TIGA HAL YANG ALLAH KERJAKAN DALAM HIDUP KITA (MAZMUR 23)

Pengantar:

Mazmur 23 adalah salah satu pasal Alkitab yang paling terkenal dan sering dikutip dalam tradisi Kristen. Ditulis oleh Raja Daud, mazmur ini berbicara tentang hubungan intim antara Tuhan dan umat-Nya, di mana Tuhan digambarkan sebagai gembala yang baik yang menjaga, memelihara, dan memimpin umat-Nya dalam segala keadaan. Di dalam mazmur ini, kita dapat melihat dengan jelas tiga hal penting yang Allah kerjakan dalam hidup kita sebagai umat-Nya: memelihara, membimbing, dan melindungi.
TIGA HAL YANG ALLAH KERJAKAN DALAM HIDUP KITA (MAZMUR 23)
Artikel ini akan membahas secara mendalam ketiga hal tersebut berdasarkan Mazmur 23, serta bagaimana pemahaman ini dapat memberikan penghiburan, kekuatan, dan panduan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari.

I. Konteks Mazmur 23 dan Hubungan Allah sebagai Gembala

Sebelum membahas secara spesifik tiga hal yang Allah kerjakan dalam hidup kita melalui Mazmur 23, penting untuk memahami konteks dan simbolisme yang digunakan oleh Raja Daud dalam mazmur ini. Daud adalah seorang raja yang juga memiliki pengalaman sebagai seorang gembala pada masa mudanya. Karena itu, ia menggunakan metafora gembala dan domba untuk menggambarkan hubungan antara Allah dan umat-Nya.

Sebagai seorang gembala, Daud sangat memahami kebutuhan domba-dombanya, bagaimana domba membutuhkan perawatan, perlindungan, dan bimbingan yang konstan. Dalam Alkitab, Allah sering digambarkan sebagai gembala yang baik, yang merawat umat-Nya dengan kasih dan kesetiaan. Yesus sendiri juga menyebut diri-Nya sebagai "Gembala yang baik" dalam Injil Yohanes 10:11:

"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."

Dengan latar belakang ini, Mazmur 23 menawarkan gambaran yang indah tentang tiga hal utama yang Allah kerjakan dalam hidup kita sebagai Gembala yang baik. Ketiga hal tersebut adalah: (1) Allah memelihara kita, (2) Allah membimbing kita, dan (3) Allah melindungi kita.

1. Allah Memelihara Kita (Mazmur 23:1-3a)

Mazmur 23 dimulai dengan pernyataan yang kuat tentang bagaimana Tuhan memelihara kehidupan kita:

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku" (Mazmur 23:1-3a, AYT).

A. Tuhan adalah Gembala yang Memenuhi Kebutuhan Kita

Pernyataan "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku" memberikan keyakinan bahwa Allah adalah Gembala yang akan memenuhi segala kebutuhan kita. Sebagai Gembala, Tuhan tidak hanya memelihara kita secara fisik, tetapi juga secara rohani dan emosional. Ketika kita merasa kekurangan, baik itu dalam hal materi, ketenangan batin, atau kekuatan spiritual, Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan.

Daud menekankan bahwa ketika Tuhan adalah gembala kita, kita tidak akan kekurangan. Ini bukan berarti bahwa kita selalu mendapatkan segala keinginan kita, tetapi kita dijamin bahwa Tuhan akan menyediakan segala yang kita butuhkan untuk hidup dengan cukup dan berkecukupan dalam kasih karunia-Nya.

B. Allah Memberi Tempat Peristirahatan dan Pemulihan

Dalam ayat 2, kita membaca bahwa Tuhan "membaringkan aku di padang yang berumput hijau" dan "membimbing aku ke air yang tenang." Ini menggambarkan bagaimana Tuhan membawa kita ke tempat peristirahatan yang penuh dengan damai dan kenyamanan. Kehidupan ini sering kali penuh dengan stres, kekhawatiran, dan ketegangan, tetapi Tuhan sebagai Gembala kita menyediakan tempat untuk kita beristirahat di dalam hadirat-Nya.

"Air yang tenang" melambangkan kedamaian yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Ketika kita merasa gelisah atau tertekan oleh berbagai masalah hidup, Tuhan membawa kita kepada air yang tenang di mana jiwa kita dapat dipulihkan. Hal ini diperkuat dengan ayat 3 yang mengatakan bahwa Tuhan "menyegarkan jiwaku." Allah tidak hanya peduli dengan tubuh fisik kita, tetapi Dia juga memperhatikan kondisi rohani dan batin kita. Dia adalah sumber pemulihan bagi jiwa yang lelah dan terbebani.

