EKSPOSISI YOSUA 10:12-14

Pdt.Budi Asali, M.Div.
EKSPOSISI YOSUA 10:12-14
Tuhan mengabulkan doa Yosua yang meminta matahari dihentikan.

Yosua 10: 12-14: “(12) Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: ‘Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!’ (13) Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. (14) Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN”.

1. Dari Yosua 10: 12 kelihatannya Yosua bukan berdoa tetapi memerintah matahari dan bulan, tetapi perlu saudara perhatikan bahwa kata-kata dalam ay 12 itu dikatakan oleh Yosua kepada Tuhan. Dan Yosua 10: 14 menunjukkan dengan jelas bahwa Yosua memohon hal itu dari Tuhan.

Calvin menafsirkan bahwa Yosua berbicara kepada Tuhan, dan setelah Tuhan mengijinkan, maka ia lalu memerintahkan mata­hari dan bulan untuk berhenti. Dan Calvin menambahkan suatu peringatan supaya jangan sembarangan meniru Yosua tanpa berdoa dan mendapatkan ijin / restu dari Tuhan.

2. Bahwa Yosua berani berkata / berdoa seperti itu di hadapan orang Israel (ay 12) menunjukkan iman yang hebat dari Yosua!

Kalau saudara menjadi Yosua, apakah saudara tidak berpikir: “Bagaimana kalau aku memerintahkan matahari dan bulan, dan tahu-tahu perintahku gagal?”.

3. Yosua 10:12-13, dan juga Maz 19:5b-7, yang menunjukkan seolah-olah mataharilah yang mengelilingi bumi, tidak bisa dipakai sebagai bukti bahwa Kitab Suci bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Mazmur 19:5b-7 - “(5b) Ia memasang kemah di langit untuk matahari, (6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. (7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya”.

Perlu diingat bahwa Kitab Suci bukanlah kitab ilmu pengeta­huan, dan banyak bagian Kitab Suci yang ditulis dari sudut pandang manusia. Misalnya dalam Kej 1:16 dimana bulan dan matahari disebut benda penerang yang besar, padahal bintang-bintang mestinya jauh lebih besar dari bulan, bahkan lebih besar dari matahari.

Kejadian 1:16 - “Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang”.

Ini justru menunjukkan kebijaksanaan Tuhan, karena kalau semua ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan modern / jaman sekarang, apa yang kira-kira dipikirkan oleh orang-orang jaman dahulu tentang Kitab Suci? Pasti mereka akan membuang Kitab Suci, karena mereka anggap tidak masuk akal dan salah.

William G. T. Shedd: “The inspired writers were permitted to employ the astronomy and physics of the people and age to which they themselves belonged, because the true astronomy and physics would have been unintelligible. If the account of the miracle of Joshua had been related in the terms of the Copernican astronomy; if Joshua had said, ‘Earth stand thou still,’ instead of, ‘Sun stand thou still’; it could not have been understood” ( = Penulis-penulis yang diilhami diijinkan untuk menggunakan ilmu perbintangan dan fisika dari orang dan jaman mereka sendiri, karena ilmu perbintangan dan fisika yang benar tidak akan dimengerti pada saat itu. Jika cerita tentang mujijat Yosua diceritakan dengan istilah-istilah dari ilmu perbintangan Copernicus; jika Yosua berkata: ‘Bumi berhentilah engkau’, dan bukannya ‘Matahari berhentilah engkau’; itu tidak bisa dimengerti pada saat itu) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

Shedd lalu menambahkan: “The modern astronomer himself describes the sun as rising and setting” ( = Ahli ilmu perbintangan modern sendiri menggambarkan matahari sebagai terbit dan terbenam) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

Shedd menambahkan lagi: “The purpose of the scriptures, says Baronius, is ‘to teach man how to go to heaven, and not how the heavens go.’” ( = Tujuan dari Kitab Suci, kata Baronius, adalah ‘untuk mengajar manusia tentang jalan ke surga, dan bukannya bagaimana surga / langit berjalan’) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

4. Ada orang yang beranggapan bahwa apa yang diceritakan di sini tidak boleh diartikan secara hurufiah, tetapi hanya seolah-olah saja demikian, atau sekedar merupakan suatu bahasa puisi. Alasannya:

a. Peristiwa ini tidak tercatat dimanapun, baik dalam tulisan-tulisan kafir / di luar Alkitab, maupun dalam Alkitab sendiri.

b. Hakim 5:20 dan Maz 18:8-16 juga tidak diartikan secara hurufiah.

Hak 5:20 - “Dari langit berperang bintang-bintang, dari peredarannya mereka memerangi Sisera”.

