1 SAMUEL 27:1-12 (IMAN DAUD, KEPUTUSAN DAN BERKAT)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
1 SAMUEL 27:1-12 (IMAN DAUD)
1Samuel 27:1-12 - “(1) Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: ‘Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.’ (2) Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. (3) Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel. (4) Setelah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya. (5) Berkatalah Daud kepada Akhis: ‘Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?’ (6) Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang. (7) Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan. (8) Maka Daud dan orang-orangnya bergerak maju dan menyerbu orang Gesur, orang Girzi dan orang Amalek; sebab orang-orang inilah penduduk negeri itu yang membentang dari Telam ke arah Syur sampai tanah Mesir. (9) Apabila Daud memusnahkan negeri itu, seorangpun tidak dibiarkannya hidup, baik laki-laki maupun perempuan; ia merampas kambing domba, lembu, keledai, unta dan pakaian, kemudian pulanglah ia dan kembali kepada Akhis. (10) Jika Akhis bertanya: ‘Di mana kamu menyerbu pada hari ini?’ maka jawab Daud: ‘Di Tanah Negeb Yehuda,’ atau: ‘Di Tanah Negeb orang Yerahmeel,’ atau: ‘Di Tanah Negeb orang Keni.’ (11) Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: ‘Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud.’ Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin. (12) Tetapi Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: ‘Tentulah ia telah membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sampai selamanya.’”.

I) Kegoncangan iman Daud.

1) Daud berkata kepada dirinya sendiri.

Ay 1a: “Tetapi Daud berpikir dalam hatinya”.

KJV: ‘And David said in his heart’ (= Dan Daud berkata dalam hatinya).

Pulpit Commentary mengatakan (hal 511) bahwa terjemahan hurufiahnya adalah ‘David said to his heart’ (= Daud berkata kepada hatinya), artinya, Daud berkata kepada dirinya sendiri.

2) Apa yang Daud katakan kepada dirinya sendiri?

1 Samuel 27: 1: “Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: ‘Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.’”.

Pulpit Commentary: “He speaks to his heart, but says not, ‘Bless the Lord, O my soul, and forget not all his benefits.’” (= Ia berkata kepada hatinya, tetapi tidak berkata, ‘Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya’) - hal 518.

Catatan: ayat dikutip dari Maz 103:2 - “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya!”. Inilah biasanya yang dikatakan oleh Daud kepada dirinya sendiri. Tetapi pada saat ini, ia tidak berkata demikian, tetapi: ‘Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.’ (ay 1).

3) Ini menunjukkan ketidak-percayaan Daud; imannya goncang.

Matanya diarahkan pada Saul dan orang-orangnya yang begitu banyak, yang terus menerus mengejar-ngejar dia, pasukannya sendiri yang jumlahnya relatif hanya sangat sedikit, sehingga ia menyimpulkan bahwa cepat atau lambat ia akan ditangkap oleh Saul. Seharusnya ia mengingat bahwa ia diurapi oleh Tuhan menjadi raja, sehingga tidak mungkin Tuhan akan membiarkan dia ditangkap dan dibunuh oleh Saul. Mungkin Keadaan / iman Daud pada saat ini sama dengan iman murid-murid pada saat terkena badai, dimana mereka berkata: ‘Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?’ (Mark 4:38).

Matthew Henry: “he draws this dark conclusion: I shall one day perish by the hand of Saul. But, O thou of little faith! wherefore dost thou doubt? Was he not anointed to be king? Did not that imply an assurance that he should be preserved to the kingdom? Though he had no reason to trust Saul’s promises, had he not all the reason in the world to trust the promises of God?” (= ia menarik kesimpulan yang gelap ini: ‘Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul’. Tetapi, hai engkau yang kecil imannya! mengapa engkau ragu-ragu? Bukankah ia telah diurapi menjadi raja? Bukankah itu secara tidak langsung menunjukkan suatu kepastian bahwa ia akan dipelihara bagi kerajaan? Sekalipun ia tidak mempunyai alasan untuk mempercayai janji-janji Saul, bukankah ia mempunyai semua alasan di dunia untuk mempercayai janji-janji Allah?).

Dalam pasal sebelumnya, yaitu dalam 1Sam 26:21, Saul memberikan janji kepada Daud, untuk tidak berbuat jahat lagi kepada Daud. Daud tidak mempercayai janji Saul ini, dan tidak salah baginya kalau ia tidak mempercayai janji-janji Saul, yang memang tidak bisa / tidak layak untuk dipercayai. Yang salah adalah ia tidak mempercayai janji-janji Allah!

Penerapan: Tetapi bagaimana dengan diri saudara sendiri? Apakah saudara selalu mempercayai janji-janji Allah, atau kadang-kadang, bahkan sering, saudara tidak mempercayainya? Misalnya:

· janji bahwa Ia akan mencukupi kebutuhan hidup saudara kalau saudara mencari Kerajaan Allah dan kebenaranNya (Mat 6:33).

