PENJELASAN PAHAM EKSKLUSIVISME

Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK
Jikalau pluralisme percaya bahwa setiap agama dapat menyelamatkan, inklusivisme percaya bahwa Kristuslah juga menyelamatkan orang-orang beragama lain tanpa mereka percaya kepada Dia, lalu apa yang diajarkan paham eksklusivisme? Perhatikan pendapat berikut :
PENJELASAN DAN KRITIKAN PAHAM EKSKLUSIVISME
gadget, bisnis, otomotif
Wikipedia Encyclopedia - Eksklusivisme adalah salah satu cara pandang kekristenan terhadap agama-agama non-Kristen.…. Pendekatan eksklusivisme menyatakan bahwa agama Kristen merupakan satu-satunya jalan keselamatan…. Paham eksklusivisme menjelaskan bahwa di luar kekristenan tidak ada keselamatan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Eksklusivisme).

Catatan : Saya tidak setuju dengan definisi semacam ini. Ini adalah definisi yang salah. Paham eksklusivisme tidak pernah beranggapan bahwa agama Kristen adalah satu-satunya jalan keselamatan. Yang dipercaya eksklusivisme adalah Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan. Sekalipun antara Yesus Kristus dan kekristenan mempunyai kaitan yang erat tetapi itu adalah 2 hal yang berbeda. Jadi saya menolak definisi semacam ini.

Saya lebih setuju dengan definisi yang diberikan oleh Christ Wright :

Christ Wright – Pandangan ini menyatakan bahwa, jika Yesus Kristus secara unik adalah kebenaran, dan satu-satunya jalan keselamatan bagi umat manusia, itu berarti…. agama-agama lain itu tidak merupakan jalan keselamatan. (Tuhan Yesus Memang Khas Unik, hal. 19).

Dari apa yang dikatakan Christ Wright ini terlihat bahwa paham eksklusivisme percaya 2 hal yang saling berhubungan yakni Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan dan agama-agama lain (yang pasti tidak percaya kepada-Nya) tidak mungkin diselamatkan. Bandingkan dengan apa yang ditulis oleh Ajith Fernando :

Ajith Fernando – Pandangan Kristen tradisional tentang agama-agama dunia disebut eksklusivisme. Di sini Injil Kristen dianggap sebagai satu-satunya kebenaran, dan penerimaan terhadap Injil ini merupakan satu-satunya jalan bagi manusia untuk bisa diselamatkan. (Supremasi Kristus, hal. 9).

Saya percaya inilah pandangan yang benar, pandangan yang alkitabiah. Tetapi untuk memahami hal ini, kita perlu mempelajari lebih dalam. Ada beberapa point yang akan kita pelajari :

I. DASAR KITAB SUCI DARI PAHAM EKSKLUSIVISME.

Paham eksklusivisme bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan mempunyai dasar yang kuat dari Alkitab. Berikut ini adalah dasar-dasar Alkitab dari kepercayaan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan sebagaimana yang dikemukakan Pdt. Budi Asali.

Catatan : Point-pointnya saya ambil dari tulisan Pdt. Budi Asali tetapi isinya saya kembangkan dan perdalam.

a. Adanya ayat-ayat Kitab Suci yang secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.

1. Yohanes 14:6 - Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’.

Pdt. Budi Asali mengatakan bahwa ayat ini hanya mempunyai 3 kemungkinan:

*) Kitab Sucinya salah / ngawur. Yesus tidak pernah mengatakan pernyataan ini, tetapi Kitab Suci mencatat seolah-olah Yesus mengatakan pernyataan ini. (Ini pandangan Iaones Rakhmat yang sudah dikutip di part 1).

*) Kitab Sucinya betul; Yesus memang pernah mengucapkan pernyataan ini. Tetapi Yesusnya berdusta, karena Ia menyatakan diri sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa padahal sebetulnya tidak demikian. (Ini juga pandangan Iaones Rakhmat yang sudah dikutip di part 1)

*) Kitab Sucinya betul, dan Yesusnya tidak berdusta, sehingga Ia memang adalah satu-satunya jalan kepada Bapa / ke surga.

Dan selanjutnya beliau mengatakan :

Budi Asali – Renungkan, yang mana dari 3 kemungkinan ini yang saudara terima? Kalau saudara menerima yang pertama atau yang kedua, sebaiknya saudara pindah agama saja, karena apa gunanya menjadi Kristen tetapi mempercayai bahwa Kitab Sucinya salah / ngawur, atau Tuhannya pendusta.

Ada orang yang pernah mengatakan bahwa Yesus memang adalah jalan, kebenaran dan hidup tapi Dia bukan satu-satunya jalan, satu-satunya kebenaran dan satu-satunya hidup. Ingat juga kata-kata Pdt. Dr. Budyanto yang saya kutip di part 1 ketika berbicara tentang ayat ini :

Pdt. Dr. Budyanto - Mungkin lebih cocok dengan tafsiran Samartha yang mengatakan bahwa dalam agama Kristen, Yesus Kristus memang Juruselamat namun orang Kristen tidak dapat mengklaim bahwa juruselamat hanya Yesus Kristus. Demikian pula Yesus adalah jalan, tetapi jalan itu bukan hanya Yesus, seperti yang dikatakan Kenneth Cracknell bahwa di luar agama Kristen-pun dikenal banyak jalan menuju keselamatan. (Pemikiran Ulang Amanah Agung Yesus Kristus (Matius 28:19-20); Majalah DUTA; Bulan April 2000, hal 8).

