5 KENYAKINAN YAHWEHISME (PEMUJA NAMA YAHWEH)

STEFANUS UNTUNG CHANDRA.
5 KENYAKINAN YAHWEHISME (PEMUJA NAMA YAHWEH)
BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN: YAHWEHISME.

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
-----------------------------------------------------
Kali ini kita akan membahas pengajaran sebuah sekte yang sekarang telah merambah dalam Kekristenan, termasuk juga di Indonesia. Gerakan mereka disebut sebagai “Gerakan Nama Suci” atau “Sacred Name Movement” atau “Yahweisme”. Gerakan ini berkembang dari kalangan Kristen yang dipengaruhi Yudaisme yang popiler di Amerika Serikat dan kemudian dipopulewrkan di Indonesia sejak dua dasa warsa lalu. Gerakan ini juga dikenal sebagai ‘Hebraic Roots Movement’,’ yang pada dasarnya menekankan usaha kembali ke akar yudaik praktek ibadat Yahudi dengan adat-istiadat ritualnya.

Latar belakang gerakan Yahwehisme ini sebenarnya sudah terjadi jauh seabad sebelumnya. Pada abad-19, ada gerakan internasional kebangkitan Yahudi (Zionisme) yang kala itu hidup dalam diaspora khususnya di Asia Utara (Rusia), Eropah dan Amerika. Puncaknya adalah dibentuknya World Zionist Organization dengan kongres pertama di Basel (1897). Gerakan ini semula bersifat politik dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina (Erets Yisrael), dan dari gerakan ini terdapat beberapa aliran termasuk yang menekankan Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan sudah hidup secara sekular, namun ada kalangan orthodox yang berpendapat bahwa zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada agama dan bahasa mereka, yaitu Ibrani.

Misi Religious Zionism adalah mengajak umat Yahudi sedunia untuk menggali lagi agama Yahudi dengan Taurat mereka dan menghidupkan kembali bahasa Ibrani bukan sekedar sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan yang selama berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati. Pengaruh Zionisme dengan kekuatan uang mereka menyebar ke Eropah dan Amerika Serikat. Dalam kelompok orthodox Yahudi itu ada juga sekte yang lebih jauh ingin mengembalikan “Nama Yahweh”, nama yang menurut mereka diterjemahkan dari YHWH, tetragrammaton), sebagai nama diri TUHAN Sang Pencipta. 

Padahal nama YHWH itu selama ini di kalangan Yahudi tradisional dianggap terlalu suci untuk diucapkan sehingga disebut dengan nama “Adonai” (Tuhan) atau “Ha-Shem” (Nama Itu) dan di kalangan Yahudi berbahasa Inggers disebut “The Lord” (LORD). Semangat fundamentalisme agama Yahudi ini bukan saja terjadi di kalangan orang Yahudi sendiri, namun dengan mulainya banyak orang berziarah ke Israel, mereka juga mempengaruhi orang-orang Kristen yang datang ke Palestina dan terutama yang ada di Amerika Serikat.

Perkembangan di Amerika Serikat

Abad-19 terjadi kekosongan rohani di Amerika Serikat sehingga banyak aliran baru tumbuh yang menekankan khususnya nubuatan tentang Akhir Zaman, yaitu Adventis (1844), Saksi-Saksi Yehovah (1874), dan kemudian Pentakosta (Church of God, 1886). Disamping nubuatan Akhir Zaman, Adventisme menekankan hari Sabat dan kesucian makanan, Saksi-Saksi Yehovah mengajarkan ajaran Unitarian/Arian, dan Church Of God menekankan karunia roh. Saksi-Saksi Yehovah--lah yang pertama kali terpengaruh nama YHWH (tetragramammaton) sehingga pada pertemuan mereka di Ohio (1931) mereka secara resmi menggunakan nama Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehovah) dan menganggap nama YHWH itu suci dan bahwa penerjemahan nama itu adalah perbuatan setan.

Dari kalangan Church of God, ada yang kemudian terpengaruh Adventisme dan menekankan hari Sabat dan membentuk Church of God, 7thday. Tiga tokoh dibelakang gerakan yang merintis pemujaan nama Yahweh berasal dari gereja COG, 7thday, yang kemudian memisahkan diri di tahun 1933 menjadi COG, 7thday, Salem, yaitu Andrew N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W. Armstrong.Dodd setelah mengklaim didatangi dua malaekat dan dikeluarkan dari COG, 7thday, mendirikan Assembly of Yahweh yang menggunakan kembali nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan menjalankan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The Faith’ (1937) untuk menyebarkan pandangannya itu.

