KEJADIAN 15:1-21 (PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAM)

Pdt.Budi Asali, M.Div.

I) Keragu-raguan Abram.
KEJADIAN 15:1-21 (PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAM)

Kata-kata ‘jangan takut’ dalam Kejadian 15:1 jelas menunjukkan bahwa Abram takut. Takut terhadap apa?

1) Takut terhadap Kedorlaomer dan kawan-kawannya (bdk. Kejadian 14).

Kata-kata ‘takut’ dan ‘Akulah perisaimu’ cocok dengan penafsiran ini.

Abram baru saja bersikap berani dan menang, tetapi lalu menjadi takut / jatuh. Hal seperti ini sering terjadi, seperti:

· Daud dalam 1Samuel 27:1.

· Elia dalam 1Raja-raja 19:10.

Ini menunjukkan bahwa pada saat seseorang bisa menjadi berani, itu disebabkan karena pekerjaan / kasih karunia Tuhan dalam dirinya, bukan karena dia sendiri yang memang berani. Karena itu kita perlu berdoa untuk selalu bisa berani demi Tuhan / kebenaran (bdk. Kisah Para Rasul 4:23-31 Efesus 6:18-20).

Karena itu hati-hatilah pada saat saudara berani dan menang / sukses. Jangan menjadi sombong dan menganggap bahwa keberanian itu datang dari diri saudara sendiri!

2) Takut tidak mempunyai anak.

Ini cocok dengan kontex selanjutnya (Kejadian 15: 2-3).

Tuhan pertama kali menjanjikan anak dalam Kej 12, pada saat Abram berusia 75 tahun. Dalam Kejadian 16:16 Abram sudah berusia 86 tahun, jadi mungkin dalam Kej 15 ini ia berusia sekitar 85 tahun, atau sekitar 10 tahun setelah janji Tuhan itu diberikan untuk pertama kalinya.

2 hal yang menyebabkan ia ragu-ragu:

a) Janji Tuhan kelihatannya bertentangan dengan fakta, karena ia dan Sarai makin tua.

b) Waktu yang lama (10 tahun) merupakan ujian yang sangat berat bagi iman.

II) Tindakan Tuhan.

Tuhan memberikan Firman Tuhan.

1) ‘Jangan takut’ (Kejadian 15: 1).

Tidak peduli betapa logisnya rasa takut kita, Tuhan tetap tidak mau kita takut / ragu-ragu. Mengapa? Lihat-kata-kata Tuhan selanjutnya! Tuhan berkata: ‘Akulah perisaimu, upahmu akan sangat besar’ (ay 1).

Terjemahan Indonesia mirip dengan RSV dan NASB. Tetapi NIV menterjemahkan: ‘I am your shield, your very great reward’ (= Aku adalah perisaimu, upahmu yang sangat besar). KJV menterjemahkan seperti NIV. Pada umumnya para penafsir lebih menyetujui KJV/NIV.

Jadi artinya adalah: Tuhan bukan hanya merupakan perisai, tetapi sekaligus upah bagi Abram. Karena itulah maka ia tidak boleh takut / ragu-ragu.

2) Tuhan memberikan janji.

a) Tentang anak / keturunan (Kejadian 15: 4-5).

Hati-hati dengan penafsiran Dr. Paul Yonggi Cho yang sesat tentang ayat ini. Ia mengatakan bahwa Abram lalu memandang bintang-bintang di langit, dan pada waktu ia memandang bintang-bintang itu, maka bintang-bintang itu berubah menjadi kepala-kepala bayi (entah dari mana ia mendapatkan ide tolol ini!). Berdasarkan hal ini, Dr. Paul Yonggi Cho mengatakan bahwa supaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan atau doakan, maka kita harus membayangkannya. Inilah yang ia sebut dengan kekuatan dimensi ke 4!

b) Tentang tanah Kanaan (Kejadian 15: 7).

Dari pemberian janji di sini, terlihat bahwa Tuhan sering mengulang-ulang janjiNya. Janji tentang anak sudah ada dalam Kejadian 12:1-2 & 13:15-16; janji tentang tanah Kanaan sudah ada dalam Kejadian 12:7 dan 13:14-17, tetapi se-karang toh Tuhan mengulang lagi janji-janji tersebut untuk menguatkan iman Abram.