Pemeliharaan Allah ini mencakup semua aspek kehidupan kita: kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual. Tuhan adalah Gembala yang selalu memastikan bahwa kita berada dalam kondisi yang baik dan damai, bahkan di tengah pergumulan hidup.

2. Allah Membimbing Kita (Mazmur 23:3b-4)

Bagian kedua dari Mazmur 23 menyoroti aspek penting lain dari peran Allah sebagai Gembala, yaitu bimbingan-Nya dalam hidup kita:

"Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku" (Mazmur 23:3b-4, AYT).

A. Allah Menuntun di Jalan yang Benar

Sebagai Gembala, Tuhan tidak hanya memelihara kita, tetapi juga membimbing kita ke jalan yang benar. Dalam kehidupan ini, sering kali kita dihadapkan pada banyak pilihan, tantangan, dan keputusan yang sulit. Tanpa bimbingan yang tepat, kita dapat dengan mudah tersesat atau mengambil jalan yang salah. Tetapi Mazmur 23:3b meyakinkan kita bahwa Tuhan menuntun kita di jalan yang benar.

Bimbingan Tuhan bukan hanya tentang memilih jalur yang benar dalam kehidupan, tetapi juga tentang menjaga kita agar tetap setia pada jalan-Nya. "Oleh karena nama-Nya" menunjukkan bahwa bimbingan Allah didasarkan pada kesetiaan-Nya sendiri. Dia memimpin kita bukan karena kebaikan kita, tetapi karena nama-Nya yang kudus dan kasih setia-Nya yang tak berkesudahan. Kita bisa yakin bahwa Allah akan memimpin kita ke arah yang sesuai dengan kehendak-Nya, ke jalan yang membawa kita kepada kehidupan yang lebih dekat dengan-Nya.

B. Bimbingan Allah di Tengah Lembah Kekelaman

Ayat 4 memperkenalkan gambaran "lembah kekelaman," yang sering dipahami sebagai saat-saat sulit, penderitaan, atau masa-masa kegelapan dalam hidup. Setiap orang pasti akan menghadapi lembah kekelaman pada suatu saat, entah itu dalam bentuk penyakit, kehilangan orang yang dicintai, kesulitan keuangan, atau masalah lainnya. Namun, meskipun kita harus berjalan melalui lembah ini, Mazmur 23:4 memberikan penghiburan yang luar biasa: "Aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku."

Ini adalah janji yang indah bahwa Allah tidak meninggalkan kita saat kita melalui masa-masa sulit. Kehadiran-Nya memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa kita tidak berjalan sendirian. Gada dan tongkat-Nya melambangkan alat yang digunakan oleh seorang gembala untuk menjaga dan melindungi domba-dombanya dari bahaya. Dengan kata lain, Allah tidak hanya memimpin kita melalui lembah kekelaman, tetapi juga menjaga dan melindungi kita selama perjalanan itu.

3. Allah Melindungi Kita (Mazmur 23:5-6)

Bagian terakhir dari Mazmur 23 menggambarkan aspek ketiga dari pekerjaan Allah dalam hidup kita, yaitu perlindungan-Nya:

"Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku, dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa" (Mazmur 23:5-6, AYT).

A. Perlindungan Allah di Tengah Musuh

Mazmur 23:5 memberikan gambaran yang unik: Tuhan menyediakan hidangan bagi kita "di hadapan lawan." Ini berarti bahwa meskipun ada musuh-musuh yang berusaha menyakiti kita, Allah tetap melindungi dan memberkati kita. Dia tidak hanya melindungi kita secara fisik, tetapi juga menjaga kita dari serangan rohani dan emosional.

Hidangan yang disediakan Tuhan melambangkan berkat dan pemeliharaan-Nya yang melimpah, bahkan di tengah situasi yang penuh dengan ancaman. Tidak peduli betapa besar ancaman yang kita hadapi, perlindungan dan pemeliharaan Tuhan selalu ada bagi kita.

