PERTOBATAN DARI ALLAH (KISAH PARA RASUL 16:14;WAHYU 3:20;FILIPI 2:13)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Bagian in mencakup penjelasan tentang pertobatan Lidia (Kisah Para Rasul 16:14-15), Wahyu 3:20 Yohanes 6:44 dan Filipi 2:13.

Kisah Para Rasul 16:14-15 - “(14) Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. (15) Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: ‘Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.’ Ia mendesak sampai kami menerimanya.”.
PERTOBATAN DARI ALLAH (KISAH PARA RASUL 16:14;WAHYU 3:20;FILIPI 2:13)
otomotif, gadget, bisnis
Saya akan memberi komentar dari 2 penafsir Arminian tentang text ini, yaitu dari Adam Clarke dan Lenski.

Adam Clarke (tentang Kisah Para Rasul 16:14): “‘Whose heart the Lord opened,’ As she was a sincere worshipper of God, she was prepared to receive the heavenly truths spoken by Paul and his companions; and, as she was faithful to the grace she had received, so God gave her more grace, and gave her now a divine conviction that what was spoken by Paul was true; and therefore she attended unto the things - she believed them and received them as the doctrines of God; and in this faith she was joined by her whole family, and in it they were all baptized.” [= ‘Yang hatinya Tuhan bukakan’, Karena ia adalah seorang penyembah Allah yang tulus / sungguh-sungguh, ia siap / disiapkan untuk menerima kebenaran-kebenaran surgawi yang dikatakan oleh Paulus dan teman-temannya; dan, karena ia setia pada kasih karunia yang telah ia terima, maka Allah memberi dia kasih karunia lebih banyak lagi, dan sekarang memberinya suatu keyakinan ilahi bahwa apa yang dikatakan oleh Paulus adalah benar; dan karena itu ia memperhatikan hal-hal itu - ia mempercayainya dan menerimanya sebagai doktrin / ajaran dari Allah; dan dalam iman ini ia digabungkan dengan seluruh keluarganya, dan di dalamnya mereka semua dibaptis.].

Tanggapan saya: perhatikan bagaimana Adam Clarke menafsirkan ayat ini, sehingga menjadi sesuai dengan pandangan Arminian, yang telah saya bahas di atas. Perlu ditanyakan kepada Adam Clarke: karena apa Lidia menjadi penyembah Allah yang sungguh-sungguh? Karena dia sendiri, atau karena pekerjaan Tuhan?

Lenski (tentang Kisah Para Rasul 16:14): “The Lord opens the heart, but the hand with which he lifts the latch and draws the door is the Word which he makes us hear, and the door opens as we heed, προσέχειν, keep holding our mind to what we hear. No man can open the door of his heart (καρδία is the center of thought and will) himself, nor can he help the Lord to open it by himself lifting the latch and moving the door. The one thing he can do is to bolt the door, i. e., refuse to hear and to heed; and thus he can keep the door closed and bar it even more effectually than it was at first. This prevents conversion.” [= Tuhan membuka hati, tetapi tangan dengan mana Ia mengangkat palang pintu dan menarik pintu adalah Firman yang Ia buat kita mendengar, dan pintu terbuka pada saat kita memperhatikan, προσέχειν / PROSEKHEIN, tetap mempertahankan pikiran kita pada apa yang kita dengar. Tak seorangpun bisa membuka pintu hatinya (καρδία / KARDIA adalah pusat dari pikiran dan kehendak) sendiri, juga ia tidak bisa menolong Tuhan untuk membukanya dengan dirinya sendiri mengangkat palang pintu dan menggerakkan pintu. Satu hal yang bisa ia lakukan adalah memalang / menggrendel pintu, yaitu, menolak untuk mendengar dan memperhatikan; dan dengan demikian ia bisa menjaga pintu sehingga tetap tertutup dan memalangnya bahkan dengan lebih efektif dari pada pada awalnya. Ini menghalangi pertobatan.].

