EKSPOSISI YOHANES 1:14 (FIRMAN TELAH MENJADI MANUSIA)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1:14).
Gadget, health, education, otomotif |
1) ‘Firman itu telah menjadi manusia’ / INKARNASI KRISTUS.
a) ‘Menjadi’.
Kata ‘menjadi’ bisa digunakan dalam 2 arti:
· kalau kita berkata ‘nasi sudah menjadi bubur’, maka itu berarti bahwa mula-mula hanya ada nasi , dan setelah itu hanya ada bubur, sedangkan nasinya hilang / tidak ada lagi.
· kalau saya berkata ‘tahun lalu saya menjadi pendeta’, maka itu berarti mula-mula ada saya, dan setelah itu saya tetap ada / tidak hilang, tetapi lalu ditambahi dengan jabatan pendeta .
Kalau kita berbicara tentang ‘Firman / Allah yang menjadi manusia’, maka kita harus mengambil arti ke 2 dari kata ‘menjadi’ tersebut! Pada waktu Allah menjadi manusia, keilahian Yesus Kristus tidak hilang (bahkan tidak berkurang sedikitpun), tetapi Ia ketambahan hakekat manusia pada diriNya.
b) ‘Manusia’.
NIV/NASB: flesh (= daging).
Kata Yunaninya adalah SARX, yang artinya memang adalah flesh / daging.
Bahwa William Barclay menerjemahkan person (= pribadi) betul-betul adalah sesuatu yang tidak masuk akal!
Dalam tulisan Paulus, kata ‘daging’ sering menunjuk pada keberdosaan kita (misalnya: Galatia 5:16,17,19). Tetapi dalam Yohanes 1:14 ini kata ‘daging’ merupakan synecdoche (= suatu gaya bahasa di mana yang sebagian mewakili seluruhnya), dan menunjuk pada seluruh manusia (the whole man), yaitu baik tubuh maupun jiwa / roh (bandingkan dengan Mazmur 145:21 di mana kata ‘makhluk’ dalam bahasa Ibraninya adalah BASHAR, yang arti sebenarnya adalah ‘daging’).
Jadi, kalimat ‘Firman telah menjadi daging’ itu tidak boleh diartikan seakan-akan Yesus Kristus hanya mempunyai tubuh manusia, tetapi tidak mempunyai jiwa / roh manusia (bandingkan dengan ajaran Apollinarianism di bawah).
Catatan: Beberapa penafsir mengartikan Firman menjadi daging dan diam di antara kita, artinya Allah sendiri datang dan diam di antara kita. Itulah yang dikonformasi dalam Matius 1: 23 sebagai penggenapan nabi Yesaya: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” – yang berarti: Allah menyertai kita.Dengan Kristus datang ke dalam dunia, Firman menjadi daging maka hendak menyatakan Allah beserta dengan kita.
Bahwa Yesus Kristus mempunyai jiwa / roh manusia terlihat dari:
· Ibrani 2:14-17 menunjukkan bahwa dalam segala hal Yesus Kristus harus disamakan dengan manusia. Ini jelas menunjukkan Ia harus juga mempunyai jiwa / roh manusia.
Gregory Nazianzus: “For that which is not taken up is not healed” (= karena apa yang tidak diambil tidak disembuhkan).
Cyril of Alexandria: “That which is not assumed is not saved” (= apa yang tidak diambil tidak diselamatkan).
Kedua kalimat di atas ini maksudnya sama. Mereka berkata bahwa pada waktu Anak Allah berinkarnasi, Ia harus mengambil seluruh manusia. Kalau ada satu bagian dari manusia yang tidak diambil oleh Kristus, maka bagian itu tidak ditebus dan karena itu tidak disembuhkan / diselamatkan.
Karena itu, Yesus Kristus harus mengambil jiwa / roh manusia!
· Matius 26:38-39 menunjukkan bahwa Yesus Kristus mempunyai perasaan dan kehendak manusia. Ini jelas menunjuk pada jiwa manusia. Disamping itu, kata ‘hatiKu’ dalam Matius 26:38 seharusnya adalah ‘jiwaKu’!
