YOHANES PEMBAPTIS (YOHANES 3:22-30)

Pdt.Esra Alfred Soru.
YOHANES PEMBAPTIS (YOHANES 3:22-30). Yohanes 3:22-30 – (22) Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. (23) Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, (24) sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. (25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." (27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. (29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. (30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
YOHANES PEMBAPTIS (YOHANES 3:22-30)
keuangan, bisnis, otomotif
Dari teks ini, kita akan mempelajari 2 hal :

I. PELAYANAN YESUS DAN YOHANES PEMBAPTIS

Kita akan mempelajari teks-teks ini dalam kaitan dengan pelayanan Yesus dan Yohanes Pembaptis, tetapi sebelumnya kita akan membahas 2 problem terlebih dahulu.

a. Masalah overlapping pelayanan Yesus dan Yohanes Pembaptis.

Teks yang baru saja kita baca ini memperlihatkan adanya semacam overlapping atau tumpang tindih antara pelayanan Yesus dan Yohanes Pembaptis di mana pada saat Yesus melayani, Yohanes Pembaptis pun sementara melayani.

Yohanes 3:22-24 – (22) Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. (23) Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, (24) sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.

Ini kelihatannya bertentangan dengan 2 ayat berikut ini.

Matius 4:12 - Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.

Markus 1:14 - Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah.

Dua ayat ini menga­takan bahwa Yesus melakukan pelayanan di Galilea, setelah Yohanes ditangkap. Tetapi mengapa Yoh 3:22-24 menceritakan terjadinya overlapping itu? Memang kelihatannya bagian-bagian itu bertentangan tetapi sebenarnya tidak. Kita bisa mengharmoniskannya. Ada banyak penafsir mencoba menjelaskan problem ini tapi saya lebih setuju dengan William Hendriksen yang mengatakan bahwa di antara Matius 4:11 / Markus 1:13 dan Matius 4:12 / Markus 1:14 ada selang waktu ter­tentu (yang tidak diceritakan oleh Matius, Markus), tetapi diceritakan oleh Yohanes di mana pelayanan Yesus dan Yohanes Pembaptis overlap / terjadi berbarengan.

Matius 4:11-12 – (11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. [………………overlapping…………………..] (12) Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.

Markus 1:13-14 – (13) Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. [………………overlapping…………………..] (14) Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah

Perhatikan juga bahwa Matius 4:12 / Markus 1:14 tidak berkata bahwa pelayanan di Galilea, yang dilakukan oleh Yesus setelah Yo­hanes ditangkap, merupakan permulaan dari pelayanan Yesus!

Matius 4:12 - Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.

Markus 1:14 - Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah.

Jadi bisa saja, sebelum itu Yesus sudah melayani di Yudea (overlap dengan Yohanes), lalu Yohanes ditangkap, lalu Yesus memulai pelayanan di Galilea. Karena itu tidak ada pertentangan di sini.

b. Masalah Yesus membaptis.

Ayat 22 bacaan kita mengatakan bahwa Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke Yudea dan di sana Ia membaptis.

Yohanes 3:22 - Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis.

Lalu bagaimana dengan Yohanes 4:2?

Yohanes 4:1-2 – (1) “… orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes (2) meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, …”

Sekali lagi ini bukan suatu kontradiksi, karena kalau murid-murid membaptis atas perintah Yesus, maka bisa dikatakan bahwa Yesuslah yang membaptis. Ini sama halnya dengan kalau dikatakan si A membangun rumah, padahal tukang-tukanglah yang membangun rumah itu atas perintah si A. Jadi sebenarnya Yesus sendiri tidak pernah membaptis, melainkan murid-murid-Nya saja. Mengapa Yesus tidak mau membaptis langsung? Mungkin untuk menghindarkan orang yang dibaptis dari kesombongan bahwa ia langsung dibaptis oleh Yesus. Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak memilih-milih pendeta tertentu di dalam membaptis asalkan pendetanya bukan pendeta sesat yang tidak percaya doktrin Tritunggal. Demikian juga jangan pilih-pilih pendeta kalau mau pemberkatan nikah.

