PENGERTIAN HAMBA DALAM MARKUS 10:44

Markus 10:44 - dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

HAMBA (MARKUS 10:44)

PENDAHULUAN 

Seorang hamba hanya mengikuti tuannya, demikian juga yang terjadi dengan hamba Tuhan. Tuhan sebagai tuan atas hambanya ketika melaksanakan pekerjaan pelayanan yang sudah dipercayakan kepadanya. Tidak hanya itu, tuan memiliki otoritas untuk memerintahkan hambanya kemana harus pergi. 

Dengan kata lain, hamba harus taat dan menuruti segala perintah tuannya tanpa ada pertimbangan. Seseorang yang taat pada tuannya tidak akan mengabaikan setiap perintah dan menunda waktu untuk tidak melaksanakannya. Salah satu perintah Tuhan Yesus kepada para murid-murid pada saat pengutusan, kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju” (Lukas 9:3).

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa sebagai tuan (pemimpin) memiliki kuasa untuk mengarahkan para hamba-hambanya untuk menunaikan tugas sebagai pekerja bagi tuannya. Sebagai hamba harus memiliki kualifikasi, yakni: (1) membuktikan dirinya sebagai seorang pelayan; (2) menjadi hamba bagi tuannya; (3) ada harga yang harus dibayar. Ketiga poinini menjadi tolak ukur penting bagi seorang hamba yang sedang mengabdikan diri kepada tuannya

Seorang hamba atau pembantu adalah pekerja kasar, artinya mengerjakan semua pekerjaan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Namun, kata hamba dalam ayat 44 tidak sama pengertiannya dengan apa yang ada dalam pikiran orang pada umumnya bahwa setiap “hamba” pasti budak yang dikendalikan oleh tuannya dan tidak memiliki pilihan lain untuk melepaskan diri dari tekanan tersebut, tetapi hamba dalam teks Injil Markus sangat berbeda dengan arti yang dimaksud di atas, karena hamba yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah hamba yang benar-benar memiliki karakter seorang murid yang terdidik dan hal itu dapat dilihat melalui sikap dan kerendahan hati dalam memperlakukan orang lain lebih dari dirinya sendiri tanpa pilih kasih.

Sebab syarat untuk menjadi besar dan terkemuka adalah bersedia untuk berbuat kebaikan dalam kehambaannya kepada semua orang dengan melakukan berbagai pelayanan yang paling hina dan memiliki nilai tertinggi yang tidak sama dengan pelayanan hamba yang dikenal pada umumnya. Oleh karena sebagai dasar pelayanan seorang, hamba dalam teks itu berangkat dari keteladanan hamba seorang Guru Agung dengan pesan “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Markus 10:45).

Pengantar teks

Hamba memiliki tugas menjaga rumah dengan tugas yang berbeda untuk menjaga kemungkinan pencuri datang untuk mencuri harta yang dimiliki oleh tuannya. Penekanan Yesus pada hamba dalam teks ini berkaitan dengan permintaan Yakobus dan Yohanes. Pesan Markus sangat tepat bagi pelayan gereja, bahwa pelayan gereja sebaiknya harus menjadi pelayan yang memiliki hati melayani kebutuhan semua orang yang memerlukannya. 

Terjemahan

Terjemahan Markus 10:44; dan kamu akan menjadi pertama jadilah seorang budak atau hamba untuk semuanya. Dalam terjemajan lain (Dan siapa saja yang ingin menjadi pemimpin, sebaiknya kamu menjadi budak atau hamba bagi semua).Today English version menjelaskan and if one of you wants to be first, he must be the slave of all (dan jika kamu hendak menjadi yang pertama, dia harus menjadi hamba bagi semua)

Istilah yang digunakan yakni Doulos bentuk nominatif-maskulin. Kata doulos disebutkan 124 kali dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan sebagai ‘hamba’, ‘pegawai raja’, orang yang bergantung pada. Pada dasarnya hamba dalam teks Markus 10:44, menjelaskan posisi hamba dan kaitannya dengan Anak Manusia yang akan menderita sebagaimana penekanan dalam ayat 45: “karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”.Terjemahan Bahasa Inggris menggunakan kata ‘Slave’yang berarti ‘budak’ atau ‘pembantu’.

Pembahasan

a. Bentuk,Struktur, dan Penyampaian

Penjelasan teks Markus 10: 43-45, bahwa kemarahan kesepuluh murid dijawab Yesus dalam ayat 42, dimana para pemerintah dan pembesar memerintah rakyatnya dengan tangan besi.Yesus memberi pemahaman bahwa penguasa dan pembesar telah diberi kepercayaan melayani, namun mereka tidak melakukannya dan bahkan menindas rakyat.Ia menginginkan para murid tidak seperti penguasa yang berlaku sewenang-wenang terhadap rakyat, melainkan melayani seperti seorang hamba.Hamba dalam artian membuat semua orang merasa nyaman dan sejahtera.

