ARTI BERTEKUN DALAM DOA ( 4 SYARAT EFEKTIVITAS DALAM BERDOA)

ARTI BERTEKUN DALAM DOA ( 4 SYARAT EFEKTIFITAS DALAM BERDOA)
Dalam membahas spiritualitas berdasarkan John Calvin juga tidak mungkin terlepas dari doa. Sebab bagi Calvin , doa adalah curahan jiwa dari akar kesalehan dan bagian paling penting dalam kehidupan Kristen. Hal ini dipertegas ketika Calvin memberi judul dalam Institutio nya yang mengenai doa, bahwa doa merupakan latihan iman yang utama. Artinya Calvin hendak menegaskan bahwa doa merupakan satu bagian yang tidak boleh tidak ada daripada kehidupan beriman atau kehidupan sebagai orang percaya.

Penekanan terhadap pentingnya doa juga bisa diambil daripada konsep dimana Yesus Kristus yang mengutip dari Yesaya 56:7 ini membawa kembali konsep Bait Allah sebagai “Rumah Doa.” Di dalamnya, jelas bahwa Yesus Kristus marah kepada orang-orang dalam Bait Allah dan kemudian dinyatakan bahwa kemarahan Yesus mengindikasikan bahwa Yesus marah terhadap penggunaan bait Allah yang bukan dijadikan tempat bersekutu atau berdoa. Oleh sebab itu Calvin begitu perhatian dan mengatakan bahwa doa merupakan bagian yang paling utama dari penyembahan kepada Allah.

Lebih lanjut, Calvin memberikan pemahaman yang lebih luas lagi, bahwa doa itu begitu penting, sebab doa merupakan satu bagian yang mengungkapkan persekutuan orang percaya dengan Allah dan yang di dalamnya orang percaya mengalami berkat-berkat rohani. Melalui doa, orang percaya menerima kesatuan iman yang membawa orang percaya juga mengalami janji-janji dari Allah.

Kebiasaan berdoa juga merupakan suatu bentuk pengagungan dan pujian kepada Allah. Dalam hal ini, diartikan sebagai suatu pengakuan dan kesadaran bahwa Allah harus disembah dan bahwa hanya Dia yang sanggup menolong. 

Calvin memberikan penjelasan hal ini dengan mengatakan bahwa penolakan akan kehidupan yang berdoa itu sama dengan penolakan akan Allah sebagai Pencipta dan bahwa Dia adalah Sumber dari segala berkat yang baik. Dengan demikian, kebiasaan berdoa ini mengajarkan orang percaya memiliki sikap berserah kepada Allah dan menggantungkan hidupnya kepada Allah dan mengaku bahwa Dia adalah Allah yang sejati dan hanya kepada Dia kehidupan ini diberikan dan untuk itulah orang percaya meminta pertolongan-Nya.

Kewajiban berdoa juga bukan hanya adalah bentuk pengagungan melainkan bentuk kehidupan yang serupa dengan Kristus dan karenanya sebagai tanda penebusan dalam hidup orang percaya. Sebab, doa sendiri bukanlah hasil inisiatif manusia melainkan “tanggapan ilahi terhadap inisiatif ilahi di dalam orang-orang pilihan.” 

Dan lagi, “Doa adalah sesuatu yang kita lakukan dengan pertolongan Allah berdasarkan apa yang telah dikerjakan Allah bagi kita di dalam pemilihan kekal.” Sehingga tidak heran kemudian Calvin menuliskan bahwa doa itu sendiri merupakan hasil gerakan Roh Kudus,selaku Roh yang mengikat Kebersatuan dengan Kristus.

Salah satu keunikan lagi dari John Calvin ketika berbicara mengenai berdoa, bahwa Calvin mengajukan empat peraturan dan atau syarat dalam berdoa. Keempat peraturan ini diberikan supaya orang percaya memiliki suatu sikap yang berdoa yang baik. Keempat syarat itu, yaitu:

1.Syarat pertama dengan mengatakan bahwa doa yang dipanjatkan haruslah di dalam suatu sikap hormat kepada Allah dengan sepenuh hati. 