· janji bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saudara (Ro 8:28).

4) Iman Daud goncang justru setelah mendapatkan pertolongan yang luar biasa dari Tuhan (bdk. 1Sam 26).

Satu kata yang perlu diperhatikan dalam ay 1 ini adalah kata ‘Tetapi’ yang ada di awal ay 1.

KJV / RSV menterjemahkan ‘And’ (= Dan), dan NASB menterjemahkan ‘Then’ (= Lalu / Maka), tetapi NIV menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia, yaitu dengan menggunakan kata ‘But’ (= Tetapi).

Kata Ibraninya memang bisa diterjemahkan ‘tetapi’, dan ditinjau dari kontextnya, menurut saya ini merupakan terjemahan yang paling tepat. Mengapa? Karena tujuannya memang untuk mengkontraskan apa yang terjadi dalam pasal sebelumnya, yaitu pasal 26, dimana Tuhan menolong Daud untuk lolos dari kejaran Saul, dengan apa yang terjadi saat ini, yaitu kegoncangan iman Daud. Daud baru saja mendapatkan pertolongan Tuhan secara luar biasa. Seharusnya pertolongan Tuhan itu menguatkan / memperteguh iman Daud. Tetapi, yang terjadi di sini adalah bahwa imannya justru menjadi goncang.

Matthew Henry: “His experience of the particular care Providence took of him ought to have encouraged him. He that has delivered does and will. But unbelief is a sin that easily besets even good men. When without are fightings, within are fears, and it is a hard matter to get over them. Lord, increase our faith!” (= Pengalamannya tentang pemeliharaan khusus dari Providensia terhadapnya seharusnya membuat ia lebih berani. Ia yang telah menyelamatkannya, tetap menyelamatkannya dan akan menyelamatkannya lagi. Tetapi ketidak-percayaan adalah suatu dosa yang dengan mudah menimpa bahkan orang-orang yang saleh / baik. Pada waktu di luar diri kita ada pertempuran, dan di dalam diri kita ada rasa takut, maka sukar untuk mengatasinya. Tuhan, tumbuhkanlah iman kami!).

II) Keputusan dan tindakan salah.

1) Iman Daud yang goncang itu melahirkan keputusan dan tindakan yang salah.

Ay 1: “Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: ‘Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.’”.

Jadi, ia lalu memutuskan untuk pindah / melarikan diri ke negeri orang Filistin. Apa salahnya keputusan ini?

a) Ia sudah pernah mengalami hal yang sangat tidak menyenangkan pada waktu ia lari ke Filistin dalam 1Sam 21:10-15, dimana ia harus berpura-pura gila untuk menyelamatkan diri.

b) Tuhan, melalui nabi Gad, menyuruh dia untuk tinggal di Yehuda.

1Sam 22:5 - “Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: ‘Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.’ Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret”.

2) Ia tidak berdoa dan meminta petunjuk Tuhan seperti yang biasanya ia lakukan.

Keputusan Daud ini lahir semata-mata dari hasil pemikirannya sendiri; ia tidak meminta petunjuk Tuhan pada saat itu. Bandingkan dengan apa yang ia lakukan pada saat peristiwa Kehila dalam 1Sam 23, dimana ia meminta petunjuk Tuhan hampir untuk setiap tindakannya!

Matthew Henry: “Consulting his own heart only, and not the ephod or the prophet, he concludes, There is nothing better for me than that I should speedily escape into the land of the Philistines” (= Dengan hanya berkonsultasi dengan hatinya sendiri, dan tidak dengan efod atau nabi, ia menyimpulkan, ‘tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin’).

Pulpit Commentary: “There is no mention of his having prayed, or consulted God through the priest as at other times. In his unworthy fear he took counsel with himself, and ‘said in his heart’ that he would surely perish. ... strong believers may fall into a fit of unbelief, in which past blessings are forgotten, promises are doubted or let slip, dangers are exaggerated, and the heart, instead of asking counsel of the Lord, takes counsel with itself, and suggests all sorts of folly” (= Tidak disebutkan bahwa ia berdoa, atau berkonsultasi dengan Allah melalui imam seperti pada saat-saat yang lain. Dalam rasa takutnya yang tidak layak, ia berembuk dengan dirinya sendiri, dan ‘berkata dalam hatinya’ bahwa ia pasti binasa. ... orang-orang percaya yang kuat, bisa jatuh ke dalam suatu serangan tiba-tiba dari ketidak-percayaan, dalam mana berkat-berkat yang lalu dilupakan, janji-janji diragukan atau dibiarkan lewat, bahaya dibesar-besarkan, dan hati, bukannya meminta nasehat Tuhan, tetapi berembuk dengan dirinya sendiri, dan mengusulkan segala macam kebodohan) - hal 516.

