18 ARTIKEL TENTANG YUDAS ISKARIOT

Pdt. Budi Asali, M. Div. 

I) Ada banyak Yudas yang lain dalam Alkitab. 

1) Salah satu dari 12 rasul / murid Yesus juga bernama Yudas. 
18 ARTIKEL TENTANG YUDAS ISKARIOT
education, business
Yohanes 14:22 - “Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepadaNya: ‘Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?’”. 

Matthew Henry (tentang Yoh 14:22) mengatakan bahwa ‘Yudas’ (Inggris: Judas) atau ‘Yehuda’ (Inggris: Judah) merupakan nama yang terkenal; suku yang paling terkenal di Israel adalah suku Yehuda; dan dua dari murid-murid Kristus mempunyai nama itu: satu di antaranya adalah si pengkhianat, dan yang lain adalah saudara dari Yakobus (Lukas 6:16), salah satu dari mereka yang mempunyai hubungan darah dengan Kristus (Matius 13:55). Ia disebut Labeus atau Tadeus, dan merupakan penulis dari surat Yudas. Ini adalah orang yang dibicarakan di sini. 

Catatan: dalam bahasa Yunani baik Yudas / Judas maupun Yehuda / Judah memang sama yaitu IOUDAS. Anehnya dalam bahasa Inggris surat Yudas disebut ‘Jude’. 

Mat 13:55 - “Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?”. 

Luk 6:16 - “Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.”. 

Catatan: Dalam Luk 6:16 Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘Yudas anak Yakobus’. 

KJV: ‘Judas the brother of James’ [= Yudas saudara dari Yakobus]. 

RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘Judas the son of James’ [= Yudas anak Yakobus]. 

Terjemahan hurufiah / Literal: ‘Judas of James’ [= Yudas dari Yakobus]. 

Jadi rasanya terjemahan ‘the son of James’ [= anak dari Yakobus] lebih benar. 

Dalam Kisah Para Rasul 1:13 terulang hal yang sama, kecuali Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘Yudas bin Yakobus’. 

Kis 1:13 - “Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.”. 

Banyak penafsir menganggap bahwa Yudas inilah yang menuliskan surat Yudas. Tetapi banyak juga yang menganggap bahwa penulis surat Yudas adalah saudara tiri (setengah saudara) dari Yesus. Saya setuju dengan pandangan yang kedua ini. 

Yudas 1:1 - “Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.”. 

Matthew Henry (tentang Yoh 14:22): ” [= Perhatikan, Pertama, Di sana ada orang yang sangat baik, dan orang yang sangat buruk / jahat, yang dipanggil dengan nama yang sama; karena nama tidak membuat kita berharga bagi Allah, juga nama tidak membuat orang-orang lebih buruk. Yudas sang rasul tidak pernah memburuk, dan Yudas si murtad tidak pernah membaik, karena nama-nama mereka. Tetapi, Yang kedua, Sang Penginjil dengan hati-hati membuat pembedaan di antara mereka; pada waktu ia berbicara tentang Yudas yang saleh ini, ia menambahkan, ‘bukan Iskariot’. Hati-hatilah tentang kekeliruan; hendaklah kita tidak mengacaukan yang berharga dan yang buruk.]. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yohanes 14:22): [= nama yang mendapatkan bau yang buruk dalam Gereja sejak pengkhianatan yang memalukan / jahat itu, dan sang Penginjil kelihatannya senang dalam tidak menghubungkan darinya semua yang hina dalam perkumpulan itu, pada waktu melaporkan pertanyaan dari murid yang kekasih yang kemalangannya adalah mempunyai nama itu. Ia adalah sama dengan Labeus, yang julukannya adalah Tadeus, dalam daftar dari Matius tentang 12 murid / rasul (Lihat catatan pada Mat 10:3).]. 

Matius 10:3 - “Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,”. 

KJV: ‘and Lebbaeus, whose surname was Thaddaeus;’ [= dan Labeus, yang julukannya adalah Tadeus;]. 

Catatan: hanya KJV dan NKJV yang mempunyai terjemahan seperti ini, RSV/NIV/NASB = Kitab Suci Indonesia. 

William Hendriksen (tentang Yohanes 14:22): [= Yudas yang menginterupsi Tuhan bukanlah orang yang baru saja telah meninggalkan rumah itu (13:30), artinya, ia bukan Iskariot (lihat tentang 6:71). Ini ditambahkan demi kejelasan dan untuk melindungi ingatan tentang ‘Yudas yang lebih besar / Agung’ ... Sebaliknya, ia adalah Yudas dengan tiga nama, orang yang disebut Labeus, yang julukannya adalah Tadeus (mungkin berarti ‘berani’, ‘berhati singa’). Ia adalah ‘Yudas dari Yakobus’ (Luk 6:16; bdk. Kis 1:13). Dalam empat daftar dari rasul-rasul Yudas ini ditempatkan di sebelah Simon (orang Zelot), dari mana sebagian orang telah menyimpulkan bahwa kedua orang ini adalah dua orang saudara atau sahabat yang sangat dekat. ... Sekalipun dalam tulisan-tulisan apokripha namanya muncul berulang-ulang, Perjanjian Baru tidak mencatat kejadian lain berkenaan dengan dia dari pada yang digambarkan di sini.]. 

Yohanes 13:30 - “Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.”. 

Yohanes 6:71 - “Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

Catatan: tentang Lukas 6:16 dan Kisah Para Rasul 1:13 sudah saya jelaskan di atas. 

2) Yudas-Yudas lain, yang bukan Yudas Iskariot. 

Kisah Para Rasul 5:37 - “Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya.”. 

Kisah Para Rasul 9:11 - “Firman Tuhan: ‘Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,”. 

Kisah Para Rasul 15:22 - “Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.”. 

Kisah Para Rasul 15:27 - “Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.”. 

Kisah Para Rasul 15:30 - “Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.”. 

Kis 15:32 - “Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka.”. 

II) Yudas Iskariot: identitas dan pencapaiannya. 

1) Yudas Iskariot adalah anak laki-laki dari Simon Iskariot. 

Yohanes 6:71 - “Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

Bdk. Matius 10:4 - “Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.”. 

Adam Clarke (tentang Mat 10:4): [= ‘Yudas Iskariot’. Mungkin dari bahasa Ibrani ’iysh Qariyowt, ‘seorang laki-laki dari Keriot’, yang adalah sebuah kota dalam suku Yehuda, Yos 15:25, dimana mungkin sekali orang ini dilahirkan. Karena ‘ishkara’ berarti pembengkakan pada tenggorokan, atau pencekikan, dan Yudas menggantung dirinya sendiri setelah ia mengkhianati Tuhan kita, Dr. Lightfoot kelihatannya condong untuk percaya bahwa ia telah mendapatkan namanya dari keadaan ini, dan bahwa nama itu tidak diberikan kepadanya sampai setelah kematiannya]. 

Catatan: dalam bahasa Ibrani kata ISH berarti ‘a man’ [= seorang laki-laki]. 

Yos 15:25 - “Hazor-Hadata, Keriot-Hezron, itulah Hazor;”. 

UBS New Testament Handbook Series (tentang Matius 10:4): [= Ada ketidak-sesuaian pendapat berkenaan dengan arti dari nama ‘Iskariot’, sehingga tidak kurang dari empat solusi telah diusulkan: (1) telah dipercaya bahwa itu berarti ‘orang laki-laki dari Kariot’, suatu susunan kata yang ditemukan dalam beberapa manuscript-manuscript tentang Yoh 6:71. (2) Orang-orang lain percaya ‘Kariot’ sebagai suatu perusakan dari kata Yunani untuk ‘Yerikho’, menurut mana namanya berarti ‘orang laki-laki dari Yerikho’. (3) Masih ada orang-orang lain yang telah menelusuri jejak namanya pada kata bahasa Latin SICARIUS (‘pembunuh’), yang diturunkan dari kata benda SICAR (‘belati yang melengkung’), dengan itu membuat suatu hubungan dengan gerakan Zealot. (4) Terakhir, sebagian orang melihat di sini suatu bayangan dari kata Aramaik yang berarti ‘orang yang palsu’ atau ‘penipu’, dalam kasus mana gelar itu membayangkan nama Yudas yang diberikan oleh orang-orang Kristen mula-mula. Jika usul yang terakhir diterima, maka suatu penterjemahan yang memungkinkan adalah ‘Yudas yang disebut Iskariot, yang berarti ia telah mengkhianati Yesus’. Tetapi, adalah yang terbaik dalam penterjemahan untuk memperlakukan ‘Iskariot’ sebagai suatu nama tanpa mencoba untuk mengartikannya.]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 6:71): [= Ayah dari Yudas adalah Simon. Simon ini disebut Iskariot; yaitu / artinya, ‘seorang laki-laki dari Keriot’; mungkin di Yehuda (Yos 15:25), sekalipun di sana juga ada suatu tempat dengan nama itu di Moab (Yer 48:24). Sang pengkhianat di sini digambarkan dengan sangat hati-hati untuk membedakannya dari Yudas yang lain, yang juga termasuk dalam 12 murid / rasul. Keterangan ‘seorang di antara kedua belas murid / rasul itu’, mungkin ditambahkan untuk menunjukkan besarnya dosanya (sekalipun seseorang yang diberi hak yang tinggi, tetapi ia akan melakukan tindakan mengerikan ini) dan untuk membenarkan kata-kata Yesus dalam ay 70, ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini’.]. 

Yos 15:25 - “Hazor-Hadata, Keriot-Hezron, itulah Hazor;”. 

Yeremia 48:24 - “Keriot, Bozra dan atas segala kota negeri Moab yang jauh dan yang dekat.”. 

Yohanes 6:70 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’”. 

William Hendriksen (tentang Mat 10:4): “Finally, there was Judas Iscariot, generally interpreted as meaning ‘Judas the man from Kerioth,’ a place in southern Judea. The Gospels refer to him again and again (Matt. 26:14, 25, 47; 27:3; Mark 14:10, 43; Luke 22:3, 47, 48; John 6:71; 12:4; 13:2, 26, 29; 18:2–5). He is at times described as ‘Judas who betrayed him,’ ‘Judas one of the twelve,’ ‘the betrayer,’ ‘Judas the son of Simon Iscariot,’ ‘Judas Iscariot, Simon’s son,’ or simply ‘Judas.’” [= Akhirnya, di sana ada Yudas Iskariot, biasanya ditafsirkan sebagai berarti ‘Yudas seorang laki-laki dari Keriot’, suatu tempat di bagian selatan Yudea. Injil-injil menunjuk kepada dia berulang-ulang (Mat 26:14,25,47; 27:3; Mark 14:10, 43; Luk 22:3,47,48; Yoh 6:71; 12:4; 13:2,26,29; 18:2–5). Ia kadang-kadang digambarkan sebagai ‘Yudas yang telah mengkhianati Dia’, ‘Yudas satu dari 12 (murid / rasul)’, ‘si pengkhianat’, ‘Yudas, anak laki-laki dari Simon Iskariot’, ‘Yudas Iskariot, anak laki-laki dari Simon’, atau sekedar ‘Yudas’.]. 

2) Yudas Iskariot dipilih sendiri oleh Yesus untuk menjadi salah satu dari 12 murid / rasul. 

Mat 10:1-4 - “(1) Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. (2) Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, (3) Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, (4) Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.”. 

Yoh 6:70-71 - “(70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

Kisah Para Rasul 1:17 - “Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.’”. 

Karena Yudas Iskariot adalah salah satu dari 12 murid Yesus, maka jelas ia juga mengikuti Yesus kemanapun Yesus pergi, mendengar firman yang diajarkan oleh Yesus, melihat mujijat-mujijat yang Yesus lakukan, melihat kesucian hidup Yesus dan sebagainya. 

3) Yudas Iskariot juga diutus Yesus untuk memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit dan sebagainya. 

Mat 10:5-15 - “(5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, (6) melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (7) Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. (8) Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. (9) Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. (10) Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. (11) Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. (12) Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. (13) Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (14) Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. (15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.’”. 

Luk 9:1-6 - “(1) Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. (2) Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, (3) kataNya kepada mereka: ‘Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. (4) Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. (5) Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.’ (6) Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.”. 

Jelas dari kedua text di atas ini bahwa Yudas Iskariot juga termasuk di dalam 12 murid yang diutus dan diberi kuasa untuk melakukan mujijat-mujijat / kesembuhan-kesembuhan / pengusiran setan dan sebagainya. Dan jelas ia juga memberitakan Injil bersama dengan 11 murid yang lain! 

III) Sikap Yesus kepada Yudas Iskariot. 

Yoh 13:1-30 - “(1) Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. (2) Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. (3) Yesus tahu, bahwa BapaNya telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. (4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubahNya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggangNya, (5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-muridNya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggangNya itu. (6) Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?’ (7) Jawab Yesus kepadanya: ‘Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.’ (8) Kata Petrus kepadaNya: ‘Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.’ Jawab Yesus: ‘Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.’ (9) Kata Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!’ (10) Kata Yesus kepadanya: ‘Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.’ (11) Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: ‘Tidak semua kamu bersih.’ (12) Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaianNya dan kembali ke tempatNya. Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? (13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. (14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (16) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. (17) Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. (18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. (19) Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. (20) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.’ (21) Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’ (22) Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkanNya. (23) Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihiNya, bersandar dekat kepadaNya, di sebelah kananNya. (24) Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: ‘Tanyalah siapa yang dimaksudkanNya!’ (25) Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan, siapakah itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. (27) Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’ (28) Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. (29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. (30) Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.”. 

Catatan: ay 1 salah terjemahan! 

Ay 1: “Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.”. 

KJV: ‘Now before the feast of the passover, when Jesus knew that his hour was come that he should depart out of this world unto the Father, having loved his own which were in the world, he loved them unto the end.’ [= Sekarang sebelum harti raya Paskah, pada waktu Yesus tahu bahwa saatNya sudah tiba bahwa Ia harus meninggalkan dunia ini kepada Bapa, setelah mengasihi milikNya yang ada di dalam dunia, Ia mengasihi mereka sampai akhir.]. 

RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV juga menggunakan kata-kata ‘his own’ [= milikNya]. 

Kata-kata ‘murid-muridNya’ (LAI) mencakup Yudas Iskariot, tetapi kata ‘his own’ [= milikNya] tidak mencakup Yudas Iskariot, yang memang tidak pernah menjadi milikNya! 

William Hendriksen (tentang Yoh 13:3-4): “among these disciples there was one man so indescribably low in character that even at this very moment he was fully determined to betray the Lord, yes, fully resolved actually to deliver him up by treachery into the hands of his enemies, and to do this for thirty pieces of silver! Not one of the other disciples knew about this or suspected it. ... It was in the midst of such men - men with the So Big attitude of heart, men with Judas the traitor in their midst - that Jesus was about to set an example of humility and service. This reference to Judas, accordingly, makes the deed stand out in all its true greatness. Yes, the Master even washed the feet of Judas!” [= di antara murid-murid ini di sana ada satu orang yang begitu tak terlukiskan rendahnya karakternya sehingga bahkan pada saat ini ia sepenuhnya berketetapan untuk mengkhianati Tuhan, ya, dengan sepenuhnya memutuskan untuk sungguh-sungguh menyerahkanNya dengan pengkhianatan ke dalam tangan dari musuh-musuhNya, dan melakukan hal ini untuk 30 keping perak! Tak seorangpun dari murid-murid yang lain tahu tentang hal ini atau mencurigainya. ... Di tengah-tengah orang-orang seperti itulah - orang-orang dengan sikap hati yang begitu besar / agung, orang-orang dengan Yudas sang pengkhianat di tengah-tengah mereka - Yesus akan memberikan suatu teladan tentang kerendahan hati dan pelayanan. Karena itu, referensi tentang Yudas, membuat tindakan ini menonjol dalam semua kebesarannya yang sejati. Ya, sang Tuan / Guru bahkan mencuci kaki dari Yudas!]. 

Barclay (tentang Yoh 13:21-30): [= Pengkhianatan Yudas terlihat secara paling buruk. Ia pasti telah menjadi aktor yang sempurna dan orang munafik yang sempurna. Satu hal yang jelas - seandainya murid yang lain telah mengetahui bagaimana Yudas itu, ia tidak akan pernah meninggalkan ruangan itu dalam keadaan hidup. Sepanjang waktu itu, Yudas pasti telah mengenakan suatu tindakan kasih dan kesetiaan yang menipu setiap orang kecuali Yesus. Ia bukan hanya seorang bajingan yang tidak tahu malu; ia adalah seorang munafik yang lembut / sopan / ramah. Ada suatu peringatan di sini. Oleh tindakan luar / lahiriah kita, kita bisa menipu orang-orang lain; tetapi tidak ada hal-hal yang tersembunyi dari mata Kristus. Ada lebih lagi. Pada waktu kita mengerti dengan benar apa yang sedang terjadi, kita bisa melihat bahwa di sana ada permohonan demi permohonan bagi / kepada Yudas. Pertama, di sana ada pengaturan tempat duduk pada saat makan. Orang-orang Yahudi tidak duduk pada meja; mereka setengah berbaring / bersandar. Mejanya adalah suatu balok yang padat dan rendah, dengan dipan-dipan di sekelilingnya. Itu dibentuk seperti huruf u, dan tempat dari tuan rumah adalah di tengah-tengah. Mereka setengah berbaring / bersandar pada sisi kiri mereka, bersandar pada siku kiri, sehingga membiarkan tangan kanan bebas untuk menangani makanan. Duduk dengan cara seperti itu, kepala seseorang secara hurufiah ada di dada dari orang yang berbaring / bersandar di sebelah kirinya. Yesus duduk di tempat dari tuan rumah, di tengah-tengah dari satu sisi dari meja yang rendah. Murid yang dikasihi Yesus pasti duduk di sebelah kananNya, karena ketika ia menyandarkan sikunya di meja, kepalanya ada di dada Yesus. Murid yang Yesus kasihi tidak pernah disebutkan namanya. ... Tetapi pandangan umum selalu adalah bahwa murid yang terkasih itu bukan lain dari Yohanes sendiri; dan kita boleh mempercayai hal itu. Tetapi adalah tempat dari Yudas yang menarik perhatian secara khusus. Adalah cukup jelas bahwa Yesus bisa berbicara kepadanya secara pribadi tanpa orang-orang lain bisa mendengarnya. Jika kasusnya seperti itu, maka hanya ada satu tempat yang bisa ditempati oleh Yudas. Ia pasti ada di sebelah kiri Yesus, sehingga, seperti kepala Yohanes ada di dada Yesus, kepala Yesus ada di dada Yudas. Hal yang membukakan pikiran adalah bahwa tempat di sebelah kiri dari tuan rumah adalah tempat yang paling terhormat, disediakan untuk sahabat yang paling akrab / dekat. Ketika acara makan itu dimulai, Yesus pasti telah berkata kepada Yudas, ‘Yudas, datanglah dan duduklah di sisiKu malam ini; Aku mau berbicara secara khusus denganmu’. Undangan bagi Yudas pada tempat duduk itu adalah suatu permohonan. Tetapi ada yang lebih lagi. Bagi tuan rumah untuk menawarkan suatu potongan kecil makanan yang menyenangkan / makanan pilihan dari masakan, lagi-lagi merupakan suatu tanda persahabatan yang khusus. Pada waktu Boas ingin menunjukkan betapa besar ia menghormati Rut, ia mengundangnya untuk datang dan mencelupkan potongan rotinya ke dalam anggur (Rut 2:14). ... Pada waktu Yesus memberikan potongan roti kepada Yudas, lagi-lagi itu merupakan tanda dari kasih yang khusus. Dan kami memperhatikan bahwa bahkan pada saat Yesus melakukan hal ini, murid-murid tidak mengerti arti dari kata-kataNya. Itu pasti menunjukkan bahwa Yesus begitu terbiasa melakukan hal itu sehingga itu tak terlihat sebagai sesuatu yang luar biasa. Yudas telah selalu dipilih untuk kasih yang khusus. Ada suatu tragedi di sini. Berulang-ulang Yesus memohon kepada hati yang gelap, dan berulang-ulang Yudas tetap tak tergoyahkan. Ya Allah, selamatkan kami dari menjadi kebal sepenuhnya terhadap permohonan dari kasih.]. 

Catatan: tidak semua yang Barclay katakan bisa saya terima. Dari banyak text lain jelas bahwa Yesus mengutamakan 3 murid, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus, bukan Yudas Iskariot. 

Orang-orang Reformed mungkin bertanya-tanya bahwa kalau Yudas memang ditetapkan untuk mengkhianati Yesus, bahkan ditetapkan untuk binasa, untuk apa Yesus ‘memohon’ supaya ia bertobat? Untuk ini perlu diingat bahwa Reformed yang sejati mempercayai baik kedaulatan / penetapan Allah, maupun tanggung jawab manusia! Jadi, apa yang Yesus lakukan, dalam ‘memohon’ Yudas untuk bertobat, bukanlah sesuatu yang aneh, tetapi itu memang sesuatu yang benar dan Alkitabiah! 

Catatan: saya tidak senang dengan istilah ‘Yesus memohon Yudas untuk bertobat’! Dia tidak pernah ‘memohon’, seakan-akan mengemis, supaya orang percaya kepadaNya! Mungkin lebih tepat dikatakan Yesus memerintahkan Yudas percaya, mendesak Yudas supaya percaya dan sebagainya. Pada waktu saudara memberitakan Injil, janganlah mengemis supaya orang percaya kepada Yesus. Saudara memberitakan Injil dengan otoritas dari Allah! Tetapi ini juga tak boleh diextrimkan sehingga kita lalu memberitakan Injil dengan sikap yang angkuh! 

Apakah Yesus mengasihi Yudas Iskariot? 

1) Kalau Yesus disoroti sebagai Allah. 

Tentang apakah Allah mengasihi orang-orang non pilihan (reprobate), maka orang-orang Reformed tidak sepakat. Sebagian mengatakan ya, dan sebagian mengatakan tidak. Saya lebih condong pada yang terakhir. Apa dasarnya? 

Roma 9:13 - “seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’”. 

a) Memang ‘membenci’ bisa diartikan ‘kurang mengasihi’ seperti dalam text-text ini: 

1. Lukas 14:26 - “ Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu.”. 

Bdk. Matius 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.”. 

2. Kej 29:30-31 - “(30) Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi. (31) Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukaNyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul.”. 

KJV: ‘(30) And he went in also unto Rachel, and he loved also Rachel more than Leah, and served with him yet seven other years. (31) And when the LORD saw that Leah was hated, he opened her womb: but Rachel was barren.’ [= (30) Dan ia menghampiri Rahel juga, dan ia mencintai Rahel juga lebih dari pada Lea, dan melayaninya lagi tujuh tahun. (31) Dan ketika TUHAN melihat bahwa Lea dibenci, Ia membuka kandungannya: tetapi Rahel mandul.]. 

Catatan: kata ‘was hated’ [= dibenci] dalam KJV merupakan terjemahan hurufiah. 

3. Ul 21:15-17 - “(15) ‘Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai, (16) maka pada waktu ia membagi warisan harta kepunyaannya kepada anak-anaknya itu, tidaklah boleh ia memberikan bagian anak sulung kepada anak dari isteri yang dicintai merugikan anak dari isteri yang tidak dicintai, yang adalah anak sulung. (17) Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari isteri yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala kepunyaannya, sebab dialah kegagahannya yang pertama-tama: dialah yang empunya hak kesulungan.’”. 

KJV memberikan terjemahan hurufiah. Untuk ‘dicintai’ KJV menterjemahkan ‘beloved’ [= tercinta], sedangkan untuk ‘tidak dicintai’ KJV menterjemahkan ‘hated’ [= dibenci]. 

b) Tetapi ‘membenci’ juga bisa diartikan betul-betul ‘membenci’, seperti dalam text-text di bawah ini: 

1. Keluaran 20:5 - “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,”. 

2. Imamat 19:17 - “Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.”. 

Sekarang dalam kasus Esau dalam Ro 9:13, apakah kata ‘membenci’ itu harus diartikan betul-betul ‘membenci’ atau sekedar ‘kurang mencintai’? Mari kita melihat dari mana kata-kata itu dikutip beserta dengan kontextnya. 

Mal 1:2-4 - “(2) ‘Aku mengasihi kamu,’ firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?’ ‘Bukankah Esau itu kakak Yakub?’ demikianlah firman TUHAN. ‘Namun Aku mengasihi Yakub, (3) tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.’ (4) Apabila Edom berkata: ‘Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu,’ maka beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya.’”. 

Ay 3b-4 jelas-jelas menunjukkan bahwa di sini kata ‘membenci’ itu harus diartikan betul-betul ‘membenci’. 

Karena itu, dalam kasus Esau / orang-orang non pilihan / reprobate, saya mengambil pandangan bahwa Allah memang tidak mengasihi mereka, bahkan membenci mereka. 

John Owen: “... of reprobate persons, hated of God from eternity; ...” (= ... tentang orang-orang yang ditentukan untuk binasa, dibenci Allah dari kekekalan; ...) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354. 

John Calvin: “what I teach stands firm: that the reprobate are hateful to God, and with very good reason. For, deprived of his Spirit, they can bring forth nothing but reason for cursing.” (= apa yang saya ajarkan berdiri teguh: bahwa orang-orang reprobate dibenci Allah, dan dengan alasan yang baik. Karena, terpisah dari RohNya, mereka tidak bisa mengeluarkan apapun kecuali alasan untuk kutukan.) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter 24, no 17. 

Karena Yudas Iskariot adalah seorang reprobate (orang yang ditentukan untuk binasa), maka saya percaya bahwa sebagai Allah, Yesus membenci dia. 

Lalu bagaimana dengan Yoh 3:16? 

Yohanes 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”. 

Saya, dan banyak orang Reformed yang lain, menganggap bahwa kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 menunjuk hanya kepada orang-orang pilihan dari semua bangsa di dunia. 

Catatan: dalam hal ini orang-orang Reformed juga tidak mempunyai kesepakatan. 

2) Kalau Yesus disoroti sebagai manusia, maka saya yakin Ia mengasihi Yudas Iskariot! 

Kalau tidak, maka Ia sudah melanggar firmanNya sendiri: 

a) Matius 22:39 - “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”. 

b) Matius 5:44 - “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”. 

Yudas Iskariot(2) 

IV) Yudas Iskariot adalah / hanyalah orang kristen KTP. 

1) Yudas Iskariot adalah orang kristen KTP, atau lalang diantara gandum (Mat 13:24-30,36-43). 

Kalau saudara adalah orang seperti ini (lalang di antara gandum), manusia memang mungkin sekali tidak bisa mengetahuinya, tetapi Tuhan maha tahu, dan Ia pasti tahu siapa saudara sebenarnya! 

Amsal 5:21 - “Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasiNya.”. 

Amsal 15:11 - “Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!”. 

Yeremia 32:19 - “besar dalam rancanganMu dan agung dalam perbuatanMu; mataMu terbuka terhadap segala tingkah langkah anak-anak manusia dengan mengganjar setiap orang sesuai dengan tingkah langkahnya dan sesuai dengan buah perbuatannya;”. 

Ibrani 4:13 - “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.”. 

Matthew Henry (tentang Kisah Para Rasul 1:17): [= Kuasa / pangkat pada mana Yudas telah maju (ay 17): ‘Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini’. Perhatikan: Banyak yang terhitung bersama orang-orang kudus di dunia ini yang tidak akan ditemukan di antara mereka pada hari pemisahan antara orang-orang yang berharga dan orang-orang busuk / hina / buruk. Apa gunanya bagi kita untuk ditambahkan pada jumlah dari orang-orang Kristen, jika kita tidak ambil bagian dari roh / semangat dan sifat dasar / hakekat dari orang-orang Kristen? Yudas telah mendapatkan bagian dari pelayanan ini dan itu hanyalah merupakan sesuatu yang memperburuk dosa dan kehancurannya, seperti yang akan menjadi milik mereka yang bernubuat dalam nama Kristus, tetapi adalah pelaku-pelaku kejahatan (bdk Mat 7:22-23). ... Dosa Yudas, sekalipun ia mempunyai kemajuannya pada kehormatan ini. Ia adalah pembimbing bagi mereka yang menangkap Yesus, bukan hanya memberi informasi kepada penganiaya-penganiaya Kristus dimana mereka bisa menemukan Dia (yang bisa mereka lakukan secara efektif seandainya ia tidak memperlihatkan diri), tetapi ia mempunyai kekurang-ajaran untuk muncul secara terbuka sebagai kepala dari kelompok yang menangkap Dia. Ia berjalan di depan mereka ke tempat itu, dan seakan-akan ia bangga akan kehormatan itu, memberikan perintah: ‘Itulah Dia, tangkaplah Dia’ (Mat 26:48). Perhatikan, pemimpin gerombolan / biang keladi dalam dosa adalah yang paling buruk dari orang-orang berdosa, khususnya jika mereka, yang oleh jabatan mereka seharusnya adalah pembimbing-pembimbing bagi sahabat-sahabat Kristus, adalah pembimbing-pembimbing bagi musuh-musuhNya.]. 

Mat 7:22-23 - “(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”. 

Matius 26:48 - “Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.’”. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 10:1-4): [= Mereka hanya 12 orang; Tuhan telah memilih mereka untuk bersama-sama dengan Dia. Mereka mempunyai hak yang tak terkatakan dari pengajaranNya, teladanNya, persekutuanNya, selalu hidup dalam pergaulan / hubungan dengan Dia. Orang akan berpikir bahwa adalah hampir tidak mungkin untuk mempunyai pikiran-pikiran dan motivasi-motivasi yang egois dalam kehadiran dari kebaikan yang bukan duniawi itu. Tetapi dalam kelompok kecil itu di sana ada seorang pengkhianat. Secara lahiriah, ia sangat dekat dengan Kristus; secara batiniah / hati, di sana ada suatu jurang pemisah yang besar di antara mereka. Hati manusia bersifat penipu di atas segala sesuatu (Yer 17:9a); di tengah-tengah dari hak-hak rohani adalah mungkin untuk sepenuhnya jauh dari Allah. Dalam ‘Gereja yang kelihatan’ orang-orang jahat selalu bercampur dengan orang-orang baik. Di sana ada satu pengkhianat di antara 12 orang-orang yang dipilih; di sana kadang-kadang ada orang-orang duniawi dan jahat dalam pelayanan dari Gereja, kadang-kadang di tempat-tempat yang tertinggi. Kita tidak boleh tersandung; itu adalah apa yang kita diajarkan untuk harapkan]. 

Yeremia 17:9 - “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?”. 

KJV: ‘The heart is deceitful above all things, and desperately wicked: who can know it?’ [= Hati bersifat penipu di atas segala sesuatu, dan sangat jahat: siapa bisa mengetahuinya?]. 

2) Bukti-bukti bahwa Yudas Iskariot dari semula bukanlah orang kristen yang sejati. 

a) Yesus tahu ketidak-percayaan Yudas dari semula. 

Yoh 6:64 - “Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.”. 

KJV: ‘But there are some of you that believe not. For Jesus knew from the beginning who they were that believed not, and who should betray him.’ [= Karena ada beberapa dari kamu yang tidak percaya. Karena Yesus tahu dari semula siapa mereka yang tidak percaya, dan siapa yang akan mengkhianati Dia.]. 

Dalam Yoh 6:64 kata ‘ada’ (ay 64a), dan kata ‘siapa’ (ay 64b) ada dalam bentuk jamak, dan berbicara tentang orang-orang yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus (jelas juga mencakup Yudas Iskariot), tetapi kata ‘siapa’ (ay 64c, saya beri garis bawah ganda) ada dalam bentuk tunggal, dan itu menunjuk hanya kepada Yudas Iskariot. Bandingkan dengan terjemahan KJV. 

Dari ayat ini terlihat bahwa dari semula ketidak-percayaan dari orang-orang yang mengikuti Dia, dan juga ketidak-percayaan dan pengkhianatan Yudas Iskariot sudah diketahui oleh Yesus. 

A. T. Robertson (tentang Yoh 6:64): “‎From the first Jesus distinguished between real trust in him and mere lip service (John 2:24; 8:31), two senses of ‎pisteuoo.‎” [= Dari semula Yesus membedakan antara kepercayaan yang sejati kepadaNya dan semata-mata pelayanan bibir / palsu (Yoh 2:24; 8:31), dua arti dari PISTEUO (aku percaya).]. 

Yoh 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”. 

Yohanes 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”. 

William Hendriksen (tentang Yoh 6:64): [= Tuhan melanjutkan, ‘Tetapi ada beberapa dari kamu yang tidak percaya’. ... Sang penginjil (rasul Yohanes) menambahkan komentar: ‘Karena Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.’]. 

Calvin (tentang Yoh 6:64): [= sang Penginjil berkata bahwa pengkhianatan / penipuan mereka, sekalipun itu tidak diketahui oleh orang-orang lain, diketahui dengan baik oleh Kristus. ... berkenaan dengan diketahuinya mereka oleh Kristus dari semula, ini adalah khas / khusus bagi keIlahianNya. Adalah berbeda bagi kita; karena kita tidak mengetahui hati (manusia), kita harus menunda pembentukan suatu penilaian / penghakiman, sampai kejahatan dinyatakan oleh tanda-tanda lahiriah / luar, dan dengan demikian pohon diketahui oleh buahnya, (Mat 7:16).]. 

Matius 7:16 - “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?”. 

Matthew Henry (tentang Yoh 6:64): [= Ketidakpercayaan dari orang-orang munafik, sebelum itu menyatakan dirinya sendiri kepada dunia, adalah telanjang dan terbuka di hadapan mata Kristus. Ia tahu dari semula siapa mereka dari orang banyak yang mengikuti Dia itu yang percaya, dan siapa dari 12 orang itu yang akan / harus mengkhianati Dia; Ia tahu dari permulaan dari perkenalan mereka dengan Dia, dan perhatian / pelayanan mereka kepadaNya, pada waktu mereka ada dalam semangat mereka yang paling panas, siapa yang tulus, seperti Natanael (pasal 1:47), dan siapa yang tidak. Sebelum mereka membedakan diri mereka sendiri oleh suatu tindakan yang jelas / terbuka, Ia bisa secara tidak bisa salah membedakan mereka yang percaya dan yang tidak percaya, yang kasihnya palsu dan yang kasihnya hangat / ramah]. 

Ibrani 4:13 - “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.”. 

Yoh 1:47 - “Kata Filipus kepadanya: ‘Mari dan lihatlah!’ Yesus melihat Natanael datang kepadaNya, lalu berkata tentang dia: ‘Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!’”. 

Sekarang mari kita melihat penafsiran seorang Arminian yang bernama Lenski berkenaan dengan pengetahuan Yesus tentang pengkhianatan oleh Yudas Iskariot. 

Lenski (tentang Yoh 6:64): [= Yesus tahu bahwa Yudas akan menjadi pengkhianat jauh sebelum Yudas melaksanakan kemauan / kehendaknya yang bersifat mengkhianat. Karena itu, berapa jauh sebelumnya Yesus tahu hal ini, tidak membuat perbedaan. Selanjutnya, pemberian contoh melalui Yudas tidak boleh mengijinkan untuk menyesatkan kita. Karena pertanyaan yang ditanyakan di sini jauh lebih tua dari Yudas. Itu mulai dengan Adam dan mencakup suatu jumlah yang besar dari orang-orang lain. Bagaimana Allah bisa menciptakan Adam pada waktu Allah tahu bahwa Adam akan jatuh? atau mencipta mereka yang Ia tahu bahwa mereka akan dihukum? atau menerima ke dalam gereja mereka yang Ia tahu akan menjadi orang-orang munafik dan orang-orang murtad / pengkhianat? Bahkan, bagaimana Allah bisa menciptakan Iblis dengan tahu Iblis akan menjadi apa? Berkenaan dengan Yudas: Yesus memilihnya bukan untuk tujuan pengkhianatan, tetapi hanya dengan pengetahuan tentang pengkhianatan itu. Tidak ada tindakan dari Allah atau dari Yesus menutup pintu kasih karunia untuk Yudas, pra pengetahuan mereka pasti tidak melakukan hal itu. Pra pengetahuan ini terletak / bersandar pada tindakan Yudas, bukan tindakan Yudas terletak / bersandar pada pra pengetahuan. Seandainya tindakan itu (dari Yudas) adalah sebaliknya, pra pengetahuan itu akan sudah menyesuaikan dengan pembalikan tindakan itu. Pikiran manusia tidak bisa menembus kedalaman dari pikiran ilahi dalam pertanyaan-pertanyaan ini. Semua yang bisa kami katakan adalah bahwa Yesus tunduk pada kehendak Bapa dan melakukan hal ini secara sempurna juga dalam kasih karunia yang Ia bersedia berikan kepada Yudas sampai saat terakhir. Lebih jauh lagi, bahkan seandainya Yudas tidak pernah ada, kejahatan yang mematikan dari dosa dalam manusia akan berbelok ke dalam oposisi terhadap Yesus pada waktu Anak Manusia yang kudus datang untuk menarik mereka ke surga, dan suatu tragedi seperti yang terjadi di Kalvari akan merupakan hasilnya.]. 

Ada beberapa tanggapan dari saya tentang kata-kata Lenski (orang Arminian) ini: 

1. Perhatikan kata-kata yang saya beri garis bawah tunggal “Pra pengetahuan ini terletak / bersandar pada tindakan Yudas, bukan tindakan Yudas terletak / bersandar pada pra pengetahuan. Seandainya tindakan itu (dari Yudas) adalah sebaliknya, pra pengetahuan itu akan sudah menyesuaikan dengan pembalikan tindakan itu.”. 

Kata-kata ini konyol dan luar biasa bodohnya. Bagaimana mungkin, pra pengetahuan Allah, yang sudah ada sejak kekekalan (minus tak terhingga) bisa tergantung pada tindakan Yudas, dan akan menyesuaikan diri seandainya Yudas melakukan yang sebaliknya? 

2. Sekarang perhatikan kata-kata yang saya beri garis bawah ganda “Pikiran manusia tidak bisa menembus kedalaman dari pikiran ilahi dalam pertanyaan-pertanyaan ini.”. 

Ini hanyalah alasan yang dibuat oleh Lenski. Pertanyaan-pertanyaan itu bisa dijawab oleh theologia Reformed, yang mempercayai bahwa semua itu terjadi karena ditetapkan oleh Allah. Ajaran Arminian memang tidak cocok dengan fakta-fakta itu, dan tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu! 

3. Sekarang perhatikan kata-kata yang saya cetak dengan huruf miring “dan melakukan hal ini secara sempurna juga dalam kasih karunia yang Ia bersedia berikan kepada Yudas sampai saat terakhir.”. 

Bagian ini adalah omong kosong yang tidak pernah ada dasar ayatnya. Dimana dikatakan Yesus bersedia memberikan kasih karunia kepada Yudas? Seandainya itu ada, Yudas pasti sudah selamat! 

4. Terakhir, kita perhatikan bagian yang saya cetak dengan huruf besar “Lebih jauh lagi, bahkan seandainya Yudas tidak pernah ada, kejahatan yang mematikan dari dosa dalam manusia akan berbelok ke dalam oposisi terhadap Yesus pada waktu Anak Manusia yang kudus datang untuk menarik mereka ke surga, dan suatu tragedi seperti yang terjadi di Kalvari akan merupakan hasilnya.”. 

Kata-kata terakhir ini juga merupakan sesuatu yang konyol. Karena apa yang Allah tahu lebih dulu dalam kekekalan? Kalau yang Dia tahu adalah Yudas yang mengkhianat, maka pasti itu yang terjadi. Kalau yang Dia tahu adalah orang lain yang akan mengkhianat, maka itulah juga yang akan terjadi. Kata ‘seandainya’ adalah sesuatu yang konyol, karena mengandaikan sesuatu yang sama sekali mustahil! Dalam kekekalan (minus tak terhinga) Allah bukan hanya tahu bahwa akan ada ‘seseorang’ yang akan mengkhianati Yesus. Allah tahu bahwa ‘Yudas Iskariot’lah yang akan mengkhianati, dan itulah yang pasti terjadi! 

Sekarang mari kita lihat komentar orang Arminian yang lain, yaitu Adam Clarke. 

Adam Clarke (tentang Yoh 6:64): [= ‘Dan siapa yang harus mengkhianati Dia’. Atau, ‘siapa yang akan menyerahkan Dia’. Karena Ia tahu segala sesuatu; Ia tahu dari semula, sejak panggilan Yudas sampai kerasulannya, dan dari sejak kekekalan (jika pembaca berkenan / senang), siapa itu yang akan (bukan harus) menyerahkan Dia ke dalam tangan dari orang-orang Yahudi. Kata ‘should’ (harus), dalam pengertian dari kebanyakan orang, secara implicit menunjukkan keharusan dan paksaan; kata ‘would’ (akan) secara implicit menunjukkan bahwa ia ada di bawah pengaruh dari kehendak bebasnya sendiri, tanpa keharusan atau paksaan. Yang pertama membuang kesalahannya: karena apa yang seorang manusia dipaksa secara tidak bisa ditolak untuk lakukan, oleh otoritas tertinggi dari Allah, ia tidak bisa hindari; dan karena itu tidak bisa ada kesalahan dilekatkan kepadanya: tetapi Yudas telah bertindak melalui kehendak bebasnya sendiri, menyalah-gunakan kuasanya, dan kasih karunia yang telah ia terima, ia bersalah tentang pembunuhan dari seorang yang tidak bersalah, dan layak mendapatkan hukuman kekal / neraka kemana ia pergi]. 

Catatan: 

a. KJV/ASV menggunakan ‘should’, RSV/NIV/NASB/NKJV menggunakan ‘would’. 

b. Pandangan Clarke ini jelas merupakan pandangan Arminian; mari kita menganalisanya. 

Adam Clarke sendiri mengatakan (pada bagian awal kutipan di atas ini) bahwa Yesus tahu segala sesuatu, dan dari semula (bahkan dari kekekalan) Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan / mengkhianati Dia. 

Sekarang saya bertanya: bisakah pengetahuan itu salah? Tentu tidak mungkin, bukan? Jadi, pengkhianatan oleh Yudas Iskariot itu harus / pasti terjadi, atau hanya mungkin terjadi? Jawabannya jelas: itu harus / pasti terjadi. Jadi, bisakah Yudas Iskariot akhirnya / dalam faktanya tidak mengkhianati Yesus? Tentu tidak mungkin, bukan? Itu berarti hal itu sudah tertentu. Dan kalau tertentu, pasti ada yang menentukan, dan siapa yang menentukan kalau bukan Allah? 

Loraine Boettner: [= Keberatan Arminian terhadap penentuan lebih dulu mengandung / menghasilkan kekuatan yang sama terhadap pengetahuan lebih dulu dari Allah. Apa yang Allah ketahui lebih dulu pastilah sama tertentunya dan pastinya seperti apa yang ditentukan lebih dulu; dan jika yang satu tidak konsisten dengan kebebasan manusia, yang lain juga demikian. Penentuan lebih dulu membuat peristiwa-peristiwa pasti / tertentu, sedangkan pengetahuan lebih dulu mensyaratkan bahwa mereka itu pasti / tertentu] - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 42. 

Loraine Boettner: “Yet unless Arminianism denies the foreknowledge of God, it stands defenseless before the logical consistency of Calvinism; for foreknowledge implies certainty and certainty implies foreordination” [= Kecuali Arminianisme menyangkal / menolak pengetahuan lebih dulu dari Allah, ia tidak mempunyai pertahanan di depan kekonsistenan yang logis dari Calvinisme; karena pengetahuan lebih dulu secara tidak langsung menunjuk pada kepastian, dan kepastian secara tidak langsung menunjuk pada penetapan lebih dulu] - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 44. 

Adam Clarke lalu mengatakan bahwa kata ‘should’ (harus) secara implicit menunjukkan keharusan / pemaksaan. Kalau ‘harus’ dalam arti ‘pasti’, maka saya setuju, tetapi ‘harus’ dalam arti ‘ada permaksaan’ saya sama sekali tidak setuju! 

Adam Clarke menambahkan, bahwa karena itu kalau digunakan kata ‘should’ (harus) maka Yudas Iskariot tidak bersalah, dan tidak bisa dihukum. Ini menjadi ajaran Hyper-Calvinisme, dan ini salah total, tidak Alkitabiah, dan bahkan sesat! 

Sekarang mari kita melihat pandangan Lenski berkenaan dengan hal ini, yang kurang lebih sama dengan pandangan Adam Clarke. 

Lenski (tentang Yoh 12:4): [= Yohanes menuliskan ‘yang akan mengkhianati Dia’, HO MELLON dengan infinitif present sebagai pengganti future / bentuk yang akan datang, R. 1118. Ini menjelaskan segala sesuatu. Terjemahan yang salah, ‘yang harus mengkhianati Dia’, tidak boleh membimbing kita untuk berpikir tentang suatu pemaksaan ilahi. Tindakan yang bersifat mengkhianat dari Yudas bukanlah hasil dari suatu ketetapan ilahi, itu sepenuhnya merupakan tindakannya sendiri, sama seperti tindakan-tindakan jahat yang lain adalah hasil dari hati manusia sendiri. Yudas menahan / menolak semua kasih karunia Allah, semua pengaruh-pengaruh dan peringatan-peringatan yang diberkati dari Yesus, dan lalu mengkhianati Dia. Pada waktu kasih karunia adalah sia-sia, hanya kuasa yang maha kuasa yang tertinggal; dan kuasa ini tidak bisa mempertobatkan atau menyelamatkan, semua yang kuasa itu bisa lakukan adalah melaksanakan rencana-rencana Allah di antara orang-orang jahat, dan dengan demikian mengontrol kejahatan mereka sehingga itu akan melanjutkan rencana-rencana Allah.]. 

Catatan: 

1. Yang Lenski maksudkan dengan infinitive present adalah kata kerja PARADIDONAI, yang berarti ‘menyerahkan’. Ia mengatakan bahwa A. T. Robertson (R. 1118) mengatakan ini adalah pengganti bentuk future (yang akan datang), dan karena itu semuanya harus diterjemahkan ‘yang akan menyerahkan Dia’, bukan seperti terjemahan KJV: ‘who should betray Him’ [= yang harus mengkhianati Dia]. 

2. Sekarang perhatikan kata-kata Lenski yang saya beri garis bawah tunggal “Tindakan yang bersifat mengkhianat dari Yudas bukanlah hasil dari suatu ketetapan ilahi, itu sepenuhnya merupakan tindakannya sendiri,”. 

Ini bertentangan frontal dengan Lukas 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”. 

3. Sekarang perhatikan kata-kata Lenski yang saya beri garis bawah ganda “Pada waktu kasih karunia adalah sia-sia, hanya kuasa yang maha kuasa yang tertinggal; dan kuasa ini tidak bisa mempertobatkan atau menyelamatkan,”. 

Ini betul-betul menghina kuasa Allah. Di satu sisi ia katakan kuasa itu maha kuasa, tetapi di sisi lain Ia katakan kuasa itu tidak bisa mempertobatkan atau menyelamatkan! 

Sekarang bandingkan dengan pandangan Calvin dan orang-orang Reformed / Calvinist dalam persoalan ini. 

Calvin: “we posited a distinction between compulsion and necessity from which it appears that man, while he sins of necessity, yet sins no less voluntarily” [= kami menempatkan suatu perbedaan di antara pemaksaan dan kepastian dari mana terlihat bahwa manusia, sementara ia pasti berdosa, tetapi ia berdosa dengan sukarela] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter IV, No 1. 

Charles Haddon Spurgeon: “man, acting according to the device of his own heart, is nevertheless overruled by that sovereign and wise legislation ... How these two things are true I cannot tell. ... I am not sure that in heaven we shall be able to know where the free agency of man and the sovereignty of God meet, but both are great truths. God has predestinated everything yet man is responsible.” [= manusia, bertindak sesuka hatinya, bagaimanapun dikalahkan / dikuasai oleh pemerintahan yang berdaulat dan bijaksana ... Bagaimana dua hal ini bisa benar saya tidak bisa mengatakan. ... Saya tidak yakin bahwa di surga kita akan bisa mengetahui dimana tindakan bebas manusia dan kedaulatan Allah bertemu, tetapi keduanya adalah kebenaran yang besar. Allah telah mempredestinasikan segala sesuatu tetapi manusia bertanggung jawab.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 7, hal 10. 

Arthur W. Pink: “Two things are beyond dispute: God is sovereign, man is responsible. ... To emphasize the sovereignty of God, without also maintaining the accountability of the creature, tends to fatalism; to be so concerned in maintaining the responsibility of man, as to lose sight of the sovereignty of God, is to exalt the creature and dishonour the Creator.” [= Dua hal tidak perlu diperdebatkan: Allah itu berdaulat, manusia itu bertanggung jawab. ... Menekankan kedaulatan Allah, tanpa juga memelihara pertanggungan jawab dari makhluk ciptaan, cenderung kepada fatalisme; terlalu memperhatikan pemeliharaan tanggung jawab manusia, sehingga tidak mengindahkan kedaulatan Allah, sama dengan meninggikan makhluk ciptaan dan merendahkan sang Pencipta.] - ‘The Sovereignty of God’, hal 9. 

Charles Hodge: “God can control the free acts of rational creatures without destroying either their liberty or their responsibility.” [= Allah bisa mengontrol tindakan-tindakan bebas dari makhluk-makhluk rasionil tanpa menghancurkan kebebasan ataupun tanggung jawab mereka.] - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 332. 

Ini merupakan sesuatu yang misterius dalam penetapan / pra-pengetahuan Tuhan. Apapun yang Ia ketahui lebih dulu, pasti / harus terjadi, tetapi pada saat hal itu terjadi, orang yang diketahui akan melakukan hal yang buruk itu, akan mau sendiri untuk melakukannya. Ia tidak dipaksa oleh siapapun (tidak juga oleh Allah sendiri) untuk melakukan dosa / hal buruk itu. Dan karena itu, ia tetap bersalah, tetap harus bertanggung jawab, dan harus dihukum! 

Bdk. Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”. 

Bagian awal dari ayat ini menunjukkan adanya ketetapan Allah tentang pengkhianatan Yudas Iskariot, tetapi bagian akhir ayat itu menunjukkan tanggung jawab Yudas Iskariot! Itu tetap ada! 

Mengomentari Luk 22:22 Spurgeon berkata: “The decree of God does not lessen the responsibility of man for his action. Even though it is predetermined of God, the man does it of his own free will, and on him falls the full guilt of it” [= Ketetapan Allah tidak mengurangi tanggung jawab manusia untuk tindakannya. Sekalipun hal itu sudah ditentukan lebih dulu oleh Allah, manusia melakukannya dengan kehendak bebasnya sendiri, dan pada dialah jatuh kesalahan sepenuhnya] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 18. 

Juga bandingkan dengan kasus Firaun. Dikatakan Tuhan akan mengeraskan hatinya sehingga ia tidak akan melepaskan bangsa Israel. Tetapi pada saat Musa sampai ke hadapan Firaun, dikatakan bahwa Firaun mengeraskan hatinya sendiri! 

Keluaran 3:19 - “Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.”. 

Keluaran 4:21 - “Firman TUHAN kepada Musa: ‘Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.”. 

Kel 5:1-2 - “(1) Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umatKu pergi untuk mengadakan perayaan bagiKu di padang gurun.’ (2) Tetapi Firaun berkata: ‘Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firmanNya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi.’”. 

Kel 7:1-3 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu. (2) Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya. (3) Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.”. 

Kel 7:13-14 - “(13) Tetapi hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan mereka keduanya - seperti yang telah difirmankan TUHAN. (14) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi.”. 

Keluaran 7:22 - “Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.”. 

Jadi, bagi saya / orang Reformed, tidak jadi soal apakah ayat itu (Yoh 6:64) menggunakan ‘would’ (RSV/NIV/NASB/NKJV) atau ‘should’ (KJV/ASV). Pra pengetahuan Tuhan, memastikan terjadinya hal itu. Tetapi pada saat hal itu terjadi, Yudas Iskariot tetap melakukannya dengan kehendaknya sendiri, dan ia bertanggung jawab untuk semua itu. 

Penerapan: doktrin seperti ini rasanya hanya menimbulkan perdebatan kalau diajarkan. Lalu apa gunanya? Gunanya adalah ini: Memandang / memikirkan bahwa apa yang akan terjadi sudah ditentukan, akan membuang semua ketakutan, kekuatiran, kegelisahan saudara, karena semua itu tak ada gunanya! Lebih lagi, kalau saudara adalah anak Allah, maka Ia pasti menetapkan segala sesuatu untuk kebaikan saudara (Roma 8:28). 

Illustrasi: pada saat nonton film yang menegangkan, ketegangan akan hilang kalau saudara berpikir, semua itu sudah ditentukan oleh sutradaranya! Jangan lakukan ini pada saat anda nonton film, tetapi lakukan ini pada saat anda mengalami bahaya / ketegangan dan sebagainya. Pikirkan bahwa semua sudah diterntukan oleh Allah, dan apakah anda mau tegang, takut, kuatir, beriman / berserah dsb, itu tak akan mengubah apapun, karena apa yang ditentukan pasti terjadi. Ini membuang ketegangan, kekuatiran, ketakutan dsb, dan membuat kita bisa melakukan apa yang terbaik, yang sesuai dengan Alkitab dalam sikon tersebut. 

Yudas Iskariot(3) 

b) Yudas Iskariot disebut sebagai ‘Iblis’ oleh Yesus. 

Yoh 6:70-71 - “(70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

Pada waktu Yesus berkata bahwa Yudas Iskariot adalah Iblis, tentu kita tidak bisa menafsirkan bagian itu secara hurufiah, bahwa Yudas betul-betul ADALAH Iblis sendiri. Artinya, ia adalah alat dari Iblis, atau ia seperti Iblis. 

Saya akan memberikan beberapa komentar dari para penafsir tentang Yoh 6:70-71 ini, tetapi saya kira untuk mengerti komentar-komentar ini, kita perlu tahu kontext yang mendahului Yoh 6:70-71 itu, dan karena itu saya berikan Yoh 6:66-69 di sini. 

Yoh 6:66-69 - “(66) Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’ (68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’”. 

Lenski (tentang Yoh 6:70): [= Sukacita yang besar memenuhi hati Yesus pada waktu mendengar pengakuan yang cukup dan tulus / sungguh-sungguh dari Petrus. Tetapi sukacita ini dikombinasikan dengan rasa sakit yang dalam, karena Yesus tahu apa yang Petrus tidak bisa tahu, yaitu bahwa tidak semua dari yang 12 itu percaya dalam hati mereka seperti yang telah ia akui. ‘Yesus menjawab mereka’, karena Petrus telah berbicara untuk semua mereka, dan semua telah memberikan persetujuan yang diam terhadap kata-kata Petrus, ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’]. 

Lenski (tentang Yoh 6:70): [= ‘Iblis’ menunjukkan karakter moral yang sebenarnya dari Yudas dan pikiran yang akhirnya telah berkembang dalam dia. Murid-murid yang lain itu, yang tidak percaya kepada Yesus, meninggalkan Dia, dan tak ada dimanapun orang-orang seperti itu disebut ‘Iblis’; tetapi Yudas tetap tinggal, tinggal bahkan sebagai salah satu dari 12 murid / rasul, tinggal dan menyetujui pengakuan Petrus, bukan dengan kemunafikan yang biasa, tetapi dengan penipuan yang bersifat dusta, seperti yang Yesus nyatakan tentang Iblis sendiri dalam 8:44. Begitu awal Yudas telah memutuskan persahabatan sepenuhnya dengan Yesus. ‘Adalah Iblis’ (‘is a devil’ - present tense) berarti sekarang, pada saat dimana Yesus berkata demikian, bukan bahwa ia sudah adalah Iblis pada waktu Yesus memilihnya. Kapan Yudas kehilangan imannya kita tidak diberitahu. Sekarang setelah ia kehilangan lebih banyak lagi, kita diberitahu tentangnya.]. 

