ALLAH YANG PILIH KASIH (MATIUS 13:3,10-17)

Pdt. Budi Asali, M.Div. 
Matius 13:3,10-17 - “(3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. ... (10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. (16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”. 
ALLAH YANG PILIH KASIH (MATIUS 13:3,10-17)
gadget, bisnis, otomotif
Yesus mengajar menggunakan perumpamaan. 

1) Yesus mengajar menggunakan perumpamaan. 

Matius 13: 3: “Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. KataNya: ‘Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.”. 

Bible Knowledge Commentary: “As Jesus continued to minister to crowds of people, He did something He had not done before. For the first time in Matthew’s Gospel, Jesus told parables. The word ‘parable’ comes from two Greek words (‎para ‎and ‎ballo‎), which together mean ‘to throw alongside.’ A parable, like an illustration, makes a comparison between a known truth and an unknown truth; it throws them alongside each other.” [= Pada waktu Yesus melanjutkan untuk melayani orang banyak, Ia melakukan sesuatu yang belum pernah Ia lakukan sebelumnya. Untuk pertama kalinya dalam Injil Matius, Yesus menceritakan perumpamaan-perumpamaan. Kata perumpamaan (parable) berasal dari dua kata Yunani (PARA dan BALLO), yang bersama-sama berarti ‘melempar di sisi’. Suatu perumpamaan, seperti sebuah ilustrasi, membuat suatu perbandingan antara suatu kebenaran yang diketahui dan suatu kebenaran yang tidak diketahui; itu melemparkan keduanya berdampingan satu dengan yang lain.]. 

Perlu diperhatikan bahwa dalam Alkitab, perumpamaan itu sendiri adalah firman Tuhan, dan ini sangat berbeda dengan kalau seorang pengkhotbah mengajar, lalu memberikan ilustrasi / perumpamaan untuk memperjelas apa yang dia ajarkan. 

Pada waktu seorang pengkhotbah mengajar, kebenarannya harus ada dulu (dari Alkitab), lalu ditambahi perumpamaan / ilustrasi untuk memperjelas. Bukan menggunakan ilustrasi / perumpamaan semata-mata untuk mengajarkan kebenaran / sebagai dasar dari kebenaran! 

Bandingkan dengan ilustrasi domino dalam acara debat vs GBIA Graphe di Jakarta, yang bukan saja tak ada logikanya, tetapi juga diberikan tanpa ayat apapun sebagai dasar ajaran. 

Juga ajaran Kharismatik yang mengatakan dalam berbahasa roh harus dipancing dengan mengucapkan kata-kata apapun yang tidak ia mengerti. Lalu diberi ilustrasi / perumpamaan (tanpa dasar Alkitab): seperti pompa air, tak bisa menyedot air. Maka harus diisi air, untuk memancing, maka pompa itu baru bisa bekerja memompa air. 

Catatan: kasus dalam Mat 13 ini merupakan kasus khusus karena Yesus mengajar menggunakan perumpamaan justru untuk menyembunyikan arti. Jadi, artinya Ia berikan belakangan, waktu Ia hanya bersama-sama dengan para murid. 

TIDAK ADA PENGKHOTBAH BOLEH MENIRU YESUS DALAM HAL INI!! 

2) Mengapa Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan? 

a) Matius 13: 10: “Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’”. 

Dalam Matius dikatakan murid-murid bertanya tentang mengapa Yesus mengajar dengan perumpamaan. Tetapi dalam ayat-ayat paralelnya dalam Markus dan Lukas, mereka bertanya tentang arti perumpamaan itu. 

Markus 4:10 - “Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikutNya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.”. 

Lukas 8:9 - “Murid-muridNya bertanya kepadaNya, apa maksud perumpamaan itu.”. 

Ini bukan kontradiksi, tetapi saling melengkapi. Jadi, ada dua pertanyaan. 

Lenski: “The question was really a double one. They wanted to know why Jesus was using parables and what this first parable meant (Luke 8:9),” [= Pertanyaannya sesungguhnya merupakan pertanyaan ganda. Mereka ingin tahu mengapa Yesus menggunakan perumpamaan dan apa arti dari perumpamaan pertama ini (Lukas 8:9),]. 

Dan dalam Matius 13:11-17 Yesus menjawab pertanyaan dalam Matius 13:10, sedangkan dalam Matius 13:18-23 Yesus menjawab pertanyaan dalam Markus 4:10 / Lukas 8:9. 

Bahwa mereka bertanya tentang arti dari perumpamaan itu, menunjukkan kerinduan mereka untuk mengerti Firman Tuhan! 

