KEJADIAN 12:6-20 (TINDAKAN ABRAHAM DALAM KESUKARAN)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Ada ajaran yang mengatakan bahwa kalau kita percaya / ikut Tuhan dan taat kepada Tuhan, maka hidup kita akan lancar dan Tuhan akan membereskan segala problem kita (problem keuangan, kesehatan, keluarga, study, dsb).
Tetapi bacaan hari ini menunjukkan bahwa Abram yang ikut Tuhan / taat kepada Tuhan justru mengalami banyak kesukaran!
I) Kesukaran-kesukaran Abram.
Dalam Kejadian 12: 7 Tuhan menjanjikan tanah itu bagi keturunan Abram. Tetapi ternyata tanah itu tidak kosong, ada penduduknya, yang pasti tidak akan menyerahkan begitu saja kepada Abram.
2) Kejadian 12: 6-9: Abram terus berpindah-pindah.
Tidak mungkin ia berpindah-pindah tanpa alasan, karena tanah itu di janjikan oleh Tuhan kepada keturunannya. Jadi, mungkin sekali Abram berpindah-pindah karena terpaksa. Ia terpaksa pindah, mungkin karena penduduk Kanaan tidak menerimanya dengan baik, bahkan mungkin memusuhi dia.
3) Kejadian 12: 10: ada kelaparan yang hebat.
Ini bukan saja problem / penderitaan secara jasmani, tetapi lebih hebat lagi, hal ini bisa menggoyahkan iman Abram. Ia bisa saja berpikir: mengapa Tuhan memberikan negeri / tanah yang jelek seperti ini? Kelaparan itu memaksa Abram pindah ke Mesir.
4) Kejadian 12: 11-12: sekarang ada bahaya dengan orang-orang Mesir.
Mungkin Abram tahu tentang kebiasaan orang-orang Mesir dimana kalau mereka melihat perempuan cantik yang sudah bersuami, mereka membunuh suaminya dan mengambil perempuannya. Ini jelas merupakan bahaya yang besar bagi Abram dan Sarai.
II) Tindakan Abram dalam kesukaran.
1) Mendirikan mezbah bagi Tuhan (Kejadian 12: 7,8).
Perhatikan bahwa:
a) Ia tidak membuat rumah untuk dirinya sendiri (ia hanya menggunakan kemah), tetapi ia mendirikan mezbah bagi Tuhan! (Bdk. Salomo mendirikan Bait Allah dulu dalam 1Raja 6, dan baru setelah itu ia mendirikan istana bagi dirinya sendiri dalam 1Raja 7). Ia mengutamakan Tuhan dari dirinya sendiri. Bagaimana dengan saudara?
Penerapan:
Yang mana yang lebih saudara utamakan, pembangunan rumah saudara sendiri atau pembangunan gereja? Pada jaman Hagai, orang Yahudi mengutamakan pembangunan rumah mereka dan mengabaikan pembangunan rumah Tuhan. Akibatnya mereka dihukum oleh Tuhan (baca Hagai 1:1-11). Karena itu janganlah meniru mereka. Saudara harus mengutamakan pembangunan rumah Tuhan!
b) Ia membuat mezbah untuk menyembah Tuhan / beribadah kepada Tuhan ditengah-tengah orang kafir yang menyembah berhala (Bdk. Matius 10:32-33). Mungkin sekali, ini menyebabkan ia dimusuhi sehingga harus berpindah-pindah terus.
Penerapan:
Maukah / beranikah saudara mengakui Kristus didepan orang-orang beragama lain, apalagi di depan orang-orang yang anti Kristen?
2) Berpindah-pindah sampai ke Mesir.
a) Jangan mengalegorikan bagian ini.
Ada orang-orang yang mengalegorikan bagian ini sebagai berikut: mereka melihat di peta bahwa Abram pindah dari Sikhem ke Betel, lalu ke tanah Negeb, lalu ke Mesir. Dalam peta kelihatan bahwa Abram terus pindah ke bawah (ke selatan). Ini lalu dialegorikan dengan mengatakan bahwa ini adalah lambang turunnya iman / kerohanian Abram!