Catatan: 

1. Yohanes 8:44 - “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”. 

2. Petrus juga disebut ‘Iblis’ dalam Matius 16:23 - “Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’”. 

Tetapi kata Yunani yang digunakan berbeda. Dalam Mat 16:23 kata yang digunakan adalah SATANAS, sedangkan dalam Yoh 6:70 digunakan kata DIABOLOS, dan Lenski mengatakan bahwa kata ini sama kuatnya dengan kata yang dipakai dalam Mat 16:23. 

3. Lenski berkata ‘Yudas kehilangan imannya’, dan kata-kata itu berarti kalau Yudas pernah beriman. Padahal Alkitab tidak pernah memberitahu / menceritakan kepada kita tentang iman dari Yudas atau bahwa Yudas pernah beriman! Lalu dari mana Lenski menyimpulkan seperti itu? Cara dia berargumentasi adalah sangat konyol! Dan pada waktu Petrus disebut ‘Iblis’ (Mat 16:23) mengapa ia tidak juga berpendapat secara sama bahwa Petrus kehilangan iman? 

Lenski (tentang Mat 16:23): “Unwittingly and though moved by the best intentions Peter had made himself an agent of Satan. What a warning to watch our love, our good intentions, our best acts, lest, perhaps after all, they agree with Satan and not with Christ.” [= Dengan tanpa disadari dan sekalipun digerakkan oleh maksud-maksud yang terbaik Petrus telah membuat dirinya sendiri seorang agen dari Iblis. Betul-betul merupakan suatu peringatan untuk menjaga kasih kita, maksud-maksud baik kita, tindakan-tindakan terbaik kita, supaya jangan, mungkin akhirnya, semua itu setuju dengan Iblis dan bukannya dengan Kristus.]. 

Lenski (tentang Yoh 6:70): [= Ia memberitahu mereka tentang yang ‘satu’ ini pada saat yang awal ini, sehingga setahun dari sekarang mereka bisa mengingat bagaimana Tuan / Guru mereka tahu lebih dulu semua yang Yudas akan lakukan. Kedua, Yesus memaksudkan wahyu / penyataanNya untuk Yudas secara pribadi. Orang ini harus tahu bahwa Yesus mengenalnya secara mutlak sebagaimana adanya dia, ‘Iblis’. Ia menipu rekan-rekan rasulnya tetapi tidak bisa menipu Sang Anak. Dengan semua kekuatanNya Yesus memukul hati nurani Yudas dengan kata ‘Iblis’ ini. Dalam penangananNya dengan ‘Iblis manusia’ ini Yesus tidak membuang apapun supaya bisa menakut-nakuti dia dari jalannya dan membalikkan hatinya dari Iblis / Setan kepada Juruselamatnya. Begitu besar kasih karunia itu sehingga itu melanjutkan dengan usaha-usaha yang diberkati / terpuji bahkan dimana pra-pengetahuan secara tidak bisa salah membuat pasti bahwa itu akan gagal. Ini juga harus diingat oleh 11 murid setelah Yesus mati dan bangkit dan mereka keluar untuk melakukan misi mereka.]. 

Matthew Henry (tentang Yoh 6:70-71): [= Kata-kata sedih yang Tuhan Yesus buat terhadap jawaban Petrus ini (ay 70,71): ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini, dan satu darimu adalah Iblis?’ Dan sang penginjil memberitahu kita siapa yang Ia maksudkan: ‘Ia berbicara tentang Yudas Iskariot’. Petrus telah menjawab untuk mereka semua bahwa mereka akan setia kepada Tuan / Guru mereka. Kristus tidak mengecam kasihnya (adalah selalu baik untuk mengharapkan yang terbaik), tetapi Ia secara implicit mengkoreksi keyakinannya. Kita tidak boleh terlalu yakin berkenaan dengan siapapun. Allah mengenal mereka yang adalah milikNya; kita tidak.]. 

Bdk. 2Timotius 2:19 - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”. 

Matthew Henry (tentang Yoh 6:70-71): [= Banyak yang terlihat sebagai orang-orang kudus adalah betul-betul Iblis-iblis. Yudas secara lahiriah / dari luar sama bagusnya seperti banyak rasul-rasul itu; bisanya adalah, seperti bisa ular, ditutupi dengan kulit yang bagus. Ia mengusir iblis / setan, dan terlihat sebagai seorang musuh bagi kerajaan iblis / setan, tetapi ia sendiri adalah iblis / setan selama itu. Bukan hanya ia akan menjadi iblis / setan dalam waktu yang singkat, tetapi ia adalah iblis / setan sekarang. ... Merupakan sesuatu yang menyedihkan, dan harus diratapi, bahwa kekristenan pernah dijadikan suatu jubah / selubung bagi karakter dari iblis / setan. ... Penyamaran dari orang-orang munafik, bagaimanapun mereka bisa menipu manusia, dan mencurangi mereka, tidak bisa menipu Kristus, karena mataNya yang menembus melihat melalui mereka. Ia bisa menyebut mereka iblis-iblis / setan-setan yang menyebut diri mereka sendiri orang-orang Kristen, ... Ada orang-orang yang dipilih oleh Kristus bagi pelayanan-pelayanan yang khusus tetapi yang terbukti palsu bagiNya: Aku telah memilih kamu pada kerasulan, karena dikatakan secara explicit bahwa Yudas tidak dipilih pada hidup yang kekal (pasal 13:18), tetapi satu dari kamu adalah iblis. Perhatikan, Kemajuan kepada tempat-tempat yang terhormat dan dipercaya dalam gereja bukanlah bukti yang pasti tentang kasih karunia yang menyelamatkan. ‘Kami telah bernubuat demi namaMu’ (Mat 7:22). ... Dalam masyarakat yang paling terpilih di sisi ini dari surga, bukanlah hal baru untuk menjumpai mereka yang jahat. Dari 12 orang yang dipilih pada suatu percakapan akrab dengan Allah yang berinkarnasi, yang merupakan kehormatan dan hak yang terbesar untuk mana manusia pernah dipilih, satu adalah iblis / setan yang berinkarnasi. Sang sejarawan meletakkan penekanan pada hal ini, bahwa Yudas adalah satu dari 12 orang yang begitu bermartabat dan terkemuka.]. 

Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”. 

Mat 7:22 - “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?”. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yoh 6:71): [= Sempitnya lingkungan dari mereka yang berkumpul di sekitar kebenaran, dan ketidak-populeran dari pengakuan mereka, bukanlah jaminan bahwa semua mereka berhati benar; karena satu dari 12 orang itu adalah Iblis. Dan panjangnya waktu selama Yudas tetap tinggal di dalam lingkungan yang paling dalam dari para pengikut Kristus, tanpa menyingkapkan kepada saudara-saudaranya karakternya yang sebenarnya, atau mungkin menyadarinya sendiri, dan fakta bahwa pada waktu itu muncul / menyatakan diri, itu ditarik keluar (?) begitu saja, seperti terlihat, dan lalu menjadi matang dengan kecepatan yang begitu menakutkan - tidakkah hal-hal ini berteriak keras kepada semua yang menyebut nama Kristus, ‘Bersukacitalah dengan gemetar!’ ‘Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh’! ‘Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan’!]. 

Maz 2:11 - “Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kakiNya dengan gemetar,”. 

KJV: ‘Serve the LORD with fear, and rejoice with trembling.’ (= Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut, dan bersukacitalah dengan gemetar.). 

1Kor 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”. 

Mat 26:41 - “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’”. 

c) Yudas Iskariot adalah seorang pencuri. 

Yoh 12:1-6 - “(1) Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. (2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. (3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. (4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: (5) ‘Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?’ (6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.”. 

Kitab Suci Indonesia: ‘dalam kas yang dipegangnya’. 

KJV: ‘and had the bag’ [= dan memegang kantong]. 

RSV/NASB: ‘had the money box’ [= memegang kotak uang]. 

NIV: ‘as keeper of the money bag’ [= sebagai penjaga kantong uang]. 

Jadi, kalau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan ‘kas’, maka dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘kotak / kantong uang’. Ini perlu dimengerti supaya tidak bingung pada waktu membaca tafsiran-tafsiran di bawah ini. 

Barclay (tentang Yoh 12:1-8): “We see love’s extravagance. Mary took the most precious thing she possessed and spent it all on Jesus. Love is not love if it nicely calculates the cost. It gives its all, and its only regret is that it has not still more to give.” [= Kita melihat keroyalan dari kasih. Maria mengambil hal yang paling berharga yang ia miliki dan menghabiskannya semua pada Yesus. Kasih bukanlah kasih jika itu dengan teliti menghitung ongkos. Kasih memberikan semua miliknya, dan satu-satunya penyesalannya adalah bahwa ia tak mempunyai lebih banyak untuk diberikan.]. 

Lenski (tentang Yoh 12:6): [= Yohanes sendiri membuka / memperlihatkan akar dari pengkhianatan Yudas. ‘Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.’ Menekankan kebutuhan dari orang-orang miskin tanpa mempedulikan orang-orang miskin, mengatakan kata-kata kasih tanpa suatu hati dari kasih, menandai sang munafik. Dalam kasus ini kemunafikan dihubungkan dengan kriminalitas rahasia / diam-diam: Yudas sebetulnya adalah seorang pencuri. Kapan pencurian ini diketahui / ditemukan tidaklah diberitahukan, tetapi tuduhan positif dari Yohanes didasarkan pada fakta.]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 12:4-6): [= Kontras antara kedermawanan / kemurah-hatian Maria dan keegoisan Yudas menyolok. Sang penginjil, menulis begitu lama setelah peristiwa itu dan melihat ke belakang, menggambarkan sang pengkhianat sebagai berikut: ‘Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan mengkhianati Dia’. Untuk arti dari ungkapan / pernyataan ini lihat tentang / pada 6:71. Yudas berkata dalam hatinya, ‘Betul-betul suatu pemborosan!’ Bahwa bahasa asli dari kasih adalah kemurah-hatian yang bersemangat merupakan sesuatu yang Yudas tidak bisa mengerti. Orang yang egois tidak bisa mengerti individu yang tidak egois. Maka Yudas berkata, ‘Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?’ Yudas adalah type / jenis orang yang mempunyai uang dalam pikirannya terus menerus. Ia memandang segala sesuatu dari aspek nilai yang berkenaan dengan uang. Ia telah memperkirakan harga dari botol pualam yang berisi minyak narwastu yang sangat berharga ini. Ia memperhitungkan bahwa itu pasti berharga 300 dinar. Lihat tentang 6:7. Jumlah ini menunjukkan upah yang seorang pekerja biasa terima untuk 300 hari kerja. Upah dari 300 hari kerja untuk satu botol minyak narwastu! Bagi Yudas ini kelihatan sebagai pemborosan yang tidak bisa dibenarkan dalam keadaan apapun, bahkan jika Maria sendiri kaya (yang mungkin adalah benar) dan tidak harus bekerja untuk penghidupannya. Alangkah lebih baiknya - sebagaimana Yudas melihatnya - seandainya Maria menjual minyak narwastunya dan memberikan hasilnya kepada ... kepada siapa? Ya, kepada Yesus dan 12 murid, dalam penanganan Yudas, sang bendahara; tetapi sukar bagi Yudas untuk mengatakan hal itu; maka, apa yang betul-betul ia katakan adalah ‘kepada orang-orang miskin’. Seorang individu mulia, Yudas ini! Betapa dalamnya ia peduli tentang orang-orang miskin! ... Di sini dalam ay 5 ada kata-kata penjelasan yang mengikuti, seperti yang Yohanes biasa lakukan. Itu memberikan terang pada karakter dari Yudas. Atau oleh perjalanan dari peristiwa-peristiwa yang selanjutnya (sebagai contoh, pengkhianatan yang sungguh-sungguh terhadap Yesus oleh Yudas untuk 30 keping perak), atau oleh wahyu langsung, atau keduanya, sang penginjil sesudah itu mendapatkan suatu pengertian ke dalam jiwa dari sang pengkhianat. Pada waktu menulis jauh belakangan, ia menyatakan kepada para pembaca informasi yang telah ia dapatkan: ‘ay 6. Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya’. Dalam kenyataannya Yudas adalah seorang pencuri. Ia adalah jenis pencuri yang belum disingkapkan. Ia tetap menikmati keyakinan dari semua orang. Ia telah dijadikan bendahara dari dana umum. Karena itu, ia membawa kotak uang ... Dari kotak ini, ia sebentar-sebentar, mencuri suatu jumlah kecil. Bahwa kata kerja βαστάζω (BASTAZO) di sini mempunyai arti ‘mengambil’ (yaitu ‘mencuri’) adalah jelas dari fakta bahwa itu didahului oleh informasi bahwa Yudas adalah seorang pencuri.]. 

Catatan: dalam tafsirannya tentang Yoh 6:7, William Hendriksen mengatakan bahwa 1 dinar adalah upah seorang pekerja dalam 1 hari. 

Yoh 12:6b - “melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.”. 

KJV: ‘but because he was a thief, and had the bag, and bare what was put therein.’ [= tetapi karena ia adalah seorang pencuri, dan memegang kantong, dan membawa (?) apa yang dimasukkan ke dalamnya.]. 

RSV: ‘but because he was a thief, and as he had the money box he used to take what was put into it.’ [= tetapi karena ia adalah seorang pencuri, dan karena ia memegang kotak uang ia biasa mengambil apa yang dimasukkan ke dalamnya.]. 

NIV: ‘but because he was a thief; as keeper of the money bag, he used to help himself to what was put into it.’ [= tetapi karena ia adalah seorang pencuri, sebagai penjaga dari kantong uang, ia biasa mengambil apa yang dimasukkan ke dalamnya.]. 

NASB: ‘but because he was a thief, and as he had the money box, he used to pilfer what was put into it.’ [= tetapi karena ia adalah seorang pencuri, dan karena ia memegang kotak uang, ia biasa mencuri sedikit-sedikit apa yang dimasukkan ke dalamnya.]. 

Kata-kata yang saya garis-bawahi ini diterjemahkan dari kata Yunani ἐβάσταζεν (EBASTAZEN), yang merupakan bentuk imperfect tense dari kata Yunani βαστάζω (BASTAZO). 

1. Arti dari kata Yunani BASTAZO. 

Salah satu artinya, dan itu yang harus diambil di sini, adalah ‘mengambil’, dan arti itu juga digunakan dalam Yoh 10:31. 

Yoh 10:31 - “Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.”. 

Barclay (tentang Yoh 12:1-8): “The Authorized Version says that he ‘bare’ the bag. The verb is bastazein; bastazein does mean to ‘bear,’ or ‘carry,’ or ‘lift.’ But the expression to ‘lift’ a thing can also mean to ‘steal’ it.” [= Authorized Version (KJV) mengatakan bahwa ia ‘membawa’ kantong. Kata kerjanya adalah BASTAZEIN; BASTAZEIN memang berarti ‘membawa’ atau ‘mengangkat’. Tetapi ungkapan ‘mengangkat’ suatu benda bisa juga berarti ‘mencuri’nya.]. 

2. Imperfect tense. 

Gresham Machen: [= Dalam masa present tidak ada bentuk khusus dari kata kerja dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan tindakan yang terus menerus - disana tak ada pembedaan dalam bahasa Yunani antara ‘I loose’ dan ‘I am loosing’. Tetapi dalam masa lampau pembedaan itu dibuat dengan lebih tajam dari pada dalam bahasa Inggris. Tense dalam mana bentuk indikatif digunakan sebagai past tense biasa disebut aorist. ... Tense yang menunjukkan tindakan yang terus berlangsung pada masa lampau disebut ‘the Imperfect’.] - ‘New Testament Greek For Beginners’, hal 65. 

Karena itu adalah tepat kalau Kitab Suci Indonesia memberikan kata ‘sering’, dan RSV/NIV/NASB memberikan kata ‘used to’ (biasa), karena ini memang menunjukkan tindakan yang dilakukan terus menerus. 

Jadi, tindakan Yudas Iskariot dalam mencuri dari kas yang dipegangnya bukan tindakan satu kali saja, tetapi dilakukan terus menerus. 

The Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 12:3-6): [= Tentu saja, ia (Maria) disalah-mengerti dan dikritik; tetapi itulah yang biasanya terjadi pada waktu seseorang menyerahkan miliknya yang terbaik kepada Tuhan. Adalah Yudas yang memulai kritik itu, dan sedih untuk dikatakan, murid-murid yang lain mengambilnya / menerimanya. Mereka tidak tahu bahwa Yudas adalah Iblis (Yoh 6:70), dan mereka mengaguminya untuk kepeduliannya bagi orang-orang miskin. Bagaimanapun juga ia adalah sang bendahara, dan khususnya pada masa Paskah, ia akan membagikan dengan mereka yang kurang beruntung (lihat Yoh 13:21-30). Sampai akhir, murid-murid percaya bahwa Yudas adalah seorang pengikut yang berbakti dari Tuhan.]. 

Yoh 13:29 - “Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.”. 

Maria yang beriman, saleh dan berbuat baik, disalah-mengerti, dikecam dan bahkan difitnah. Sebaliknya Yudas Iskariot yang tidak beriman, jahat dan munafik, justru didukung, dipuji dan dihormati. Kalau ini terjadi, jangan heran. Itu memang sering terjadi! 

The Biblical Illustrator (tentang Yoh 12:1-8): [= Kotak minyak narwastu dan kotak uang: - Perhatikan kontras yang menyolok antara kotak uang Yudas dan kotak minyak narwastu Maria, 30 keping perak Yudas dan 300 dinar Maria, kecintaan Yudas akan uang dan kedermawanan / kemurah-hatian Maria, pengakuan Yudas yang munafik tentang kepedulian terhadap orang-orang miskin, dan tindakan mulia Maria untuk Tuhan, akhir Yudas yang buruk / menyedihkan dan tindakan mulia Maria untuk Tuhan.]. 

Pulpit Commentary (tentang Yoh 12:3-8): “Judas valued the ointment more highly than he valued his Master. The former he would not sell under three hundred pence, but sold the latter for thirty pieces of silver.” [= Yudas menilai minyak narwastu dengan lebih tinggi dari pada ia menilai Tuan / Gurunya. Yang pertama ia tidak akan jual di bawah 300 dinar, tetapi yang terakhir untuk 30 keping perak.]. 

Untuk bisa membandingkan kedua jumlah uang itu, perhatikan komentar William Barclay di bawah ini. 

Barclay (tentang Mat 26:14-16): “The sum for which he agreed to betray Jesus was thirty arguria. An argurion was a shekel, and was the equivalent of about four days’ wages. Judas, therefore, sold Jesus for a little under six months’ pay.” [= Jumlah untuk mana ia setujui untuk mengkhianati Yesus adalah 30 ARGURIA. Satu Argurion adalah satu syikal, dan itu setara dengan upah kerja 4 hari. Karena itu, Yudas menjual Yesus untuk sedikit lebih rendah dari gaji 6 bulan.]. 

Catatan: 30 syikal = gaji untuk 120 hari. Dan kalau kerja 6 hari / minggu, maka itu upah kerja untuk 120 minggu, atau hampir 5 bulan. Jadi, itu kira-kira hanya 40 % dari apa yang Maria habiskan untuk Yesus. 

The Biblical Illustrator (tentang Yoh 12:1-8): [= Pelajaran yang menakutkan, yang diajarkan oleh tingkah laku Yudas kepada kita, adalah hubungan yang dekat yang, ... ada / terdapat di antara pengambilan untuk diri sendiri harta benda untuk Kristus dan orang-orang miskinNya yang diberikan dalam penguasaan kita, dan pengkhianatan terhadap Kristus sendiri, antara ketamakan dan pengkhianatan terhadap Kristus. Yang belakangan adalah konsekwensi yang pasti dari yang pertama, bukan kebetulan tetapi konsekwensi moral, bukan dalam diri Yudas saja, tetapi dalam diri setiap orang. Pengkhianatan terhadap Kristus, dalam satu bentuk atau yang lain, mengikuti kecintaan terhadap uang secara sama tetapnya dan pastinya seperti malam mengikuti pagi / siang.]. 

Barnes’ Notes (tentang Yoh 12:6): “We may learn here: ... that it is not a new thing for members of the church to be covetous. Judas was so before them. ... That this deadly, mean, and grovelling passion will work all evil in a church.” [= Kita bisa belajar di sini: ... bahwa bukan suatu hal baru untuk anggota-anggota gereja untuk menjadi tamak. Yudas adalah demikian di depan mereka. ... Bahwa nafsu yang mematikan, buruk / hina, dan rendah ini, akan mengerjakan semua kejahatan dalam suatu gereja.]. 

Penerapan: kalau menghitung uang kolekte, harus lebih dari satu orang yang menghitung, dan tak boleh suami - istri, ayah - anak dan sebagainya. 

Sekarang perlu dipertanyakan: mengapa Yesus, yang tahu kalau Yudas adalah seorang pencuri, mengijinkan Yudas menjadi bendahara? Ada beberapa pandangan berkenaan dengan pertanyaan ini. 

1. Barnes’ Notes (tentang Yoh 12:6): [= Murid-murid kelihatannya mempunyai suatu kantong atau ‘dompet bersama’ seperti itu, dalam mana mereka meletakkan uang apapun yang mereka punyai, dan yang dirancang khusus untuk orang miskin, ... Penjagaan dari kantong / dompet ini, kelihatannya, dipercayakan kepada Yudas; dan merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa satu-satunya orang di antara mereka yang kelihatannya tamak secara alamiah harus menerima penetapan / penunjukan ini. Itu menunjukkan bahwa setiap orang diuji sesuai dengan kecenderungan alamiahnya. Ini adalah tujuan dari ujian - untuk mengeluarkan karakter alamiah seseorang; dan setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan kejahatan sesuai dengan kecenderungan alamiahnya, jika ia cenderung kepadanya.]. 

2. Lenski (tentang Yoh 12:6): [= Mengapa Yesus, yang tak diragukan menyadari tentang pencurian Yudas, tidak mengambil perbendaharaan itu darinya? Ini adalah hanya sebagian dari pertanyaan yang lebih besar berkenaan dengan mengapa Allah, dengan kemahatahuan dan kemahakuasaanNya, tidak ikut campur dalam setiap kasus kejahatan, mencegahnya dari pelaksanaannya. Yesus membawa semua kasih karuniaNya berhubungan dengan Yudas; jika itu terbukti tidak efektif / berhasil, tak ada apapun yang bisa mengubah hati dari sang pencuri-pengkhianat. Jawaban ini lebih benar dari pada mengatakan bahwa rencana Allah menghalangi Yesus dari tindakan ikut campur.]. 

Catatan: kata-kata yang saya beri garis bawah ganda jelas merupakan pandangan Arminian dari Lenski, dan jelas menunjukkan ketidak-percayaan Lenski pada Irresistible Grace [= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak] yang merupakan point ke 4 dari 5 points Calvinisme. Tetapi tak ada satu ayatpun yang mengatakan bahwa Yesus memberikan kasih karunia kepada Yudas Iskariot! 

3. Calvin (tentang Yoh 12:6): [= Bukankah merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa Kristus memilih, sebagai seorang pengurus, seseorang dengan penggambaran ini, yang Ia tahu adalah seorang pencuri. Karena apakah itu selain dari pada meletakkan ke dalam tangannya tali untuk menjerat / mencekik dirinya sendiri? Manusia yang fana tidak bisa memberi jawaban lain dari pada ini, bahwa penghakiman / keputusan Allah adalah suatu jurang yang dalam.]. 

Bagi saya sendiri, tafsiran Lenski salah total, tafsiran Barnes benar dari sudut pandang manusia, sedangkan tafsiran Calvin benar dari sudut pandang Tuhan. 

Tetapi Calvin menambahkan sesuatu yang penting berkenaan dengan hal ini. 

Calvin (tentang Yoh 12:6): [= Tetapi tindakan Kristus tidak boleh dipandang sebagai suatu peraturan biasa / umum, bahwa kita harus menyerahkan perhatian untuk orang-orang miskin, atau apapun yang keramat, kepada seorang yang jahat. Karena Allah telah meletakkan bagi kita suatu hukum / peraturan, siapa mereka yang harus dipanggil pada pemerintahan dari Gereja, dan pada jabatan-jabatan lain; dan kita tidak mempunyai kebebasan untuk melanggar hukum / peraturan ini. Kasusnya berbeda dengan Kristus, yang karena Dia adalah Hikmat yang kekal dari Allah, menyediakan suatu kesempatan untuk predestinasi rahasiaNya dalam diri Yudas.]. 

Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa kita tak harus meneladani Yesus dalam semua hal yang Ia lakukan atau tidak lakukan. Jadi, jangan mengangkat seseorang yang saudara tahu adalah seorang pencuri, menjadi bendahara gereja, apalagi membiarkannya mencuri, dengan alasan bahwa Yesus juga melakukan hal itu terhadap Yudas Iskariot! 

Yudas Iskariot(4) 

d) Yesus mengatakan Yudas Iskariot ‘tidak bersih’. 

Yoh 13:10-11,18-19 - “(10) Kata Yesus kepadanya: ‘Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.’ (11) Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: ‘Tidak semua kamu bersih.’ ... (18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. (19) Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.”. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:10): “When Jesus added that ‘not every one of you is clean,’ He was referring to Judas (cf. John 13:11,18). This suggests that Judas was not converted.” [= Pada waktu Yesus menambahkan bahwa ‘tidak setiap orang dari kamu bersih’, Ia sedang menunjuk kepada Yudas (bdk. Yoh 13:11,18). Ini menunjukkan bahwa Yudas tidak bertobat.]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 13:10-11): [= Untuk menunjukkan untuk seluruh waktu yang akan datang bahwa Ia tidak diambil tanpa menyadari oleh Yudas tetapi mengendalikan sepenuhnya situasi itu, dan untuk membuat sang pengkhianat saja yang bertanggung-jawab untuk tindakan-tindakannya, Yesus menambahkan anak kalimat perkecualian yang penting ini: ‘tetapi tidak semua dari kamu bersih’. Yudas tidak bersih secara rohani. Dan Yesus tahu (EDEI pluperfect dari OIDA, dengan arti dari imperfect, tahu selama ini) orang yang sekarang bahkan ada dalam proses mengkhianati Dia.]. 

Catatan: ‘Pluperfect’ = past perfect tense; ‘imperfect’ menunjuk pada tense dari suatu kata kerja dalam masa lampau tetapi terus berlangsung. 

Dana & Mantey: “Continuous action in past time is denoted by the imperfect tense.” [= Tindakan terus menerus pada waktu lampau ditunjukkan oleh Imperfect Tense.] - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 178. 

Calvin (tentang Yoh 13:10): [= ‘Tetapi tidak semua’. Perkecualian ini ditambahkan, supaya setiap orang bisa memeriksa / menguji dirinya sendiri, jika Yudas mungkin bisa digerakkan oleh suatu perasaan pertobatan; sekalipun Ia memaksudkan dengannya untuk mengambil suatu kesempatan awal untuk membentengi sisa dari murid-murid, supaya mereka tidak dibingungkan oleh kekejian dari kejahatan itu, yang dengan segera akan dinyatakan setelah itu. Tetapi Ia secara sengaja tidak menyebutkan namanya, supaya Ia tidak menutup terhadap dia pintu gerbang pertobatan. Karena orang munafik yang keras / dikeraskan itu nekat sepenuhnya, peringatan itu hanya berfungsi untuk memperburuk kesalahannya; tetapi itu merupakan suatu manfaat yang besar bagi murid-murid yang lain, karena dengan cara itu Keilahian dari Kristus dinyatakan dengan lebih penuh kepada mereka.]. 

The Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:10): [= Yohanes berhati-hati untuk menunjukkan bahwa Petrus dan Yudas ada dalam hubungan yang berbeda dengan Yesus. Ya, Yesus mencuci kaki Yudas! Tetapi itu tidak membawa kebaikan bagi Yudas karena ia belum dimandikan seluruhnya. Beberapa orang mengajarkan bahwa Yudas adalah seseorang yang sudah diselamatkan, yang berbuat dosa sehingga menjauhkan keselamatannya, tetapi itu bukanlah apa yang Yesus katakan. Tuhan kita membuatnya sangat jelas bahwa Yudas tidak pernah dibersihkan dari dosa-dosanya dan adalah orang yang tidak percaya (Yoh 6:64-71).]. 

Yoh 6:64-71 - “(64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’ (66) Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’ (68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’ (70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

The Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:18): [= Merupakan sesuatu yang penting untuk memperhatikan bahwa Yudas bukanlah seorang percaya yang sejati; ia adalah seorang munafik. Ia tidak pernah percaya kepada Yesus (Yoh 6:64-71), ia tidak pernah dimandikan seluruhnya (Yoh 13:10-11), dan ia tidak berada di antara orang-orang pilihan yang Bapa berikan kepada Anak (Yoh 13:18 dan 17:12). Betapa dekat seseorang bisa datang pada keselamatan tetapi terhilang selama-lamanya! Yudas bahkan adalah bendahara dari kelompok itu (Yoh 12:6) dan pasti dipandang tinggi oleh sesama murid-muridNya.]. 

Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”. 

Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.”. 

Calvin (tentang Yoh 13:18): [= ‘Aku berbicara bukan tentang kamu semua’. Ia menyatakan lagi bahwa disana ada satu di antara murid-murid yang, dalam kenyataannya, adalah kebalikan dari seorang murid; dan ia melakukan demikian, sebagian demi Yudas, untuk membuatnya makin tak dapat dimaafkan / dibenarkan, dan sebagian demi orang-orang yang lain, Supaya mereka tidak dikalahkan oleh kehancuran Yudas. Bukan hanya Ia mendorong mereka untuk tetap bertekun dalam panggilan mereka pada waktu Yudas murtad; tetapi karena kebahagiaan yang Ia bicarakan tidak berlaku secara umum bagi semua, Ia mendesak mereka untuk menginginkannya dengan kesungguhan yang jauh lebih besar, dan untuk melekat padanya dengan makin kuat.]. 

e) Yudas Iskariot bukan orang pilihan. 

Kita harus dengan hati-hati membedakan makna dari ‘orang pilihan’ ini. 

1. Kalau berkenaan dengan predestinasi, Yudas Iskariot jelas bukan orang pilihan. 

Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”. 

Adam Clarke (tentang Yoh 13:18): [= ‘Aku tahu, siapa yang telah Kupilih.’. Aku bukan tertipu dalam pilihanKu; Aku melihat lebih dulu secara sempurna segala sesuatu yang telah terjadi, atau bisa terjadi. Aku telah memilih Yudas, bukan sebagai seorang jahat, atau supaya ia menjadi orang jahat; tetapi Aku dengan jelas melihat lebih dulu bahwa ia akan menyalah-gunakan kemurahan-hatiKu, menyerah pada kejahatan, menyerahkan Aku ke dalam tangan musuh-musuhKu, dan membawa kehancuran kepada dirinya sendiri.]. 

Catatan: orang Arminian ini hanya mempersoalkan pra pengetahuan Kristus. 

UBS New Testament Handbook Series (tentang Yoh 13:18): [= ‘Aku tahu siapa yang telah Kupilih’ bisa dimengerti dalam salah satu dari dua cara: (1) Itu bisa berarti ‘Aku tahu orang-orang itu yang sungguh-sungguh telah Kupilih, tetapi Aku tidak memilih Yudas’; (2) atau itu bisa berarti ‘Aku tahu jenis orang-orang yang telah Kupilih’ (NAB). Penafsiran yang kedua secara implicit menunjukkan bahwa Yesus tidak memilih Yudas, sekalipun Ia selalu tahu bagaimana karakternya, sama seperti Ia tahu karakter dari orang-orang lain yang Ia pilih. Berdasarkan text-text seperti Yoh 6:64,70, alternatif yang kedua kelihatannya merupakan artinya di sini. Yaitu, bahkan pemilihan dari satu orang yang akan mengkhianati Yesus ada di dalam rencana Ilahi; Yesus tidak memilih dia tanpa mengetahui karakternya.]. 

Yoh 6:64,70 - “(64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. ... (70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’”. 

2. Yudas Iskariot adalah orang pilihan, tetapi hanya dalam hal pelayanan / kerasulan. Jadi, ia dipilih untuk melayani / menjadi salah satu dari 12 rasul. Pemilihan yang ini tak ada hubungannya dengan keselamatan. 

Yoh 6:70 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’”. 

Kalau Yudas Iskariot adalah orang kristen KTP, mengapa dikatakan bahwa Yesus telah memilih dia? Apakah orang pilihan (elect) bisa menjadi orang kristen KTP sampai mati? Sudah jelas tidak. Orang pilihan, berkenaan dengan predestinasi, pasti akan percaya dan diselamatkan, karena rencana Allah tak mungkin gagal. 

Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.”. 

Ayub 42:1-2 - “(1) Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal.”. 

Kata ‘memilih’ dalam Yoh 6:70 ini harus diartikan secara berbeda dan tidak menunjuk pada predestinasi, tetapi hanya menunjuk pada pemilihan untuk menjadi rasul / pemilihan untuk pelayanan. Sama seperti pada waktu bangsa Israel dijadikan bangsa pilihan, ini juga bukan predestinasi, dan karena itu banyak dari mereka yang tidak selamat! 

Calvin (tentang Yoh 6:70): [= ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini?’ Pada waktu Kristus mengatakan bahwa Ia telah memilih 12 orang, di sini Ia tidak menunjuk pada rencana kekal Allah; karena adalah mustahil bahwa siapapun dari mereka yang telah dipredestinasikan pada kehidupan akan murtad / sesat; tetapi setelah dipilih pada jabatan rasuli, mereka seharusnya telah melampaui orang-orang lain dalam kesalehan dan kekudusan. Karena itu, Ia menggunakan kata ‘dipilih’, untuk menunjukkan mereka yang menonjol dan terkemuka dari golongan biasa.]. 

Bdk. Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”. 

Ayat ini menunjukkan secara jelas bahwa orang-orang pilihan tidak mungkin sesat! 

Barnes’ Notes (tentang Yoh 13:18): [= ‘Aku tahu siapa yang telah Kupilih’. Di sini Ia jelas bermaksud untuk mengatakan bahwa Ia tidak memilih mereka semua, secara implicit menunjukkan bahwa Yudas tidak dipilih. Tetapi karena kata ini diterapkan kepada Yudas di satu tempat (Yoh 6:70), ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini, dan seorang di antaramu adalah Iblis?’, maka itu harus mempunyai arti yang berbeda di sini dari yang ada di sana. Di sana itu jelas menunjuk pada kerasulan. Yesus telah memilih dia menjadi seorang rasul, dan telah memperlakukan dia sebagai rasul. Di sini itu menunjuk pada kemurnian hati, dan Yesus secara implicit menunjukkan bahwa sekalipun Yudas telah dipilih pada jabatan dari kerasulan, tetapi ia tidak dipilih pada kemurnian dari hati dan kehidupan. Sisa yang sebelas telah dipilih, dan akan diselamatkan. Tetapi bukanlah kesalahan Yesus bahwa Yudas tidak diselamatkan, karena ia diterima pada pengajaran yang sama, keakraban yang sama, jabatan yang sama; tetapi cintanya yang menjijikkan / sangat buruk terhadap emas mendapatkan pengaruh yang menguasai / mengontrol, dan membuat sia-sia semua cara yang digunakan untuk pertobatannya.]. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 6:70-71): [= Yesus lalu bertanya, Bukankah Aku Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? ... Pemilihan ini bukanlah pemilihan kepada keselamatan, tetapi merupakan panggilan Yesus kepada mereka untuk melayani Dia. Tetapi, Ia berkata, seorang di antaramu adalah Iblis! Dalam terang dari Yoh 13:2,27, pekerjaan Iblis / Setan dalam diri Yudas adalah sama dengan Yudas adalah Iblis. ... Yudas merupakan tokoh yang tragis / menyedihkan, dipengaruhi oleh Setan / Iblis; tetapi ia bertanggung jawab untuk pilihan-pilihan jahatnya sendiri.]. 

Yoh 13:2,27 - “(2) Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. ... (27) Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’”. 

Calvin (tentang Yoh 13:18): [= ‘Aku tahu siapa yang telah Kupilih’. Keadaan ini - bahwa mereka akan bertekun - Ia anggap berasal dari pemilihan mereka; karena kebaikan manusia, merupakan sesuatu yang lemah, akan gemetar pada setiap angin sepoi-sepoi, dan akan menyerah oleh pukulan yang paling lemah, seandainya Tuhan tidak menegakkan / menguatkannya oleh tanganNya. Tetapi karena Ia memerintah mereka yang telah Ia pilih, semua mesin-mesin yang bisa Iblis gunakan tidak akan menghalangi mereka dari ketekunan sampai akhir dengan keteguhan yang tak tergoyahkan. Dan Ia menganggap bahwa bukan hanya ketekunan mereka berasal dari pemilihan mereka, tetapi juga kemajuan dari kesalehan mereka. Dari mana timbulnya bahwa satu orang, dan bukannya orang yang lain, membaktikan dirinya sendiri pada firman Allah? Itu adalah karena ia dipilih. Juga, dari mana timbulnya bahwa orang ini membuat kemajuan, dan terus membimbing suatu kehidupan yang baik dan kudus, kecuali karena rencana Allah tidak bisa berubah, untuk melengkapi / menyempurnakan pekerjaan yang dimulai oleh tanganNya? Singkatnya, ini adalah sumber dari pembedaan antara anak-anak Allah dan orang-orang yang tidak percaya, bahwa yang terdahulu ditarik kepada keselamatan oleh Roh adopsi, sedangkan yang belakangan didorong untuk pergi cepat-cepat pada kehancuran oleh daging mereka, yang tidak ada di bawah pengekangan. Kalau tidak, Kristus bisa telah berkata, ‘Aku tahu setiap kamu akan menjadi jenis orang yang bagaimana’; tetapi supaya mereka tidak bisa mengclaim apapun untuk diri mereka sendiri, tetapi sebaliknya bisa mengakui bahwa oleh kasih karunia Allah saja, dan bukan oleh kebaikan mereka sendiri, mereka berbeda dengan Yudas, Ia menempatkan di depan mereka bahwa pemilihan oleh kasih karunia yang cuma-cuma itu pada mana mereka didirikan. Karena itu, hendaklah kita belajar bahwa setiap bagian dari keselamatan kita tergantung pada pemilihan.]. 

Calvin (tentang Yoh 13:18): [= Dalam text yang lain, Ia memasukkan Yudas dalam jumlah orang-orang pilihan. Bukankah Aku telah memilih kamu yang dua belas ini, dan satu dari kamu adalah Iblis? (Yoh 6:70). Tetapi dalam text itu cara menyatakan, sekalipun berbeda, bukanlah kebalikannya; karena disana kata itu menunjuk pada suatu pemilihan sementara, dengan mana Allah menetapkan kita pada suatu pekerjaan khusus apapun; dengan cara yang sama seperti Saul, yang dipilih untuk menjadi seorang raja, tetapi adalah orang yang ditentukan untuk binasa. Tetapi di sini Kristus berbicara tentang pemilihan kekal, dengan mana kita menjadi anak-anak Allah, dan oleh mana Allah mempredestinasikan kita pada kehidupan sebelum penciptaan dunia / alam semesta. Dan memang, orang-orang yang ditentukan untuk binasa, kadang-kadang diberkati / dianugerahi oleh Allah dengan karunia-karunia Roh, untuk melaksanakan jabatan dengan mana Ia nobatkan mereka. Maka, dalam Saul, untuk suatu waktu, kami mengenali kemegahan dari kebaikan-kebaikan seorang raja, dan demikian juga Yudas dibedakan oleh karunia-karunia yang menonjol, sedemikian rupa sehingga disesuaikan dengan seorang rasul Kristus. Tetapi ini sangat berbeda dari pengudusan dari Roh Kudus, yang Tuhan tidak anugerahkan kepada siapapun kecuali kepada anak-anakNya; karena Ia memperbaharui mereka dalam pengertian dan hati, supaya mereka bisa kudus dan tak bercacat dalam pandanganNya. Disamping itu, pengudusan itu mempunyai suatu akar yang dalam di dalam mereka, yang tidak bisa disingkirkan; karena pengadopsian Allah adalah tanpa penyesalan. Sementara itu, hendaklah kita menganggapnya sebagai suatu hal yang tetap, bahwa itu merupakan hasil dari pemilihan Allah, pada waktu, setelah memeluk / mempercayai dengan iman ajaran tentang / dari Kristus, kita juga mengikutinya sepanjang hidup kita; dan bahwa ini adalah satu-satunya penyebab dari kebahagiaan kita, dengan mana kita dibedakan dari orang-orang yang ditentukan untuk binasa; karena mereka, tanpa mempunyai kasih karunia dari Roh, binasa secara menyedihkan, sementara kita mempunyai Kristus sebagai Penjaga kita, yang membimbing kita oleh tanganNya, dan menegakkan kita oleh kuasaNya.]. 

The Biblical Illustrator (New Testament) - tentang Yoh 6:70-71: “WHY DID CHRIST CHOOSE A MAN WHOM HE KNEW TO BE A DEVIL.? A hard question, but there is one harder still. Why did Jesus choose you?” [= Mengapa Kristus memilih seseorang yang Ia tahu adalah Iblis? Suatu pertanyaan yang sukar, tetapi ada satu pertanyaan yang lebih sukar. Mengapa Yesus memilih kamu?]. 

Ini merupakan sesuatu yang membutuhkan perenungan, supaya kita bisa menyadari kasih Allah kepada kita yang sebetulnya sama sekali tidak layak kita terima. 

Yudas Iskariot(5) 

3) Hebatnya orang kristen KTP yang satu ini (Yudas Iskariot) tidak meninggalkan Yesus pada saat banyak / semua orang kristen KTP yang lain meninggalkan Yesus! 

a) Pada saat Yesus memberi ajaran yang keras. 

Yoh 6:60-71 - “(60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: ‘Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?’ (61) Yesus yang di dalam hatiNya tahu, bahwa murid-muridNya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: ‘Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? (62) Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? (63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’ (66) Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’ (68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’ (70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

1. Banyak ‘murid’ (orang kristen KTP yang lain) bersungut-sungut tentang ajaran Yesus yang keras. 

Ada penafsir yang berpendapat bahwa ‘keras’ di sini berarti sukar dimengerti dan sukar diterima. Tetapi mayoritas penafsir beranggapan bahwa yang dimaksud dengan ‘keras’ [Inggris: ‘hard’ / ‘sukar’] di sini, bukanlah sukar dimengerti, tetapi sukar untuk diterima. 

NIV: ‘This is hard teaching. Who can accept it?’ [= Ini adalah ajaran yang keras. Siapa yang dapat menerimanya?]. 

Lenski (tentang Yoh 6:60): [= Murid-murid ini mendapati apa yang Yesus katakan σκληρός / SKLEROS, ‘kaku / keras’, kering dan keras, seperti sebuah ranting yang telah menjadi mudah patah. Kata itu tidak berarti gelap dan sukar dimengerti tetapi bersifat menyinggung, menjengkelkan / tidak menyenangkan / bersifat menyerang, mustahil untuk diterima dan dipercaya.]. 

William Barclay (tentang Yoh 6:59-65): [= Kata Yunaninya adalah SKLEROS, yang bukan berarti sukar untuk dimengerti tetapi sukar untuk diterima. ... Sampai hari ini banyak orang menolak Kristus, bukan karena Ia membingungkan intelek, tetapi karena Ia menantang kehidupan mereka.]. 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:60: “It was the part they could understand rather than the part they could not that bothered them.” [= Adalah bagian yang dapat mereka mengerti dan bukannya bagian yang tidak dapat mereka mengerti, yang mengganggu mereka.]. 

UBS NT Handbook Series (tentang Yoh 6:60): “Jesus’ teaching is unacceptable (This teaching is too hard) precisely because it is not in accord with the people’s expectations.” [= Ajaran Yesus tidak bisa diterima (Ajaran ini terlalu keras) secara persis / tepat karena itu tidak sesuai dengan harapan-harapan orang-orang.]. 

Adam Clarke (tentang Yoh 6:60): [= ‘Ini adalah perkataan yang keras; siapa yang bisa mendengarnya?’ Siapa yang bisa mencerna ajaran seperti ini? Itu tidak bisa ditoleransi; itu tidak bisa dipraktekkan. ... Beritahu saya apakah engkau mau bahwa saya mengatakan kepadamu, suatu DUSTA YANG LUNAK / Lembut, atau kebenaran yang keras / kasar? Kata-kata yang jahat dari suatu dunia yang berdusta secara umum diterima dengan lebih baik dari pada firman yang kudus yang Allah dari kebenaran!]. 

Calvin (tentang Yoh 6:60): [= ‘Ini adalah perkataan yang keras / kasar.’ Sebaliknya, adalah dalam hati mereka, dan bukan dalam perkataan itu, bahwa kekerasan itu terletak. Tetapi dari firman Allah orang-orang reprobate / yang ditentukan binasa begitu terbiasa membentuk batu-batu untuk membenturkan diri mereka sendiri padanya, dan pada waktu oleh kekeras-kepalaan mereka, mereka maju cepat-cepat menentang Kristus, mereka mengeluh bahwa ‘perkataanNya keras / kasar’, yang seharusnya malah melunakkan mereka. Karena siapapun tunduk dengan kerendahan hati yang sungguh-sungguh pada ajaran Kristus tidak akan mendapatkan apapun di dalamnya yang ‘keras / kasar’ atau menyinggung / menyebabkan ketidak-senangan; tetapi bagi orang-orang yang tidak percaya, yang menentang diri mereka sendiri dengan kekeras-kepalaan, itu akan menjadi ‘suatu palu yang menghancurkan batu karang berkeping-keping’, seperti sang Nabi menyebutkannya, (Yeremia 23:29).]. 

Yer 23:29 - “Bukankah firmanKu seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?”. 

Hendriksen (tentang Yoh 6:61) memberikan komentar yang mirip dengan kata-kata Calvin di atas: 

“Yet, it was not the hardness of the sermon but rather the hardness of their own heart that had brought about this unfavorable reaction on their part” [= Bukan kerasnya khotbah melainkan kerasnya hati mereka yang menyebabkan reaksi yang tidak baik dari pihak mereka]. 

Calvin (tentang Yoh 6:61): “they have no reason to be offended, or, at least, that the ground of offense does not lie in the doctrine itself.” [= mereka tidak mempunyai alasan untuk tersinggung / tersandung, atau, setidaknya, bahwa dasar dari ketersinggungan / ketersandungan itu tidak terletak dalam ajaran itu sendiri.]. 

Calvin (tentang Yoh 6:66): ” [= Kita memang harus mengatur ajaran kita sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersinggung / sakit hati karena kesalahan kita ... Tetapi tidak pernah mungkin bagi kita untuk berhati-hati sedemikian rupa sehingga ajaran Kristus tidak menyinggung / menyakiti banyak orang, karena orang-orang reprobate, yang disediakan / dikhususkan untuk kebinasaan, menghisap racun dari makanan yang paling sehat / bermanfaat, dan empedu dari madu.]. 

Banyak orang tak mau mendengar ajaran saya dengan alasan ajaran saya terlalu keras. Saya kira kalau mereka mendengar ajaran Yesus, mereka juga akan menolak Dia! 

2. Jawab Yesus terhadap sungut-sungut itu. 

Yoh 6:61-65 - “(61) Yesus yang di dalam hatiNya tahu, bahwa murid-muridNya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: ‘Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? (62) Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? (63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”. 

Ay 61b (KJV): ‘Doth this offend you?’ [= Apakah ini menyinggung / menyandungi engkau?]. 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:61: [= Ini adalah peristiwa tentang demonstrasi yang lain dari kuasa-kuasa Yesus yang luar biasa tentang pengetahuan (lihat tentang 2:24; 4:18). Yesus tahu apa yang sedang terjadi dalam murid-muridNya. Sekalipun pada saat yang lebih awal orang-orang yang bersungut-sungut adalah para penentang Yesus, ‘Orang-orang Yahudi’ (ay 41), sekarang mereka adalah pengikut-pengikutNya sendiri. Mereka tidak menyukai nada dari apa yang Ia katakan sama sekali. Maka Ia bertanya kepada mereka, ‘Apakah ini menyinggung / menyandungi engkau?’ Pemilihan kata-kataNya menunjukkan bahwa Ia tahu dengan persis bagaimana keadaannya dengan mereka.]. 

Lenski (tentang Yoh 6:61): [= Yesus tak perlu diberitahu apa yang sedang terlintas dalam pikiran dari murid-murid ini. Sampai tingkat tertentu cara dalam mana Yesus melihat mereka bertindak dan berbicara bersama-sama menunjukkan kepadaNya apa yang salah. Tetapi oleh kuasaNya yang lebih tinggi Yesus mengerti semua yang ada dalam hati dari murid-murid ini (3:24,25). Seperti kemahakuasaanNya dalam mujijat-mujijat, demikianlah Ia menggunakan kemahatahuanNya berulang-ulang dalam menangani orang-orang sampai tingkat yang diperlukan dalam missiNya.]. 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:62: [= ‘kenaikan’ itu tidak boleh dipisahkan dari salib. Referensi Yohanes yang lebih awal tentang kenaikan Kristus (3:13) segera membimbing pada ‘kenaikan’ ke salib. Dalam pandangan ini kenaikan harus dilihat sebagai puncak dari seluruh seri peristiwa yang dimulai oleh penyaliban! ... Bentuk pertanyaannya kelihatannya mendukung pandangan bahwa suatu ujian yang hebat masih tersedia, dan ini adalah salib. Tetapi salib itu tidak berdiri sendiri. Penyaliban dan kebangkitan dan kenaikan berhubungan dalam suatu rangkaian yang tak bisa diputuskan. ... ‘Dimana Ia sebelumnya berada’ secara implicit menunjukkan keberadaan Kristus sebelum lahir. Adalah Pribadi yang sama yang ada bersama dengan Bapa, yang telah berinkarnasi, dan yang pada waktunya kembali ke tempat dari mana Ia datang.]. 

Calvin: “[= ‘Apakah ini menyinggung / menyandungi kamu?’ Di sini Kristus terlihat meningkatkan batu sandungan dan bukannya menyingkirkannya; tetapi siapapun memeriksa dengan sangat dekat / teliti dasar dari ketersinggungan / ketersandungan, disana ada dalam pernyataan selanjutnya apa yang seharusnya menenangkan pikiran mereka.]. 

3. Banyak ‘murid’ meninggalkan Yesus. 

Yoh 6:66 - “Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.”. 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:66:[= ‘Mulai dari waktu itu’ bisa juga diterjemahkan ‘karena alasan ini’, atau Yohanes bisa memaksudkan keduanya. Sejumlah besar dari ‘murid-muridNya’ pergi, bukan hanya dari sinagog dimana Yesus telah mengajar sampai saat itu, tetapi dari semua yang dimaksudkan dengan kemuridan. Peristiwa-peristiwa dari pasal ini telah membuatnya terlalu jelas bahwa mengikuti Dia berarti sesuatu yang berbeda dengan apapun yang telah mereka harapkan. Tak ada apapun yang dikatakan untuk memberi kita suatu gagasan yang jelas tentang pandangan-pandangan mereka, tetapi kemungkinannya adalah bahwa mereka tertarik pada kerajaan Mesias sejalan dengan pengharapan umum.]. 

Lenski (tentang Yoh 6:66): [= Perpisahan di dalam berakhir dengan perpisahan di luar. Tetapi ini bukan kehilangan / kerugian, karena, seperti Yohanes tunjukkan dalam kata-katanya dalam ay 64, Yesus tidak pernah memperhitungkan kehadiran dari murid-murid seperti itu sebagai keuntungan.]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 6:66): “They proved by this action that they were not fit for the kingdom of God (Luke 6:62).” [= Mereka membuktikan oleh tindakan ini bahwa mereka tidak cocok untuk kerajaan Allah (Luk 6:62).]. 

Catatan: Luk 6:62 itu pasti salah cetak, karena ayatnya tidak ada. Pasti yang dimaksudkan adalah Luk 9:62. 

Luk 9:62 - “Tetapi Yesus berkata: ‘Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.’”. 

4. Sikap Yesus melihat banyak orang meninggalkan Dia. 

Yoh 6:67 - “Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’”. 

Calvin: [= Pada waktu Ia bertanya apakah ‘mereka tidak pergi juga’, Ia melakukan itu untuk meneguhkan iman mereka; karena, dengan Ia sendiri menunjukkannya kepada mereka, bahwa mereka boleh tinggal dengan Dia, Ia juga mendesak mereka untuk tidak menjadi teman-teman dari orang-orang yang murtad. Dan memang, jika iman didasarkan pada Kristus, itu tidak akan tergantung pada manusia, dan tidak akan pernah bimbang, sekalipun itu harus melihat surga dan bumi bercampur.]. 

5. Kata-kata Petrus mewakili 12 murid Yesus. 

Yoh 6:68-69 - “(68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’”. 

Calvin (tentang Yoh 6:67): “By such examples, every one of the believers is taught to follow God, even though he should have no companion.” [= Dengan contoh-contoh / teladan-teladan seperti itu, setiap orang percaya diajar untuk mengikuti Allah, sekalipun ia tidak mempunyai teman.]. 

Calvin (tentang Yoh 6:68): “ [= Di sini Petrus menjawab atas nama dari semua, seperti yang ia lakukan pada peristiwa-peristiwa yang lain; karena semua mereka mempunyai pikiran yang sama, kecuali bahwa dalam Yudas disana tidak ada ketulusan.]. 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:68-69:[= Petrus menunjukkan ketidak-mungkinan mereka meninggalkan Yesus dengan bertanya kepada siapa mereka bisa pergi. Jadi ia menunjukkan bahwa ia telah mengerti secara benar apa yang Yesus katakan dalam ay 63 dengan mengatakan bahwa Yesus mempunyai ‘perkataan / firman dari hidup yang kekal’. Tak seorangpun yang telah mengenal firman yang memberi hidup dari Yesus akan pernah meninggalkan Dia. Pada waktu sekali seseorang mengenal Yesus, tak ada orang lain bisa memuaskan.]. 