C. H. Spurgeon: “As the matter perplexed them, they did well to inquire of their infallible Teacher, rather than to invent an explanatory theory, which might have been altogether a mistake.” [= Karena persoalannya membingungkan mereka, mereka melakukan yang benar dengan menanyakan kepada Guru mereka yang tidak bisa salah, dari pada menemukan / menciptakan teori yang menjelaskan, yang bisa saja sepenuhnya merupakan sesuatu yang salah.] - ‘Commentary on Matthew’, hal 163 (AGES). 

Bagaimana menerapkan hal ini pada jaman sekarang, dimana Yesus tidak ada secara jasmani bersama kita? Pertama dengan berdoa kepada Dia untuk meminta penjelasan, dan kedua, dengan mempelajari buku-buku yang baik, atau dengan bertanya kepada pengajar-pengajar yang baik. 

b) Matius 13: 11: “Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.”. 

1. ‘rahasia’. 

RSV/NIV: ‘secrets’ [= rahasia-rahasia]. 

KJV/ NASB: ‘mysteries’ [= misteri-misteri]. 

Jamieson, Fausset & Brown: “The word ‘mysteries’ (‎musteeria‎) in Scripture is not used in its classical sense - of ‘religious secrets,’ nor yet of ‘things incomprehensible, or in their own nature difficult to be understood’ - but in the sense of ‘things of purely divine revelation,’ and, usually, ‘things darkly announced under the ancient economy, and during all that period darkly understood, but fully published under the Gospel’ (1 Cor 2:6-10; Eph 3:3-6,8-9).” [= Kata ‘misteri’ (MUSTERIA) dalam Kitab Suci tidak digunakan dalam arti klasiknya - tentang ‘rahasia agamawi’, juga tidak tentang ‘hal-hal yang tidak dapat dimengerti, atau dalam hakekat mereka sendiri sukar dimengerti’ - tetapi dalam arti dari ‘hal-hal yang semata-mata adalah penyataan ilahi’, dan biasanya ‘hal-hal yang dinyatakan secara kabur pada jaman dulu, dan pada jaman dulu dimengerti secara kabur, tetapi dinyatakan secara penuh dalam jaman Injil’ (1 Cor 2:6-10; Eph 3:3-6,8-9).]. 

1Korintus 2:7 - “Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.”. 

Efesus 3:3-6,8-9 - “(3) yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. (4) Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, (5) yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNya yang kudus, (6) yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. ... (8) Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, (9) dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,”. 

Bdk. Roma 16:25-26 - “(25) Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, - menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, (26) tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman -”. 

Mengerti tentang arti dari kata ‘rahasia’ / ‘misteri’ ini penting dalam menjelaskan 1Kor 14:2 - “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.”. 

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘mystery’. 

Yunani: MUSTERION. 

Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani MUSTERION itu dipakai di: 

a. Mat 13:11 / Markus 4:11 / Lukas 8:10. 

b. Roma11:25 Roma 16:25. 

c. 1Korintus 2:7 4:1 13:2 14:2 15:51. 

d. Efesus 1:9 3:3,4,9 5:32 6:19. 

e. Kolose 1:26-27 2:2 4:3. 

f. 2Tesalonika 2:7. 

g. 1Timotius 3:9,16. 

h. Wahyu 1:20 10:7 17:5-7. 

Bacalah semua ayat-ayat itu dan periksalah apa arti dari kata ‘rahasia’ itu. Dengan 2Tes 2:7 sebagai perkecualian, jelas semua ayat-ayat yang lain menunjukkan bahwa ‘rahasia’ itu bukanlah sesuatu yang tersembunyi yang tidak diketahui / dimengerti orang, tetapi merupakan kebenaran Allah / Injil yang dulunya tersembunyi, tetapi yang sekarang (dalam jaman Perjanjian Baru) sudah dinyatakan oleh Allah. 

Jadi, jelaslah bahwa kata ‘rahasia’ dalam 1Korintus 14:2 tidak berarti bahwa itu adalah bahasa malaikat yang tidak dimengerti oleh seorangpun. 

2. ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak’. 

KJV: ‘He answered and said unto them, Because it is given unto you to know the mysteries of the kingdom of heaven, but to them it is not given’ [= Ia menjawab dan berkata kepada mereka, Karena diberikan kepadamu untuk mengetahui misteri dari kerajaan surga, tetapi kepada mereka itu tidak diberikan]. 

RSV: ‘And he answered them, ‘To you it has been given to know the secrets of the kingdom of heaven, but to them it has not been given’ [= Dan Ia menjawab mereka, ‘Kepadamu telah diberikan untuk mengetahui rahasia dari kerajaan surga, tetapi kepada mereka itu tidak diberikan]. 

