8 TANGGAPAN TERHADAP BERBAGAI TEORI YANG MENYANGKAL KEBANGKITAN KRISTUS
Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th.
Kejadian kebangkitan Kristus merupakan peristiwa yang unik dalam sejarah peradaban manusia yang sangat berbeda dari banyak pemimpin agama besar di dunia yang tak dipermasalahkan lagi setelah kematian mereka. Kebangkitan Yesus dari kematian merupakan hal penting dalam pengajaran iman Kristen, sebagaimana yang dikatakan D. James Kennedy, “Kebangkitan Kristus merupakan inti dari iman Kristen.
Bersama inti ini segala sesuatu berdiri atau jatuh. Karena itu semua kaum skeptis selama sembilan belas abad mengarahkan senjata api terbesar mereka kepada kebangkitan Kristus”. Orang-orang yang memusuhi Kekristenan hampir selalu memusatkan serangan mereka pada kebangkitan Kristus karena jika mereka dapat menjadikan kebangkitan Yesus tidak berlaku, maka semua pernyataan lainnya dari Kekristenan akan tumbang. Jika tidak ada kebangkitan, tidak akan ada Kekristenan.
Banyak orang yang tidak mempercayai kebangkitan Kristus dengan alasan bahwa mereka tidak melihat langsung peristiwa itu. Selain itu, pengalaman dan cara berpikir rasional membawa manusia untuk mengganggap mustahil mempercayai kebangkitan tubuh yang telah mati. Sebenarnya, berpikir kritis dan rasional adalah sikap yang bijak dan memang sangat diperlukan; tetapi justru akan menjadi masalah bila rasionalitas mengaburkan dan membutakan seseorang serta membawa pada sikap menolak pernyataan Kitab Suci.
Itulah sebabnya selama bertahun-tahun telah banyak muncul berbagai teori yang keliru dan menolak fakta kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Berikut ini beberapa teori keliru yang berusaha menyangkal realitas kebangkitan Kristus yang dihimpun dari beberapa sumber, yaitu: Teori Pingsan, Teori Pengganti, Teori Pencurian, Teori Halusinasi, Teori Penampakan, Teori Dusta, Teori Salah Kuburan, dan Teori Mitos. Semua teori tersebut secara langsung menyangkal kebangkitan Kristus, kecuali teori pingsan dan teori pengganti yang menyangkal kematian Kristus, tetapi pada akhirnya juga sama tujuannya berusaha menggiring orang pada kesimpulan bahwa tidak ada kebangkitan karena Kristus tidak benar-benar mati.
Namun, tidak satu pun dari teori-teori yang menyangkal kebangkitan Kristus di atas mampu menjelaskan dengan cara yang memuaskan fakta kebangkitan Kristus tersebut. Karena itu tidak heran banyak juga di antara orang-orang skeptis itu telah menjadi percaya ketika mereka mereka berusaha untuk menyangkali kebangkitan.
Yesus bukan hanya sungguh-sungguh mati, melainkan Ia juga sungguh-sungguh bangkit dengan tubuh jasmani yang sama ketika Ia telah mati. Jika kita melihat pada teori-teori keliru yang menyangkal kebangkitan Kristus tersebut, justru kita akan memiliki kesempatan juga melihat bukti-bukti yang secara tegas menunjukkan bahwa hanya kebangkitan Kristus yang bisa menjelaskan semua fakta tersebut.
1. Teori Pencurian. Penganut teori ini mengatakan bahwa para murid datang ke kubur dan mencuri mayat Yesus kemudian menceritakan kisah kebangkitan. Sebab itu ketika pada hari ketiga para wanita yang datang ke kubur hendak merempahi mayat Yesus mendapati kubur itu kosong, batu sudah terguling, dan tidak ada mayat Yesus.
Tanggapan: Dua pertanyaan perlu diajukan untuk menyanggah Teori Pencurian ini. (1) Bagaimana para murid bisa berada di dalam kubur dan mencuri mayat Yesus sedangkan kubur itu dijaga oleh satu regu pengawal? (2) Apa alasan para murid menginginkan dan mencuri tubuh Yesus, sedangkan pada saat yang bersamaan mereka sedang dilanda ketakutan karena kehilangan Yesus? (Matius 28:11-15).