6. Yudas Iskariot tetap ‘mengikuti’ Yesus! 

Yoh 6:70-71 - “(70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

Banyak orang murtad karena ajaran keras / sukar itu, dan 11 murid tetap mengikuti Yesus. Yudas Iskariot tidak mengikuti banyak orang yang murtad, tetapi ia kelihatannya mengikuti 11 murid yang tidak murtad! Jadi, kalau di gereja ini ada ajaran keras dan saudara ‘tidak murtad’, belum tentu saudara bukan orang sejenis Yudas Iskariot! 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:70-71: [= Yesus tak mengijinkan diriNya sendiri terbawa oleh semangat Petrus. Ia tahu apa yang ada di dalam manusia. Ia tahu bahwa, sekalipun mereka bermaksud baik, tetapi kata-kata Petrus melebih-lebihkan kasusnya. Ia sendiri telah memilih yang dua belas itu, dan dari lingkaran dalam ini, satu bukan hanya akan pergi seperti murid-murid pinggiran itu telah pergi. Ia adalah ‘Iblis’, dan dalam roh / semangat dari Iblis ia akan menentang secara aktif apa yang Yesus pertahankan. Yohanes menambahkan suatu catatan yang memberi penjelasan. Kata-kata itu diterapkan kepada Yudas, yang namanya diberikan secara lengkap dengan kekhidmatan. Untuk ‘mengkhianat’ lihat tentang ay 64. Di sini itu didahului dengan suatu tambahan, ‘salah seorang dari dua belas murid’ (kata ‘though’ / ‘sekalipun’ dalam NIV merupakan suatu penambahan untuk mengeluarkan artinya).]. 

Yoh 6:71 (NIV): ‘He meant Judas, the son of Simon Iscariot, who, though one of the Twelve, was later to betray him.’ [= Ia memaksudkan Yudas, anak dari Simon Iskariot, yang sekalipun satu dari dua belas murid, belakangan akan mengkhianati Dia]. 

Jamieson, Fausset & Brown: [= Sempitnya lingkungan dari mereka yang berkumpul di sekeliling kebenaran, dan ketidak-populeran dari pengakuan mereka, bukanlah jaminan bahwa semua mereka bersungguh hati; karena bahkan satu dari yang 12 itu adalah seorang setan.]. 

Bandingkan dengan gereja kita yang kecil ini, yang ajarannya juga ‘tidak populer’. Ini bukan jaminan bahwa tidak ada ‘setan’ dalam gereja ini! 

William Hendriksen (tentang Mat 10:4): ” [= Sementara orang-orang lain, pada waktu mereka merasa bahwa mereka tidak bisa lebih lama lagi menyetujui atau bahkan mentoleransi ajaran-ajaran Kristus, memutuskan hubungan mereka sendiri dengan Dia (Yoh 6:66), Yudas tetap tinggal, seakan-akan ia setuju sepenuhnya dengan Dia.]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 6:70-71): [= Istilah DIABOLOS berarti pemfitnah, penuduh palsu. Orang satu ini adalah pelayan, alat dari Iblis. Karakter iblisnya terlihat khususnya dari fakta ini bahwa sementara orang-orang lain, begitu banyak dari mereka, telah meninggalkan Tuhan pada waktu mereka merasa bahwa mereka tidak bisa setuju dengan Dia dan pada waktu mereka memberontak terhadap / menentang karakter rohani dari pengajaranNya, satu individu ini tetap tinggal dengan Dia, seakan-akan ia setuju sepenuhnya dengan Yesus!]. 

Lenski (tentang Yoh 6:70): [= Murid-murid yang lain itu, yang tidak percaya kepada Yesus, meninggalkan Dia, dan tak ada dimanapun orang-orang seperti itu disebut ‘Iblis’; tetapi Yudas tetap tinggal, tinggal bahkan sebagai salah satu dari 12 murid / rasul, tinggal dan menyetujui pengakuan Petrus, bukan dengan kemunafikan yang biasa, tetapi dengan penipuan yang bersifat dusta, seperti yang Yesus nyatakan tentang Iblis sendiri dalam 8:44.]. 

b) Pada saat Yesus berulang kali mengajar tentang uang. 

Misalnya: 

Mat 6:19-24 - “(19) ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; (23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. (24) Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”. 

Mat 19:21-24 - “(21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”. 

Luk 16:9-13 - “(9) Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.’ (10) ‘Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. (11) Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? (12) Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? (13) Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”. 

Luk 12:15-21 - perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. 

Luk 12:15-21 - “(15) KataNya lagi kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.’ (16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kataNya: ‘Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. (17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. (18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.’”. 

Luk 16:19-31 - cerita Lazarus dan orang kaya. 

Luk 16:19-31 - “(19) ‘Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. (27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”. 

Bagi Yudas Iskariot yang adalah orang yang cinta uang, ini pasti merupakan ajaran keras yang tidak menyenangkan untuk telinganya. Hebatnya orang ini terus bertahan dalam ‘mengikut’ Yesus!! 

Yudas Iskariot(6) 

V) Pengkhianatan Yudas Iskariot. 

1) Yudas Iskariot makin lama makin memburuk, dan akhirnya mengkhianati Yesus. 

a) Pengkhianatan Yudas Iskariot ini telah dinubuatkan. 

Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”. 

Ini dikutip dari Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”. 

Sekarang akan kita bahas kedua ayat ini, Maz 41:10 dulu, lalu Yoh 13:18. 

1. Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”. 

a. Kata-kata ‘sahabat karibku’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘the man of my peace’ [= orang dari damaiku], artinya orang dengan siapa aku tak punya pertentangan / perbedaan, orang dengan siapa aku ada dalam perkumpulan. 

Boleh dikatakan semua penafsir menerapkan ini kepada Ahitofel, ex penasihat Daud. 

2Sam 15:12 - “Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom.”. 

b. ‘Yang kupercayai’. 

Sebagai penasihat, jelas bahwa Ahitofel merupakan orang yang dipercayai oleh Daud. Spurgeon melihat ini sebagai suatu persamaan dengan Yudas sebagai bendahara, suatu jabatan yang menunjukkan bahwa ia dipercayai. Tetapi Jamieson, Fausset & Brown dan The Bible Exposition Commentary mengatakan bahwa dalam Yoh 13:18 Yesus membuang bagian ini, karena Ia tahu Yudas bukan orang percaya, dan tidak bisa Ia percayai. 

Bdk. Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”. 

Bdk. Yoh 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”. 

c. ‘Yang makan rotiku’. 

Kelihatannya Ahitofel, sebagai penasihat Daud, tinggal di istana Daud, dan makan bersama-sama dengan Daud. Ini sama seperti Yudas yang makan bersama-sama dengan Yesus. 

d. ‘Telah mengangkat tumitnya terhadap aku’. 

Spurgeon menganggap ungkapan ini menggambarkan seekor kuda yang menendang ke belakang, tetapi Calvin menafsirkan sebagai orang yang secara menjijikkan menyerang kita, justru pada waktu kita sedang mengalami kesukaran. Saya lebih setuju dengan tafsiran Calvin. 

Ahitofel bukan hanya tidak menolong Daud pada saat pemberontakan Absalom, tetapi bahkan meninggalkannya, dan berpihak kepada Absalom, dan memberi nasihat kepada Absalom untuk menghancurkan Daud. 

2Sam 17:1-3 - “(1) Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: ‘Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. (2) Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. (3) Demikianlah aku akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja, sedang seluruh rakyat tetap selamat.’”. 

Pengkhianatan Ahitofel ini menjadi TYPE dari pengkhianatan Yudas, yang menjual gurunya dengan harga 30 keping perak. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Maz 41:10): “Ahithophel, ‘David’s counselor’ (2 Sam 15:12), who deserted to Absalom, typifies Judas, as David does Christ. Ahithophel’s and Judas’ end, as their course, was alike (2 Sam 17:23; Matt 27:5).” [= Ahitofel, penasihat Daud (2Sam 15:12), yang membelot kepada Absalom, merupakan TYPE dari Yudas, seperti Daud merupakan TYPE dari Kristus. Akhir dari Ahitofel dan Yudas, berkenaan dengan perjalanan hidup mereka, adalah mirip / serupa (2Sam 17:23; Mat 27:5).]. 

2Sam 17:23 - “Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya.”. 

Mat 27:5 - “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.”. 

C. H. Spurgeon (tentang Maz 41:10): [= Penderitaan dari gereja, seperti penderitaan-penderitaan dari Sang Penebus, biasanya dimulai di rumah: musuh-musuhnya yang terang-terangan tak bisa merugikan / melukainya, sampai orang-orang yang berpura-pura menjadi sahabat-sahabatnya menyerahkannya ke dalam tangan mereka; dan sekalipun kelihatannya tidak wajar / alamiah, mereka yang telah menjadi gemuk karena kelimpahannya, kadang-kadang adalah yang pertama-tama ‘mengangkat tumit’ terhadapnya. George Horne.]. 

Calvin (tentang Maz 41:10): [= Merupakan sesuatu yang perlu bahwa apa yang dimulai dalam Daud harus digenapi sepenuhnya dalam Kristus; dan karena itu, harus terjadi, bahwa hal yang sama harus digenapi dalam setiap anggota-anggotanya, yaitu, bahwa mereka tidak hanya harus menderita dari kekerasan dan kekuatan lahiriah / luar, tetapi juga dari musuh-musuh di dalam, yang selalu siap untuk mengkhianati mereka, seperti yang Paulus nyatakan bahwa Gereja akan diserang, bukan hanya oleh ‘perkelahian-perkelahian di luar’, tetapi juga oleh ‘ketakutan-ketakutan di dalam’ (2Kor 7:5).]. 

2Kor 7:5 - “Bahkan ketika kami tiba di Makedonia, kami tidak beroleh ketenangan bagi tubuh kami. Di mana-mana kami mengalami kesusahan: dari luar pertengkaran dan dari dalam ketakutan.”. 

Bandingkan dengan: 

· Mat 24:10 - “dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.”. 

· Mark 13:12 - “Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.”. 

· Luk 21:16 - “Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh”.

2. Yoh 13:18-19 - “(18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. (19) Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.”. 

Calvin (tentang Yoh 13:18): [= ‘Supaya Kitab Suci bisa digenapi’. Bisa dianggap sebagai tidak patut bahwa seseorang telah dipilih pada suatu kedudukan yang begitu terhormat, yang tidak memiliki kesalehan yang benar; ... Ia menjelaskan bahwa ini harus terjadi, karena itu telah diramalkan; atau setidaknya, bahwa itu bukanlah peristiwa yang baru, karena Daud telah mengalami hal yang sama. Karena beberapa orang berpikir bahwa ini adalah suatu ramalan yang dikutip, yang secara tepat diterapkan kepada Kristus; sedangkan orang-orang lain berpikir bahwa ini semata-mata adalah suatu perbandingan, bahwa, seperti Daud dikhianati secara buruk oleh seorang musuh pribadi, demikian juga suatu kondisi yang mirip menunggu anak-anak Allah. ... Tetapi, seperti dalam Daud disana dibayangkan apa yang belakangan harus dilihat dengan lebih penuh dalam Kristus, saya dengan cepat setuju dengan penafsir-penafsir yang lebih awal, yang berpikir bahwa ini secara ketat merupakan penggenapan dari hal itu yang Daud, oleh Roh nubuatan, telah ramalkan, (Maz 41:10).]. 

Calvin (tentang Yoh 13:18): [= ‘Mengangkat tumit’ merupakan suatu pernyataan yang bersifat kiasan, dan berarti, menyerang seseorang dengan cara yang tak terduga, dibawah kepura-puraan dari persahabatan, sehingga mendapatkan keuntungan atasnya, pada waktu ia tidak berjaga-jaga. Apa yang Kristus derita, yang adalah Kepala kita dan Pola kita, kita yang adalah anggota-anggotaNya, harus menahannya / menanggungnya dengan sabar. Dan memang itu telah biasa terjadi dalam Gereja dalam hampir setiap jaman; bahwa Gereja tidak mempunyai musuh-musuh yang lebih mendarah-daging dari pada anggota-anggota dari Gereja; dan karena itu, supaya orang-orang percaya bisa tidak diganggu pikirannya oleh kejahatan yang begitu kurang ajar, hendaklah mereka membiasakan diri mereka sendiri dari awal untuk menahan serangan-serangan dari pengkhianat-pengkhianat.]. 

C. H. Spurgeon: [= Bagi saya kelihatannya sangat menakutkan bahwa keakraban dengan Kristus menyebabkan orang ini memenuhi syarat untuk menjadi seorang pengkhianat; dan tetap merupakan sesuatu yang benar bahwa kadang-kadang keakraban dengan agama menyebabkan orang memenuhi syarat untuk menjadi orang yang murtad.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal 97. 

Calvin (tentang Yoh 13:19): [= ‘Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi’. Oleh pernyataan ini Ia mengingatkan murid-muridNya bahwa, pada waktu satu dari jumlah mereka menjadi seorang yang bejat, ini sama sekali bukan merupakan suatu alasan yang baik untuk menjadikan mereka kecil hati, tetapi itu seharusnya merupakan sesuatu yang memberikan peneguhan yang lebih penuh tentang iman mereka. Karena jika kita tidak melihat di hadapan mata kita, dalam Gereja, apa yang telah diramalkan lebih dulu tentang kesusahan-kesusahan dan pergumulan-pergumulannya, suatu keragu-raguan bisa secara benar muncul dalam pikiran kita, Dimana nubuat-nubuatnya? Tetapi ketika kebenaran dari Kitab Suci sesuai dengan pengalaman kita sehari-hari, maka kita mengerti dengan lebih jelas, bahwa Allah memperhatikan kita, dan bahwa kita diperintah / diatur oleh ProvidensiaNya.]. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:18-19): [= Yesus baru berkata bahwa keadaan diberkati datang melalui ketaatan (ay 17). Sekarang Ia menambahkan bahwa disana tidak akan ada keadaan diberkati untuk satu dari murid-murid itu. PemilihanNya tentang Yudas bukanlah suatu kecelakaan atau suatu kegagalan dalam rencana Allah. Yesus memilih seorang pengkhianat di antara 12 murid-muridNya (bdk. 6:70-71) untuk menggenapi Kitab Suci, yaitu Maz 41:10. Seperti Daud dikhianati oleh teman semejanya yang dipercayai, Ahitofel, yang lalu menggantung dirinya sendiri (2Sam 16:20-17:3,23), begitu juga Yudas, teman dekat Yesus, mengkhianati Dia dan lalu menggantung dirinya sendiri. Sekalipun tindakan Yudas diketahui lebih dulu oleh Allah, ia sepenuhnya bersalah.]. 

Yoh 13:17 - “Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.”. 

Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”. 

2Sam 16:20-17:3,23 - “(16:20) Kemudian berkatalah Absalom kepada Ahitofel: ‘Berilah nasihat; apakah yang harus kita perbuat?’ (16:21) Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom: ‘Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar, bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya.’ (16:22) Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel. (16:23) Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom. (17:1) Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: ‘Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. (17:2) Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. (17:3) Demikianlah aku akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja, sedang seluruh rakyat tetap selamat.’ ... (17:23) Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya.”. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yoh 13:18): [= Jangan heran bahwa satu orang telah dimasukkan ke dalam jumlahmu yang bukanlah milikKu: itu bukan kecelakaan: disana tidak ada kesalahan; itu hanyalah supaya ia bisa menggenapi nasibnya yang telah diramalkan.]. 

3. Adanya nubuat tentang pengkhianatan Yudas tidak membuang tanggung jawab Yudas atas pengkhianatannya. 

Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”. 

Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”. 

b) Apa motivasi / alasan pengkhianatan Yudas? 

1. Iblis ‘masuk’ ke dalam Yudas. 

Luk 22:3-6 - “(3) Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (4) Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. (5) Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. (6) Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak.”. 

Yoh 13:2 - “Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.”. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 26:14): [= Lukas berkata bahwa Iblis masuk ke dalam Yudas. Artinya, Iblis mencobai (menghasut) nya untuk melakukannya. Mungkin Ia mencobai Yudas dengan membangkitkan ketamakannya, nafsu memerintahnya, dan dengan mengusulkan bahwa sekarang adalah kesempatan yang baik untuk mendapatkan uang dengan cepat dengan menjual Tuhannya.]. 

Calvin (tentang Mat 26:14): [= Karena itu, dengan alasan yang baik Lukas secara explicit mengatakan bahwa ‘Iblis masuk ke dalam Yudas’; bukan bahwa Roh Allah tadinya mengarahkan dia, karena ia tidak akan telah menyerahkan diri pada pencurian dan perampokan, seandainya ia bukan hamba dari Iblis. Tetapi Lukas memaksudkan, bahwa pada saat itu ia sepenuhnya diserahkan kepada Iblis, sehingga seperti seseorang yang putus asa, ia dengan keras / tiba-tiba mencari kehancurannya. Karena sekalipun Iblis setiap hari mendorong kita pada kejahatan-kejahatan, dan memerintah di dalam kita, pada waktu ia menggerakkan kita cepat-cepat ke dalam suatu jalan dari kejahatan yang luar biasa; tetapi ia dikatakan ‘masuk’ ke dalam orang yang ditentukan untuk binasa, pada waktu ia memiliki seluruh pikiran / perasaan mereka, membuang rasa takut kepada Allah, memadamkan terang dari akal, dan menghancurkan setiap rasa malu. Keextriman dari pembalasan Allah ini tidak dijalankan pada siapapun kecuali pada mereka yang telah diserahkan pada kehancuran. Karena itu, marilah kita belajar untuk bertobat pada awal, supaya jangan kekerasan yang berlangsung lama harus meneguhkan pemerintahan Iblis di dalam kita; karena begitu kita ditinggalkan pada pemerintahan mutlak yang menekan ini, keganasannya tidak akan mempunyai batasan. Secara khusus layak diperhatikan bahwa penyebab dan sumber dari kebutaan yang begitu besar dalam Yudas adalah ketamakan, yang membuatnya jelas bahwa itu secara benar disebut / dinyatakan oleh Paulus sebagai ‘akar segala kejahatan’, (1Tim 6:10).]. 

1Tim 6:10 - “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”. 

Contoh: ISIS lakukan kejahatan / kekejaman tanpa perasaan / rasa takut kepada Allah, merupakan contoh dari orang yang telah ‘dimasuki’ Iblis, sama seperti Yudas. 

Calvin (tentang Yoh 13:2): [= Memang tidak ada kejahatan, yang dilakukan oleh manusia, pada mana Iblis tidak menggerakkan mereka, ... Tetapi sekalipun nafsu manusia dinyalakan / dikobarkan menjadi nyala api yang lebih ganas oleh kipas angin Iblis, tetap itu tidak berhenti menjadi sebuah tungku api; itu mengandung nyala api yang dinyalakan / dikobarkan dalam dirinya sendiri, itu menerima dengan kegemaran yang besar hasutan / pengobaran dari kipas angin, sehingga tidak ada dalih yang tertinggal bagi orang-orang jahat.]. 

Jadi jelas bahwa sekalipun Yudas mengkhianat karena hasutan setan, tetapi ia sendiri memang juga adalah orang brengsek, dan karena itu jelas ia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya. 

2. Alasan di dalam diri Yudas sendiri. 

William Barclay, dalam komentarnya tentang Mat 26:14-16, mengatakan ada 3 kemungkinan alasan mengapa Yudas Iskariot mengkhianati Yesus: 

a. Karena uang / ketamakan. 

b. Yudas Iskariot adalah seorang patriot, yang tadinya mengira Yesus yang mempunyai kuasa yang luar biasa itu akan mengalahkan Romawi. Tetapi ia lalu melihat bahwa Yesus mengambil jalan yang berbeda, yang menunjuk pada salib. Kekecewaannya menyebabkan ia benci kepada Yesus, dan lalu mengkhianatiNya. Semua ini terjadi karena ia melihat bahwa Yesus bukanlah seperti yang ia inginkan. 

c. Mungkin Yudas tak pernah menginginkan kematian Yesus. Ia hanya menganggap Yesus terlalu lambat dalam bertindak, dan ia mau memaksa Yesus untuk bertindak lebih cepat. Ia berpikir kalau ia menyerahkan Yesus ke tangan orang-orang Yahudi / Romawi, Yesus akan terpaksa menggunakan kuasaNya untuk menghancurkan mereka. Ini menjelaskan mengapa setelah Yesus tetap menyerah / tak melawan sekalipun dijatuhi hukuman mati, Yudas lalu menyesali tindakannya. 

Barclay (tentang Mat 26:14-16): [= Bagaimanapun kita memandangnya, tragedi Yudas adalah bahwa ia menolak untuk menerima Yesus sebagaimana adanya, dan berusaha untuk membuatNya menjadi seperti yang ia inginkan. Bukanlah Yesus yang bisa diubah oleh kita, tetapi kita yang harus diubah oleh Yesus. Kita tidak pernah menggunakan Dia untuk tujuan-tujuan kita; kita harus tunduk untuk digunakan untuk tujuan-tujuanNya. Tragedi dari Yudas adalah tragedi dari seseorang yang mengira bahwa ia tahu lebih baik dari Allah.]. 

Mayoritas penafsir menganggap Yudas mengkhianati Yesus hanya karena ketamakan / uang. Kalau kita melihat Injil Matius dan Markus, maka Yudas mulai melakukan tindakan pengkhianatannya (Mat 26:14-16 Mark 14:10-11) segera setelah peristiwa pengurapan Yesus oleh Maria dengan minyak wangi yang mahal (Mat 26:6-13 Mark 14:3-9). Jadi rupanya, kejengkelannya karena tidak bisa mendapatkan uang 300 dinar hasil penjualan minyak wangi Maria, menyebabkan ia lalu menjual Gurunya dengan harga hanya 30 keping perak (sekitar 120 dinar). 

Mat 26:8-16 - “(8) Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: ‘Untuk apa pemborosan ini? (9) Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.’ (10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: ‘Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. (11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu, ia membuat suatu persiapan untuk penguburanKu. (13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.’ (14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (15) Ia berkata: ‘Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?’ Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”. 

Mark 14:4-11 - “(4) Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: ‘Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? (5) Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.’ Lalu mereka memarahi perempuan itu. (6) Tetapi Yesus berkata: ‘Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. (7) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (8) Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. TubuhKu telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburanKu. (9) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.’ (10) Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. (11) Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”. 

Matthew Henry (tentang Mat 26:14-16): [= Apa yang ia minta dalam pertimbangan dari usaha ini; ‘Apa yang hendak kamu berikan kepadaku’ (Mat 26:15). Ini adalah satu-satunya hal yang membuat Yudas mengkhianati Tuannya; ia berharap untuk mendapatkan uang olehnya: ... bukanlah kebencian terhadap Tuannya, ataupun pertengkaran apapun denganNya, tetapi semata-mata cinta uang; itu, dan tak ada yang lain, membuat Yudas seorang pengkhianat.]. 

Adam Clarke (tentang Mat 26:16): [= Dari Yoh 12:6, kita mengetahui bahwa Yudas, yang adalah bendahara bagi Tuhan kita dan murid-muridNya (karena ia membawa kas / kantong uang), adalah seorang pencuri, dan sering mencuri suatu bagian dari apa yang diberikan untuk sokongan dari keluarga kudus ini. Karena kecewa tentang mangsa / rampasan yang ia harapkan untuk miliki dari penjualan minyak wangi yang mahal, Mat 26:9, ia menjual Tuan / Gurunya untuk menggantikan jumlah uang itu. Seorang Yahudi sepenuhnya!]. 

Calvin (tentang Yoh 12:6): [= Kita diajar oleh contoh ini bahwa keinginan untuk memiliki adalah seekor binatang yang menakutkan; kehilangan yang menurut Yudas telah ia derita melalui kehilangan kesempatan mencuri, membangkitkan kemarahannya sedemikian rupa sehingga ia tidak ragu-ragu untuk mengkhianati Kristus.]. 

Calvin (tentang Mat 26:14):[= Merupakan suatu ketololan yang mengherankan dan luar biasa bahwa ia menganggap dirinya sendiri telah menemukan, dalam pemborosan dari minyak wangi itu, suatu alasan yang adil untuk suatu kejahatan yang begitu menjijikkan; ... Tetapi kita melihat dalam cermin ini betapa besar kebutaan dari keinginan-keinginan yang jahat, dan betapa dengan kuat keinginan-keinginan itu menggoda pikiran. Yudas dibakar dengan keinginan untuk mencuri; praktek yang lama telah mengeraskan dia dalam kejahatan; dan sekarang pada waktu ia tidak menemukan mangsa lain, ia tidak segan-segan untuk mengkhianati secara hina / rendah sampai mati Anak Allah, sang Pencipta kehidupan, dan, sekalipun dikekang oleh suatu nasehat yang kudus, cepat-cepat maju dengan ganas.]. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 26:15): “ [= ‘Tiga puluh keping perak’. ... Ini adalah harga ‘dari seorang budak’ (lihat Kel 21:32), dan rasanya bukanlah bahwa jumlah itu ditentukan oleh mereka untuk menunjukkan ‘kejijikan / penghinaan’ tentang Yesus, dan bahwa mereka menganggap Dia sebagai bernilai rendah. Disana juga tak ada keraguan, bahwa mereka mengerti bahwa demikian besar keinginan Yudas untuk mendapatkan uang, sehingga ia akan mengkhianati Tuhannya untuk jumlah berapapun.]. 

Kel 21:32 - “Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu.”. 

Adam Clarke (tentang Mat 26:16): [= Oh! Terkutuklah kesenangan / keinginan terhadap emas! Yudas secara layak dianggap sebagai salah satu orang yang paling memalukan / buruk reputasinya, tindakannya hina / rendah melampaui penggambaran, dan motivasinya menjijikkan. Tetapi berapa banyak orang, sejak jamannya, telah berjalan di jalan yang sama! Betapa banyak orang, demi kekayaan duniawi, telah menolak / menyangkal agama dari Tuhan dan Tuan / Guru mereka, dan menjual Yesus, dan kepentingan mereka di surga, untuk bagian yang berumur pendek dari harta duniawi!]. 

John Henry Jowett: [= Dan ‘pengkhianatan gelap’ ini adalah demi uang! Tuhan Kemuliaan ditukar dengan 30 keping perak! Dan perbedaan antara Yudas dan banyak orang adalah bahwa mereka sering menjual Tuhan mereka dengan harga kurang dari itu / harga yang lebih murah! Tuhan yang baik, selamatkanlah / lepaskanlah aku dari kuasa Mammon / dewa uang, dan dari kebutaan yang menimpa korban-korbannya!] - ‘Spring of the Living Water’, March 23. 

Yudas Iskariot(7) 

c) Harga 30 uang / keping perak. 

Mat 26:15 - “Ia berkata: ‘Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?’ Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.”. 

Luk 22:5 - “Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya.”. 

Mark 14:11 - “Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”. 

Matius mengatakan ‘membayar’ tetapi Markus dan Lukas mengatakan ‘berjanji / bermupakat untuk membayar / memberi uang’. UBS New Testament Handbook Series dalam tafsirannya tentang Mat 26:15 mengatakan bahwa dalam bahasa Yunani kata kerja itu memang bisa diartikan ‘setuju untuk membayar’ atau ‘menawarkan’. 

Mat 26:15b (KJV): ‘And they covenanted with him for thirty pieces of silver.’ [= Dan mereka berjanji dengan dia untuk 30 keping perak.]. 

Jadi, tak ada kontradiksi dalam hal ini. 

UBS New Testament Handbook Series (tentang Mat 26:15): [= ‘Membayar’ ... Kata kerja Yunaninya sendiri mempunyai sejumlah arti-arti yang berbeda, dan itu bisa digunakan dalam arti ‘menawarkan’ atau ‘setuju untuk membayar’]. 

Mat 27:3-10 - “(3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (4) dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’ Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’ (5) Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. (6) Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: ‘Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.’ (7) Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. (8) Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. (9) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: ‘Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, (10) dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku.’”. 

Bandingkan harga 30 keping perak ini dengan Zakh 11:12-13 - “(12) Lalu aku berkata kepada mereka: ‘Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!’ Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak. (13) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Serahkanlah itu kepada penuang logam!’ - nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN.”. 

1. Mengapa Matius mengatakan ‘nabi Yeremia’ dan bukan ‘nabi Zakharia’? 

Mat 27:9 - “Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: ‘Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel,”. 

Ada bermacam-macam tafsiran / jawaban: 

a. Matius salah (Pulpit Commentary). 

Ia mengira ayat itu ada dalam Yeremia, tetapi ter­nyata ada dalam Zakharia, atau ia salah tulis. 

Pandangan ini pasti disenangi oleh orang-orang Liberal (atau orang-orang anti Kristen) yang selalu justru senang kalau bisa mendapatkan kesalahan dalam Kitab Suci. Tetapi kalau kita betul-betul percaya bahwa Kitab Suci (autographnya) adalah Firman Allah yang tidak ada salahnya karena para penulisnya diil­hami / dikuasai Roh Kudus pada saat menuliskannya, maka kita harus menolak pandangan ini! 

b. Ini bukan kesalahan Matius, tetapi kesalahan penyalin yang menyalin. Ada 2 kemungkinan kesalahan penyalin: 

(1) Matius hanya menyebut ‘nabi’ (tanpa nama), tetapi penyalin menambahkan nama ‘Yeremia’ (Pulpit Commentary). Alkitab versi Syria hanya menuliskan ‘nabi’ (Matthew Henry, Adam Clarke). 

(2) Penyalin salah tulis sehingga ‘nabi Zakharia’ ia tuliskan ‘nabi Yeremia’. 

Albert Barnes mengatakan bahwa nama-nama sering ditulis dalam bentuk singkatan, dan singkatan dari Yeremia dan Zakharia mirip sehingga terjadi kesalahan penyalinan. 

c. Ada yang mengatakan (Matthew Henry, Adam Clarke, Albert Barnes) bahwa orang-orang Yahudi membagi Perjanjian Lama menjadi 3 bagian, yaitu: 

(1) Taurat. 

(2) Mazmur. 

(3) Yeremia (ini mencakup semua kitab nabi-nabi, termasuk Zakharia, dan kitab nabi Yeremia adalah kitab yang pertama). 

Karena itu, maka Matius menuliskan ‘Yeremia’, bukan ‘Zakharia’. 

Tetapi William Hendriksen menganggap teori ini tidak dapat dipercaya / diandalkan. 

d. Ada juga yang mengatakan bahwa pasal-pasal terakhir dari Zakharia memang ditulis oleh Yeremia (Pulpit Commentary, Matthew Henry). 

e. William Hendriksen dan Bible Knowledge Commentary mengatakan bahwa Matius bukan hanya memikirkan 1 bagian dari Perjanjian Lama, tetapi 2 atau lebih. Bagian yang ia tulis itu bukan hanya berhu­bungan dengan Zakh 11:12-13, tetapi juga dengan Yer 19:1-2, dan mungkin sekali juga dengan Yer 32:6-14 (yang berbicara soal pembe­lian ladang). 

Yer 19:1-15 - “(1) Beginilah pula firman TUHAN kepadaku: ‘Pergilah membeli buli-buli yang dibuat dari tanah, lalu ajaklah bersama-sama engkau beberapa orang tua-tua bangsa itu dan beberapa orang imam yang tertua, (2) kemudian berangkatlah ke Lembah Ben-Hinom yang di depan pintu gerbang Beling! Serukanlah di sana perkataan-perkataan yang akan Kusampaikan kepadamu! (3) Katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai raja-raja Yehuda dan penduduk Yerusalem! Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepada tempat ini, sehingga telinga orang yang mendengarnya, mendenging! (4) Sebab mereka telah meninggalkan Aku, telah memberikan tempat ini kepada allah asing dan telah membakar korban di sini kepada allah lain yang tidak dikenal oleh mereka sendiri dan oleh nenek moyang mereka dan oleh raja-raja Yehuda. Mereka telah membuat tempat ini penuh dengan darah orang-orang yang tidak bersalah. (5) Mereka telah mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baal untuk membakar anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada Baal, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan atau Kukatakan dan yang tidak pernah timbul dalam hatiKu. (6) Sebab itu, sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa tempat ini tidak akan disebut lagi: Tofet dan Lembah Ben-Hinom, melainkan Lembah Pembunuhan. (7) Aku akan menggagalkan rancangan Yehuda dan Yerusalem di tempat ini dan Aku akan membuat mereka rebah oleh pedang di depan musuh mereka dan oleh tangan orang-orang yang ingin mencabut nyawa mereka. Aku akan membiarkan mayat-mayat mereka dimakan oleh burung-burung di udara dan oleh binatang-binatang di bumi. (8) Aku akan membuat kota ini menjadi kengerian dan menjadi sasaran suitan. Setiap orang yang melewatinya akan merasa ngeri dan bersuit karena segala pukulan yang dideritanya. (9) Aku akan membuat mereka memakan daging anak-anaknya laki-laki dan daging anak-anaknya perempuan, dan setiap orang memakan daging temannya, dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhnya kepada mereka dan oleh orang-orang yang ingin mencabut nyawa mereka. (10) Selanjutnya pecahkanlah buli-buli itu di depan mata orang-orang yang turut bersama-sama engkau. (11) Katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Demikianlah akan Kupecahkan bangsa ini dan kota ini, seperti orang memecahkan tembikar tukang periuk, sehingga tidak dapat diperbaiki lagi. Dan Tofet akan menjadi tempat penguburan, karena tidak ada tempat lain untuk menguburkan. (12) Begitulah akan Kulakukan kepada tempat ini, demikianlah firman TUHAN, dan kepada penduduknya. Aku akan membuat kota ini seperti Tofet: (13) rumah-rumah Yerusalem dan rumah-rumah para raja Yehuda akan menjadi najis seperti tempat Tofet, yakni segala rumah yang di atas sotohnya orang membakar korban kepada segala tentara langit dan mempersembahkan korban curahan kepada allah lain.’ (14) Ketika Yeremia pulang dari Tofet, ke mana TUHAN telah mengutusnya untuk bernubuat, berdirilah ia di pelataran rumah TUHAN dan berkata kepada segenap orang banyak: (15) ‘Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini dan ke atas segala kota sekitarnya seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka, sebab mereka berkeras kepala dan tidak mendengarkan perkataan-perkataanKu.’”. 

Persamaan antara Mat 27:3-10 dengan Yer 19: 

(1) Sama-sama ada pencurahan darah orang yang tak bersalah (Mat 27:4 Yer 19:4). 

(2) Sama-sama melibatkan tokoh-tokoh agama Yahudi (Mat 27:3,6,7 Yer 19:1). 

(3) Sama-sama ada tukang periuknya (Mat 27:7,10 Yer 19:1,11). 

(4) Tofet / lembah pembunuhan dalam Yer 19:6 menurut tradisi adalah sama dengan tanah tukang periuk / tanah darah dalam Mat 27:7 (ini kata-kata Hendriksen). 

(5) Sama-sama ada tempat penguburan (Mat 27:7 Yer 19:11). 

Tetapi, sekalipun Matius memikirkan beberapa bagian Perjanjian Lama, ia menuliskan bagian-bagian itu atas nama salah satu orang saja, yaitu Yeremia (karena Yeremia adalah nabi yang lebih besar dibandingkan Zakharia). 

Hal seperti ini juga terjadi dalam Mark 1:2-3. Mark 1:2 sebetulnya mengutip Mal 3:1, dan Mark 1:3 mengutip Yes 40:3. Tetapi Markus menggabungkan kedua bagian itu dan menuliskannya hanya atas nama satu orang saja yaitu Yesaya (karena Yesaya adalah nabi yang lebih besar dari Maleakhi). 

Mark 1:2-3 - “(2) Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagiMu; (3) ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya,’”. 

Mal 3:1a - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu!”. 

Yes 40:3 - “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”. 

f. Kata-kata itu memang diucapkan oleh Yeremia, tetapi dituliskan oleh Zakharia (Albert Barnes, Loraine Boettner). 

Loraine Boettner: [= Banyak pengkritik mengclaim bahwa referensi kepada Yeremia dalam Mat 27:9 merupakan suatu kesalahan, dan bahwa referensi itu seharusnya kepada Zakharia (11:12,13). Tetapi ini kelihatannya merupakan suatu kasus ‘penyebutan sesudahnya’ seperti Kis 20:35 dan Yudas 14. Matius berkata bahwa Yeremia ‘mengatakan’ kata-kata ini, dan jelas bahwa tidak ada orang yang bisa membuktikan sebaliknya. Rupanya Yeremia mengucapkan kata-kata itu, Zakharia menuliskan kata-kata itu, dan Matius, dibawah pimpinan Roh Kudus, mengutip kata-kata itu dan menganggapnya berasal dari Yeremia. Mungkin Matius mempunyai kitab-kitab lain yang menganggap kata-kata itu berasal dari Yeremia, tetapi kitab-kitab itu lalu hilang. Fakta bahwa kutipan Matius itu tidak persis sama seperti dengan yang didapatkan dalam Zakharia juga bisa menunjukkan bahwa ia mempunyai kitab-kitab yang lain.] - ‘Studies in Theology’, hal 31. 

Catatan: 

Kis 20:35 - “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.’”. 

Yudas 14 - “Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya,”. 

2. Benarkah pengkhianatan Yudas Iskariot yang menjual Yesus dengan harga 30 uang perak merupakan penggenapan dari nubuat dalam Zakh 11:12-13? 

Untuk itu mari kita melihat seluruh kontext dari ayat dalam Zakh 11 ini: 

Zakh 11:1-17 - “(1) Bukalah pintu-pintumu, hai Libanon, supaya api dapat memakan pohon-pohon arasmu. (2) Merataplah, hai pohon sanobar, sebab sudah rebah pohon aras dan sudah dirusakkan pohon-pohon yang hebat! Merataplah, hai pohon-pohon tarbantin Basan, sebab telah rata hutan yang lebat itu! (3) Dengar, para gembala meratap! Sebab kemegahan mereka sudah dirusakkan. Dengar, singa-singa mengaum! Sebab sudah dirusakkan kebanggaan sungai Yordan. (4) Beginilah firman TUHAN Allahku kepadaku: ‘Gembalakanlah domba-domba sembelihan itu! (5) Orang-orang yang membelinya menyembelihnya dengan tidak merasa bersalah dan orang-orang yang menjualnya berkata: Terpujilah TUHAN! Aku telah menjadi kaya! Dan orang-orang yang menggembalakannya tidak mengasihaninya. (6) Sebab Aku tidak lagi akan mengasihani penduduk bumi, demikianlah firman TUHAN, melainkan sesungguhnya, Aku akan menyerahkan manusia masing-masing ke dalam tangan gembalanya dan ke dalam tangan rajanya; mereka ini akan menghancurkan bumi dan Aku tidak akan melepaskan seorangpun dari tangan mereka.’ (7) Maka aku menggembalakan domba-domba sembelihan itu untuk pedagang-pedagang domba. Aku mengambil dua tongkat: yang satu kusebutkan ‘Kemurahan’ dan yang lain kusebutkan ‘Ikatan’; lalu aku menggembalakan domba-domba itu. (8) Dalam satu bulan aku melenyapkan ketiga gembala itu. Kemudian aku tidak dapat menahan hati lagi terhadap domba-domba itu, dan merekapun merasa muak terhadap aku. (9) Lalu aku berkata: ‘Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!’ (10) Aku mengambil tongkatku ‘Kemurahan,’ lalu mematahkannya untuk membatalkan perjanjian yang telah kuikat dengan segala bangsa. (11) Jadi dibatalkanlah perjanjian pada hari itu, maka tahulah pedagang-pedagang domba [KJV: ‘the poor of the flock’] yang sedang mengamat-amati aku, bahwa itu adalah firman TUHAN. (12) Lalu aku berkata kepada mereka: ‘Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!’ Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak. (13) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Serahkanlah itu kepada penuang logam!’ - nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN. (14) Kemudian aku mematahkan tongkat yang kedua, yaitu ‘Ikatan,’ untuk meniadakan persaudaraan antara Yehuda dan Israel. (15) Sesudah itu berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Ambillah sekali lagi perkakas seorang gembala yang pandir! (16) Sebab sesungguhnya, Aku akan membangkitkan di negeri ini seorang gembala yang tidak mengindahkan yang lenyap, yang tidak mencari yang hilang, yang tidak menyembuhkan yang luka, yang tidak memelihara yang sehat, melainkan memakan daging dari yang gemuk dan mencabut kuku mereka. (17) Celakalah gembalaKu yang pandir, yang meninggalkan domba-domba! Biarlah pedang menimpa lengannya dan menimpa mata kanannya! Biarlah lengannya kering sekering-keringnya, dan mata kanannya menjadi pudar sepudar-pudarnya!’”. 

Calvin mengatakan bahwa: 

a. Mereka disebut ‘Lebanon’ (ay 1), sebagai suatu synecdoche, dan yang dimaksudkan adalah seluruh Yehuda, bahkan Israel juga. Jadi kedua kerajaan tercakup dalam nubuat ini. 

b. Dalam nubuat ini, Zakharia menubuatkan kehancuran mereka sebagai pembalasan / hukuman dari Tuhan. 

c. Selama ini Allah telah menjadi Gembala yang baik bagi mereka. Memang Allah menggembalakan mereka melalui hamba-hambaNya (para nabi). 

d. Dalam ay 7 ada 2 tongkat, yang satu dinamakan ‘kemurahan’ [KJV: ‘beauty’ (keindahan); RSV: ‘grace’ (kasih karunia); NIV/NASB: ‘favor’ (kebaikan)], dan yang lain dinamakan ‘ikatan’ (KJV: ‘bands’ (ikatan); RSV/NIV/NASB: ‘union’ (persatuan)]. Ini menekankan bahwa Allah telah melakukan pekerjaan penggembalaanNya dengan baik. 

e. Dalam ay 8 dikatakan bahwa dalam ‘satu bulan’ Allah melenyapkan ‘tiga gembala’. Calvin menafsirkan ‘satu bulan’ sebagai waktu yang pendek, dan bilangan ‘tiga’ sebagai ‘banyak’. Akhir ay 8 menunjukkan bahwa mereka yang digembalakan tak berterima kasih, tetapi sebaliknya tidak menghargai penggembalaan itu sama sekali. 

f. Ay 9 menunjukkan bahwa Allah menyatakan kemarahanNya dan menjatuhkan hukuman atas mereka, dengan menghentikan pekerjaan penggembalaan yang selama ini Ia lakukan, dan mulai sekarang Ia membiar-biarkan mereka. 

g. Untuk makin menunjukkan kebejatan dari bangsa itu, maka dalam ay 12 Zakharia (atas nama Tuhan) meminta upahnya sebagai gembala selama ini. Mereka membayar 30 uang perak, yang merupakan suatu jumlah yang sangat kecil / tak berarti, dan sama sekali tak cocok untuk penggembalaan yang sudah Tuhan lakukan bagi mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka sangat tidak menghargai penggembalaan yang Zakharia lakukan (atau yang Tuhan lakukan melalui Zakharia). Kata-kata ‘nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku’ dalam ay 13 hanya merupakan suatu irony / ejekan. 

h. Dalam ay 13 Tuhan menyuruh memberikan 30 uang perak itu kepada ‘penuang logam’ [KJV/NIV/NASB: ‘potter’ (penjunan); RSV: ‘treasury’ (peti persembahan)]. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Zak 11:13): [= Merupakan sesuatu yang aneh bahwa sebagian penterjemah kuno, versi-versi Kasdim dan Syria, dan Kimchi, menterjemahkan (HAYOWTSEER), untuk ‘kepada penjunan’, ‘kepada peti persembahan’ (demikianlah Maurer), sesuai dengan Mat 27:6, ‘Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata, Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan.’ Tetapi versi bahasa Inggris sesuai dengan lebih baik dengan bahasa Ibraninya dan Mat 27:10, ‘dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku’.]. 

Maksudnya, biarlah uang yang begitu sedikit itu digunakan penjunan untuk memperbaiki Bait Allah, yang sangat mereka banggakan itu. 

Jadi, apa hubungan text dari Zakh 11 ini dengan pengkhianatan Yudas Iskariot? 

(1) Uangnya berjumlah sama, yaitu 30 uang / keping perak. 

Pada jaman Zakharia itu merupakan jumlah yang kecil, yang menunjukkan bahwa mereka meremehkan pekerjaan penggembalaan dari Tuhan. 

Pada waktu Yudas Iskariot menjual Yesus dengan harga 30 uang perak, ia menjual Gurunya dengan harga seorang budak, harga yang sangat rendah! 

(2) Uangnya sama-sama dilempar ke Bait Allah (Mat 27:5 bdk. Zakh 11:13). 

Kata-kata ‘serahkanlah’ dan ‘menyerahkannya’ dalam Zakh 11:13 versi Kitab Suci Indonesia, salah terjemahan. Seharusnya adalah ‘lemparkanlah’ dan ‘melemparkan’. 

(3) Dalam kedua peristiwa ini uang akhirnya jatuh ke tangan tukang periuk (Mat 27:7,10 Zakh 11:13). 

(a) Dalam Matius, uang dibelikan ‘tanah tukang periuk’, sehingga jelas dibayarkan kepada tukang periuk. 

(b) Dalam Zakharia, uang juga dilemparkan kepada tukang periuk. 

Kitab Suci Indonesia lagi-lagi salah karena menterjemahkan ‘penuang logam’. 

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘potter’ (tukang periuk / penjunan). 

Adam Clarke (tentang Zak 11:13): [= Yahweh menyebut harga dari nabiNya sebagai hargaNya sendiri; dan memerintahkan supaya itu tidak diterima, tetapi diberikan kepada seorang penjunan, untuk membayangkan transaksi yang diceritakan dalam Mat 27:7.]. 

Matthew Henry (tentang Zak 11:13): [= Meremehkan Kristus, dan menilai rendah kasih dari Gembala yang agung dan baik, merupakan kehancuran dari orang banyak itu, dan secara benar / adil demikian.]. 

Keil & Delitzsch (tentang Zak 11:12-13): [= Karena itu, dengan membayar 30 syikal, mereka membuatnya mengerti bahwa mereka tidak menilai pelayanannya lebih tinggi dari pada jerih payah dari seorang budak yang dibeli. Menawarkan upah seperti itu sebetulnya ‘lebih menyakitkan / menjijikkan dari pada suatu penolakan langsung’ (Hengstenberg). Karena itu Yehovah menggambarkan upah itu secara ironis sebagai ‘nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku’.]. 

Matthew Henry (tentang Zak 11:13): [= Bahkan keputusan mendadak dari imam-imam kepala itu sesuai dengan nubuat kuno dan rencana dan pra pengetahuan Allah yang lebih kuno lagi.]. 

The Bible Exposition Commentary (tentang Zak 11:12-13): [= Pandangan apapun yang engkau ambil tentang hal ini, merupakan sesuatu yang patut diperhatikan bahwa Yesus dijual untuk 30 uang perak, bahwa uang perak itu dilemparkan ke dalam Bait Suci, dan bahwa uang perak itu digunakan untuk membeli tanah tukang periuk. Dan semua ini terjadi karena bangsa Yahudi menolak Zakharia sang gembala dan Yesus sang Gembala yang Baik!]. 

Yudas Iskariot telah menjual Gurunya dengan harga 30 uang perak. Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa mereka juga telah menjual Yesus, bisa dengan uang, bisa juga dengan hal-hal lain seperti kesenangan-kesenangan / kenikmatan-kenikmatan duniawi, barang-barang mewah, hobby, nama besar / kepopuleran, kepandaian, dan sebagainya. Pada saat saudara mengutamakan hal-hal itu lebih dari Tuhan, pada saat saudara membuang ketaatan kepada Tuhan demi hal-hal itu, pada saat saudara meninggalkan kebaktian, pelayanan, waktu doa saudara demi hal-hal itu, pada hakekatnya saudara sudah menjual Yesus. Kita adalah milik Tuhan, dan kita harus hidup bagi Dia. Kalau kita menyingkirkan hak-hak Tuhan atas diri kita demi hal-hal itu, kita sudah menjual Yesus! Renungkan hal ini, dan bertobatlah! 

Yudas Iskariot(8) 

d) Tak ada yang tahu tentang pengkhianatan Yudas Iskariot, kecuali Yesus sendiri. 

1. Kata-kata Yesus tentang Yudas Iskariot menunjukkan bahwa Ia tahu siapa Yudas Iskariot sebenarnya. 

Yoh 6:70-71 - “(70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

a. Ini merupakan peringatan untuk para murid tentang ke-Kristen-KTP-an, dan bahkan pengkhianatan, Yudas Iskariot. 

Calvin (tentang Yoh 6:70): [= ‘Yesus menjawab mereka’. ... Kristus menjawab kepada semua, ... Kristus sekarang mempersiapkan dan membentengi 11 rasul terhadap suatu batu sandungan yang sudah dekat. Merupakan suatu alat Iblis yang kuat untuk menggoncangkan iman mereka, pada waktu mereka dikurangi menjadi suatu jumlah yang begitu kecil, tetapi kejatuhan Yudas bisa mengambil semua keberanian mereka; karena pada waktu Kristus telah memilih jumlah yang keramat itu, siapa yang akan pernah memikirkan bahwa ada bagian apapun dari seluruh jumlah itu bisa disobek? Nasehat / peringatan Kristus bisa ditafsirkan demikian: ‘Hanya kamu 12 orang yang tinggal dari kelompok yang besar itu. Jika imanmu tidak digoncangkan oleh ketidak-percayaan dari banyak orang; bersiaplah untuk suatu perjuangan yang baru; karena kelompok ini, sekalipun kecil, akan dikurangi oleh satu orang’.]. 

b. Yohanes 6:71 dimaksudkan berkenaan dengan Yudas Iskariot dan secara implicit merupakan peringatan baginya, tetapi ia tidak mempedulikannya. 

Calvin (tentang Yoh 6:71): [= ‘Ia berbicara tentang Yudas’. Sekalipun Yudas mempunyai hati nurani yang buruk, tetap kita tidak membaca bahwa ia tergerak sama sekali. Orang-orang munafik begitu bodoh sehingga mereka tidak merasa rasa sakit mereka, dan di depan orang-orang, mereka mempunyai kekurang-ajaran yang begitu keras / dikeraskan, sehingga mereka tidak segan-segan untuk mengajukan diri mereka sendiri menjadi orang yang terbaik.]. 

c. Yesus menyebut Yudas Iskariot sebagai ‘Iblis’. 

Calvin (tentang Yohanes 6:70): [= ‘Dan satu dari kamu adalah Iblis / setan’. Tak diragukan, Ia memaksudkan, dengan sebutan ini, untuk mengangkat Yudas pada kejijikan yang tertinggi; karena mereka salah yang mengurangi / meringankan kejahatan yang hebat yang terkandung dalam sebutan ini dan memang kita tidak bisa secara cukup menyatakan sebagai jahat mereka yang mempermalukan suatu jabatan yang begitu keramat / kudus. Pengajar-pengajar / guru-guru yang dengan setia melaksanakan kewajiban mereka disebut malaikat-malaikat. ‘Mereka harus mencari hukum Taurat di mulutnya, karena ia adalah malaikat dari Tuhan semesta alam’, (Mal 2:7). Karena itu, secara benar ia dianggap sebagai setan / iblis, yang setelah diterima pada suatu tingkat tinggi yang begitu terhormat, dirusak melalui pengkhianatan dan kejahatannya.]. 

Mal 2:7 - “Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.”. 

KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘messenger’ [= utusan]. 

Kata bahasa Ibrani yang digunakan adalah MALAKH, yang memang bisa diterjemahkan ‘utusan’ atau ‘malaikat’. Calvin memilih yang kedua. 

2. Yesus bahkan juga mengetahui bahwa Yudas Iskariot akan mengkhianatiNya, tetapi merahasiakan pengetahuanNya tentang pengkhianatan Yudas Iskariot untuk melindungi dia. 

Yoh 13:18-19 - “(18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. (19) Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.”. 

Perhatikan bahwa Yesus memang mengatakan bahwa akan ada yang mengkhianati Dia, tetapi Yesus tak mengatakan siapa orang itu. 

The Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:18): [= Hal yang luar biasa adalah bahwa orang-orang lain di meja dengan Yesus tidak tahu bahwa Yudas adalah seorang yang tidak percaya dan seorang pengkhianat. Sampai pada saat pengkhianatannya, Yudas dilindungi oleh sang Juruselamat yang ia khianati. Seandainya Yesus menyatakan secara terbuka apa yang Ia ketahui tentang Yudas, adalah sangat memungkinkan bahwa orang-orang itu akan menyerang dia. Ingat apa yang Petrus lakukan kepada Malkhus pada waktu tentara-tentara datang untuk membawa Yesus!]. 

3. Tetapi, bukankah Yesus memberitahu para murid siapa orang yang akan mengkhianati Dia? 

Bagaimana mungkin para murid masih tidak tahu kalau Yudas Iskariot yang dimaksudkan oleh Yesus? Ada 2 text Alkitab yang kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus memberitahu para murid yang lain siapa yang akan mengkhianatiNya. 

Mat 26:21-25 - “(21) Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’ (22) Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepadaNya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’ (23) Ia menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. (24) Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’ (25) Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku, ya Rabi?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau telah mengatakannya.’”. 

Yoh 13:21-26 - “(21) Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’ (22) Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkanNya. (23) Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihiNya, bersandar dekat kepadaNya, di sebelah kananNya. (24) Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: ‘Tanyalah siapa yang dimaksudkanNya!’ (25) Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan, siapakah itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.”. 

a. Pertama-tama kita akan membahas, apakah 2 text Kitab Suci di atas ini bertentangan satu sama lain? 

Dalam sebuah buku yang menyerang kekristenan habis-habisan, yang berjudul ‘What Did Jesus Really Say?’, hal 201-202, penulisnya yang bernama Misha’al ibn Abdullah (orang Islam), menuliskan kedua text Kitab Suci ini secara berdampingan dan menyebutnya sebagai salah satu dari banyak bagian yang kontradiksi dalam Alkitab. 

Tetapi kedua text ini sebetulnya sama sekali tidak bertentangan, karena Mat 26:23 dan Yoh 13:26 ini merupakan 2 peristiwa yang berbeda! 

Mat 26:22-23 - “(22) Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepadaNya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’ (23) Ia menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.”. 

Yoh 13:25-26 - “(25) Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan, siapakah itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.”. 

Mat 26:23 diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan murid-murid dalam Mat 26:22 - ‘Bukan aku, ya Tuhan?’. Setelah ada jawaban Yesus dalam Mat 26:23, mereka masih belum mengerti, sehingga Petrus menyuruh Yohanes bertanya lagi, dan Yohanes bertanya kepada Yesus, ‘Tuhan, siapakah itu?’ (Yoh 13:25). Dan setelah itu barulah terjadi Yoh 13:26, yang diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan Yohanes dalam Yoh 13:25 itu. 

b. Sekalipun ada 2 text, yang kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus memberitahu para murid siapa yang akan mengkhianatiNya, tetapi Yohanes tetap mengatakan ini: 

Yoh 13:28-29 - “(28) Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. (29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.”. 

Sekarang mari kita pelajari kedua text tadi. 

c. Kalau Mat 26:23 dan Yoh 13:26 merupakan 2 peristiwa yang berbeda, dan Mat 26:23 terjadi lebih dulu, lalu mengapa murid-murid masih tidak tahu siapa si pengkhianat itu? Mengapa dalam Yoh 13:24 Petrus masih menyuruh Yohanes bertanya siapa si pengkhianat itu? Untuk itu perhatikan penjelasan dari Mat 26:23 dan Mark 14:20 (ayat paralelnya) di bawah ini. 

Mat 26:23 - “Ia menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.”. 

Mark 14:20 - “Ia menjawab: ‘Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku.”. 

Sekarang mari kita mempelajari kata-kata Yesus dalam Mat 26:23 / Mark 14:20 ini. 

(1) Mereka semua makan menggunakan beberapa pinggan (kalau kita mengingat akan cara duduk mereka, dan bahwa jumlah mereka ada 13 orang, maka ini adalah sesuatu yang sangat masuk akal), dan Yesus dan Yudas makan dengan menggunakan satu pinggan (ingat bahwa Yesus duduk persis di sebelah kanan Yudas)! 