NIV: ‘He replied, ‘The knowledge of the secrets of the kingdom of heaven has been given to you, but not to them’ [= Ia menjawab, ‘Pengetahuan tentang rahasia dari kerajaan surga telah diberikan kepadamu, tetapi tidak kepada mereka]. 

NASB: ‘Jesus answered them, ‘To you it has been granted to know the mysteries of the kingdom of heaven, but to them it has not been granted’ [= Yesus menjawab mereka, ‘Kepadamu telah diberikan untuk mengetahui misteri dari kerajaan surga, tetapi kepada mereka itu tidak diberikan]. 

Kata ‘diberi’ dalam bahasa Yunaninya adalah DEDOTAI, yang sebetulnya ada dalam perfect tense. Karena itu RSV/NIV/NASB menterjemahkan ke dalam bentuk perfect tense. 

Tafsiran Arminian: Lenski dan Adam Clarke. 

Lenski: “It must ‘be given’ to a man ‘to know’ them. This divine giving is done by means of revelation, through the preaching and the teaching of the gospel of the kingdom. In the verb ‘has been given’ lies the idea of pure grace, and the agent back of the passive is God.” [= Itu harus ‘diberikan’ kepada seseorang ‘untuk mengetahui’ mereka. Pemberian ilahi ini dilakukan dengan cara pewahyuan, melalui pengkhotbahan dan pengajaran dari injil dari kerajaan. Dalam kata kerja ‘telah diberikan’ terletak gagasan dari kasih karunia yang murni / semata-mata kasih karunia, dan agen di belakang kata kerja bentuk pasif itu adalah Allah.]. 

Lenski: “Due to something that transpired in the past, the one group now has this gift to know, the other has it not. What had occurred in the past that caused this present difference? The Scriptures answer: no unwillingness on God’s part to give (1 Tim. 2:4; 2 Pet. 3:9; John 3:16; Matt. 28:19,20) but only the unwillingness of so many to receive his grace and gift (23:37; Acts 7:51; Hos. 13:9). Persistently declining the grace and gift when it first came to them, these people remained without it. Thus they are now without the necessary requisites for receiving the knowledge of the blessed mysteries of the kingdom. To know these ‘has not been given to them’ because they nullified every effort of God and of Christ to bestow this gift on them.” [= Disebabkan sesuatu yang terjadi di masa lampau, satu kelompok sekarang mempunyai karunia untuk mengetahui ini, kelompok yang lain tidak mempunyainya. Apa yang telah terjadi di masa lampau yang menyebabkan perbedaan saat ini? Kitab Suci menjawab: tidak ada ketidak-mauan pada pihak Allah untuk memberi (1Timotius 2:4; 2Pet 3:9; Yohanes 3:16; Mat 28:19,20) tetapi hanya ketidak-mauan dari begitu banyak orang untuk menerima kasih karunia dan karuniaNya (Matius 23:37; Kis 7:51; Hosea 13:9). Dengan keras hati / secara terus menerus menolak kasih karunia dan karunia pada waktu itu pertama-tama datang kepada mereka, orang-orang ini tetap tinggal tanpa hal itu. Karena itu mereka sekarang tidak mempunyai syarat yang diperlukan untuk menerima pengetahuan tentang misteri yang diberkati dari kerajaan. Mengetahui hal-hal ini ‘telah tidak diberikan kepada mereka’, karena mereka membuat tak berguna setiap usaha dari Allah dan dari Kristus untuk menganugerahkan karunia ini kepada mereka.]. 

Catatan: terlalu panjang dan menyimpang kalau mau membahas semua ayat-ayat yang diberikan oleh Lenski. Saya hanya akan membahas secara singkat / sepintas saja. 

a. 1Tim 2:4 2 Petrus 3:9 Yoh 3:16 telah saya jelaskan dalam kelas GSM tentang ‘Limited Atonement’ [= Penebusan Terbatas]. 

b. Mat 28:19,20 hanya merupakan Amanat Agung Yesus, yang menyuruh memberitakan Injil, tetapi sama sekali tidak berbicara tentang orang-orang yang diinjili itu bisa mengerti atau tidak, apalagi alasan dari hal itu. 

c. Matius 23:37 Kis 7:51 Hosea 13:9 hanya merupakan ayat-ayat dari sudut pandang manusia. 