B. Piala yang Melimpah dan Kehadiran Allah

Selanjutnya, ungkapan "Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh melimpah" melambangkan kelimpahan berkat dan kasih karunia Allah. Mengurapi kepala dengan minyak sering kali melambangkan kehormatan dan berkat ilahi. Ini menunjukkan bahwa Allah memberikan lebih dari yang kita butuhkan, Dia memberkati kita dengan limpahan kasih karunia-Nya.

Daud kemudian menyimpulkan dengan keyakinan bahwa "kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku." Ini adalah janji perlindungan dan berkat Tuhan yang terus-menerus. Orang yang hidup dalam hubungan yang intim dengan Tuhan dapat yakin bahwa kebajikan dan kemurahan Allah akan selalu menyertainya.

C. Hidup dalam Hadirat Allah Selamanya

Ayat terakhir dari Mazmur 23 adalah salah satu bagian yang paling menenangkan dalam seluruh Alkitab: "aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." Ini adalah janji akan kehadiran Tuhan yang kekal. Orang percaya tidak hanya mengalami perlindungan Tuhan di dunia ini, tetapi juga memiliki pengharapan untuk hidup kekal bersama Allah.

Hidup dalam "rumah Tuhan" berarti hidup dalam hadirat-Nya yang kudus, di mana kita akan menikmati kebersamaan yang abadi dengan Tuhan. Ini adalah pengharapan yang menguatkan setiap orang percaya, bahwa perlindungan Allah tidak terbatas hanya di dunia ini, tetapi juga meluas hingga kehidupan kekal.

Kesimpulan

Mazmur 23 memberikan gambaran yang mendalam dan penuh pengharapan tentang tiga hal utama yang Allah kerjakan dalam hidup kita: memelihara, membimbing, dan melindungi. Sebagai Gembala yang baik, Tuhan memelihara kita dengan memberikan segala yang kita butuhkan, Dia membimbing kita melalui jalan-jalan hidup, bahkan di tengah lembah kekelaman, dan Dia melindungi kita dari segala bahaya dan ancaman.

Melalui pemahaman ini, kita diajak untuk hidup dalam kepercayaan yang teguh kepada Tuhan, karena Dia adalah Gembala yang selalu setia menjaga dan memimpin kita. Penghiburan, kekuatan, dan bimbingan-Nya tersedia bagi kita setiap saat, hingga kita dapat berkata seperti Daud: "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."

---------------------------
Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Mazmur 23 menyatakan Tuhan adalah gembalaku. Apa yang Daud maksudkan dengan Tuhan adalah gembalaku? Mazmur 23 mengajarkan apa artinya Allah bagi kita, mengingatkan kita akan bagian Allah, yang Allah akan kerjakan dalam hidup kita. Ada tiga hal.
TIGA HAL YANG ALLAH KERJAKAN DALAM HIDUP KITA (MAZMUR 23)
gadget, bisnis, otomotif
1.Hal yang pertama

Allah adalah gembala yang menyediakan seluruh kebutuhan kita, keperluan kita. YAHWE, JEHOVAH adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang. Ia menyegarkan jiwaku. 

Ayat ini menjelaskan adanya penyediaan Allah kepada dua kebutuhan yaitu fisik dan jiwa kita. Kadang kita melihat khotbah itu tidak seimbang, bahwa Tuhan itu hanya peduli pada hal-hal yang bersifat jiwa. Alkitab dengan jelas menyatakan: Dia yang peduli dengan jiwa kita, Dia juga peduli dengan kebutuhan fisik kita.

Tuhan menyatakan bahwa Dia menyediakan keperluan kita. Dia membawaku ke padang rumput yang hijau. Ini adalah penyediaan Allah untuk hal-hal physical di dalam kehidupan kita. Kita diciptakan dari debu tanah, dan nafas dari Tuhan. Karena itu, seseorang yang serohani apa pun, tetap memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik. Uang, makanan, kesehatan, minuman, rumah apa pun saja. Yesus sendiri menyatakan realitas kebutuhan ini, tetapi Dia mengatakan jangan kamu kuatir, cari dulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. 

Apa saja yang menjadi kebutuhan kita adalah tanggung jawab gembala kita. Tetapi di tempat yang lain, apa saja yang menjadi pekerjaan Allah di dunia ini, menjadi tanggung jawab saudara dan saya. Pdt. Stephen Tong berkata: Tuhan, aku hidup untuk mengurus rumah-Mu dan biarlah Engkau mengurus rumahku. Allah kita adalah Allah yang memenuhi seluruh kebutuhan kita. Dalam bahasa aslinya dikatakan gembala itu membawa aku ke tempat yang sangat lebat tumbuhannya. Ini adalah kelimpahan. Ini tidak mengajar teologi sukses tetapi lihatlah orang-orang yang dipimpin oleh Tuhan. 

