2 SAMUEL 9:1-13 (BERPEGANG PADA JANJI WALAUPUN RUGI)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
2 Samuel 9:1-13 - “(1) Berkatalah Daud: ‘Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan.’ (2) Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: ‘Engkaukah Ziba?’ Jawabnya: ‘Hamba tuanku.’ (3) Kemudian berkatalah raja: ‘Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.’ Lalu berkatalah Ziba kepada raja: ‘Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.’ (4) Tanya raja kepadanya: ‘Di manakah ia?’ Jawab Ziba kepada raja: ‘Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.’ (5) Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar. (6) Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: ‘Mefiboset!’ Jawabnya: ‘Inilah hamba tuanku.’ (7) Kemudian berkatalah Daud kepadanya: ‘Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.’ (8) Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: ‘Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?’ (9) Lalu raja memanggil Ziba, hamba Saul itu, dan berkata kepadanya: ‘Segala sesuatu yang adalah milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan kepada cucu tuanmu itu. (10) Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.’ Ziba mempunyai lima belas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba. (11) Berkatalah Ziba kepada raja: ‘Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.’ Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja. (12) Mefiboset mempunyai seorang anak laki-laki yang kecil, yang bernama Mikha. Semua orang yang diam di rumah Ziba adalah hamba-hamba Mefiboset. (13) Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang.”.
2 SAMUEL 9:1-13 (BERPEGANG PADA JANJI  WALAUPUN RUGI)
otomotif, gadget, bisnis
I) Daud mau menunjukkan kasihnya kepada keluarga Saul yang tersisa (ay 1).

2 Samuel 9: 1: “Berkatalah Daud: ‘Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan.’”.

1) Keinginan / tindakan Daud ini bertentangan dengan kebiasaan pada jaman itu.

Pulpit Commentary: “It was a practice only too common in the East, on a change of dynasty, for the reigning monarch to put to death the surviving members of the family of his predecessor, in order to make his own position more secure. And the conduct of David, in contrast therewith, evinced his gratitude, fidelity, piety, and noble generosity.” [= Merupakan suatu praktek yang sangat umum di Timur, pada pergantian dinasti, bagi raja yang bertakhta untuk membunuh semua anggota-anggota keluarga pendahulunya yang masih hidup, untuk membuat posisinya sendiri lebih aman. Dan tingkah laku Daud, yang kontras dengan hal itu, membuktikan rasa terima kasih, kesetiaan, kesalehan, dan kemurahan hati yang mulia darinya.].

Matthew Henry: “He does not say, ‘Is there any left of the house of Saul, that I may find some way to take them off, and prevent their giving disturbance to me or my successor?’ It was against Abimelech’s mind that any one was left of the house of Gideon (Judg 9:5), and against Athaliah’s mind that any one was left of the seed royal, 2 Chron 22:10,11. Those were usurped governments. David’s needed no such vile supports. He was desirous to show kindness to the house of Saul, not only because he trusted in God and feared not what they could do unto him, but because he was of a charitable disposition and forgave what they had done to him.” [= Ia tidak berkata, ‘Adakah siapapun tertinggal dari keluarga Saul, sehingga aku bisa menemukan suatu cara untuk memusnahkan mereka, dan mencegah mereka memberikan gangguan kepadaku dan pengganti-penggantiku?’ Itu merupakan sesuatu yang menentang pikiran Abimelekh bahwa ada siapapun yang tertinggal dari keluarga Gideon (Hak 9:5), dan menentang pikiran Atalya bahwa ada siapapun yang tertinggal dari keturunan raja, 2Taw 22:10,11. Mereka itu adalah pemerintahan-pemerintahan yang diambil dengan kekerasan. Daud tidak membutuhkan penjagaan-penjagaan jahat seperti itu. Ia ingin menunjukkan kebaikan kepada keluarga Saul, bukan hanya karena ia percaya kepada Allah dan tidak takut terhadap apa yang mereka bisa lakukan terhadap dia, tetapi karena ia mempunyai kecenderungan yang murah hati dan mengampuni apa yang telah mereka lakukan terhadap dia.].

Habakuk 9:5 - “Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal, tujuh puluh orang, di atas satu batu. Tetapi Yotam, anak bungsu Yerubaal tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri.”.

2Tawarikh 22:10-11 - “(10) Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja dari kaum Yehuda. (11) Tetapi Yosabat, anak perempuan raja, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur. Demikianlah Yosabat, anak perempuan raja Yoram, isteri imam Yoyada, - ia adalah saudara perempuan Ahazia - menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga ia tidak dibunuh Atalya.”.

Penerapan: pendeta-pendeta banyak pakai cara kotor untuk memperkuat kedudukannya, supaya tidak di ‘kudeta’. Misalnya dengan tidak mau menggunakan pendeta lain yang kotbahnya lebih bagus dari dia untuk berkhotbah di gerejanya. Apalagi dalam memilih pendeta baru untuk melayani di gerejanya. Ia selalu memilih pendeta yang kurang bagus khotbahnya dibandingkan dengan dirinya sendiri. Dan kalau ada yang lebih bagus, ia jadi iri hati dan membenci pendeta itu. Ini seperti Saul yang mendengki terhadap Daud, dan lalu berusaha untuk membunuh dia.

1Samuel 18:6-9 - “(6) Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; (7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: ‘Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.’ (8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: ‘Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.’ (9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.”.

Matthew Henry: “If Providence has raised us, and our friends and their families are brought low, yet we must not forget former acquaintance, but rather look upon that as giving us so much the fairer opportunity of being kind to them: then our friends have most need of us and we are in the best capacity to help them. Though there be not a solemn league of friendship tying us to this constancy of love, yet there is a sacred law of friendship no less obliging, that to him that is in misery pity should be shown by his friend, Job 6:14. A brother is born for adversity. Friendship obliges us to take cognizance of the families and surviving relations of those we have loved, who, when they left us, left behind them their bodies, their names, and their posterity, to be kind to.” [= Jika Providensia telah mengangkat kita, dan sahabat-sahabat kita dan keluarga mereka direndahkan, kita tidak boleh melupakan hubungan yang lalu, tetapi sebaliknya melihat akan hal itu sebagai memberi kita begitu banyak kesempatan yang lebih bagus untuk menjadi baik terhadap mereka: pada waktu itu sahabat-sahabat kita paling membutuhkan kita dan kita ada dalam kapasitas yang terbaik untuk menolong mereka. Sekalipun di sana tidak ada suatu persatuan persahabatan yang kudus yang mengikat kita pada kekonstanan kasih ini, tetapi di sana ada suatu hukum persahabatan yang kudus yang tidak kurang mengikatnya, sehingga kepada dia yang ada dalam penderitaan harus ditunjukkan belas kasihan oleh sahabatnya, Ayub 6:14. Seorang sahabat dilahirkan untuk kesukaran / penderitaan / bencana. Persahabatan mewajibkan kita untuk memperhatikan keluarga dan orang-orang yang sedarah yang masih hidup dari mereka yang telah kita kasihi, yang pada waktu mereka meninggalkan kita, mereka meninggalkan di belakang mereka tubuh-tubuh mereka, nama-nama mereka, dan keturunan mereka, supaya kita bersikap baik kepada mereka.].

Ayub 6:14 - “Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa.”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘his friends’ [= sahabat-sahabatnya].

2) Keinginan / tindakan Daud ini didasari oleh janjinya kepada Yonatan.

Ay 1: “Berkatalah Daud: ‘Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan.’”.

Sebetulnya Daud pernah berjanji kepada Saul dan Yonatan.

The Bible Exposition Commentary: “David had promised both Saul and Jonathan that he would not exterminate their descendants when he became king (1 Samuel 20:12-17,42; 24:21), and in the case of Jonathan’s son Mephibosheth, David not only kept his promise but went above and beyond the call of duty.” [= Daud telah berjanji kepada Saul dan Yonatan bahwa ia tidak akan memusnahkan keturunan-keturunan mereka pada waktu ia menjadi raja (1 Samuel 20:12-17,42; 24:21), dan dalam kasus Mefiboset anak Yonatan, Daud bukan hanya memegang / menepati janjinya tetapi berjalan lebih jauh dari panggilan kewajiban.].

Janji / sumpah Daud kepada Saul ada dalam 1Samuel 24:21-23.

1Samuel 24:21-23 - “(21) Oleh karena itu, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu. (22) Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku demi TUHAN, bahwa engkau tidak akan melenyapkan keturunanku dan tidak akan menghapuskan namaku dari kaum keluargaku.’ (23) Lalu bersumpahlah Daud kepada Saul. Kemudian pulanglah Saul ke rumahnya, sedang Daud dan orang-orangnya pergi ke kubu gunung.”.

Janji Daud kepada Yonatan ada dalam 1Sam 20:12-17.

1Samuel 20:12-17 - “(12) Lalu berkatalah Yonatan kepada Daud: ‘Demi TUHAN, Allah Israel, besok atau lusa kira-kira waktu ini aku akan memeriksa perasaan ayahku. Apabila baik keadaannya bagi Daud, masakan aku tidak akan menyuruh orang kepadamu dan memberitahukannya kepadamu? (13) Tetapi apabila ayahku memandang baik untuk mendatangkan celaka kepadamu, beginilah kiranya TUHAN menghukum Yonatan, bahkan lebih lagi dari pada itu, sekiranya aku tidak menyatakannya kepadamu dan membiarkan engkau pergi, sehingga engkau dapat berjalan dengan selamat. TUHAN kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai ayahku dahulu. (14) Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan kepadaku kasih setia TUHAN? Tetapi jika aku sudah mati, (15) janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku sampai selamanya. Dan apabila TUHAN melenyapkan setiap orang dari musuh Daud dari muka bumi, (16) janganlah nama Yonatan terhapus dari keturunan Daud, melainkan kiranya TUHAN menuntut balas dari pada musuh-musuh Daud.’ (17) Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri.”.