Jawaban dari kedua pertanyaan ini jelas, bahwa mustahil para murid mencuri mayat Yesus. Kesedihan dan ketakutan para murid merupakan suatu alasan jitu bahwa mereka tidak mungkin tiba-tiba berubah menjadi sedemikian berani dan nekat untuk menerobos sepasukan prajurit yang sedang menjaga kubur Yesus.
Justru kebenaran terungkap ketika Matius melaporkan dalam tulisannya demikian, “Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.’ Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” (Matius 28:11-15).
2. Teori Halusinasi. Penganut teori ini dengan yakin menyatakan bahwa para murid yang sangat mengharapkan kebangkitan Yesus membanyangkan (berkhayal) dalam pikiran dan benak mereka bahwa telah melihat Yesus dan percaya terjadinya kebangkitan.
Tanggapan: Pertanyaan yang muncul untuk menyanggah Teori Halusinasi ini adalah: Apakah ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa murid-murid Yesus yang berjumlah 11 orang itu semua berhalusinasi? Dan bagaimana dengan 500 orang saksi kebangkitan lainnya, apakah mereka juga berhalusinasi? (1 Korintus 15:1-8).
Teori halusinasi ini dibantah dengan argumentasi psikologis berikut ini :
(1) Halusinasi biasanya hanya berlangsung beberapa detik atau beberapa menit dan jarang berlangsung berjam-jam. Namun peristiwa penampakkan diri Yesus setelah kebangkitanNya berlangsung selama 40 hari (Kisah Para Rasul 1:3);
(2) Halusinasi biasanya terjadi satu kali, kecuali pada orang-orang yang tidak waras. Sedangkan penampakan diri Yesus setelah kebangkitan-Nya terjadi berulang kali kepada orang-orang biasa dan waras (Yohanes 20:19-21:14; Kisah Para Rasul 1:3);
(3) Halusinasi biasanya datang dari dalam, yaitu dari hal-hal yang telah diketahui atau dikenal, minimal secara tidak sadar. Sedangkan peristiwa penampakan Yesus merupakan hal yang terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan, nyata dan bukan mimpi (kisah Para Rasul 1:4,9);
(4) Halusinasi biasanya bersifat pribadi dan cenderung subjektif. Sedangkan Yesus telah menampakkan diri kepada banyak orang yang berbeda, tidak hanya pada satu orang (1 Korintus 15:3-8). Karena itu mustahil pada waktu bersamaan semua murid itu berhalusinasi tentang kebangkitan Kristus.
3. Teori Penampakan. Penganut teori ini menyatakan bahwa Kristus tidak benar-benar bangkit secara fisik dari kematian, tetapi Roh-Nya menampakkan diri kepada para murid-Nya. Teori ini disebut juga Teori Hantu.
Tanggapan: Pertanyaan perlu diajukan untuk menyanggah Teori Hantu ini adalah: Jika Yesus hanya menampakkan diri dalam roh-Nya, bagaimanakah Ia bisa makan dan minum dengan para murid-Nya? Hal ini tidak bisa dilakukan oleh roh-roh (Lukas 24:36-43; Yohanes 21:1-14).
Penting untuk diketahui bahwa peristiwa kebangkitan Kristus ini merupakan hal yang pada awalnya tidak dipercayai bahkan oleh murid-murid Kristus sendiri, sampai mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa Yesus benar-benar telah bangkit. Bahkan mereka telah menyangka bahwa Ia adalah hantu. Karena itu Yesus harus makan sesuatu untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah hantu (Lukas 24:36-43). Hantu tidak bisa makan, sedangkan Kristus yang telah bangkit itu bisa makan bersama-sama dengan mereka.
4. Teori Dusta. Penganut teori ini berpendapat bahwa kisah tentang kebangkitan Kristus adalah hasil dari murid-murid yang putus asa dan bahwa ini merupakan hasil dari kepura-puraan yang disengaja. Dengan kata lain para murid berdusta tentang kebangkitan Yesus.
