ROH KUDUS DAN SAKSI YEHUWA

Pdt. Budi Asali, M.Div.
ROH KUDUS DAN SAKSI YEHUWA
Ada 4 hal yang salah / sesat yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus, yaitu: 

A) Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif Allah. 

B) Roh Kudus bukanlah seorang pribadi. 

C) Roh Kudus bukan Allah. 

D) Allah adalah Sumber dari Roh Kudus. 

Bandingkan kepercayaan Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus ini dengan pengakuan-pengakuan iman dari gereja-gereja Kristen tentang Roh Kudus di bawah ini: 

1) Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople. 

“dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan Pemberi kehidupan, yang keluar dari Bapa dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi”. 

2) Pengakuan Iman Athanasius. 

3. Tetapi iman Katolik / universal / am adalah ini, bahwa kami menyembah satu Allah dalam tritunggal, dan tritunggal dalam kesatuan. 4. Tidak ada kekacauan / percampuran pribadi-pribadi ataupun pemisahan zat. 5. Karena pribadi dari Bapa adalah satu, dari Anak adalah pribadi yang lain, dan dari Roh Kudus adalah pribadi yang lain. 6. Tetapi dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus ada satu keilahian, kemuliaan yang sama / setara dan keagungan yang sama kekalnya. 7. Apa adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus. 8. Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak diciptakan. 9. Bapa itu maha besar, Anak itu maha besar, Roh Kudus itu maha besar. 10. Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal. 11. Tetapi tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal. 12. Demikian juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar. 13. Dengan cara yang sama Bapa adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa, Roh Kudus adalah maha kuasa. 14. Tetapi tidak ada tiga yang maha kuasa, tetapi satu yang maha kuasa. 15. Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah. 16. Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu Allah. 17. Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan. 18. Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan. 19. Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah / individuil sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik / universal / am untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan. 20. Bapa tidak dibuat dari apapun, tidak diciptakan, tidak diperanakkan. 21. Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan. 22. Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan, tetapi keluar. 23. Karena itu ada satu Bapa, bukan tiga bapa, satu Anak, bukan tiga anak, satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus. 24. Dan dalam tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. 25. Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal dalam kesatuan, harus disembah. 

A) Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: 

· “‘Roh Kudus’ yang digunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang diguna­kan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud-tujuanNya. Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 20. 

· “Roh kudus adalah tenaga aktif Allah ... Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai oleh-Nya dan lebih rendah daripada Dia” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 23. 

· “From God there goes forth an invisible active force by means of which he gets his will done. It is not a mere influence such as a man might exercise over others by his powerful personality. It is a force that is operative, and it issues forth from God who is holy, that is to say, absolutely clean and righteous. He sends it forth to accomplish what is holy. So it is correctly called ‘holy spirit.’” (= Dari Allah keluar suatu tenaga aktif yang tak terlihat dengan mana Ia melakukan kehendakNya. Ini bukan semata-mata suatu pengaruh seperti yang bisa digunakan seorang manusia terhadap orang-orang lain oleh kepribadiannya yang kuat. Ini adalah suatu tenaga yang beroperasi, dan itu keluar dari Allah yang adalah suci / kudus, yaitu, bersih dan benar secara mutlak. Ia mengirimnya keluar untuk melaksanakan apa yang suci / kudus. Demikianlah itu secara tepat disebut ‘roh kudus’) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 14a. 

Sebagai suatu tambahan, Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai bahwa Allah tidak maha hadir / maha ada, tetapi Roh KudusNya / tenaga aktifNya itulah yang maha ada. 
1) Argumentasi Saksi Yehuwa. 

a) Kej 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”. 

Kej 1:2 (TDB): “Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga aktif Allah (NWT: ‘God’s active force’) bergerak kesana kemari di atas permukaan air”. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “disini, Roh Allah adalah tenaga aktifNya yang bekerja untuk membentuk bumi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 20. 

Tetapi dari mana Saksi-Saksi Yehuwa bisa menterjemahkan ‘tenaga aktif Allah’ dalam Kej 1:2 itu? Perlu diketahui bahwa kata Ibrani yang digunakan dalam Kej 1:2 itu adalah RUAKH ELOHIM. Kata ELOHIM artinya ‘Allah’, sedangkan kata Ibrani RUAKH, sama dengan kata Yunani PNEUMA, bisa diartikan sebagai ‘angin’, ‘nafas’, ‘roh’, dan sebagainya. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Because the Hebrew word ru’ahh contains the idea of action and movement, English translators have rendered it as ‘blast, breath, breeze, tempest, wind, active force,’ as well as ‘spirit.’” (= Karena kata Ibrani RUAKH mengandung gagasan tentang tindakan dan gerakan, penterjemah-penterjemah Inggris telah menterjemahkannya sebagai ‘hembusan / ledakan, nafas, angin sepoi-sepoi, angin badai / ribut, angin, tenaga aktif’, maupun sebagai ‘roh’) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 16. 

Pertanyaan: penterjemah-penterjemah Inggris yang mana? 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “For instance, in the second verse of the Sacred Scriptures (Ge 1:2) the word ru’ahh occurs for the first time. How should it be rendered into another language? Well, the popular English version of the Bible, the King James Authorized Version, renders Genesis 1:1, 2 in this way: ‘In the beginning God created the heaven and the earth. And the earth was without form, and void; and darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters.’ However, An American Translation, copyrighted by the University of Chicago in 1939, reads: ‘When God began to create the heavens and the earth, the earth was a desolate waste, with darkness covering the abyss and a tempestuous wind raging over the surface of the waters.’ Here, instead of the word ‘Spirit,’ the word ‘wind’ is used, and the expression ‘the Spirit of God’ is rendered as ‘a tempestuous wind.’ Thus An American Translation indicates that the word ru’ahh means something invisible and in motion or in action.” [= Sebagai contoh, dalam ayat yang kedua dari Kitab Suci yang Kudus (Kej 1:2) kata RUAKH muncul untuk pertamakalinya. Bagaimana kata itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain? Versi Alkitab bahasa Inggris yang populer, King James Authorized Version (KJV/AV), menterjemahkan Kej 1:2 dengan cara ini: ‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dan bumi ada tanpa bentuk, dan kosong; dan kegelapan ada di atas permukaan samudera. Dan Roh Allah bergerak di atas permukaan air’. Tetapi, Suatu Terjemahan Amerika, yang diberi hak cipta oleh Universitas Chicago pada tahun 1939, berbunyi: ‘Pada waktu Allah mulai mencipta langit dan bumi, bumi adalah suatu kekosongan yang sunyi, dengan kegelapan menutupi jurang yang dalam dan suatu angin keras mengamuk di atas permukaan air’. Di sini, bukannya kata ‘Roh’, tetapi kata ‘angin’ yang digunakan, dan ungkapan ‘Roh Allah’ diterjemahkan sebagai ‘suatu angin keras’. Jadi, Suatu Terjemahan Amerika menunjukkan bahwa kata RUAKH berarti sesuatu yang tak terlihat dan bergerak atau bertindak] - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 17. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Holding in view that ru’ahh means an invisible force in action, the New World Translation of the Holy Scriptures puts Genesis 1:1, 2 into English in this way: ‘In the beginning God created the heavens and the earth. Now the earth proved to be formless and waste and there was darkness upon the surface of the watery deep; and God’s active force was moving to and fro over the surface of the waters.’ Thus this translation as well as An American Translation makes it clear that no person called ‘the Spirit’ was moving invisibly over the waters that covered the entire globe. Rather, it was the impersonal active force of God that was moving to and fro over the unlighted surface of the waters” (= Mempertahankan pandangan bahwa RUAKH berarti suatu tenaga yang tak terlihat yang bertindak, Terjemahan Dunia Baru dari Kitab Suci yang Kudus menterjemahkan Kejadian 1:1,2 dengan cara ini: ‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga aktif Allah bergerak kesana kemari di atas permukaan air’. Jadi terjemahan ini maupun Suatu Terjemahan Amerika membuat jelas bahwa tidak ada pribadi yang disebut ‘Roh’ yang bergerak secara tak terlihat di atas air yang menutupi seluruh bumi. Tetapi, adalah tenaga aktif yang tak berpribadi dari Allah yang sedang bergerak kesana kemari di atas permukaan yang gelap dari air) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 18. 

Bantahan: 

1. Arti dan penterjemahan dari kata Ibrani RUAKH atau kata Yunani PNEUMA. 

Kata Ibrani RUAKH maupun kata Yunani PNEUMA arti sebenarnya dan yang terutama adalah ‘angin’. Dan karena ‘nafas’ juga merupakan ‘angin’ / ‘udara yang bergerak’, maka lalu kata RUAKH / PNEUMA juga digunakan untuk menunjuk kepada ‘nafas’. Dan karena ‘nafas’ berhubungan dengan ‘kehidupan’ / ‘nyawa’, maka lalu kata RUAKH / PNEUMA juga bisa berarti ‘nyawa’ / ‘roh’. 

Tetapi dalam melakukan penterjemahan, kita harus memilih, mau menterjemahkan dengan ‘roh’, atau dengan ‘nafas’, atau dengan ‘angin’. Tetapi Saksi-Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam memilih kata yang dipakai untuk menterjemahkan kata RUAKH atau PNEUMA tersebut. Kalau untuk kata ‘Roh’ dalam istilah ‘Roh Kudus’ mereka mau memilih terjemahan ‘angin’ maka mereka seharusnya konsisten, sehingga setiap kali kata ‘Roh Kudus’ itu muncul, mereka harus menterjemahkan sebagai ‘Angin Kudus’. Tetapi ternyata bukan itu yang mereka lakukan. 

2. Terjemahan dari Suatu Terjemahan Amerika (1939) tentang Kej 1:2. 

Lagi-lagi mereka memilih suatu terjemahan yang tidak pernah diketahui orang, yaitu yang mereka sebut Suatu Terjemahan Amerika (1939), untuk mendukung pandangan sesat mereka. Apakah mereka memilih terjemahan ini, karena terjemahan ini benar? Mari kita perhatikan dan teliti terjemahan Amerika (1939) ini: 

“When God began to create the heavens and the earth, the earth was a desolate waste, with darkness covering the abyss and a tempestuous wind raging over the surface of the waters” (= Pada waktu Allah mulai mencipta langit dan bumi, bumi adalah suatu kekosongan yang sunyi, dengan kegelapan menutupi jurang yang dalam dan suatu angin keras mengamuk di atas permukaan air). 

Terjemahan ini pasti salah, karena: 

a. Kata ‘Roh Allah’ dalam Kej 1:2, yang oleh Suatu Terjemahan Amerika ini diterjemahkan ‘a tempestuous wind’ / ‘suatu angin keras’, dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH ELOHIM. 

Kata RUAKH memang bisa berarti ‘angin keras’, seperti dalam Kel 10:13 dan Yer 4:11, tetapi jika dipilih arti demikian, maka kata ‘ELOHIM’nya dibuang kemana? 

Kata RUAKH juga memungkinkan diterjemahkan hanya sebagai ‘wind’ (= angin), tetapi kata ELOHIM (= Allah) tidak pernah bisa diterjemahkan sebagai ‘tempestuous’ (= keras). John Owen mengatakan (‘The Works of John Owen’, vol 3, hal 97) bahwa ‘wind of God’ (= angin Allah) memang bisa diartikan sebagai ‘angin yang keras’, karena dalam Kitab Suci ‘kegentaran yang besar’ disebut dengan istilah ‘kegentaran Allah’ (1Sam 14:15), dan ‘pohon aras yang besar’ disebut ‘pohon aras Allah’ (Maz 80:11). Tetapi John Owen menolak kalau dalam Kej 1:2 ini istilah RUAKH ELOHIM diterjemahkan ‘angin keras’, karena kalau diterjemahkan demikian, kapan angin keras tersebut diciptakan? Juga terjemahan ‘angin keras’ ini tidak cocok dengan arti kata MERAKHEFET, yang akan saya jelaskan di bawah ini. 

b. Kata Ibrani yang oleh Suatu Terjemahan Amerika ini diterjemahkan ‘raging’ (= mengamuk) adalah MERAKHEFET, yang sebetulnya tidak pernah mempunyai arti ‘raging’ (= mengamuk). Artinya bisa bermacam-macam, yaitu: ‘move gently’ (= bergerak dengan lembut), ‘cherish’ (= memelihara), ‘brood’ (= mengerami), ‘hovering’ (= melayang-layang) - ‘The New Brown-Driver-Briggs-Gesenius Hebrew-Aramaic Lexicon’, hal 934. 

Beberapa penafsir tidak setuju dengan penterjemahan ‘melayang-layang’ di sini, mereka lebih setuju dengan arti ‘mengerami’, dan ini menunjukkan bahwa pada peristiwa penciptaan itu Roh Allah itu ‘mengerami’ ciptaan itu sehingga memunculkan kehidupan / membereskan kekacauan yang ada. 

3. Terjemahan dari NWT/TDB tentang Kej 1:2. 

Dalam NWT/TDB Saksi-Saksi Yehuwa menterjemahkan kata-kata dalam Kej 1:2 itu sebagai ‘God’s active force’ (= tenaga aktif Allah). 

a. Ini jelas juga merupakan terjemahan yang salah, karena kata RUAKH tidak pernah punya arti ‘tenaga aktif’. 

Saya berusaha mencari dalam kamus / lexicon bahasa Ibrani tentang kata RUAKH. Inilah kamus-kamus / lexicon-lexicon yang saya pakai: 

· William L. Holladay, ‘A Concise Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament’, hal 334-335. 

· ‘The New Brown-Driver-Briggs-Gesenius Hebrew-Aramaic Lexicon’, hal 924-926. 

· Benjamin Davidson, ‘The Analytical Hebrew and Chaldee Lexicon’, hal 678. 

tetapi saya tidak bisa menemukan arti ‘force’ / ‘tenaga’. 

Saya berusaha lagi dengan mencari ayat Kitab Suci dimana kata RUAKH diterjemahkan ‘active force’ / ‘tenaga aktif’. Ini saya lakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia maupun Inggris: 

¨ Saya mencari dalam konkordansi semua ayat dalam Kitab Suci Indonesia dimana kata ‘tenaga’ itu digunakan. Saya memeriksa ayat-ayat itu dalam bahasa aslinya, dan ternyata tidak pernah digunakan kata RUAKH. 

¨ Lalu saya mencoba dengan menggunakan bahasa Inggris. Kata ‘tenaga’ dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan sebagai: 

* ‘strength’ (= kekuatan). 

* ‘power’ (= kuasa). 

* ‘force’ (= kekuatan). 

* ‘energy’ (= tenaga). 

Lalu saya mencari kata-kata tersebut dalam konkordansi. ‘Young’s Analytical Concordance to the Bible’ memberikan banyak kata-kata Ibrani dan Yunani yang bisa diartikan sebagai ‘strength’ (= kekuatan), atau ‘power’ (= kuasa), atau ‘force’ (= kekuatan), dan sekaligus memberikan ayat-ayat dimana kata-kata itu digunakan dalam Kitab Suci. Tetapi dari semua kata yang diberikan itu tidak ada kata RUAKH! 

Sedangkan kata ‘energy’ (= tenaga) tak pernah muncul dalam KJV, dan hanya sekali muncul dalam RSV, tetapi itu ada dalam Perjanjian Baru (Kol 1:29), yang tentunya tidak menggunakan kata RUAKH, dan bahkan juga tidak menggunakan kata Yunani PNEUMA. 

Kesimpulan saya: kata Ibrani RUAKH tidak bisa diterjemahkan sebagai ‘kuasa’, ‘kekuatan’, atau ‘tenaga’, apalagi ‘tenaga aktif’. 

Rupanya Saksi-Saksi Yehuwa berusaha menggunakan kata ‘angin’ yang merupakan ‘udara yang bergerak’, dan mereka lalu menganggap bahwa angin mempunyai / mengandung kekuatan / tenaga, dan karena itu mereka lalu membelokkan arti kata RUAKH itu menjadi ‘tenaga aktif’. 

Keberatan saya: 

· ‘Angin’ tidak sama dengan ‘tenaga aktif’. Sekalipun angin mengandung kekuatan / tenaga, tetapi angin tetap berbeda dengan kekuatan / tenaga. Sama halnya kalau kita tahu bahwa kata ‘heart’ berarti ‘jantung’, dan sekalipun kata ‘jantung’ mengandung ‘darah’ / ‘otot’, kita tidak bisa menterjemahkan ‘heart’ sebagai ‘darah’ / ‘otot’. 

· Juga kalau dikatakan ‘aktif’, itu seakan-akan menunjukkan bahwa angin itu bisa berbuat sesukanya sendiri, padahal Allahlah yang membuat angin berhembus (Kej 8:1 Kel 10:13,19 Kel 14:21 Bil 11:31 Ayub 28:25 Maz 48:8 Mazmur 78:26 Maz 104:4 Maz 107:25 Maz 135:7 Maz 147:18 Maz 148:8 Amsal 30:4 Yes 30:30 Yes 41:16 Yer 4:12 Yer 10:13 Yer 23:19 Yer 30:23 Yer 49:36 Yer 51:16 Yeh 13:13 Yeh 37:9 Amos 4:13 Yun 1:4 Yun 4:8 Mat 8:26-27). 

b. Hal lain yang ingin saya tekankan di sini adalah: kalau tadi terlihat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mendukung terjemahan dari ‘Suatu Terjemahan Amerika’ (1939) yang menterjemahkan kata-kata RUAKH ELOHIM itu sebagai ‘tempestuous wind’ (= angin keras), mengapa Saksi-Saksi Yehuwa sendiri tidak menterjemahkan kata-kata RUAKH ELOHIM itu sebagai ‘tempestuous wind’ (= angin keras) dalam NWT/TDB? Terlihat dengan jelas bahwa mereka hanya menggunakan ‘Suatu Terjemahan Amerika’ itu sebagai suatu batu loncatan untuk memberikan terjemahan mereka sendiri, yaitu ‘tenaga aktif’. 

c. Dari terjemahan NWT / TDB pun sebetulnya tetap tidak mungkin bisa didapatkan kesimpulan bahwa Roh Kudus adalah ‘tenaga aktif Allah’. 

Kej 1:2 (TDB): “Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga aktif Allah (NWT: ‘God’s active force’) bergerak kesana kemari di atas permukaan air”. 

Dari terjemahan ini kita sebetulnya cuma bisa melihat bahwa pada saat itu ada tenaga aktif Allah yang bergerak kesana kemari di atas permukaan air. Lalu dari mana bisa didapatkan bahwa ‘tenaga aktif itu’ adalah ‘Roh Kudus’? Hanya dengan melihat pada terjemahan mereka tidak mungkin bisa didapatkan kesimpulan seperti itu. 

Saksi-Saksi Yehuwa harus menghubungkan terjemahan mereka dengan terjemahan kita yang berbunyi: “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”, dan barulah mereka bisa mengatakan bahwa ‘Roh Allah’ adalah ‘tenaga aktif Allah’. 

Tetapi kalau mereka menganggap bahwa terjemahan kita salah, bagaimana mungkin mereka menggunakannya? 

4. Kej 1:2 ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus’ adalah ‘tenaga aktif Allah’. Mengapa tidak ditafsirkan bahwa Roh Kudus adalah seorang Pribadi, yang pada saat itu juga hadir, untuk menciptakan alam semesta bersama-sama dengan Allah (Bapa)? 

5. Saksi-Saksi Yehuwa tidak secara konsisten menterjemahkan RUAKH ELOHIM (= ‘Roh Allah’) sebagai ‘tenaga aktif Allah’. 

Bahkan mereka tidak pernah menterjemahkan RUAKH ELOHIM sebagai ‘tenaga aktif Allah’ di tempat-tempat lain dalam Kitab Suci. 

Kalau kita melihat konkordansi maka kita akan mendapatkan bahwa kata-kata ‘Roh Allah’ dalam Perjanjian Lama muncul hanya di dalam ayat-ayat sebagai berikut: Kej 41:38 Kel 31:3 Kel 35:31 Bil 24:2 1Sam 10:10 1Sam 11:6 1Sam 19:20,23 2Taw 15:1 2Taw 24:20 Ayub 27:3 Ayub 33:4 Yeh 11:24. 

Dalam semua ayat-ayat ini, Saksi-Saksi Yehuwa menterjemahkannya sebagai ‘roh Allah’ (TDB). 

Perlu diketahui bahwa kata Ibrani yang digunakan dalam Kej 1:2 dan semua ayat-ayat ini adalah sama persis yaitu RUAKH ELOHIM, dengan perkecualian Ayub 33:4 saja, dimana digunakan RUAKH EL (yang artinya sama saja, yaitu ‘Roh Allah’). 

Pertanyaan yang perlu diberikan kepada Saksi-Saksi Yehuwa adalah: mengapa dalam Kej 1:2 mereka menterjemahkan secara berbeda dengan di semua ayat-ayat lain, padahal kata yang diterjemahkan adalah persis sama? Hanya untuk menyesuaikan dengan doktrin mereka? 

Dari sini terlihat secara jelas kekurang-ajaran dan sikap tidak fair / jujur dari para Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini dalam menterjemahkan Kitab Suci! 

6. Yoh 4:24 mengatakan bahwa ‘Allah adalah Roh’. Kalau Saksi-Saksi Yehuwa memang menganggap ‘Roh’ sebagai angin / tenaga, mengapa dari Yoh 4:24 mereka tidak menyimpulkan bahwa Allah / Yehuwa juga adalah angin / tenaga aktif? 

7. Kalau kata ‘Roh’ mereka tafsirkan seperti itu, lalu mengapa dalam Kitab Suci ada istilah ‘Roh Kristus’, dan bagaimana mereka menafsirkannya? 

· Ro 8:9 - “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”. 

· 1Pet 1:11 - “Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu”. 

Apakah Saksi-Saksi Yehuwa mengartikan ‘Roh Kristus’ ini sebagai ‘angin Kristus’ atau ‘tenaga aktif Kristus’? 

b) Bil 11:17,25 - “Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya. ... Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambilNya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruhNya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi”. 

Saksi-Saksi Yehuwa menganggap bahwa tidak mungkin seorang pribadi dibagi-bagi, dan karena itu jelas bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi, tetapi hanya merupakan tenaga / kuasa dari Allah. 
Bantahan: 

1. Bil 11:17,25 versi Kitab Suci Indonesia ini sebetulnya terjemahannya kurang tepat, dan RSV juga menterjemahkan secara sama salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Kata ‘sebagian’ itu seharusnya tidak ada. Bandingkan dengan terjemahan KJV, NIV dan NASB di bawah ini. 

KJV: ‘And I will come down and talk with thee there: and I will take of the spirit which is upon thee, and will put it upon them; and they shall bear the burden of the people with thee, that thou bear it not thyself alone. ... And the LORD came down in a cloud, and spake unto him, and took of the spirit that was upon him, and gave it unto the seventy elders: and it came to pass, that, when the spirit rested upon them, they prophesied, and did not cease’ (= Aku akan turun dan berbicara denganmu di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu dan meletakkanNya pada mereka; dan mereka akan memikul beban dari bangsa denganmu, sehingga engkau tidak memikulnya sendirian. ... Dan TUHAN turun dalam awan, dan berbicara kepadanya, dan mengambil dari Roh yang ada padanya dan memberikanNya pada tujuh puluh tua-tua itu; dan terjadilah bahwa ketika Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat, dan tidak berhenti). 

NIV: ‘I will come down and speak with you there, and I will take of the Spirit that is on you and put the Spirit on them. They will help you carry the burden of the people so that you will not have to carry it alone. ... Then the LORD came down in the cloud and spoke with him, and he took of the Spirit that was on him and put the Spirit on the seventy elders. When the Spirit rested on them, they prophesied, but they did not do so again’ (= Aku akan turun dan berbicara denganmu di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu dan meletakkan Roh itu pada mereka. Mereka akan menolongmu memikul beban dari bangsa itu sehingga engkau tidak usah memikulnya sendirian. ... Lalu TUHAN turun dalam awan dan berbicara dengannya, dan Ia mengambil dari Roh yang ada padanya dan meletakkan Roh itu pada tujuh puluh tua-tua itu. Ketika Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat, tetapi mereka tidak berbuat demikian lagi). 

NASB: ‘Then I will come down and speak with you there, and I will take of the Spirit who is upon you, and will put Him upon them; and they shall bear the burden of the people with you, so that you shall not bear it all alone. ... Then the LORD came down in the cloud and spoke to him; and He took of the Spirit who was upon him and placed Him upon the seventy elders. And it came about that when the Spirit rested upon them, they prophesied. But they did not do it again’ (= Maka Aku akan turun dan berbicara denganmu di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu, dan meletakkan Dia pada mereka; dan mereka akan memikul beban dari bangsa itu denganmu, sehingga engkau tidak akan memikulnya sendirian. ... Lalu TUHAN turun dalam awan dan berbicara kepadanya; dan Ia mengambil Roh yang ada padanya dan meletakkan Dia pada tujuh puluh tua-tua itu. Dan terjadilah bahwa ketika Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat. Tetapi mereka melakukannya lagi). 

2. Apa arti dari kata ‘Roh’ di sini? 

a. Calvin [juga Pulpit Commentary (hal 109,110) dan Matthew Poole (hal 283)] beranggapan bahwa kata ‘Roh’ dalam Bil 11:17,25 ini menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus. 

Calvin: “The word Spirit is here, as frequently elsewhere, applied to the gifts themselves; as if He had said, I had deposited with thee gifts sufficing for the government of the people; but now, since thou refusest, I will distribute his due measure to each of the seventy, so that the grace of the Spirit, which dwelt in thee alone, shall be manifestly dispersed among many” (= Kata ‘Roh’ di sini, seperti sering di tempat lain, diterapkan kepada karunia-karunia itu sendiri; seakan-akan Ia berkata: Aku telah meletakkan kepadamu / mempercayakan kepadamu karunia-karunia yang cukup untuk pemerintahan bangsa ini; tetapi sekarang, karena engkau menolak, Aku akan membagikan ukuran / takaran yang seharusnya kepada setiap orang dari 70 orang ini, sehingga kasih karunia dari Roh Kudus, yang tadinya berada dalam engkau saja, akan dibagikan / disebarkan secara nyata / jelas di antara banyak orang) - hal 26. 

Contoh lain dimana kata ‘Roh’ menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus, adalah: 

· Kel 28:3 - “Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagiKu”. 

· Ibr 2:4 - “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”. 

Catatan: Untuk Ibr 2:4 ini, KJV/RSV/NIV/NASB secara seragam menterjemahkan ‘karunia-karunia Roh Kudus’, padahal kata ‘karunia-karunia’ itu sebetulnya tidak ada. 

b. Kalaupun kata ‘Roh’ diartikan menunjukkan kepada Roh Kudus, ayat ini tetap tidak menimbulkan problem. Mengapa? Karena Roh Kudus adalah Allah yang maha ada, sehingga bisa saja Ia dibagi-bagikan kepada banyak orang. Pandangan / argumentasi dari Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa seorang pribadi tidak dapat dibagi-bagikan, hanya bisa berlaku, kalau pribadi itu adalah pribadi biasa yang terbatas. Tetapi pandangan / argumentasi itu tidak berlaku kalau yang dibicarakan adalah pribadi Roh Kudus / Allah yang maha ada. 

Keil & Delitzsch: “We are not to understand this as implying, that the fulness of the Spirit possessed by Moses was diminished in consequence; ... For the Spirit of God is not something material, which is diminished by being divided” (= Kita tidak boleh mengartikan ini untuk menunjukkan bahwa kepenuhan Roh yang dimiliki oleh Musa berkurang sebagai akibatnya; ... Karena Roh Allah bukanlah sesuatu yang bersifat materi, yang berkurang bila dibagi-bagi) - hal 70. 

Adam Clarke mengatakan bahwa Origen dan Theodoret memberikan illustrasi sebagai berikut: Musa seperti sebuah lampu (yang menggunakan minyak tanah dan sumbu), dan pada waktu api dari lampu tersebut diberikan kepada 70 buah lampu yang lain, maka lampu yang pertama itu tidak berkurang apinya. 

c) Hak 14:6 - “Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya ... tanpa apa-apa di tangannya”. 

Saksi Yehuwa menggunakan terjemahan dari Today’s English Version (TEV) yang mengatakan: “Suddenly the power of the LORD made Samson strong” (= Tiba-tiba kuasa TUHAN membuat Simson kuat). 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “Apakah suatu pribadi ilahi benar-benar memasuki atau berkuasa atas Simson, menggunakan tubuhnya untuk melakukan apa yang ia lakukan? Tidak, ini benar-benar ‘kuasa TUHAN (yang) membuat Simson kuat’ - Today’s English Version (TEV)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21. 

Bantahan: 

1. Terjemahan TEV / Good News Bible ini justru salah, tetapi yang salah ini yang justru dipilih oleh Saksi-Saksi Yehuwa. 

Tetapi kalaupun digunakan terjemahan TEV / Good News Bible ini, tetap tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif dari Allah. Bukankah kita bisa menafsirkan bahwa Allah sendiri memberikan kuasaNya kepada Simson? 

2. Dalam ayat ini terjemahan Kitab Suci Indonesia benar. Perhatikan juga terjemahan NIV: “The Spirit of the LORD came upon him in power” (= Roh TUHAN datang kepada dia dalam kuasa). 

Jadi ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa yang memasuki dan menguasai Simson adalah ‘Roh TUHAN’, bukan sekedar ‘kuasa TUHAN’! Dan Roh TUHAN itu maha kuasa sehingga dengan mudah Ia bisa menjadikan Simson sangat kuat. 

d) Luk 5:17 - “Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit”. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “Tenaga aktif dari Allah ini memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21. 

Bantahan: 

Terjemahan Kitab Suci Indonesia cukup baik, tetapi saya tetap akan membandingkannya dengan NIV dan NASB. 

NIV: “And the power of the Lord was present for him to heal the sick” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk menyembuhkan orang sakit). 

NASB: “And the power of the Lord was present for Him to perform healing” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk melakukan penyembuhan). 

Ayat ini memang menunjukkan adanya ‘kuasa Tuhan’ tetapi ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa Tuhan! Roh Kudus ada dalam diri Yesus dan karena itu dengan sendirinya kuasa Allah juga ada di dalam Yesus. 

e) 2Kor 4:7 - “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami”. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Roh Allah dapat juga memberikan ‘kekuatan yang melimpah-limpah (‘melebihi yang normal,’ NW)’ kepada mereka yang melayani Dia. (2 Korintus 4:7)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21. 
Bantahan: 

Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus’ adalah ‘kuasa Allah’. Ayat itu hanya mengatakan bahwa Allah memberikan kuasaNya (kuasaNya ini bukan Roh Kudus). Atau kita bisa menafsirkan bahwa ayat itu artinya: Allah memberikan Roh KudusNya, dan Roh Kudus itu memberikan kuasaNya. 

f) Maz 104:30 2Pet 1:21 Kis 4:31. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “roh suci adalah tenaga aktif Allah. Roh suci bukan suatu pribadi melainkan tenaga yang kuat yang keluar dari Allah sendiri untuk mencapai maksud suciNya. - Maz 104:30; 2Pet 1:21; Kis 4:31” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 319. 
Bantahan: 

Mari kita soroti ketiga ayat yang mereka gunakan itu satu per satu. 

1. Maz 104:30 - “Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi”. 

Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan suatu pribadi tetapi hanya merupakan kuasa / tenaga aktif Allah. Yoh 1:3,10 dan Kol 1:16-17 menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Yesus sebagai agenNya, dan itu, bahkan dari sudut pandang Saksi Yehuwa, tidak berarti bahwa ‘Yesus bukan pribadi tetapi hanya kuasa / tenaga Allah’. 

Maka Maz 104:30 ini juga bisa diartikan secara sama. Allah menciptakan melalui Roh Kudus sebagai agenNya, dan itu tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus bukan pribadi tetapi hanya kuasa / tenaga Allah’. 

2. 2Pet 1:21 - “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”. 

Kalau Roh Kudus itu hanyalah sekedar suatu kuasa / tenaga, bagaimana mungkin Ia mendorong orang-orang untuk berbicara? 

3. Kis 4:31 - “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”. 

Alangkah lucunya kalau hanya karena tempat itu bergoyang, maka diartikan bahwa Roh Kudus adalah kuasa / tenaga Allah. Ayat ini menceritakan bahwa orang-orang kristen itu dipenuhi dengan Roh Kudus, dan tempat itu bergoyang karena pekerjaan dari Roh Kudus itu. Roh Kudus itu memang maha kuasa, karena Ia adalah Allah sendiri, dan Ialah yang membuat tempat itu bergoyang! 

Dalam Yes 6, pada waktu Yesaya melihat TUHAN, maka dikatakan dalam Yes 6:4 - “Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap”. 

Dan dalam Ayub 9:4-6, Ayub berkata: “(4) Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? (5) Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murkaNya; (6) yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang”. 

Mengapa dari ayat-ayat ini Saksi-Saksi Yehuwa tidak menganggap / menyimpulkan bahwa Allah hanya merupakan kuasa / tenaga, dan bukan pribadi? 

g) Allah tidak maha ada; Roh KudusNya / tenaga aktifNyalah yang maha ada. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Suatu pusat pembangkit tenaga listrik terdapat di tempat tertentu di dalam atau dekat kota. Akan tetapi, listriknya dibagi-bagikan di seluruh daerah, untuk memberikan penerangan dan tenaga. Demikian pula halnya dengan Allah. Ia ada di surga. (Yesaya 57:15; Mazmur 123:1) Namun, roh suci-Nya, yaitu tenaga aktif-Nya yang tidak kelihatan, dapat dirasakan di mana-mana, di seluruh alam semesta. Melalui roh suci-Nya Allah menciptakan langit, bumi dan semua benda-benda hidup. (Mazmur 33:6; Kejadian 1:2; Mazmur 104:30) Untuk menciptakan semuanya ini, Allah tidak perlu hadir dengan tubuh-Nya. Ia dapat mengirim roh-Nya, tenaga aktif-Nya, untuk melakukan apa pun yang Ia inginkan meskipun Ia berada di tempat yang jauh.” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 37. 