Pulpit Commentary: “He thought nothing could be better for him; but, in reality, nothing could be worse. ... He escaped from one danger only to rush into another and much greater. ... ‘Beware of desperate steps. ... Guard against the causes of despondency. ... At its first approach turn instantly to God in faith and prayer. ... Take no new step under its influence, nor until the will of God is clearly seen” (= Ia berpikir tidak ada yang lebih baik baginya; tetapi sesunguhnya, tidak ada yang lebih buruk. ... Ia lolos dari satu bahaya hanya untuk berlari cepat-cepat ke dalam bahaya lain yang jauh lebih besar. ... ‘Hati-hatilah dengan langkah-langkah dalam keadaan putus asa. ... Berjaga-jagalah terhadap penyebab dari kepatahan semangat. ... Pada pendekatannya yang pertama segeralah datang kepada Allah dalam iman dan doa. ... Jangan mengambil langkah baru di bawah pengaruh kepatahan semangat itu, sampai kehendak Allah terlihat dengan jelas) - hal 518.

Pulpit Commentary: “Better surely to have lived by faith in the forests and caves of Judæa that live by sight and behave like a freebooter in the land of the heathen Philistines” (= Pasti lebih baik hidup dengan iman di hutan-hutan dan gua-gua Yehuda dari pada hidup dengan penglihatan dan berkelakuan seperti perampok di negeri orang kafir Filistin) - hal 516.

2Kor 5:7 - “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”.

KJV: ‘For we walk by faith, not by sight’ (= Karena kami berjalan / hidup dengan iman, bukan dengan penglihatan).

3) Ini merupakan bahaya dari ujian yang berat dan lama.

Matthew Henry: “Long trials are in danger of tiring the faith and patience even of very good men” (= Ujian yang lama berbahaya karena melelahkan iman dan kesabaran, bahkan dari orang-orang yang sangat baik / saleh).

Pulpit Commentary: “Under the pressure and pain of long conflict we become exposed to the temptation to seek relief by new methods. ... In work for Christ, good men, when oppressed and worn down, and not attaining to their goal, are induced to think of expedients hitherto not approved, and apparently more easy in application” (= Di bawah tekanan dan rasa sakit dari konflik yang lama kita menjadi terbuka terhadap pencobaan untuk mencari pertolongan / pembebasan dengan metode-metode yang baru. ... Dalam pekerjaan bagi Kristus, orang-orang saleh, pada waktu tertekan dan capek, dan tidak mencapai tujuan mereka, dibujuk untuk berpikir tentang jalan yang cocok dengan keadaan dan yang menguntungkan, yang sampai saat itu tidak direstui / disetujui, dan jelas lebih mudah dalam menerapkan) - hal 513.

Contoh: suatu gereja mula-mula melakukan hal-hal yang benar, tetapi karena gereja lama tidak maju-maju, lalu gereja itu mulai menggunakan metode-metode yang aneh-aneh, melakukan praktek-praktek yang aneh-aneh, dan memberikan ajaran-ajaran yang aneh-aneh, dengan harapan bahwa melalui hal-hal yang aneh-aneh itu mereka akan maju.

4) Hubungan keputusan Daud ini dengan Saul.

a) Saul bersalah sebagai penyebab keputusan Daud ini.

Matthew Henry: “Saul was an enemy to himself and his kingdom in driving David to this extremity. He weakened his own interest when he expelled from his service, and forced into the service of his enemies, so great a general as David was, and so brave a regiment as he had the command of” (= Saul adalah seorang musuh bagi dirinya sendiri dan kerajaannya dengan mendorong Daud pada keadaan berbahaya ini. Ia melemahkan kepentingannya sendiri pada waktu ia mengusir dari pelayanannya, dan memaksa ke dalam pelayanan dari musuh-musuhnya, jendral yang begitu besar seperti Daud, dan suatu pasukan yang begitu berani yang dipimpinnya).

Penerapan: orang Kristen sering lupa siapa musuh sebenarnya, yaitu setan (Ef 6:12). Mereka iri hati terhadap sesama orang Kristen, dan memusuhinya, dan dengan demikian, melemahkan dirinya sendiri dan seluruh kekristenan!

b) Akibat keputusan Daud terhadap Saul.

Jamieson, Fausset & Brown: “This resolution of David’s was in every respect wrong ... It was a movement, however, overruled by Providence to detach him from his country, and to let the disasters impending over Saul and his followers be brought on by the Philistines” (= Keputusan Daud ini salah dalam setiap aspek ... Tetapi bagaimanapun, itu merupakan suatu gerakan yang dikuasai oleh Providensia untuk memisahkannya dari negaranya, dan membiarkan bencana mendatangi Saul dan para pengikutnya, yang dibawa oleh orang-orang Filistin).