Tanggapan: Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menyanggah Teori Dusta ini adalah “Apakah para murid akan bersedia untuk hidup dan mati hanya untuk mempertahankan cerita dusta dengan konsekuensi kehilangan nyawa mereka (Kisah Rasul 5:41; 7:56; 2 Korintus 11:23-27)? Dibalik cerita dusta biasanya ada motif keuntungan pribadi. Tetapi keuntungan apakah yang di dapat para murid untuk sebuah cerita dusta yang mereka buat?
Sebaliknya, sebagai akibat dari pemberitaan mereka tentang kebangkitan Kristus tersebut mereka dibenci, diejek, dianiaya, dikucilkan, dipenjara, disiksa, disalibkan, dan direbus hidup-hidup, dipanggang, dipancung kepalanya, dicincang untuk dilemparkan kepada singa-singa yang buas. Mustahil para murid ini mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk sebuah cerita dusta.
Dan lagi, bila kebangkitan Kristus merupakan berita dusta dari para murid, maka seharusnya orang-orang Yahudi pasti bisa mendapatkan mayat Yesus dan cerita itu akan langsung terhenti tersebar. Mereka dapat saja langsung pergi ke kubur dan mengambil mayat Yesus untuk membuktikan bahwa Ia tidak pernah bangkit dari kematian-Nya.
Jadi, apabila memang ada kebohongan dari para murid, maka seharusnya hal itu dapat diungkapkan dengan mudahnya baik oleh orang Yahudi maupun oleh pemerintah sipil pada saat itu. Namun Justru sebaliknya, kita mendapati bahwa para imam telah bersengkongkol dengan para prajurit penjaga makam Yesus untuk sebuah cerita dusta tentang pencurian mayat Yesus oleh para murid-Nya (Matius 28:11-15).
5. Teori Salah Kuburan. Para penganut teori ini menjelaskan bahwa para murid dan pengikut Yesus datang ke kubur yang salah. Hal ini dikarenakan pada saat itu merupakan minggu yang mengerikan sehingga mereka sangat ketakutan, tidak dapat tenang dan berkonsentrasi sehingga pergi ke kubur yang salah, yaitu kubur yang kosong karena belum digunakan.
Tanggapan: Teori ini dapat disanggah dengan pertanyaan: Kain kafan siapakah yang ditemukan dalam kubur itu? Apakah yang perlu ditunggu malaikat di sebuah kubur kosong? Apakah semua murid yang ada pada saat itu telah hilang ingatan sehingga tidak hafal jalan ke kubur Yesus? Jika hari itu gelap, mengapa Maria berpikir bahwa Yesus adalah penjaga kebun (Yohanes 20:15)? Mengapa Petrus dan Yohanes membuat kesalahan yang sama dalam terang pagi yang cerah (Yohanes 20:6)? Dan terutama, mengapa para penguasa tidak pergi ke kuburan yang benar dan menunjukkan mayat Yesus masih ada dikubur itu? Ini dengan mudah menyangkal semua klaim tentang kebangkitan Kristus.
6. Teori Mitos. Para penganut teori ini menyatakan bahwa kisah kebangkitan di mulai seperti mitos-mitos lainnya sampai akhirnya diterima sebagai sebuah fakta. Mereka beranggapan bahwa kebangkitan Kristus adalah sebuah legenda yang secara berangsur-ansur menjadi besar.
Tanggapan: Teori ini dapat dibantah dengan kenyataan ini:
(1) Gaya penulisan dari Injil-Injil kanonik yang mengisahkan kebangkitan Kristus sangat berbeda sekali dengan gaya penulisan seluruh cerita mitos. Setiap pakar sastra yang mengenal dan menghargai tulisan-tulisan yang bersifat mitos pasti mengetahui perbedaan ini. Tidak ada peristiwa-peristiwa yang terlalu dibesar-besarkan. Segala sesuatu yang ditulis dalam Injil tepat dan sesuai, serta merupakan kisah yang bermakna;
(2) Kisah kebangkitan Kristus tidaklah mungkin merupakan mitos sebab Perjanjian Baru jelas menolak mitos. Rasul Paulus memerintahkan Timotius demikian, “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah” (1 Timotius 4:7).
