PENJELASAN 12 PENGAKUAN IMAN RASULI
Pdt.Budi Asali, M.Div.
otomotif, bisnis |
2) Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita.
3) Yang dikandung dari pada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
4) Yang menderita sengsara dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam neraka / kerajaan maut.
5) Pada hari yang ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati.
6) Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa.
7) Dan dari sana Ia akan datang, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
8) Aku percaya kepada Roh Kudus.
9) Gereja yang kudus dan Am, persekutuan orang kudus.
10) Pengampunan dosa.
11) Kebangkitan daging / orang mati .
12) Dan hidup yang kekal.
A M I N .
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang 12 Pengakuan Iman Rasuli ini:
1) Bentuk yang sekarang ini baru muncul pada sekitar abad ke 6 atau ke 7 Masehi.
Karena itu jelas bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli ini tidak mutlak harus digunakan dalam kebaktian. Ini saya tekankan karena ada Pendeta yang mengatakan bahwa kalau suatu gereja tidak menggunakan 12 Pengakuan Iman Rasuli ini, maka itu adalah gereja sesat! Ini adalah suatu pernyataan bodoh yang sangat tidak bertanggung jawab karena:
a) Kalau demikian, semua gereja sebelum abad ke 6-7 Masehi, dimana 12 Pengakuan Iman Rasuli itu belum ada, adalah gereja sesat.
b) Tidak ada dasar Kitab Suci sedikitpun yang mengharuskan suatu gereja menggunakan 12 Pengakuan Iman Rasuli dalam kebaktian.
2) 12 Pengakuan Iman Rasuli ini tidak disusun oleh para rasul sendiri, tetapi isinya sesuai dengan pengajaran para rasul. Sekalipun demikian, 12 Pengakuan Iman Rasuli ini tidak boleh disejajarkan / dianggap setingkat dengan Kitab Suci / Firman Tuhan!
3) 12 Pengakuan Iman Rasuli ini merupakan ringkasan dari doktrin-doktrin yang penting dalam kekristenan, dan berfungsi untuk menjaga kita dari kesesatan.
Sekarang mari kita membahas 12 Pengakuan Iman Rasuli ini pasal demi pasal.
I) Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi.
1) ‘Aku percaya’.
Di sini dikatakan ‘Aku percaya’, bukan ‘Kami percaya’, karena iman adalah sesuatu yang bersifat pribadi.
Bdk. Markus 8:27-30 - “(27) Kemudian Yesus beserta murid-muridNya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-muridNya, kataNya: ‘Kata orang, siapakah Aku ini?’ (28) Jawab mereka: ‘Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.’ (29) Ia bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’ Maka jawab Petrus: ‘Engkau adalah Mesias!’ (30) Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia”.
Kita tidak bisa diselamatkan karena kepercayaan / iman orang lain. Dalam suatu pertandingan yang bersifat team (seperti sepak bola, volley, basket, dsb), ada kemungkinan kita bisa menang sekalipun kita tidak bisa bermain dengan baik, yaitu kalau orang-orang dalam team kita adalah pemain-pemain yang baik. Tetapi dalam persoalan keselamatan, kita tidak bisa selamat sekalipun kita punya keluarga yang imannya hebat. Kita sendiri harus beriman, barulah kita selamat. Hati-hati dengan ungkapan bahasa Jawa yang sering kita dengar, yang berbunyi: “Swargo nunut neraka katut”. Ini adalah ungkapan omong kosong! Hati-hati juga dengan Kis 16:31 yang berbunyi “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Ayat ini sama sekali tidak berarti bahwa:
· kalau seseorang percaya maka imannya akan menyelamatkan dirinya dan seisi rumahnya (seisi rumahnya ‘nunut’).
· kalau seseorang percaya maka seluruh keluarganya juga akan bertobat.
Dalam Kitab Suci kita sering melihat adanya keluarga yang tidak semua anggotanya diselamatkan, misalnya:
* dalam keluarga Abraham, Hagar dan Ismael jelas tidak selamat.
* dalam keluarga Lot, istri Lot jelas tidak selamat (Kejadian 19:26).
* Yonatan (anak raja Saul) jelas adalah orang percaya, tetapi raja Saul sendiri jelas tidak bertobat dan tidak selamat.
Kisah Para Rasul 16:31 ini artinya: engkau harus percaya kepada Yesus Kristus, dan engkau akan selamat; seisi rumahmu juga harus percaya kepada Yesus Kristus, dan mereka akan selamat.
Renungkan: sudahkah saudara percaya kepada Kristus?
2) ‘percaya’.
12 Pengakuan Iman Rasuli ini memang menekankan iman / kepercayaan. Ini memang merupakan inti dari kekristenan. Kita selamat karena iman, bukan karena ketaatan!
3) ‘Allah’.
Kita percaya kepada Allah Tritunggal, yaitu:
· Allah Bapa (pasal 1).
· Allah Anak / Yesus (pasal 2).
· Allah Roh Kudus (pasal 8).
Mengapa kita percaya kepada Allah Tritunggal?
a) Karena dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah, seperti:
· Ulangan 6:4 - “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”.
· Markus 12:32 - “Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ‘Tepat sekali, Guru, benar kataMu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia”.
· Yohanes 17:3 - “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”.
· 1Korintus 8:4 - “Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: ‘tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.’”.
· 1Timotius 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
· Yakobus 2:19 - “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar”.
b) Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.
Perhatikan bahwa saya tidak menyebut adanya ‘banyak Allah’, tetapi adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’. Jadi, saya tetap percaya pada ketunggalan / keesaan Allah, tetapi dalam keesaanNya itu terdapat ‘suatu kejamakan tertentu’. Allah itu mempunyai hanya satu hakekat, dalam 3 pribadi!
Adanya kejamakan dalam diri Allah itu terlihat dari:
1. Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah (Yohanes 1:1), Roh Kudus juga adalah Allah (Kis 5:3-4).
Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.
Dari Yohanes 1:14 jelas terlihat bahwa yang dimaksud dengan istilah ‘Firman’ di sini adalah Yesus. Dan bagian akhir dari Yoh 1:1 itu mengatakan bahwa ‘Firman itu adalah Allah’!
Kisah Para Rasul 5:3-4 - “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.’”.
Dalam ay 3 Petrus mengatakan bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus’, tetapi dalam ay 4 ia mengatakan bahwa Ananias ‘mendustai Allah’! Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!
2. Allah menyebut dirinya sendiri dengan istilah ‘Kita’, yang merupakan kata ganti orang bentuk jamak (Kej 1:26).
Kejadian 1:26 - “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’”.
Dengan adanya hal-hal dalam point a) dan point b) di atas, maka kita tidak bisa percaya bahwa Allah itu tunggal secara mutlak, tetapi kita juga tidak bisa percaya kepada 3 Allah. Kita percaya kepada Allah Tritunggal, dimana hakekatnya hanya satu, tetapi pribadinya ada tiga. Kalau saudara menolak doktrin Allah Tritunggal, maka 2 hal di atas akan menjadi suatu kontradiksi yang tidak bisa diharmoniskan.
Catatan: di sini saya hanya memberi sedikit saja tentang dasar-dasar dari doktrin Allah Tritunggal ini, karena ini hanya merupakan pelajaran dasar. Kalau saudara mau tahu lebih banyak, saudara bisa membaca buku saya yang berjudul ‘Bagaimana menaklukkan Saksi Yehovah?’ atau ‘Theology / Doktrin Allah’, dimana saya menjelaskan doktrin Allah Tritunggal secara panjang lebar.
4) ‘Bapa’.
Kita berhak menyebut Allah sebagai Bapa, karena kita percaya kepada Yesus Kristus
Yohanes 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”.
5) ‘Yang Mahakuasa’.
Ini menunjukkan kuasa Allah yang tidak terbatas, sehingga tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Lukas 1:37 - “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”.
Karena itu jangan menolak adanya mujijat, seperti yang banyak dilakukan oleh orang kristen yang liberal dan orang kafir yang bersandar kepada otak / logikanya.
Tetapi sekalipun Allah itu mahakuasa, Kitab Suci menyebutkan beberapa hal yang tidak bisa dilakukan oleh Allah:
· menyangkal diriNya sendiri.
2Timotius 2:13 - “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya.’”.
· berdusta.
Titus 1:2 - “dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta”.
Ibrani 6:18 - “supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita”.
· berubah.
Mazmur 102:26-28 - “(26) Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (27) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (28) tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan”.
Mal 3:6 - “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap”.
Yakobus 1:17 - “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran”.
Ketidakbisaan Allah melakukan hal-hal ini tidak berarti bahwa Allah itu tidak Mahakuasa! Sebaliknya itu menunjukkan kesempurnaan Allah!
6) ‘Khalik langit dan bumi’.
Allah adalah Pencipta seluruh langit dan bumi (Kej 1:1-dst Neh 9:6 Mazmur 102:26 Kis 14:15b Kis 17:24a). Yang dimaksud dengan ‘langit dan bumi’ adalah seluruh alam semesta (langit, bumi dan segala isinya). Untuk bisa mengetahui hebatnya dan besarnya alam semesta yang Allah ciptakan, mari kita melihat:
a) Ukuran dari benda-benda langit yang diciptakan oleh Allah itu.
· bumi mempunyai garis tengah ± 8.000 mil (± 12.800 km).
· matahari mempunyai garis tengah ± 860.000 mil (± 1.376.000 km).
· ada bintang yang bernama Antares yang mempunyai garis tengah ± 150 juta mil (± 240 juta km).
· ada bintang yang bernama IRS 5 yang mempunyai garis tengah ± 9,375 milyar mil (± 15 milyar km).
Jadi perbandingan garis tengah bumi, matahari, Antares dan IRS 5 adalah: 1 : 108 : 18.750 : 1.171.875.
Dengan kata lain, kalau kita mau menggambarkan bumi sebagai bola kecil dengan diameter 1 mm, maka kita harus menggambarkan matahari sebagai bola dengan diamater 10,8 cm, Antares sebagai bola dengan diameter 18,75 meter, dan IRS 5 sebagai bola dengan diameter hampir 1,2 km!
Kalau matahari dalamnya dikosongkan, maka matahari bisa menampung sekitar 1,3 juta buah bumi! Kalau Antares dikosongkan, ia bisa menampung sekitar 5,26 juta buah matahari. Kalau IRS 5 dikosongkan, ia bisa menampung sekitar 244.000 Antares!
b) Memperkirakan besarnya / luasnya alam semesta.
1. Besarnya / luasnya tatasurya kita.
Tatasurya kita terdiri dari 1 matahari dengan 9 buah planet.
Jarak rata-rata Bumi - Bulan sekitar 384.400 km, atau ± 1,3 detik cahaya (jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam 1,3 detik; cahaya mempunyai kecepatan 300.000 km / detik).
Jarak rata-rata Bumi - Matahari sekitar 150 juta km, atau ± 500 detik cahaya (jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam 500 detik).
Jarak rata-rata Pluto (planet ke 9, yang terjauh dari Matahari) - Matahari adalah 5,9 milyar km, atau sekitar hampir 5,5 jam cahaya. Kalau bumi hanya membutuhkan waktu 1 tahun untuk mengitari matahari 1 kali, maka Pluto membutuhkan waktu 284 tahun!
2. Besarnya galaxy kita.
Dalam galaxy kita ada 200 milyar bintang. Bintang yang terdekat adalah Alpha Centauri yang berjarak 4-4,5 tahun cahaya (Catatan: 1 tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu 1 tahun = 365 x 24 x 60 x 60 x 300.000 km = 9,46 1012 km).
Galaxy berbentuk seperti cakram, yang mempunyai diameter 100.000 tahun cahaya, dengan ketebalan pada pusatnya 20.000 tahun cahaya. Volume galaxy sekitar 1 milyar kali lebih besar dari volume tata surya.
3. Besarnya alam semesta.
Dalam tahun 1999, diketahui sedikitnya ada 125 milyar galaxy dalam alam semesta, dan jaraknya satu sama lain ada yang mencapai jutaan tahun cahaya. Ini hanya yang bisa dilihat oleh manusia dengan teleskop tercanggih manusia, yang bisa menyelidiki sampai jarak sedikitnya 5 milyar tahun cahaya. Lebih dari itu manusia tidak bisa melihat.
Catatan: sumber data-data di atas ini adalah:
¨ Encyclopedia Americana.
¨ Halley’s Bible Handbook.
¨ Kenneth N. Taylor, ‘Creation and Evolution’.
Setelah saudara melihat / merasakan besarnya alam semesta, maka ketahuilah bahwa semua itu diciptakan oleh Allah hanya dengan firmanNya. Ia tidak bersusah payah menciptakan alam semesta yang sebesar itu. Ia hanya berfirman ‘Jadilah!’, dan semuanya jadi!
Ibrani 11:3 - “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat”.
Maz 148:5b - “Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta”.
Ini semua menunjukkan kemahakuasaan Allah, dan karena itu tidak ada yang mustahil bagi Dia!
Yeremia 32:17 - “kataku: ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatanMu yang besar dan dengan lenganMu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untukMu’”.
Penerapan: Karena itu, kalau saudara mempunyai persoalan, betapapun banyaknya dan beratnya persoalan itu, percayalah bahwa Allah bisa membereskannya, dan bawalah persoalan itu kepada Allah dalam doa!
II) Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita.
1) ‘Dan kepada Yesus Kristus’.
Tidak cukup hanya percaya kepada Allah (Bapa)! Kita juga harus percaya kepada Yesus.
Yohanes 14:1 - “‘Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu”.
1Yohanes 2:23 - “Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa”.
Nama ‘Yesus’ berarti ‘Juruselamat dosa’.
Matius 1:21 - “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.
Sedangkan istilah ‘Kristus’ (dari bahasa Yunani) sama dengan ‘Mesias’ (dari bahasa Ibrani), artinya adalah ‘yang diurapi’.
Jadi, Yesus Kristus adalah orang yang dipilih / diurapi Allah untuk menjadi Juruselamat dosa.
Penerapan: karena itu, kalau dalam iman saudara kepada Yesus Kristus itu tidak tercakup kepercayaan kepadaNya sebagai Juruselamat dosa pribadi saudara, maka sebetulnya saudara bukanlah orang Kristen!
2) ‘AnakNya yang tunggal’.
Kita yang percaya kepada Yesus, juga disebut ‘anak Allah’ (Yohanes 1:12), tetapi bagaimanapun hubungan Yesus dengan BapaNya tidak sama dengan hubungan kita dengan Bapa. Karena itu dalam Yohanes 20:17 Yesus berkata: “Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.’”.
Perhatikan bahwa Ia berkata ‘BapaKu dan Bapamu’, bukan ‘Bapa kita’.
3) ‘Tuhan kita’.
Kalau kita percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, kita juga harus menerimaNya sebagai Tuhan (penguasa, pemilik, pemimpin) dalam hidup kita. Itu berarti:
· kita selalu memuliakan Dia.
1Korintus 10:31 - “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.
· kita mengutamakan Dia di atas segala-galanya.
Matius 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”.
· kita mentaati segala perintahNya.
Lukas 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.
· kita adalah hambaNya. Jadi, kita harus melayani Dia.
Roma 12:11 - “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”.
III) Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
1) Perlu saudara perhatikan bahwa sebetulnya yang menjadi pusat perhatian pasal ini adalah Yesusnya, bukan Marianya! Maria disebutkan, hanya karena Yesus dilahirkan olehnya! Dan memang kekristenan yang benar harus menekankan Yesus, bukan Maria!