Kita tinggalkan dulu problem-problem teks ini dan sekarang kita akan mempelajari lebih dalam teks-teks kita. Perhatikan ayat 23 :

Yohanes 3:23 - Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis

Tadi kita sudah melihat bahwa Yesus (lewat murid-murid-Nya) juga membaptis dan sekarang kita melihat bahwa Yohanes juga membaptis. Jadi ada 2 pelayanan yang berbarengan (overlapping). Yang satu dilakukan oleh Yesus dan yang satu dilakukan oleh Yohanes. (Kira-kira kalau anda ada saat itu, mana yang akan anda pilih?) Jikalau kita membandingkan Yesus dan Yohanes, maka Yohanes ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Yesus. Bahkan Yohanes sendiri mengakui hal itu.

Matius 3:11 - Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Tetapi menariknya adalah bahwa Yohanes tetap melayani / membaptis sekalipun ada Yesus yang jauh lebih hebat dan lebih disukai orang dari pada dia (bdk. ay 26 akhir).

Yohanes 3:26 : “….Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."

Jadi adanya Yesus yang lebih hebat tidak membuat Yohanes menjadikannya sebagai alasan untuk tidak melayani lagi/membaptis lagi. Ia tetap melakukan tugasnya dengan setia. Ini harusnya menjadi pelajaran bagi kita bahwa sekalipun di dalam pelayanan ada ‘saingan’ yang lebih hebat dan lebih disukai dari diri kita, kita harus tetap melayani dengan setia. Ini berlaku untuk pengkhotbah / pendeta yang menyampaikan Firman Tuhan.

Sekalipun ada pendeta / pengkhotbah lain yang lebih hebat dalam satu gereja yang sama, pendeta / pengkhotbah yang kurang baik itu harus tetap mau melayani Tuhan dalam penyampaian Firman Tuhan. (Bagaimana dengan para Evangelis di GKIN?). Hal yang sama berlaku dalam semua pelayanan yang lain, seperti memainkan alat musik, menyanyi, menjadi pemimpin litur­gi, menggunakan komputer, menjadi pengurus (baik ketua, sekretaris, bendahara, dsb), menjadi guru sekolah minggu, dll. Jangan memen­dam 1 talenta yang saudara miliki, hanya karena ada ‘saingan’ yang memiliki 5 talenta! Bukankah tangan kiri harus tetap mau bekerja, sekalipun ada tangan kanan yang lebih kuat dan lebih cekatan? Ingatlah satu hal bahwa pada waktu Yohanes tetap setia melayani Tuhan sekalipun ada Yesus yang lebih hebat dari dia, maka Tuhan tetap memberikan kepadanya orang-orang untuk dilayani / memberi sukses tertentu kepada dia. Ini terlihat dalam ay 23b.

Yohanes 3:23 - Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis

Biasanya kalau ada ‘saingan’ yang lebih hebat / disukai, setan akan menggoda kita dengan berkata: “Percuma melayani, karena semua orang toh akan pergi kepada ‘saingan’ itu”. Tetapi ini tidak benar! Asal kita tetap mau melayani dengan setia, Tuhan pasti akan memberikan orang untuk dilayani dan Tuhan pasti akan mem­berkati pelayanan kita dan memberikan sukses tertentu kepada kita! Ini juga perlu dicamkan oleh jemaat, jangan hanya mau mendengar khotbah dari pendeta/pengkhotbah tertentu saja tetapi tidak mau mendengar pemberitaan pendeta/pengkhotbah lain. (Bagaimana dengan jemaat di GKIN?). Jadi biarpun terjadi overlapping pelayanan antara Yesus dan Yohanes Pembaptis, ini sama sekali bukan masalah bagi Yohanes Pembaptis. Ia tetap melayani dengan setia.

Tetapi ini tidak terjadi pada murid-muridnya. Hal ini justru memunculkan sebuah perselisihan antara mereka dengan seorang Yahudi.

Yohanes 3:25 - Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian.