III) Daud ‘diberkati’ dalam keputusan dan tindakannya yang salah.

Daud menempuh jalan yang salah, tetapi kelihatannya ada banyak berkat, yaitu:

1) Ia mendapatkan tempat di Ziklag.

a) Daud dan rombongannya menemui Akhis.

1 Samuel 27: 2-3: “(2) Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. (3) Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel”.

Keil & Delitzsch mengatakan bahwa Akhis ini bukan hanya sama dengan raja Akhis dalam 1Sam 21:11, tetapi juga dengan Akhis anak dari Maakha dalam 1Raja 2:39.

1Sam 21:11 - “Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada tuannya: ‘Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?’”.

1Raja 2:39 - “Dan sesudah lewat tiga tahun, terjadilah bahwa dua orang hamba Simei lari kepada Akhis bin Maakha, raja Gat, lalu diberitahukan kepada Simei: ‘Ketahuilah, kedua orang hambamu ada di Gat.’”.

b) Akhis menerima Daud dan memberikan Ziklag kepadanya.

1 Samuel 27: 5-6: “(5) Berkatalah Daud kepada Akhis: ‘Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?’ (6) Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang.”.

1. Akhis menerima Daud.

Mengapa Akhis menerima Daud? Ia pasti ingat bahwa Daud adalah orang yang mengalahkan Goliat, lalu mengapa ia menerimanya? Mungkin karena ia tahu bahwa Daud telah dikejar-kejar untuk waktu yang lama oleh Saul, yang adalah musuh utamanya. Dan dengan menerima Daud, ia mungkin berharap bahwa kalau pecah perang yang baru dengan Saul, maka persahabatannya dengan Daud bisa memberinya keuntungan (Keil & Delitzsch).

Apapun alasan Akhis untuk menerima Daud, dari sudut Daud ini merupakan suatu ‘berkat’ baginya.

2. Daud ditempatkan di Ziklag.

a. Kata-kata ‘raja-raja Yehuda sampai sekarang’ dalam ay 6b menunjukkan bahwa kitab ini ditulis setelah jaman Yeroboam / pecahnya Israel.

b. Permintaan Daud ini bijaksana, karena dengan berada sendirian di Ziklag, maka:

· Ia terhindar dari rasa iri hati dari orang-orang Filistin di istana Akhis. Ia sudah mengalami iri hati dari Saul; ia tidak mau ada orang-orang lain iri hati kepadanya sehingga membencinya.

· Di Ziklag ia tidak usah terganggu oleh penyembahan berhala dari orang-orang Filistin, dan ia bisa beribadah kepada Allah dengan cara yang benar.

· Ia jauh dari Gat, tetapi dekat dengan perbatasan Israel.

· Di Ziklag ia mendapat kesempatan untuk membalas dendam kepada suku-suku yang menganggangu / memusuhi Israel.

c. Akhis menuruti permintaan Daud dan memberikan Ziklag kepadanya.

Matthew Henry mengatakan bahwa Ziklag seharusnya memang merupakan milik dari Israel (Yos 15:31 Yos 19:5). Tetapi entah bagaimana kota itu lalu dikuasai oleh orang-orang Filistin, dan Akhis menggunakan kesempatan ini untuk mengembalikan kota itu kepada Israel.

d. Lamanya Daud tinggal di Ziklag.

1 Samuel 27: 7: “Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan”.

Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa LXX / Septuaginta menuliskan ‘empat bulan’, sedangkan Josephus mengatakan ‘empat bulan dan dua puluh hari’.

Bandingkan dengan 1Sam 29:3 - “berkatalah para panglima orang Filistin itu: ‘Apa gunanya orang-orang Ibrani ini?’ Jawab Akhis kepada para panglima orang Filistin itu: ‘Bukankah dia itu Daud, hamba Saul, raja Israel, yang sudah satu dua tahun bersama-sama dengan aku, tanpa kudapati sesuatupun kesalahan padanya sejak saat ia membelot sampai hari ini?’”.

Kata-kata ini jelas cocok dengan ‘satu tahun empat bulan’ (ay 7). Karena itu, saya berpendapat inilah yang benar, bukan LXX atau Josephus.

2) Keamanan dari kejaran Saul.

