TAFSIRAN INJIL YOHANES PASAL 4-6

Pdt.Budi Asali, M.Div.
TAFSIRAN INJIL YOHANES PASAL 4-6
YOHANES 4:1-9

Yohanes 4: 1-3:

1) Orang-orang Farisi tidak senang kepada Yohanes Pembaptis.

Alasan ketidaksenangan mereka:

a) Teguran dosa / khotbah keras (bdk. Matius 3:7-12).

Penerapan:

Apakah saudara juga sering merasa tidak senang kepada pengkhotbah kalau ia memberitakan Firman Tuhan yang keras atau kalau ia menegur saudara dari dosa saudara? Ingat bahwa:

· Yesuspun sering memberitakan Firman Tuhan yang keras dan menegur dosa (Yohanes 6:60 Mat 22:29).

· Kalau saudara marah kepada pengkhotbah yang memberitakan Firman Tuhan, maka pada hakekatnya saudara marah kepada Allah yang berfirman melalui dia (Lukas 10:16).

b) Yohanes Pembaptis melakukan baptisan tanpa otoritas / ijin mere­ka, padahal mereka adalah para pemimpin gereja saat itu (bdk. Yohanes 1:19-27 dimana mereka menanyakan otoritas Yohanes Pembaptis dalam mem-baptis orang).

c) Mereka iri hati, karena kalah popularitas.

Orang banyak yang dahulu mengikut mereka dan menganggap mereka sebagai guru, sekarang mengikut Yohanes Pembaptis. Mereka merasa bahwa Yohanes Pembaptis ‘mencuri domba’ mereka!

Penerapan:

Apakah saudara juga sering iri hati pada sesama pelayan Tuhan yang lebih populer dari saudara, dan menganggapnya sebagai ‘pencuri domba saudara’? Ingat bahwa semua domba adalah domba Tuhan, bukan domba dari pendeta! Dan ingat bahwa tujuan saudara melayani adalah supaya domba-domba itu bisa mengikut Tuhan, bukan mengikut saudara!

Sekarang melihat bahwa Yesus lebih sukses lagi dari Yohanes Pembap­tis (ay 1), maka tentu mereka menjadi lebih tidak senang lagi kepada Yesus.

Penerapan:

Dari sini bisa kita dapatkan bahwa pemberita Injil / Firman Tuhan yang baik dan sukses, baik itu adalah pendeta, penginjil, dosen theologia, guru agama, guru sekolah minggu dsb, pasti menimbulkan iri hati dan ketidak senangan dalam diri banyak orang, khususnya dalam diri para pemimpin gereja yang brengsek! Karena itu kalau saudara melayani pemberitaan Firman Tuhan dengan baik, jangan heran kalau tahu-tahu ada ‘penggede’ gereja yang tidak senang kepada saudara, menggeser saudara atau bahkan mengucilkan saudara!

2) Karena Yesus tahu bahwa belum waktunya bagi Dia untuk mati, maka untuk menghindari kematian sebelum waktunya, Ia menyingkir dari Yudea dan pergi ke Galilea.

Penerapan:

Secara umum, tidak salah bagi seorang pemberita Injil / Firman Tuhan untuk menyingkir dan menghindari aniaya! Jangan menjadi orang extrim yang lalu mencari kematian syahid!

3) Rupanya saat ini Yohanes Pembaptis sudah ada di dalam penjara, dan pindahnya Yesus ke Galilea inilah yang dimaksudkan oleh Matius dalam Mat 4:12, oleh Markus dalam Mark 1:14, dan oleh Lukas dalam Luk 4:14.

4) Bahwa Yesus hanya mengajar tetapi tidak membaptis, menunjukkan bahwa pengajaran Firman Tuhan dan pemberitaan Injil menduduki tempat yang lebih tinggi dari sakramen. Bdk 1Kor 1:17.

Penerapan:

· dalam kebaktian, puncak acara terletak pada pemberitaan Firman Tuhan, bukan pada sakramen!

· karena Yesus begitu menekankan dan meninggikan pengajaran Firman Tuhan, maka jelas bahwa gereja / hamba Tuhan / orang kristen yang baik juga harus mengutamakan pengajaran Firman Tuhan! Apakah saudara adalah orang seperti itu?

Yohanes 4: 4-6:

1) Yohanes 4: 4: ‘harus melintasi daerah Samaria’.

Ada 2 kemungkinan menafsirkan kata ‘harus’ disini:

a) Ini adalah keharusan berdasarkan letak kedua tempat itu secara geografis. Dari Yudea ke Galilea, memang harus melewati Samaria, yang terle­tak ditengah-tengah kedua daerah itu. Memang bisa saja memutar melalui sebelah Timur Sungai Yordan, tetapi ini menempuh jarak yang jauh lebih jauh.

b) Kata ‘harus’ di sini menunjuk pada keharusan terlaksananya Rencana Allah dalam menyelamatkan perempuan dan orang-orang Samaria itu (bdk. Yoh 10:16).

Jadi, karena Allah sudah menetapkan / merencanakan keselamatan dari perempuan Samaria dan orang-orang Samaria itu, maka Yesus harus pergi ke sana untuk memberitakan Injil kepada mereka.