Penyucian yang dimaksud di sini kelihatannya adalah masalah baptisan. Tetapi apa yang diperdebatkan tentang baptisan itu? Dari konteksnya dapat ditafsirkan bahwa mereka memperdebatkan mana yang lebih baik, baptisan Yohanes atau baptisan Yesus. Perhatikan pandangan para penafsir:

Adam Clarke – Orang Yahudi yang dibicarakan di sini mungkin adalah seorang yang dibaptis oleh murid-murid Tuhan kita; dan apa yang diperdebatkan kelihatannya adalah apakah baptisan Yohanes ataukah baptisan Kristus yang lebih mujarab untuk penyucian.

Albert Barnes – Apa masalah yang diperselisihkan di sini tidak diketahui dengan pasti. Dari apa yang dikatakan mungkin mereka sementara mempersoalkan tentang nilai dan kemanjuran dari baptisan yang dilakukan Yohanes dan yang dilakukan Yesus.

Jadi boleh dikatakan bahwa mereka sementara berdebat, mana yang lebih baik antara baptisan Yohanes dan baptisan Yesus. Ini adalah perdebatan bodoh yang tak seharusnya terjadi, karena ini dilandasi oleh kebanggaan / pendewaan terhadap hamba Tuhan yang membaptis. Perdebatan / perselisihan ini akhirnya berlanjut kepada pengeluhan dari murid-murid Yohanes kepada Yohanes sendiri.

Yohanes 3:26 : Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."

Kelihatannya murid-murid Yohanes ini mengeluh karena Yesus sukses, bahkan lebih sukses dari pada guru mereka (Yohanes Pembaptis).

William Barclay - Perikop ini dengan jelas menceritakan, bahwa orang-orang mulai meninggalkan Yohanes dan mengikut Yesus. Itulah sebabnya maka murid-murid Yohanes Pembaptis merasa kuatir. Mereka tentu tidak suka bahwa tuan dan gurunya mulai hanya mendapat tempat kedua. Mereka tidak senang bahwa gurunya mulai ditinggalkan orang, dan bahwa orang banyak mulai mengerumuni, mendengarkan dan melihat kepada Yesus, guru yang baru. (Daily Bible Study : The Gospel of John Vol.1 : 240).

Mungkin dengan menyampaikan keluhan ini kepada Yohanes, mereka juga mau menyalahkan Yohanes / menyesali tindakan Yohanes, yang beberapa waktu yang lalu bersaksi tentang Yesus, karena tindakan itu menyebabkan sekarang Yesus lebih sukses dari pada Yohanes. Ini terlihat dari kata-kata ‘dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian’ (ay 26). Yohanes Pembaptis melakukan tugasnya dengan benar, yaitu memberi­takan tentang Yesus / bersaksi tentang Yesus, tetapi ia tetap dikritik.

Hal semacam ini sering terjadi dalam kehidupan kita. Ada orang yang melakukan hal yang benar tetapi justru dikritik oleh banyak orang. Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita bahwa kita tidak boleh mengkritik hamba Tuhan yang memberitakan Firman Tuhan dengan benar, sekalipun hasil pemberitaan Firman itu tidak menyenangkan! Tapi kalau saudara adalah pemberita Firman Tuhan, bersiaplah mengha­dapi kritikan sekalipun saudara melakukan hal yang benar. Setiap kali saudara melakukan sesuatu yang benar, saudara bisa mendapat kritikan, bukan pujian! Kalau hal itu terjadi, maukah saudara tetap melakukan yang benar itu?

Keluhan mereka ini jelas dilandasi oleh iri hati. Jadi, murid-murid Yohanes di sini bersikap seperti banyak pendeta jaman sekarang yang marah melihat ‘dombanya dicuri’ dan menganggap gereja lain / hamba Tuhan lain sebagai saingan. Saking iri hatinya, mereka lalu jengkel terhadap Yesus dan sama sekali tidak mau menyebut nama Yesus. Mereka hanya menyebutnya ‘orang’, ‘Dia’, ‘Nya’.,

Yohanes 3:26 - Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."

Wycliffe Bible Commentary - Tidak disebutkannya nama Yesus secara lebih tegas tampaknya merupakan pengurangan nilai yang disengaja. (Vol. 3, hal. 313).

Iri hati mereka membuat mereka lalu melebih-lebihkan informasi yang mereka berikan kepada Yohanes.