Herbert W.Amstrong sefaham dengan Dodd dan ditahbis menjadi pendeta di COG, 7thday, Oregon. Pandangannya kontroversial karena sama seperti Dodd, yang merayakan hari Sabat, kesucian makanan, dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi sesuai hukum Musa, ia menubuatkan bahwa orang-orang Inggeris dan Amerika adalah keturunan dari 10 suku Israel yang terhilang. Ia dikeluarkan dari COG, 7thday, karena ajarannya yang ekstrim, dan ia kemudian mendirikan Worldwide Church of God (1946) dan Ambassador College dan menerbitkan majalah Ambassador dan The Plain Truth yang disebarkan ke seluruh dunia. Pandangannya mengenai keadaan sesudah mati sama dengan Saksi-Saksi Yehovah, yaitu bahwa orang mati dalam keadaan tidur rohani dan pada saat penghakiman akan dibangkitkan atau dimusnahkan. Ia menolak Trinitas dan beranggapan bahwa roh kudus bukan pribadi hanya kekuatan ilahi sama dengan pandangan Saksi-Saksi Yehovah (Binitarian).

Pada umumnya penganut Yahwehisme atau pemuja nama Yahweh menolak Trinitas dan menganut paham Unitarian Modalism (Sabelian-isme, yaitu Yahweh itu Esa dan menyatakan diri [modal] sebagai Bapa dan Firman), atau Unitarian Subordinasionis (Arianisme, pandangan SSY bahwa Yahshua (Yesus) itu ciptaan lebih rendah dari Yahweh). Dan sekalipun kepercayaan mereka bervariasi, pada umumnya mereka sepakat bahwa nama Yahweh, Elohim dan Yahshua harus dipulihkan dan tidak menyebut diri sebagai Kristen karena nama itu dianggap berasal kafir. Penganut Yahwehisme mudah terpecah-belah dan cenderung mendirikan gereja dengan kekhasannya sendiri seperti House of Yahweh yang menolak pre-eksistensi Yahshua. The Assembly of Yahvah lebih memilih nama Yahvah dan The Assemblies of Yah memilih nama Yah daripada Yahweh, yang lainnya memilih ejaan sendiri untuk menyebut nama Yahweh dan Yahshua.

Angelo B. Triana, murid Dodd, menolak surat-surat Paulus, namun kemudian ia menjiplak King James Bible dan mengganti nama-nama ‘LORD’ dengan Yahweh, ‘God’ dengan Elohim, dan ‘Jesus’ dengan Yahshua dan menyebutnya Holy Name Bible (PB-1950 dan PL&PB-1963) sejalan dengan terbitnya Alkitab versi terjemahan lain yakni New World Translation dari Jehovah Witnesses / Saksi-Saksi Yehovah (PB-1950 dan PL&PB-1961) yang memunculkan kembali nama YHWH. John Briggs,murid Triana mempopulerkan nama Yahshua dan kemudian mendirikan Yahveh Beth Israel.

Murid Triana lainnya, Jacob O Meyer terpecah dari Assembly of Yahweh dan mendirikan Assemblies of Yahweh (1960), dan gereja ini pecah lagi dan dibawah Donald Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya skandal seks beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan mendirikan Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan pecah lagi menjadi Yahweh’s Assembly in Yahshua (2006) yang percaya bahwa “bahasa Ibrani adalah bahasa yang digunakan Yahweh di surga dan di taman Eden dan digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB. Bahasa Ibrani adalah induk semua bahasa di dunia.” Anaknya, Alan Mansager berbeda pendapat dengan ayahnya dan mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry. Assembly of Yahweh kemudian pecah lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s Philadelphia Truth Conggregation (2002).

Dari perkembangan sidang jemaat pemuja nama Yahweh yang bertebaran dimana-mana yang umumnya tidak berhubungan satu dengan lainnya itu, kita dapat melihat bahwa mereka mudah sekali terpecah-pecah menjadi berbagai fraksi dan memberi nama baru sesuai dengan penekanan mereka, namun sekalipun begitu, ada beberapa butir yang sejalan, yaitu:

(1) Adanya pengaruh Adventisme soal memelihara Sabat dan Kesucian Makanan dan Saksi-Saksi Yehovah dan sekte Yahudi (Yudaisme) yang menekankan perlunya dikembalikannya nama ‘YHWH’ (tetragrammaton) sekalipun ditafsirkan berbeda-beda (Yahweh/Yahvah/Yah dll.) dan kembali kepada bahasa Ibrani. Ada juga yang menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua;

(2) Mereka menolak Kitab Suci yang memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus dan menggantinya dengan nama-nama Ibrani Yahweh, Elohim, dan Yahshua. Saat ini ada belasan versi ‘Kitab Suci’ yang diterbitkan pemuja nama Yahweh’ di Amerika Serikat;