Tapi ini pandangan yang ngawur. Memang kalau kita hanya melihat setengah ayat itu (Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.) maka pandangan itu benar. Tapi kalau kita membaca semuanya terutama kalimat setelah itu (“Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”) jelas menunjukkan bahwa Dia bukan hanya jalan tapi satu-satunya jalan. Dia bukan hanya kebenaran tapi satu-satunya kebenaran. Dia bukan hanya hidup tapi satu-satunya kehidupan. Selain itu ide ini nampak dari kenyataan bahwa dalam bahasa Yunani kata “jalan”, “kebenaran” dan “hidup” ini ditulis dengan menggunakan defenite article atau kata sandang “HO” yang dalam bahasa Inggris “THE” yang lebih berarti Yesus adalah jalan itu, kebenaran itu dan hidup itu.

KJV - Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh unto the Father, but by me.

Ini secara implisit menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya salah satu jalan, salah satu kebenaran dan salah satu hidup. Tapi Dialah satu-satunya jalan, satu-satunya kebenaran dan satu-satunya hidup. Kalau pun mau dikatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan bagi agama Kristen, persoalannya adalah bagaimana itu bisa benar sedangkan saat itu agama Kristen belum ada? Jadi adalah omong kosong kalau mengatakan bahwa Yesus hanyalah salah satu jalan keselamatan atau satu-satunya jalan bagi agama Kristen saja.

Lalu bagaimana dengan pendapat Ioanes Rakhmat bahwa ayat ini palsu?

Pdt. Dr. Ioanes Rakhmat - Yesus dari Nazareth tidak pernah mengatakan kalimat-kalimat dalam Yohanes 14:6. Mazhab penghasil Injil inilah yang mengucapkannya, dengan menempatkannya pada mulut Yesus versi mazhab ini. Kalaupun Yesus dari Nazareth pernah mengucapkannya, jelas Yesus telah salah besar. Yesus menurut Markus, Matius dan Lukas tidak sekali pun berkata-kata seperti Yohanes 14:6. Teks Yohanes 14:6 adalah suatu kesalahan besar dari kekristenan perdana. Teks ini tidak perlu dipakai lagi, karena salah dan menyesatkan, baik ketika teks ini dulu ditulis maupun untuk zaman sekarang. Teks ini juga yang telah membuat kekristenan menjadi garang; padahal beragama itu tidak boleh garang’. (Forum Diskusi STT Jakarta : www.sttjakarta.ac.id)

Kalau si Ioanes Rakhmat ini menyalahkan Yesus, itu tidak heran karena dia memang tidak percaya Yesus adalah Allah. Dan saya kira itu tidak perlu ditanggapi. Tetapi bagaimana dengan tudingan dia bahwa ayat ini tidak diucapkan oleh Yesus tetapi mazhab penghasil Injil Yohanes ini yang mengucapkannya? Apa dasarnya dia berpendapat demikian? Perhatikan kata-katanya :

Pdt. Dr. Ioanes Rakhmat - Yesus dari Nazareth tidak pernah mengatakan kalimat-kalimat dalam Yohanes 14:6. Mazhab penghasil Injil inilah yang mengucapkannya, dengan menempatkannya pada mulut Yesus versi mazhab ini…. Yesus menurut Markus, Matius dan Lukas tidak sekali pun berkata-kata seperti Yohanes 14:6. (Forum Diskusi STT Jakarta : www.sttjakarta.ac.id)

Jadi alasan dia menolak Yohanes 14:6 ini adalah kata-kata Yesus karena kata-kata tersebut tidak dicatat dalam Injil Matius, Markus dan Lukas. Mengapa dia bisa berpendapat demikian? Karena sebenarnya dia adalah salah seorang teolog Indonesia yang dipengaruhi oleh kelompok “Jesus Seminar” yang muncul di Amerika tahun 1985. Kelompok “Jesus Seminar” ini adalah kumpulan 77 orang yang menyebut diri mereka teolog yang berasumsi bahwa Yesus yang diceritakan di dalam Alkitab bukan lagi Yesus yang pernah hidup dalam sejarah melainkan Kristus yang sudah diimani. Mereka percaya bahwa Kristus yang diimani berbeda dengan Yesus yang pernah hidup dalam sejarah. Karena itulah mereka lalu memulai suatu proyek yakni menggali ulang Yesus sejarah. 

Mereka lalu meneliti Alkitab, secara khusus Injil-Injil lalu menentukan mana kata-kata, mujizat-mujizat, peristiwa-peristiwa yang asli dikatakan / dilakukan oleh Yesus dan mana yang tidak. Mereka berasumsi bahwa kata-kata yang lebih pendek lebih mungkin asli karena gampang diingat, sedangkan kata-kata yang panjang sangat mungkin bukan kata-kata Yesus tetapi karangan gereja. Demikian juga kata-kata terdapat dalam 4 Injil dianggap asli dari Yesus karena dicatat 4 penulis injil sedangkan kata-kata yang hanya terdapat dalam 1 Injil tetapi tidak terdapat dalam 3 Injil yang lain dianggap palsu, bukan asli dari Yesus. Pada akhirnya kelompok ini lalu mengadakan voting untuk menentukan mana kata-kata atau mujizat-mujizat atau perbuatan-perbuatan Yesus yang asli dan bukan. Dalam penentuan keaslian itu tersedia empat pilihan:

*) Asli diberi warna merah (red), yang dianggap ucapan Yesus sendiri. Ini diberi nilai 3 atau 75% ke atas.