Yohanes 3:23 - Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis

Yohanes 3:26 : Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."

Ini menunjukkan bahayanya iri hati. Iri hati bisa menimbulkan ketidaksenangan, dan ketidaksenangan itu lalu menimbulkan pandangan / pemikiran yang tidak obyektif di mana kita melihat segala-sesuatu berbeda dengan aslinya (tidak obyektif)! Karena itu hati-hatilah dalam menilai orang yang tidak saudara senangi! Dari kata-kata mereka juga terlihat bahwa mereka (murid-murid Yohanes) lebih mencintai guru / golongan mereka sendiri dari pada Kristus.

Albert Barnes : Demikianlah banyak orang mencintai sekte / golongan mereka lebih dari mereka mencintai Kristus, dan akan lebih bersu­kacita kalau ada orang yang menjadi orang Presbyterian, Methodist, Baptist, dari pada kalau orang itu menjadi seorang Kristen yang sungguh-sungguh dan rendah hati. Ini bukan roh / semangat dari Injil. Kesalehan yang benar mengajar kita untuk bersukacita kalau ada orang berdosa yang kembali kepada Kristus, dan menjadi suci, tak peduli apakah mereka mengikut kita atau tidak.

Hendaklah kita jangan punya sifat seperti murid-murid Yohanes ini. Kita harus bersukacita, bergembira dan bersyukur kalau ada orang yang benar-benar percaya kepada Kristus, bertumbuh di dalam iman yang sehat walau dia tidak di gereja kita.

II. SIKAP DAN JAWABAN YOHANES PEMBAPTIS

Lalu bagaimana sikap Yohanes menghadapi pengeluhan murid-muridnya? Puji Tuhan Yohanes tidak punya sikap hati seperti murid-muridnya kalau tidak dia juga akan ikut-ikutan menunjukkan ketidaksenangan dan iri hati pada Yesus. Yohanes justru memberikan nasihat yang sangat agung kepada murid-muridnya.

Yohanes 3:27-30 – (27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. (29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. (30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Dalam ayat-ayat ini, kita bisa melihat argumentasi Yohanes Pembaptis sebagai berikut :

a. Yohanes mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan hal yang aneh-aneh.

Yohanes 3:28 - Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.

Yohanes kembali mengingatkan murid-muridnya akan apa yang pernah ia katakan di dalam Yohanes 1:20, 23.

Yoh 1:19-21, 23 – (19) Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" (20) Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." (21) Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? …(23) Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Yohanes mengatakan kepada murid-muridnya bahwa tempat yang ia miliki memang bukan tempat yang terdepan. Ia diutus hanya sebagai pemberita, sebagai pendahulu yang harus menyiapkan segalanya bagi kedatangan Dia yang lebih besar. Yohanes perlu mengatakan hal ini supaya murid-muridnya tidak mengkultus individu­kan / mendewakan dirinya. Hamba Tuhan yang sadar bahwa pengikutnya mendewakan dirinya / fanatik terhadap dirinya, harus memberikan ajaran seperti ini kepada pengikutnya! Kalau tidak, secara tidak langsung ia mene­rima pendewaan dari pengikutnya!

Kalau saudara adalah seorang pengkhotbah dan jemaat memuji-muji saudara lebih daripada pengkhotbah yang lain, maka saudara pun wajib melakukan apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Kalau saudara adalah guru Sekolah Minggu, dan anak-anak Sekolah Minggu memuji-muji saudara melebihi guru-guru yang lain, saudara pun wajib melakukan apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes ingin mengatakan pada murid-muridnya bahwa tempatnya memang bukan tempat teratas/tertinggi.

Hidup ini akan makin sejahtera kalau lebih banyak lagi orang yang bersedia memainkan peranan bawahan. Terlalu banyak orang yang hanya mencari peran yang besar-besar saja. Yohanes Pembaptis bukanlah orang yang semacam itu. Ia benar-benar tahu, bahwa Allah telah memberinya peran bawahan itu. Hidup kita ini akan lebih dijauhkan dari ketegangan serta hal-hal yang menyakitkan hati, apabila kita tahu bahwa ada banyak hal tertentu yang memang bukan untuk kita, dan kalau kita mau menerima dengan segenap hati serta melakukan dengan segenap kemampuan kita segala hal yang Allah maksudkan untuk kita lakukan. Melakukan tugas-tugas rendahan untuk Allah adalah suatu hal yang besar.

