EKSPOSISI 1 RAJA-RAJA 22:1-54

Pdt.Budi Asali, M.Div.

EKSPOSISI 1 RAJA-RAJA 22:1-54
1Raja-Raja 22:1-54 - “(1) Tiga tahun lamanya orang tinggal aman dengan tidak ada perang antara Aram dan Israel. (2) Pada tahun yang ketiga pergilah Yosafat, raja Yehuda, kepada raja Israel. (3) Berkatalah raja Israel kepada pegawai-pegawainya: ‘Tahukah kamu, bahwa Ramot-Gilead sebenarnya milik kita? Tetapi kita tinggal diam saja dan tidak merebutnya dari tangan raja negeri Aram.’ (4) Lalu katanya kepada Yosafat: ‘Maukah engkau pergi bersama-sama aku untuk memerangi Ramot-Gilead?’ Jawab Yosafat kepada raja Israel: ‘Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu.’ (5) Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel: ‘Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN.’ (6) Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, kira-kira empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: ‘Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?’ Jawab mereka: ‘Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (7) Tetapi Yosafat bertanya: ‘Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?’ (8) Jawab raja Israel kepada Yosafat: ‘Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.’ Kata Yosafat: ‘Janganlah raja berkata demikian.’ (9) Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya: ‘Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!’ (10) Sementara raja Israel dan Yosafat, raja Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya dengan pakaian kebesaran, di suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria, sedang semua nabi itu bernubuat di depan mereka, (11) maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka.’ (12) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’ (15) Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: ‘Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami membatalkannya?’ Jawabnya kepadanya: ‘Majulah dan engkau akan beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (16) Tetapi raja berkata kepadanya: ‘Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN?’ (17) Lalu jawabnya: ‘Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.’ (18) Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: ‘Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?’ (19) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’ (24) Sesudah itu tampillah Zedekia bin Kenaana, ditamparnyalah pipi Mikha serta berkata: ‘Mana boleh Roh TUHAN pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu?’ (25) Tetapi Mikha menjawab: ‘Sesungguhnya engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri.’ (26) Berkatalah raja Israel: ‘Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja, (27) dan katakan: Beginilah titah raja: Masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba sedikit sampai aku pulang dengan selamat.’ (28) Tetapi jawab Mikha: ‘Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!’ Lalu disambungnya: ‘Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!’ (29) Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke Ramot-Gilead. (30) Raja Israel berkata kepada Yosafat: ‘Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu.’ Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian masuk ke pertempuran. (31) Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para panglima pasukan keretanya, tiga puluh dua orang banyaknya, demikian: ‘Janganlah kamu berperang melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja.’ (32) Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: ‘Itu pasti raja Israel!’ Lalu majulah mereka untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak. (33) Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat, bahwa dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari padanya. (34) Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: ‘Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.’ (35) Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja tetap ditopang berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu, sampai ia mati pada waktu petang. Darahnya mengalir dari lukanya ke dalam palung kereta. (36) Kira-kira pada waktu matahari terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang barisan tentara itu: ‘Masing-masing ke kotanya, masing-masing ke negerinya! (37) Raja sudah mati!’ Maka pulanglah mereka ke Samaria, lalu mereka menguburkan raja di Samaria. (38) Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat anjing, sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkanNya. (39) Selebihnya dari riwayat Ahab dan segala yang dilakukannya serta istana gading dan segala kota yang didirikannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel? (40) Demikianlah Ahab mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya. Maka Ahazia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (41) Yosafat, anak Asa, menjadi raja atas Yehuda dalam tahun keempat zaman Ahab, raja Israel. (42) Yosafat berumur tiga puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi. (43) Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak menyimpang dari padanya dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN. (44) Hanya bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan. Orang masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. (45) Dan Yosafat hidup dalam damai dengan raja Israel. (46) Selebihnya dari riwayat Yosafat dan kepahlawanan yang dilakukannya dan bagaimana ia berperang, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda? (47) Dan sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu. (48) Tidak ada raja di Edom, karena itu yang menjadi raja ialah seorang kepala daerah. (49) Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber. (50) Pada waktu itu Ahazia, anak Ahab, berkata kepada Yosafat: ‘Baiklah anak buahku pergi bersama-sama anak buahmu dengan kapal-kapal itu.’ Tetapi Yosafat tidak mau. (51) Kemudian Yosafat mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud, bapa leluhurnya. Maka Yoram, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (52) Ahazia, anak Ahab, menjadi raja atas Israel di Samaria dalam tahun ketujuh belas zaman Yosafat, raja Yehuda, dan ia memerintah atas Israel dua tahun lamanya. (53) Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan hidup menurut kelakuan ayahnya dan ibunya dan Yerobeam bin Nebat, yang telah mengakibatkan orang Israel berdosa. (54) Ia beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya dan dengan demikian ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, tepat seperti yang dilakukan ayahnya.”.

400 NABI PALSU VS 1 NABI ASLI

I) Yosafat minta petunjuk Tuhan.

1) Sebelum berperang Yosafat minta petunjuk Tuhan lebih dulu (1 Raja-Raja 22: 5).

Ini bagusnya Yosafat; ia masih menginginkan petunjuk Tuhan. Tetapi kesalahannya adalah bahwa ia sudah menyanggupi untuk ikut berperang (ay 4), dan baru sesudah itu ia menanyakan kehendak Tuhan.

2) Ahab lalu mengumpulkan 400 nabi-nabinya (1 Raja-Raja 22: 6).

Ada yang mengatakan bahwa 400 nabi di sini adalah nabi-nabi Asyera (bdk. 1Raja-Raja 18:19), yang tidak ikut hadir dalam pertemuan dengan Elia di gunung Karmel, sehingga tidak ikut dibasmi.

Tetapi Keil & Delitzsch (hal 274) menganggap bahwa nabi-nabi ini bukan nabi-nabi Baal maupun Asyera. Alasannya:

a) Mereka tidak bernubuat demi Baal / Asyera.

b) Yosafat adalah raja yang saleh dan jelas anti Baal / Asyera sehingga tidak mungkin Ahab melakukan tindakan yang begitu bodoh dengan memanggil nabi-nabi Baal / Asyera.

Tetapi mereka jelas juga bukan nabi-nabi Tuhan yang asli. Perhatikan bahwa dalam 1 Raja-Raja 22: 23 Mikha berbicara kepada Ahab dan menyebut nabi-nabi itu sebagai ‘semua nabiMU’. Ini adalah nabi-nabi Tuhan yang menyembahNya melalui patung sapi jantan (bdk. ay 11), dan bernubuat tanpa panggilan dari Allah.

Pulpit Commentary memperjelas dengan mengatakan bahwa ini adalah imam-imam dari bukit-bukit pengorbanan di Betel dan Dan, penerus dari mereka yang diangkat sebagai imam oleh Yerobeam (1Raja 12:25-33, khususnya perhatikan 1Raja 12:28-29,31,32b).

3) Nubuat dari nabi-nabi palsu itu (1 Raja-Raja 22: 6b-12).

a) Waktu Ahab bertanya kepada mereka, nabi-nabi palsu itu menjawab / bernubuat: ‘Majulah! Tuhan (ADONAY) akan menyerahkannya ke dalam tangan raja’ (1 Raja-Raja 22: 6).

Ini adalah:

1. Nubuat yang menyenangkan Ahab (1 Raja-Raja 22: 6b, bdk. ay 11-13).

Matthew Henry: “Those that love to be flattered shall not want flatterers.” [= Mereka yang senang untuk disanjung tidak akan kekurangan penyanjung-penyanjung.].

Memang salah satu ciri nabi palsu adalah: nubuat / ajarannya menyenangkan orang (Yer 23:16-17 Yer 8:10b-11 2Tim 4:3-4).

Yer 23:16-17 - “(16) Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; (17) mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!’”.

Yeremia 8:10-11 - “(10) Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain, ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu. (11) Mereka mengobati luka puteri umatKu dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.”.

2Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”.

Penyesuaian theologia dengan tempat dimana seorang pengkhotbah berkhotbah juga bisa dianggap sebagai hal-hal yang menyenangkan pendengar, dan merupakan salah satu ciri dari nabi palsu!

2. Nubuat yang berarti ganda (Clarke).

Clarke mengomentari kata-kata ‘Tuhan / TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja’ (1 Raja-Raja 22: 6,12), dan berkata bahwa sebetulnya kata ‘nya’ itu tidak ada dalam bahasa aslinya.

Jadi kata-kata dalam 1 Raja-Raja 22: 6,12 itu bisa berarti:

a. Tuhan / TUHAN akan menyerahkan Ramot-Gilead ke dalam tangan raja Israel.

b. Tuhan / TUHAN akan menyerahkan Israel ke dalam tangan raja Aram.

Catatan: terjemahan hurufiah dari ay 12 adalah: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan menanglah! TUHAN akan menyerahkan ke dalam tangan raja’. Jadi nubuat inipun tidak menjamin apa-apa.

Clarke mengatakan bahwa arti ganda ini sengaja dilakukan supaya apapun yang terjadi nubuat itu tetap benar, dan kewibawaan nabi-nabi palsu itu tetap terjaga (Catatan: tetapi perlu juga dilihat bahwa dalam ay 11 nanti Zedekia tidak memberikan nubuat dengan arti ganda seperti itu).

Adam Clarke: “When prophecies and oracles were not delivered in this dubious way, they were generally couched in such intricate and dark terms that the assistance of the oracle was necessary to explain the oracle, and then it was IGNOTUM PER IGNOTIUS, a dark saying paraphrased by one yet more obscure.” [= Pada waktu nubuat dan sabda Allah tidak diberikan dengan cara yang meragukan ini, biasanya mereka dituliskan dalam istilah-istilah yang ruwet / berbelit-belit dan kabur sehingga dibutuhkan bantuan untuk menjelaskan sabda Allah itu, dan lalu itu menjadi IGNOTUM PER IGNOTIUS, suatu kalimat yang kabur diungkapkan dengan kata-kata lain yang lebih kabur lagi.] - hal 475-476.

Saya berpendapat bahwa kata-kata Clarke ini harus sangat diperhatikan, karena memang kebanyakan nabi palsu melakukan hal-hal yang ia katakan ini. Seorang pengkhotbah / pengajar seharusnya mengajarkan sedemikian rupa sehingga tidak ada arti ganda, dan ajarannya bisa dimengerti dengan jelas dan tidak mungkin disalah-mengerti. Tetapi pada waktu seorang nabi palsu mengajarkan ajaran sesatnya, biasanya ia berlaku sebaliknya. Tujuannya supaya kalau diserang, ia bisa berkelit, dan mengatakan bahwa itu bukan maksudnya.

Tanggapan Yosafat terhadap nubuat nabi-nabi palsu dalam ay 6b: Yosafat minta seorang nabi TUHAN / YAHWEH (1 Raja-Raja 22: 7).

Rupanya Yosafat menyadari atau setidaknya mencurigai bahwa orang-orang ini bukan nabi TUHAN, dan ia lalu menanyakan apakah ada nabi TUHAN. Ada yang mengatakan bahwa kecurigaan Yosafat itu disebabkan karena nabi-nabi itu hanya menyebut ADONAY, bukan YAHWEH (1 Raja-Raja 22: 6). Juga karena mereka tidak menggunakan kata-kata yang biasanya digunakan nabi-nabi yaitu ‘Demikianlah firman TUHAN (YAHWEH)’.

Penerapan:

Orang kristen seharusnya juga belajar tentang ciri-ciri pemberitaan firman dari nabi asli dan nabi palsu. Misalnya untuk jaman sekarang:

1. ‘nabi’ yang terus bicara tentang mujijat / kesembuhan, atau yang terus menekankan bahasa roh.

2. ‘nabi’ yang merendahkan Kitab Suci. Ini bisa terlihat dari banyak hal seperti, kalau ia berkhotbah tanpa membahas ayat Alkitab manapun (sekalipun ada text yang dibaca sebelum khotbah, tetapi textnya tak pernah dibahas), atau kalau ia berani menabrak ayat manapun dalam Alkitab, atau merendahkan ayat sebagai salah (bukan salah penyalinan / terjemahan, tetapi memang salah), dsb.

3. ‘nabi’ yang tidak mengakui Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Ini bisa ia lakukan dengan mengagung-agungkan tokoh agama lain yang jelas-jelas sesat, menyamakan kristen dengan agama lain manapun juga, dsb.