2) Yesus dikandung dan dilahirkan oleh Maria.
a) Perawan Maria mengandung dari Roh Kudus (ini suatu mujijat) dan melahirkan Yesus (Mat 1:18-25 Lukas 1:26-35). Jadi, Yesus tidak mempunyai bapa jasmani (Matius 13:54-56 Lukas 3:23 Yoh 6:42 hanya menurut anggapan orang).
b) Maria mengandung pada saat sedang dalam masa pertunangan.
Adat Yahudi tentang pertunangan / pernikahan. Ada 3 tingkatan:
· Pertunangan I (engagement).
Ini terjadi waktu kecil, dimana kedua orang itu tidak saling kenal, dan mereka dipertunangkan oleh orang tua mereka. Hubungan ini bisa dibatalkan tanpa persoalan yang berarti.
· Pertunangan II (bethrotal).
Ini hanya berlangsung 1 tahun. Pada masa itu mereka sudah disebut ‘suami istri’, tetapi mereka tidak boleh melakukan hubungan sex. Pemutusan hubungan pada masa ini, dianggap sama dengan perceraian. Dan kalau yang laki-laki mati pada masa ini, maka yang perempuan disebut ‘janda yang perawan’.
· Pernikahan.
Waktu Maria mengandung dari Roh Kudus (Matius 1:18), Yusuf dan Maria berada pada masa pertunangan II. Karena itu jangan heran melihat istilah ‘suaminya’, ‘istrinya’, ‘menceraikannya’ dalam Matius 1:19.
c) Hal-hal lain yang perlu diketahui tentang Maria:
1. Maria bukan Allah, dan bahkan tidak mempunyai keillahian sedikit pun, dan ia tidak berbeda dengan manusia biasa. Karena itu kita tidak boleh berdoa kepada Maria atau menyembah Maria. Kita hanya boleh menghormati Maria sama seperti kita menghormati rasul / nabi / orang yang saleh. Tetapi doa, sujud, dan penyembahan tidak boleh ditujukan kepada Maria, tetapi hanya boleh ditujukan kepada Allah.
Matius 4:10 - “Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.
2. Maria bukanlah pengantara kepada Allah / Yesus.
Kitab Suci hanya mengajarkan adanya Satu Pengantara kepada Allah, yaitu Yesus.
1Timotius 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
1Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
3. Maria bukanlah jalan ke surga / jalan keselamatan.
Kitab Suci mengajarkan bahwa satu-satunya jalan ke sorga / jalan keselamatan adalah Yesus.
Yohanes 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.
Kisah Para Rasul 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”.
4. Maria bukanlah orang yang suci / tanpa dosa.
Roma 3:10-12,23 menyatakan bahwa semua manusia adalah manusia berdosa, dan satu-satunya yang dikecualikan oleh Kitab Suci adalah Yesus (2Kor 5:21 Ibr 4:15).
BACA JUGA: KESELAMATAN HANYA OLEH IMAN FONDASI GOLGOTA
Roma 3:10-12,23 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. (11) Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
2Korintus 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Ibrani 4:15 - “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa”.
5. Maria bukanlah penebus dosa manusia.
Karena Maria adalah orang berdosa sama seperti kita, maka tidak mungkin ia dapat menebus dosa kita. Ini perlu ditekankan karena ada orang / gereja yang percaya bahwa pada waktu Maria melihat Yesus disalibkan, ia mengalami penderitaan yang juga berfungsi untuk menebus dosa manusia. Jadi kalau Yesus adalah Penebus / Redeemer, maka Maria dianggap sebagai Co-Redeemer (= rekan penebus). Ini salah dan bahkan sesat!
6. Maria bukanlah perawan yang abadi.
Matius 1:24-25 - “(24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, (25) tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus”.
Perhatikan bahwa ay 25 ini tidak mengatakan ‘tidak bersetubuh dengan dia selama-lamanya’, tetapi ‘tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki’.
Menghadapi sikap extrim dari Gereja Roma Katolik yang mengajarkan keperawanan yang abadi dari Maria, kita harus hati-hati supaya tidak jatuh ke dalam extrim satunya, yaitu pandangan dari banyak orang Protestan Liberal yang menolak kelahiran Kristus dari seorang perawan!
Maria memang adalah seorang perawan pada saat mengandung dan melahirkan Kristus, tetapi setelah itu ia dan Yusuf hidup sebagai pasangan yang normal, dan mereka mempunyai anak-anak yang lain.
Matius 13:55-56 - “(55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (56) Dan bukankah saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?’”.
Kisah Para Rasul 1:14 - “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus”.
Karena itu jelaslah bahwa keperawanan Maria tidak berlangsung kekal, dan memang tidak ada perlunya mempertahankan keperawanan Maria itu setelah kelahiran Kristus.
7. Maria tidak mengalami kebangkitan ataupun kenaikan ke surga secara jasmaniah seperti Kristus. Ini tidak kita percayai karena tidak ada dalam Kitab Suci.
Catatan: kalau saudara mau mengerti lebih banyak / mendetail tentang perbedaan Roma Katolik dan Kristen Protestan tentang Maria, bacalah buku saya yang berjudul “Roma Katolik vs Kristen Protestan”.
3) Inkarnasi Yesus ini adalah tahap I dari perendahan Kristus (the humiliation of Christ).
Pada waktu mengalami inkarnasi, Yesus tidak kehilangan sedikit pun dari keilahianNya dan tidak menghentikan / mengurangi kegiatan-Nya sebagai pribadi kedua dari Allah Tritunggal.
Beberapa kutipan penting tentang ketidak-berubahan Yesus pada saat berinkarnasi:
· “Christ was lowered not by losing but rather by taking” (= Kristus direndahkan bukan dengan kehilangan tetapi dengan mengambil).
Ini bisa diilustrasikan sebagai berikut: kita bisa merendahkan seorang yang kaya bukan dengan mengambil kekayaannya, tetapi dengan memakaikan / menambahkan kepadanya pakaian yang buruk. Jadi orang itu direndahkan bukan dengan kehilangan apapun, tetapi sebaliknya dengan ketambahan sesuatu.
· Leon Morris: “When the Word became flesh His cosmic activities did not remain in abeyance” (= Ketika Firman menjadi daging, kegiatan-kegiatan alam semestaNya tidaklah dibiarkan terkatung-katung).
· Leon Morris: “We must surely hold that the incarnation meant the adding of something to what the Word was doing, rather than the cessation of most of His activites” (= Kita harus berpegang / percaya bahwa inkarnasi berarti penambahan terhadap sesuatu yang sedang dilakukan oleh Firman, dan bukannya penghentian dari sebagian besar kegiatan-kegiatanNya).
· Calvin: “For even if the Word in his immeasurable essence united with the nature of man into one person, we do not imagine that he was confined therein. Here is something marvelous: the Son of God descended from heaven in such a way, that without leaving heaven, he willed to be borne in the virgin’s womb, to go about the earth, and to hang upon the cross, yet he continuously filled the world even as he had done from the beginning” (= Karena bahkan ketika Firman dalam hakekatNya yang tak terbatas, bersatu dengan hakekat manusia dalam satu pribadi, kami tidak membayangkan bahwa Ia dibatasi di dalamnya. Ini adalah sesuatu yang menakjubkan: Anak Allah turun dari surga dengan cara sedemikian rupa, sehingga tanpa meninggalkan surga, Ia mau dikandung dalam kandungan perawan, berjalan-jalan di bumi, dan tergantung di kayu salib, tetapi Ia secara terus-menerus meme-nuhi alam semesta seperti yang Ia sudah lakukan dari semula) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XIII, no 4.
Kata-kata Calvin ini didasarkan atas Yoh 1:18. Kalau kita melihat kontex Yoh 1 itu maka akan terlihat bahwa mula-mula digambarkan bahwa Firman itu bersama-sama dengan Allah (ay 1: ‘pada mulanya’). Setelah itu digambarkan bahwa Firman itu berinkarnasi dan diam di antara manusia (ay 14). Tetapi dalam ay 18 tetap digambarkan bahwa Firman itu ada di pangkuan (Literal / hurufiah: ‘dada’) Bapa di surga!
IV) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam neraka / kerajaan maut.
Ini adalah tahap-tahap selanjutnya dari perendahan Kristus.
Tahap II: penderitaan.
Penderitaan yang dialami Kristus mencakup penderitaan jasmani maupun rohani / batin.
· jasmani: haus, lelah, lapar, cambuk, mahkota duri, pikul salib.
· rohani / batin: dihina, tidak dipercaya, dikhianati, dibenci, dicaci maki.
Puncak penderitaan terjadi di atas kayu salib, dan ini berlaku:
· secara jasmani.
· secara rohani. Karena di kayu saliblah Yesus berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’.
Tahap III: mati.
Kematian yang dialami oleh Kristus mencakup:
1) Kematian jasmani: yaitu perpisahan tubuh dengan jiwa.
2) Kematian rohani: perpisahan dengan Allah. Ini terjadi pada saat Kristus berkata: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’, atau ‘AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’ (Mat 27:46).
Ada beberapa pandangan tentang arti kalimat ini:
a) Yesus tidak sungguh-sungguh ditinggal / mengalami keterpisahan dengan Allah, karena kata-kata yang Ia ucapkan itu hanyalah:
· perasaan Yesus saja (bahasa Jawa: Yesus kroso-krosoen), atau,
· doa Yesus sambil mengutip Maz 22, atau,
· perenungan Yesus tentang firman Tuhan dalam Maz 22.
Mazmur 22:2 - “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku”.
Keberatan terhadap pandangan ini:
Kalau demikian Yesus tidak sungguh-sungguh memikul hukuman dosa kita, karena keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa! Bandingkan dengan:
Yesaya 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.
2Tesalonika 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
b) Allah Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia.
Alasannya: Biasanya Yesus selalu menyebut Allah dengan sebutan ‘Bapa’, tetapi kali ini Yesus berkata ‘AllahKu’, bukan ‘BapaKu’. Ini dianggap menunjukkan bahwa saat itu Yesus betul-betul berbicara sebagai manusia biasa kepada AllahNya.
Keberatan terhadap pandangan ini:
· dalam Lukas 23:34 Yesus menyebut ‘Bapa’, dan ini adalah kalimat pertama di kayu salib. Lalu dalam Lukas 23:46 Yesus juga menyebut ‘Bapa’, dan ini adalah kalimat terakhir di kayu salib.
· Dalam inkarnasi, Anak Allah mengambil hakekat manusia, yang lalu mendapatkan kepribadianNya dalam diri Anak Allah itu. Kalau terjadi perpisahan antara Allah Anak dan manusia Yesus, ini berarti bahwa persatuan Allah dan manusia dalam diri Yesus itu hancur, sehingga yang tertinggal di atas kayu salib hanyalah hakekat manusia itu. Ini tidak mungkin, karena hakekat manusia tidak bisa ada sendirian!
· Andaikata Yesus memang mati sebagai manusia saja, maka penebusan yang Ia lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas!
Mazmur 49:8-9 (NIV - Ps 49:7-8): “No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= tak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tak ada pembayaran yang bisa mencukupi).
Catatan: saya mengambil terjemahan NIV, karena Kitab Suci Indonesia (dan juga RSV) salah terjemahan.
c) Allah Bapa meninggalkan Yesus sebagai Allah dan manusia.
Keberatan terhadap pandangan ini:
Terjadi perpisahan dalam diri Allah Tritunggal.
Jawaban atas keberatan ini:
· Ini memang merupakan misteri yang tidak bisa kita mengerti sepenuhnya.
· Perpisahan Allah Bapa dengan Allah Anak bukan bersifat lokal, seakan-akan yang satu ada disini dan yang lain ada disana. Perpisahan secara lokal ini tidak mungkin terjadi karena baik Bapa maupun Anak adalah Allah yang maha ada. Jadi perpisahan ini hanyalah dalam persoalan hubungan / persekutuan saja.
Perlu diingat bahwa kalau nanti orang berdosa masuk ke neraka, ia bukannya berpisah secara lokal dengan Allah, karena Allah yang maha ada itu ada di manapun juga termasuk di neraka. Jadi, perpisahan yang terjadi antara orang berdosa dengan Allah di neraka, adalah rusaknya hubungan / persekutuan antara mereka secara kekal. Dan hukuman inilah yang dipikul oleh Kristus pada saat itu!
Penerapan: Karena Kristus sudah mengalami keterpisahan dengan Allah, maka orang yang sudah percaya kepada Yesus dipersatukan / diperdamaikan kembali dengan Allah, dan tidak akan pernah berpisah dengan Allah / ditinggal oleh Allah, baik dalam hidup ini maupun dalam kekekalan! (Bdk. Yohanes 14:16 Ibrani 13:5).
Keunggulan pandangan ini:
¨ Kristus betul-betul memikul hukuman dosa, yaitu keterpisahan dengan Allah.
¨ Karena Kristus memikul hukuman dosa itu sebagai Allah dan manusia, maka penebusannya mempunyai kuasa / nilai yang tak terbatas!
Catatan: Ini tidak bertentangan dengan doktrin Limited Atonement (= penebusan terbatas) dari Calvinisme, karena dalam doktrin Limited Atonement itu, yang dianggap terbatas bukanlah kuasa / nilai penebusan Kristus, tetapi design (= rencana / tujuan) penebusan Kristus.
¨ Hypostatical / Personal Union (persatuan Allah dan manusia dalam diri Yesus) tetap terjaga.
Penerapan: Bagi orang yang tidak percaya kepada Kristus, kematian Yesus secara jasmani maupun rohani ini tidak ada gunanya. Mereka akan mengalami kematian jasmani dan rohani (dalam neraka). Sedangkan orang yang percaya kepada Yesus hanya akan mengalami kematian jasmani, dan itupun bukan lagi sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai jalan masuk ke surga! Karena itulah orang kristen yang sejati tidak perlu, bahkan tidak boleh, takut pada kematian. Sama seperti Paulus, kitapun bisa berkata: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Fil 1:21).
Tahap IV: dikuburkan.
1) Kematian bukanlah tahap terakhir dari perendahan Kristus. Kata-kata ‘sudah selesai’ (Yoh 19:30) tidak berhubungan dengan perendahan tetapi dengan penderitaan aktif dalam memikul hukuman dosa.
2) Penguburan adalah suatu tahap perendahan.
Ini terlihat dari:
a) Kuburan merupakan tempat dimana tubuh itu hancur / membusuk.
b) Kembalinya manusia kepada debu adalah sebagian dari hukuman dosa (Kejadian 3:19).
c) Mazmur 88:5-7 dan Kisah Para Rasul 2:31 menunjukkan bahwa penguburan merupakan perendahan.
Maz 88:5-7 - “(5) Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan. (6) Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasaMu. (7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam”.
Kisah Para Rasul 2:31 - “Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati (= kuburan), dan bahwa dagingNya tidak mengalami kebinasaan”.
Catatan: kata-kata ‘dunia orang mati’ kadang-kadang menunjuk pada ‘neraka’, kadang-kadang pada ‘kuburan’, dan kadang-kadang pada ‘keadaan kematian’. Kontext harus menentukan arti yang mana yang harus dipilih. Dalam Kis 2:31 ini arti yang harus dipilih adalah ‘kuburan’. NIV menterjemahkan ‘grave’ (= kuburan); RSV/NASB mempertahankan kata Yunaninya yaitu HADES; tetapi KJV secara salah menterjemahkan ‘hell’ (= neraka).
3) Penguburan Kristus tidak hanya menunjukkan bahwa Ia betul-betul sudah mati tetapi juga untuk menghilangkan kengerian terhadap kuburan dalam diri orang yang percaya.