Nyonya Browning - "Semua macam pelayanan adalah sama di hadapan Allah".

Setiap tugas yang dilakukan bagi Allah tentu merupakan tugas yang besar. Karena itu lakukan tugas-tugas saudara yang kecil di dalam gereja ini tanpa perlu merasa iri hati dengan orang lain karena di mata Tuhan semua pelayanan sama besarnya dan sama berharganya.

Matius 10:41-42 – (41) Barang siapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barang siapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. (42) Dan barang siapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

b. Yohanes mengatakan bahwa tidak seorang pun yang akan bisa menerima lebih daripada apa yang Allah berikan kepadanya.

Yohanes 3:27 - Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga.

Semua yang dimiliki adalah dari Allah. Tidak ada seorang pun yang bisa memiliki sesuatu kalau Allah tidak memberikannya kepada dia. Jadi kalau pemimpin yang baru itu (Yesus) memperoleh makin banyak pengikut, maka hal itu bukan karena ia mencuri pengikut dari Yohanes, melainkan karena Allah memang memberikan mereka kepadanya. Marah kepada orang lain yang berhasil sedangkan keberhasilan itu datang dari Tuhan itu sama dengan marah kepada Tuhan.

Sayangnya adalah hal semacam ini tidak disadari oleh para pendeta dan pengkhotbah sehingga mereka dengan gampangnya menjadi marah/murka kalau jemaat mereka pindah gereja dan lalu mereka menuduh pendeta lain mencuri dombanya. Jikalau seseorang memang melayani untuk kemuliaan Tuhan seharusnya ia tidak perlu marah kalau jemaatnya pindah ke gereja/pendeta yang juga melayani untuk kemuliaan Tuhan. Betapa banyak rasa iri hati, panas hati dan dendam yang dapat kita hindari, kalau saja kita mau ingat bahwa keberhasilan orang lain adalah pemberian Allah kepadanya, dan kalau saja kita bersedia menerima keputusan serta pilihan Allah.

c. Yohanes memakai gambaran tentang “sahabat mempelai laki-laki” yang sangat dikenal oleh orang Yahudi.

Yohanes 3:29 - Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

Pada bagian akhir argumentasinya, Yohanes lalu memakai gambaran yang jelas yang tentu dimengerti oleh setiap orang Yahudi. Di dalam setiap perkawinan orang Yahudi, ada seorang yang mempunyai peranan yang sangat penting. Ia adalah sahabat mempelai laki-laki yang dalam bahasa Ibrani disebut “SHOSBEN”. (Yun. ARCHITRIKLINOS). Tugas dari “SHOSBEN” / “ARCHITRIKLINOS” ini adalah ia bertindak sebagai penghubung antara mempelai laki-laki dan mempelai wanita waktu acara peminangan (masuk minta). Mungkin sebagai “jubir”. Ia juga mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan perkawinan seperti mengirimkan undangan maupun memimpin pesta perkawinan itu lalu mempertemukan kedua mempelai.

Yohanes 2:8-10 – (8) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. (9) Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu … ia memanggil mempelai laki-laki,… “


Setelah pesta kawin selesai, ia punyai satu tugas khusus, yaitu menjaga kamar pengantin wanita, sehingga tidak ada laki-laki lain yang bisa masuk. Ia hanya akan membuka pintu kamar pengantin itu apabila di dalam kegelapan ia mendengar suara mempelai laki-laki yang sebenarnya. Ia harus mengenal suara itu. Kalau ia mendengar suara mempelai laki-laki yang sebenarnya, ia akan membukakan pintu baginya serta meninggalkan kamar itu dengan sukacita sebab tugasnya telah diselesaikan dan kedua mempelai telah bertemu dan tinggal bersama.

