akan menempati tempat paling terhormat dalam kerajaan surga.
Dari kata-kata Yesus ini juga jelas terlihat bahwa memang di surga ada tingkatan-tingkatannya.
Markus 10:40 – Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, …Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
Bandingkan :
Matius 5:19 - Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Tetapi untuk semua itu sudah ada ketetapan sebelumnya yang bahkan Tuhan sendiri pun tidak bisa mengubahnya dan karena itu Ia tidak bisa mengabulkan permintaan Yakobus dan Yohanes.
III. PELAJARAN ROHANI.
Kita sudah membahas permintaan Yakobus dan Yohanes dan bagaimana jawaban Yesus terhadap mereka.
Sekarang kita akan melihat pelajaran rohani apa yang bisa kita petik dari kisah ini.
a. Pelajaran tentang ambisi yang negatif dan kebesaran yang sejati.
· Mengapa saya mengatakan ambisi yang negatif? Karena pada dasarnya ambisi itu netral. Ambisi bisa menjadi sesuatu yang positif dan bisa menjadi sesuatu yang negatif.
· Jika saudara dengan kuat menginginkan dan mengejar sesuatu, ingin meraih sesuatu demi kemuliaan Tuhan dengan cara yang benar, maka itu adalah ambisi yang positif.
· Sebaliknya jika saudara menginginkan dan mengejar sesuatu hanay demi kepentingan diri sendiri dengan cara yang salah, maka itulah ambisi yang negatif.
· Ambisi yang negatif inilah yang dipraktikkan oleh Yakobus dan Yohanes. Mereka mengejar kedudukan terhormat hanya untuk memuaskan keegoisan mereka saja.
· Ambisi negatif seperti ini jelas sesuatu yang merusak. Pertama-tama ia merusak diri sendiri, dan kemudian merusak orang lain.
· Kita bisa lihat contoh untuk ini dari teks kita sendiri di mana gara-gara ambisi negatif ini Yakobus dan Yohanes lalu menyeret ibu mereka terlibat di dalam ambisi mereka.
· Dalam hal ini mereka bersalah karena memanfaatkan ibu mereka demi ambisi mereka (mereka tentu berpikir bahwa Yesus akan sungkan untuk menolak permintaan bibi-Nya sendiri, apalagi ibu mereka, Salome juga sudah terlibat dalam melayani Yesus) tetapi di sisi yang lain Salome juga menjadi bersalah karena ia seharusnya menegur kedua anaknya ini dan bukan justru mau diperalat oleh mereka.
· Ada berapa banyak orang ambisius yang memanfaatkan orang-orang lain demi kepentingan mereka? Dan ada berapa banyak orang lugu dan bodoh yang mau saja dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain?
· Berapa banyak orang yang memakai cara-cara negatif untuk meraih ambisi mereka? Bahkan tidak tanggung-tanggung mereka mengorbankan orang lain demi ambisi mereka itu? Ambisi negatif jelas merusak diri sendiri dan juga orang lain.
Ilustrasi : Ilmu Kepiting.
· Ambisi negatif juga bukan hanya merusak diri sendiri dan orang lain tetapi juga merusak persekutuan dan pelayanan. Ini terbukti dari reaksi murid-murid yang lain ketika mendengar permintaan Yakobus dan Yohanes.
Markus 10:41 - Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes.
· Murid-murid yang lain menjadi marah kepada Yohanes dan Yakobus. Jelas ini mengganggu persekutuan dan pelayanan mereka bersama. Sebelumnya mereka sudah bertengkar karena ambisi mereka tentang siapa yang terbesar dalam kerajaan surga.
Markus 9:34 – “….di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
· Dan sekarang mereka harus bertengkar lagi gara-gara ambisi Yakobus dan Yohanes ini. Jelas kesatuan dan persekutuan mereka menjadi hancur dan ini pasti berdampak bagi pelayanan mereka bersama.
· Mengapa murid-murid yang lain menjadi marah kepada Yohanes dan Yakobus? Karena murid-murid yang lain pun mempunyai ambisi yang sama. Bukankah tadi kita sudah melihat bahwa sebelum peristiwa ini mereka sudah bertengkar tentang siapa yang terbesar dalam kerajaan sorga?