(3) Menjalankan hukum Musa dengan konsekwen seperti merayakan Sabat, Kesucian makanan (halal-haram), dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dengan ibadat seperti agama Yahudi. Perjamuan Kudus dirayakan setahun sekali pada malam sebelum Pasah Yahudi dan menolak perayaan Natal sama halnya dengan Saksi-Saksi Yehovah;

(4) Menolak Trinitas, ada yang menganggap Yahweh sebagai Unitarian Modalis (Sabellianisme, Yahweh itu esa dan firmannya menjadi manusia Yahshua) atau Unitarian Subordinasionis (Arianisme, Yahshua itu lebih rendah dari Yahweh seperti pandangan SSY), atau berbagai ajaran non-trinitarian lainnya seperti tidak mempercayai pre-eksistensi Yahshua dll. Namun, sekalipun demikian banyak yang mensyaratkan agar dibaptis kembali dalam nama Yahshua;

(5) Tidak merupakan satu organisasi yang solid melainkan merupakan sidang-sidang jemaat yang independen dengan ke khasannya masing-masing, namun jelas membedakan diri dengan kekristenan pada umumnya dan lebih bercorak agama Yahudi dengan semua ritualnya.

Dari beberapa butir kesimpulan ini menjadi jelas apa yang diyakini oleh penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh yang kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun 1990.

Perkembangan di Indonesia

Pengaruh sekte ‘Yahwis’ Yahudi yang dialami beberapa orang yang berziarah ke Israel dan Pemuja Nama Yahweh dari Amerika Serikat, mempengaruhi beberapa kalangan kristen di Indonesia sejak dua dasawarsa yang lalu. Sekalipun mirip dengan gerakan itu di mancanegara, di Indonesia ada ciri khas yang ditunjukkan, yaitu semangat anti Arab/Islam dengan penolakan mereka akan nama “Allah” yang dianggap nama berhala, mengingat bahwa tokoh-tokoh awal Pemuja Nama Yahweh di Indonesia umumnya berasal dari penganut agama Islam. Ini berimbas pada semangat anti-Kristen karena umat Kristen juga menyembah “Allah”.

Di tahun 1980-an, Hamran Ambrie, tokoh muslim yang masuk Kristen merintis usaha penginjilan untuk menobatkan umat Islam melalui wadah ‘The Good Way’, kemudian bersama dengan dr. Suradi yang ditobatkannya pada tahun 1982, mendirikan Christian Centre Nehemia (1987) dan menerbitkan majalah dengan judul Gema Nehemia dan brosur dan traktat. Semula mereka masih menggunakan nama Tuhan dan Allah, namun setelah kematian Hamran Ambrie (1987) dan berziarah ke Israel, Suradi terpengaruh Yudaisme dan menekankan penggunaan bahasa Ibrani khususnya nama ‘Yahweh, Elohim & Yesua.’ Misi Nehemia ditujukan untuk menginjili umat Islam dan membina mereka menjadi penginjil untuk menjangkau umat Islam. Dr. Suradi (yang kemudian berganti nama menjadi Suradi ben Abrahamlalu diganti lagi dengan Eliezer ben Abraham) kemudian dengan nama ‘Iman Taqwa Kepada Shiraatal Mustaqien’ lalu ‘Bet Yesua Hamasiah’ pada akhir tahun 1990-an menerbitkan lima seri traktat berjudul ‘Siapakah yang Bernama Allah itu?’ Kelima traktat itu kemudian disatukan, dan lalu terbit traktat ke-6 dan ke-7.

Pada umumnya dalam traktat itu disebutkan bahwa “Allah” adalah nama dewa Arab (dewa bulan/pengairan) masa jahiliah, ini didasarkan penafsiran harfiah potongan kutipan dari beberapa buku, padahal kalau kutipan itu dibaca selengkapnya pengertiannya berbeda. Karena itu bila umat Kristen menggunakan nama itu berarti menghujat Yahweh. Puncak dari penerbitan seri traktat itu adalah pada tahun 2000 diterbitkan ‘Kitab Suci Taurat dan Injil’ (Kitab Suci 2000). Kitab Suci ini 99,9% merupakan plagiat dari Alkitab (TB) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan hanya beberapa nama diganti seperti ‘TUHAN’ dengan YAHWE, Allah dengan Eloim, Yesus dengan Yesua, dan beberapa nama lain seperti ‘Musa’ dengan Mose, ‘Daud’ dengan Dawid, Yohanes dengan ‘Yokhanan,’ dll.

