ARTI RUMAH BAPA (YOHANES 14:2)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
otomotif, gadget, bisnis |
“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal...Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” (Yohanes 14:2)
1) Yohanes 14: 2a: ‘Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal’.
‘Rumah Bapa’ jelas menunjuk pada ‘surga’; dan Yesus mengatakan bahwa di surga ada ‘banyak tempat tinggal’.
a) Ini tidak menunjukkan pada perbedaan tingkat kemuliaan, tetapi pada cukupnya tempat di surga bagi semua orang percaya.
Clarke mengatakan bahwa ini menunjukkan adanya ‘various degree of glory’ (= bermacam-macam tingkat kemuliaan). Tetapi Calvin dan kebanyakan penafsir lain tidak setuju dengan penafsiran seperti itu, dan mengatakan bahwa ini hanya menunjukkan bahwa tempat di surga itu cukup bagi semua. Saya setuju dengan Calvin.
William Hendriksen: “The idea of variety, degrees of glory, though true in itself, is foreign to the present context” (= Gagasan tentang variasi / perbedaan, tingkat-tingkat kemuliaan, sekalipun itu memang benar, merupakan sesuatu yang asing bagi kontext ini) - hal 265.
Matthew Poole: “And the mansions there are many; there is room enough for all believers” (= Dan di sana ada banyak tempat tinggal; ada cukup ruangan untuk semua orang percaya) - hal 353.
Karena itu janganlah saudara tidak memberitakan Injil, dengan pemikiran bahwa kalau terlalu banyak orang yang percaya kepada Yesus, nanti kita akan berdesak-desakan di sorga! Kalau saudara banyak memberitakan Injil dan menghasilkan banyak jiwa, paling banter kita akan berdesak-desakan di gereja, tetapi tidak di surga!
b) Ini menunjukkan bahwa surga dan neraka adalah suatu tempat / lokasi, bukan sekedar suatu kondisi.
Dalam Yohanes 14: 2-3 versi Kitab Suci Indonesia, kata ‘tempat’ muncul 5 x, dan ini menunjukkan bahwa surga betul-betul merupakan suatu tempat (dan konsekwensinya, demikian juga dengan neraka). Mengatakan bahwa surga dan neraka bukanlah ‘suatu lokasi’ tetapi hanya ‘suatu kondisi’ menunjukkan suatu kebodohan dan sikap tidak peduli pada Kitab Suci!
Pulpit Commentary: “Heaven is a definite locality. Jesus is there in his glorified body” (= Surga adalah suatu tempat tertentu. Yesus ada di sana dalam tubuhNya yang telah dimuliakan) - hal 232.
Tentang ‘ascension’ / ‘kenaikan Kristus ke surga’, Charles Hodge berkata sebagai berikut:
“It was a local transfer of his person from one place to another; from earth to heaven. Heaven is therefore a place” (= Itu merupakan perpindahan tempat dari pribadiNya dari satu tempat ke tempat lain; dari bumi ke surga. Karena itu, surga adalah suatu tempat) - ‘Systematic Theology’, Vol II, hal 630.
Herman Hoeksema: “Heaven is a definite place, and not merely a condition” (= Surga adalah tempat yang tertentu, dan bukan semata-mata merupakan suatu kondisi / keadaan) - ‘Reformed Dogmatics’, hal 422.
c) Ini menunjuk pada suatu tempat tinggal yang tetap.
Kata ‘tempat tinggal’ dalam bahasa Yunani adalah MONAI (bentuk jamak), dan kata Yunani ini hanya muncul di sini dan dalam Yohanes 14:23.
Thomas Whitelaw: “signifies places of permanent rest” (= menunjukkan tempat istirahat permanen) - hal 302.
Pulpit Commentary: “The settled life is thought of rather than the wandering one. Jesus knew full well what a wandering life his disciples would have, going into strange and distant countries. They would have to travel as he himself had never travelled. The more they apprehended the work to which they had been called, the more they would feel bound to go from land to land, preaching the gospel while life lasted. To men thus constantly on the move, the promise of a true resting-place was just the promise they needed” (= Yang dipikirkan adalah hidup yang menetap dan bukannya hidup yang mengembara. Yesus tahu sepenuhnya kehidupan mengembara yang bagaimana yang akan dijalani oleh para muridNya, pergi ke negara yang asing dan jauh. Mereka akan pergi ke tempat dimana Ia sendiri tidak pernah pergi. Makin mereka memahami pekerjaan kemana mereka dipanggil, makin mereka akan merasa bahwa mereka harus pergi dari satu tempat ke tempat lain, memberitakan Injil sementara mereka masih hidup. Bagi orang-orang yang terus bergerak seperti itu, janji tentang tempat istirahat yang sejati adalah janji yang mereka butuhkan) - hal 260.
Catatan Matthew Henry tentang (Yohanes 14: 2).
- [1] Surga adalah rumah, bukan kemah atau tempat berteduh sementara. Itu adalah suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.[2] Surga adalah rumah Bapa: rumah Bapa-Ku. Dan, Bapa-Nya adalah Bapa kita, yang kepada-Nyalah Ia kini naik, supaya melalui hak kesulungan-Nya semua orang percaya akan disambut ke dalam kebahagiaan yang menjadi tempat tinggal mereka. Ini adalah rumah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan, yang berdiam di dalam terang dan menempati kekekalan.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America