Mazmur 18:8-16 - “(8) Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murkaNya. (9) Asap membubung dari hidungNya, api menjilat keluar dari mulutNya, bara menyala keluar dari padaNya. (10) Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kakiNya. (11) Ia mengendarai kerub, lalu terbang dan melayang di atas sayap angin. (12) Ia membuat kegelapan di sekelilingNya menjadi persembunyianNya, ya, menjadi pondokNya: air hujan yang gelap, awan yang tebal. (13) Karena sinar di hadapanNya hilanglah awan-awanNya bersama hujan es dan bara api. (14) Maka TUHAN mengguntur di langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suaraNya. (15) DilepaskanNya panah-panahNya, sehingga diserakkanNya mereka, kilat bertubi-tubi, sehingga dikacaukanNya mereka. (16) Lalu kelihatanlah dasar-dasar lautan, dan tersingkaplah alas-alas dunia karena hardikMu, ya TUHAN, karena hembusan nafas dari hidungMu”.

Beberapa hal yang bisa digunakan untuk menjawab anggapan dan argumentasi tersebut di atas:

a. Adalah salah kalau dikatakan bahwa cerita ini tidak tercatat dimanapun, karena cerita ini tercatat dalam:

· Habakuk 3:11 - “Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak panahMu yang melayang laju, karena kilauan tombakMu yang berkilat”.

Beberapa penafrsir yang saya baca mengatakan bahwa Hab 3:11 ini menunjuk pada peristiwa penghentian matahari dan bulan dalam Yos 10 ini.

· Sirakh 46:4 yang berbicara tentang Yosua berkata sebagai berikut: “Bukankah matahari diberhentikan oleh tangannya, sehingga satu hari menjadi sama dengan dua?”.


Catatan: kitab Sirakh termasuk dalam kitab-kitab Deuterokanonika. Sekalipun kita memang tidak menerima kitab Sirakh sebagai Alkitab / Firman Tuhan, tidak berarti bahwa kita tidak boleh menggunakan­nya sebagai argumentasi tambahan. Perlu saudara ketahui bahwa kitab Sirakh termasuk kitab kuno, dan orang yang menulisnya pasti juga tidak menulisnya secara sembarangan, sehingga sekalipun isinya tidak mutlak benar (tidak infal­lible / inerrant), tetapi toh mengandung banyak kebenaran. Kalau pada jaman ini saudara membaca surat kabar atau mendengar berita di TV, saudara juga tentu tidak akan menga­baikannya begitu saja dengan alasan bahwa itu bukan Firman Tuhan. Demikian juga kalau kita menggunakan kitab sejarah dari Yosephus dsb. Semua boleh, asal hanya sebagai argumentasi tambahan, dan tidak dimutlakkan. Juga, di sini saya menggunakan untuk menunjukkan kesalahan pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa ini tidak tercatat dimanapun.

· Kitab Orang Jujur (Yosua 10: 13).

Istilah ini muncul lagi dalam 2Samuel 1:18 - “dan ia memberi perintah untuk mengajarkan nyanyian ini kepada bani Yehuda; itu ada tertulis dalam Kitab Orang Jujur”.

KJV: ‘the book of Jasher?’.

Kata ‘Jasher’ berasal dari kata Ibrani ‘Yashar’ yang artinya lurus / jujur.

Kitab ini hilang / sudah tidak ada lagi. Mungkin karena tidak termasuk kanon Kitab Suci maka kitab ini tidak terlalu dijaga, sehingga rusak / musnah.

b. Hakim 5:20 dan Mazmur 18:8-16 terletak dalam bagian yang berbentuk puisi, sehingga tidak aneh kalau menggunakan bahasa kiasan. Tetapi bagian dalam Yos 10 ini berbentuk cerita sejarah, sehingga harus diartikan secara hurufiah.

c. Yosua 10: 14 menunjukkan bahwa itu adalah suatu mujijat yang luar biasa.

Ay 14: “Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israelialah TUHAN”.

Kata-kata ‘secara demikian’yang saya coret itu sebetulnya tidak ada.

KJV: ‘And there was no day like that before it or after it, that the LORD hearkened unto the voice of a man: for the LORD fought for Israel’ ( = Dan tidak ada hari seperti itu sebelumnya atau sesudahnya, bahwa TUHAN mendengarkan suara dari seorang manusia: karena TUHAN berkelahi / berperang untuk Israel).