Penerapan:

Apakah saudara mau dikuatkan dalam iman? Maulah mengulang janji-janji Tuhan / Firman Tuhan dengan membaca Kitab Suci beru­langkali, mempelajari makalah khotbah, mendengarkan cassette khotbah, mendengarkan bagian Firman Tuhan yang sudah pernah saudara dengar, dsb.

III) Reaksi Abram.

1) Abram percaya (Kejadian 15: 6).

Apakah iman Abram berbeda dengan iman kita? Banyak penaf­sir yang mengatakan: tidak! Alasannya:

a) Iman Abram juga berdasar pada Firman Tuhan yang diberikan Tuhan dalam Kejadian 15: 4-5.

b) Iman Abram bukan hanya berhubungan dengan anak / keturunan tetapi juga mencakup tentang Mesias karena dalam Kejadian 12:3 janji Tuhan jelas menunjuk kepada Mesias dan Abram pada percaya janji itu.

Memang dalam persoalan iman kepada Mesias ini ada sedikit perbedaan, yaitu bahwa Abram percaya kepada Mesias yang akan datang, sedangkan kita percaya kepada Mesias yang sudah datang.

Iman itu menyebabkan Abram dibenarkan (ay 6)!

· ’Dibenarkan’ tidak berarti bahwa hidup Abram betul-betul diubahkan menjadi benar / suci, tetapi berarti bahwa Abram dianggap benar di hadapan Allah.

· Hal ini menunjukkan bahwa doktrin Justification by Faith (= pembenaran oleh iman) sudah ada sejak jaman Perjanjian Lama.

· Abram dibenarkan pada saat percaya. Tetapi, bukankah Abram sudah percaya dalam Kej 12? Mengapa baru sekarang dibenarkan?

Jawab: Abram memang sudah percaya dalam Kej 12, dan jelas sudah dibenarkan di sana. Kejadian 15:6 ini memang bukan pertama kalinya Abram percaya dan dibenarkan, tetapi pertama kalinya iman dan pembenaran terhadap Abram dinyatakan kepada kita dalam Kitab Suci.

· Dalam Kej 12 ia sudah beriman dan dibenarkan. Seka­rang, setelah hampir 10 tahun, ia tetap dibenarkan karena iman. Ini mengajar kita bahwa kita terus-menerus (sepanjang hidup kita) dibenarkan karena iman. Tidak ada saat dalam hidup kita dimana kita dibenarkan / diampuni / diterima oleh Allah karena perbuatan baik kita!

Hal ini penting, karena ada orang yang beranggapan bahwa mula-mula kita dibenarkan karena iman, tetapi setelah itu karena perbuatan baik! Ini salah!

2) Abram minta iman / keyakinannya tentang Kanaan dikuatkan (Kejadian 15: 8).

Mungkin ia merasa ada keragu-raguan dalam hatinya, atau mungkin ia takut keragu-raguan itu akan muncul di kemudian hari, sehingga ia minta Tuhan menguatkan dirinya, mungkin dengan memberinya suatu tanda / mujijat, dsb.

IV) Tindakan Tuhan.

Tuhan lagi-lagi memberinya Firman Tuhan (Kejadian 15: 13-16,18-21).

Mari kita menyoroti ayat-ayat ini satu per satu.

Kejadian 15: 13:

Firman Tuhan menubuatkan bahwa bangsa Israel akan diperbudak selama 400 tahun. Ini sesuai dengan Kisah Para Rasul 7:6. Tetapi bagaimanapun, 400 adalah suatu pembulatan, karena dalam Kel 12:40-41 disebutkan 430 tahun.

Tetapi tetap ada problem lain! Kalau dilihat dalam Keluaran 6:13-20 (silsilah Musa), maka terlihat bahwa urut-urutannya adalah: Yakub - Lewi (137 tahun) - Kehat (133 tahun) - Amram (137 tahun) - Musa (waktu keluar dari Mesir, Musa berusia 80 tahun). Disamping itu, dari Kejadian 46:8-11 terlihat bahwa pada waktu Yakub dan keturunannya pindah ke Mesir, Kehat sudah ada. Berarti Israel ada di Mesir selama: 133 + 137 + 80 - X - Y - Z = 350 - X - Y - Z.

Keterangan:

X = usia Kehat waktu pindah ke Mesir.

Y = overlap antara Kehat dengan Amram (= jangka waktu antara kelahiran Amram dan kematian Kehat).

Z = overlap antara Amram dengan Musa (= jangka waktu antara kelahiran Musa dan kematian Amram).