*) Mungkin Asli diberi warna merah muda (pink), yang dianggap ucapan Yesus yang masih diragukan atau telah mengalami perubahan selama proses salinan. Ini diberi nilai 2 atau 50% ke atas.

*) Mungkin Tidak Asli diberi warna abu-abu (grey), yaitu ucapan yang tidak diucapkan oleh Yesus tetapi mengandung gagasan Yesus. Ini diberi nilai 1 atau 25% ke atas.

*) Tidak Asli diberi warna hitam (black), yaitu ucapan yang dianggap bukan dari Yesus dan ditulis pengikutnya atau musuhnya. Ini diberi nilai 0 atau 0 sampai 25%.

Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Lihat laporan berikut :

Midwest Today - Ketika 77 ahli Alkitab menuntut bahwa 80% dari yang dianggap ucapan Yesus dalam Alkitab sebenarnya tidak diucapkan Yesus, kepanikan menyebar. (Edisi Maret 1994).

Majalah Time - Yesus Seminar yang provokatif mengemukakan bahwa tidak banyak bagian PB dapat dipercaya. Bila demikian, apa yang dipercaya orang Kristen? (Edisi 8 April 1996).

Dengan pemikiran semacam ini jelas Yohanes 14:6 yang hanya terdapat dalam Injil Yohanes dan tidak terdapat dalam ketiga Injil yang lain jelas dianggap palsu atau tidak diucapkan oleh Yesus. Dan itulah yang dipercaya Ioanes Rakhmat.

Persoalannya adalah atas dasar apa mengatakan bahwa kalau suatu kalimat hanya terdapat pada satu Injil maka itu pasti tidak asli dari Yesus? Mengapa tidak memungkinkan bahwa rasul Yohanes yang hidup sampai usia tua melihat bahwa ada kata-kata atau perbuatan-perbuatan Yesus yang penting yang belum dicatat dalam ketiga Injil yang mendahuluinya sehingga ia lalu mencatat itu dalam Injilnya? Bukanlah Yohanes sendiri bahkan setelah ia menulis Injil Yohanes masih memberikan keterangan di akhir Injilnya :

Yohanes 20:30 - Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini

Yohanes 21:25 - Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Dari kata-kata Yohanes ini jelas bahwa Injil-Injil belum mencatat semua yang diperbuat oleh Yesus. Perhatikan bahwa setelah penulisan Injil Yohanes pun ternyata masih ada hal-hal tentang Yesus yang belum / tidak dicatat. Apalagi sebelum Injil Yohanes ditulis? Jadi adalah wajar kalau Yohanes sebagai seorang murid langsung dari Yesus berpikir untuk mencatat kata-kata atau perbuatan-perbuatan Yesus yang belum dicatat oleh Matius, Markus dan Lukas. Lalu mengapa itu harus dianggap sebagai tidak mungkin diucapkan oleh Yesus? Jadi terlihat bahwa kesimpulan kelompok “Jesus Seminar” yang diikuti oleh Ioanes Rakhmat ini sangat prematur. Lebih lucu lagi kalau mana yang adalah kata-kata dan perbuatan Yesus ditentukan melalui voting.

Ir. Herlianto – Yang menarik dari metodologi penyimpulan yang digunakan adalah dengan cara 'pemungutan suara' (voting), dengan kata lain kebenaran ucapan dan perbuatan Yesus ditentukan hanya dengan pemungutan suara dari 'responden' puluhan peserta saja. Sedikit yang hadir yang menentukan dengan voting mayoritas mana ucapan dan perbuatan Yesus dalam kitab Injil itu yang dapat dikata asli, mungkin asli, mungkin tidak asli, dan tidak asli. Dengan komposisi peserta dan angket demikian jangan heran kalau keluar kesimpulan bahwa '82 persen ucapan dalam kitab-kitab Injil bukan ucapan Yesus.' Menarik melihat hasil angket tersebut, sebab ternyata dalam 'Injil Yohanes' tidak ada yang bisa dianggap sebagai ucapan Yesus yang asli dan hanya satu yang disebut sebagai 'mungkin' (4:44). (Jesus Seminar : www.yabina.org).

Jadi boleh dianggap tuduhan bahwa Yohanes 14:6 palsu hanyalah opini murahan dari kelompok “Jesus Seminar” dan juga Ioanes Rakhmat. Karena itu Yoh 14:6 masih berdiri kokoh sebagai ucapan Yesus yang yang sangat eksklusiv dan siapapun tidak bisa sampai kepada Allah dalam arti diselamatkan jikalau tidak melalui diri-Nya.

2. Kisah Para Rasul 4:12 - Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

Ayat ini secara jelas menyatakan bahwa keselamatan ada di dalam Yesus dan tidak ada di dalam nama yang lain di kolong langit ini (termasuk di dalam nama kristus-kristus yang lain yang ada di dalam agama lain sebagaimana yang dipercaya kaum inklusiv). Itu berarti keselamatan hanya ada di dalam Dia saja.

Juga perhatikan bahwa berbeda dengan Yohanes 14:6 yang diucapkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya, Kisah Para Rasul 4:12 diucapkan oleh Petrus kepada orang-orang Yahudi yang anti Kristus dan sudah mempunyai agama sendiri yakni Yudaisme. Jadi jelas bahwa ayat ini tidak mungkin dimaksudkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan hanya bagi orang Kristen sebagaimana yang dikatakan para teolog pluralis.

