HATIKU BERGEMBIRA KARENA ALLAH JURUSELAMATKU

Pdt. Esra Alfred Soru
Lukas 1:47 - “... HATIKU BERGEMBIRA karena Allah Juruselamatku.

Ini adalah nyanyian pujian Maria saat Natal. Dalam pujiannya ini ia berkata bahwa hatinya bergembira dan kegembiraan hatinya ini dikaitkan dengan fakta bahwa Allah adalah Juruselamat pribadinya. “Hatiku bergembira karena Allah, Juru selamatku”.

Mengapa Maria bergembira ketika Allah menjadi Juru selamatnya? Ini dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya (Lukas 1:48-55). Tetapi satu hal yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa sudah seharusnya semua orang yang mempunyai Juruselamat pribadi bergembira hatinya.
HATIKU BERGEMBIRA KARENA ALLAH JURUSELAMATKU
gadget, bisnis, otomotif
Kita mungkin bergembira karena dapat rezeki, kita bergembira karena naik pangkat/gaji, kita bergembira karena dapat baju baru, kita bergembira karena HP baru, kita bergembira karena mendapatkan anak, kita bergembira karena bisa beli motor / mobil baru, kita bergembira karena usaha maju, kita bergembira karena dapat THR, dsb, tetapi kegembiraan terbesar harusnya karena kita mendapatkan / memiliki Juru selamat pribadi. Mengapa? Karena kalau kita memiliki seluruh isi dunia ini tetapi kita tidak memiliki Juru selamat dan karenanya kita pasti binasa / kehilangan nyawa, lalu apa artinya seluruh isi dunia itu?

Markus 8:36 - Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi: ia kehilangan nyawanya.

Tetapi ini juga berarti bahwa apabila kita tidak memiliki alasan apa pun secara sekuler untuk bergembira, bahkan mungkin ada banyak alasan untuk bersedih (kemiskinan / kekurangan, sakit penyakit, penderitaan, terpisah dari orang-orang terkasih, kehilangan orang-orang terkasih karena kematian, dll), kita masih bisa bergembira asalkan kita mempunyai Juru selamat itu secara pribadi. Itu berarti Juru selamat adalah harta pribadi kita yang terbesar, termulia, termahal. Apabila kegembiraan ini sudah ada dalam diri kita, secara otomatis jiwa kita dan mulut kita akan memuji Tuhan sebagaimana yang dilakukan Maria.

Lukas 1:46-47 – (46) Lalu kata Maria: "JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN. (47) dan hatiku bergembira karena Allah, Juru selamatku.

Ingat, Natal dipenuhi dengan puji-pujian. Ada pujian Maria (Lukas 1:46-55), ada pujian malaikat para malaikat (Lukas 2:13-14), ada pujian para gembala (Lukas 2:20). Karena itu bagi saudara yang sudah memiliki Yesus sebagai Juru selamat pribadi, sudah seharusnya memuliakan, meninggikan dan memuji Allah.

MATTHEW HENRY - Perhatikan, hanya mereka yang sungguh-sungguh telah menikmati rahmat belas kasihan-Nya yang bisa berpikir betapa tinggi dan mulianya Allah itu.... Semakin Allah meninggikan kita dengan berbagai cara, kita harus semakin tekun mempelajari kemuliaan apa yang bisa kita berikan kepada-Nya, dengan demikian kita dapat memuliakan Allah, ketika jiwa kita dan semua yang ada di dalam kita memuliakan Dia. Memuji harus menjadi pekerjaan jiwa. (INJIL LUKAS 1-12, hal. 48).

Tidak peduli bagaimana pun keadaan saudara (sakit, menderita, miskin kekurangan), asal saudara sudah punya Sang Juruselamat itu secara pribadi, saudara harus bergembira dan memuji Allah seperti yang dilakukan Maria.

Lagu pujian Maria ini dikenal dengan istilah "Magnificat", suatu istilah bahasa Latin yang berarti “memuliakan” sebagaimana yang nampak dalam Lukas 1:46.

VULGATA : et ait Maria MAGNIFICAT anima mea Dominum.

Pujian ini telah menarik perhatian komposer-komposer besar dunia termasuk Johann Sebastian Bach, seorang komposer dan musikus besar dari zaman Barok. Bach telah menulis ratusan karya musik dan imannya tercermin dalam musiknya itu. Hampir semua karyanya adalah musik sakral, yaitu musik yang bernuansa religius. 

Salah satu karya Bach yang terkenal adalah “Magnificat" yang ditulis dalam bahasa Latin yang diambil dari nyanyian pujian Maria ini. “Magnificat" Bach ini ditampilkan pertama kali dalam kebaktian Natal tahun 1723 di Gereja St. Nicholas, Leipzig. Bach lalu membuat bagian-bagian selanjutnya dari “Magnificat" ini (kalimat demi kalimat dari pujian Maria) pada tahun 1728- 1730 sehingga semuanya berisi 12 bagian. 12 bagian dari Magnificat Bach ini begitu agung dengan musik yang luar biasa untuk memuliakan Tuhan. 

Misalnya pada bagian 1 yang berjudul : “Magnificat anima mea Dominum”, Bach membuat pembukaan yang sangat megah dari musiknya. (https://www.youtube.com/watch?v=QROi3CgekoI). Kata-kata Maria “Hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku" adalah bagian ke 2 dari “Magnificat" Bach ini yakni : “Et exutavit spiritus meus in Deo salutari meo”. (https://www.youtube.com/watch?v=R0_oTmlzX0A). 

Pada bagian terakhir (ke 12) Bach menutupnya “Magnificat”nya dengan sempurna yang berisi pemuliaan yang luar biasa kepada Allah Tritunggal. “Gloria Patri, Gloria Filio, Gloria et Spiritual Sancto! Sicut erat in principio et nunc et semper et in saeculat saeculorum. Amen. (Kemuliaan hanya bagi Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus. Sebagaimana ada pada awalnya, demikianlah ada pada saat ini dan selamanya : Dunia yang tiada akhir. Amin).

Ya, seperti Maria, Bach memberikan kemuliaan yang agung kepada Allah / Yesus Sang Juru selamat pribadi mereka. Bagaimana dengan saudara? Apakah di Natal ini saudara juga akan berkata bersama Maria dan Bach :“Magnificat anima mea Dominum, et exultavit spiritus meus in Deo salutari meo?” “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru selamatku”?

AMIN
Next Post Previous Post