Saya menganggap sebagai sesuatu yang lucu sekali kalau di atas Lenski mengatakan bahwa mereka menerima karunia untuk mengetahui rahasia / misteri itu karena ‘pure grace’, tetapi lalu melanjutkan penjelasannya dengan mengatakan bahwa mereka mendapatkan atau tidak mendapatkan hal itu karena apa yang telah mereka lakukan di masa lampau! Ini bukan ‘pure grace’! Pure grace tidak bisa dicampur dengan perbuatan! Begitu dicampur dengan perbuatan, itu bukan lagi ‘grace’ [= kasih karunia]! 

Bdk. Roma 11:5-6 - “(5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (6) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.”. 

Adam Clarke: “It is not given to them to know the purport and design of these things - they are gross of heart, earthly and sensual, and do not improve the light they have received: but to you it is given, because I have appointed you not only to be the first preachers of my Gospel to sinners, but also the persons who shall transmit accounts of all these things to posterity. The knowledge of these mysteries, in the first instance, can be given only to a few; but when these faithfully write and publish what they have heard and seen, unto the world, then the science of salvation is revealed and addressed to all. From Matt 13:17, we learn, that many prophets and righteous men had desired to see and hear these things, but had not that privilege - to them it was not given; not because God designed to exclude them from salvation, but because HE who knew all things knew, either that they were not proper persons, or that that was not the proper time: for the choice of the PERSONS by whom, and the choice of the TIME in which it is most proper to reveal divine things, must ever rest with the all-wise God.” [= Tidak diberikan kepada mereka untuk mengetahui arti dan rancangan dari hal-hal ini - mereka hatinya kotor, duniawi dan penuh hawa nafsu, dan tidak meningkatkan terang yang telah mereka terima: tetapi kepadamu itu diberikan, karena Aku telah menetapkan kamu bukan hanya sebagai pengkhotbah-pengkhotbah pertama dari InjilKu kepada orang-orang berdosa, tetapi juga orang-orang yang akan meneruskan cerita-cerita tentang semua hal-hal ini kepada keturunan. Pengetahuan tentang misteri-misteri ini, pada contoh / kejadian pertama, hanya bisa diberikan kepada sedikit orang; tetapi pada waktu orang-orang ini dengan setia menuliskan dan menerbitkan / mengumumkan apa yang telah mereka dengar dan lihat, kepada dunia, maka ilmu pengetahuan tentang keselamatan dinyatakan dan ditujukan kepada semua orang. Dari Mat 13:17, kita mempelajari bahwa banyak nabi-nabi dan orang-orang benar telah menginginkan untuk melihat dan mendengar hal-hal ini, tetapi mereka tidak mempunyai hak itu - kepada mereka itu tidak diberikan; bukan karena Allah merancang untuk mengeluarkan mereka dari keselamatan, tetapi karena IA yang mengetahui segala sesuatu, tahu, atau bahwa mereka bukan orang-orang yang tepat, atau bahwa itu bukan waktu yang tepat: karena pemilihan dari orang-orang oleh siapa, dan pemilihan dari WAKTU dimana adalah paling tepat untuk menyatakan hal-hal ilahi, harus tetap ada pada Allah yang maha bijaksana.]. 

Catatan: sama seperti kata-kata Lenski, kata-kata Clarke juga mengandung kontradiksi yang kurang lebih sama. Di bagian awal, ia mengatakan orang-orang tidak menerima pengetahuan karena kejahatan mereka dan karena mereka dulunya pernah menolak terang. Tetapi di bagian akhir, ia mengatakan bahwa semua itu tergantung Allah. Yang mana yang benar? Juga kalau pada bagian awal ia membandingkan kedua mecam pendengar ajaran Yesus, tetapi pada bagian akhir, ia membelokkan kepada orang-orang benar zaman Perjanjian Lama. Tak usah heran, karena baik Clarke maupun Lenski adalah orang-orang Arminian, dan mereka memang tak akan pernah bisa mengharmoniskan hal-hal seperti ini! 

Sekarang bandingkan kata-kata mereka dengan kata-kata dari para Calvinist dan Calvin sendiri di bawah ini. 

Tafsiran Calvin / Calvinist. 

