BOLEHKAH MERAYAKAN 40 HARI BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL?

Pdt.Esra Alfred Soru.
BOLEHKAH MERAYAKAN 40 HARI BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL?
Seorang sahabat baru-baru ini mengajukan pertanyaan kepada saya tentang apakah boleh merayakan/memperingati 40 hari kematian ibunya karena terjadi pro kontra di antara anggota keluarganya. Yang lain mengatakan harus, tetapi yang lain mengatakan tidak boleh.

Berikut ini jawaban saya :

Mengapa orang sering memperingati hari kematian seseorang pada hari ke 40? Ini tradisi/kebiasaan yang tidak jelas tujuannya. Apa tujuannya membuat peringatan hari ke- 40? Jika alasannya adalah karena pada hari ke 40 baru arwah/jiwa orang mati itu benar-benar meninggalkan dunia ini (karena sebelumnya masih melayang-layang / gentayangan), maka jelas ini pemahaman yang salah dan tidak alkitabiah.

Alkitab mengajarkan bahwa begitu seseorang mati, tubuhnya dikubur tetapi jiwa/rohnya langsung menuju ke surga (bagi yang percaya Yesus) atau neraka (bagi yang tidak percaya Yesus). Ini terlihat dari :
1. 2 Korintus 5:1 - “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar (artinya: jika kita mati), ALLAH TELAH MENYEDIAKAN SUATU TEMPAT KEDIAMAN DI SORGA BAGI KITA, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia”.

NIV/NASB: ‘we HAVE a building from God’.

Perhatikan kata ‘have’ yang ada dalam ‘present tense’ (bentuk sekarang), bukan ‘future tense’ (bentuk yang akan datang). Ini menunjukkan bahwa begitu kita mati, kita langsung mendapatkan rumah itu.

2. 2 Korintus 5:8b: ‘terlebih suka kami beralih dari tubuh ini UNTUK MENETAP PADA TUHAN’.

NASB: ‘to be at home with the Lord’ (ada di rumah bersama Tuhan).

NIV: ‘at home with the Lord’ (di rumah bersama Tuhan).

Literal / hurufiah: ‘to come home to the Lord’ (pulang ke rumah kepada Tuhan).

Jadi ini menunjukkan bahwa bagi Paulus ‘mati’ sama dengan ‘pulang ke rumah Bapa’ dan ini menunjukkan bahwa begitu seorang Kristen mati ia langsung masuk surga.

3. Filipi 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin PERGI DAN DIAM BERSAMA-SAMA DENGAN KRISTUS - itu memang jauh lebih baik”.

Kata ‘pergi’ di sini jelas menunjuk kepada ‘mati’. Jadi Paulus berkata kalau ia mati, ia diam bersama-sama dengan Kristus. Ini pasti sama dengan masuk surga.

4. Yesus menjanjikan bahwa penjahat yang bertobat di kayu salib akan masuk ke Firdaus (surga) pada hari itu juga (Lukas 23:43).

5. Cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Lukas 16:19-31), bukan hanya menunjukkan bahwa orang percaya yang mati langsung masuk surga, tetapi juga menunjukkan bahwa orang tidak percaya yang mati akan langsung masuk neraka.

Bacalah cerita ini dan saudara akan melihat bahwa sekalipun orang kaya itu masih mempunyai 5 saudara yang masih hidup, yang menandakan bahwa Yesus belum datang untuk keduakalinya, tetapi ia sendiri sudah masuk ke alam maut / Hades (Lukas 16: 23), yang digambarkan sebagai tempat penderitaan dengan nyala api (ay 23-25), sehingga jelas menunjuk pada neraka.

6. Yudas 1:7 - “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar, TELAH MENANGGUNG SIKSAAN API KEKAL sebagai peringatan kepada semua orang”.

Perhatikan bahwa di sini digunakan kata-kata ‘telah menanggung’ bukan ‘akan menanggung’. Jadi, pada saat Yudas menulis surat ini (abad pertama Masehi), orang-orang Sodom dan Gomora itu sedang menanggung / mengalami siksaan api kekal / neraka. Dengan demikian jelaslah bahwa orang jahat bukannya baru akan dimasukkan ke neraka pada saat Yesus datang untuk keduakalinya.

7. Dalam Wahyu 20:10 dikatakan: “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.

Perhatikan bahwa pada waktu Iblis dimasukkan ke neraka, ternyata neraka itu tidak kosong, tetapi binatang dan nabi palsu itu sudah ada di sana. Saya tidak ingin mempersoalkan kata ‘binatang’ itu menunjuk kepada siapa, tetapi saya hanya ingin menekankan bahwa sudah ada manusia di neraka sebelum Iblis dibuang ke sana pada akhir jaman.

BACA JUGA: SUMBER HISTORIS KEMATIAN KRISTUS

Semua ini memperlihatkan bahwa orang yang mati, jiwa/rohnya langsung menuju surga/neraka (tergantung dia beriman pada Yesus atau tidak). Jadi tidak ada roh yang gentayatangan/melayang-layang sampai hari ke-40. Dengan demikian memperingati hari ke 40 dari orang yang meninggal dengan konsep/alasan bahwa pada hari itu arwah/jiwa dari orang mati itu baru benar-benar pergi meninggalkan dunia ini jelas sama sekali tidak alkitabiah dan seharusnya orang Kristen yang sejati tidak boleh melakukan hal ini.

Mungkin ada juga yang beralasan bahwa mereka hanya mau bersyukur saja karena Tuhan sudah menjagai mereka hingga 40 hari tanpa kehadiran orang yang sudah meninggal itu. Tapi kalau ini alasannyaa, mengapa harus tepat hari ke-40? Mengapa tidak bisa hari ke 50, 63, 71, dll? Mengapa memutlakan hari ke 40? Ada apa di balik semua ini?

Jadi menurut saya, membuat peringatan hari ke-40 bagi orang yang meninggal selain tidak ada gunanya, juga sangat tidak alkitabiah.BOLEHKAH MERAYAKAN 40 HARI BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL?

Salam Kasih!
Next Post Previous Post