Karena itu, kalau saudara betul-betul adalah orang kristen, saudara tidak boleh takut lagi pada kuburan / kematian. Ingat bahwa Kristus sudah pernah masuk ke sana dan bahkan mengalahkannya!
4) Bahwa Kristus dikubur, tidak berarti bahwa orang kristen yang mati harus dikubur, dan tidak boleh dikremasi / dibakar.
Banyak hamba Tuhan / orang Kristen yang anti kremasi memberikan bermacam-macam argumentasi untuk menentang kremasi, tetapi saya berpendapat bahwa tidak satu pun argumentasi mereka yang bisa dipertahankan. Mari kita perhatikan argumentasi-argumentasi mereka satu per satu, dan jawaban saya terhadap argumentasi-argumentasi tersebut.
a) Mereka mengatakan bahwa api adalah simbol hukuman.
Saya menjawab: api yang adalah simbol hukuman, juga merupakan:
1. Simbol Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.
2. Simbol penyucian / pemurnian (Mat 3:11).
Matius 3:11 - “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”.
Mat 3:11 ini berbicara tentang 2 macam baptisan rohani, yaitu:
a. Baptisan Roh, yaitu pemberian Roh Kudus, dan ini terjadi pada saat seseorang percaya kepada Kristus.
Efesus 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu” (bdk. Yohanes 7:38-39 Galatia 3:2-5,14).
b. Baptisan api.
‘Api’ bisa berarti:
hukuman (bdk. Mat 3:10,12).
Bdk. Matius 3:10-12 - “(10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (12) Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan.’”.
Bagian yang saya garis bawahi itu jelas menunjukkan bahwa ‘api’ menunjuk pada ‘hukuman’.
alat pemurni.
Bdk. Mal 3:1-3 - “(1) Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. (2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN”.
Mengapa dihubungkan dengan Mal 3:1-3? Karena jelas bahwa text ini merupakan nubuat tentang kedatangan Yohanes Pembaptis dan Yesus.
Kalau ‘api’ diartikan sebagai ‘hukuman’, maka:
cocok dengan arti ‘api’ dalam kontexnya, yaitu Mat 3:10,12.
Matius 3:11 artinya menjadi: Yang percaya akan diberi Roh Kudus sedang yang tidak percaya akan dihukum. Ini cocok dengan Matius 3:12.
Tetapi arti ini tidak cocok dengan Mal 3:2-3.
Kalau ‘api’ diartikan sebagai ‘alat pemurni’, maka:
cocok dengan Mal 3:2-3.
tidak cocok dengan Mat 3:10,12.
Karena itu ada orang yang mengambil / menggabungkan kedua arti tersebut. Jadi, orang yang percaya akan menerima Roh Kudus dan disucikan / dimurnikan, sedangkan orang yang tidak percaya akan dihukum.
3. Simbol dari Kitab Suci / Firman Tuhan.
Yeremia 23:29 - “Bukankah firmanKu seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?”.
Dan seringkali api harus diartikan secara hurufiah, bukan simbol apapun, seperti dalam Yoh 21:9 - “Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti”.
Lalu mengapa dalam urusan kremasi, kita harus memilih api sebagai simbol hukuman?
b) Mereka mengatakan bahwa dalam Kitab Suci cuma ada pembakaran mayat orang jahat, sedangkan orang saleh / beriman semua dikubur.
Saya menjawab:
1. Adalah merupakan suatu omong kosong kalau dalam Kitab Suci hanya orang jahat / tak beriman saja yang dibakar. Yonatan, anak Saul, adalah orang beriman dan saleh, tetapi mayatnya dibakar.
1Sam 31:1-13 - “(1) Sementara itu orang Filistin berperang melawan orang Israel. Orang-orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa. (2) Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul. (3) Kemudian makin beratlah pertempuran itu bagi Saul; para pemanah menjumpainya, dan melukainya dengan parah. (4) Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: ‘Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan.’ Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya. (5) Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah mati, iapun menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati bersama-sama dengan Saul. (6) Jadi Saul, ketiga anaknya dan pembawa senjatanya, dan seluruh tentaranya sama-sama mati pada hari itu. (7) Ketika dilihat orang-orang Israel, yang di seberang lembah dan yang di seberang sungai Yordan, bahwa tentara Israel telah melarikan diri, dan bahwa Saul serta anak-anaknya sudah mati, maka mereka meninggalkan kota-kota mereka lalu melarikan diri juga; kemudian datanglah orang Filistin dan menetap di sana. (8) Ketika keesokan harinya orang Filistin datang merampasi orang-orang yang mati terbunuh itu, didapati mereka Saul dan ketiga anaknya tergelimpang di pegunungan Gilboa. (9) Mereka memancung kepala Saul, merampas senjata-senjatanya dan menyuruh orang berkeliling di negeri orang Filistin untuk menyampaikan kabar itu di kuil berhalanya dan kepada rakyat. (10) Kemudian mereka menaruh senjata-senjata Saul di kuil Asytoret, dan mayatnya dipakukan mereka di tembok kota Bet-Sean. (11) Ketika penduduk Yabesh-Gilead mendengar tentang apa yang telah dilakukan orang Filistin kepada Saul, (12) maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa, mereka berjalan terus semalam-malaman, lalu mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya dari tembok kota Bet-Sean. Kemudian pulanglah mereka ke Yabesh dan membakar mayat-mayat itu di sana. (13) Mereka mengambil tulang-tulangnya lalu menguburkannya di bawah pohon tamariska di Yabesh. Sesudah itu berpuasalah mereka tujuh hari lamanya”.
Juga bandingkan dengan Mazmur 79:1-4 - “(1) Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke dalam tanah milikMu, menajiskan bait kudusMu, membuat Yerusalem menjadi timbunan puing. (2) Mereka memberikan mayat hamba-hambaMu sebagai makanan kepada burung-burung di udara, daging orang-orang yang Kaukasihi kepada binatang-binatang liar di bumi. (3) Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. (4) Kami menjadi cela bagi tetangga-tetangga kami, menjadi olok-olok dan cemooh bagi orang-orang sekeliling kami”.
2. Dalam Kitab Suci memang hampir semua orang dikubur, karena selain tradisinya memang demikian, juga pada jaman itu hanya ada sedikit manusia, dan tanah kuburan bisa didapat dengan mudah dan murah. Tetapi jaman berubah! Makin banyaknya manusia dan makin penuhnya dunia ini menyebabkan kuburan sukar didapat dan mahal. Ada yang mengatakan bahwa di Hongkong seseorang haruslah sangat kaya untuk bisa membeli kuburan. Dan seluruh dunia menjurus pada keadaan seperti itu, sehingga lambat laun tidak ada orang yang bisa membeli kuburan. Karena itu, mengingat Kitab Suci memang tidak melarang kremasi maupun mengharuskan penguburan, maka pilihan pada kremasi tentu merupakan pilihan yang bijaksana (dan tetap alkitabiah).
c) Mereka mengatakan bahwa ada kemungkinan roh orang yang mati itu, yang masih belum meninggalkan tubuhnya, bisa menderita karena pembakaran itu.
Ir. Herlianto M. Th.: “dalam pembakaran demikian kita membuka kemungkinan ikut terbakarnya roh / jiwa disamping tubuh, sebab kita tidak tahu berapa lama roh / jiwa manusia masih mempunyai keterkaitan dengan tubuh jasmani setelah seseorang dinyatakan meninggal secara klinis, dan apa yang dirasakan oleh roh / jiwa saat terbakar” - ‘Diskusi sekitar kremasi (pembakaran jenazah)’, hal 2.
Ir. Herlianto M. Th.: “Memang bila manusia sekedar hanya mahluk darah dan daging saja maka apakah jenazah itu dikubur atau dibakar tidak ada konsekwensinya apa-apa, tetapi kita harus menyadari hakekat roh / jiwa yang dalam proses kematian akan meninggalkan tubuh jasmani yang akan membusuk secara alamiah. Yang menjadi masalah adalah seberapa lama roh / jiwa itu sudah melepaskan keterikatannya dengan tubuh yang telah mati. Pengalaman umum menunjukkan bahwa banyak kasus kematian orang yang dibunuh (kematian tidak wajar) dan dikubur ditempat tidak wajar berdampak roh kelaparan yang tidak kunjung terlepas dari jasadnya dan biasanya hal ini diatasi dengan melakukan penguburan kembali ditempat yang lebih layak” - ‘Diskusi sekitar kremasi (pembakaran jenazah)’, hal 2.
Ir. Herlianto menambahkan bahwa dari kasus Lazarus yang dibangkitkan setelah mati 4 hari, dan juga dari kasus Yesus yang bangkit pada hari ke 3, bisa disimpulkan bahwa roh Lazarus dan Yesus masih mempunyai keterkaitan dengan tubuhnya pada saat itu.
Ir. Herlianto M. Th.: “Lazarus dikatakan oleh Yesus sebagai tidur sama dengan mati (Yoh 11:11-14) dan ketika dibangkitkan, Yesus tidak memanggil roh Lazarus agar kembali lagi, tetapi memanggil Lazarus seutuhnya (roh + tubuh) agar keluar dari kubur. Jadi kemungkinan besar roh / jiwa itu masih punya keterikatan dengan jenazah dalam waktu tertentu, dan dalam waktu tertentu itu pemulihan tubuh masih mungkin untuk kebangkitan kembali” - ‘Diskusi sekitar kremasi (pembakaran jenazah)’, hal 2.
Ir. Herlianto M. Th.: “Proses pembakaran jenazah akan berdampak kemungkinan ikut terbakarnya roh / jiwa yang mungkin masih punya keterikatan dengan tubuh jasmani itu. Kita jangan berspekulasi mengenai kemungkinan apa yang bisa terjadi dengan roh / jiwa pada saat kita membakar tubuh jasmaninya dengan sengaja” - ‘Diskusi sekitar kremasi (pembakaran jenazah)’, hal 3.
Ir. Herlianto M. Th.: “Ada kemungkinan bahwa roh / jiwa tidak langsung melepaskan keterikatannya dengan tubuh setelah seseorang dinyatakan mati tetapi membutuhkan waktu beberapa hari, bila demikian pembakaran jenazah dapat berdampak serius terhadap roh / jiwa yang masih punya keterikatan dengan tubuh” - ‘Diskusi sekitar kremasi (pembakaran jenazah)’, hal 5.
Saya menjawab:
1. Dari jaman dulu definisi dari kematian adalah terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh. Kepercayaan kafir bahwa roh seseorang masih belum meninggalkan tubuhnya pada saat ia mati, jelas bertentangan dengan Alkitab. Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
a. 1Raja-raja 17:21-22 - “(21) Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: ‘Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya.’ (22) TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali”.
b. Mazmur 146:3-4 - “(3) Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. (4) Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya”.
Catatan: ay 4nya jelas menggambarkan kematian. Kata ‘nyawa’ dalam bahasa Ibrani adalah RUAKH, dan karena itu seharusnya diterjemahkan ‘roh’. Jelas dari ay 4 ini bahwa kematian digambarkan sebagai perpisahan dari:
· ‘roh’, yang dikatakan ‘melayang’ [RSV/NIV/NASB: ‘departs’ (= pergi)].
· ‘tubuh’, yang dikatakan ‘kembali ke tanah’ (= dikuburkan).
c. Lukas 8:55 - “Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan”.
d. Luk 23:43,46 - “(43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’ ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu (seharusnya ‘rohKu’).’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya (seharusnya ‘rohNya’)”.
e. Kis 7:59 - “Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.’”.
f. 2Korintus 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”.
Perhatikan kata-kata yang saya garis bawahi itu, yang diterjemahkan secara berbeda oleh Kitab Suci bahasa Inggris.
KJV: ‘in his body’ (= dalam tubuhnya).
RSV/NIV/NASB: ‘in the body’ (= dalam tubuh).
Dalam bahasa Yunani memang digunakan kata SOMA, yang artinya adalah ‘tubuh’.
Yang dimaksudkan oleh Paulus jelas adalah bahwa apa yang dihakimi nanti hanyalah apa yang dilakukan oleh seseorang pada saat ia masih hidup. Paulus menggambarkan ‘keadaan masih hidup’ itu dengan kata-kata ‘dalam tubuh’. Ini jelas menunjukkan bahwa pada saat mati, roh / jiwa seseorang meninggalkan / terpisah dari tubuhnya.
g. penceritaan tentang kematian Ananias dan Safira dalam Kis 5:5,10, dan tentang kematian Herodes dalam Kisah Para Rasul 12:23.
Kisah Para Rasul 5:5,10 - ‘putuslah nyawanya’.
KJV: ‘gave up / yielded up the ghost’ (= menyerahkan roh).
RSV/NIV: ‘died’ (= mati).
NASB: ‘breathed his / her last’ (= menghembuskan nafas terakhir).
Kata Yunani yang dipakai adalah EXEPSUXEN (dalam Perjanjian Baru kata ini hanya digunakan 3 x, yaitu dalam Kis 5:5,10 Kis 12:23), yang berasal dari kata dasar EKPSUCHO. Kata EKPSUCHO ini pasti berasal dari 2 kata Yunani yaitu EK [= from (= dari), out from (= keluar dari), away from (= jauh dari)] + PSUCHE [= soul (= jiwa)]. Kata Yunani ini menunjukkan bahwa ‘mati’ merupakan ‘perpisahan tubuh dengan jiwa’.
h. 2Korintus 5:8 - “tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.
KJV: ‘to be absent from the body, and to be present with the Lord’ (= absen dari tubuh, dan hadir dengan Tuhan).
RSV: ‘be away from the body and at home with the Lord’ (= jauh dari tubuh dan di rumah dengan Tuhan).
NIV: ‘to be away from the body and at home with the Lord.’ (= jauh dari tubuh dan di rumah dengan Tuhan).
NASB: ‘to be absent from the body and to be at home with the Lord’ (= absen dari tubuh dan ada di rumah dengan Tuhan).
Yunani: EKDEMESAI EK TOU SOMATOS KAI ENDEMESAI PROS TON KURION.
Perhatikan kontras antara EKDEMESAI (= to go away from home / pergi dari rumah) dan ENDEMESAI (= to come home / pulang ke rumah). Jadi kematian digambarkan sebagai ‘pergi dari rumah menjauhi tubuh’, dan ‘pulang ke rumah kepada Tuhan’.
2. Saya tidak melihat bukti apapun dari kasus Lazarus dan Yesus tentang masih terkaitnya roh / jiwa mereka dengan tubuh. Hanya karena mereka masih bisa dibangkitkan, maka disimpulkan bahwa roh / jiwa mereka masih mempunyai keterkaitan dengan tubuh mereka? Bagaimana dengan orang yang sudah lama mati tetapi masih bisa dibangkitkan?
Bdk. Matius 27:51-53 - “(51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang”.
Ini jelas bukan orang-orang yang baru mati, tetapi bisa dibangkitkan. Apakah roh / jiwa mereka juga masih mempunyai keterkaitan dengan tubuh mereka? Kelihatannya Ir. Herlianto mengatakan ‘ya’, karena ia berkata sebagai berikut:
Ir. Herlianto M. Th.: “Dalam konteks Golgotha juga disebutkan bahwa roh orang kudus bisa cukup lama berada di kuburan sampai saat penyaliban” - ‘Diskusi sekitar kremasi (pembakaran jenazah)’, hal 2.
Kalau begitu berapa lama roh / jiwa bisa mempunyai keterkaitan dengan tubuh? Bertahun-tahun? Ini betul-betul gila!