1 Samuel 27: 4: “Setelah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya”.

Matthew Henry: “‘He sought no more again for him;’ this intimates that notwithstanding the professions of repentance he had lately made, if he had had David in his reach, he would have aimed another blow. But, because he dares not come where he is, he resolves to let him alone. Thus many seem to leave their sins, but really their sins leave them; they would persist in them if they could” (= ‘Ia tidak lagi mencarinya’; ini menunjukkan bahwa sekalipun ia belakangan telah membuat pengakuan pertobatan, seandainya Daud ada dalam jangkauannya, ia akan mengarahkan pukulan yang lain. Tetapi, karena ia tidak berani datang dimana Daud berada, ia memutuskan untuk membiarkannya. Demikianlah banyak orang kelihatannya meninggalkan dosa-dosa mereka, tetapi sesungguhnya dosa-dosa mereka meninggalkan mereka; mereka akan bertekun di dalam dosa-dosa itu seandainya mereka bisa).

3) Ia mendapatkan banyak pengikut-pengikut baru.

Hal ini tidak diceritakan dalam 1Sam 27 ini tetapi ada dalam text di bawah ini.

1Taw 12:1-22 - “(1) Inilah orang-orang yang datang kepada Daud di Ziklag, selama ia harus menyingkir karena Saul bin Kish. Merekapun termasuk pahlawan-pahlawan yang membantu dia dalam peperangan. (2) Mereka bersenjatakan panah, dan sanggup melontarkan batu dan menembakkan anak-anak panah dari busur dengan tangan kanan atau tangan kiri. Mereka itu dari saudara-saudara sesuku Saul, dari orang Benyamin: (3) Abiezer, kepala, dan Yoas, anak-anak Semaa orang Gibea; Yeziel dan Pelet, anak-anak Azmawet, Berakha dan Yehu, orang Anatot; (4) Yismaya, orang Gibeon, seorang pahlawan di antara ketiga puluh orang itu, yang mengepalai tiga puluh orang; Yeremia, Yehaziel, Yohanan dan Yozabad, orang Gedera; (5) Eluzai, Yerimot, Bealya, Semarya dan Sefaca, orang Harufi; (6) Elkana, Yisia, Azareel, Yoezer dan Yasobam, orang-orang Korah; (7) Yoela, Zebaja, anak-anak Yeroham, dari Gedor. (8) Juga dari orang Gad ada yang memisahkan diri dan pergi kepada Daud ke kubu di padang gurun, yakni pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, orang-orang yang sanggup berperang, yang pandai menggunakan perisai dan tombak, dan rupa mereka seperti singa dan cepatnya seperti kijang di atas pegunungan. (9) Ezer, kepala, Obaja, orang kedua; Eliab, orang ketiga; (10) Mismana, orang keempat; Yeremia, orang kelima; (11) Atai, orang keenam; Eliel, orang ketujuh; (12) Yohanan, orang kedelapan; Elzabad, orang kesembilan; (13) Yeremia, orang kesepuluh; Makhbanai, orang kesebelas. (14) Mereka itulah dari bani Gad, kepala-kepala pasukan; satu orang yang paling kecil sanggup melawan seratus orang, dan yang paling besar sanggup melawan seribu orang. (15) Mereka itulah yang menyeberangi sungai Yordan di bulan pertama, sekalipun sungai itu meluap sepanjang tepinya dan merekalah yang menghalau seluruh penduduk lembah ke sebelah timur dan ke sebelah barat. (16) Sebagian dari bani Benyamin dan Yehuda datang kepada Daud di kubu itu, (17) lalu keluarlah Daud menyongsong mereka. Berkatalah ia kepada mereka: ‘Jika kamu datang kepadaku dengan maksud damai untuk membantu aku, maka aku rela bersekutu dengan kamu, tetapi jika untuk menyerahkan aku dengan tipu muslihat kepada lawanku, sedang aku tidak melakukan kelaliman, maka biarlah Allah nenek moyang kita melihat itu dan menghukum kamu.’ (18) Lalu Roh menguasai Amasai, kepala ketiga puluh orang itu: Kami ini bagimu, hai Daud, dan pada pihakmu, hai anak Isai! Sejahtera, sejahtera bagimu dan sejahtera bagi penolongmu, sebab yang menolong engkau ialah Allahmu! Kemudian Daud menyambut mereka dan mengangkat mereka menjadi kepala pasukan. (19) Juga dari Manasye ada yang menyeberang memihak kepada Daud, ketika ia bersama-sama orang Filistin memerangi Saul. Sebenarnya ia tidak menolong mereka, sebab setelah mengambil keputusan raja-raja kota orang Filistin itu menyuruh dia pergi, katanya: ‘Mungkin, dengan taruhan kepala kita, ia menyeberang memihak kepada tuannya, Saul.’ (20) Pada perjalanannya ke Ziklag sebagian dari suku Manasye: Adnah, Yozabad, Yediael, Mikhael, Yozabad, Elihu dan Ziletai, kepala-kepala pasukan seribu suku Manasye menyeberang memihak kepadanya. (21) Mereka ini membantu Daud melawan gerombolan, sebab mereka semua adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa dan kepala dalam tentara. (22) Dari hari ke hari orang datang kepada Daud untuk membantu dia sehingga mereka menjadi tentara yang besar, seperti bala tentara Allah”.