4. ‘nabi’ yang tidak pernah memberitakan Injil / mendorong jemaatnya untuk percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya.

5. ‘nabi’ yang mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik.

6. ‘nabi’ yang melarang untuk mengatakan gereja apapun / pendeta manapun sebagai sesat.

Dan kalau seorang kristen tahu bahwa seorang nabi tertentu adalah nabi palsu, maka kalau ia adalah orang kristen yang baik mestinya ia tidak mau mendengarkan nabi palsu itu (kecuali kalau mendengarkan untuk menyerang). Karena itu jangan berbakti di gereja yang saudara tahu pengkhotbahnya adalah nabi palsu.

Banyak orang kristen yang tidak peduli di gereja yang bagaimana ia berbakti, karena yang penting ia berbakti kepada Tuhan. Perlu saudara pikirkan: kalau pemberitaan firmannya sesat, itu berarti setan yang berbicara dalam kebaktian itu. Apakah itu dianggap sebagai kebaktian oleh Tuhan?

Ada juga orang kristen yang mengatakan bahwa kalau mendengar khotbah, ia akan membuang yang salah, dan hanya menerima yang benar. Seakan-akan merupakan hal yang mudah untuk memisahkan racun yang sudah dicampurkan ke dalam makanan!

b) Bernubuat demi Yahweh (ay 11-12)!

1 Raja-Raja 22: 11-12: “(11) maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka.’ (12) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’”.

Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan dari bagian ini:

1. Sementara menunggu Mikha dipanggil, maka nabi-nabi palsu itu terus bernubuat, padahal Yosafat sudah menolak mereka. Jadi mereka mempunyai ketekunan pada waktu mereka / berita mereka ditolak. Ketekunan seperti ini harus ditiru, khususnya dalam menginjili seseorang!

2. Rupanya mereka tahu alasan Yosafat menolak mereka, dan sekarang mereka ‘menyesuaikan diri’ dengan keinginan Yosafat. Sekarang nabi-nabi yang banyak itu mengganti ADONAY dari ay 6b menjadi YAHWEH (ay 12b), dan Zedekia bukan hanya menggunakan nama YAHWEH tetapi juga meniru kebiasaan nabi-nabi Perjanjian Lama dengan mengucapkan kata-kata ‘Demikianlah firman TUHAN (YAHWEH)’.

Penerapan:

a. Sikap yang flexible belum tentu baik! Hati-hatilah dengan pendeta / pengkhotbah yang bersikap seperti bunglon. Dalam kalangan Kharismatik ia menekankan bahasa roh dan kesembuhan / mujijat; dalam kalangan Liberal ia merendahkan Kitab Suci; dalam kalangan Injili ia menekankan ketidak-bersalahan Kitab Suci dan Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.

b. Jangan terlalu cepat percaya kepada ‘nabi’ jaman sekarang sekalipun mereka berdoa, mengusir setan, melakukan mujijat, menyembuhkan orang, demi nama Yesus. Bdk. Matius 7:22-23 Kisah Para Rasul 19:13. Mereka tahu ungkapan ‘demi nama Yesus’ itu dianggap ‘keramat’ oleh banyak orang Kristen, sehingga mereka bisa saja menggunakan secara cukup banyak.

3. Nubuat Zedekia (1 Raja-Raja 22: 11).

Ia menjadi lembu / banteng dan menubuatkan suatu dusta!

Barnes’ Notes: “The horn in Scripture is the favourite symbol of power; and pushing with the horn is a common metaphor for attacking and conquering enemies” [= Tanduk dalam Kitab Suci merupakan simbol yang favorit tentang kuasa / kekuatan; dan mendorong dengan tanduk merupakan kiasan yang umum untuk menyerang dan mengalahkan musuh] - hal 221.

c) Apakah para nabi palsu itu sendiri percaya pada nubuat mereka?

Barnes’ Notes: “He may have believed his own words; for the ‘lying spirit’ (v. 22) may have seemed to him a messenger from Jehovah.” [= Ia (Zedekia) mungkin percaya pada kata-katanya sendiri; karena ‘roh dusta’ (ay 22) bisa kelihatan olehnya sebagai utusan dari Yehovah.] - hal 221.

Tetapi apakah para nabi palsu itu memang yakin akan nubuat mereka? Ada 2 hal yang meragukan hal ini:

1. Adanya ay 13 yang mengatakan bahwa ‘nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja’. Kata ‘sepakat’ itu kelihatannya menunjukkan kesengajaan untuk menubuatkan yang salah.

Jawab:

a. Ini bisa menunjukkan bahwa mereka sepakat karena sama-sama ditipu oleh setan / diilhami oleh pemikiran yang sama dari setan.

b. Disamping itu perhatikan terjemahan KJV yang memberikan terjemahan hurufiah tentang 1 Raja-Raja 22: 13 ini.

KJV: ‘the words of the prophets declare good unto the king with one mouth’ [= kata-kata dari nabi-nabi menyatakan kebaikan bagi raja dengan satu mulut].

Jadi, ini tidak / belum menunjukkan adanya suatu kesepakatan, tetapi hanya menunjukkan bahwa kata-kata mereka itu sama.

Matthew Henry: “All the prophets agreed, as one man, that Ahab should return from this expedition a conqueror, v. 12. Unity is not always the mark of a true church and a true ministry. Here were 400 men that prophesied with one mind and one mouth, and yet all in an error.” [= Semua nabi-nabi itu setuju, sebagai satu orang, bahwa Ahab akan kembali dari expedisi ini sebagai seorang pemenang, ay 12. Kesatuan tidak selalu merupakan tanda / ciri dari suatu gereja yang benar dan suatu pelayanan yang benar. Di sini ada 400 orang yang bernubuat dengan satu pikiran dan satu mulut, tetapi semuanya dalam suatu kesalahan.].

2. ‘roh dusta’ (1 Raja-Raja 22: 22-23) menyebabkan nabi-nabi itu berdusta.

Jawab: orang bisa berdusta secara sadar / sengaja maupun secara tidak sadar / tidak sengaja.

Bahkan kalau kata-kata Clarke di atas itu benar (tentang nubuat yang berarti ganda), itu tidak menunjukkan bahwa nabi-nabi palsu itu sendiri yang sengaja memberi arti ganda. Mungkin kelihaian setanlah yang mengilhami mereka dengan nubuat yang berarti ganda itu.

Jadi ada kemungkinan bahwa para nabi palsu itu betul-betul yakin akan kebenaran nubuat mereka. Penjelasan tentang ay 25 (lihat point II, 4, c di bawah) akan lebih mendukung pandangan ini.

II) Mikha bin Yimla dan nubuatnya.

1) Jawaban Ahab (1 Raja-Raja 22: 8).

a) Mikha bin Yimla. Mengapa bukan Elia? Mungkin karena Elia selalu sembunyi dan sukar dicari.

b) Kata-kata Ahab ini menyebabkan ada penafsir yang berpendapat bahwa nabi yang menegur Ahab dalam 1Raja 20:35-43 adalah nabi Mikha ini. Teguran itulah yang menyebabkan Ahab membenci nabi itu.

c) Ahab membenci Mikha (ay 8b).

1. Ahab membenci Mikha karena kesetiaan Mikha dalam melakukan pemberitaan firman Tuhan.

Pulpit Commentary: “Continued faithfulness, if it may not win, must be repelled and hated. ‘Woe unto you when all men speak well of you; for so,’ &c.” [= Kesetiaan yang terus menerus, jika itu tidak memenangkan, pasti ditolak dan dibenci. ‘Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian’, dst.] - hal 557.

Lukas 6:26 - “Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.

Pulpit Commentary: “‘I hate him.’ Whom did Ahab hate? Micaiah, the faithful prophet of the Lord .... Why does Ahab hate Micaiah? ‘For he doth not prophesy good concerning me, but evil.’ Because he does not falsify the truth of God to flatter me. Because he does not play the devil to please me, as these four hundred do!” [= ‘Aku membencinya’. Siapa yang dibenci oleh Ahab? Mikha, nabi yang setia dari Tuhan. ... Mengapa Ahab membenci Mikha? ‘Sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka’. Karena ia tidak memalsukan kebenaran Allah untuk menjilat aku. Karena ia tidak melakukan permainan setan untuk menyenangkan aku, seperti yang dilakukan oleh 400 orang ini!] - hal 547.

Bandingkan dengan Bambang Noorsena yang selalu membanggakan dirinya karena katanya ia diterima oleh orang-orang / tokoh-tokoh agama lain (bdk. Luk 6:22-23,26). Saya hampir yakin bahwa andaikata ia hidup dan melayani pada jaman Ahab, ia juga akan diterima oleh Ahab! Ini bukanlah sesuatu yang membanggakan, tetapi menyedihkan!

Luk 6:22-23,26 - “(22) Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. (23) Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. ... (26) Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.

2. 1 Raja-Raja 22: 8 ini juga menunjukkan bahwa Ahab adalah type orang yang hanya menyenangi berita yang enak, tetapi menolak berita yang tidak enak. Sikap Ahab ini seperti yang dikatakan dalam Yes 30:9-11!

Yesaya 30:9-11 - “(9) Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran TUHAN; (10) yang mengatakan kepada para tukang tilik: ‘Jangan menilik,’ dan kepada para pelihat: ‘Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu, (11) menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.’”.

Sikap seperti ini mempunyai andil terhadap munculnya nabi-nabi palsu yang memberitakan berita yang menyenangkan pendengarnya! Karena itu janganlah saudara bersikap seperti itu.

Juga, lebih baik menjadi seorang pengkhotbah ‘yang tak laku’ karena memberitakan kebenaran, dari pada menjadi seorang pengkhotbah ‘yang laris’ karena selalu memberitakan hal-hal yang enak-enak, dan menyesuaikan pemberitaannya dengan para pendengarnya!

3. Kebencian Ahab dinyatakan dengan memasukkan Mikha ke dalam penjara (perhatikan kata ‘kembali’ dalam ay 26). Bandingkan dengan Herodes yang memasukkan Yohanes Pembaptis ke dalam penjara (Matius 14:3-4).

2) Penekanan terhadap Mikha (1 Raja-Raja 22: 13-14).

Ay 13-14: “(13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’”.

a) Mikha disuruh menubuatkan seperti nubuat para nabi palsu (1 Raja-Raja 22: 13).

b) Nabi Mikha menolak perintah itu.

Ia hanya mau memberitahu apa yang betul-betul datang dari Tuhan (1 Raja-Raja 22: 14).

Matthew Henry: “The two kings sat each in their robes and chairs of state, in the gate of Samaria, ready to receive this poor prophet, and to hear what he had to say; ... They were attended with a crowd of flattering prophets, that could not think of prophesying any thing but what was very sweet and very smooth to two such glorious princes now in confederacy. ... Micaiah, who knows better things, protests, and backs his protestation with an oath, that he will deliver his message from God with all faithfulness, whether it be pleasing or displeasing to his prince ... This was nobly resolved, and as became one who had his eye to a greater King than either of these, arrayed with brighter robes, and sitting on a higher throne.” [= Kedua raja masing-masing duduk dengan jubah mereka di takhta kebesaran mereka, di pintu gerbang Samaria, siap untuk menerima nabi yang malang / miskin ini, dan untuk mendengar apa yang harus ia katakan; ... Mereka disertai dengan banyak nabi-nabi yang suka menyanjung, yang tak bisa memikirkan tentang nubuat apapun kecuali yang sangat manis dan sangat halus bagi dua raja yang begitu mulia yang sekarang ada dalam persekutuan. ... Mikha, yang mengetahui hal-hal yang lebih baik, memprotes, dan menguatkan protesnya dengan suatu sumpah, bahwa ia akan menyampaikan pesannya dari Allah dengan segala kesetiaan, apakah itu menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi rajanya ... Ini diputuskan secara mulia, karena ia menjadi seseorang yang matanya diarahkan kepada seorang Raja yang lebih besar dari yang manapun dari mereka berdua, berpakaian dengan jubah yang lebih terang, dan duduk di sebuah takhta yang lebih tinggi.].

Memang seorang pengkhotbah tidak boleh membiarkan diri untuk didikte untuk mengatakan apa yang tidak benar!

Penerapan: dalam kebanyakan gereja terdapat salah satu dari 2 extrim ini:

1. Pendeta yang menjadi raja kecil / diktator.

2. Pendeta yang menjadi budak, dan dalam segala hal didikte oleh majelis / orang kaya dalam gereja, termasuk dalam apa yang ia beritakan! Pendeta seperti ini harus belajar dari nabi Mikha di sini!