Kata yang penting dalam penjelasan nas adalah doulos. Hamba dalam Injil Markus dijelaskan sebagai objek atau milik. Tetapi dalam Markus 10:44, hamba sebagai pelaku atau subjek. Jelas bahwa pernyataan Yesus tentang menjadi yang terbesar hendaknya menjadi hamba, bukanlah sebagai objek penderita seperti nas lain dalam Injil Markus tetapi sebagai pelaku.

Seperti hamba taat pada majikannya dalam melakukan tugasnya, seperti itu jugalah setiap orang percaya, yang dipercayakan oleh Tuhan hendaknya dijalankan dan dikerjakan setiap tugas itu dengan baik dan tuntas. Hamba yang diutus Tuhan selalu mendapat tantangan.Tantangan itu bisa saja dicela, dicaci bahkan mati karena memberitakan kebenaran.Pekerjaan hamba bukanlah pekerjaan yang mudah. 

Setiap orang dituntut untuk sabar menanggung penderitaan.Jalan penghambaan atau membuat diri menderita bukanlah jalan yang harus dilalui tetapi sebuah sikap setiap pribadi dalam menjalankan tugas yang dilakukan. Sikap seorang hamba adalah sikap tidak menyombongkan diri dan rendah hati walaupun secara struktural ia adalah kepala perusahaan. Dalam gereja, majelis bukanlah kepala pemerintahan, dimana berlaku seperti pejabat Negara melainkan memiliki sikap yang rendah hati dan mau melayani

Posisi hamba dari seluruh penelitian ini menunjukkan bahwa hamba adalah milik seseorang dan memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas sesuai keinginan majikannya.Namun Yesus mengangkat derajat hamba yang semula hanya objek penderita, milik majikan dan selalu mendapat perlakuan yang tidak baik dari majikannya menjadi subjek atau pelaku.Yesus menghargai pekerjaan hamba yang tidak kenal lelah mengerjakan pekerjaan sesuai tugas yang diberikan kepadanya.Yesus hanya membiarkan diri-Nya untuk dikenal sebagai hamba Allah. 

Kata hamba dalam Bahasa Yunani adalah doulos, menggunakan kata benda tunggal dan sebagai pelaku.Setiap orang yang ingin menjadi besar dan terkenal hendaklah menjadi seperti hamba.Yesus memberi contoh kepada murid-murid-Nya bahwa seseorang itu harus melayani bukan dilayani.Hamba kadang mendapat penyiksaan dan penderitaan, tetapi hamba yang setia akan dipercayakan kepadanya semua harta yang dimiliki tuannya. 

Seperti Yesus yang setia melakukan tugas BapaNya yang disurga, maka Allah menganugerahkan tahta di surga. Jika setia melakuan tugas yang diberikan Kristus maka akan bersama Dia di dalam rumah-Nya

b. Penerapan 

Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai hamba yang menderita.Hamba yang menderita seperti nyanyian dalam Yesaya 53:6 menyebut-Nya ebed Yahwe.Ia mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa jika ingin menjadi yang terbesar hendaklah menjadi hamba dan pelayan yang bekerja demi kemaslahatan bersama. 

Walter M. Post menggambarkan hamba dan pelayan sebagai pembesar dalam Kerajaan Allah.Tugas hamba dan pelayan adalah melayani dan rendah hati sebagai pekerja dalam Kerajaan Allah. 

Pelayan dan hamba adalah dua kata yang sejajar, meskipun hamba bukan merupakan profesi yang tidak baik.Budak atau hamba dalam tingkat sosial lebih rendah daripada pelayan.Ketaatan hamba kepada majikannya adalah mutlak.

Yesus memberikan contoh kapada murid-Nya bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan melayani. Bukan hanya melayani tetapi memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang.Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai hamba yang menderita. Gagasan hamba yang menderita dituangkan dalam istilah perjanjian lama yakni ebed Yahwe. Gagasan hamba dalam Perjanjian Baru menggunakan istilah doulos.

Ladd mengungkapkan bahwa Yesus tampak dalam kelemahan dan kerendahan hati sebagai seorang manusia diantara banyak orang untuk menggenapi takdir penderitaan dan kematian.Yesus memberikan instruksi kepada muridmurid-Nya jika ingin menjadi besar hendaknya menjadi seorang hamba.Hamba taat pada perintah dan tugas yang diberikan kepadanya tanpa ada protes.