Yes 57:15 - “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk”. 

Maz 123:1 - “Nyanyian ziarah. KepadaMu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga”. 

Bantahan: 

1. Adalah lucu kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan ‘Allah tidak perlu hadir dengan tubuh-Nya’. Allah adalah Roh (Yoh 4:24) dan Ia tidak mempunyai tubuh! 

Kalau dalam Kitab Suci sering dikatakan tentang anggota-anggota tubuh Allah, seperti tangan dan telinga Allah (Yes 59:1), mata Allah (Amsal 15:3), jari Allah (Kel 31:18), dsb, itu hanya merupakan bahasa Anthropomorphisme, yaitu bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia. Bahasa Anthropomorphisme ini penting dan harus digunakan, karena tanpa itu kita tidak bisa belajar apa-apa tentang Allah. Tetapi bagaimanapun juga, dalam arti yang sesungguhnya, Allah tidak mempunyai tubuh. 

Apakah Saksi-Saksi Yehuwa memang mempercayai bahwa Allah mempunyai tubuh? Inilah jawabannya. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Meskipun Ia tidak mempunyai tubuh jasmani, Ia mempunyai tubuh rohani. Suatu pribadi roh mempunyai tubuh? Ya, Alkitab berkata: ‘Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.’ - 1Korintus 15:44; Yohanes 4:24. Karena Allah suatu pribadi dengan tubuh rohani, Ia harus mempunyai tempat tinggal. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa surga adalah ‘tempat kediaman yang tetap’ dari Allah (1Raja 8:43)” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 3.6 

Ada beberapa hal yang harus diberikan sebagai jawaban tentang hal ini: 

a. Dalam persoalan tubuh rohaniah dalam 1Kor 15:44, mereka mengutip ayat out of context! Mari kita sekarang melihat seluruh kontextnya. 

1Kor 15:35-49 - “(35) Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: ‘Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?’ (36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. (37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. (38) Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendakiNya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. (39) Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. (40) Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi. (41) Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. (42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. (43) Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. (44) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. (45) Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. (46) Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. (47) Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. (48) Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. (49) Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi”. 

Dari seluruh text ini terlihat dengan jelas bahwa ‘tubuh rohaniah’ di sini tak ada hubungannya dengan tubuh rohaniah Allah. Itu adalah tubuh yang akan kita dapatkan pada kebangkitan orang mati. Dan karena kebangkitan kita mengikuti pola kebangkitan Kristus (Ro 6:4,5,8 1Kor 15:20-23 Fil 3:21), maka itu juga merupakan tubuh Kristus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. 

Catatan: ini bertentangan dengan dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa sebelum berinkarnasi, Kristus mempunyai tubuh rohaniah. Ini terlihat dari kutipan di bawah ini: 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Jadi sebelum dilahirkan di bumi sebagai manusia Yesus sudah ada di surga sebagai pribadi roh yang penuh kuasa. Ia mempunyai tubuh rohani yang tidak dapat dilihat manusia, seperti halnya dengan Allah” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 58. 

b. Seluruh text di atas, khususnya ay 46, menunjukkan bahwa ‘tubuh alamiah’ ada lebih dulu, dan nanti baru ada ‘tubuh rohaniah’. 

1Kor 15:46 - “Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah”. 

Kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa ‘tubuh rohaniah’ dalam 1Kor 15 ini merupakan ‘tubuh rohaniah dari Allah’, apakah mereka mempercayai bahwa ‘tubuh alamiah kita’ ada lebih dulu dari ‘tubuh rohaniah Allah’? 

c. 1Raja 8:43 - “maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediamanMu yang tetap, dan Engkau kiranya bertindak sesuai dengan segala yang diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal namaMu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umatMu Israel dan sehingga mereka tahu, bahwa namaMu telah diserukan atas rumah yang telah kudirikan ini”. 

Saya tidak tahu dari mana gerangan muncul kata-kata ‘yang tetap’ itu. Kata-kata itu sebetulnya tidak ada. Saksi-Saksi Yehuwa lagi-lagi menggunakan Kitab Suci yang salah terjemahan untuk mendukung pandangan mereka, dan mereka juga memasukkan kata-kata itu ke dalam terjemahan mereka. 

TDB: “kiranya engkau mendengarkan dari surga, tempat tinggalmu yang tetap”. 

NWT: “may you yourself listen from the heavens, your established place of dwelling” (= kiranya engkau sendiri mendengar dari surga, tempat tinggalmu yang ditetapkan / tak dapat dipungkiri). 

Sekarang bandingkan dengan terjemahan-terjemahan dari Kitab Suci bahasa Inggris. 

KJV/RSV/NASB: ‘Hear thou in heaven thy dwelling place, ...’ (= Dengarkanlah di surga tempat tinggalMu, ...). 

NIV: ‘then hear from heaven, your dwelling place, ...’ (= maka dengarlah dari surga, tempat tinggalMu, ...). 

Jadi, kelihatannya untuk mendukung pandangan mereka bahwa Allah itu tidak maha ada, Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini menggunakan Kitab Suci yang salah terjemahan, dan juga secara sengaja menyalah-terjemahkan Kitab Suci mereka sendiri, baik NWT maupun TDB. 

d. Mengatakan bahwa Allah hanya ada di surga, bertentangan dengan ayat-ayat pada point no 3. di bawah, yang menunjukkan kemaha-adaan Allah. 

2. Illustrasi yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa tentang pembangkit listrik dan tenaga listrik yang dikirimkan itu, hanya berdasarkan logika, tetapi tidak ada dalam Kitab Suci dan tidak berdasarkan Kitab Suci, dan sangat tidak Alkitabiah pada waktu diterapkan kepada Allah dan Roh KudusNya. 

Dalam memberikan illustrasi, kita mestinya memberikan ajaran Kitab Suci dulu, dan baru setelah itu, untuk memperjelasnya kita menggunakan illustrasi. Tetapi mereka langsung loncat pada illustrasi, tanpa dasar Kitab Suci, dan ini jelas salah. 

3. Allah memang hadir di surga, tetapi Ia juga hadir dimana-mana. Tidak ada tempat dimana Allah tidak ada. 

· 1Raja 8:27 - “Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini”. 

· Maz 139:1b,5-10 - “(1b) TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; ... (5) Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tanganMu ke atasku. (6) Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. (7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”. 

Perhatikan bahwa subyek dari pembicaraan ini adalah ‘TUHAN’ atau YAHWEH (ay 1b). Selanjutnya text ini sangat menekankan kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH tersebut. 

* Ay 5nya mengatakan bahwa YAHWEH itu mengurung pemazmur dari depan dan dari belakang. 

* Ay 7a memang bicara tentang ‘rohMu’, yaitu Roh dari YAHWEH, atau Roh Kudus, tetapi ay 7b berkata ‘kemana aku dapat pergi dari hadapanMu?’, dimana kata ‘Mu’ pasti menunjuk kepada YAHWEH. Jadi ini lagi-lagi menunjukkan kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH. 

* Dalam ay 8-10, kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ lagi-lagi pasti menunjuk kepada Allah / YAHWEH, dan karena itu jelas menyatakan kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH. 

· Yes 57:15 - “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk”. 

Yes 57:15 ini digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, tetapi ayat ini hanya mereka soroti sebagian (yang digaris-bawahi), sedangkan sebagian yang lain mereka abaikan (yang dicetak miring). Bagian yang mereka abaikan itu jelas menunjukkan bahwa Allah bukan hanya ada di surga, tetapi juga bersama dengan orang-orang yang remuk dan rendah hati, dan itu berarti ada di bumi, dan bahkan di banyak tempat di bumi! 

· Yes 66:1 - “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhtaKu dan bumi adalah tumpuan kakiKu; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentianKu?”. 

· Yer 23:23-24 - “(23) Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman TUHAN, dan bukan Allah yang dari jauh juga? (24) Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN”. 

· Kis 17:27-28 - “supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga”. 

Kita tidak perlu merasa menghina Allah, kalau kita mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana, bahkan di tempat-tempat yang kotor (got, tempat sampah, dsb), dan di neraka sekalipun! 

Ada orang yang bertanya: ‘Where is God?’ (= Dimanakah Allah?) yang lalu dijawab dengan pertanyaan: ‘Where is He not?’ (= Dimana Ia tidak ada?). 

4. Dalam kutipan di atas, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Allah ada di surga, dan untuk melakukan apapun Ia hanya mengirimkan Roh KudusNya / tenaga aktifNya untuk melakukan apapun yang Ia kehendaki. 

Tetapi ini jelas bertentangan dengan Kitab Suci, karena dalam Kitab Suci sering dikatakan Allah datang / pergi, turun / naik, berjalan-jalan / ada di bumi, dan sebagainya. Misalnya: 

· Kej 3:8-10 - “(8) Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (9) Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ‘Di manakah engkau?’ (10) Ia menjawab: ‘Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.’”. 

· Kej 11:5-7 - “(5) Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, (6) dan Ia berfirman: ‘Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. (7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’”. 

· Kej 18:21 - “Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepadaKu atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.’”. 

· Kej 18:33 - “Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya”. 

Catatan: bahwa Ia ‘pergi’, jelas menunjukkan bahwa tadinya Ia ‘datang’. 

· Kel 19:9,11,17-18 - “(9) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu.’ Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN. ... (11) Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai. ... (17) Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. (18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat”. 

· Kel 34:28 - “Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman”. 

· Hak 13:20 - “Sedang nyala api itu naik ke langit dari mezbah, maka naiklah Malaikat TUHAN dalam nyala api mezbah itu. Ketika Manoah dan isterinya melihat hal ini, sujudlah mereka dengan mukanya sampai ke tanah”. 

Catatan: 

* ‘Malaikat TUHAN’ ini adalah Allah sendiri (ay 21-22). 

* Kalau di sini dikatakan Ia naik, pasti tadinya Ia turun dulu. 

Memang sebetulnya, kalau dalam Kitab Suci dikatakan Allah datang, pergi, turun, naik, dsb., itu semua lagi-lagi hanyalah merupakan bahasa Anthropomorphisme (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia). Kemaha-adaan Allah tidak membutuhkan untuk ‘pergi’, ‘datang’, ‘naik’, ‘turun’ dan sebagainya. Semua ini digunakan hanya untuk menyesuaikan dengan kapasitas otak kita yang terbatas. 

5. Pandangan Louis Berkhof tentang pandangan seperti ini. 

Louis Berkhof: “the Deistic conception that God is indeed present in creation per potentiam (with His power), but not per essentiam et naturam (with His Being and nature), and acts upon the world from a distance. Though God is distinct from the world and may not be identified with it, He is yet present in every part of His creation, not only per potentiam, but also per essentiam” [= pengertian yang bersifat Deisme bahwa Allah itu memang hadir dalam ciptaan per potentiam (dengan kuasaNya), tetapi tidak per essentiam et naturam (dengan keberadaan dan hakekatNya), dan bertindak pada dunia ini dari jarak jauh. Sekalipun Allah itu berbeda dari dunia dan tidak boleh disamakan dengannya, tetapi Ia hadir di setiap bagian dari ciptaanNya, bukan hanya per potentiam (dengan kuasaNya), tetapi juga per essentiam (dengan hakekatNya)] - ‘Systematic Theology’, hal 61. 

Kesimpulan: argumentasi Saksi-Saksi Yehuwa dalam hal ini sangat lemah! Karena itu, ini merupakan titik yang harus kita serang dalam perdebatan / berargumentasi. 

2) Serangan terhadap doktrin Saksi Yehuwa ini. 

a) Kalau ‘Roh Kudus’ adalah ‘tenaga aktif Allah’, bagaimana mungkin Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Roh Kudus lebih rendah dari pada Allah? 

Untuk ini saya mengutip ulang kata-kata mereka yang berrbunyi sebagai berikut: “Roh kudus adalah tenaga aktif Allah ... Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai oleh-Nya dan lebih rendah daripada Dia” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 23. 

Ini betul-betul merupakan kata-kata yang aneh dan menggelikan. Bisakah saya mengatakan bahwa saya lebih tinggi dari tenaga saya, atau bahwa tenaga saya lebih rendah dari saya? 

b) Kalau ‘Roh Kudus’ itu hanyalah ‘kuasa / tenaga aktif Allah’, bagaimana mungkin Ia menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah? 

1Kor 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”. 

Bisakah kuasa / tenaga saudara menyediliki apapun, apalagi menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dalam diri saudara? 

c) Kalau ‘Roh Kudus’ itu hanyalah ‘kuasa / tenaga Allah’, bagaimana Ia bisa disebut ‘kudus’ / ‘benar’ / ‘baik’? 

Bahwa Roh Kudus disebut ‘kudus’ (Yoh 14:26), ‘benar’ / ‘kebenaran’ (Yoh 14:16), dan ‘baik’ (Neh 9:20), jelas menunjukkan bahwa tidak mungkin Roh Kudus adalah ‘kuasa / tenaga Allah’. Bagaimana mungkin suatu ‘kuasa / tenaga’ bisa kudus / benar? Kita bisa mengatakan bahwa Allah itu kudus / benar, tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa ‘kuasa / tenaga Allah’ itu ‘kudus’ / ‘benar’! 

Catatan: istilah ‘kuasa jahat’ yang sering digunakan, menurut saya merupakan istilah yang salah kaprah. Seharusnya kita mengatakan ‘roh jahat’, dan bukannya ‘kuasa jahat’. Sepanjang yang saya ketahui, Kitab Suci sendiri tidak pernah menggunakan istilah ‘kuasa jahat’ tetapi selalu menggunakan istilah ‘roh jahat’. 

d) Kalau ‘Roh Kudus’ itu hanyalah ‘kuasa / tenaga Allah’, bagaimana kita menafsirkan ayat yang menunjukkan bahwa Ia bisa berdoa kepada Allah? 

Ro 8:26-27 - “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”? 

Bagaimana mungkin ‘kuasa / tenaga Allah’ itu berdoa kepada Allah? Bisakah kuasa / tenaga saudara berbicara kepada diri saudara sendiri? 

e) Dalam Mat 12:31-32 dikatakan bahwa orang yang menghujat Roh Kudus tidak bisa diampuni. 

Bagaimana mungkin orang bisa menghujat ‘kuasa / tenaga Allah yang tidak berpribadi’? Orang bisa menghujat saya, karena saya adalah seorang pribadi, tetapi orang tidak bisa menghujat kekuatan / tenaga saya, karena kekuatan / tenaga saya itu bukanlah seorang pribadi. 

f) Kalau ‘Roh Kudus’ adalah ‘kuasa / tenaga Allah’, bagaimana mungkin Bapa / Yesus mengutus Roh Kudus? Bukankah merupakan suatu kemustahilan untuk mengutus ‘suatu kuasa’? 

1. ‘Bapa mengutus Roh Kudus’ ada dalam Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”. 

Bagaimana mungkin seseorang mengutus kuasaNya sendiri? Dan mengapa Roh Kudus itu diutus dalam nama Yesus? 

2. ‘Yesus mengutus Roh Kudus’ ada dalam Yoh 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”. 

Juga, bukankah dalam pandangan Saksi Yehuwa Roh Kudus lebih tinggi dari Yesus? 

Catatan: ini dikatakan oleh penatua Saksi Yehuwa yang berdebat dengan saya. Kalau demikian lalu bagaimana mungkin Yesus bisa mengutus Roh Kudus? 

Saksi-Saksi Yehuwa sendiri mengatakan: “Bukankah yang mengutus lebih unggul dari yang diutus?” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 17. 

g) ‘Roh Kudus’ / ‘Roh Allah’ jelas berbeda dengan ‘kuasa / tenaga aktif Allah’, karena: 

1. Adanya ayat-ayat yang membedakan ‘Roh Kudus’ / ‘Roh Allah’ dengan ‘kuasa Allah’: 

· Luk 1:35 - “Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”. 

Catatan: kata ‘Allah’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada. 

Ayat ini bukannya menyamakan ‘Roh Kudus’ dengan ‘kuasa Yang Mahatinggi’, tetapi justru membedakannya. 

Jamieson, Fausset & Brown: “And the angel answered and said unto her, The Holy Spirit shall come upon thee ..., and the power of the Highest (the immediate energy of the Godhead, conveyed by the Holy Spirit), shall overshadow thee” [= Dan malaikat itu menjawab dan berkata kepadanya: Roh Kudus akan turun ke atasmu ..., dan kuasa dari Yang Maha tinggi (tenaga langsung dari Allah, dibawa / disampaikan oleh Roh Kudus), akan menaungi engkau]. 

· Kis 10:38 - “yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia”. 

Jamieson, Fausset & Brown: “how God anointed Him ‘With the Holy Ghost’ - that is, at His baptism; ... ‘And with power’ - the fruit of that glorious Anointing” (= bagaimana Allah mengurapiNya ‘Dengan Roh Kudus’ yaitu, pada baptisanNya; ... ‘Dan dengan kuasa’ - buah dari Pengurapan yang mulia itu). 

· 1Tes 1:5a - “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh”. Ini salah terjemahan! 

KJV: ‘For our gospel came not unto you in word only, but also in power, and in the Holy Ghost, and in much assurance’ (= Karena Injil kami datang kepadamu bukan hanya dalam kata-kata saja, tetapi juga dalam kuasa, dan dalam Roh Kudus, dan dalam keyakinan yang kuat). 

NWT: “with power and with holy spirit” (= dengan kuasa dan dengan roh kudus). 

Bahwa kedua istilah itu dibedakan seperti itu, menunjukkan bahwa kedua istilah itu tidak identik! 

2. Adanya ayat-ayat yang menggunakan istilah-istilah ‘kuasa Roh’ atau ‘kekuatan Roh’. Misalnya: 

· Luk 4:14 - “Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu”. 

· Ro 15:19 - “oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus”. 

· Ro 15:13 - “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan”. 

· 1Kor 2:4 - “Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh”. 

Catatan: dalam Kitab Suci Indonesia istilah ‘kuasa Roh’ itu juga muncul dalam Mat 12:28 dan Kis 11:28, tetapi kedua ayat itu salah terjemahan karena kata ‘kuasa’ sebetulnya tidak ada dalam kedua ayat tersebut. 

Sebetulnya istilah-istilah ini sudah jelas membuktikan bahwa ‘Roh Kudus’ bukanlah ‘kuasa Tuhan / Allah’. Kalau ‘Roh Kudus’ adalah ‘kuasa / tenaga aktif Allah’, maka ‘kuasa Roh Kudus’ adalah ‘kuasa dari kuasa / tenaga aktif Allah’. Ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal! Bagaimana suatu kuasa bisa mempunyai kuasa / tenaga aktif? 

Tetapi bagaimana dengan Ef 1:19 - “dan betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasaNya”? Bdk. Ef 6:10 - “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya”. 

KJV: ‘his mighty power’ (= kekuatanNya yang perkasa / hebat / kuat). 

RSV: ‘his great might’ (= kekuatan / tenagaNya yang besar). 

NIV: ‘his mighty strength’ (= kekuatanNya yang perkasa / hebat / kuat). 

NASB: ‘the strength of His might’ (= kekuatan dari tenagaNya). 

Penumpukan kata-kata yang sama artinya seperti ini tujuannya hanya untuk memberikan penekanan tentang kebesaran kuasa Allah. 

Matthew Henry: “The apostle speaks here with a mighty fluency and copiousness of expression, and yet, at the same time, as if he wanted words to express the exceeding greatness of God’s almighty power” (= Sang rasul di sini berbicara dengan kefasihan yang hebat dan ungkapan-ungkapan yang berlebih-lebihan, tetapi pada saat yang sama, seakan-akan ia kekurangan kata-kata untuk menyatakan kebesaran yang sangat dari kuasa Allah yang maha kuasa). 

Charles Hodge: “The original here offers a remarkable accumulation of words. - ‘According to the energy of the might of his power.’ ]Isxuj, kratoj, e]nergia; Robur, Potentia, Efficacia. The first is inherent strength; the second power; the third the exercise or efficiency of that strength. ... Whatever be the precise distinction in the signification of the words, their accumulation expresses the highest form of power” (= Bahasa aslinya di sini memberikan penumpukan kata-kata yang luar biasa. - ‘Menurut tenaga dari kekuatan dari kuasaNya’. ]Isxuj, kratoj, e]nergia; Robur, Potentia, Efficacia. Yang pertama adalah kekuatan bawaan; yang kedua kuasa; yang ketiga penggunaan atau kemujaraban / keefisienan dari kekuatan itu. ... Apapun perbedaan yang persis dalam arti dari kata-kata itu, penumpukan mereka menyatakan bentuk tertinggi dari kuasa). 

Word Biblical Commentary: “the writer also desires believers to know the greatness of God’s power and attempts to exhaust the resources of the Greek language by piling up four synonyms for power in order to convey an impression of something of the divine might. .... Some commentators have suggested that if there is any distinction of nuance, then dunamij denotes ability to accomplish something, e]nergeia inherent strength or power, kratoj the power to overcome what stands in the way, and i]sxuj the exercise of power ... However, the point in the writer’s heaping up of these expressions is not their distinctiveness but their similarity” [= sang penulis juga menginginkan orang-orang percaya untuk mengenal kebesaran dari kuasa Allah dan berusaha untuk menghabiskan sumber-sumber dari bahasa Yunani dengan menumpuk 4 kata yang sinonim untuk ‘kuasa’ untuk bisa menyampaikan suatu kesan dari sesuatu dari kekuatan ilahi. ... Sebagian penafsir telah mengusulkan bahwa jika di sana ada perbedaan yang sangat sedikit, maka dunamij (DUNAMIS) menunjukkan kemampuan untuk mencapai sesuatu, e]nergeia (ENERGEIA) menunjukkan kekuatan atau kuasa yang menjadi sifat / pembawaannya, kratoj (KRATOS) menunjukkan kuasa untuk mengalahkan apa yang menghalangi, dan i]sxuj (ISKHUS) menunjukkan penggunaan kuasa ... Tetapi, tujuan / penekanan dalam penumpukan ungkapan-ungkapan ini oleh sang penulis, bukanlah dalam perbedaan mereka tetapi dalam persamaan mereka]. 

John Stott: “Paul is convinced that God’s power is sufficient, and he accumulates words to convince us” (= Paulus yakin bahwa kuasa Allah adalah cukup, dan ia menumpuk kata-kata untuk meyakinkan kita) - hal 57. 

Pulpit Commentary: “the apostle does not content himself with merely piling up a succession of phrases expressive of the wonderful effects of this power. He places it side by side with the power manifested in the resurrection and glorification of the Redeemer” (= sang rasul tidak puas hanya dengan semata-mata menumpuk suatu rentetan ungkapan-ungkapan yang menyatakan akibat-akibat yang luar biasa dari kuasa ini. Ia menempatkannya sebelah menyebelah dengan kuasa yang dinyatakan dalam kebangkitan dan kemuliaan dari sang Penebus) - hal 27-28. 

Ini tentu berbeda dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa Roh Kudus, yang adalah tenaga aktif Allah itu, bisa memberikan kuasa. 

3. Dalam 1Kor 12:10 dikatakan bahwa ‘Roh memberikan kuasa’. 

1Kor 12:10 - “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu”. 

Ini jelas juga menunjukkan bahwa Roh Kudus bukanlah ‘kuasa / tenaga aktif Allah’, karena kalau demikian, bagaimana ‘suatu kuasa / tenaga aktif’ bisa memberikan ‘kuasa’? 

Anehnya, Saksi Yehuwa percaya bahwa Roh Kudus, yang adalah kuasa / tenaga Allah itu, ternyata bisa memberi kuasa. Ini terlihat dalam buku ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’ hal 21, karena di sana dikatakan: 

· “Roh Allah dapat juga memberikan ‘kekuatan yang melimpah-limpah (‘melebihi yang normal’, NW)’ kepada mereka yang melayani Dia. (2 Korintus 4:7) Ini memungkinkan mereka untuk bertekun dalam ujian iman atau melakukan hal-hal yang sewajarnya tidak dapat mereka lakukan”. 

· “Roh Allah juga memberi kuasa kepada murid-murid Yesus untuk melakukan hal-hal yang bersifat mujijat”. 

· “Jadi roh kudus memberi Yesus dan hamba-hamba Allah yang lain kuasa untuk melakukan apa yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh manusia”. 

Saya berpendapat bahwa ini adalah sesuatu yang tidak logis. Kalau Roh Kudus itu adalah seorang Pribadi / Allah sendiri (seperti yang dipercaya oleh orang kristen), maka jelas bahwa Ia bisa memberi kuasa. Tetapi kalau Roh Kudus itu adalah ‘kuasa / tenaga Allah’, seperti yang dipercaya oleh Saksi Yehuwa, maka Ia tidak mungkin bisa memberi kuasa / kekuatan! 

Mungkin untuk menjawab serangan-serangan ini, maka Saksi-Saksi Yehuwa mengeluarkan ajaran yang sangat aneh, yang membedakan ‘force’ (= tenaga) dengan ‘power’ (= kuasa). 

Tentang istilah ‘spirit’ (= roh) Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Distinguished from ‘power.’ Ru’ach and pneu’ma, therefore, when used with reference to God’s holy spirit, refer to God’s invisible active force by which he accomplishes his divine purpose and will. It is ‘holy’ because it is from Him, not of an earthly source, and is free from all corruption as ‘the spirit of holiness.’ (Ro 1:4) It is not Jehovah’s ‘power,’ for this English word more correctly translates other terms in the original languages (Heb., ko’ach; Gr., dy’na·mis). Ru’ach and pneu’ma are used in close association or even in parallel with these terms signifying ‘power,’ which shows that there is an inherent connection between them and yet a definite distinction. (Mic 3:8; Zec 4:6; Lu 1:17, 35; Ac 10:38) ‘Power’ is basically the ability or capacity to act or do things and it can be latent, dormant, or inactively resident in someone or something. ‘Force,’ on the other hand, more specifically describes energy projected and exerted on persons or things, and may be defined as ‘an influence that produces or tends to produce motion, or change of motion.’ ‘Power’ might be likened to the energy stored in a battery, while ‘force’ could be compared to the electric current flowing from such battery. ‘Force,’ then, more accurately represents the sense of the Hebrew and Greek terms as relating to God’s spirit, and this is borne out by a consideration of the Scriptures” [= Dibedakan dari kuasa (power). Karena itu, RUAKH dan PNEUMA, pada waktu digunakan berkenaan dengan roh kudus Allah, menunjuk kepada tenaga (force) aktif yang tak terlihat dari Allah dengan mana Ia mencapai tujuan / rencana dan kehendak ilahiNya. Tenaga itu ‘kudus’ karena tenaga itu dari Dia, bukan dari suatu sumber duniawi, dan bebas dari semua kejahatan sebagai ‘roh kekudusan’ (Ro 1:4). Itu bukanlah ‘kuasa’ (power) Yehuwa, karena kata bahasa Inggris ini secara lebih tepat menterjemahkan istilah-istilah yang lain dalam bahasa aslinya (Ibr., KOAKH; Yn., DUNAMIS). RUAKH dan PNEUMA digunakan dalam hubungan yang erat atau bahkan secara paralel dengan istilah-istilah yang berarti ‘kuasa’ (power) ini, yang menunjukkan bahwa di sana ada suatu hubungan bawaan di antara mereka tetapi ada perbedaan tertentu. (Mikha 3:8; Zakh 4:6; Luk 1:17,35; Kis 10:38). ‘Kuasa’ (power) secara dasari adalah kemampuan atau kapasitas untuk bertindak atau melakukan hal-hal dan itu bisa terpendam / tersembunyi, tidur, atau tinggal secara tidak aktif dalam seseorang atau sesuatu. Di lain pihak, ‘tenaga’ (force) secara lebih spesifik menggambarkan tenaga (energy) yang dikeluarkan dan digunakan pada pribadi-pribadi atau benda-benda, dan bisa didefinisikan sebagai ‘suatu pengaruh yang menghasilkan atau cenderung untuk menghasilkan gerakan, atau perubahan gerakan’. ‘Kuasa’ (power) bisa disamakan dengan tenaga (energy) yang disimpan dalam suatu baterei, sementara ‘tenaga’ (force) bisa dibandingkan dengan arus listrik yang keluar dari baterei seperti itu. Jadi, ‘tenaga’ (force) secara lebih akurat mewakili arti dari istilah-istilah Ibrani dan Yunani yang berhubungan dengan roh Allah, dan ini dibuktikan / disokong oleh suatu pertimbangan dari Kitab Suci] - ‘CD - Watchtower’, Insight, topik ‘spirit’. 

Mikha 3:8 - “Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan (Ibr: KOAKH), dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya”. 

Zakh 4:6 - “Maka berbicaralah ia, katanya: ‘Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan (Ibr: KOAKH), melainkan dengan rohKu, firman TUHAN semesta alam”. 

Luk 1:17,35 - “(17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa (Yn: DUNAMIS) Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagiNya.’ ... (35) Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa (Yn: DUNAMIS) Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”. 

Kis 10:38 - “yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa (Yn: DUNAMIS), Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia”. 

Tanggapan saya: 

a. Sudah jelas Kitab Suci membedakan kata ‘roh’ / ‘spirit’ dengan ‘kuasa’ / ‘power’, karena kata ‘roh’ / ‘spirit’ memang tidak berarti ‘kuasa’ / ‘power’, dan juga tidak berarti ‘force’ / ‘energy’ / ‘tenaga’. 

b. Dari mana Saksi-Saksi Yehuwa menyimpulkan bahwa: 

· ‘kuasa’ (power) adalah “kemampuan atau kapasitas untuk bertindak atau melakukan hal-hal dan itu bisa terpendam / tersembunyi, tidur, atau tinggal secara tidak aktif dalam seseorang atau sesuatu”? 

· ‘tenaga’ (force) adalah “tenaga (energy) yang dikeluarkan dan digunakan pada pribadi-pribadi atau benda-benda, dan bisa didefinisikan sebagai ‘suatu pengaruh yang menghasilkan atau cenderung untuk menghasilkan gerakan, atau perubahan gerakan’”? 

Juga dari mana mereka mendapatkan illustrasi yang mengatakan bahwa “‘Kuasa’ (power) bisa disamakan dengan tenaga (energy) yang disimpan dalam suatu baterei, sementara ‘tenaga’ (force) bisa dibandingkan dengan arus listrik yang keluar dari baterei seperti itu”? 

Ayat-ayat yang mereka gunakan di atas hanya menunjukkan adanya pembedaan antara ‘Roh Kudus’ dengan ‘kuasa’ / ‘kekuatan’, tetapi sama sekali tidak mengajarkan apa yang mereka katakan ini. Dan lucunya, pada bagian akhir dari kutipan itu mereka berkata ‘dan ini dibuktikan / disokong oleh suatu pertimbangan dari Kitab Suci’. 

c. Merupakan sesuatu yang menggelikan untuk membedakan antara ‘kuasa yang tersembunyi / tidur / non aktif’ dalam diri seseorang dengan ‘tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan sesuatu’. Semua orang mempunyai kekuatan, yang kadang-kadang dibiarkan tidak aktif, tetapi kadang-kadang digunakan. Dan itu adalah kekuatan / tenaga yang sama, bukan kekuatan / tenaga yang berbeda. 

Illustrasi yang mereka gunakan juga sama menggelikannya, karena tenaga yang tersimpan dalam suatu baterei, mereka bedakan dengan arus listrik yang keluar dari baterei. Entah ini pelajaran fisika dari planet mana, tetapi saya yakin ini sama sekali salah, karena tenaga yang keluar dari baterei jelas adalah tenaga yang sama dengan tenaga yang tersimpan dalam baterei itu. 

d. Illustrasi mereka terbalik! 

Saya kutip ulang bagian terakhir dari kata-kata mereka di atas. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “‘Kuasa’ (power) bisa disamakan dengan tenaga (energy) yang disimpan dalam suatu baterei, sementara ‘tenaga’ (force) bisa dibandingkan dengan arus listrik yang keluar dari baterei seperti itu. Jadi, ‘tenaga’ (force) secara lebih akurat mewakili arti dari istilah-istilah Ibrani dan Yunani yang berhubungan dengan roh Allah, dan ini dibuktikan / disokong oleh suatu pertimbangan dari Kitab Suci”. 

force / tenaga 

baterei 

power / kuasa 

Kalau dalam illustrasi ini Roh Kudus diibaratkan dengan tenaga yang keluar dari baterei, sedangkan tenaga yang ada dalam baterei di anggap sebagai ‘power’ (= kuasa), maka ini menunjukkan bahwa power / kuasa itu menghasilkan Roh Kudus, bukan bahwa Roh Kudus mengeluarkan / memberikan power / kuasa. Jadi mereka terbalik! 

e. Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa kata ‘power’ / ‘kuasa’ (Ibr: KOAKH; Yn: DUNAMIS) menunjuk kepada ‘kemampuan atau kapasitas untuk bertindak atau melakukan hal-hal dan itu bisa terpendam / tersembunyi, tidur, atau tinggal secara tidak aktif dalam seseorang atau sesuatu’. 

Tetapi ini sama sekali ngawur, karena dalam banyak ayat Kitab Suci, istilah ‘kuasa’ itu tidak menunjuk kepada ‘kekuatan yang tidur / tersembunyi’, tetapi ‘kekuatan yang bekerja / dioperasikan’. Misalnya: 

· Ayub 26:12 - “Ia telah meneduhkan laut dengan kuasaNya (Ibr: KOAKH) dan meremukkan Rahab dengan kebijaksanaanNya”. 

· Mark 5:30 - “Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga (Yn: DUNAMIS) yang keluar dari diriNya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: ‘Siapa yang menjamah jubahKu?’”. 