Pandangan ini didasarkan atas Mark 14:20 yang berbunyi: “... dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku.”. 

Kalau pandangan ini benar, maka dengan kata-kata itu Yesus memberikan petunjuk kepada murid-murid lain, bahwa Yudaslah pengkhianatnya. 

Keberatan: kata ‘satu’ itu sangat diragukan keasliannya, karena tidak didukung oleh manuscript-manuscript yang kuno. Karena itu dalam terjemahan-terjemahan KJV, RSV, NIV, NASB, kata ‘satu’ ini tidak ada! 

KJV: ‘And he answered and said unto them, It is one of the twelve, that dippeth with me in the dish.’ 

RSV: “He said to them, ‘It is one of the twelve, one who is dipping bread into the dish with me.” 

NIV: “‘It is one of the Twelve,’ he replied, ‘one who dips bread into the bowl with me.” 

NASB: “And He said to them, ‘It is one of the twelve, one who dips with Me in the bowl.” 

(2) Pada saat itu Yudas, bersama-sama dengan Yesus, sedang mencelup­kan tangannya ke dalam pinggan. 

Penafsiran ini didasarkan Mat 26:23 versi KJV yang ber­bunyi: ‘he that dippeth his hand with Me ...’. Perhatikan bahwa KJV menterjemahkan kata ‘mencelupkan’ ke dalam present tense! 

Kalau memang penafsiran ini benar, maka itu berarti Yesus sebe­tulnya memberikan petunjuk pada murid-murid yang lain bahwa Yudaslah pengkhianatnya. 

Keberatan: kata yang diterjemah­kan ‘he that dippeth’ [= ia yang mencelupkan], dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk aorist participle. 

Suatu participle dalam bahasa Inggris adalah ‘kata kerja + ing’ (misalnya: going, walking, saying, dsb). Dan aorist tense sama dengan past tense dalam bahasa Inggris. 

Karena itu, versi-versi lain dari Alkitab bahasa Inggris tidak menterjemahkan ke dalam present tense seperti dalam KJV, tetapi menterjemahkan ke dalam bentuk lampau / perfect. 

NIV: ‘the one who has dipped his hand’ [= orang yang telah mencelupkan tangannya]. 

NASB: ‘he who dipped his hand’ [= ia yang tadi mencelupkan tangannya]. 

Catatan: RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV semuanya menterjemahkan dalam past tense atau perfect tense, yaitu ‘dipped’ / ‘has dipped’. 

Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak memaksudkan orang yang pada saat itu sedang mencelupkan tangannya bersama dengan dia, tetapi orang yang dari tadi mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, dan itu berarti semua orang yang ada di meja itu. Dengan kata lain, Yesus tidak menunjukkan siapa orang itu. 

Tetapi ada suatu keanehan di sini. Kata ‘mencelupkan’ itu dalam Mat 26:23 menggunakan aorist participle, tetapi dalam ayat paralelnya yaitu Mark 14:20, menggunakan present participle. Tetapi dalam bahasa Yunani ini sebetulnya bukan merupakan sesuatu yang aneh. Perhatikan penjelasan-penjelasan di bawah ini. 

Lenski (tentang Mat 26:23): “Both ὁ ἐμβάψας in Matthew’s account, and ὁ ἐμβαπτόμενος in Mark’s, the one an aorist participle, the other a present, are timeless.” [= Baik HO EMBAPSAS dalam cerita Matius, dan HO EMBAPTOMENOS dalam cerita Markus, yang satu suatu aorist participle, yang lain suatu present participle, adalah ‘tanpa waktu’ / tak berhubungan dengan waktu.]. 

Lenski (tentang Mark 14:20): [= Kita tidak boleh menganggap pencelupan ke dalam pinggan sebagai suatu tanda identifikasi, seakan-akan pada saat itu Yudas dan Yesus keduanya sedang mencelupkan potongan roti ke dalam pinggan, karena baik aorist tense-nya Matius HO EMBAPSAS dan present tense-nya Markus HO EMBAPTOMENOS merupakan tense-tense yang ‘tanpa waktu’ / tak berhubungan dengan waktu.]. 

Dana & Mantey: [= Sekalipun tense dari participle tidak pernah menyampaikan suatu pernyataan yang bebas tentang waktu, tetapi hubungannya dengan kontextnya biasanya melibatkan suatu penunjukkan tentang waktu. Artinya, hubungan waktu dari participle tidaklah termasuk / merupakan milik dari tenses-nya, tetapi termasuk / merupakan milik dari arti dari kontextnya. ‘Waktu dengan participle adalah semata-mata relatif’ (R-S. 197).] - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 229-230. 

Inti dari yang Dana & Mantey katakan di sini adalah: bagi suatu participle dalam bahasa Yunani, tense-nya tidak menentukan waktunya, kontextnyalah yang menentukan waktunya. 

Dalam Mark 14:20, kata-kata yang diterjemahkan ‘dia yang mencelupkan’ dalam bahasa Yunani menggunakan bentuk present participle dan diterjemahkan seperti ini oleh Alkitab-Alkitab bahasa Inggris: 

KJV: ‘that dippeth with me in the dish’. 

RSV: ‘one who is dipping bred into the dish with me’. 

NIV: ‘one who dips bread into the bowl with me’. 

NASB: ‘one who dips with Me in the bowl’. 

Tetapi kalau waktu dari suatu participle dalam bahasa Yunani tidak ditentukan oleh tense-nya, tetapi oleh kontextnya, maka mengingat kontext dari Mat 26:23 dan Mark 14:20 adalah persis sama, maka seharusnya terjemahan dari kedua ayat itu juga harus persis sama. Yang menterjemahkan secara sama hanyalah KJV (keduanya diterjemahkan ke dalam present tense). Saya tidak mengerti mengapa Alkitab-Alkitab lain dalam bahasa Inggris menterjemahkan kedua ayat ini secara berbeda. 

(3) Yesus bukan memaksudkan orang yang sedang mencelupkan tangannya, tetapi orang yang telah mencelupkan tangannya, ke dalam pinggan bersama-sama dengan Dia. 

Kalau pandangan ini benar, maka itu berarti bahwa berbeda dengan pandangan pertama dan kedua di atas, di sini Yesus tidak memberi­tahu kepada murid-muridNya siapa yang akan mengkhianati Dia, karena mereka semua telah mencelupkan tangan mereka ke dalam ping­gan. Jadi arti kata-kata ini adalah ‘salah seorang dari kamu akan mengkhianati Aku’, sama seperti kata-kataNya dalam Mat 26:21. 

Calvin (tentang Mat 26:23): [= Kristus, dengan jawabanNya, tidak membuang keragu-raguan mereka, ataupun menunjukkan pribadi Yudas, tetapi hanya meneguhkan apa yang Ia katakan sebelumnya, bahwa ‘seorang dari sahabat-sahabatNya yang duduk di meja’ adalah si pengkhianat.]. 

William Hendriksen (tentang Mat 26:23): [= Adalah jelas bahwa Yesus tidak segera meredakan rasa takut dari orang-orang ini atau menyembuhkan ketidak-percayaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Juga Ia tidak segera memuaskan rasa ingin tahu mereka yang timbul dengan mendadak. Bukankah semua 12 murid mencelupkan potongan makanan ke dalam pinggan yang berisi kuah makanan yang terdiri dari buah-buahan yang dihancurkan / dilembutkan (mungkin kurma, ara, dan kismis), air, dan cuka? Yudas pasti bukanlah satu-satunya orang yang melakukan hal ini. Karena itu, apa yang Tuhan sedang lakukan adalah ini: Ia sedang menekankan karakter yang rendah dari tindakan si pengkhianat. Ia berkata, ‘Pikirkan itu, pengkhianatKu adalah orang yang berbagi makanannya dengan Aku’.]. 

William Hendriksen (tentang Mat 26:23): “By giving the answer that is recorded here in Matt. 26:23 Jesus did not identify the betrayer,” [= Dengan memberi jawaban yang dicatat disini dalam Mat 26:23 Yesus tidak memperkenalkan / menunjukkan identitas dari si pengkhianat,]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 13:22): [= Ia memberikan jawaban yang sangat umum: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku’ (Mat 26:23). Tetapi Yudas pasti bukan satu-satunya orang yang mencelupkan tangannya dengan Yesus ke dalam pinggan. Jadi, jawaban ini tidak menunjukkan si pengkhianat.] - hal 244. 

A. T. Robertson (tentang Mat 26:23) [= ‘Ia yang telah mencelupkan’. HO EMBAPSAS. Mereka semua telah mencelupkan tangan mereka, karena mereka tak mempunyai pisau, garpu atau sendok. Aorist participle dengan kata sandang tertentu hanya berarti bahwa si pengkhianat adalah orang yang mencelupkan tangannya ‘ke dalam pinggan’ (EN TOO TRUBLIOO) atau piring besar dengan kuah makanan dari kacang-kacangan dan kismis dan buah ara ke dalam mana roti dicelupkan sebelum makan. Adalah jelas bahwa Yudas tidak dikenali oleh sisanya sebagai ditunjukkan / dinyatakan oleh apa yang telah Yesus katakan. Kata-kata ini berarti bahwa salah satu dari mereka yang telah makan roti dengan Dia telah melanggar hak-hak keramahan dengan mengkhianatiNya.]. 

Dari ketiga pandangan di atas, saya memilih pandangan ketiga, karena setelah Yesus mengatakan hal ini murid-murid tetap belum mengetahui siapa si pengkhianat itu. 

d. Sekarang, kalau dalam Mat 26:23 Yesus tidak memberitahu siapa yang akan mengkhianatiNya, bagaimana dengan text lanjutannya? 

Mat 26:25 - Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku, ya Rabi?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau telah mengatakannya.’”. 

Kata-kata ‘Engkau telah mengatakannya’ merupakan suatu ungkapan, yang pada jaman itu artinya ‘Ya’. 

Bandingkan dengan: 

(1) Mat 26:63-64 - “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”. 

(2) Mat 27:11 - “Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah raja orang Yahudi?’ Jawab Yesus: ‘Engkau sendiri mengatakannya.’”. 

Jadi, Yesus menjawab pertanyaan Yudas dengan kata ‘Ya’, tetapi mengapa murid-murid yang lain tetap tak mengerti kalau Yudas adalah pengkhianat yang Yesus maksudkan? Karena kata-kata ini hanya dibisikkan kepada Yudas sendiri saja (yang duduk di sebelah kiri Yesus) sehingga murid-murid yang lain tak mendengarnya, dan karena itu tetap tak mengerti siapa yang akan mengkhianati Yesus. 

e. Lalu bagaimana dengan Yoh 13:25-26? 

Yoh 13:25-26 - “(25) Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan, siapakah itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.”. 

Kalau Yudas Iskariot ada di sebelah kiri Yesus, maka rasul Yohanes ada di sebelah kanan Yesus. Karena itu pembicaraan ini juga berupa bisikan, yang hanya didengar oleh rasul Yohanes saja. 

Sekarang, apakah dari text ini kita harus menyimpulkan bahwa rasul Yohanes tahu atau tidak tahu bahwa Yudas akan mengkhianati Yesus? 

Calvin menganggap bahwa Yohanes sudah tahu pada saat ini. 

Calvin (tentang Yoh 13:26): [= ‘Kepada siapa Aku akan memberikan roti yang sudah dicelupkan’. Bisa ditanyakan, apa tujuannya memberikan roti yang sudah dicelupkan, untuk menyatakan sang pengkhianat, pada waktu Kristus bisa secara terbuka / terus terang menunjukkan dia dengan namanya, jika Ia ingin membuat dia diketahui? Saya menjawab, tanda itu sifatnya sedemikian rupa sehingga itu hanya menyatakan Yudas kepada satu orang saja, dan tidak segera membawa dia untuk diketahui oleh semua orang. Tetapi merupakan sesuatu yang berguna bahwa Yohanes menjadi saksi dari fakta ini, supaya ia belakangan bisa menyatakannya kepada orang-orang lain pada waktu yang tepat;]. 

Tetapi kalau ini benar, mengapa ada ayat ini? 

Yoh 13:28-29 - “(28) Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. (29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.”. 

Ada 2 penafsiran tentang kata-kata ini: 

(1) Yohanes sendiripun juga belum / tidak mengerti. 

Adanya kata-kata ‘tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti’ menyebabkan ada orang yang menganggap bahwa Yohanespun juga belum mengerti. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:25-27): [= Dengan bersandar Yohanes bisa menyentuh Yesus, maka ia bertanya... Tuhan, siapa itu? Memberikan roti kepada Yudas merupakan suatu tanda pemberitahuan yang tidak dimengerti bagi Yohanes,]. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:28-30): [= Karena tak seorangpun mengerti arti dari kata-kata Yesus, bahkan murid yang paling dikasihi pasti telah gagal menangkap arti / maksud dari roti itu sampai belakangan.]. 

Catatan: Kata-kata ‘sampai belakangan’ menunjukkan bahwa setelah pengkhianatan Yudas terjadi, barulah Yohanes ingat tanda ini dan mengerti. 

Pulpit Commentary (tentang Yoh 13:28-29): [= Ayat 28,29. - ‘Tak seorangpun (OUDEIS, bahkan Yohanespun tidak) dari mereka yang duduk / bersandar di meja tahu berkenaan dengan persoalan apa’ atau untuk apa ‘Ia mengatakan ini kepadanya’. Kata TOUTO sangat menekankan, dan dengan anggapan tentang keotentikan dari cerita ini, Yohanes secara explicit menyangkal pengetahuan itu. Merupakan sesuatu yang sewenang-wenang bagi Keim untuk mengatakan bahwa Yohanes pasti telah mengetahuinya.]. 

(2) Yohanes mengecualikan dirinya sendiri, jadi ia saja yang mengerti. 

Yoh 13:28 - “Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.”. 

Banyak penafsir yang beranggapan bahwa di sini Yohanes hanya berbicara tentang orang-orang lain yang hadir saat itu (perhatikan ia menggunakan kata ‘mereka’, bukan ‘kami’), dan ia mengecualikan dirinya sendiri. Jadi ia tahu siapa pengkhianat yang Yesus maksudkan. 

Catatan: sebetulnya penggunaan kata ‘mereka’ sangat mungkin mencakup Yohanes sendiri, karena dalam penulisan Alkitab, sang penulis memang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga untuk dirinya sendiri. Dari awal Yoh 13 kita bisa melihat bahwa kata ‘mereka’ digunakan berulang-ulang untuk mencakup 12 murid Yesus (termasuk diri Yohanes sendiri). 

Contoh: 

· Yoh 13:1 - “Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.”. 

· Yoh 6:70 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’”. 

Sekalipun demikian, memang tetap memungkinkan bahwa Yohanes mengecualikan dirinya sendiri. 

Calvin (tentang Yoh 13:28): [= ‘Tak seorangpun dari mereka yang ada di meja’. Atau Yohanes tidak menceritakan kepada orang-orang lain apa yang telah Kristus beritahukan kepadanya, atau mereka begitu terpukul olehnya, sehingga mereka kehilangan akal mereka; dan memang, adalah mungkin, bahwa Yohanes sendiri hampir-hampir kehilangan akalnya.]. 

Matthew Henry (tentang Yoh 13:26): [= Kristus memberikan suatu jawaban yang cepat pada pertanyaan ini, tetapi berbisik di telinga Yohanes; karena terlihat (ay 29) bahwa sisanya tetap tidak tahu tentang persoalan ini.]. 

Matthew Henry (tentang Yoh 13:28-29): [= Mereka yang ada di meja tidak mengerti apa yang Ia maksudkan, karena mereka tidak mendengar apa yang Ia bisikkan kepada Yohanes (ay 28,29): ‘Tak seorangpun di meja’, baik murid-murid ataupun tamu-tamu yang lain manapun, kecuali Yohanes, mengerti apa maksudnya Ia mengatakan ini kepadanya.]. 

Barnes’ Notes (tentang Yoh 13:28-29): ” [= ‘Tak seorangpun di meja tahu / mengerti’. Ini menunjukkan bahwa Yesus menunjukkan kepada Yohanes saja siapa yang akan mengkhianatiNya.]. 

Leon Morris (mengutip kata-kata Barret): [= Mengatakan bahwa ia tidak menangkap maksud dari tanda itu membuatnya menjadi orang yang cacat mental / sangat tolol.] - hal 628. 

Catatan: Leon Morris sendiri tak setuju dengan kata-kata Barret. 

Kalau Yohanes tahu, mengapa ia membiarkan Yudas Iskariot? 

The Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:18-35): “John was no doubt stunned by this revelation, but before he could say or do anything, Jesus had sent Judas on his way.” [= Tak diragukan bahwa Yohanes tertegun oleh penyataan ini, tetapi sebelum ia bisa berkata atau melakukan apapun, Yesus telah menyuruh Yudas pergi.]. 

Jadi, kalau Yohanes mengerti, berita itu begitu mengegetkan dia sehingga ia tertegun (Jawa: ‘ketenggengen’) sampai-sampai ia tidak sempat mengatakan atau melakukan apapun, dan Yudas sudah meninggalkan mereka semua (kalau saudara perhatikan cerita di bawah ini, maka waktunya memang sangat dekat / mepet). 

Yoh 13:26-30 - “(26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. (27) Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’ (28) Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. (29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. (30) Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.”. 

Dalam ay 26 Yohanes diberitahu dan mengerti, dalam ay 27 Yesus ‘menyuruh’ Yudas melakukan rencananya. Ay 28-29 hanya merupakan penjelasan. Dan dalam ay 30 Yudas Iskariot sudah pergi. 

Yudas Iskariot(9) 

e) Yudas Iskariot kerasukan Iblis. 

Setelah Yudas Iskariot menerima roti dari Yesus, ia dikatakan ‘kerasukan Iblis’. 

Yoh 13:27 - “Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’”. 

KJV/RSV/NIV: ‘Satan entered him’ [= Iblis memasuki dia]. 

NASB: ‘Satan then entered him’ [= maka Iblis memasuki dia]. 

1. Bukan pemberian roti itu yang menyebabkan Yudas kerasukan. 

Adam Clarke (tentang Yoh 13:27): “But the morsel was not the cause of this entering in; the giving of it only marks the time in which the Devil confirmed Judas in his traitorous purpose.” [= Tetapi roti itu bukanlah penyebab kerasukan ini; pemberian roti itu hanya menandai waktu dalam mana Setan meneguhkan Yudas dalam rencana pengkhianatannya.]. 

Calvin (tentang Yoh 13:27): [= Dengan memberinya suapan / roti, Kristus tidak memberi suatu kesempatan kepada Iblis, tetapi Yudaslah, yang setelah menerima suapan / roti itu, menyerahkan dirinya sendiri sepenuhnya kepada Iblis. Itu memang adalah saatnya, tetapi bukanlah penyebabnya. Hatinya, yang lebih keras dari besi, seharusnya telah dilunakkan oleh kebaikan yang begitu besar yang ditunjukkan kepadanya oleh Kristus; dan sekarang kekeras-kepalaannya yang nekat dan tak bisa disembuhkan layak mendapatkan bahwa Allah, oleh penghakimanNya yang adil, lebih lagi mengeraskan hatinya dengan menggunakan Iblis.]. 

2. Apakah ini menunjukkan bahwa Yudas betul-betul dirasuk setan? 

Adam Clarke kelihatannya menganggap betul-betul demikian. 

Adam Clarke (tentang Yoh 13:27): “‘Satan entered into him.’ He had entered into him before, and now he enters again, to strengthen him in his purpose of delivering up his Master.” [= ‘Iblis masuk ke dalam dia’. Ia telah masuk ke dalam dia sebelumnya, dan sekarang ia masuk lagi, untuk menguatkan dia dalam rencananya untuk menyerahkan Tuan / Gurunya.]. 

Ini rasanya tak masuk akal. Bagaimana mungkin Iblis sudah masuk, lalu bisa masuk lagi? 

William Hendriksen (tentang Yoh 13:27): [= Setan telah memberikan ‘suatu usul yang jahat’ ke dalam hati Yudas (lihat tentang 13:2). Yudas telah bertindak berdasarkan usul itu. Sekarang setan - di sini disebut Satan / Iblis, yaitu ‘sang musuh’ - memasukkan dirinya sendiri ke dalam hati Yudas. Itu merupakan metode prosedurnya yang biasa dengan mereka yang tidak melawannya. Iblis menguasai / memiliki sepenuhnya jiwa si pengkhianat. ... Sekarang Yudas adalah seorang individu yang dikeraskan sepenuhnya.] - hal 247. 

Menurut saya William Hendriksen agak kabur / tak jelas, berkenaan dengan apakah Yudas Iskariot betul-betul dirasuk setan atau tidak. 

Calvin (tentang Yoh 13:27): “It is also a very foolish dream to imagine that the devil entered essentially - as the phrase is - into Judas; for the Evangelist speaks only of the power and efficacy of Satan.” [= Juga merupakan suatu khayalan yang sangat bodoh untuk membayangkan bahwa setan masuk secara hakiki - seperti bunyi ungkapan itu - ke dalam Yudas; karena si Penginjil hanya berbicara tentang kuasa dan keefektifan Iblis.]. 

Saya setuju dengan pandangan Calvin ini, karena orang yang kerasukan setan selalu menunjukkan tanda-tanda tertentu seperti dalam Mark 5:1-13 dsb. Tetapi Yudas tetap bersikap, bertindak, berkata-kata sebagai orang waras (waras jasmani, bukan rohani). 

Bdk. Mark 5:1-13 - “(1) Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. (2) Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. (3) Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, (4) karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. (5) Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. (6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya, (7) dan dengan keras ia berteriak: ‘Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!’ (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ‘Siapa namamu?’ Jawabnya: ‘Namaku Legion, karena kami banyak.’ (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. (11) Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, (12) lalu roh-roh itu meminta kepadaNya, katanya: ‘Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!’ (13) Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.”. 

Memang jelas bahwa Yudas tidak kerasukan setan seperti orang Gerasa ini. Dia tidak mengamuk, memutuskan rantai dan sebagainya. 

3. Lalu Yudas ‘kerasukan Iblis’ dalam arti bagaimana? Dan mengapa diceritakan 2 x kerasukan Iblis? 

Dalam Lukas 22:3, sudah diceritakan kalau Yudas kerasukan Iblis. 

Luk 22:3-6 - “(3) Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (4) Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. (5) Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. (6) Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak.”. 

KJV: ‘Then entered Satan into Judas’ [= Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas]. 

RSV/NASB: ‘Then Satan entered into Judas’ [= Maka Iblis masuk ke dalam Yudas]. 

NIV: ‘Then Satan entered Judas’ [= Maka Iblis memasuki Yudas]. 

Lalu mengapa diceritakan lagi dalam Yoh 13:27 bahwa Yudas kerasukan setan? 

Yohanes 13:27 - “Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’”. 

KJV/RSV/NIV: ‘Satan entered him’ [= Iblis memasukinya]. 

NASB: ‘Satan then entered him’ [= maka Iblis memasukinya]. 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘masuk’ dalam Yoh 13:27 dan Luk 22:3 adalah kata yang sama. Padahal ini merupakan 2 peristiwa yang berbeda. Luk 22:3 pasti terjadi lebih dulu, baru Yoh 13:27. Mengapa terjadi 2 x ‘kerasukan’? Dan kerasukan dalam arti yang bagaimana? 

Matthew Henry (tentang Yoh 13:27): “Was not Satan in him before? How then is it said that now ‘Satan entered into him’? Judas was all along a devil (ch. 6:70), a son of perdition, but now Satan gained a more full possession of him,” [= Bukankah Iblis sudah ada di dalam dia sebelumnya? Lalu bagaimana bisa dikatakan bahwa sekarang ‘Iblis masuk ke dalam dia’? Yudas sudah dari semula seorang setan (pasal 6:70), seorang anak kebinasaan, tetapi sekarang Iblis mendapatkan kepemilikan yang lebih penuh atas dia,]. 

Calvin (tentang Yoh 13:27): [= ‘Iblis masuk ke dalam dia’. Karena adalah pasti bahwa hanya karena hasutan Iblis sehingga Yudas membuat rancangan untuk melakukan suatu kejahatan yang begitu jahat / menjijikkan, mengapa sekarang dikatakan, untuk pertama kalinya (?), bahwa ‘Iblis masuk ke dalam dia’, yang telah menduduki takhta dalam hatinya? Tetapi seperti mereka yang lebih diteguhkan dalam iman yang sebelumnya telah mereka miliki sering dikatakan ‘percaya’, dan karena itu suatu peningkatan iman mereka disebut ‘iman’, begitu juga sekarang pada waktu Yudas diserahkan sama sekali kepada Iblis, ... ‘Iblis’ dikatakan telah ‘masuk ke dalam dia’. Karena seperti orang-orang kudus membuat kemajuan perlahan-lahan, dan sebanding dengan karunia-karunia baru dengan mana mereka terus menerus ditumbuhkan, mereka dikatakan ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’; demikian juga, sebanding dengan orang-orang jahat memprovokasi murka Allah terhadap diri mereka sendiri oleh rasa tidak tahu terima kasih mereka, Tuhan mencabut dari mereka RohNya, semua terang dari akal, dan bahkan semua perasaan manusia, dan menyerahkan mereka tanpa batasan kepada ‘Iblis’.]. 

Saya menganggap ini sebagai penafsiran yg luar biasa dari Calvin. Dan memang yang dia katakan benar. Orang-orang berulang kali dikatakan percaya. 

a. Murid-muridNya. 

Yoh 1:49-50 - “(49) Kata Natanael kepadaNya: ‘Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!’ (50) Yesus menjawab, kataNya: ‘Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.’”. 

Yohanes 2:11 - “Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tandaNya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaanNya, dan murid-muridNya percaya kepadaNya.”. 

Yoh 6:68-69 - “(68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’”. 

Yoh 16:29-30 - “(29) Kata murid-muridNya: ‘Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. (30) Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepadaMu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.’”. 

b. Orang-orang Samaria. 

Yoh 4:39-42 - “(39) Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: ‘Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.’ (40) Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepadaNya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. (41) Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataanNya, (42) dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”. 

c. Pegawai istana. 

Yoh 4:49-53 - “(49) Pegawai istana itu berkata kepadaNya: ‘Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.’ (50) Kata Yesus kepadanya: ‘Pergilah, anakmu hidup!’ Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. (51) Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. (52) Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: ‘Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.’ (53) Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: ‘Anakmu hidup.’ Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya.”. 

Hal yang sama terjadi dengan kasus orang yang dikatakan berulangkali ‘penuh Roh Kudus’. 

a. Petrus. 

Kis 2:4 - “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”. 

Kis 4:8 - “Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: ‘Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,”. 

Kis 4:31 - “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”. 

b. Stefanus. 

Kisah Para Rasul 6:5 - “Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.”. 

Kis 7:55 - “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.”. 

Demikian juga dengan Yudas. Dari tadi / semula ia sudah dikuasai Iblis, tetapi sekarang pada waktu dikatakan ‘ia kerasukan Iblis’, maka itu hanya menunjukkan penguasaan yang lebih penuh dari Iblis terhadap Yudas. 

Calvin melanjutkan lagi: 

Calvin (tentang Yoh 13:27): “This is a dreadful vengeance of God, when men are given up to a reprobate mind, (Romans 1:28,) so that they scarcely differ at all from the brutes, and - what is worse - fall into horrid crimes from which the brutes themselves would shrink.” [= Ini merupakan pembalasan yang menakutkan dari Allah, pada waktu orang-orang diserahkan pada suatu pikiran yang terkutuk, (Ro 1:28), sehingga mereka hampir tidak berbeda sama sekali dengan binatang, dan yang lebih buruk lagi, jatuh ke dalam kejahatan-kejahatan yang mengerikan terhadap mana binatang-binatang sendiri akan mengkerut / menahan diri.]. 

Ro 1:21-29 - “(21) Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. (22) Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. (23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. (24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. (25) Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. (26) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. (27) Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: (29) penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan.”. 

Bdk. Kis 7:42 - “Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepadaKu korban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?”. 

Catatan: dalam terjemahan bahasa Inggris kata ‘membiarkan’ ini juga diterjemahkan ‘menyerahkan’. 

Apakah ayat-ayat ini harus diartikan bahwa Allah ‘putus asa’ dalam menangani orang-orang itu, sehingga Ia akhirnya membiarkan / menyerahkan mereka ke dalam kejahatan / ke dalam tangan setan??? Kelihatannya, Pdt. Stephen Tong menafsirkan ayat-ayat itu dengan cara seperti ini. Ia tidak percaya Allah menentukan dan mengatur terjadinya dosa, tetapi ia percaya bahwa Allah pada akhirnya ‘membiarkan’ orang-orang itu berbuat dosa. 

Tetapi menurut saya, tafsiran salah seperti ini merendahkan Allah menjadi selevel dengan manusia, yang kalau menghadapi orang jahat yang sudah tak bisa diperbaiki, lalu menyerah dan membiarkan orang itu. 

Menurut saya, ayat-ayat ini adalah ayat-ayat yang berbicara dari sudut pandang manusia, bukan dari sudut pandang Allah. Dari sudut pandang manusia yang terbatas, memang demikian. Tetapi bagaimana dari sudut pandang Allah? 

Kalau kita membandingkan Firaun dengan Saulus / Paulus, apakah yang satu lebih buruk / jahat dari yang lain? Tentu tidak. Mereka sama jahatnya. Lalu mengapa yang satu mengeraskan hati, dan yang lain bertobat? Jelas Alkitab mengatakan Allah mengeraskan hati Firaun (Kel 4:21)! Paulus adalah orang pilihan Allah (Kis 9:15 Gal 1:15), Firaun bukan (Ro 9:17-18). Itu sebabnya Allah mempertobatkan Paulus, tetapi membiarkan Firaun! 

Dalam kasus Yudas Iskariot terjadi hal yang sama. Seandainya Allah mau, apakah Allah tidak mampu mempertobatkan Yudas Iskariot? Tentu saja Ia bisa. Lalu mengapa Ia tidak melakukannya, tetapi malah Ia membiarkannya? Karena itu bukan rencana / kehendakNya!!! Jelas ada predestinasi / reprobation di balik semua ini! 

Memang orang yang tidak percaya, biasanya akan makin lama makin memburuk! Selain Yudas Iskariot, contoh lain adalah raja Saul. 

Bdk. 2Tim 3:13 - “sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.”. 

Hal ini berlaku bukan hanya dalam persoalan perbuatan yang makin lama makin jahat, tetapi juga dalam persoalan pengertian / kepercayaan dan pengajaran yang makin lama makin sesat. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang 2Tim 3:13): “‘Deceiving, and being deceived.’ Beginning with deceiving others, they end with being deceived themselves.” [= ‘Menipu, dan ditipu’. Mulai dengan menipu orang-orang lain, berakhir dengan mereka sendiri ditipu.]. 

Matthew Henry (tentang 2Tim 3:13): [= Perhatikan, sebagaimana orang-orang baik / saleh, oleh kasih karunia Allah, bertumbuh makin lama makin baik, demikian juga orang-orang jahat / buruk, melalui kelicikan Iblis dan kuasa dari kejahatan-kejahatan mereka sendiri, bertumbuh makin lama makin buruk. Jalan dari dosa adalah turun; karena yang seperti itu maju / berjalan dari buruk menjadi yang lebih buruk, ‘menipu / menyesatkan dan ditipu / disesatkan’. Mereka yang menipu / menyesatkan orang-orang lain hanyalah menipu / menyesatkan diri mereka sendiri; mereka yang menarik orang-orang lain ke dalam kesalahan melarikan diri mereka sendiri ke dalam kesalahan-kesalahan yang makin lama makin banyak, dan mereka akan mendapatinya demikian pada akhirnya, pada / atas kerugian mereka.]. 

Barnes’ Notes (tentang 2Tim 3:13): [= Ini adalah hukum yang umum dari kebejatan - bahwa jika orang-orang tidak bertobat, mereka selalu menjadi lebih buruk, dan tenggelam makin dalam ke dalam kejahatan. Kemajuan mereka adalah pasti, sekalipun itu bisa terjadi secara bertahap / perlahan-lahan,]. 

Calvin melanjutkan lagi: 

Calvin (tentang Yoh 13:27): [= Karena itu, kita harus berjalan dengan tekun dalam rasa takut akan Tuhan, supaya jangan, jika kita mengalahkan kebaikanNya dengan kejahatan kita, akhirnya Ia menyerahkan kita pada kegilaan dari Iblis.]. 

Yudas Iskariot(10) 

f) Yesus ‘memerintahkan’ Yudas Iskariot untuk segera melakukan apa yang mau dia lakukan. 

Yoh 13:27b - “Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’”. 

1. Kata-kata ini jelas tidak lagi dilakukan dengan berbisik, karena ay 28 jelas menunjukkan bahwa semua yang lain mendengar kata-kata ini. 

Yoh 13:28 - “Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.”. 

Tetapi karena mereka tidak mendengar kata-kata Yohanes dan Yesus sebelumnya, maka mereka tetap tidak mengerti persoalannya. 

2. Kata-kata Yesus ini tidak bisa dianggap sebagai perintah, karena kalau ini adalah suatu perintah, maka Yudas tidak bersalah dalam melakukan hal itu. 

Matthew Poole: [= Kristus, mengetahui hal ini, tidak memerintahkan, menasehati, atau mendesak dia; tetapi, dengan sikap jijik, memintanya untuk pergi dan melakukan apa yang telah ia putuskan untuk dilakukan, dan yang Ia tahu akan terjadi dengan segera; membiarkan dia tahu bahwa Ia tahu apa yang ada dalam hatinya, dan bahwa sekarang Ia siap untuk menerima pengaruh / akibat dari kejahatannya.] - hal 351. 

Adam Clarke: [= Seakan-akan Ia berkata: ‘Engkau sudah tidak bisa dinasehati; engkau telah memenuhi takaran kejahatanmu, dan telah menyerahkan dirimu sendiri sepenuhnya kepada setan; Aku tidak akan memaksa engkau untuk berbalik dari rencana / tujuanmu, dan tanpa ini engkau tidak akan berbalik. Seluruh rencanamu Aku ketahui; apa yang engkau putuskan untuk dilakukan, dan Aku ijinkan, lakukanlah segera; jangan menunda, Aku siap’.] - hal 619. 

Calvin (tentang Yoh 13:27): [= ‘Apa yang kaulakukan, lakukan dengan lebih cepat’. Nasehat / dorongan yang ditujukan oleh Kristus kepada Yudas bukanlah dari suatu jenis yang bisa dianggap sebagai mendorong dia untuk melakukan tindakan itu; sebaliknya itu adalah bahasa dari seseorang yang memandang kejahatan itu dengan ngeri dan jijik. Sampai saat ini Ia telah berusaha, dengan metode yang bermacam-macam, untuk membawanya kembali, tetapi tanpa ada gunanya. Sekarang Ia berbicara kepadanya seperti seorang yang putus asa, ‘Pergilah pada kehancuran, karena engkau telah memutuskan untuk pergi pada kehancuran;’ dan dalam melakukan demikian, Ia menjalankan tugas dari seorang hakim, yang menghukum mati, bukan mereka yang Ia, dari kemauanNya sendiri, inginkan untuk hancur, tetapi mereka yang telah menghancurkan diri mereka sendiri oleh kesalahan mereka sendiri.]. 

3. Kata-kata Yesus kepada Yudas ini, yang jelas menunjukkan kepada Yudas bahwa Ia mengetahui pengkhianatan Yudas, seharusnya membuat Yudas sadar akan kemahatahuan dan keilahian Yesus, dan ini seharusnya mempertobatkannya. Tetapi ternyata Yudas tetap tidak bertobat, dan bahkan meneruskan rencananya. 

Matthew Henry (tentang Yoh 13:27): [= Bagaimana mungkin Iblis masuk ke dalam dia ‘setelah menerima roti’? Mungkin ia sekarang sadar bahwa ia telah ketahuan, dan itu membuatnya nekat dalam keputusan-keputusannya. Banyak orang dibuat jadi lebih buruk oleh karunia-karunia dari kemurahan hati Kristus, dan diteguhkan dalam ketidak-bertobatan mereka oleh itu yang seharusnya telah membimbing mereka pada pertobatan.]. 

Calvin (tentang Yoh 13:27): “This example reminds us what a dreadful punishment awaits all those who profane the gifts of the Lord by abusing them.” [= Contoh ini mengingatkan kita alangkah menakutkannya hukuman yang menantikan semua mereka yang menyalah-gunakan karunia-karunia dari Tuhan dengan menyalah-gunakan mereka.]. 

4. Sekarang mari kita soroti kata-kata ‘dengan segera’ dalam Yoh 13:27b itu. 

Yoh 13:27b - “Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’”. 

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘quickly’ [= dengan cepat]. 

Hendriksen: ‘more quickly’ [= dengan lebih cepat]. 

A. T. Robertson (tentang Yoh 13:27): “Tachion ‎is comparative of ‎tacheoos ‎(John 11:31)” [= TAKHION adalah bentuk pembanding dari TAKHEOS (Yoh 11:31)]. 

Catatan: Kata Yunani TAKHION arti sebenarnya memang ‘more quickly’ [= dengan lebih cepat] - Bible Works 8. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:27): “Do quickly is literally ‘do it more quickly,’ which may imply Jesus’ words spurred Judas to act in God’s proper timing.” [= ‘Lakukan dengan cepat’ secara hurufiah adalah ‘lakukan itu dengan lebih cepat’, yang bisa menunjukkan secara implicit bahwa kata-kata Yesus mendorong Yudas untuk bertindak pada waktu yang tepat dari Allah.]. 

Rencana tokoh-tokoh Yahudi mula-mula adalah menangkap dan membunuh Yesus setelah masa hari raya (Paskah dan Roti tak beragi) lewat. 

Bdk. Mat 26:5 - “Tetapi mereka berkata: ‘Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.’”. 

Tetapi Yesus sendiri menubuatkan bahwa Ia akan ditangkap / disalibkan pada Paskah. 

Mat 26:2 - “‘Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.’”. 

Dan pada waktu Yesus ‘menyuruh’ Yudas melakukan rencananya dengan lebih cepat, maka Yudas tahu bahwa Yesus mengetahui pengkhianatannya, dan ini membuat Yudas mempercepat rencananya sehingga akhirnya pembunuhan / penyaliban terhadap Yesus dilakukan sesuai dengan nubuat Yesus / ketetapan Allah, yaitu pada Paskah. 

Knox Chamblin: “Even as they plan his death, his enemies are under his sovereign lordship.” [= Bahkan pada saat mereka merencanakan kematianNya, musuh-musuhNya ada di bawah pemerintahanNya yang berdaulat.] - hal 229. 

William Hendriksen (tentang Yoh 13:27): [= Sekarang Yudas adalah seorang individu yang dikeraskan sepenuhnya. Peringatan-peringatan Yesus tidak diperhatikan. Sekarang peringatan-peringatan itu tak akan dikeluarkan lagi. Yesus sudah selesai dengan Yudas. Maka Yesus berkata kepadanya, Apa yang engkau sedang lakukan, lakukan dengan lebih cepat (atau: ‘Apa yang engkau sedang lakukan, lakukan itu lebih cepat’). ... Demikianlah dengan pendek dan tepat Yesus menyingkirkan Yudas / mengijinkan Yudas pergi, dan pada saat yang sama menyatakan bahwa Ia, sebagai Tuhan dari semua, sepenuhnya merupakan Tuan dari sikon itu. Semua detail-detail dari penderitaanNya, termasuk jadwal waktunya, ada dalam tanganNya sendiri, bukan dalam tangan dari si pengkhianat. Dalam rencana Allah telah diputuskan bahwa Anak Allah akan membuat diriNya sendiri suatu persembahan / korban untuk dosa oleh kematianNya pada kayu salib, dan bahwa ini terjadi pada Jumat, tanggal 15 bulan Nisan. Itu bukanlah saat yang telah dipilih oleh Sanhedrin atau oleh Yudas. Karena itu, Yudas harus bekerja lebih cepat. Dan Yudas memang bekerja dengan lebih cepat, mungkin karena sekarang ia tahu (Mat 26:25) bahwa ia telah diketahui. Mungkin ia takut kalau-kalau seluruh rencana rahasia itu akan gagal jika ia tidak bertindak dengan cepat.]. 

Mat 26:25 - “Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku, ya Rabi?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau telah mengatakannya.’”. 

William Hendriksen (tentang Yoh 13:30): [= Yudas, tentu saja, sangat senang untuk melakukan permintaan Kristus untuk melakukan dengan lebih cepat apa yang sedang ia lakukan. ... Ia segera keluar untuk berunding dengan orang-orang yang berwenang berkenaan dengan tempat dan waktu penangkapan. Sekarang atau tidak pernah sama sekali! Rencana rahasia itu telah terbongkar! Karena itu, supaya jangan itu digagalkan, penguasa-penguasa itu harus segera bertindak!]. 

g) Yudas pergi dan melaksanakan rencana pengkhianatannya. 

Yoh 13:30 - “Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.”. 

1. ‘Yudas menerima roti itu lalu segera pergi’. 

Keluarnya Yudas ini terjadi sebelum atau sesudah Perjamuan Kudus? Dengan kata lain, Yudas ikut Perjamuan Kudus atau tidak? Ini merupakan pertanyaan yang agak sukar untuk dijawab karena Perjamuan Kudus yang diceritakan dalam Mat 26:26-28 / Mark 14:22-24 / Luk 22:17-21, tidak diceritakan oleh Yohanes. Ada 2 kemungkinan: 

a. Yudas ikut Perjamuan Kudus. 

Dasarnya: Luk 22:17-21 - “(17) Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: ‘Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. (18) Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.’ (19) Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kataNya: ‘Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ (20) Demikian juga dibuatNya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu. (21) Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini.”. 

Perjamuan Kudus diadakan dalam ay 17-20, dan dalam ay 21 tangan Yudas Iskariot masih ada bersama Yesus di meja itu. Jadi ia ikut Perjamuan Kudus. 

Jawab: Lukas tidak menulis secara chronologis (sesuai dengan urut-urutan waktu)! 

Thomas Whitelaw: “Luke’s narrative can with difficulty be regarded as strictly chronological.” [= Cerita Lukas tidak bisa dianggap sebagai chronologis secara ketat.] - hal 295. 

Ini terlihat dari: Luk 22:22 (paralel dengan Mat 26:24) jelas terjadi sebelum Perjamuan Kudus (Luk 22:17-20 / Mat 26:26-29), tetapi oleh Lukas ditulis setelah Perjamuan Kudus. 

Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”. 

Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”. 

William Hendriksen (tentang Luk 22:21): “In the somewhat more chronologically arranged Synoptics, Matthew and Mark, the institution of the Lord’s Supper follows the announcement concerning the betrayer. Cf. Matt. 26:26–29 with 26:20–25; and Mark 14:22–25 with 14:17–21.” [= Dalam Injil Synoptic yang disusun dengan agak lebih khronologis, Matius dan Markus, pengadaan Perjamuan Kudus mengikuti pengumuman berkenaan dengan si pengkhianat. Bdk. Mat 26:26-29 dengan 26:20-25; dan Mark 14:22-25 dengan 14:17-21.]. 

Mat 26:20-29 - “(20) Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. (21) Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’ (22) Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepadaNya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’ (23) Ia menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. (24) Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’ (25) Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku, ya Rabi?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau telah mengatakannya.’ (26) Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-muridNya dan berkata: ‘Ambillah, makanlah, inilah tubuhKu.’ (27) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ‘Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. (28) Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. (29) Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu.’”. 

Mark 14:17-25 - “(17) Setelah hari malam, datanglah Yesus bersama-sama dengan kedua belas murid itu. (18) Ketika mereka duduk di situ dan sedang makan, Yesus berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku.’ (19) Maka sedihlah hati mereka dan seorang demi seorang berkata kepadaNya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’ (20) Ia menjawab: ‘Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku. (21) Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’ (22) Dan ketika Yesus dan murid-muridNya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ‘Ambillah, inilah tubuhKu.’ (23) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. (24) Dan Ia berkata kepada mereka: ‘Inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. (25) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.’”. 

b. Yudas tidak ikut Perjamuan Kudus. 

Dasar / alasan: Yoh 13:30 menunjukkan bahwa Yudas langsung pergi setelah ia menerima roti itu. Pemberian roti itu (diceritakan oleh Yohanes, tidak oleh Matius) kelihatannya terjadi persis setelah Mat 26:23, sedangkan Perjamuan Kudusnya baru terjadi dalam Mat 26:26-28. 

Tetapi sekalipun Yudas tidak ikut Perjamuan Kudus, tetapi ia pasti ikut Perjamuan Paskah, yang pada saat itu merupakan sakramen Perjanjian Lama. Mengapa ia dibolehkan ikut? 

(1) Dalam Perjanjian Lama tidak ada larangan orang berdosa / ‘kristen KTP’ untuk ikut Perjamuan Paskah, tetapi dalam Perjanjian Baru ada larangan bagi orang seperti itu untuk ikut Perjamuan Kudus (1Kor 11:27-32). 

(2) Matthew Poole (tentang Yoh 13:30): [= Karena sekalipun Kristus mengetahui hati Yudas, tetapi Ia tidak bertindak sesuai dengan kemaha-tahuanNya, tetapi sebagai pelayan yang pertama dan terutama dari injil, memberikan kita suatu teladan, untuk tidak menghakimi hal-hal yang rahasia, tetapi hanya hal-hal yang terbuka.] - hal 352. 

2) ‘Pada waktu itu hari sudah malam’. 

Banyak sekali penafsir yang mengalegorikan bagian ini. 

Wiliam Barclay: [= Yudas keluar - dan saat itu sudah malam. Yohanes mempunyai cara menggunakan kata-kata sehingga sarat dengan arti. Itu sudah malam karena hari itu sudah larut; tetapi ada ‘malam’ yang lain di sini. Selalu merupakan ‘malam’ kalau seseorang meninggalkan Kristus untuk mengikuti tujuan / rencananya sendiri. Selalu merupakan ‘malam’ pada waktu seseorang lebih mendengarkan panggilan kejahatan dari pada panggilan kebaikan. Selalu merupakan ‘malam’ pada waktu kebencian memadamkan terang dari kasih. Selalu merupakan ‘malam’ pada waktu seseorang menghadapkan punggungnya terhadap Yesus.] - hal 147. 

Thomas Whitelaw: “Perhaps also symbolical of the spiritual condition of the traitor, within whom, as well as round whom, it was night.” [= Mungkin juga merupakan simbol dari kondisi rohani dari si pengkhianat, di dalam siapa, dan juga di sekitar siapa, itu adalah malam.] - hal 295. 

Pulpit Commentary: “The night into which Judas stepped forth was but a faint figure of the deeper night of a soul into which Satan had entered.” [= Malam ke dalam mana Yudas melangkah merupakan suatu gambaran yang samar-samar dari malam yang lebih dalam dari sebuah jiwa ke dalam mana Setan telah masuk.] - hal 200. 

Leon Morris (NICNT): [= ‘Malam’ merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar petunjuk waktu. Dari sudut pandang pengajaran dari Injil ini secara keseluruhan, itu harus dianggap sebagai menunjukkan kepada kita peperangan antara terang dan kegelapan dan pada malam, malam yang gelap, yang ada dalam jiwa Yudas (bdk. 11:10). Ia telah memotong dirinya sendiri dari terang dunia dan karena itu mengurung dirinya pada malam.] - hal 628. 

John G. Mitchell: [= Tidak mempunyai Yesus dalam hati dan hidupmu berarti ‘malam’. ... Di sinilah Yudas yang melewatkan 3 1/2 tahun bersama dengan Juruselamatnya yang ajaib / luar biasa. Dan ketika ia pergi, ia tidak hanya pergi ke dalam kegelapan pada tengah malam, tetapi ia pergi keluar ke dalam kegelapan yang tak dapat ditembus.] - hal 259. 

Bible Knowledge Commentary: ” [= ‘Dan itu adalah malam’ dalam Injil yang lain manapun bisa sekedar merupakan suatu petunjuk waktu, tetapi dalam Injil Yohanes itu mungkin juga mempunyai arti simbolis. Yudas sedang meninggalkan Terang (8:12; 12:35,46) dan sedang pergi keluar ke dalam kegelapan dosa (3:19).]. 

The Bible Exposition Commentary: [= Yudas ada di luar pada malam, dikendalikan oleh pangeran kegelapan, Iblis; tetapi Yesus ada dalam terang, membagikan kasih dan kebenaran dengan murid-murid terkasihNya. Betul-betul suatu kontras!]. 

Bagaimanapun menariknya penafsiran yang alegoris ini, saya tetap menganggapnya sebagai salah. Karena seluruh kontext merupakan cerita sejarah, maka ‘malam’ di sini harus diartikan secara hurufiah. Pada waktu kata ‘malam’ diartikan secara simbolis, saya menganggapnya sebagai salah. 

Barnes’ Notes: “It was in the evening, or early part of the night. What is recorded in the following chapters took place the same night.” [= Itu terjadi pada malam, atau bagian awal dari malam itu. Apa yang dicatat dalam pasal-pasal selanjutnya terjadi pada malam yang sama.] - hal 331. 

Adam Clarke: “under the conduct of the prince of darkness, and in the time of darkness, he did this work of darkness.” [= dibawah pimpinan pangeran kegelapan, dan pada saat gelap, ia melakukan pekerjaan kegelapan ini.] - hal 331. 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘And it was night.’ - but far blacker night in the soul of Judas than in the sky over his head.” [= ‘Dan itu adalah malam’. - tetapi malam yang jauh lebih gelap dalam jiwa Yudas dari pada di langit di atas kepalanya.]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 13:30): “It was night when Judas left that room, night outside; night also inside the heart of Judas!” [= Itu adalah malam ketika Yudas meninggalkan ruangan itu, malam di luar; malam juga di dalam hati Yudas!]. 

Matthew Henry: [= Tentang saat kepergiannya: ‘Itu adalah malam’. (1.) Sekalipun itu adalah malam, suatu waktu yang tidak tepat / cocok untuk kesibukan, tetapi karena Iblis telah memasuki dia, ia tidak menganggap dinginnya dan gelapnya malam itu sebagai kesukaran. Ini harus membuat kita malu tentang kemalasan dan kepengecutan kita dalam pelayanan Kristus, bahwa pelayan-pelayan setan begitu sungguh-sungguh dan berani dalam pelayanannya. (2.) Karena itu adalah malam, dan ini memberinya keuntungan tentang kerahasiaan dan penyembunyian. Ia tidak mau terlihat berunding dengan imam-imam kepala, dan karena itu memilih malam yang gelap sebagai waktu yang paling tepat untuk pekerjaan-pekerjaan kegelapan seperti itu. Mereka yang perbuatan-perbuatannya jahat mengasihi kegelapan dari pada terang. Lihat Ayub 24:13, dst.]. 

Ayub 24:13-17 - “(13) Ada lagi golongan yang memusuhi terang, yang tidak mengenal jalannya dan tidak tetap tinggal pada lintasannya. (14) Pada parak siang bersiaplah si pembunuh, orang sengsara dan miskin dibunuhnya, dan waktu malam ia berlaku seperti pencuri. (15) Orang yang berzinah menunggu senja, pikirnya: Jangan seorangpun melihat aku; lalu dikenakannya tudung muka. (16) Di dalam gelap mereka membongkar rumah, pada siang hari mereka bersembunyi; mereka tidak kenal terang, (17) karena kegelapan adalah pagi hari bagi mereka sekalian, dan mereka sudah biasa dengan kedahsyatan kegelapan.”. 

Tafsiran-tafsiran yang terakhir ini hanya menganalogikan, tetapi tidak mengatakan bahwa kata ‘malam’ itu merupakan simbol dari keadaan di dalam diri Yudas, dan karena itu, ini bisa diterima. 

Yudas Iskariot(11) 

2) Yudas kembali dengan sepasukan tentara untuk menangkap Yesus. 

Mat 26:47-57 - “(47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.’ (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia. (50) Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Hai teman, untuk itukah engkau datang?’ Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkapNya. (51) Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. (52) Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. (53) Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? (54) Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?’ (55) Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. (56) Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.’ Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. (57) Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawaNya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.”. 

Mark 14:43-49 - “(43) Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. (44) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.’ (45) Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Rabi,’ lalu mencium Dia. (46) Maka mereka memegang Yesus dan menangkapNya. (47) Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. (48) Kata Yesus kepada mereka: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? (49) Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci.’”. 

Luk 22:47-54 - “(47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang muridNya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk menciumNya. (48) Maka kata Yesus kepadanya: ‘Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?’ (49) Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: ‘Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?’ (50) Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. (51) Tetapi Yesus berkata: ‘Sudahlah itu.’ Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. (52) Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, kataNya: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? (53) Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.’ (54) Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.”. 

Yoh 18:1-12 - “(1) Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-muridNya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-muridNya. (2) Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-muridNya. (3) Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. (4) Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diriNya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’ (5) Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ KataNya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘Akulah Dia,’ mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. (7) Maka Ia bertanya pula: ‘Siapakah yang kamu cari?’ Kata mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ (8) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’ (9) Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’ (10) Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. (11) Kata Yesus kepada Petrus: ‘Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?’ (12) Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia.”. 

a) Yudas kembali dengan sepasukan tentara. 

1. Yesus ada di tempat yang diketahui oleh Yudas. 

Yoh 18:1-2 - “(1) Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-muridNya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-muridNya. (2) Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-muridNya.”. 

Calvin (tentang Yoh 18:1): [= Dalam cerita ini Yohanes melewati / mengabaikan banyak hal yang ketiga penginjil yang lain ceritakan, dan ia melakukan demikian dengan sengaja, karena maksudnya adalah untuk mengumpulkan banyak hal yang layak untuk dicatat, tentang mana mereka tidak berkata apa-apa; dan karena itu, hendaklah pembaca pergi kepada penginjil-penginjil yang lain untuk menemukan apa yang tidak ada di sini.]. 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:1): [= Disebutkan tentang pengetahuan Yudas tentang tempat ini, (1.) Untuk memperberat dosa Yudas, sehingga ia mau mengkhianati Tuan / Gurunya, sekalipun ia mempunyai pengenalan / keakraban yang intim dengan Dia; bahkan, ia membuat keakrabannya dengan Kristus sebagai memberi kepadanya suatu kesempatan untuk mengkhianatiNya; suatu pikiran yang mulia akan sudah sangat tak senang / jijik untuk melakukan hal yang begitu rendah.]. 

Lenski (tentang Yoh 18:2): [= Kita juga melihat bagaimana dengan mudahnya Yesus bisa telah menggagalkan rencana-rencana Yudas; semua yang Ia perlu lakukan adalah menghindari Getsemani dan pergi ke tempat yang baru untuk malam itu. Dengan pergi lagi ke Getsemani, Yesus, yang tahu rencana-rencana Yudas, dengan sengaja menempatkan diriNya sendiri ke dalam tangan dari musuh-musuhNya - karena saat untuk ini sekarang telah tiba.]. 