Model hamba telah ditunjukkan oleh Yesus di kayu salib. Kematian Yesus di kayu salib menjadi bukti bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua orang tanpa terkecuali.Penderitaan yang ditampilkan oleh Tuhan Yesus di kayu salib menjadi bahan refleksi bagi orang percaya dalam menjalankan kehidupan ini.Seorang hamba yang sedang berjuang selalu berpedoman dengan apa yang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus sebagai hamba yang taat dan setia dalam segala keadaan. 

Menusut Stefan Leks kata hamba, dalam Injil Markus, mengacu kepada fungsi seorang bawahan (Markus 12:2 dan 4; 13:34;14:7). Seorang hamba bergantung secara, hampir, menyeluruh pada majikan yang dilayaninya.Namun, dalam teks ini, majikan itu bukan seorang individu melainkan seluruh komunitas Kristen. Komunitas Kristen justru dikenal bukan pada syarat untuk melayani melainkan memberi diri seperti seorang hamba.

Pemahaman banyak orang tentang melayani Tuhan adalah aktif dalam kegiatan rohani di lingkungan gereja, yaitu dengan mengambil bagian dalam tugas tertentu. Sesungguhnya anggapan seperti ini justru membuat mereka tidak pernah melayani Tuhan dengan benar, sebab yang terbangun adalah anggapan bahwa segala kegiatan di luar lingkungan gereja bukanlah pelayanan bagi Tuhan. 

Sebenarnya yang dimaksud dengan melayani Tuhan adalah melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Dengan kata lain, menghambakan diri berarti memberi diri untuk melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Sikap seorang hamba digambarkan sebagai sikap yang ditunjukkan dalam pelayanan

Dalam pelayanan bukan hati ‘boss’ yang dicari melainkan hati hamba.Menurut Andrew Buchanan, kita melaksanakan pekerjaan Tuhan berdasarkan kesanggupan kita dalam mengerjakannya (2 Korintus 3:5).

Yesus mengecam ahliTaurat bukan karena ketaatan mereka, melainkan karena kesombongan diri.Kerendahan hati dalam pelayanan dituntut Tuhan supaya tidak ada kesombongan diri.Yesus menghambakan diri adalah bukti pengabdian seorang hamba, sehingga hamba merupakan keadaan seorang manusia di hadapan Tuhan.Mengapa Yesus memberikan nasihat kepada para murid tentang konsep seorang hamba? Yesus mengajarkan bersikap seperti hamba supaya manusia saling menghargai.Karena Kristus sebagai pribadi yang layak, yang tepat, pribadi yang tidak perlu disangsikan sebagai hamba yang telah menderita bagi umat manusia.

Seorang hamba tidak bisa menuntut apa-apa dari tuannya melainkan mendapatkan hak atas pekerjaannya.Yesus mengritik kehidupan orang Yahudi yang menganggap diri lebih tinggi dan lebih suci dari seluruh umat. Gambaran tentang kesalehan Ahli Taurat disamakan dengan kuburan, dimana kuburan terlihat indah dari luar namun di dalam penuh dengan kebusukan dan kekerasan hati. Hamba tidak memiliki kekuatan dalam stratifikasi sosial bahkan nyawa sekalipun tidak berharga.Sebagai hamba Tuhan kita tidak dapat menuntut kepada Tuhan atas kesetiaan terhadap hukum-hukumNya.

Seorang hamba dengan rela hati mengambil tempat yang terendah, dan bertahan dalam berbagai kesulitan dan penderitaan karena pelayanannya terhadap orang lain. Kesetiaan yang demikianlah yang Yesus ingin ajarkan kepada para murid-Nya, sebab hamba yang setia akan diberi kepercayaan oleh tuannya jika ia setia.

Menurut Darmawijaya, hamba menampilkan kemuliaan, kesetiaan, ketaatan dan kasih yang tak ternilai. Hamba itu secara fisik tidak punya kelebihan dan hanya memberikan yang bisa ia berikan. Hamba itu sendirian, kesepian, dihina dan ditolak banyak orang.Yesus memberikan gambaran hamba sebab hamba memberikan yang terbaik

Kehambaan menekankan presensia (kehadiran dan hidup) yang dinamis di tengah-tengah mereka yang lain. Dengan demikian tidak bisa dikatakan pasif sama sekali karena si hamba harus hidup berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah.Prinsip hidup seorang hamba yakni membuat dirinya bermanfaat bagi banyak orang. 

Hamba tidak menuntut banyak hal, ia hidup sederhana tetapi tidak membuat diri menderita.Hamba siap mengabdikan diri dengan tekun sampai akhir hidupnya.Yesus memberi gambaran hamba yang menderita sengsara karena memberi diri sepenuhnya untuk mengerjakan tugas kasar.Suatu sikap penyerahan segala hak pribadi secara utuh untuk diatur oleh majikannya. Berarti ia sedang menyangkal dirinya atau tidak berhak lagi atas hak pribadinya. Hak itu sudah melebur atau menyatu dengan hak tuannya.Dan Yesus sendiri telah menerapkan kepemimpinan demikian dalam hidupNya (Markus 10:45).