Ayat ini bukan saja dengan tegas menyatakan Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan tetapi juga dengan tegas menganulir semua nama di kolong langit ini sebagai tidak bisa menyelamatkan.

Matthew Henry – Sebab di dunia ini tidak ada satu pun agama lain, bahkan yang diajarkan Musa sekalipun, yang dapat memberikan keselamatan kepada mereka…. Di antara umat manusia ada banyak nama yang mengaku-ngaku dapat menyelamatkan, tetapi sebenarnya tidak. Banyak lembaga agama yang mengaku-ngaku dapat mengadakan dapat mengadakan pendamaian dan hubungan antara Allah dan manusia, tetapi tidak mampu melakukannya. Hanya melalui Kristus dan naman-Nyalah segala kebaikan yang perlu bagi keselamatan kita dapat diharapkan dari Allah…. bahwa nama itu sajalah satu-satunya nama yang melaluinya kita diselamatkan …” (Kitab Kisah Para Rasul, hal. 141).

3. 1 Yohanes 5:11-12 – (11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.

Dalam ayat 11 dinyatakan bahwa Allah mengaruniakan hidup kekal kepada kita. Itu berarti hidup kekal itu didapatkan semata-mata karena kaasih karunia Allah dan bukan karena kebaikan atau amal atau jasa kita. Tetapi hidup kekal itu diberikan di dalam anak-Nya yakni Yesus Kristus. Bayangkan Yesus sebagai sebuah kotak yang di dalamnya berisikan keselamatan / hidup kekal. Kalau seseorang menerima kotaknya (Yesus), maka ia menerima isinya (keselamatan / hidup yang kekal), dan sebaliknya kalau ia menolak kotaknya (Yesus), otomatis ia juga menolak isinya (keselamatan / hidup yang kekal). Dan karena itu dalam ayat 12 ditegaskan : “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.

Adam Clarke - Karena hidup kekal diberikan dalam Anak Allah, maka hidup kekal itu tidak bisa dinikmati tanpa Dia. Tidak ada yang bisa mempunyainya tanpa mempunyai Kristus; karena itu ia yang mempunyai Anak mempunyai hidup, dan ia yang tidak mempunyai Anak tidak mempunyai hidup. Adalah sia-sia untuk mengharapkan kemuliaan kekal, jika kita tidak mempunyai Kristus dalam hati kita. ...” (Adam Clarke’s Commentary on the Bible : Commentary on 1 John, hal.65).

Jelas ayat ini menentang paham pluralisme yang mengatakan ada keselamatan dalam semua agama. Bagaimana mungkin agama-agama lain bisa mendapatkan hidup kekal sedangkan mereka tidak memiliki Sang Anak dalam hal ini adalah Yesus Kristus? Memang pandangan inklusivisme mengatakan bahwa agama-agama lain juga memiliki Kristus sendiri-sendiri tetapi pada part 2 sudah saya jelaskan bahwa Kristus Kristus itu adalah Kristus Kristus palsu. Keselamatan hanya ada dalam Anak Allah yakni Yesus Kristus, dan semua yang tidak memiliki Kristus mustahil mendapatkan hidup yang kekal.

4. 1 Timotius 2:5 - Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.

Pengantara artinya adalah mediator atau penghubung. Dan dalam ayat ini dengan tegas dikatakan bahwa pengantara antara Allah dan manusia itu esa / satu yakni Kristus Yesus. Jikalau pengantaranya hanya satu, sudah pasti yang mau mencapai Allah tanpa melalui Yesus Kristus tidak akan sampai pada Allah.

b. Ada ayat-ayat yang secara eksplisit menunjukkan bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus akan mati dalam dosanya / masuk neraka.

Ayat-ayat ini antara lain :

1. Yohanes 8:24b - Jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.

“Mati dalam dosa” artinya masuk neraka. Jadi orang yang tidak percaya kepada Yesus pasti akan masuk neraka.

2. Wahyu 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.

Dalam konteks Kitab Suci, ‘orang yang tidak percaya’ artinya adalah ‘orang yang tidak percaya kepada Yesus’. Jadi, sekalipun mereka percaya kepada Allah, tetapi kalau mereka tidak percaya kepada Yesus, maka ayat itu mengatakan bahwa mereka akan masuk ke neraka.

c. Dalam Perjanjian Lama, Allah berulang kali hanya memberikan 1 jalan untuk bebas dari hukuman, yang adalah TYPE / gambaran dari Kristus.

Contoh:

1. Bahtera Nuh (Kej 6-8).

Pada zaman Nuh itu, kalau orang tidak mau masuk ke dalam bahtera, maka tidak ada jalan lain baginya melalui mana ia bisa selamat. Pada waktu banjir itu mulai meninggi, ia mungkin akan mencoba naik pohon, naik atap rumah, naik gunung yang tinggi, tetapi ia akan tetap mati, karena air bah itu merendam seluruh dunia bahkan gunung yang tertinggi sekalipun (bdk. Kejadian 7:19-20). Jadi jelas bahwa bahtera itu adalah satu-satunya jalan keselamatan.

