4 CIRI ORANG BODOH

Pdt. Stephen Tong.
1.Orang yang bodoh tidak mengerti tentang keberadaan Allah. 
4 CIRI ORANG BODOH
gadget, bisnis, otomotif
Kalau kita tidak sadar dan tidak mengerti tentang keberadaan Allah, maka kita menjadi orang yang bodoh. Pengertian akan keberadaan Allah dapat dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah bahwa Allah itu ada dan Dialah yang menopang segala sesuatu yang ada. 

Kata yang dipakai oleh Paul Tillich adalah "Allah bukan saja ada, tetapi juga menjadi dasar dari segala sesuatu yang ada". Allahlah yang menopang keberadaan kita dan menjadi fokus keberadaan kita. Allah adalah dasar dari segala sesuatu yang ada dan berada. Kalau kita tidak mengerti bahwa Allah ada, maka kita menjadi seperti layang-layang putus, dan kalau kita tidak tahu bahwa Allah ada, maka kita menjadi orang bodoh. 

Bukan saja Allah itu ada, Ia juga ada di mana pun Saudara berada. Ini berarti Allah ada di mana-mana. Ini yang kedua. Seorang yang bodoh adalah orang yang selain percaya Allah ada tetapi juga menganggap Ia mungkin sedang tidur di surga dan tidak memperhatikan apa yang dikerjakan manusia. 

Kalau kita mempunyai pengertian bahwa Allah bukan saja ada tetapi bahwa Ia juga mempunyai pengertian atas segala sesuatu dan segala sesuatu dilihat oleh-Nya, maka kita mempunyai iman kepercayaan yang benar, yang tidak bodoh dan yang dapat dipertanggungjawabkan. Waktu kita mengetuk pintu, di situ Allah ada. Waktu seseorang berzinah, waktu itu Allah sedang melihat. Waktu kita mau mencuri, waktu kita mempunyai satu pikiran untuk menyontek, di situ Allah ada. Allah mengetahui segala pikiran kita. Karena itu, janganlah menjadi bodoh tetapi berusahalah mengerti kehendak Allah. Kebodohan datang pertama kali karena tidak mengerti bahwa Allah itu ada

2.Orang yang bodoh tidak mengerti kewajibannya.

Sesungguhnya hidup adalah hidup dalam kewajiban. Hidup mempunyai hak istimewa dan kewajiban yang bertanggung jawab kepada Tuhan yang memberikan hidup. Dan hidup juga merupakan suatu krisis. Kalau kita hidup dalam dunia ini tanpa tahu apa yang menjadi kewajiban kita, mungkin kita akan menjadi putus asa. Hidup memang penuh dengan krisis, tetapi kalau kita mengerti arti dasar kata ini maka sesungguhnya kita itu bukan sekedar menunjukkan sesuatu yang berbahaya tetapi juga memberikan titik perubahan atau titik putar. Jika titik perubahan itu tidak benar akan menjadi berbahaya, tetapi jika benar akan berbahagia.

Orang yang berada dalam keadaan bahaya bisa menjadi berbahagia kalau ia berbalik kepada Tuhan. Orang yang bahagia bisa menjadi bahaya jika titik putarnya kepada setan. Bahagia mengandung bahaya dan bahaya bisa mengandung bahagia, inilah titik krisis itu.

Hidup kita adalah hidup yang baru, yang harus bertanggung jawab kepada Tuhan dan hidup kita adalah hidup yang mengalami krisis yang mengandung bahaya. Karena itu janganlah kita tidak mengenal Allah dan keberadaan-Nya, dan janganlah menjadi orang yang tidak sadar mempunyai kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan.

3.Orang yang bodoh tidak mempunyai arah hidup.

Orang menjadi bodoh karena tidak mempunyai arah hidup, yang setelah melihat uang menjadi berubah arah. Ada berapa banyak orang yang sebelum masuk ke sekolah hukum, merasa harus menegakkan keadilan, tetapi setelah menjadi hakim matanya dibutakan oleh uang. Yang salah dijadikan benar, sebaliknya yang benar dijadikan salah.

Hidup itu berarti dan mempunyai tujuan. Kalau hidup kita mau mempunyai tujuan, maka seperti kata Paulus, hendaklah kita mengerti kehendak Allah.

4.Orang yang bodoh tidak mengerti tentang kesempatan yang tersembunyi di dalam waktu.

Hidup itu tersimpan di dalam waktu dan waktu itu sama panjangnya dengan hidup. Di dalam kronos (waktu yang netral, red) seharusnya ada waktu yang mempunyai makna yang penting (yaitu kairos). Di dalam waktu ada kesempatan-kesempatan yang tersisip yang harus kita pegang dengan benar. Jika kairos itu tidak ada, maka kita disebut orang yang bodoh.


Sebuah kapal terbang di angkasa sesungguhnya terbang dalam sebuah koridor udara yang tidak terlihat oleh mata, tetapi di dalam ruang kemudi pesawat ada satu layar yang menunjukkan koridor udara itu. Kalau pesawat tetap terbang dalam garis koridor itu, maka pesawat akan tetap aman, tetapi kalau keluar dari koridor itu maka berarti akan mengalami bahaya.

Ilustrasi ini dapat menunjukkan bagaimana hidup kita ini tidak boleh berada di luar jalur yang ditetapkan oleh Tuhan. Tuhan Yesus itulah Tuan kita. Biarlah kita berjalan dan memperhatikan-Nya dalam koridor yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Maukah kita belajar dan berusaha mengerti kehendak Tuhan, hidup dalam jalur yang Ia tentukan? Biarlah kita kembali kepada Tuhan dan mau mengerti kehendak Tuhan.

(dari buku "Mengetahui Kehendak Tuhan" [Surabaya: Momentum])
https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post