KESALAHAN DARI RAPTURE DISPENSATIONALISM

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Kedatangan Kristus yang kedua-kalinya merupakan satu peristiwa.
KESALAHAN DARI RAPTURE DISPENSATIONALISM
Gadget, health, education, otomotif
Louis Berkhof: “On the basis of Scripture it should be maintained that the second coming of the Lord will be a single event” (= Berdasarkan Kitab Suci harus dipertahankan bahwa kedatangan Tuhan yang kedua akan merupakan satu peristiwa) - ‘Systematic Theology’, hal 696.

Bdk. Ibrani 9:28 - “demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.

Kalangan Dispensationalism mengatakan tentang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya yang terdiri dari 2 bagian, yang mereka katakan sebagai 2 aspek dari satu kedatangan (Catatan: saya sebut saja sebagai kedatangan yang ke 2a dan ke 2b; ini istilah saya sendiri).

1) Kedatangan Kristus yang ke 2a, mereka sebut PAROUSIA [= presence (= kehadiran)], dan:

a) Bisa terjadi kapan saja, dan tidak didahului oleh tanda-tanda apapun.

b) Kristus hanya datang di awan-awan dan tidak sampai ‘mendarat’ di bumi.

c) Pada saat itu mereka yang telah mati dalam Tuhan (sebagai orang percaya) akan dibangkitkan, sedangkan orang percaya yang masih hidup akan diangkat (ini yang disebut sebagai rapture / pengangkatan). Dan kedua kelompok ini akan bersama-sama bertemu dengan Tuhan Yesus di angkasa. Karena itu kedatangan ini disebut kedatangan untuk para orang kudusNya.

d) Herman Hoeksema menambahkan (hal 774) bahwa menurut pandangan Dispensationalisme, kedatangan ke 2a ini terjadi secara diam-diam / rahasia. Orang-orang yang tertinggal di bumi akan heran karena hilangnya orang-orang percaya (yang diangkat / mengalami rapture).

Dasar Kitab Suci yang digunakan: 1Tesalonika 4:15-17 - “(15) Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. (16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.

2) Mereka mengatakan bahwa kedatangan Kristus yang ke 2a ini disusul dengan suatu selang waktu selama 7 tahun, dimana akan terjadi hal-hal ini:

a) Dunia akan diinjili.

Matius 24:14 - “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.

b) Israel akan bertobat.

Roma 11:26 - “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub”.

c) Terjadi masa kesukaran besar (the great tribulation), dan juga penyesatan besar-besaran (the great apostasy).

Matius 24:21-22 - “(21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat”.

d) Anti Kristus akan dinyatakan.

2Tesalonika 2:8-10 - “(8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka”.

3) Lalu mereka juga mengajarkan bahwa setelah masa 7 tahun itu maka terjadi kedatangan Kristus yang ke 2b, yang mereka sebut APOKALUPSIS [= revelation / unveiling (= penyataan / penyingkapan)], atau ‘hari Tuhan’ (the day of the Lord), dimana:

a) Pada saat ini Kristus akan datang bersama / dengan orang-orang kudusNya.

1Tesalonika 3:13 - “Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya”.

b) Kristus datang sampai ‘mendarat’ di bumi, bukan hanya di awan-awan seperti pada kedatangan yang ke 2a.

c) Kedatangan ini didahului oleh beberapa peristiwa yang sudah dinubuatkan.

d) Setelah kedatangan ini Kristus lalu melakukan penghakiman (Matius 25:31-46 - nubuat / perumpamaan tentang pemisahan domba dan kambing pada penghakiman akhir jaman), dan mendirikan / memimpin ke dalam kerajaan 1000 tahun.

Kesalahan ajaran Dispensationalism ini:

1. Louis Berkhof mengatakan (hal 695), bahwa karena kedua kedatangan ini dalam kenyataannya betul-betul merupakan 2 peristiwa, yang dipisahkan oleh selang waktu 7 tahun, yang masing-masing mempunyai tujuannya sendiri-sendiri, maka keduanya tidak bisa dianggap sebagai SATU peristiwa kedatangan. Karena itu, Louis Berkhof beranggapan bahwa pada hakekatnya pandangan Dispensationalisme ini mempercayai 3 x kedatangan Yesus, dan ini jelas sekali bertentangan dengan Kitab Suci.

2. Juga Louis Berkhof mengatakan (hal 696) bahwa pandangan Dispensationalisme itu, yang menganggap kedatangan ke 2a sebagai PAROUSIA dan kedatangan ke 2b sebagai APOKALUPSIS, adalah pandangan yang salah karena:

a. Dalam 2Tes 2:1,2,8 istilah PAROUSIA [= presence (= kehadiran)] dan ‘hari Tuhan’ / ‘the day of the Lord’ digunakan secara interchangeable (bisa dibolak-balik).

2Tesalonika 2:1,2,8 - “(1) Tentang kedatangan (Yunani: PAROUSIAS) Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah ‘hari Tuhan’ telah tiba. ... (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang (Yunani: PAROUSIAS) kembali”.

b. Menurut 2Tesalonika 1:7,10, APOKALUPSIS [= revelation / unveiling (= penyataan / penyingkapan)] yang disebutkan dalam ay 7, terjadi pada waktu yang bersamaan dengan ‘hari itu’, yang membawa pemuliaan kepada orang-orang kudus yang dibicarakan dalam ay 10, yang juga jelas merupakan PAROUSIA [= presence (= kehadiran)].

2Tesalonika 1:7,10 - “(7) dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan (Yunani: APOKALUPSEI) diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya, dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala, ... (10) apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai”.