· Lukas 1:80 (NASB): to become strong in Spirit (= menjadi kuat dalam Roh).
· Lukas 23:46 (NASB): Father, into Thy hands I commit My spirit (= Bapa, kedalam tanganMu Kuserahkan rohKu).
· Yohanes 11:33 (NASB): He was deeply moved in spirit (= Ia sangat tergerak dalam roh).
· Yohanes 12:27 - ‘JiwaKu’.
· Yohanes 13:21 (NASB): He became troubled in spirit (= Ia menjadi susah dalam roh).
· Yohanes 19:30 (NASB): ... gave up His spirit (= menyerahkan rohNya).
c) Ajaran-ajaran sesat dalam persoalan inkarnasi Kristus:
· Docetism.
Nama ini berasal dari kata bahasa Yunani DOKEIN [= to seem to be (= kelihatannya)].
Ajaran ini mengatakan bahwa Yesus Kristus cuma kelihatannya saja mempunyai tubuh manusia, tetapi sebetulnya itu bukan betul-betul tubuh.
Mengapa ada orang yang bisa mempunyai pandangan seperti itu? Karena mereka dilatarbelakangi oleh filsafat Yunani yang menganggap bahwa Allah yang suci / murni tidak bisa menyentuh matter (= zat / bahan).
Mereka percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah, dan karena itu mereka beranggapan tidak mungkin Allah itu bersatu dengan tubuh (yang jelas adalah matter). Karena itulah mereka lalu mengatakan bahwa tubuh Yesus Kristus bukan betul-betul tubuh.
Yohanes 1:14 ini, dan juga 1Yohanes 4:2-3 jelas menentang Docetism ini.
· Apollinarianism.
Yesus dipercaya sebagai Allah dan manusia, tetapi jiwa / pikiran-Nya dari LOGOS dan bersifat ilahi.
· Anabaptist.
Ajaran ini mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan Ia juga adalah manusia, baik tubuh maupun jiwa / roh. Tetapi human nature (= hakekat manusia) Yesus ini Ia bawa dari surga. Dengan kata lain Yesus Kristus bukan betul-betul anak dari Maria; Ia hanya semacam ‘bayi tabung’ yang made in heaven (= buatan surga) yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, dan lalu dilahirkan oleh Maria.
Ini jelas juga ajaran yang salah / sesat, karena:
* Ini berarti bahwa Yesus Kristus bukan betul-betul keturunan Daud, maupun Abraham, maupun Adam dan Hawa (bandingkan dengan Roma 1:3 Roma 9:5 Kejadian 12:3 Kejadian 3:15).
* Ini berarti Yesus Kristus cuma serupa dengan kita, tetapi secara organic sama sekali tidak berhubungan dengan kita, sehingga Ia tidak mungkin menebus kita (bdk. Ibrani 2:14-17).
2) ‘Diam di antara kita’ dan ‘kita telah melihat kemuliaanNya’.
a) Kata ‘diam’ dalam bahasa Yunaninya adalah ESKENOSEN, yang arti sebetulnya adalah tabernacled (= berkemah).
Bandingkan dengan Keluaran 25:8 Keluaran 40:34 1Raja-raja 8:10 Yohanes 2:19.
b) ‘Kita telah melihat kemuliaanNya’.
Kata ‘kita’ seharusnya adalah ‘kami’ karena kalimat ini merupakan kesaksian Yohanes, yang bersama Yakobus dan Petrus (bdk. 2Petrus 16-18), telah melihat bagaimana Yesus Kristus dimuliakan di atas gunung (Matius 17:1-dst).
3) ‘Penuh kasih karunia dan kebenaran’.
Seorang penafsir mengatakan:
“No where do we see more clearly what the grace of God means than in the Word made flesh” (= tak ada tempat dimana kita bisa melihat kasih karunia Allah dengan lebih jelas dari pada di dalam Firman yang menjadi daging) - Leon Morris - NICNT.
Penutup:
Penafsir yang sama melanjutkan:
“The Word is the revelation of truth as well as of grace” (= Firman adalah wahyu / penyataan kebenaran maupun kasih karunia).
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America