Ayat ini sangat menyolok. Waktu perempuan yang sakit pendarahan itu menjamah jubah Yesus, ada tenaga yang keluar dari diri Yesus, yang lalu menyembuhkan perempuan itu. Jelas bahwa ini bukan ‘power’ (= kuasa) yang tidur, tidak aktif, dan sebagainya. Tetapi dalam bahasa Yunani digunakan kata DUNAMIS. 

· Luk 5:17 - “Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkanNya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa (Yn: DUNAMIS) Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit”. 

· 1Kor 6:14 - “Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasaNya (Yn: DUNAMEOS ® DUNAMIS)”. 

· 2Kor 10:4 - “karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa (Yunani: DUNATA ® DUNAMIS) Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng”. 

· 2Kor 13:4 - “Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa (Yn: DUNAMEOS ® DUNAMIS) Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah”. 

· Ef 3:7 - “Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasaNya (Yn: DUNAMEOS ® DUNAMIS)”. 

f. Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Roh Kudus adalah ‘tenaga aktif dari Allah’, bukan ‘kuasa Allah’. Dalam bahasa Inggris mereka mau menggunakan istilah ‘force’ / ‘energy’, tetapi tidak mau menggunakan istilah ‘power’. 

Tetapi dalam argumentasi-argumentasi mereka yang sudah kita pelajari di depan, terlihat bahwa mereka beberapa kali menggunakan ayat-ayat yang menggunakan kata ‘kuasa’ / ‘power’ untuk menunjuk kepada Roh Kudus. Misalnya: 

· Mereka menggunakan Hak 14:6 (TEV): “Suddenly the power of the LORD made Samson strong” (= Tiba-tiba kuasa TUHAN membuat Simson kuat). 

Dan mereka berkata: “Apakah suatu pribadi ilahi benar-benar memasuki atau berkuasa atas Simson, menggunakan tubuhnya untuk melakukan apa yang ia lakukan? Tidak, ini benar-benar ‘kuasa TUHAN (yang) membuat Simson kuat’ - Today’s English Version (TEV)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21. 

· Mereka juga menggunakan Luk 5:17 - “Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit”. 

NIV: “And the power of the Lord was present for him to heal the sick” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk menyembuhkan orang sakit). 

NASB: “And the power of the Lord was present for Him to perform healing” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk melakukan penyembuhan). 

Dan mereka berkata: “Tenaga aktif dari Allah ini memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21. 

Bukankah ini menunjukkan bahwa ajaran / argumentasi mereka saling bertentangan satu dengan lainnya? 

B) Roh Kudus bukan pribadi. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “New Catholic Encyclopedia mengakui: ‘Sebagian besar dari ayat-ayat P(erjanjian) B(aru) menyingkapkan bahwa roh suci adalah sesuatu, bukan seseorang; ini terutama terlihat dari perbandingan antara roh dengan kuasa Allah.’” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 395. 

I) Argumentasi Saksi Yehuwa. 

Ada banyak argumentasi yang diberikan oleh Saksi-Saksi Yehuwa untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi. Ia hanyalah ‘sesuatu’, bukan ‘seseorang’. 

1) Pandangan bapa-bapa gereja. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Not a person. Not until the fourth century C.E. did the teaching that the holy spirit was a person and part of the ‘Godhead’ become official church dogma. Early church ‘fathers’ did not so teach; Justin Martyr of the second century C.E. taught that the holy spirit was an ‘influence or mode of operation of the Deity’; Hippolytus likewise ascribed no personality to the holy spirit” (= Bukan seorang pribadi. Baru pada abad keempat Masehi ajaran bahwa roh kudus adalah seorang pribadi dan bagian dari ‘Allah’ menjadi dogma gereja yang resmi. Bapa-bapa gereja yang mula-mula tidak mengajar demikian; Justin Martyr dari abad ke 2 Masehi mengajar bahwa roh kudus adalah suatu ‘pengaruh atau cara operasi / kerja dari KeAllahan’; Hippolytus juga tidak memberikan kepribadian kepada roh kudus) - ‘CD - Watchtower’, Insight, topik ‘spirit’. 

Tanggapan saya: 

a) Tentang bapa-bapa gereja pada abad 1-3, perlu diketahui bahwa boleh dikatakan semua bapa-bapa gereja saat itu mempunyai theologia yang defective / cacat, ada yang cukup parah dan ada yang sangat parah. Ini akan saya bahas dengan lebih terperinci dalam pembahasan tentang Allah Tritunggal. 

b) Para Saksi Yehuwa mengatakan bahwa baru pada abad keempat gereja secara resmi mempunyai dogma bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi, dan bapa-bapa gereja mula-mula tidak mengajarkan demikian. 

Bahwa hal ini mereka pakai sebagai argumentasi untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi, merupakan sesuatu lucu dan menggelikan, karena ini sama seperti menampar muka mereka sendiri. Mengapa? Karena dalam ajaran Saksi Yehuwa ada banyak hal yang baru muncul bahkan pada abad ke 19 atau 20, mengingat gerakan / ajaran / sekte ini baru mulai ada pada abad ke 19, dan karena itu jelas bahwa ajaran-ajaran tersebut juga tidak pernah dipercaya atau diajarkan oleh bapa-bapa gereja mula-mula. Memang ada ajaran-ajaran Saksi Yehuwa yang berasal dari Arianisme, yang sudah ada pada abad keempat Masehi, tetapi juga ada ajaran-ajaran mereka yang betul-betul baru, dan baru ada pada abad ke 19 dan 20 Masehi. Misalnya: 

· larangan transfusi darah. 

· hanya 144.000 orang yang masuk surga dan lainnya tinggal di bumi yang disempurnakan. 

· larangan merayakan Natal, Tahun Baru, hari ulang tahun dan sebagainya. 

c) Baru menjadi dogma gereja yg resmi pada abad keempat Masehi. 

Saya kutip ulang kata-kata Saksi-Saksi Yehuwa di atas: “Baru pada abad keempat Masehi ajaran bahwa roh kudus adalah seorang pribadi dan bagian dari ‘Allah’ menjadi dogma gereja yang resmi”. 

Ini adalah omongan yang bodoh dan membodohi orang, bersifat dusta dan omong kosong, karena: 

1. Apakah dogma itu? 

Dalam Webster’s New World Dictionary of the American Language (college Edition), dikatakan bahwa dalam theologia ‘dogma’ adalah: ‘a doctrine or body of doctrines formally and authoritatively affirmed’ (= suatu doktrin / kumpulan doktrin-doktrin yang diteguhkan secara resmi dan dengan otoritas). 

Louis Berkhof: “The last word ‘dogma’ became the designation of a firm, and especially a public, resolution or decree. ... A religious dogma, ... is a religious truth based on authority and officially formulated by some ecclesiastical assembly” (= Kata terakhir ‘dogma’ menjadi sebutan dari suatu ketetapan yang teguh, dan khususnya bersifat umum. ... Suatu dogma agama, ... adalah suatu kebenaran agama yang didasarkan pada otoritas dan diformulasikan secara resmi oleh suatu pertemuan gerejani) - ‘The History of Christian Doctrines’, hal 15,16. 

Jadi jelas bahwa supaya suatu ajaran bisa disebut dogma, maka ajaran itu harus disahkan dalam suatu Sidang Gereja. 

2. Sudah jelas hal itu tidak mungkin bisa menjadi dogma resmi dari gereja sebelum abad ke 4, karena Sidang Gereja yang pertama adalah Sidang Gereja Nicea tahun 325 M., dan itu ada pada abad ke 4 M.! 

Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Nicaea’: “To meet the challenge of Arianism, which threatened to split the church, the newly converted emperor Constantine convoked in 325 the first ecumenical council of the Christian church at Nicaea” (= Untuk menghadapi tantangan dari Arianisme, yang mengancam untuk memecah gereja, kaisar Konstantin yang baru bertobat memanggil Sidang Gereja Kristen universal yang pertama pada tahun 325 di Nicea). 

Philip Schaff: “The controversies on this fundamental question agitated the Roman empire and the church of the East and West for more than half a century, and gave occasion to the first two ecumenical councils of Nicæa and Constantinople” (= Kontroversi / perdebatan tentang pertanyaan / persoalan yang bersifat dasari ini menggerakkan kekaisaran Romawi dan gereja dari Barat dan Timur untuk lebih dari setengah abad, dan menyebabkan timbulnya dua Sidang Gereja universal yang pertama Nicea dan Konstantinople) - ‘History of the Christian Church’, vol III, hal 618. 

Catatan: Sidang Gereja Nicea diadakan tahun 325 M., sedangkan Sidang Gereja Konstantinople diadakan tahun 381 M. 

Philip Schaff: “Thus ended the council of Nicæa. It is the first and most venerable of the ecumenical synods, and next to the apostolic council at Jerusalem the most important and the most illustrious of all the councils of Christendom” (= Demikianlah berakhir Sidang Gereja Nicea. Itu adalah Sidang Gereja universal yang pertama dan yang paling terhormat, dan yang terpenting setelah Sidang Gereja rasuli di Yerusalem dan yang paling terkenal dari semua Sidang Gereja dari umat Kristen) - ‘History of the Christian Church’, vol III, hal 630. 

d) Tak ada bapa-bapa gereja abad 1-3 yang mempercayai Roh Kudus sebagai pribadi? 

Saya kutip ulang kata-kata Saksi-Saksi Yehuwa di atas: “Baru pada abad keempat Masehi ajaran bahwa roh kudus adalah seorang pribadi dan bagian dari ‘Allah’ menjadi dogma gereja yang resmi. Bapa-bapa gereja yang mula-mula tidak mengajar demikian”. 

Adalah omong kosong dan dusta kalau bapa-bapa gereja abad 1-3 tidak ada yang mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah seorang Pribadi. Untuk bisa membongkar dusta dari Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini mari kita memperhatikan beberapa bapa gereja abad 1-3. Perhatikan khususnya no 3 (Justin Martyr) dan no 8 (Hippolytus), yang disebutkan secara khusus oleh para Saksi Yehuwa. 

1. Theophilus dari Antiokhia, yang mati tahun 180-181 M., mempercayai Roh Kudus sebagai Pribadi. 

Philip Schaff: “Theophilus of Antioch (180) is the first to denote the relation of the three divine persons by the term Triad” [= Theofilus dari Antiokhia (180) adalah yang pertama-tama menunjukkan hubungan dari tiga pribadi ilahi dengan istilah ‘Triad’ / grup yang terdiri dari 3 pribadi / Tritunggal] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 569. 

Philip Schaff (tentang Theophilus dari Antiokhia): “He was the first to use the term ‘triad’ for the holy Trinity, and found this mystery already in the words: ‘Let us make man’ (Gen. 1:26); for, says he, ‘God spoke to no other but to his own Reason and his own Wisdom,’ that is, to the Logos and the Holy Spirit hypostatized” [= Ia adalah yang pertama menggunakan istilah ‘triad’ (grup yang terdiri dari 3 pribadi) untuk Tritunggal yang kudus, dan sudah menemukan misteri ini dalam kata-kata ‘Baiklah Kita menjadikan manusia’ (Kej 1:26); karena ia berkata, ‘Allah berbicara bukan lain kepada AkalNya sendiri dan HikmatNya sendiri’, yaitu, kepada Logos dan Roh Kudus yang dianggap sebagai pribadi] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 733. 

2. Tertullian, yang lahir pada pertengahan abad ke 2 Masehi, sudah beranggapan bahwa Roh Kudus adalah pribadi. Bagaimana tidak? Tertullianlah yang mencetuskan istilah ‘Tritunggal’; juga Tertullianlah yang mencetuskan istilah Una Substantia, Tres Personae (= satu hakekat, tiga pribadi)! Ini tidak mungkin kalau ia tidak menganggap Roh Kudus sebagai pribadi! 

Tentang Tertullian, Albert H. Freundt Jr. berkata: “His theology left its mark on later theology, using terminology for the first time which has become part of the theological vocabulary, such as: Trinity, one substance, three persons, ... Tertullian spoke of the divine substance as shared by the three persons of the Trinity” (= Theologianya meninggalkan bekas / tandanya pada theologia belakangan, menggunakan istilah-istilah untuk pertama kalinya yang telah menjadi bagian dari perbendaharaan kata theologia, seperti: Tritunggal, satu hakekat / zat, tiga pribadi, ... Tertullian berbicara tentang hakekat / zat ilahi yang dimiliki bersama-sama oleh tiga pribadi dari Tritunggal) - ‘Early Christianity’, hal 40-41. 

Albert H. Freundt Jr. mengutip kata-kata Tertullian: “The Father is God, and the Son is God, and the Holy Spirit is God ... These three are one thing, not one person” (= Bapa adalah Allah, dan Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah ... Tiga ini adalah satu hal, bukan satu pribadi) - ‘Early Christianity’, hal 48. 

Louis Berkhof: “Tertullian was the first to assert the tri-personality of God and to use the word ‘Trinity’. In opposition to the Monarchians he emphasized the fact that the three Persons are of one substance” (= Tertullian adalah yang pertama yang menegaskan tiga kepribadian dari Allah dan menggunakan kata ‘Tritunggal’. Untuk menentang Monarchianisme, ia menekankan fakta bahwa tiga Pribadi itu adalah dari zat yang satu) - ‘The History of Christian Doctrines’, hal 63. 

Kenneth Scott Latourette: “In connection with God Tertullian employed the Latin word substantia, ... He declared that in his substantia, or substance, God is one. Father, Son, and Holy Spirit, so Tertullian said, are three personæ, or persons” (= Dalam hubungan dengan Allah Tertullian menggunakan kata Latin substantia, ... Ia menyatakan bahwa dalam substantia-Nya, atau substance-Nya (= ZatNya), Allah adalah satu. Bapa, Anak, dan Roh Kudus, demikian kata Tertullian, adalah tiga personæ, atau pribadi-pribadi) - ‘A History of Christianity’, vol I, hal 145. 

3. Justin Martyr (tahun 100-165 M.). 

Saya mengutip ulang kata-kata Saksi-Saksi Yehuwa tentang Justin Martyr dimana mereka berkata: “Justin Martyr dari abad ke 2 Masehi mengajar bahwa roh kudus adalah suatu ‘pengaruh atau cara operasi / kerja dari KeAllahan’”. 

Kata-kata ini merupakan dusta / fitnahan dari Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa, dan ini saya buktikan dengan kutipan di bawah ini. 

Philip Schaff: “Justin, the pioneer of scientific discovery in Pneumatology as well as in Christology. He refutes the heathen charge of atheism with the explanation, that the Christians worship the Creator of the universe, in the second place the Son, in the third rank the prophetic Spirit; placing the three divine hypostases in a descending gradation as objects of worship. ... he exalts the Spirit far above the sphere of all created being; and challenges for the members of the divine trinity a worship forbidden to angels” (= Justin, pelopor dari penemuan ilmiah dalam Pneumatology / doktrin tentang Roh Kudus dan dalam Christology / doktrin tentang Kristus. Ia membantah tuduhan orang-orang kafir tentang atheisme dengan penjelasan bahwa orang-orang Kristen menyembah sang Pencipta dari alam semesta, di tempat kedua sang Anak, di tempat ketiga Roh nubuatan; menempatkan ketiga pribadi ilahi dalam tingkatan yang menurun sebagai obyek-obyek penyembahan. ... ia meninggikan Roh jauh di atas lingkungan dari semua makhluk ciptaan, dan menuntut untuk anggota-anggota dari Tritunggal ilahi suatu penyembahan yang dilarang untuk malaikat-malaikat) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 561-562. 

Philip Schaff: “Justin Martyr repeatedly places Father, Son, and Spirit together as objects of divine worship among the Christians (though not as being altogether equal in dignity)” [= Justin Martyr berulang-ulang menempatkan Bapa, Anak, dan Roh bersama-sama sebagai obyek-obyek dari penyembahan ilahi di antara orang-orang Kristen (sekalipun tidak setara sepenuhnya dalam kewibawaan)] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 569. 

Memang Justin Martyr belum sampai pada pengertian bahwa ketiga Pribadi dari Allah Tritunggal itu setara, dan karena itu jelas bahwa pengertiannya tentang Allah Tritunggal masih cacat. Tetapi bagaimanapun terlihat dengan jelas bahwa ia menganggap Roh Kudus sebagai pribadi dan sebagai Allah, yang harus disembah, dan ini jelas bertentangan dengan kata-kata Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa tentang Justin Martyr! 

Catatan: dalam bukunya Philip Schaff mengatakan (vol II, hal 718) bahwa ada buku-buku / tulisan-tulisan yang diragukan sebagai tulisan Justin Martyr [salah satunya berjudul ‘On the Unity of God’ (= ‘Tentang Kesatuan Allah’)], dan ada lagi yang dipastikan sebagai bukan tulisannya, tetapi menggunakan namanya. Mungkinkah Saksi-Saksi Yehuwa mendapatkan kata-kata mereka dari buku-buku ini? Saya tidak tahu, tetapi yang pasti, Justin Martyr tidak mengajarkan seperti yang dikatakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa! 

4. Clement dari Alexandria (mati tahun 215 M.). 

Philip Schaff: “Clement of Alexandria ... calls the Holy Spirit the third member of the sacred triad, and requires thanksgiving to be addressed to him as to the Son and the Father” (= Clement dari Alexandria ... menyebut Roh Kudus anggota ketiga dari grup dari 3 pribadi / Tritunggal yang kudus, dan mengharuskan / mewajibkan ucapan syukur ditujukan kepada Dia seperti kepada Anak dan Bapa) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 563. 

5. Origen (tahun 185-250 M.). 

Philip Schaff: “Origen ... ascribes to the Holy Spirit eternal existence, exalts him, as he does the Son, far above all creatures, ... he adduces three opinions concerning the Holy Spirit; one regarding him as not having an origin; another, ascribing to him no separate personality; ... the second he rejects because in Matt. 12:32 the Spirit is plainly distinguished from the Father and the Son” (= Origen ... memberikan kepada Roh Kudus keberadaan kekal, meninggikan Dia, seperti ia meninggikan Anak, jauh di atas semua makhluk ciptaan, ... ia mengemukakan tiga pandangan tentang Roh Kudus; yang pertama menganggapnya sebagai tidak mempunyai asal usul; yang lain, tidak memberikan kepadaNya kepribadian yang terpisah; ... yang kedua ia tolak karena dalam Mat 12:32 Roh secara jelas dibedakan dari Bapa dan Anak) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 563. 

Kenneth Scott Latourette: “The apostolic teaching, Origen held, is ... the Holy Spirit is associated in honour and dignity with the Father and the Son and that he is uncreated. Origen distinguished the Father, the Son, and the Holy Spirit from one another, although they constitute a unity” (= Ajaran rasuli yang dipercayai oleh Origen adalah ... Roh Kudus bergabung / bersatu dalam kehormatan dan kewibawaan dengan Bapa dan Anak dan bahwa Ia tidak diciptakan. Origen membedakan Bapa, Anak, dan Roh Kudus satu dari yang lainnya, sekalipun Mereka membentuk suatu kesatuan) - ‘A History of Christianity’, vol I, hal 150. 

6. Irenaeus (lahir tahun 140 M.). 

Philip Schaff: “Irenæus ... he was far from conceiving the Spirit a mere power or attribute; he considered him an independent personality, like the Logos” (= Irenæus ... ia jauh dari mengerti / memahami Roh sebagai semata-mata suatu kuasa atau sifat; ia menganggap Dia sebagai suatu kepribadian yang tak tergantung, seperti sang LOGOS) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 564. 

7. Dionysius (tahun 262 M.). 

Philip Schaff: “The Roman bishop Dionysius (A.D. 262), a Greek by birth, stood nearest the Nicene doctrine. He maintained distinctly, in the controversy with Dionysius of Alexandria, at once the unity of essence and the real personal distinction of the three members of the divine triad, and avoided tritheism, Sabellianism, and subordinatianism with the instinct of orthodoxy, and also with the art of anathematizing already familiar to the popes” [= Uskup Roma Dionysius (262 M.), seorang Yunani oleh kelahiran, berdiri paling dekat dengan doktrin Nicea. Ia mempertahankan dengan jelas, dalam perdebatan dengan Dionysius dari Alexandria, sekaligus ‘kesatuan hakekat’ dan ‘perbedaan pribadi’ yang nyata dari ketiga anggota-anggota dari triad / tritunggal ilahi, dan menghindari ajaran tentang tiga Allah, Sabellianisme, dan subordinatianisme dengan naluri orthodox, dan juga dengan seni pengutukan yang sudah akrab dengan paus-paus] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 570. 

Catatan: 

· Sabelianisme adalah ajaran yang mengatakan bahwa Allah mempunyai 1 hakekat dan 1 pribadi, tetapi 3 perwujudan. 

· Subordinatianisme adalah ajaran yang menganggap bahwa tiga pribadi dalam Allah Tritunggal itu tidak setara tetapi yang satu lebih rendah dari pada yang lain. 

Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Dionysius, Saint’: “pope from July 22, 259, to Dec. 26, 268. ... In response to charges of tritheism - i.e., separating the members of the Trinity as three distinct deities - against Bishop Dionysius of Alexandria, the pope convened a Roman synod (260) and demanded an explanation from Bishop Dionysius; this became known as ‘the affair of the two Dionysii.’ Semantics was at the root of the difficulty; Greek and Roman understandings of the same terms differed. The discussions at the synod helped to prepare the way for the theology of the Nicene Creed (325). The bishop cleared himself in his Refutation and Apology and accepted the pope’s authority” [= paus dari 22 Juli 259 sampai 26 Des 268. ... Dalam tanggapan terhadap tuduhan tentang tritheisme / tiga Allah - yaitu memisahkan anggota-anggota dari Tritunggal sebagai tiga keallahan yang berbeda - terhadap Uskup Dionysius dari Alexandria, sang paus memanggil suatu sidang gereja Roma (260) dan menuntut suatu penjelasan dari Uskup Dionysius; ini dikenal sebagai ‘perkara / urusan dari dua Dionysius’. Bahasa Semantic merupakan akar dari kesukaran. Pengertian dari orang-orang Yunani dan Romawi tentang istilah-istilah yang sama, berbeda. Diskusi pada sidang gereja menolong untuk menyiapkan jalan untuk theologia dari Pengakuan Iman Nicea (325). Sang Uskup membersihkan / membebaskan dirinya sendiri dalam bukunya / tulisannya berjudul ‘Refutation and Apology’ dan menerima otoritas dari paus]. 

8. Hippolytus (170-236 M.). 

Philip Schaff (vol II, hal 578-579) sekalipun tidak berbicara secara explicit tentang Hippolytus dan kepercayaannya tentang Roh Kudus, tetapi menyatakan bahwa ia menentang doktrin Sabellianisme, yang dipercaya oleh Paus Callistus / Calixtus I. Bahwa ia menentang Sabellianisme, yang menekankan bahwa dalam Allah Tritunggal ada 3 perwujudan, tetapi hanya 1 pribadi, jelas menunjukkan bahwa ia mempercayai ada 3 pribadi dalam Allah Tritunggal. Dan ini menunjukkan bahwa ia mengakui kepribadian dari Roh Kudus. 

Kenneth Scott Latourette (‘A History of Christianity’, vol I, hal 144) juga menceritakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Schaff. 

Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Hippolytus of Rome, Saint’: “Hippolytus was a leader of the Roman church during the pontificate (c. 199-217) of St. Zephyrinus, whom he attacked as being a <>

Catatan: modalisme sama dengan Sabellianisme. 

Philip Schaff: “the thorough investigations of recent times show plainly that the ante-Nicene fathers, with the exception of the Monarchians and perhaps Lactantius, agreed in the two fundamental points, that the Holy Spirit, the sole agent in the application of redemption, is a supernatural divine being, and that he is an independent person; thus closely allied to the Father and the Son, yet hypostatically different from them both. This was the practical conception, as demanded even by the formula of baptism” (= penelitian yang teliti baru-baru ini menunjukkan secara jelas bahwa bapa-bapa sebelum Nicea, dengan perkecualian orang-orang yang menganut Monarchianisme dan mungkin Lactantius, setuju dalam dua hal dasar, bahwa Roh Kudus, agen satu-satunya dalam penerapan penebusan, adalah seorang makhluk ilahi yang gaib, dan bahwa Ia adalah pribadi yang tak tergantung; begitu bersekutu / bersatu secara dekat dengan Bapa dan Anak, tetapi secara pribadi berbeda dengan Mereka berdua. Ini adalah konsep praktis, seperti yang dituntut bahkan oleh formula baptisan) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 561. 

Catatan: 

¨ memang Schaff menambahkan bahwa bapa-bapa gereja menganggap Roh Kudus lebih rendah dari Anak, dan Anak lebih rendah dari Bapa. Jadi theologia mereka memang cacat, tetapi mereka tetap menganggap Roh Kudus sebagai pribadi, dan sebagai Allah! 

¨ Monarchianisme adalah ajaran yang menekankan ketunggalan Allah dengan mengorbankan kejamakan pribadi-pribadi dalam diri Allah. 

Memang pengertian bapa-bapa gereja tentang Allah Tritunggal masih cacat, tetapi bagaimanapun banyak, atau bahkan hampir semua, dari mereka, mempercayai adanya tiga pribadi dalam Allah Tritunggal dan karena itu jelas bahwa mereka mempercayai bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi. Jadi jelaslah bahwa claim dari Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa lagi-lagi terbukti ngawur dan dusta! 

2) Kata ‘Roh Kudus’ dalam bahasa aslinya sering tidak menggunakan kata sandang tertentu. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Lacks personal identification. Since God himself is a Spirit and is holy and since all his faithful angelic sons are spirits and are holy, it is evident that if the ‘holy spirit’ were a person, there should reasonably be given some means in the Scriptures to distinguish and identify such spirit person from all these other ‘holy spirits.’ It would be expected that, at the very least, the definite article would be used with it in all cases where it is not called ‘God’s holy spirit’ or is not modified by some similar expression. This would at least distinguish it as THE Holy Spirit. But, on the contrary, in a large number of cases the expression ‘holy spirit’ appears in the original Greek without the article, thus indicating its lack of personality. - Compare Ac 6:3, 5; 7:55; 8:15, 17, 19; 9:17; 11:24; 13:9, 52; 19:2; Ro 9:1; 14:17; 15:13, 16, 19; 1Co 12:3; Heb 2:4; 6:4; 2Pe 1:21; Jude 20, Int and other interlinear translations” (= Tidak adanya tanda pengenal pribadi. Karena Allah sendiri adalah suatu Roh dan adalah kudus dan karena semua anak-anak malaikatNya yang setia adalah roh-roh dan adalah kudus, adalah jelas bahwa seandainya ‘roh kudus’ adalah seorang pribadi, adalah layak bahwa di sana harus diberikan suatu cara dalam Kitab Suci untuk membedakan dan mengenali pribadi roh seperti itu dari semua ‘roh-roh kudus’ yang lain ini. Sedikitnya diharapkan bahwa kata sandang tertentu akan digunakan dengannya dalam semua kasus dimana itu tidak disebutkan ‘God’s holy spirit’ atau tidak dimodifikasi oleh ungkapan yang serupa. Ini sedikitnya akan membedakannya sebagai SANG Roh Kudus. Tetapi sebaliknya, dalam banyak kasus ungkapan ‘roh kudus’ muncul dalam bahasa Yunani tanpa kata sandang, dengan demikian menunjukkan tidak adanya kepribadian. - Bandingkan Kis 6:3,5; 7:55; 8:15,17,19; 9:17; 11:24; 13:9,52; 19:2; Ro 9:1; 14:17; 15:13,16,19; 1Kor 12:3; Ibr 2:4; 6:4; 2Pet 1:21; Yudas 20, Int dan terjemahan-terjemahan interlinear yang lain) - ‘CD - Watchtower’, Insight, topik ‘spirit’. 

Tanggapan saya: 

a) Adalah lucu dan bodoh untuk mengatakan bahwa karena kata ‘Roh Kudus’ sering dituliskan tanpa definite article (= kata sandang tertentu) maka itu dianggap menunjukkan bahwa Roh Kudus bukanlah seorang pribadi. Mengapa? 

1. Karena Saksi-Saksi Yehuwa sendiri menyatakan Yehuwa sebagai ‘a Spirit’ (= suatu Roh). 

Dalam kutipan di atas itu sendiri (perhatikan bagian yang saya garis bawahi) mereka mengatakan ‘God himself is a Spirit’ (= Allah sendiri adalah suatu Roh), dan mereka tidak menggunakan definite article (= kata sandang tertentu) untuk kata ‘Roh’ itu. Sebaliknya mereka menggunakan indefinite article (= kata sandang tidak tertentu), yang dalam bahasa Inggris adalah kata ‘a’ (= suatu). Mengapa mereka tidak mengharuskan untuk menyebut Allah sebagai ‘the Spirit’ (= Sang Roh)? 

Dan memang dalam Yoh 4:24 yang berbunyi ‘Allah adalah Roh’, dalam bahasa Yunaninya kata ‘Roh’ itu tidak menggunakan definite article (= kata sandang tertentu), dan NWT memang menterjemahkan ‘God is a Spirit’, tetapi anehnya, secara menyimpang dan tidak konsisten, TDB menterjemahkan ‘Allah adalah Roh’, bukan ‘Allah adalah suatu Roh’. 

Jadi, argumentasi mereka merupakan suatu argumentasi bodoh yang menampar muka mereka sendiri, karena konsekwensi dari argumentasi ini adalah: Saksi-Saksi Yehuwa harus mengakui Yehuwa sebagai tidak berpribadi / bukan seorang pribadi. 

2. Karena Kitab Suci dan juga Saksi-Saksi Yehuwa sendiri menyatakan Allah / Yehuwa sebagai ‘a God’ (= suatu Allah). 

Kalau Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Yehuwa adalah satu-satunya Allah yang besar dan yang sesungguhnya, sedangkan Yesus hanyalah ‘suatu Allah’, mengapa mereka sering menyebut Yehuwa dengan istilah ‘a God’ (= suatu Allah)? Mengapa tidak selalu ‘the God’ (= sang Allah)? 

Contoh: 

Luk 20:38 (NWT): “He is a God, not of the dead, but of the living, for they are all living to him.’” (= Ia bukanlah suatu Allah dari orang mati, tetapi dari orang hidup, karena mereka semua hidup bagi Dia). 

Catatan: 

· Kata Yunani yang dipakai adalah THEOS (tanpa kata sandang tertentu). Ayat paralel dari Luk 20:38, yaitu Mark 12:27, juga demikian, dan di sana NWT juga menterjemahkan ‘a God’ (= suatu Allah). 

· Baik dalam Mark 12:27 maupun Luk 20:38, TDB menyimpang dari NWT, karena TDB tidak menterjemahkan ‘a God’ ini sebagai ‘suatu Allah’, tetapi sebagai ‘Allah’. 

Ada sedikitnya 17 ayat lain dimana NWT menggunakan istilah ‘a God’ untuk Yehuwa. 

a. Kej 16:13b (RSV): ‘Thou art a God of seeing’ (= Engkau adalah suatu Allah penglihatan). 

NWT: “You are a God of sight” (= Engkau adalah suatu Allah dari penglihatan). 

b. Ul 32:4b (KJV): ‘for all his ways are judgment: a God of truth and without iniquity’ (= karena semua jalanNya adalah adil: suatu / seorang Allah kebenaran dan tanpa kesalahan). 

NWT: “For all his ways are justice. A God of faithfulness, with whom there is no injustice” (= Karena semua jalanNya adalah keadilan. Seorang / suatu Allah dari kesetiaan, pada siapa tidak ada ketidak-adilan). 

c. 1Sam 2:3b (KJV): ‘let not arrogancy come out of your mouth: for the LORD is a God of knowledge’ (= janganlah kecongkakan keluar dari mulutmu: karena TUHAN adalah seorang / suatu Allah dari pengetahuan). 

NWT: “Let nothing go forth unrestrained from YOUR mouth, For a God of knowledge Jehovah is” (= Janganlah apapun keluar tanpa dikekang dari mulutmu, Karena Yehovah adalah seorang / suatu Allah dari pengetahuan). 

d. 1Sam 17:46b (KJV): ‘that all the earth may know that there is a God in Israel’ (= supaya seluruh bumi tahu bahwa ada suatu Allah di Israel). 

NWT: “and people of all the earth will know that there exists a God belonging to Israel” (= dan bangsa-bangsa dari seluruh bumi akan tahu bahwa ada suatu Allah kepunyaan Israel). 

e. Neh 9:17b (KJV): ‘but thou art a God ready to pardon, gracious and merciful’ (= tetapi Engkau adalah suatu Allah yang siap untuk mengampuni, penuh kasih karunia dan belas kasihan). 

NWT: “But you are a God of acts of forgiveness, gracious and merciful” (= Tetapi Engkau adalah suatu Allah dari tindakan pengampunan, penuh kasih karunia dan belas kasihan). 

f. Maz 5:5a (Psalm 5:4a - KJV): ‘For thou art not a God that hath pleasure in wickedness’ (= Karena Engkau bukanlah suatu Allah yang senang dengan kejahatan). 

NWT: “For you are not a God taking delight in wickedness” (= Karena Engkau bukanlah suatu Allah yang senang dengan kejahatan). 

g. Maz 58:12b (Psalm 58:11b - KJV): ‘verily he is a God that judgeth in the earth’ (= sesungguhnya Ia adalah suatu Allah yang menghakimi di bumi). 

NWT: “Surely there exists a God that is judging in the earth” (= Pastilah ada suatu Allah yang sedang menghakimi di bumi). 

h. Maz 68:21a (Psalm 68:20a - NIV): ‘Our God is a God who saves’ (= Allah kita adalah suatu Allah yang menyelamatkan). 

NWT: “The (true) God is for us a God of saving acts” [= Allah yang (benar) bagi kita adalah suatu Allah dari tindakan-tindakan penyelamatan]. 

i. Maz 86:15a (KJV): ‘But thou, O Lord, art a God full of compassion’ (= Tetapi Engkau, Ya Tuhan, adalah suatu Allah dari perasaan simpati / kasihan). 