C. H. Spurgeon: “To hear the outward word is a common privilege: ‘To know the mysteries’ is a gift of sovereign grace. Our Lord speaks the truth with much boldness: ‘It is given unto you’, ‘but to them it is not given.’ Solemn words. Humbling truths. Salvation, and the knowledge by which it comes, are given as the Lord wills. There is such a thing as distinguishing grace after all; let the moderns revile the doctrine as they may.” [= Untuk mendengar firman lahiriah adalah suatu hak yang bersifat umum: ‘Untuk mengetahui misteri-misteri’ merupakan suatu karunia dari kasih karunia yang berdaulat. Tuhan kita mengatakan kebenaran dengan keberanian yang besar. ‘Itu diberikan kepadamu’, ‘tetapi kepada mereka itu tidak diberikan’. Kata-kata yang serius / khidmat. Kebenaran-kebenaran yang merendahkan hati. Keselamatan, dan pengetahuan dengan mana keselamatan itu datang, diberikan sebagaimana Tuhan menghendakinya. Bagaimanapun juga, di sana ada kasih karunia yang membedakan; biarlah orang-orang modern / modernist mencerca doktrin ini sesuka mereka.] - ‘Commentary on Matthew’ (AGES). 

Bdk. Matius 11:25-27 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”. 

Bdk. Matius 16:15-17 - “(15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’ (16) Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (17) Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga.”. 

William Hendriksen: “Note ‘given.’ It was a matter of pure grace. To be sure there is also a human factor that enters in, as will become clear in the following verses, but at bottom understanding these mysteries is always a matter of grace (I Cor. 4:7; Eph. 2:8). To some this grace is given, to others not. See also on 25:15, and cf. Dan 4:35; Rom. 9:16,18,20,21. But without in any way bypassing the basic truth concerning the necessity of sovereign grace not only for the impartation of salvation to man but even for his intellectual and spiritual grasp of the truth concerning salvation, it is only fair to add that in the ensuing verses (see especially verses 13 and 15) it is man’s responsibility and the use he makes of it that is emphasized.” [= Perhatikan kata ‘diberikan’. Itu adalah suatu persoalan dari kasih karunia yang murni / semata-mata kasih karunia. Memang pasti di sana juga ada faktor manusia yang masuk, seperti akan menjadi jelas dalam ayat-ayat yang berikutnya, tetapi pada dasar yang paling bawah, mengerti misteri-misteri ini selalu merupakan persoalan kasih karunia (1Korintus 4:7; Efesus 2:8). Bagi sebagian orang kasih karunia ini diberikan, bagi orang-orang lain tidak. Lihat juga Matius 25:15, dan bdk. Daniel 4:35; Ro 9:16,18,20,21. Tetapi tanpa mem-by-pass dengan cara apapun kebenaran yang dasari berkenaan dengan keperluan akan kasih karunia yang berdaulat, bukan hanya untuk memberikan keselamatan kepada manusia, tetapi bahkan untuk pengertian intelektual dan rohaninya berkenaan dengan keselamatan, hanyalah merupakan sesuatu yang fair / adil untuk menambahkan bahwa dalam ayat-ayat yang berikut (lihat khususnya ay 13 dan 15) adalah tanggung jawab manusia dan bagaimana ia menggunakannya yang ditekankan.]. 

Theologia Reformed memang di satu sisi menekankan kedaulatan Allah, tetapi di sisi lain sama sekali tidak membuang tanggung jawab manusia

Matius 25:15 - “Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.”. 

Daniel 4:35 - “Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia berbuat menurut kehendakNya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tanganNya dengan berkata kepadaNya: ‘Apa yang Kaubuat?’”. 

Roma 9:10-21 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya (bukan dari perbuatan tetapi dari Dia yang memanggil) - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. (19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”. 