4) Ia sukses dalam perang melawan musuh-musuhnya.

1 Samuel 27: 8-9: “(8) Maka Daud dan orang-orangnya bergerak maju dan menyerbu orang Gesur, orang Girzi dan orang Amalek; sebab orang-orang inilah penduduk negeri itu yang membentang dari Telam ke arah Syur sampai tanah Mesir. (9) Apabila Daud memusnahkan negeri itu, seorangpun tidak dibiarkannya hidup, baik laki-laki maupun perempuan; ia merampas kambing domba, lembu, keledai, unta dan pakaian, kemudian pulanglah ia dan kembali kepada Akhis”.

a) Ada orang-orang yang menyalahkan pembasmian yang dilakukan oleh Daud ini, karena dianggap tidak manusiawi, dan tidak mempunyai otoritas ilahi, dan sebagainya.

Adam Clarke: “David ... perpetrates a most inhuman act against the Geshurites and Amalekites, without even the presence of a divine authority” (= Daud ... melakukan tindakan yang paling tidak manusiawi terhadap orang-orang Gesur dan Amalek, bahkan tanpa adanya otoritas ilahi).

Jamieson, Fausset & Brown: “The gross deception practiced upon his royal host, and the indiscriminate slaughter which David had committed, lest any one should escape to tell the real truth, exhibit an unfavourable view of his integrity and uprightness at this period” (= Penipuan besar yang dipraktekkan terhadap raja yang menjadi tuan rumah, dan pembantaian tanpa pandang bulu yang dilakukan oleh Daud, supaya jangan ada yang lolos untuk memberitahukan kebenaran yang sesungguhnya, menunjukkan pandangan yang tidak baik / menyenangkan tentang kelurusan dan kebenarannya pada masa ini).

Catatan: kalau tentang penipuan yang Daud lakukan terhadap Akhis, saya setuju bahwa itu merupakan sesuatu yang salah. Tetapi dalam persoalan pembantaian terhadap para musuh Israel itu, saya lebih setuju dengan pandangan Matthew Henry di bawah.

b) Ada yang membenarkan tindakan Daud ini.

Matthew Henry: “We may acquit him of injustice and cruelty in this action because those people whom he cut off were such as heaven had long since doomed to destruction, and he that did it was one whom heaven had ordained to dominion; so that the thing was very fit to be done, and he was very fit to do it. It was not for him that was anointed to fight the Lord’s battles to sit still in sloth, ... He avenged an old quarrel that God had with these nations, and at the same time fetched in provisions for himself and his army, for by their swords they must live. The Amalekites were to be all cut off. Probably the Geshurites and Gezrites were branches of Amalek. Saul was rejected for sparing them, David makes up the deficiency of his obedience before he succeeds him” [= Kita bisa membebaskan dia dari ketidak-adilan dan kekejaman dalam tindakan ini karena orang-orang yang ia bunuh itu adalah orang-orang yang sudah sejak lama ditentukan untuk dibinasakan, dan ia yang melakukannya adalah orang yang ditentukan surga untuk kekuasaan; sehingga hal itu adalah hal yang cocok untuk dilakukan. Ia yang diurapi untuk berperang dalam perang Tuhan tidak boleh duduk diam dalam kemalasan, ... Ia membalaskan pertengkaran lama yang Allah punyai dengan bangsa-bangsa ini, dan pada saat yang sama memperoleh persediaan untuk dirinya sendiri dan tentaranya, karena mereka harus hidup dari pedang mereka. Orang-orang Amalek harus dibasmi. Mungkin orang Gesur dan Girzi adalah cabang-cabang dari Amalek. Saul ditolak karena tidak membunuh mereka (1Sam 15), Daud mengejar kekurangan dari ketaatan Saul sebelum ia menggantikannya sebagai raja].

IV) ‘Berkat’ yang mengakibatkan kerugian.

Kalau tadi terlihat bahwa Daud kelihatannya ‘diberkati’ dalam keputusannya yang salah itu, maka sekarang perhatikan ay 10-12, yang menunjukkan ‘kerugian’!

1 Samuel 27: 10-12: “(10) Jika Akhis bertanya: ‘Di mana kamu menyerbu pada hari ini?’ maka jawab Daud: ‘Di Tanah Negeb Yehuda,’ atau: ‘Di Tanah Negeb orang Yerahmeel,’ atau: ‘Di Tanah Negeb orang Keni.’ (11) Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: ‘Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud.’ Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin. (12) Tetapi Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: ‘Tentulah ia telah membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sampai selamanya.’”.

1) Daud ‘terpaksa’ berdusta terus.