NWT: “But you, O Jehovah, are a God merciful dan gracious” (= Tetapi Engkau, Ya Yehovah, adalah suatu Allah yang penuh belas kasihan dan kasih karunia). 

j. Maz 99:8 (KJV): ‘Thou answeredst them, O LORD our God: thou wast a God that forgavest them, ...’ (= Engkau menjawab mereka, Ya TUHAN Allah kami: Engkau adalah suatu Allah yang mengampuni mereka, ...). 

NWT: “O Jehovah our God, you yourself answered them. A God granting pardon you proved to be to them, ...” (= Ya Yehovah Allah kami, Engkau sendiri menjawab mereka. Engkau terbukti sebagai suatu Allah yang mengampuni bagi mereka, ...). 

k. Yes 30:18b (KJV): ‘for the LORD is a God of judgment’ (= karena TUHAN adalah suatu Allah dari penghakiman). 

NWT: “For Jehovah is a God of judgment” (= Karena Yehovah adalah suatu Allah penghakiman). 

l. Yes 45:15 (KJV): ‘Verily thou art a God that hidest thyself, O God of Israel, the Saviour’ (= Sesungguhnya Engkau adalah suatu Allah yang menyembunyikan diriMu sendiri, ya Allah Israel, sang Juruselamat). 

NWT: “Truly you are a God keeping yourself concealed, the God of Israel, a Savior” (= Sesungguhnya Engkau adalah suatu Allah yang menjaga diriMu sendiri tersembunyi, sang Allah Israel, seorang Juruselamat). 

m. Yer 23:23 (KJV): ‘Am I a God at hand, saith the LORD, and not a God afar off?’ (= Apakah Aku adalah suatu Allah yang dekat, kata TUHAN, dan bukan suatu Allah yang jauh?). 

NWT: “‘Am I a God nearby,’ is the utterance of Jehovah, ‘and not a God far away?’” (= ‘Apakah Aku suatu Allah yang dekat’, adalah ucapan dari Yehovah, ‘dan bukan suatu Allah yang jauh?’). 

n. Yer 51:56b (NIV): ‘For the LORD is a God of retribution; he will repay in full’ (= Karena TUHAN adalah suatu Allah pembalasan; Ia akan membalas / membayar kembali dengan penuh). 

NWT: “for Jehovah is a God of recompenses. Without fail he will repay” (= karena Yehovah adalah suatu Allah pembalasan. Tanpa gagal Ia akan membayar kembali). 

o. Daniel 2:28a,47b (KJV): ‘(28a) But there is a God in heaven that revealeth secrets, ... (47b) your God is a God of gods’ [= (28a) Tetapi ada suatu Allah di surga yang menyatakan rahasia-rahasia, ... (47b) Allahmu adalah suatu Allah dari allah-allah]. 

NWT: “(28a) However there exists a God in the heavens who is a Revealer of secrets, ... (47b) the God of you men is a God of gods” [= (28a) Tetapi ada suatu Allah di surga yang adalah seorang yang menyatakan rahasia-rahasia, ... (47b) Allahmu orang-orang adalah suatu Allah dari allah-allah]. 

p. Mikha 7:18 (KJV): ‘Who is a God like unto thee’ (= Siapa yang adalah suatu Allah seperti Engkau). 

NWT: “Who is a God like you, ...” (= Siapa yang adalah suatu Allah seperti Engkau, ...). 

q. 1Kor 14:33a (NIV): ‘For God is not a God of disorder but of peace’ (= Karena Allah bukanlah suatu Allah dari kekacauan tetapi dari damai). 

NWT: “For God is (a God) not of disorder, but of peace” [= Karena Allah adalah (suatu Allah) bukan dari ketidak-teraturan, tetapi dari damai]. 

Mengapa dari semua ini Saksi-Saksi Yehuwa tidak menyimpulkan bahwa Yehuwa / Allah bukanlah seorang pribadi? 

3. Kitab Suci dan juga Saksi-Saksi Yehuwa sering menyebut Allah sebagai ‘a Father’ (= seorang Bapa). 

· Psalm 68:5 (KJV): ‘A father of the fatherless, and a judge of the widows, is God in his holy habitation’ (= Seorang Bapa bagi anak yatim, dan seorang hakim bagi janda-janda, itulah Allah di tempat kediamanNya yang kudus). 

NWT: “A Father of fatherless boys and a judge of widows Is God in his holy dwelling” (= Seorang Bapa bagi anak-anak yang tak punya bapa dan seorang hakim bagi janda-janda Itulah Allah di tempat kediamanNya yang kudus). 

· Yer 31:9c (KJV): ‘for I am a father to Israel, and Ephraim is my firstborn’ (= karena Aku adalah seorang Bapa bagi Israel, dan Efraim adalah anak sulungKu). 

NWT: “a father” (= seorang bapa). 

· Mal 1:6a (KJV): ‘A son honoureth his father, and a servant his master: if then I be a father, where is mine honour? and if I be a master, where is my fear? saith the LORD of hosts’ (= seorang anak menghormati bapanya, dan seorang pelayan menghormati tuannya: jadi jika Aku adalah seorang Bapa, dimanakah hormatKu? dan jika Aku adalah tuan, dimanakah rasa takutKu? kata TUHAN semesta alam). 

NWT: “a father” (= seorang bapa). 

· 2Kor 6:18 (KJV): ‘And will be a Father unto you, and ye shall be my sons and daughters, saith the Lord Almighty’ (= Dan akan menjadi seorang Bapa bagimu, dan engkau akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan perempuan). 

NWT: “a father” (= seorang bapa). 

· Ibr 1:5 (KJV): ‘For unto which of the angels said he at any time, Thou art my Son, this day have I begotten thee? And again, I will be to him a Father, and he shall be to me a Son?’ (= Karena kepada yang mana dari malaikat-malaikat Ia pernah berkata: Engkau adalah AnakKu, hari ini Aku telah memperanakkan engkau? Dan lagi, Aku akan menjadi seorang Bapa baginya, dan ia akan menjadi seorang Anak bagiKu?). 

NWT: “And again: ‘I myself shall become his father, and he himself will become my son?’” (= Dan lagi: ‘Aku sendiri akan menjadi bapanya, dan ia sendiri akan menjadi anakku?’). 

Catatan: dalam bahasa aslinya semua kata ‘father’ ini tidak menggunakan definite article / kata sandang tertentu. 

Mengapa dari semua ini Saksi-Saksi Yehuwa tidak menyimpulkan bahwa Bapa itu bukanlah seorang pribadi? 

4. Kitab Suci dan juga Saksi-Saksi Yehuwa menyebut Yesus sebagai ‘a Son’ (= seorang Anak). 

Yesus adalah ‘Anak Allah’ dan orang-orang percaya maupun malaikat-malaikat juga disebut sebagai ‘anak Allah’ (Yoh 1:12 Ayub 1:6 2:1), tetapi untuk Yesus sering juga tidak digunakan definite article (= kata sandang tertentu), padahal Ia jelas adalah ‘Anak’ yang berbeda dari kita ataupun para malaikat. 

Contoh: 

Mat 4:3,6 Mat 8:29 Mat 14:33 dan banyak sekali ayat-ayat yang lain dimana kata ‘Son’ (= Anak) dalam bahasa Yunani tidak menggunakan definite article (= kata sandang tertentu), sehingga seharusnya Saksi-Saksi Yehuwa menterjemahkan ‘a Son’ (= seorang Anak). Dan memang dalam Mat 4:3,6 NWT menterjemahkan ‘a son of God’, tetapi dalam Mat 8:29 NWT menterjemahkan ‘Son of God’, dan dalam Mat 14:33 NWT menterjemahkan ‘God’s Son’. 

Contoh-contoh lain dimana Yesus disebut ‘a Son’. 

· Ibrani 1:5 (KJV): ‘For unto which of the angels said he at any time, Thou art my Son, this day have I begotten thee? And again, I will be to him a Father, and he shall be to me a Son?’ (= Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: Engkau adalah AnakKu, hari ini Aku telah memperanakkan Engkau? Dan lagi, Aku akan menjadi BapaNya, dan bagiKu Ia akan menjadi seorang Anak?). 

NWT: “And again: ‘I myself shall become his father, and he himself will become my son?’” (= Dan lagi: ‘Aku sendiri akan menjadi Bapanya, dan ia sendiri akan menjadi anakku?). 

· Ibrani 3:6 (KJV): ‘But Christ as a son over his own house; whose house are we, if we hold fast the confidence and the rejoicing of the hope firm unto the end’ (= Tetapi Kristus sebagai seorang anak atas rumahnya sendiri; rumahnya adalah kita, jika kita memegang teguh keyakinan dan sukacita tentang pengharapan sampai akhir). 

NWT: “but Christ was faithful as a Son over the house ...” (= tetapi Kristus adalah setia sebagai seorang Anak atas rumah ...). 

· Ibr 5:8 (KJV): ‘Though he were a Son, yet learned he obedience by the things which he suffered’ (= Sekalipun ia adalah seorang Anak, tetapi ia belajar ketaatan oleh hal-hal yang ia derita). 

NWT: “Although he was a Son, he learned ...” (= Sekalipun Ia adalah seorang Anak, ia belajar ...). 

Catatan: dalam bahasa Yunaninya semua kata-kata ‘Son’ ini tidak menggunakan definite article / kata sandang tertentu. 

Mengapa dari semua ini Saksi-Saksi Yehuwa tidak menafsirkan bahwa Yesus / Anak itu bukan pribadi? 

b) Beberapa rumus bahasa Yunani tentang penggunaan definite article (= kata sandang tertentu). 

1. Ada atau tidaknya kata sandang tertentu dalam bahasa Yunani tidak selalu sama dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris. 

Jadi, sering terjadi dimana kata Yunani yang mempunyai kata sandang tertentu, diterjemahkan ke bahasa Inggris tanpa kata sandang tertentu. Dan sebaliknya, kata Yunani yang tidak mempunyai kata sandang tertentu, kadang-kadang harus diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan menggunakan kata sandang tertentu. 

Dana & Mantey: “It is important to bear in mind that we cannot determine the English translation by the presence or absence of the article in Greek. Sometimes we should use the article in the English translation when it is not used in the Greek, and sometimes the idiomatic force of the Greek article may best be rendered by an anarthrous noun in English” (= Penting untuk diingat bahwa kita tidak bisa menentukan terjemahan bahasa Inggris dengan ada atau tidak adanya kata sandang dalam bahasa Yunaninya. Kadang-kadang kita harus menggunakan kata sandang dalam terjemahan bahasa Inggris pada waktu kata sandang itu tidak digunakan dalam bahasa Yunaninya, dan kadang-kadang kekuatan dari ungkapan dari kata sandang bahasa Yunani bisa diterjemahkan dengan paling baik oleh suatu kata benda yang tidak mempunyai kata sandang dalam bahasa Inggris) - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 150-151. 

2. Kalau suatu kata benda dalam bahasa Yunani mempunyai kata sandang tertentu, maka benda itu pasti tertentu; tetapi sebaliknya, kalau suatu kata benda tidak mempunyai kata sandang tertentu, maka bendanya bisa tertentu bisa tidak. 

Dana & Mantey mengutip kata-kata A. T. Robertson: “Whenever the article occurs the object is certainly definite. When it is not used the object may or may not be” (= Pada waktu kata sandang itu muncul, obyeknya pasti tertentu. Pada waktu kata sandang itu tidak digunakan, obyeknya bisa tertentu atau tidak tertentu) - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 137. 

3. Nama-nama, dan semua kata-kata benda yang merupakan obyek tunggal, seperti ‘kematian’, ‘kehidupan’, ‘dunia’, dsb. tidak membutuhkan kata sandang tertentu untuk menjadi tertentu. 

A. T. Robertson, dalam tafsirannya tentang 1Kor 3:22, mengatakan: “All the words in this verse and 23 are anarthrous, though not indefinite, but definite. ... Proper names do not need the article to be definite nor do words for single objects like ‘world,’ ‘life,’ ‘death.’” (= Semua kata-kata dalam ayat ini dan ayat 23 tidak mempunyai kata sandang tertentu, sekalipun bukannya tidak tertentu, tetapi tertentu. ... Nama-nama yang sungguh-sungguh tidak membutuhkan kata sandang tertentu supaya menjadi tertentu, dan demikian juga dengan obyek-obyek tunggal seperti ‘dunia’, ‘kehidupan’, ‘kematian’) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol IV, hal 100,101. 

Dana & Mantey: “Sometimes with a noun which the context proves to be definite the article is not used” (= Kadang-kadang dengan suatu kata benda yang kontextnya membuktikan sebagai tertentu, kata sandang tertentu tidak digunakan) - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 149. 

Kata-kata A. T. Robertson dan Dana & Mantey ini tentu juga bisa diterapkan untuk kata ‘Roh Kudus’, karena ‘Roh Kudus’ juga merupakan obyek tunggal! Jadi, kata ‘Roh Kudus’, sekalipun tidak menggunakan kata sandang tertentu, tetap tertentu. 

4. Definite article (= kata sandang tertentu) tak ada urusannya dengan kepribadian. Definite article (= kata sandang tertentu) itu, sesuai dengan namanya, berhubungan dengan ‘ke-tertentu-an’, bukan dengan ‘kepribadian’. 

Dana & Mantey: “The function of the article is to point out an object or to draw attention to it. Its use with a word makes the word stand out distinctly” [= Fungsi dari kata sandang (tertentu) adalah untuk menunjukkan suatu obyek atau untuk menarik perhatian kepada obyek itu. Penggunaannya dengan suatu kata membuat kata itu menonjol secara jelas] - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 137. 

Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa ngawur saja pada waktu mereka mengatakan bahwa tidak adanya definite article / kata sandang tertentu untuk ‘Roh Kudus’ menunjukkan ‘Tidak adanya tanda pengenal pribadi’. Juga pada waktu mereka berkata “ungkapan ‘roh kudus’ muncul dalam bahasa Yunani tanpa kata sandang, dengan demikian menunjukkan tidak adanya kepribadian”. 

Kalau definite article / kata sandang tertentu memang merupakan ‘tanda pengenal pribadi’, dan tidak adanya kata sandang tertentu menunjukkan tidak adanya kepribadian, maka: 

· kalau dalam Kitab Suci dikatakan ‘the way’ seperti dalam Yoh 14:6, maka kita harus menganggap ‘way’ (= jalan) sebagai seorang pribadi. 

· ayat-ayat yang menuliskan ‘Roh Kudus’ dengan definite article / kata sandang tertentu dan ayat-ayat yang menuliskan ‘Roh Kudus’ tanpa definite article / kata sandang tertentu akan bertentangan. 

c) Kata ‘Roh Kudus’ memang sering muncul tanpa definite article (= kata sandang tertentu). 

Salah satu ayat dimana hal itu terjadi adalah Yoh 20:22 - “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus”. 

Dan tentang ayat ini saya memberikan kutipan-kutipan dari beberapa penafsir di bawah ini. 

F. F. Bruce: “The absence of the definite article before ‘Holy Spirit’ here has led some commentators to suggest that it is not the personal Spirit that is in view here, but a spiritual gift or endowment. This is a precarious argument; the presence or absence of the article with PNEUMA (or PNEUMA HAGION, as here) is not an infallible criterion for distinguishing between the Giver and his gifts” [= Tidak adanya kata sandang tertentu sebelum ‘Roh Kudus’ di sini telah membimbing beberapa penafsir untuk mengusulkan bahwa bukan pribadi Roh yang dipersoalkan di sini, tetapi suatu karunia atau pemberian rohani. Ini merupakan suatu argumentasi yang berbahaya; hadir atau tidaknya kata sandang dengan PNEUMA (atau PNEUMA HAGION, seperti di sini) bukanlah suatu kriteria yang tak bisa salah untuk membedakan antara sang Pemberi dan karunia-karuniaNya] - hal 392. 

Pulpit Commentary: “yet Pneuma [Agion, with or without article, is ‘the Holy Spirit’ (cf. Rom. 8:4; Gal. 5:16)” [= tetapi Pneuma [Agion (PNEUMA HAGION), dengan atau tanpa kata sandang, adalah ‘sang Roh Kudus (dengan kata sandang)’ (bdk. Ro 8:4; Gal 5:16)] - hal 474. 

A. T. Robertson: “Note absence of article here ... No real distinction is to be observed, for Holy Spirit is treated as a proper name with or without the article” (= Perhatikan tidak adanya kata sandang di sini ... Tidak ada perbedaan yang sungguh-sungguh, karena ‘Roh Kudus’ diperlakukan sebagai suatu nama yang sebenarnya dengan atau tanpa kata sandang). 

d) Mat 22:43-44 vs Markus 12:36. 

Perhatikan komentar W. E. Vine tentang ada atau tidaknya definite article / kata sandang tertentu sebelum kata ‘Roh Kudus’. 

W. E. Vine: “The use or absence of the article in the original where the ‘Holy Spirit’ is spoken of cannot always be decided by grammatical rules, nor can the presence or absence of the article alone determine whether the reference is to the ‘Holy Spirit.’ Examples where the Person is meant when the article is absent are Matt. 22:43 (the article is used in Mark 12:36); Acts 4:25, RV (absent in some texts); 19:2,6; Rom. 14:17; 1 Cor. 2:4; Gal. 5:25 (twice); 1 Pet. 1:2. Sometimes the absence is to be accounted for by the fact that Pneuma (like Theos) is substantially a proper name, e. g., in John 7:39. As a general rule the article is present where the subject of the teaching is the Personality of the Holy Spirit, e. g., John 14:26, where He is spoken of in distinction from the Father and the Son. See also 15:26 and cf. Luke 3:22” [= Penggunaan atau absennya kata sandang dalam bahasa asli dimana kata ‘Roh Kudus’ dibicarakan tidak selalu dapat ditentukan oleh peraturan-peraturan tata bahasa, juga hadir atau absennya kata sandang saja tidak bisa menentukan apakah ini menunjuk kepada ‘Roh Kudus’. Contoh-contoh dimana sang Pribadi yang dimaksudkan pada waktu kata sandang itu tidak ada adalah Mat 22:43 (kata sandang digunakan dalam Mark 12:36); Kis 4:25, KJV (absen dalam beberapa text / manuscripts); 19:2,6; Ro 14:17; 1Kor 2:4; Gal 5:25 (2x); 1Pet 1:2. Kadang-kadang absennya kata sandang itu disebabkan oleh fakta bahwa PNEUMA (seperti THEOS) sebetulnya merupakan suatu nama yang sungguh-sungguh, misalnya dalam Yoh 7:39. Sebagai suatu peraturan yang umum kata sandang digunakan dimana subyek dari pengajaran adalah kepribadian dari Roh Kudus, misalnya, Yoh 14:26, dimana Ia dibicarakan dalam perbedaan dengan Bapa dan Anak. Lihat juga 15:26 dan bdk. Luk 3:22] - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 1076. 

Jelas bahwa Vine mengatakan bahwa ada atau tidaknya kata sandang tertentu tidak bisa terlalu dibedakan, dan salah satu alasannya adalah karena kata PNEUMA sering digunakan sebagai ‘proper name’ (= nama sungguh-sungguh). 

Tetapi yang menjadi penekanan saya dalam bagian ini adalah contoh ayat yang diberikan oleh Vine, yaitu pada bagian yang saya garis bawahi. Vine memberikan 2 ayat paralel, yang sama-sama membicarakan Roh Kudus, tetapi ayat yang satu menggunakan kata sandang tertentu dan yang lain tidak. 

Mat 22:43-44 - “(43) KataNya kepada mereka: ‘Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: (44) Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu”. 

Mark 12:36 - “Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu”. 

Kedua text dalam Matius dan Markus ini jelas paralel. Tetapi: 

· Matius menuliskan ‘Roh’, dalam bahasa Yunani e]n pneumati / EN PNEUMATI (= in Spirit / dalam Roh), tanpa definite article / kata sandang tertentu. 

· Markus menuliskan ‘Roh Kudus’, dalam bahasa Yunani e]n t& pneumati t& a[gi& / EN TO PNEUMATI TO HAGIO (= in the Holy Spirit / dalam sang Roh Kudus), dengan menggunakan definite article / kata sandang tertentu, baik untuk kata ‘Roh’ maupun untuk kata ‘Kudus’. 

Dari 2 text yang paralel, dimana yang satu menggunakan definite article / kata sandang tertentu sedangkan yang lain tidak menggunakannya, jelas bahwa ada atau tidaknya definite article / kata sandang tertentu sebelum kata ‘Roh’ atau ‘Roh Kudus’, tidak terlalu membawa perubahan arti, karena kalau hal itu menyebabkan perubahan arti, maka kedua text tersebut di atas akan bertentangan satu dengan yang lain. 

Jadi jelaslah bahwa ajaran Saksi Yehuwa yang membesar-besarkan ada atau tidaknya definite article / kata sandang tertentu, seperti yang juga mereka lakukan dalam pembahasan Yoh 1:1, adalah salah sama sekali! 

3) Roh Kudus turun dalam bentuk burung merpati dan lidah api (Mat 3:16 Kis 2:3-4), tidak pernah dalam bentuk manusia / pribadi. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Pada suatu peristiwa roh kudus muncul dalam bentuk seekor burung merpati. Pada kesempatan lain seperti lidah-lidah api - tidak pernah sebagai suatu pribadi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Alkitab berkata bahwa ketika Yesus dibaptis, roh kudus turun ke atasnya dalam bentuk seekor burung merpati, tidak dalam bentuk manusia. (Markus 1:10)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21. 

Bantahan: 

a) Alasan mengapa Roh Kudus turun dalam bentuk seperti seekor burung merpati. 

1. Roh Kudus turun dalam bentuk seperti burung merpati. 

Mat 3:16b - “dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya”. 

Mark 1:10b - “dan Roh seperti burung merpati turun ke atasNya”. 

Yoh 1:32 - “Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: ‘Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya”. 

Luk 3:22a - “dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atasNya”. 

Ini sebetulnya terjemahannya kurang, karena seharusnya ada kata Yunani w[j / HOS, yang artinya ‘like / as’ (= seperti). Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris di bawah ini. 

KJV: ‘And the Holy Ghost descended in a bodily shape like a dove upon him’ (= Dan Roh Kudus turun dalam bentuk jasmaniah seperti seekor burung merpati ke atasNya). 

RSV: ‘and the Holy Spirit descended upon him in bodily form, as a dove’ (= dan Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk jasmani, seperti seekor burung merpati). 

NIV: ‘and the Holy Spirit descended on him in bodily form like a dove’ (= dan Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk jasmaniah seperti seekor burung merpati). 

NASB: ‘and the Holy Spirit descended upon Him in bodily form like a dove’ (= dan Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk jasmaniah seperti seekor burung merpati). 

Matthew Henry (tentang Mat 3:16): “he descended on him like a dove; whether it was a real, living dove, or, as was usual in visions, the representation or similitude of a dove, is uncertain” (= Ia turun ke atasNya seperti seekor burung merpati; apakah itu burung merpati yang hidup, yang sungguh-sungguh, atau, seperti biasanya dalam penglihatan, gambaran atau kemiripan dengan seekor burung merpati, tidaklah pasti). 

A. T. Robertson: “It is not certain whether Matthew means that the Spirit of God took the form of a dove or came upon Jesus as a dove comes down. Either makes sense, but Luke (Luke 3:22) has it ‘in bodily form as a dove’ and that is probably the idea here. The dove in Christian art has been considered the symbol of the Holy Spirit” [= Tidak pasti apakah Matius memaksudkan bahwa Roh Allah mengambil bentuk dari seekor burung merpati atau datang ke atas Yesus seperti seekor burung merpati turun. Yang manapun masuk akal, tetapi Lukas (Luk 3:22) mengatakan ‘dalam bentuk jasmani seperti seekor burung merpati’ dan mungkin itulah gagasan / artinya di sini. Burung merpati dalam seni Kristen telah dianggap sebagai simbol dari Roh Kudus]. 

Yoh 1:32 - “Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: ‘Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya”. 

Calvin: “‘He saw the Spirit of God.’ ... how could John see the Holy Spirit? ...Though he is in himself invisible, yet he is spoken of as ‘beheld,’ when he exhibits any visible sign of his presence. John did not see the essence of the Spirit, which cannot be discerned by the senses of men; nor did he see his power, which is not beheld by human senses, but only by the understanding of faith: but he saw ‘the appearance of a dove,’ under which God showed the presence of his Spirit. It is a figure of speech, by which the sign is put for the thing signified, the name of a spiritual object being applied to the visible sign” (= ‘Ia melihat Roh Allah.’ ... bagaimana Yohanes bisa melihat Roh Kudus? ... Sekalipun Ia sendiri tak bisa dilihat, tetapi Ia dibicarakan sebagai ‘dilihat’, pada waktu Ia menunjukkan tanda yang bisa dilihat dari kehadiranNya. Yohanes tidak melihat hakekat dari Roh, yang tidak bisa dilihat oleh indera manusia; juga ia tidak melihat kuasaNya, yang tidak terlihat oleh indera manusia, tetapi hanya oleh pengertian iman: tetapi ia melihat ‘yang kelihatannya seperti burung merpati’, dengan mana Allah menunjukkan kehadiran RohNya. Ini adalah kiasan, dengan mana tandanya diberikan untuk hal yang digambarkan, nama dari suatu hal rohani diterapkan untuk tanda yang kelihatan). 

Catatan: dari kutipan dari buku-buku Saksi Yehuwa di atas terlihat bahwa berulang kali mereka mengatakan bahwa ‘roh kudus’ adalah ‘tenaga aktif yang tak terlihat dari Allah’! Jadi, mereka tidak mungkin menganggap burung merpati ini betul-betul sebagai ‘roh kudus’, karena burung merpati itu terlihat! 

2. Mengapa harus dalam bentuk seperti burung merpati, dan mengapa bukan dalam bentuk manusia atau burung elang / rajawali, atau dalam bentuk lain, seperti api dsb? 

a. Untuk menyesuaikan dengan gambaran penciptaan. 

Matthew Henry (tentang Mat 3:16): “In the beginning of the old world, the Spirit of God moved upon the face of the waters (Gen. 1:2), hovered as a bird upon the nest. So here, in the beginning of this new world, Christ, as God, needed not to receive the Holy Ghost, but it was foretold that the Spirit of the Lord should rest upon him (Isa. 11:2; 61:1), and here he did so” [= Pada permulaan dari dunia yang lama, Roh Allah bergerak di atas permukaan air (Kej 1:2), melayang-layang seperti seekor burung di atas sarangnya. Demikian pula di sini, pada permulaan dari dunia yang baru ini, Kristus, sebagai Allah, (sekalipun seharusnya) tidak perlu menerima Roh Kudus, tetapi telah diberitahukan lebih dulu bahwa Roh Tuhan harus ada padaNya (Yes 11:2; 61:1), dan di sini Ia berbuat demikian]. 

Tetapi kata-kata Matthew Henry ini tak menjelaskan mengapa harus burung merpati, dan bukan burung yang lain. 

b. Untuk menunjukkan kelembutan dan kasih Kristus (ingat, di sini Roh Kudus turun ke atas Yesus. Yang ditekankan adalah Yesusnya, bukan Roh Kudusnya). 

Calvin: “The second question is, why did the Holy Spirit appear in the shape of a ‘dove,’ rather than in that of ‘fire’? The answer depends on the analogy, or resemblance between the gure (figure?) and the thing represented. We know what the prophet Isaiah ascribes to Christ. ‘He shall not cry, nor lift up, nor cause his voice to be heard in the street. A bruised reed shall he not break, and the smoking flax shall he not quench,’ (Isaiah 42:2, 3.) On account of this mildness of Christ, by which he kindly and gently called, and every day invites, sinners to the hope of salvation, ‘the Holy Spirit descended upon him in the appearance of a dove.’ And in this symbol has been held out to us an eminent token of the sweetest consolation, that we may not fear to approach to Christ, who meets us, not in the formidable power of the Spirit, but clothed with gentle and lovely grace” [= Pertanyaan yang kedua adalah, mengapa Roh Kudus muncul / kelihatan dalam bentuk dari ‘seekor burung merpati’, dan bukannya dalam bentuk ‘api’? Jawabannya tergantung pada analoginya, atau kemiripan antara bentuk / gambar dengan hal yang digambarkannya. Kita tahu apa yang dikatakan nabi Yesaya tentang Kristus. ‘Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya’, (Yes 42:2,3). Karena kelembutan Kristus, dengan mana Ia dengan baik dan lembut memanggil, dan setiap hari mengundang, orang-orang berdosa kepada pengharapan keselamatan, ‘Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk dari seekor burung merpati’. Dan dalam simbol ini telah ditawarkan kepada kita suatu tanda yang menyolok dari penghiburan yang termanis, bahwa kita boleh tanpa takut mendekat kepada Kristus, yang menemui kita, bukan dalam kuasa Roh yang hebat, tetapi dipakaiani dengan kasih karunia yang lembut dan penuh kasih]. 

c. Untuk menunjukkan ketidak-bersalahan, tak membahayakan, tak suka menyerang / bertengkar. 

Matthew Henry (tentang Mat 3:16): “the Spirit of Christ is a dove-like spirit; not like a silly dove, without heart (Hos. 7:11), but like an innocent dove, without gall. The Spirit descended, not in the shape of an eagle, which is, though a royal bird, yet a bird of prey, but in the shape of a dove, than which no creature is more harmless and inoffensive. Such was the Spirit of Christ: He shall not strive, nor cry” [= Roh Kristus adalah Roh yang seperti burung merpati; bukan seperti seekor burung merpati yang tolol, tanpa hati (Hos 7:11), tetapi seperti seekor burung merpati yang tidak bersalah, tanpa empedu / kepahitan / kekurangajaran. Roh turun, bukan dalam bentuk seekor burung elang / rajawali, yang sekalipun merupakan raja burung tetapi adalah seekor burung pemangsa, tetapi dalam bentuk seekor burung merpati, yang merupakan makhluk yang paling tak membahayakan dan tak suka menyerang. Demikianlah Roh Kristus; Ia tidak akan bertengkar / berkelahi, ataupun berteriak]. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 3:16): “The dove, among the Jews, was the symbol of purity of heart, harmlessness, and gentleness, Matt. 10:16; ... The form chosen here was doubtless an emblem of the innocence, meekness, and tenderness of the Saviour” (= Burung merpati, di antara orang-orang Yahudi, adalah simbol dari kemurnian, ketidak-berbahayaan, dan kelembutan, Mat 10:16; ... Bentuk yang dipilih di sini tak diragukan merupakan simbol dari ketidak-bersalahan, kelembutan dan kehalusan dari sang Juruselamat). 

Matius 10:16 - “‘Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. 

KJV: ‘harmless’ (= tak berbahaya). 

RSV/NIV/NASB: ‘innocent’ (= tak bersalah). 

Tetapi A. T. Robertson mengatakan bahwa arti kata yang sebenarnya adalah ‘unmixed’ (= tak bercampur). Dengan demikian, ‘tulus’ tetap merupakan terjemahan yang memungkinkan. 

b) Alasan mengapa Roh Kudus muncul dalam bentuk seperti api / lidah api. 

1. Roh Kudus menyatakan / menampakkan diri dalam lidah-lidah seperti nyala api. 

Kis 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”. 

2. Mengapa Roh Kudus menyatakan / menampakkan diri dalam lidah-lidah seperti nyala api? 

a. Untuk menggenapi kata-kata Yohanes Pembaptis bahwa Kristus akan membaptis dengan api, dan ini diartikan memurnikan / menyucikan. 

Matthew Henry: “the sign given was fire, that John Baptist’s saying concerning Christ might be fulfilled, He shall baptize you with the Holy Ghost and with fire; with the Holy Ghost as with fire. ... The Spirit, like fire, melts the heart, separates and burns up the dross, and kindles pious and devout affections in the soul, in which, as in the fire upon the altar, the spiritual sacrifices are offered up. This is that fire which Christ came to send upon the earth. Lu. 12:49.” (= tanda yang diberikan adalah api, supaya kata-kata Yohanes Pembaptis mengenai Kristus bisa digenapi, ‘Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api’; dengan Roh Kudus seperti dengan api. ... Roh, seperti api, melelehkan hati, memisahkan dan membakar kotoran / sampah, dan menyalakan perasaan-perasaan yang saleh dan sungguh-sungguh dalam jiwa, dalam mana, seperti dalam api di atas mezbah, korban-korban rohani dipersembahkan. Inilah api yang Kristus datang untuk mengirimkannya ke bumi. Luk 12:49). 

Tetapi ada bantahan tentang pandangan di atas ini. 

Wycliffe Bible Commentary: “What was seen was not actually tongues of fire but tongues like fire. ... Many understand this to be the fulfillment of John’s promise of baptism with fire (Lk 3:16). However, no fire was present at Pentecost but something like fire; and the context in the Gospel suggests that the baptism of fire is the judgment of those who reject Messiah - the burning of the chaff with unquenchable fire” (= Apa yang terlihat bukanlah betul-betul lidah-lidah api tetapi lidah-lidah seperti api. ... Banyak orang yang memahami ini sebagai penggenapan dari janji Yohanes tentang baptisan api (Luk 3:16). Tetapi tidak ada api yang hadir pada Pentakosta tetapi sesuatu seperti api; dan kontext dalam Injil memberikan kesan bahwa baptisan api adalah penghakiman dari mereka yang menolak Mesias - pembakaran sekam dengan api yang tak terpadamkan). 

b. Karena api merupakan simbol yang paling menyolok tentang keilahian. 