3. Saya tidak bisa mengerti bagaimana Ir. Herlianto bisa percaya adanya roh yang gentayangan karena kematian yang tidak wajar, dan bahkan rasanya membenarkan praktek penguburan kembali di tempat yang lebih layak dalam kasus seperti itu. Perlu ditekankan bahwa ia mengatakan hal ini berdasarkan ‘pengalaman umum’ (lihat kutipan kata-katanya di atas), bukan berdasarkan Kitab Suci / Firman Tuhan! Saya berpendapat bahwa tak peduli kematian itu wajar atau tidak, roh / jiwa itu langsung meninggalkan tubuh. Kalau bisa ada roh gentayangan, itu adalah setan yang menyamar, bukan roh / jiwa dari orang yang mati tak wajar tersebut. Yang harus dilakukan adalah menengking setan, bukan melakukan penguburan kembali di tempat yang lebih layak.
4. Dalam kutipan pertama di atas, Ir. Herlianto mengatakan bahwa “kita tidak tahu ... apa yang dirasakan oleh roh / jiwa saat terbakar”. Dan dalam kutipan ke 4 ia berkata bahwa “Proses pembakaran jenazah akan berdampak kemungkinan ikut terbakarnya roh / jiwa yang mungkin masih punya keterikatan dengan tubuh jasmani itu”. Dan ia lalu menambahkan “Kita jangan berspekulasi mengenai kemungkinan apa yang bisa terjadi dengan roh / jiwa pada saat kita membakar tubuh jasmaninya dengan sengaja”. Lalu dalam kutipan ke 5 ia berkata “pembakaran jenazah dapat berdampak serius terhadap roh / jiwa yang masih punya keterikatan dengan tubuh”
Mula-mula ia mengatakan ‘tidak tahu’, lalu ia mengatakan ‘kemungkinan’, dan akhirnya ia mengatakan ‘dapat berdampak serius’. Jadi siapa yang berspekulasi?
5. Andaikatapun roh seseorang masih belum terpisah dengan tubuhnya pada saat mati, adalah omong kosong kalau ia bisa menderita oleh api duniawi, lebih-lebih kalau ia adalah orang kristen. Perlu diketahui bahwa penderitaan bagi orang kristen dalam dunia ini dibutuhkan untuk menyucikan, menguji dsb. Pada saat ia sudah mati, maka semua itu sudah selesai sehingga tidak mungkin lagi ada penderitaan baginya, mengingat semua hukuman dosanya sudah ditanggung oleh Kristus.
6. Pada saat Elia naik ke surga, ia naik ke surga dalam kereta berapi, kuda berapi dan angin badai. Tetapi ia tidak menderita karena api tersebut!
2 Raja-Raja 2:11 - “Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai”.
7. Kalau roh / jiwa belum melepaskan keterkaitannya dengan tubuh, dan lalu tubuh / mayat itu dikubur, apakah roh / jiwa itu tidak menderita oleh karena dikubur / dipendam di dalam tanah? Kalau roh / jiwa itu bisa menderita karena dibakar, mengapa roh / jiwa itu tidak bisa menderita karena dikubur?
d) Mereka mengatakan bahwa kremasi menghancurkan tubuh sehingga tidak bisa dibangkitkan oleh Allah.
Saya menjawab:
1. Apakah penguburan tidak menghancurkan tubuh / mayat? Mengapa mereka tidak sekalian saja mengharuskan pembalseman / pengawetan mayat?
2. Bagaimana dengan orang yang terkena ledakan bom, apalagi bom atom, atau dimakan ikan / buaya / ular / binatang buas? Apakah mereka ini juga tidak bisa dibangkitkan?
3. Saya percaya Allah yang maha kuasa bisa membangkitkan mayat yang bagaimanapun hancurnya!
e) Amos 2:1 - “Beginilah firman TUHAN: ‘Karena tiga perbuatan jahat Moab, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusanKu: Oleh karena ia telah membakar tulang-tulang raja Edom menjadi kapur”.
Pdt. Jusuf B. S. menggunakan ayat ini sebagai dasar untuk menentang kremasi.
Jawaban saya:
Yang dianggap jahat tentang Moab dalam ayat ini bukanlah pembakaran mayat / tulang-tulang, tetapi kebencian yang begitu hebat dalam Moab sampai raja Edom yang sudah mati tetap menjadi sasaran kebencian, dan tulang-tulangnya lalu dibakar.
f) Dalam Kitab Suci tidak pernah ada perintah untuk membakar mayat.
Ini juga digunakan oleh Pdt. Jusuf B. S., dan dengan cara yang sama ia menentang perayaan HUT.
Jawaban saya:
1. Ini adalah ‘argument from silence’ yang sama sekali tidak mempunyai kekuatan. Tuhan memang tidak memerintahkan pembakaran mayat / perayaan HUT, tetapi Tuhan juga tidak pernah melarangnya!
2. Kalau kedua hal di atas itu dilarang karena tidak pernah diperintahkan, maka kita juga bisa mengatakan bahwa orang kristen dilarang untuk mandi, karena Tuhan juga tidak pernah memerintahkan hal itu!
g) Orang kristen yang dikremasi harus menanggung akibat kekal.
Pdt. Jusuf B. S.: “Siapa yang minta dibakar sesudah mati, apalagi ditumbuk sampai halus, harus menanggung resikonya sendiri untuk kekal, sebab tidak pernah Tuhan menyuruhkan atau mengizinkan hal ini. Tetapi juga orang-orang yang menyuruh mengkremasikan mayat-mayat orang beriman akan menanggung akibatnya di hadapan pengadilan Allah” - ‘Tradisi & Kebiasaan’, hal 40.
Tanggapan saya:
Kata-kata Pdt. Jusuf B. S. di atas bukan hanya tidak punya dasar Kitab Suci, tetapi juga berbau ajaran sesat ‘Keselamatan karena perbuatan baik’. Kalau orang itu adalah orang beriman, dan kalaupun kremasi itu salah, bukankah dosa orang itu sudah dipikul oleh Yesus? Lalu mengapa ia harus menanggung resikonya sendiri untuk kekal?
h) Dalam 2Raja 23:16 dikatakan bahwa tulang-tulang manusia dibakar untuk menajiskannya,
2Raja 23:16-20 - “(16) Dan ketika Yosia berpaling, dilihatnyalah kuburan-kuburan yang ada di gunung di sana, lalu menyuruh orang mengambil tulang-tulang dari kuburan-kuburan itu, membakarnya di atas mezbah dan menajiskannya, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diserukan oleh abdi Allah yang telah menyerukan hal-hal ini. (17) Ia berkata: ‘Apakah tanda keramat yang kulihat ini?’ Lalu orang-orang di kota itu menjawab dia: ‘Itulah kuburan abdi Allah yang sudah datang dari Yehuda dan yang telah menyerukan segala hal yang telah kaulakukan terhadap mezbah Betel ini!’ (18) Lalu katanya: ‘Biarkanlah itu, janganlah ada orang yang menjamah tulang-tulangnya!’ Jadi mereka tidak mengganggu tulang-tulangnya dan tulang-tulang nabi yang telah datang dari Samaria itu. (19) Juga segala kuil di bukit-bukit pengorbanan yang di kota-kota Samaria yang dibuat oleh raja-raja Israel untuk menimbulkan sakit hati TUHAN, dijauhkan oleh Yosia dan dalam hal ini ia bertindak tepat seperti tindakannya di Betel. (20) Ia menyembelih di atas mezbah-mezbah itu semua imam bukit-bukit pengorbanan yang ada di sana dan dibakarnya tulang-tulang manusia di atasnya, lalu pulanglah ia ke Yerusalem”.
Jawaban saya:
Kata ‘nya’ dalam kata ‘menajiskannya’ (ay 16) tidak menunjuk kepada ‘tulang-tulang’ tetapi kepada ‘mezbah’. Ini tidak terlihat dalam terjemahan Kitab Suci Indonesia tetapi terlihat dalam KJV.
KJV: ‘And as Josiah turned himself, he spied the sepulchres that were there in the mount, and sent, and took the bones out of the sepulchres, and burned them upon the altar, and polluted it, according to the word of the LORD which the man of God proclaimed, who proclaimed these words’ (= Dan ketika Yosia berpaling, ia melihat kuburan-kuburan yang ada di sana di gunung, dan menyuruh orang, dan mengambil tulang-tulang dari kuburan-kuburan itu, dan membakar mereka di atas mezbah, dan menajiskannya, sesuai dengan firman TUHAN yang diberitakan oleh hamba Allah, yang memberitakan kata-kata ini).
Kata ‘bones’ (= tulang-tulang) adalah kata benda bentuk jamak; sedangkan kata ‘altar’ (= mezbah) adalah kata benda bentuk tunggal. Jadi kata ‘them’ (= mereka) menunjuk pada kata ‘bones’ (= tulang-tulang), dan kata ‘it’ (= nya / itu) menunjuk pada kata ‘altar’ (= mezbah). Jadi yang dinajiskan adalah mezbahnya, bukan tulang-tulangnya. Dengan demikian ayat ini tidak menunjukkan bahwa dengan dibakar mayat seseorang menjadi najis.
Catatan: Calvin menggabungkan kematian dan penguburan Kristus dalam satu tahap perendahan saja.
Tahap V: turun ke dalam neraka / kerajaan maut.
Dalam bahasa Ibrani digunakan kata SHEOL, dan dalam bahasa Yunani digunakan kata HADES, yang dalam Kitab Suci Indonesia biasanya diter-jemahkan ‘dunia orang mati’ atau ‘alam maut’. Kata SHEOL / HADES tidak selalu mempunyai arti yang sama.
1) Kadang-kadang SHEOL / HADES tidak menunjuk pada suatu tempat tertentu, tetapi dipakai dalam arti yang abstrak untuk menunjuk pada ‘keadaan kematian / the state of death’ atau ‘keadaan terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh’.
Misalnya: Hosea 13:14 - “Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? MataKu tertutup bagi belas kasihan”.
2) Kalau menunjuk pada tempat, maka SHEOL / HADES mempunyai 2 kemungkinan arti:
a) Kuburan.
Kej 37:35 - “Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: ‘Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!’ Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya”.
Tidak mungkin mengartikan kata ‘dunia orang mati’ ini di sini sebagai neraka, karena itu akan berarti bahwa Yakub dan Yusuf, yang adalah orang-orang beriman, masuk neraka. Jadi, harus diartikan sebagai ‘kuburan’.
Yunus 2:2 - “katanya: ‘Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku”.
Yunus saat itu memang bukan ada di dalam kuburan, tetapi di dalam perut ikan. Ia mengatakan demikian, karena pada saat ia ada di dalam perut ikan, ia merasa seperti berada di dalam kuburan.
b) Neraka.
Mazmur 9:18 - “Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah”.
Ayat ini menunjukkan suatu ancaman bagi orang-orang tak beriman / jahat. Kalau kata-kata ‘dunia orang mati’ dalam ayat-ayat ini diartikan ‘kuburan’ atau ‘tempat netral kemana semua orang akan pergi setelah mati’, maka ayat-ayat itu akan kehilangan ancamannya. Jadi, dalam ayat-ayat seperti itu, kata ‘dunia orang mati’ harus diartikan sebagai ‘neraka’.
Amsal 15:24 - “Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah”.
Kata ‘atas’ dalam ayat ini jelas menunjuk pada ‘surga’, dan karena kata-kata ‘dunia orang mati di bawah’ merupakan kontrasnya, maka kata-kata itu harus diartikan sebagai ‘neraka’.
Lukas 16:23 - “(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita”.
Kata-kata ‘alam maut’ dalam ay 23 diterjemahkan dari kata Yunani HADES. Perhatikan bagaimana Kitab Suci menggambarkan HADES di sini. Hades bukan hanya digambarkan sebagai tempat yang ada nyala apinya, tetapi juga sebagai tempat penyiksaan, dimana orang kaya itu sangat menderita. Tidak bisa tidak, ini pasti menunjuk pada neraka!
Kata-kata ‘turun ke dalam neraka / Kerajaan Maut’ ini mempunyai penafsiran yang berbeda-beda:
1) Berdasarkan arti dari kata HADES di atas, dimana HADES bisa menunjuk pada ‘keadaan kematian’ atau ‘kuburan’, maka ada orang yang beranggapan bahwa ‘turun ke HADES’ berarti ‘turun ke dalam keadaan kematian’ atau ‘turun ke kuburan’.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
Penafsiran ini tak cocok dengan kontex dari 12 Pengakuan Iman Rasuli. Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli itu sudah dikatakan bahwa Kristus ‘menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan’. Kalau kalimat selanjutnya yaitu ‘turun ke neraka’ diartikan ‘turun ke dalam keadaan kematian’ atau ‘turun ke kuburan’, maka ini merupakan suatu pengulangan yang tidak perlu. Lebih dari itu, kalimat yang tadinya sudah jelas, sekarang diulangi secara kabur / tidak jelas.
2) Ada juga yang beranggapan bahwa Kristus benar-benar turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka untuk menebus dosa kita.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
a) Antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan dan roh / jiwaNya ada di surga.
Luk 23:43,46 - “(43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’ ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya”.
Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka tersebut.
b) Sesaat sebelum kematianNya, Yesus berkata ‘Sudah selesai’ (Yohanes 19:30). Ini menunjukkan bahwa penderitaanNya untuk menanggung hukuman dosa umat manusia sudah selesai, sehingga tidak ada lagi penderitaan yang harus Ia alami untuk menebus dosa kita.
3) Roma Katolik.
Sesudah mati, Kristus pergi ke LIMBUS PATRUM (= tempat penantian dimana orang-orang suci jaman Perjanjian Lama menantikan kebangkitan Kristus), menyampaikan Injil kepada mereka dan lalu membawa mereka ke surga.
Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah:
· Mazmur 107:16 - “sebab dipecahkanNya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkanNya palang-palang pintu besi”.
· Zakh 9:11 - “Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjianKu dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair”.
Keberatan terhadap ajaran ini:
a) Ayat-ayat itu ditafsirkan out of context (= keluar dari kontexnya). Bacalah seluruh kontex dari ayat-ayat itu dan saudara akan melihat bahwa baik Mazmur 107:16 maupun Zakh 9:11 menunjuk pada pembebasan / pertolongan yang Allah lakukan terhadap orang-orang yang tadinya mengalami penderitaan sebagai hukuman dosa mereka. Orang-orang itu masih hidup, bukannya orang-orang yang sudah mati! Jadi, ayat-ayat ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Kristus turun ke neraka / Hades / Limbus Patrum.
Mazmur 107:10-16 - “(10) Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam sengsara dan besi. (11) Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah, dan menista nasihat Yang Mahatinggi, (12) maka ditundukkanNya hati mereka ke dalam kesusahan, mereka tergelincir, dan tidak ada yang menolong. (13) Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkanNyalah mereka dari kecemasan mereka, (14) dibawaNya mereka keluar dari dalam gelap dan kelam, dan diputuskanNya belenggu-belenggu mereka. (15) Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setiaNya, karena perbuatan-perbuatanNya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, (16) sebab dipecahkanNya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkanNya palang-palang pintu besi”.
Zakh 9:11-12 - “(11) Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjianKu dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair. (12) Kembalilah ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan! Pada hari ini juga Aku memberitahukan: Aku akan memberi ganti kepadamu dua kali lipat!”.
b) Orang suci jaman Perjanjian Lama itu adalah orang percaya; lalu mengapa mesti diinjili lagi?
c) Pandangan ini bertentangan dengan 2Raja 2:11 yang menyatakan bahwa Elia, yang jelas termasuk salah satu orang suci Perjanjian Lama, naik ke surga, bukan pergi ke Limbus Patrum.