3) Nubuat dari nabi Mikha.

a) Nubuat ejekan dari Mikha.

Terhadap pertanyaan Ahab dalam ay 15a, Mikha menjawab dengan ‘nubuat’ dalam ay 15b.

1 Raja-Raja 22: 15: “Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: ‘Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami membatalkannya?’ Jawabnya kepadanya: ‘Majulah dan engkau akan beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’”.

Perhatikan, bahwa dalam ‘nubuat’ ini Mikha tidak mengatakan ‘demikianlah firman TUHAN’ seperti biasanya (bdk ay 17,19,20 dimana ia menggunakan kata-kata itu.).

Perhatikan juga bahwa kata-kata ini sama dengan nubuat para nabi palsu dalam ay 12. Jelas bahwa nabi Mikha mengatakan ini dengan sinis sebagai suatu irony / ejekan. Pasti nada dan / atau mimik wajahnya menunjukkan secara jelas bahwa ia sedang mengejek, bukan sungguh-sungguh bernubuat. Ini menunjukkan keberanian yang luar biasa dari Mikha, yang sama sekali tidak takut kepada Ahab.

Adam Clarke: “This was a strong irony; ... These were the precise words of the false prophets, (see ver. 6 and 12,) and were spoken by Micaiah in such a tone and manner as at once showed to Ahab that he did not believe them; hence the king adjures him, ver. 16, that he would speak to him nothing but truth;” [= Ini adalah ironi / ejekan yang kuat; ... Ini persis merupakan kata-kata dari nabi-nabi palsu itu, (lihat ay 6 dan 12), dan diucapkan oleh Mikha dengan nada dan cara sedemikian rupa sehingga segera menunjukkan kepada Ahab bahwa ia (Mikha) tidak mempercayai kata-kata itu; karena itu raja mendesaknya, ay 16, supaya ia tidak mengatakan apapun selain kebenaran kepadanya;] - hal 475.

Pulpit Commentary: “There was an exquisite propriety in this. The question was insincere; the reply was ironical ... No doubt Micaiah’s mocking tone showed that his words were ironical (cf. ch. 18:27).” [= Ada kesesuaian yang sangat indah di sini. Pertanyaan itu tidak tulus; jawabannya bersifat ironi / ejekan ... Tidak diragukan lagi bahwa nada mengejek dari Mikha menunjukkan bahwa kata-katanya bersifat ironi / mengejek (bdk. pasal 18:27).] - hal 534.

Barnes’ Notes: “Micaiah speaks the exact words of the 400 in so mocking and ironical a tone, that the king cannot mistake his meaning, or regard his answer as serious.” [= Mikha mengucapkan secara persis kata-kata dari 400 orang itu dengan nada yang begitu mengejek dan bersifat ironi, sehingga raja tidak bisa salah tentang arti yang ia maksudkan, atau menganggap jawabannya sebagai sesuatu yang serius.] - hal 221.

Barnes’ Notes: “The king’s rejoinder implies that this mocking manner was familiar to Micaiah, who had used it in some former dealings with the Israelite monarch.” [= Jawaban raja secara tak langsung menunjukkan bahwa cara mengejek ini sudah lazim bagi Mikha, yang telah menggunakannya pada beberapa urusan sebelumnya dengan raja Israel.] - hal 221.

Elia mengejek nabi-nabi palsu dalam 1Raja 18:27, dan Mikha mengejek Ahab di sini. Dan banyak orang di facebook selalu mencela saya karena saya menggunakan kata-kata keras, tidak hormat, tidak ‘lemat lembut’, tidak ‘kasih’ dan sebagainya. Beranikah mereka mencela Elia maupun Mikha dan semua nabi lain, bahkan Yesus, yang tak pernah berbicara lemah lembut, hormat, kasih dsb, kalau berhadapan dengan nabi-nabi palsu, orang-orang sesat / brengsek dsb??? Betul-betul orang-orang bodoh yang tak pernah belajar Alkitab!

b) Setelah didesak oleh Ahab dalam 1 Raja-Raja 22: 16, maka Mikha memberikan nubuat yang serius / sungguh-sungguh (ay 17).

1 Raja-Raja 22: 16-17: “(16) Tetapi raja berkata kepadanya: ‘Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN?’ (17) Lalu jawabnya: ‘Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.’”.

1. Ay 17a: Kata-kata yang mengatakan bahwa Israel tercerai-berai seperti domba tanpa gembala ini menunjukkan bahwa kalau mereka maju berperang, maka Ahab akan mati, sehingga Israel akan kehilangan raja.

2. 1 Raja-Raja 22: 17b: ‘baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat’.

Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

a. Janganlah maju berperang, pulang saja ke rumah masing-masing.

b. Ini adalah suatu nubuat yang digenapi dalam ay 36 (Matthew Poole).

Ahab lalu mengomentari nubuat itu kepada Yosafat (1 Raja-Raja 22: 18). Kata-kata Ahab menunjukkan bahwa rupanya ia beranggapan bahwa nabi Mikha mengatakan hal itu hanya karena Mikha membencinya, dan itu bukanlah nubuat dari Tuhan.

c) Mikha melanjutkan nubuatnya (1 Raja-Raja 22: 19-23).

Ay 19-23: “(19) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’”.

Roh dusta ini jelas adalah setan. Kalau ada keberatan mengapa setan bisa hadir di depan takhta Allah, maka jawabnya adalah: itu juga terjadi dalam Ayub 1:6 2:1.

Ay 19-23 ini kelihatannya aneh, tetapi coba bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

1. Yeh 14:3-4 - “(3) ‘Hai anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhalamereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka meminta petunjuk dari padaKu? (4) Oleh sebab itu berbicaralah kepada mereka dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH (ADONAY YAHWEH): Setiap orang dari kaum Israel yang menjunjung berhala-berhalanya dalam hatinya dan menempatkan di hadapannya batu sandungan yang menjatuhkannya ke dalam kesalahan, lalu datang menemui nabi - Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia oleh karena berhala-berhalanya yang banyak itu.”.

Kata-kata yang saya garisbawahi itu diterjemahkan berbeda oleh NIV, yang menterjemahkannya sebagai berikut: ‘I the LORD will answer him myself in keeping with his great idolatry’ [= Aku TUHAN sendiri akan menjawabnya sesuai dengan penyembahan berhalanya yang hebat / besar].

Barnes’ Notes menafsirkan bagian ini dengan berkata: “I will give him an answer as delusive as the idols which he serves.” [= Aku akan memberinya jawaban yang sama menyesatkan / menipunya dengan berhala-berhala yang ia sembah / layani.] - ‘Ezekiel’, hal 334.

Contoh: orang yang menyembah Maria dan patungnya lalu mendapatkan ‘mujijat’ dimana patung Maria mengeluarkan air mata darah, atau penglihatan tentang Maria, yang menyatakan dirinya tanpa dosa.

2. Yeh 14:9 - “Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu ucapan - Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu - maka Aku akan mengacungkan tanganKu melawan dia dan memunahkannya dari tengah-tengah umatKu Israel.”.

Ayat ini terletak dalam suatu kontex dimana Allah mengancam Israel. Ia berkata bahwa kalau ada orang yang pergi kepada seorang nabi palsu dan menanyakan petunjuk kepada nabi itu, maka Allah sendiri akan menjawab orang itu (Yeh 14:7). Lalu dalam Yeh 14:9 dikatakan bahwa pada waktu nabi palsu itu memberi petunjuk, yang tentunya merupakan petunjuk yang sesat, maka Tuhan yang menggoda nabi palsu itu.

3. 2Tesalonika 2:9-12 - “(9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.”.

Beberapa kutipan tentang penafsiran 1Raja-Raja 22:19-23 ini:

a. Pulpit Commentary: “Ahab wished to be guided by false prophets, and the justice of God decreed that he should be guided by them to his ruin.” [= Ahab ingin dipimpin oleh nabi-nabi palsu, dan keadilan Allah menetapkan bahwa ia harus dipimpin oleh mereka menuju kehancurannya.] - hal 535.

b. Pulpit Commentary: “He wished for lies and he had them. ... It is thus God deals with deceivers still. He leaves them to be deceived, to be the prey of their own disordered fancies. It is notorious how men find in the Bible what they wish to find there; how all unsuspectingly they read their own meanings into the words of Scripture; how they interpret its injunctions by the rule of their own inclinations.” [= Ia menginginkan dusta dan ia mendapatkannya. ... Demikianlah Allah tetap memperlakukan penipu. Ia membiarkan mereka untuk ditipu, menjadi mangsa dari kesukaan mereka yang kacau. Merupakan sesuatu yang terkenal buruk bagaimana manusia mendapatkan dalam Akitab apa yang mereka ingin dapatkan di sana; bagaimana mereka semua tanpa kecurigaan memasukkan arti mereka sendiri ke dalam kata-kata dari Kitab Suci; bagaimana mereka menafsirkan perintah-perintah Kitab Suci menggunakan peraturan dari kecondongan mereka sendiri.] - hal 544.

c. Matthew Poole: “I will give them up into thy hands, and blind their minds, and leave them to their own ignorance and wickedness, which will certainly lead them into dreadful mistakes. ... I will not hinder thee from tempting them, nor give them grace to withstand their temptation; whereby thou mayest be assured of success.” [= Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, dan membutakan pikiran mereka, dan membiarkan mereka pada kebodohan dan kejahatan mereka, yang pasti akan memimpin mereka ke dalam kesalahan-kesalahan yang mengerikan. ... Aku tidak akan menghalangi engkau untuk mencobai mereka, atau memberi mereka kasih karunia untuk bertahan terhadap pencobaan-pencobaan mereka; dengan mana engkau pasti berhasil.] - hal 713.

d. Keil & Delitzsch: “The words of Jehovah, ‘Persuade Ahab, thou wilt be able,’ and ‘Jehovah has put a lying spirit,’ etc., are not to be understood as merely expressing the permission of God, ... According to the Scriptures, God does work evil, but without therefore willing it and bringing forth sin. ... Jehovah has ordained that Ahab, being led astray by a prediction of his prophets inspired by the spirit of lies, shall enter upon the war, that he may find therein the punishment of his ungodliness.” [= Kata-kata Yehovah, ‘Bujuklah Ahab, engkau akan bisa’, dan ‘Yehovah telah meletakkan roh dusta’, dst, tidak boleh dimengerti sebagai semata-mata menyatakan ijin Allah, ... Menurut Kitab Suci, Allah memang mengerjakan kejahatan, tetapi tanpa menyenanginya, dan melahirkan / menimbulkan dosa. ... Yehovah telah menentukan bahwa Ahab, disesatkan oleh nubuat dari nabi-nabinya yang diilhami oleh roh dusta, akan maju berperang, supaya ia mendapatkan di dalamnya hukuman atas kejahatannya.] - hal 277.

e. Calvin: “God wills that the false king Ahab be deceived; the devil offers his services to this end; he is sent, with a definite command, to be a lying spirit in the mouth of all the prophets (1Kings 22:20,22). If the blinding and insanity of Ahab be God’s judgment, the figment of bare permission vanishes: because it would be ridiculous for the Judge only to permit what he wills to be done, and not also to decree it and to command its execution by his ministers.” [= Allah menghendaki bahwa raja Ahab yang tidak benar ditipu; setan menawarkan pelayanannya untuk tujuan ini; ia dikirim, dengan perintah yang pasti, untuk menjadi roh dusta dalam mulut semua nabi-nabi itu (1Raja 22:20,22). Jika pembutaan dan kegilaan Ahab adalah penghakiman Allah, isapan jempol tentang ‘sekedar ijin’ hilang: karena adalah menggelikan bagi sang Hakim untuk hanya mengijinkan apa yang Ia kehendaki untuk dilakukan, dan tidak juga menetapkannya dan memerintahkan pelaksanaannya oleh pelayan-pelayanNya.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVIII, no 1.

4) Penganiayaan terhadap Mikha dan jawaban Mikha terhadap hal itu (1 Raja-Raja 22: 24-28).

a) Zedekia menampar Mikha (1 Raja-Raja 22: 24).

Rupanya Zedekia yakin bahwa nubuatnya datang dari Tuhan, tetapi tindakannya menampar Mikha justru menunjukkan sebaliknya.

b) Zedekia berkata: ‘Mana boleh Roh TUHAN pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu?’ (ay 24b).