Keil & Delitzsch: “‎This expression must not be pressed too far, as the analogous passages (‘there was none like him,’ etc.) in 2 Kings 18:5 and 23:25 clearly show” [= Ungkapan ini tidak boleh ditekankan terlalu jauh, seperti yang ditunjukkan secara jelas oleh text-text yang analog dengan text ini (‘tidak ada lagi yang sama seperti dia’, dst), seperti dalam 2Raja 18:5 dan 2Raja 23:25].

2Raja-raja 18:5 - “Ia (raja Hizkia) percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia”.

2Raja-raja 23:25 - “Sebelum dia (raja Yosia) tidak ada raja seperti diayang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia”.

Kedua ayat di atas ini akan bertabrakan kalau keduanya ditafsirkan apa adanya / secara hurufiah (catatan: Yosia merupakan buyut dari Hizkia). Jadi, harus diartikan hanya bahwa kedua raja itu adalah raja yang sangat saleh.

Demikian juga kata-kata dalam ay 14 itu tidak boleh diartikan seakan-akan baik sebelum maupun sesudahnya tak pernah terjadi peristiwa dimana Tuhan mendengar doa seseorang. Mungkin hanya diartikan bahwa ini merupakan suatu mujijat yang luar biasa atau suatu pengabulan doa yang luar biasa.

Bahkan kata-kata itu tidak boleh diartikan bahwa mujijat seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan tidak akan terjadi lagi sesudahnya. Calvin mengatakan bahwa pada jaman raja Hizkia terjadi peristiwa yang mirip dengan yang terjadi di sini, yaitu dalam Yesaya 38:5-8 2Raja 20:8-11.

2Raja-raja 20:8-11 - “(8) Sebelum itu Hizkia telah berkata kepada Yesaya: ‘Apakah yang akan menjadi tanda bahwa TUHAN akan menyembuhkan aku dan bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN pada hari yang ketiga?’ (9) Yesaya menjawab: ‘Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikanNya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?’ (10) Hizkia berkata: ‘Itu perkara ringan bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak! Sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.’ (11) Lalu berserulah nabi Yesaya kepada TUHAN, maka dibuatNyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas”.

5. ‘Sehari penuh’(Yosua 10: 13).

Ini tidak berarti 24 jam. Ingat bahwa ‘hari’ dibagi menjadi ‘day’ ( = siang) dan ‘night’ ( = malam) yang masing-masing sekitar 12 jam. Jadi ‘sehari penuh’ (NIV: a full day) lamanya adalah ± 12 jam.

6. Kalau ada orang-orang yang keberatan dengan mengatakan bahwa hal seperti ini merupakan kemustahilan, maka mereka perlu ketahui bahwa tidak ada apapun, bahkan hal seperti ini, yang mustahil bagi Allah, karena Dialah yang empunya siang maupun malam, matahari maupun bulan.

Yeremia 32:17,27 - “(17) Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatanMu yang besar dan dengan lenganMu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untukMu! … (27) ‘Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untukKu?”.

Lukas 1:37 - “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”.

Mazmur 74:16 - “PunyaMulah siang, punyaMulah juga malam. Engkaulah yang menaruh benda penerang dan matahari”.

7. Ini merupakan ketundukan dewa-dewa Kanaan terhadap doa Yosua.

Bible Knowledge Commentary: “An important fact that should not be overlooked is that the sun and moon were principal deities among the Canaanites. At the prayer of Israel’s leader Canaan’s gods were compelled to obey. This disturbance to their gods must have been terribly upsetting and frightening to the Canaanites” ( = Suatu fakta yang penting yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa matahari dan bulan merupakan dewa-dewa utama di antara orang-orang Kanaan. Pada doa dari pemimpin Israeldewa-dewa Kanaan dipaksa taat. Gangguan terhadap dewa-dewa mereka pasti telah sangat membingungkan dan menakutkan orang-orang Kanaan).

8. Semua ini merupakan jawaban doa Yosua, dan menunjukkan kuasa doa yang luar biasa. Karena itu, banyaklah berdoa!

Bantuan Tuhan yang luar biasa itu menyebabkan berulang kali dikatakan bahwa Tuhan yang berperang untuk bangsa Israeldan bahwa Tuhanlah yang menyerahkan musuh ke dalam tangan Israel(ay 12,14b,19b,32a,42b).

Karena itu, kalau kita mengalami kesuksesan dalam hal apapun, merupakan sesuatu yang sangat indah kalau kita bisa mengatakan seperti yang dituliskan dalam Mazmur 115:1 - “Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada namaMulah beri kemuliaan, oleh karena kasihMu, oleh karena setiaMu!”.EKSPOSISI YOSUA 10:12-14.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post