2 Raja-Raja 2:11 - “Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai”.
d) Apa perlunya Kristus pergi ke sana? Kalau hanya untuk membebaskan mereka, Kristus tidak perlu pergi ke sana. Ia bisa memberikan perintah dari surga, dan mereka akan bebas.
4) Lutheran.
‘Turun ke HADES’ merupakan tahap pertama dari pemuliaan Kristus. Kristus turun ke HADES untuk menyelesaikan kemenanganNya atas setan dan untuk menyampaikan hukuman mereka.
Keberatan terhadap ajaran ini:
a) Tidak ada dasar Kitab Suci yang mendukung pandangan ini.
b) Tahap pertama kemenangan / pemuliaan Kristus baru terjadi pada waktu Ia bangkit. Agak sukar membayangkan dan menerima bahwa kata ‘turun’ bisa menunjuk pada ‘pemuliaan Kristus’.
5) The church of England.
Tubuh Kristus ada di kuburan, tetapi roh / jiwaNya pergi ke HADES, atau, lebih khusus lagi, ke Firdaus, tempat penantian dari roh orang-orang benar dan memberi penjelasan tentang kebenaran.
Keberatan terhadap ajaran ini:
a) Tidak ada dasar Kitab Sucinya.
b) Orang benar yang sudah mati tak perlu diajar lagi.
c) Firdaus bukanlah tempat penantian orang benar, tetapi Firdaus jelas adalah surga. Hal ini bisa terlihat dari:
1. Perbandingan Lukas 23:43 dengan Lukas 23:46.
Luk 23:43,46 - “(43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’ ... (46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya”.
Kalau ‘Firdaus’ dalam ay 43 bukan surga, maka kata-kata Yesus kepada penjahat (ay 43) dan kepada Bapa (ay 46), akan bertentangan.
2. Perbandingan 2 Korintus 12:2 dengan 2 Korintus 12:4.
2Kor 12:2,4 - “(2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. ... (4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia”.
Paulus menceritakan satu cerita, bukan dua cerita. Mula-mula ia mengatakan bahwa orang itu (orang itu adalah dirinya sendiri) diangkat ke surga, lalu ia mengatakan orang itu diangkat ke Firdaus. Kalau Firdaus bukan surga, maka kata-kata Paulus dalam ay 2 akan bertentangan dengan kata-katanya dalam ay 4.
3. Membandingkan Wah 2:7 dengan Wah 22:2,14,19.
Wahyu 2:7 - “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah”.
Jadi, dalam Wah 2:7 dikatakan bahwa dalam taman Firdaus itu terdapat pohon kehidupan. Sekarang bandingkan dengan:
a. Wahyu 22:2 - “Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa”.
b. Wahyu 22:14 - “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu”.
c. Wahyu 22:19 - “Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini”.
Kontext dari ketiga ayat ini membicarakan tentang surga, dan karena itu terlihat bahwa pohon kehidupan itu ada di surga. Kesimpulannya lagi-lagi adalah bahwa Firdaus adalah surga!
6) Calvin.
Kata-kata ‘turun ke neraka’ menunjuk pada penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus yang terlihat oleh manusia (yaitu menderita, disalibkan, mati, dikuburkan), dan setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu melanjutkan dengan menunjukkan penderitaan Kristus secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia berteriak: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’ atau ‘AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’(Mat 27:46).
Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Kristus betul-betul turun ke neraka atau HADES atau tempat manapun. Antara kematian dan kebangkitanNya, roh / jiwa dari manusia Yesus pergi ke surga (sesuai dengan kata-kataNya dalam Luk 23:43,46), sedangkan tubuh manusia Yesus ada di kuburan.
7) Ada juga orang Reformed yang menganggap bahwa ‘turun ke neraka / Kerajaan Maut’ berarti bahwa Yesus ada dalam kuasa maut sampai hari yang ke 3.
Westminster Confession of Faith, chapter VIII, 4 berbunyi sebagai berikut:
“... was crucified, and died, was buried, and remained under the power of death, yet saw no corruption. On the third day He arose from the dead ...” (= ... disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati ...).
Sama seperti penafsiran Calvin, pandangan yang inipun tidak mempercayai bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka / HADES.
Catatan: Ada keberatan terhadap ajaran yang mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak turun kemana-mana tetapi naik ke surga, karena setelah kebangkitanNya, dalam Yoh 20:17 Yesus berkata kepada Maria: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa”. Ini dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus tidak pergi ke surga.
Jawaban terhadap keberatan ini:
a) Yohanes 20:17 ini tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan Luk 23:43,46 yang jelas menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus naik ke surga.
b) Adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau Yesus melarang Maria memegang (dalam arti menyentuh) Dia, karena dalam Matius 28:9 dan Yoh 20:27 (kedua ayat ini juga terjadi setelah kebangkitan Yesus), Ia mengijinkan diriNya untuk dipegang.
Matius 28:9 - “Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya”.
Yohanes 20:27 - “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.
Karena itu, kata ‘memegang’ dalam Yohanes 20:17 seharusnya diartikan ‘memegang erat-erat / menahan / nggandoli’. Bandingkan dengan terjemahan NASB yang mengatakan “Stop clinging to Me” (= Berhentilah berpegang teguh kepadaKu), dan juga terjemahan NIV yang mengatakan “Do not hold on to Me” (= Jangan berpegang erat-erat kepadaKu).
c) Selanjutnya, kata-kata ‘Aku belum pergi kepada Bapa’ dalam Yoh 20:17a itu, tidak menunjuk pada saat antara kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi menunjuk pada hari kenaikanNya ke surga. Ini terlihat dengan jelas karena dalam Yoh 20:17b yang berbunyi ‘sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu’; kata ‘pergi’ ini jelas menunjuk pada kenaikanNya ke surga.
Jadi kesimpulannya, arti dari Yoh 20:17 adalah: jangan nggandoli / menahan Aku, karena Aku harus pergi kepada Bapa / naik ke surga. Rupa-rupanya Yesus tahu akan isi hati Maria yang begitu mengasihi Dia, sehingga ingin menahan Dia terus menerus dan tidak mau berpisah lagi dengan Yesus. Karena itulah Ia lalu mengucapkan Yoh 20:17 ini.
Dengan demikian jelaslah bahwa Yohanes 20:17 ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak naik ke surga.
V) Pada hari yang ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati.
1) ‘Pada hari yang ke tiga’.
Ini tidak berarti bahwa Kristus berada di dalam kuburan selama 3 x 24 jam. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut:
a) Ia mati pada hari Jum’at ± pukul 3 siang (Matius 27:46-50). Ini adalah hari pertama.
b) Ia ada dalam kuburan pada hari Sabtu. Ini adalah hari kedua.
c) Ia bangkit pada hari Minggu pagi dini hari (Matius 28:1-6). Ini adalah hari ketiga.
Catatan:
1. Ingat bahwa orang-orang Yahudi mempunyai pergantian hari pada pk 6 sore, bukan seperti kita yang pergantian harinya terjadi pada pk 12 malam.
2. Kalau dihitung-hitung Yesus Kristus hanya mati selama kira-kira 37-38 jam.
2) ‘Bangkit dari antara orang mati’.
Ada banyak peristiwa kebangkitan yang terjadi sebelum kebangkitan Yesus (1Raja 17:17-24 2Raja 4:18-37 2Raja 13:21 Markus 5:21-43 Lukas 7:11-17 Yohanes 11:1-44 Matius 27:52-53), tetapi Kis 26:23, 1Kor 15:20-23, Kolose 1:18 dan Wahyu 1:5 tetap menyebutkan kebangkitan Yesus sebagai yang sulung (yang pertama), karena kebangkitan Yesus memang berbeda dengan kebangkitan orang-orang tersebut di atas. Bedanya:
a) Yesus setelah bangkit, hidup selama-lamanya. Orang-orang itu setelah bangkit, lalu mati lagi.
b) Yesus bangkit dengan tubuh kebangkitan. Orang-orang itu bangkit dengan tubuh biasa.
3) Kebangkitan adalah tahap yang pertama dari pemuliaan Kristus.
VI) Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa.
1) ‘Naik ke surga’.
a) Yesus naik ke surga secara jasmani 40 hari setelah kebangkitanNya (Kis 1:9 Lukas 24:51).
b) Fungsi kenaikan Yesus ke surga:
1. Menunjukkan bahwa misinya untuk menebus dosa manusia sudah selesai.
Yohanes 17:4-5 - “(4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. (5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada”.
Yesus diutus ke dunia untuk menebus / membereskan dosa manusia. Andaikata pada waktu Ia naik ke surga itu ternyata penebusan itu belum selesai Ia kerjakan, maka pasti Ia disuruh kembali. Bahwa ternyata Ia tidak disuruh kembali dan bahkan diterima untuk duduk di sebelah kanan Bapa menunjukkan bahwa penebusan yang Ia lakukan memang sudah selesai.
2. Mempersiapkan tempat di surga bagi kita yang percaya (Yohanes 14:2).
Yoh 14:2 - “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu”.
3. Menunjukkan bahwa kita yang percaya juga akan naik ke surga.
Yohanes 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada”.
Yohanes 17:24 - “Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemuliaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan”.
4. Supaya Roh Kudus turun (Yoh 7:39 16:7).
Yohanes 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”.
Yohanes 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”.
Saya tidak tahu pasti mengapa Roh Kudus tidak mungkin datang kalau Yesus belum dimuliakan / naik ke surga. Mungkin, karena Roh Kudus memang berfungsi untuk menerapkan pekerjaan penyelamatan yang Yesus lakukan, sehingga kalau Yesus belum menyelesaikan pekerjaanNya, dan kembali ke surga, maka Roh Kudus tidak akan diturunkan.
Dengan turunnya Roh Kudus, maka Kristus tidak lagi menyertai kita secara jasmani, tetapi secara rohani.
Matius 26:11 - “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu (secara jasmani)”.
Yoh 14:16-19 - “(16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, (17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. (18) Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu (secara rohani). (19) Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup”.
Dengan cara itu Ia bisa menggenapi ayat-ayat seperti:
a. Matius 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”.
b. Matius 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
Dengan kehadiran jasmani, Yesus tidak mungkin bisa menggenapi janjiNya dalam ayat-ayat di atas ini, tetapi dengan kehadiranNya secara rohani (melalui Roh Kudus), Ia bisa menggenapinya.
c) Kenaikan ke surga adalah tahap kedua dari pemuliaan Kristus.
2) ‘Duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa’.
a) Kata-kata ini tidak boleh diartikan secara hurufiah; maksudnya Yesus tidak betul-betul duduk terus menerus di sebelah kanan Bapa.
Ini terbukti dari ayat-ayat Kitab Suci yang tidak selalu mengatakan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah.
Contoh:
· Roma 8:34 dan 1Petrus 3:22 - ‘berada di sebelah kanan Allah’ (Kitab Suci Indonesia salah terjemahan).
· Kisah Para Rasul 7:56 - ‘berdiri di sebelah kanan Allah’.
Kata-kata ‘duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa’ ini merupakan kiasan yang menunjukkan bahwa Yesus mendapat tempat yang paling terhormat di surga.
b) Kata-kata ini juga tidak berarti bahwa Yesus beristirahat / bermalas-malasan di surga.
Di surga Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan, seperti:
· Menjadi imam / pengantara antara Allah dengan kita.
Ibrani 4:14 - “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita”.
Ibrani 7:24-25 - “(24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamatNya tidak dapat beralih kepada orang lain. (25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka”.
Ibrani 8:1-6 - “(1) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, (2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. (3) Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. (4) Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. (5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: ‘Ingatlah,’ demikian firmanNya, ‘bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.’ (6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi”.
1 Yohanes 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”.
· Mendoakan / membela kita.
Roma 8:34 - “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”.
1Yohanes 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”.
· Menyiapkan tempat bagi kita di surga.
Yohanes 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada”.
c) Penampakan jasmani dari Kristus di dunia.
Ada yang mempertanyakan: kalau Kristus memang sudah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah, mungkinkan pada jaman ini, sebelum kedatanganNya yang keduakalinya, Kristus menampakkan diri di dunia lagi secara jasmani? Ada kemungkinan bahwa ini harus dijawab dengan ‘tidak’, berdasarkan Kis 3:21 - “Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu”.
F. F. Bruce (NICNT): “Jesus, their Messiah, ... had been received up into the divine presence, and would remain there until the consummation of all that the prophets, from the earliest days, had foretold” (= Yesus, Mesias mereka, ... telah diterima ke dalam hadirat ilahi, dan akan tinggal di sana sampai penyempurnaan dari semua yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi sejak semula) - ‘The Book of the Acts’, hal 91.
J. A. Alexander: “Till this great cycle has achieved its revolution, and this great remedial process has accomplished its design, the glorified body of the risen and ascended Christ not only may but must, as an appointed means of that accomplishment, be resident in heaven, and not on earth” (= Sampai siklus yang besar ini telah mencapai revolusinya, dan proses penyembuhan yang besar ini telah mencapai rencana / tujuannya, tubuh yang telah dimuliakan dari Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga ini bukan hanya bisa / boleh, tetapi harus, sebagai suatu cara yang telah ditetapkan untuk pencapaian tersebut, menjadi penghuni di surga, dan bukan di bumi) - ‘Acts’, hal 118.
Catatan:
1. Penampakan Yesus kepada Saulus (Kis 9), dan kepada rasul Yohanes (Wah 1), mungkin merupakan penampakan ilahi atau sekedar suatu penglihatan (bdk. Kis 26:19 Wahyu 1:19 Wahyu 9:17), bukan penampakan jasmani dari tubuh Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga.
2. Tidak semua orang setuju dengan F. F. Bruce dan J. A. Alexander dalam penafsiran Kis 3:21 ini. Ini saya berikan hanya sebagai pertimbangan, bukan sebagai suatu kepastian.
d) Ini merupakan tahap ketiga dari pemuliaan Kristus.
VII) Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
1) ‘Dan dari sana Ia akan datang’.
a) Kristus datang pertamakalinya sekitar 2000 tahun yang lalu dalam kehinaan, tetapi pada kedatangan yang kedua, Ia akan datang dengan kemuliaanNya.
Matius 16:27 - “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya”.
b) KedatanganNya yang kedua ini bersifat jasmani.
Kisah Para Rasul 1:11 - “dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’”.
Kata-kata ‘dengan cara yang sama’ menunjukkan bahwa kalau kenaikanNya ke surga bersifat jasmani, maka pasti kedatangannya yang keduakalinya juga bersifat jasmani!
c) KedatanganNya yang kedua ini bersifat mendadak; tidak ada yang tahu saatnya.
Mat 24:36,42-44 - “(36) Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’ ... (42) Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. (43) Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. (44) Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.
Matius 25:13 - “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.’”.
1Tesalonika 5:2-3 - “(2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. (3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman - maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin - mereka pasti tidak akan luput”.
2 Petrus 3:10 - “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap”.
Penerapan: Hati-hati dengan orang kristen / gereja / pendeta yang bisa meramal / mengetahui saat / tahun kedatangan Yesus yang keduakalinya. Ramalan seperti ini berulang-ulang muncul, khususnya dalam kalangan Saksi Yehuwa, dan sekte-sekte sesat, tetapi juga dalam kalangan kristen. Ramalan seperti itu bertentangan dengan ayat-ayat di atas, dan karena itu siapapun yang mengeluarkannya, ia pasti adalah orang kristen / gereja / pendeta yang brengsek!