2. Darah pada ambang pintu (Keluaran 12:3-7,12-13,21-23,25-30 1Korintus 5:7).

Pada waktu Allah mau menghukum orang Mesir dengan membunuh semua anak sulung, Allah memberikan jalan melalui mana bangsa Israel bisa lolos dari hukuman itu. Caranya adalah menyapukan darah domba Paskah pada ambang pintu. Dan ini adalah satu-satunya jalan melalui mana mereka bisa lolos dari hukuman Allah itu. Selanjutnya, 1 Kor 5:7b berbunyi:

1 Korintus 5:7b - Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.

Jadi, jelaslah bahwa anak domba Paskah yang darahnya merupakan satu-satunya jalan keselamatan pada saat itu, merupakan TYPE / gambaran dari Kristus.

3. Ular tembaga (Bilangan 21:4-9 Yohanes 3:14-15).

Lagi-lagi dalam peristiwa ular tembaga, pada waktu Israel berdosa dan dihukum oleh Tuhan dengan ular berbisa, Tuhan memberikan hanya satu jalan keluar, yaitu dengan memandang kepada ular tembaga itu.

Bilangan 21:8 - Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpaut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.

Kalau mereka menolak jalan itu dan mencari jalan yang lain, apakah dengan berobat kepada tabib / dukun, atau dengan mengikat bagian yang digigit, atau dengan mencari obat lain mana pun juga, mereka pasti mati. Hanya kalau mereka mau memandang kepada ular tembaga yang dibuat Musa barulah mereka bisa sembuh. Juga perlu di ingat bahwa Tuhan tidak menyuruh Musa untuk membuat banyak patung ular tembaga, tetapi hanya satu patung ular tembaga. Dan sesungguhnya ini adalah gambaran dari Kristus sendiri :

Yohanes 3:14-15 - (14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Jadi sama seperti ular tembaga itu merupakan satu-satunya jalan keselamatan pada saat itu, demikian juga Kristus merupakan satu-satunya jalan keselamatan pada saat ini.

d. Sikap kita kepada Yesus merupakan sikap kita terhadap Allah / Bapa.

Bahwa sikap kita kepada Yesus merupakan sikap kita kepada Allah / Bapa terlihat dari ayat-ayat berikut ini :

Lukas 10:16 - Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barang siapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barang siapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.

Yohanes 5:23 - supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barang siapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.

Yohanes 15:23 - Barang siapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku.

Karena itu, orang tidak bisa menyembah / menaati / melayani Allah, tetapi pada saat yang sama menolak Yesus. Menolak Yesus berarti menolak Allah, dan tidak percaya kepada Yesus berarti tidak percaya kepada Allah.

Melihat pada semua ini bisakah orang yang tidak percaya kepada Yesus masuk surga? Kalau saudara datang ke rumah saya bersama dengan anak saudara, dan saya menerima saudara dengan baik dan hormat, tetapi memperlakukan anak saudara dengan jelek, bisakah saudara berkata: ‘Ah tidak apa-apa, yang penting ia menghormati saya’? Saya yakin tidak mungkin. Sikap saya yang jelek terhadap anak saudara, identik dengan sikap jelek terhadap saudara sendiri. Demikian juga, kalau ada orang yang bersikap baik terhadap Allah (menyembah Allah, berbakti kepada Allah, dsb) tetapi bersikap jelek terhadap Yesus (menolak, tidak percaya, benci, menghina, dsb), maka Allah tidak akan menerima orang itu. Sikap seseorang terhadap Yesus, yang adalah Anak Allah, identik dengan sikap orang itu terhadap Allah sendiri.

e. Yesus adalah Allah sendiri.

Ini terlihat dari banyak ayat Kitab Suci seperti:

Yesaya 9:5 - Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Yohanes 1:1 - Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Roma 9:5 - Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!.

1 Yohanes 5:20 - Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

Kalau Yesus adalah Allah sendiri, maka jelas bahwa Ia adalah tuan rumah / pemilik Kerajaan Surga. Bagaimana mungkin orang yang tidak percaya kepada-Nya, apalagi yang menentang-Nya, bisa masuk ke surga, yang adalah milik-Nya?

f. Semua manusia berdosa, dan dosa tidak bisa ditebus dengan perbuatan baik. Karena itu semua manusia membutuhkan seorang Juru selamat / Penebus dosa.

Bahwa semua manusia berdosa, dinyatakan oleh Roma 3:23.

Roma 3:23 - Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Dan bahwa dosa tidak bisa ditebus dengan perbuatan baik, dinyatakan oleh :

Roma 3:27-28 – (27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Galatia 2:16 - Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.

Karena itu sebetulnya semua manusia membutuhkan Juru selamat / Penebus dosa. Dan Yesus adalah satu-satunya yang pernah menebus dosa manusia. Kalau kita menolak Dia, maka kita harus membayar sendiri hutang dosa kita, dan itu berarti kita harus masuk ke neraka selama-lamanya.

g. Penderitaan yang Yesus alami untuk menebus dosa manusia merupakan penderitaan yang luar biasa hebatnya.

Saya kira tentang penderitaan Yesus yang maha hebat tidak perlu lagi dijelaskan di sini. Kita semua tahu betapa hebatnya penderitaan Kristus itu. Nah, mengingat hebatnya penderitaan yang Yesus alami untuk menebus dosa kita, kalau Yesus bukan satu-satunya jalan keselamatan, maka:

1. Tindakan Bapa merelakan Anak-Nya untuk mati dengan cara yang begitu mengerikan hanya untuk memberikan satu tambahan jalan ke surga, padahal sudah ada dan akan ada lagi banyak jalan lain ke surga, betul-betul merupakan tindakan yang sangat kejam.