Kalau pengalegorian ini benar, maka kita harus berkesimpulan bahwa:
· orang yang tinggal di kutub utara adalah orang yang paling rohani.
· Yesus turun rohaninya pada saat Ia pindah dari Galilea ke Yudea.
Jadi, jelas pengalegorian seperti ini adalah salah!
b) Berdosakah Abram waktu ia pindah ke Mesir?
Ini tidak jelas, karena tidak disebutkan apakah ia pindah karena perintah Tuhan, atau karena ketidakpercayaan akan pemeliharaan Tuhan. Tetapi, ay 10 menujukkan sesuatu yang positif tentang Abram karena Kejadian 12: 10 mengatakan : ‘tinggal disitu sebagi orang asing’.
NIV: ‘to live there for a while’ (= tinggal di sana sementara waktu).
KJV/RSV/NASB: ‘to sojourn’ (= tinggal untuk sementara waktu).
Jadi, sekalipun Abram pindah ke Mesir , ia tetap ingat / memegang janji Tuhan dalam ay 7, sehingga ia tidak merencanakan untuk menetap di Mesir, tetapi hanya tinggal untuk sementara waktu saja.
Penerapan:
Dalam keadaan apapun peganglah janji Tuhan!
3) Abram berbuat dosa (Kejadian 12: 11-13).
Ada beberapa hal yang perlu dibahas dalam hal ini:
a) Sarai dikatakan ‘cantik’ (Kejadian 12: 11), bahkan ‘sangat cantik’ (Kejadian 12: 14), dan Firaun menginginkannya (Kejadian 12: 16).
Banyak orang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, karena saat itu Sarai sedikitnya berusia 65 tahun (ia lebih kurang 10 tahun lebih muda dari Abram karena pada waktu Ishak lahir, Abram berusia 100 tahun dan Sarai 90 tahun. Sedang pada waktu meninggalkan Haran, Abram berusia 75 tahun - Kejadian 12:4).
Penjelasan:
· dulu beda dengan sekarang. Sarai mati usia pada 127 tahun, Abram mati pada usia 175 tahun. Jadi, sekalipun umur manusia pada jaman itu sudah tidak sepanjang seperti pada jaman Adam - Nuh, tetapi masih jauh lebih panjang dari manusia jaman sekarang. Jadi, 65 tahun pada saat itu, mungkin sama dengan 40 tahun pada saat ini dan jaman sekarangpun ada perempuan-perempuan yang masih cantik pada usia 40 tahun.
· Sarai belum pernah punya anak sampai pada saat itu. Ini membuat dirinya lebih ‘awet muda’.
· Ada penafsir yang mengatakan bahwa wanita-wanita Mesir hitam-hitam dan jelek-jelek. Ini makin membuat Sarai kelihatan cantik.
· Banyak orang senang mendapatkan perempuan asing karena ‘lain dari pada yang lain’. Dan bagi Firaun, Sarai adalah perempuan asing.
b) Dosa Abram.
· Abram berdusta atau tidak?
Perhatikan Kejadian 20:12 dimana dijelaskan bahwa Sarai memang setengah saudara dengan Abram. Jadi, apa yang dikatakan oleh Abram / Sarai kepada orang Mesir, sebetulnya bukan dusta, tetapi ‘half truth’ (= setengah kebenaran), karena bagaimanapun Sarai sudah menjadi istri Abram. Kalau menceritakan sesuatu yang tidak benar, jelas itu dusta / dosa. Kalau menceritakan half truth, bisa dosa, bisa juga tidak. Dalam 1Sam 26:1-5, Samuel disuruh oleh Tuhan untuk menceritakan half truth, Jadi, dalam cerita itu Samuel pasti tidak berdosa.