Kelihatannya dalam 2Sam 9 ini Mefiboset sudah dewasa. Karena itu Calvin mengatakan bahwa sudah berlalu waktu yang cukup lama dan baru sekarang Daud melaksanakan janjinya kepada Yonatan.

a) Mengapa Daud begitu lambat menepati janjinya?

1. Ada yang menganggap Daud salah karena terlambat menepati janjinya.
Calvin menilai Daud lalai menepati janjinya, dan setelah sekian lama, barulah ia menepatinya. Calvin menyalahkan Daud dalam hal ini tetapi tetap mengatakan ‘However, it is better late than never.’ [= Tetapi adalah lebih baik terlambat dari pada tidak pernah.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 431.

Calvin: “We have said that David remembered rather late the promise which he had made to Jonathan, and by that we are admonished to think of our duty when God makes us prosper. We know that wealth intoxicates us so much that we only think of personal luxuries, and other concerns are, as it were, buried. And if that happened to David, let us fear for ourselves, and be on guard. ... Indeed, in general, we must take care that the honours, the riches and luxuries of this world do not make us forget our duty.” [= Kami telah mengatakan bahwa Daud mengingat agak terlambat janji yang telah ia buat kepada Yonatan, dan oleh hal itu kita dinasehati untuk memikirkan kewajiban kita pada waktu Allah membuat kita makmur. Kita tahu bahwa kekayaan meracuni begitu parah sehingga kita hanya memikirkan kemewahan-kemewahan pribadi, dan urusan-urusan yang lain seakan-akan dikubur. Dan jika itu terjadi pada Daud, hendaklah kita takut untuk diri kita sendiri, dan berjaga-jaga. ... Memang, secara umum, kita harus berhati-hati supaya kehormatan-kehormatan, kekayaan-kekayaan dan kemewahan-kemewahan dari dunia ini tidak membuat kita melupakan tanggung jawab kita.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 434,435.

2. Ada yang menganggap bahwa sikon yang menyebabkan Daud tidak bisa menepati janjinya, sampai pada saat ini.

Pulpit Commentary: “As Mephibosheth was five years old at his father’s death (ch. 4:4), but now had a son (ver. 12), a sufficient time must have elapsed for him to grow up and marry; so that probably the events of this chapter occurred seventeen or eighteen years after the battle of Gilboa. As David was king at Hebron for seven years and a half, he had been king now of all Israel for about nine years. But during this long period he had been engaged in a weary struggle, which had left him little repose, and during which it might have been dangerous to draw the house of Saul out of obscurity. But he was at last firmly established on the throne, and had peace all around; and the time was come to act upon the promise made to Jonathan (1 Sam. 20:14, 15), and which we may be sure David had never forgotten.” [= Karena Mefiboset berusia 5 tahun pada saat kematian ayahnya (psl 4:4), tetapi sekarang telah mempunyai seorang anak (ay 12), suatu waktu yang cukup lama telah berlalu baginya untuk bertumbuh menjadi dewasa dan menikah; sehingga mungkin peristiwa-peristiwa dari pasal ini terjadi 17 atau 18 tahun setelah pertempuran di Gilboa (1Sam 31). Karena Daud menjadi raja atas Hebron untuk 7,5 tahun, sekarang ia sudah menjadi raja atas seluruh Israel untuk sekitar 9 tahun. Tetapi selama periode yang lama ini ia telah terlibat dalam suatu pergumulan yang melelahkan, yang menyisakan dia sedikit ketenangan, dan selama masa itu mungkin merupakan sesuatu yang berbahaya untuk menarik keluarga Saul dari keadaan tak dikenal. Tetapi ia akhirnya diteguhkan dengan kuat pada takhta, dan mempunyai damai di sekitarnya; dan waktunya sudah datang untuk bertindak sesuai dengan janji yang dibuat kepada Yonatan (1Samuel 20:14,15), dan yang kita boleh yakin tidak pernah Daud lupakan.].

2 Samuel 4:4 - “Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset.”.

Adam Clarke: “‘Is there yet any that is left.’ David recollecting the covenant made with his friend Jonathan, now inquires after his family. It is supposed that political considerations prevented him from doing this sooner. Reasons of state often destroy all the charities of life.” [= ‘Apakah di sana ada siapapun yang masih tinggal / tersisa’. Daud mengingat perjanjian yang dibuat dengan sahabatnya, Yonatan, sekarang menanyakan tentang keluarganya. Diduga bahwa pertimbangan-pertimbangan politik mencegahnya untuk melakukan hal ini lebih cepat. Alasan-alasan dari negara sering menghancurkan semua kebaikan / kemurahan dari kehidupan.].

b) Tetapi yang jelas, Daud menepati janjinya.

The Biblical Illustrator: “One of the characteristics of the man who shall abide in the tabernacle of the Lord and dwell in His holy hill is that he sweareth to his own hurt and changeth not. Fidelity to covenant engagements, whether in daily labour, the mechanic’s shop, the marts of business, the learned professions, whether in pulpit or pew, is one of the very highest virtues of mankind. Be true to your word at the loss of property or even of life itself.” [= Salah satu ciri dari orang yang akan tinggal di Kemah Tuhan dan diam di gunungNya yang kudus adalah bahwa ia bersumpah dan tetap menepatinya sekalipun rugi. Kesetiaan pada perjanjian, apakah dalam pekerjaan sehari-hari, di toko mekanik, pasar bisnis, pekerjaan profesional, apakah di mimbar atau di tempat duduk jemaat, adalah salah satu dari kebaikan tertinggi dari umat manusia. Tepatilah kata-katamu sekalipun harus mengalami kerugian harta milik atau bahkan nyawamu sendiri.].

Bdk. Mazmur 15:1-5 - “(1) [Mazmur Daud.] TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemahMu? Siapa yang boleh diam di gunungMu yang kudus? (2) Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, (3) yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; (4) yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; (5) yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.”.

Catatan: terjemahan ‘orang yang tersingkir’ itu kurang tepat, dalam KJV diterjemahkan ‘a vile person’ [= orang yang jahat].

II) Pertemuan dan pembicaraan Daud dengan Ziba, hamba keluarga Saul (ay 2-4).

2 Samuel 9: 2-4: “(2) Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: ‘Engkaukah Ziba?’ Jawabnya: ‘Hamba tuanku.’ (3) Kemudian berkatalah raja: ‘Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.’ Lalu berkatalah Ziba kepada raja: ‘Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.’ (4) Tanya raja kepadanya: ‘Di manakah ia?’ Jawab Ziba kepada raja: ‘Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.’”.

1) Ziba, hamba dari keluarga Saul.
2 Samuel 9: 2a: “Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba.”.

Pulpit Commentary: “Meanwhile Ziba had probably taken care of Saul’s property in the tribe of Benjamin. There is no reason to doubt that he had been steward there for Saul, and after his master’s death had continued in possession of the estate. David, we may feel sure, would not interfere with it, and Ziba would hold it for Saul’s heirs, who could not themselves take possession. To him David now sends, not because he expected to hear of a son of his dear friend Jonathan, but because he was ready to show kindness to any representative of the fallen monarch.” [= Sementara itu Ziba mungkin telah menjaga milik / tanah Saul dalam suku Benyamin. Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa ia telah menjadi manager / pengurus di sana untuk Saul, dan setelah kematian tuannya telah melanjutkan dalam kepemilikan dari tanah itu. Daud, kami bisa yakin, tidak mau mencampurinya, dan Ziba menahannya untuk ahli waris Saul, yang dirinya sendiri tidak bisa mengambilnya sebagai milik. Sekarang Daud mengutus kepada dia, bukan karena ia mengharapkan untuk mendengar seorang anak laki-laki dari sahabat terkasihnya Yonatan, tetapi karena ia siap untuk menunjukkan kebaikan kepada wakil yang manapun dari raja yang jatuh itu.].

2) Pembicaraan Daud dengan Ziba.
2 Samuel 9: 2b-4: “(2b) Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: ‘Engkaukah Ziba?’ Jawabnya: ‘Hamba tuanku.’ (3) Kemudian berkatalah raja: ‘Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.’ Lalu berkatalah Ziba kepada raja: ‘Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.’ (4) Tanya raja kepadanya: ‘Di manakah ia?’ Jawab Ziba kepada raja: ‘Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.’”.

a) Daud meminta informasi dari Ziba tentang keluarga Saul yang masih tertinggal / tersisa.
2 Samuel 9: 2b-3a: “(2b) Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: ‘Engkaukah Ziba?’ Jawabnya: ‘Hamba tuanku.’ (3a) Kemudian berkatalah raja: ‘Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul?”.

b) Daud berkata kepada Ziba bahwa ia hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.
2 Samuel 9: 3b: “Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.’”.
KJV/RSV/NASB: ‘the kindness of God’ [= kebaikan (dari) Allah].
NIV: ‘God’s kindness’ [= kebaikan Allah].