Seandainya ada jalan lain untuk menyelamatkan manusia, saya yakin bahwa Bapa tidak akan membiarkan Anak-Nya mengalami penderitaan seperti itu. Tetapi karena memang tidak ada jalan lain, demi kasih-Nya kepada manusia berdosa, Ia rela membiarkan Anak-Nya mengalami penderitaan itu.

2. Tindakan Yesus untuk mati di salib untuk memberikan satu tambahan jalan ke surga adalah tindakan konyol, bodoh dan sia-sia. Ini sesuai dengan Gal 2:21b.

Galatia 2:21b – “... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.

Bayangkan bahwa saudara hendak menolong seorang anak yang ada di lantai tiga sebuah bangunan, dan bangunan itu lalu terbakar. Saudara lalu menggendong anak itu dan melompat, dan sesaat sebelum menyentuh tanah, saudara melemparkan anak itu ke atas, maka anak itu selamat dan saudara mati. Kalau saat itu memang tidak ada jalan lain untuk selamat selain melompat dari lantai tiga itu, maka mungkin sekali orang akan menganggap saudara sebagai pahlawan yang rela berkorban bagi anak itu. Tetapi kalau pada saat itu sebetulnya ada banyak jalan yang lain, dan saudara tetap ‘rela mengorbankan nyawa saudara’ demi anak itu, maka orang akan menganggap tindakan saudara itu sebagai tindakan konyol dan bodoh.

Demikian juga dengan apa yang Yesus lakukan bagi kita. Kalau memang ada jalan lain untuk selamat, dan Yesus tetap rela berkorban bagi kita, Ia betul-betul konyol dan bodoh. Tetapi karena memang tidak ada jalan lain, dan Yesus rela melakukan pengorbanan di atas kayu salib, maka tindakan-Nya betul-betul merupakan tindakan kasih yang luar biasa.

h. Perintah Yesus untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus (Mat 28:19-20).

Perintah Yesus untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus (Matius 28:19-20) menunjukkan bahwa :
1. Yesus memang adalah satu-satunya jalan ke surga.

Kalau memang Yesus bukan satu-satunya jalan keselamatan, untuk apa ada perintah untuk memberitakan Injil / membawa semua orang untuk datang kepada Yesus?

2. Orang yang tidak pernah mendengar tentang Yesus juga akan binasa / masuk neraka.

Kalau orang yang tidak pernah mendengar Injil bisa masuk surga, maka untuk apa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil? Bahwa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid Yesus, jelas menunjukkan bahwa orang yang tidak pernah mendengar Injil juga pasti tidak bisa selamat.

Perhatikan :

Roma 10:13-14 – (13) Sebab, barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

Ayat ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan kalau ia tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepada-Nya. Jadi, kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil kepadanya, ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya kepada-Nya, sehingga tidak bisa berseru kepada-Nya, sehingga tidak bisa diselamatkan.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa dalam rasul-rasul melaksanakan perintah ini, mereka memberitakan Injil kepada orang-orang yang sudah beragama (agama Yahudi). Dan bagaimanapun mereka diancam untuk tidak memberitakan Injil, dan bahkan dianiaya karena memberitakan Injil, mereka tetap memberitakan Injil. Kalau orang yang tidak pernah mendengar Injil bisa masuk surga, atau kalau orang yang beragama lain bisa masuk surga, untuk apa para rasul memberitakan Injil? Lebih-lebih, untuk apa mereka terus memberitakan Injil bahkan pada saat mereka dianiaya karena pemberitaan Injil itu?

Dari 8 point ini jelaslah bahwa pandangan yang mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga bukanlah fanatisme yang picik, tetapi memang merupakan doktrin / kebenaran yang nyata sekali diajarkan dalam Kitab Suci. Menolak kebenaran ini sama dengan menolak Kitab Suci / Firman Tuhan! Mengejek orang Kristen yang mempercayai kebenaran ini sama dengan mengejek Kitab Suci / Firman Tuhan.

II. KEBERATAN DAN KRITIKAN TERHADAP PAHAM EKSKLUSIVISME INI.

Sebagaimana sudah saya tunjukkan, paham eksklusivisme ini sangat berakar kuat dari Alkitab. Ini berbeda dengan paham pluralisme dan inklusivisme yang sangat minim dasar Kitab Sucinya. Begitu kuatnya paham ini sampai ada orang yang menolaknya pun mengakui bahwa pandangan ini sangat kuat. Orang itu adalah Allah Race, seorang pluralis.

Allan Race – Eksklusivisme berpegang pada apa yang bagi banyak orang merupakan kesaksian alkitabiah, yang jelas memberikan fungsi sentral kepada pribadi Kristus; logika inhternal dari argumentasinya nampak saling berkaitan dan akhirnya, pandangan ini paling sesuai dengan apa yang umumnya dianggap sebagai kekristenan ortodoks sepanjang zaman. (Pluralism, hal. 24).

Tapi walaupun kuat, pandangan eksklusivisme ini juga tidak bebas dari kritikan / serangan. Dan karena itu sekarang saya akan mengemukakan beberapa kritikan terhadap paham eksklusivisme ini sekaligus memberikan jawaban / bantahan terhadap kritik-kritik itu.

a. Jikalau hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus saja yang bisa diselamatkan, lalu bagaimana dengan orang-orang zaman PL yang bahkan tidak mengenal Yesus sama sekali karena Ia belum dilahirkan?