Orang-orang yang berharap kepada Tuhan akan selalu mengalami anugerah-Nya, melebihi semua yang dia minta, harapkan dan perlukan. Lihatlah kehidupan Hudson Taylor, George Muller, John Paton, misionaris-misionaris dan hamba-hamba Tuhan yang Tuhan pakai. Mereka tidak menjadi orang kaya tetapi orang yang cukup dan setiap kali mereka membutuhkan, Allah menyediakannya dengan kelimpahan.

Allah kita adalah Allah yang murah hati, bukan saja dalam kehidupan fisik. Daud mengatakan Dia menyegarkan jiwaku. Dalam bahasa aslinya adalah refresh. Jikalau kita berada dalam kegelapan, maka terang itu akan membuat kita refresh. Jikalau kita berada dalam dosa yang menekan, takut akan penghakiman, Firman-Nya dan Roh Kudus bekerja menyadarkan, bahwa Allah itu mengampuni kita dan menerima kita dengan cinta kasih-Nya, maka saudara akan menemukan kelegaan, refresh. 

Sering dalam hidup kita, jiwa menjadi kering, tidak ada lagi gairah hidup. Salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan kita adalah Sense of wonder – Ketertakjuban. Jikalau itu tidak ada maka saudara tidak menginginkan hidup lebih lama. Saudara akan melihat hidup itu sebagai beban hari demi hari. Tahun ini saudara berlibur ke Bali, ketika tahun depan ke Bali lagi, anak-anak mulai mengeluh. Tahun ketiga, ke Bali lagi, anak yang sudah besar tidak mau ikut. 

Boring. Manusia selalu memerlukan sesuatu yang baru. Itulah sebabnya adventure itu penting. Saudara memiliki handphone, tetapi satu tahun kemudian saudara bosan dan ingin membeli yang baru. Kenapa saudara membeli sesuatu yang baru? Saudara menginginkan sense of wonder. Ada ketertakjuban. Saudara bisa melihat hati kita selalu memerlukan itu dalam seluruh area.

Saudara punya kehidupan, tidak lagi ada gairah. Jiwa tidak segar. Bagaimana menyelesaikan masalah ini di tengah-tengah dunia? Kalau saudara mengikuti dosa maka itu lust, dan tetapi itu tidak pernah akan membereskan jiwa kita. Satu-satunya sense of wonder itu diberikan kepada kita adalah jikalau Tuhan menyingkapkan diri-Nya. Itulah sebabnya ketika membaca Firman, saudara-saudara akan merasakan sense of wonder kalau Roh Kudus itu bekerja. 

Karena Allah yang Incomprehensible itu, Allah yang tidak mungkin bisa dipahami seluruhnya utuh itu, akan mengungkapkan diri-Nya kepada kita, membuat kita tercengang. Ketika Dia mengungkapkan diri-Nya kepada kita, hati kita remuk, kita berlutut menyadari bahwa Dia begitu mulia, bahkan lebih mulia daripada sebelumnya yang kita kenal. Itulah rahasia daripada kesegaran jiwa. 

Ketika orang makin lambat melayani Tuhan, tidak ada gairah lagi, hal yang paling salah itu bukan organisasinya, bukan gerejanya, bukan ibadahnya, tetapi orang itu sudah ketinggalan melihat visi-Nya Tuhan. Orang itu tidak lagi melihat kemuliaan Allah. Itu sebabnya ketika Musa berada pada saat tersulit dalam hidupnya, kesedihan, kegagalan, sangat kering, tidak sanggup lagi ke depan, maka dia minta kepada Tuhan satu kalimat ini: Show Me Thy Glory. Nyatakanlah kemuliaan-Mu kepadaku. Dan itu membuat dia kuat dan melayani Tuhan ke depan.

2.Hal yang kedua

Allah adalah Gembala yang memimpin kehidupan kita. Allah adalah gembala yang memimpin kehidupan domba-domba-Nya.Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau besertaku sehingga aku tidak takut bahaya.

Kadang gembala harus membawa dombanya melewati tempat yang sempit, jalan yang kasar, gelap, untuk mendapatkan padang rumput yang diingini, terutama pada saat musim kering. Domba tidak familiar dengan tempat itu, membuatnya takut. Tetapi Daud menyatakan, yang menghibur dia adalah Engkau besertaku. 