The Biblical Illustrator: “The phrase, ‘kindness of God’ may be taken to mean either the kindness God requires of man or shows to man.” [= Ungkapan ‘kebaikan dari Allah’ bisa diartikan atau kebaikan yang Allah tuntut dari manusia atau tunjukkan kepada manusia.].

Keil & Delitzsch: “‎‘The kindness of God’ is love and kindness shown in God, and for God’s sake (Luke 6:36).” [= ‘Kebaikan dari Allah’ adalah kasih dan kebaikan yang ditunjukkan dalam Allah, dan demi Allah (Luk 6:36).].

Lukas 6:36 - “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.’”.

The Biblical Illustrator: “DAVID’S KINDNESS was not only unselfish and according to covenant; it WAS THE KINDNESS OF GOD. ... True and unselfish kindness of man to man must have its origin in God - kindness that flows into the human soul from God, and is akin to the kindness of His great and loving heart. Show me not man’s kindness, but the kindness of God. We hear much in these days of the enthusiasm of humanity, and the brotherhood of man; but whence comes this enthusiasm, and who first taught this brotherhood of man? The so-called ‘natural religions’ never inspired in man any love for humanity, and the Christless teachers of the race never proclaimed the brotherhood of man. It is simple historic verity to assert that apart from Christ and His religion there has never been any true and lasting humanitarianism on the earth. David had felt in his own soul something of the great and wondrous kindness of God, and this kindness he will show to Jonathan’s crippled son.” [= KEBAIKAN DAUD bukan hanya tidak bersifat egois dan sesuai dengan perjanjian; itu adalah KEBAIKAN DARI ALLAH. ... Kebaikan yang benar / sejati dan tidak egois dari manusia kepada manusia harus mendapatkan asal usulnya dalam Allah - kebaikan yang mengalir ke dalam jiwa manusia dari Allah, dan mirip dengan kebaikan dari hatiNya yang agung dan penuh kasih. Jangan tunjukkan kepadaku kebaikan manusia, tetapi kebaikan dari Allah. Pada saat ini kita banyak mendengar tentang semangat / kegairahan tentang kemanusiaan, dan persaudaraan manusia; tetapi dari mana datangnya semangat / kegairahan ini, dan siapa yang pertama-tama mengajar persaudaraan manusia ini? Apa yang disebut ‘agama yang alamiah’ tidak pernah mengilhami manusia kasih apapun untuk kemanusiaan, dan guru-guru / pengajar-pengajar tanpa Kristus dari umat manusia tidak pernah memberitakan persaudaraan manusia. Merupakan kebenaran sederhana yang bersifat sejarah untuk menegaskan bahwa terpisah dari Kristus dan agamaNya, di sana tidak pernah ada ajaran yang benar dan kontinyu tentang kemanusiaan di bumi. Daud telah merasakan dalam jiwanya sendiri suatu dari kebaikan yang agung dan luar biasa dari Allah, dan kebaikan ini mau ia tunjukkan kepada anak laki-laki yang cacat dari Yonatan.].

Bdk. Yohanes 15:5 - “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”.

c) Ziba memberi informasi bahwa masih ada satu anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya, dan Ziba juga memberi informasi dimana anak Yonatan itu berada.
2 Samuel 9: 3c-4: “(3c) Lalu berkatalah Ziba kepada raja: ‘Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.’ (4) Tanya raja kepadanya: ‘Di manakah ia?’ Jawab Ziba kepada raja: ‘Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.’”.

1. Ada 2 cucu Saul yang bernama Mefiboset, jangan kacaukan keduanya.

2Samuel 21:7-9 - “(7) Tetapi raja merasa sayang kepada Mefiboset bin Yonatan bin Saul, karena sumpah demi TUHAN ada di antara mereka, di antara Daud dan Yonatan bin Saul. (8) Lalu raja mengambil kedua anak laki-laki Rizpa binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai, orang Mehola itu, (9) kemudian diserahkannyalah mereka ke dalam tangan orang-orang Gibeon itu. Orang-orang ini menggantung mereka di atas bukit, di hadapan TUHAN. Ketujuh orang itu tewas bersama-sama. Mereka telah dihukum mati pada awal musim menuai, pada permulaan musim menuai jelai.”.

2. Peristiwa yang membuat Mefiboset menjadi timpang.
Bdk. 2Samuel 4:4 - “Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset.”.

Calvin (‘Sermons on 2 Samuel’, hal 431) mengatakan bahwa Allahlah yang menghabisi semua keturunan Saul, dan sekalipun menyisakan satu orang, yang satu ini dibuat menjadi cacat oleh Allah, supaya jangan ada yang mengganggu kedudukan Daud sebagai raja Israel.

3. Makhir bin Amiel.

Pulpit Commentary: “Of Ammiel we read again in ch. 17:27, where we find that he was a man of wealth, who helped to supply the wants of David and his men during the rebellion of Absalom. Possibly this kindness of David towards one for whom he had feelings of loyalty, as representing a royal house to which he had remained faithful, won his heart. There was a magnanimity about it which would commend it to a man who was himself generous and true.” [= Tentang Amiel kita membaca lagi dalam psl 17:27, dimana kita mendapati bahwa ia adalah seorang kaya, yang menolong untuk menyuplai kebutuhan-kebutuhan Daud dan orang-orangnya selama pemberontakan Absalom. Mungkin kebaikan Daud ini terhadap seseorang untuk siapa ia mempunyai perasaan kesetiaan, yang mewakili suatu keluarga kerajaan pada mana ia tetap setia, memenangkan hatinya. Disana ada suatu kemurahan hati tentangnya yang akan menghargainya bagi seseorang yang dirinya sendiri adalah murah hati dan benar.].

2Samuel 17:27-29 - “(27) Ketika Daud tiba di Mahanaim, maka Sobi bin Nahas, dari Raba, kota bani Amon, dan Makhir bin Amiel, dari Lodebar, dan Barzilai, orang Gilead, dari Rogelim, membawa (28) tempat tidur, pasu, periuk belanga, juga gandum, jelai, tepung, bertih gandum, kacang babi, kacang merah besar, kacang merah kecil, (29) madu, dadih, kambing domba dan keju lembu bagi Daud dan bagi rakyat yang bersama-sama dengan dia, untuk dimakan, sebab kata mereka: ‘Rakyat ini tentu telah menjadi lapar, lelah dan haus di padang gurun.’”.

Barnes’ Notes: “David reaped the fruit of his kindness to Mephibosheth, for, when he fled from Absalom, Machir, the son of Ammiel, was one of those who were most liberal in providing him and his army with necessaries (marginal reference). According to 1 Chron 3:5, Ammiel (called inversely Eliam, 2 Sam 11:3) was the father of Bath-sheba. If this be the same Ammiel, Machir would be Bath-sheba’s brother. However, the name is not a very uncommon one (Num 13:12; 1 Chron 26:5, etc.).” [= Daud menuai buah dari kebaikannya kepada Mefiboset, karena pada waktu ia lari dari Absalom, Makhir bin Amiel adalah salah satu orang yang paling murah hati dalam menyediakan dia dan pasukannya dengan kebutuhan-kebutuhan (referensi tepi). Menurut 1Taw 3:5, Amiel (dipanggil / disebut secara terbalik Eliam, 2Samuel 11:3) adalah ayah dari Batsyeba. Jika ini adalah Amiel yang sama, Makhir adalah saudara laki-laki dari Batsyeba. Tetapi nama itu adalah suatu nama yang sangat umum (Bilangan 13:12; 1Tawarikh 26:5, dsb.).].

1Tawarikh 3:5 - “Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel,”.
2Samuel 11:3 - “Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: ‘Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.’”.

Bilangan 13:12 - “dari suku Dan: Amiel bin Gemali;”.
1Tawarikh 26:5 - “Amiel, anak yang keenam, Isakhar, anak yang ketujuh dan Peuletai, anak yang kedelapan, sebab Allah telah memberkati dia.”.

4. Komentar-komentar beberapa penafsir tentang hal ini.

Matthew Henry: “Those he enquired after were the remains of the house of Saul, to whom he would show kindness for Jonathan’s sake: Is there any left of the house of Saul? Saul had a very numerous family (1 Chron 8:33), enough to replenish a country, and was yet so emptied that none of it appeared; but it was a matter of enquiry, Is there any left? See how the providence of God can empty full families; see how the sin of man will do it. Saul’s was a bloody house, no marvel it was thus reduced, ch. 21:1.” [= Hal-hal yang ia tanyakan adalah sisa-sisa dari keluarga Saul, kepada siapa ia mau menunjukkan kebaikan demi Yonatan: Apakah ada siapapun yang tersisa dari keluarga Saul? Saul mempunyai keluarga yang sangat banyak (1Tawarikh 8:33), cukup untuk memenuhi suatu negara, tetapi begitu dikosongkan sehingga tidak ada darinya yang muncul; tetapi itu merupakan suatu persoalan yang ditanyakan, Adakah siapapun yang tertinggal / tersisa? Lihatlah bagaimana Providensia Allah bisa mengosongkan keluarga-keluarga yang penuh; lihatlah bagaimana dosa seseorang melakukan hal itu. Keluarga Saul adalah keluarga berdarah, tidak mengherankan keluarga itu dikurangi seperti itu, psl 21:1.].