· Juga bahwa Yesus menegur kesepuluh murid yang lain (Mark 10:42-45) membuktikan bahwa sifat ambisi yang sama ada juga di dalam mereka.
Matthew Henry – Mereka marah bukan karena sulitnya menjadi murid Kristus, tetapi karena mereka masing-masing juga berharap untuk memiliki tempat utama. (Injil Markus, hal. 238).
Pulpit Commentary - Ambisi dari seseorang menciptakan iri hati dalam orang-orang lain yang mempunyai perasaan yang sama.
· Kalau tadi kita melihat ada ambisi dari Yakobus dan Yohanes, sekarang kita melihat ada ambisi dalam diri 10 murid yang lain. Jadi, semua murid Yesus mempunyai ambisi yang sama!
· Ini menunjukkan betapa berbahayanya ambisi itu, karena ambisi negatif itu dapat merusak persekutuan dan pelayanan kita.
· Kalau hal seperti itu bisa terjadi di kalangan murid-murid Yesus yang hebat ini, maka jelas hal itu juga bisa terjadi pada diri kita. Karena itu kita harus sangat berhati-hati, supaya jangan ada di antara kita yang disimpangkan oleh ambisi yang jahat sehingga merusak persekutuan dan pelayanan kita bersama.
Ilustrasi – BA vs Handoyo.
· Yesus berkata kepada murid-murid-Nya :
Markus 10:43-45 – (43) “….Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (44) dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
· Jadi orang yang ingin menjadi besar, harus mau menjadi pelayan (DIAKONOS); sedangkan orang yang ingin menjadi yang terkemuka / yang nomor satu harus mau menjadi hamba (DOULOS).
Pulpit Commentary - Tuhan kita menggunakan kesempatan lebih lanjut untuk memberi tahu para murid bahwa kebesaran dalam kerajaan-Nya tidak terdiri dari ‘mendapatkan pelayanan’, tetapi dalam ‘melakukan pelayanan’; bukan dalam ‘mempunyai pelayan-pelayan’, tetapi dalam ‘menjadi pelayan-pelayan’.
· Jadi, kesimpulannya adalah kalau kita mau menjadi makin tinggi, kita harus mau makin merendahkan diri. Atau, dengan kata lain, makin seseorang merendahkan diri, makin tinggi orang itu di hadapan Allah.
Pulpit Commentary - Mereka yang berdiri paling tinggi dalam kerajaan surga adalah mereka yang terbaik dalam melayani saudara-saudara mereka.
· Karena itu buanglah segala ambisi negatif saudara (jika ada) yang akan merusak diri saudara sendiri, orang lain, gereja, persekutuan dan pelayanan, dan mulailah setia dan sungguh-sungguh dalam pelayanan karena di situlah letak kebesaran yang sejati sebagaimana yang dilakukan oleh Kristus :
Markus 10:45 - Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
b. Pelajaran tentang hidup Kristen.
· Sebagaimana sudah saya jelaskan tadi bahwa terhadap permintaan Yakobus dan Yohanes, Yesus menyodorkan kepada mereka cawan dan baptisan yang adalah penderitaan yang harus mereka alami.
· Ini menjadi gambaran bagi kehidupan seorang murid Kristus bahwa kemuliaan tidak pernah didapatkan tanpa penderitaan. Mahkota tidak pernah didapatkan tanpa salib.
· Karena itu kalau saudara mau menjadi orang Kristen yang bebas dari segala macam penderitaan (seperti yang dipopulerkan teologia kemakmuran), tidak ada bagian mahkota bagi saudara di surga.
· Sebaliknya kalau saat ini hidup saudara mengalami begitu banyak penderitaan karena iman dan pelayanan, saudara berada dalam jalur yang benar yang akan menghantar saudara pada mahkota di surga.
Pulpit Commentary - Mereka yang ingin memerintah bersama Kristus harus menderita dengan Dia. Adalah sia-sia untuk memikirkan tentang mengalami kemenangan terakhir jika kita tidak mengambil bagian dalam konflik sebelumnya. ... Tidak ada jalan untuk lolos dari kondisi ini, sekalipun itu bisa ada dalam berbagai bentuk.