RSV: ‘How did the spirit of the LORD go from me to speak to you?’ [= Bagaimana Roh TUHAN pergi dari aku untuk berbicara kepadamu?].

NASB: ‘How did the spirit of the LORD pass from me to speak to you?’ [= Bagaimana Roh TUHAN pindah dari aku untuk berbicara kepadamu?].

NIV: ‘Which way did the spirit from the LORD go when he went from me to speak to you?’ [= Jalan mana yang ditempuh Roh TUHAN pada waktu Ia pergi dari aku untuk berbicara kepadamu?].

KJV: ‘Which way went the spirit of the LORD from me to speak unto thee?’ [= Jalan mana yang dilalui Roh TUHAN dari aku untuk berbicara kepadamu?].

Mungkin terjemahan KJV/NIV yang benar.

Nabi-nabi palsu sering mengatakan diri mereka punya Roh Kudus, dipenuhi Roh Kudus dsb, dan sebaliknya menganggap pendeta-pendeta / pengkhotbah-pengkhotbah lain yang bukan golongan mereka sebagai tak punya Roh Kudus.

c) Jawaban Mikha terhadap Zedekia (ay 25).

1 Raja-Raja 22: 25: “Tetapi Mikha menjawab: ‘Sesungguhnya engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri.’”.

Mikha tidak menjawab pertanyaan Zedekia dalam ay 24b, tetapi bernubuat tentang persoalan utama yang ada di antara mereka berdua, yaitu: yang mana dari mereka yang betul-betul adalah nabi Tuhan. Nubuatnya menunjukkan bahwa Zedekia akan lari bersembunyi dari satu kamar ke kamar yang lain, atau untuk menghindari kemarahan Izebel karena nubuatnya salah, atau untuk menghindari kejaran dari pasukan Aram. Pada saat itu Zedekia akan tahu apakah ia atau Mikha yang adalah nabi Tuhan. Dari sini kelihatannya Zedekia memang tidak tahu bahwa nubuatnya salah. Dalam Kitab Suci tidak diceritakan penggenapan nubuat Mikha ini.

d) Ahab memerintahkan untuk mengembalikan Mikha ke penjara (1 Raja-Raja 22: 26-27).

1. Ay 26: ‘bawa dia kembali kepada Amon ...’.

Kata ‘kembali’ menunjukkan bahwa tadi ia sudah dipenjara, dan sekarang dikembalikan ke penjara. Karena itu tadi Ahab bisa menyuruh menjemput Mikha dengan segera (ay 9).

2. 1 Raja-Raja 22: 26: ‘Yoas, anak raja’.

Barnes’ Notes: “The phrase seems to designate a state office, rather than relationship to the sovereign.” [= Ungkapan ini kelihatannya menunjukkan suatu jabatan, dan bukannya hubungan dengan raja.] - hal 223. Bdk. 2Taw 28:7.

Tetapi Pulpit Commentary (hal 536) mengatakan bahwa adalah mungkin ini betul-betul adalah anak Ahab.

3. ‘beri dia makan roti dan minum air serba sedikit’ (ay 27b).

KJV: ‘feed him with bread of affliction, and with water of affliction’ [= beri dia makan roti penderitaan, dan air penderitaan].

RSV: ‘feed him with scant fare of bread and water’ [= beri dia makanan sedikit dari roti dan air].

NIV: ‘give him nothing but bread and water’ [= jangan beri dia apa-apa kecuali roti dan air].

NASB: ‘feed him sparingly with bread and water’ [= beri dia makan sedikit dengan roti dan air].

4. ‘sampai aku pulang dengan selamat’ (ay 27b).

Ini menunjukkan ketidakpercayaan Ahab pada nubuat Mikha, yang mengatakan bahwa ia akan mati dalam perang.

Ahab adalah seperti orang yang digambarkan dalam Ulangan 29:18-20, yang berbunyi sebagai berikut: “(18) Sebab itu janganlah di antaramu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Allah kita, untuk pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh. (19) Tetapi apabila seseorang pada waktu mendengar perkataan sumpah serapah ini menyangka dirinya tetap diberkati, dengan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil - dengan demikian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan - (20) maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, tetapi murka dan cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN akan menghapuskan namanya dari kolong langit.”.

e) Jawaban Mikha terhadap Ahab (ay 28).

1 Raja-Raja 22: 28: “Tetapi jawab Mikha: ‘Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!’ Lalu disambungnya: ‘Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!’”.

Ini menunjukkan keyakinan Mikha bahwa nubuatnya itu pasti terjadi dan Ahab tidak mungkin pulang dengan selamat.

Penutup.

Baik Ahab maupun Yosafat akhirnya tetap memutuskan untuk maju berperang (ay 29), mengabaikan nubuat dari Mikha. Mungkinkah ini disebabkan karena Yosafat lebih memperhatikan kata-kata nabi palsu yang berjumlah 400 orang itu dari pada kata-kata Mikha yang hanya seorang diri?

Pulpit Commentary: “Here were ‘four hundred’ who prophesied professedly in the name of the Lord. Against this number Micaiah the son of Imlah stands alone; yet the truth of God is with him against the multitude. ‘Truth is not always to be determined by the poll. ... This instance does not stand alone. The majority was in the wrong side against Noah. Elijah was in the minority on Carmel, but he was right. Jesus had the whole Jewish Church against Him, though He was Truth itself.” [= Di sini ada empat ratus yang bernubuat dalam nama Tuhan. Terhadap bilangan ini Mikha bin Yimla berdiri sendirian; tetapi kebenaran Allah ada padanya menentang orang banyak itu. ‘Kebenaran tidak selalu ditentukan oleh jumlah suara. ... Contoh ini tidak berdiri sendirian. Mayoritas manusia ada pada sisi yang salah menentang Nuh. Elia termasuk golongan minoritas di Karmel, tetapi ia benar. Yesus mendapatkan seluruh Gereja Yahudi menentangNya, sekalipun Ia adalah Kebenaran itu sendiri.] - hal 548

--(KEMATIAN RAJA AHAB YANG MENGERIKAN MENGGENAPI NUBUAT 3 NABI TUHAN)

I) Tetap berperang sekalipun dilarang (1 Raja-Raja 22: 29).

Yosafat tetap maju berperang sekalipun nabi Tuhan sudah melarangnya (ay 29). Mengapa? Ada banyak kemungkinan alasan yaitu:

1) Karena tadi ia sudah berjanji kepada Ahab untuk ikut berperang (ay 4), sehingga sekarang ia malu untuk menarik kembali kata-katanya.
Kalau ini alasannya, maka sebetulnya ia harus lebih mau menjilat ludahnya sendiri dari pada menentang Tuhan.

2) Hubungannya dengan Ahab (2Taw 18:1 - besan) menyebabkan ia tidak bisa membiarkan Ahab pada waktu Ahab memerlukan bantuannya.
Kalau ini alasannya, maka ia sebetulnya harus mengutamakan Tuhan di atas siapapun juga. Bdk. Mat 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.”.

3) Ia takut dianggap sebagai pengecut kalau batal berperang karena adanya nubuat Mikha.
Ini jelas adalah alasan tolol, karena ia lebih senang dianggap berani terhadap Tuhan.

4) Ia juga takut terhadap ancaman dari Syria / Aram. Jadi, mumpung sekarang ada teman untuk bersama-sama memerangi mereka, maka ia melakukannya.
Kalau ini alasannya, maka itu berarti ia sudah bersandar kepada manusia, bukan kepada Tuhan. Ia seharusnya belajar dari kata-kata Yonatan dalam 1Sam 14:6 - “Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.”.

5) Semua orang termasuk anak buahnya lebih setuju pada suara nabi-nabi palsu yang banyak dari pada pada suara Mikha.
Sebetulnya bukan saja ia tidak boleh ikut-ikutan pada orang banyak, tetapi juga bahwa dalam hal ini akal sehat bisa menentukan siapa di antara 400 nabi-nabi itu dan Mikha yang harus dicurigai sebagai nabi palsu.

Pulpit Commentary: Ahabs prophets were interested in their testimony. They enjoyed the patronage of the king, and they said what they knew would gratify him. Their testimony, therefore, is open to suspicion. ... Micaiah, on the contrary, had nothing to gain, but everything to lose, in taking his course. He knew the temper of the king. ... He had already suffered for his faithfulness, for he seems to have been brought from the custody of Amon, in whose prison he had probably lain for three years. By flattering Ahab he might now obtain release, but by taking an opposite course he could only expect to go back to jail. ... Should the king of Israel now return in peace what may Micaiah expect? ... Nothing but the consciousness that he was uttering the truth of God could account for the son of Imlah deliberately encountering all this. ... Suspicion, therefore, as to the honesty of Micaiah is out of the question.” [= Nabi-nabi Ahab mendapat keuntungan dari kesaksian mereka. Mereka menikmati perlindungan / dukungan dari raja, dan mereka mengatakan apa yang mereka ketahui akan memuaskan / menyenangkannya. Karena itu, kesaksian mereka terbuka terhadap kecurigaan. ... Sebaliknya, Mikha tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, tetapi kehilangan segala-galanya, pada waktu menempuh jalannya. Ia mengenal watak sang raja. ... Ia telah menderita untuk kesetiaannya, karena ia kelihatannya dibawa dari tahanan Amon, dalam penjara siapa ia mungkin telah berada selama 3 tahun. Dengan menjilat Ahab mungkin sekarang ia bisa mendapatkan pembebasan, tetapi dengan mengambil jalan yang bertentangan ia hanya bisa mengharapkan untuk kembali ke penjara. ... Seandainya raja Israel kembali dengan selamat, apa yang diharapkan oleh Mikha? ... Tidak ada suatu apapun, kecuali bahwa ia sedang mengucapkan kebenaran Allah, bisa menerangkan mengapa Mikha bin Yimla secara sengaja melakukan konfrontasi ini. ... Karena itu, berkenaan dengan kejujuran Mikha, sama sekali tidak mungkin ada kecurigaan.] - hal 549.

Selalu ada banyak alasan untuk tidak mentaati Firman Tuhan, tetapi berapapun banyaknya alasan untuk tidak taat, ketidak-taatan pada Firman Tuhan tetap adalah dosa.
Tidak ada gunanya ingin tahu kehendak Tuhan (ay 5,7), kalau toh dilanggar / tidak ditaati. Banyak orang seperti ini, dimana mereka mau belajar Firman Tuhan / mencari kehendak Tuhan, tetapi tidak mau melaksanakannya.

II) Perang melawan Aram (1 Raja-Raja 30-33).

1) Ahab menyamar (1 Raja-Raja 22: 30).

a) Alasan menyamar.
Beberapa penafsir mengatakan bahwa rupanya Ahab mendengar rencana dari raja Aram dalam ay 31, sehingga ia maju ke medan perang dengan menyamar.

Tetapi Keil & Delitzsch (hal 279) mengatakan bahwa Ahab tidak tahu akan rencana raja Aram itu. Pulpit Commentary juga menganggap bahwa tidak mungkin ada mata-mata Israel yang bisa mengetahui perintah dalam ay 31 itu dan juga tidak mungkin ada pengkhianat di kalangan Aram yang mau menyampaikan berita itu kepada Ahab. Ahab menyamar, karena nubuat Mikha membuatnya takut. Jadi, sekalipun kata-katanya dalam ay 27 (‘sampai aku pulang dengan selamat) menunjukkan ketidakpercayaannya terhadap nubuat Mikha, bagaimanapun juga hatinya merasa was-was, dan ini menyebabkan ia menyamar.

Penerapan: Ini perlu kita camkan dan manfaatkan pada waktu kita menghadapi orang yang menyatakan ketidakpercayaannya / ketidak-peduliannya terhadap Tuhan / Firman Tuhan. Jangan terlalu percaya akan ketidak-percayaannya / ketidak-peduliannya terhadap Tuhan / Firman Tuhan, dan teruslah memberitakan Injil kepadanya.

Mungkin sebetulnya Ahab ingin absen saja dari peperangan, dan hanya menyuruh tentaranya dan Yosafat untuk berperang. Tetapi ia tidak bisa tidak ikut perang, kalau ia tidak ingin dianggap sebagai pengecut. Apalagi peperangan ini terjadi atas inisiatifnya sendiri (ay 3-4). Juga perlu diingat bahwa sejak semula Israel menghendaki raja supaya raja itu bisa memimpin dalam perang (1Sam 8:20).