1Taw 8:33-40 - “(33) Ner memperanakkan Kish; Kish memperanakkan Saul; Saul memperanakkan Yonatan, Malkisua, Abinadab dan Esybaal. (34) Anak Yonatan ialah Meribaal dan Meribaal memperanakkan Mikha. (35) Anak Mikha ialah Piton, Melekh, Tarea dan Ahas. (36) Ahas memperanakkan Yoada; Yoada memperanakkan Alemet, Azmawet dan Zimri; Zimri memperanakkan Moza. (37) Moza memperanakkan Bina; anak orang ini ialah Rafa, dan anak orang ini ialah Elasa, dan anak orang ini ialah Azel. (38) Azel mempunyai enam orang anak, dan inilah nama-nama mereka: Azrikam, Bokhru, Ismael, Searya, Obaja dan Hanan. Itulah sekaliannya anak-anak Azel. (39) Anak-anak Esek, saudaranya, ialah Ulam, anak sulungnya, lalu Yeush, anak yang kedua, dan Elifelet, anak yang ketiga. (40) Anak-anak Ulam itu adalah orang-orang berani, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, pemanah-pemanah; anak dan cucu mereka banyak: seratus lima puluh orang. Mereka semuanya itu termasuk bani Benyamin.”.

1Samuel 21-22 - Saul membantai imam-imam di Nob.

The Biblical Illustrator mengatakan bahwa di sini ada pertunjukan tentang perubahan yang tidak bisa diketahui oleh manusia sebelumnya. Orang yang tadinya kaya bisa hancur dan bangkrut dalam waktu yang singkat, seperti Ayub dan Naomi, dan dalam cerita ini, keluarga Saul. Juga dalam kehidupan kita sehari-hari kita bisa melihat banyak sekali contoh dari hal itu. Orang yang kaya, yang karena kejahatan / penipuan orang lain, atau karena kebodohan dan ambisi mereka sendiri, jatuh dari puncak gunung ke dasar jurang. Penafsir itu lalu mengakhiri dengan kata-kata di bawah ini.

The Biblical Illustrator: “In a word - we are taught the folly of making earthly things our rest and portion. If you possess them in abundance, they cannot give true or abiding satisfaction: - possess them! - they are so insecure, that you know not that they shall be yours by the dawn of tomorrow’s morn. ‘Vanity of vanities, all is vanity.’ You may be in a palace and on a throne, and your family overloaded with opulence and secular distinctions, and in a few years the question may be asked, ‘Is there any left of the house of Saul?’” [= Singkatnya - kita diajar tentang kebodohan yang membuat hal-hal / benda-benda duniawi sebagai sandaran / penopang dan bagian kita. Jika kamu memilikinya dengan berlimpah-limpah, mereka tidak bisa memberimu kepuasan yang sejati dan menetap: - milikilah mereka! - mereka adalah begitu tidak pasti, sehingga kamu tidak tahu apakah mereka akan tetap menjadi milikmu pada dini hari besok. ‘Kesia-siaan dari kesia-siaan, segala sesuatu adalah sia-sia’. Kamu boleh ada dalam sebuah istana dan pada sebuah takhta, dan keluargamu dipenuhi dengan kekayaan dan kehormatan / reputasi sekuler, dan dalam beberapa tahun bisa ditanyakan pertanyaan, ‘Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul?’].

Penerapan:
a. Terapkan ini untuk diri saudara sendiri. Jangan terlalu berharap pada kedudukan, kekayaan dsb, yang merupakan hal-hal yang sangat fana, dan bisa hilang dalam sekejap!
b. Terapkan ini pada waktu saudara melihat orang lain yang jaya, apalagi sombong dengan kejayaannya. Tidak perlu iri hati melihat / mendengar segala kesuksesan mereka. Semua itu hanya merupakan hal-hal yang sangat fana, dan bisa hilang dalam sekejap mata.
c. Hal yang betul-betul penting dan berharga hanyalah kekayaan rohani, harta di surga!
Bdk. Matius 6:19-20 - “(19) ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”.

III) Pelaksanaan keinginan Daud terhadap keturunan Saul / Yonatan.

1) Pembetulan / penjelasan terjemahan.

a) 2 Samuel 9: 10: “Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmuitu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmuitu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.’ Ziba mempunyai lima belas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba.”.

KJV: ‘thy master’s son ... thy master’s son’ [= anak tuanmu ... anak tuanmu].

Adam Clarke: “‘I have given unto thy master’s son.’ Unless Ziba had been servant of Jonathan, this seems to refer to Micha, son of Mephibosheth, and so some understand it; but it is more likely that Mephibosheth is meant, who is called son of Saul instead of grandson. Yet it is evident enough that the produce of the land went to the support of Micha, (see 2 Sam 9:10,) for the father was provided for at the table of David; but all the patrimony belonged to Mephibosheth.” [= ‘Aku telah memberikan kepada anak tuanmu’. Kecuali Ziba dulunya menjadi pelayan dari Yonatan, ini kelihatannya menunjuk kepada Mikha, anak dari Mefiboset, dan demikianlah beberapa orang mengertinya; tetapi adalah lebih memungkinkan bahwa Mefiboset yang dimaksudkan, yang disebut anak dari Saul dan bukannya cucu. Tetapi adalah cukup jelas bahwa hasil dari tanah digunakan untuk menyokong Mikha, (lihat 2Sam 9:10), karena sang ayah dipelihara di meja Daud; tetapi semua warisan adalah milik dari Mefiboset.].

2 Samuel 9: 10: “Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.’ Ziba mempunyai limabelas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba.”.

Catatan: saya tidak mengerti dari mana ini bisa diterapkan kepada Mikha dan bukannya kepada Mefiboset.

Pulpit Commentary: “Instead of ‘son,’ Hebrew ben, some commentators prefer the reading of a few Greek versions, namely, ‘house,’ Hebrew, beth. But the difficulty which they seek to avoid arises only from extreme literalness of interpretation. Though Mephibosheth ate at the king’s table, he would have a household to maintain - for he had a wife and son - and other expenses; and his having ‘food to eat’ includes everything necessary, as does our prayer for ‘daily bread.’” [= Alih-alih dari ‘anak’, Ibrani BEN, beberapa penafsir lebih memilih pembacaan dari sedikit versi Yunani, yaitu ‘rumah / keluarga’, Ibrani, BETH. Tetapi kesukaran yang mereka usahakan untuk hindari muncul hanya dari kehurufiahan penafsiran yang extrim. Sekalipun Mefiboset makan di meja raja, ia mempunyai suatu keluarga (dan hamba-hamba / pelayan-pelayan) untuk dipelihara - karena ia mempunyai seorang istri dan seorang anak - dan pengeluaran lain-lain; dan ‘supaya ada makanannya’ mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan, sama seperti doa kita untuk ‘roti harian’.].

Matius 6:11 - “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”.

KJV: “Give us this day our daily bread.” [= Berilah kami hari ini roti harian kami].

Pulpit Commentary: “Strictly Mephibosheth was Saul’s grandson, but words of relationship are used in a very general way in Hebrew.”[= Secara ketat Mefiboset adalah cucu Saul, tetapi kata-kata dari hubungan keluarga digunakan dengan suatu cara yang sangat umum dalam bahasa Ibrani.].
Catatan: memang dalam Alkitab, kata ‘anak’ bisa berarti keturunan, dan kata ‘ayah / bapa’ bisa berarti nenek moyang. Misalnya Yesus disebut ‘anak Daud’.

b) 2 Samuel 9: 11: “Berkatalah Ziba kepada raja: ‘Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.’ Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja.”.

Sebetulnya di sini tidak ada masalah dengan terjemahan LAI, tetapi ada masalah dalam terjemahan KJV.

KJV: ‘Then said Ziba unto the king, According to all that my lord the king hath commanded his servant, so shall thy servant do. As for Mephibosheth, said the king, he shall eat at my table, as one of the king’s sons.’ [= Lalu kata Ziba kepada raja, Sesuai dengan semua yang tuanku raja telah perintahkan kepada hambamu, demikianlah akan hambamu lakukan. Tentang Mefiboset, kata raja, ia akan makan di mejaku, sebagai / seperti salah seorang dari anak-anak raja.].

Jadi, dalam KJV ada tambahan ‘said the king’ [= kata raja], dan tambahan ini tidak ada dalam terjemahan LAI/RSV/NIV/NASB, dan ada dalam KJV/ASV/NKJV. Dan dalam KJV kata-kata ‘said the king’ dicetak dengan huruf miring, yang menunjukkan bahwa bagian itu memang tidak ada dalam bahasa aslinya.

Barnes’ Notes: “‘Said the king.’ There is nothing in the Hebrew to warrant the insertion of these words.” [= ‘Kata raja’. Disana tak ada apapun dalam bahasa Ibrani untuk memberikan otoritas untuk penyelipan kata-kata ini.].

2) Mefiboset.

Mefiboset atau Meribaal?
Dalam 2Sam 9 ini ia disebut dengan nama Mefiboset, tetapi dalam 1Taw 8:34, ia disebut dengan nama Meribaal.