Calvin: “From this reply of Christ we learn, that the doctrine of salvation is proclaimed by God to men for various purposes; for Christ declares that he intentionally spoke obscurely, in order that his discourse might be a riddle to many, and might only strike their ears with a confused and doubtful sound. It will perhaps be objected, that this is inconsistent with that prophecy, ‘I have not spoken in secret, nor in a dark corner: I said not in vain to the seed of Jacob, Seek me,’ (Isaiah 45:19;) or with the commendations which David pronounces on the Law, that it ‘is a lamp to the feet, and that it giveth wisdom to little children’ (Psalm 119:105,130.) But the answer is easy: the word of God, in its own nature, is always bright, but its light is choked by the darkness of men. Though the Law was concealed, as it were, by a kind of veil, yet the truth, of God shone brightly in it, if the eyes of many had not been blinded. With respect to the Gospel, Paul affirms with truth, that it is hidden to none but to the reprobate, and to those who are devoted to destruction, ‘whose minds Satan hath blinded,’ (2 Corinthians 4:3,4.) Besides, it ought to be understood, that the power of enlightening which David mentions, and the familiar manner of teaching which Isaiah predicts, refer exclusively to the elect people. Still it remains a fixed principle, that the word of God is not obscure, except so far as the world darkens it by its own blindness. And yet the Lord conceals its mysteries, so that the perception of them may not reach the reprobate. There are two ways in which he deprives them of the light of his doctrine. Sometimes he states, in a dark manner, what might be more clearly expressed; and sometimes he explains his mind fully, without ambiguity and without metaphor, but strikes their senses with dulness and their minds with stupidity, so that they are blind amidst bright sunshine.” [= Dari jawaban Kristus ini kita belajar, bahwa doktrin keselamatan diproklamirkan oleh Allah kepada manusia untuk tujuan-tujuan yang bermacam-macam; karena Kristus menyatakan bahwa Ia secara sengaja berbicara secara kabur, supaya percakapanNya bisa menjadi suatu teka teki bagi banyak orang, dan bisa hanya memukul telinga mereka dengan bunyi yang membingungkan dan meragukan. Mungkin akan diajukan keberatan, bahwa hal ini tidak konsisten dengan nubuat-nubuat itu, ‘Tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi atau di tempat bumi yang gelap. Tidak pernah Aku menyuruh keturunan Yakub untuk mencari Aku dengan sia-sia!’, (Yes 45:19); atau dengan pujian yang Daud umumkan tentang hukum Taurat, bahwa itu ‘adalah suatu pelita bagi kaki, dan bahwa itu memberikan hikmat kepada anak-anak kecil’ (Mazmur 119:105,130). Tetapi jawabannya adalah mudah: firman Allah, dalam hakekat / sifat dasarnya sendiri, selalu adalah terang, tetapi cahayanya dicekik oleh kegelapan manusia. Sekalipun hukum Taurat disembunyikan, seakan-akan oleh sejenis selubung, tetapi kebenaran dari Allah bersinar dengan terang di dalamnya, jika mata dari banyak orang tidak dibutakan. Berkenaan dengan Injil, Paulus menegaskan dengan kebenaran, bahwa itu tidak tersembunyi bagi siapapun kecuali orang-orang reprobate / orang-orang yang ditentukan untuk binasa, dan bagi mereka yang dikhususkan untuk kehancuran, ‘yang pikirannya telah dibutakan oleh Iblis’, (2Kor 4:3,4). Disamping, harus dimengerti, bahwa kuasa dari pencerahan yang disebutkan oleh Daud, dan cara pengajaran yang akrab yang Yesaya ramalkan, menunjuk secara ekslusif hanya kepada orang-orang pilihan. Tetap tertinggal suatu prinsip yang tetap, bahwa firman Allah tidaklah kabur, kecuali sejauh dunia menjadikannya gelap oleh kebutaannya sendiri. Tetapi Tuhan menyembunyikan misteri-misterinya, sehingga pengertian tentang mereka tidak mencapai reprobate / orang-orang yang ditentukan untuk binasa. Di sana ada dua jalan dengan mana Ia tidak memberikan mereka terang dari doktrin / ajaranNya. Kadang-kadang Ia menyatakan, dengan cara yang gelap, apa yang bisa dinyatakan dengan lebih jelas; dan kadang-kadang Ia menjelaskan pikiranNya secara penuh, tanpa arti ganda dan tanpa kiasan, tetapi memukul pengertian mereka dengan ketumpulan dan pikiran mereka dengan kebodohan, sehingga mereka buta di tengah-tengah sinar matahari yang terang.]. 

2 Korintus 4:3-4 - “(3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.”. 

Calvin: “Now since Christ has purposely dispensed his doctrine in such a manner, that it might be profitable only to a small number, being firmly seated in their minds, and might hold others in suspense and perplexity, it follows that, by divine appointment, the doctrine of salvation is not proclaimed to all for the same end, but is so regulated by his wonderful purpose, that it is not less ‘a savor of death to death’ to the reprobate than ‘a life-giving savor’ to the elect, (2 Corinthians 2:15,16.) And that no one may dare to murmur, Paul declares, in that passage that whatever may be the effect of the Gospel, its ‘savor,’ though deadly, is always ‘a sweet savor’ to God.” [= Sekarang karena Kristus telah dengan sengaja menyalurkan ajaranNya dengan cara seperti itu, supaya itu bisa bermanfaat hanya bagi sejumlah kecil orang, dan dengan teguh diletakkan dalam pikiran-pikiran mereka, dan bisa menahan orang-orang lain dalam ketidak-pastian dan kebingungan, konsekwensinya adalah bahwa oleh penetapan ilahi, doktrin / ajaran tentang keselamatan tidak diberitakan kepada semua orang untuk tujuan yang sama, tetapi begitu diatur oleh rencanaNya yang ajaib / indah, sehingga itu merupakan ‘suatu bau kematian pada kematian’ bagi orang-orang yang ditentukan untuk binasa dan ‘suatu bau pemberi kehidupan’ bagi orang-orang pilihan (2Kor 2:15,16). Dan supaya tidak seorangpun berani bersungut-sungut, Paulus menyatakan dalam text itu bahwa apapun hasil dari Injil, ‘bau’nya, sekalipun mematikan, selalu adalah ‘bau yang harum’ bagi Allah.]. 