1Samuel 8:19-20 - (19) Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: Tidak, harus ada raja atas kami; (20) maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.”.

b) Cara penyamaran (1 Raja-Raja 22: 30).
1 Raja-Raja 22: 30: “Raja Israel berkata kepada Yosafat: Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu. Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian masuk ke pertempuran.”.

Ahab menyamar, dalam arti ia tidak memakai pakaian kebesaran / pakaian raja, dan ia berkata kepada Yosafat: tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu’ (ay 30).
Dalam LXX / Septuaginta: pakailah pakaian kebesaranku.
Tetapi ini merupakan permintaan yang sangat tidak masuk akal, dan lebih tidak masuk akal lagi kalau Yosafat mau menuruti permintaan itu. Perlu diperhatikan bahwa ay 10 menunjukkan bahwa raja Yosafat mempunyai pakaian kebesarannya sendiri.

1. Ini merupakan tindakan dan permintaan yang betul-betul kurang ajar.
Dengan dia menyamar, dan Yosafat memakai pakaian kebesaran, maka Yosafat akan menggantikan dia menjadi sasaran dari serangan pasukan Aram. Ahab mengorbankan Yosafat, yang ikut berperang untuk menolong dia!

Matthew Henry: “See what those get that join in affinity with vicious men, whose consciences are debauched, and who are lost to every thing that is honourable. How can it be expected that he should be true to his friend that has been false to his God? [= Lihat apa yang mereka dapatkan, yang bergabung dengan orang-orang jahat, yang hati nuraninya rusak, dan yang kehilangan segala sesuatu yang terhormat. Bagaimana bisa diharapkan bahwa ia akan setia kepada sahabatnya yang telah berkhianat / tidak setia terhadap Allahnya?].

2. Tetapi tindakan menyamar dari Ahab ini justru membantu tergenapinya nubuat Elia.

Pulpit Commentary: by his disguise Ahab, unwittingly, helped the prophecy. ... Suppose Ahab had been in Jehoshaphats place, and had fallen into the hands of the captains, what would have become of the words of Elijah? [= oleh penyamarannya, tanpa disadarinya Ahab membantu nubuat itu. ... Andaikata Ahab ada di tempat Yosafat, dan ia jatuh ke tangan para kapten / panglima (Aram), apa yang akan terjadi dengan nubuat Elia?] - hal 552.

Bdk. 1Raja-Raja 21:19 - “Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu.”.

Penjelasan: penafsir ini menganggap bahwa kata-kata di tempat dalam 1Raja 21:19 menunjuk pada Samaria. Kalau Ahab jatuh ke tangan para panglima Aram, pasti ia tidak akan mati di Samaria, tetapi mungkin di Aram / Syria. Dan ini berarti nubuat Elia jadi salah / tak tergenapi.

2) Instruksi raja Aram (1 Raja-Raja 22: 31).
1 Raja-raja 22: 31: “Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para panglima pasukan keretanya, tiga puluh dua orang banyaknya, demikian: Janganlah kamu berperang melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja.”.

Maksudnya dalam perang itu Ahab haruslah dijadikan tujuan utama serangan mereka. Mungkin kekalahannya dahulu membuatnya mendendam terhadap Ahab. Segala kebaikan / kemurahan hati Ahab kepadanya sama sekali tidak diingatnya.

Matthew Poole: this he ordered either in policy, truly supposing this to be the best way to put an end to the war; or with design to take him prisoner, that thereby he might wipe out the stain of his own captivity, and recover the honour and advantage which then he lost; or rather by the power and providence of God, which disposeth the hearts of kings as he pleaseth, and inclined them to this course, that they might, though ignorantly, accomplish his word and counsel.” [= ini diperintahkannya atau sebagai suatu kebijaksanaan / siasat, dimana ia betul-betul menganggap bahwa ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri peperangan; atau dengan rencana untuk menjadikannya tawanan, sehingga dengan itu ia bisa menghapus noda dari penawanan terhadap dirinya sendiri, dan memulihkan kehormatan dan keunggulan yang hilang darinya pada saat itu; atau lebih mungkin oleh kuasa dan providensia Allah, yang mengatur / mencondongkan hati dari raja-raja sekehendakNya, dan mencondongkan mereka pada jalan ini, supaya mereka, sekalipun tanpa sepengetahuan mereka, bisa mengerjakan firman dan rencanaNya.] - hal 714.

Catatan: Saya tidak setuju dengan kemungkinan ketiga yang diberikan oleh Poole, karena Ahab akhirnya mati bukan karena perintah raja Aram dalam ay 31 ini, tetapi karena seseorang yang memanah secara sembarangan (1 Raja-Raja 22: 34).

3) Yosafat hampir jadi korban (1 Raja-Raja 22: 32-33).

a) Karena Yosafat memakai pakaian kebesaran, maka tentara Aram mengira bahwa ia adalah Ahab, dan mereka menyerang dia.

Matthew Henry: “Those that associate with evil doers are in danger of sharing in their plagues. [= Mereka yang bersekutu dengan pelaku-pelaku kejahatan ada dalam bahaya mengambil bagian dalam bencana-bencana mereka.].

b) Teriakan Yosafat, yang rupanya merupakan teriakan kepada Allah / doa, menyebabkan Allah menolongnya dengan membuat tentara Aram menyadari bahwa itu bukanlah Ahab sehingga mereka undur dari padanya.

Bahwa teriakan Yosafat merupakan suatu doa tak terlihat dalam 1Raja 22 ini, tetapi terlihat dari ayat paralelnya dalam 2Taw 18:31.

2Taw 18:31 - “Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: ‘Itu raja Israel!’ Lalu mereka mengepung dia, untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya.”.

KJV: ‘and God moved them to depart from him.’ [= dan Allah menggerakkan mereka untuk meninggalkan dia.].

Matthew Henry: “it is said (2 Chron 18:31) that God moved them (for he has all hearts in his hand) to depart from him. To him he cried out, not in cowardice, but devotion, and from him his relief came: Ahab was in no care to succour him. God is a friend that will not fail us when other friends do. [= dikatakan (2Taw 18:31) bahwa Allah menggerakkan mereka (karena Ia mempunyai semua hati dalam tanganNya) untuk meninggalkan dia. KepadaNya ia berteriak, bukan dalam kepengecutan, tetapi dalam pembaktian, dan dari Dia pertolongannya datang: Ahab tidak peduli untuk menolongnya. Allah adalah seorang sahabat yang tidak akan mengecewakan kita pada waktu sahabat-sahabat yang lain mengecewakan kita.].

III) Penggenapan nubuat / Firman Tuhan.

1) 1 Raja-Raja 22: 34: “Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.”.

Mula-mula kelihatannya Ahab sukses dengan taktik penyamarannya itu. Tetapi lalu terjadi ay 34 yang menghancurkan kesuksesannya itu. Ada tradisi yang mengatakan bahwa pemanah ini adalah Naaman (bdk. 2Raja 5:1-dst), tetapi ini adalah anggapan yang tidak berdasar.

a) Ay 34: menembak dengan sembarangan’.
KJV/RSV: drew a bow at a venture’ [= menarik busurnya secara untung-untungan].
NIV/NASB: drew his bow at random’ [= menarik busurnya secara sembarangan].

Catatan: Kata bentuk jamaknya muncul dalam 2Sam 15:11 dan dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan tanpa curiga.

NIV: quite innocently [= dengan tak bersalah].
NASB: innocently [= dengan tak bersalah].
KJV/RSV: in their simplicity [= dalam kesederhanaan mereka].

Pulpit Commentary: An unknown, unconscious archer. The arrow that pierced Ahabs corselet was shot in simplicity, without deliberate aim, with no thought of striking the king. It was an unseen Hand that guided that chance shaft to its destination. It was truly the arrow of the Lords vengeance. [= Seorang pemanah yang tak dikenal, dan yang tak menyadari tindakannya. Panah yang menusuk pakaian perang Ahab ditembakkan dalam kesederhanaan, tanpa tujuan yang disengaja, dan tanpa pikiran untuk menyerang sang raja. Adalah Tangan yang tak kelihatan yang memimpin panah kebetulan itu pada tujuannya. Itu betul-betul merupakan panah pembalasan Tuhan.] - hal 545.

Pulpit Commentary: how useless are disguises when the providence of Omniscience is concerned! Ahab might hide himself from the Syrians, but he could not hide himself from God. Neither could he hide himself from angels and devils, who are instruments of Divine Providence, ever influencing men, and even natural laws, or forces of nature.” [= betapa tidak bergunanya penyamaran pada waktu providensia dari Yang Mahatahu yang dipersoalkan! Ahab bisa menyembunyikan dirinya dari orang Aram, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan dirinya dari Allah. Ia juga tidak bisa menyembunyikan dirinya dari malaikat dan setan, yang merupakan alat-alat dari Providensia Ilahi, yang selalu mempengaruhi manusia, dan bahkan hukum-hukum alam, atau kuasa / kekuatan alam.] - hal 552.

Pulpit Commentary: The chance shot. The success of Ahabs device only served to make the blow come more plainly from the hand of God. Ben-hadads purpose could be baffled, but not His. There is no escape from God.” [= Tembakan kebetulan. Sukses dari muslihat Ahab hanya berfungsi untuk membuat kelihatan dengan lebih jelas bahwa serangan itu datang dari tangan Allah. Tujuan / rencana Benhadad bisa digagalkan / dihalangi, tetapi tidak tujuan / rencanaNya. Tidak ada jalan untuk lolos dari Allah.] - hal 557.

Ini menunjukkan bahwa tidak ada kebetulan. Semua yang kelihatannya merupakan kebetulan, diatur oleh Allah.

b) 1 Raja-Raja 22: 34: sambungan baju zirah.
Di bagian depan ada 2 tempat yang memungkinkan yaitu: dada atas dekat dengan leher, atau perut. Kalau tempat pertama yang terkena, mungkin sekali ia akan langsung mati. Bahwa ia masih bisa berbicara (ay 34b), menunjukkan bahwa rupanya ia terkena panah di perut.

Matthew Henry: “That which to us seems altogether casual is done by the determinate counsel and fore-knowledge of God. [= Apa yang bagi kita kelihatannya sama sekali bersifat kebetulan dilakukan oleh rencana yang tetap dan pra-pengetahuan Allah.].

2) 1 Raja-Raja 22: 35-38:

a) Ay 35a: Pertempuran yang makin seru menyebabkan permintaan Ahab untuk keluar dari medan perang dalam ay 34b tidak bisa dituruti. Saya percaya bahwa ini juga merupakan pengaturan dari Allah, supaya Ahab tidak bisa mendapat pertolongan, dan mati di medan perang itu.

b) Ay 35b: Ahab ditopang untuk tetap berdiri supaya tentaranya tidak kecil hati.

c) Ay 36-37: rupanya ini adalah teriakan untuk menghentikan perang, karena Ahab sudah mati.
Dalam 1Raja 20 Israel menang melawan Aram. Dalam 1Raja 22 Israel yang dibantu oleh Yehuda / Yosafat kalah melawan Aram! Jelas bahwa faktor Tuhanlah yang menentukan menang atau kalah.

d) 1 Raja-Raja 22: 35-38:
Pulpit Commentary: The prophecies of Elijah and Micaiah seem to be in conflict. The one speaks of the dogs licking the blood of Ahab at Samaria; the other of Ahab falling at Ramoth-Gilead. Who but God could so order events that there should be no conflict here? [= Nubuat-nubuat dari Elia dan Mikha kelihatannya bertentangan. Yang satu berkata tentang anjing yang menjilat darah Ahab di Samaria; yang lain tentang Ahab jatuh di Ramot-Gilead. Siapa kecuali Allah bisa mengatur kejadian-kejadian sehingga tidak ada pertentangan di sini?] - hal 553.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah: apakah Ramot-Gilead, yang termasuk wilayah Manasye, tidak termasuk pada Samaria?

e) 1 Raja-Raja 22: 38: sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu.
Ini sama dengan RSV/NIV/NASB.
KJV: and they washed his armour [= dan mereka mencuci senjatanya].
Footnote NIV: and cleaned the weapons [= dan membersihkan senjata].

Pulpit Commentary menolak terjemahan ini dengan alasan bahwa kata Ibraninya selalu diterjemahkan perempuan sundal dalam Perjanjian Lama.

f) 1 Raja-Raja 22: 38 akhir: sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkanNya.
Ini kelihatannya tidak menunjukkan bahwa ini adalah hukuman yang baru, setelah yang lama dibatalkan. Kelihatannya ini adalah hukuman yang lama, yang diucapkan dengan perantaraan Elia dalam 1Raja 21:19.