1 Samuel 27: 10: “Jika Akhis bertanya: ‘Di mana kamu menyerbu pada hari ini?’ maka jawab Daud: ‘Di Tanah Negeb Yehuda,’ atau: ‘Di Tanah Negeb orang Yerahmeel,’ atau: ‘Di Tanah Negeb orang Keni.’”.

a) Penjelasan tentang ‘tanah Negeb Yehuda / Yerahmeel / Keni’.

Ay 10b (KJV): ‘And David said, Against the south of Judah, and against the south of the Jerahmeelites, and against the south of the Kenites.’ (= Dan Daud berkata: ‘Terhadap selatan Yehuda, dan terhadap selatan dari Yerahmeel, dan terhadap selatan dari Keni).

Wycliffe Bible Commentary: “‘The south.’ The Negev. Literally, ‘the dry country.’ It was the name of the waterless district to the south of Jerusalem, between the hills of Judah and the actual desert. The various regions of the south were known as: the Negev of Judah, including the cities mentioned in Josh 15:21-32; the Negev of the Jerahmeelites; the Negev of the Kenites; the Negev of the Cherethites; the Negev of Caleb; and the Negev of Arad” (= ‘Selatan’. Negeb. Secara hurufiah: ‘negeri yang kering / gersang’. Itu merupakan nama dari daerah tanpa air di selatan Yerusalem, di antara bukit-bukit Yehuda dan padang pasir yang sebenarnya. Bermacam-macam daerah di selatan dikenal sebagai: Negeb Yehuda, mencakup kota-kota yang disebutkan dalam Yos 15:21-32; Negeb Yerahmeel; Negeb Keni, Negeb Kreti; Negeb Kaleb; dan Negeb Arad).

Barnes’ Notes: “‘The Jerahmeelites.’ i. e. the descendants of Jerahmeel, the son of Hezron, the son of Perez, the son of Judah” (= ‘Orang-orang Yerahmeel’. Yaitu keturunan dari Yerahmeel, anak dari Hezron, anak dari Peres, anak dari Yehuda).

Bdk. 1Taw 2:3-9 - “(3) Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan dan Syela, tiga orang, yang lahir bagi dia dari anak perempuan Syua perempuan Kanaan itu. Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka Ia membunuhnya. (4) Tamar, menantu perempuan Yehuda, melahirkan baginya Peres dan Zerah. Semuanya anak-anak Yehuda ada lima orang. (5) Anak-anak Peres ialah Hezron dan Hamul. (6) Anak-anak Zerah ialah Zimri, Etan, Heman, Kalkol dan Dara. Semuanya lima orang. (7) Keturunan Karmi ialah Ahar, yang mencelakakan orang Israel karena ia tidak taat dalam hal barang-barang yang dikhususkan itu. (8) Keturunan Etan ialah Azarya. (9) Anak-anak yang lahir bagi Hezron ialah Yerahmeel, Ram dan Khelubai”.

Barnes’ Notes: “‘The Kenites.’ See Num. 24:21; 4:11 notes; and for their near neighborhood to Amalek, see 1 Sam. 15:6.” (= ‘Orang-orang Keni’. Lihat catatan tentang Bil 24:21; 4:11; dan untuk kedekatan mereka dengan Amalek, lihat 1Sam 15:6).

Bil 24:21 - “Ketika ia melihat orang Keni, diucapkannyalah sanjaknya, katanya: ‘Kokoh tempat kediamanmu, tertaruh di atas bukit batu sarangmu”.

Bil 4:11 - “Di atas mezbah dari emas itu mereka harus membentangkan sehelai kain ungu tua dan menudunginya dengan tudung dari kulit lumba-lumba, kemudian mereka harus memasang kayu-kayu pengusung mezbah itu”.

1Sam 15:6 - “Berkatalah Saul kepada orang Keni: ‘Berangkatlah, menjauhlah, pergilah dari tengah-tengah orang Amalek, supaya jangan kulenyapkan kamu bersama-sama dengan mereka. Bukankah kamu telah menunjukkan persahabatanmu kepada semua orang Israel, ketika mereka pergi dari Mesir?’ Sesudah itu menjauhlah orang Keni dari tengah-tengah orang Amalek”.

Catatan: yang dimaksud Barnes dengan 4:11 pasti bukan Bil 4:11, karena ayat itu sama sekali tak berhubungan dengan orang Keni. Mungkin yang ia maksud adalah Hakim 4:11 - “Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh”.

b) Ay 10b ini menunjukkan bahwa Daud berdusta terus menerus, dan ini jelas merupakan dosa.