Catatan: baik NIV maupun NASB menterjemahkan kata ‘di antara’ dalam ay 10 dengan kata ‘in’ (= dalam). Jadi, ay 10 menunjukkan Yesus dimuliakan dalam orang-orang kudusNya.

3. Matius 24:29-31 menggambarkan kedatangan Tuhan, pada saat mana orang-orang pilihan dikumpulkan bersama-sama, terjadi segera setelah masa kesukaran besar (the great tribulation), sementara dalam pandangan Dispensationalisme, hal itu terjadi sebelumnya.

Matius 24:29-31 - “(29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.

Catatan: Louis Berkhof mengatakan bahwa jelas bahwa dalam sepanjang Mat 24 Yesus membicarakan kedatanganNya yang kedua-kalinya, karena Ia menggunakan kata Yunani PAROUSIA itu dalam Mat 24:3,37,39. Karena itu jelas bahwa dalam Mat 24:30 ini Ia juga membicarakan kedatangan yang sama, dan Mat 24:29 menunjukkan bahwa kedatangan itu terjadi segera setelah masa kesukaran itu.

4. Pandangan Dispensationalism ini mengatakan bahwa Gereja tidak akan mengalami masa kesukaran besar (the great tribulation) yang terjadi bersama-sama dengan penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy), karena Gereja sudah diangkat ke surga. Tetapi ini tidak cocok dengan gambaran Kitab Suci tentang hal itu, karena Kitab Suci menggambarkan bahwa Gereja akan mengalami kedua-duanya, dan ini terlihat dalam ayat-ayat ini:

a. Matius 24:21-22 - “(21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat”.

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa pada saat itu terjadi masa kesukaran besar (the great tribulation) yang menyebabkan penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy). Dan pada saat semua itu terjadi, Gereja (orang-orang pilihan) juga mengalaminya (sekalipun mereka tidak akan sesat / murtad).

b. Lukas 21:36 - “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Gereja mengalami penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy) itu, karena Gereja disuruh berdoa untuk menghadapi saat itu.

c. 2Tesalonika 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa”.

Lagi-lagi jelas bahwa Gereja mengalami penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy) itu.

d. 1Timotius 4:1-3 - “(1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. (3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran”.

Text ini menunjukkan bahwa pada masa penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy) itu ada orang-orang percaya (yang jelas masih hidup di dunia).

e. 2Timotius 3:1-5 - “(1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”.

Text ini mengatakan bahwa akan terjadi masa yang sukar / masa kesukaran besar (the great tribulation), dan juga penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy). Dan orang Kristen disuruh menjauhi orang-orang sesat seperti itu. Jadi jelas bahwa Gereja mengalami semua itu! 

f. Wahyu 7:14 - “Maka kataku kepadanya: ‘Tuanku, tuan mengetahuinya.’ Lalu ia berkata kepadaku: ‘Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”.

Text ini menggambarkan orang Kristen di surga, dan orang-orang itu digambarkan sebagai orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar. Itu berarti mereka telah mengalami masa kesukaran besar (the great tribulation) itu!

Herman Hoeksema mengatakan bahwa pandangan Dispensationalisme yang mengatakan bahwa Gereja tidak akan mengalami masa kesukaran besar (the great tribulation) karena sudah diangkat merupakan suatu ajaran yang berbahaya karena akan menyebabkan orang-orang kristen tidak menyiapkan diri menghadapi masa kesukaran besar (the great tribulation) itu.

5. Herman Hoeksema menambahkan bahwa ajaran tentang kedatangan ke 2a yang bersifat diam-diam / rahasia itu bertentangan dengan 1Tesalonika 4:16 - “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit”.

6. Hal lain lagi yang diserang oleh Herman Hoeksema (hal 774) adalah bahwa ajaran Dispensationalisme yang mengatakan bahwa orang-orang percaya yang telah diangkat ke surga itu akan kembali ke bumi / dunia setelah 7 tahun. Menurut Herman Hoeksema ini bertentangan dengan 1Tesalonika 4:17 - “sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.

7. Herman Hoeksema (hal 772,773) menambahkan lagi satu kesalahan dalam pandangan Dispensationalisme, yaitu bahwa mereka juga membedakan adanya 2 kebangkitan orang mati. Yang pertama adalah kebangkitan dari orang-orang percaya pada saat kedatangan Kristus yang ke 2a, dan yang kedua adalah kebangkitan orang yang tidak percaya setelah kerajaan 1000 tahun berakhir.

Ini didasarkan pada 1Tesalonika 4:14-17 - “(14) Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. (15) Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. (16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.

Herman Hoeksema mengatakan bahwa text ini tidak membicarakan kebangkitan orang percaya (pada kedatangan ke 2a) sebagai kontras dari kebangkitan orang yang tidak percaya (setelah kerajaan 1000 tahun). Text ini membicarakan orang benar yang masih hidup dan mengkontraskannya dengan orang benar yang sudah mati. Text ini sama sekali tidak membicarakan kebangkitan orang yang tidak percaya. Text ini juga tidak berbicara tentang kebangkitan yang pertama (dikontraskan dengan kebangkitan kedua yang akan datang). Text ini hanya mengatakan bahwa kebangkitan orang percaya yang mati akan terjadi lebih dulu dari pengangkatan dari orang percaya yang masih hidup.

Selain itu ajaran tentang adanya 2 kebangkitan yang terpisah dalam Dispensationalisme itu bertentangan dengan Yoh 5:28-29, yang jelas berbicara tentang adanya satu kebangkitan yang bersifat umum, baik untuk orang percaya maupun orang yang tidak percaya.

Yohanes 5:28-29 - “(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post