1Raja-Raja 21:19 - “Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu.”.
Lalu mengapa tempat kejadian tidak sesuai dengan 21:19? Ada bermacam-macam  jawaban:

1. Matthew Poole (hal 711) mengatakan bahwa kata Ibrani yang diterjemahkan di tempat [NIV: in the place where {= di tempat dimana}] dalam 1Raja 21:19, bisa diterjemahkan:
a. instead of this that [= bukannya ini tetapi itu], yang justru menunjukkan bahwa itu akan terjadi di tempat lain.
b. because that [= karena], yang tidak menunjukkan tempat, tetapi penyebab dari terjadinya hal itu.

2. Ada penafsir yang beranggapan bahwa darah Nabot juga dijilati anjing di telaga Samaria. Jadi dengan terjadinya ay 38 ini tergenapilah nubuat Elia dalam 21:19.

Keberatan: Matthew Poole (hal 710) mengatakan bahwa Yizreel termasuk wilayah Isakhar, sedangkan telaga Samaria termasuk wilayah Efraim. Bagaimana mungkin darah Nabot dijilati anjing di telaga Samaria, yang termasuk wilayah Efraim, sedangkan ia dibunuh di Yizreel, yang termasuk wilayah Isakhar?

Jawab: Ahab mati di Ramot-Gilead, yang termasuk wilayah Manasye, tetapi darahnya bisa dijilati anjing di telaga Samaria, yang termasuk wilayah Efraim. Kalau hal seperti ini bisa terjadi pada diri Ahab, mengapa tidak bisa terjadi pada diri Nabot?

3. Di tempat (21:19) maksudnya Samaria (Matthew Poole hal 710). Ini memang memungkinkan, karena kontex dari 21:19 memang adalah Samaria (perhatikan 21:18).

4. Nubuat Elia itu digenapi khususnya dalam diri anak Ahab yang bernama Yoram (2Raja 9:24-26), yang darahnya bisa dikatakan sebagai darah Ahab (Matthew Poole hal 710-711).

2Raja-Raja 9:24-26 - “(24) Tetapi Yehu menarik busurnya dengan sepenuh kekuatannya, lalu memanah Yoram di antara kedua bahunya, sehingga anak panah itu menembus jantungnya, maka rebahlah ia di dalam keretanya. (25) Kemudian berkatalah Yehu kepada Bidkar, perwiranya: Angkat dan lemparkanlah mayatnya ke kebun Nabot, orang Yizreel itu, sebab ketahuilah, bahwa pada waktu aku dan engkau berdampingan menunggang kuda mengikuti Ahab, ayahnya, maka TUHAN telah mengucapkan terhadap dia hukuman ini: (26) Sesungguhnya, Aku telah melihat darah Nabot dan darah anak-anaknya tadi malam, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan membalaskannya kepadamu di kebun ini, demikianlah firman TUHAN. Oleh sebab itu angkat dan lemparkanlah mayatnya ke kebun ini sesuai dengan firman TUHAN.”.

Keberatan: 1Raja 21:19 - darahmu’.
KJV: thy blood, even thine [= darahmu, bahkan darahmu].
NASB: your blood, even yours [= darahmu, bahkan darahmu].
NIV: your blood - yes, yours! [= darahmu - ya, darahmu].
Lit: your blood, also you [= darahmu, juga engkau].
Bagian ini kelihatannya menekankan bahwa yang dimaksud oleh nubuat Elia itu betul-betul adalah darah Ahab sendiri, bukan darah anak Ahab.

Jawab: mula-mula memang begitulah hukuman itu, tetapi karena pertobatan Ahab maka hukuman itu ditransfer kepada anaknya. Ini tidak berarti bahwa anaknya dihukum karena dosa ayahnya (bdk. Yeh 18:20). Anaknya juga jahat (2Raja 3:2-3), dan layak mendapatkan hukuman itu.

Keberatan: tetapi 22:38 ini mengatakan bahwa nubuat Elia itu digenapi dengan kematian Ahab sendiri.

Jawab: ini digenapi hanya sebagian dalam diri Ahab, karena sebetulnya bagian nubuat yang berhubungan dengan Ahab sudah dibatalkan karena pertobatan Ahab, tetapi karena dosa Ahab dalam 1Raja 22 maka hukuman itu diberlakukan lagi, tetapi tempatnya berbeda.

Pulpit Commentary: The dogs licked Ahabs blood (ch. 21:19), not in Jezreel, indeed, because the judgment then pronounced was that of the overthrow of the dynasty. This was delayed on account of Ahabs repentance, and happened, as predicted, in his sons days (ch. 21:29). But the personal part of the prediction, The dogs shall lick thy blood, even thine, was not revoked.” [= Anjing-anjing menjilati darah Ahab (pasal 21:19), memang bukan di Yizreel, karena penghakiman yang diucapkan pada saat itu adalah kejatuhan dari dinasti. Ini ditunda karena pertobatan Ahab, dan terjadi seperti diramalkan, dalam zaman anaknya (pasal 21:29). Tetapi bagian pribadi dari ramalan itu, Anjing-anjing akan menjilati darahmu, bahkan darahmu tidak dicabut / ditarik kembali.] - hal 557-558.

5. Gabungan dari point 3 dan point 4 di atas.
Pulpit Commentary: But were not the words of Elijah In the place where the dogs licked the blood of Naboth (viz., Jezreel) shall dogs lick thy blood, even thine? But the context there, the vineyard of Naboth is said to be in Samaria (see ch. 21:18,19), because Jezreel, like Bethel, was one of the cities of Samaria (see ch. 13:32). In the very vineyard of Naboth did the blood of Ahab flow from the veins of his son (see 2Kings 9:25,26).” [= Tetapi bukankah kata-kata Elia di tempat dimana anjing menjilat darah Nabot (yaitu Yizreel) anjing akan menjilat darahmu, bahkan darahmu? Tetapi kontex di sana, kebun anggur Nabot dikatakan ada di Samaria (lihat pasal 21:18,19), karena Yizreel, seperti Betel, adalah salah satu dari kota-kota Samaria (lihat pasal 13:32). Persis di kebun anggur Nabot darah Ahab mengalir dari pembuluh darah anaknya (lihat 2Raja 9:25,26).] - hal 553.

Saya setuju dengan penafsiran no 4.

g) Kematian Ahab menggenapi 3 nubuat, yaitu nubuat oleh nabi dalam 20:42, nubuat Elia dalam 21:19, dan nubuat Mikha dalam 22:17,19-23.

IV) Kematian dan prestasi duniawi Ahab (1 Raja-Raja 22: 38-39).

1) 1 Raja-Raja 22: 39: istana gading dan segala kota yang didirikannya.

Barnes Notes: the fact is important as indicating the general prosperity of the country in his time, ... Prosperity, it is plain, may for a while co-exist with causes - such as, the decay of religion - which are sapping the vital power of a nation, and leading it surely, if slowly, to destruction.” [= fakta ini penting karena menunjukkan kemakmuran secara umum dari negara itu pada jamannya, ... Adalah jelas bahwa kemakmuran untuk sementara bisa ada bersama-sama dengan penyebab-penyebab yang melemahkan kekuatan vital dari bangsa (seperti pembusukan agama), dan membawanya secara pasti, sekalipun secara lambat, pada kehancuran.] - hal 224.

Ini berlaku bukan hanya untuk suatu negara / bangsa tetapi juga untuk gereja, keluarga, individu! Karena itu suatu gereja / keluarga / individu bisa saja bobrok dalam kerohanian, tetapi makmur dalam keuangan!

2) 1 Raja-Raja 22: 38-39.
Menghubungkan ay 38 dengan ay 39, Pulpit Commentary memberikan komentar sebagai berikut: And this ignominious death - in what sharp contrast it stands with the indolent, luxurious, sensual life! The ivory house that he made, what an irony we may see in those words! ... The cities he built, the victories he won, how poor and empty do these exploits seem as we stand by the pool of Samaria, and see the livid, blood-stained corpse dragged from the chariot!” [= Dan kematian yang memalukan ini, sangat kontras dengan kehidupan yang malas, mewah, dan menuruti hawa nafsu! Rumah / istana gading yang dibuatnya - kita bisa melihat dalam kata-kata ini suatu ironi / ejekan! ... Kota-kota yang didirikannya, kemenangan-kemenangan yang dimenangkannya, alangkah miskin dan kosong kelihatannya hal-hal yang luar biasa ini pada waktu kita berdiri di dekat telaga Samaria, dan melihat mayat yang berwarna biru kehitam-hitaman dan berlumuran darah ini ditarik / diseret dari kereta!] - hal 546.

Saya berpendapat bahwa yang ditekankan seharusnya bukanlah sekedar kematian yang mengerikan dari Ahab, tetapi kematian yang mengerikan dari Ahab sebagai hukuman dari Tuhan. Perlu diingat bahwa:

a) Kematian yang mengerikan belum tentu merupakan hukuman Tuhan.
1. Nabot, dan banyak orang beriman yang lain, juga mengalami kematian yang mengerikan, tetapi itu bukanlah hukuman Tuhan. Itu hanyalah merupakan pintu gerbang menuju surga.
2. Lukas 13:1-5 menunjukkan bahwa Yesus menyalahkan orang yang menganggap bahwa kematian yang mengerikan pasti merupakan hukuman dosa.

b) Kematian yang tenang tetap bisa merupakan hukuman Tuhan.
Orang kaya yang bodoh dalam Lukas 12:16-21 dan juga orang kaya dalam Lukas 16:19-31 kelihatannya mengalami kematian biasa (tidak mengerikan), tetapi itu tetap merupakan hukuman Tuhan.

Jadi, dalam kasus Ahab, yang ditekankan adalah kematian yang mengerikan sebagai hukuman Tuhan. Apa artinya semua prestasi duniawi, kekayaan, dsb, kalau akhirnya ia mengalami kematian yang mengerikan sebagai hukuman Tuhan, dan lalu masuk ke neraka?
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
1. Pkh 12:1  - Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!,”.
2. Yesaya 55:6 - Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!.

-- (KOALISI ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT)

I) Persekutuan / koalisi Yosafat - Ahab dan keluarga.

1) 1Raja-Raja 22: 45: ‘Yosafat hidup dalam damai dengan raja Israel’.

Damai ini berarti lebih dari sekedar ‘tidak perang’. Untuk itu lihat point-point selanjutnya di bawah ini.

2) Persekutuan keluarga.

Dalam 1Raja-Raja 22: 2 dikatakan bahwa Yosafat mengunjungi Ahab. Mengapa Yosafat mengunjungi Ahab? 2Taw 18:1 mengatakan bahwa Yosafat adalah besan Ahab (bdk. 2Raja 8:18 / 2Taw 21:6 yang menunjukkan bahwa Yoram, anak Yosafat, kawin dengan anak Ahab).

Barnes’ Notes: “Jehoshaphat’s eldest son, Jehoram, was married to Athaliah, the daughter of Ahab:” [= Anak laki-laki tertua Yosafat, Yoram, menikah dengan Atalya, anak perempuan Ahab:] - hal 219.

Catatan:

a) Nama Atalya didapatkan dari 2Raja-raja 8:26.

2Raja-Raja 8:25-26 - “(25) Dalam tahun kedua belas zaman Yoram, anak Ahab raja Israel, Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja. (26) Ia berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja Israel.”.

b) Dalam Kitab Suci Indonesia baik Yosafat maupun Ahab mempunyai anak yang namanya Yoram. Tetapi dalam terjemahan bahasa Inggris, nama anak Ahab adalah Joram, sedangkan nama anak Yosafat adalah Jehoram (2Raja 8:16). Terjemahan Inggris ini lebih benar karena dalam bahasa Ibraninya kedua nama itu memang berbeda.

Nanti akan ada nama lain yang juga sama yaitu nama ‘Ahazia’.

Supaya tidak bingung oleh persamaan-persamaan nama ini, perhatikan bagan di bawah ini.

Ahab Izebel Yosafat

Ahazia Yoram Atalya Yoram

Ahazia (2Raja-Raja 8:25)

Jadi, Ahab dan Izebel mempunyai 3 orang anak, yaitu Ahazia, Yoram dan Atalya. Yosafat mempunyai anak yang namanya juga Yoram, yang menikah dengan Atalya, dan mempunyai anak yang namanya Ahazia (2Raja 8:25).