Gembala itu akan selalu memimpin kehidupan kita dan tidak pernah meninggalkan kita. Sebaliknya domba adalah satu binatang yang paling bodoh dan paling sering meninggalkan gembalanya. Matthew Henry menuliskan: tidak ada binatang yang sangat mudah terhilang dibandingkan domba. Sedikit saja maka domba akan melenceng, dan tidak mampu menemukan jalannya kembali. Orang kudus yang terbaik sekalipun sangat mudah tersesat.

Mazmur 119 adalah pujian-pujian terhadap Firman Allah, di mana saudara akan dibawa untuk mencintai Firman Allah. Orang yang membuat mazmur ini, sangat mungkin Daud, adalah orang yang sangat mencintai, meninggikan dan tergantung kepada Firman Allah. Tetapi ayat terakhir Mazmur 119 mengatakan: aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hambamu ini. 

Orang yang mencintai Tuhan, sungguh-sungguh hidup dengan Firman, melihat pentingnya nilai Firman dan meninggikan Firman, menyadari bahwa dia orang yang mudah sekali sesat seperti domba. Pemazmur menyadari kerapuhannya. Orang-orang sucinya Tuhan menyadari berhadapan dengan musuh dan percobaan, sangat mungkin dia akan tersesat. Di akhir doanya dia meminta Tuhan, jikalau itu terjadi, datanglah, carilah aku Tuhan.

Siapa yang bisa menyelamatkan aku? Kecuali Engkau datang menolong aku. Alkitab mengatakan gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang menghibur aku. Gada adalah tongkat kecil untuk memukul musuh, singa atau beruang. Tongkat itu lebih panjang dan di atasnya ada hook-nya, sesuatu yang melengkung, dan fungsi tongkat itu adalah untuk menghitung domba dan mengarahkan domba. Jikalau domba itu melenceng maka dengan tongkat itu domba itu dikaitkan lehernya. 

Tugas dari gembala adalah mengarahkan domba. Itu menyakitkan tetapi menghibur. Ketika hal-hal dalam hidup saudara diarahkan ulang, itu menyakitkan, tetapi itu adalah suatu penghiburan, artinya Tuhan sedang menyertai saudara dan mengarahkan hidup kita. Tangan-Nya menjadi jaminan untuk kita berjalan dalam jalan yang Dia kehendaki. Dalam bahasa aslinya, Dia menuntun aku di jalan yang benar, for the sake of His reputation. 

Apa yang Alkitab ajarkan? Allah sebagai gembala menjaga umat-Nya, menjaga domba-Nya untuk tidak sesat. Salah satu alasan utamanya adalah Dia mau menjaga reputasi-Nya. Mazmur 23 mengatakan Aku akan mencari engkau sampai menemukan engkau. Aku tidak akan membiarkan engkau tersesat. Engkau jatuh di dalam tempat yang paling dalam pun aku akan mencari engkau. Aku mempertaruhkan diri-Ku untuk engkau, karena itu adalah reputasi-Ku. Aku adalah Allah yang setia dan tidak pernah gagal, itu adalah reputasi-Ku.

3.Hal yang ketiga. 

Gembala itu akan membela dan melindungi domba-Nya. Melindungi dengan gada-Nya terhadap hal-hal yang mau menyerang domba. Ayat ini mengatakan Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Dia meninggikan Daud di hadapan musuhnya. Alkitab menyatakan berkali-kali bahwa Israel adalah domba-domba Allah. 

Dalam Perjanjian Baru, gereja yang dianiaya, Yesus datang kepada Saulus dan mengatakan,”Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Orang yang menganiaya umat Allah yang sejati, orang tersebut akan berhadapan dengan Allah. Allah akan take it personally, seseorang yang mau memecah gereja. Allah begitu marah kepada siapa pun saja orang di luar ataupun di dalam, yang mau menghancurkan atau membuat melenceng domba-Nya.

Di tempat yang lain, orang-orang seperti Musa, Yehezkiel, Yeremia, Paulus setelah bertobat, mereka adalah gembala yang baik, yang setia. Allah menuntut umat harus setia kepada Allah melalui kehidupan mereka. Siapa yang melawan Musa, melawan pribadi Allah sendiri. Ini adalah suatu keseimbangan. Suatu hal di mana Allah itu diutamakan. Yang takut kepada Allah biarlah kita boleh taat kepada orang itu. Ini yang Yesus lakukan untuk gereja-Nya. 