Sekalipun dr. Suradi menunjukkan kepedulian sosial dengan mengadakan makanan gratis di rumahnya, ternyata dalam hal agama, fanatismenya menjadikannya bersikap anti sosial. Fanatisme akan ‘nama Yahwe’ yang radikal, dilakukan dengan menyerang secara frontal agama Islam dan juga Kristen. Ia tidak segan menggunakan ayat-ayat Al-Quran sesuai penafsirannya untuk menyerang Islam. Karena sikapnya yang mengganggu kerukunan itu, oleh Forum Ulama Umat, Bandung, Suradi bersama Poernama Winangun dikenai Fatwa Mati (Gatra, 10 Maret 2001). Kenyataan ini menyebabkan Nehemia tutup dan Suradi menghindar ke mancanegara. Beberapa pengikut Suradi mengidap fanatisme yang sama bahkan Endang Yesaya sempat masuk penjara selama empat tahun. Beberapa pengikut lainnya menjalankan militansi yang sama, bahkan tim UKS yang membelanya menyebut ‘Allah’ itu nama berhala Iblis, dari kalangan ini juga keluar plesetan LAI sebagai Lembaga Alat Iblis, karena LAI menerbitkan Alkitab yang menyebut nama “Allah”.

Pada tahun 2002, kelompok sejenis bernama Pengagung Nama Yahweh menerbitkan Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan, yang sama dengan KS-2000 melakukan plagiat terjemahan LAI dan hanya mengganti nama ‘TUHAN’ dengan YAHWEH, dan ‘Allah’ dengan Tuhan. Sekalipun mengaku bahwa usahanya dihasilkan oleh gerakan Roh Kudus, namun dari buahnya diragukan apakah itu Roh Kudus yang diberitakan Alkitab, soalnya mereka melakukan plagiat Alkitab (TB) terjemahan LAI tanpa izin dan mengikuti terjemahan nama Yahweh sesuai The Word of Yahweh yang diterbitkan oleh The Assembly of Yahweh, gerakan pelopor pemuja nama Yahweh di Amerika Serikat, tetapi tidak sehurufpun ada penghargaan terhadap Lembaga Alkitab Indonesia yang nyaris semua terjemahannya diplagiasinya tanpa izin itu.

Pembenaran diri kelompok ini terlihat dalam Prakata Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan dimana mereka menyalahkan:

(1) Yudaisme orthodok, karena mengganti nama YHWH dengan Adonai;

(2) Septuaginta, karena menerjemahkan nama ‘Yahweh’ ke bahasa Yunani Kurios; dan

(3) Perjanjian Baru Yunani, yang mengikuti jejak Septuaginta.

Tahun-tahun berikutnya, berkembang generasi baru yang dipimpin pendeta-pendeta muda yang umumnya bergelar teologia. Pdt. Yakub Sulityo diberhentikan dari GBI karena memaksakan pengajaran ‘Nama Yahweh’ dan menganggap nama Allah nama berhala yang menghujat Yahweh, dan mendirikan jemaat sendiri dengan nama Gereja Rohulkudus Surya Kebenaran. Pendeta inilah yang disebut-sebut berada di balik peristiwa keluarnya surat teguran keras yang dikeluarkan oleh Majlis Ta’lim Al-Rodd, Wonosobo, disusul yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia pada tahun 2004.

Teguran keras yang dikeluarkannya ‘Majlis Ta’lim Al-Rodd’ (Wonosobo, 28 Mei 2004) ditujukan kepada Pimpinan Lembaga Alkitab Indonesia, dan yang kedua dikirim oleh ‘Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia’ (Jakarta, 1 Nopember 2004) yang ditujukan Dirjen Bimas Kristen Protestan Depag RI dan Lembaga Alkitab Indonesia, dengan tembusan kebanyak pihak pemerintah. Isi surat kedua itu pada prinsipnya menegur dengan keras umat Kristen berdasarkan pertimbangan:

1. Bahwa Allah adalah nama sesembahan umat muslim;

2. Agar menarik semua Alkitab dan buku rohani yang menggunakan nama Allah;

3. Agar menegur dengan keras Gereja-Gereja yang masih memakai nama Allah;

4. Agar memberikan peringatan keras kepada para pendeta, pendeta muda, pendeta pembantu dan para Evangelis untuk tidak menggunakan kata Allah dalam menyampaikan Firman, Seminar dll.

Kelihatan sekali Pemuja Nama Yahweh menempuh segala cara untuk membenarkan diri dan memaksakan pendapat dan kehendak mereka, ini terlihat jelas ketika pada awal tahun 2008, ada Pemuja Nama Yahweh yang memejahijaukan Lembaga Alkitab Indonesia ke pengadilan dengan tuduhan bahwa LAI telah mengubah nama YHWH menjadi Allah dan menuntut agar “Bimas Kristen dan LAI segera menarik semua Alkitab dan buku rohani yang memakai nama Allah. Kedua lembaga ini juga diminta untuk memberikan peringatan keras kepada para pendeta untuk tidak lagi menggunakan nama Allah dalam khotbahnya.”(Reformata, edisi 80, 1-15 Maret 2008).