Calvin (tentang Yoh 18:1-2): [= Hal utama untuk dipertimbangkan adalah, maksud dari sang penginjil dengan menunjukkan tempat; karena tujuannya adalah, untuk menunjukkan bahwa Kristus pergi pada kematian dengan sukarela. Ia datang ke tempat yang, Ia tahu, diketahui dengan baik oleh Yudas. Mengapa Ia melakukan ini kecuali memberikan / menawarkan diriNya sendiri, dari persetujuanNya sendiri, kepada sang pengkhianat dan kepada musuh-musuh? Juga Ia bukannya disesatkan oleh ketidak-hati-hatian, karena Ia tahu sebelumnya semua yang akan terjadi. Yohanes belakangan menyebutkan juga bahwa Ia maju untuk menemui mereka. Karena itu, Ia mengalami kematian, bukan karena terpaksa, tetapi dengan sukarela, supaya Ia bisa menjadi korban sukarela; karena tanpa ketaatan penebusan tidak akan telah didapatkan bagi kita. Disamping, Ia masuk ke dalam taman, bukan dengan tujuan untuk mencari suatu tempat persembunyian, tetapi supaya Ia bisa mempunyai suatu kesempatan yang lebih baik, dan kebebasan, untuk berdoa. Bahwa Ia berdoa 3 x untuk dibebaskan dari kematian, (Mat 26:44), tidaklah bertentangan dengan ketaatan sukarela tentang mana kami telah berbicara; karena adalah perlu bahwa Ia harus bergumul dengan kesukaran-kesukaran, supaya Ia bisa menjadi pemenang. Sekarang, setelah mengalahkan ketakutan tentang kematian, Ia maju pada kematian dengan bebas dan dengan sukarela.]. 

2. Yudas kembali / datang dengan sepasukan tentara dan orang-orang yang dikirim oleh tokoh-tokoh agama Yahudi. 

Mat 26:47 - “Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.”. 

Luk 22:47a - “Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang muridNya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka.”. 

Yoh 18:3 - “Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.”. 

Kis 1:16 - “‘Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.”. 

George Hutcheson: [= Orang-orang murtad dan penganiaya-penganiaya yang jahat tidak tidur dalam perencanaan dan tindakan mereka, tetapi sangat waspada dan aktif, pada saat para pengikut Kristus tidur dan ceroboh; karena pada malam yang gelap itu Yudas datang dengan regunya, dan pada saat itu Kristus tidak bisa membujuk murid-muridNya untuk tetap terjaga, sebagaimana hal itu dicatat, Mat 26:45-47.] - hal 373-374. 

Mat 26:40-46 - “(40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’ (42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’ (43) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. (44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. (45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.”. 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:3): [= Dalam menggambarkan apa yang dilakukan tentara-tentara itu, bagaimana penjaga-penjaga memperlakukan Dia, dalam berbicara tentang Yudas, Petrus, Kayafas, Hanas, Pilatus, dan yang lain-lain, tujuan utama harus selalu adalah untuk menunjukkan apa yang masing-masing orang sumbangkan pada penderitaanNya!]. 

a. ‘Sepasukan prajurit’ (Yoh 18:3). 

Kata-kata ‘sepasukan prajurit’ menunjuk kepada tentara Romawi. Kata ‘pasukan’ dalam bahasa Yunani adalah SPEIRA. 

(1) William Barclay berkata ini bisa mempunyai 3 kemungkinan arti: 

(a) Ini menunjuk kepada ‘a Roman cohort’ [= suatu satuan tentara Romawi, yang terdiri dari 1/10 legion], dan 1 cohort terdiri dari 600 orang. 

(b) Ini menunjuk kepada ‘a cohort of auxilliary soldiers’ [= satu cohort tentara pembantu], yang terdiri dari 1000 orang, yaitu 240 pasukan berkuda dan 760 pasukan berjalan kaki. 

(c) Kadang-kadang (agak jarang), ini menunjuk kepada ‘the detachment of men called a maniple which was made up of two hundred men’ [= suatu satuan pasukan khusus yang disebut maniple (= 1/3 cohort) yang terdiri dari 200 orang] - hal 222. 

Kalaupun diambil yang terkecil, itu berarti mereka datang dengan 200 orang! Ini jumlah yang luar biasa untuk menangkap 1 orang! 

(2) Clarke mengatakan bahwa 1 SPEIRA = 1/40 legion, sedangkan 1 legion tidak tentu jumlahnya, sehingga tidak bisa diketahui berapa jumlah orang dalam 1 SPEIRA. 

(3) Pulpit Commentary (Injil Yohanes, hal 380) mengatakan bahwa satu SPEIRA terdiri dari sekitar 200 orang atau sama dengan 1/3 cohort. Sedangkan 1 cohort sama dengan 1/6 legion. Tetapi penafsir lain dari Pulpit Commentary (tentang Mat 26:53) mengatakan bahwa SPEIRA = Cohort = 1/10 LEGION. 

Sekalipun tidak bisa dipastikan jumlah tentara yang ikut, dan sekalipun jelas jumlahnya cukup banyak, tetapi yang pasti tentara yang ikut hanyalah sepersekian dari 1 legion. 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:3): “Christ’s friends were few, his enemies many. Let us therefore not follow a multitude to do evil, nor fear a multitude designing evil to us, if God be for us.” [= Sahabat-sahabat Kristus sedikit, musuh-musuhNya banyak. Karena itu hendaklah kita tidak mengikuti orang banyak untuk melakukan kejahatan, ataupun takut kepada banyak orang yang merancangkan kejahatan terhadap kita, jika Allah ada di pihak kita.]. 

Bdk. Ro 8:31b - “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”. 

Matthew Henry (tentang Mat 26:47): [= Orang banyak ini terdiri dari sebagian dari suatu detasemen dari penjaga-penjaga, yang ditempatkan di menara Antonia oleh gubernur Roma; orang-orang ini adalah orang-orang non Yahudi, ‘orang-orang berdosa’ sebagaimana Kristus menyebut mereka, ay 45. Sisanya adalah pelayan-pelayan dan pejabat-pejabat dari Imam Besar, dan mereka adalah orang-orang Yahudi; mereka yang tidak cocok satu sama lain, bersatu menentang Kristus.]. 

Mat 26:45 - “Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.”. 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:3): “‎these had an enmity to each other, but were united against Christ, who came to reconcile both to God in one body.” [= orang-orang ini mempunyai suatu permusuhan satu sama lain, tetapi bersatu menentang Kristus, yang datang untuk mendamaikan keduanya kepada Allah dalam satu tubuh.]. 

Bdk. Ef 2:11-18 - “(11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu - sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya ‘sunat,’ yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, - (12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh,’ sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. (14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat,’ (18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.”. 

Calvin (tentang Yoh 18:3):[= Bahwa Yudas datang disertai oleh prajurit-prajurit dan oleh suatu rombongan yang begitu besar, adalah suatu tanda dari suatu hati nurani yang buruk, yang selalu gemetar tanpa penyebab apapun.]. 

Bdk. Im 26:14-15,36 - “(14) ‘Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, (15) jikalau kamu menolak ketetapanKu dan hatimu muak mendengar peraturanKu, sehingga kamu tidak melakukan segala perintahKu dan kamu mengingkari perjanjianKu, ... (36) Dan mengenai mereka yang masih tinggal hidup dari antaramu, Aku akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka, dan mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, sungguhpun tidak ada orang yang mengejar.”. 

Matthew Henry (tentang Mat 26:47): [= Di sini ada bersama dia suatu kumpulan orang banyak; supaya Kitab Suci bisa digenapi, Tuhan, betapa bertambah banyak orang-orang yang mengganggu aku! Maz 3:2.]. 

Maz 3:1-2 - “(1) [Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.] (2) Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;”. 

Bdk. Yoh 18:1 - “Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-muridNya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-muridNya.”. 

Barnes’ Notes (tentang Yoh 18:1): “‎Over this brook David passed when he fled from Absalom, 2 Sam 15:23.” [= Melewati sungai ini Daud menyeberang ketika ia lari dari Absalom, 2Sam 15:23.]. 

2Samuel 15:23 - “Seluruh negeri menangis dengan suara keras, ketika seluruh rakyat berjalan lewat. Raja menyeberangi sungai Kidron dan seluruh rakyat berjalan ke arah padang gurun.”. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 18:1): [= Daud dikhianati oleh seorang Sahabat (Ahitofel) pada waktu menyeberangi Kidron dan naik ke Bukit Zaitun (2Sam 15:23,30-31). Demikian juga Yesus dikhianati oleh ‘sahabatNya yang dipercaya’, Yudas, sementara menyeberangi Kidron dan pergi ke Bukit Zaitun.]. 

2Sam 15:30-31 - “(30) Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis. (31) Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: ‘Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,’ maka berkatalah Daud: ‘Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN.’”. 

Sekarang mari kita bandingkan pasukan penangkap Yesus ini dengan kata-kata Yesus dalam Mat 26:53 - “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?”. Kata ‘pasukan’ di sini menggunakan kata LEGION! 

Pulpit Commentary (tentang Yohanes 18:3): “a legion of angel for each one of the little group” [= satu legion malaikat untuk setiap orang dari grup kecil itu] - hal 380. 

Pulpit Commentary (tentang Matius 26:53): [= Ia menggunakan istilah Romawi ‘legion’ dengan suatu maksud. Ia telah ditangkap oleh satu cohort (Yoh 18:3,12, SPEIRA), 1/10 bagian dari legion, yang berjumlah 6000 orang; Ia bisa, jika Ia memilih, memanggil untuk menolongNya 12 kali 6000 malaikat, yang akan membebaskan Tuhan mereka dari musuh-musuhNya.] - hal 530. 

Itulah perbandingan kekuatan antara ‘musuh’ dan ‘kawan’ bagi orang kristen. 

Bandingkan dengan: 

(a) 2Raja 6:15-17 - “(15) Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: ‘Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?’ (16) Jawabnya: ‘Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.’ (17) Lalu berdoalah Elisa: ‘Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.’ Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.”. 

(b) Maz 34:8 - “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.”. 

Padahal 1 malaikat dapat dengan mudah membunuh 185.000 tentara dalam satu malam (2Raja 19:35). Karena itu dalam menghadapi banyak musuh, kita tidak perlu takut. Kalau Tuhan mau melindungi, Ia dengan mudah bisa melakukannya. Memang Tuhan tidak selalu mau menolong / melindungi, tetapi kalau Tuhan tidak mau menolong / melindungi kita, maka Ia pasti mempunyai rencana, dan itu pasti baik bagi kita. 

b. Perlengkapan pasukan prajurit itu. 

Yoh 18:3 - “Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.”. 

Mat 26:47 - “Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.”. 

Tentara itu membawa lentera dan suluh, padahal Barclay (hal 223), dan juga penafsir-penafsir yang lain, berkata bahwa Paskah adalah masa bulan purnama sehingga sangat terang. Mereka tidak membutuhkan lentera dan suluh untuk mencari jalan, tetapi mereka mengira bahwa Yesus akan bersembunyi di pohon-pohon / semak-semak dsb, sehingga mereka membawa lentera dan suluh. 

Mereka juga membawa senjata (pedang dan pentung), mungkin karena mereka menduga bahwa murid-murid Yesus akan mengadakan perlawanan. 

Adam Clarke (tentang Yoh 18:3): [= ‘Dengan lentera dan suluh’. Dengan ini mereka bermaksud untuk mencari sudut-sudut dan gua-gua / lubang-lubang, untuk berjaga-jaga kalau Kristus telah menyembunyikan diriNya sendiri; karena mereka tidak bisa membutuhkannya untuk tujuan yang lain manapun, karena sekarang adalah tanggal 14 dari bulan itu, di bulan Nisan, dan karena itu bulan tampak penuh dan terang.]. 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:3): [= Lentera dan suluh ... untuk mencari Terang dunia! Dan itu adalah bulan purnama! Pedang dan pentung ... untuk menundukkan Pangeran / Raja Damai! Ini adalah penghinaan yang kejam. Itu membuktikan betapa missiNya telah disalah-tafsirkan sepenuhnya. Bagi ‘Orang Kesedihan’, pemandangan tentang gerombolan orang brutal ini, yang menganggapNya sebagai orang buruan mereka, berarti penderitaan yang tak tergambarkan. Mereka telah datang kepadaNya seakan-akan Ia adalah seorang kriminil, misalnya seorang perampok. Ini adalah penderitaan. Ia merasakan kepahitan dari penghinaan, seperti jelas dari kata-kata yang Ia ucapkan (Mat 26:55). Ia melihat mendekatnya kuasa kegelapan (Luk 22:53).]. 

Mat 26:55 - “Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.”. 

Luk 22:53 - “Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.’”. 

The Biblical Illustrator (tentang Yoh 18:1-dst) mengutip kata-kata Spurgeon: [= Mereka tidak menemukan Kristus dengan lentera dan suluh. Dan kamu boleh / bisa datang dengan sangat banyak penemuan-penemuanmu sendiri, tetapi kamu tidak akan menemukan Dia dengan cara itu. Bagaimana kamu mengharapkan untuk menemukan matahari dengan lentera?]. 

b) Yudas menunjukkan Yesus dengan menggunakan ciuman. 

Mat 26:48-50a - “(48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.’ (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia. (50a) Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Hai teman, untuk itukah engkau datang?’”. 

KJV: ‘Friend, wherefore art thou come?’ [= Teman, mengapa / untuk apa kamu datang?]. 

RSV: ‘Friend, why are you here?’ [= Teman, mengapa engkau ada di sini?]. 

NIV: ‘Friend, do what you came for.’ [= Teman, lakukan apa yang untuknya kamu datang.]. 

NASB: ‘Friend, do what you have come for.’ [= Teman, lakukan apa yang untuknya kamu telah datang.]. 

Luk 22:47b-48 - “(47b) Yudas mendekati Yesus untuk menciumNya. (48) Maka kata Yesus kepadanya: ‘Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?’”. 

Matthew Henry (tentang Mat 26:48): [= Instruksi-instruksi yang ia berikan kepada prajurit-prajurit (ay 48); Ia memberi mereka suatu tanda; seperti komandan dari kelompok ini dalam tindakan ini, ia memberi perintah atau tanda. Ia memberi mereka suatu tanda, supaya jangan oleh kesalahan mereka menangkap salah satu dari murid-murid dan bukannya Dia, karena murid-murid baru-baru ini telah mengatakan, dalam pendengaran Yudas, bahwa mereka rela mati untuk Dia. ... Sekalipun orang-orang Yahudi, yang berhubungan dengan Bait Allah, pasti mengenalNya, tetapi prajurit-prajurit Romawi mungkin tidak pernah melihatNya, dan tanda itu bertujuan untuk mengarahkan mereka; dan Yudas dengan ciumannya bermaksud bukan hanya membedakan Dia, tetapi menahanNya, sementara mereka datang di belakangnya, dan menangkapNya.]. 

Catatan: karena itu merupakan sesuatu yang mustahil / konyol, kalau mereka salah tangkap, apalagi menangkap dan lalu menyalibkan Yudasnya sendiri! Ini betul-betul merupakan suatu lelucon! 

William Hendriksen (tentang Luk 22:48): [= Ada orang-orang yang berkata bahwa suatu ciuman merupakan cara yang biasa dipraktekkan untuk memberi salam kepada seorang rabi / guru. Bagaimanapun adanya hal itu, kita bisa pasti bahwa pada saat itu maupun sekarang - sekalipun lebih di daerah-daerah tertentu dari dunia ini dari pada di tempat-tempat lain - suatu ciuman merupakan simbol dari persahabatan dan kasih. Tetapi sebagaimana digunakan oleh Yudas, itu merupakan tanda yang sudah diatur sebelumnya untuk gerombolan penangkap untuk menangkap Yesus dan, seperti ditambahkan oleh Mark 14:44, untuk membawaNya ‘dengan selamat’ atau ‘dibawah penjagaan’ (bdk. Kis 16:23). Pastilah Yudas telah mendapatkan uangnya (Mat 26:15), tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa tetap memilikinya sampai ia telah memastikan bahwa Orang yang ia khianati sungguh-sungguh ada di tangan dari Sanhedrin. Maka setelah tiba di Getsemani, di depan kelompok orang banyak yang telah diutus untuk menangkap Yesus, Yudas, pada waktu melihat Yesus, maju ke depan. Lalu ia memberi salam kepada Yesus dengan berkata ‘Rabi / Guru’ (Mark 14:45) atau seperti Matius menuliskannya, ‘Halo, Rabi’. Dan apa yang ia lakukan berikutnya telah menyebabkan semua generasi belakangan mengkerut dengan ngeri / takut pada semata-mata penyebutan namanya. Sambil memeluk Yesus ia menciumNya - mungkin dengan bersemangat atau secara berulang-ulang. ... Dari tanggapan Yesus - ‘Yudas, apakah dengan sebuah ciuman engkau mengkhianati Anak Manusia?’ - adalah jelas bahwa bahkan pada saat terakhir Yesus sedang memperingatkan Yudas dengan sungguh-sungguh. Untuk kehancuran / kebinasaannya yang kekal, ia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.]. 

Mark 14:44 - “Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.’”. 

KJV: ‘safely’ [= dengan aman]. 

RSV/NIV/NASB: ‘under guard’ [= dibawah penjagaan]. 

Mark 14:45 - “Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Rabi,’ lalu mencium Dia.”. 

Mat 26:49 - “Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia.”. 

KJV: ‘Hail, master’ [= Salam,Tuan / Guru]. 

RSV: ‘Hail, Master!’ [= Salam, Tuan / Guru!]. 

NIV: ‘Greetings, Rabbi!’ [= Salam, Rabi!]. 

NASB: ‘Hail, Rabbi!’ [= Salam, Rabi!]. 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘mencium’ adalah KATAPHILEO, dan dalam Bible Works 8 diterjemahkan ‘to kiss much, kiss again and again, kiss tenderly’ [= mencium banyak, mencium berulang-ulang, mencium dengan lembut]. 

Vincent (tentang Mat 26:49): [= Kata yang sama digunakan tentang perlakuan / sentuhan yang lembut pada kaki Tuhan oleh perempuan di rumah orang Farisi (Luk 7:38), tentang pelukan bapa kepada anak yang hilang yang kembali (Luk 15:20), dan tentang perpisahan dari tua-tua Efesus kepada Paulus (Kis 20:37).]. 

Luk 7:38 - “Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.”. 

Luk 15:20 - “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”. 

Kis 20:37 - “Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.”. 

John Henry Jowett: ” [= Tuan kita dikhianati di taman doa. Di tempat yang paling kudus si pengkhianat memberikan ciuman yang paling tidak kudus. Ia membawa pengotoran / pencemaran ke dalam tempat kudus yang paling membangkitkan rasa hormat yang dikenal oleh dunia. Dan hal yang sama bisa terjadi dengan saya. Saya bisa menyalakan api yang najis dalam gereja. Saya bisa menikam Tuhan saya pada waktu saya sedang berlutut / berdoa. Pada waktu kelihatannya saya sedang beribadah saya bisa sedang bersekutu dengan kuasa kegelapan.] - ‘Spring of the Living Water’, March 23. 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:4): [= Alangkah hinanya, alangkah jahatnya / menyerupai setannya! Untuk tindakan yang paling menjijikkan yang pernah dilakukan Yudas memilih malam yang paling keramat / kudus (malam Paskah), tempat yang paling keramat / kudus, (tempat kudus dari pembaktian sang Tuan / Guru), dan simbol yang paling keramat / kudus, suatu ciuman! Dan juga, betapa menggelikan sepenuhnya! Seakan-akan Yesus akan gagal untuk memperkenalkan diriNya sendiri!]. 

Yudas Iskariot(12) 

c) Yesus mengaku sebagai orang yang mereka cari (versi Yohanes). 

Yoh 18:4-8a - “(4) Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diriNya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’ (5) Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ KataNya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘Akulah Dia,’ mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. (7) Maka Ia bertanya pula: ‘Siapakah yang kamu cari?’ Kata mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ (8a) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia.”. 

1. Yesus tahu semua yang akan menimpa diriNya (ay 4). 

Yoh 18:4 - “Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diriNya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’”. 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:4): “From the mind of Jesus nothing was hid. For this knowledge of Jesus see on 1:42, 47, 48; 2:24, 25; 5:6; 6:64; 13:1, 3; 21:17.” [= Dari pikiran Yesus tak ada apapun yang tersembunyi. Untuk pengetahuan dari Yesus ini lihat tentang 1:42,47,48; 2:24,25; 5:6; 6:64; 13:1,3; 21:17.]. 

Yoh 1:42,47-48 - “(42) Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: ‘Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).’ ... (47) Kata Filipus kepadanya: ‘Mari dan lihatlah!’ Yesus melihat Natanael datang kepadaNya, lalu berkata tentang dia: ‘Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!’ (48) Kata Natanael kepadaNya: ‘Bagaimana Engkau mengenal aku?’ Jawab Yesus kepadanya: ‘Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.’”. 

Yoh 2:24-25 - “(24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”. 

Yoh 5:6 - “Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ‘Maukah engkau sembuh?’”. 

Yoh 6:64 - “Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.”. 

Yoh 13:1,3 - “(1) Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. ... (3) Yesus tahu, bahwa BapaNya telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.”. 

Yoh 21:17 - “Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: ‘Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?’ Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: ‘Apakah engkau mengasihi Aku?’ Dan ia berkata kepadaNya: ‘Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Gembalakanlah domba-dombaKu.’”. 

Pulpit Commentary: “he foresaw all the events of the Passion as occurring, not through the mere malice of men, but by the foreordination of God.” [= Ia melihat lebih dulu semua peristiwa penderitaanNya sebagai terjadi bukan semata-mata melalui kejahatan manusia, tetapi oleh penentuan lebih dulu dari Allah.] - hal 399. 

Memang pengetahuan lebih dulu (foreknowledge) memastikan adanya penentuan lebih dulu (foreordination). 

Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”. 

Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”. 

Loraine Boettner: “Yet unless Arminianism denies the foreknowledge of God, it stands defenseless before the logical consistency of Calvinism; for foreknowledge implies certainty and certainty implies foreordination.” [= Kecuali Arminianisme menyangkal / menolak pengetahuan lebih dulu dari Allah, ia tidak mempunyai pertahanan di depan kekonsistenan yang logis dari Calvinisme; karena pengetahuan lebih dulu secara tidak langsung menunjuk pada kepastian, dan kepastian secara tidak langsung menunjuk pada penetapan lebih dulu.] - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 44. 

Loraine Boettner: “The Arminian objection against foreordination bears with equal force against the foreknowledge of God. What God foreknows must, in the very nature of the case, be as fixed and certain as what is foreordained; and if one is inconsistent with the free agency of man, the other is also. Foreordination renders the events certain, while foreknowledge presupposes that they are certain.” [= Keberatan Arminian terhadap penentuan lebih dulu mengandung / menghasilkan kekuatan yang sama terhadap pengetahuan lebih dulu dari Allah. Apa yang Allah ketahui lebih dulu pastilah sama tertentunya dan pastinya seperti apa yang ditentukan lebih dulu; dan jika yang satu tidak konsisten dengan kebebasan manusia, yang lain juga demikian. Penentuan lebih dulu membuat peristiwa-peristiwa pasti / tertentu, sedangkan pengetahuan lebih dulu mensyaratkan bahwa mereka itu pasti / tertentu.] - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 42. 

Loraine Boettner: [= Para penganut Socinianisme dan Unitarianisme, sekalipun tidak injili seperti Orang-orang Arminian, pada titik ini adalah lebih konsisten; karena setelah menolak penentuan lebih dulu dari Allah, mereka juga menolak bahwa Ia bisa mengetahui lebih dulu tindakan-tindakan dari agen-agen bebas. Mereka percaya bahwa dalam sifat dasar / hakekat dari kasus itu hal itu tidak bisa diketahui bagaimana orang itu akan bertindak sampai saatnya tiba dan pilihan dibuat. Pandangan ini tentu saja merendahkan nubuat-nubuat dari Kitab Suci paling banter sampai pada tebakan-tebakan, dan menghancurkan pandangan Kristen yang bersifat historis tentang pengilhaman dari Kitab Suci. Itu adalah suatu pandangan yang tidak pernah dipegang / dipercayai oleh gereja Kristen manapun yang diakui. Sebagian dari para penganut Socinianisme dan Unitarianisme telah menjadi cukup berani dan jujur untuk mengakui bahwa alasan yang membimbing mereka untuk menyangkal pengetahuan lebih dulu dari Allah tentang tindakan-tindakan yang akan datang dari manusia, adalah bahwa jika ini diakui maka akan menjadi mustahil untuk membuktikan salah doktrin Calvinisme tentang Predestinasi.] - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 42. 

Loraine Boettner:[= Banyak orang Arminian telah merasakan kekuatan dari argumentasi ini, dan sekalipun mereka tidak mengikuti para Unitarian dalam menyangkal pengetahuan lebih dulu dari Allah, mereka telah membuatnya jelas bahwa mereka akan dengan sangat sukarela menyangkalnya jika mereka bisa, atau berani. Sebagian dari mereka telah berbicara secara meremehkan tentang doktrin pengetahuan lebih dulu dari Allah dan telah menunjukkan secara implicit bahwa dalam pandangan mereka, tidaklah begitu penting apakah seseorang mempercayainya atau tidak. Sebagian telah pergi / lari begitu jauh sehingga memberitahu kita secara jelas bahwa manusia lebih baik menolak pengetahuan lebih dulu dari pada mengakui / menerima Predestinasi. Yang lain mengusulkan bahwa Allah bisa secara sukarela mengabaikan untuk mengetahui sebagian / beberapa tindakan-tindakan dari manusia supaya membiarkan mereka bebas; tetapi ini tentu saja menghancurkan kemahatahuan Allah. Orang-orang lain lagi telah mengusulkan bahwa kemahatahuan Allah bisa berarti hanya bahwa Ia bisa mengetahui segala sesuatu, jika Ia memilihnya, - sama seperti kemahakuasaanNya berarti bahwa Ia bisa melakukan segala sesuatu, jika Ia memilihnya. Tetapi perbandingan ini tidak akan bertahan, karena tindakan-tindakan tertentu ini bukan hanya semata-mata kemungkinan-kemungkinan tetapi realita-realita, sekalipun yang akan datang; dan menganggap ada ketidaktahuan pada Allah berkenaan dengan hal-hal ini berarti menyangkalNya dari sifat maha tahu. Penjelasan ini akan memberi kita kekonyolan dari suatu kemahatahuan yang tidak maha tahu.] - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 42-43. 

Loraine Boettner: [= Maka kami menyimpulkan bahwa doktrin Kristen tentang Pengetahuan lebih dulu dari Allah juga membuktikan PredestinasiNya. Karena peristiwa-peristiwa ini diketahui lebih dulu, mereka merupakan hal-hal yang tertentu dan pasti; dan tak ada apapun bisa membuat mereka tertentu dan pasti kecuali perkenan yang baik dari Allah, - Penyebab pertama yang besar / agung, - secara bebas dan tak bisa berubah menentukan lebih dulu apapun yang akan terjadi. Seluruh kesukaran terletak dalam tindakan-tindakan yang pasti dari agen-agen bebas; tetapi kepastian dibutuhkan bagi pengetahuan lebih dulu maupun bagi penentuan lebih dulu. Argumentasi-argumentasi Arminian, jika itu sah / benar, akan membuktikan salah baik pengetahuan lebih dulu maupun penentuan lebih dulu. Dan karena mereka membuktikan terlalu banyak kami menyimpulkan bahwa mereka tidak membuktikan apapun sama sekali.] - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 46. 

2. Kapan terjadinya ciuman Yudas? 

Kalau Yudas sudah menunjukkan Yesus dengan menggunakan ciuman, mengapa mereka masih tak tahu yang mana Yesus? Bagaimana urut-urutannya? Yohanes tidak menceritakan ciuman Yudas. Kalau ciuman Yudas terjadi belakangan, aneh juga, karena Yesus sudah memperkenalkan diriNya. Untuk apa Yudas masih menunjukkan Dia kepada mereka? Para penafsir saling bertentangan tentang hal ini. 

Adam Clarke (tentang Yoh 18:5): [= ‘Yesus dari Nazaret’. Mereka tidak mengatakan ini sampai setelah Yudas mencium Kristus, yang merupakan tanda yang telah ia setujui dengan prajurit-prajurit, dsb., untuk ia berikan kepada mereka, supaya mereka bisa tahu siapa yang harus mereka tangkap: lihat Mat 26:48. Sekalipun beberapa pengharmonis menempatkan ciuman setelah apa yang dikatakan dalam ayat yang kesembilan.]. 

Yoh 18:9 - “Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’”. 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:4): [= Yesus keluar. Keluar dari apa? Jawabannya tak diberikan; jadi, tak ada kepastian. Beberapa orang mengatakan ‘dari gerbang taman’; ‘dari gua’; atau ‘dari rumah’. Bagi orang-orang lain (dan kami condong untuk setuju dengan mereka) artinya adalah, ‘dari antara pohon-pohon dalam kumpulan pohon-pohon ini’; artinya, dari tempat yang relatif gelap Ia melangkah ke dalam terang, ke tempat yang terbuka, melangkah maju sampai Ia berdiri tepat di depan gerombolan itu. Persis pada waktu Ia melakukan hal ini (atau apakah itu pada saat yang berbeda; tetapi jika demikian, kapan?), Yudas melakukan tindakan itu, yang telah menyebabkan semua generasi belakangan mengkerut dengan ngeri / jijik pada semata-mata penyebutan namanya. Sambil memeluk Yesus, ia menciumNya berulang-ulang, sambil berkata ‘Salam, Rabi!’. Lihat Mat 26:49 (bahasa aslinya). Itu adalah tanda yang sudah diatur / disiapkan sebelumnya. Alangkah hinanya, alangkah jahatnya / menyerupai setannya! Untuk tindakan yang paling menjijikkan yang pernah dilakukan Yudas memilih malam yang paling keramat / kudus (malam Paskah), tempat yang paling keramat / kudus, (tempat kudus dari pembaktian sang Tuan / Guru), dan simbol yang paling keramat / kudus, suatu ciuman! Dan juga, betapa menggelikan sepenuhnya! Seakan-akan Yesus akan gagal untuk memperkenalkan diriNya sendiri!]. 

Lenski (tentang Yoh 18:4): [= Yesus dinyatakan kepada para penangkapNya dengan dua cara: dengan ciuman Yudas dan dengan pernyataanNya sendiri yang berulang-ulang, ‘Akulah Dia’. Yang mana terjadi dulu? Pandangan-pandangan terpecah / berbeda-beda. Yohanes sedikit menolong kita. Ia tak menceritakan tentang ciuman tetapi ia mengatakan dalam ay 5 bahwa pada waktu Yesus menyatakan diriNya dengan pernyataanNya sendiri, Yudas sedang berdiri MET AUTON (‘with them’ / ‘dengan mereka’), dalam kumpulan dari para penangkap itu. Ciuman itu pasti harus terjadi dulu. Pada waktu Yudas melangkah mundur / kembali setelah memberikannya, ia ada dalam kumpulan dari gerombolan bersenjata; dan ini berarti bahwa ia melangkah maju ke dalam kumpulan dari 11 murid yang berjajar di belakang Yesus. Jadi, dimana ia berdiri sangat penting / berarti. Adalah terlalu sukar untuk menganggap bahwa Yesus dengan begitu jelas memperkenalkan diriNya sendiri kepada para penangkapNya dan bahwa Ia lalu mengijinkan Yudas meneguhkan pengidentifikasian ini dengan tanda yang sudah disiapkan sebelumnya, ciuman sang pengkhianat. Setelah membimbing gerombolan itu, Yudas dengan cepat melangkah ke depan pada saat Yesus datang melalui jalan masuk dari taman dan, pada waktu ia telah memberikan tanda yang dijanjikan kepada para pengikutnya dan melangkah mundur bagi mereka untuk mengelilingi Yesus, disana terjadi dimana hanya Yohanes saja menggambarkan dalam ay 4-9.]. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yoh 18:3): [= Jika dialog antara Tuhan kita dan para penangkapNya terjadi sebelum ini, seperti yang dipikirkan oleh beberapa penafsir, maka ciuman Yudas sama sekali tak diperlukan, dan mungkin mengesahkan haknya atas uang itu; Tuhan kita secara tak terduga telah memperkenalkan diriNya sendiri di hadapan mereka, dan menyebabkan tidak perlu bagi siapapun untuk menunjukkan Dia. Tetapi suatu perbandingan dari cerita-cerita itu kelihatannya menunjukkan bahwa Tuhan kita tampil ke depan kepada gerombolan itu segera sesudah pembicaraan dengan Yudas.]. 

3. Yudas ada di pihak mereka (ay 5b). 

Yoh 18:5 - “Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ KataNya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.”. 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:5b): [= Diberikan perhatian khusus, dalam tanda kurung, bahwa ‘Yudas berdiri bersama mereka’. Ia yang biasanya berdiri dengan mereka yang mengikuti Kristus sekarang berdiri bersama mereka yang berperang terhadap Dia. Ini menggambarkan suatu kemurtadan; ia adalah orang yang berpindah pihak. Ia menempatkan dirinya sendiri bersama mereka dengan siapa hatinya selalu ada / bersama, dan bersama siapa ia akan mendapatkan nasibnya pada hari penghakiman.]. 

4. Yesus bertanya siapa yang mereka cari, dan lalu memperkenalkan diriNya sebagai orang yang mereka cari (ay 4-8). 

Yoh 18:4-8a - “(4) Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diriNya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’ (5) Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ KataNya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘Akulah Dia,’ mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. (7) Maka Ia bertanya pula: ‘Siapakah yang kamu cari?’ Kata mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ (8a) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia.”. 

Catatan: kata-kata ‘Akulah Dia’ dalam ay 5,6,8 diterjemahkan ‘I am he’ oleh KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV. Tetapi dalam bahasa Yunani kata-kata yang digunakan hanyalah EGO EIMI [= I AM / AKU ADALAH]. 

UBS NT Handbook Series: “‘I am he’ (so most translations) appears as ‘I am Jesus’ in one important Greek manuscript.” [= ‘Akulah Dia’ (begitu kebanyakan terjemahan) muncul sebagai ‘Aku adalah Yesus’ dalam satu manuscript Yunani yang penting.]. 

Wiersbe: [= Kristus, Adam terakhir (1Kor 15:45), menemui musuh di suatu taman dan menang, sedangkan Adam pertama menemui musuh di suatu taman dan gagal. Adam menyembunyikan dirinya sendiri, tetapi Kristus secara terbuka menyatakan diriNya sendiri.]. 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:4): [= Pada waktu orang banyak mau memaksa Dia pada suatu makhkota, dan menawarkan untuk menjadikanNya seorang raja di Galilea, Ia mengundurkan diri, dan menyembunyikan diriNya sendiri (psl 6:15); tetapi, pada waktu mereka datang untuk memaksaNya kepada salib, Ia menawarkan diriNya sendiri; dan pergi ke dunia yang lain untuk bertakhta. Ini tidak memberi otoritas kepada kita untuk membuka diri kita sendiri pada kesukaran / bahaya secara tak perlu, karena kita tidak tahu kapan saat kita datang; tetapi kita dipanggil pada penderitaan pada waktu kita tidak mempunyai cara / jalan untuk menghindarinya kecuali dengan dosa; dan, pada waktu sampai pada titik ini, hendaklah tak ada dari hal-hal ini yang menggerakkan kita, karena hal-hal ini tidak bisa melukai / merugikan kita.]. 

Yoh 6:15 - “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.”. 

Leon Morris (NICNT): [= Pengetahuan yang lengkap dari Yesus tentang situasi ini mendikte tindakanNya (lihat tentang 2:24; 4:18). Yohanes menghapus ciuman Yudas (Mat 26:49; Mark 14:45; Luk 22:47), yang seharusnya terjadi waktu ini. Ia tidak berminat untuk menceritakan kepada kita segala sesuatu yang terjadi, tetapi menunjukkan pengontrolan Yesus sepenuhnya atas situasi itu. Tuhan tahu segala sesuatu yang mendatangiNya, dan dalam terang pengetahuan ini Ia keluar untuk menemui tentara-tentara itu. Ia sama sekali tidak ‘ditangkap’. Ia yang melakukan inisiatif dan Ia menyerahkan diriNya sendiri.]. 

5. Pada waktu Yesus memperkenalkan diriNya, mereka jatuh ke tanah (ay 6). 

Yoh 18:6 - “Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘Akulah Dia,’ mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.”. 

Barnes’ Notes (tentang Yoh 18:6): [= ‘Mereka mundur ...’. Penyebab dari mundurnya mereka dengan cara ini tidak disebutkan. Bermacam-macam hal bisa telah menyebabkannya. Cara yang jujur / terus terang, terbuka, dan tanpa takut dengan mana Yesus berbicara kepada mereka bisa telah meyakinkan mereka tentang ketidak-bersalahanNya, dan mencegah mereka dari pelaksanaan usaha jahat mereka. PenyingkapanNya tentang diriNya sendiri bersifat tiba-tiba dan tidak diharapkan; dan sementara mereka mungkin mengantisipasi bahwa Ia akan melakukan suatu usaha untuk lolos, mereka heran pada pengakuanNya yang terbuka dan berani. Hati nurani mereka mengecam mereka untuk kejahatan mereka, dan mungkin cara yang tegas, pasti tetapi lembut, dengan mana Yesus berbicara kepada mereka, pengungkapan dari kuasaNya yang tak ada taranya dalam mengetahui bagaimana menemukan cara pada hati nurani dari manusia, membuat mereka merasakan bahwa mereka ada dalam kehadiran dari lebih dari seorang manusia yang fana. Disana tidak ada bukti bahwa ada kuasa mujijat apapun, kekuatan fisik semata-mata apapun, dan menganggap bahwa disana ada hal-hal itu, sangat mengurangi keagungan moral dari situasi itu.]. 

Catatan: saya tak mengerti bagaimana Barnes bisa menafsir sebodoh ini! Bahkan William Barclay yang biasanya sangat anti mujijat, menafsir dengan jauh lebih baik dari Barnes! 

Barclay: [= Itu menunjukkan kepada kita otoritasNya. Di sanalah Ia, satu orang, sendirian, tak bersenjata; di sanalah mereka, ratusan dari mereka, bersenjata dan diperlengkapi. Tetapi berhadapan muka dengan Dia, mereka mundur dan jatuh ke tanah. Di sana mengalir dari Yesus suatu otoritas yang dalam seluruh kesenmdirianNya membuatNya lebih kuat dari kekuatan dari musuh-musuhNya. ... Itu menunjukkan kepada kita bahwa Yesus memilih untuk mati. Di sini lagi-lagi adalah jelas bahwa Ia bisa telah lolos dari kematian seandainya Ia menginginkan demikian. Ia bisa telah berjalan melalui mereka dan pergi. Tetapi Ia tidak melakukannya. Ia bahkan menolong musuh-musuhNya untuk menangkapNya. Ia memilih untuk mati.]. 

Lenski (tentang Yoh 18:6): [= Semua orang-orang kuno menganggap ini sebagai suatu akibat yang bersifat mujijat, dan sampai sekarang banyak orang mengikuti mereka. Tetapi orang-orang lain berusaha menjelaskan apa yang terjadi sebagai suatu akibat yang alamiah dan bersifat psikologis. Mereka mengingat lagi mujijat-mujijat Yesus, kepercayaan dari begitu banyak orang-orang Yahudi pada keilahian Yesus, masuknya Ia dengan agung ke Yerusalem, dan pembersihan yang kedua dari Bait Allah. Mereka memberikan sebagai contoh beberapa kejadian yang serupa dalam sejarah kuno. Lalu mereka mengkhayalkan bahwa hanya sedikit orang di barisan depan yang betul-betul jatuh. Tetapi pada waktu semua yang bisa dikatakan telah dikatakan tentang ketidah-terdugaan dari pertanyaan dan jawaban Yesus dan tentang kepanikan yang mendadak yang ditimbulkan oleh hal ini, itu gagal untuk meyakinkan, sekalipun dianggap benar bahwa hanya beberapa yang rebah. Orang-orang mungkin berhenti dan ragu-ragu dalam situasi seperti itu; sedikit orang mungkin akan mundur satu atau dua langkah, tetapi itulah semuanya yang bisa terjadi. Jika dalam melangkah mundur siapapun tersandung mereka akan ditahan untuk tetap berdiri oleh mereka yang berdiri di belakang mereka. Tetapi di sini beberapa ratus orang jatuh / rebah seakan-akan dipukul oleh kata-kata ‘Akulah Dia’. Mereka tak diberi waktu untuk berpikir - mereka mundur, mereka jatuh sama sekali. ... Sesuatu yang lebih dari pada akibat psikologis dan alamiah terjadi. Prajurit-prajurit terlatih dari jenis Romawi, berdiri dalam formasi, tidak akan jatuh dengan begitu mudah, bahkan termasuk komandan tertinggi mereka.]. 

The Biblical Illustrator (tentang Yoh 18:1-dst): [= Perwira-perwira keadilan, dan prajurit-prajurit Romawi yang berani, suatu kalimat yang sederhana yang diucapkan oleh orang yang mereka datang untuk tangkap, merebahkan mereka semua ke tanah. Mengapa ada pertunjukan kuasa ini? Adalah jelas bahwa disana tidak ada pembalasan di dalamnya - orang-orang itu tidak terluka. Juga itu tidak dimaksudkan untuk menolong Tuhan kita - di sana Ia berdiri menunggu mereka untuk bangun. 1. Itu meneguhkan kebesaran / keagungan Kristus. Ia baru saja merasa takut dan gemetar sebagai seorang manusia; tetapi Ia adalah lebih dari manusia: disana ada keAllahan yang tak terbatas di dalam Dia, dan untuk seketika Ia menyatakannya; Ia membiarkan keagungan dariNya bersinar. Itu adalah mujijat dari jenis yang sama seperti yang Ia lakukan di salib. Di sana Ia membawa seorang penjahat pada pertobatan, mengerjakan pikiranNya tanpa seorangpun bisa melihat bagaimana caranya; di sini Ia menyentuh pikiran dari seluruh orang banyak itu bersama-sama, menghasilkan dalam mereka, memang bukan pertobatan, tetapi kekacauan dan rasa takut; dengan demikian menunjukkan dengan jelas kepada kita dalam kedua kejadian, bahwa Ia bisa berbuat apapun yang Ia inginkan dengan pikiran manusia. Dan tak ada apapun yang menyatakan kebesaran / keagunganNya secara lebih kuat dari ini. 2. Itu memelihara / mengurus keamanan dari murid-muridNya. Saat penderitaanNya sudah tiba, tetapi saat untuk murid-muridNya belum. Karena itu, pada saat ini, Ia tak mau satupun dari mereka disentuh; dan pada waktu Petrus melukai satu dari mereka mereka tidak membalas. Dan sama lemahnya di hadapanNya semua musuh dari umatNya. 3. Itu menyatakan kerelaan dari penderitaan Penebus kita. Dan dari mana kerelaan ini keluar? Dari kasih dan belas kasihan dari hatiNya; kasihNya sendiri yang cuma-cuma, berlimpah-limpah, luar biasa kepada suatu dunia orang-orang berdosa.]. 

The Biblical Illustrator (tentang Yoh 18:1-dst): [= Ia pergi dengan sukarela, karena kalau satu kata membuat para penangkap jatuh / rebah ke tanah, satu kata yang lain akan sudah mengirim mereka ke dalam kubur. Disana tidak ada kuasa di bumi yang bisa telah mengikatNya seandainya Ia tidak mau diikat. ... Maka, marilah kita memperhatikan supaya pelayanan kita bagi Kristus adalah suatu pelayanan yang sukacita dan sukarela. Jangan kita pernah datang ke tempat ibadah semata-mata karena kebiasaan, dsb. Janganlah kita pernah memberi pada perkara Tuan seakan-akan seorang pemungut pajak sedang memeras dari kita apa yang bisa kita hasilkan / berikan. Hendaklah kewajiban kita merupakan kesenangan kita. PengorbananNya yang sukarela seharusnya memastikan pengorbanan sukarela kita.]. 

Calvin (tentang Yoh 18:4-6): [= Sang penginjil menyatakan dengan lebih jelas dengan kerelaan yang bagaimana Kristus maju pada kematian, tetapi pada saat yang sama menggambarkan kuasa yang besar yang Ia gunakan dengan satu kata, untuk memberi informasi kepada kita bahwa orang-orang jahat tak mempunyai kuasa atas Dia, kecuali sejauh yang Ia ijinkan. ... Ia menjawab dengan lembut bahwa Ia adalah orang yang mereka cari, tetapi seakan-akan mereka telah dipukul jatuh oleh badai yang kuat, atau oleh petir, Ia membuat mereka rebah di tanah. Karena itu, Ia tidak kekurangan kuasa, untuk menahan tangan mereka, jika Ia anggap itu benar; tetapi Ia ingin mentaati BapaNya, oleh ketetapan siapa Ia tahu bahwa Ia dipanggil untuk mati.]. 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:5): [= Kata-kata ini, ‘Akulah Dia’, telah membangunkan mereka (Mat 14:27); tetapi kata-kata yang sama memukul jatuh musuh-musuhNya. Dengan ini Ia menunjukkan secara jelas, (1.) Apa yang bisa Ia lakukan dengan mereka. Pada waktu Ia memukul jatuh mereka, Ia bisa telah memukul mati mereka; pada waktu Ia berbicara kepada mereka sehingga mereka jatuh ke tanah, Ia bisa telah berbicara dengan mereka sehingga mereka pergi ke neraka, dan telah mengirim mereka, seperti kelompok Korah, selanjutnya ke tempat itu; tetapi Ia tidak mau melakukan demikian, [1.] Karena saat penderitaanNya sudah tiba, dan Ia tidak mau menolaknya; Ia hanya mau menunjukkan bahwa nyawa / hidupNya tidak diambil secara paksa dari Dia, tetapi Ia meletakkannya dari diriNya sendiri, seperti telah Ia katakan.]. 

Mat 14:27 - “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut!’”. 

Catatan: dalam bahasa Yunani kata-kata yang digunakan adalah sama seperti dalam Yoh 18:5, yaitu EGO EIMI = I am = Aku adalah. 

Bdk. Yoh 10:17-18 - “(17) Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali. (18) Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu.’”. 

Leon Morris (NICNT): [= Pertama-tama Ia bertanya siapa yang sedang mereka cari. Ketika mereka berkata: ‘Yesus dari Nazaret’, Ia menjawab: ‘Akulah Dia / Aku adalah’, yang bisa berarti ‘Aku adalah Yesus dari Nazaret’. Tetapi jawaban ini ada dalam gaya ilahi (lihat tentang 8:58). Ini pasti merupakan gerakan yang paling tidak terduga dari Dia. Tentara-tentara datang secara diam-diam untuk menangkap orang rendahan yang lari. Dalam kegelapan mereka menemukan diri mereka sendiri dihadapkan pada seseorang yang memerintah, yang bukannya melarikan diri tetapi datang menemui mereka dan berbicara kepada mereka dalam bahasa ilahi (lihat tentang 8:58; Yohanes mengulangi kata-kata dalam ay 6 dan 8 dan 3 x pengulangan adalah penting / perlu diperhatikan; bdk. juga 13:18-19).]. 

Lenski (tentang Yoh 18:8): [= Luther menulis: ‘Kristus bisa memukul roboh musuh-musuhNya dan mempertahankan murid-muridNya dengan satu kata dan melakukan ini pada waktu Ia lemah dan mau menderita; apa yang mungkin dan bisa Ia lakukan sekarang pada saat Ia ditinggikan di sebelah kanan Allah? Dan apa yang akan Ia lakukan pada hari terakhir?’]. 

Calvin (tentang Yoh 18:4-6): [= Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan betapa mengerikan dan menakutkan bagi orang jahat suara Kristus nanti, pada waktu Ia naik ke atas tahta untuk menghakimi dunia. Pada saat itu (pada saat Ia ditangkap) Ia berdiri sebagai Domba yang siap untuk dikorbankan, dan keagunganNya, sejauh kita melihatnya secara lahiriah / dari luar, sama sekali hilang. Sekalipun demikian, pada saat Ia mengucapkan sepatah kata, musuh-musuhNya yang bersenjata dan berani itu jatuh ke tanah. Dan apa kata yang Ia ucapkan? Ia tidak mengguntur dengan suatu pengucilan yang menakutkan terhadap mereka, tetapi hanya menjawab: ‘Akulah Dia’. Apa yang akan terjadi, pada saat Ia datang nanti, bukan untuk dihakimi oleh manusia, tetapi untuk menjadi Hakim bagi orang yang hidup dan orang yang mati; bukan dalam penampilan yang buruk dan hina, tetapi bersinar dalam kemuliaan surgawi, dan diiringi malaikat-malaikatNya?]. 

6. Semua ini tidak mempertobatkan mereka, termasuk Yudas Iskariot. 

Lenski (tentang Yoh 18:7): [= Yesus berhenti dan mengijinkan orang-orang itu berdiri. Karena itu, sekali lagi Ia bertanya kepada mereka, ‘Siapa yang kamu cari?’ Dan mereka berkata, ‘Yesus orang Nazaret’. Kali ini Yohanes menggunakan kata kerja yang bermartabat EPEROTAO (menanyai / menginterogasi). Para penangkapNya telah kehilangan martabat mereka dengan jatuh bertabrakan satu sama lain, tidak demikian dengan Yesus. Dengan otoritas yang sama Ia mengulangi pertanyaanNya. Tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali juga mengulangi jawaban mereka. Luther adalah salah satu dari sangat sedikit orang yang berhenti pada jawaban ini: ‘Disini kita bisa belajar dalam takut akan Allah. Mereka merasa diri mereka sendiri jatuh ke tanah tetapi mereka tidak mundur / surut dalam hati mereka dari maksud dan tujuan jahat, karena berpikir bahwa kejatuhan mereka ke belakang pasti disebabkan oleh semacam sihir. Ini adalah hati dari baja dan batu yang sangat keras secara total. Dan si bajingan Yudas, sang penginjil memberitahu kita, juga berdiri bersama mereka, adalah begitu bandel dan keras dan jatuh ke tanah bersama orang-orang lain; tetapi ia tidak tergerak untuk berpikir: Bung, berhentilah menantang Dia yang melempar kita semua ke belakang dengan satu kata. Bahkan seandainya langit dan bumi diciptakan ulang di depan mata dari orang-orang seperti itu, dan dilakukan mujijat terbesar yang memungkinkan untuk dilakukan, itu tidak akan ada gunanya’.]. 

Calvin (tentang Yoh 18:7): [= Maka terlihat bagaimana pengaruh yang kuat dari kebutaan dengan mana Allah memukul pikiran dari orang-orang jahat, dan betapa menakutkan ketololan mereka, pada waktu, oleh suatu penghakiman yang adil / benar dari Allah, mereka telah dipesonakan oleh Iblis. Sapi-sapi dan keledai-keledai, jika mereka jatuh, tersentuh oleh sejenis perasaan; tetapi orang-orang ini, setelah mendapatkan suatu pertunjukan terbuka dari kuasa ilahi Kristus, melanjutkan dengan sama tak takutnya, seakan-akan mereka tidak menyadari dalam Dia bahkan bayangan dari seorang manusia; bahkan Yudas sendiri tetap tak tergerak. Karena itu, hendaklah kita belajar untuk takut pada penghakiman Allah, dengan mana orang-orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, diserahkan ke dalam tangan Iblis, menjadi lebih bodoh dari binatang yang tak berakal.]. 

Yudas Iskariot(13) 

d) Yesus melindungi para muridNya. 

Yoh 18:8-9 - “(8) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’ (9) Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’”. 

KJV: ‘have I lost none’ [= Aku tak kehilangan seorangpun]. 

Kata-kata dalam ay 8 itu lebih merupakan suatu perintah / kata-kata yang berotoritas dari pada kata-kata yang bersifat memohon. Dan apa yang terjadi sebelumnya, yaitu jatuhnya mereka ke tanah, menyebabkan mereka tidak akan berani menentang kata-kata Yesus dalam ay 8 ini. 

Adam Clarke (tentang Yoh 18:8): [= ‘Biarkanlah mereka ini pergi’. Kata-kata ini lebih merupakan kata-kata otoritas dari pada kata-kata permohonan. Aku dengan sukarela memberikan diriKu sendiri kepada kamu, tetapi kamu tidak boleh menganiaya / melukai satupun dari murid-muridKu ini. Atas resikomu sendiri engkau melukai mereka. Biarkanlah mereka melakukan urusan mereka. Aku sudah memberi engkau suatu bukti yang cukup dari kuasaKu: Aku tidak akan menggunakannya demi diriKu sendiri, karena Aku akan menyerahkan nyawaKu untuk domba-domba; tetapi Aku tidak akan mengijinkan kamu untuk melukai yang terkecil dari mereka. Pasti adalah kuasa tertinggi dari Kristus yang mencegah tentara-tentara dan gerombolan itu dari menghancurkan semua murid-murid yang hadir, pada waktu Petrus telah memberikan provokasi seperti itu, dengan memotong telinga Malkhus.]. 

Adam Clarke tidak memberi komentar tentang ay 9! 

Lenski (tentang Yoh 18:9): [= Yesus mengucapkan perintah ini kepada para penangkapNya supaya firman yang Ia ucapkan dalam doa imam besarNya, 17:12, bisa digenapi, yaitu bahwa dalam saat yang sangat kritis ini Ia begitu menjaga murid-muridNya supaya Ia tidak kehilangan satupun dari mereka. Kami tidak bisa setuju bahwa Yohanes bermaksud untuk mengatakan hanya bahwa ia (Yohanes) memperhatikan penggenapan ini, setidaknya mencatatnya belakangan dan dengan demikian menempatkannya ke dalam catatan. Sementara ay 9 merupakan suatu pernyataan yang ditambahkan untuk menarik perhatian kita pada penggenapan, anak kalimat menggunakan HINA (=supaya) ini menyatakan maksud yang ada pada Yesus pada waktu Ia memberi perintah ini kepada para penangkapNya. Adalah Yesus yang melihat bahaya dari murid-muridNya, adalah Dia yang mengingat firman yang telah Ia ucapkan dalam doaNya, adalah Dia yang sekarang bertindak supaya firman ini digenapi, adalah Dia yang melindungi murid-muridNya sesuai dengan firman itu. Menyangkal maksud ini pada diri Yesus akan memaksa kita untuk menganggap bahwa firmanNya yang diucapkan dalam 17:12 secara tak sengaja digenapi semata-mata secara kebetulan. Bagi kami alternatif ini adalah mustahil.]. 

Lenski (tentang Yoh 18:9): [= Tetapi dalam 17:12, Yesus berbicara tentang kesuksesanNya dalam menjaga jiwa dari murid-muridNya sehingga tak seorangpun terhilang dengan jatuh ke dalam ketidakpercayaan dan dengan demikian binasa selama-lamanya seperti Yudas. Di sini kesuksesan Yesus terdiri dari penjagaan murid-muridNya dari penangkapan oleh orang-orang yang menangkap Yesus. Ini kelihatannya merupakan suatu ketidak-sesuaian bagi sebagian orang yang, karena itu, condong untuk menganggap ay 9 sebagai suatu perubahan / penambahan. Luther sejak lama telah memecahkan ayat ini: ‘Sang penginjil di sini menunjukkan bahwa dalam firman ini Kristus berbicara tentang terhilang dalam arti sementara, sedangkan dalam 17:12 textnya adalah jelas bahwa Tuhan berbicara tentang terhilang dalam arti kekal. Tetapi ini bukanlah sungguh-sungguh merupakan suatu kontradiksi; karena seandainya murid-murid telah ditangkap pada peristiwa ini, mereka juga akan terhilang dalam tubuh dan jiwa secara kekal’. Apa yang Luther maksudkan adalah bahwa oleh penangkapan mereka murid-murid akan sudah jatuh ke dalam pencobaan rohani yang pada saat itu sepenuhnya melampaui kekuatan mereka.]. 