Para murid diajar oleh Yesus untuk mengambil resiko harus berani menjadi kecil dan rendah diantara masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, perubahan sosial sangat cepat dari lapisan sosial satu ke lapisan sosial lain, manusia bukan hidup untuk dirinya sendiri melainkan terpanggil untuk menyadari jati dirinya sebagai manusia.

Benar yang dikatakan Th Sumartana bahwa manusia bukan hanya mencari makan tetapi mencari makna.Yesus ditampilkan sebagai seorang yang banyak bertindak dan yang berwibawa.Kewibawaan-Nya nyata dalam cara Ia mengajar, dalam kuasa-Nya terhadap roh-roh jahat, dan mengampuni dosa. 

Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Anak Manusia yang memberikan nyawa-Nya supaya manusia dibebaskan dari dosa.Perbuatan-perbuatan-Nya lebih banyak ditekankan daripada perkataan dan ajaran-Nya.Seperti hamba lebih banyak bekerja daripada berbicara, demikianlah orang percaya yang mengerjakan pekerjaan Tuhan.Hamba melakukan tugasnya berdasarkan perintah tuannya, seperti itu juga orang percaya setia dalam segala perkara.

Bagi Markus, gereja adalah persekutuan murid-murid Yesus. Sangat ditekankan agar hendaknya orang-orang ini sungguh menjadi pelayan seluruh Gereja, seutuhnya memberikan diri demi kesejahteraan bersama, seperti halnya Yesus sendiri (Markus 10:35-45).

Pelayanan Gereja dapat mengacu pada pelayanan Yesus dengan bersekutu dalam sebuah kelompok.Satu-satunya yang dituntut Yesus dalam kehidupan manusia adalah menerima pemberian hidup yang kekal ialah iman dan keyakinan.Iman dinyatakan sebagai kepercayaan kepada Allah dengan kerendahan hati.Orang percaya dituntut untuk mengeluarkan buah yang banyak bagi kemuliaan namaNya.

Umat percaya tidak boleh terpisah dari Tuhan Yesus yang memiliki persekutuan yang erat dalam kasih-Nya.Pelayan hamba merupakan landasan etika moral bagi kepemimpinan serta pola dasar manajemen kepemimpinan.Pelayanan hamba memberi tekanan yang berorientasi pada keberhasilan.

Fokus melayani dari kepemimpinan Tuhan Yesus dibangun atas tujuan dan sasaran yang jelas dan pasti yang membawa kebaikan bagi banyak orang.Pelayan yang bersikap seperti hamba akan menghasilkan kinerja tertinggi dalam kepemimpinan. Pelayanan hamba berfokus pada kinerja yang tinggi dalam memberi penyembuhan bagi kemanusiaan.Pelyanan hamba menjadi ciri khas bagi orang percaya yang dituntut untuk melayani dengan rendah hati

KESIMPULAN 

Tuhan Yesus sebagai gambaran tentang hamba dapat diteladani oleh semua orang. Seorang hamba tidak banyak menuntutdari tuannya selain menjalankan tugasnya sebagai hamba atau pelayan.Dengan kata lain, sebagai hamba Tuhan seseorang atau kita tidak dapat menuntut kepada Tuhan atas kesetiaan terhadap hukum-hukum-Nya.

Baca Juga: 2 Timotius 2:22-25 (8 Karakteristik Hamba Tuhan)

Seorang hamba dengan rela hati mengambil tempat yang terendah, dan bertahan dalam berbagai kesulitan dan penderitaan demi pengabdiannya kepada tuannya.Kesetiaan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya menjadi salah satu indikator penting untuk direnungkan setiap individu.Kehidupan hamba tertuju kepada Allah yang menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua orang. 

Ini ciri seorang hamba yang ada pada tingkat tak terhingga itu, Dia mampu melakukannya tanpa ada dalam tekanan yang tidak terelakkan. Sebab Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai hamba yang melayani dan memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang dilihat sebagai pewartaan kematianNya. Hamba yang menderita sering dikaitkan dengan Anak Manusia, dimana Anak Manusia mengandung kemanusiaan. Sifat manusia ada didalam diri-Nya, Ia dapat menangis serta merasakan penderitaan seorang hamba. Yesus berbicara penuh dengan kuasa dalam segala bidang, dimana pun pendengarnya berada. (Ezra Tari dan Talizaro Tafanao).  

PENGERTIAN HAMBA DALAM MARKUS 10:44

https://teologiareformed.blogspot.com/

Next Post Previous Post