Sungguh tidak dapat dimengerti bahwa Pemuja Nama Yahweh bisa membuahkan provokasi adu-domba bermotif SARA yang membahayakan itu. Roh apakah yang berada di balik semua ini? Sikap mau benar sendiri, memaksakan pendapat dan kehendak sendiri kelihatannya merupakan mentalitas inheren yang diakibatkan fanatisme nama ‘Yahweh’ itu. Dapat dimaklumi kalau banyak pembicara kristen yang semula terbuka untuk berdiskusi dengan Pemuja Nama Yahweh kemudian enggan meneruskan karena mereka menghadapi orang-orang yang tertutup yang tidak bisa diajak berdiskusi untuk meluruskan kebenaran. Kebenaran tentang ‘nama Yahweh’ mereka adalah harga mati, termasuk anggapan mereka bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa surga yang sudah ada dari kekal sampai kekal dan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani. Klaim-klaim yang melawan pendapat penemuan arkaeologis dan penyelidikan sejarah Alkitab.

Kelihatan sekali penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh itu merasa diri “lebih Arab dari Orang Arab sendiri dan lebih Yahudi daripada orang Yahudi sendiri.” Bila umumnya para tokoh Islam termasuk 29 juta orang Kristen berbahasa Arab mengaku Allah sebagai Tuhan Abraham dan nama Allah sebagai kontraksi Al-Ilah dan merupakan alih bahasa Arab dari El/Elohim/Eloah Ibrani atau elah/alaha Arami (dalam Ezra 5:1;6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’), Pemuja Nama Yahweh berusaha sekuat tenaga mengemukakan argumentasi bahwa ‘Allah’ itu bukan ‘Al-Ilah’! Dan bila Orang Yahudi tradisional, Septuaginta, Yesus & Rasul, dan umat Kristen sejak awal berdirinya gereja sampai sekarang sudah banyak dibangunkan kerohaniannya dengan menyebut Yahweh/El/Elohim/Eloah dalam bahasa mereka masing-masing, Pemuja Nama Yahweh menyatakan itu semua adalah salah dan merekalah yang benar, sehingga mereka merasa berhak menghakimi Lembaga Alkitab Indonesia yang menerjemahkan nama Ibrani ‘El/Elohim/Eloah’ menjadi ‘Allah’ itu!

Seperti diketahui dikalangan umat Kristen berbahasa Arab, jauh sebelum Islam lahir, nama “Allah” sudah digunakan baik sebagai bahasa lisan maupun ketika dituliskan sebagai Alkitab dalam bahasa Arab. Pada abad-6 SM dalam kitab Ezra 5:1/6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’ dalam bahasa Aram, dan bahasa Aram merupakan nenek moyang bahasa Arab Nabati dan kata ‘Elah’ itu disebut ‘Ilah’ dalam bahasa Arab. Sejak itu banyak inskripsi dari kalangan Kristen pra-Islam sudah menggunakan nama ‘Allah’ bahkan dalam konsili di Efesus (431 M) sudah ada uskup Arab Haritz bernama ‘Abdullah’ (Abdi Allah). Masa kini 29 juta orang Kristen berbahasa Arab menggunakan empat versi Alkitab Arab yang semuanya menggunakan nama ‘Allah’ (a.l. Arabic Bible, Todays Arabic Version), ini belum termasuk puluhan juta umat Kristen di Indonesia dan Malaysia yang selama empat abad sudah menyebut nama ‘Allah’ yang tertuju kepada El/Elohim/Eloah.

Marilah kita mendoakan saudara/i kita yang terpengaruh ajaran Pemuja Nama Yahweh, dan menyadarkan mereka, agar:

(1) Menyadari agar tidak terkecoh daya tarik ‘kembali ke Ibrani’ karena simpati kembali menggunakan nama ‘Yahweh’ akan menyeret mereka menjadi bagian dari sekte Yahudi yang fanatik dan meninggalkan agama Kristen;

(2) Menyadari bahwa dengan mengikuti ‘Pemuja Nama Yahweh,’ mereka jatuh dalam dosa ‘menghujat nama Allah, nama El/Elohim/Eloah dalam bahasa Arab’ yang selama ini sudah digunakan oleh 29 juta orang kristen berbahasa Arab selama dua milenium dan puluhan juta orang Kristen Indonesia selama empat abad;

(3) Menyadari agar tidak terseret keluar dari iman yang didasarkan Injil Kasih ke arah iman yang dilandasi hukum Taurat yang konfrontatif;

(4) Menyadari bahwa mereka sedang ditarik keluar dari kerukunan beragama dengan sesama penganut umat beragama di Indonesia untuk masuk dalam sikap eksklusif Yahudi yang bersikap kontra dengan semua yang berbau Arab/Islam dan juga yang berbau Kristen. Bagi mereka nama Yesus dan Kristenpun bisa dianggap kafir karena bukan bahasa Ibrani;