Di dalamnya Calvin mengajak orang percaya untuk datang dengan penuh persiapan yang sepatutnya untuk berdoa supaya nanti datang tidak melantur dan supaya benar-benar dalam hati. Oleh sebab itu, Calvin mengatakan bahwa ketika datang berdoa, jangan biarkan lidah itu mendahului hati sehingga menghasilkan kata-kata yang kosong. Karena itu, Calvin mengajak untuk “mengatur pikiran dan hati supaya layak melakukan percakapan dengan Allah.” Serta merangkai kata dengan “cermat dan sepatutnya.”

2.Syarat kedua sebagai kerinduan dan kebutuhan yang disampaikkan dengan tulus. 

Karena itu, Calvin menentang orang-orang yang berdoa selalu diulang-ulang, yang semakin menunjukkan betapa ketidaktulusan dalam berdoa atau ketidaksungguhan berdoa. Artinya,di dalam berdoa, orang percaya sudah seharusnya memiliki ketulusan di hadapan Allah termasuk dalam memohon pengampunan, sudah sepatutnya orang percaya datang berdoa dengan keinginan yang tulus dan penuh rasa penyesalan kepada Allah.

3.Syarat ketiga yang Calvin ajukan adalah adanya Kerendahan hati dan pertobatan. 

Di dalamnya, orang percaya ketika datang ke hadapan Allah benar-benar meninggalkan segala keyakinan akan kemuliaannya sendiri dan bahwa menganggap dirinya penting. Sama seperti yang pernah diungkapkan di atas, bahwa dengan sikap kerendahan hati ini, orang percaya dalam berdoa diajarkan untuk menundukkan diri kepada Allah seutuhnya dan menggantungkan diri kepada Allah. Karena itu selalu datang kepada Allah dengan sikap rendah hati bahwa diri ini tidak dapat melakukan apa-apa dan bahwa diri ini hanya seorang peminta-minta kepada Allah.

4.Syarat keempat Calvin mengajukan bahwa doa itu harus penuh dengan pengharapan dan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Calvin menegaskan hal ini dengan mengungkapkan bahwa doa yang diperkenan Allah adalah itu semata-mata adalah doa yang didasarkan pada keyakinan pengharapan yang tak tergoyahkan... ”

Dalam aspek berdoa ini, Calvin tidak lupa untuk menekankan akan doa syafaat. Di dalamnya Calvin menekankan bahwa doa diberikan Allah “bukan demi Allah sendiri tetapi demi kita.” Hal ini lebih dipertegas dalam tafsirannya tentang Mazmur 4:97, dimana Calvin menuliskan bahwa “kita digerakkan oleh Roh Kudus kepada kewajiban berdoa untuk kepentingan kesejahteraan umum gereja. Ketika setiap orang memberikan kepedulian yang cukup bagi kepentingan-kepentingan individunya sendiri.”

BACA JUGA: KESATUAN DENGAN KRISTUS (UNION WITH CHRIST)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Union with Christ merupakan dasar dan mengimplikasikan adanya spiritualitas yang di dalamnya orang percaya melalui kuasa Roh Kudus akan membawa dirinya menyangkal dirinya dan mulai membiarkan Allah memerintah serta dimuliakan serta membawa orang percaya mengasihi manusia dengan mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan orang lain. 

Dan juga membawa orang percaya terus tekun memikul salib sebagai tanda bahwa dirinya mengalami Christ-event yang termasuk di dalamnya mengalami kuasa penderitaan Nya. Selain itu, membawa orang percaya juga bergantung kepada Allah dan mengakui Allah melalui kebiasaan dan bertekun dalam doa..

ARTI BERTEKUN DALAM DOA ( 4 SYARAT EFEKTIVITAS DALAM BERDOA)

https://teologiareformed.blogspot.com/

Next Post Previous Post