Mengapa Tuhan tidak mau memberitahu saat kedatanganNya yang keduakalinya? Karena kalau Ia memberitahu kapan Ia akan datang kembali, saya percaya bahwa kebanyakan orang baru akan bersiap sedia sampai 1 hari, atau bahkan 1 jam, sebelum Ia akan kembali! Tuhan ingin kita selalu bersiap sedia, dan karena itu Ia tidak memberitahu kapan Ia akan datang kembali!
Sekalipun Kitab Suci mengatakan bahwa kedatangan Yesus yang keduakalinya tidak bisa diketahui saatnya, tetapi Kitab Suci memberikan tanda-tanda yang akan terjadi sebelum kedatanganNya yang ke dua kalinya itu seperti:
· Perang, gempa bumi, bahaya kelaparan.
Mat 24:6-7 - “(6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat”.
· Pemberitaan Injil ke seluruh dunia.
Mat 24:14 - “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.
· Pertobatan ‘seluruh Israel’.
Roma 11:25-26 - “(25) Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. (26) Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub”.
Ada bermacam-macam penafsiran tentang kata-kata ‘seluruh Israel’ di sini, tetapi saya berpendapat bahwa itu menunjuk kepada semua orang-orang pilihan dari antara bangsa Israel.
· Ajaran sesat, nabi palsu, Mesias palsu, Anti Kristus, mujijat palsu, kesesatan.
Mat 24:4-5,10-12,23-24 - “(4) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! (5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. ... (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. ... (23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
2Tes 2:1-4 - “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah”.
2 Tesalonika 2:7-12 - “(7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”.
1Timotius 4:1 - “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.
2 Timotius 3:1-5 - “(1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”.
2Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.
1 Yohanes 2:18 - “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir”.
· Penganiayaan terhadap orang Kristen.
Mat 24:9,21,22 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, ... (21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat”.
Anthony A. Hoekema: “the sign of tribulation is not restricted to the end-time, but characterizes the entire age between Christ’s two comings. Because of the continued opposition of the world to the kingdom of God, Christians must expect to suffer tribulation and persecution of one kind or another during this entire age. On the basis of Jesus’ words in Matthew 24:21-30, however, it would appear that there will also be a final, climactic tribulation just before Christ returns. This tribulation will not be basically different from earlier tribulations which God’s people have had to suffer, but will be an intensified form of those earlier tribulations” (= tanda kesukaran tidak dibatasi pada jaman akhir, tetapi merupakan ciri dari seluruh jaman di antara dua kedatangan Kristus. Karena oposisi yang terus menerus dari dunia kepada Kerajaan Allah, orang-orang kristen harus mengharapkan untuk menderita kesukaran dan penganiayaan dari jenis yang ini atau yang itu selama seluruh jaman ini. Tetapi, berdasarkan kata-kata Yesus dalam Matius 24:21-30, kelihatannya juga akan ada kesukaran akhir, yang merupakan klimax persis sebelum Kristus datang kembali. Kesukaran ini tidak akan berbeda secara dasari dari kesukaran-kesukaran yang terdahulu yang telah diderita oleh umat Allah, tetapi akan merupakan bentuk yang lebih hebat dari kesukaran-kesukaran yang terdahulu) - ‘The Bible and The Future’, hal 150-151.
Catatan: ayat-ayat dalam Mat 24 diperdebatkan, apakah itu mengenai kehancuran Yerusalem, atau mengenai akhir jaman.
Tetapi Anthony A. Hoekema mengatakan sebagai berikut: “In the so-called ‘Olivet Discourse’ recorded in Matthew 24, Mark 13, and Luke 21, Jesus gives a number of signs which had their initial fulfillment at the time of the destruction of Jerusalem; ... however, the signs mentioned in them will have a farther fulfillment at the time of the PAROUSIA” (= Dalam apa yang disebut ‘Percakapan bukit Zaitun’ yang dicatat dalam Matius 24, Mark 13, dan Lukas 21, Yesus memberikan sejumlah tanda-tanda yang mempunyai penggenapan awal pada masa penghancuran Yerusalem; ... tetapi, tanda-tanda yang disebutkan dalam text-text itu akan mempunyai penggenapan lebih jauh pada masa kedatangan Yesus yang keduakalinya) - ‘The Bible and The Future’, hal 130.
2) ‘untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati’.
Ini adalah tujuan kedatangan Kristus yang keduakalinya. Menghakimi berarti memberikan hukuman kepada orang-orang yang tidak percaya dan memberikan upah / pahala bagi orang yang percaya.
Matius 16:27 - “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya”.
Mat 13:24-30,36-43 - “(24) Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. (25) Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. (26) Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. (27) Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? (28) Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? (29) Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. (30) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’ ... (36) Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-muridNya datang dan berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’ (37) Ia menjawab, kataNya: ‘Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; (38) ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (39) Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. (40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!’”.
Mat 25:31-46 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, (33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya. (34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.
2Tesalonika 1:8-9 - “(8) dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. (9) Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Yudas 14-15 - “(14) Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, (15) hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.’”.
3) Sikap yang benar pada waktu menunggu kedatangan Yesus yang keduakalinya adalah bahwa kita harus bersiap sedia / berjaga-jaga.
Matius 24:44 - “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.
Matius 25:13 - “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.’”.
Ini bisa dilakukan dengan:
a) Percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Ini jelas merupakan hal yang terutama, karena kalau yang ini tidak saudara lakukan, maka hal-hal ke 2-5 di bawah ini tidak ada gunanya.
b) Banyak berdoa.
Lukas 21:36 - “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.
c) Berbakti dan bersekutu dengan sesama saudara seiman.
Ibrani 10:25 - “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”.
d) Melayani Tuhan.
Luk 12:37,43 - “(37) Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. ... (43) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang”.
e) Membuang dosa / menyucikan diri.
Lukas 21:34 - “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat”.
1Tes 5:4 - “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri”.
2Pet 3:11,14 - “(11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup ... (14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia”.
4) Ini adalah tahap keempat dari pemuliaan Kristus.
VIII) Aku percaya kepada Roh Kudus.
A) Roh Kudus adalah seseorang yang berpribadi.
Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus:
1) Sebutan yang digunakan bagi Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seseorang yang berpribadi.
Yohanes 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”.
Yohanes 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”.
Yohanes 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”.
Sebutan seperti ini jelas tidak menunjuk pada sesuatu, tetapi kepada seseorang!
2) Roh Kudus mempunyai ciri-ciri dari seorang pribadi seperti:
· Kecerdasan.
Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”.
Bahwa Roh Kudus itu bisa mengajar, jelas menunjukkan bahwa Ia mempunyai kecerdasan.
· Kehendak.
1Kor 12:11 - “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”.
· Perasaan.
Efesus 4:30 - “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”.
Yesaya 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.
Bahwa Roh Kudus bisa berduka / sedih, menunjukkan bahwa Ia mempunyai perasaan.
Disamping itu Kitab Suci mengatakan bahwa Roh Kudus menyelidiki, berbicara, bersaksi, menyuruh, menyatakan, menciptakan, membangkitkan, dll.
· Kejadian 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”.
Roh Kudus tidak mungkin hanya sekedar melayang-layang sebagai penonton. Kebanyakan orang menganggap bahwa Ia ikut serta dalam pekerjaan penciptaan.
· Kej 6:3 - “Berfirmanlah TUHAN: ‘RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.’”.
· Lukas 12:12 - “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.’”.
· Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”.
· Yoh 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”.
· Yohanes 16:8 - “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”.
· Kisah Para Rasul 8:29 - “Lalu kata Roh kepada Filipus: ‘Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’”.
· Kisah Para Rasul 13:2 - “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”.
· Kisah Para Rasul 15:28 - “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini”.
· Ro 8:11,16 - “(11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu. ... (16) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.
· 1Korintus 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”.
Hal-hal ini hanya bisa dilakukan oleh ‘seorang pribadi’, bukan oleh ‘sesuatu’.
B) Roh Kudus adalah Allah sendiri.
Bukti-bukti keilahian Roh Kudus:
1) Kitab Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).
Contoh:
a) Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27:
Yesaya 6:8-10 - “(8) Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’. (9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh’”.
Kisah Para Rasul 28:25-27 - “(25) Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: (26) Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (27) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.
Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan’ kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampaikan oleh Roh Kudus’ dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!
b) Bandingkan Ibrani 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7:
Ibr 3:7-11 - “(7) Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, (8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, (9) di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. (10) Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, (11) sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu’”.
Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata ‘mencobai Aku’ berarti ‘mencobai Roh Kudus’.
Mazmur 95:7-11 - “(7b) Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suaraNya! (8) Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, (9) pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatanKu. (10) Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kataKu: ‘Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalanKu.’ (11) Sebab itu Aku bersumpah dalam murkaKu: ‘Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu.’”.
Kalau sekarang kita melihat dalam Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi:
“Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’”.
Jadi di sini dipakai istilah ‘mencobai TUHAN (Yahweh)’, padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Kudus’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (Yahweh)!
c) Bandingkan Ibrani 10:15-17 dengan Yeremia 31:33-34.
Ibr 10:15-17 - “(10) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (11) sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (12) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”
Yer 31:33-34 - “(33) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. (34) Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka”.
Jelas terlihat bahwa Ibrani 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh (perhatikan kata-kata ‘firman TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bahwa itu merupakan ‘kesaksian / firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b).
Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan dalam Ibrani 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.
Juga perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus dikatakan ‘tidak mengingat dosa’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa.
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh sendiri!
d) Kisah Para Rasul 5:3-4,9 yang berbunyi sebagai berikut: “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. ... (9) Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?’”.
Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus’, maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Allah’. Lalu dalam Kis 5:9 Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai Roh Tuhan’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!
e) Bandingkan 1Kor 3:16 dengan 1Korintus 6:19.
1 Korintus 3:16 - “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”.
1Kor 6:19 - “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”.
Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’ (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita.
Dan kalau kita melihat dalam 1Kor 6:19 maka di sana Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Roh Kudus’.
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah!
f) Yesaya 40:13-14 - “(13) Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? (14) Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”.
Dengan cara yang sama, kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa ‘Roh TUHAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ dalam Yes 40:14.
2) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:
a) Kekal.
Ibrani 9:14 - “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”.
b) Mahaada.
Maz 139:7-10 - “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”.
c) Mahatahu.
1Kor 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”.
Yesaya 40:13 - “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat?”.
1Korintus 2:10-11 yang mengatakan bahwa Roh Kudus itu menyelidiki segala sesuatu, dan tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu mahatahu! Dan Yes 40:13 yang menunjukkan bahwa tak ada yang bisa memberi petunjuk kepada Roh Kudus atau menjadi penasihatNya, pasti juga demikian.
d) Mahakuasa.
Matius 12:28 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”.
e) Suci.
Ini terlihat dari sebutan ‘kudus’, dan juga terlihat dari Ef 4:30 dan Yes 63:10 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh Kudus.
Efesus 4:30 - “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”.
Yesaya 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.
3) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:
a) Penciptaan.
Kej 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”.
Di atas sudah saya katakan bahwa Roh Kudus tidak mungkin hanya sekedar melayang-layang sebagai penonton, tetapi Ia ikut serta dalam pekerjaan penciptaan.
Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup”.
b) Melahirbarukan.
Yohanes 3:5-6 - “(5) Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. (6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh”.
Titus 3:5 - “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus”.
c) Membangkitkan Yesus.
Roma 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu”.
4) Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.
Matius 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.
2 Korintus 13:13 - “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”.
Memang kalau ada 3 nama diletakkan dalam satu ayat / text, itu tidak harus membuktikan bahwa ketiganya setingkat. Tetapi dalam kasus-kasus tertentu, 3 nama yang diletakkan berjajar bisa menunjukkan bahwa mereka setingkat. Misalnya kalau dikatakan ada konperensi tingkat tinggi 3 negara, maka kalau negara yang satu mengirimkan kepala negara, maka pasti kedua negara yang lain juga demikian. Kalau negara yang satu mengirim menteri luar negeri, maka pasti kedua negara yang lain juga demikian. Dan perlu diperhatikan bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan, yang merupakan sesuatu yang sakral. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi). Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus, yang lagi-lagi merupakan sesuatu yang sakral. Karena itu, text-text ini bisa dijadikan dasar bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat. Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri! Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam 2 ayat tersebut, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3 pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!
C) Hari turunnya Roh Kudus disebut hari Pentakosta.
Ini terjadi 50 hari setelah Paskah / Kebangkitan Yesus, atau 10 hari setelah hari Kenaikan Yesus ke surga.
D) Hal-hal / istilah-istilah yang berhubungan dengan Roh Kudus.
Dengan munculnya gerakan Pentakosta, dan apalagi Kharismatik, maka jaman sekarang ada banyak istilah populer yang berhubungan dengan Roh Kudus. Dan kita perlu mengerti tentang hal-hal ini supaya tidak terseret ke dalam kesalahan oleh istilah-istilah populer itu.
1) Baptisan Roh Kudus.
Dalam pengertian orang-orang Kharismatik pada umumnya:
· Baptisan Roh Kudus tidak terjadi pada saat yang bersamaan dengan saat percaya. Jadi bisa ada gap (= selang waktu) antara saat percaya dan saat menerima baptisan Roh Kudus.
· Setiap orang kristen harus mencari baptisan Roh Kudus.
· Baptisan Roh Kudus ditandai dengan bahasa roh.
· Roh Kudus adalah pelaku dari baptisan ini (Roh Kudus yang membaptis kita).
Tetapi ini semua salah.
Pengertian yang benar tentang baptisan Roh Kudus:
a) Ini sama dengan penerimaan Roh Kudus.
Kis 1:5 - “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.’”.
Janji dalam Kisah Para Rasul 1:5 ini digenapi dalam Kis 2:1-4.
Kisah Para Rasul 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.
Jadi jelas bahwa dibaptis dengan Roh Kudus sama dengan menerima Roh Kudus. Hal ini juga bisa terlihat dari text Kitab Suci di bawah ini.
Kisah Para Rasul 11:15-16 - “(15) Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. (16) Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus”.
Dalam Kisah Para Rasul 11:15 Petrus menceritakan penerimaan Roh Kudus oleh Kornelius dan orang-orang lain yang bersamanya pada saat itu. Dan dalam Kis 11:16 Petrus mengatakan bahwa hal itu membuat ia teringat akan janji Tuhan Yesus tentang baptisan Roh Kudus. Jadi jelas bahwa dibaptis dengan Roh Kudus adalah sama dengan diberi Roh Kudus / menerima Roh Kudus.
b) Baptisan Roh Kudus ini hanya terjadi 1 x saja dan itu terjadi pada saat seseorang percaya kepada Kristus.
Yoh 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”.
Efesus 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”.
Kata-kata ‘dimeteraikan dengan Roh Kudus’ sama artinya dengan ‘diberi Roh Kudus’. Dan Ef 1:13 mengatakan bahwa hal itu terjadi ‘ketika kamu percaya’!
Karena itu, orang yang sudah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus tidak perlu lagi mencari baptisan Roh Kudus. Ia sudah menerima baptisan Roh Kudus.
Perlu saudara perhatikan bahwa dalam Kitab Suci tidak pernah diperintahkan supaya kita mencari baptisan Roh Kudus. Yang ada hanyalah perintah untuk percaya kepada Yesus, seperti dalam Kis 16:31 - “Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’”. Mengapa? Karena orang yang percaya kepada Yesus pasti menerima Roh Kudus.
c) Sekalipun memang ada orang yang berbahasa Roh pada waktu mengalami baptisan Roh Kudus, seperti dalam Kisah Para Rasul 2:1-4, tetapi tidak selalu demikian.