· Tetapi penderitaan macam apakah yang harus dialami oleh seorang murid Kristus? Jalan hidup Yakobus dan Yohanes memberikan jawabannya pada kita.
· Sebagaimana sudah saya katakan bahwa Yakobus adalah orang pertama dari ke 12 rasul itu yang mati syahid di mana ia dibunuh dengan pedang sedangkan saudaranya Yohanes hidup hingga sekitar 100 tahun dan mati secara wajar.
· Dari fakta ini kelihatannya Yakobus saja yang hidup menderita sedangkan Yohanes tidak. Tetapi ini tidak benar! Kata-kata Kristus bahwa kedua orang bersaudara ini akan minum dari cawan dan akan dibaptis sebagaimana yang dialami oleh Kristus menunjukkan bahwa baik Yakobus maupun Yohanes sama-sama mengalami penderitaan.
· Kalau begitu di manakah letak penderitaan dari Yohanes? Letak penderitaan dari Yohanes adalah dalam kehidupannya yang lama itu karena dengan menjalani kehidupan yang begitu lama, ia banyak menghadapi berbagai macam kesulitan, tekanan, tantangaan, pencobaan, dll. Ini semua adalah penderitaan tersendiri bagi Yohanes.
· Ini berarti bahwa salib yang harus dipikul bagi seorang Kristen bukan hanya terletak pada suatu kematian syahid yang singkat tetapi juga bisa juga terletak pada suatu kehidupan panjang yang penuh perjuangan.
William Barclay – Sungguh keliru kita menganggap bahwa bagi orang Kristen cawan itu selalu berarti perjuangan sebagai martir yang singkat, getir dan menyakitkan. Cawan itu mungkin saja berarti kehidupan yang panjang dan rutin, dengan seluruh pengorbanan, perjuangan, kepedihan, dan kekecewaan sehari-hari. (PASH : Injil Matius 11-28, hal. 365-366).
· Karena itu kalau seandainya saudara mati syahid dengan cara menggenaskan, itu adalah cawan harus saudara minum dan baptisan yang harus saudara alami. Itulah salib yang harus saudara pikul.
· Sebaliknya kalau saudara tidak mengalami mati syahid, tetapi saudara dikaruniai hidup yang lebih lama dalam dunia ini, itu jugalah cawan yang harus saudara minum, baptisan yang harus saudara terima, salib yang harus saudara pikul.
· Seorang yang mati syahid akan menderita kesakitan yang luar biasa tetapi singkat, sedangkan orang yang hidup lebih lama mengalami kesakitan yang lebih ringan tetapi lebih banyak sepanjang ia hidup di dunia ini. Semakin lama ia hidup, semakin banyak penderitaan yang bisa ia alami. Itulah hidup Kristen.
· Entah salib macam apakah yang akan saudara pikul. Itu bisa seperti yang dipikul oleh Yakobus, tetapi itu bisa pula seperti salib yang dipikul oleh Yohanes sepanjang hidupnya.
· Dan sebagai seorang Kristen yang sejati, kita harus siap untuk menerima salib yang seperti apa pun. Siap untuk menerima/menanggung salib seperti yang diterima Yakobus, siap juga untuk menanggung salib seperti yang diterima oleh Yohanes.
Ilustrasi : Mata uang Romawi (mezbah dan bajak, siap untuk yang mana saja).
Note : Saya kuatir bahwa banyak orang Kristen mempunyai mata uang dengan gambar seseorang yang menghadapi ranjang dan meja makan / restoran, dengan tulisan: ‘Siap untuk yang mana pun’. Mereka hanya senang makan, dan tidur, tetapi tidak mau berkorban maupun menderita bagi Tuhan.
William Barclay – Orang Kristen tidak hanya memiliki satu cawan untuk diminum. Cawannya mungkin diminum dalam satu momen yang penting; cawannya mungkin pula diminum sepanjang kehidupannya sebagai seorang Kristen. Minum cawan berarti mengikuti Kristus ke mana pun Ia memimpin, dan menjadi seperti Dia dalam situasi apa pun yang diberi oleh kehidupan. (Injil Matius 11-28, hal. 366).