BACA JUGA: SIGNIFIKANSI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
Rasul Petrus mengingatkan, “Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya” (2 Petrus 1:16). Gery Harbemas mengatakan, “Jika kebangkitan adalah suatu legenda belaka, kubur itu akan terisi. Bagaimanapun juga, kubur itu kosong pada pagi Paskah”. Dengan demikian, kisah kebangkitan tidak mungkin merupakan mitos.
7. Teori Pingsan. Penganut teori ini berpendapat bahwa Kristus pingsan di atas salib dan tidak benar-benar mati. Kemudian setelah berada dalam kubur yang sejuk, dingin dan lembab Dia mendapatkan kembali kesadaran-Nya , kemudian pergi menyelinap keluar dan menampakkan diri kepada para murid. Teori ini berpandangan bahwa para murid Yesus percaya bahwa Dia mati, padahal sebenarnya belum mati (hanya pingsan).
Tanggapan: Kita perlu mempertanyakan Teori Pingsan ini. Apakah mungkin seorang Yusuf dari Arimatea bersedia mengafani orang yang tidak benar-benar mati? Atau apakah para murid terlalu bodoh sehingga tidak dapat membedakan orang yang sudah mati atau hanya pingsan? Lagi pula, bagaimana mungkin Yesus akan dapat bertahan hidup setelah kondisi penyiksaan dan penyaliban yang sangat mengerikan itu?
Justru fakta yang tidak terbantahkan bahwa Yesus benar-benar mati saat di salib dan dikuburkan adalah:
(1) Bahwa prosedur pemeriksaan yang digunakan oleh prajurit Romawi sangat teliti dan ketat sehingga mustahil Yesus hanya pingsan saja. Undang-undang Romawi mengancam hukuman mati, termasuk hukuman penyaliban terhadap prajurit yang lalai atau ceroboh, yang membiarkan narapidana utama melaikan diri;
(2) Bahwa prajurit Romawi yang menjaga Yesus ketika di salib, tidak mematahkan kaki Yesus seperti yang dilakukan terhadap dua penjahat lainnya yang disalibkan bersama Yesus pada hari yang sama, menunjukkan bahwa prajurit Romawi itu benar-benar yakin bahwa Yesus telah mati (Yohanes 19:31-33); dan
(3) Rasul Yohanes sebagai saksi mata, melaporkan bahwa ia melihat air dan darah keluar dari lambung Yesus saat Ia ditikam oleh salah seorang prajurit (Yohanes 19:34-35).
Tombak yang ditusuk itu menembus paru-paru kanan dan ke jantung. Saat tombak itu ditarik keluar, sejumlah cairan (pericardial effusion dan pleural effusion) keluar. Ini terlihat sebagai cairan jernih seperti air diikuti dengan banyak darah. Hal ini menunjukkan bahwa paru-paru Yesus tidak berfungsi lagi dan Ia mati karena asfiksiasi.
Orang yang digantung dikayu salib dalam posisi vertikal akan mengalami suatu kematian perlahan yang diakibatkan oleh asfiksiasi yaitu sesak nafas karena kekurangan oksigen dalam darah, ini terjadi karena tekanan-tekanan pada otot dan diafragma membuat dada berada pada posisi menarik nafas. Dengan demikian kesimpulannya jelas, mustahil Yesus hanya pingsan, Ia benar-benar mati.
8. Teori Pengganti. Para penganut teori ini berpendapat bahwa tidak mungkin seorang utusan Allah yang benar itu mati dengan cara sedemikian hina. Menurut teori ini, Allah meraibkan Yesus dan menggantikan dengan membuat orang yang serupa.
Tanggapan: Sanggahan untuk teori ini adalah: Jika memang itu bukan Yesus, bagaimana mungkin orang yang menggantikan (mirip) Yesus ini bisa mengenal dan menyebut nama para murid Yesus? Dan bagaimana mungkin orang ini berani menjamin keselamatan penjahat yang disalibkan disebelah kananNya? Hal ini benar-benar mustahil. gadget, otomotif, bisnis. 8 TANGGAPAN TERHADAP BERBAGAI TEORI YANG MENYANGKAL KEBANGKITAN KRISTUS