Jawab : Orang-orang zaman PL harus dibedakan antara orang Israel dan non Israel. Untuk orang non Israel, mereka juga orang berdosa dan mereka hidup tanpa hukum Taurat. Mereka akan binasa tanpa hukum Taurat itu.

Roma 2:12 - Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.

Kecuali mereka yang menjadi percaya kepada Allah Israel seperti janda Sarfat, Naaman, Rut, dll. Tapi untuk orang Israel (termasuk non Israel yang memeluk agama Israel), mereka diselamatkan berdasarkan iman mereka kepada janji Allah akan Kristus. Ingat bahwa janji kedatangan Kristus sudah diberikan sesaat sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Lalu dilanjutkan pada para patriakh / bapa-bapa bangsa dan selanjutnya melalui para nabi. Karena itu keselamatan mereka bergantung pada iman mereka pada janji-janji itu. Atau dengan kata lain mereka diselamatkan berdasarkan iman mereka kepada Kristus yang akan datang. Dasar Alkitab untuk ini adalah :

1. Yohanes 8:56 - Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."

Yesus mengatakan bahwa Abraham telah melihat-Nya dan bersukacita. Ini pasti bukan melihat dalam sejarah karena Abraham hidup 2000 tahun sebelum Yesus lahir. Abraham pasti telah melihat Yesus dalam imannya.

2. Yohanes 12:41 - Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia.

Ini pasti berbicara tentang Yesaya yang melihat Kristus dalam imannya.

3. Ibrani 11:26 - Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.

Bagaimana Musa bisa menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir? Kristus belum ada saat itu. Dai pasti melihat Kristus dalam iman.

Jadi kalau iman kita saat ini adalah iman ke belakang (iman kepada Kristus yang sudah datang), maka iman orang-orang PL adalah iman ke depan (iman kepada Kristus yang akan datang). Dan mereka diselamatkan oleh iman itu. Karena itu Yesus Kristus tetap satu-satunya jalan keselamatan untuk semua zaman. Dan sama seperti kuasa penebusan-Nya bergerak ke depan untuk kita saat ini, kuasa penebusan itu juga bergerak ke belakang untuk mereka yang hidup dalam zaman PL. Ini dinyatakan secara simbolis melalui bangkitnya orang-orang kudus PL pada waktu Yesus mati.

Matius 27:51-52 – (51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.

b. Kalau kita mengatakan bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus pasti masuk neraka, berarti kita sementara menghakimi mereka.

Jawab : Itu bukan menghakimi tetapi percaya pada kebenaran Kitab Suci. Kecuali Kitab Suci tidak mengatakan demikian dan kita mengklaim demikian barulah disebut menghakimi.

c. Keyakinan eksklusivisme bersifat egois, mau menang sendiri dan tidak bersikap kasih kepada orang lain.

Jawab : Kalau saya mempunyai sebuah rumah dan saya memberikan hanya 1 pintu untuk masuk ke rumah itu. Si A saya beri tahu bahwa kalau mau masuk ke rumah saya harus melalui pintu satu-satunya itu. Kalau masuk melalui jendela atau naik tembok belakang atau masuk lewat genteng, akan saya tembak. Lalu si A memberitakan hal itu kepada saudara supaya saudara bisa masuk rumah saya. Apakah si A ini egois, mau menang sendiri, tidak kasih kepada saudara?

d. Dengan berkeyakinan ekskusiv maka orang Kristen tidak bisa hidup bertoleransi dengan agama lain.

Jawab : Apakah keharusan untuk hidup bertoleransi membuat seseorang harus mengkompromikan / mereduksi imannya? Jika demikian maka ia sementara mengutamakan perdamaian daripada kebenaran dan ini adalah sikap yang ditentang oleh Kitab Suci sebagaimana sudah saya tunjukkan pada part 1. Bagaimana pun juga kebenaran tidak boleh dikorbankan demi alasan toleransi / perdamaian. Tapi apakah benar dengan beriman eksklusiv maka kita tidak bisa hidup bertoleransi dengan orang beragama lain? Ini akan saya bahas dalam part selanjutnya.

III. KONSEKUENSI DARI PAHAM EKSKLUSIVISME INI.

Kepercayaan eksklusif bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan dan semua orang yang tidak percaya kepada Dia akan binasa mempunyai beberapa konsekuensi :

1. Kita sendiri harus percaya dan menerima Yesus sebagai Juru selamat dan Tuhan.

Mengapa? Karena tanpa itu kita menolak jalan satu-satunya ke surga, sehingga kita tidak mungkin bisa selamat.

Sudahkan saudara sendiri percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi saudara? Kalau belum, datanglah kepada Kristus sekarang juga. Besok mungkin sudah terlambat! Apa gunanya saudara beriman eksklusif, apa gunanya saudara percaya Yesus satu-satunya jalan, apa gunanya saudara percaya bahwa dalam nama Yesus ada keselamatan tetapi saudara tidak mau datang / percaya kepada Dia?

2. Kita harus mengusahakan supaya orang lain bisa mendengar tentang Yesus dan mau percaya kepada Yesus.

Ini bisa dilakukan dengan cara memberitakan Injil kepada mereka, berdoa supaya mereka bisa dan mau percaya kepada Yesus, dan melakukan segala usaha yang bisa kita lakukan untuk mempertobatkan orang yang belum percaya kepada Yesus.