1Taw 8:34 - “Anak Yonatan ialah Meribaal dan Meribaal memperanakkan Mikha.”.
Pulpit Commentary: “It is evident from this that David was not certain that Jonathan had left behind him a son; but not because of the change of name from Meribbaal (1 Chron. 8:34); for ‘Baal’ retained its innocent meaning of ‘lord’ until the time of Jezebel. It then became the title of the PhÅ“nician sun-god; and Jezebel’s shameless worship of this deity, and her cruelty to Jehovah’s prophets, made the people henceforth change the name ‘Baal’ into ‘Bosheth,’ ‘the shameful thing’ (see note on ch. 2:8). Mephibosheth had not changed his name, but had lived in obscurity in the wild region beyond Mahanaim.” [= Adalah jelas dari sini bahwa Daud tidak pasti / yakin bahwa Yonatan telah meninggalkan di belakangnya seorang anak laki-laki; tetapi bukan karena perubahan nama dari Meribaal (1Taw 8:34); karena ‘Baal’ mempertahankan arti yang tak bersalah ‘tuhan’ sampai jaman Izebel. Itu lalu menjadi gelar dari dewa matahari bangsa Fenisia; dan penyembahan Izebel yang tak tahu malu kepada allah / dewa ini, dan kekejamannya terhadap nabi-nabi Yehovah, menyebabkan bangsa itu sejak saat ini mengubah nama ‘Baal’ menjadi ‘Boset’, ‘hal yang memalukan’ (lihat catatan tentang 2:8). Mefiboset tidak / belum mengubah namanya, tetapi telah hidup dalam keadaan tidak dikenal dalam suatu daerah liar di luar Mahanaim.].

2Samuel 2:8 - “Abner bin Ner, panglima Saul, telah mengambil Isyboset, anak Saul, dan membawanya ke Mahanaim”.

Pulpit Commentary (tentang 2Sam 2:8): “Ishbosheth. This name signifies ‘man of shame,’ that is, ‘man of the shameful thing,’ the idol. Originally he was named Eshbaal (1 Chron. 8:33; 9:39), that is, ‘man of Baal,’ the word esh being merely a dialectic variation for ish, equivalent to ‘man.’ At this early date ‘Baal’ was not the specific name of any idol, but simply meant ‘lord,’ ‘master,’ ‘husband.’ In the earlier books of the Bible we find the word used of many local deities, who were lords of this or that, but had nothing in common with the PhÅ“nician Baal, whose worship Ahab attempted to introduce into Israel. From that time ‘Baal’ became a term of reproach, and ‘Bosheth,’ ‘the shame,’ was substituted for it in the old names of which it had formed part. Thus Gideon is still called ‘Jerubbaal’ in 1 Sam. 12:11, but the title is transformed into ‘Jerubbesheth,’ or more correctly, ‘Jerubbosheth,’ ‘let the shame plead,’ in ch. 11:21. Originally, therefore, the name ‘Ishbaal’ had no discreditable meaning, but signified, ‘man of the Lord,’ or, as Ewald supposes, ‘lordly man.’ It was not till long afterwards, when Israelhad been horrified by Jezebel’s doings, that ‘Baal,’ except in the sense of ‘husband,’ became an ill-omened word. ‘Jonathan,’ whose own name, ‘Jehovah’s gift,’ in Greek Theodore, is proof sufficient that Saul’s family were worshippers of the true God, called his son’s name ‘Meribbaal,’ ‘the Lord’s strife’ (1 Chron. 8:34). In some strange way this was altered into ‘Mephibosheth,’ that is, ‘from the face of the shameful thing’ (ch. 4:4. etc.). Possibly it is a corruption of ‘Meribbosheth,’ but it is remarkable that a son of Saul by his concubine Rizpah also bore the name (ch. 21:8). Among the ancestors of Saul, the simple name ‘Baal,’ ‘Lord,’ occurs (1 Chron. 8:30).”[= Isyboset. Nama ini berarti ‘orang dari rasa malu’, artinya, ‘orang dari hal yang memalukan’, berhala. Mula-mula ia dinamakan Esybaal (1Taw 8:33; 9:39), artinya, ‘orang dari Baal’, kata ESH semata-mata merupakan suatu variasi yang bersifat dialek untuk ISH, yang artinya sama dengan ‘manusia’. Pada saat yang awal ini ‘Baal’ bukanlah nama spesifik dari berhala manapun, tetapi sekedar berarti ‘tuan’, ‘pemilik / guru’, ‘suami’. Dalam kitab-kitab yang lebih awal dari Alkitab kita mendapati kata itu digunakan tentang banyak allah-allah lokal, yang adalah tuhan-tuhan dari ini atau itu, tetapi tidak mempunyai persamaan dengan Baal Fenesia, yang penyembahannya Ahab usahakan untuk diperkenalkan ke dalam Israel. Sejak saat itu ‘Baal’ menjadi suatu istilah celaan, dan ‘Boset’, ‘rasa malu’, digunakan untuk menggantikannya dalam nama-nama kuno dimana kata itu merupakan bagiannya. Jadi Gideon tetap disebut ‘Yerubaal’ dalam 1Sam 12:11, tetapi gelar itu diubah menjadi ‘Yerubeset’, atau lebih tepat, ‘Yeruboset’, ‘biarlah rasa malu memohon’, dalam psl 11:21. Karena itu, mula-mula nama ‘Isybaal’ tidak mempunyai arti yang memalukan, tetapi berarti, ‘orang dari Tuhan’, atau, seperti diduga oleh Ewald, ‘orang dari Tuhan / orang yang mulia’. Baru sampai lama setelahnya, pada waktu Israeltelah dikejutkan oleh perbuatan-perbuatan Izebel, maka ‘Baal’, kecuali dalam arti ‘suami’, menjadi suatu kata yang berarti buruk. ‘Yonatan’, yang namanya sendiri, ‘pemberian Yehovah’, dalam bahasa Yunani THEODORE, adalah bukti yang cukup bahwa keluarga Saul adalah penyembah-penyembah dari Allah yang benar, menyebut nama anak laki-lakinya ‘Meribaal’, ‘konflik / pertengkaran Tuhan’ (1Taw 8:34). Dengan cara yang aneh ini diubah menjadi ‘Mefiboset’, artinya, ‘dari wajah dari hal yang memalukan’ (psl. 4:4. dsb.). Mungkin ini merupakan suatu perusakan dari ‘Meriboset’, tetapi merupakan sesuatu yang menyolok bahwa seorang anak laki-laki dari Saul oleh gundiknya, Rizpah, juga mempunyai nama itu (psl. 21:8). Di antara nenek moyang Saul, nama ‘Baal’ saja, ‘Tuhan’, muncul (1Taw 8:30).].

1Taw 8:33 - “Ner memperanakkan Kish; Kish memperanakkan Saul; Saul memperanakkan Yonatan, Malkisua, Abinadab dan Esybaal.”.

1Taw 9:39 - “Ner memperanakkan Kish; Kishmemperanakkan Saul; Saul memperanakkan Yonatan, Malkisua, Abinadab dan Esybaal.”.

1Samuel 12:11 - “Sesudah itu TUHAN mengutus Yerubaal, Barak, Yefta dan Samuel, dan melepaskan kamu dari tangan musuh di sekelilingmu, sehingga kamu diam dengan tenteram.”.

2Samuel 11:21 - “Siapakah yang menewaskan Abimelekh bin Yerubeset? Bukankah seorang perempuan menimpakan batu kilangan kepadanya dari atas tembok, sehingga ia mati di Tebes? Mengapa kamu demikian dekat ke tembok itu? - maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati.’”.

1Taw 8:34 - “Anak Yonatan ialah Meribaaldan Meribaal memperanakkan Mikha.”.

2Samuel 21:8 - “Lalu raja mengambil kedua anak laki-laki Rizpa binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai, orang Mehola itu,”.

1Taw 8:30 - “Anak sulungnya ialah Abdon, lalu Zur, Kish, Baal, Nadab,”.

Barnes’ Notes: “‘Mephibosheth.’ Also called Merib-baal (and Meri-baal, probably by a clerical error, 

1 Chron 9:40). The two names seem to have the same meaning: Bosheth, shame, being the equivalent for Baal, and Mephi (scattering or destroying, being equivalent to Merib (contending with). Compare Ish-bosheth and Esh-baal, Jerub-baal and Jerub-besheth.” [= ‘Mefiboset’. Juga disebut Merib-baal (dan Meri-baal, mungkin oleh suatu kesalahan pencatat, 1Taw 9:40). Kedua nama kelihatannya mempunyai arti yang sama: Boset, ‘rasa malu’, merupakan kata yang sama untuk Baal, dan Mefi (menyebarkan atau menghancurkan), merupakan kata yang sama dengan Merib (berjuang dengan). Bandingkan Isyboset dan Esybaal, Yerubaal dan Yerubeset.].

1Taw 9:40 - “Anak Yonatan ialah Meribaal, dan Meribaalmemperanakkan Mikha.”.

KJV/RSV: “Meribbaal”.

NIV/NASB: “Merib-baal”.

3) Mefiboset menyembah Daud (2 Samuel 9: 6,8).
Calvin mengatakan (hal 438) bahwa Mefiboset yang merupakan keturunan raja sekarang menyembah Daud.