Tetapi, ada perbedaan tipis antara perbuatan Samuel dan Abram. Dalam 1Samuel 26:1-5 Saul sama sekali tidak tahu apa-apa tentang pengurapan Daud. Jadi, Samuel hanya ‘menyembunyikan kebenaran’.
Tapi dalam Kej 12, orang Mesir pasti menduga bahwa Sarai adalah istri Abram. Sehingga kata-kata Abram bukan hanya menyembunyikan kebenaran, tetapi juga bertujuan menipu / menyesatkan orang-orang Mesir itu!
Ini menyebabkan kebanyakan penafsir beranggapan bahwa tindakan Abram / Sarai di sini adalah dosa!
· Ia rela mengorbankan Sarai demi keselamatan dirinya sendiri!
· Ini adalah tindakan tidak beriman dan hanya dilandasi rasa takut, sehingga ia menggunakan ‘kebijaksanaan dunia’. Tuhan berjanji bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar, dan itu sebetulnya sudah cukup untuk menjamin bahwa Tuhan pasti tidak akan membiarkan orang Mesir membunuh Abram.
c) Akibat dosa Abram (Kejadian 12: 14-16).
· Sarai diambil oleh Firaun.
Mungkin sekali belum terjadi hubungan sex, karena biasanya wanita-wanita yang diambil ke istana selalu melewati masa persiapan.
· Abram mendapat harta (Kejadian 12: 16).
Kalau mau memakai cara dunia / kebijaksanaan dunia, memang ada kemungkinan besar untuk jadi kaya! Tetapi, bisakah Abram bersukacita dengan kekayaan itu, sementara ia melihat istrinya diambil oleh Firaun? Jelas bahwa dosa pasti membawa penderitaan!
Memang kalau ikut Tuhan juga ada penderitaan, tetapi adanya penyertaan Tuhan menyebabkan kita bisa bersukacita dalam penderitaan itu. Tetapi kalau kita berbuat dosa, ada penderitaan dan tidak ada sukacita dalam penderitaan itu.
III) Tindakan Tuhan (Kejadian 12: 17).
1) Apakah Tuhan tidak adil pada waktu menghukum Firaun? Ingatlah bahwa Firaun bukannya sama sekali tidak bersalah!
· Sarai diambil sebagai istri yang keberapa? Ini dosa!
· ay 15b menunjukkan secara tidak langsung bahwa pengambilan Sarai ini sedikit banyak dengan paksaan.
2) Tindakan Tuhan ini adalah kasih karunia Allah kepada Abram.
Abram tidak layak mendapat pertolongan seperti itu! Tetapi ingat bahwa Allah tidak mengasihi Abram maupun kita karena ketaatan / kebaikan kita! Allah mengasihi karena Ia mau mengasihi!
Tindakan Tuhan ini juga menunjukkan bahwa Allah tetap beserta dengan Abram. Abram menghadapi kesukaran-kesukaran sehingga ia harus pindah-pindah, bahkan jatuh ke dalam dosa. Dan setelah Kejadian 12: 7, tidak ada lagi suara Tuhan yang menunjukkan bahwa Tuhan menyertai dia. Tetapi bagaimanapun juga, tindakan Allah terhadap Firaun menunjukkan bahwa sekalipun kelihatannya Allah tidak menyertai Abram, tetapi sebetulnya Ia tetap menyertai Abram.
Apakah saudara merasakan banyak kesukaran / problem? Dan apakah itu menyebabkan saudara ragu-ragu akan penyertaan Tuhan? Apakah saudara berulangkali jatuh dalam dosa? Dan apakah hal itu menyebabkan saudara merasa bahwa Allah tidak beserta saudara? Kalau ya, renungkanlah cerita tentang Abram ini, dan yakinlah bahwa dalam problem maupun kejatuhan dalam dosa (ingat bahwa ‘jatuh ke dalam dosa’ tidak sama dengan ‘hidup di dalam dosa’), Allah tetap mengasihi dan menyertai saudara!
-AMIN-