Calvin (tentang Yoh 18:8): [= Di sini kita melihat bagaimana Anak Allah bukan hanya tunduk pada kematian atas persetujuanNya sendiri, sehingga oleh ketaatanNya Ia bisa menghapus pelanggaran-pelanggaran kita, tetapi Ia juga melaksanakan jabatan dari Gembala yang baik dalam melindungi kawanan dombaNya. Ia melihat serangan dari serigala-serigala, dan tidak menunggu sampai mereka datang kepada domba-domba yang telah diserahkan pada pemeliharaanNya, tetapi segera maju untuk menjaga mereka.]. 

Calvin (tentang Yoh 18:9): [= ‘Aku tak kehilangan seorangpun’. Bagian ini kelihatannya dikutip secara tidak tepat, karena bagian itu berhubungan dengan jiwa mereka dan bukannya dengan tubuh mereka; karena Kristus tidak menjaga rasul-rasul itu aman (secara jasmani) sampai akhir (maksudnya: mereka akhirnya toh mati), tetapi ini yang Ia kerjakan, yaitu bahwa di tengah-tengah bahaya yang tidak henti-hentinya, dan bahkan di tengah-tengah kematian, keselamatan kekal mereka tetap terjamin / aman. Saya menjawab, sang Penginjil (rasul Yohanes) tidak berbicara semata-mata untuk kehidupan jasmani mereka, tetapi memaksudkan bahwa Kristus, dengan menyelamatkan mereka untuk sementara waktu, membuat persiapan untuk keselamatan kekal mereka. Marilah kita mempertimbangkan betapa besarnya kelemahan mereka pada saat itu; apa yang kita pikir akan terjadi, jika mereka dibawa kepada ujian? Karena itu, pada waktu Kristus memilih bahwa mereka tidak dicobai / diuji melampaui kekuatan yang telah diberikan kepada mereka, Ia menyelamatkan mereka dari penghancuran kekal. Dan karena itu kita bisa menarik suatu doktrin umum, bahwa sekalipun Ia menguji iman kita oleh banyak pencobaan, tetap Ia tidak akan pernah mengijinkan kita untuk masuk ke dalam bahaya yang extrim tanpa juga menyuplai kita dengan kekuatan untuk menang. Dan memang, kita melihat betapa secara terus menerus Ia memikul / sabar terhadap kelemahan kita, pada waktu Ia mengajukan diriNya sendiri untuk menolak begitu banyak serangan Setan dan orang-orang jahat, karena Ia melihat bahwa kita belum mampu atau belum siap untuk hal-hal itu. Singkatnya, Ia tidak pernah membawa umatNya ke dalam medan pertempuran sampai mereka dilatih dengan sepenuhnya, sehingga bahkan dalam penghancuran mereka tidak hancur, karena ada keuntungan yang disediakan bagi mereka baik dalam mati maupun dalam hidup.]. 

Bdk. 1Kor 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”. 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:9): [= Sepintas lalu, text ini kelihatannya sangat aneh. Firman yang telah Yesus katakan ditemukan (dalam satu bentuk atau bentuk yang lain) dalam 6:39; 10:28; dan 17:12. Lihat tentang text-text itu. Tetapi dalam semua text, itu menunjuk pada tindakan Yesus itu dengan mana Ia berjaga-jaga atas kesejahteraan rohani dari milikNya, menjaga mereka, dengan suatu pandangan pada kehidupan yang kekal di rumah-rumah di atas / di surga. Lalu bagaimana kata-kata ini bisa dengan tiba-tiba direnggut dari artinya yang berharga dan kelihatannya ‘diturunkan’ ke dalam suatu referensi pada cara yang Yesus berikan untuk kelolosan fisik dari murid-muridNya? Satu-satunya jawaban yang memuaskan kami adalah jawaban yang diberikan oleh Calvin, Luther, Stalker, Evans, Lenski, dan yang lain-lain. Itu menjadi berarti ini: seandainya murid-murid pada saat ini telah ditangkap oleh tentara-tentara dan penjaga-penjaga Bait Allah, itu akan sudah merupakan ujian yang terlalu keras bagi iman mereka. Mereka tidak siap untuk ujian yang extrim ini, penyiksaan ini. Yesus mengetahui hal ini. Karena itu, Ia menjaga supaya mereka tidak ditangkap.]. 

Yoh 6:39 - “Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.”. 

Yoh 10:28 - “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.”. 

Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.”. 

Leon Morris / NICNT (tentang Yoh 18:8-9): [= disana ada ketepatan dalam penegasan Yohanes bahwa kata-kata Yesus ini telah digenapi. Telah diajukan keberatan bahwa tujuan dari kata-kata itu pada waktu mula-mula diberikan adalah bersifat rohani, tetapi di sini tujuannya adalah bersifat fisik / jasmani. Tetapi penangkapan terhadap murid-murid pada saat ini akan merupakan ujian iman yang sangat berat, dan itu bisa menyebabkan kerugian / kerusakan rohani yang besar. Adalah tidak perlu untuk menganggap bahwa di sini terjadi pertentangan / kontradiksi. Memelihara mereka secara fisik berarti memelihara mereka secara rohani.]. 

e) Para murid lari, dan Yesus ditangkap dan dibawa ke pengadilan agama. 

Mat 26:55-57 - “(55) Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. (56) Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.’ Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. (57) Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawaNya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.”. 

Larinya semua murid meninggalkan Dia menggenapi kata-kataNya dalam Mat 26:31 - “Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.”. 

Matthew Henry (tentang Mat 26:56): [= Itu adalah sebagian dari penderitaan Kristus, itu menambah penderitaan pada ikatanNya, ditinggalkan, seperti yang terjadi pada Ayub (psl 19:13), ‘Ia telah menjauhkan saudara-saudaraku dari aku’; dan pada Daud (Maz 38:12), ‘Kekasih-kekasih dan sahabat-sahabat berdiri jauh dari rasa sakit / lukaku’. Mereka harus telah tinggal dengan Dia, untuk melayani Dia, untuk mendukung Dia, dan jika dibutuhkan untuk menjadi saksi-saksi bagi Dia pada pengadilanNya; tetapi mereka secara berkhianat meninggalkan Dia, ... Tetapi disana ada suatu misteri dalam hal ini. ... Kristus, sebagai Juruselamat dari jiwa-jiwa, berdiri sendirian seperti itu; karena Ia tidak membutuhkan, dan Ia tidak mendapat bantuan dari siapapun dalam mengerjakan keselamatan kita; Ia memikul semuanya, dan melakukan semuanya sendirian.]. 

Ayub 19:13 - “Saudara-saudaraku dijauhkanNya dari padaku, dan kenalan-kenalanku tidak lagi mengenal aku.”. 

Maz 38:12 - “Sahabat-sahabatku dan teman-temanku menyisih karena penyakitku, dan sanak saudaraku menjauh.”. 

Calvin (tentang Mat 26:56): [= ‘Semua ini terjadi’. Kedua Penginjil yang lain menyatakannya dengan agak berbeda; karena apa yang Matius ceritakan dalam dirinya sendiri, Markus kelihatannya menghubungkannya dengan Kristus. Lukas bahkan menggunakan kata-kata yang berbeda: ‘inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu’. Tetapi tak diragukan bahwa rancangan dari Roh Kudus adalah apapun penemuan dari orang-orang jahat, tak ada apapun yang telah terjadi / dilakukan kecuali oleh kehendak dan Providensia Allah; karena seperti Ia katakan sedikit sebelumnya, Allah tidak menyaksikan apapun oleh nabi-nabi kecuali apa yang telah Ia tentukan dengan diriNya sendiri, (Luk 22:37).]. 

Mat 26:56a - “Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.’”. 

Mark 14:48-49 - “(48) Kata Yesus kepada mereka: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? (49) Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci.’”. 

Luk 22:53 - “Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.’”. 

Luk 22:37 - “Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi padaKu: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.’”. 

Calvin (tentang Mat 26:56): [= Karena itu, pertama-tama, kita diberi informasi di sini, bahwa apapun adanya kemarahan yang tak dikekang dengan mana Iblis dan semua orang-orang jahat digerakkan, tetap tangan Allah selalu menang, sehingga menarik mereka dengan segan kemanapun Ia berkenan. Kedua, kita diberi informasi, bahwa sekalipun orang-orang jahat menggenapi apa yang diramalkan dalam Kitab Suci; tetapi karena Allah tidak menggunakan mereka sebagai pelayan-pelayanNya yang sah, tetapi mengarahkan mereka, oleh suatu gerakan rahasia / diam-diam, pada apa yang terjauh dari keinginan mereka, mereka tidak bisa dibebaskan (dari kesalahan); dan bahwa sementara Allah membuat suatu penggunaan yang benar dari kejahatan mereka, kesalahan tetap diberikan kepada mereka.]. 

Calvin (tentang Mat 26:56): [= Tetap Kristus bermaksud bukan hanya untuk memajukan keuntungan dari murid-muridNya, tetapi juga untuk menekan kesombongan dari musuh-musuhNya, supaya jangan mendapat kehormatan seakan-akan mereka telah mencapai kemenangan. Untuk alasan ini, dalam cerita Lukas ia berkata ‘inilah saat kamu’; dengan mana ia memaksudkan bahwa Tuhan memberi mereka kebebasan ini untuk suatu waktu yang singkat. ‘Kuasa kegelapan’ menunjuk pada kuasa setan, dan istilah ini juga mempunyai suatu kecenderungan yang kuat untuk merendahkan kemuliaan mereka; karena sekalipun mereka meninggikan diri mereka sendiri seperti itu, Kristus menunjukkan bahwa mereka tetap tidak lebih dari budak-budak setan. Sekalipun segala sesuatu bercampur-aduk dalam kekacauan, dan sekalipun setan, dengan menyebarkan kegelapan secara luas, kelihatannya membalikkan seluruh keteraturan dunia, hendaklah kita tahu bahwa Providensia Allah bersinar di surga, untuk pada akhirnya membawa pada keteraturan apa yang dikacaukan; dan karena itu hendaklah kita belajar untuk mengangkat mata iman pada langit yang tenang itu.]. 

Luk 22:53b - “Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.’”. 

Calvin (tentang Matius 26:57): [= Dalam text ini, pasti mereka tidak mempunyai tujuan lain dari pada untuk menunjukkan bahwa Anak Allah ditekan oleh suatu persekongkolan jahat dari seluruh sidang. Dan di sini suatu tontonan yang menakutkan dan mengerikan ditempatkan di depan mata kita; karena pada saat itu hanya di Yerusalem ada Bait Allah, atau penyembahan yang sah, atau wajah dari suatu Gereja. ‘Imam besar’ adalah seorang pribadi yang adalah satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia; mereka yang duduk dengan dia dalam sidang mewakili seluruh Gereja Allah; tetapi semua mereka bersatu dalam bersekongkol untuk mematikan satu-satunya pengharapan keselamatan. Tetapi karena itu telah dinyatakan oleh ramalan Daud, bahwa ‘batu yang para pembangun tolak akan menjadi batu penjuru’, (Maz 118:22); dan karena Yesaya telah meramalkan bahwa ‘Allah semesta alam akan menjadi suatu batu sandungan bagi seluruh bangsa Israel, pada mana mereka akan membenturkan diri mereka sendiri’, (Yes 8:14) Tuhan dengan bijaksana membuat persediaan sehingga kejahatan seperti itu dari orang-orang tidak membingungkan jiwa-jiwa yang percaya.]. 

Mazmur 118:22 - “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.”. 

Yesaya 8:14 - “Ia akan menjadi tempat kudus, tetapi juga menjadi batu sentuhan dan batu sandungan bagi kedua kaum Israel itu, serta menjadi jerat dan perangkap bagi penduduk Yerusalem.”. 

3) Pelajaran / manfaat dari pengkhianatan Yudas Iskariot. 

a) Manfaat pengkhianatan Yudas bagi murid-murid yang lain. 

Calvin (tentang Yoh 13:19): [= bukan bahwa tingkah laku Yudas, sebagai seorang pengkhianat, merupakan peristiwa pertama yang membimbing murid-murid pada latihan dari iman, tetapi karena iman mereka membuat kemajuan yang lebih besar, pada waktu mereka sampai pada pengalaman dari hal-hal itu, yang sebelumnya telah mereka dengar dari mulut Kristus.]. 

b) Manfaatnya bagi kita. 

Dengan adanya seorang rasul (kedudukan tertinggi dalam gereja!) yang jatuh, menyebabkan: 

1. Kita harus berhati-hati. 

Calvin (tentang Kisah Para Rasul 1:17): [= Pastilah itu merupakan sesuatu yang bisa membuat mereka sangat heran, bahwa ia yang Kristus telah tinggikan pada martabat yang begitu tinggi harus jatuh dengan kepala terlebih dulu ke dalam kehancuran seperti itu. Yang keadaannya meningkatkan ‘kekejaman dari fakta’ (pada catatan kaki: ‘kekejian dari kejahatan itu’), dan mengajar sisanya untuk berhati-hati tentang diri mereka sendiri. Tak perlu diragukan bahwa murid-murid mengingat Yudas dengan kesedihan yang besar. Tetapi Petrus di sini menyatakan dengan nama / sebutan keunggulan dari fungsi / kewajibannya, supaya ia bisa membuat mereka makin memperhatikan dan makin hati-hati untuk menyediakan suatu obat / pengobatan.]. 

William Barclay (tentang Yohanes 6:66-71): [= Dalam keadaan-keadaan ini, ada 3 sikap yang berbeda terhadap Yesus. ... (2) Di sana ada kemunduran / kemerosotan. Adalah dalam diri Yudas di atas semua kita melihat hal ini. ... Yudas, yang bisa telah menjadi pahlawan, menjadi bajingan; ia yang bisa telah menjadi seorang kudus, menjadi suatu nama yang memalukan. Ada suatu cerita yang sangat buruk / mengerikan tentang seorang artis yang sedang melukis Perjamuan Terakhir. Itu adalah suatu lukisan yang bagus dan ia membutuhkan waktu banyak tahun. Sebagai seorang model bagi wajah Kristus, ia menggunakan seorang muda dengan wajah dari keindahan dan kemurnian yang luar biasa. Sedikit demi sedikit lukisan itu diisi, dan satu demi satu murid-murid itu dilukis. Harinya tiba pada waktu ia membutuhkan seorang model untuk Yudas, yang wajahnya ia tinggalkan sebagai yang terakhir. Ia pergi keluar dan mencari dalam tempat-tempat terendah yang sering dikunjungi dari kota itu dan dalam sarang-sarang dari kejahatan. Akhirnya ia menemukan seseorang dengan suatu wajah yang begitu buruk dan jahat yang cocok dengan kebutuhannya. Pada waktu masa duduk itu sampai pada akhirnya, orang itu berkata kepada artis itu: ‘Kamu telah melukis aku sebelumnya’. ‘Tentu tidak’, kata sang artis. ‘O ya, kata orang itu, ‘Aku duduk untuk Kristusmu’. Tahun-tahun itu telah membawa kemerosotan yang mengerikan. Tahun-tahun bisa kejam. Tahun-tahun itu bisa mengambil hal-hal ideal kita dan semangat kita dan mimpi / cita-cita kita dan kesetiaan kita. Tahun-tahun itu bisa meninggalkan kita dengan suatu kehidupan yang mengecil dan bukannya membesar. Tahun-tahun itu bisa meninggalkan kita dengan hati yang mengerut dan bukannya membesar dalam kasih Kristus. Disana bisa terjadi suatu kehilangan keindahan dalam kehidupan - kiranya Allah menyelamatkan kita dari hal itu!]. 

John Owen: [= Setiap pikiran / pandangan mata yang najis akan menjadi perzinahan kalau memungkinkan; setiap keinginan yang tamak akan menjadi penindasan, setiap pikiran tentang ketidak-percayaan akan menjadi atheisme, kalau hal itu bisa tumbuh sampai puncaknya.] - ‘The Works of John Owen’, vol 6 (‘Temptation and Sin’), hal 12. 

John Owen: [= Pada gerakan dan usul mula-mula dosa itu sopan, tetapi sekali mendapat tempat berpijak dalam hati kita, dosa itu memperkokoh posisinya, dan terus menekan ke tingkat yang lebih jauh.] - ‘The Works of John Owen’, vol 6 (‘Temptation and Sin’), hal 12. 

Bdk. Efesus 4:27 - “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”. 

NIV: ‘and do not give the devil a foothold.’ [= dan janganlah memberi Iblis tempat berpijak.]. 

2. Kedudukan yang tinggi lebih membahayakan dari pada kedudukan yang rendah. Dan karena itu, kita tak perlu kecil hati kalau kita diberi kedudukan yang rendah. 

The Biblical Illustrator (tentang Yohanes 18:1-14): “HEIGHTS OF PRIVILEGE MAY BE THE DIRECT COURSE TO THE LOWEST FALL. ... A loving Providence may appoint us lowly station because only there should we be safe from fatal temptation.” [= Tingginya hak bisa adalah jalan langsung pada kejatuhan yang terendah. ... Providensia yang kasih bisa / mungkin menetapkan bagi kita posisi yang rendah karena hanya di sana kita aman dari pencobaan yang fatal.]. 

3. Kita tidak boleh mempercayai kekristenan seseorang berdasarkan jabatan, karunia-karunia, pelayanan dan sebagainya. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Matius 10:4): [= Alangkah dahsyat / hebat / menakutkan peringatan yang dibicarakan / diucapkan oleh kasus Yudas kepada pelayan-pelayan / pendeta-pendeta dari Kristus, untuk tidak mempercayai karunia-karunia apapun, jabatan-jabatan apapun, pelayanan-pelayanan apapun, sukses-sukses apapun, sebagai bukti yang pasti tentang penerimaan ilahi, terpisah dari ‘kekudusan itu tanpa mana tak seorangpun akan melihat Tuhan’!]. 

Bdk. Ibrani 12:14 - “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”. 

4. Kalau hal seperti itu terjadi lagi, kita tidak boleh menjadi goyah / kecil hati. 

Matthew Henry (tentang Matius 10:1-4): [= Yudas Iskariot selalu disebutkan terakhir, dan dengan cap yang hitam pada namanya, yang juga telah mengkhianati Dia; yang mengisyaratkan bahwa dari semula, Kristus tahu bahwa ia adalah orang yang menjijikkan, bahwa ia mempunyai seorang setan, dan terbukti / ternyata sebagai seorang pengkhianat; tetapi Kristus menerimanya di antara rasul-rasul, supaya tidak menjadi suatu kejutan dan sesuatu yang mengecilkan hati bagi gerejanya, jika pada kapanpun, skandal yang paling buruk / hina meletus dalam masyarakat / perkumpulan yang terbaik. Noda-noda seperti itu telah ada dalam perjamuan-perjamuan kasih kita; lalang di antara gandum, serigala di antara domba; tetapi di sana ada suatu hari penyingkapan dan pemisahan yang mendatang, dimana orang-orang munafik akan dibuka topeng / kedoknya dan dibuang.]. 

Yudas Iskariot(14) 

VI) Penyesalan Yudas Iskariot. 

Mat 27:3-10 - “(3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (4) dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’ Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’ (5) Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. (6) Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: ‘Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.’ (7) Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. (8) Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. (9) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: ‘Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, (10) dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku.’”. 

1) Yudas Iskariot menyesal. 

Mat 27:3-4a - “(3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (4a) dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’”. 

Ada beberapa hal yang perlu dibahas berkenaan dengan penyesalan Yudas Iskariot. 

a) Penyesalan Yudas Iskariot. 

Mat 27:3a - “Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia.”. 

KJV/RSV/ASV: ‘repented’ [= menyesal / bertobat]. 

NIV: ‘was seized with remorse’ [= dicekam oleh penyesalan yang dalam]. 

NASB: ‘felt remorse’ [= merasakan penyesalan yang dalam]. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 27:3): [= ‘Bertobat / menyesal’ (METAMELETHEIS). Kata ini (berbeda dari METANOEO, yang menyatakan perubahan hati) hanya menunjukkan suatu perubahan perasaan, suatu keinginan bahwa apa yang telah dilakukan bisa dibatalkan / dibalikkan; ini bukanlah pertobatan dalam arti Kitab Suci; itu tidak muncul dari kasih Allah, itu tidak mempunyai karakter yang meminta ampun.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:3): [= Lihat di sini bagaimana Yudas bertobat / menyesal: bukan seperti Petrus, yang bertobat / menyesal, percaya, dan diampuni: tidak, ia bertobat / menyesal, putus asa, dan hancur / dihancurkan. Sekarang perhatikan di sini, (1.) Apa yang menyebabkan / menggerakkan dia untuk bertobat / menyesal. Itu adalah ‘pada waktu ia melihat bahwa Ia dijatuhi hukuman mati’. Yudas, adalah mungkin, mengharapkan bahwa atau Kristus akan lolos dari tangan mereka, atau akan sedemikian rupa melakukan pembelaan dalam kasusNya sendiri dalam pengadilan mereka sehingga lepas, dan lalu Kristus akan mendapatkan kehormatan, orang-orang Yahudi mendapatkan rasa malu, dan ia mendapatkan uangnya, dan tak ada kerusakan / kesakitan yang terjadi. Ia tidak punya alasan untuk mengharapkan hal ini, karena ia telah begitu sering mendengar Tuan / Gurunya berkata bahwa Ia harus disalibkan; tetapi adalah mungkin bahwa ia tidak mengharapkannya, dan ketika peristiwanya tidak sesuai dengan khayalan / bayangan sia-sianya, maka ia jatuh ke dalam rasa takut / kengerian ini, pada waktu ia melihat arus / aliran yang kuat menentang Kristus, dan penyerahanNya terhadapnya. Perhatikan, Mereka yang mengukur tindakan-tindakan dengan konsekwensi-konsekwensinya dan bukannya dengan hukum ilahi, akan mendapati diri mereka sendiri salah dalam pengukuran mereka. Jalan dosa itu menurun; dan jika kita tidak bisa menghentikan diri kita sendiri dengan mudah, lebih-lebih lagi kita tidak bisa menghentikan orang-orang lain yang telah kita sebabkan untuk pergi ke dalam jalan yang berdosa.]. 

Matthew Henry (tentang Matius 27:3): [= ‘Ia menyesal’; artinya, ia dipenuhi dengan kesedihan, penderitaan, dan kemarahan kepada dirinya sendiri, pada waktu memikirkan apa yang telah ia lakukan. Pada waktu ia dicobai untuk mengkhianati Tuan / GuruNya, 30 keping perak itu kelihatannya sangat bagus dan berkilauan, seperti ‘anggur, pada waktu itu merah, dan memberi warnanya dalam cawan’. Tetapi pada waktu hal itu sudah dilakukan, dan uang dibayarkan, perak itu menjadi kotoran, itu ‘memagut seperti ular, dan menyengat seperti ular beludak’. Sekarang hati nuraninya mengalir di wajahnya; ‘Apa yang telah aku lakukan! Alangkah bodohnya, alangkah hinanya aku, menjual Tuanku, dan semua penghiburan dan kebahagiaanku dalam Dia, untuk sesuatu yang remeh seperti itu! Semua penyiksaan dan penghinaan / perendahan yang dilakukan kepadaNya bisa dibebankan kepadaku; itu disebabkan oleh aku, sehingga Ia dibelenggu dan dihukum mati, diludahi dan dipukuli. Aku tak memikirkan itu akan menjadi seperti ini, pada waktu aku membuat tawaran yang jahat itu; begitu bodoh aku, dan tak punya pengetahuan, dan begitu seperti binatang’. Sekarang ia mengutuk kantong uang yang ia bawa, uang yang sangat ia inginkan, imam-imam dengan siapa ia berurusan, dan hari pada waktu ia dilahirkan. Ingatan tentang kebaikan Tuannya kepadanya, yang ia balas dengan begitu rendah / hina, pusat / kedudukan dari belas kasihan yang telah ia tolak sambil menghina, dan peringatan-peringatan yang adil yang telah ia remehkan, menunjukkan pembuktian kesalahannya, dan membuat mereka makin menusuk. Sekarang ia mendapati kata-kata Tuannya benar, ‘Adalah lebih baik bagi orang itu, sekiranya ia tidak pernah dilahirkan’. Perhatikan, Dosa akan segera mengubah rasanya. Sekalipun itu ‘bergulir di bawah lidah seperti roti manis’, di dalam perut itu akan berubah menjadi ‘empedu dari ular’ (Ayub 20:12-14), seperti kitab Yohanes, Wah 10:9.]. 

Ayub 20:12-14 - “(12) Sungguhpun kejahatan manis rasanya di dalam mulutnya, sekalipun ia menyembunyikannya di bawah lidahnya, (13) menikmatinya serta tidak melepaskannya, dan menahannya pada langit-langitnya, (14) namun berubah juga makanannya di dalam perutnya, menjadi bisa ular tedung di dalamnya.”. 

Amsal 23:31-32 - “(31) Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, (32) tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak.”. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:1-10): [= Bagi rasa malunya sendiri, ia mengaku bahwa ia telah berdosa, dalam mengkhianati darah ini. Ia tidak menyalahkan orang lain manapun, ia tidak berkata, ‘Kamu telah berdosa, dalam menyewa aku untuk melakukannya’; tetapi mengambil semua bagi dirinya sendiri; ‘Aku telah berdosa, dalam melakukannya’. Sejauh ini Yudas pergi menuju pada pertobatannya, tetapi itu bukan pada keselamatan. Ia mengaku, tetapi bukan kepada Allah, tidak pergi kepadaNya, dan berkata, Aku telah berdosa, Bapa, terhadap surga. Ia mengaku pengkhianatan dari darah yang tak bersalah, tetapi tidak mengaku cinta uang yang jahat itu, yang merupakan akar dari kejahatan ini. Ada orang-orang yang mengkhianati Kristus, tetapi membenarkan diri mereka sendiri dalam hal itu, dan dengan demikian lebih buruk dari Yudas.]. 

William Hendriksen (tentang Mat 27:3-4): [= Yudas dicengkeram dengan penyesalan. Ia, dalam satu arti, ‘menyesal belakangan’. ... Ia dibebani dengan pencelaan diri sendiri. Bukan bahwa ia sekarang, mempunyai kesempatan yang telah diberikan, mau mengaku dosanya kepada sang Juruselamat dan meminta / mengemis pengampunanNya. Suatu perubahan dasari dari hati dan pikiran tidak ia alami. Tetapi perasaan bersalah dan rasa takut tentang apa yang akan merupakan hasil / akibat bagi dirinya sendiri membuat mustahil baginya untuk menghadapi masa depan.]. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:3): [= Kata yang diterjemahkan ‘menyesal / bertobat’, telah diperhatikan, tidak harus menunjukkan suatu perubahan ‘menjadi yang lebih baik’, tetapi perubahan ‘apapun’ tentang pandangan dan perasaan. Di sini itu jelas berarti bukan perubahan lain dari pada yang dihasilkan oleh rasa takut dari suatu hati nurani yang bersalah, dan oleh penyesalan yang dalam untuk kejahatan yang tak menghasilkan apa yang diharapkan. Itu bukan pertobatan yang menyelamatkan. Itu membimbing pada suatu kehidupan yang kudus, ini membimbing pada suatu peningkatan dari kejahatan dalam kematiannya sendiri. Pertobatan yang sejati membimbing orang berdosa itu kepada sang Juruselamat. Ini membimbing menjauhi sang Juruselamat pada tiang gantungan. Yudas, seandainya ia adalah orang bertobat yang sungguh-sungguh, akan sudah datang pada waktu itu kepada Yesus; akan sudah mengakui kejahatannya di kakiNya, dan mencari pengampunan di sana. Tetapi, diliputi oleh penyesalan dan keyakinan akan kesalahan yang sangat besar / banyak, ia tidak mau datang ke hadapanNya, dan menambahi kejahatan pengkhianatan dengan kejahatan bunuh diri. Pasti orang seperti itu tidak bisa adalah seorang petobat sejati.]. 

b) Pengakuan dari Yudas Iskariot. 

Mat 27:4a - “dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’”. 

Kata ‘orang’ seharusnya tidak ada! 

KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘innocent blood’ [= darah yang tak bersalah]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:4): [= Kedua, Ia membuat pengakuan (ay 4); ‘Aku telah berdosa karena telah mengkhianati darah yang tak bersalah’. 1. Bagi kehormatan Kristus, ia menyatakan darahNya tak bersalah. Seandainya Ia telah bersalah tentang praktek berdosa apapun, Yudas, sebagai muridNya, pasti sudah mengetahuinya, dan, sebagai pengkhianatNya, pasti akan sudah menyingkapkannya; tetapi ia, dengan bebas dan tanpa dipaksa untuk itu, menyatakan Dia tak bersalah, ke hadapan mereka yang telah menyatakan Dia bersalah.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:1-10): [= Imam-imam kepala dan tua-tua mendukung diri mereka sendiri dengan hal ini, dalam menuntut Kristus, bahwa muridNya sendiri mengkhianati Dia bagi mereka; tetapi sekarang, di tengah-tengah tuntutan, rangkaian itu mengecewakan mereka, dan bahkan ia dibuat bagi mereka seorang saksi tentang ketidak-bersalahan Kristus dan suatu monumen dari keadilan Allah.]. 

Barnes’ Notes (tentang Kis 1:25): [= Bahwa Kristus bisa menggunakan orang-orang jahat untuk tujuan-tujuan penting dalam kerajaanNya. Lihat catatan tentang Kis 1:17. Ia tidak melanggar kebebasan mereka; Ia mengijinkan mereka bertindak seperti yang mereka senangi, tetapi menghasilkan tujuan-tujuan penting dari tingkah laku mereka. Salah satu dari argumentasi-argumentasi yang paling meyakinkan bagi karakter yang murni dari Yesus Kristus ditarik dari ‘kesaksian yang diam’ dari Yudas.]. 

Barnes’ Notes (tentang Kis 1:17): [= ‘Dahulu ia termasuk bilangan kami’. Ia dipilih sebagai seorang rasul oleh Tuhan Yesus, Luk 6:13-16. Ini tidak berarti bahwa ia adalah seorang Kristen yang sejati, tetapi bahwa ia terhitung di antara rasul-rasul. Jauh sebelum ia mengkhianatiNya, Yesus menyatakan bahwa ia adalah Iblis, Yoh 6:70. Ia mengetahui seluruh karakternya pada waktu Ia memilihnya, Yoh 2:25. Jika dipertanyakan mengapa Ia memilih orang seperti itu sebagai seorang rasul; mengapa ia dijadikan bendahara dari rasul-rasul, dan diterima dengan kepercayaan yang paling penuh; kami bisa menjawab, bahwa suatu tujuan yang paling penting didapatkan dengan mempunyai orang seperti itu - seorang mata-mata - di antara mereka. Bisa dianggap, pada waktu rasul-rasul memberi kesaksian pada kemurnian kehidupan, ajaran, dan tujuan dari Tuhan Yesus, bahwa mereka adalah sahabat-sahabat yang berkepentingan dan memihak; bahwa mereka bisa condong untuk menekan sebagian dari perasaan-perasaan yang sebenarnya, dan menggambarkan Dia dalam suatu terang yang lebih menyenangkan / baik dari pada kebenarannya. Maka, kesaksian dari orang seperti Yudas, jika baik / menyenangkan, pasti tidak ternilai. Itu akan bebas dari tuduhan tentang sikap memihak. Seandainya Yudas mengetahui apapun yang tidak baik / tidak menyenangkan tentang karakter Yesus, ia akan sudah menyampaikannya kepada Sanhedrin. Seandainya ia mengetahui tentang komplotan rahasia apapun terhadap / menentang pemerintahan, atau rencana pemberontakan, ia mempunyai setiap dorongan untuk menyatakannya. Ia mempunyai setiap kesempatan untuk mengetahuinya; ia ada bersama dengan Dia; mendengarNya berbicara; adalah seorang anggota dari keluargaNya, dan diterima pada hubungan keakraban. Tetapi bahkan Yudas tidak bisa dibeli atau disuap, untuk bersaksi terhadap / menentang karakter moral dari sang Juruselamat. Seandainya ia telah melakukan hal itu, atau bisa telah melakukannya, itu akan menjaga dia dari tuduhan pengkhianatan; akan memberi dia hak tentang reputasi tentang dermawan umum dalam menyingkapkan pemberontakan rahasia; dan akan sudah menyelamatkan dia dari rasa sakit tentang penyesalan yang dalam, dan dari tindakan bunuh diri. Yudas akan sudah melakukannya seandainya ia bisa. Tetapi ia tidak menyatakan tuduhan seperti itu; ia bahkan tidak berani untuk mengucapkan suatu kata terhadap / menentang rancangan rahasia dari Tuhan Yesus; dan celaan-celaan dari hati nuraninya sendiri (Mat 27:4), dan kematian sukarelanya (Mat 27:5), memberikan bukti yang tertinggi yang bisa diinginkan tentang keyakinannya bahwa sang Penebus yang dikhianati tidak bersalah.]. 

Yoh 2:24-25 - “(24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”. 

Mat 27:4-5 - “(4) dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’ Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’ (5) Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.”. 

C. H. Spurgeon (tentang Mat 27:3-4): [= Mungkin Yudas mengharapkan bahwa Yesus akan membebaskan diriNya sendiri secara mujijat dari para penangkapNya; dan ‘pada waktu ia melihat bahwa Ia telah dijatuhi hukuman mati’, ia menyesal, dan ia membawa kembali kepada rekan-rekan kriminilnya upah dari tindakan jahatnya. Di sana ada satu hasil yang baik dari pengakuannya yang putus asa: ‘Aku telah berdosa dalam hal aku telah mengkhianati darah yang tak bersalah’. Yudas telah bersama-sama dengan Tuhan kita di depan umum dan secara pribadi; dan seandainya ia bisa menemukan suatu cacat dalam karakter Kristus, ini akan sudah merupakan waktu untuk menyebutkannya; tetapi bahkan sang pengkhianat, dalam kata-katanya pada saat mau mati, menyatakan bahwa Yesus ‘tak bersalah’.] - ‘THE GOSPEL ACCORDING TO MATTHEW’ (Libronix). 

2) Imam-imam dan tua-tua (tokoh-tokoh agama Yahudi) tak peduli terhadap penyesalan Yudas Iskariot. 

Mat 27:4 - “dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’ Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’”. 

Bukankah mereka, apalagi imam-imam, seharusnya menangani orang berdosa yang telah mengakui dosanya? 

Im 5:5-6 - “(5) Jadi apabila ia bersalah dalam salah satu perkara itu, haruslah ia mengakui dosa yang telah diperbuatnya itu, (6) dan haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN sebagai tebusan salah karena dosa itu seekor betina dari domba atau kambing, menjadi korban penghapus dosa. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosanya.”. 

Tetapi apa yang mereka katakan? Mereka berkata: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 27:4): “To sympathize with repentance is the duty and the privilege of the Christian; to deride and scoff at the returning sinner is devilish.” [= Bersimpati dengan pertobatan merupakan kewajiban dan hak dari orang Kristen; mengejek dan mencemoohkan orang berdosa yang kembali merupakan sesuatu yang menyerupai setan.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:1-10): [= Lihatlah di sini bagaimana imam-imam kepala dan tua-tua mengejek / mengentengkan penyesalan Yudas; mereka berkata, ‘Apa urusannya itu dengan kami? Uruslah itu sendiri’. Ia membuat mereka pastor yang menerima pengakuan dosa, dan itu adalah pengampunan yang mereka berikan kepada dia; lebih seperti imam-imam dari setan dari pada seperti imam-imam dari Allah yang hidup.]. 

3) Pengembalian uang oleh Yudas Iskariot. 

a) Yudas Iskariot mengembalikan uang perak. 

Mat 27:3b - “Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,”. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:3): [= Apa petunjuk dari pertobatannya. Pertama, Ia membuat pemulihan / perbaikan; ‘Ia membawa kembali 30 keping perak itu kepada imam-imam kepala’, pada waktu mereka semua berada bersama-sama secara umum / terbuka. Sekarang uang itu membakar dalam hati nuraninya, dan ia sama muaknya terhadapnya seperti ia pernah begitu mencintainya. Perhatikan, Itu yang didapatkan dengan cara buruk, tidak akan pernah memberi kebaikan kepada mereka yang mendapatkannya, Yer 13:10; Ayub 20:15.]. 

Catatan: Mungkin ‘Yer 13:10’ itu salah cetak, karena tak cocok sama sekali. 

Ayub 20:15-22,28 - “(15) Harta benda ditelannya, tetapi dimuntahkannya lagi, Allah yang mengeluarkannya dari dalam perutnya. (16) Bisa ular tedung akan diisapnya, ia akan dibunuh oleh lidah ular. (17) Ia tidak boleh melihat batang-batang air dan sungai-sungai yang mengalirkan madu dan dadih. (18) Ia harus mengembalikan apa yang diperolehnya dan tidak mengecapnya; ia tidak menikmati kekayaan hasil dagangnya. (19) Karena ia telah menghancurkan orang miskin, dan meninggalkan mereka terlantar; ia merampas rumah yang tidak dibangunnya. (20) Sesungguhnya, ia tidak mengenal ketenangan dalam batinnya, dan ia tidak akan terluput dengan membawa harta bendanya. (21) Suatupun tidak luput dari pada lahapnya, itulah sebabnya kemujurannya tidak kekal. (22) Dalam kemewahannya yang berlimpah-limpah ia penuh kuatir; ia ditimpa kesusahan dengan sangat dahsyatnya. ... (28) Hasil usahanya yang ada di rumahnya diangkut, semuanya habis pada hari murkaNya.”. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 27:3): [= Membawa kembali (mengembalikan) 30 keping perak. Ia telah menerima seluruh harga yang telah ia tawarkan, tetapi sekarang ia tidak bisa mempertahankan uang itu; itu adalah saksi diam yang tidak bisa ia tahan. Ia mungkin telah berpikir bahwa ia akan membuang kesalahan dari kejahatannya pada saat ia menyingkirkan upah itu dari dirinya sendiri, atau bahwa ia bisa memperbaiki konsekwensinya dengan pemulihan / perbaikan yang terlambat ini.]. 

Barclay (tentang Mat 27:5): [= Ada 2 kebenaran tentang dosa di sini. (1.) Hal yang mengerikan tentang dosa adalah bahwa kita tidak bisa membalikkan jam / waktu. ... Tak seorangpun perlu untuk menjadi sangat tua untuk mempunyai keinginan yang sering timbul untuk beberapa saat untuk mengulang hidup kembali. Pada waktu kita mengingat bahwa tak ada tindakan yang pernah bisa dibatalkan / ditarik kembali, itu harus membuat berhati-hati secara ganda dalam bagaimana kita bertindak. (2.) Hal yang aneh tentang dosa adalah bahwa orang-orang bisa menjadi benci pada sesuatu yang mereka dapatkan olehnya. Harga / hadiah yang dimenangkan oleh dosa bisa secara mendadak menjadi menjijikkan dan memuakkan, sampai satu-satunya keinginan adalah membuangnya. Banyak orang berbuat dosa karena mereka berpikir bahwa jika saja mereka bisa memiliki hal / benda yang terlarang itu, itu akan membuat mereka bahagia. Tetapi hal / benda yang dosa inginkan bisa menjadi hal / benda yang di atas semuanya mau mereka buang dari diri mereka - dan begitu sering mereka tidak dapat membuangnya.]. 

Lenski (tentang Mat 27:3): [= Di sana tak ada bukti untuk menganggap bahwa Yudas mau membalikkan transaksi / perjanjian dan bahwa ia mau membeli kembali Yesus dari Sanhedrin. Pengembalian uang peraknya disebabkan oleh alasan-alasan psikologis. Karena Yesus diarahkan pada kematianNya, uang perak ini menjadi uang darah dan dengan demikian membakar tangannya dengan kesalahan darah. Uang yang pada satu saat dicengkeram dengan tamak menjadi tak tertahankan baginya. Hati nuraninya tidak membiarkan dia mempertahankannya; hati nuraninya mengusahakan setidaknya pengurangan / peringanan yang akan dibawa oleh pembuangan / penghilangan uang itu. Dari awal sampai akhir ini adalah 30 keping perak yang sama, dan dalam diri mereka sendiri tidak mengalami perubahan apapun; tetapi mereka berubah sama sekali: suatu saat pernah begitu menarik, mereka sekarang begitu menjijikkan sepenuhnya.]. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 26:14-25): [= Tak diragukan bahwa Yudas tidak melihat lebih dulu kesalahan yang hebat dari penyerahan Tuannya pada kematian; tetapi ini tidak menunjukkan bahwa ia tidak bermaksud untuk menyerahkanNya pada kematian. Sebelum kita berbuat dosa, adalah keuntungan yang kita lihat; setelah kita berbuat dosa, kesalahannya (yang kita lihat).] - hal 557. 

Bdk. 2Sam 13:10-15 - “(10) Lalu berkatalah Amnon kepada Tamar: ‘Bawalah makanan itu ke dalam kamar, supaya aku memakannya dari tanganmu.’ Tamar mengambil kue yang disediakannya itu, lalu membawanya kepada Amnon, kakaknya, ke dalam kamar. (11) Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: ‘Marilah tidur dengan aku, adikku.’ (12) Tetapi gadis itu berkata kepadanya: ‘Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu. (13) Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.’ (14) Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia. (15) Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: ‘Bangunlah, enyahlah!’”. 

b) Yudas melemparkan uang itu ke Bait Allah. 

Mat 27:5a - “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci,”. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:5): [= ‘Dan ia melemparkan ...’ Ini adalah suatu bukti penyesalan dari hati nuraninya untuk kejahatannya. Keuntungan yang didapatkan dengan cara yang buruk / salah tidak memberi kebaikan kepadanya. Itu tidak menghasilkan kelegaan bagi pikirannya yang menderita. Karena itu, ia berusaha untuk mendapatkan kelegaan dengan melemparkan uang pengkhianatannya; tetapi ia mengusahakannya dengan sia-sia. Kesadaran akan kesalahannya melekat pada jiwanya; dan Yudas mendapati, seperti semua kita akan mendapati, bahwa membuang atau meninggalkan kekayaan yang didapatkan dengan cara yang buruk / salah tidak akan meredakan / meringankan suatu hati nurani yang bersalah.]. 

Ini menunjukkan bahwa dosa tidak bisa ditebus dengan penyesalan, atau usaha untuk memulihkan kejahatan, atau dengan mengembalikan hasil dari kejahatan. 

Dosa harus ditebus dengan darah Kristus. Dan tanpa iman kepada Kristus, maka semua tindakan untuk menebus dosa diri sendiri adalah sia-sia! 

Calvin (tentang Mat 27:3): [= Tetapi seandainya para pengikut Paus (orang Katolik) benar dalam apa yang mereka ajarkan dalam sekolah-sekolah mereka tentang pertobatan, kita tidak bisa mendapatkan cacat dalam pertobatan Yudas, pada hal mana definisi mereka tentang pertobatan berlaku sepenuhnya; karena kita mengerti di dalamnya kesedihan / penyesalan dari hati, dan pengakuan dari mulut, dan pembayaran / penebusan dari tindakan, seperti mereka katakan. Jadi, kami menyimpulkan, bahwa mereka tidak melakukan apapun lebih dari gonggongan; karena mereka menghilangkan / menghapuskan apa yang merupakan hal yang utama, pertobatan dari manusia kepada Allah, pada waktu orang berdosa itu, hancur oleh rasa malu dan takut, menyangkal dirinya sendiri sehingga memberikan ketaatan pada kebenaran.]. 

Yudas Iskariot(15) 

c) Imam-imam menolak untuk menerima pengembalian uang. 

Mat 27:6 - “Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: ‘Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.’”. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 27:6): “‘The price of blood.’ The wages of murder. It was inferred from Deut 23:18 that no money unlawfully gained, or derived from an impure source, might be used in purchasing things for God’s service.” [= ‘Harga / uang dari darah’. Upah dari pembunuhan. Itu disimpulkan dari Ul 23:18 bahwa tak ada uang yang didapatkan dengan cara yang tidak sah, atau diterima dari sumber yang tidak murni, bisa / boleh digunakan dalam membeli hal-hal / barang-barang untuk pelayanan Allah.]. 

Bdk. Ul 23:18 - “Janganlah kaubawa upah sundal atau uang semburit ke dalam rumah TUHAN, Allahmu, untuk menepati salah satu nazar, sebab keduanya itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.’”. 

Adam Clarke (tentang Mat 27:6): [= ‘Karena ini adalah harga / uang dari darah’. ‘Alangkah munafiknya, seperti seseorang katakan dengan benar, untuk menghukum mati seorang yang tak bersalah, dan melanggar hukum yang kekal tentang keadilan dan belas kasihan tanpa keraguan, dan pada saat yang sama menjadi begitu baik dalam perhatian mereka terhadap suatu pengarahan yang bersifat upacara dari hukum Musa! Demikianlah setan sering menyesatkan banyak orang, bahkan di antara imam-imam, dengan suatu kelembutan hati nurani yang palsu dan bersifat takhyul dalam hal-hal yang remeh, sedangkan fitnah, iri hati, penindasan terhadap orang yang tak bersalah, dan suatu persetujuan / kesesuaian dengan dunia, tidak memberi mereka problem atau gangguan’.]. 

Catatan: apa iya Ul 23:18 itu termasuk ‘ceremonial law’ [= hukum yang bersifat upacara]? Menurut saya Ul 23:18 itu merupakan hukum moral! 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:6): [= ‘Tidak diperbolehkan / tidak sah ...’. Itu dilarang (Ul 23:18) untuk membawa apa yang dinilai sebagai sesuatu yang menjijikkan dan mempersembahkannya kepada Allah. Harga dari darah - yaitu dari nyawa / hidup seorang manusia - mereka secara benar menganggap sebagai suatu persembahan yang tidak benar dan tidak sah. ... Merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa mereka sekarang begitu teliti tentang hal yang, dalam perbandingan, begitu kecil, seperti memasukkan uang ini ke dalam perbendaharaan (dari Bait Allah), pada waktu mereka tidak mempunyai penyesalan tentang ‘pembunuhan seorang yang tak bersalah’, dan menyalibkan Dia yang telah memberikan bukti yang penuh bahwa Ia adalah sang Mesias. Orang-orang sering sangat teliti dalam persoalan-persoalan ‘kecil’, tetapi tidak segan-segan melakukan kejahatan-kejahatan yang besar.]. 

Bdk. Mat 23:23-24 - “(23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.”. 

Contoh: dalam kasus saya vs Pdt. Sutjipto Subeno, begitu banyak orang mengkritik saya karena tulisan saya kasar dsb, tetapi mereka membiarkan pendeta brengsek itu memfitnah saya! 

d) Uang itu digunakan untuk membeli sebidang tanah. 

Mat 27:6-10 - “(6) Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: ‘Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.’ (7) Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. (8) Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. (9) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: ‘Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, (10) dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku.’”. 

1. Ada 2 problem yang perlu dibahas: 

a. Bagaimana dengan uang yang sedikit bisa membeli sebidang tanah?? 

Pulpit Commentary (tentang Mat 27:7): [= ‘Tanah tukang periuk’. Tempat itu terkenal / dikenal dengan baik pada saat itu. Secara tradisionil tempat itu dikatakan terletak di sebelah Selatan dari Yerusalem - di lereng bukit di seberang lembah Hinnom, pada apa yang disebut Bukit Nasehat Jahat. Di sini ditemukan tract / sumber (?) dari tanah liat, yang tetap digunakan oleh tukang-tukang periuk dari kota itu. Pada jaman Tuhan kita tanah liatnya mungkin dianggap habis, dan daerah itu, digali dari semua arah, dan tak berguna untuk tujuan-tujuan pertanian, dijual untuk harga yang murah.]. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:7): [= Harga yang dibayarkan untuk sebidang tanah yang begitu dekat dengan Yerusalem mungkin kelihatan sebagai sangat kecil; tetapi bukannya mustahil bahwa tanah itu telah dikerjai sampai tanah liatnya habis, dan tak cocok untuk bisnis itu ataupun untuk pertanian, dan karena itu dianggap sebagai bernilai rendah.]. 

b. Mat 27:7 mengatakan imam-imam kepala itu yang membeli tanah itu, tetapi Kis 1:18 mengatakan Yudaslah yang membeli tanah itu. 

Mat 27:7 - “Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing.”. 

Kis 1:18 - “- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.”. 

Jadi, siapa yang membeli tanah? Imam-imam kepala atau Yudas Iskariot? 

Pulpit Commentary (tentang Mat 27:6): [= ‘Harga / uang dari darah’. Upah dari pembunuhan. Itu disimpulkan dari Ul 23:18 bahwa tak ada uang yang didapatkan dengan cara yang tidak sah, atau diterima dari sumber yang tidak murni, bisa / boleh digunakan dalam membeli hal-hal / barang-barang untuk pelayanan Allah. Di bawah Hukum Yahudi uang seperti itu harus dikembalikan kepada si pemberi; jika keadaan membuat ini tidak mungkin, atau si pemberi berkeras memberikannya, itu harus digunakan untuk tujuan umum, pemilik yang asli tetap dianggap, oleh suatu anggapan yang sah / bersifat hukum, sebagai pemiliknya, dan itu yang dibayar / dibeli dengan uang itu dianggap sebagai pemberiannya kepada masyarakat (bdk. Kis 1:18, ‘Orang ini membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya’).]. 

Matthew Henry (tentang Kis 1:18): “He did not purchase the field, but the wages of his unrighteousness did, and it is very elegantly expressed thus, in derision of his projects to enrich himself by this bargain.” [= Ia (Yudas) tidak membeli tanah itu, tetapi upah ketidak-benarannya yang membelinya, dan itu dinyatakan dengan sangat anggun seperti itu, sebagai ejekan tentang tujuannya untuk memperkaya dirinya sendiri oleh persetujuan / transaksi ini.]. 

Adam Clarke (tentang Kis 1:18): [= Mungkin Yudas tidak membeli sendiri tanah itu, tetapi uang untuk mana ia menjual Tuhannya digunakan untuk itu, lihat Mat 27:6-8. Tetapi adalah mungkin bahwa ia mungkin telah merancang untuk membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya ini, dan telah berada dalam persetujuan untuknya, sekalipun ia belum menutup transaksi (belum membayarnya), seperti yang dibuktikan oleh tindakannya membawa uang ke tempat perbendaharaan: imam-imam, yang mengetahui rencananya, mungkin telah menyelesaikan pembelian itu, ... Sekalipun kasus ini memungkinkan, tetapi text itu mengijinkan suatu penafsiran yang sangat konsisten tanpa bantuan dari dugaan ini, karena dalam pembicaraan biasa, kita sering menganggap berasal dari seseorang apa yang merupakan konsekwensi dari tindakan-tindakannya sendiri, sekalipun konsekwensi itu tidak pernah dirancang atau diinginkan olehnya sendiri: sebagai contoh kita berkata tentang seseorang yang memulai suatu usaha yang berbahaya / penuh resiko, ‘ia pergi untuk mencari kematiannya’; tentang seseorang yang tingkah lakunya telah menghancurkan reputasinya, ‘ia telah mempermalukan dirinya sendiri’; tentang orang yang lain yang telah banyak menderita sebagai konsekwensi dari kejahatan-kejahatannya, ‘ia telah membeli penyesalan / pertobatan dengan suatu harga yang tinggi’, dsb., dsb. Semua ini, sekalipun tak dirancangkan, merupakan konsekwensi-konsekwensi dari tindakan-tindakan tertentu, sebagaimana pembelian tanah itu adalah konsekwensi dari pengkhianatan Yudas.]. 
18 ARTIKEL TENTANG YUDAS ISKARIOT
Barnes’ Notes: [= Seseorang sering dikatakan melakukan suatu hal pada waktu ia menyediakan cara / jalan untuk melakukannya. Bandingkan dengan Mat 27:60, ‘lalu membaringkanNya (mayat Yesus) di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu.’ Artinya, telah menyebabkan / memerintahkan untuk digali. Yoh 4:1, ‘Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes’. Melalui murid-muridNya, karena Yesus sendiri tidak membaptis, Yoh 4:2.]. 

Yoh 4:1-2 - “(1) Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes (2) - meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-muridNya,-”. 

2. Tanah itu disebut ‘Tanah Tukang Periuk’ atau ‘Tanah Darah’. 

Mat 27:7-8 - “(7) Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. (8) Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah.”. 

Kisah Para Rasul 1:19 - “Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri ‘Hakal-Dama,’ artinya Tanah Darah -.”. 

a. Tanah Tukang Periuk. 

Barnes’ Notes (tentang Matius 27:7): [= ‘Tanah Tukang Periuk’. Mungkin ini adalah tanah tertentu yang dikenal dengan nama itu, yang digunakan untuk tujuan membuat bejana-bejana tanah liat.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:6-10): [= Itu dikeluarkan / digunakan dalam pembelian sebidang tanah, disebut Tanak Tukang Periuk; karena beberapa tukang periuk telah memilikinya, atau menghuninya, atau tinggal di dekatnya, atau karena bejana-bejana tukang periuk yang pecah / rusak dibuang ke sana.]. 

b. Hakal-Dama atau Tanah Darah. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:8): [= ‘Tanah Darah’. Tanah itu dibeli dengan harga / uang darah. Nama dengan mana tanah ini disebut adalah ‘Hakal-Dama’, Kis 1:19. Tanah itu terletak persis di luar tembok-tembok Yerusalem, di sebelah Selatan dari Bukit Sion. Sekarang itu digunakan sebagai kuburan oleh orang-orang Kristen Armenian di Yerusalem,]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:6-10): [= Untuk mengabadikan reputasi buruk dari mereka yang membeli dan menjual darah Kristus. Tanah ini biasanya disebut Hakal-Dama - Tanah Darah; bukan oleh imam-imam kepala, mereka berharap di tempat penguburan ini untuk mengubur ingatan tentang kejahatan mereka sendiri; tetapi oleh orang-orang; yang memperhatikan pengakuan Yudas bahwa ia telah mengkhianati darah yang tak bersalah, sekalipun imam-imam kepala tak mempedulikannya. Mereka melekatkan nama ini pada tanah in perpetuam rei memoriam - untuk suatu peringatan kekal. Perhatikan, Providensia Ilahi mempunyai banyak cara / jalan untuk melekatkan / memberikan suatu perendahan / kehinaan pada praktek-praktek jahat bahkan dari orang-orang besar / agung, yang sekalipun mereka berusaha untuk menutupi keadaan mereka yang memalukan, diletakkan pada suatu celaan kekal.]. 