(5) Menyadari bahwa dengan mengikuti faham Pemuja Nama Yahweh, mereka akan ditarik keluar dari keyakinan bahwa Yesus itu Tuhan dan merupakan pribadi bagian dari Tritunggal untuk masuk ke dalam ajaran Sabelian yang beranggapan bahwa Yeshua adalah Yahweh sendiri, jelmaan firman yang keluar dari Yahweh; dan

(6) Menyadari bahwa mereka akan ditarik meninggalkan kekristenan historis yang am dengan perayaan Natal, Paskah, dan kebaktian minggunya, dan dibawa masuk ke ritual Yahudi yang berpusat kepada Yudaisme yang berbau Ibrani dan merayakan hari Sabat sabtu, kesucian makanan, bulan baru dan hari-hari raya Yahudi!

Marilah kita doakan penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh, karena mereka juga tidak mencerminkan sifat Roh Kudus yang menyatukan, sebab mereka sendiri mudah sekali terpecah-belah (di Indonesia, dalam 7 tahun 3 versi Kitab Suci diterbitkan kalangan ini dan ketiganya tidak seragam). Ini terbukti dari ucapan salah satu sumber Pemuja Nama Yahweh, bahwa: “Akhir-akhir ini rasa frustasi mengghinggapi komunitas Qahal Mesianik di Indonesia. Frustasi terhadap apa? Frustasi terhadap kondisi komunitas ini yang semakin tidak jelas arah dan tujuan pergerakannya. Beberapa orang mulai mengeluh mengenai perselisihan diantara pemimpin, beberapa orang lainnya mengeluh tidak siap melihat perubahan demi perubahan dan pembenahan demi pembenahan. Sebagian yang lain mulai tidak nyaman dengan berbagai pengajaran tentang “tefilah” [doa harian], “ibadah shabat”, “pembaruan tata ibadah”. Sementara yang lain hanya berpuas diri dengan penggunaan nama Yahweh namun pemahaman teologis maupun tata cara ibadah masih mencerminkan denominasi yang lama [pentakostal, kharismatik, protestan dll]” (Buletin Nafiri Yahshua Ministry, No.32, Februari 2007, hlm.4).

Di sekitar kita memang ada banyak pengajaran dan tafsiran yang beraneka ragam tentang pengajaran tentang Allah, Sang Pencipta namun alangkah baiknya sebelum mengakhiri artikel ini, kita membaca percakapan imajinatif antara Guru Agung kita, Yesus Kristus, dengan Pdt. Timotius Bekti Sarono, yang termuat dalam buku “Bincang-Bincang Dengan Guru Agung, terbitan Andi Ofseet, Yogyakarta. Semoga menjadi berkat bagi kita semuanya.

OT (Oom Timotius) : Guru, sudah berapa lama Engkau bersama dengan Allah Sang Pencipta?

YESUS : Tidak salah engkau bertanya demikian?

OT : Tidak Guru......!

YESUS : Bukankah Firman itu bersama dengan Allah dan firman itu juga Allah ( Yohanes 1:1) ?

OT : Jadi sejak semula Engkau sudah bersama Dia?

YESUS : Sudah sekian lama engkau menikmati kebenaran masih juga belum mengerti?

OT : e.....

YESUS : Tidak engkau percaya akan keberadaanKu sebelum kehadiran-

Ku di bumi ini?

OT : Engkaulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir (Wahyu 1:8)

YESUS : Lalu, apakah maksud pertanyaanmu?

OT : Begini Guru, melihat keberadaanMu yang kekal dari kekal itu sudah dapat dipastikan Engkaulah satu-satunya pribadi yang dapat memberikan informasi secara akurat tentang nama Sang Pencipta ini!

YESUS : Aku telah memperkenalkan Allah sebagai Bapa yang di sorga belumlah itu lebih dari cukup?

OT : Jadi Bapa merupakan alamat doa yang tepat?

YESUS : Bukankah Aku mengajarkan kalau kamu mau berdoa katakan-lah “Bapa kami yang ada di Sorga”?

OT : Tapi Guru, itu kan nama jabatan, sedangkan Bapa ‘kan harus ada nama-Nya?

YESUS : Apakah Aku memberitakan sesuatu yang kurang bagi umatKu?

OT : Jelas tidak Guru, jadi apakah tidak perlu menyebut “personal name”nya?

YESUS : Bagaimana doa-Ku di Getsemani?

OT : Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: "Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39).

YESUS : Dia yang sangat mengasihi adalah Pencipta langit dan bumi cukup Aku panggil Bapa!

OT : Ya, Guru....

YESUS : Apa yang telah Aku sampaikan akan tetap menjadi kebenaran dan itu sudah sangat cukup untuk dipahami dan dimengerti bagi seluruh umatKu!