Barnes’ Notes: “The appearance of fire, or flame, has always been regarded as a most striking emblem of the Divinity. Thus, Exo. 3:2-3, God is said to have manifested himself to Moses in a bush which was burning, yet not consumed. Thus, Exo. 19:16-20, God descended on Mount Sinai in the midst of thunders, and lightnings, and smoke, and fire, striking emblems of his presence and power. See also Gen. 15:17. Thus, Deut. 4:24, God is said to be ‘a consuming fire.’ Compare Heb. 12:29. See Ezek. 1:4; Ps. 18:12-14” (= Penampilan api, atau nyala api, telah selalu dianggap sebagai simbol yang paling menyolok tentang keilahian. Karena itu, dalam Kel 3:2-3 Allah dikatakan telah menyatakan diriNya kepada Musa dalam semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar. Karena itu, dalam Kel 19:16-20 Allah turun di gunung Sinai di tengah-tengah guruh, dan kilat, dan asap, dan api, simbol-simbol yang menyolok dari kehadiran dan kuasaNya. Lihat juga Kej 15:17. Karena itu, dalam Ul 4:24 Allah dikatakan sebagai ‘api yang menghanguskan’. Bandingkan dengan Ibr 12:29. Lihat Yeh 1:4; Maz 18:13-15). 

A. T. Robertson: “each separate tongue looked like fire, not real fire, but looking LIKE fire. ... ‘Fire had always been, with the Jews, the symbol of the Divine presence (cf. Exo. 3:2; Deut. 5:4). No symbol could be more fitting to express the Spirit’s purifying energy and refining energy’ (Furneaux)” [= setiap lidah kelihatan seperti api, bukan betul-betul api, tetapi kelihatan seperti api. ... ‘Bagi orang-orang Yahudi, api telah selalu merupakan simbol dari kehadiran ilahi (bdk. Kel 3:2; Ul 5:4). Tidak ada simbol yang bisa lebih cocok untuk menyatakan tenaga Roh yang memurnikan dan membersihkan (Furneaux)]. 

c. Karena api menunjukkan penghakiman dan penghukuman. 

Darby: “On Jesus the Holy Ghost descended in the shape of a dove, because He was not to make His voice heard in the streets, nor break the bruised reed, nor quench the smoking flax. But here it was the power of God in testimony, the word; which was like consuming fire, judging all that came before it” (= Pada Yesus, Roh Kudus turun dalam bentuk seekor burung merpati, karena Ia tidak menyaringkan suaraNya di jalan, ataupun mematahkan buluh yang terkulai, ataupun memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Tetapi di sini itu adalah kuasa Allah dalam kesaksian, firman; yang seperti api yang menghanguskan, menghakimi semua yang datang di hadapannya). 

c) Baik Bapa maupun Yesus juga digambarkan sebagai burung / unggas, api, dan hal-hal lain yang bukan pribadi. 

Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa hanya mempersoalkan turunnya Roh Kudus dalam bentuk seperti burung merpati ini dan lalu mengatakan Roh Kudus bukan pribadi? Bagaimana dengan ayat yang menggambarkan YAHWEH / Bapa dan Yesus sebagai burung rajawali / induk ayam? 

· Kel 19:4 - “Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepadaKu”. 

· Ul 32:11-12 - “(11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, (12) demikianlah TUHAN (YAHWEH) sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia”. 

· Mat 23:37 - “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”. 

Bagaimana dengan ayat yang menunjukkan bahwa Yahweh digambarkan sebagai api, seperti dalam: 

¨ Kel 3:2 - “Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api”. 

¨ Kel 13:21 - “TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam”. 

¨ Kel 19:18 - “Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat”. 

¨ Kel 24:17 - “Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel”. 

¨ Kel 40:34-38 - “(34) Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, (35) sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. (36) Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah. (37) Tetapi jika awan itu tidak naik, maka merekapun tidak berangkat sampai hari awan itu naik. (38) Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah”. 

¨ Ul 4:12,15 - “(12) Lalu berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara. ... (15) Hati-hatilah sekali - sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api -”. 

¨ Ibr 12:29 - “Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan”. 

d) Malaikat-malaikat juga digambarkan sebagai badai dan api, tetapi mereka toh adalah pribadi-pribadi. 

Ibr 1:7 - “Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: ‘Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadi badai dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api.’”. 

e) Mengapa Roh Kudus tak pernah menampakkan diriNya dalam bentuk manusia / malaikat? 

Ada yang mengatakan bahwa Roh Kudus tak pernah menampakkan diri dalam bentuk manusia karena hanya Anak Allah / Yesuslah yang boleh menampakkan diri dalam bentuk manusia (dalam Perjanjian Lama), karena Anak Allah ini nantinya memang akan berinkarnasi menjadi manusia. 

Matthew Henry (tentang Mat 3:16): “If there must be a bodily shape (Lu. 3:22), it must not be that of a man, for the being seen in fashion as a man was peculiar to the second person” [= Jika di sana harus ada bentuk jasmaniah (Luk 3:22), itu tidak boleh dalam bentuk jasmaniah seorang manusia, karena terlihatnya (Allah) dalam bentuk manusia merupakan sesuatu yang khas bagi Pribadi yang kedua]. 

Saya tidak setuju dengan pandangan ini, karena tidak semua pemunculan Allah dalam bentuk manusia dalam Perjanjian Lama selalu menunjuk kepada Anak Allah / Yesus. Dalam Daniel 7:9 jelas yang digambarkan sebagai manusia itu adalah Allah Bapa. 

Daniel 7:9 - “Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaianNya putih seperti salju dan rambutNya bersih seperti bulu domba; kursiNya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar”. 

Yang disebut dengan istilah ‘Yang Lanjut UsiaNya’ ini tidak mungkin adalah Yesus / Anak Allah, karena dalam Daniel 7:13 dikatakan: “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapanNya”. 

Yang disebut ‘seorang seperti anak manusia’ itu pasti adalah Yesus, jadi yang disebut ‘Yang Lanjut UsiaNya’ itu pasti bukan Yesus tetapi Allah Bapa. 

Adam Clarke: “‘The Ancient of days.’ God Almighty; and this is the only place in the sacred writings where God the Father is represented in a human form” (= ‘Yang Lanjut UsiaNya’. Allah Yang Mahakuasa; dan ini adalah satu-satunya tempat dalam tulisan-tulisan kudus dimana Allah Bapa digambarkan dalam bentuk manusia). 

Jadi, jawaban saya adalah: 

1. Roh Kudus boleh memunculkan diriNya dalam bentuk apapun yang menurutNya baik. 

Tidak ada keharusan bagi Roh Kudus untuk menampakkan diri dalam bentuk apapun. Sekalipun Roh Kudus adalah seorang pribadi, tidak ada keharusan bahwa Ia menampakkan diri dalam bentuk seorang manusia / pribadi, bahkan tidak ada keharusan bahwa Ia pernah menampakkan diri dalam bentuk seorang manusia / pribadi. 

Pertanyaan yang ingin saya berikan kepada Saksi-Saksi Yehuwa adalah: siapa yang memberikan rumus bahwa seorang pribadi harus pernah digambarkan dalam bentuk manusia / pribadi, atau harus pernah menampakkan diri dalam bentuk seorang pribadi? Bisakah mereka menunjukkan dasar Kitab Suci dari mana rumus tersebut diambil? 

Illustrasi: Kalau saya bertemu dengan seseorang yang bodoh, malas, dan rakus, maka saya akan menggambarkan orang itu sebagai keledai atau kerbau (karena bodoh), sebagai babi (karena malas dan rakus). Penggambaran yang saya berikan tujuannya hanya menyatakan hal-hal tertentu tentang dia. Sekalipun ia adalah seorang manusia / pribadi, saya tidak harus menggambarkan dia sebagai seorang manusia / pribadi. 

2. Allah tidak selalu mengajar tentang diriNya dengan suatu pemunculan / penampakan; Ia bisa mengajar tentang diriNya dengan ajaran-ajaran biasa / firmanNya. 

Allah / Roh Kudus memang bisa mengajar sesuatu tentang diriNya dengan memunculkan diriNya dalam suatu bentuk, dengan mana Ia ingin mengajar kita suatu hal tentang diriNya. 

Mungkin Saksi-Saksi Yehuwa menjawab dengan mengatakan: ‘Kalau Roh Kudus adalah seorang pribadi, dan Ia ingin mengajarkan hal ini kepada kita, lalu mengapa Ia tidak pernah menunculkan diri dalam bentuk seorang manusia / pribadi?’. 

Saya menjawab: Allah tidak harus mengajar kita melalui pemunculan diriNya. Ia bisa mengajar kita melalui pengajaran-pengajaran. Jadi, sekalipun Roh Kudus adalah seorang pribadi, Ia tidak harus pernah memunculkan diriNya dalam bentuk seorang manusia / pribadi untuk mengajarkan hal itu. Tetapi Ia mengajarkan hal itu melalui Kitab Suci, yang secara jelas memberikan ajaran-ajaran yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi. 

4) Kitab Suci mengatakan tentang adanya orang-orang yang ‘dipenuhi’, ‘dibaptis’, ‘diurapi’ dengan Roh Kudus, dan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: 

· “roh suci dikatakan ‘memenuhi’ orang-orang; mereka dapat ‘dibaptis,’ dan ‘diurapi’ dengannya. (Luk 1:41; Mat 3:11; Kis 10:38) Satu pun dari pernyataan-pernyataan ini tidak akan cocok andai kata roh suci adalah suatu pribadi” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 319. 

· “Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Yesus akan membaptiskan dengan roh suci, sebagaimana Yohanes membaptiskan dengan air. Jadi, sama seperti air bukan suatu pribadi, roh suci juga bukan suatu pribadi. (Matius 3:11) ... Apakah mereka ‘dipenuhi;’ dengan suatu pribadi? Tidak, tetapi mereka penuh dengan tenaga aktif Allah” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 40. 

· “Bagaimana mungkin roh suci itu suatu pribadi, jika kira-kira 120 murid dipenuhi dengannya pada waktu yang sama?” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 40. 

Bantahan: 

a) Ini omongan yang sama sekali tidak beralasan. 

Berdasarkan ayat Kitab Suci mana Saksi-Saksi Yehuwa bisa mengatakan bahwa pribadi Allah tidak mungkin bisa ‘memenuhi’ atau ‘mengurapi’ orang-orang? Juga berdasarkan ayat Kitab Suci mana Saksi-Saksi Yehuwa bisa mengatakan bahwa orang-orang tak bisa ‘dibaptis dengan’ seorang pribadi Allah? Kalau yang dibicarakan adalah seorang pribadi yang tidak maha ada, maka apa yang dikatakan Saksi-Saksi Yehuwa ini mungkin bisa dibenarkan. Tetapi kalau yang dibicarakan adalah Roh Kudus, pribadi yang maha ada, maka semua yang mereka katakan ini tidak berdasar. 

b) Istilah ‘dibaptis dengan Roh Kudus’. 

1. Arti istilah ini. 

Istilah ini menunjukkan bahwa orangnya ‘menerima / mendapatkan Roh Kudus’. Arti ini bisa didapatkan dengan membandingkan janji Yesus / Bapa dalam Kis 1:5 dengan penggenapan janji itu dalam Kis 2:1-4 (peristiwa Pentakosta). 

Kis 1:5 - “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.’”. 

Kis 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”. 

2. Mengapa digunakan istilah ini? 

Istilah ini digunakan dalam arti kiasan. Mengapa digunakan istilah ini? Untuk jelasnya baca penjelasan di bawah sambil memperhatikan bagan ini. 

baptisan ® tanda lahiriah pertama 

penerimaan Roh Kudus ® realita rohani pertama 

‘Baptisan Roh Kudus’ 

Karena baptisan merupakan tanda lahiriah pertama pada saat seseorang percaya kepada Yesus, sedangkan penerimaan Roh Kudus merupakan realita rohani pertama pada saat seseorang percaya kepada Yesus. Karena itulah maka digunakan istilah ‘Baptisan Roh Kudus’. 

Dan karena yang pertama adalah tanda lahiriah, sedangkan yang kedua adalah realita rohani, maka sangat tidak beralasan untuk mengatakan bahwa karena air itu tidak berpribadi, maka Roh Kudus juga tidak berpribadi. Sama halnya dengan roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus yang sekalipun bukan pribadi-pribadi, tidak menunjukkan bahwa Kristusnya bukan pribadi. 

Juga, karena istilah ‘baptisan Roh Kudus’ adalah suatu kiasan, yang artinya adalah ‘penerimaan Roh Kudus’, maka tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa seseorang tidak mungkin dibaptis dengan Roh Kudus kalau Roh Kudus adalah seorang pribadi. 

c) Suatu pribadi pasti tidak bisa memenuhi banyak orang sekaligus? 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa karena Roh Kudus bisa memenuhi 120 orang pada saat yang sama, maka Ia pasti bukan suatu pribadi. Ini betul-betul bodoh, karena dengan kepercayaan seperti itu, mereka juga harus percaya bahwa baik Yesus maupun Bapa, bukanlah pribadi-pribadi, karena Yoh 14:23 menyatakan bahwa Bapa dan Yesus akan datang dan tinggal bersama dengan orang-orang yang percaya! 

Yoh 14:23 - “Jawab Yesus: ‘Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”. 

Juga bagaimana dengan janji Yesus bahwa: 

· Ia akan hadir dimana 2 atau 3 orang berkumpul dalam namaNya? 

Mat 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”. 

· Ia akan menyertai orang-orang yang memberitakan Injil sampai akhir jaman? 

Mat 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”. 

Apakah karena Yesus melakukan hal itu, Ia bukan seorang pribadi? 

Kalau Yesus dan Bapa, yang jelas adalah pribadi-pribadi, bisa tinggal / diam di dalam diri orang-orang percaya (Yoh 14:23), dan bisa hadir dalam setiap persekutuan orang-orang percaya (Mat 18:20), dan bisa menyertai setiap orang kristen yang memberitakan Injil (Mat 28:20), lalu mengapa Roh Kudus tidak bisa? Rupanya Saksi-Saksi Yehuwa lupa, atau sengaja melupakan, bahwa kekristenan mempercayai Roh Kudus sebagai Allah, yang jelas mempunyai sifat maha ada, sehingga sekalipun Ia adalah seorang pribadi, Ia dapat dan memang memenuhi semua orang yang percaya, dan bahkan Ia dapat dan memang memenuhi semua tempat / seluruh alam semesta! 

Bdk. Maz 139:7-10 - “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”. 

Text Kitab Suci ini jelas menunjukkan ke-maha-adaan Roh Kudus! 

d) Arti dari istilah ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’. 

Istilah ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’ muncul berulang-ulang dalam Kitab Suci. Dari istilah / ungkapan ini jangan menyimpulkan bahwa seseorang bisa menerima sebagian dari Roh Kudus, sedangkan orang yang lain menerima sebagian yang lebih besar dari Roh Kudus, dan sebagainya. Lalu apa artinya? Pada saat seseorang percaya kepada Yesus, ia menerima Roh Kudus, artinya seluruh Roh Kudus (Yoh 7:38-39 Kis 2:38 Ef 1:13). Ini hanya terjadi paling banyak satu kali dalam kehidupan seseorang, karena sekali Roh Kudus itu masuk ke dalam diri kita, Ia pasti tidak akan keluar lagi (Yoh 14:16 Ibr 13:5). Sekarang boleh dikatakan Roh Kudus itu menjadi tamu dalam kehidupannya. Makin ia mengijinkan tamu itu berkuasa dalam hidupnya dan memimpin seluruh hidupnya, makin ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Dan sebaliknya, makin ia membatasi tamu tersebut, dan makin ia hidup sekehendaknya sendiri, maka makin ia tidak dipenuhi oleh Roh Kudus! Jadi, berbeda dengan baptisan / penerimaan Roh Kudus yang hanya bisa terjadi satu kali saja, maka kepenuhan Roh Kudus bisa mengalami pasang surut, dan bisa terjadi berkali-kali dalam hidup kita. Karena itu pada waktu Paulus memerintahkan supaya kita dipenuhi dengan Roh Kudus (Ef 5:18b - “hendaklah kamu penuh dengan Roh”), dalam bahasa Yunaninya ia menggunakan bentuk present imperative (= kata perintah bentuk present). Dalam bahasa Yunani ada 2 macam kata perintah: 

· Kata perintah bentuk lampau (aorist imperative). Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan satu kali saja. Contoh: 

* kata ‘percayalah’ dalam Kis 16:31. 

* kata ‘bertobatlah’ (artinya, percayalah kepada Yesus) dan ‘hendaklah kamu memberi dirimu dibaptis’ dalam Kis 2:38. 

· Kata perintah bentuk present. Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan terus menerus. Contohnya adalah perintah untuk dipenuhi oleh Roh Kudus dalam Ef 5:18b ini! Jadi, kita harus terus menerus berusaha untuk menyangkal keinginan kita sendiri, membuang segala dosa, dan mengijinkan Roh Kudus berkuasa dan memimpin dan bahkan menjadi Raja dalam kehidupan kita. Dengan demikian kita akan terus menerus dipenuhi olehNya. 

e) Kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa istilah / ungkapan ‘diurapi dengan Roh Kudus’ menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan ‘pribadi’ tetapi hanya ‘kuasa Allah’, bagaimana mereka menafsirkan Kis 10:38? 

Kis 10:38 - “yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia”. 

Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus diurapi baik dengan ‘Roh Kudus’ maupun dengan ‘kuat kuasa’, dan karena itu jelas membedakan ‘Roh Kudus’ dengan ‘kuat kuasa’ / ‘kuasa Allah’. 

Catatan: saya tidak tahu mengapa Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘kuat kuasa’. Kata Yunani yang digunakan adalah DUNAMIS (hanya satu kata), dan artinya adalah ‘kuasa’ / ‘kekuatan’. 

5) Bapa dan Anak mempunyai nama, sedangkan Roh Kudus tidak, dan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “Alkitab memberitahu kita nama pribadi dari Bapa - Yehuwa. Kita diberitahu bahwa sang Anak adalah Yesus Kristus. Namun dalam Alkitab roh suci tidak pernah mendapat nama pribadi” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 394. 

Bantahan: 

a) Nama Bapa memang adalah ‘Yahweh’ / ‘Yehovah’, tetapi apakah nama Anak adalah ‘Yesus Kristus’? Ingat bahwa nama ‘Yesus’ baru diberikan dalam Mat 1:21-25, dan dalam Perjanjian Lama, sekalipun jelas Anak itu sudah ada, tetapi Ia tidak pernah disebut dengan nama ‘Yesus’! Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Sedangkan nama ‘Yesus’ adalah nama yang diberikan kepada ‘manusia Yesus’, bukan kepada Anak Allah / Allah Anak! Dan manusia Yesus itu baru ada sejak dikandung oleh Maria. 

Encyclopedia Britannica 2000: 

“In the most precise language, the term “Jesus” was reserved for the earthly career of the Lord” [= Dalam bahasa yang paling tepat, istilah ‘Yesus’ disediakan untuk karir duniawi dari Tuhan (Yesus)]. 

b) Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. 

Dalam ayat ini terlihat bahwa ada nama untuk Bapa, Anak, dan Roh Kudus! Tetapi ada sesuatu yang aneh di sini, yaitu bahwa sekalipun disebutkan 3 pribadi, yaitu ‘Bapa, Anak, dan Roh Kudus’, tetapi kata ‘nama’ ada dalam bentuk tunggal (karena itu ini merupakan salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal). Karena itu dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘name’, bukan ‘names’. Lalu siapa ‘nama’ Mereka? Jelas nama Mereka adalah ‘Yahweh’. Jadi, nama ‘Yahweh’ ini berlaku untuk: 

· Bapa (Kel 3:15 Maz 83:19). 

· Anak (Yer 23:5-6). 

· Roh Kudus. 

Dengan membandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7; juga Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34; maka akan terlihat bahwa Roh Kudus adalah Yahweh sendiri. 

Perbandingan ini tidak saya berikan di sini, tetapi akan saya tunjukkan dengan jelas di bawah, pada bagian tentang bukti-bukti bahwa Roh Kudus adalah Allah. 

Bdk. Zakh 14:9 - “Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan namaNya satu-satunya”. 

Terjemahan Kitab Suci Indonesia seperti NIV dan NASB, tetapi KJV dan RSV menterjemahkan secara berbeda. 

KJV: ‘And the LORD shall be king over all the earth: in that day shall there be one LORD, and his name one’ (= Dan TUHAN akan menjadi raja atas seluruh bumi: pada saat itu di sana akan ada satu TUHAN, dan namaNya satu). 

RSV: ‘And the LORD will become king over all the earth; on that day the LORD will be one and his name one’ (= Dan TUHAN akan menjadi raja atas seluruh bumi; pada hari itu TUHAN akan adalah satu dan namaNya satu). 

NWT/TDB: ‘and his name one’ (= ‘dan namanya satu’). 

Kalau ini merupakan terjemahan yang benar, ini menunjukkan bahwa 3 pribadi dalam diri Allah itu mempunyai hanya satu nama yaitu Yahweh. 

6) Dalam Mat 3:11, Roh Kudus disejajarkan dengan air dan api, sedangkan air dan api bukanlah seseorang yang berpribadi. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “... penggunaan umum dari kata ‘roh kudus’ dalam Alkitab dengan cara yang tidak menunjukkannya sebagai suatu pribadi, seperti pada waktu menyejajarkannya dengan air dan api. (Matius 3:11; Markus 1:8)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22. 
Bantahan: 

a) ‘Roh Kudus’ dan ‘air’. 

Apakah Mat 3:11 menyejajarkan ‘Roh Kudus’ dengan ‘air’? Coba kita baca Mat 3:11 itu. 

Mat 3:11 - “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”. 

Jelas bahwa Mat 3:11 bukanlah suatu penyejajaran! Seba­liknya, Mat 3:11 justru mengkontraskan ‘baptisan Roh Kudus’ (yang dilakukan oleh Yesus) dengan ‘baptisan air’ (yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis)! Bahwa ini memang merupakan suatu pengkontrasan, terlihat dengan jelas dari adanya kata ‘tetapi’. 

b) ‘Roh Kudus’ dan ‘api’. 

‘Baptisan Roh Kudus’ menunjukkan ‘penerimaan Roh Kudus’. Ini sudah saya jelaskan di atas. Sedangkan istilah ‘baptisan api’ memungkinkan 2 macam arti: 

1. Ada yang mengartikan baptisan api sebagai penyucian. 

Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes Pembaptis hanya bisa membaptis dengan air, tetapi Yesus bisa memberi Roh Kudus dan menyucikan. 

2. Ada yang mengartikan baptisan api sebagai hukuman. 

Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes hanya membaptis dengan air, dan ia tidak bisa membedakan orang-orang yang ia baptis. Tetapi Yesus bisa membedakan. Orang yang percaya / yang bertobat sungguh-sungguh Ia baptis dengan Roh Kudus (arti­nya: Ia beri Roh Kudus), sedangkan orang yang tidak percaya / tidak bertobat dengan sungguh-sungguh Ia baptis dengan api (artinya: Ia hukum). 

Saya berpendapat bahwa arti ini lebih cocok dengan kontexnya. Baca Mat 3:10 dan Mat 3:12, dimana api jelas menunjuk pada hukuman. 

Mat 3:10-12 - “(10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (12) Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan.’”. 

Yang manapun arti yang saudara ambil, ayat ini tetap tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi! 

7) Roh Kudus dimasukkan dalam daftar sifat-sifat (2Kor 6:6). 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “... dalam 2Korintus 6:6 roh kudus dimasukkan di antara sejumlah sifat. Pernyataan-pernyataan seperti itu tidak akan digunakan jika roh kudus benar-benar suatu pribadi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22. 
Bantahan: 

a) 2Kor 6:6 tidak meletakkan Roh Kudus dalam daftar sifat-sifat, karena ayat itu memang bukan daftar sifat! 

Untuk lebih jelasnya, perhatikan 2Kor 6:6 di sini: “... dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik”. 

Perhatikan bahwa di situ ada kata ‘pengetahuan’ yang jelas juga bukan merupakan sifat. Karena itu jelas bahwa ayat ini bukan daftar sifat! 

Catatan: Kalau saudara mau lebih jelas lagi, bacalah dalam Kitab Suci mulai 2Kor 6:4 sampai 2Kor 6:7, maka saudara akan menjumpai lagi hal yang bukan merupakan sifat! 

2Kor 6:4-7 - “(4) Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, (5) dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga [NIV: ‘sleepless nights’ (= malam-malam tanpa tidur)] dan berpuasa [NIV: ‘hunger’ (= lapar)]; (6) dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati [NIV: ‘kindness’ (= kebaikan)]; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; (7) dalam pemberitaan kebenaran [NASB/Lit: ‘in the word of truth’ (= dalam firman kebenaran)] dan kekuasaan Allah [NASB/Lit: ‘in the power of God’ (= dalam kuasa Allah)] ; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela”. 

Perhatikan khususnya ay 7, yang jelas sama sekali bukan sifat. 

b) Apa arti dari text ini? 

Matthew Henry: “Their constant aim and endeavor in all things to approve themselves faithful, as became the ministers of God, v. 4” (= Tujuan tetap dan usaha mereka dalam segala sesuatu untuk membuktikan diri mereka sebagai setia, sebagaimana pantasnya pelayan-pelayan Allah, ay 4). 

1. Ay 4-5 menunjukkan bahwa dalam berbagai-bagai penderitaan Paulus berusaha untuk tetap setia dan sabar. 

2. Ay 6-7 menunjukkan bahwa Paulus berusaha selalu bertindak berdasarkan prinsip-prinsip yang benar, yaitu: 

· hati yang murni, yang jelas merupakan sesuatu yang penting untuk kesalehan. 

· pengetahuan, yang juga penting, karena tanpa ini maka semangat akan menjadi kegilaan. 

· kesabaran dan kebaikan, dalam arti ia tidak mudah dipancing kemarahannya. 

· kata-kata dalam ay 6b-7 diberi komentar sebagai berikut oleh Matthew Henry: “He acted under the influence of the Holy Ghost, from the noble principle of unfeigned love, according to the rule of the word of truth, under the supports and assistances of the power of God, having on the armour of righteousness (a consciousness of universal righteousness and holiness), which is the best defence against the temptations of prosperity on the right hand, and of adversity on the left” [= Ia bertindak di bawah pengaruh Roh Kudus, dari prinsip yang mulia dari kasih yang tidak pura-pura, menurut peraturan dari firman kebenaran, di bawah dukungan dan bantuan dari kuasa Allah, memakai perlengkapan senjata kebenaran (suatu kesadaran tentang kebenaran dan kekudusan universal), yang adalah pertahanan yang terbaik terhadap pencobaan-pencobaan kemakmuran di sebelah kanan, dan kesengsaraan di sebelah kiri]. 

c) Kalau Saksi-Saksi Yehuwa menafsirkan 2Kor 6:6 itu seba­gai daftar sifat, itu akan bertentangan dengan ajaran mereka sendiri, karena mereka mempercayai Roh Kudus sebagai ‘tenaga aktif Allah’, bukan sebagai ‘sifat’! 

Ini merupakan suatu kebodohan dari Saksi-Saksi Yehuwa yang sering terjadi. Dalam usaha mereka untuk menentang suatu doktrin tertentu, mereka akan memberikan apapun yang kelihatannya bertentangan dengan doktrin tersebut, tanpa mempedulikan bahwa hal itu bertentangan dengan ajaran mereka sendiri! 

8) Roh Kudus dibandingkan dengan anggur (Ef 5:18). 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Other evidence of its impersonal nature. Further evidence against the idea of personality as regards the holy spirit is the way it is used in association with other impersonal things, such as water and fire (Mt 3:11; Mr 1:8); and Christians are spoken of as being baptized “in holy spirit.” (Ac 1:5; 11:16) Persons are urged to become “filled with spirit” instead of with wine. (Eph 5:18)” [= Bukti lain tentang sifatnya yang bukan pribadi. Bukti selanjutnya menentang gagasan / pandangan tentang kepribadian berkenaan dengan Roh Kudus adalah cara Roh Kudus itu digunakan berhubungan dengan hal-hal tak berpribadi yang lain, seperti air dan api (Mat 3:11; Mark 1:8); dan orang-orang kristen dikatakan dibaptis ‘dalam Roh Kudus’. (Kis 1:5; 11:16) Orang-orang didesak untuk menjadi ‘penuh dengan roh’ dan bukannya dengan anggur. (Ef 5:18)] - ‘CD - Watchtower’, Insight, topik ‘spirit’. 

Bantahan: 

a) Lagi-lagi, di sini bukan terjadi suatu perbandingan, tetapi suatu pengkontrasan. 

Untuk itu, mari kita melihat Ef 5:18nya lebih dulu. 

Ef 5:18 - “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”. 

Jelas bahwa sama seperti dalam kasus Mat 3:11 di atas, Ef 5:18 ini tidak membandingkan Roh Kudus dengan anggur, tetapi sebaliknya justru mengkontraskan orang yang mabuk (dikuasai oleh pengaruh anggur; kehilangan penguasaan diri) dengan orang yang penuh Roh Kudus (dikuasai oleh Roh Kudus; mempunyai penguasaan diri yang baik). Perhatikan kata ‘tetapi’ yang jelas menunjukkan bahwa di sini terjadi suatu pengkontrasan. Jadi, kita dilarang untuk mabuk / dikuasai anggur, tetapi sebaliknya, kita diperintahkan untuk dipenuhi / dikuasai oleh Roh Kudus. Jadi jelaslah bahwa ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi! 

b) Sekarang mari kita bandingkan dengan beberapa ayat lain: 

· Mat 6:24 - “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”. 

· Yak 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”. 

· 1Yoh 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”. 

Kalau kita mau mengikuti cara berargumentasi yang bodoh dari Saksi-Saksi Yehuwa maka dari ketiga ayat di atas ini, kita juga harus menyimpulkan bahwa Allah itu bukan pribadi, karena Ia dihubungkan dengan uang / Mamon dan dunia, yang merupakan hal-hal yang bukan pribadi. 

9) Kitab Suci mengatakan bahwa orang-orang tertentu dipenuhi dengan roh kudus dengan cara yang sama seperti mereka dipenuhi dengan hikmat, iman, dan sukacita (Kis 6:3 11:24 13:52). 
Bantahan: 

Ini merupakan argumentasi yang tidak berdasar dan dicari-cari! Bahwa ada orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus dan iman, sukacita, hikmat, sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus itu bukan seorang pribadi! Justru karena orang-orang itu dipenuhi dengan Roh Kudus, dan Roh Kudus itu memberikan iman, sukacita, dan hikmat, maka orang-orang itu juga dipenuhi dengan iman, sukacita dan hikmat! 

10) Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai air, api, angin, dsb, dan semua itu merupakan hal-hal yang tidak berpribadi. Jadi, Roh Kudus juga bukan pribadi. 
Bantahan: 

Sekalipun Kitab Suci menggunakan air, api, dan angin untuk menggambarkan Roh Kudus, tetapi air, api, dan angin itu bukanlah Roh Kudus / tidak sama dengan Roh Kudus! Hal-hal itu hanya merupakan simbol-simbol / lambang-lambang dari Roh Kudus! 

Yesus juga berkata: ‘Akulah pintu’ (Yoh 10:9), ‘Akulah jalan’ (Yoh 14:6), padahal ‘pintu’ maupun ‘jalan’ bukanlah seorang pribadi. Tetapi itu tidak menunjukkan bahwa Yesus bukan pribadi! 

Juga dalam Perjanjian Lama, Allah / Yahweh sering digambarkan dengan hal-hal yang tidak berpribadi, seperti: 

· ‘perisai’ (Maz 28:7). 

· ‘gunung batu’ (Maz 62:3a). 

· ‘kota benteng’ (Maz 62:3b). 

· dsb. 

Tetapi semua itu tidak menunjukkan bahwa Allah / Yahweh itu tidak berpribadi. 

Illustrasi: kalau saya bertemu dengan orang bodoh yang banyak mulut, saya mungkin akan menggambarkan dia sebagai ‘gentong kosong’. Sekalipun orang itu adalah seseorang yang berpribadi, tetapi penggambaran yang saya berikan, yaitu ‘gentong’ bukanlah pribadi. Ini bukan merupakan sesuatu yang aneh. 

11) Dalam Mat 10:19-20 dan Kis 4:24-25, sekalipun memang dikatakan bahwa Roh Kudus itu berbicara, tetapi Roh Kudus berbicara melalui manusia / malaikat. 
Bantahan: 

a) Dalam text-text tertentu seperti Mat 10:19-20 dan Kis 4:24-25 Roh Kudus memang dikatakan berbicara melalui manusia. 

Mat 10:19-20 - “(19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. 

Kis 4:24-25 - “(4) Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: ‘Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (5) Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hambaMu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?”. 

Tetapi kalau ini dijadikan dasar untuk berkata bahwa Roh Kudus itu bukan pribadi, ini betul-betul suatu ketololan yang menggelikan, kare­na: 

· Allah / Yahweh juga berbicara kepada Firaun melalui Musa, tetapi itu tidak membuktikan bahwa Allah / Yahweh itu tidak berpribadi. 

Kel 6:27-28 - “(27) Pada waktu TUHAN berfirman kepada Musa di tanah Mesir, (28) TUHAN berfirman kepadanya: ‘Akulah TUHAN; katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, segala yang Kufirmankan kepadamu.’”. 

· Setan juga bisa berbicara melalui manusia, tetapi itu tidak membuktikan setan bukanlah seorang pribadi! 

Mark 5:7-10 - “(7) dan dengan keras ia berteriak: ‘Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!’ (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ‘Siapa namamu?’ Jawabnya: ‘Namaku Legion, karena kami banyak.’ (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu”. 

b) Disamping itu perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus bisa dan pernah berbicara langsung. 

Kis 8:29 - “Lalu kata Roh kepada Filipus: ‘Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’”. 

Kis 13:2 - “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “walaupun beberapa ayat Alkitab mengatakan bahwa roh itu berbicara, ayat-ayat lain menunjukkan bahwa ini sebenarnya dilakukan melalui manusia atau malaikat. (Matius 10:19,20; Kisah 4:24,25; 28:25; Ibrani 2:2)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22. 