Ia tidak akan mempunyai rasa iri hati terhadap mempelai laki-laki dalam hubungannya dengan mempelai wanita. Ia tahu bahwa tugasnya hanyalah mempertemukan kedua mempelai itu. Dan kalau tugas itu telah selesai ia dengan rela hati bersedia untuk mundur, bahkan hilang dari seluruh arena. Nah gambaran tentang “SHOSBEN”/ “ARCHITRIKLINOS” inilah yang diangkat oleh Yohanes di mana ia menyebut Yesus sebagai pengantin laki-laki dan dirinya sendiri sebagai “SHOSBEN”/ “ARCHITRIKLINOS” itu. Ia melihat umat Israel sebagai mempelai perempuan (sebagaimana gambaran PL) yang dikhususkan bagi Sang Mesias itu dan tugasnya sebagai “SHOSBEN” / “ARCHITRIKLINOS” hanyalah untuk mempertemukan kedua mempelai itu.

Ia harus mempersiapkan segala sesuatu sebelum sang mempelai laki-laki yakni Kristus datang. Sekian lama ia berkhotbah, mengajar, menyerukan pertobatan, ia membaptis, dll itu laksana persiapan yang dilakukan seorang “SHOSBEN” / “ARCHITRIKLINOS” dan sekarang tiba saatnya mempelai laki-laki itu yakni Kristus sendiri sudah datang dan karena itu sudah saatnya ia dengan sukacita mengundurkan diri. Lalu mengapa ia harus kecewa, iri hati dan cemburu kepada mempelai laki-laki itu? Tidak! Justru itulah sukacitanya dan sekarang ketika Kristus sudah muncul dan banyak orang pergi kepada Kristus maka sukacitanya itu menjadi penuh.

Yohanes 3:29 - “….Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

Inilah kebahagiaan seorang “SHOSBEN”, inilah kebahagiaan seorang “ARCHITRIKLINOS”, inilah kebahagiaan seorang pelayan. Ini juga harus menjadi pelajaran penting bagi kita. Dalam konteks Perjanjian Baru, mempelai laki-lakinya adalah Yesus sendiri, mempelai perempuannya adalah orang Kristen / pengikut Kristus; dan saha­bat mempelai laki-laki adalah setiap kita yang melayani Dia. Sebagai sahabat mempelai laki-laki itu seharusnya kita tidak menginginkan mempelai perem­puan untuk dirinya kita sendiri.

Kita tidak menyerobot mempelai perempuan untuk dirinya sendiri. Kita seharusnya terus melayani, setia melayani dan mempertemukan mempelai laki-laki itu dengan mempelai perempuan. Itulah yang harusnya menjadi sukacita kita yang besar. Sayangnya banyak hamba Tuhan sekarang yang seperti sahabat mempelai laki-laki yang menyerobot calon isteri mempelai laki-laki untuk dirinya sendiri. Ini antara lain mereka lakukan dengan menyuruh / mengajar jemaat untuk setia kepada gereja mereka sendiri! Hamba Tuhan yang benar mendidik jemaatnya untuk setia kepada Yesus, bukan kepada dirinya / gerejanya sendiri!

Yohanes menutup semua argumentasinya dengan kalimat indah yang menggema sepanjang zaman.

Yohanes 3:30 - Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Ini harus menjadi motto / semboyan dari semua orang yang melayani Tuhan, khususnya hamba Tuhan! “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”. Jangan ingin meninggikan Kristus dan pada saat yang sama juga ingin meninggikan diri sendiri! Itu adalah akar dari semua rasa iri hati dan perselisihan. Kalau kita memang hanya ingin meninggikan Kristus, dan bukannya diri sendiri, kita akan bebas dari segala iri hati terhadap sesama pelayan / hamba Tuhan yang lebih sukses dari kita!

Beberapa hari lagi kita akan merayakan Natal di mana Yesus Sang Mesias itu (mempelai laki-laki) datang ke dalam dunia untuk pertama kalinya. Tetapi juga kita sementara berada pada masa penantian akan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kita seperti anak dara-anak dara yang menantikan datangnya mempelai laki-laki. Kiranya kita mempunyai hati, spirit dan pengabdian seperti Yohanes Pembaptis : “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”.
- AMIN -
Next Post Previous Post