OT : Benar Guru, Engkau begitu dekat dengan Dia Sang Bapa.

YESUS : Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30), mengertikah engkau?

OT : Sangat mengerti Guru, Engkau sendiri mengklaim bahwa sebelum Abraham lahir Engkau sudah ada.

YESUS : Ya benar, tunjukkan kebenaran itu!

OT : Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada." (Yohanes 8:58). Mengapa Engkau tidak menggunakan nama YHWH dalam pengajaranMu?

YESUS : Apakah nama itu perlu bagimu?

OT : emmm......

YESUS : Apakah Aku pernah menyebutkanNya dalam doaKu atau peng-ajaranKu?

OT : Tidak, Guru.....

YESUS : Nama itu adalah penyataan BapaKu kepada Musa bagi umat pilihanKu.

OT : Ya Guru, ayat itu mengatakan demikian: “Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firmanNya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah sebutanKu turun-temurun.” (Keluaran 3:14-15).

YESUS : Ya benar, itu kebenaran yang disampaikan unrtuk hamba-Ku Musa...

OT : Dalam bahasa Ibrani dimana bahasa dimana suara Tuhan sendiri yang mengatakanNya demikian : “Wayo'mer 'Elohiym 'el- Mosheh, 'EHYEH 'SHER 'EHYEH. Wayo'mer koh to'mar libney Yisra'el: 'EHYEH shlachaniy'leykem. Wayo'mer `owd 'Elohiym 'el- Mosheh, Koh- to'mar 'el-bney Yisra'el: Yahweh 'Elohey 'boteykem -- 'Elohey'Abraham 'Elohey Yitschaq we-'Elohey Ya`qob -- shlachaniy'leykem. Zeh- shmiy l`olam wzeh zikriy ldor dor.”

YESUS : Bukankah itu merupakan pengalaman rohani Musa ketika Ia dipanggil menjadi hambaKu bukan?

OT : Ya Guru....

YESUS : Bukankah engkau juga umat pilihan-Ku juga?

OT : Umat tebusanMu mempercayai sepenuhNya bagai keadaan kami sekarang telah menjadi umat pilihan sekelas Israel.

YESUS : Apa yang dikatakan hambaKu Petrus dalam tulisannya meng-enai hal itu..?

OT : “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” ( 1 Petrus 2:9).

YESUS : Bukankah pengalaman perjumpaanmu dengan diriKu lebih berharga dari perjumpaan Musa dengan BapaKu?

OT : Ya, Guru...

YESUS : Seluruh umat-Ku berkenan kepada Bapa-Ku, bukan karena pengalaman Musa bukan?

OT : Tetapi berangkat dari pengalaman kelahiran baru dibaptis di dalam Engkau!

YESUS : Jadi pengalamanmu itu lebih menyatukan Bapa-Ku dengan seluruh umat-Ku.

OT : Dulu Philipus bertanya kepadaMu tentang Bapa itu dan Ia ingin tahu lebih ...

YESUS : Ya, sebutkanlah itu...

OT : “Kata Filipus kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." ( Yohanes 14:8)

YESUS : Lalu apa jawab-Ku?

OT : "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat AKu, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes 14:9).

YESUS : Sejak pertama kehadiranKupun hambaKu Yohanes telah me-nyatakan keberadaan Allah yang sesungguhnya bukan?

OT : Ya Guru, firmanMu berkata : “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.” (Yohanes 1:18)

YESUS : Ya benar katamu itu, sudah cukup semuanya dan tidak perlu menengok panggilan siapapun, manapun dan kapanpun sebab panggilan Allah kepadaMu jauh lebih berharga dan bernilai dari panggilan nabi manapun juga!

OT : Jadi Engkau sudah menyatakan seluruhnya apa yang ada di dalam diri Allah.

YESUS : Ya, didalam diriKu terdapat semua hal yang Allah miliki!

OT : FirmanMu sendiri berkata : “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengandiriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” (Kolose 1:19).

YESUS : Benar yang ditulis oleh HambaKu Paulus itu dan memang tidak dibutuhkan lagi pengalaman manapun lagi.

OT : Maaf Guru, sekali lagi yang menjadi renungan bagi umatMu bahwa Engkau sendiri tidak menyebutkan pengalaman Musa dengan nama Allah yang menciptakan langit dan bumi itu bukan?

YESUS : Itu pertanyaan sia-sia yang tidak perlu. Bukankah umatKu sekarang karena kegagalan Israel mentaati perintahKu? Engkau mau menjadi umat yang gagal?

OT : Tidak mau Guru, dan lagi Engkau tidak hidup di zaman Musa dengan bahasa Ibraninya bukan?

YESUS : Semua orang tahu itu!