Jadi, ada dua orang yang namanya Yoram, dan dua orang yang namanya Ahazia.

3) Persekutuan dalam perang.

a) Dalam 1Raja-Raja 22: 1 dikatakan bahwa selama 3 tahun tidak ada perang antara Israel dengan Aram. Ini dimulai sejak perjanjian yang dilakukan oleh Ahab dengan Benhadad (1Raja 20:34).

b) Mungkin dalam perjanjian itu dikatakan bahwa Ramot-Gilead harus dikembalikan kepada Israel (ay 3 bdk. 1Raja 20:34), tetapi sampai saat itu tidak ditepati. Karena itu Ahab mau mengambilnya dengan kekerasan.

c) Ahab mengajak Yosafat untuk bersekutu melawan Aram (1Raja-Raja 22: 4).

1Raja-Raja 22: 4a: “Lalu katanya kepada Yosafat: ‘Maukah engkau pergi bersama-sama aku untuk memerangi Ramot-Gilead?’”.

1. Ahab mengajak Yosafat bersekutu dalam perang melawan Aram, karena Yosafat memang sangat kuat pada saat itu (2Taw 17:12-19).

2Taw 17:12 - “Yosafat makin lama makin kuat, menjadi luar biasa kuat. Di Yehuda ia membangun benteng-benteng dan kota-kota perbekalan.”.

2. Mengapa ia tidak mengandalkan Tuhan yang sudah menolongnya melawan Aram sebanyak 2 x dalam 1Raja 20? Mungkin karena dosa-dosanya yaitu:

a. Tidak membunuh Benhadad (1Raja 20)

b. Persoalan Nabot (1Raja 21)

menyebabkan ia tidak yakin Allah mau menolongnya. Ini sama seperti kalau kita memegangi suatu dosa, lalu kita tidak berani berdoa / meminta sesuatu pertolongan dari Tuhan, karena kita tahu Tuhan pasti tidak akan mendengar kita. Di sini kita melihat bahayanya dosa, yaitu makin lama makin menjauhkan seseorang dari Tuhan.

d) Ay 4b: Yosafat mau bersekutu dengan Ahab.

Ay 4b: “Jawab Yosafat kepada raja Israel: ‘Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu.’”.

4) Persekutuan dalam dagang (1Raja-Raja 22: 49-50).

1Raja-Raja 22: 49-50: “(49) Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber. (50) Pada waktu itu Ahazia, anak Ahab, berkata kepada Yosafat: ‘Baiklah anak buahku pergi bersama-sama anak buahmu dengan kapal-kapal itu.’ Tetapi Yosafat tidak mau.”.

Yosafat bersekutu dengan Ahazia bin Ahab untuk membuat kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis (2Taw 20:35-36) untuk pergi ke Ofir mengambil emas (ay 49a).

2Taw 20:35-36 - “(35) Kemudian Yosafat, raja Yehuda, bersekutu dengan Ahazia, raja Israel, yang fasik perbuatannya. (36) Ia bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di Ezion-Geber.”.

KJV: ‘ships to go to Tarshish’ [= kapal-kapal untuk pergi ke Tarsis].

NIV: ‘a fleet of trading ships’ [= armada kapal dagang].

Ay 49: kapal-kapal Tarsis. Ini = KJV/RSV/NASB.

NIV: ‘a fleet of trading ships’ [= armada kapal dagang].

Clarke mengatakan ada yang menterjemahkan ‘ships of burden’ [= kapal-kapal beban] - hal 479.

II) Apa salahnya persekutuan / koalisi seperti itu?

Ahab adalah raja brengsek, demikian juga dengan Ahazia bin Ahab (ay 52-54 2Taw 20:35). Sebaliknya Yosafat adalah raja yang saleh.

Kesalehan Yosafat bisa kita lihat dalam ay 43-44,47, yang akan saya bahas di bawah ini.

1) 1Raja-Raja 22: 43: “Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak menyimpang dari padanya dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN.”.

Ini sudah cukup jelas sehingga tidak perlu dijelaskan.

2) 1 Raja-raja 22: 44: “Hanya bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan. Orang masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu.”.

Catatan: ay 44 dalam Kitab Suci Inggris adalah ay 43b, sehingga mulai ayat ini sampai akhir pasal, Kitab Suci Indonesia dan Inggris berbeda satu ayat.

Problem 1Raja-Raja 22: 44.

a) 1Raja-Raja 22: 44: ‘bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkannya’.

b) 2Taw 17:6 - ‘ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan’.

c) 2Taw 20:33 - ‘Hanya bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan’.

Macam-macam pandangan tentang pertentangan ini:

1. Ada yang mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan penyalinan dalam 2Taw 17:6.

Saya menolak pandangan ini dengan alasan: tentang Asa (ayah Yosafat) juga dikatakan seperti itu.

a. 1Raja 15:14 mengatakan bahwa Asa tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan.

b. 2Taw 14:3,5 mengatakan bahwa Asa menjauhkan bukit-bukit pengorbanan.

c. 2Taw 15:17 kembali mengatakan bahwa Asa tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan.

Adanya contoh yang lain tentang Asa, menyebabkan saya tidak percaya pada pandangan pertama ini, karena rasanya sukar terbayangkan penyalin Kitab Sucinya salah 2 x dalam persoalan yang sama.

2. Barnes’ Notes: “Probably the writer of Chronicles refers to the desire and intention of the monarch, while the author of Kings records the practical failure of his efforts.” [= Mungkin penulis dari Tawarikh menunjuk pada keinginan dan maksud dari sang raja, sedangkan pengarang Raja-Raja mencatat kegagalan praktis dari usahanya itu.] - hal 224.

Keberatan:

a. Saya menganggap pandangan ini tidak masuk akal, karena ayat-ayat itu tidak membicarakan maksud / rencana tetapi tindakan.

b. Kalau dikatakan bahwa penulis Tawarikh itu menunjuk kepada keinginan / maksud, lalu bagaimana ia menjelaskan pertentangan antara 2Taw 17:6 (ia menjauhkan bukit pengorbanan) dengan 2Taw 20:33 (ia tidak menjauhkan bukit pengorbanan)? Kedua ayat ini sama-sama ditulis oleh penulis kitab Tawarikh, tetapi kelihatannya bertentangan.

3. Mula-mula ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan itu (ini yang dibicarakan oleh ay 44), tetapi dalam masa pemerintahannya belakangan ia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan itu (ini yang dibicarakan oleh 2Taw 17:6).

Bandingkan dengan kasus 2 penjahat di kayu salib, dimana Mat 27:44 / Mark 15:32b mengatakan bahwa kedua penjahat mencela Yesus, tetapi Luk 23:39-43 mengatakan bahwa penjahat yang satu menghujat Yesus tetapi yang satunya membela Yesus. Jelas bahwa mula-mula terjadi apa yang dikatakan dalam Matius 27:44 / Mark 15:32b, tetapi belakangan penjahat yang satu bertobat dan terjadilah apa yang diceritakan dalam Lukas 23:39-43.

Keberatan terhadap pandangan ini:

1Raja-Raja 22: 44: ‘bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkannya’.

2Taw 17:6 - ‘ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan’.

Kalau data Kitab Suci hanya ini, maka pandangan ke 3 ini mungkin benar. Tetapi adanya 2Taw 20:33 - ‘Hanya bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan’, yang kembali menunjukkan bahwa Yosafat tidak menjauhkan bukit pengorbanan, tak memungkinkan pandangan ini.

‘Balik kucing’ itu juga terjadi dengan Asa, karena 1Raja 15:14 mengatakan bahwa Asa tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, lalu 2Taw 14:3,5 mengatakan bahwa Asa menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, dan 2Taw 15:17 kembali mengatakan bahwa Asa tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan.

Karena itu jelas bahwa pandangan ke 3 ini tidak mungkin benar.

4. Ada yang mengatakan bahwa ada usaha menjauhkan bukit-bukit pengorbanan tetapi hanya sukses sebagian (Pulpit Commentary).

5. Ada yang mengharmoniskan 2 bagian ini dengan mengatakan bahwa bukit pengorbanan itu ada 2 macam, ada yang untuk Tuhan (yang dipakai sebelum ada Bait Allah, misalnya dalam 1Raja 3:2-3, dan terus dipakai setelah Bait Allah ada - 2Taw 33:17) dan ada yang untuk berhala. Yang untuk Tuhan tidak dihancurkan (ini yang dimaksud oleh ay 44 dan 2Taw 20:33), tetapi yang untuk berhala dihancurkan (ini yang dimaksud oleh 2Taw 17:6) - Adam Clarke, Matthew Poole.

Saya condong pada pandangan ke 5 ini, dan kalau ini benar, maka ini menunjukkan kesalehan Yosafat.

3) 1 Raja-Raja 22: 47: Yosafat menghapuskan ‘pelacuran bakti’.

KJV/NASB: ‘the sodomites’ [= Homosex].

NIV: ‘the male shrine prostitutes’ [= pelacur-pelacur laki-laki dari kuil].

RSV: ‘the male cult prostitutes’ [= pelacur-pelacur laki-laki dari sekte / upacara agama].

Tuhan tidak senang, dan bahkan menjadi marah, melihat persekutuan orang benar dan orang jahat!

Catatan: ini tidak berarti bahwa kita sama sekali tidak boleh berteman / berhubungan dengan orang non Kristen, karena kalau demikian, siapa yang memberitakan Injil kepada mereka? Yang dilarang adalah hubungan / persahabatan yang sama sekali tidak ditujukan untuk pemberitaan Injil, tetapi demi kepentingan yang lain.

III) Akibat persekutuan / koalisi Yosafat - Ahab & keluarga.

1) Akibat persekutuan keluarga.

Perkawinan Yoram bin Yosafat, dengan Atalya bin Ahab, menyebabkan Yoram bin Yosafat ini, hidupnya menjadi jahat (2Raja-Raja 8:18 / 2Taw 21:6 - perhatikan kata ‘sebab’ dalam kedua ayat ini).

2Raja-Raja 8:16-18 - “(16) Dalam tahun kelima zaman Yoram, anak Ahab raja Israel - pada waktu itu Yosafat adalah raja Yehuda - Yoram, anak Yosafat raja Yehuda menjadi raja. (17) Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. (18) Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, SEBAB yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.”.

Jadi, Yosafat yang saleh, anaknya menjadi jahat karena menikah dengan anak dari Ahab!

Bukan itu saja, tetapi anak hasil pernikahan ini, yang namanya adalah Ahazia, juga menjadi jahat (2Raja-Raja 8:25-27 2Taw 22:1-4).

2Raja 8:25-27 - “(25) Dalam tahun kedua belas zaman Yoram, anak Ahab raja Israel, Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja. (26) Ia berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja Israel. (27) Ia hidup menurut kelakuan keluarga Ahab dan ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, SEBAB ia adalah seorang menantu dari keluarga itu.”.

Cucu Yosafat, yaitu Ahazia, juga menjadi jahat. Tetapi mengapa ia disebut ‘menantu dari keluarga Ahab’? Bandingkan dengan bagan tadi yang saya berikan ulang di sini.

Ahab Izebel Yosafat

Ahazia Yoram Atalya Yoram

Ahazia (2Raja-Raja 8:25)

Dari bagan ini terlihat dengan jelas bahwa Ahazia adalah cucu dari Ahab. Lalu mengapa disebut ‘menantu dari keluarga Ahab’?

Matthew Poole (tentang 2Raja-Raja 8:27): “He was the proper son of Athaliah, daughter of Ahab, and the grandson-in-law of Ahab, because his father was Ahab’s son-in-law, 2Ki 8:18.” [= Secara ketat ia adalah anak laki-laki dari Atalya, anak perempuan dari Ahab, dan cucu menantu dari Ahab, karena ayahnya adalah menantu dari Ahab, 2Raja 8:18.].

Catatan: jadi kelihatannya sebutan itu diambil lewat jalur ayahnya, bukan lewat jalur ibunya.

Text di bawah ini menunjukkan bagaimana Ahazia ini menjadi jahat.

Bdk. 2Tawarikh 22:2-4 - “(2) Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri. (3) Iapun hidup menurut kelakuan keluarga Ahab, KARENA ibunya menasihatinya untuk melakukan yang jahat. (4) Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, SEBAB sesudah ayahnya mati mereka menjadi penasihat-penasihatnya yang mencelakakannya.”.