Calvin (tentang Mat 27:8): [= Makin orang jahat berusaha menyembunyikan Kejahatan besar mereka, makin Tuhan mengawasi mereka untuk membawa kejahatan-kejahatan besar itu pada terang. Mereka berharap bahwa oleh suatu penyamaran yang terhormat, mereka akan mengubur kejahatan mereka, kalau mereka membeli suatu tanah tandus untuk mengubur orang-orang asing. Tetapi Providensia Allah yang indah / luar biasa membalikkan pengaturan ini pada suatu hasil yang bertentangan, sehingga tanah ini menjadi suatu peringatan kekal tentang pengkhianatan itu, yang tadinya tak terlalu diketahui. Karena bukan mereka sendiri yang memberi nama ini pada tempat itu, tetapi setelah peristiwa itu diketahui secara umum, tanah itu disebut, oleh persetujuan umum, ‘Tanah Darah’; seakan-akan Allah telah memerintahkan bahwa kehinaan mereka harus ada di mulut setiap orang.]. 

3. Tanah itu dijadikan / digunakan untuk pekuburan orang asing. 

Mat 27:7 - “Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing.”. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:7): [= ‘Untuk menguburkan orang-orang asing di sana’. Orang-orang Yahudi, yang datang dari bagian-bagian lain dari dunia untuk menghadiri perayaan-perayaan hari-hari raya di Yerusalem. Imam-imam besar, yang menganggap ‘orang-orang non Yahudi’ sebagai menjijikkan, tidak akan mempunyai kecondongan untuk menyediakan suatu tempat penguburan bagi MEREKA.]. 

Adam Clarke (tentang Mat 27:7): [= ‘Untuk menguburkan orang-orang asing’. TOIS XENOIS, ‘orang-orang asing’ mungkin berarti, seperti beberapa orang terpelajar menebak, orang-orang Yahudi asing yang telah datang ke Yerusalem, atau untuk beribadah, atau untuk urusan yang lain, dan mati di sana selama mereka tinggal di sana. Lihat di sini, uang untuk mana Yesus yang diberkati / terpuji dijual menjadi berguna untuk tujuan belas kasihan dan kebaikan! Mayat-mayat dari orang-orang asing mempunyai tempat istirahat di tanah yang dibeli dengan harga untuk mana nyawaNya dihargai, dan jiwa dari orang-orang asing mempunyai suatu tempat istirahat dan perlindungan dalam darahNya yang dicurahkan sebagai suatu harga tebusan untuk keselamatan seluruh dunia.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:6-10): [= Dan tanah ini akan menjadi suatu tempat penguburan orang-orang asing, yaitu proselit-proselit pada agama Yahudi, yang adalah orang-orang dari bangsa-bangsa lain, dan datang ke Yerusalem untuk beribadah, kebetulan mati di sana. (1.) Itu kelihatan seperti suatu tanda dari rasa kemanusiaan mereka, sehingga mereka mengurus penguburan orang-orang asing; ... Tetapi, (2.) Itu bukan tanda dari kerendahan hati mereka bahwa mereka menguburkan orang-orang asing di suatu tempat terpisah, seakan-akan mereka tak layak untuk diletakkan di kuburan mereka; orang-orang asing harus menjaga jarak, hidup atau mati, dan prinsip itu harus turun ke kubur (?), ‘Berdirilah sendirian, jangan datang mendekati aku; karena aku lebih kudus / suci dari pada engkau’, Yes 65:5.]. 

Yesaya 65:5 - “yang berkata: ‘Menjauhlah, janganlah meraba aku, nanti engkau menjadi kudus olehku!’ Semuanya ini seperti asap yang naik ke dalam hidungKu, seperti api yang menyala sepanjang hari.”. 

Bagian yang saya garis-bawahi itu salah terjemahan. 

KJV: ‘Which say, Stand by thyself, come not near to me; for I am holier than thou.’ [= Yang berkata, Berdirilah sendirian, jangan datang mendekati aku; karena aku lebih kudus / suci dari pada engkau.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:6-10): [= Untuk menunjukkan kebaikan yang dimaksudkan oleh darah Kristus kepada orang-orang asing, dan orang-orang berdosa dari orang-orang non Yahudi. Melalui harga dari darahNya, suatu tempat istirahat disediakan bagi mereka setelah kematian. Demikianlah banyak dari orang-orang kuno menerapkan text ini. Kuburan itu adalah tanah tukang periuk, dimana mayat-mayat dibuang seperti bejana-bejana rusak / pecah yang dipandang rendah; tetapi Kristus oleh darahNya membelinya bagi mereka, yang dengan mengakui diri mereka sendiri orang-orang asing di bumi mencari negari yang lebih baik; Ia telah mengubah kepemilikannya (seperti seorang pembeli lakukan), sehingga sekarang kematian adalah milik kita, kuburan adalah milik kita, suatu ranjang istirahat bagi kita.]. 

Calvin (tentang Mat 27:8): [= Itu merupakan suatu rancangan yang masuk akal untuk menyediakan suatu tempat penguburan bagi orang-orang asing, jika siapapun dari mereka yang datang ke Yerusalem dari negara-negara yang jauh, untuk tujuan memberi korban, kebetulan mati di sana. Karena sebagian dari mereka adalah orang-orang non Yahudi, saya tidak menolak pandangan dari beberapa penulis kuno, bahwa simbol ini mengulurkan pengharapan keselamatan kepada orang-orang non Yahudi, karena mereka dimasukkan dalam harga dari kematian Kristus; tetapi karena pandangan itu lebih menunjukkan kecerdikan / banyak akal dari pada sehat, saya membiarkannya tak ditentukan/ diputuskan.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:6-10): [= Mereka berpikir untuk menebus apa yang telah mereka lakukan, dengan tindakan baik umum ini yang menyediakan suatu tempat penguburan bagi orang-orang asing, sekalipun bukan atas biaya mereka. Demikianlah pada masa / jaman kebodohan orang-orang dibuat untuk percaya bahwa membangun gereja-gereja dan menyumbang biara-biara akan membuat perbaikan untuk tindakan-tindakan tak bermoral.]. 

Yudas Iskariot(16) 

VII) Kematian Yudas Iskariot. 

1) Cara kematian Yudas Iskariot: pembahasan ayat yang kelihatannya saling bertentangan / kontradiksi. 

Yudas Iskariot bunuh diri dengan gantung diri (Mat 27:5) atau jatuh tertelungkup dan isi perutnya keluar (Kis 1:18)? 

Mat 27:5 - “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.”. 

Kis 1:18 - “Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.”. 

Terjemahan ‘tertelungkup’ ini salah! 

KJV: ‘and falling headlong, he burst asunder in the midst, and all his bowels gushed out.’ [= dan jatuh dengan kepala dulu, ia terbelah di tengah-tengah, dan semua isi perutnya keluar.]. 

RSV: ‘and falling headlong he burst open in the middle and all his bowels gushed out.’ [= dan jatuh dengan kepala dulu, ia terbelah di tengah-tengah, dan semua isi perutnya keluar.]. 

NIV: ‘there he fell headlong, his body burst open and all his intestines spilled out.’ [= di sana ia jatuh dengan kepala dulu, tubuhnya terbelah dan semua isi perut / ususnya keluar]. 

NASB: ‘and falling headlong, he burst open in the middle and all his bowels gushed out.’ [= dan jatuh dengan kepala dulu, ia terbelah di tengah-tengah dan semua isi perutnya keluar]. 

Biarpun sepintas lalu kedua ayat ini bertentangan, tetapi sebetulnya tidak ada problem dalam pengharmonisannya. Boleh dikatakan semua penafsir beranggapan bahwa Yudas menggantung diri di sebuah pohon yang dahannya menjulur ke atas sebuah jurang. Pada waktu ia mati, dahan / tali itu tidak kuat menahan berat badannya sehingga lalu patah / putus, dan mayat Yudas jatuh ke jurang, jatuh ke jurang, sehingga perutnya terbelah dan isi perutnya tertumpah keluar. 

William Hendriksen (tentang Mat 27:5): [= ‘Lalu ia pergi dan menggantung dirinya sendiri’. Mengapa ini harus dianggap sebagai bertentangan dengan cerita Lukas: ‘Jatuh dengan kepala dulu, ia terbuka / terbelah di tengah-tengah dan semua isi perutnya keluar’ (Kis 1:18) tidaklah jelas. Jika ia menggantung dirinya sendiri dari sebuah pohon yang terletak pada suatu tebing yang tinggi, di atas suatu lembah, dan jika lalu talinya putus dan sang pengkhianat jatuh pada tanah yang berbatu karang, hasilnya sangat bisa seperti yang telah digambarkan dalam kitab Kisah Rasul. Tentu saja, usaha pengharmonisan ini bisa salah. Di sana bisa ada penjelasan yang lain dan lebih baik, tetapi setidaknya tidak ada alasan apapun untuk berteriak, ‘Ketidak-cocokan / pertentangan’.]. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:5): [= Penjelasan yang diusulkan di sini akan dibuat lebih mungkin jika dianggap bahwa ia menggantung dirinya sendiri dekat lembah yang sangat curam. ‘Para penafsir telah mengusulkan’, kata Profesor Hackett (‘Illustrations of Scripture’, hal 275,276), ‘bahwa Yudas bisa telah menggantung dirinya sendiri pada sebuah pohon di dekat suatu tempat yang sangat curam di atas Lembah Hinnom, dan bahwa, karena cabang atau tali patah / putus, ia jatuh ke dasar, dan terbentur hancur oleh kejatuhan itu. Untuk diri saya sendiri, saya merasa, pada waktu saya berdiri di lembah ini dan melihat ke atas pada teras batu karang yang terletak di atasnya, bahwa penjelasan yang diusulkan adalah suatu penjelasan alamiah sepenuhnya. Saya lebih puas dari sebelumnya dengan itu. Saya mengukur dinding yang curam, hampir tegak lurus di tempat-tempat yang berbeda, dan mendapati tingginya adalah berbeda-beda, 40, 36, 33, 30, dan 25 kaki. Pohon-pohon tetap tumbuh cukup dekat dengan tepi dari batu-batu karang ini, dan tak diragukan, pada jaman dulu ada lebih banyak pohon di tempat yang sama. Suatu jalan yang dikeraskan juga ada di dasar dari tonjolan, maka karena itu juga, seseorang yang jatuh dari atas besar kemungkinannya untuk hancur dan mati. Sang pengkhianat bisa telah terbentur, dalam kejatuhannya, pada batu-batu karang yang tajam, yang menusuk tubuhnya dan menyebabkan isi perutnya keluar’.]. 

The Biblical Illustrator (tentang Mat 27:7): [= Cara kematian Iskariot: - Para penentang telah menunjukkan pernyataan dalam text ini sebagai tidak konsisten dengan pernyataan dalam Kis 1:18, dimana ia dikatakan ‘telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh dengan kepala dulu, ia terbelah di tengah-tengah, dan semua isi perutnya tertumpah ke luar.’ Tetapi text-text ini tidak harus saling bertentangan. Matius tidak mengatakan bahwa Yudas, setelah menggantung dirinya sendiri, tidak jatuh ke tanah; atau, sebaliknya, Lukas tidak mengatakan bahwa Yudas tidak menggantung dirinya sendiri sebelum ia jatuh ke tanah; dan kecuali penulis-penulis meneguhkan realita dari peristiwa-peristiwa yang mereka sebutkan secara terpisah dengan suatu cara sehingga menegaskan atau menyatakan secara implicit bahwa jika satu peristiwa benar maka yang lain harus / pasti salah, adalah jelas bahwa mereka tidak bertentangan satu sama lain. Tentang hubungan satu sama lain yang persis dari dua peristiwa yang dibicarakan kita tidak mempunyai informasi, dan tidak bisa menegaskan apapun dengan kepastian. Suatu keadaan di antara / di tengah-tengah menghubungkan yang satu dengan yang lain seperti bagian-bagian dari kejadian / peristiwa yang sama, tetapi keadaan itu tidak dicatat. Diduga bahwa Yudas bisa telah menggantung dirinya sendiri di tepi dari suatu tebing yang curam dekat lembah Hinnom, dan bahwa tali dengan mana ia tergantung putus, sehingga ia jatuh ke bumi / tanah dan hancur. Pada waktu saya berdiri di lembah ini, dan melihat ke atas pada bagian yang tinggi dan berbatu-batu yang membentang di atasnya di sebelah selatan dari Yerusalem, saya merasa bahwa penjelasan yang diusulkan merupakan penjelasan yang alamiah sepenuhnya; saya lebih puas dari sebelumnya dengan itu. Saya mengukur dinding / tebing yang curam, hampir tegak lurus, di tempat-tempat yang berbeda, dan mendapati tingginya adalah berbeda-beda, 40, 36, 33, 30, dan 25 kaki. Pada dasar dari tebing-tebing yang curam ini ada permukaan datar yang berbatu-batu, pada mana seseorang jatuh dari atas, dan dalam kasus itu bukan hanya mati, tetapi tubuhnya hampir pasti hancur dan terkoyak-koyak.]. 

Catatan: ini juga dikutip dari kata-kata H. B. Hackett, dari siapa Albert Barnes juga mengutip. 

Bible Knowledge Commentary (tentang Kis 1:18): [= Satu penjelasan adalah bahwa usus / isi perut Yudas dengan cepat menjadi bengkak dan membesar setelah ia menggantung dirinya sendiri, sehingga ia meledak / pecah dan terbuka. Penjelasan yang lain, lebih memungkinkan, adalah bahwa Yudas menggantung dirinya sendiri di atas sebuah jurang dan tali atau dahan dari pohon yang ia gunakan putus / patah. Pada waktu ia jatuh ke batu-batu karang di bawah, ia ‘terbelah’.]. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 27:5): “A fragment of Papias gives another explanation, recounting that he was crushed and disembowelled by a passing waggon.” [= Suatu fragmen dari Papias memberi penjelasan yang lain, menceritakan bahwa ia diremukkan dan dikeluarkan isi perutnya oleh sebuah kereta yang lewat.]. 

2) Alasan Yudas Iskariot membunuh dirinya sendiri. 

a) Barclay mengatakan Yudas Iskariot bunuh diri karena merasa bahwa rencananya berjalan salah. 

Barclay (tentang Mat 27:5): [= Tindakan bunuh diri dari Yudas pasti adalah petunjuk terakhir bahwa rencananya telah berjalan salah. Ia memaksudkan untuk membuat Yesus menyala dengan terang sebagai seorang pemenang; alih-alih ia telah mendorongNya kepada salib, dan kehidupan bagi Yudas dihancurkan.]. 

Keterangan: kata-kata Barclay di atas ini hanya benar kalau motivasi Yudas Iskariot dalam mengkhianati Yesus adalah ini: Yudas menganggap Yesus terlalu lambat dalam bertindak, dan ia mau memaksa Yesus untuk bertindak lebih cepat. Ia berpikir kalau ia menyerahkan Yesus ke tangan orang-orang Yahudi / Romawi, Yesus akan terpaksa menggunakan kuasaNya untuk menghancurkan mereka. 

Barclay (tentang Mat 27:5): [= Mungkin seandainya Yudas tetap setia kepada Yesus, ia akan mati sebagai seorang martir; tetapi karena ia terlalu menginginkan jalannya sendiri, ia mati oleh tangannya sendiri. Ia kehilangan kemuliaan dari mahkota seorang martir untuk mendapati bahwa hidup tidak tertahankan karena ia telah berdosa.]. 

b) Matthew Henry mengatakan Yudas Iskariot bunuh diri karena setan membuatnya putus asa, dan pada waktu ia putus asa, ia justru menyendiri. 

Sebelum kita melihat komentar Matthew Henry, mari kita melihat terjemahan dari Mat 27:5 lebih dulu. 

Mat 27:5 - “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.”. 

Dalam terjemahan LAI digunakan hanya satu kata kerja (‘pergi’), padahal seharusnya ada 2 kata kerja. 

KJV: ‘and departed, and went and hanged himself.’ [= dan meninggalkan, dan pergi dan menggantung dirinya sendiri.]. 

Untuk kata pertama digunakan kata Yunani ἀνεχώρησεν (ANEKHORESEN), yang berarti ‘meninggalkan’ atau ‘menarik diri’; dan untuk kata kedua digunakan kata Yunani ἀπελθὼν (APELTHON), yang berarti ‘pergi’. 

Yang dibahas oleh Matthew Henry di bawah ini adalah kata Yunani yang pertama. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:5): [= Di sinilah keputus-asaan tertinggi kemana Yudas digiring oleh cara ini. Seandainya imam-imam kepala menjanjikan dia untuk menghentikan penuntutan, itu akan merupakan suatu penghiburan baginya; tetapi melihat tak adanya harapan untuk itu, ia menjadi putus asa, ay 5. ... ‘Ia pergi, dan menggantung dirinya sendiri’. Pertama, ‘ia pergi menyendiri’ - ANEKHORESE; ia menarik diri ke suatu tempat yang sepi / dimana ia sendirian, seperti orang yang kerasukan setan menyendiri di gurun, Luk 8:29. Celakalah ia yang ada dalam keputus-asaan, dan ada sendirian. Seandainya Yudas pergi kepada Kristus, atau kepada beberapa dari murid-murid, ia mungkin telah mendapatkan kelegaan, bagaimanapun buruknya kasusnya; tetapi setelah gagal melakukan sesuatu dengan imam-imam kepala, ia menyerahkan dirinya sendiri pada keputus-asaan: dan setan yang sama, yang dengan pertolongan dari imam-imam menariknya pada dosa, dengan pertolongan mereka mendorongnya pada keputus-asaan.]. 

Keputus-asaan Yudas Iskariot terjadi karena ketidak-mengertiannya tentang belas kasihan Kristus. 

Calvin (tentang Mat 27:3): [= Seandainya Yudas telah mendengarkan peringatan Kristus, di sana masih akan tetap ada tempat untuk pertobatan; tetapi karena ia meremehkan tawaran keselamatan yang begitu murah hati / penuh kasih karunia, ia diserahkan pada kekuasaan Iblis, sehingga Iblis bisa melemparkannya ke dalam keputus-asaan.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:5): [= Ia menjadi algojo dirinya sendiri; ‘Ia menggantung dirinya sendiri’; ... Yudas melihat dan merasa tentang dosanya, tetapi ia tidak mempunyai pengertian tentang belas kasihan Allah dalam Kristus, maka ia merana dalam kesalahannya. Dosanya, kita bisa menganggap, bukan dalam dirinya sendiri tak bisa diampuni: ada beberapa dari mereka yang diselamatkan, yang telah menjadi pengkhianat-pengkhianat dan pembunuh-pembunuh Kristus; tetapi ia menyimpulkan, seperti Kain, bahwa kejahatannya lebih besar dari pada yang bisa diampuni, dan lebih mau melemparkan dirinya sendiri pada belas kasihan setan dari pada belas kasihan Allah. Dan beberapa orang telah berkata, bahwa Yudas lebih berdosa dalam putus asa / kehilangan harapan tentang belas kasihan Allah, dari pada dalam mengkhianati darah Tuannya.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:5): [= Kita mempunyai sebuah contoh tentang hasil / akibat yang menakutkan dari keputus-asaan; itu sering berakhir dalam bunuh diri. ‘Kesedihan’, bahkan kesedihan karena dosa, jika bukan ‘menurut Allah, mengerjakan kematian’ (2Kor 7:10), jenis kematian yang terburuk; karena ‘suatu roh / semangat yang terluka, siapa bisa menanggungnya?’ Biarlah kita memikirkan seburuk-buruknya tentang dosa, asal kita tidak berpikir itu tak bisa diampuni; biarlah kita putus asa tentang pertolongan dalam diri kita sendiri, tetapi tidak tentang pertolongan dalam Allah.]. 

2Korintus 7:10 - “Sebab dukacita menurut (kehendak) Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”. 

Catatan: kata ‘kehendak’ yang saya letakkan dalam tanda kurung itu sebetulnya tidak ada dalam bahasa aslinya. 

Amsal 18:14 - “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”. 

KJV: ‘The spirit of a man will sustain his infirmity; but a wounded spirit who can bear?’ [= Roh / semangat dari seorang manusia akan menopang kelemahannya; tetapi suatu roh / semangat yang terluka siapa dapat menanggungnya?]. 

c) Calvin juga mengatakan bahwa tindakan bunuh diri ini terjadi karena Yudas Iskariot mengalami kesedihan yang bukan dari Allah. Dan Spurgeon berpandangan sama, tetapi menambahkan secara explicit bahwa tindakan bunuh diri Yudas Iskariot membuktikan bahwa pertobatannya bukanlah pertobatan yang sejati. 

Calvin (tentang Mat 27:3): [= Demikianlah, Yudas merasa jijik dan takut, bukan sehingga berbalik kepada Allah, tetapi sebaliknya sehingga, karena diliputi dengan keputus-asaan, ia bisa berfungsi sebagai suatu contoh dari seseorang yang sepenuhnya dikeluarkan dari kasih karunia Allah. Memang secara benar Paulus berkata, bahwa kesedihan yang membimbing pada pertobatan menghasilkan hasil yang bermanfaat, (2Kor 7:10); tetapi jika seseorang tersandung pada permulaan / ambang pintu (?), ia tidak akan mendapatkan keuntungan / manfaat dari suatu kesedihan yang menghancurkan dan dinilai secara salah. Lebih lagi, ini merupakan suatu penghukuman yang adil dengan mana Allah pada akhirnya mengunjungi orang jahat, yang dengan tegar tengkuk meremehkan penghakimanNya, bahwa Ia menyerahkan mereka kepada Iblis untuk disiksa tanpa pengharapan dari penghiburan.]. 

Catatan: Allah menyerahkan orang kepada Iblis untuk disiksa ini tidak menunjuk pada kehidupan orang itu setelah kematian (dalam neraka), tetapi dalam kehidupan yang sekarang ini!! 

C. H. Spurgeon (tentang Mat 27:5): [= Kata-kata yang mengerikan itu, ‘dan pergi dan menggantung dirinya sendiri’, menyatakan karakter sebenarnya dari pertobatan Yudas. Pertobatannya adalah suatu pertobatan terhadap mana ia perlu bertobat; bukan kesedihan yang saleh yang mengerjakan pertobatan pada keselamatan. Dalam sejarah Gereja Kristus, di sana telah ada sedikit contoh penyesalan seperti penyesalan Yudas, mendorong orang-orang pada keputus-asaan, jika bukan pada bunuh diri sungguh-sungguh. Kiranya Allah dalam belas kasihan menjaga kita dari pengulangan yang lebih banyak dari pengalaman yang mengerikan seperti itu!] - ‘THE GOSPEL ACCORDING TO MATTHEW’ (Libronix). 

3) Tindakan bunuh diri ini merupakan akibat / hasil akhir dari cinta uang dalam diri Yudas Iskariot. 

Calvin (tentang Matius 27:5): [= ‘Dan ia pergi, dan menggantung dirinya sendiri’. Ini adalah harga untuk mana Iblis menjual hal-hal yang memikat dengan mana ia merayu orang-orang jahat untuk suatu waktu. Ia melemparkan mereka ke dalam suatu keadaan kemarahan, sehingga, setelah dengan sukarela memotong diri mereka sendiri dari pengharapan keselamatan, mereka tidak mendapati penghiburan apapun kecuali dalam kematian. Sekalipun orang-orang lain mengijinkan Yudas untuk menikmati 30 keping perak itu, dengan mana ia telah mengkhianati Kristus dan keselamatannya sendiri, ia melemparkan uang itu, dan bukan hanya membuang penggunaan uang itu dari dirinya sendiri, tetapi bersama-sama dengan upah yang hina dari kematian Kristus, ia juga membuang hidup / nyawanya sendiri.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:5): [= Sekarang dalam cerita ini, 1. Kita mempunyai suatu contoh tentang akhir yang sangat buruk dari mereka ke dalam siapa Iblis masuk, dan secara khusus mereka yang diserahkan kepada cinta uang. Ini adalah penghancuran dalam mana banyak orang ditenggelamkan olehnya, 1Tim 6:9,10. Ingatlah apa yang terjadi dengan babi-babi, dan tentang pengkhianat, ke dalam siapa ‘setan masuk’; dan ‘janganlah memberi tempat kepada setan’.]. 

1Timotius 6:9-10 - “(9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”. 

Ef 4:27 - “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”. 

KJV: ‘Neither give place to the devil.’ [= Janganlah memberi tempat kepada / bagi setan.]. 

NIV: ‘and do not give the devil a foothold.’ [= dan jangan memberi setan tempat berpijak.]. 

4) Tindakan bunuh diri Yudas Iskariot menunjukkan kekerasan Allah. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:5): [= 2. Kita mempunyai suatu contoh tentang murka Allah yang dinyatakan dari surga terhadap kejahatan dan ketidak-benaran manusia, Ro 1:18. Seperti dalam cerita tentang Petrus kita melihat kebaikan Allah dan kemenangan dari kasih karunia Kristus dalam pertobatan dari beberapa orang berdosa; demikian juga dalam cerita Yudas kita melihat kekerasan Allah, dan kemenangan dari kuasa dan keadilan Kristus dalam membingungkan orang-orang berdosa yang lain.]. 

Ro 1:18 - “Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.”. 

Ini perlu direnungkan oleh orang-orang Kristen yang menganggap Allah itu selalu kasih! 

5) Orang yang bunuh diri menghindari neraka di dalam dirinya, tetapi justru membuat ia masuk neraka yang sesungguhnya. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:5): [= Ia yang berpikir untuk membebaskan rasa sakit hati nuraninya dengan menghancurkan hidupnya, sebetulnya menantang / melawan Allah yang Maha Kuasa untuk melakukan yang terburuk. Dan bunuh diri, sekalipun dinasehatkan oleh beberapa pengajar moral kafir, pasti merupakan suatu obat yang lebih buruk dari pada penyakitnya, betapapun buruknya penyakitnya itu. Hendaklah kita berjaga-jaga terhadap permulaan dari depresi, dan berdoa, Tuhan, ‘jangan membawa kami ke dalam pencobaan’.]. 

Matthew Henry (tentang Mat 27:5): [= Sekarang rasa takut dari Yang Maha Kuasa mengatur dirinya sendiri terhadap dia. Semua kutuk yang tertulis dalam kitab Allah sekarang ‘masuk ke dalam dirinya seperti air, dan seperti minyak ke dalam tulang-tulangnya’, seperti telah dinubuatkan berkenaan dengan dia (Maz 109:17-18), dan mendorong dia kepada pergantian / pertukaran yang putus asa ini, yang untuk lolos dari suatu neraka di dalam dia, meloncat ke dalam neraka di depan dia, yang hanyalah merupakan kesempurnaan dan kekekalan dari rasa takut dan putus asa ini. Ia melemparkan dirinya sendiri ke dalam api, untuk menghindari nyala api; tetapi merupakan kasus yang menyedihkan pada waktu seseorang harus pergi ke neraka untuk suatu kebebasan dari ketidak-nyamanan.]. 

Maz 109:17-18 - “(17) Ia cinta kepada kutuk - biarlah itu datang kepadanya; ia tidak suka kepada berkat - biarlah itu menjauh dari padanya. (18) Ia memakai kutuk sebagai bajunya - biarlah itu merembes seperti air ke dalam dirinya, dan seperti minyak ke dalam tulang-tulangnya;”. 

Catatan: saya tidak tahu apa dasarnya Matthew Henry menganggap Maz 109:17-18 itu sebagai suatu nubuat tentang Yudas Iskariot. 

6) Tindakan bunuh diri Yudas Iskariot tidak meringankan hukumannya. 

Calvin (tentang Mat 27:5): [= Maka, sekalipun Allah tidak mengulurkan tanganNya, orang-orang jahat kecewa tentang keinginan-keinginan mereka, sehingga pada waktu mereka telah mendapatkan keinginan-keinginan mereka, mereka bukan hanya membuang dari diri mereka sendiri penikmatan dari keuntungan-keuntungan yang tidak memuaskan, tetapi bahkan membuat tali bagi diri mereka sendiri. Tetapi sekalipun mereka adalah algojo mereka sendiri dengan menghukum diri mereka sendiri, mereka tidak dalam hal apapun meringankan atau mengurangi kekerasan dari murka Allah.]. 

Calvin juga mengatakan bahwa sekalipun apa yang menimpa Yudas Iskariot itu telah diramalkan / dinubuatkan, dan karena itu pasti terjadi, itu lagi-lagi tidak meringankan hukumannya. 

Calvin (tentang Kis 1:16): [= Yudas juga tak bisa dimaafkan, karena apa yang menimpanya telah diramalkan, karena ia jatuh, bukan karena dipaksa oleh nubuat itu, tetapi hanya oleh kejahatan hatinya sendiri.]. 

Kis 1:16 - “‘Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.”. 

Ini merupakan sesuatu yang harus ditekankan: theologia Reformed mengajarkan bahwa sekalipun seseorang berbuat dosa sebagaimana hal itu telah dinubuatkan atau ditentukan oleh Allah (dan karena itu tidak bisa tidak terjadi), tetapi pada saat orang itu melakukannya, ia tetap melakukannya dengan kemauannya sendiri, dan karena itu ia berdosa dan bertanggung-jawab atas tindakannya itu. 

Siapa yang tetap memprotes hal ini sebagai sesuatu yang tidak adil / tidak masuk akal dsb, silahkan membaca ayat ini: 

Ro 9:19 - “Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’”. 

NIV: “One of you will say to me: ‘Then why does God still blame us? For who resists his will?’” [= Salah satu dari kamu akan berkata kepadaku: ‘Lalu mengapa Allah tetap menyalahkan kita? Karena siapa menentang kehendakNya?’]. 

Jadi jelas bahwa setelah membicarakan predestinasi dalam Ro 9:6-18, Paulus memikirkan persoalan yang selalu / sangat sering dipikirkan oleh manusia: Kalau memang Allah menentukan segala sesuatu (khususnya dosa / ketidakpercayaan), dan hal itu tidak bisa tidak pasti terjadi, lalu mengapa orang yang melakukan hal itu tetap dipersalahkan? 

Paulus menjawab pertanyaan itu dalam Ro 9:20-21 - “(20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”. 

7) Tindakan bunuh diri Yudas Iskariot ini menunjukkan ketidak-bersalahan Kristus. 

Adam Clarke (tentang Mat 27:3): [= Jika pernah dikatakan, ‘Orang yang mengenal Dia dengan paling baik menyerahkan Dia sebagai seorang penipu’, - terhadap hal ini bisa segera dijawab, ‘Orang yang sama, dipukul dengan penyesalan, datang dan menyatakan kesalahannya sendiri, dan ketidak-bersalahan Kristus; menuduh dan membuktikan / menyatakan bersalah para pemimpin Yahudi, dalam sidang terbuka, tentang penyewaan dirinya untuk melakukan tindakan jahat ini, melemparkan kembali uang suap yang telah mereka berikan kepadanya, dan lalu menggantung dirinya sendiri melalui kesedihan dan keputus-asaan, setelah menyimpulkan kejahatannya dalam perkara ini adalah terlalu besar untuk diampuni’.]. 

Dan Adam Clarke langsung melanjutkan dengan kata-kata sebagai berikut: 

Adam Clarke (tentang Mat 27:3): [= Hendaklah ia yang memilih, setelah bukti lengkap dari ketidak-bersalahan Kristus ini, untuk melanjutkan keberatan / penentangan, dan berteriak ‘penipuan!’, berhati-hati supaya ia tidak pergi dan melakukan hal yang sama. Kayafas, Pilatus, dan Yudas telah melakukan demikian, dan saya telah mengenal beberapa orang, yang telah menyebut Kristus seorang penipu, yang telah memotong tenggorokan mereka sendiri, menembak, menenggelamkan, atau menggantung diri mereka sendiri. Allah adalah seorang Allah yang cemburu, dan sangat marah / membenci segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan terhadap kebenaran kekal yang datang kepada manusia melalui Yesus Kristus, oleh Roh Kudus. Memang, di sana ada satu golongan dari ‘deist’, yaitu mereka yang ganas / jahat dalam hidup mereka, dan jahat / bersifat mematikan dalam penentangan mereka terhadap kekristenan, yang biasanya membawa diri mereka sendiri pada akhir / kematian yang datang sebelum waktunya.]. 

Catatan: 

a) ‘Deist’ adalah orang yang percaya bahwa Allah menciptakan alam semesta tetapi lalu meninggalkannya dan tidak mempedulikannya / mengurusnya. 

b) Kata-kata ‘akhir / kematian yang datang sebelum waktunya’, hanya bisa dibenarkan dari sudut pandang manusia. Dari sudut pandang Allah, tidak ada apapun bisa terjadi sebelum waktunya. 

8) Saya menganggap tindakan bunuh diri dari Yudas Iskariot ini sebagai bukti tambahan bahwa ia adalah orang kristen KTP. 

Yudas Iskariot(17) 

VIII) Nasib akhir Yudas Iskariot. 

1) Yudas Iskariot selamat atau binasa? Masuk surga atau masuk neraka? 

Adam Clarke menganggap bahwa ada kemungkinan kalau Yudas Iskariot selamat! 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1): [= Anggaplah benar bahwa kematian Yudas mungkin adalah seperti yang diceritakan di atas, dengan membandingkan semua fakta dan bukti bersama-sama, bisakah dibentuk pengharapan apapun bahwa ia mati di dalam jangkauan dari belas kasihan? Marilah kita meninjau ulang seluruh tansaksi-transaksi ini.]. 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1): [= I. Harus diakui bahwa kejahatannya adalah salah satu dari kejahatan yang paling tidak bisa dimaafkan yang pernah dilakukan oleh manusia: sekalipun demikian, itu mempunyai beberapa peringanan. 1. Adalah mungkin bahwa ia tidak berpikir bahwa Tuannya bisa dilukai oleh orang-orang Yahudi. 2. Pada waktu ia mendapati bahwa Ia tidak menggunakan kuasaNya untuk membebaskan diriNya sendiri dari tangan mereka, ia menyesal dengan mendalam bahwa ia telah mengkhianati Dia. 3. Ia memberi setiap bukti dari ketulusan / kesungguhan dari pertobatannya, dengan pergi secara terbuka / terang-terangan kepada pemimpin-pemimpin Yahudi: a. Mengakui kesalahannya; b. menegaskan ketidak-bersalahan Kristus; c. mengembalikan uang yang telah ia terima dari mereka; dan lalu, d. keaslian dari penyesalannya terbukti karena itu merupakan penyebab dari kematiannya.]. 

Tanggapan saya: 

Ini sudah sangat konyol, karena: 

a) Tidak ada orang yang mengatakan bahwa dosa Yudas Iskariot tidak bisa diampuni. Dosa Yudas sendiri (pengkhianatannya) tidak pernah dijadikan argumentasi untuk masuknya ia ke neraka. Maka apakah dosanya ringan atau berat, bukanlah masalahnya. Ketidak-percayaannya kepada Kristus yang menjadi masalah utamanya. 

b) Pertobatannya jelas tidak asli, ini sudah dibuktikan dalam pelajaran yang lalu. Dan kalau keaslian penyesalannya dikatakan terbukti karena itu menjadi penyebab kematiannya, ini betul-betul gila. Justru penyesalan / kesedihan yang berakhir dengan bunuh diri itu membuktikan itu bukan kesedihan yang datang dari Allah! 

2Kor 7:10 - “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”. 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1): [= II. Tetapi, Yudas bisa telah bertindak jauh lebih buruk dari pada yang ia lakukan: 1. Dengan berkeras dalam kejahatannya. 2. Dengan memfitnah karakter dari Tuhan kita baik kepada pemimpin-pemimpin Yahudi maupun kepada orang-orang Romawi; dan, seandainya ia telah melakukan demikian, kesaksiannya akan sudah dipercayai, dan lalu Tuhan kita akan sudah dibunuh sebagai seorang penjahat, atas kesaksian dari satu dari murid-muridNya sendiri; dan dengan demikian karakter Kristus dan InjilNya pasti telah sangat menderita dalam pandangan dunia, dan keadaan ini akan sudah digunakan sebagai argumentasi menentang keotentikan dari agama Kristen oleh setiap orang kafir dalam semua jaman-jaman berikutnya. Dan, 3. Seandainya ia berkeras dalam jalannya yang jahat, ia bisa telah menyalakan nyala api penganiayaan sedemikian rupa terhadap / menentang perkara kekristenan yang masih bayi sehingga pasti, tanpa campur tangan Allah, sudah berakhir dalam penghancuran totalnya: tetapi, ia tidak melakukan, ataupun berusaha melakukan, yang manapun dari hal-hal ini. Dalam kasus-kasus yang lain hal-hal ini menjadi pembelaan yang kuat. Yudas secara tak bisa dibantah adalah orang yang jahat / buruk; tetapi ia bisa telah menjadi lebih jahat / buruk: kita bisa dengan jelas melihat bahwa di sana ada kedalaman dari kejahatan pada mana ia bisa telah melanjutkan, dan yang dicegah oleh pertobatannya. Demikianlah hal-hal terlihat keberadaannya sebelum akhir / kematiannya.]. 

Tanggapan saya: 

Ini juga konyol. Dengan mungkin hanya setan sebagai perkecualian, semua orang jahat bisa lebih jahat dari yang sesungguhnya. Reformed mempercayai ‘Total Depravity’ [= Kebejatan Total], bukan ‘Utter Depravity’ [= Kebejatan Mentok]! Tetapi ini tak berarti bahwa mereka semua diselamatkan. Apakah seseorang berdosa banyak atau sedikit, ia diselamatkan kalau ia percaya; sebaliknya, apakah seseorang berdosa banyak atau sedikit, ia tidak diselamatkan kalau ia tidak percaya. 

Adam Clarke mengatakan “Dalam kasus-kasus yang lain hal-hal ini menjadi pembelaan yang kuat.”. Betul-betul konyol. Kasus siapa??? Saya belum pernah mendengar orang memberi pembelaan, berkenaan dengan masuk surga atau neraka, menggunakan fakta bahwa orang itu sebetulnya bisa lebih buruk / jahat!!! Kalau ini bisa digunakan, maka itu bisa digunakan untuk memasukkan semua orang ke surga!! Mungkin Adam Clarke dalam hal ini berbicara tentang kasus-kasus dalam pengadilan di dunia ini. Tetapi, membandingkan pengadilan akhir jaman dengan Yesus sebagai Hakim yang adil, dengan pengadilan dunia ini, lagi-lagi merupakan sesuatu yang konyol!! 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1):[= Tetapi apakah di sana ada kemungkinan untuk pengharapan dalam kematiannya? Dalam menjawab hal ini harus dimengerti, 1. Bahwa di sana ada bukti yang memberikan dasar kepercayaan bahwa ia tidak menghancurkan dirinya sendiri; dan, 2. Bahwa pertobatannya adalah tulus / sungguh-sungguh. Jika demikian, tidakkah mungkin bagi belas kasihan Allah untuk meluas bahkan pada kasusnya? Belas kasihan Allah meluas kepada pembunuh-pembunuh dari Anak Allah dan mereka pasti adalah orang-orang yang lebih buruk (sekalipun penegasan ini terlihat aneh) dari Yudas. Ia bahkan memberi mereka bukti yang paling penuh dari ketidakbersalahan Kristus: pembelian tanah oleh mereka dengan uang yang Yudas lemparkan merupakan bukti penuh tentangnya; tetapi, dengan setiap bukti yang meyakinkan di depan mereka, mereka menyalibkan Tuhan kita. Mereka mendorong Yudas untuk mengkhianati Tuannya, dan menyalibkan Dia pada waktu mereka mendapatkan Dia dalam kuasa mereka; dan karena itu Stefanus menyebut mereka pengkhianat-pengkhianat dan pembunuh-pembunuh dari Orang yang Benar, Kis 7:52: dalam hal-hal ini mereka adalah kriminal-kriminal yang lebih dalam dari Yudas sendiri tetapi bahkan kepada pengkhianat-pengkhianat dan pembunuh-pembunuh itu Petrus memberitakan pertobatan, dengan janji pengampunan dosa, dan karunia Roh Kudus, Kis 3:12-26. Maka, jika orang-orang ini ada di dalam jangkauan dari belas kasihan, dan kita diberi informasi bahwa sejumlah besar imam-imam telah menjadi taat kepada iman, Kis 6:7, maka pastilah Yudas tidak berada dalam keadaan sedemikian rupa sehingga membuat kemungkinan keselamatannya mustahil. Pastilah darah perjanjian bisa mencuci bersih bahkan noda / kotorannya, seperti yang darah itu lakukan pada salah satu orang yang lebih berurat berakar dari pengkhianat dan pembunuh yang lain dari Tuhan Yesus.]. 

Kis 7:52 - “Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.”. 

Kis 6:7 - “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.”. 

Kata-kata ‘menyerahkan diri dan percaya’ dalam Kis 6:7 ini oleh KJV diterjemahkan: ‘were obedient to the faith’ [= taat kepada iman]. RSV/NIV/NASB sama atau mirip dengan KJV. 

Tanggapan saya: 

Membandingkan Yudas Iskariot yang tidak percaya sampai mati, dengan imam-imam, yang sekalipun lebih jahat dari Yudas Iskariot, tetapi yang dalam Kis 6:7 dikatakan menjadi orang percaya, adalah suatu kebodohan! 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1): “ [= Kalau Kis 1:25 diberikan terhadap kemungkinan ini, karena di sana dikatakan bahwa Yudas jatuh dari pelayanan dan kerasulannya, supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri, dan bahwa tempat ini adalah ‘neraka’; saya menjawab: 1. Masih harus dibuktikan bahwa tempat ini berarti ‘neraka’; dan 2. Sama sekali tidak jelas bahwa kata-kata itu diucapkan tentang Yudas, tetapi tentang Matias; ‘tempatnya sendiri’ berarti kekosongan dalam jabatan rasul itu pada mana ia lalu dipilih. Lihat catatan pada Kis 1:25.]. 

Tanggapan saya: Pandangan Adam Clarke tentang kata-kata ‘tempatnya sendiri’ ini nanti akan saya bahas pada waktu membahas Kis 1:25. Jelas saya tak setuju dengan penafsirannya ini. 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1) [= Mengatakan bahwa pertobatan Yudas adalah semata-mata akibat dari ketakutannya; bahwa itu tidak keluar dari penyesalan dari hati; bahwa itu bersifat hukum, dan bukan injili, dsb., adalah mengatakan apa yang tak seorangpun bisa katakan dengan benar, tetapi hanya Allah sendiri, yang menyelidiki hati.]. 

Tanggapan saya: Ini nonsense, karena dari firman yang Tuhan sendiri berikan kita jelas bisa melakukan penilaian. Dan bukti dari Alkitab yang menyatakan bahwa Yudas Iskariot hanya orang kristen KTP, banyak sekali, dan sudah kita bahas dalam pelajaran-pelajaran yang lalu. 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1): [= Apa yang membuat kasusnya paling tanpa harapan adalah kata-kata dari Tuhan kita, Mat 26:24: ‘Celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!’ Saya telah mempertimbangkan kata-kata ini dalam suatu cara memandang yang umum dalam catatan saya pada Mat 26:24; dan, seandainya itu bukan suatu peribahasa di antara orang-orang Yahudi, untuk menyatakan keadaan dari pelanggar yang menyolok manapun, saya akan dibimbing untuk menerapkannya dalam semua arti hurufiahnya pada kasus dari Yudas, seperti telah saya lakukan, dalam catatan di atas, pada kasus dari jiwa yang terkutuk manapun; tetapi pada waktu saya mendapati bahwa itu adalah suatu peribahasa, dan bahwa itu telah digunakan dalam banyak kasus di mana nasib yang tak bisa dibalikkan dari seorang berdosa tidak dinyatakan, itu memungkinkan tentang suatu penafsiran yang lebih baik dari pada apa yang pada umumnya diberikan kepadanya. Saya akan menunjukkan beberapa contoh dari Schoettgen, pada mana saya telah menunjuk dalam catatan saya tentang Mat 26:24. Dalam CHAGIGAH, fol. 2:2, dikatakan: ‘Siapapun mempertimbangkan 4 hal ini, adalah lebih baik baginya seandainya ia tidak pernah datang ke dalam dunia, yaitu, Apa yang ada di atas - apa yang ada di bawah - apa yang ada di depan dan itu yang ada di belakang; dan siapapun tidak memperhatikan kehormatan dari Penciptanya, adalah lebih baik baginya seandainya ia tidak pernah dilahirkan’. Dalam SHEMOTH RABBA, sect. 40, fol. 135, 1, 2, dikatakan ‘Siapapun mengetahui / mengenal hukum Taurat, dan tidak melakukannya, adalah lebih baik baginya seandainya ia tidak pernah datang ke dalam dunia ini’. Dalam VAYIKRA RABBA, sect. 36, fol. 179, 4, dan MIDRASH COHELETH, fol. 91, 4, dinyatakan demikian: ‘Adalah lebih baik baginya seandainya ia tidak pernah diciptakan; dan adalah lebih baik baginya seandainya ia dicekik dalam kandungan, dan tidak pernah melihat terang dari dunia ini’. Dalam SOHAR GENES, fol. 71, col. 282, dikatakan: ‘Jika siapapun pelit terhadap orang miskin, adalah lebih baik baginya seandainya ia tidak pernah datang ke dalam dunia ini’. Ibid. fol 84, col. 333: ‘Jika siapapun melaksanakan hukum Taurat, bukan demi hukum Taurat itu, adalah baik bagi orang itu seandainya ia tidak pernah diciptakan’. Contoh-contoh ini secara cukup membuktikan bahwa ini adalah suatu peribahasa umum, dan digunakan dengan banyak macam dan kebebasan arti, dan kelihatannya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kasus dari orang-orang seperti itu bukan hanya sangat tercela / menyedihkan, tetapi sangat berbahaya; tetapi tidak menunjukkan kemungkinan positif atau tentang pertobatan atau keselamatan mereka.]. 

Tanggapan saya: 

a) Adam Clarke memberikan penjelasan panjang lebar dan banyak contoh ini sebetulnya untuk membuktikan bahwa peribahasa itu artinya bukan ‘masuk neraka’, tetapi anehnya pada bagian akhir dari kata-katanya ini, yang ia bicarakan adalah bahwa peribahasa itu ‘tidak menunjukkan kemungkinan positif tentang pertobatan atau keselamatan’. INI BUKANLAH APA YANG SEDANG DIPERSOALKAN!! 

b) Saya berpendapat bahwa dalam semua contoh yang diberikan oleh Adam Clarke, justru adalah mungkin untuk mengartikan kata-kata / peribahasa itu sebagai ‘masuk neraka’. 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1): [= Yang tertinggi / terjauh yang bisa dikatakan tentang Yudas adalah ini: ia melakukan suatu tindakan mengerikan dari dosa dan rasa tak tahu terima kasih; tetapi ia bertobat, dan melakukan apa yang ia bisa lakukan untuk membalikkan tindakan jahatnya: ia telah melakukan dosa kepada kematian, yaitu suatu dosa yang melibatkan kematian dari tubuh; tetapi siapa bisa mengatakan (jika belas kasihan ditawarkan kepada pembunuh-pembunuh Kristus, dan Injil pertama-tama diberitakan di Yerusalem supaya pembunuh-pembunuh ini bisa mendapatkan tawaran keselamatan pertama melalui Dia yang telah mereka tikam) bahwa belas kasihan yang sama tidak bisa diperluas kepada Yudas yang sangat buruk. Saya berargumentasi bahwa imam-imam kepala, dsb., yang menghasut Yudas untuk menyerahkan Tuannya, dan yang menyalibkan Dia - dan yang menyalibkan Dia juga sebagai seorang penjahat - pada saat yang sama mempunyai bukti yang paling tak diragukan tentang ketidak-bersalahanNya, adalah orang-orang yang lebih buruk dari pada Yudas Iskariot sendiri; dan bahwa, jika belas kasihan diperluas kepada mereka, sang pengkhianat yang menyesal / bertobat tidak mati di luar jangkauan dari kerinduan dari kelembutan / kedudukan dari belas kasihannya.]. 

Tanggapan saya: 

1. Bagi saya adalah omong kosong kalau Yudas Iskariot bertobat dengan sungguh-sungguh. 

2. Adam Clarke terus menerus membandingkan Yudas Iskariot dengan orang yang lebih buruk, padahal kalau membicarakan apakah Yudas Iskariot selamat atau tidak, maka hal yang paling utama bukan itu. Hal yang paling utama adalah apakah orangnya percaya kepada Yesus atau tidak. Orang yang ‘baik’ akan masuk ke neraka kalau tak beriman kepada Kristus, dan orang yang sangat jahatpun akan masuk surga kalau ia beriman kepada Kristus! 

Adam Clarke (akhir dari Kis 1): [= Dan saya berargumentasi lebih jauh bahwa di sana tidak ada bukti positif tentang kutukan / hukuman kekal dari Yudas dalam text kudus. Saya berharap ini tidak akan tidak menyenangkan pembaca yang berbelas kasihan bahwa saya telah masuk dengan begitu dalam ke dalam pertimbangan tentang kasus yang paling buruk ini. Saya tidak akan, dengan mengetahui, menegakkan / mengajukan pembelaan apapun terhadap / menentang claim dari keadilan; dan Allah melarang bahwa seorang berdosa harus didapati berargumentasi terhadap / menentang jeritan belas kasihan demi sesama orang yang bersalah! Setiap hari, tak terhitung terjadi kasus-kasus dari orang-orang yang sedang mengkhianati perkara dari Allah, dan sebetulnya menjual Kristus dan jiwa-jiwa mereka untuk uang. Setiap orang yang tamak, yang sedang hidup untuk dunia ini saja, adalah dari cap / karakter khusus ini. Tetapi pada waktu mereka hidup, kita tidak putus asa tentang keselamatan mereka, sekalipun mereka terus menerus mengulangi dosa Yudas, dengan semua kesalahan dan hukumannya di depan mata mereka! Pembaca! belajarlah dari Tuhanmu pelajaran ini, Diberkatilah / Berbahagialah orang yang berbelas kasihan, karena mereka akan mendapatkan belas kasihan. Kasusnya ada di depan sang Hakim, dan Hakim dari seluruh bumi akan melakukan yang benar.]. 

Tanggapan saya: 

1. Lagi-lagi Adam Clarke membandingkan Yudas Iskariot dengan orang-orang berdosa yang lain. Bagi saya, kalau saya melihat orang yang terus menerus tamak, dan terus menerus mengorbankan Kristus demi uang, memang saya akan meragukan iman orang itu. 

2. Hal lain yang salah dalam perbandingan yang dibuat oleh Adam Clarke adalah ini: orang-orang yang ia bicarakan itu masih hidup, sehingga kita memang masih bisa berharap akan keselamatan orang-orang itu, tentu saja kalau mereka pada akhirnya bertobat / percaya Kristus dengan sungguh-sungguh. Tetapi Yudas Iskariot sudah mati, dan sampai mati ia tidak bertobat / percaya dengan sungguh-sungguh. Bagaimana ia bisa membandingkan dua kasus yang sangat berbeda itu, betul-betul tidak saya mengerti! 

3. Kalau kita mengatakan Yudas Iskariot masuk neraka, itu tidak ada hubungannya dengan apakah kita berbelas kasihan atau tidak. Kita menyatakan itu berdasarkan bukti-bukti dari Alkitab! 

4. Sangat banyak orang, yang ingin menghindarkan seseorang yang dicintai / dikagumi dari neraka, menggunakan ‘keadilan dari sang Hakim’ sehingga senjata. Termasuk Pdt. Stephen Tong dalam kasus Khong Hu Cu! Bagi saya, kalau kita menyatakan seseorang masuk neraka, berdasarkan Alkitab, maka itu pasti akan sesuai dengan keadilan dari sang Hakim! 

Catatan: secara sama, Adam Clarke juga membuka peluang untuk diselamatkan bagi: 

a. Raja Saul. Ini bisa dilihat pada bagian akhir dari tafsirannya tentang 1Sam 31. 

b. Ananias dan Safira. Ini bisa dilihat dalam tafsirannya tentang Kis 5:10. 

c. Bileam. Ini bisa dilihat dalam tafsirannya pada akhir dari Bil 24, dan khususnya dalam tafsirannya tentang Bil 31:8. 

Semua ini menunjukkan bagi saya bahwa Adam Clarke mempunyai kecenderungan yang sangat tidak wajar untuk membuka peluang untuk selamat, bagi orang-orang yang jelas-jelas tidak selamat! Tetapi ajaibnya, tentang Salomo, Adam Clarke yakin kalau Salomo binasa! Betul-betul terbalik! 

2) Yudas Iskariot masuk neraka. 

Ini boleh dikatakan merupakan pandangan dari semua penafsir yang lain, dan bagi saya jelas ini merupakan pandangan yang benar. 

Ada banyak hal / ayat yang menunjukkan hal ini: 

a) Ia adalah orang kristen KTP; ini sudah kita bahas secara sangat mendetail dalam pelajaran-pelajaran yang lalu. 

Jadi, bukan karena dosa-dosanya terlalu banyak atau terlalu besar untuk diampuni, dan juga bukan karena ia lebih jahat dari orang-orang lain, tetapi karena ia tak beriman, maka ia masuk neraka. Seandainya dosa Yudas Iskariot hanya satu, maka kekristenannya yang palsu, dan pertobatannya yang tidak sungguh-sungguh, tetap akan menyebabkan ia masuk neraka selama-lamanya. 

b) Yudas Iskariot adalah seorang ‘reprobate’ [= orang yang ditentukan untuk binasa]. 

Dalam pelajaran yang telah lalu kita sudah melihat bahwa Yudas Iskariot hanya merupakan orang pilihan dalam arti ia dipilih sebagai rasul. Tetapi Yudas Iskariot bukan orang pilihan dalam arti pemilihan untuk selamat. Sekarang kita mempelajari sesuatu yang dengan lebih keras lagi, yaitu bahwa Yudas Iskariot adalah seorang ‘reprobate’ [= orang yang ditentukan untuk binasa]. 

Orang yang betul-betul Reformed harus mempercayai ‘double predestination’ [= predestinasi ganda], yaitu kepercayaan akan adanya ‘election’ [= penentuan selamat] dan ‘reprobation’ [= penentuan binasa]. Orang yang tidak mempercayai kedua hal ini tetapi tetap mengclaim diri sebagai Reformed, adalah seorang penipu! 

Calvin: 

· “... predestination, by which God adopts some to hope of life, and sentences others to eternal death.” [= ... predestinasi, dengan mana Allah mengadopsi sebagian manusia kepada pengharapan kehidupan, dan memvonis yang lain pada kebinasaan kekal.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXI, no 5. 

· “... eternal life is foreordained for some, eternal damnation for others.” [= ... hidup yang kekal ditentukan lebih dulu untuk sebagian manusia, penghukuman kekal untuk yang lain.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXI, no 5. 

· [= Memang banyak orang, karena mereka tidak ingin Allah dicela, menerima pemilihan dalam istilah-istilah sedemikian rupa sehingga menolak adanya penentuan binasa. Tetapi mereka melakukan hal ini secara sangat bodoh dan kekanak-kanakan, karena pemilihan itu sendiri tidak bisa berdiri / bertahan kecuali diimbangi oleh penentuan binasa.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII, no 1. 

Mari sekarang kita mempelajari ayat di bawah ini, yang menunjukkan bahwa Yudas Iskariot memang adalah seorang reprobate [= orang yang ditentukan untuk binasa]. 

Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.”. 

Ayat ini salah terjemahan! Kata ‘namaMu’ bisa muncul 2 x dalam terjemahan LAI padahal seharusnya hanya ada 1 x. 