Tanggapan saya: lagi-lagi suatu pembengkokan ayat, supaya menjadi sesuai dengan pandangan Arminian. Bagaimana mungkin Kisah Para Rasul 16:14 yang berbunyi ‘Tuhan membuka hatinya, SEHINGGA ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus’ bisa diartikan bahwa Lidia bisa menutup hatinya dengan tidak mendengar / memperhatikan?

Bdk. Wahyu 3:7-8 - “(7) ‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. (8) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firmanKu dan engkau tidak menyangkal namaKu.”.

Sekalipun ada yang menafsirkan bahwa pintu di sini adalah pintu pada pelayanan, tetapi saya yakin bahwa kata-kata ini juga berlaku bagi ‘pintu hati’. Kalau Tuhan membuka pintu hati kita, kita pasti mau mendengar dan memperhatikan firman. Perhatikan kata ‘sehingga’ yang saya garis-bawahi dalam Kis 16:14 di atas.

Bandingkan dengan:

Lukas 24:45 - “Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.”.

Kisah Para Rasul 26:17-18 - “(17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, (18) untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.”.

Tetapi bagaimana dengan Wahyu 3:20 - “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”?

Memang kalau dilihat Wah 3:20 ini, seakan-akan manusia bisa ‘tidak membuka pintu hatinya’. Tetapi yang perlu diperhatikan tentang ayat ini adalah bahwa di sini tidak dikatakan bahwa Tuhan membuka pintu hati. Hanya dikatakan Yesus mengetok pintu. Ini menunjuk pada pemberitaan Injil secara lahiriah, yang memang bisa ditolak oleh orang yang mendengarnya.

Sekarang mari kita bandingkan dengan tafsiran dari Calvin tentang Kisah Para Rasul 16:14-15.

Calvin (tentang Kisah Para Rasul 16:14): “it may be that Lydia had some companions, whereof there is no mention made, because she did far excel them all. And Luke doth not assign that for the cause why this one woman did show herself apt to be taught, because she was more witty than the rest, or because she had some preparation of herself; but he saith that the Lord opened her heart that she might give ear and take heed to the speech of Paul. He had of late commended her godliness; and yet he showeth that she could not comprehend the doctrine of the gospel, save only through the illumination of the Spirit. Wherefore, we see that not faith alone, but all understanding and knowledge of spiritual things, is the peculiar gift of God, and that the ministers do no good by teaching and speaking unless the inward calling of God be thereunto added. By the word ‘heart,’ the Scripture meaneth sometimes the mind, as when Moses saith, ‘God hath not given thee hitherto a heart to understand.’ So likewise in this place, Luke doth not only signify unto us that Lydia was brought by the inspiration of the Spirit, with affection of heart to embrace the gospel, but that her mind was lightened, that she might understand it. By this let us learn that such is the blockishness, such is the blindness of men, that in seeing they see not, in hearing they hear not, until such time as God doth give them new eyes and new ears.” [= mungkin Lidia mempunyai beberapa teman, tentang siapa tak ada penyebutan dibuat, karena ia melakukan apa yang jauh melebihi mereka semua. Dan Lukas memberikan sebagai alasan mengapa perempuan yang satu ini menunjukkan dirinya sendiri cocok untuk diajar, bukan karena ia lebih pandai dari pada sisanya / yang lain, atau karena ia telah menyiapkan dirinya sendiri; tetapi ia mengatakan bahwa Tuhan membuka hatinya sehingga ia bisa mendengar dan memperhatikan ucapan Paulus. Ia baru saja memuji kesalehannya; tetapi ia menunjukkan bahwa ia tidak bisa mengerti doktrin / ajaran dari injil, kecuali melalui pencerahan dari Roh. Karena itu, kita melihat bahwa bukan iman saja, tetapi semua pengertian dan pengetahuan tentang hal-hal rohani, adalah karunia khusus dari Allah, dan bahwa pendeta-pendeta / pelayan-pelayan tidak melakukan kebaikan dengan pengajaran dan pembicaraan kecuali panggilan di dalam dari Allah ditambahkan padanya. Dengan kata ‘hati’, Kitab Suci kadang-kadang memaksudkan ‘pikiran’, seperti pada waktu Musa berkata, ‘Allah tidak / belum memberi kamu sampai saat ini suatu hati untuk mengerti’. Demikian juga di tempat ini, Lukas tidak hanya memberitahu kita bahwa Lidia dibawa oleh ilham dari Roh, dengan perasaan / kasih dari hati untuk mempercayai injil, tetapi bahwa pikirannya diterangi, supaya ia bisa mengertinya. Dengan ini hendaklah kita belajar bahwa demikianlah kebodohan / ketumpulan, demikianlah kebutaan, dari manusia, sehingga dalam melihat mereka tidak melihat, dalam mendengar mereka tidak mendengar, sampai waktu dimana Allah memberi mereka mata yang baru dan telinga yang baru.].