OT : Jadi Engkau menggunakan bahasa apa pada waktu Engkau tinggal di bumi ini?

YESUS : Tanyakankanlah bahasa apakah yang Aku pergunakan pada waktu itu kepada orang-orang di sekitarmu.

OT : Menurut sarjana-sarjana Alkitab, Engkau berkata-kata dalam bahasa Yunani dan sebagian bahasa Aram.

YESUS : Bukankah sudah jelas apa yang Aku sampaikan?

OT : Dan Engkau tidak memaksakan nama ibrani masuk dalam pengajaranMu sekalipun itu nama Yahweh bukan?

YESUS : Dia adalah sesembahan bagi seluruh bangsa, apakah gunanya Aku memaksakan nama YHWH itu kepada umatKu?

OT : Ya Guru, Engkau lebih tertarik hubungan anak dengan BapaNya, jadi Allah adalah Bapa yang baik!

YESUS : Kebenaran-Ku sudah jelas tidak perlu dipersoalkan lagi bukan?

OT : Maaf Guru, tapi firmanMu berkata bahwa nama itu harus dijadikan turun temurun dan tidak berubah?

YESUS : Coba tunjukkanlah ayatNya...!

OT : “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan.” (Keluaran 20:7), dan masih banyak ayat yang lain...

YESUS : Ya, memang benar... itu tidak salah..

OT : Ayat itu dalam bahasa Ibraninya demikian Guru: Lo' tisa' 'et- shem- Yahweh 'Eloheyka lashaw'. Kiylo' ynaqeh Yahweh 'et 'sher- yisa' 'et- shmow lashaw'.

YESUS : Lihatlah lagi dalam bahasa-bahasa lain di dunia ini...

OT : “Thou shalt not take the name of the Lord thy God in vain; for the Lord will not hold him guiltless that taketh his name in vain.” (King James Version).

YESUS : Apakah nama itu diterjemahkan, atau tidak?

OT : Tidak Guru.....

YESUS : Lalu untuk apa engkau mempertahankan nama BapaKu harus disebutkan...?

OT : Memang ada beberapa istilah dalam kebenaranMu yang tidak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa lain tetapi nama Yahweh itu diterjemahkan dalam bahasa manapun juga!

YESUS : Mengapa itu dipersoalkan kembali?

OT : Jadi memang Engkau sendiri tidak memaksakan nama itu dalam pengajaranMu bukan?

YESUS : Itulah pertanyaan yang berangkat dari keraguanmu itu. Tunjukkanlah kepadaKu kebenaran mengenai Allah yang Aku ajarkan!

OT : Ada beberapa contohnya: Markus 11:22, Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! [Kai apokritheis ho Iesous legei autois, "Echetepistin Theou!]; Yohanes14:1, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” [Me tarassestho humon he kardia. Pisteuete eiston Theon kai eis eme pisteuete]; Yohanes 17:3, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” [Haute de estin he aionios zoe --hina ginoskosin se ton monon alethinon Theon kai honapesteilas Iesoun Christon].

YESUS : Bukankah jelas aku mengindentikkan diriKu dengan Allah yang sejati yang aku beritakan dengan nama bahasa dimana Aku tinggal bukan? 

OT : Ya Guru, bahkan seruanMu diatas salib bahasanya berbeda juga ya?

YESUS : Sebutkanlah itu..!

OT : “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).

YESUS : Ya, benar. Lalu apanya yang dipersoalkan?

OT : Dalam bahasa Aram kalimat yang Engkau ucapkan berbunyi demikian: “Kai' tee'ena'tee hoo'ra ebo'eesen ho Ieesou's foonee' mega'lee, "Elooi',Elooi' lema sabachthani?" [ho'-estin methermeeneuo'menon "hoTheo's mou, ho Theo's mou, eis ti' engkate'lipe's me?”].

YESUS : Mengapa Aku tidak berkata : “Yahweh... Yahweh mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Begitukah?

OT : Benar, Guru...

YESUS : Hal yang sama telah terkonsep didalam diri wanita Samaria ketika Aku datang kepadaNya, tahuKah engkau?

OT : “Kata perempuan itu kepadaNya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” (Yohanes 4:19-20).

YESUS : lalu, apa yang Aku ucapkan?

OT : "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba; bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” ( Yohanes 4:21).

YESUS : Lebih jelas lagi Aku telah mengatakan bahwa , “..... saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:23).

OT : Jadi Guru tidak perlu dipersoalkan tentang penggunaaan nama itu?

YESUS : Tidakkah Engkau mengerti kebenaran-Ku? Yang tersirat dari Allah telah digenapi didalam diri-Ku, apakah perlunya kembali ke dalam Perjanjian Lama?

OT : Terima kasih, Guru...!

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


Amin.
Next Post Previous Post