NASB: ‘While I was with them, I was keeping them in Your name which You have given Me; and I guarded them and not one of them perished but the son of perdition, so that the Scripture would be fulfilled.’ [= Selama Aku bersama mereka, Aku menjaga mereka dalam namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; dan Aku menjaga mereka dan tak seorangpun dari mereka binasa kecuali anak kehancuran / neraka, sehingga Kitab Suci akan digenapi.]. 

1. Bagian awal dari ayat ini tidak berarti bahwa Yudas termasuk dalam orang-orang yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus, lalu dijaga oleh Kristus, tetapi penjagaanNya gagal dan ia terhilang. 

The Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 17:12): [= Maka orang percaya adalah aman dalam Kristus untuk banyak alasan: sifat dasar dari Allah, sifat dasar dari keselamatan, kemuliaan Allah, dan pelayanan pengantaraan dari Kristus. Tetapi bagaimana dengan Yudas? Apakah dia aman? Bagaimana ia jatuh? Mengapa Yesus tidak menjaganya aman / selamat? Karena alasan yang sederhana bahwa Yudas tidak pernah merupakan satu dari milik Kristus. Yesus dengan setia menjaga semua yang Bapa berikan kepadaNya, tetapi Yudas tidak pernah diberikan kepadaNya oleh Bapa. Yudas bukanlah orang percaya (Yoh 6:64-71); ia tidak pernah dibersihkan (Yoh 13:11); ia tidak pernah ada di antara orang-orang pilihan (Yoh 13:18); ia tidak pernah diberikan kepada Kristus (Yoh 18:8-9). Tidak, Yudas bukanlah suatu contoh dari seorang percaya yang ‘kehilangan keselamatannya’. Ia adalah suatu contoh dari seorang yang tidak percaya yang berpura-pura mempunyai keselamatan tetapi akhirnya tersingkapkan sebagai suatu dusta / seorang penipu. Yesus menjaga semua orang yang Bapa berikan kepadaNya (Yoh 10:26-30).]. 

Yoh 6:64-71 - “(64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’ (66) Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’ (68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’ (70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”. 

Yoh 13:11 - “Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: ‘Tidak semua kamu bersih.’”. 

Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”. 

Yoh 18:8-9 - “(8) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’ (9) Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’”. 

Yoh 10:26-30 - “(26) tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu. (27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (30) Aku dan Bapa adalah satu.’”. 

William Hendriksen (tentang Yoh 17:12): [= Pada waktu Yesus mengatakan, ‘dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari anak kehancuran / neraka’, Ia tidak memaksudkan bahwa dengan Yudas sebagai perkecualian, semua dari mereka yang Bapa telah berikan kepada Anak, telah dijaga. Ia pasti tidak bermaksud untuk menyampaikan pemikiran bahwa dalam kasus Yudas Ia telah gagal secara menyedihkan untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadaNya. Sebaliknya, apa yang kita dapatkan di sini adalah suatu contoh lain dari ungkapan yang disingkat. ... Kalau dinyatakan secara lebih penuh / lengkap apa yang Yesus maksudkan adalah ini: ‘Dan Aku menjaga mereka, dan tak seorangpun dari mereka binasa. Tetapi anak kehancuran / neraka memang binasa. Tetapi, jauh dari membuktikan bahwa dalam satu contoh ini rencana dari kekekalan dikalahkan dan nubuat dibiarkan tak digenapi, ini terjadi supaya Kitab Suci bisa digenapi.’]. 

Yoh 17:12 (NASB): ‘While I was with them, I was keeping them in Your name which You have given Me; and I guarded them and not one of them perished but the son of perdition, so that the Scripture would be fulfilled.’ [= Selama Aku bersama mereka, Aku menjaga mereka dalam namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; dan Aku menjaga mereka dan tak seorangpun dari mereka binasa kecuali anak kehancuran / neraka, sehingga Kitab Suci akan digenapi.]. 

Perkecualian yang dimaksud hanyalah berhubungan dengan kata-kata ‘tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa’, bukan berhubungan dengan seluruh kalimat sebelumnya. Kalau perkecualian itu dihubungkan dengan seluruh kalimat sebelumnya, maka itu akan menunjukkan bahwa Yudas Iskariot juga adalah orang yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus, tetapi lalu terhilang, sehingga ia merupakan perkecualian dibandingkan dengan semua yang lain. 

Kita tidak bisa menafsirkan seperti ini karena: 

a. Dari semula kitab-kitab Injil memang tidak pernah menunjukkan Yudas Iskariot sebagai orang kristen sejati. 

b. Penafsiran seperti ini akan bertentangan dengan: 

· Yoh 6:39 - “Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.”. 

· Yoh 18:9 - “Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’”. 

c. Itu akan menunjukkan Yesus sebagai Gembala yang bodoh, yang bisa kehilangan dombaNya, sedangkan Alkitab menggambarkan Yesus sebagai ‘Gembala yang baik’. 

Yoh 10:11a,14a - “Akulah gembala yang baik.”. 

Bdk. Yer 23:1-4 - “(1) ‘Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaanKu hilang dan terserak!’ - demikianlah firman TUHAN. (2) Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku: ‘Kamu telah membiarkan kambing dombaKu terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman TUHAN. (3) Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing dombaKu dari segala negeri ke mana Aku menceraiberaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. (4) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekorpun, demikianlah firman TUHAN.”. 

d. Yudas Iskariot disebut dengan istilah ‘son of perdition’ [= anak kehancuran / neraka]. 

Ini akan kita bahas dalam point 2. di bawah ini. 

2. ‘selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa’. 

Dalam ayat ini sebetulnya terjemahan Kitab Suci Indonesia terlalu keras. 

KJV/RSV/NASB: ‘but the son of perdition’ [= kecuali anak kebinasaan / kehancuran / neraka]. 

NIV: ‘except the one doomed to destruction’ [= kecuali orang yang ditentukan / ditakdirkan untuk kehancuran]. 

Dalam ‘Webster’s New World Dictionary’ dikatakan bahwa istilah ‘perdition’ bisa diterjemahkan bermacam-macam: 

· ‘complete and irreparable loss; ruin’ [= kehilangan yang lengkap dan tidak bisa dibetulkan; kehancuran]. 

· ‘the loss of a soul or of hope for salvation; damnation’ [= kehilangan jiwa atau pengharapan untuk selamat; penghukuman / pengutukan]. 

· ‘the place or condition of damnation; hell’ [= tempat atau kondisi penghukuman; neraka]. 

Sekarang kita melihat beberapa komentar dari para penafsir. 

Adam Clarke (tentang Yoh 17:12): [= ‘Kecuali anak kehancuran / neraka’. Demikianlah kita mendapati bahwa Yudas, yang semua orang anggap sebagai telah terhilang, dan yang kasusnya paling-paling adalah sangat meragukan, pertama-tama diberikan oleh Allah kepada Kristus? Tetapi mengapa ia terhilang? Karena, kata Agustinus, ia tidak mau diselamatkan: dan ia menambahkan lebih jauh, Setelah tindakannya melakukan kejahatannya, ia bisa telah berbalik kepada Allah dan menemukan belas kasihan. Aug. Serm. 125; n. 5; Psalm 146 n. 20; Ser. 352, n. 8; dan dalam Psalms 108. Lihat Calmet, yang berkata: Yudas hanya menjadi anak kebinasaan karena kejahatannya yang sengaja / tegar tengkuk, penyalah-gunaannya terhadap kasih karunia dan pengajaran Kristus, dan dihukum melalui ketamakan, pengkhianatan, sikap acuh tak acuh / tak berperasaan, dan keputus-asaannya sendiri.]. 

Catatan: dalam tafsirannya tentang Maz 108 dan tentang Maz 146, Agustinus sama sekali tidak menyinggung Yudas Iskariot, sedangkan referensi yang lain tidak bisa saya temukan. Juga penggunaan kata-kata Agustinus oleh Adam Clarke ini tidak membicarakan arti dari istilah / ungkapan ‘son of perdition’ [= anak kehancuran / neraka]. Hanya kata-kata Calmet saja yang menjelaskan arti istilah / ungkapan itu. Tetapi benarkah penjelasannya? 

Lenski (tentang Yoh 17:12): [= seperti dalam kasus orang-orang Yahudi Yesus tahu bahwa Yudas bukanlah milikNya. Bukan bahwa Yudas tidak pernah percaya - kami bisa cukup yakin bahwa ia percaya pada awalnya; tetapi bahkan pada saat itu ia adalah ‘anak kehancuran / neraka’, seorang anak atau hasil dari hukuman / kutukan kekal; bandingkan penyebutan yang mirip dalam Mat 23:15; 2Tes 2:2. Karena Yudas tidak diberi gelar yang mengerikan ini karena ia pergi pada kehancuran / neraka dan karena itu EX EVENTU (dari peristiwanya) menjadi seorang anak kehancuran / neraka. Kebalikannyalah yang benar: karena ia adalah anak kehancuran / neraka, maka ia pergi pada kehancuran / neraka, ‘jatuh, supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri’, Kis 1:25; hanya untuk suatu waktu ia terhitung di antara rasul-rasul, hanya untuk suatu waktu ia mempunyai suatu bagian dalam pelayanan ini, Kis 1:17. ‘Supaya Kitab Suci bisa digenapi’ memodifikasi anak kalimat sebelumnya, ‘kecuali anak kehancuran / neraka’, yaitu bahwa karena ia seperti itu ia memang binasa. Kata ἵνα (HINA) ini, seperti semua yang lain yang menunjuk pada penggenapan Kitab Suci berkenaan dengan orang jahat, tidaklah bersifat ditentukan; itu berdasar pada pra pengetahuan yang tak bisa salah dari Allah. Allah melihat lebih dulu semua tentang Yudas akan jadi apa dan akan lakukan apa, sekalipun semua kasih karunia dianugerahkan kepadanya. Ia melihat Yudas mati sebagai anak kehancuran / neraka, dan dengan demikian tetap adalah anak kehancuran / neraka selama-lamanya. Karena itu dalam pra pengetahuan dan rencana Allah, Yudas adalah anak kehancuran / neraka dari semula, dan Allah menggambarkan Yudas lebih dulu oleh Ahitofel dalam Maz 41:10; beberapa orang menambahkan Maz 55:13-16; Maz 109:8 (Kis 1:20). Karena ketidakbisabersalahan dari pra pengetahuan ilahi, ramalan-ramalan dalam TYPE-TYPE Perjanjian Lama ini harus digenapi dalam Yudas.]. 

Catatan: 

· EX EVENTU adalah kata-kata bahasa Latin. EX = ‘out of / from’ [= keluar dari / dari]; EVENTU = ‘event’ [= peristiwa]. 

· 2Tes 2:2 seharusnya adalah 2Tes 2:3. 

Tanggapan saya: 

a. Saya tidak percaya sama sekali kata-kata Lenski yang mengatakan bahwa pada mulanya Yudas Iskariot betul-betul percaya! Entah apa dasar dari orang Arminian ini untuk mengatakan seperti itu! 

b. Lenski terlihat jelas mempercayai pra pengetahuan (foreknowledge) Allah yang tidak bisa salah. Bagaimana ini bisa tidak membimbing dia pada penentuan lebih dulu (foreordination) dari Allah, tidak bisa saya mengerti. 

c. Lenski juga mempercayai bahwa ‘karena ia adalah anak kehancuran / neraka, maka ia pergi pada kehancuran / neraka’. Bagaimana mungkin masuk nerakanya Yudas Iskariot ini bukan suatu ketentuan?? 

d. Anehnya, pada bagian akhir kata-katanya ia berkata ‘HARUS digenapi dalam Yudas’!!! Bagaimana bisa ‘harus terjadi’ kalau tidak ditentukan??? 

e. Saya juga tidak percaya kata-kata Lenski yang menyatakan bahwa ‘semua kasih karunia dianugerahkan kepadanya’. Lagi-lagi, entah dasar Alkitab apa yang Lenski gunakan untuk mendukung kata-katanya ini. 

Matthew Poole (tentang Yoh 17:12): [= Seperti ‘anak kematian’, 2Sam 12:5, menunjuk kepada orang yang ditetapkan untuk mati, atau orang yang layak untuk mati; dan ‘anak neraka’, Mat 23:15, menunjuk kepada orang yang layak masuk neraka; demikian juga ‘anak kebinasaan / neraka’ bisa menunjuk kepada seseorang yang ditentukan untuk kebinasaan / neraka, atau seseorang yang berjalan dalam jalan yang menuju kebinasaan / neraka, atau mungkin keduanya; seseorang yang dilewati dalam rencana kekal Allah berkenaan dengan orang-orang yang akan diselamatkan, dan yang dengan kemurtadannya sendiri yang disengaja, membawa dirinya sendiri pada kebinasaan kekal, atau ke dalam suatu kesalahan yang akan menyebabkan Allah menghancurkannya.] - hal 369. 

2Sam 12:5 - “Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: ‘Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.”. 

Literal: ‘son of death’ [= anak kematian]. 

Mat 23:15 - “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.”. 

KJV: ‘the child of hell’ [= anak neraka]. 

RSV: ‘a child of hell’ [= seorang anak neraka]. 

NIV/NASB: ‘a son of hell’ [= seorang anak neraka]. 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yoh 17:12): [= Jika kita mengartikan ungkapan-ungkapan ‘anak-anak dunia ini’, ‘anak setan’, ‘orang dari dosa’, ‘anak-anak terang’, ‘anak-anak Sion’, untuk berarti orang-orang yang mempunyai dalam diri mereka sifat dasar dari hal-hal yang disebutkan sebagai karakter mereka yang benar, maka ‘anak kehancuran / neraka’ harus berarti ‘ia yang bukan hanya ditentukan / ditakdirkan untuk, tetapi sudah mempunyai bahan-bahan kebinasaan dalam karakternya’. Demikianlah kita harus mengerti ungkapan ‘anak-anak kemurkaan’ (Ef 2:3).]. 

Ef 2:3 - “Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”. 

KJV: ‘the children of wrath’ [= anak-anak kemurkaan]. 

UBS New Testament Handbook Series (tentang Yoh 17:12): [= ‘orang yang harus terhilang’ (NAB ‘ia yang ditentukan untuk terhilang’; NEB ‘orang yang harus terhilang’; JB ‘orang yang memilih untuk terhilang’; Gsdp ‘orang yang ditentukan untuk terhilang’) secara tradisional telah diterjemahkan ‘anak kehancuran / neraka’. Kata yang diterjemahkan ‘perdition’ / ‘kehancuran / kebinasaan / neraka’ ini dalam banyak terjemahan adalah suatu kata benda yang dibuat dari akar kata yang sama seperti kata kerja yang diterjemahkan ‘terhilang’ dalam TEV dan kebanyakan terjemahan-terjemahan yang lain. Kata ini sering digunakan dalam Perjanjian Baru tentang keadaan akhir dari mereka yang tanpa Allah (lihat Mat 7:13; Kis 8:20; Ro 9:22; Fil 1:28; 3:19; 1Tim 6:9; Ibr 10:39; 2Pet 2:1; 3:7; Wah 17:8,11). Ungkapan ‘anak (secara hurufiah ‘orang’) kehancuran / neraka’ berarti ‘orang yang akan terhilang (secara kekal)’. Ungkapan yang sama muncul dalam 2Tes 2:3 dan diterjemahkan ‘orang ... yang ditentukan untuk neraka’ dalam TEV.]. 

Catatan: bagian yang saya garis-bawahi itu salah. Kata Yunani yang digunakan adalah HUIOS, yang memang berarti ‘anak’, bukan ‘orang’. 

William Hendriksen (tentang Yoh 17:12): [= ‘Anak kebinasaan / neraka’ (suatu istilah Semitic; bdk. Mat 23:15; 2Tes 2:3) adalah orang yang hilang sama sekali, ditetapkan untuk kebinasaan / neraka. Bahwa Yudas yang dimaksudkan adalah jelas dari perbandingan text-text: 6:71; 13:2,18,26,30; 15:2,6. ... Sekalipun di satu sisi, Yudas sepenuhnya bertanggung jawab, tetapi di sisi lain, tindakan ini telah tercakup dalam ketetapan ilahi dari kekekalan, dan dalam nubuatan. ... Karena itu, pada waktu para murid mendengar Yesus berbicara kepada Bapa tentang pencapaian dari tugasNya berkenaan dengan diri mereka, dan penggenapan nubuat bahkan dalam kasus ‘anak kebinasaan / neraka’, mereka dikuatkan dalam iman mereka, dan mulai menyadari bahwa tidak ada apapun dan siapapun yang pernah menggagalkan rencana Allah!] - hal 358. 

2Tes 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,”. 

KJV/RSV: ‘the son of perdition’ [= anak kehancuran / neraka]. 

NASB: ‘the son of destruction’ [= anak kehancuran]. 

NIV: ‘the man doomed to destruction’ [= orang yang ditentukan / ditakdirkan untuk kehancuran]. 

Kata Yunani yang digunakan persis sama dengan yang ada dalam Yoh 17:12, yaitu HO HUIOS TES APOLEIAS. 

Calvin (tentang Yoh 17:12): = Yudas dikecualikan, dan bukannya tanpa alasan; karena sekalipun ia bukanlah salah seorang dari orang-orang pilihan dan dari kawanan domba Allah, tetapi kewibawaan dari jabatannya seolah-olah menunjukkan hal itu. ... supaya tidak seorangpun berpikir bahwa pemilihan kekal dari Allah dibalikkan oleh penghukuman Yudas, Ia langsung menambahkan, bahwa ia adalah ‘anak kebinasaan / neraka’. Dengan kata-kata ini Kristus memaksudkan bahwa kehancurannya, yang terjadi secara mendadak di hadapan manusia, telah diketahui oleh Allah jauh sebelumnya; karena ‘anak kebinasaan / neraka’ menurut ungkapan Ibrani, menunjuk pada seseorang yang dihancurkan, atau disediakan untuk kehancuran.]. 

Yudas Iskariot(18) 

c) Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”. 

Mark 14:21 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”. 

Bdk. Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”. 

1. Bagian awal dari ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa dosa Yudas Iskariot sudah dinubuatkan (Mark 14:21a Mat 26:24a), bahkan sudah ditetapkan oleh Tuhan (Luk 22:22a), sehingga dosa itu pasti terjadi. 

Baik dalam tafsirannya tentang Mat 26:24, Mark 14:21, maupun Luk 22:22, Adam Clarke menghindari untuk membicarakan apapun berkenaan dengan kata-kata ‘sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia’ dan ‘seperti yang telah ditetapkan’! Saya sangat ingin tahu bagaimana orang Arminian ini menafsirkan ayat-ayat itu, khususnya Luk 22:22, tetapi ternyata dia tidak berkomentar apa-apa! Tetapi penafsir Arminian yang lain, yaitu Lenski, memberikan komentar tentang hal ini. 

Lenski (tentang Luk 22:22): [= ‘Karena Anak Manusia pergi sesuai dengan apa yang telah ditentukan’. Kis 2:23. Hal ini tidak terjadi semata-mata karena kebetulan; juga bukan bahwa Yesus adalah mangsa dari Yudas, yang tak punya pengharapan dalam tangan dari sang pengkhianat. Ia yang adalah manusia tetapi lebih dari manusia (lihat 5:24) pergi (pada kematianNya) sesuai dengan penentuan Allah sendiri. Gagasannya bukanlah bahwa Allah menentukan pengkhianatan oleh Yudas - itu adalah tindakan si pengkhianat sendiri; Allah menentukan bahwa AnakNya tidak boleh membebaskan diriNya sendiri dari pengkhianatan itu (Mat 26:54) karena Allah menginginkan keselamatan kita melalui pengorbanan AnakNya. ‘Sekalipun demikian’, sekalipun Yesus harus mati seperti itu, ‘celakalah orang melalui siapa ia dikhianati!’ Lukas tidak menambahkan bahwa adalah lebih baik seandainya ia tidak pernah dilahirkan’, Mat 26:24. Yudas bertanggung jawab sepenuhnya untuk apa yang sedang ia lakukan.]. 

Kis 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”. 

Luk 5:24 - “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa’ - berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu -: ‘Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!’”. 

Mat 26:54 - “Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?’”. 

Catatan: ini tafsiran konyol dan terang-terangan membengkokkan ayat! Bagaimana mungkin setelah mengutip Kis 2:23, orang Arminian ini tahu-tahu bisa mengatakan bahwa pengkhianatan Yudas tidak ditentukan oleh Allah, dan yang ditentukan Allah hanya bahwa Yesus tidak membebaskan diriNya sendiri??? 

Calvin (tentang Mat 26:24): [= Saya menyadari tentang cara dengan mana sebagian penafsir berusaha untuk menghindari batu karang ini. Mereka mengakui bahwa apa yang telah ditulis dicapai melalui ke-agen-an Yudas, karena Allah menyaksikan oleh ramalan / nubuat apa yang telah Ia ketahui sebelumnya. Dengan cara melunakkan doktrin ini, yang terlihat bagi mereka agak keras / tajam, mereka menggantikan ‘pengetahuan lebih dulu dari Allah’ di tempat dari ‘ketetapan’, seakan-akan Allah hanya melihat dari jauh kejadian-kejadian yang akan datang, dan tidak mengatur mereka sesuai kesenanganNya. Tetapi Roh membereskan / menjawab pertanyaan ini dengan cara yang sangat berbeda; karena Ia memberikan sebagai alasan mengapa Kristus diserahkan, bukan hanya bahwa ‘ada tertulis’, tetapi juga bahwa itu ‘ditentukan’. Karena dimana Matius dan Markus mengutip Kitab Suci, Lukas membimbing kita langsung pada ketetapan surgawi, dengan mengatakan ‘seperti yang telah ditetapkan’; seperti juga dalam Kisah Para Rasul, ia menunjukkan bahwa Kristus ‘diserahkan’ bukan hanya ‘oleh pengetahuan lebih dulu’, tetapi juga ‘oleh rencana yang tetap dari Allah’ (Kis 2:25) dan setelah itu, bahwa ‘Herodes dan Pilatus’, dengan orang-orang jahat yang lain ‘melaksanakan hal-hal yang telah ditentukan lebih dulu oleh tangan / kuasa dan rencana Allah’ (Kis 4:27-28.) Karena itu adalah jelas bahwa itu hanya merupakan dalih / alasan yang bodoh yang digunakan oleh mereka yang menyerahkan diri mereka pada semata-mata pengetahuan lebih dulu.]. 

Catatan: Kis 2:25 seharusnya adalah Kis 2:23. 

Kis 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”. 

Kis 4:27-28 - “(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.”. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 26:24): [= ‘Seperti yang ada tertulis tentang Dia’. Yaitu, seperti yang dituliskan atau dinubuatkan tentang dia dalam Perjanjian Lama. ... Lukas (Luk 22:22) mengatakan, ‘seperti yang telah ditentukan’. Dalam bahasa Yunani, seperti itu ‘ditandai dengan suatu batasan’ - yaitu, dalam rencana ilahi. Merupakan maksud Allah sebelumnya untuk menyerahkan Dia untuk mati untuk dosa, atau itu tidak bisa telah diramalkan dengan pasti. Itu juga dinyatakan oleh ‘rencana dan pra pengetahuan yang tertentu / tetap’. Lihat catatan pada Kis 2:23.]. 

Barnes’ Notes (tentang Kis 2:23): [= ‘Pra pengetahuan’. Kata ini berarti ‘melihat sebelumnya tentang suatu peristiwa yang akan terjadi’. Itu secara implicit menunjukkan: 1. Kemahatahuan; dan, 2. Bahwa peristiwa itu tertentu dan pasti. Melihat lebih dulu suatu peristiwa yang tidak pasti, yaitu, melihat lebih dulu bahwa suatu peristiwa akan terjadi pada saat itu bisa terjadi atau bisa tidak terjadi, merupakan sesuatu yang konyol / menggelikan. Karena itu pra pengetahuan secara implicit menunjukkan bahwa untuk alasan tertentu peristiwa itu pasti akan terjadi. Apa alasan itu, kata itu sendiri tidak menentukan. Tetapi karena Allah digambarkan dalam Kitab Suci sebagai merencanakan dan menentukan peristiwa-peristiwa yang akan datang; karena peristiwa-peristiwa itu tidak bisa dilihat lebih dulu oleh Dia kecuali Ia telah menentukannya demikian, maka kata itu kadang-kadang digunakan dalam arti dari menentukan lebih dulu, atau sebagai sinonim dengan menetapkan, Ro 8:29; 11:2.]. 

Ro 8:29 - “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”. 

KJV: ‘whom he did foreknow’ [= yang Ia ketahui lebih dulu]. 

RSV/NIV/NASB mirip dengan KJV. 

Ro 11:2 - “Allah tidak menolak umatNya yang dipilihNya. Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah:”. 

KJV: ‘which he foreknew’ [= yang Ia ketahui lebih dulu]. 

RSV/NIV/NASB mirip dengan KJV. 

2. Kata ‘celakalah’ dalam ayat-ayat ini menunjukkan bahwa sekalipun dosa Yudas Iskariot sudah dinubuatkan, bahkan sudah ditetapkan oleh Tuhan, tetapi tanggung jawab dari orang itu tak berkurang sedikitpun. 

Matthew Henry (tentang Mat 26:24): “though God can serve his own purposes by the sins of men, that doth not make the sinner’s condition the less woeful; It had been good for that man, if he had not been born.” [= sekalipun Allah bisa memajukan rencanaNya sendiri oleh dosa-dosa manusia, itu tidak membuat kondisi orang berdosa berkurang celakanya; Adalah lebih baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan.]. 

C. H. Spurgeon (tentang Mat 26:24): [= Kita belajar dari kata-kata Tuhan kita bahwa ketetapan-ketetapan ilahi tidak mencabut / membuang kesalahan dari suatu tindakan berdosa: ‘Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan’. Kekriminalannya sama besarnya seandainya di sana tidak ada ‘rencana yang ditentukan dan pra pengetahuan dari Allah’.] - ‘THE GOSPEL ACCORDING TO MATTHEW’ (Libronix). 

Pulpit Commentary (tentang Mark 14:21): [= Telah ditentukan lebih dulu oleh Allah bahwa Ia harus menderita sebagai suatu korban untuk dosa-dosa dari seluruh dunia. Tetapi rencana Allah yang ditentukan ini tidak membuat kesalahan berkurang apapun dari mereka yang membawa sang Juruselamat pada salibNya.]. 

Calvin (tentang Mat 26:24): [= Tetapi Kristus tidak menegaskan bahwa Yudas bebas dari kesalahan, karena ia hanya melakukan apa yang telah Allah tetapkan. Karena sekalipun Allah, oleh penghakimanNya yang benar, menetapkan sebagai harga penebusan kita kematian dari AnakNya, tetapi sekalipun demikian, Yudas, dalam mengkhianati Kristus, membawa kepada dirinya sendiri penghukuman yang benar, karena ia penuh dengan pengkhianatan dan ketamakan. Singkatnya, penentuan Allah bahwa dunia harus ditebus, sama sekali tidak mencampuri keberadaan Yudas sebagai seorang pengkhianat yang jahat. Karena itu kita memahami bahwa sekalipun manusia tidak bisa melakukan apapun kecuali apa yang telah Allah tetapkan, hal ini tetap tidak membebaskan manusia dari penghukuman, pada waktu mereka dibimbing pada dosa oleh suatu keinginan yang jahat. Karena sekalipun Allah mengarahkan mereka, oleh suatu kekang yang tak terlihat, pada suatu tujuan yang tidak mereka ketahui, mereka sama sekali tidak bermaksud untuk mentaati ketetapan-ketetapanNya. Tidak diragukan bahwa dua prinsip itu terlihat bagi akal manusia sebagai tidak konsisten satu dengan yang lain, bahwa Allah mengatur urusan-urusan / perkara-perkara manusia oleh ProvidensiaNya dengan cara sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang terjadi kecuali oleh kehendak dan perintahNya, tetapi Ia menyalahkan / menghukum orang-orang jahat, oleh siapa Ia melaksanakan apa yang Ia maksudkan. Tetapi kita melihat bagaimana Kristus, dalam text ini, memperdamaikan keduanya, dengan mengumumkan suatu kutukan pada Yudas, sekalipun apa yang ia buat / rencanakan terhadap Allah telah ditetapkan oleh Allah; bukan bahwa tindakan pengkhianatan Yudas secara ketat harus disebut sebagai pekerjaan Allah, tetapi karena Allah membelokkan pengkhianatan Yudas supaya mencapai tujuan / rencanaNya sendiri.]. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 26:24): [= Hukuman Yudas ini juga membuktikan bahwa orang-orang berdosa tidak bisa berlindung dari dosa-dosa mereka dalam ketetapan-ketetapan ilahi Allah, atau menggunakan mereka sebagai suatu alasan. Allah akan menghukum kejahatan-kejahatan untuk apa adanya mereka dalam diri mereka sendiri. Rencana-rencanaNya sendiri yang dalam dan tak dimengerti berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia, tidak mengubah ‘sifat dasar’ dari tindakan-tindakan itu, atau melindungi orang berdosa dari hukuman yang layak ia dapatkan.]. 

William Hendriksen (tentang Mat 26:24): [= tak ada dimanapun dalam Kitab Suci dimana predestinasi dan nubuat membatalkan tanggung jawab manusia. Demikian juga di sini: ungkapan ‘Celakalah orang yang olehnya Anak Manusia diserahkan’ secara penuh mempertahankan kesalahan dan menentukan nasib dari sang pengkhianat. ‘Tidak dilahirkan’ akan lebih baik untuk orang seperti itu. Karena itu, seluruh pernyataan ‘Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan’ merupakan suatu ungkapan yang tidak nyata - suatu situasi yang bisa berubah hanya jika Yudas, yang tetap bertanggung-jawab sepenuhnya, tetap bertobat. Kita tahu bahwa ia tidak bertobat. Karena itu, Yudas menghadapi kutukan / hukuman kekal (25:46).]. 

Mat 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”. 

A. T. Robertson (tentang Yoh 13:18): “‘That the scripture might be fulfilled.’ ... This treachery of Judas was according to the eternal counsels of God ..., but none the less Judas is responsible for his guilt.” [= ‘Supaya Kitab Suci bisa digenapi’. ... Pengkhianatan Yudas ini sesuai dengan rencana kekal Allah ..., tetapi bagaimanapun Yudas bertanggung jawab untuk kesalahannya.]. 

3. Ini menunjukkan bahwa ajaran-ajaran di bawah ini merupakan ajaran-ajaran yang salah. 

a. Ajaran tentang ‘annihilation’ [= pemusnahan]. 

b. Ajaran tentang ‘hukuman sementara’ di neraka. 

c. Universalisme [= ajaran yang mengatakan bahwa akhirnya semua orang akan masuk surga]. 

dan sekaligus membuktikan bahwa Yudas masuk neraka, yang merupakan hukuman KEKAL! 

Adam Clarke (tentang Mat 26:24): [= ‘Adalah lebih baik bagi orang itu’. Bisakah ini dikatakan tentang orang berdosa manapun, dalam akal sehat dalam mana itu dimengerti, jika di sana ada penebusan apapun dari siksaan-siksaan neraka? Seandainya seorang berdosa harus menderita berjuta-juta tahun dalam siksaan-siksaan itu, dan akhirnya keluar pada penikmatan surga, maka adalah lebih baik bagi dia bahwa ia telah dilahirkan, karena ia tetap mempunyai suatu kekekalan dari kebahagiaan / keadaan diberkati di hadapannya. Bisakah doktrin dari siksaan-siksaan neraka yang tidak kekal bertahan di depan perkataan ini? Atau bisakah doktrin pemusnahan orang jahat ada bersama dengan pernyataan ini? Adalah lebih baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan! Maka ia harus / pasti berada dalam suatu keadaan dari keberadaan yang sadar, karena ‘tidak mempunyai keberadaan’ dikatakan sebagai lebih baik dari pada keadaan itu dalam mana ia sekarang ditemukan / didapati.]. 

Catatan: dalam komentarnya ini kelihatannya Adam Clarke menganggap bahwa kata-kata itu berarti ‘masuk neraka selama-lamanya’. Bagaimana ini bisa sesuai dengan komentarnya pada akhir dari Kis 1, yang sudah kita pelajari dalam pelakaran yang lalu, yang membuka peluang untuk selamat bagi Yudas Iskariot, merupakan sesuatu yang tidak bisa saya mengerti! 

Ironside (tentang Mat 26:17-25): [= ‘Adalah lebih baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan!’ Kata-kata ini menghancurkan pengharapan sia-sia dari orang-orang yang menganut pandangan Universalisme, karena kata-kata ini memberitahu kita tentang setidaknya satu orang, bagi siapa adalah lebih baik untuk tidak pernah hidup. Ini tidak bisa benar seandainya Yudas pernah diselamatkan.]. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 26:24): [= ‘Celakalah orang itu ...’ Kejahatannya besar dan mengerikan, dan ia akan dihukum sesuai dengan itu. Ia menyatakan kebesaran dari keadaan penderitaannya atau ‘celaka’ dalam ungkapan sebagai berikut. ‘Adalah lebih baik ...’ Artinya, adalah lebih baik baginya seandainya ia tidak dilahirkan; ... Berhubungan dengan Yudas, itu membuktikan hal-hal berikut ini ... bahwa penghukumannya akan KEKAL. Seandainya di sana ada suatu masa dimana penderitaan Yudas berhenti, dan ia dipulihkan dan diangkat ke surga, berkat-berkat dari ‘kebahagiaan tanpa akhir’ itu akan lebih besar secara tak terhingga dari semua penderitaan-penderitaan yang bisa ia tahan dalam suatu waktu yang terbatas, dan karena itu adalah TIDAK benar bahwa ‘adalah lebih baik baginya untuk tidak dilahirkan’. Keberadaan, bagi dia, secara keseluruhan, akan merupakan suatu berkat yang tak terhingga. Text ini membuktikan lebih jauh bahwa berhubungan dengan SATU orang jahat, penderitaan-penderitaan neraka bersifat kekal. Jika itu pasti dan benar tentang satu orang, maka secara sama pasti dan benar bahwa semua orang jahat akan binasa selama-lamanya.]. 

Pulpit Commentary (tentang Mat 26:24): [= ‘Adalah lebih baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan’; secara hurufiah, ‘adalah baik bagi dia jika orang itu tidak dilahirkan’. Yesus mengatakan ini, dengan mengetahui apa yang akan menjadi nasib dari Yudas di dunia yang lain. Di sana tidak ada pengharapan yang diulurkan / ditawarkan di sini tentang pengurangan atau akhir dari penderitaan, atau tentang pemulihan akhir. Itu adalah suatu kegelapan pengharapan tanpa sinar. Seandainya di sana ada pengharapan apapun tentang pembebasan atau tentang pemulihan dari kebaikan Allah, keberadaan akan merupakan suatu berkat bahkan bagi orang-orang berdosa yang terburuk; karena mereka akan tetap mempunyai kekekalan di depan mereka dalam mana mereka menikmati pengampunan dan penyucian mereka; dan dalam kasus seperti itu tidak bisa dikatakan tentang mereka bahwa adalah lebih baik bagi mereka untuk tidak pernah dilahirkan.]. 

A. T. Robertson (tentang Mat 26:24): “‎There are some today who seek to palliate the crime of Judas. But Jesus here pronounces his terrible doom.” [= Ada orang-orang jaman ini yang berusaha untuk menutup-nutupi / meringankan kejahatan Yudas. Tetapi di sini Yesus mengumumkan nasibnya yang mengerikan.]. 

Wiersbe (tentang Yohanes 13:21): [= Merupakan sesuatu yang berbahaya untuk menjadi seorang pribadi seperti Yudas. Dalam Markus 14:21 Yesus berkata, ‘Adalah lebih baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan!’ Yudas berpura-pura menjadi seorang Kristen; ia bermain-main dengan dosa; ia menunda keselamatan; dan siapapun yang melakukan hal-hal ini bisa berakhir dengan berharap bahwa ia tidak pernah dilahirkan. Di sana ada beberapa misteri mengelilingi Yudas, tetapi satu hal adalah jelas: Yudas membuat suatu pilihan sengaja pada waktu ia mengkhianati Kristus. Dalam Yoh 6:66-71, Kristus memperingati Yudas dan menyebutnya ‘Iblis / setan’. Petrus mengira Yudas sudah selamat, karena ia berkata, ‘Kami percaya!’ Yesus tahu bahwa Yudas tidak pernah percaya dan karena itu tidak selamat.]. 

Calvin (tentang Mat 26:24): [= ‘Adalah baik bagi orang itu’. Dengan ungkapan ini kita diajar pembalasan mengerikan apa / yang bagaimana yang menunggu orang jahat, bagi siapa ‘adalah lebih baik seandainya mereka tidak pernah dilahirkan’.]. 

C. H. Spurgeon (tentang Mat 26:24): [= ‘Adalah baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan’. Nasib Yudas lebih buruk dari pada tidak mempunyai keberadaan. Telah berhubungan dengan Kristus seperti yang telah ia lakukan, dan lalu menyerahkan Dia ke dalam tangan musuh-musuhNya, memeteraikan nasib kekal sang pengkhianat.] - ‘THE GOSPEL ACCORDING TO MATTHEW’ (Libronix). 

Ironside (tentang Kis 1:12-26): [= Yesus berkata, ‘Adalah baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan’. Apa artinya itu? Itu berarti penghukuman tanpa akhir sampai batas terjauh dari kekekalan. Seandainya pernah datang suatu waktu pada waktu Yudas bertobat, sekalipun kejahatannya mengerikan, maka adalah suatu belas kasihan bahwa ia dilahirkan - tetapi Yesus berkata, ‘Adalah baik bagi orang itu seandainya ia tidak dilahirkan’. Bagi dia di sana hanya ada suatu kekekalan tanpa pengharapan, seperti di sana ada hal itu bagi semua orang yang menolak Tuhan Yesus Kristus.]. 

d) Kis 1:25 - “untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.’”. 

KJV: ‘That he may take part of this ministry and apostleship, from which Judas by transgression fell, that he might go to his own place.’ [= Supaya ia bisa mengambil BAGIAN dari pelayanan dan kerasulan ini, dari mana Yudas jatuh oleh pelanggaran, supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri.]. 

RSV: “to take the place in this ministry and apostleship from which Judas turned aside, to go to his own place.’” [= untuk mengambil TEMPAT dalam pelayanan dan kerasulan ini dari mana Yudas menyimpang, untuk pergi ke tempatnya sendiri.’]. 

ASV: ‘to take the place in this ministry and apostleship from which Judas fell away, that he might go to his own place.’ [= untuk mengambil tempat dalam pelayanan dan kerasulan ini dari mana Yudas jatuh, supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri.]. 

Berbeda dengan RSV/ASV yang menterjemahkan ‘place’ [= tempat], KJV/NKJV menterjemahkan ‘part’ [= bagian] karena KJV menterjemahkan dari manuscript yang berbeda. 

Pulpit Commentary (tentang Kis 1:25): [= Jika pembacaan ‘tempat’, pada awal dari ayat itu, diterima, dan bukannya ‘bagian’ (κλῆρον / KLEPON) dari A. V., maka di sana ada suatu kontras antara tempat yang diberkati dari kerasulan, yang Yudas tinggalkan, dan tempat dari pengkhianatan, yang ia dapatkan.]. 

Ada bermacam-macam penafsiran tentang ayat ini, tetapi kebanyakan menganggap bahwa kata-kata ‘tempatnya sendiri’ pada akhir Kis 1:25 menunjuk pada neraka. 

Adam Clarke (tentang Kis 1:25): [= Ayat ini telah dijelaskan secara bermacam-macam: 1. Beberapa orang menganggap bahwa kata-kata, ‘supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri’ dikatakan tentang Yudas, dan hukumannya di neraka yang mereka katakan harus adalah tempatnya sendiri dari orang seperti Yudas. 2. Orang-orang lain menghubungkan kata-kata ini dengan pembelian tanah, dibuat oleh 30 keping perak untuk mana ia telah menjual Tuhan kita. Demikianlah ia meninggalkan pelayanan dan jabatan rasul, supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri, yaitu, tanah yang telah ia beli. 3. Orang-orang lain, dengan kelihatan lebih patut, menyatakan bahwa tempatnya sendiri berarti rumahnya sendiri, atau pekerjaan / kesibukan yang lalu: ia meninggalkan pelayanan dan kerasulan supaya ia bisa meneruskan pekerjaannya yang lalu bersama-sama dengan keluarganya, dst. Ini merupakan arti utama dari istilah itu dalam Bil 24:25: ‘Dan Bileam kembali pada tempatnya sendiri’, yaitu negaranya, teman-teman dan pekerjaannya sendiri. 4. Orang-orang lain menganggapnya berarti sekedar keadaan dari orang mati secara umum, tak tergantung atau pada pahala atau hukuman; seperti yang mungkin dimaksudkan oleh Pkh 3:20: ‘Semua pergi kepada satu tempat: semua adalah dari debu, dan semua kembali pada debu lagi’. Tetapi, 5. Beberapa dari penafsir yang terbaik menegaskan bahwa kata-kata (seperti sebelumnya diisyaratkan) cocok untuk Matias - ‘tempatnya sendiri’ adalah jabatan pada mana ia akan dipilih. Kalau ada orang keberatan bahwa ini tidak bisa disebut ‘tempatnya sendiri’, karena ia belum ditetapkan pada jabatan itu, tetapi neraka bisa secara benar / tepat disebut ‘tempat Yudas sendiri’, karena oleh pengkhianatan dan ketamakan, ia siap sepenuhnya untuk tempat siksaan itu; bisa dijawab, bahwa tempat sendiri atau tempat yang benar / tepat dari seseorang adalah tempat untuk mana ia memenuhi syarat untuknya, sekalipun ia bisa belum memiliki tempat seperti itu: demikianlah Paulus, ‘Setiap orang akan menerima pahalaNYA SENDIRI’ TON IDION MISTHON, disebut di sini ‘miliknya sendiri’, bukan karena ia sudah memilikinya, karena itu tidak akan terjadi sampai kebangkitan orang-orang benar; tetapi karena ia memenuhi syarat dalam hidup ini untuk keadaan kemuliaan dalam kehidupan yang lain.]. 

Catatan: 

1. Tentang Bil 24:25, pengalimatannya berbeda dengan Kis 1:25. 

Bil 24:25 - “Lalu bersiaplah Bileam dan pulang ke tempat kediamannya; dan Balakpun pergilah juga.”. 

KJV: ‘And Balaam rose up, and went and returned to his place: and Balak also went his way.’ [= Dan Bileam bangkit, dan pergi dan kembali ke tempatnya: dan Balak juga pergi ke jalannya]. 

Beda Bil 24:25 ini dengan Kis 1:25. 

a. Ada 2 kata kerja dalam Bil 24:25, yaitu ‘went’ / pergi dan ‘return’ / kembali. 

b. Tak ada kata ‘own’ / ‘sendiri’ dalam Bil 24:25. 

c. Adanya kata-kata ‘dan Balakpun pergilah juga’ pada akhir dari Bil 24:25. Kata-kata ini kelihatannya mempunyai arti hurufiah, sehingga bagian awal dari ayat ini (tentang Bileam) juga harus diartikan secara hurufiah. 

2. Pkh 3:20 - “Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu.”. 

Ini juga jelas merupakan ayat dengan pengalimatan yang berbeda, bahkan dengan istilah yang berbeda (‘satu tempat’ vs ‘tempatnya sendiri’). 

3. Kata-kata Paulus itu ia ambil dari 1Kor 3:8 - “Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.”. 

KJV: ‘every man shall receive his own reward according to his own labour.’ [= setiap orang akan menerima upahnya sesuai dengan jerih payahnya sendiri.]. 

Penggunaan ayat ini sama sekali tak cocok, karena Kis 1:25 itu ada dalam bentuk lampau, sedangkan yang di sini ada dalam bentuk future / yang akan datang. 

J. A. Alexander (tentang Kis 1:25): [= Bermacam-macam usaha telah dibuat untuk lolos dari arti yang jelas tetapi mengerikan dari kata-kata ini. Sebagian orang mengarahkan kata-kata ini, bukan kepada Yudas, tetapi kepada rasul yang baru, yang dipilih ‘untuk pergi ke tempatnya sendiri’, suatu tambahan yang sangat berlebihan, dan bahkan lebih lagi jika kita mengerti dengan ‘tempatnya sendiri’ adalah tempat yang Yudas tinggalkan kosong. Siapa yang pernah dipilih untuk menyuplai tempatnya sendiri, atau untuk mengisi tempat pendahulunya sendiri? Kedua konstruksi ini tidak bisa disetujui juga karena syntax / ilmu kalimat yang kasar yang diambil oleh keduanya, dan arti yang tidak biasa diberikan pada kata kerja Yunani (πορευθῆναι / POREUTHENAI), yang tidak sekedar berarti ‘pergi’, tetapi ‘berangkat’, ‘meninggalkan’, atau ‘bepergian’ (lihat di atas, tentang / pada ay 10, dimana kata itu diterapkan pada kenaikan Kristus ke surga). Penjelasan yang lain menyetujui hubungan dengan Yudas, tetapi menafsirkan ‘tempatnya sendiri’ sebagai rumahnya, tanahnya, teman-temannya yang baru, atau tempat dimana ia bunuh diri. Semua ini adalah jalan / cara yang banyak akal / cerdik tetapi tidak wajar, untuk menghindari arti yang jelas dari kata-kata ini, sebagai pada pokoknya sinonim dengan apa yang di tempat lain disebut ‘tempat penyiksaan’ (Luk 16:28). ... Gagasan yang hakiki bisa adalah tentang kecocokan dan kepantasan, termasuk dalam kasus di depan kita, oleh sejenis irony yang menakutkan, suatu kontras atau lawan antara tempat, tentang mana Yudas telah membuktikan begitu tidak layak, dan tempat untuk mana ia telah menukarnya, dan yang cocok persis dengannya.]. 

Barnes’ Notes (tentang Kis 1:25): [= Arti yang jelas dan wajar / alamiah dari ungkapan ini menunjuk kepada Yudas. Tetapi mereka yang menganggap bahwa itu menunjuk kepada Yudas sangat berbeda tentang artinya. Beberapa menganggap bahwa itu menunjuk pada rumahnya sendiri, dan bahwa artinya adalah, bahwa ia meninggalkan jabatan rasuli untuk kembali ke rumahnya sendiri; dan mereka menggunakan Bil 24:25. Tetapi adalah tidak benar bahwa Yudas melakukan hal ini; juga di sana tidak ada bukti yang terkecil bahwa itu adalah rancangannya. Orang-orang lain menghubungkannya dengan kuburan, sebagai tempat dari manusia, dimana semua harus berbaring / terletak; dan secara khusus sebagai suatu tempat yang hina / rendah dimana adalah tepat bahwa seorang pengkhianat seperti Yudas harus berbaring / terletak. Tetapi tidak ada contoh dimana kata ‘tempat’ digunakan dalam arti ini, juga di sana tak ada suatu contoh / kejadian dimana seorang manusia, dengan dikubur, dikatakan kembali ke tempatnya sendiri atau tempat yang tepat. Orang-orang lain telah menganggap bahwa cara kematiannya dengan gantung ditunjuk sebagai tempatnya sendiri atau tempat yang tepat. Tetapi penafsiran ini jelas merupakan suatu penafsiran yang tidak wajar / alamiah dan dipaksakan. Kata ‘tempat’ tidak bisa diterapkan pada suatu tindakan bunuh diri. Itu menunjuk ‘habitat, tempat tinggal, situasi dalam mana untuk tinggal’; bukan suatu tindakan. Hanya ini penafsiran-penafsiran tentang text itu yang bisa diusulkan, kecuali penafsiran yang umum yang menunjuk pada tempat tinggal Yudas di dunia penderitaan. Ini bisa dikatakan sebagai miliknya, karena ia telah mempersiapkan dirinya sendiri untuk itu, dan karena adalah tepat / benar bahwa ia yang mengkhianati Tuhannya harus tinggal di sana. ... Yudas tidak berada di tempat yang cocok dengan karakternya ketika ia adalah seorang rasul; ia tidak berada di tempat seperti itu dalam gereja; ia tidak akan ada di surga. Neraka adalah satu-satunya tempat yang cocok dengan orang dari ketamakan dan dari pengkhianatan.]. 

Lenski (tentang Kis 1:25): [= Yudas mati untuk pergi pada apa yang secara penting disebut ‘tempatnya sendiri’. Kedua kata ‘tempat’ ada dalam kontras / pertentangan; tetapi ini berarti bahwa, karena yang pertama tidak menunjukkan suatu lokalitas tetapi, seperti genitif-nya menunjukkan, suatu jabatan, tak ada penekanan harus diletakkan pada yang kedua sebagai suatu lokalitas sekalipun dalam Luk 16:28 kita mempunyai ‘tempat siksaan’. Fakta bahwa Gehenna atau neraka yang ditunjukkan tidak ditanyakan / dipersoalkan. Entah bagaimana, bahkan mereka yang dalam keadaan yang lain berbicara tentang suatu tempat perantara, ‘a Totenreich’, ‘suatu alam orang mati’, dengan suara bulat menyatakan bahwa Yudas pergi ke neraka. Tempat‘nya sendiri’ tentu saja berarti, satu-satunya tempat yang cocok baginya. Pandangan bahwa ini menunjuk pada tempat penguburan yang dibeli uangnya hampir tak layak diperhatikan. ‘Pergi’ ke tempatnya sendiri, suatu bentuk lampau (past tense), berarti bahwa ia telah tiba di sana, dan kata kerja ini menyampaikan gagasan bahwa ia pergi atas kemauannya sendiri. Ia, juga, membuat suatu pilihan: tempat tinggi dan kudus dari jabatannya ia lewatkan / buang dan memilih untuk pergi ke tempat lain ini sekalipun semua usaha di pihak Yesus untuk menghentikan dia.]. 

Luk 16:28 - “sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.”. 

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘this place of torment’ [= tempat siksaan ini]. 

Tanggapan saya: 

1. Saya tak setuju dengan kata-kata Lenski yang mengatakan bahwa karena kata ‘tempat’ yang pertama tidak menunjuk pada suatu lokalitas, maka kata ‘tempat’ yang kedua juga tak boleh ditekankan sebagai suatu lokalitas. Bisa saja penggunaan 2 x kata ‘tempat’ merupakan suatu permainan kata, dan kata ‘tempat’ yang kedua tetap menekankan lokalitas. 

2. Menurut saya merupakan sesuatu yang menarik pada waktu Lenski mengatakan bahwa kata ‘pergi’ ada dalam aorist tense / past tense, yang menunjukkan bahwa ia telah tiba di sana. Ini menunjukkan bahwa orang yang tidak percaya langsung masuk neraka begitu mereka mati (tak ada tempat penantian)! 

3. Tetapi pada waktu Lenski mengatakan kata ‘pergi’ menunjukkan pilihan, bagi saya itu adalah suatu omong kosong! Kalau mau dikatakan ‘memilih’ maka pilihan itu dibuat pada saat hidup, bukan pada saat mati. Pada saat seseorang mati tanpa Kristus, tak ada pilihan baginya selain mentaati perintah untuk ‘enyah’ dari hadapan Tuhan dan pergi ke neraka! 

Pulpit Commentary (tentang Mat 25:31-46): “Those who refused to accept the invitation to ‘come’ will have to obey the order to ‘go’.” [= Mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’.] - hal 507. 

4. Kata-kata Lenski bahwa Yudas ‘memilih untuk pergi ke tempat lain ini sekalipun semua usaha di pihak Yesus untuk menghentikan dia’ merupakan suatu omong kosong, mengingat bahwa Yesus bahkan tidak berdoa untuk Yudas! 

Bdk. Yoh 17:9,20 - “(9) Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu ... (20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka;”. 

Matthew Henry (tentang Kis 1:25): [= ... dari mana Yudas jatuh oleh pelanggaran, melemparkan dirinya sendiri, dengan meninggalkan dan mengkhianati Tuannya, dari tempat seorang rasul, tentang mana ia tidak layak, supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri, tempat dari seorang pengkhianat, tempat yang paling cocok baginya, bukan hanya ke tiang gantungan, tetapi ke neraka - ini adalah tempatnya sendiri. ... Dr. Whitby mengutip Ignatius yang berkata, Di sana ditetapkan bagi setiap orang IDIOS TOPOS - suatu tempat yang tepat, yang memberi arti yang sama dengan Allah membalas setiap orang sesuai perbuatannya. Dan Juruselamat kita telah berkata bahwa tempat Yudas sendiri harus sedemikian rupa sehingga lebih baik baginya seandainya ia tidak pernah dilahirkan (Mat 26:24) - keadaan penderitaannya sedemikian rupa sehingga lebih buruk dari pada tidak ada. Yudas telah merupakan seorang munafik, dan neraka adalah tempat yang tepat dari orang-orang seperti itu;]. 

Pulpit Commentary (tentang Kis 1:25): “ [= ‘Ke tempatnya sendiri’. Suatu ungkapan yang mengerikan, yang menunjukkan bahwa setiap orang mempunyai tempat dalam kekekalan yang telah ia buat bagi dirinya sendiri dalam waktu.]. 

C. H. Spurgeon (tentang Matius 27:9-10): [= Nasib Yudas harus merupakan suatu peringatan yang khidmat bagi semua orang yang mengaku Kristen, dan khususnya bagi semua pelayan-pelayan / pendeta-pendeta. Ia adalah salah satu dari 12 rasul, tetapi ia adalah anak kehancuran / kebinasaan / neraka, dan pada akhirnya ia pergi ke tempatnya sendiri. Setiap kita mempunyai tempatnya sendiri, surga atau neraka; yang mana tempat kita?] - ‘THE GOSPEL ACCORDING TO MATTHEW’ (Libronix). 

Penutup. 

Kisah Yudas Iskariot merupakan suatu tragedi. Orang ini dipilih untuk menjadi salah satu dari 12 murid / rasul. Ia mendengar langsung Injil dan ajaran dari Yesus sendiri, melihat mujijat-mujijat Yesus yang luar biasa, menyaksikan kehidupan Yesus yang suci murni. Ia juga melayani melalui pemberitaan Injil, melakukan penyembuhan, mujijat-mujijat, pengusiran setan dan sebagainya. Tetapi dengan hak-hak yang luar biasa ini, ia tetap tidak pernah percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus, dan ia terus memelihara ketamakannya, dan yang akhirnya menyebabkan ia mengkhianati dan menjual Tuhannya dengan harga 30 keping perak. Ia memang menyesal, tetapi bukan sungguh-sungguh bertobat dan datang kepada Yesus tetapi sebaliknya menjadi putus asa dan membunuh dirinya sendiri. Semua ini menyebabkan orang yang awalnya kelihatan begitu menjanjikan ini, berakhir secara tragis di neraka, sekali dan selama-lamanya! 

Kiranya semua pembaca bisa mengintrospeksi diri sendiri, supaya bisa percaya Yesus dengan sungguh-sungguh, dan setia sampai akhir kepada Dia, supaya jangan yang manapun dari pembaca yang berakhir di tempat dimana Yudas Iskariot berakhir. 

Kiranya Tuhan memberkati saudara semua.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
https://teologiareformed.blogspot.com/
-AMIN-
Next Post Previous Post