Ini jelas-jelas merupakan pembengkokan / pemutar-balikan ayat oleh Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini, karena Kis 8:29 dan Kis 13:2 di atas jelas-jelas mengatakan bahwa Roh Kudus itu berbicara secara langsung, tanpa melalui apapun / siapapun. 

c) Kalau Roh Kudus adalah ‘kuasa / tenaga Allah’, seperti yang dipercaya oleh Saksi-Saksi Yehuwa, maka Ia justru tidak bisa berbicara melalui manusia / melalui apapun juga. Dimana dan kapan saudara pernah mendengar ada suatu kuasa / tenaga bisa berbicara melalui manusia? 

12) 1Yoh 5:6-8 - “(6) Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. (7) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. (8) Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu”. 

Catatan: bagian yang berada dalam tanda kurung tegak, diragukan keasliannya. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “dalam 1Yohanes 5:6-8 bukan hanya roh tetapi juga ‘air dan darah’ dikatakan memberi ‘kesaksian’. Namun air dan darah jelas bukan pribadi-pribadi, demikian pula roh kudus bukan suatu pribadi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21-22. 

Bantahan: 

a) Pada waktu orang kristen menggunakan ayat-ayat seperti Mat 28:19 dan 2Kor 13:13, dimana Bapa, Anak, dan Roh Kudus muncul dalam satu ayat, dan mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat, maka Saksi-Saksi Yehuwa menolak bukti semacam itu. Tetapi anehnya mereka sendiri menggunakan ayat seperti 1Yoh 5:6-8 ini, dimana kata ‘air’, ‘darah’ dan ‘roh’ muncul pada satu text Kitab Suci, dan mereka mengatakan bahwa karena ‘air’ dan ‘darah’ bukan pribadi, maka ‘roh’ juga bukan pribadi. 

Saya sendiri mengakui bahwa kalau ada 3 orang / hal disebutkan bersama-sama itu tidak selalu menunjukkan bahwa mereka setingkat. Dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13, karena kontextnya yang sakral (‘formula baptisan’ dan ‘berkat dari Paulus kepada jemaat Korintus’), maka itu bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa ketiganya setingkat. Tetapi dalam banyak ayat yang lain, penyebutan 3 orang / hal dalam suatu ayat, tidak menunjukkan kesetaraan dari 3 orang / hal tersebut (Misalnya dalam 1Tim 5:21 dimana Allah, Yesus Kristus, dan malaikat-malaikat pilihan disebutkan dalam 1 ayat). Demikian juga dengan Roh, air, dan darah dalam 1Yoh 5:6-8 ini. 

b) Text ini adalah text yang sukar (ingat bahwa orang sesat senang menggunakan ayat-ayat yang sukar, karena bisa mereka belokkan kemana saja mereka mau), sehingga menimbulkan bermacam-macam penafsiran tentang bagian ini: 

1. Herschel H. Hobbs mengatakan (hal 126) bahwa: 

· dalam 1Yoh 5:6a, pada waktu dikatakan bahwa Yesus Kristus datang dengan ‘air dan darah’, maka ‘air’ menunjuk pada baptisan terhadap Tuhan Yesus, yaitu saat dimulainya pelayanan Tuhan Yesus, dan ‘darah’ menunjuk kepada pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, yaitu puncak dari pelayanan / misi Tuhan Yesus. Jadi, ‘air dan darah’ menunjuk pada seluruh pelayanan Tuhan Yesus. 

· dalam 1Yoh 5:6b dikatakan bahwa Roh Kudus memberi kesaksian, karena Roh Kudus memang bersaksi tentang Yesus (bdk. Yoh 15:26). 

· dalam 1Yoh 5:7a,8b kata ‘Roh’ mendahului ‘air’ dan ‘darah’, untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah sumber dari kesaksian mengenai Yesus sebagai Kristus / Mesias. 

2. Calvin mengatakan (hal 256-257,259) bahwa: 

· ‘air’ tidak mungkin menunjuk kepada baptisan. 

· ‘air dan darah’ menunjuk pada upacara-upacara Perjanjian Lama dimana ‘air’ digunakan sebagai pembersih / pembasuh, dan ‘darah’ digunakan untuk penebusan dosa. Kedua hal ini merupakan type-type dalam Perjanjian Lama yang digenapi oleh Kristus. Matthew Henry sejalan dengan Calvin dalam hal ini. 

· ‘air dan darah’ di sini berhubungan dengan ‘darah dan air’ yang keluar dari rusuk Yesus yang ditikam dengan tombak oleh tentara Romawi (Yoh 19:34). 

· ‘Roh’ disebutkan di sini, karena hanya karena pekerjaanNyalah maka orang bisa percaya dan yakin akan penebusan Kristus tersebut. ‘Roh’ disebutkan pertama, karena tanpa Dia ‘air dan darah’ itu akan mengalir secara sia-sia. 

Yang manapun yang benar, tetap tidak membuktikan bahwa Roh Kudus bukan pribadi. 

II) Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus. 

1) Untuk Roh Kudus digunakan kata ganti orang. 

Kis 13:2 - “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”. 

Di sini digunakan kata ganti orang ‘Ku’ / ‘Aku’ untuk Roh Kudus, dan ini menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi. 

Charles Hodge: “The first argument for the personality of the Holy Spirit is derived from the use of the personal pronouns in relation to Him. A person is that which, when speaking, says ‘I;’ when addressed, is called ‘thou;’ and when spoken of, is called ‘he,’ or ‘him.’ ... Thus in Acts 13:2, ‘The Holy Ghost said, Separate me Barnabas and Saul, for the work whereunto I have called them.’” (= Argumentasi yang pertama untuk kepribadian dari Roh Kudus didapatkan dari penggunaan kata-kata ganti orang dalam hubungan dengan Dia. Seorang pribadi adalah ia yang, pada waktu berbicara, berkata ‘aku’; pada waktu diajak bicara disebut ‘kamu / engkau’; dan pada waktu dibicarakan, disebut ‘ia’ atau ‘nya’. ... Karena itu dalam Kis 13:2, ‘berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’.) - ‘The Holy Spirit’ , hal 4-5, CD AGES. 

Ibr 10:15-17 - “(15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (16) sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”. 

KJV: ‘(15) Whereof the Holy Ghost also is a witness to us: for after that he had said before, (16) This is the covenant that I will make with them after those days, saith the Lord, I will put my laws into their hearts, and in their minds will I write them; (17) And their sins and iniquities will I remember no more’ [= (15) Tentang apa Roh Kudus juga adalah seorang saksi kepada kita: karena setelah Ia mengatakan sebelumnya: (16) Ini adalah perjanjian yang akan Kubuat dengan mereka setelah hari-hari ini, kata Tuhan, Aku akan meletakkan hukum-hukumKu ke dalam hati mereka, dan dalam pikiran mereka akan Kutuliskan mereka; (17) Dan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka tidak akan Kuingat lagi]. 

Dalam text ini, juga terlihat digunakannya kata ganti orang ‘Aku’ dan ‘Ku’ untuk Roh Kudus. 

2) Untuk Roh Kudus digunakan kata dengan jenis kelamin laki-laki. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yesus menyebut roh kudus sebagai ‘seorang Penolong’, dan ia berkata bahwa roh ini akan mengajar, membimbing dan berbicara (Yohanes 14:16,26; 16:13). Kata Yunani yang ia gunakan untuk penolong (parakletos) adalah kata yang berjenis laki-laki atau maskulin. Jadi ketika Yesus menyatakan apa yang akan dilakukan penolong itu, ia menggunakan kata ganti nama pribadi laki-laki (Yohanes 16:7,8). Sebaliknya, bila kata Yunani yang berjenis netral untuk roh (pneuma) digunakan, kata ganti yang netral ‘it’ dalam bahasa Inggris itulah yang digunakan. Kebanyakan penerjemah yang menganut Tritunggal menyembunyikan fakta ini, seperti diakui oleh New American Bible Katolik berke­naan Yohanes 14:17: “Kata Yunani untuk ‘Roh’ ialah berjenis netral, dan walaupun kita menggunakan kata ganti nama pribadi dalam bahasa Inggris (‘he’, ‘his’, ‘him’), kebanyakan MSS (manuskrip) Yunani menggunakan kata (bahasa Inggris) ‘it’”. Jadi bila Alkitab menggunakan kata ganti nama pribadi berjenis laki-laki sehubungan dengan parakletos dalam Yohanes 16:7,8, hal ini sesuai dengan peraturan tatabahasa, bukan menyatakan suatu dok­trin” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22. 

Ada 4 hal yang ingin saya berikan / nyatakan di sini: 

a) Perlu saudara ketahui bahwa dalam bahasa Yunani semua kata benda mempunyai jenis kelamin; ada yang masculine / laki-laki, feminine / perempuan atau neuter / netral. 

Kata ‘Roh’ dalam bahasa Yunani adalah PNEUMA, dan kata ini mempunyai jenis kelamin netral, dan karena itu sering digunakan kata ganti bentuk netral (Inggris ‘it’). 

b) Perhatikan bagian yang saya garis bawahi dari kutipan di atas. 

Mereka mengatakan: “Kebanyakan penerjemah yang menganut Tritunggal menyembunyikan fakta ini”. 

Dengan kata-kata itu Saksi-Saksi Yehuwa ingin menunjukkan bahwa orang-orang kristen berlaku licik / tidak fair dalam melakukan penterjemahan / penafsiran. Tetapi benarkah hal itu? 

A. T. Robertson: “John 14:17 ‘Whom’ ho. Grammatical neuter gender ho agreeing with pneuma” (= Yoh 14:17 ‘Yang’ HO, Kata HO yang berjenis kelamin netral secara tata bahasa sesuai dengan kata PNEUMA). 

Thomas Whitelaw: “for it beholdeth Him (it, au]to) not, neither knoweth Him (it)” - hal 307. 

c) Sekalipun untuk kata PNEUMA, yang berjenis kelamin netral sering digunakan kata ganti bentuk netral, tetapi kadang-kadang tetap digunakan kata bentuk laki-laki. 

Untuk melihat hal itu mari kita memperhatikan dan mempelajari beberapa text yang berkenaan dengan Roh Kudus. 

1. Yoh 16:7-8 (NIV): ‘(7b) Unless I go away, the Counselor will not come to you; but if I go, I will send him to you. (8a) When he comes, he will convict the world ...’ [= (7b) Kecuali Aku pergi, Penghibur / Penolong itu tidak akan datang; tetapi jika Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (8a) Pada waktu Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia ...]. 

Memang, seperti yang dikatakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di atas, di sini digunakan kata ganti orang laki-laki ‘He’ karena yang dibicarakan adalah Counselor / Penghibur, yang dalam bahasa Yunaninya adalah PARAKLETOS, yang adalah kata benda yang mempunyai jenis kelamin laki-laki. Jadi, ini memang tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Roh Kudus adalah ‘seseorang’ bukan ‘sesuatu’. 

2. Yoh 14:16-17 (Literal): ‘(16) And I will ask the Father, and He will give you another Helper, that he may be with you forever; (17) that is the Spirit of truth, which the world cannot receive, because it (the world) does not behold or know it, but you know it because he abides with you, and will be in you’. 

a. Dalam Yoh 14:17 digunakan 2 x kata Yunani AUTO (= ‘it’), yang merupakan kata bentuk netral, dan juga kata Yunani HO (= ‘which’), yang juga merupakan kata bentuk netral, untuk menunjuk kepada Roh Kebenaran ini. Ini sesuai dengan jenis kelamin netral dari kata ‘Roh’ (PNEUMA). 

Sekalipun Yoh 14:16nya membicarakan ‘Helper’ / ‘Penolong’ (PARAKLETOS), tetapi Yoh 14:17a memberikan keterangan tentang PARAKLETOS itu dengan kata-kata ‘that is the Spirit of truth’ / ‘yaitu Roh Kebenaran’. Karena itu, lalu selanjutnya digunakan kata AUTO (= it) dan HO (= which), yang merupakan kata-kata dengan jenis kelamin netral, untuk menyesuaikan dengan kata ‘Roh’ (PNEUMA), yang berjenis kelamin netral. 

b. Pada bagian akhir dari Yoh 14:17 itu, digunakan kata ‘he’ [= dia (laki-laki)] untuk ‘Roh Kebenaran’. Tetapi sebetulnya kata-kata ‘he abides’ (= Ia tinggal) dalam bahasa Yunaninya hanya satu kata yaitu MENEI, yang bisa diterjemahkan ‘he abides’ ataupun ‘it abides’ (third person singular / orang ketiga tunggal, tanpa gender / jenis kelamin). 

Jadi, text inipun tidak berguna untuk mendukung argumentasi kita. 

3. Yoh 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”. 

NIV: ‘When the Counselor comes, whom I will send to you from the Father, the Spirit of truth who goes out from the Father, he will testify about me.’. 

Kata ‘yang’ (NIV: ‘who’), berasal dari kata Yunani HO (= ‘which’), yang merupakan kata bentuk netral. 

Kata ‘Ia’ diterjemahkan dari kata Yunani EKEINOS, yang mempunyai jenis kelamin laki-laki, dan karena itu KJV/RSV/NIV/NASB menterjemahkan ‘he’ [= ia (laki-laki)]. Sekarang, pertanyaan yang sangat penting dalam ayat ini adalah: kata ‘Ia’ (EKEINOS ® laki-laki) ini menunjuk kepada kata ‘Penghibur’ (PARAKLETOS ® laki-laki) atau kepada kata ‘Roh’ (PNEUMA ® netral)? 

Charles Hodge: “Our Lord says (John 15:26), ‘When the Comforter (HO PARAKLETOS) is come whom I will send unto you from the Father, even the Spirit of truth (TO PNEUMA TES ALETHEIAS) which (HO) proceedeth from the Father, He (EKEINOS) shall testify of me.’ The use of the masculine pronoun ‘He’ instead of ‘it’, shows that the Spirit is a person. It may indeed be said that as PARAKLETOS is masculine, the pronoun referring to it must of course be in the same gender. But as the explanatory words TO PNEUMA intervene, to which the neuter HO refers, the following pronoun would naturally be in the neuter, if the subject spoken of, the PNEUMA, were not a person” [= Tuhan kita berkata (Yoh 15:26), ‘Pada waktu sang Penghibur / Penolong (HO PARAKLETOS) yang akan Kuutus kepadamu dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran (TO PNEUMA TES ALETHEIAS) yang (HO) keluar dari Bapa, Ia (EKEINOS) akan bersaksi tentang Aku’. Penggunaan kata ganti laki-laki ‘He’ dan bukannya ‘it’, menunjukkan bahwa Roh itu adalah seorang pribadi. Memang bisa dikatakan bahwa karena PARAKLETOS adalah laki-laki, kata ganti yang menunjuk kepadanya tentu harus ada dalam jenis kelamin yang sama. Tetapi karena kata-kata penjelasan TO PNEUMA terletak di antaranya, kepada siapa bentuk netral HO menunjuk, kata ganti yang mengikutinya tentu saja akan ada dalam bentuk netral, seandainya subyek yang dibicarakan, sang PNEUMA, bukan seorang pribadi] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 524. 

Penjelasan: 

Jadi Hodge beranggapan bahwa kata ‘Ia’ / ‘He’ (EKEINOS ® laki-laki) itu menunjuk bukan kepada kata ‘Penghibur’ (PARAKLETOS ® laki-laki), tetapi kepada kata ‘Roh’ (PNEUMA ® netral) 

Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, [yaitu Roh Kebenaran 

yang keluar dari Bapa,] Ia akan bersaksi tentang Aku”. 

Seandainya bagian yang saya letakkan di dalam tanda kurung itu tidak ada, maka kata ‘Ia’ / ‘He’ (EKEINOS) akan menunjuk kepada kata ‘Penghibur’ (PARAKLETOS). Tetapi dengan adanya bagian dalam tanda kurung, maka kata ‘Ia’ / ‘He’ itu menunjuk kepada kata ‘Roh’ (PNEUMA). Kita bisa melihat bahwa dalam Yoh 14:16-17 juga terjadi kasus yang sama. 

Yoh 14:16-17 (Literal): ‘(16) And I will ask the Father, and He will give you another Helper, that he may be with you forever; (17) [that is the Spirit of truth,] which the world cannot receive, because it (the world) does not behold or know it, but you know it because he abides with you, and will be in you’. 

Sekalipun mula-mula yang dibicarakan adalah ‘Helper’ (PARAKLETOS), tetapi lalu diberi keterangan tambahan, yaitu kata-kata yang saya letakkan dalam tanda kurung. Karena itu kata-kata selanjutnya (‘which’ dan ‘it’) menunjuk kepada kata ‘Spirit’ (PNEUMA), sehingga digunakan kata-kata bentuk netral (lihat pembahasannya di atas pada point no 2. a.) 

Yoh 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, [yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa,] Ia akan bersaksi tentang Aku”. 

Jadi, dalam Yoh 15:26 harus berlaku hal yang sama. Memang ayat ini mula-mula membicarakan ‘Penghibur’ (PARAKLETOS), tetapi lalu ada keterangan tambahan, yang saya letakkan dalam tanda kurung. Karena itu kata selanjutnya (‘Ia’) pasti ditujukan kepada kata ‘Roh’ (PNUEMA), bukan kepada kata ‘Penghibur’ (PARAKLETOS). 

Kata PNEUMA mempunyai jenis kelamin netral, sehingga seharusnya digunakan ‘it’, bukan ‘he’. Bahwa di sini digunakan ‘he’, menunjukkan bahwa Yohanes memaksudkan Roh itu bukan sebagai ‘sesuatu’ tetapi sebagai ‘seseorang’. 

Sekarang kita bandingkan dengan terjemahan dari Kitab Suci Saksi Yehuwa. 

NWT: “When the helper arrives that I will send YOU from the Father, the spirit of the truth, which proceeds from the Father, that one will bear witness about me”. 

Saksi-Saksi Yehuwa secara cerdik / licik menterjemahkan kata EKEINOS (‘He’) ini sebagai ‘that one’, sehingga tak kelihatan laki-laki, perempuan atau netral. 

4. Yoh 16:13-14 (NASB): “‘But when He1, the Spirit of truth, comes, He2 will guide you into all the truth; for He3 will not speak on His own initiative, but whatever He4 hears, He5 will speak; and He6 will disclose to you what is to come. (14) ‘He7 shall glorify Me; for He8 shall take of Mine, and shall disclose it to you”. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 

a. Dalam Yoh 16:13-14 versi NASB secara terus menerus digunakan kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki (‘he’), tetapi kalau mau menterjemahkan dengan tata bahasa yang ketat, seharusnya tidak seperti itu. 

b. Kata-kata ‘on His own initiative’ sebetulnya terjemahan hurufiahnya adalah ‘from himself’, dan kata ‘himself’ diterjemahkan dari kata Yunani HEAUTOU (e[autou), yang sebetulnya bisa diterjemahkan ‘himself’, ‘herself’, ataupun ‘itself’. 

Jadi, bagian ini juga tidak membantu kita dalam argumentasi kita. 

c. Kata ‘He’ yang ke 2,3,4,5,6,8 dalam bahasa Yunaninya sebetulnya menjadi satu dengan kata kerjanya, dan tidak mempunyai gender / jenis kelamin, sehingga bisa diterjemahkan ‘He’, ‘She’, atau ‘It’. 

d. Tetapi kata ‘He’ yang ke 1 dan 7, diterjemahkan dari kata Yunani EKEINOS, yang mempunyai jenis kelamin laki-laki, dan karena itu NASB dengan benar menterjemahkan ‘He’ [= Ia (laki-laki)]. 

W. E. Vine: “The Personality of the Spirit is emphasized at the expense of strict grammatical procedure in John 14:26; 15:26; 16:8,13,14, where the emphatic pronoun EKEINOS, ‘He,’ is used of Him in the masculine, whereas the noun pneuma is neuter in Greek, while the corresponding word in Aramaic, the language in which our Lord probably spoke, is feminine (rucha, cf. Heb. ruach)” [= Kepribadian Roh ditekankan dengan mengorbankan prosedur tata bahasa yang ketat dalam Yoh 14:26; 15:26; 16:8,13,14, dimana kata ganti yang ditekankan EKEINOS, ‘Ia (laki-laki)’, digunakan tentang Dia dalam jenis kelamin laki-laki, sedangkan kata benda PNEUMA mempunyai jenis kelamin netral dalam bahasa Yunani, sedangkan kata yang bersesuaian dalam bahasa Aramaik, bahasa dalam mana Tuhan kita mungkin berbicara, berjenis kelamin perempuan (rucha, cf. Ibr. ruach)] - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 1076. 

Louis Berkhof: “Though PNEUMA is neuter, yet the masculine pronoun EKEINOS is used of the Spirit in John 16:14” (= Sekalipun PNEUMA mempunyai jenis kelamin netral, tetapi kata ganti laki-laki EKEINOS digunakan tentang Roh dalam Yoh 16:14) - ‘Systematic Theology’, hal 96. 

Charles Hodge: “Here there is no possibility of accounting for the use of the personal pronoun ‘He’ (EKEINOS) on any other ground than the personality of the Spirit” [= Di sini tidak ada kemungkinan untuk menerangkan / mempertanggung-jawabkan penggunaan kata ganti orang ‘He’ (EKEINOS) pada dasar / alasan yang lain selain kepribadian dari Roh] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 524. 

Jadi, baik Vine, Berkhof, maupun Hodge, menganggap bahwa dalam text ini kata ganti laki-laki EKEINOS digunakan untuk kata benda netral PNEUMA, dan itu menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah ‘seseorang’, bukan ‘sesuatu’. 

NWT: “(13) However, when that one arrives, the spirit of the truth, he will guide YOU into all the truth, for he will not speak of his own impulse, but what things he hears he will speak, and he will declare to YOU the things coming. (14) That one will glorify me, because he will receive from what is mine and will declare it to YOU”. 

NWT lagi-lagi secara cerdik / licik menterjemahkan kata EKEINOS (‘He’) ini sebagai ‘that one’, sehingga tak kelihatan laki-laki, perempuan atau netral. 

5. Ef 1:13b-14 - “(13b) ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. (14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”. 

Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, sehingga tak bisa kita gunakan. 

NIV: ‘(13b) Having believed, you were marked in him with a seal, the promised Holy Spirit, (14) who is a deposit guaranteeing our inheritance until the redemption of those who are God’s possession - to the praise of his glory’ [= (13b) Karena telah percaya, kamu telah ditandai dalam Dia dengan suatu meterai, Roh Kudus yang dijanjikan, (14) yang adalah suatu jaminan yang menjamin warisan kita sampai penebusan mereka yang adalah milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya]. 

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan: 

a. Berbeda dengan text-text dalam Injil Yohanes di atas, dimana subyeknya bisa diperdebatkan (PARAKLETOS atau PNEUMA), maka dalam Ef 1:13-14 ini, subyeknya jelas / pasti adalah PNEUMA (= Spirit / Roh), yang mempunyai jenis kelamin netral. 

b. Kata ‘who’ (= yang) yang saya garis bawahi itu, diterjemahkan dari kata bahasa Yunani HOS, yang adalah suatu kata berjenis kelamin laki-laki. 

Bahwa untuk kata PNEUMA, yang berjenis kelamin netral, digunakan kata HOS, yang berjenis kelamin laki-laki, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah ‘seseorang’, bukan ‘sesuatu’. Dengan kata lain, Roh Kudus adalah seorang pribadi! 

Louis Berkhof: “in Eph. 1:14 some of the best authorities have the masculine relative pronoun HOS” (= dalam Ef 1:14 beberapa dari manuscripts yang terbaik mempunyai kata ganti penghubung laki-laki HOS) - ‘Systematic Theology’, hal 96. 

6. 1Yoh 4:4 - “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia”. 

Lit: ‘because greater is the one in you than the one in the world’ (= karena lebih besar yang di dalam kamu dari pada yang di dalam dunia). 

Kata yang diterjemahkan ‘the one’ adalah HO, suatu definite article / kata sandang tertentu yang mempunyai jenis kelamin laki-laki, padahal ini jelas menunjuk kepada Roh Allah / Roh Kudus. 

d) Kalau saudara memperhatikan dengan seksama kutipan dari buku Saksi Yehuwa di atas, saudara bisa melihat kecerdikan dan kelicikan mereka. Untuk jelasnya saya kutip ulang kata-kata mereka. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yesus menyebut roh kudus sebagai ‘seorang Penolong’, dan ia berkata bahwa roh ini akan mengajar, membimbing dan berbicara (Yohanes 14:16,26; 16:13). Kata Yunani yang ia gunakan untuk penolong (parakletos) adalah kata yang berjenis laki-laki atau maskulin. Jadi ketika Yesus menyatakan apa yang akan dilakukan penolong itu, ia menggunakan kata ganti nama pribadi laki-laki (Yohanes 16:7,8). Sebaliknya, bila kata Yunani yang berjenis netral untuk roh (pneuma) digunakan, kata ganti yang netral ‘it’ dalam bahasa Inggris itulah yang digunakan. Kebanyakan penerjemah yang menganut Tritunggal menyembunyikan fakta ini, seperti diakui oleh New American Bible Katolik berke­naan Yohanes 14:17: “Kata Yunani untuk ‘Roh’ ialah berjenis netral, dan walaupun kita menggunakan kata ganti nama pribadi dalam bahasa Inggris (‘he’, ‘his’, ‘him’), kebanyakan MSS (manuskrip) Yunani menggunakan kata (bahasa Inggris) ‘it’”. Jadi bila Alkitab menggunakan kata ganti nama pribadi berjenis laki-laki sehubungan dengan parakletos dalam Yohanes 16:7,8, hal ini sesuai dengan peraturan tatabahasa, bukan menyatakan suatu dok­trin” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22. 

Dengan cara bagaimana mereka cerdik / licik? Mereka secara cerdik dan licik mengarahkan kita hanya kepada Yoh 16:7-8 dan Yoh 14:17. Dalam ayat-ayat ini (Yoh 16:8 dan Yoh 14:17), penjelasan mereka memang benar (ini saya bahas di atas pada point 1. dan 2. di atas). Tetapi mengapa mereka tidak membahas Yoh 15:26 dan Yoh 16:13-14 (yang saya bahas pada point 3. dan 4.), atau Ef 1:13-14 dan 1Yoh 4:4 (yang saya bahas pada point 5. dan 6.)? 

Catatan: Yoh 16:13 memang mereka sebutkan pada bagian awal kutipan itu, tetapi tidak mereka bahas. 

3) Sebutan ‘Parakletos yang lain’ yang digunakan terhadap Roh Kudus (Yoh 14:16), menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi. 

Dalam Yoh 14:16, Yoh 14:26, Yoh 15:26, dan Yoh 16:7, Roh Kudus disebut sebagai ‘Penolong / Penghibur’. Dalam bahasa Yunani, semua ayat ini menggunakan istilah yang sama yaitu PARAKLETOS. 

Perlu juga diketahui bahwa istilah PARAKLETOS ini juga digunakan terhadap Yesus Kristus dalam 1Yoh 2:1 (Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘Pengantara’). Lalu Yoh 14:16 menyebut Roh Kudus sebagai ‘PARAKLETOS (= Penolong) yang lain’. 

Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti ‘yang lain (= another)’, yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya. 

W. E. Vine: “ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort” (= ALLOS ... menunjuk pada ‘yang lain’ dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada ‘yang lain’ dari jenis yang berbeda) - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 52. 

Illustrasi: Saya mempunyai satu gelas Aqua. Kalau saya mengingin­kan satu gelas Aqua ‘yang lain’, yang sama dengan yang ada pada saya ini, maka saya akan menggunakan ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman ‘yang lain’, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan HETEROS, bukan ALLOS. 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘yang lain’ dalam Yoh 14:16 bukan­lah HETEROS, tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETER­OS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesus adalah Allah dan merupa­kan seorang yang berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan. Atau bahwa Yesus itu mahakuasa, sedangkan Roh Kudus tidak. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS ‘yang lain’ dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus. 

Karena itu dalam komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen, seorang penafsir Reformed, mengatakan: “He is another Helper, not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus is a person, the Holy Spirit must also be a person” (= Ia adalah ‘Penolong yang lain’, bukan ‘Penolong yang berbeda’. Kata ‘yang lain’ menunjukkan seseorang seperti Aku sendiri, yang akan mengambil tempatKu, melakukan pekerjaanKu. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi) - hal 275. 

William Hendriksen bahkan melanjutkan dengan berkata: “For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit, too, must be divine” (= Dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah) - hal 275. 

4) Roh Kudus mempunyai ciri-ciri seorang pribadi, yaitu adanya: 

a) Pikiran. 

Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”. 

Jadi ayat ini mengatakan bahwa fungsi Roh Kudus adalah mengajar dan mengingatkan orang percaya akan Firman Tuhan. Bahwa Roh Kudus itu bisa mengajar / mengingatkan, menunjukkan bahwa Ia mempunyai pikiran. 

Ro 8:27 - “Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”. 

Ini salah terjemahan. 

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the mind of the Spirit’ (= pikiran dari Roh). 

NWT/TDB: “the meaning of the spirit” (= maksud roh). 

Kata Yunani yang dipakai adalah PHRONEMA, yang artinya memang adalah ‘way of thinking’ (= cara berpikir) atau ‘mind’ (= pikiran). 

b) Perasaan. 

Ef 4:30 - “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”. 

Yes 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”. 

Kedua ayat ini mengatakan bahwa kita tidak boleh mendukakan / menyedihkan Roh Kudus, dan itu menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai perasaan. 

Juga dalam Ro 15:30 - “Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku”. 

KJV: ‘the love of the Spirit’ (= kasih dari Roh). 

NWT/TDB: ‘the love of the spirit’ (= kasih dari roh). 

Roh Kudus tidak mungkin mempunyai kasih, kalau Ia adalah sesuatu / suatu tenaga, bukan seseorang. 

c) Kehendak. 

1Kor 12:11 - “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”. 

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kehendak. 

NWT/tdb: ‘it wills’ (= dikehendakinya). 

Kata Yunani BOULETAI yang digunakan di sini tidak menunjukkan jenis kelamin. 

5) Kitab Suci juga menyatakan bahwa: 

a) Roh Kudus melakukan hal-hal yang dilakukan oleh seorang pribadi, seperti: 

· Mengajar dan mengingatkan. 

Neh 9:20a - “Dan Engkau memberikan kepada mereka RohMu yang baik untuk mengajar mereka”. 

Luk 12:12 - “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.’”. 

Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”. 

· Bersaksi. 

Yoh 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”. 

Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”. 

· Menginsafkan. 

Yoh 16:8 - “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”. 

· Membantu dan berdoa. 

Ro 8:26 - “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”. 

· Memimpin. 

Ro 8:14 - “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah”. 

· Berkata dan memerintah. 

Kis 8:29 - “Lalu kata Roh kepada Filipus: ‘Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’”. 

Kis 13:2 - “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”. 

· Melarang. 

Kis 16:6-7 - “(6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka”. 

· Memutuskan. 

Kis 15:28 - “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini”. 

· Berbicara / berkata. 

2Sam 23:2 - “Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firmanNya ada di lidahku”. 

1Tim 4:1 - “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”. 

Wah 2:7a - “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat”. Bdk. Wah 2:7a,11,17,29 Wah 3:6,13,22, 

· Berseru. 

Gal 4:6 - “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’”. 

· Mendorong orang untuk berbicara. 

Kis 6:10 - “tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara”. 

2Pet 1:21 - “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”. 

· Menuntun. 

Maz 143:10 - “Ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!”. 

· Menetapkan orang-orang menjadi penilik / gembala gereja. 

Kis 20:28 - “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri”. 

· Bernubuat / meramal. 

Kis 1:16 - “‘Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu”. 

Kis 1:16 (NASB): ‘Brethren, the Scripture had to be fulfilled, which the Holy Spirit foretold by the mouth of David concerning Judas, who became a guide to those who arrested Jesus’ (= Saudara-saudara, Kitab Suci harus digenapi, yang diramalkan Roh Kudus oleh mulut Daud mengenai Yudas, yang menjadi seorang pembimbing bagi mereka yang menangkap Yesus). 

Kis 11:27-28 - “(27) Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. (28) Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius”. 

Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada. 

Kis 21:10-11 - “(10) Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. (11) Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: ‘Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.’”. 

· Memberikan sukacita dalam diri orang-orang percaya. 

1Tes 1:6b - “dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus”. 

1Tes 1:6b (Literal): ‘with joy of the Holy Spirit’ (= dengan sukacita dari Roh Kudus). 

Kalau Roh Kudus hanya suatu kuasa / tenaga aktif, bukan seorang Pribadi, bagaimana Ia bisa mempunyai / memberikan sukacita? 

· Menghidupkan tubuh kita yang fana. 

Ro 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu”. 

· Menyelidiki, tahu apa yang ada dalam diri Allah. 

1Kor 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”. 

· Menguduskan / menyucikan. 

Ro 15:16 - “yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepadaNya, yang disucikan oleh Roh Kudus”. 

2Tes 2:13 - “Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”. 

1Pet 1:2 - “yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”. 

Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh ‘seseorang yang berpribadi’, bukan oleh ‘sesuatu yang tidak berpribadi’! 

Herbert Lockyer: “In all, some 160 passages in the Old and New Testaments touch upon the actions of the Spirit. To deny personality to Him is to make these references meaningless and absurd” (= Secara keseluruhan, sekitar 160 text dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menyinggung tindakan-tindakan dari Roh. Menyangkal kepribadian bagi Dia sama dengan membuat ayat-ayat referensi ini tak mempunyai arti dan menggelikan) - ‘The Holy Spirit of God’, hal 31. 

b) Ada hal-hal yang bisa dilakukan terhadap Roh Kudus, yang hanya bisa dilakukan terhadap seorang pribadi, seperti: 

· Mendukakan. 

Yes 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”. 

Ef 4:30 - “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”. 

· Menentang. 

Kis 7:51 - “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu”. 