Calvin: “Hence, seeing such examples, let us bear it patiently if it pleases God to put us in a low condition, and let us not seek to be in a high position, since the falls are all the greater when God causes those who are lifted up high to be thrown down.” [= Maka, melihat contoh-contoh seperti itu, hendaklah kita menanggungnya dengan sabar jika itu memperkenan Allah untuk meletakkan kita di suatu keadaan yang rendah, dan hendaklah kita tidak mencari / mengusahakan untuk berada di suatu keadaan tinggi, karena kejatuhannya jauh lebih besar pada waktu Allah menyebabkan mereka yang ditinggikan untuk dijatuhkan.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 438.
Juga saya sendiri berpikir, mengingat bahwa Allah bisa meninggikan yang rendah (Daud), dan merendahkan yang tinggi (Mefiboset), maka itu harus menjaga yang tinggi supaya tetap rendah hati.
Calvin mengutip ayat ini:

Mazmur 113:7-8 - “(7) Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, (8) untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya.”.

4) Kebaikan Daud terhadap Mefiboset: Daud memberikan segala milik Saul kepada Mefiboset, memerintahkan Ziba untuk mengerjakan tanah itu, dan meninggikan Mefiboset sehingga selalu makan bersama dengannya (2 Samuel 9: 7-13).

a) Pemberian tanah / milik Saul kepada Mefiboset.

Pulpit Commentary: “David probably restored to Mephibosheth not only the lands at Gibeah, which Ziba had managed to hold, but Saul’s estates generally. There seems, nevertheless, to have been on Ziba’s part a grudge against Mephibosheth for thus getting back from the king what he had hoped to keep as his own.”[= Mungkin Daud mengembalikan kepada Mefiboset bukan hanya tanah-tanah di Gibea, yang telah diatur oleh Ziba untuk pertahankan, tetapi milik Saul secara umum. Tetapi kelihatannya di sana ada suatu kejengkelan di pihak Ziba terhadap Mefiboset karena pengembalian dari raja apa yang ia telah harapkan untuk mempertahankannya sebagai miliknya sendiri.].

b) Ziba menyanggupi perintah Daud.

2 Samuel 9: 9-11a: “(9) Lalu raja memanggil Ziba, hamba Saul itu, dan berkata kepadanya: ‘Segala sesuatu yang adalah milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan kepada cucu tuanmu itu. (10) Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.’ Ziba mempunyai limabelas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba. (11a) Berkatalah Ziba kepada raja: ‘Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.’”.

Adam Clarke: “‘So shall thy servant do.’ The promises of Ziba were fair and specious, but he was a traitor in his heart, as we shall see in the rebellion of Absalom, and David’s indulgence to this man is a blot on his character; at this time however he suspected no evil, circumstances alone can develop the human character. The internal villain can be known only when circumstances occur which can call his propensities into action; until then he may have the reputation of an honest man.” [= ‘Demikianlah akan dilakukan hambamu’. Janji-janji Ziba bagus / kelihatannya menyenangkan dan kelihatannya bagus, tetapi ia adalah seorang pengkhianat dalam hatinya, seperti akan kita lihat dalam pemberontakan Absalom, dan penanganan yang toleran dari Daud terhadap orang ini merupakan suatu cacat pada karakternya; tetapi pada saat ini ia tidak mencurigai kejahatan, keadaan-keadaan saja bisa menyingkapkan karakter manusia. Bajingan di dalam hati hanya bisa diketahui pada waktu keadaan-keadaan terjadi yang bisa menggoda kecenderungan-kecenderungannya menjadi tindakan; sampai saat itu ia bisa mempunyai reputasi sebagai seorang yang jujur.].

Catatan: tentang pengkhianatan Ziba terhadap Mefiboset, baca 2Samuel 16,19.
‘Terlalu mudah percaya’ dan ‘terlalu mudah curiga tanpa alasan’ merupakan dua extrim yang sama-sama salah.

c) Peninggian terhadap Mefiboset untuk makan bersama Daud.
Pulpit Commentary: “The privilege of being the king’s friend, and eating at his table, was an honour that would be more highly prized than even the possession of the estates.” [= Hak untuk menjadi sahabat raja, dan makan di mejanya, merupakan suatu kehormatan yang dihargai lebih bahkan dari kepemilikan tanah-tanah / milik-milik.].

Pulpit Commentary: “Ver. 13. - Eating at the king’s table. David, out of regard to the memory of his dear friend Jonathan, and mindful of his oath to him, not only restores to his son Mephibosheth the forfeited property of Saul, and arranges for its cultivation by Ziba and his sons, but exalts Mephibosheth to the position of a constant guest at his own table, ‘as one of the king’s sons.’” [= Ay 13. - Makan di meja raja. Daud, dari penghormatan terhadap ingatan tentang sahabatnya yang terkasih Yonatan, dan perhatian pada sumpahnya kepadanya, bukan hanya mengembalikan kepada anaknya, Mefiboset, milik yang terhilang dari Saul, dan mengatur pengolahannya oleh Ziba dan anak-anaknya, tetapi meninggikan Mefiboset pada posisi suatu tamu tetap pada mejanya sendiri, ‘sebagai salah satu anak-anak raja’.].

5) Kebaikan Daud terhadap Mefiboset menunjukkan bahwa ia tidak mendendam karena kejahatan Saul kepadanya.

Calvin mengatakan (hal 439-440) bahwa kita sering tidak bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita, padahal penderitaan yang Saul akibatkan terhadap Daud 100 x lipat lebih besar dari penderitaan kita yang disebabkan orang itu.

Calvin: “When David saw that poor disfigured creature, ... he had reason to think: ‘Alas, what a change has occured’ - and even apply that lesson to himself, and learn to walk in the fear of God, realising that there is nothing secure in this world and that even the strongest kingdoms would always be in turmoil if they were not upheld by God through his providence.” [= Pada waktu Daud melihat makhluk malang yang cacat, ... ia mempunyai alasan untuk berpikir: ‘Astaga, betul-betul suatu perubahan telah terjadi’ - dan bahkan menerapkan pelajaran itu kepada dirinya sendiri, dan belajar untuk berjalan / hidup dalam takut kepada Allah, karena menyadari bahwa di sana tidak ada apapun yang aman / pasti di dunia ini dan bahwa bahkan kerajaan-kerajaan yang terkuat akan selalu ada dalam kekacauan yang besar seandainya mereka tidak ditopang oleh Allah melalui ProvidensiaNya.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 442.

2 Samuel 9:1-13(3):TRADISI ORANG TIMUR DAN ANJING MATI
2Samuel 9:1-13 - “(1)Berkatalah Daud: ‘Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan.’ (2) Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: ‘Engkaukah Ziba?’ Jawabnya: ‘Hamba tuanku.’ (3) Kemudian berkatalah raja: ‘Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.’ Lalu berkatalah Ziba kepada raja: ‘Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.’ (4) Tanya raja kepadanya: ‘Di manakah ia?’ Jawab Ziba kepada raja: ‘Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.’ (5) Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar. (6) Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: ‘Mefiboset!’ Jawabnya: ‘Inilah hamba tuanku.’ (7) Kemudian berkatalah Daud kepadanya: ‘Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.’ (8) Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: ‘Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?’ (9) Lalu raja memanggil Ziba, hamba Saul itu, dan berkata kepadanya: ‘Segala sesuatu yang adalah milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan kepada cucu tuanmu itu. (10) Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.’ Ziba mempunyai limabelas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba. (11) Berkatalah Ziba kepada raja: ‘Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.’ Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja. (12) Mefiboset mempunyai seorang anak laki-laki yang kecil, yang bernama Mikha. Semua orang yang diam di rumah Ziba adalah hamba-hamba Mefiboset. (13) Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang.”.

6) Sikap Mefiboset terhadap kebaikan Daud kepadanya.
2 Samuel 9: 8: “Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: ‘Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?’”.

a) Tradisi Timur.

Pulpit Commentary: “At first sight this extreme self-humiliation makes us look on Mephibosheth as a poor creature, whom early misfortune and personal deformity had combined to depress. But really this is to impose on an Oriental hyperbole a Western exactness of meaning. When in the East your entertainer assures you that everything he has to his last dirhem is yours, he nevertheless expects you to pay twice the value for everything you consume; but he makes his exaction pleasant by his extreme courtliness. So Ephron offered his cave at Machpelah to Abraham as a free gift, but he took care to obtain for it an exorbitant price (Gen. 23:11, 15). Mephibosheth described himself in terms similar to those used by David of himself to Saul (1 Sam. 24:14); but he meant no more than to express great gratitude, and also to acknowledge the disparity of rank between him and the king.”[= Pada pandangan pertama perendahan diri sendiri yang extrim ini membuat kita melihat Mefiboset sebagai seorang makhluk yang malang, yang kesialan awal dan cacat pribadinya telah bergabung untuk membuatnya sedih / tertekan. Tetapi sebetulnya ini berarti menerapkan suatu hiperbola Timur pada suatu kepersisan / ketepatan arti Barat. Pada waktu di Timur penerima tamumu meyakinkan kamu bahwa segala sesuatu yang ia punyai sampai dirham yang terakhir adalah milikmu, bagaimanapun ia mengharapkan kamu untuk membayar 2 x lipat dari nilai untuk segala sesuatu yang engkau makan / gunakan; tetapi ia membuat tuntutannya menyenangkan oleh kesopanannya yang extrim. Demikianlah Efron menawarkan guanya di Makhpela kepada Abraham sebagai suatu pemberian cuma-cuma, tetapi ia berhati-hati untuk mendapatkan untuk itu suatu harga yang lebih dari wajar / umum (Kejadian 23:11,15). Mefiboset menggambarkan dirinya sendiri dengan istilah-istilah yang mirip dengan yang digunakan oleh Daud sendiri kepada Saul (1Samuel 24:14); tetapi ia memaksudkan tidak lebih dari pada menyatakan rasa terima kasih yang besar, dan juga untuk mengakui perbedaan / ketidak-setaraan tingkat antara dia dengan sang raja.].