Kisah Para Rasul 2:38,39,41 - “(38) Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (39) Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.’ ... (41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa”.
Perhatikan bahwa dalam Kis 2:38 Petrus memberikan Firman Tuhan yang menjanjikan bahwa orang-orang yang percaya akan menerima ‘karunia Roh Kudus’. Maksudnya bukan ‘karunia dari Roh Kudus’, tetapi ‘karunia berupa Roh Kudus’. Dan Kis 2:41 menunjukkan bahwa orang-orang itu (3000 orang) percaya kepada Yesus. Jadi, mereka semua pasti menerima Roh Kudus tersebut. Tetapi apakah terjadi bahasa Roh? Sama sekali tidak!
d) Pelaku baptisan Roh Kudus adalah Yesus Kristus.
Mat 3:11 - “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia (Yesus) akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”. Bdk. Mark 1:8 Luk 3:16.
Yohanes 1:33 - “Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu (= Yesus) yang akan membaptis dengan Roh Kudus”.
Jadi, yang membaptis orang percaya dengan Roh Kudus adalah Yesus!
2) Kepenuhan Roh Kudus.
a) Dalam kalangan Kharismatik, ‘baptisan Roh Kudus’ sering dicampur-adukkan / disamakan dengan ‘kepenuhan Roh Kudus’, padahal dua hal itu berbeda. Kalau baptisan Roh Kudus hanya terjadi hanya 1 x saja, maka kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi berulang-ulang. Misalnya: Petrus berulangkali dikatakan mengalami kepenuhan Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 2:4 - “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.
Kata ‘mereka’ di sini pasti mencakup Petrus, karena ia adalah salah seorang rasul yang ada di sana pada saat itu (bdk. Kis 2:14).
Kisah Para Rasul 4:8 - “Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: ‘Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua”.
Kisah Para Rasul 4:31 - “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”.
Kata ‘mereka’ di sini juga mencakup Petrus; ini terlihat dari kontext (Kis 4:23).
b) Firman Tuhan memerintahkan supaya kita dipenuhi terus menerus dengan Roh Kudus.
Efesus 5:18 - “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.
Kata-kata ‘hendaklah kamu penuh dengan Roh’ merupakan suatu perintah. Dalam bahasa Yunani ada 2 macam kata perintah:
1. Aorist imperative (= kata perintah bentuk lampau).
Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan satu kali saja. Contoh: kata ‘percayalah’ dalam Kis 16:31, kata ‘bertobatlah’ dan ‘hendaklah kamu memberi dirimu dibaptis’ dalam Kis 2:38.
2. Present Imperative (= kata perintah bentuk present).
Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan terus menerus. Contohnya adalah perintah untuk dipenuhi oleh Roh Kudus dalam Ef 5:18 ini.
Jadi, Efesus 5:18 ini memerintahkan setiap orang Kristen untuk mengusahakan supaya terus menerus dipenuhi Roh Kudus.
Makin kita mengisi diri dengan Firman Tuhan dan makin kita taat pada Firman Tuhan, maka makin kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Ini bisa terlihat kalau kita membandingkan Kol 3:16-17 dan Ef 5:18-20.
Efesus 5:18-20 - “(18) Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, (19) dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (20) Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”.
Kolose 3:16-17 - “(16) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (17) Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita”.
Kalau diperhatikan dan dibandingkan dengan seksama akan terlihat bahwa kedua bagian ini sebetulnya paralel. Bedanya hanyalah Ef 5:18 menyuruh kita untuk dipenuhi dengan Roh Kudus, sedangkan Kol 3:16 menyuruh supaya kita dipenuhi dengan perkataan / firman Kristus. Karena itu harus disimpulkan bahwa kedua hal ini, yaitu ‘dipenuhi Roh’ dan ‘dipenuhi firman’ adalah hal yang paralel. Jadi kalau kita dipenuhi firman, kita juga akan dipenuhi Roh. Dan kalau kita ingin dipenuhi Roh, kita harus berusaha supaya dipenuhi firman. Caranya? Dengan banyak belajar Firman Tuhan, dan mentaatinya!
3) Buah Roh Kudus.
a) Gal 5:22-23 - “(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu”.
Dalam Galatia 5:22-23 ini dikatakan bahwa buah Roh Kudus ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Ini semua menunjukkan pengudusan dalam diri orang percaya.
Sama seperti ‘buah’ membesar dan matang secara bertahap, maka buah Roh Kudus juga membesar dan matang secara bertahap. Jadi, tidak ada kemungkinan bisa terjadi pengudusan secara mendadak, misalnya dengan menengking semua roh jahat dalam diri seseorang. Pengudusan merupakan proses yang tidak akan selesai seumur hidup, dan karena itu harus terus menerus kita usahakan.
b) Buah Roh Kudus ini harus ada pada diri orang yang percaya, dan merupakan bukti iman seseorang.
Buah Roh Kudus menunjuk pada pengudusan, dan pengudusan tidak berbeda dengan perbuatan baik dalam kehidupan kita. Dan ini merupakan bukti iman kita.
Yak 2:17,26 - “(17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.
4) Karunia-karunia Roh Kudus (1Kor 12:4-11,27-31).
1Kor 12:4-11,27-31 - “(4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. ... (27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? (31) Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi”.
Setiap orang percaya pasti mempunyai karunia tertentu yang menyebabkan ia bisa melayani Tuhan, dan setiap orang kristen harus melayani sesuai dengan karunia yang ada padanya.
Roma 12:6-8 - “(6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita”.
BACA JUGA: PENGAKUAN IMAN RASULI - STEPHEN TONG
Setiap orang mempunyai karunia-karunia yang berbeda, sehingga setiap orang mempunyai fungsi yang berbeda. Dengan bekerja sama, maka orang-orang kristen bisa saling melengkapi dalam memuliakan Tuhan.
5) Bahasa Roh.
a) Bahasa Roh adalah salah satu dari karunia-karunia Roh Kudus (1Kor 12:10,30).
1Kor 12:7-10,28-30 yang baru kita baca di atas secara sangat jelas menunjukkan bahwa karunia bahasa Roh ini tidak harus dimiliki oleh orang kristen! Karena itu, orang yang tidak berbahasa Roh, tidak berarti tidak mempunyai Roh Kudus / tidak penuh Roh Kudus! Ingat bahwa Stefanus dan Filipus adalah orang yang penuh dengan Roh (Kisah Para Rasul 6:5 Kisah Para Rasul 7:55), tetapi Kitab Suci tidak pernah menyebutkan bahwa mereka pernah berbahasa Roh.
b) Juga karunia berbahasa Roh jelas bukanlah karunia yang terutama, terbukti dari:
1. 1Kor 14 yang meninggikan karunia bernubuat jauh di atas karunia bahasa Roh. Bacalah seluruh 1Kor 14 di bawah ini, dan khususnya perhatikan bagian-bagian yang saya letakkan dalam kotak. Itu harus saudara baca sebagai suatu kesatuan, dan itu menunjukkan bagaimana perbandingan bahasa Roh dan nubuat dalam pemikiran dan ajaran Paulus / Tuhan sendiri!
1Korintus 14:1-40:
(1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
(2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. (3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
(5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
(6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
(7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi - bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? (8) Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang? (9) Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! (10) Ada banyak - entah berapa banyak - macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. (11) Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. (12) Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. (13) Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. (14) Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. (15) Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. (16) Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan ‘amin’ atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? (17) Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya. (18) Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.
(19) Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti (= nubuat) untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.
(20) Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu! (21) Dalam hukum Taurat ada tertulis: ‘Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan.’
(22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. (23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? (24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; (25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: ‘Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.’
(26) Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. (27) Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. (28) Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. (29) Tentang nabi-nabi--baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. (30) Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. (31) Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. (32) Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. (33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. (34) Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. (35) Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. (36) Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? (37) Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan. (38) Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia.
(39) Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.
(40) Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur”.
2. Fakta bahwa dalam Kitab Suci dimana karunia bahasa Roh dan karunia penafsiran bahasa Roh selalu diletakkan di tempat terakhir dalam daftar karunia.
1 Korintus 12:7-10 - “ (7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu”.
1Korintus 12:28-30 - “(28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?”.
c) Peraturan penggunaan bahasa roh dalam kebaktian.
Dalam Kitab Suci ada peraturan tentang penggunaan bahasa roh dalam kebaktian, yaitu dalam 1Kor 14:27-28 yang berbunyi:
“(27) Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. (28) Jika tidak ada seorangpun yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah”.
Jadi terlihat ada 3 syarat, yaitu:
1. Yang berbahasa Roh maximum 2-3 orang.
2. Orang berbahasa Roh harus satu per satu / bergiliran.
3. Harus ada penterjemahan (supaya orang mengerti bahasa Roh itu).
Pada jaman sekarang, peraturan tentang penggunaan bahasa roh dalam kebaktian ini dilanggar dan diinjak-injak habis-habisan dalam banyak persekutuan / kebaktian dimana ada banyak (puluhan, atau ratusan, bahkan ribuan orang) orang berbahasa roh secara bersama-sama, tanpa penterjemahan.
6) ‘Slain in the Spirit’ (= tumbang di dalam Roh / ‘nggeblak’).
Ini tidak pernah ada dalam Kitab Suci! Ayat-ayat yang digunakan oleh orang-orang Kharismatik untuk mendukung hal ini adalah ayat-ayat yang mereka putarbalikkan.
Catatan:
Kalau saudara mau tahu secara lebih mendetail tentang nggeblak, bahasa Roh, Baptisan Roh Kudus dsb, bacalah buku saya yang berjudul ‘Kharismatik’.
7) Tertawa dalam Roh (Toronto Blessing).
Ini lebih gila lagi dari nggeblak, dan jelas lebih tidak alkitabiah lagi. Kalau mau tahu lebih banyak tentang hal ini, bacalah buku saya yang berjudul ‘Toronto Blessing: Alkitabiahkah?’.
IX) Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.
A) ‘Gereja yang kudus dan am’.
Kata-kata ‘Gereja yang kudus dan am’ dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘The Holy Catholic Church’. Ini tidak menunjuk kepada Gereja Roma Katolik, karena kata ‘Catholic’ (‘am’) berarti ‘universal / umum’. Ini perlu dicamkan / diingat kalau saudara pergi ke gereja yang menggunakan bahasa Inggris. Kata ‘Katolik’ di sana tidak harus menunjukkan bahwa itu adalah gereja Katolik. Tetapi perlu diingat juga bahwa gereja Katolik juga menggunakan pengakuan iman seperti itu.
1) Ini sama dengan ‘Gereja yang tidak kelihatan’.
Yang dimaksud dengan ‘Gereja yang kudus dan am’ bukanlah ‘gedung gereja’ atau ‘gereja lokal’, tetapi ‘semua orang percaya tanpa batasan waktu dan tempat’. Dalam theologia ini juga disebut dengan istilah ‘Gereja yang tidak kelihatan’. Kontrasnya adalah ‘gereja yang kelihatan’ yang menunjuk pada gereja / orang-orang kristen yang terlihat oleh mata manusia.
Manusia terbagi menjadi 4 bagian:
a) Orang yang tidak menjadi anggota baik dari gereja yang kelihatan maupun dari gereja yang tidak kelihatan. Ini adalah orang yang sama sekali non kristen.
b) Orang yang menjadi anggota dari gereja yang kelihatan tetapi tidak menjadi anggota dari gereja yang tidak kelihatan. Ini adalah orang kristen KTP.
c) Orang yang menjadi anggota dari gereja yang tidak kelihatan tetapi tidak menjadi anggota dari gereja yang kelihatan. Contoh: penjahat yang bertobat pada salib. Ini jelas adalah orang kristen sejati, yang sekalipun tidak diakui sebagai orang kristen oleh manusia, tetapi diakui oleh Tuhan, dan karenanya tetap selamat.
d) Orang yang menjadi anggota baik dari gereja yang kelihatan maupun dari gereja yang tidak kelihatan. Ini orang kristen sejati pada umumnya, yang selain percaya kepada Yesus, juga menjadi anggota dari gereja tertentu.
2) Pengakuan ini menunjukkan kesatuan semua gereja.
Pada saat saya sekolah theologia, pernah terjadi sesuatu yang betul-betul menunjukkan kesatuan gereja. Saat itu semua mahasiswa internasional (dari luar USA) mendapat undangan pesta / makan bersama dari The First Presbyterian Church, di Jackson, Mississippi. Tetapi 1-2 hari setelah itu, semua kami mendapat undangan pesta / makan bersama yang kedua dari The First Baptist Church, juga di Jackson, Mississippi, pada tanggal dan jam yang sama. Rupanya The First Baptist Church ini tidak tahu kalau kami sudah diundang oleh The First Presbyterian Church. Tetapi The First Presbyterian Church tahu bahwa The First Baptist Church juga mengadakan pesta dan mengundang pada saat yang bersamaan. The First Presbyterian Church lalu membatalkan undangan itu dan mendorong kami pergi ke The First Baptist Church, padahal sebetulnya mereka lebih berhak, karena mereka mengundang lebih dulu! Ini betul-betul mempraktekkan kesatuan gereja, sekalipun alirannya berbeda!
Adalah sangat aneh, kalau ada gereja yang menggunakan 12 Pengakuan Iman Rasuli ini, tetapi dalam prakteknya tidak mempedulikan kesatuan gereja, misalnya:
a) Tidak mau menerima / memberikan atestasi (perpindahan keanggotaan) dari / ke gereja, yang sekalipun tidak mereka anggap sebagai gereja yang sesat tetapi mereka katakan tidak punya hubungan dengan gereja mereka.
b) Tidak mau memakai hamba Tuhan dari luar kalangan gereja mereka, sekalipun hamba Tuhan itu tidak mereka anggap sebagai sesat / salah / jelek.
Tetapi pengakuan tentang kesatuan gereja ini juga tidak boleh diartikan secara extrim, misalnya:
1. Dengan mengatakan bahwa semua gereja, tidak peduli sesat atau tidak, adalah satu.
Saya setuju dengan pandangan bahwa semua gereja dari aliran apapun yang masih tergolong alkitabiah dan injili, adalah satu. Tetapi saya tidak percaya bahwa gereja yang alkitabiah dan injili adalah satu dengan gereja yang sesat. Karena itu hati-hati dengan kata-kata ‘Semua gereja sama’, karena gereja yang benar dan gereja yang sesat tentu tidak sama dan tidak boleh bersatu.
Bahwa pandangan saya ini sesuai dengan Kitab Suci terlihat dari:
a. Rasul Yakobus berulang kali menggunakan sebutan ‘saudara’ untuk orang kristen (Yak 1:2,9,16,19 2:14), tetapi pada waktu ia menyebut orang kristen KTP, yang tidak membuktikan imannya dengan perbuatan, ia menggunakan istilah ‘orang’ (Yakobus 2:18) dan ‘manusia yang bebal’ (Yak 2:20). Mengapa ia tidak tetap menggunakan istilah ‘saudara’? Jelas karena ia tidak menganggap mereka sebagai saudara ataupun sebagai satu kesatuan dengan dia.
BACA JUGA: TETAP BERIMAN DIMASA SULIT (DANIEL 3:16-18)
b. Paulus berulangkali mengecam nabi-nabi palsu dalam kalangan kristen dengan kata-kata yang sangat keras, dan bahkan mengutuk mereka (Galatia 1:6-9 Filipi 3:2). Demikian juga dengan Petrus (2Petrus 2:1-3,10b-14,17-22) dan Yudas (Yudas 4,8-13,16).
Galatia 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.
Filipi 3:2 - “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu”.