Adam Clarke: “This deception, ... imposed upon Achish, had the most direct tendency to make him imagine himself secure, while in the utmost danger; and to have a faithful friend and able ally in David, while he was the truest enemy he could possibly have. ... no lie is of the truth, and that all falsity is an abomination to the Lord” (= Penipuan ini, ... diberikan kepada Akhis, mempunyai kecenderungan langsung untuk membuat dia membayangkan dirinya sendiri aman, sementara ia berada dalam bahaya terbesar; dan mempunyai seorang sahabat yang setia dan sekutu yang kuat dalam diri Daud, sementara ia adalah musuh yang paling sungguh-sungguh yang bisa ia punyai. ... tidak ada dusta yang adalah dari kebenaran, dan bahwa semua kepalsuan merupakan suatu kejijikan bagi Tuhan).

Bdk. Maz 119:29 - “Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku TauratMu”.

2) Tindakan Daud untuk menutupi dustanya.

1 Samuel 27: 11: “Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: ‘Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud.’ Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin”.

Biasanya dalam perang, maka pihak yang menang membawa banyak orang dari pihak yang kalah untuk dijadikan budak / tawanan. Tetapi dalam kasus ini Daud tidak berani melakukan hal itu, dan ia membunuh mereka semua, supaya tidak ada yang bisa melaporkannya kepada Akhis.

Merupakan sesuatu yang berbeda kalau Daud membunuh mereka karena ketaatan kepada Tuhan, dan kalau ia melakukannya hanya untuk menutupi dustanya!

3) Hal lain tentang Daud dalam hubungannya dengan Akhis.

Pulpit Commentary: “Obviously David was careful not to let Achish know that he was the anointed, and was living in hope of rising to the throne of Israel. ... There are temptations for religious men to hide their religion, ... The sin of this suppression of our Christianity, this hiding of the great end for which we profess to live, cannot but bring most grievous trouble to the soul, as it so manifestly dishonours the name by which we are called” (= Jelas bahwa Daud berhati-hati untuk tidak membuat Akhis mengetahui bahwa ia adalah orang yang diurapi, dan hidup dalam pengharapan untuk naik ke takhta Israel. ... Ada pencobaan-pencobaan bagi orang-orang yang religius untuk menyembunyikan agama mereka, ... Dosa-dosa berkenaan dengan penekanan kekristenan kita, penyembunyian tujuan agung untuk mana kita hidup, tidak bisa tidak akan membawa problem yang paling menyedihkan kepada jiwa, karena itu dengan begitu jelas tidak menghormati nama dengan mana kita dipanggil) - hal 514,515.

4) Keharusan bersikap munafik.

Ini terlihat dengan menyolok dalam 1Sam 29, yang akan saya bahas belakangan.

Pulpit Commentary: “From that day that David sought the friendly protection of Achish to the outbreak of war with Israel, David was becoming involved in obligation which could only be set aside at the cost of a reputation for deceit and ingratitude. He had to play a double part to save his own life and to avoid the fearful sin of raising his hand against his own countrymen ... There is here a warning for the Church and the individual. Christian action should always be so free and truly based on righteous principles as to raise no claim for service or friendship inconsistent with the holy vows of consecration to Christ” (= Sejak hari dimana Daud mencari perlindungan yang ramah / bersahabat dari Akhis sampai pecahnya perang dengan Israel, Daud menjadi terlibat dalam kewajiban yang hanya bisa dikesampingkan dengan harga dari suatu reputasi untuk penipuan dan sikap tidak tahu terima kasih. Ia harus memainkan peran ganda untuk menyelamatkan nyawanya sendiri dan untuk menghindari dosa yang menakutkan untuk mengangkat tangannya melawan orang-orang sebangsa / senegaranya ... Di sini ada peringatan untuk Gereja dan individu-individu. Tindakan Kristen harus selalu bebas dan sungguh-sungguh didasarkan pada prinsip-prinsip yang benar sehingga tidak menyebabkan adanya tuntutan untuk pelayanan atau persahabatan yang tidak konsisten dengan janji-janji kudus dari pengabdian kepada Kristus) - hal 515.

Kesimpulan / penutup.

Pulpit Commentary: “It is easy to slip off the way of faith, and it may seem to answer well for a time. You may get your Ziklag to dwell in, and find it more comfortable than the hold at Engedi or the hill of Hachilah, but you are in a state of declension from God, and on the way, as David was, to commit presumptuous sin” (= Adalah mudah untuk tergelincir dari jalan iman, dan itu bisa terlihat berfungsi / berhasil dengan baik untuk sementara. Engkau bisa mendapatkan Ziklagmu untuk tinggal di dalamnya, dan mendapatkannya lebih menyenangkan dari pada kubu Engedi atau bukit Hakhila, tetapi engkau berada dalam keadaan merosot dari Allah, dan berada pada jalan, seperti Daud berada, untuk melakukan dosa yang kurang ajar) - hal 517.

-AMIN-
Next Post Previous Post