Jadi, baik anak, maupun cucu dari Yosafat, menjadi jahat gara-gara pernikahan campuran ini. Dan sebetulnya bukan hanya anak dan cucu Yosafat yang terseret ke dalam kejahatan, tetapi juga Yosafat sendiri.

a) Yosafat, sekalipun dalam 1Raja-Raja 22: 5,7 menginginkan nasihat Firman Tuhan, tetapi setelah mendengar nubuat dari nabi Mikha (ay 17,19-23,28), akhirnya tetap terseret oleh keinginan Ahab untuk berperang, sehingga ia ikut berperang dan dengan itu mengabaikan nubuat nabi Mikha. Mungkin pengabaian itu terjadi karena terseret oleh nubuat palsu dari para nabi palsu dari Ahab (ay 6,11-12), dan juga kata-kata Ahab yang mendiskreditkan nabi Mikha (ay 8,18). Bagaimanapun ini jelas juga dosa.

b) Pada waktu Ahab mengatakan bahwa ia membenci Mikha (ay 8a), Yosafat bersikap terlalu lunak terhadap Ahab (ay 8b).

1 Raja-Raja 22: 8: “Jawab raja Israel kepada Yosafat: ‘Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.’ Kata Yosafat: ‘Janganlah raja berkata demikian.’”.

c) Ia membiarkan Zedekia menampar Mikha (1Raja-Raja 22: 24), dan ia juga membiarkan saja Ahab memasukkan kembali nabi Mikha ke dalam penjara, dan memberinya makanan dan minuman serba sedikit (ay 26-27).

Pulpit Commentary: “But where is Jehoshaphat? He was silent when he should have spoken for the prophet of God. See the influence of bad company.” [= Tetapi dimana Yosafat? Ia diam pada waktu ia seharusnya berbicara untuk membela nabi Allah. Lihatlah pengaruh dari pergaulan yang buruk.] - hal 552.

Bdk. 1Korintus 15:33 - “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”.

Ini perlu diperhatikan oleh orang kristen yang kawin campur dengan orang kafir ataupun dengan kristen KTP. Kawin campur seperti itu bisa merusak moral / kerohanian keturunan saudara, dan bahkan moral / kerohanian diri saudara sendiri.

2Kor 6:14-16a,17-18 - “(14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (16a) Apakah hubungan Bait Allah dengan berhala? ... (17) Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. (18) Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.’”.

Tetapi ingat bahwa pemisahan diri dari orang jahat ini tidak boleh dilakukan kalau sudah terlanjur menikah dengan orang jahat / non kristen (1Korintus 7:12-13).

2) Akibat persekutuan dalam perang.

a) Yosafat hampir mati dalam perang, dan jelas mengalami kerugian banyak tentara yang mati (1Raja-Raja-Raja 22: 29-33).

1Raja-Raja 22: 32b: ‘tetapi Yosafat berteriak’.

Ada yang mengatakan bahwa mungkin teriakan Yosafat ini, yang tujuannya minta tolong kepada tentaranya, mempunyai ciri khas yang berbeda dengan kalau teriakan itu diberikan oleh Ahab. Atau teriakan itu ditujukan kepada tentara Yehuda, yang jelas berbeda dengan tentara Israel. Ini menyebabkan tentara Aram tahu bahwa ia bukanlah Ahab.

Tetapi dalam bagian paralel dari 1 Raja-Raja 22: 32 ini, yaitu dalam 2Taw 18:31b, dikatakan: “tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya.”.

NIV: ‘but Jehoshaphat cried out, and the LORD helped him. God drew them away from him,’ [= tetapi Yosafat berteriak, dan TUHAN menolongnya. Allah menarik mereka menjauhinya,].

Ini menunjukkan bahwa teriakan Yosafat itu adalah teriakan yang ditujukan kepada Allah, dan teriakan ini menyebabkan Allah menolongnya dengan membuat para penyerangnya sadar bahwa ia bukanlah Ahab, lalu mereka mundur dari padanya sesuai dengan perintah raja Aram dalam ay 31.

Pulpit Commentary: “Jehoshaphat barely escaped, through the mercy of God, with his life; and he suffered the loss of many of his people (see Rev. 18:4.)” [= Yosafat hampir tidak lolos dengan nyawanya melalui belas kasihan Allah; dan ia mengalami kehilangan banyak rakyatnya / tentaranya (lihat Wahyu 18:4).] - hal 548.

Catatan: Wahyu 18 membicarakan kejatuhan Babel, kota yang jahat. Dan Wah 18:4 berbunyi: “Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: ‘Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.”.

Kata ‘nya’ menunjuk kepada Babel.

Jadi ayat ini menunjukkan bahwa persekutuan dengan kota yang jahat menyebabkan orang-orang itu mengambil bagian dalam dosa-dosa kota yang jahat itu, dan karena itu juga mengambil bagian dalam malapetaka-malapetaka dari kota itu, yang merupakan hukuman Tuhan atas kota itu. Supaya itu tidak terjadi, umat Allah disuruh meninggalkan kota itu!!!

b) Setelah peperangan berakhir, Yosafat ditegur Tuhan melalui nabi Yehu bin Hanani. Teguran ini tidak diceritakan dalam kitab Raja-Raja, tetapi ada dalam kitab Tawarikh.

Dalam 2Taw 18 diceritakan perang yang ada dalam 1Raja-Raja 22 ini, dan lalu dalam 2Tawarikh 19:2, persis setelah Yosafat pulang ke Yerusalem dari peperangan ini, dikatakan “Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: ‘Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau.”.

Apakah Ahab memang membenci Tuhan? Jelas bahwa kehidupan Ahab yang penuh dosa dan penyembahan berhala yang ia lakukan bisa dianggap sebagai bukti dari hal ini. Tetapi hal ini juga terlihat dari 1Raja-Raja 22: 8 dimana ia sendiri berkata bahwa ia membenci nabi Mikha.

Pulpit Commentary: “‘I hate him.’ Whom did Ahab hate? Micaiah, the faithful prophet of the Lord. Does not this look like a declaration of hatred against the Lord?” [= ‘Aku membencinya’. Siapa yang dibenci oleh Ahab? Mikha, nabi yang setia dari Tuhan. Apakah ini tidak kelihatan sebagai suatu pernyataan tentang kebencian terhadap Tuhan?] - hal 547.

Pulpit Commentary: “The distance between Ahab and God was reflected in that which separated him from the speaker of God’s word.” [= Jarak antara Ahab dan Allah digambarkan oleh apa yang memisahkannya dari pembicara / pemberita Firman Allah.] - hal 557.

Catatan: Semua ini tidak menyebabkan Yosafat kapok, karena ternyata nanti dalam 2Raja 3:6-7 ia kembali bersekutu dengan Yoram (anak Ahab / adik Ahazia), untuk melawan Moab.

Rupanya Yosafat adalah orang yang terlalu menekankan keluarga, dan terlalu sungkan terhadap keluarga!

Bdk. Matius 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.”.

3) Akibat persekutuan dalam dagang (1 Raja-Raja 22: 49-50).

Ay 49-50: “(49) Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber. (50) Pada waktu itu Ahazia, anak Ahab, berkata kepada Yosafat: ‘Baiklah anak buahku pergi bersama-sama anak buahmu dengan kapal-kapal itu.’ Tetapi Yosafat tidak mau.”.

1Raja-Raja 22: 49-50 didahului oleh ayat yang aneh, yaitu ay 48, yang akan saya bahas sedikit saja. Ay 48: “Tidak ada raja di Edom, karena itu yang menjadi raja ialah seorang kepala daerah.”.

Adam Clarke: “This note is introduced by the writer to account for Jehoshaphat's building ships at Ezion-geber, which was in the territory of the Edomites, and which showed them to be at that time under the Jewish yoke.” [= Catatan ini dimasukkan oleh penulis pada cerita untuk pembangunan kapal-kapal Yosafat di Ezion-Geber, yang ada dalam daerah dari orang-orang Edom, dan yang menunjukkan bahwa pada saat itu mereka berada di bawah kuk orang-orang Yahudi.].

Ada 2 penafsiran tentang 1Raja-Raja 22: 49-50:

a) Versi Adam Clarke.

1Raja-Raja 22: 50 akhir: ‘Tetapi Yosafat tidak mau.’.

Ini dianggap sebagai pertentangan dengan 2Taw 20:35-36 yang menunjukkan bahwa Yosafat mau bersekutu dengan Ahazia bin Ahab.

2Taw 20:35-36 - “(35) Kemudian Yosafat, raja Yehuda, bersekutu dengan Ahazia, raja Israel, yang fasik perbuatannya. (36) Ia bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di Ezion-Geber.”.

Karena itu Clarke lalu menafsirkan sebagai berikut:

“But instead of vaw-lahmed-aleph aleph-beth-heh VELO ABAH, ‘he would not,’ perhaps we should read vaw-lahmed-vaw aleph-beth-heh VELO ABAH, ‘he consented to him;’ two words pronounced exactly in the same way, and differing but in one letter, viz., an aleph for a vau. This reading, however, is not supported by any MS. or version;” [= Tetapi sebagai ganti dari vaw-lahmed-aleph aleph-beth-heh VELO ABAH, ‘ia tidak mau’, mungkin kita seharusnya membaca vaw-lahmed-vaw aleph-beth-heh VELO ABAH, ‘ia menyetujuinya’; dua kata yang bunyi bacaannya persis sama, dan berbeda hanya satu huruf, yaitu, sebuah aleph untuk sebuah vaw. Tetapi, bacaan ini tidak didukung oleh manuscript atau versi manapun;] - hal 479.

Clarke menambahkan bahwa ada orang yang mengusulkan bahwa 1Raja-Raja 22: 49-50 diterjemahkan dengan urut-urutan yang berbeda seperti yang berikut ini:

“Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas. Pada waktu itu, Ahazia, anak Ahab, berkata kepada Yosafat: ‘Baiklah anak buahku pergi bersama-sama anak buahmu dengan kapal-kapal itu’. Dan Yosafat menyetujuinya. Tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber.”.
EKSPOSISI 1 RAJA-RAJA 22:1-54
Saya berpendapat bahwa baik pengubahan huruf, yang tidak didukung oleh manuscript manapun (perlu juga diketahui bahwa huruf ‘aleph’ dan ‘vaw’ dalam abjad Ibrani, sangat berbeda bentuknya), maupun perubahan urut-urutan, harus ditolak!

b) Versi penafsir-penafsir yang lain.

Urut-urutan cerita lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. 2Taw 20:35-36 menceritakan aliansi dagang pertama antara Yosafat dengan Ahazia bin Ahab, tetapi ini tidak diceritakan dalam 1Raja-Raja 22: 49. Ay 49 hanya menceritakan kapal-kapal itu dalam perjalanan.

2. Eliezer bernubuat tentang pecahnya kapal-kapal itu. Nubuatnya berbunyi: ‘Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.’ (2Taw 20:37a).

3. Nubuat itu tergenapi, dan kapal-kapal itu pecah di Ezion Geber (ay 49b 2Taw 20:37b).

2Taw 20:37 - “Tetapi Eliezer bin Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: ‘Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.’ Lalu kapal-kapal itu pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis.”.

4. Setelah kapal-kapal itu pecah, maka Ahazia mengusahakan aliansi dagang yang kedua dalam persoalan yang sama. Tetapi Yosafat, yang sudah kapok karena hajaran Tuhan itu, lalu menolak usul Ahazia itu.

Ini diceritakan dalam 1Raja-Raja 22: 50 tetapi tidak diceritakan dalam 2Taw 20.

Ini versi yang saya setujui.

Pulpit Commentary: “Yet Jehoshaphat formed a trade alliance with Ahaziah. ... But for this God rebuked him, and ‘the ships were broken’ ... Let no money consideration, no gold of Ophir, induce godly young men to enter into trade partnerships with the ungodly.” [= Tetapi Yosafat membentuk aliansi dagang dengan Ahazia. ... Tetapi untuk ini Allah menegur dia, dan ‘kapal-kapal itu pecah’ ... Janganlah pertimbangan uang, atau emas dari Ofir, membujuk orang-orang muda yang saleh untuk memasuki suatu persekutuan dagang dengan orang jahat.] - hal 556.

Kesimpulan / penutup.

Biarlah khotbah ini membuat saudara berhati-hati dalam persekutuan / persahabatan dan lebih-lebih pacaran / pernikahan yang saudara lakukan!. EKSPOSISI 1 RAJA-RAJA 22:1-54

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post