Ulangan 29:4 - “Tetapi sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar.”.

Jadi, istilah ‘irresistible’ [= tidak bisa ditolak] TIDAK berarti bahwa orang itu terpaksa / dipaksa menerima keselamatan. Tetapi melalui kelahiran baru ia diubahkan sedemikian rupa sehingga ia sendiri mau menerima keselamatan dalam Yesus Kristus itu.

Calvin memberi komentar tentang Yohanes 6:44 - “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.”.

Calvin (tentang Yoh 6:44): “True, indeed, as to the kind of drawing, it is not violent, so as to compel men by external force; but still it is a powerful impulse of the Holy Spirit, which makes men willing who formerly were unwilling and reluctant” [= Memang, tentang jenis tarikan, itu bukan sesuatu tarikan yang keras / kasar, seakan-akan memaksa manusia dengan kekuatan luar; tetapi itu tetap merupakan dorongan yang kuat dari Roh Kudus, yang membuat manusia yang tadinya tidak mau dan segan menjadi mau] - hal 257.

Jadi, Alkitab sendiri menggunakan kata ‘ditarik’ yang seolah-olah menunjukkan suatu pemaksaan, tetapi dalam menafsirkan ayat itu, Calvin mengatakan bahwa itu bukan menggunakan kekuatan luar untuk memaksa seseorang untuk percaya, tetapi dengan mengubah orang tersebut sehingga ia yang tadinya tidak mau, menjadi mau.

Arthur W. Pink: “the Holy Spirit does something more in each of God’s elect than He does in the non-elect: He works in them ‘both to will and to do of God’s good pleasure’ (Philippians 2:13).” [= Roh Kudus memang melakukan sesuatu yang lebih dalam setiap orang-orang pilihan dari pada yang Ia lakukan dalam orang-orang non pilihan: Ia bekerja dalam mereka ‘baik untuk menghendaki maupun untuk melakukan dari perkenan yang baik dari Allah’ (Filipi 2:13).] - ‘The Sovereignty of God’ (AGES), hal 118.

Filipi 2:13 - “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya”.

Terjemahan Kitab Suci Indonesia kurang jelas. Perhatikan dan bandingkan dengan terjemahan-terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris di bawah ini:

KJV: ‘For it is God which worketh in you both to will and to do of his good pleasure’ [= Karena Allahlah yang bekerja dalam kamu baik untuk menghendaki maupun untuk melakukan dari kesenanganNya yang baik].

RSV: ‘for God is at work in you, both to will and to work for his good pleasure’ [= karena Allah bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenanganNya yang baik].

NIV: ‘for it is God who works in you to will and to act according to his good purpose’ [= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu untuk menghendaki dan untuk berbuat menurut rencanaNya yang baik].

NASB: ‘for it is God who is at work in you, both to will and to work for His good pleasure’ [= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenanganNya yang baik].

Filipi 2:13 ini jelas menunjukkan bahwa baik kemauan, maupun kemampuan, diberikan oleh Allah. Tanpa itu, kita tidak akan mau ataupun mampu, melakukan apapun yang baik. Tetapi dengan pekerjaan Allah itu, kita akan mau (jadi, bukan terpaksa / dipaksa), dan mampu, untuk melakukan apa yang baik (termasuk percaya kepada Yesus).PERTOBATAN DARI ALLAH (KISAH PARA RASUL 16:14;WAHYU 3:20;FILIPI 2:13)

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post