· Siapkah saudara?
c. Pelajaran tentang doa..
· Di sini kita melihat bahwa Yakobus dan Yohanes ataupun ibu mereka (Salome) mengajukan sebuah permintaan/permohonan kepada Yesus. Ini boleh dianggap sebagai sebuah doa.
· Menarik untuk dicatat bahwa sekalipun Yakobus dan Yohanes adalah murid-murid Yesus, sekalipun mereka berdua adalah sepupu Yesus, sekalipun ibu mereka (Salome) adalah bibi Yesus yang bahkan terlibat di dalam pelayanan Yesus, ternyata Yesus tidak mengabulkan permohonan/doa mereka.
· Ini menjadi bukti bahwa tidak selamanya Tuhan mau menjawab doa kita sekalipun kita hidup dekat dengan Dia. Jikalau Yesus bisa menolak permintaan sepupu-Nya dan juga bibi-Nya, ia juga bisa menolak permintaan/doa kita.
· Lalu mengapa Yesus tidak mengabulkan permintaan kedua murid-Nya/saudara-Nya dan juga bibi-Nya?
1) Karena permintaan mereka dilandasi dengan ambisi dan hawa nafsu untuk diri sendiri.
· Sudah jelas bahwa permintaan mereka berdua (juga ibu mereka) untuk bisa duduk di kiri dan kanan Yesus adalah sebuah permintaan untuk memenuhi sifat ambisius mereka.
· Permintaan/doa seperti ini tidak akan dikabulkan oleh Tuhan.
Yakobus 4:3 - Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu
· Karena itu jikalau doa-doa saudara tidak dikabulkan oleh Tuhan, coba periksa kembali doa-doa itu, apakah mungkin permintaan saudara itu hanya untuk memuaskan diri/hawa nafsu saudara saja?
· Permintaan yang bagaimanakah yang untuk memuaskan hawa nafsu? Itu adalah permintaan-permintaan yang sebenarnya tidak lahir dari kebutuhan kita tetapi keinginan-keinginan kita saja. Apa yang kita inginkan belum tentu kita butuhkan.
Contoh : Doa minta pesawat.
· Ingat bahwa Tuhan hanya akan menjawab doa yang lahir dari kebutuhan dan bukan keinginan-keinginan.
· Jikalau doa saudara hanya berisi keinginan-keinginan untuk pemuasan diri sendiri, Tuhan tidak akan menjawab doa semacam itu.
2) Karena permintaan mereka bersifat egois.
· Perhatikan bahwa Yakobus dan Yohanes ini mengajukan permohonan yang hanya berkaitan dengan kepentingan dan posisi mereka saja tanpa peduli dengan kepentingan dan posisi teman mereka. Ini adalah permintaan yang egois.
Anonim - There was too much of self in this prayer” (Ada terlalu banyak diri sendiri dalam doa ini).
· Ingat, Tuhan tidak suka dengan doa yang bersifat egois yang hanya untuk kepentingan diri sendiri saja.
· Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus jelas membuang seluruh unsur egoisme/pementingan diri sendiri di dalamnya terbukti dengan penggunaan kata “kami” yang berlimpah tanpa kehadiran “aku” atau “ku” di dalamnya.
Matius 6:9-13 – (9) “….Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, (10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (11) Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, sepertikami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; (13) dan janganlah membawakami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlahkami dari pada yang jahat….”
J.H. Sillevis Smith - Siapa yang sungguh-sungguh hendak belajar Doa Bapa Kami, ia harus rela meniadakan ke-’aku’-annya. Dalam Doa Bapa Kami ke-‘aku’-an kita dengan segala hak dan keinginannya, sudah disalibkan.
Ilustrasi : Doa jodoh yang egois.
Ya Allah…..
Jika dia adalah jodohku, maka dekatkanlah.
Namun jika dia bukan jodohku, maka jodohkanlah.
Dan jika memang dia bukan jodohku,,
Maka jangan biarkan dia berjodoh dengan orang lain…
Amiiieeeeennn……
Ilustrasi : Doa si Arab, India dan Israel.