Dia akan membela melindungi umat-Nya. Menjadi hamba Tuhan memerlukan jiwa seorang gembala. Gembala itu bukan sekedar orang yang membesuk dan memperhatikan jemaat, tetapi matanya tajam melihat kerohanian jemaat. Hatinya selalu siap sedia melihat musuh-musuh yang kira-kira mau menerkam domba-dombanya. Dengan Firman menggembalakan jemaatnya, mengarahkan hati dan pikiran di dalam satu passion dalam hati jemaatnya. Memiliki satu hati yang tidak rela jikalau satu dari jemaatnya yang terkecil itu tersesat, satu hati yang akan berjuang dan akan maju ketika melihat ada orang yang begitu sangat kejam, dia bukan domba tetapi seorang serigala berbulu domba di dalam jemaatnya.

Yohanes pasal 10 menggambarkan Yesus adalah gembala yang baik. Yang unik, di awal dikatakan Yesus, Dia adalah pintu. Apa hubungannya Yesus adalah pintu dengan Yesus adalah gembala yang baik? Seorang Theolog, Sir George Adam Smith, pergi ke Israel. Dia beserta pemandunya bertemu dengan seorang gembala Israel yang sedang berjalan di depan domba-dombanya. Kemudian dia berbincang, saat itu hari mulai gelap, maka gembala itu menuntun domba-domba masuk ke dalam kandangnya dan menghitung satu per satu, tidak ada yang tertinggal. 

Kandang itu tembok empat sisinya dan Adam bertanya: Apakah mereka akan tinggal di sini? Gembala itu mengatakan: Iya, dan sepanjang mereka ada di sini sepanjang malam mereka akan aman. Kemudian Adam Smith menyadari bahwa tempat itu tidak ada pintunya. Benar-benar terbuka, tidak ada pintunya. Dia berkata: Tetapi tidak ada pintu, bagaimana domba itu akan aman? Gembala itu menjawab: Sayalah pintunya. Dia bertanya: Apa maksudmu? Gembala itu berkata: Ketika malam tiba, ketika seluruh domba sudah masuk, saya akan berbaring di tempat ini sebagai pintunya, sehingga pada malam hari tidak ada satu domba yang bisa keluar melewati saya, dan tidak ada satu serigala pun yang bisa masuk melewati tubuh saya. Sayalah pintunya.

Mazmur 23 ditutup dengan: Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah. Apa yang ada di balik kalimat ini? Ini artinya perkenanan Allah kepada Daud. Dasar dari seluruh berkat yang Tuhan berikan kepada kita adalah perkenanan Allah. Allah berkenan kepada satu orang berdosa adalah jika dan hanya jika di dalam Kristus. Daud menutup seluruh nyanyian pengagungan Tuhan ini, dia mengatakan kebaikan-Mu dan kesetiaan-Mu akan mengikuti aku seumur hidupku. Dalam bahasa aslinya adalah mengejar aku. Ini adalah satu berkat Allah yang melimpah, yang diberikan gembala kepada dombanya. Yesus mengatakan Aku datang supaya mereka memiliki hidup dan Aku datang dengan segala kelimpahan.

Sekarang saya akan masuk secara singkat dalam aplikasinya:

Hal yang pertama. Dia adalah gembala dan kita adalah domba-Nya. Allah mengerti tanggung jawab-Nya. Dia memberkati kita dengan kelimpahan, memelihara segala kebutuhan hidup kita, memimpin kita, menuntun kita ke jalan yang benar, dan melindungi hidup kita. Pertanyaannya adalah apakah kita mengerti tanggung jawab kita? Kalau Dia gembala dan kita domba, itu artinya, Dia berotoritas atas hidup kita. Banyak sekali orang Kristen suka mendengarkan berkat-berkat tapi tidak bisa menempatkan dirinya di bawah Firman Tuhan. 

Gembala itu artinya Dia yang berotoritas. Dia memimpin di depan, kita tidak lagi orang yang menentukan hidup kita sendiri. Kita harus menetapkan diri kita untuk tunduk, taat kepada Dia. Kita mengajar jiwa kita untuk rela dipimpin oleh Dia. Kita harus meletakkan seluruh ambisi kita, mematikan seluruh cita-cita dan tujuan hidup kita, membuang seluruh kesenangan-kesenangan kita. Hidup kita hanya untuk satu. 