· Menghujat. 

Mat 12:31-32 - “(31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak”. 

· Menghina. 

Ibr 10:29 - “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”. 

· Mendustai dan mencobai. 

Kis 5:3,9 - “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? ... (9) Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.’”. 

6) Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. 

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 

· penyejajaran ‘Roh Kudus’ dengan ‘Bapa dan Anak’, yang keduanya adalah pribadi. 

· kata ‘nama’, yang tidak memungkinkan diberikan kepada Roh Kudus, seandainya Ia bukan seseorang yang berpribadi. 

Jadi, kedua hal ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah pribadi. 

Charles Hodge: “We are baptized not only in the name of the Father and of the Son, but also of the Holy Ghost. The very association of the Spirit in such a connection, with the Father and the Son, as they are admitted to be distinct persons, proves that the Spirit also is a person. Besides the use of the word ei]j to o]noma, ‘unto the name,’ admits of no other explanation. By baptism we profess to acknowledge the Spirit as we acknowledge the Father and the Son, and we bind ourselves to the one as well as to the others” [= Kita dibaptis bukan hanya dalam nama dari Bapa dan dari Anak, tetapi juga dari Roh Kudus. Perkumpulan / persatuan dari Roh dalam hubungan seperti itu, dengan Bapa dan Anak, karena Mereka diakui sebagai pribadi-pribadi yang nyata / berbeda (distinct), membuktikan bahwa Roh juga adalah seorang pribadi. Disamping itu, penggunaan kata ei]j to o]noma / EIS TO ONOMA, ‘dalam nama’, tidak memungkinkan penjelasan yang lain. Dengan Baptisan kita mengaku untuk mengakui Roh seperti kita mengakui Bapa dan Anak, dan kita mengikat diri kita sendiri kepada yang satu seperti kepada yang lain] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 525. 

Jawaban dari Saksi Yehuwa: 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Dalam Matius 28:19 disebutkan ‘nama ... Roh Kudus.’ Namun kata ‘nama’ tidak selalu berarti nama pribadi, dalam bahasa Yunani maupun bahasa Indonesia. Bila kita mengatakan ‘atas nama hukum’ kita tidak menunjuk seseorang. Kita memaksudkan apa yang diwakili oleh hukum itu, yaitu wewenangnya. Word Pictures in the New Testament karya Robertson mengatakan: ‘Penggunaan nama (onoma) di sini umum dilakukan dalam Septuaginta dan papirus lain untuk kuasa atau wewenang.’ Jadi pembaptisan ‘dalam nama Roh Kudus’ menyatakan seseorang mengakui wewenang roh itu, bahwa ini berasal dari Allah dan berfungsi melalui kehendak ilahi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22. 
Bantahan: 

a) Memang ‘nama’ bisa berarti otoritas, kuasa, atau wewenang. Ini juga arti yang harus diambil kalau dalam Kisah Rasul ada pembaptisan dalam nama Yesus. Dan mungkin itu memang arti yang juga harus diambil dalam Mat 28:19 ini. Tetapi bagaimana Roh Kudus bisa mempunyai otoritas, kuasa ataupun wewenang, kalau Ia bukan seseorang yang berpribadi tetapi hanya ‘kuasa / tenaga aktif Allah’? ‘Kuasa / tenaga aktif Allah’ tidak mungkin bisa mempunyai otoritas, kuasa, atau wewenang! 

b) Bagian akhir dari kutipan di atas mengatakan “Jadi pembaptisan ‘dalam nama Roh Kudus’ menyatakan seseorang mengakui wewenang roh itu, bahwa ini berasal dari Allah dan berfungsi melalui kehendak ilahi”. Kelihatannya mereka mau mengatakan bahwa sekalipun Roh Kudus itu hanya ‘kuasa Allah’, tetapi Roh Kudus itu bisa mempunyai wewenang, karena wewenang itu berasal dari Allah (Bapa). Tetapi pembaptisan itu dilakukan ‘dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’. Nama / wewenang Bapa sudah disebutkan; lalu mengapa mesti diulang, dengan menggunakan nama / wewenang Roh Kudus? 

c) Saksi-Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam memberikan tafsiran tentang kata ‘nama’ dalam Mat 28:19 ini. 

Dalam buku mereka yang berjudul ‘Pengetahuan Yang Membimbing Kepada Kehidupan Abadi’, hal 176, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yesus memerintahkan para pengikutnya untuk membaptis murid-murid baru ‘dalam nama Bapak dan Putra dan roh kudus’. (Matius 28:19) Apa yang Yesus maksudkan? Dibaptis ‘dalam nama Bapak’ menunjukkan bahwa orang yang dibaptis itu dengan segenap hati menerima Allah Yehuwa sebagai Pencipta dan Penguasa yang sah dari alam semesta (Mazmur 36:10; 83:19; Pengkhotbah 12:1) Dibaptis ‘dalam nama Putra’ berarti pribadi tersebut mengakui Yesus Kristus - dan khususnya korban tebusan-Nya - sebagai satu-satunya sarana keselamatan yang disediakan oleh Allah. (Kisah 4:12) Dibaptis ‘dalam nama roh kudus’ mengartikan bahwa calon pembaptisan itu mengakui roh kudus, atau tenaga aktif Yehuwa, sebagai alat untuk melaksanakan maksud-tujuan-Nya dan untuk memberi kuasa kepada hamba-hamba-Nya untuk melakukan kehendak-Nya yang adil-benar bersama-sama dengan organisasi yang diarahkan oleh roh-Nya. - Kejadian 1:2; Mazmur 104:30; Yohanes 14:26; 2Petrus 1:21.”. 

Perhatikan bahwa kalau dalam kutipan yang tadi mereka berbicara tentang ‘wewenang’ maka dalam kutipan ini mereka sama sekali tidak berbicara tentang ‘wewenang’. 

7) 2Kor 13:13 - “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”. 

Ayat ini mengatakan adanya ‘persekutuan dengan Roh Kudus’ dan ini tidak mungkin kalau Roh Kudus bukan seorang pribadi. 

Barnes’ Notes: “if the ‘Holy Spirit’ be merely an influence of God or an attribute of God, how strange to pray that the ‘love of God’ and the participation or fellowship of an ‘influence of God,’ or an ‘attribute of God’ might be with them!” (= jika ‘Roh Kudus’ adalah semata-mata ‘suatu pengaruh dari Allah’ atau ‘suatu sifat dari Allah’, alangkah anehnya untuk berdoa supaya ‘kasih Allah’ dan partisipasi atau persekutuan dari suatu ‘pengaruh Allah’, atau suatu ‘sifat Allah’ boleh menyertai mereka!). 

Dari begitu banyaknya hal-hal ini, yang secara jelas menggambarkan Roh Kudus sebagai seorang Pribadi, betul-betul tidak bisa dimengerti bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa bisa mengatakan: “... penggunaan umum dari kata ‘roh kudus’ dalam Alkitab dengan cara yang tidak menunjukkannya sebagai suatu pribadi, ...” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22. 

Tanggapan Saksi Yehuwa: 

Terhadap banyaknya hal-hal yang menunjukkan Roh Kudus sebagai seorang Pribadi ini, Saksi-Saksi Yehuwa menjawab dengan berkata bahwa penggambaran Roh Kudus sebagai person / pribadi dalam Kitab Suci hanyalah suatu personifikasi, dan itu tidak menunjukkan Roh Kudus sebagai seorang person / pribadi. 

Mereka mengutip kata-kata dari seorang yang mereka sebut seorang teolog Katolik yang bernama Edmund Fortman dalam bukunya yang berjudul ‘The Triune God’ sebagai berikut: “Walaupun roh ini sering dipersonifikasikan, tampak jelas sekali bahwa para penulis kitab-kitab suci (dari Kitab-Kitab Ibrani) tidak pernah menganggap atau menyatakan bahwa roh ini adalah suatu pribadi tersendiri” - ‘Haruskah anda percaya kepada Tritung­gal?’, hal 21. 

Mereka menambahkan lagi bahwa dalam Kitab Suci ada banyak hal-hal lain yang dipersonifikasikan / digambarkan sebagai pribadi, seperti: 

¨ Hikmat, yang dalam Luk 7:35 dikatakan mempunyai anak. 

Untuk ini perhatikan Luk 7:35 versi NIV: “But wisdom is proved right by all her children” (= Tetapi hikmat dibuktikan benar oleh semua anak-anaknya). 

¨ Dosa / kematian dikatakan berkuasa. 

Misalnya: 

* Kej 4:7 - “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’”. 

* Ro 5:14,21 - “(14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. ... (21) supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”. 

Ini tidak menunjukkan bahwa hikmat, dosa dan kematian adalah pribadi-pribadi. Jadi, bahwa Kitab Suci mempersonifikasikan Roh Kudus, itu tidak berarti bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi. 
Bantahan: 

Dalam Kitab Suci memang ada personifikasi, dimana sesuatu yang sebetulnya bukan person / pribadi tetapi digambarkan sebagai person / pribadi. Kalau Kitab Suci di tempat tertentu mempersonifikasikan sesuatu, maka dalam bagian-bagian lain dalam Kitab Suci tidak selalu hal itu dipersonifikasikan. Tetapi Roh Kudus selalu / secara terus menerus digam­barkan sebagai seorang person / pribadi. Ini menunjukkan bahwa hal itu bukanlah suatu personifikasi, tetapi merupakan penggambaran yang sebenarnya. Dan ini menunjuk­kan bahwa Roh Kudus betul-betul adalah person / pribadi. 

Charles Hodge: “It is indeed admitted that there is such a rhetorical figure as personification; that inanimate or irrational beings, or sentiments, or attributes, may be introduced as speaking, or addressed as persons. But this creates no difficulty. The cases of personification are such as do not, except in rare instances, admit of any doubt. The fact that men sometimes apostrophize the heavens, or the elements, gives no pretext for explaining as personification all the passages in which God or Christ is introduced as a person. So also with regard to the Holy Spirit. He is introduced as a person so often, not merely in poetic or excited discourse, but in simple narrative, and in didactic instructions; and his personality is sustained by so many collateral proofs, that to explain the use of the personal pronouns in relation to Him on the principle of personification, is to do violence to all the rules of interpretation” [= Memang diakui bahwa ada gambaran rethorik yang disebut personifikasi; sehingga hal-hal yang mati atau tak mempunyai pikiran, atau perasaan-perasaan, atau sifat-sifat, bisa diajukan sebagai berbicara, atau diajak bicara sebagai pribadi-pribadi. Tetapi ini tidak menciptakan kesukaran. Kasus-kasus personifikasi, dengan perkecualian yang sangat jarang, adalah sedemikian rupa sehingga tidak memberikan keraguan. Fakta bahwa orang-orang kadang-kadang menggambarkan surga atau elemen-elemennya mempunyai milik, tidak memberikan dalih / alasan untuk menjelaskan sebagai personifikasi semua text-text dalam mana Allah atau Kristus diperkenalkan sebagai pribadi. Demikian juga berkenaan dengan Roh Kudus. Ia diperkenalkan / diajukan sebagai seorang pribadi begitu sering, bukan hanya dalam tulisan yang berbentuk puisi atau tulisan / percakapan yang menggairahkan (?), tetapi juga dalam cerita-cerita biasa, dan dalam instruksi-instruksi yang bersifat pengajaran; dan kepribadianNya didukung oleh begitu banyak bukti-bukti tambahan, sehingga menjelaskan penggunaan kata-kata ganti orang berkenaan dengan Dia atas dasar personifikasi, berarti melanggar semua peraturan penafsiran] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 524. 

C) Roh Kudus bukan Allah. 

Bahwa Saksi Yehuwa mempercayai Roh Kudus hanya sebagai kuasa / tenaga Allah yang tidak berpribadi, sebetulnya sudah dengan jelas menunjukkan bahwa mereka tidak mempercayai Roh Kudus sebagai Allah / pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. 

Tetapi mereka juga mengatakan hal itu secara explicit. Dalam buku ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, dikatakan: 

· “Berbagai sumber menga­kui bahwa Alkitab tidak mendukung gagasan bahwa roh kudus adalah pribadi ketiga dari suatu Tritunggal” - hal 22. 

· “Jadi, orang-orang Yahudi maupun orang-orang Kristen yang mula-mula tidak memandang roh kudus sebagai bagian dari suatu Tritunggal. Ajaran itu muncul berabad-abad kemudian” - hal 22. 

· “Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai olehNya dan lebih rendah daripada Dia” - hal 23. 

1) Argumentasi Saksi Yehuwa. 

a) Mark 13:32. 

Mereka menggunakan Mark 13:32 sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Roh Kudus tidak maha tahu, dan karena itu Ia jelas bukan Allah. 

“Mrk. 13:32: ‘Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.’ (Tentu tidak akan demikian halnya andai kata Bapa, Anak dan Roh Suci setara, membentuk satu Tuhan. Dan andai kata, seperti dikatakan beberapa orang, Anak tidak tahu karena dibatasi oleh sifat manusiawinya, masih timbul pertanyaan, Mengapa Roh Suci tidak tahu?)” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 397. 
Bantahan: 

1. Ketunggalan Bapa, Anak, dan Roh Kudus, tidak memungkinkan penafsiran Saksi Yehuwa tersebut di atas. 

Mark 13:32 memang mengatakan bahwa hanya Bapa saja yang tahu tentang hari Tuhan. Tetapi perlu diingat bahwa dalam doktrin Allah Tritunggal, Anak dan Roh Kudus itu satu dengan Bapa. Jadi, pada waktu dikatakan ‘hanya Bapa saja’, dalam kata-kata itu pasti tercakup Yesus (sebagai Allah!) dan Roh Kudus. Jadi, untuk ayat-ayat yang berkenaan dengan ‘Tritunggal’, kadang-kadang kita harus menekankan ‘Tri’nya, tetapi kadang-kadang kita harus menekankan ‘tunggal’nya! Di sini kita harus menekankan ‘tunggal’nya. 

Hal yang sama terjadi dalam 1Kor 8:4-6 - “(4) Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: ‘tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.’ (5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut ‘allah’, baik di sorga, maupun di bumi - dan memang benar ada banyak ‘allah’ dan banyak ‘tuhan’ yang demikian - (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”. 

Kata-kata ‘tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa’ dan ‘hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa’ tidak boleh diartikan bahwa Yesus dan Roh Kudus bukan Allah. Baik Yesus maupun Roh Kudus satu dengan Bapa, dan karena itu Mereka tercakup dalam ungkapan itu. Juga kata-kata ‘satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus’ tidak boleh diartikan bahwa Bapa dan Roh Kudus bukan Tuhan, karena Mereka tercakup dalam ungkapan itu. 

2. Bandingkan juga dengan 1Kor 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”. 

Ayat ini mengatakan bahwa Roh Kudus tahu apa yang ada dalam diri Allah. Jadi, kalau Allah mempunyai pengetahuan tentang hari Tuhan, tidak mungkin Roh Kudusnya tidak tahu tentang hal itu. 

b) Kata THEOS (= God / Allah) dan HO THEOS (= the God / sang Allah) tidak pernah dipakai terhadap Roh Kudus. 

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “Karl Rahner, S. J. dalam Theological Investigations mengakui bahwa ‘qeoj (Allah) tetap tidak pernah digunakan untuk Roh,’ dan: ‘o[ qeoj (secara aksara, Allah itu) tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Baru untuk membicarakan tentang pneuma a[gion (roh suci).’” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 399. 

Bantahan: 

1. Fanatisme bodoh terhadap kata-kata HO THEOS; setan disebut HO THEOS. 

Karl Rahner ini adalah ‘teolog’ Katolik yang sama dengan yang mengatakan bahwa Yesus juga tidak pernah disebut sebagai HO THEOS (‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 28-29). 

Rupanya ‘teolog’ ini berpendapat bahwa supaya bisa dianggap sebagai Allah yang sungguh-sungguh, harus disebut dengan istilah HO THEOS, dan sebaliknya, kalau disebut HO THEOS maka itu pasti Allah yang sejati. Ini merupakan suatu perumusan ciptaannya sendiri, dan tidak mempunyai dasar Kitab Suci, dan merupakan suatu fanatisme yang bodoh terhadap kata-kata HO THEOS. Fanatisme terhadap istilah HO THEOS ini jelas merupakan pandangan yang bodoh, karena dalam 2Kor 4:4 setan disebut dengan istilah HO THEOS. 

2Kor 4:4 - “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah”. 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘ilah’ di sini adalah HO THEOS (= the God / sang Allah)! 

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the god’ (= sang allah). 

NWT: ‘the god’. 

TDB: ‘allah’. 

Jelas bahwa di sini kata itu tidak menunjuk kepada Allah yang sejati, tetapi menunjuk kepada setan. 

2. Roh Kudus pernah disebut dengan istilah ‘God’ (= Allah) atau bahkan ‘the God’ (= sang Allah), sekalipun tidak secara langsung. 

a. 1Kor 3:16-17 - “(16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? (17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu”. 

Dalam ay 16a Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’ (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘Roh Allah diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah ‘bait / rumah Allah’, maka itu seharusnya berarti bahwa ‘Allah’lah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan ‘Roh Allah’ (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita. Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah! Dan untuk kata ‘Allah’ dalam ay 16a ini digunakan kata Yunani qeou (God / Allah). 

Lalu dalam ay 17 kata ‘bait Allah’ itu muncul lagi 2 x (seharusnya hanya 2 x bukan 3 x seperti dalam Kitab Suci Indonesia), dan di situ untuk kata ‘Allah’ digunakan kata Yunani tou qeou / TOU THEOU, yang artinya ‘the God’. Jadi, jelas bahwa Roh Kudus disebut tou qeou (TOU THEOU) atau ‘the God’. 

b. Kis 5:3-4 - “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah itu tidak dijual, bukan­kah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendus­tai Allah”. 

Perhatikan bahwa dalam ay 3 Petrus berkata bahwa Ananias mendustai ‘Roh Kudus’, tetapi dalam ay 4 Petrus mengatakan bahwa Ananias mendustai ‘Allah’. Jelas bahwa dari sini harus disimpulkan bahwa ‘Roh Kudus’ itu adalah ‘Allah’. Dan kata ‘Allah’ dalam ay 4 itu adalah t& qe& / TO THEO (= the God / sang Allah). 

Catatan: jangan terlalu mempersoalkan perbedaan antara qeou (THEOU) dengan qeoj (THEOS), atau antara o[ qeoj (HO THEOS) dengan t& qe& (TO THEO). Kalau dalam bahasa Inggris maka kata ‘he’ (sebagai subyek) berubah menjadi ‘him’ kalau digunakan sebagai obyek, dan berubah menjadi ‘his’ kalau digunakan sebagai kata ganti empunya. Dalam bahasa Yunani bukan hanya kata ganti orang yang bisa berubah seperti itu. Semua kata benda, nama, dan juga definite article / kata sandang tertentu, dalam bahasa Yunani bisa berubah-ubah bentuknya tergantung posisinya dalam kalimat. 

c) Roh Kudus tidak pernah disebut Maha kuasa. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Kata Ibrani SHADDAI dan kata Yunani PANTOKRATOR, kedua-duanya diterjemahkan ‘Mahakuasa.’ Kedua kata dari bahasa asal ini berulang kali diterapkan pada Yehuwa, sang Bapa. (Kel 6:3; Why. 19:6) Kedua-duanya tidak pernah diterapkan kepada Yesus maupun roh suci” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 398. 
Bantahan: 

1. Bahwa Yesus pernah disebut sebagai ‘Yang Mahakuasa’ sudah saya tunjukkan di depan, dalam bagian tentang ‘Keilahian Kristus’. 

2. Roh Kudus jelas maha kuasa (ini akan saya tunjukkan belakangan), tetapi itu tidak berarti bahwa istilah SHADDAY ataupun PANTOKRATOR harus digunakan terhadap Dia. Kitab Suci bisa menunjukkan kemahakuasaan Roh Kudus dengan cara lain, dan kita tidak mempunyai hak untuk mengatur Allah bagaimana Ia harus menunjukkan kemahakuasaan Roh Kudus dalam Kitab Suci. 
2) Bukti-bukti keilahian Roh Kudus. 

Mungkin tidak ada satu ayatpun dalam Kitab Suci yang secara explicit menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Tetapi dari perbandingan ayat dengan ayat kita bisa menyimpulkan bahwa Kitab Suci memang mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah Allah. 

a) Kitab Suci menggunakan sebutan ‘Roh Kudus’ dan ‘Allah’ / ‘Tuhan’ (ADONAY) / ‘TUHAN’ (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik). 

Contoh: 

1. Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27. 

Yes 6:8-10 - “(8) Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’. (9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh’”. 

Kis 28:25-27 - “(25) Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: (26) Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan meli­hat, namun tidak menanggap. (27) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’”. 

Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:26-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi kalau dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan’ kepada nabi Yesaya, maka dalam Kis 28:25 Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampai­kan oleh Roh Kudus’ dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjuk­kan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri! 

2. Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7. 

Ibr 3:7-11 - “(7) Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, (8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, (9) di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, seka­lipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. (10) Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, (11) sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu’”. 

Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata ‘mencobai Aku’ berarti ‘mencobai Roh Ku­dus’. 

Sekarang mari kita melihat Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 di atas. 

Maz 95:7b-11 - “(7b) Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suaraNya! (8) Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, (9) pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatanKu. (10) Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kataKu: ‘Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalanKu.’ (11) Sebab itu Aku bersumpah dalam murkaKu: ‘Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu.’”. 

Sekalipun kedua text di atas hampir identik, tetapi dalam Maz 95:7b-11 itu ada tambahan informasi yang tidak diberikan dalam Ibr 3:7-11, yaitu bahwa peristiwa itu terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa di Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. 

Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi: “Dinamai­lah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’”. 

Jadi di sini dipakai istilah ‘mencobai TUHAN (Yahweh)’, padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Ku­dus’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN / Yahweh! 

3. Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34. 

Ibr 10:15-17 - “(15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (16) sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjan­jian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”. 

Yer 31:33-34 - “(33) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menja­di umatKu. (34) Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka”. 

Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikata­kan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh (perhatikan kata-kata ‘firman TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bahwa itu merupakan ‘kesaksian / firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b). 

Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus. 

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh sendiri! 

4. Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9a yang berbunyi sebagai berikut: “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah itu tidak dijual, bukan­kah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendus­tai Allah. ... (9a) Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan (TDB: ‘roh Yehuwa’)?’”. 

Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus’, maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Allah’. Lalu dalam Kis 5:9a Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai Roh Tuhan (TDB: ‘roh Yehuwa’)’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah! 

5. Mari kita melihat 1Kor 3:16 dan 1Kor 6:19. 

1Kor 3:16 - “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”. 

1Kor 6:19 - “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”. 

Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’ (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti bahwa ‘Allah’lah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan ‘Roh Allah’ yang tinggal di dalam kita. 

Dan dalam 1Kor 6:19 Paulus berka­ta bahwa tubuh kita adalah ‘bait Roh Kudus’. 

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus / Roh Allah adalah Allah! 

Tentang 1Kor 3:16, Calvin berkata: “In this passage we have an explicit testimony for maintaining the divinity of the Holy Spirit. For if he were a creature, or merely a gift, he would not make us temples of God, by dwelling in us” (= Dalam text ini kita mempunyai kesaksian yang explicit untuk mempertahankan keilahian dari Roh Kudus. Karena seandainya Ia hanya suatu ciptaan, atau semata-mata suatu karunia, maka tinggalnya Ia di dalam diri kita tidak akan menjadikan kita Bait Allah) - hal 143. 

6. Yes 40:13-14 - “(13) Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? (14) Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”. 

Dengan membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa ‘Roh TUHAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ / YAHWEH dalam Yes 40:14. 

7. Yes 63:7-14 - “(7) Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukanNya kepada mereka sesuai dengan kasih sayangNya dan sesuai dengan kasih setiaNya yang besar. (8) Bukankah Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (10) Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka. (11) Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hambaNya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing dombaNya? Di manakah Dia yang menaruh Roh KudusNya dalam hati mereka; (12) yang dengan tanganNya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagiNya; (13) yang menuntun mereka melintasi samudera raya seperti kuda melintasi padang gurun? Mereka tidak pernah tersandung, (14) seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umatMu untuk membuat nama yang agung bagiMu”. 

Mulai ay 7 subyek pembicaraan adalah ‘TUHAN’ / Yahweh, dan mulai ay 10-14, pada satu sisi terjadi semacam pencampur-adukan istilah ‘Roh Kudus’, ‘Roh Tuhan’, dan ‘TUHAN’ / Yahweh sendiri, karena semua digambarkan memimpin bangsa Israel, tetapi pada sisi lain, istilah ‘Roh KudusNya’, dan ‘Roh TUHAN’ kelihatannya juga membedakan ‘Roh Kudus’ itu dengan ‘TUHAN’ / Yahweh. Ini bukan kontradiksi. Ditinjau dari sudut hakekat, Allah Tritunggal hanya mempunyai satu hakekat, tetapi ditinjau dari sudut pribadi, Allah Tritunggal terdiri dari 3 pribadi yang berbeda (distinct). 

b) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti: 

1. Kekal. 

Ibr 9:14 - “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”. 

2. Mahaada. 

Maz 139:7-10 - “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”. 

3. Mahatahu. 

· 1Kor 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”. 

1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu mahatahu! 

· Yes 40:13 - “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat?”. 

4. Mahakuasa. 

· Mat 12:28 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. 

Catatan: Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada. 

Ayat ini meninjau Yesus sebagai manusia, dan karena itu tidak dikatakan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasaNya sendiri, tetapi dengan Roh Kudus. Bahwa Roh Kudus bisa mengusir setan, menunjukkan kemahakuasaanNya. 

· Juga fakta bahwa Roh Kudus juga adalah Pencipta (Kej 1:2 Ayub 33:4), menunjukkan bahwa Ia maha kuasa. 

Jadi, sekalipun Kitab Suci tak pernah secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus itu ‘maha kuasa’, tetapi jelas bahwa Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai maha kuasa. 

5. Suci. 

Ini terlihat dari: 

· sebutan ‘kudus’. 

· Yes 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”. 

Bahwa pemberontakan / dosa manusia mendukakan Roh Kudus, menunjukkan bahwa Ia suci. 

c) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan peker­jaan-pekerjaan ilahi seperti: 

1. Penciptaan (Kej 1:2 Ayub 33:4 Maz 8:4 Ayub 26:13). 

· Kej 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”. 

Tak ada alasan Kitab Suci menggambarkan kehadiran Roh Kudus pada saat penciptaan itu, kalau Ia tidak ikut melakukan penciptaan tersebut. 

· Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup”. 

· Maz 8:4 - “Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan”. 

Dengan membandingkan Luk 11:20 dengan ayat paralelnya, yaitu Mat 12:28, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ‘jari Allah’ itu adalah ‘Roh Allah’ / ‘Roh Kudus’. 

Luk 11:20 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. 

KJV: ‘with the finger of God’ (= dengan jari Allah). 

RSV/NIV/NASB: ‘by the finger of God’ (= oleh jari Allah). 

Mat 12:28 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. 

Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada. 

· Ayub 26:13 - “Oleh nafasNya langit menjadi cerah, tanganNya menembus ular yang tangkas”. 

Kata yang diterjemahkan ‘nafas’ di sini adalah RUAKH, dan karena itu KJV menterjemahkan ‘spirit’ (= roh). 

KJV: ‘By his spirit he hath garnished the heavens’ (= Oleh RohNya Ia telah menghias langit). 

2. Melahirbarukan (Yoh 3:5-6 Tit 3:5). 

3. Mengampuni dosa. 

Ibr 10:15-17 - “Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjan­jian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”. 

Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa, dan karena hanya Allah yang bisa mengampuni dosa (Mark 2:7), maka jelas bahwa Roh Kudus adalah Allah. 

4. Membangkitkan Kristus, dan / atau menghidupkan tubuh kita yang fana. 

Ro 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu”. 

John Murray (NICNT): “The Spirit referred to is none other than the Holy Spirit. He that ‘raised up Jesus from the dead’ is without question the Father ... The Father is the specific agent in the resurrection of Christ. Since the Holy Spirit is called ‘the Spirit of him that raised up Jesus from the dead’, this means that the Holy Spirit sustains a close relationship to the Father in that specific action which belongs par excellence to the Father in the economy of redemption. Just as the Holy Spirit is the Spirit of Christ because of the intimacy of relation he sustains to Christ in the messianic office which the name ‘Christ’ denotes, so he is the Spirit of the Father because of the intimacy of relation he sustains to the Father in the raising up of Jesus. ... The text followed by the version expressly indicates that the Holy Spirit will be active in the resurrection - ‘through his Spirit that dwelleth in you’. Though the Father is the specific agent in the resurrection of the believers as in that of Christ, this does not exclude the agency of the Holy Spirit. ... Hence if the Holy Spirit is active in the resurrection of believers, it would follow that he was also active in the resurrection of Christ. For the latter is the basic and the pattern for the former” (= Roh yang ditunjuk bukan lain dari Roh Kudus. Dia yang ‘membangkitkan Yesus dari orang mati’, tidak diragukan adalah sang Bapa. Bapa adalah agen spesifik dalam kebangkitan Kristus. Karena Roh Kudus disebut ‘Roh dari Dia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati’, ini berarti bahwa Roh Kudus mempertahankan suatu hubungan yang dekat dengan Bapa, dalam tindakan spesifik itu, yang terutama menjadi milik dari Bapa dalam pengaturan penebusan. Sama seperti Roh Kudus adalah Roh Kristus karena hubungan yang intim yang Ia pertahankan dengan Kristus dalam jabatan sebagai Mesias yang ditunjukkan oleh nama ‘Kristus’, demikian pula Ia adalah Roh Bapa karena hubungan yang intim yang Ia pertahankan dengan Bapa dalam membangkitkan Yesus. ... Text itu selanjutnya menunjukkan secara jelas bahwa Roh Kudus akan aktif dalam kebangkitan - ‘melalui / oleh RohNya yang diam dalam kamu’. Sekalipun Bapa adalah agen spesifik dalam kebangkitan dari orang-orang percaya seperti dalam kebangkitan Kristus, ini tidak membuang / menyingkirkan Roh Kudus dari urusan itu. ... Karena itu, jika Roh Kudus itu aktif dalam kebangkitan orang-orang percaya, maka Ia juga aktif dalam kebangkitan Kristus. Karena yang terakhir ini adalah dasar dan pola dari yang pertama) - hal 291,292. 

William Hendriksen: “In verse 11 the subject ‘He who raised Jesus - or Christ - from the dead,’ refers, of course, to the Father. ... But note how very closely the two other persons of the Holy Trinity are related to the Father, hence also to each other. That the Father acts through the Spirit is plainly stated in verse 11. That even Jesus himself did not remain entirely passive in his resurrection is implied in John 10:17,18” (= Dalam ay 11 subyek dari ‘Dia yang membangkitkan Yesus - atau Kristus - dari antara orang mati’, tentu menunjuk kepada Bapa. ... Tetapi perhatikan betapa sangat dekatnya kedua pribadi yang lain dari Tritunggal yang Kudus berhubungan dengan Bapa, dan karena itu juga satu sama lain. Bahwa Bapa bertindak melalui Roh dinyatakan dengan jelas dalam ayat 11. Bahwa bahkan Yesus sendiri tidak tinggal pasif sepenuhnya dalam kebangkitanNya dinyatakan secara tak langsung / implicit dalam Yohanes 10:17-18) - hal 253. 

Charles Hodge: “The argument of the apostle is, that the same Spirit which was in Christ, and raised him from the dead dwells in us, even in our bodies (1Cor. 6:19), and will assuredly raise us up. ... The same Spirit which raised Christ’s body from the grave, shall also quicken our mortal bodies” [= Argumentasi dari sang rasul adalah bahwa Roh yang sama yang ada di dalam Kristus, dan membangkitkan Dia dari antara orang mati, tinggal di dalam kita, yaitu di dalam tubuh kita (1Kor 6:19), dan pasti akan membangkitkan kita. ... Roh yang sama yang membangkitkan tubuh Kristus dari kubur, juga akan menghidupkan tubuh kita yang fana] - hal 260. 

Ini semua jelas juga menunjukkan kemahakuasaan dari Roh Kudus. Sekali lagi saya tegaskan bahwa sekalipun tidak pernah dikatakan secara explicit dalam Kitab Suci bahwa Roh Kudus itu maha kuasa, dan sekalipun Roh Kudus tidak pernah disebut dengan istilah Ibrani SHADDAY ataupun istilah Yunani PANTOKRATOR, yang artinya ‘mahakuasa’, tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia maha kuasa. Kitab Suci tidak harus menunjukkan kemaha-kuasaan Roh Kudus dengan menggunakan kata SHADDAY atau PANTOKRATOR. Kitab Suci bebas menunjukkannya dengan cara lain. 

d) Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam: 

· Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. 

· 2Kor 13:13 - “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”. 

Memang kalau ada 3 nama diletakkan dalam satu ayat / text, itu tidak harus membuktikan bahwa ketiganya setingkat. Tetapi dalam kasus-kasus tertentu, 3 nama yang diletakkan berjajar bisa menunjukkan bahwa mereka setingkat. Misalnya kalau dikatakan ada konperensi tingkat tinggi 3 negara, maka kalau negara yang satu mengirimkan kepala negara, maka pasti kedua negara yang lain juga demikian. Kalau negara yang satu mengirim menteri luar negeri, maka pasti kedua negara yang lain juga demikian. Dan perlu diperhatikan bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan, yang merupakan sesuatu yang sakral. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi). Demikian juga dalam 2 Korintus 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus, yang lagi-lagi merupakan sesuatu yang sakral. Karena itu, text-text ini bisa dijadikan dasar bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat. Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri! 

D) Allah adalah Sumber dari Roh Kudus. 

1) Saksi Yehuwa menganggap Allah sebagai sumber dari Roh Kudus. 