· Bagaimana kalau saudara berdoa? Apakah saudara pun selalu berdoa untuk kepentingan saudara sendiri saja? Seringkah saudara menaikkan doa syafaat / doa untuk orang lain, seperti untuk Pendeta / Penginjil saudara, pengurus / majelis saudara, jemaat-jemaat yang lain, orang-orang yang belum bertobat dsb? Atau saudara hanya berdoa untuk diri saudara sendiri saja?
· Ingat, doa yang egois tidak akan dijawab oleh Tuhan.
3) Karena permintaan mereka bertentangan dengan rencana/ketetapan Tuhan.
· Yakobus dan Yohanes boleh meminta kepada Tuhan, mereka boleh sekuat apa pun meminta, setekun apa pun meminta tetapi sampai kapan pun permohonan mereka tidak akan dikabulkan.
· Mengapa? Karena permohonan mereka bertentangan dengan rencana/ketetapan Tuhan.
· Ini nampak lewat kata-kata Yesus :
Markus 10:40 - Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
BIS - Tetapi mengenai siapa yang akan duduk di kanan atau kiri-Ku, itu bukan Aku yang berhak menentukan. Allah yang menentukan siapa-siapa yang akan duduk di tempat-tempat itu."
· Ini berarti bahwa siapa-siapa yang akan duduk di kiri dan kanan Yesus sudah ditentukan oleh Allah. Dan penentuan Allah ini tidak akan bakal berubah sekalipun ada orang yang berdoa sekuat apa pun.
· Karena itu jika permohonan/doa saudara ternyata bertentangan dengan rencana/ketetapan Tuhan, sekuat apa pun saudara berdoa, setekun apa pun saudara berdoa, selama apa pun saudara berdoa, bahkan mau doa puasa dengan menangis-nangis sekalipun, mau doa tempala seluas apa pun, doa itu tidak akan pernah dikabulkan karena kalau Allah mengabulkannya, rencana-Nya akan gagal.
· Seperti apakah doa yang tidak sesuai dengan rencana/ketetapan Tuhan itu? Misalnya berdoa agar nabi-nabi palsu tidak muncul. Ini jelas mustahil karena munculnya nabi-nabi palsu ada dalam rencana Tuhan. Kalau Tuhan mengabulkan doa seperti itu maka Firman-Nya jadi salah. Karena itu Tuhan tidak akan mengabulkan doa itu.
· Contoh lain adalah para pengikut Harold Camping di Amerika yang percaya bahwa kiamat akan terjadi kemarin (21 Mei 2011) yang akan didahului dengan sebuah gempa dahsyat di Selandia Baru. Makam-makam akan terbuka dan sekitar 200 juta orang percaya akan diangkat ke surga. Dikatakan bahwa menjelang jam yang mereka tentukan sebagai hari kiamat (jam 6 sore), mereka berdoa sekuat-kuatnya agar kiamat itu terjadi dan gempa bumi segera terjadi tetapi kiamatnya tidak terjadi demikian juga gempa buminya dan kita masih ada sampai sekarang (22 Mei 2011), demikian juga mereka.
· Jelas doa seperti itu tidak akan dijawab oleh Tuhan karena Tuhan sudah menentukan bahwa tidak ada 1 orang pun yang bisa tahu hari kiamat. Kalau kiamatnya terjadi kemarin berarti Firman Tuhan jadi salah dan karena itu tidak mungkin Tuhan menjawab doa seperti itu.
· Prinsipnya adalah semua doa yang bertentangan dengan Firman Tuhan/rencana Tuhan tidak akan pernah dikabulkan oleh Tuhan.
· Supaya tidak berdoa secara salah dan melawan Firman Tuhan, maka saudara harus banyak belajar Firman Tuhan. Dengan begitu saudara menjadi tahu kehendak/rencana Tuhan dan tidak mendoakan hal-hal yang mustahil dijawab oleh Tuhan.
Demikianlah 3 pelajaran rohani yang bisa kita petik dari kisah permintaan Yakobus dan Yohanes ini.
- AMIN -