Mata kita hanya satu fokus yaitu kepada Allahku, Gembalaku. Engkau mau ke kanan, aku ke kanan, engkau mau ke kiri, aku ke kiri. Aku akan sepenuhnya taat kepada-Mu. Saudara ingin mendapatkan berkat tetapi tidak mau menyerahkan hidupmu kepada Kristus. Saudara dan saya tidak membuat Dia menjadi Tuhan atas hidup kita. Kita bukan saja diselamatkan karena Kristus, tetapi kita diselamatkan di dalam Kristus. Ketika berbicara di dalam, itu berarti di bawah penguasaan Kristus. Hal yang pertama: tentukan hati saudara, siapa gembala saudara? Siapa satu-satunya yang paling saudara ikuti?

Hal kedua adalah dosa bersungut-sungut. Ini bukan sekedar complain tetapi bersungut-sungut seperti orang Israel yang keluar dari tanah Mesir. Sepanjang jalan, meskipun ada tiang awan dan tiang api, tetapi ketika berhadapan dengan sedikit kesusahan, mereka bersungut-sungut. Ini adalah dosa yang Tuhan sangat benci. Banyak orang Kristen bersungut-sungut dan tidak puas dalam hidupnya. Dosa bersungut-sungut itu menghina pribadi Allah. Kenapa? Karena dosa bersungut-sungut artinya menganggap Tuhan tidak peduli, Tuhan tidak mampu dan Tuhan tidak baik kepada umat-Nya.

Hal ketiga, masih mengenai dosa. Domba mempunyai ciri, meskipun dia adalah satu binatang yang bodoh, tetapi rendah hati. Dia lebih banyak mendengar daripada berbicara, tidak menyerang. Orang yang suka menyerang orang lain adalah memiliki hati lebih seperti serigala daripada domba. Sebagai seorang gembala, saya harus peka: apakah dalam gereja ada serigala berbulu domba? Zefanya 3:12-13: Ada satu umat yang lemah, humble and lowly, yang mencari perlindungan kepada Tuhan. Ini bukan umat yang menyerang, bukan umat yang menyalahkan orang lain kalau dirinya salah, yang tahu dirinya berdosa. 

Ayat 13, sisa Israel itu tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong. Dalam mulut mereka tidak akan ada lidah penipu, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dan tidak ada yang mengganggunya. Ini adalah umat Allah yang sejati. Apakah arti domba dalam hatinya? Adalah satu hati yang meekness, rendah hati. Orang yang sungguh-sungguh mengenal Kristus, tahu bahwa dosa diri lebih besar dari dosa orang lain. Jikalau terjadi yang buruk maka dia akan blaming diri lebih daripada apa pun saja. Karakter umat Allah ini sepanjang jaman adalah persis seperti sifat Anak Allah, yaitu Yesus Kristus. Yesus pernah mengatakan: belajarlah dari pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.

Hal keempat, domba itu andalan hidupnya adalah mendengarkan suara gembala. Jika dia tidak mendengarkan gembala, hidupnya akan kebingungan, dan dia tau dia berada di dalam bahaya. Ayub, kekawatiran terbesarnya adalah karena Allah diam. Tidak ada suara Allah. Firman itu segala-galanya. Domba itu begitu bodoh dalam segala hal, tetapi dia tidak bodoh dalam mendengarkan suara gembalanya. Apakah Firman itu menjadi segala-galanya dalam hidupmu? Tidak peduli kita berada di dalam lembah bayang-bayang maut, di dalam ketakutan, ataukah berada di dalam satu padang berumput hijau. 

Yang paling penting dalam hidup kita adalah suara gembala itu, Firman itu. Banyak orang yg tidak pedulikan Firman karena berada di padang berumput hijau, hidup nyaman. Kapan terakhir saudara baca Firman? Kita mencari Firman ketika dalam kegelapan. Domba tidak seperti itu. Domba andalan hidupnya dalam keadaan apa pun, senang, duka, terang, gelap, adalah apakah ada suara gembala itu atau tidak. Itulah sebabnya Yesus berkata Akulah gembala yang baik, Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Apakah mencari Firman adalah kerinduanmu? Mari kita berdoa. TIGA HAL YANG ALLAH KERJAKAN DALAM HIDUP KITA (MAZMUR 23)
Next Post Previous Post