Kejadian 23:2-16 - “(2) Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. (3) Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu, lalu berkata kepada bani Het: (4) ‘Aku ini orang asing dan pendatang di antara kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu.’ (5) Bani Het menjawab Abraham: (6) ‘Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorangpun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu.’ (7) Kemudian bangunlah Abraham lalu sujud kepada bani Het, penduduk negeri itu, (8) serta berkata kepada mereka: ‘Jika kamu setuju, bahwa aku mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu, maka dengarkanlah aku dan tolonglah mintakan dengan sangat kepada Efron bin Zohar, (9) supaya ia memberikan kepadaku gua Makhpela miliknya itu, yang terletak di ujung ladangnya; baiklah itu diberikannya kepadaku dengan harga penuh untuk menjadi kuburan milikku di tengah-tengah kamu.’ (10) Pada waktu itu Efron hadir di tengah-tengah bani Het. Maka jawab Efron, orang Het itu, kepada Abraham dengan didengar oleh bani Het, oleh semua orang yang datang di pintu gerbang kota: (11) ‘Tidak, tuanku, dengarkanlah aku; ladang itu kuberikan kepadamu dan gua yang di sanapun kuberikankepadamu; di depan mata orang-orang sebangsaku kuberikan itu kepadamu; kuburkanlah isterimu yang mati itu.’ (12) Lalu sujudlah Abraham di depan penduduk negeri itu (13) serta berkata kepada Efron dengan didengar oleh mereka: ‘Sesungguhnya, jika engkau suka, dengarkanlah aku: aku membayar harga ladang itu; terimalah itu dari padaku, supaya aku dapat menguburkan isteriku yang mati itu di sana.’(14) Jawab Efron kepada Abraham: (15) ‘Tuanku, dengarkanlah aku: sebidang tanah dengan harga empat ratus syikal perak, apa artinya itu bagi kita? Kuburkan sajalah isterimu yang mati itu.’ (16) Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak untuk Efron, sebanyak yang dimintanya dengan didengar oleh bani Het itu, empat ratus syikal perak, seperti yang berlaku di antara para saudagar.”.

Barnes’ Notes (tentang Kejadian 23:11):“Orientals offer you as a gift whatever you admire; they do not expect that you will take it.” [= Orang-orang Timur menawarkan kepadamu sebagai hadiah apapun yang engkau kagumi; mereka tidak mengharapkan bahwa engkau mau mengambilnya / menerimanya.]- hal 648.

Catatan: kutipan ini diambil dari buku fisiknya, yang berbeda total dengan buku elektroniknya, dalam tafsiran tentang kitab Kejadian.

Sekalipun kata-kata ini tentu tidak berlaku untuk seadanya orang Timur, tetapi harus diakui bahwa ada banyak orang Timur yang sering melakukan kata-kata di atas! Misalnya: ada banyak tuan / nyonya rumah yang kalau makan bersama tamu, lalu mendesak tamu itu untuk menghabiskan semua makanan. Tetapi kalau tamu itu betul-betul melakukan apa yang mereka minta, maka mereka menjadi jengkel, dan bicara buruk tentang hal itu setelah tamu itu pulang!

Harus saudara ingat bahwa hal ini, sekalipun merupakan tradisi, tetapi jelas merupakan suatu dusta / kemunafikan, sehingga jelas tidak sesuai dengan Kitab Suci dan harus dibuang dari hidup kita!

b) Apakah kata-kata Mefiboset tentang ‘anjing mati’ merupakan tradisi Timur?

Istilah ‘anjing mati’ hanya muncul 3 x dalam Alkitab, dan dua yang lain ada di bawah ini.

1Samuel 24:15 - “Terhadap siapakah raja Israelkeluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja!”.

2Samuel 16:9 - “Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja: ‘Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.’”.

Kesopanan Timur yang munafik itu memang ada, seperti dalam kata-kata Efron kepada Abraham dalam pembelian gua Makhpela itu. Tetapi bagaimanapun, menurut saya, kemunafikan seperti itu merupakan hal yang salah! Kesopanan tidak mengijinkan suatu dusta / kemunafikan. Misalnya mengatakan ‘maaf’ padahal tak merasa salah.

Tetapi saya menganggap bahwa kasus Mefiboset ini tidak bisa disamakan dengan kata-kata Efron kepada Abraham. Dan karena istilah ‘anjing mati’ itu setiap kali muncul selalu mempunyai suatu nada menghina / merendahkan, maka saya menganggap Mefiboset mengatakan kata-kata ini untuk menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak layak untuk mendapatkan kebaikan Daud itu.

7) Ini merupakan tindakan kasih yang tidak egois dari Daud.

The Biblical Illustrator: “THE UNSELFISH KINDNESS OF DAVID. To send across the Jordan to Lo-debar to find a young man whom he perhaps had never seen, the grandson of Saul, who had so often sought to slay him, and whose house was a rival one in the kingdom - a young man crippled in both feet, with no prospect of being useful to the king - to alienate from the crown the forfeited estates of the house of Saul and restore them to cripple Mephibosheth - affords beautiful evidence of the unselfish kindness of David’s generous heart. David’s wonderful exaltation from the sheepfold to the kingdom had a natural tendency to repress or stifle the kindlier impulses of his heart. How many are there who in times of prosperity utterly forget the friends of former and adverse days! To seek out the lame, the halt, the blind, the poor, the wretched, to minister unto others, not to be ministered unto, is the beauty and the glory of the Christian life.” [= Kebaikan yang tidak egois dari Daud. Mengutus menyeberangi Sungai Yordan ke Lodebar untuk menemukan seorang muda yang mungkin tidak pernah ia lihat, cucu dari Saul, yang telah begitu sering mencari untuk membunuhnya, dan yang keluarganya merupakan saingan dalam kerajaan - seorang muda yang cacat pada kedua kakinya, yang tidak mempunyai prospek untuk berguna bagi raja - memindahkan dari kekuasaan raja tanah-tanah yang hilang milik keluarga Saul dan mengembalikan mereka kepada Mefiboset yang cacat - memberikan bukti yang indah dari kebaikan yang tidak egois dari hati Daud yang murah hati. Peninggian / pemuliaan yang luar biasa dari Daud dari kandang domba ke kerajaan mempunyai suatu kecenderungan alamiah untuk menekan atau menahan dorongan hati yang lebih baik dari hatinya. Betapa banyak orang yang pada waktu kemakmuran sama sekali melupakan sahabat-sahabat dari masa lalu yang sengsara! Mencari orang-orang lumpuh, orang-orang buta, orang-orang miskin, orang-orang yang buruk keadaannya, melayani orang-orang lain, bukan untuk dilayani, merupakan keindahan dan kemuliaan dari kehidupan Kristen.].
Ayat-ayat pembanding:

Matius 25:34-45 - “(34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”.

The Biblical Illustrator: “David did a great many notable things that impress us far more than this one; but it is just here that we see far into his true character. The Bible makes this record because of its importance in the portraiture of a great character, and our estimate of it will be a test of our own spirit. ... The story is told of a Russian soldier exposed to intense cold while on duty as a sentinel. A poor working man, going home, took off his coat and gave it to him for his protection. That night the sentinel perished. Not long after the working man was brought to his deathbed, and fell into a slumber, in which he dreamed that he saw Jesus wearing his old coat. ‘You have my coat on,’ he said to him. ‘Yes,’ was the answer of the Lord. ‘You gave it to me the cold night I was a sentinel in the forest. Inasmuch as ye have done it unto one of the least of these my brethren, ye have done it unto me.’” [= Daud melakukan banyak hal-hal besar / agung yang penting / patut diperhatikan yang mengesankan kita jauh lebih dari pada yang ini; tetapi justru di sini kita melihat jauh ke dalam karakternya yang sebenarnya. Alkitab membuat catatan ini karena kepentingannya dalam penggambaran dari seorang yang agung, dan penilaian kita tentangnya akan merupakan ujian dari roh kita sendiri. ... Ada cerita tentang seorang tentara Rusia yang terbuka terhadap cuaca dingin yang parah pada waktu sedang bertugas sebagai seorang penjaga. Seorang pekerja yang miskin, sedang pulang ke rumah, melepaskan jas / jubahnya dan memberikannya kepadanya untuk perlindungannya. Malam itu penjaga itu mati. Tidak lama setelah itu pekerja itu dibawa ke ranjang kematiannya, dan jatuh tertidur, dalam mana ia bermimpi bahwa ia melihat Yesus mengenakan jas / jubah tuanya. ‘Engkau mengenakan jas / jubahku’, katanya kepadaNya. ‘Ya’, jawab Tuhan. ‘Kamu memberikannya kepadaKu pada malam yang dingin pada waktu Aku menjadi / adalah seorang penjaga di hutan. Karena sebanyak yang engkau telah melakukannya kepada salah seorang yang paling kecil dari saudara-saudaraKu ini, kamu telah melakukannya untuk Aku’.].