Kesalahan keempat dalam ajaran Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus adalah bahwa mereka menganggap Allah sebagai sumber dari Roh Kudus. Bahwa mereka memang mempunyai pandangan seperti itu terlihat dari kutipan di bawah ini. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “In the Bible, two letters bearing Peter’s name were written by him, a man; but this fact did not make his letters writings of mere human manufacture. Peter’s letters had holy spirit behind them. Hence they were inspired by Jehovah God, the Source of holy spirit” (= Dalam Alkitab, dua surat menggunakan nama Petrus ditulis oleh dia, seorang manusia; tetapi fakta ini tidak membuat surat-suratnya menjadi semata-mata tulisan-tulisan buatan manusia. Surat-surat Petrus mempunyai roh kudus di belakang mereka. Karena itu mereka diilhami oleh Allah Yehuwa, Sumber dari roh kudus) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 4, no 6b. 
2) Argumentasi Saksi Yehuwa. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Jesus Christ himself recognized God as the Source of holy spirit. In evidence of this, he said to human fathers of his day: ‘If you, although being wicked, know how to give good gifts to your children, how much more so will the Father in heaven give holy spirit to those asking him!’ - Luke 11:13. A royal ancestor of Christ also recognized God as the Source of holy spirit. This recognition became manifest when he confessed his wrongdoing before God, begged forgiveness and said: ‘Do not throw me away from before your face; and your holy spirit O do not take away from me.’ (Psalm 51:11) For King David to be deprived of holy spirit would mean for him to be cut off from its Source” [= Yesus Kristus sendiri mengakui Allah sebagai Sumber dari roh kudus. Sebagai bukti dari ini, ia berkata kepada bapa-bapa manusia dari jamannya: ‘jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.’ - (Lukas 11:13). Seorang nenek moyang Kristus yang adalah seorang raja juga mengakui Allah sebagai Sumber dari roh kudus. Pengakuan ini menjadi nyata pada waktu ia mengakui kesalahannya di hadapan Allah, meminta pengampunan dan berkata: ‘Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu yang kudus dari padaku! (Maz 51:13). Bagi Raja Daud dicabut / dihilangkan roh kudusnya berarti dipotong dari Sumbernya] - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 14b-15. 

Bantahan: 

a) Kalau saudara membaca kedua ayat yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa itu, jelas bahwa kedua ayat itu tidak pernah mengatakan bahwa Allah adalah sumber dari Roh Kudus. Bahwa Allah memberikan Roh Kudus atau bahwa Allah bisa mengambil Roh KudusNya dari diri raja Raja Daud, tak menunjukkan bahwa Allah adalah sumber dari Roh Kudus. 

b) Arti dari Luk 11:13. 

Luk 11:13 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”. 

Ayat yang paralel dengan Luk 11:13 adalah Mat 7:11 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”. 

Dalam Luk 11:13 disebutkan ‘Roh Kudus’ (dalam bahasa Yunani tanpa definite article ‘the’). Apa artinya? Ada beberapa penafsiran: 

1. Yang dimaksud betul-betul adalah Roh Kudus (pribadi ke-3 dari Allah Tritunggal), tetapi ini hanya berlaku untuk jaman itu. Mereka disuruh minta Roh Kudus karena pada saat itu Roh Kudus belum turun (peristiwa itu terjadi sebelum hari Pentakosta). 

Pada jaman ini setiap orang yang percaya kepada Kristus, pasti sudah menerima Roh Kudus sehingga tak perlu minta lagi. 

Efesus 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”. 

Ro 8:9 - “(9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”. 

2. Itu berarti ‘kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita’. 

Pulpit Commentary: “Here the Lord, ... pictures the case of one who deserves a special deepening of the spiritual life, and prays some prayer for the presence of the Holy Spirit. Such a prayer, says Christ, must be granted” (= Di sini Tuhan, ... menggambarkan kasus dari seseorang yang layak mendapatkan pendalaman kehidupan rohani yang khusus, dan mendoakan suatu doa untuk kehadiran dari Roh Kudus. Doa seperti itu, kata Kristus, pasti dikabulkan) - hal 302. 

3. Itu berarti hal-hal yang bersifat rohani. 

Calvin (hal 354) termasuk dalam golongan ini. 

4. Istilah ‘Roh Kudus’ berarti / menunjuk kepada ‘semua hal yang baik’. 

William Hendriksen: “Here Matthew’s version has ‘good gifts,’ while Luke’s has ‘the Holy Spirit.’ These two are in perfect accord, for is not the Holy Spirit the very Source of all that is good?” (= Di sini versi Matius mengatakan ‘’pemberian yang baik’ sementara versi Lukas mengatakan ‘Roh Kudus’. Kedua hal ini sesuai secara sempurna, karena bukankah Roh Kudus adalah Sumber dari semua yang baik?) - hal 613-614. 

Bandingkan Lukas 11:13 ini dengan Yes 44:3b - “Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu”. Ini bisa dianggap sebagai 2 kalimat paralel yang sinonim / berarti sama, sehingga ‘RohKu’ = ‘berkatKu’. 

Saya condong pada penafsiran yang terakhir. Yang manapun dari penafsiran-penafsiran di atas tidak menunjukkan bahwa Allah adalah sumber dari Roh Kudus. 

c) Arti dari Maz 51:13. 

Mazmur 51:13 - “Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu yang kudus dari padaku!”. 

1. Maz 51 adalah doa pengakuan raja Daud setelah ia disadarkan oleh nabi Natan akan dosanya dalam persoalan Batsyeba dan Uria. 

2. Daud menaikkan permohonan ini, mungkin sekali karena mengingat akan kasus raja Saul, yang karena dosanya, lalu ditinggalkan oleh Roh Tuhan. 

1Sam 16:14 - “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN”. 

2Sam 7:15 - “Tetapi kasih setiaKu tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu”. 

3. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus diberikan hanya kepada orang-orang tertentu saja, bukan kepada setiap orang yang percaya. Roh Kudus diberikan untuk menolong orang yang menerimaNya melayani Tuhan. Kalau Tuhan tidak lagi menghendaki pelayanan orang itu, Ia menarik kembali RohNya, dan ini yang terjadi dalam kasus raja Saul. 

4. Tetapi dalam Perjanjian Baru: 

· Roh Kudus diberikan kepada semua orang yang percaya. 

Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”. 

Yoh 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”. 

Ef 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”. 

Roma 8:9 - “(9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”. 

1Korintus 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. 

· Roh Kudus tidak akan ditarik dari orang kepada siapa Ia telah diberikan. 

Yoh 14:16 - “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. 

Ibr 13:5b - “Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”. 

d) Bagaimana Allah bisa merupakan sumber dari tenaga / kuasaNya sendiri? 

Bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai Roh Kudus sebagai kuasa / tenaga aktif Allah, dan bisa juga mempercayai Allah sebagai sumber dari Roh Kudus, merupakan sesuatu yang sangat aneh. Bagaimana mungkin seseorang merupakan sumber dari kuasa / tenaganya sendiri? 
3) Pandangan yang benar: Roh Kudus keluar dari Bapa dan dari Anak. 

a) Pengakuan-pengakuan Iman berkenaan dengan hal ini. 

1. Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople (Toledo): 

“And I believe in the Holy Ghost, the Lord and Giver of life, who proceedeth from the Father and the Son, who, with the Father and the Son together is worshipped and glorified, who spake by the prophets” (= Dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan Pemberi kehidupan, yang keluar dari Bapa dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi). 

2. Pengakuan Iman Athanasius: 

“21. The Son is from the Father alone, neither made, nor created, but begotten. 22. The Holy Ghost is from the Father and the Son, neither made, nor created, nor begotten, but proceeding. ... 24. And in this trinity no one is first or last, no one is greater or less. 25. But all the three co-eternal persons are co-equal among themselves; so that through all, as is above said, both unity in trinity, and trinity in unity is to be worship” (= 21. Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan. 22. Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan, tetapi keluar. ... 24. Dan dalam tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. 25. Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal dalam kesatuan, harus disembah) - A. A. Hodge, ‘Outlines of Theology’, hal 117-118. 

b) Doktrin ini dikenal dengan dengan istilah ‘The Eternal Procession of the Holy Spirit’. 

· ‘to proceed’ = keluar. 

· ‘procession’ = tindakan keluar. 

· ‘eternal’ = kekal. 

c) Hubungan doktrin ‘The Eternal Generation of the Son’ dengan ‘The Eternal Procession of the Holy Spirit’. 

1. Ada persamaan antara ‘eternal generation’ dan ‘eternal procession’. 

Sebagaimana Bapa terus menerus memperanakkan Anak, demikian juga Bapa dan Anak terus menerus mengeluarkan Roh Kudus. Dengan kata lain, hal ini bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh Bapa dan Anak di masa yang lalu, tetapi merupakan tindakan yang dilakukan secara terus-menerus. Tidak ada saat dimana Bapa dan Anak tidak mengeluarkan Roh Kudus. 

Kalau doktrin ‘The Eternal Generation of the Son’ diilustrasikan dengan matahari yang terus menerus memancarkan sinarnya, maka doktrin ‘The Eternal Procession of the Holy Spirit’ bisa diilustrasikan dengan matahari dan sinar yang terus menerus mengeluarkan panas. 

Karena ini merupakan tindakan kekal, maka: 

a. Tidak ada perubahan dalam diri Allah. 

b. Bapa, Anak, dan Roh Kudus sama kekalnya. 

2. Perbedaan ‘Generation’ dengan ‘Spiration’. 

a. ‘Generation’ adalah pekerjaan Bapa saja, sedangkan ‘Spira­tion’ merupakan pekerjaan Bapa dan Anak. 

b. Karena adanya ‘Generation’, maka Anak bisa ikut ambil bagian dalan ‘Spiration’. 

c. Secara logika (bukan secara chronologis!), ‘Generation’ mendahului ‘Spiration’. Tetapi faktanya adalah bahwa keduanya sama-sama merupakan tindakan kekal. 

Catatan: 

· kata ‘spiration’ tidak ada dalam kamus, bahkan dalam kamus Webster sekalipun. Kalau ‘procession’ berarti ‘tindakan keluar / dikeluarkan’, maka ‘spiration’ berarti ‘tindakan mengeluarkan’ / ‘menghembuskan’. 

W. G. T. Shedd: “The theological term ‘spiration’ comes from the Biblical term ‘Spirit,’ appropriated to the third person” (= Istilah theologia ‘spiration’ berasal dari istilah Alkitab ‘Spirit’, disesuaikan kepada pribadi ketiga) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 287. 

W. G. T. Shedd: “Generation and spiration are subjective and active in signification. They denote the acts of a Divine person or persons, as related to another Divine person. Filiation and procession are objective and passive in signification. They denote the results of the acts, that is, the eternal processes consequent upon them. The first person subjectively and actively generates the second person, and eternal filiation is objectively and passively the result, or process, ensuing from it. The first and second persons subjectively and actively spirate the third person, and eternal procession is objectively and passively the result” (= ‘Generation’ dan ‘spiration’ mempunyai pengertian yang bersifat subyek dan aktif. Hal-hal itu merupakan tindakan-tindakan dari suatu pribadi Ilahi, atau pribadi-pribadi Ilahi, berhubungan dengan pribadi Ilahi yang lain. ‘Filiation’ dan ‘procession’ mempunyai pengertian yang bersifat obyek dan pasif. Hal-hal ini merupakan hasil dari tindakan-tindakan, yaitu, sebagai akibat dari proses-proses kekal itu pada mereka. Pribadi pertama secara subyektif dan aktif ‘generates’ / memperanakkan pribadi kedua, dan ‘filiation’ yang kekal secara obyektif dan pasif merupakan hasilnya, atau proses, yang terjadi dari hal itu. Pribadi pertama dan kedua secara subyektif dan aktif ‘spirate’ / mengeluarkan pribadi ketiga, dan ‘procession’ yang kekal adalah hasilnya secara obyektif dan pasif) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 287. 

Catatan: 

* sebagaimana ‘spiration’ merupakan pasangan dari ‘procession’, demikian pula ‘generation’ merupakan pasangan dari ‘filiation’. 

* kata ‘process’ (= proses) yang saya garis bawahi itu mungkin berarti ‘tindakan pasif’, sebagai lawan dari ‘act’ [= tindakan (aktif)]. Ini terlihat dari kata-kata Shedd sebagai berikut: 

“The first Person is distinguished by two acts, and no process. ... The second person is distinguished by one act, and one process. ... The third Person is distinguished by a process, and no act” (= Pribadi pertama dibedakan / dikenal oleh dua tindakan, dan tidak ada proses / tindakan pasif. ... Pribadi kedua dibedakan / dikenal oleh satu tindakan, dan satu proses / tindakan pasif. ... Pribadi ketiga dibedakan / dikenal oleh suatu proses, dan tidak ada tindakan) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 293. 

· dalam Kamus Webster kata ‘inspiration’ diartikan ‘a breathing in’ (= mengambil nafas); ‘drawing air into the lungs’ (= memasukkan udara ke dalam paru-paru). 

· Kalau ‘procession’ adalah ‘the property of the Holy Spirit’ (= milik Roh Kudus), maka ‘spiration’ adalah ‘the property of the Father and the Son’ (= milik Bapa dan Anak). 

Tetapi Louis Berkhof berkata: “This procession of the Holy Spirit, briefly called spiration, is his personal property” (= Keluarnya Roh Kudus, secara singkat disebut ‘spiration’, adalah milik pribadiNya) - ‘Systematic Theology’, hal 97. 

Kelihatannya ia mencampuradukkan ‘procession’ dan ‘spiration’. 

d) Dasar Kitab Suci dari ‘the eternal procession of the Holy Spirit from the Father and the Son’. 

Sebetulnya hanya 1 ayat yang secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus itu keluar, dan itupun hanya dari Bapa. 

Yoh 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”. 

Catatan: untuk petunjuk memudahkan mengingat ayat ini. Kalau Yoh 5:26 berbicara tentang ‘the eternal generation of the Son’, maka Yoh 15:26 berbicara tentang ‘the eternal procession of the Holy Spirit’. 

Adanya Yoh 15:26 yang secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa, dan tidak adanya ayat yang secara explicit menyatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Anak, menyebabkan Gereja Orthodox menganggap bahwa Roh Kudus hanya keluar dari Bapa. 

Tetapi Gereja Roma Katolik, yang lalu diikuti oleh Gereja-gereja Protestan, mengakui bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan dari Anak, karena: 

1. Roh Kudus disebut sebagai: 

· Roh Allah / Roh Bapa (Roma 8:9 Matius 10:20). 

· Roh Kristus / Roh Yesus / Roh Tuhan / Roh Yesus Kristus / Roh Anak (Kis 5:9 Kis 8:39 Kis 16:7 Ro 8:9 Gal 4:6 Fil 1:19 1Pet 1:11). 

Kata ‘Roh’ bisa diartikan sebagai ‘nafas’ dan karena itu penyebutanNya sebagai ‘Roh Bapa’ dan ‘Roh Anak’ secara tidak langsung menunjukkan bahwa Ia keluar dari Bapa dan Anak. 

Bandingkan dengan: 

a. Yohanes 20:22 dimana Anak menghembuskan Roh Kudus. 

Yoh 20:22 - “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus”. 

W. G. T. Shedd: “This spiration of the Spirit in time, was symbolical of the eternal spiration in the Godhead” (= ‘Spiration’ / penghembusan dari Roh dalam waktu ini, merupakan simbol dari ‘spiration’ kekal dalam Allah) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 292. 

b. Mazmur 33:6 - “Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas (RUAKH) dari mulutNya segala tentaranya”. 

Di sini kata RUAKH diterjemahkan ‘nafas’ karena adanya kata ‘mulut’ yang mengikutinya. Dan ada 2 penafsiran tentang kata-kata ‘nafas dari mulutNya’ ini: 

¨ Ini menunjuk kepada kata-kata / firman dari mulut Allah. Dengan diartikan seperti ini maka Maz 33:6b menjadi sejalan / identik dengan Maz 33:6a. 

¨ Ini menunjuk kepada Roh Kudus. Dengan diartikan seperti ini maka Maz 33:6b menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah pencipta, dan bahwa Ia digambarkan sebagai nafas yang keluar dari mulut Allah / YAHWEH. 

Matthew Henry: “All things were made by the word of the Lord and by the breath of his mouth. Christ is the Word, the Spirit is the breath, so that God the Father made the world, as he rules it and redeems it, by his Son and Spirit” (= Segala sesuatu dibuat oleh / dengan firman Tuhan dan oleh / dengan nafas dari mulutNya. Kristus adalah Firman, Roh adalah nafas, sehingga Allah Bapa membuat dunia / alam semesta, sebagaimana Ia memerintahnya dan menebusnya, oleh / dengan Anak dan RohNya). 

Jamieson, Fausset & Brown: “The DIVINE WORD and the DIVINE SPIRIT cooperated at creation” (= FIRMAN ILAHI dan ROH ILAHI bekerja sama pada penciptaan). 


Catatan: saya sendiri meragukan bahwa kata ‘firman’ dalam Maz 33:6a menunjuk kepada Anak. 

2. Yoh 15:26 & Yoh 14:26 mengatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan diutus oleh Bapa. 

3. Yohanes 15:26 dan 16:7 mengatakan bahwa Roh Kudus diutus oleh Anak. 

e) Bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak, tidak boleh diartikan bahwa ada 2 Roh Kudus. 

Herman Hoeksema: “This double procession must not be conceived in such a way, as if there are two Spirits, one proceeding from the Father and another Spirit proceeding from the Son, but rather so, that the one Spirit proceeds from the Father to the Son and returns as the Spirit of the Son to the Father” (= Pengeluaran secara ganda ini tidak boleh dimengerti dengan cara, seakan-akan di sana ada dua Roh, satu keluar dari Bapa dan Roh yang lain keluar dari Anak, tetapi demikian, bahwa satu Roh keluar dari Bapa kepada Anak dan kembali sebagai Roh dari Anak kepada Bapa) - ‘Reformed Dogmatics’, hal 151. 

f) Kalau ‘Roh Kudus keluar dari Bapa’, bukankah itu berarti bahwa ‘Bapa adalah sumber dari Roh Kudus’? 

Saya tidak tahu apakah dibenarkan menggunakan istilah ‘sumber’, tetapi memang ada orang dalam kalangan Kristen yang menggunakannya. Tetapi ini tetap tidak membenarkan ajaran Saksi Yehuwa. Untuk jelasnya perhatikan kutipan di bawah ini. 

James Elder Cumming: “We are taught that the Holy Spirit ‘proceedeth from the Father’ (John 15:26). By this is meant that God the Father is the Source whence the Spirit issues, and yet not in such a sense that He ever began to proceed from Him, or that there ever was a moment in which He was not so proceeding. It is not only Procession, but Eternal Procession, that is true of Him” (= Kita diajar bahwa Roh Kudus ‘keluar dari Bapa’ (Yoh 15:26). Dengan ini dimaksudkan bahwa Allah Bapa adalah Sumber dari mana Roh keluar, tetapi tidak dalam arti bahwa Ia pernah mulai keluar dari Dia, atau bahwa pernah ada saat dimana Ia tidak keluar. Bukan hanya ‘keluar’, tetapi ‘keluar secara kekal’, yang merupakan sesuatu yang benar tentang Dia) - ‘A Handbook on the Holy Spirit’, hal 48. 

4) Kesimpulan. 

Kesalahan dari ajaran Saksi Yehuwa dalam hal ini adalah: 

a) Mereka mengatakan bahwa Allah adalah sumber dari Roh Kudus, tetapi mereka tidak mengatakan bahwa Allah adalah sumber yang kekal dari Roh Kudus. 

b) Mereka menganggap Roh Kudus sebagai tenaga aktif Allah. Ini membuat tidak masuk akal untuk mengatakan Allah sebagai sumber dari Roh Kudus. 

c) Mereka tidak menganggap Anak sebagai sumber kekal dari Roh Kudus. 

DaftAr isi

4 hal yang sesat yang dipercayai oleh Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus................................... 1

Pengakuan2 iman gereja2 Kristen tentang Roh Kudus.................................................................. 1

1) Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople................................................................................. 1

2) Pengakuan Iman Athanasius.................................................................................................... 1

A) Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah..................................... 2

1) Argumentasi Saksi Yehuwa............................................................................................... 2

a) Kej 1:2................................................................................................................................ 2

1. Arti dan penterjemahan dari kata Ibrani RUAKH atau kata Yunani PNEUMA.............. 3

2. Terjemahan dari Suatu Terjemahan Amerika (1939) tentang Kej 1:2........................... 4

3. Terjemahan dari NWT/TDB tentang Kej 1:2.................................................................. 4

4. Kej 1:2 sama sekali tak menunjukkan ‘Roh Kudus’ adalah ‘tenaga aktif Allah’........... 6

5. Saksi-Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam penterjemahan......................................... 6

6. Yoh 4:24?....................................................................................................................... 6

7. Apa arti dari istilah ‘Roh Kristus’?................................................................................. 7

b) Bil 11:17,25......................................................................................................................... 7

1. Bil 11:17,25 versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan........................................ 7

2. Apa arti dari kata ‘Roh’ di sini?...................................................................................... 8

c) Hak 14:6............................................................................................................................. 9

1. Saksi Yehuwa justru pakai terjemahan yang salah dari TEV / Good News Bible......... 9

2. Dalam ayat ini terjemahan Kitab Suci Indonesia benar.................................................. 9

d) Luk 5:17.............................................................................................................................. 9

e) 2Kor 4:7............................................................................................................................ 10

f) Maz 104:30 2Pet 1:21 Kis 4:31....................................................................................... 10

g) Allah tidak maha ada; Roh KudusNya / tenaga aktifNyalah yang maha ada................. 11

1. Allah adalah Roh (Yoh 4:24) dan Ia tidak mempunyai tubuh!..................................... 11

a... Penjelasan tentang 1Kor 15:44............................................................................. 12

b... ‘tubuh alamiah’ ada lebih dulu, dan nanti baru ada ‘tubuh rohaniah’.................. 12

c... Penjelasan tentang 1Raja 8:43............................................................................. 12

d... Allah hanya ada di surga?..................................................................................... 13

2. Illustrasi yang hanya berdasarkan logika, tetapi tidak Alkitabiah................................ 13

3. Allah memang hadir di surga, tetapi Ia juga hadir dimana-mana................................ 13

4. Kitab Suci mengatakan Allah datang / pergi, turun / naik, berjalan-jalan, dsb............ 14

5. Pandangan Louis Berkhof tentang pandangan seperti ini........................................... 15

2) Serangan terhadap doktrin Saksi Yehuwa ini.............................................................. 15

a) Roh Kudus lebih rendah dari pada Allah?....................................................................... 15

b) Roh Kudus menyelidiki segala sesuatu / hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah?... 16

c) Bagaimana suatu kuasa / tenaga bisa disebut ‘kudus’ / ‘benar’ / ‘baik’?...................... 16

d) Bagaimana suatu tenaga bisa berdoa?........................................................................... 16

e) Bagaimana bisa menghujat suatu tenaga / kuasa?........................................................ 16

f) Bagaimana mungkin Bapa / Yesus mengutus ‘suatu kuasa’?......................................... 16

g) ‘Roh Kudus’ / ‘Roh Allah’ jelas berbeda dengan ‘kuasa / tenaga aktif Allah’................. 17

1. Ada ayat2 yang membedakan ‘Roh Kudus’ / ‘Roh Allah’ dengan ‘kuasa Allah’........ 17

2. Ada ayat2 yang menggunakan istilah-istilah ‘kuasa Roh’ atau ‘kekuatan Roh’.......... 17

3. 1Kor 12:10 mengatakan bahwa ‘Roh memberikan kuasa’......................................... 19

B) Roh Kudus bukan pribadi.............................................................. 24

I) Argumentasi Saksi Yehuwa.............................................................................................. 24

1) Pandangan bapa-bapa gereja......................................................................................... 24

a) Semua bapa2 gereja saat itu mempunyai theologia yang defective / cacat............... 24

b) Ajaran Saksi Yehuwa sendiri baru muncul pada abad ke 19 atau 20........................ 24

c) Baru menjadi dogma gereja yg resmi pada abad keempat Masehi............................ 24

1. Apakah dogma itu?.................................................................................................. 25

2. Sidang Gereja Nicea adalah Sidang Gereja pertama............................................. 25

d) Tak ada bapa gereja abad 1-3 yang mempercayai Roh Kudus sebagai pribadi?...... 25

1. Theophilus dari Antiokhia......................................................................................... 26

2. Tertullian................................................................................................................... 26

3. Justin Martyr............................................................................................................. 27

4. Clement dari Alexandria........................................................................................... 27

5. Origen....................................................................................................................... 28

6. Irenaeus.................................................................................................................... 28

7. Dionysius.................................................................................................................. 28

8. Hippolytus................................................................................................................. 29

2) Kata ‘Roh Kudus’ sering muncul tanpa kata sandang tertentu....................................... 30

a) ‘Roh Kudus’ tanpa kata sandang tertentu menunjukkan Roh Kudus bukan pribadi? 31

1. Yehuwa disebut sebagai ‘a Spirit’ (= suatu Roh)..................................................... 31

2. Allah disebut sebagai ‘a God’ (= suatu Allah).......................................................... 31

3. Allah disebut sebagai ‘a Father’ (= seorang Bapa)................................................... 33

4. Yesus disebut sebagai ‘a Son’ (= seorang Anak)..................................................... 34

b) Rumus2 bahasa Yunani tentang penggunaan kata sandang tertentu........................ 34

c) Contoh Yoh 20:22........................................................................................................ 36

d) Mat 22:43-44 vs Mark 12:36........................................................................................ 36

3) Roh Kudus turun sebagai merpati dan api, tak pernah dalam bentuk manusia............. 38

a) Alasan mengapa Roh Kudus turun dalam bentuk seperti seekor burung merpati..... 38

b) Alasan mengapa Roh Kudus muncul dalam bentuk seperti api / lidah api................. 40

c) Bapa dan Yesus digambarkan sebagai unggas, api, dan hal2 yang bukan pribadi... 42

d) Malaikat-malaikat juga digambarkan sebagai badai dan api...................................... 43

e) Mengapa Roh Kudus tak pernah muncul dalam bentuk manusia / malaikat?............ 43

4) Ada orang2 yang ‘dipenuhi’, ‘dibaptis’, ‘diurapi’ dengan Roh Kudus........................... 44

a) Ini omongan yang sama sekali tidak beralasan.......................................................... 45

b) Istilah ‘dibaptis dengan Roh Kudus’............................................................................. 45

1. Arti istilah ini............................................................................................................. 45

2. Mengapa digunakan istilah ini?................................................................................ 45

c) Suatu pribadi pasti tidak bisa memenuhi banyak orang sekaligus?............................ 46

d) Arti dari istilah ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’.............................................................. 46

e) Bagaimana Saksi Yehuwa menafsirkan Kis 10:38?.................................................... 47

5) Bapa dan Anak punya nama, Roh Kudus tidak............................................................... 47

a) Nama Anak bukan ‘Yesus’........................................................................................... 47

b) Ketiga pribadi mempunyai satu nama, yaitu YAHWEH.............................................. 47

6) Roh Kudus disejajarkan dengan air dan api.................................................................... 48

a) ‘Roh Kudus’ dan ‘air’.................................................................................................. 48

b) ‘Roh Kudus’ dan ‘api’.................................................................................................. 48

7) Roh Kudus dimasukkan dalam daftar sifat-sifat (2Kor 6:6)............................................. 49

a) 2Kor 6:6 bukan daftar sifat!.......................................................................................... 49

b) Arti dari text ini.............................................................................................................. 50

c) Saksi Yehuwa percaya Roh Kudus sebagai ‘tenaga aktif Allah’, bukan ‘sifat’!......... 50

8) Roh Kudus dibandingkan dengan anggur (Ef 5:18)........................................................ 50

a) Bukan dibandingkan, tetapi dikontraskan.................................................................... 50

b) Perbandingan dengan beberapa ayat lain................................................................... 51

9) Orang2 dipenuhi dengan roh kudus sama seperti dengan hikmat, iman, & sukacita..... 51

10) Roh Kudus digambarkan sebagai air, api, angin, dsb................................................... 51

11) Roh Kudus berbicara melalui manusia / malaikat......................................................... 52

a) Dalam text-text tertentu Roh Kudus memang berbicara melalui manusia................ 52

b) Roh Kudus bisa dan pernah berbicara langsung...................................................... 52

c) ‘tenaga Allah’ justru tidak bisa berbicara melalui manusia / apapun juga................ 53

12) 1Yoh 5:6-8...................................................................................................................... 53

a) 3 orang dalam satu ayat tak menunjukkan mereka setingkat................................... 53

b) Text ini sukar dan punya bermacam-macam penafsiran.......................................... 53

II) Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus................................................................................ 54

1) Untuk Roh Kudus digunakan kata ganti orang................................................................ 54

2) Untuk Roh Kudus digunakan kata dengan jenis kelamin laki-laki................................... 54

a) Dalam bahasa Yunani semua kata benda mempunyai jenis kelamin........................ 55

b) Tuduhan Saksi Yehuwa yang ngawur........................................................................ 55

c) Kadang-kadang digunakan kata bentuk laki-laki untuk PNEUMA.............................. 55

1. Yoh 16:7-8............................................................................................................... 55

2. Yoh 14:16-17........................................................................................................... 55

3. Yoh 15:26................................................................................................................ 56

4. Yoh 16:13-14........................................................................................................... 57

5. Ef 1:13b-14.............................................................................................................. 59

6. 1Yoh 4:4.................................................................................................................. 59

d) Kecerdikan dan kelicikan Saksi Yehuwa.................................................................... 59

3) ‘Parakletos yang lain’............................................................................................... 60

4) Roh Kudus punya ciri2 pribadi......................................................................................... 60

a) Pikiran.......................................................................................................................... 61

b) Perasaan..................................................................................................................... 61

c) Kehendak..................................................................................................................... 61

5) Kitab Suci juga menyatakan bahwa:................................................................................ 61

a) Roh Kudus melakukan hal-hal yang dilakukan oleh seorang pribadi........................ 61

b) Hal2 yang dilakukan terhadap Roh Kudus, hanya bisa dilakukan terhadap pribadi.. 64

6) Mat 28:19.......................................................................................................................... 64

a) Roh Kudus tak bisa punya otoritas kalau Ia bukan pribadi........................................ 65

b) Roh Kudus punya wewenang, yang berasal dari Allah (Bapa)?................................ 65

c) Ketidak-konsistenan Saksi Yehuwa dalam menafsirkan kata ‘nama’........................ 65

7) 2Kor 13:13........................................................................................................................ 65

Personifikasi?....................................................................................................................... 66

C) Roh Kudus bukan Allah................................................................ 68

1) Argumentasi Saksi Yehuwa........................................................................................... 68

a) Mark 13:32...................................................................................................................... 68

1. Ketunggalan Bapa, Anak, dan Roh Kudus tak memungkinkan penafsiran tsb.......... 68

2. Bdk. 1Kor 2:10-11........................................................................................................ 69

b) Kata THEOS dan HO THEOS tidak pernah dipakai terhadap Roh Kudus?................. 69

1. Fanatisme bodoh terhadap kata-kata HO THEOS; setan disebut HO THEOS........ 69

2. Roh Kudus disebut ‘God’ (= Allah) atau ‘the God’ (= sang Allah)............................. 69

c) Roh Kudus tidak pernah disebut Maha kuasa............................................................... 70

2) Bukti-bukti keilahian Roh Kudus................................................................................... 70

a) Sebutan ‘Roh Kudus’ dan ‘Allah’ / ‘Tuhan’ / ‘TUHAN’ bisa dibolak-balik.................. 71

b) Roh Kudus punya sifat2 Allah seperti:........................................................................... 74

1. Kekal........................................................................................................................... 74

2. Mahaada..................................................................................................................... 74

3. Mahatahu.................................................................................................................... 74

4. Mahakuasa................................................................................................................. 74

5. Suci............................................................................................................................. 74

c) Roh Kudus melakukan peker­jaan2 ilahi seperti:............................................................ 75

1. Penciptaan................................................................................................................... 75

2. Melahirbarukan............................................................................................................ 75

3. Mengampuni dosa....................................................................................................... 75

4. Membangkitkan Kristus, menghidupkan tubuh kita yang fana................................... 75

d).. Nama Roh Kudus dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak................... 76

D) Allah adalah Sumber dari Roh Kudus.................................. 78

1) Saksi Yehuwa menganggap Allah sebagai sumber dari Roh Kudus...................... 78

2) Argumentasi Saksi Yehuwa........................................................................................... 78

a) Kedua ayat itu tidak mengatakan bahwa Allah adalah sumber dari Roh Kudus........... 78

b) Arti dari Luk 11:13........................................................................................................... 78

c) Arti dari Maz 51:13.......................................................................................................... 79

d) Bagaimana Allah bisa merupakan sumber dari tenaga / kuasaNya sendiri?................ 80

3) Pandangan yang benar: Roh Kudus keluar dari Bapa dan dari Anak.................... 80

a) Pengakuan2 Iman berkenaan dengan hal ini................................................................. 80

1. Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople (Toledo).................................................... 80

2. Pengakuan Iman Athanasius..................................................................................... 80

b) Doktrin ini dikenal dengan dengan istilah ‘The Eternal Procession of the Holy Spirit’.. 81

c) Hubungan ‘Eternal Generation’ dengan ‘Eternal Procession’........................................ 81

1. Ada persamaannya.................................................................................................... 81

2. Perbedaannya............................................................................................................ 81

d) Dasar Kitab Suci dari pandangan ini.............................................................................. 82

e) Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak, tidak berarti bahwa ada 2 Roh Kudus............ 83

f) ‘Roh Kudus keluar dari Bapa’ = ‘Bapa adalah sumber dari Roh Kudus’?....................... 83

4) Kesimpulan....................................................................................................................... 84

Next Post Previous Post