Jadi, kesimpulannya: Israel ada di Mesir jauh dibawah 350 tahun (Calvin menganggap hanya kira-kira 230 tahun; berarti X + Y + Z = 120 tahun).

Lalu, bagaimana mengharmoniskannya dengan Keluaran 12:40-41 yang menyebutkan 430 tahun?

Jawab: 430 tahun itu bukan hanya masa selama Israel ada di Mesir, tetapi mulai dari Abraham menerima janji sampai turunnya Hukum Taurat (turunnya Hukum Taurat hampir sama dengan keluarnya Israel dari Mesir). Lihat Galatia 3:17!

Kejadian 15: 14:

Ini nubuat tentang keluarnya Israel dari Mesir. Dari sini terlihat bahwa ada saat-saat dimana Tuhan membiarkan umatNya menderita, ditindas dsb, tetapi akan tiba saat­nya bahwa penindasnya akan dihukum dan umat Allah akan menang!

Penerapan:

Kalau saudara sedang mengalami penindasan, bersabarlah sampai Tuhan menolong saudara!

Kejadian 15: 15:

Tuhan berkata bahwa Abram sendiri tidak akan mengalami perbudakan. Ia akan mati sebelum Israel diperbudak. Ini juga berarti bahwa ia akan mati sebelum / tanpa bisa melihat penggenapan janji Tuhan tentang tanah Kanaan yang akan diberikan kepada keturunannya.

Kejadian 15: 16:

1) Keturunan ke 4 akan kembali ke Kanaan.

Yakub sudah tua ketika tiba di Mesir, sehingga Lewi dihitung sebagai generasi pertama, Kehat sebagai generasi ke 2, Amram sebagai generasi ke 3, dan Musa sebagai generasi ke 4. Jadi nubuat ini tergenapi dengan tepat.

2) Ay 16b: ini memberikan alasan mengapa penggenapan janji Tuhan ditunda sampai begitu lama. Alasannya: dosa orang Amori belum genap.

· Orang Amori dianggap sebagai wakil bangsa-bangsa di Kanaan (bdk. Kejadian 15: 19-21 Yosua 24:15 Hakim-hakim 6:10 Kejadian 10:15-16).

· Ini menunjukkan kesabaran Allah kepada orang Amori! Tetapi kesabaran Allah tetap ada batasnya! Kalau dosa mereka sudah genap, maka Allah akan menghukum. Ini menunjukkan bahwa ada batas dosa yang Tuhan tentukan. Sebelum batas itu tercapai, Tuhan masih sabar. Tetapi pada saat batas itu tercapai, Tuhan pasti menghukum.

Penerapan:

Karena itu, kalau saudara berbuat dosa dan rasanya tidak ada hukuman dari Tuhan, jangan berpikir bahwa Tuhan merestui dosa itu. Bertobatlah sebelum batas dosa saudara tercapai! Bdk. Roma 2:4-5 yang berbunyi: “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”.

Catatan: tentu ini hanya berlaku untuk orang yang tidak percaya. Bagi orang percaya, semua dosa dibayar oleh Kristus, sehingga tidak memungkinkan mencapai batas dosa. Tetapi ini bukan merupakan alasan untuk berbuat dosa terus menerus secara sengaja. Bandingkan ini dengan Roma 6:1-2 yang berbunyi: “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”.

· Sekalipun orang Amori sebagai reprobate (= orang yang ditentukan binasa) diberi kesempatan untuk bertobat, tetapi bagai­manapun juga kebinasaan mereka telah ditentukan! Orang yang tidak mau menerima doktrin tentang Predestinasi, dan bahkan menganggapnya sebagai ajaran sesat, hendaknya merenungkan bagian ini.

· Kalau dosa Amori telah genap / mencapai batasnya, maka Allah dengan adil bisa menghancurkan mereka dan lalu memberikan tanah mereka kepada Israel / keturunan Abram sebagai penggenapan janjiNya kepada Abram.

Kejadian 15: 18-21:

Allah membuat perjanjian (covenant) dengan Abram.

Kesimpulan:

Pada waktu Abram takut / ragu-ragu, Allah memberikan Firman Tuhan. Pada waktu Abram minta diyakinkan, Allah lagi-lagi memberikan Firman Tuhan! Ini jelas menunjukkan pentingnya Firman Tuhan bagi iman / keyakinan kita! Karena itu, maukah saudara memprioritaskan belajar Firman Tuhan dalam hidup saudara? Maukah saudara belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun?.


-AMIN-
Next Post Previous Post