Galatia 2:9-10 - “(9) Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; (10) hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskindan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.”.

Lukas 4:18-19 - “(18) ‘Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku (19) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.’”.

Lukas 14:12-14 - “(12) Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: ‘Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. (13) Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (14) Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.’”.

Yakobus 1:27 - “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.”.

8) Anak Mefiboset, yaitu Mikha.

Pulpit Commentary: “Ver. 12. - Micha. This son of Mephibosheth became the representative of the house of Saul, and had a numerous offspring, who were leading men in the tribe of Benjamin until the Captivity (see 1 Chron. 8:35–40; 9:40–44).”[= Ay 12. - Mikha. Anak Mefiboset ini menjadi wakil dari keluarga Saul, dan mempunyai banyak keturunan, yang adalah pemimpin-pemimpin / orang-orang terkemuka dalam suku Benyamin sampai masa Pembuangan (lihat 1Taw 8:35-40; 9:40-44).].
1Taw 8:35-40 - “(35) Anak Mikha ialah Piton, Melekh, Tarea dan Ahas. (36) Ahas memperanakkan Yoada; Yoada memperanakkan Alemet, Azmawet dan Zimri; Zimri memperanakkan Moza. (37) Moza memperanakkan Bina; anak orang ini ialah Rafa, dan anak orang ini ialah Elasa, dan anak orang ini ialah Azel. (38) Azel mempunyai enam orang anak, dan inilah nama-nama mereka: Azrikam, Bokhru, Ismael, Searya, Obaja dan Hanan. Itulah sekaliannya anak-anak Azel. (39) Anak-anak Esek, saudaranya, ialah Ulam, anak sulungnya, lalu Yeush, anak yang kedua, dan Elifelet, anak yang ketiga. (40) Anak-anak Ulam itu adalah orang-orang berani, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, pemanah-pemanah; anak dan cucu mereka banyak: seratus limapuluh orang. Mereka semuanya itu termasuk bani Benyamin.”.

1Taw 9:40-44 - “(40) Anak Yonatan ialah Meribaal, dan Meribaal memperanakkan Mikha. (41) Anak Mikha ialah Piton, Melekh, Tahrea dan Ahas. (42) Ahas memperanakkan Yaera; Yaera memperanakkan Alemet, Azmawet dan Zimri; Zimri memperanakkan Moza. (43) Moza memperanakkan Bina, dan anak orang ini ialah Refaya, dan anak orang ini ialah Elasa, dan anak orang ini ialah Azel. (44) Azel mempunyai enam orang anak dan inilah nama-nama mereka: Azrikam, Bokhru, Ismael, Searya, Obaja dan Hanan. Itulah anak-anak Azel.”.

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Mephibosheth had a young son, whose name was Micah.’ Whether born before or after his residence in Jerusalem cannot be ascertained. But through him the name and memory of the excellent Jonathan was preserved (see the notes at 1 Chron 8:34-35 1 Chron 9:40-41).” [= ‘Mefiboset mempunyai seorang anak yang masih muda, yang namanya adalah Mikha’. Apakah dilahirkan sebelum atau sesudah ia tinggal di Yerusalem tidak bisa dipastikan. Tetapi melalui dia nama dan ingatan dari Yonatan yang sangat bagus dipelihara (lihat catatan tentang 1Taw 8:34-35 1Taw 9:40-41).].

1Taw 8:34-35 - “(34) Anak Yonatan ialah Meribaal dan Meribaal memperanakkan Mikha. (35) Anak Mikha ialah Piton, Melekh, Tarea dan Ahas.”.
1Taw 9:40-41 - “(40) Anak Yonatan ialah Meribaal, dan Meribaal memperanakkan Mikha. (41) Anak Mikha ialah Piton, Melekh, Tahrea dan Ahas.”.

9) Kebaikan Daud kepada Mefiboset mirip dengan kebaikan Allah kepada kita yang berdosa.

The Biblical Illustrator: “The kindness which David displayed to Mephibosheth was unmerited. Was David under any obligation to show this kindness? Was there any excellence in the son of Jonathan to call it forth? No; David had the affection even before he knew there was such a person. Was God under any obligation to show mercy to the world? or did He see aught of excellence in the world to call it forth? No; if He had left humanity to perish for ever in its sins, no one could have complained. ... Was there an excellence in man to call it forth? No; ‘God commendeth His love to us in that while we were yet sinners,’ &c.” [= Kebaikan yang Daud tunjukkan kepada Mefiboset tidak layak ia dapatkan. Apakah Daud mempunyai kewajiban apapun untuk menunjukkan kebaikan ini? Apakah di sana ada keunggulan apapun di dalam anak dari Yonatan untuk menggerakkan kebaikan itu? Tidak; Daud mempunyai perasaan itu bahkan sebelum ia tahu di sana ada orang seperti itu. Apakah Allah mempunyai kewajiban apapun untuk menunjukkan belas kasihan kepada dunia? atau apakah Ia melihat keunggulan apapun dalam dunia untuk menggerakkan kebaikan itu? Tidak; ‘Allah menunjukkan kasihNya kepada kita dalam hal ketika kita masih adalah orang-orang berdosa’, dst.].

Roma 5:8 - “Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”.

The Biblical Illustrator: “The kindness which David showed Mephibosheth was unsought. The son of Jonathan did not make any application; - he did not knock at the door of royalty entreating favour. Did the world seek the gift of Christ? No, for two reasons: - (1) Because it did not feel the need of a Saviour. (2) If it had it never could have supposed that such a gift was possible. God sent Christ into the world not only without the world’s request, but against the world’s will. ‘He came to His own, but His own,’ &c.” [= Kebaikan yang Daud tunjukkan kepada Mefiboset tidak dicari. Anak Yonatan tidak membuat permohonan apapun; - ia tidak mengetuk pada pintu dari raja untuk membuat permohonan tindakan belas kasihan. Apakah dunia mencari anugerah Kristus? Tidak, untuk dua alasan: - (1) Karena dunia tidak merasa kebutuhan seorang Juruselamat. (2) Seandainya dunia merasakan hal itu dunia tidak pernah telah menduga bahwa anugerah seperti itu memungkinkan. Allah mengutus Kristus ke dalam dunia bukan hanya tanpa permohonan dari dunia, bahkan terhadap / menentang kehendak dari dunia. ‘Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi milik kepunyaanNya’, dst.].

Yohanes 1:11 - “Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.”.

Matthew Henry: “Now because David was a type of Christ, his Lord and Son, his root and offspring, let his kindness to Mephibosheth serve to illustrate the kindness and love of God our Saviour towards fallen man, which yet he was under no obligation to, as David was to Jonathan. Man was convicted of rebellion against God, and, like Saul’s house, under a sentence of rejection from him, was not only brought low and impoverished, but lame and impotent, made so by the fall. The Son of God enquires after this degenerate race, that enquired not after him, comes to seek and save them. To those of them that humble themselves before him, and commit themselves to him, he restores the forfeited inheritance, he entitles them to a better paradise than that which Adam lost, and takes them into communion with himself, sets them with his children at his table, and feasts them with the dainties of heaven. ‘Lord, what is man, that thou shouldst thus magnify him!’” [= Karena Daud adalah TYPE dari Kristus, Tuhannya dan Anaknya, akar / asal usulnya dan keturunannya, hendaklah kebaikan kepada Mefiboset membantu untuk menjelaskan kebaikan dan kasih Allah Juruselamat kita terhadap manusia yang sudah jatuh, sekalipun Ia tidak mempunyai kewajiban untuk itu, seperti Daud terhadap Yonatan. Manusia terbukti bersalah tentang pemberontakan terhadap Allah, dan seperti keluarga Saul, berada di bawah hukuman dari penolakan dari Dia, bukan hanya direndahkan dan dijadikan miskin / lemah, tetapi lumpuh dan impoten / tak berdaya, dibuat jadi seperti itu oleh kejatuhan ke dalam dosa. Anak Allah mencari umat manusia yang menjadi rusak ini, yang tidak mencari Dia, datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka. Kepada mereka yang merendahkan diri mereka sendiri di hadapanNya, dan menyerahkan diri mereka sendiri kepadaNya, Ia memulihkan warisan yang hilang, Ia memberi hak kepada mereka pada suatu firdaus yang lebih baik dari pada yang hilang dari Adam, dan mengambil mereka ke dalam persekutuan dengan diriNya sendiri, meletakkan mereka dengan anak-anakNya di meja, dan berpesta dengan mereka dengan makanan-makanan yang enak dari surga. ‘Tuhan, apakah manusia sehingga Engkau meninggikan dia seperti itu!’].

Pulpit Commentary: “So Mephibosheth ‘did eat continually at the king’s table.’ The circumstance may serve to remind us of the greater honour which good men enjoy; it is theirs to eat continually at the table of the King of kings.”[= Demikianlah Mefiboset ‘makan terus menerus di meja raja’. Keadaan ini bisa berfungsi untuk mengingatkan kita tentang kehormatan yang lebih besar yang dinikmati orang-orang yang baik; adalah milik mereka untuk makan terus menerus di meja dari Raja segala raja.].
-AMIN-
2 SAMUEL 9:1-13 (BERPEGANG PADA JANJI WALAUPUN RUGI)
Next Post Previous Post