Perhatikan bahwa hal ini dilakukan bukan demi kepentingan kekristenan, tetapi demi kepentingan / keselamatan orang yang diinjili tersebut. Jadi, kita memberitakan Injil kepada seseorang, karena kita mengasihi orang itu, dan karena itu kita menginginkan dia masuk surga, bukan masuk neraka.

3. Sebagai orang tua Kristen, kita harus berusaha mengarahkan anak-anak kita kepada Yesus.

Ada orang tua Kristen yang merasa bangga dengan sikap mereka yang tidak memaksakan agama mereka kepada anak-anaknya, dan membiarkan anak-anaknya memilih sendiri agama mereka. Saya berpendapat bahwa hanya ada 2 kemungkinan tentang orang tua Kristen yang membiarkan anaknya tumbuh bebas dan memilih agamanya sendiri. Atau ia adalah orang Kristen KTP yang tidak percaya Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga, atau ia adalah orang tua yang tidak mengasihi anaknya sehingga tidak peduli kalau anaknya masuk ke neraka karena tidak punya Juru selamat. Pada umumnya kemungkinan pertamalah yang benar.

4. Orang Kristen yang menganggap bahwa Yesus hanyalah salah satu jalan ke surga bukanlah orang yang bertoleransi terhadap agama lain, tetapi adalah orang Kristen yang tidak percaya pada Kitab Suci / Firman Tuhan, dan ini jelas adalah orang Kristen KTP. Tidak peduli betapa tingginya jabatan mereka dalam gereja, injililah mereka supaya mereka bertobat.

5. Orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan tetapi tidak mau mempercayai hal ini dan bahkan mengajarkan sebaliknya, jelas adalah serigala yang berbulu domba, atau nabi palsu, yang sedikit pun tidak menghormati otoritas dari Kitab Suci! Kita harus berhati-hati dengan orang seperti ini.

6. Orang-orang Kristen yang sudah mendengar ajaran ini tetapi tetap berkata bahwa mereka tidak tahu akan nasib orang yang tidak percaya Yesus dengan alasan bahwa mereka tidak maha tahu dan hanya Allah yang maha tahu, bukanlah orang yang rendah hati, tetapi adalah orang-orang tegar tengkuk yang tidak menghargai otoritas Kitab Suci. Mereka bukannya tidak tahu, tetapi memang tidak mau tahu.

Baca Juga: Tanggapan Terhadap Paham Inklusivisme

7. Kita perlu hati-hati dengan orang yang mengatakan ‘moga-moga Tuhan menyediakan jalan untuk selamat bagi orang yang mati tanpa Kristus’. Kata-kata seperti ini tampaknya penuh kasih, tetapi jelas merupakan kata-kata dari orang yang tidak percaya pada Firman Tuhan! Mengatakan ‘moga-moga orang di luar Kristus bisa selamat’ adalah sama dengan mengatakan ‘moga-moga kata-kata Yesus dalam Yohanes 14:6 itu adalah salah / dusta’!

8. Kita tidak boleh mendukung:

*) Gereja-gereja sesat yang tidak mempercayai Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan (gereja-gereja dengan paham pluralisme dan inklusivisme).

*) Gereja-gereja yang tidak lagi memberitakan Injil.

Catatan: Perlu diingat bahwa ada banyak gereja yang masih mempunyai slogan yang injili, seperti Yesus adalah satu-satunya Juru selamat dsb, tetapi itu tidak diwujudkan dengan ditekankannya Pemberitaan Injil.

*) Gereja-gereja yang memberitakan Injil yang sudah diselewengkan seperti Social Gospel (Injil sosial), di mana penekan penginjilannya adalah hanya pada bantuan sosial, bukan pada pemberitaan Injil. Ini banyak terdapat dalam gereja-gereja Protestan yang liberal. Perlu diingat bahwa fungsi gereja bukanlah menjadi semacam sinterklaas, tetapi sebagai pemberita Injil / Firman Tuhan! Juga dalam gerakan-gerakan yang hanya menekankan Yesus sebagai dokter, pelaku Mujizat, pemberi berkat, tetapi tidak sebagai Juru selamat dan Tuhan. Ini banyak terdapat dalam gereja Pentakosta / Kharismatik. Sekalipun ini kelihatannya seperti Injil, tetapi sebetulnya ini merupakan ‘Injil yang lain’ atau ‘Injil yang berbeda’ (2 Korintus 11:4; Galatia 1:6-9). Jangan mendukung gereja-gereja seperti ini baik dalam keuangan, tenaga / pikiran, pelayanan, publikasi, atau bahkan kehadiran dan doa (kecuali mendoakan supaya mereka bertobat), karena mendukung gereja sesat sama dengan mendukung setan.

Kalau mendukung gereja sesat sudah tidak boleh, lebih-lebih mendukung agama lain. Ingat bahwa kita memang harus mengasihi orang yang beragama lain. Ini diwujudkan dengan memberitakan Injil kepada mereka, dan bahkan menolong mereka / menyumbang mereka kalau mereka mendapatkan musibah / membutuhkan pertolongan. Tetapi kita tidak boleh mendukung agama mereka! Sebaliknya, dukunglah gereja-gereja / hamba-hamba Tuhan yang betul-betul memberitakan Injil. Dukungan dibutuhkan baik dalam doa, tenaga, pikiran, kehadiran, keuangan, publikasi, dsb. Ingat bahwa tidak mendukung gereja yang benar, adalah sama dengan mendukung kesesatan.

Ikuti saya di Google News untuk membaca artikel lainnya :


Next Post Previous Post