2Pet 2:1-3,10-14,17-22 - “(1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. ... (10b) Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah. (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. (14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! ... (22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.’”.
Yudas 4,8-13,16 - “(4) Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. ... (8) Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’ (10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka. (11) Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah. (12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali. (13) Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya. ... (16) Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan”.
2. Berusaha mempersatukan semua gereja dibawah satu merek, seperti yang dilakukan oleh gerakan Ouikumene.
Saya berpendapat bahwa mempersatukan semua gereja dibawah satu merek itu tidak mungkin bisa berhasil, karena gereja-gereja itu mempunyai banyak perbedaan-perbedaan.
Saya juga berpendapat bahwa adanya gereja dengan macam-macam merek itu tidak apa-apa, asal mereka tetap sadar bahwa selain ada perbedaan-perbedaan di antara mereka, juga ada kesatuan dan persamaan yang ada di antara mereka.
B) ‘Persekutuan orang kudus’.
1) Arti dari kata ‘kudus’ ialah:
a) ‘Berbeda dengan’ atau ‘terpisah dari’.
Contoh:
1. Hari Sabat disebut hari yang kudus (Kejadian 2:3). Jadi dulunya semua hari sama saja, tetapi lalu hari ke 7 / hari Sabat itu dijadikan hari yang ‘berbeda dengan yang lain’ atau ‘terpisah dari yang lain’.
2. Bangsa Israel disebut bangsa yang kudus (Imamat 20:24,26). Dulunya semua bangsa sama saja, tetapi lalu bangsa Israel dijadikan bangsa yang berbeda dengan yang lain / terpisah dari yang lain.
3. Orang Kristen disebut orang kudus (Efesus 1:1 1Petrus 2:9). Dulunya orang kristen sama seperti yang lain, yaitu orang berdosa, tetapi lalu dipisahkan dari yang lain / dijadikan berbeda dengan yang lain.
Kita disebut kudus. Itu tidak berarti kita harus hidup terpisah dari dunia.
Yohanes 17:15 - “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat”.
1 Korintus 5:9-10 - “(9) Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini”.
Tetapi itu berarti bahwa kita harus hidup berbeda dengan dunia.
Roma 12:2 - “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
Perbedaan hidup dengan dunia ini tidak boleh diartikan seakan-akan kita harus hidup secara exentrik / aneh sendirian, tetapi harus diartikan bahwa kita harus berbeda dengan dunia dalam hal-hal yang berdosa. Misalnya:
· dunia berdusta; kita jujur.
· dunia berselingkuh / berzinah; kita setia pada pasangan hidup.
· dunia bekerja pada hari Sabat; kita memelihara hari Sabat dengan istirahat dan berbakti.
· dunia menyontek dalam ulangan / ujian; kita jujur.
· dunia tidak peduli Tuhan; kita mengasihi dan hidup bagi Tuhan.
· dunia mementingkan hal-hal duniawi; kita mementingkan hal-hal rohani / surgawi.
b) Diperuntukkan bagi Allah.
Contoh:
1. Sabat digunakan untuk berbakti kepada Allah.
2. Bangsa Israel menjadi milik Allah (Imamat 20:26).
3. Orang Kristen adalah milik Allah (1Petrus 2:9 Yohanes 17:9-10).
Karena kita adalah milik Allah, maka kita harus hidup bagi Allah.
c) Suci.
Orang kristen disebut kudus / suci bukan karena hidupnya suci, tetapi karena dalam Kristus kita suci.
1Yohanes 1:7 - “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa”.
Titus 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.
Tetapi bagaimanapun juga, sebutan ini juga menyebabkan kita harus berusaha hidup suci.
Efesus 4:1 - “Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu”.
2) Persekutuan.
Orang-orang kristen adalah anggota-anggota tubuh Kristus.
1Korintus 12:27 - “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya”.
Karena itu kita tidak boleh mempunyai grup-grup yang saling tidak senang atau bahkan bermusuhan satu sama lain.
1Korintus 3:4 - “Karena jika yang seorang berkata: ‘Aku dari golongan Paulus,’ dan yang lain berkata: ‘Aku dari golongan Apolos,’ bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?”.
Tetapi sebaliknya kita harus bersatu, bersekutu dan saling mengasihi.
Yohanes 17:20-21 - “(20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; (21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
Ibrani 10:24-25 - “(24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”.
Yohanes 13:34-35 - “(34) Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (35) Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.’”.
X) Pengampunan dosa.
1) Kekristenan tidak mengakui pengampunan dosa yang semata-mata didasarkan pada kasih Allah.
Yang saya maksudkan adalah: tanpa penebusan, dan tanpa iman dan pertobatan, orang-orang berdosa diampuni oleh Allah, semata-mata karena Allah itu kasih. Saya tidak percaya hal seperti ini! Mengapa? Karena sekalipun Allah itu kasih, Ia juga adalah suci sehingga tidak bisa bersatu dengan dosa, dan Ia juga adil sehingga pasti menghukum orang berdosa.
Nahum 1:3 - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
2) Kekristenan juga tidak mengakui pengampunan dosa yang semata-mata didasarkan pada perbuatan baik / pertobatan seseorang dari dosa.
Mengapa?
a) Karena manusia memang tidak bisa baik / berbuat baik.
Kejadian 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”.
Titus 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.
Roma 6:20 - “Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran”.
Roma 8:5-8 - “(5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. (7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”.
b) Perbuatan baik / ketaatan tidak bisa menutupi dosa.
Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
3) Kekristenan juga tidak mengakui pengampunan dosa yang didasarkan pada tindakan / kebaikan orang lain yang lalu diberlakukan pada seseorang.
Mengapa?
a) Karena setiap orang harus bertanggung jawab tentang dirinya sendiri.
Roma 14:12 - “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”.
Yeh 18:20 - “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”.
b) Tidak ada orang yang bisa hidup suci (kecuali Yesus) apalagi kelebihan perbuatan baik sehingga bisa diberikan kepada orang lain.
Roma 3:10-12,23 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
c) Mazmur 49:8-9 (NIV - Ps 49:7-8):
“No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).
Catatan: dalam ayat ini Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
Bagian ini penting untuk menentang theologia Gereja Roma Katolik yang mempercayai bahwa kehidupan orang-orang suci (santa / santo) mereka melampaui tingkat kesucian yang dituntut oleh Allah, sehingga mereka kelebihan perbuatan baik, dan perbuatan baik ini bisa diberikan kepada orang-orang lain yang kekurangan perbuatan baik!
4) Kekristenan hanya mengakui pengampunan dosa yang didasarkan pada penebusan Yesus Kristus, dan yang diterima seseorang melalui imannya kepada Yesus Kristus.
Ibr 9:22b - “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”.
2Kor 5:19a - “Sebab Allah telah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka”.
2Korintus 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Efesus 1:7 - “Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa”.
Kisah Para Rasul 10:43 - “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya”.
Kisah Para Rasul 13:38-39 - “(38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa”.
Karena itu, tidak heran bahwa dalam memberitakan pengampunan dosa, kita harus memberitakannya dalam nama Yesus.
Lukas 24:47 - “dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem”.
XI) Kebangkitan daging / orang mati.
Saya percaya bahwa pada saat seseorang mati, kalau ia adalah seorang yang percaya maka ia akan langsung masuk ke surga, sedangkan kalau ia adalah seorang yang tidak percaya maka ia akan langsung masuk neraka.
Ini terlihat dari:
1) 2 Korintus 5:1 - “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar (artinya: kalau kita mati), Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia”.
Kata-kata yang saya garis bawahi itu kurang tepat terjemahannya.
NIV/NASB: ‘we have a building from God’ (= kami mempunyai suatu bangunan dari Allah).
Perhatikan kata ‘have’ yang ada dalam ‘present tense’ (= bentuk sekarang), bukan ‘future tense’ (= bentuk yang akan datang). Ini menunjukkan bahwa begitu kita mati, kita langsung mendapatkan rumah itu.
Charles Hodge: “The present tense, EKHOMEN, is used because the one event immediately follows the other; there is no perceptible interval between the dissolution of the earthly tabernacle and entering on the heavenly house. As soon as the soul leaves the body it is in heaven. ... The soul therefore at death enters a house whose builder is God” (= Present tense, EKHOMEN, digunakan karena peristiwa yang satu langsung mengikuti yang lain; di sana tidak ada selang waktu yang terlihat di antara hancurnya kemah duniawi dan masuknya ke rumah surgawi. Begitu jiwa meninggalkan tubuh, jiwa itu ada di surga. ... Karena itu pada saat mati, jiwa memasuki rumah yang pembangunnya adalah Allah) - hal 489.
2) 2 Korintus 5:8 - “... terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.
Kata-kata ‘menetap pada Tuhan’ merupakan terjemahan yang agak kurang tepat.
NASB: ‘to be at home with the Lord’ (= ada di rumah bersama Tuhan).
NIV: ‘at home with the Lord’ (= di rumah bersama Tuhan).
Literal / hurufiah: ‘to come home to the Lord’ (= pulang ke rumah kepada Tuhan).
Jadi ini menunjukkan bahwa bagi Paulus ‘mati’ sama dengan ‘pulang ke rumah Bapa’ dan ini menunjukkan bahwa begitu seorang kristen mati ia langsung masuk surga.
3) Filipi 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.
Kata ‘pergi’ di sini jelas menunjuk kepada ‘mati’. Jadi Paulus berkata kalau ia mati, ia diam bersama-sama dengan Kristus. Ini pasti sama dengan masuk surga.
4) Lukas 16:19-31 - “(19) ‘Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. (27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.
Cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Lukas 16:19-31), bukan hanya menunjukkan bahwa orang percaya yang mati langsung masuk surga, tetapi juga menunjukkan bahwa orang tidak percaya yang mati akan langsung masuk neraka.
Bacalah cerita ini dan saudara akan melihat bahwa sekalipun orang kaya itu masih mempunyai 5 saudara yang masih hidup (Lukas 16:28), yang menandakan bahwa Yesus belum datang untuk keduakalinya, tetapi:
a) Ia sendiri sudah masuk ke alam maut / Hades (Lukas 16:23), yang digambarkan sebagai tempat penderitaan dengan nyala api (Lukas 16:23-25), sehingga jelas menunjuk pada neraka.
b) Lazarus sudah masuk surga. Pangkuan (sebetulnya ‘dada’) Abraham jelas menunjuk pada surga.
Tetapi yang masuk surga / neraka itu hanyalah jiwa / rohnya, sedangkan tubuhnya belum. Nanti pada kedatangan Yesus yang keduakalinya, tubuhnya akan dibangkitkan dan dipersatukan kembali dengan jiwa / rohnya, dan akan masuk surga / neraka dengan tubuhnya. Jadi baik orang percaya maupun tidak percaya akan mengalami kebangkitan tubuh / daging / orang mati. Ini terlihat dari Yohanes 5:28-29 yang berbunyi: “(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”.
Untuk orang percaya, tubuh yang dibangkitkan itu sekaligus diubahkan menjadi tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan, yang tidak bisa menderita / mati lagi, seperti tubuh Kristus setelah bangkit dari antara orang mati.
Filipi 3:21 - “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya”.
Bdk. 1Kor 15:12-23,35-55 - “(12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? (13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus - padahal Ia tidak membangkitkanNya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. (16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. (18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. (19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. (20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya. ... (35) Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: ‘Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?’ (36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. (37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. (38) Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendakiNya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. (39) Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. (40) Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi. (41) Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. (42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. (43) Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. (44) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. (45) Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. (46) Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. (47) Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. (48) Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. (49) Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. (50) Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa. (51) Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, (52) dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. (53) Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. (54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ‘Maut telah ditelan dalam kemenangan. (55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?’”.
XII) Dan hidup yang kekal.
Kita memang menerima hidup yang kekal pada saat percaya.
Yohanes 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Tetapi kata-kata ‘hidup yang kekal’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli ini rupanya tidak berbicara tentang hidup yang kekal yang kita terima pada saat percaya, karena bagian ini ditempatkan setelah ‘kebangkitan orang mati’ (pasal 11). Jadi rupanya yang dimaksud dengan ‘hidup yang kekal’ di sini, adalah hidup selama-lamanya di surga bagi orang yang percaya kepada Kristus. Pada saat itu, tidak ada lagi:
1) Iblis / setan.
Iblis / setan dimasukkan ke neraka, sehingga tidak bisa lagi menggoda / mencobai kita di surga.
Wahyu 20:7-10 - “(7) Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, (8) dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. (9) Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, (10) dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
Mengingat akan menjengkelkannya Iblis / setan yang selalu menyerang / menggoda / mencobai kita di dunia ini dan yang menyebabkan kita sangat menderita, maka tidak adanya Iblis / setan dalam hidup yang kekal di surga nanti adalah sesuatu yang sangat menyenangkan / melegakan.
2) Dosa.
Di surga tidak akan ada lagi dosa, karena:
a) Kita sudah disempurnakan.
Ini terlihat dari Ibr 12:23b yang mengatakan “roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna”.
b) Di surga nanti tidak ada lagi setan yang menggoda kita untuk jatuh ke dalam dosa.
Orang kristen sejak saat percaya pasti akan makin lama makin membenci dosa. Tetapi kelemahannya yang membuatnya terus jatuh ke dalam bermacam-macam dosa sering membuatnya sangat sedih dan menderita (bdk. Matius 26:75 - kesedihan Petrus karena dosanya).
J. C. Ryle mengutip kata-kata John Owen: “I do not understand how a man can be a true believer unto whom sin is not the greatest burden, sorrow and trouble” (= Saya tidak mengerti bagaimana seseorang bisa adalah seorang percaya yang sejati kalau bagi dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran yang terbesar) - ‘Holiness’, hal 38.
Karena itu, kalau dalam hidup yang kekal di surga nanti tidak ada lagi dosa, ini betul-betul merupakan hal yang sangat menyenangkan.
3) Penderitaan, kesedihan / air mata.
Wahyu 21:4 - “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.’”.
Semua orang kristen pasti mempunyai penderitaan dan salibnya sendiri-sendiri. Mungkin itu problem ekonomi, problem kesehatan, problem keluarga, problem pekerjaan, problem gereja, kesepian, tidak dimengerti orang, problem rohani, kematian orang yang dicintai, dsb. Tetapi dalam hidup kekal di surga semua ini tidak ada lagi.
4) Kematian.
Ini terlihat dari Wah 21:4 di atas yang mengatakan ‘maut tidak akan ada lagi’, dan juga dari text di bawah ini.
1Kor 15:42,50-55 - “(42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. ... (50) Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa. (51) Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, (52) dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. (53) Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. (54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ‘Maut telah ditelan dalam kemenangan. (55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?’”.
Memang orang kristen yang sejati tidak akan takut mati, tetapi bagaimanapun kematian orang yang kita cintai tetap akan menyedihkan kita. Tetapi di surga semua ini tidak ada lagi.
Kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, dan saat ini saudara mengalami banyak penderitaan dalam mengikut Kristus, ingatlah bahwa kemuliaan / kesenangan yang akan saudara terima pada saat itu jauh lebih besar dari penderitaan saudara.
Roma 8:18 - “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”.
2Korintus 4:17 - “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami”.
Kalau saudara bukan orang kristen, maka ingatlah bahwa segala kebahagiaan di surga itu tidak akan menjadi milik saudara. Sebaliknya saudara akan disiksa selama-lamanya dalam neraka.
Wahyu 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.
Wahyu 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua”.
Kalau saudara tidak mau masuk neraka, tetapi ingin mengalami hidup yang kekal di surga, percayalah kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dosa saudara! .PENJELASAN 12 PENGAKUAN IMAN RASULI
-o0o-