2 Korintus 2:15-16 - “(15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. (16) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?”. 

Calvin: “To ascertain fully the meaning of the present passage, we must examine more closely the design of Christ, the reason why, and the purpose for which, these words were spoken. First, the comparison is undoubtedly intended by Christ to exhibit the magnitude of the grace bestowed on his disciples, in having specially received what was not given indiscriminately to all. If it is asked, why this privilege was peculiar to the apostles, the reason certainly will not be found in themselves, and Christ, by declaring that it was ‘given’ to them, excludes all merit. Christ declares that there are certain and elect men, on whom God specially bestows this honor of revealing to them his secrets, and that others are deprived of this grace. No other reason will be found for this distinction, except that God calls to himself those whom he has gratuitously elected.” [= Untuk mengetahui dengan pasti arti dari text ini, kita harus memeriksa dengan lebih teliti rancangan dari Kristus, alasan mengapa, dan tujuan untuk mana, kata-kata ini diucapkan. Pertama, perbandingannya tak diragukan dimaksudkan oleh Kristus untuk menyatakan besarnya kasih karunia yang diberikan kepada murid-muridNya, karena mereka telah menerima secara khusus apa yang tidak diberikan secara tak pandang bulu kepada semua orang. Jika ditanyakan, mengapa hak ini adalah khusus bagi rasul-rasul, alasannya pasti tidak ditemukan dalam diri mereka sendiri, dan Kristus, dengan menyatakan bahwa itu ‘diberikan’ kepada mereka, membuang semua jasa. Kristus menyatakan bahwa di sana ada orang-orang tertentu dan pilihan, kepada siapa Allah secara khusus memberikan kehormatan dari menyatakan kepada mereka rahasia-rahasiaNya, dan bahwa orang-orang lain tidak diberikan / mempunyai kasih karunia ini. Tak ada alasan lain akan ditemukan untuk pembedaan ini, kecuali bahwa Allah memanggil kepada diriNya sendiri mereka yang telah Ia pilih dengan murah hati.]. 

Bdk. Matius 11:25-27 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”. 

Arthur W. Pink menguraikan hal ini dengan cara yang menarik. Ia berkata: “‘Salvation is of the Lord’ (Jonah 2:9); but the Lord does not save all. Why not? He does save some; then if He saves some, why not others? Is it because they are too sinful and depraved? No; for the apostle wrote, ‘This is a faithful saying, and worthy of all acceptation, that Christ Jesus came into the world to save sinners; of whom I am chief’ (1Tim. 1:15). Therefore, if God saved the ‘chief’ of sinners, none are excluded because of their depravity. Why then does not God save all? Is it because some are too stony-hearted to be won? No; because of the most stony-hearted people of all it is written, that God will yet ‘take the stony heart out of their flesh, and will give them a heart of flesh (Ezek. 11:19).” [= ‘Keselamatan adalah dari TUHAN’ (Yunus 2:9); tetapi Tuhan tidak menyelamatkan semua orang. Mengapa tidak? Ia memang menyelamatkan sebagian orang; lalu jika Ia menyelamatkan sebagian orang, mengapa Ia tidak menyelamatkan yang lain? Apakah karena mereka terlalu berdosa dan bejat? Tidak; karena rasul menulis, ‘Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa’ (1Timotius 1:15). Karena itu, jika Allah menyelamatkan orang yang paling berdosa, tidak ada yang tidak bisa diselamatkan karena kebejatan mereka. Lalu mengapa Allah tidak menyelamatkan semua? Apakah karena sebagian orang terlalu keras hatinya untuk dimenangkan? Tidak; karena tentang bangsa yang paling keras hatinya dituliskan, bahwa Allah akan ‘mengambil hati yang keras itu dari daging mereka, dan akan memberikan hati dari daging’ (Yehezkiel 11:19).] - ‘The Sovereignty of God’, hal 45. 

Yunus 2:9 - “Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!’”. 

1Timotius 1:15 - “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: ‘Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,’ dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”. 

Yehezkiel 11:19-20 - “(19) Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, (20) supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturanKu dengan setia; maka mereka akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allah mereka.”. 

Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: Tuhan tidak menyelamatkan semua orang. Orang-orang yang tidak selamat bukan tidak selamat karena mereka terlalu jahat / keras hati. 

Arthur W. Pink lalu melanjutkan: “Why is it that all are not saved, particularly all who hear the Gospel? Do you still answer, Because the majority refuse to believe? Well, that is true, but it is only a part of the truth. It is the truth from the human side. But there is a Divine side too, and this side of the truth needs to be stressed or God will be robbed of His glory.” [= Mengapa tidak semua diselamatkan, khususnya semua yang mendengar Injil? Apakah kamu tetap menjawab, Karena mayoritas menolak untuk percaya? Itu memang benar, tetapi itu hanyalah sebagian dari kebenaran. Itu adalah kebenaran dari sudut manusia. Tetapi ada sudut Allah juga, dan sudut kebenaran ini perlu ditekankan, atau Allah akan dirampok kemuliaanNya.] - ‘The Sovereignty of God’, hal 46. 

Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: sekalipun memang benar bahwa manusia tidak selamat karena mereka menolak untuk percaya, tetapi itu adalah dari sudut pandang manusia. Ada sudut pandang Allah yang juga harus diperhatikan. 

Arthur W. Pink melanjutkan lagi: “The unsaved are lost because they refuse to believe; the others are saved because they believe. But why do these others believe? What is it that causes them to put their trust in Christ? Is it because they are more intelligent than their fellows, and quicker to discern their need of salvation? Perish the thought, ‘Who maketh thee to differ from another? And what hast thou that thou didst not receive? Now if thou didst receive it, why dost thou glory, as if thou hadst not received it?’ (1Cor. 4:7).” [= Orang yang tidak selamat terhilang karena mereka menolak untuk percaya; yang lain diselamatkan karena mereka percaya. Tetapi mengapa yang lain ini percaya? Apa yang menyebabkan mereka percaya kepada Kristus? Apakah karena mereka lebih pandai dari pada sesama mereka, dan lebih cepat melihat kebutuhan keselamatan mereka? Buanglah pikiran itu, ‘Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari orang lain? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?’ (1Kor 4:7).] - ‘The Sovereignty of God’, hal 46. 

Catatan: 1Korintus 4:7 - “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”. 

Bagian yang saya garisbawahi itu salah terjemahan. 

NIV: “For who makes you different from anyone else? What do you have that you did not receive? And if you did receive it, why do you boast as though you did not?” [= Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari orang lain? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?]. 

Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: seseorang bisa percaya, bukan karena ia lebih baik dari orang-orang yang tidak percaya. 

Akhirnya Arthur W. Pink menyimpulkan dan sekaligus memberikan dasar Kitab Suci untuk kesimpulannya itu: 

a. “It is God himself who makes the difference between the elect and the non-elect, for of His own it is written, ‘And we know that the Son of God is come, and hath given us an understanding, that we may know Him that is true’ (1John 5:20).” [= Adalah Allah sendiri yang membuat perbedaan antara orang pilihan dan orang yang bukan pilihan, karena tentang milikNya dituliskan, ‘Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar’ (1Yoh 5:20).] - ‘The Sovereignty of God’, hal 46. 

1Yohanes 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.”. 


b. “Faith is God’s gift, and ‘all men have not faith’ (2Thess. 3:2); therefore, we see that God does not bestow this gift upon all. Upon whom then does He bestow this saving favour? And we answer, upon His own elect - ‘As many as were ordained to eternal life believed’ (Acts 13:48).” [= Iman adalah pemberian / karunia Allah, dan ‘bukan semua orang beroleh iman’ (2Tes 3:2); karena itu, kita melihat bahwa Allah tidak memberikan pemberian / karunia ini kepada semua orang. Lalu kepada siapa Ia memberikan hadiah / kemurahan yang menyelamatkan ini? Dan kami menjawab, kepada orang pilihanNya - ‘Semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya’ (Kis 13:48).] - ‘The Sovereignty of God’, hal 47. 

2Tesalonika 3:2 - “dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.”. 

Kisah Para Rasul 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.”. 

Jadi, kalau saudara bisa mendengar Injil, mengertinya dan mempercayainya, itu anugerah yang terbesar dari Allah, yang tidak Ia berikan kepada semua orang! Bersyukurlah dan pujilah Dia, tidak peduli pandemi sekarang ini menyiksa saudara secara luar biasa!. ALLAH YANG PILIH KASIH (MATIUS 13:3,10-17)
Next Post Previous Post