Penerapan:

Kepercayaan pada doktrin tentang Predestinasi tidak boleh menyebabkan kita lalu tidak memberitakan Injil! Ingat bahwa Rencana Allah tentang keselamatan seseorang hanya bisa tercapai kalau orang itu mendengar Injil dan percaya. Dan siapa tahu Allah memang menetapkan saudara untuk memberitakan Injil kepada orang itu?

2) Yohanes 4: 5:

Kota Sikhar terletak 15 mil di sebelah selatan kota Samaria, dan terletak di antara Gunung Ebal dan Gunung Gerizim. Dulu kota ini disebut Sikhem (Kej 12:6 33:18).

a) Ini adalah tanah yang dibeli oleh Yakub dari anak-anak Hemor dalam Kej 33:19.

b) Lalu tanah ini diberikan oleh Yakub kepada Yusuf (Kej 48:22).

Ada 2 hal yang perlu dibahas dari Kej 48:22 ini:

· kata-kata ‘punggung gunung’ dalam bahasa Ibraninya adalah SHEK­HEM (= Sikhem).

· ‘kurebut dengan pedang dan panahku dari tangan orang Amori’.

Tidak diketahui dengan jelas kapan dan bagaimana persisnya peris­tiwa ini terjadi.

* Ada yang mengatakan bahwa karena orang-orang Amori tidak meng­hargai transaksi pembelian tanah itu (Kej 33:19), maka Yakub lalu merebutnya dengan kekerasan. Kalau ini benar, maka cerita ini tidak diceritakan dalam Kitab Suci.

* Ada juga yang mengatakan bahwa kata-kata ini menunjuk pada pembantaian yang dilakukan oleh Simeon dan Lewi terhadap mereka dalam Kej 34.

c) Yusuf dikubur di tempat ini (Yos 24:32).

3) Yohanes 4: 6:

a) Bahwa Yesus bisa letih (dan haus - ay 7), menunjukkan kemanusiaan­Nya yang sejati (bdk. Ibr 4:15).

Sekalipun Yohanes menekankan keilahian Yesus (Yoh 20:31), tetapi ia tetap tidak mengabaikan kemanusiaan Yesus.

Penerapan:

Hati-hati untuk terlalu menekankan suatu kebenaran, dan pada saat yang sama mengabaikan kebenaran yang lain. Misalnya:

· Saksi Yehovah terlalu menekankan kasih Allah, tetapi mengabaikan keadilan Allah. Akibatnya mereka tidak mempercayai adanya hukum-an / siksaan kekal di neraka, padahal itu jelas diajarkan dalam Kitab Suci.

· Ada orang-orang yang hanya menekankan hidup kudus tetapi menga-baikan Pemberitaan Injil, tetapi ada juga yang extrim sebaliknya, dimana mereka menekankan Pemberitaan Injil tetapi mengabaikan kekudusan! Dua-duanya salah, karena baik Pemberitaan Injil maupun kekudusan sama-sama ditekankan oleh Kitab Suci.

b) ‘pukul 12’.

Lit: the sixth hour (= jam yang ke 6).

Ini bisa ditafsirkan 2 macam:

· kalau Yohanes menggunakan waktu / jam Yahudi (yang dimulai pada pukul 6), maka ini adalah pukul 12 siang.

· kalau Yohanes menggunakan waktu / jam Romawi (yang dimulai pada pukul 12), maka ini adalah pukul 6 sore.

Ini adalah pandangan William Hendriksen. Alasan Hendriksen memilih waktu / jam Romawi:

* ini adalah saat mengambil air (bdk. Kej 24:11).

Tetapi mengapa perempuan ini sendirian? Karena banyak sumur yang lain, dan perempuan yang lain tidak mau bersama-sama dengan pelacur / perempuan yang tidak bermoral ini.

* ini merupakan saat yang lebih memungkinkan bagi orang-orang Samaria untuk datang kepada Yesus (ay 30), dari pada pada tengah hari, karena pada sore hari mereka sudah selesai bekerja.

* karena sudah menjelang malam, maka mereka meminta Yesus untuk tinggal (ay 40 bdk. Luk 24:29).

* dalam Yoh 19:14 sudah pasti Yohanes menggunakan waktu / jam Romawi (sixth hour harus diartikan pukul 6 pagi bukan pukul 12 siang), karena tidak mungkin pengadilan itu belum selesai pada pukul 12 siang, karena menurut Markus, Yesus disalibkan pada pukul 9 pagi (Mark 15:25).

Catatan: tidak semua penafsir setuju hal ini. Ini akan saya bahas lain kali pada waktu membahas Yoh 19:14.

Yohanes 4: 7-9:

1) Terjadinya bangsa Samaria dan ibadah mereka:

a) Tahun 722 SM, Israel / Kerajaan Utara dikalahkan oleh Asyur dan banyak orang diangkut ke dalam pembuangan (2Raja-raja 17:3-6). Hanya orang-orang miskin yang tertinggal. Lalu orang-orang asing dimasukkan ke sana dan kawin campur dengan orang-orang Israel yang tertinggal (2Raja-raja 17:24), sehingga timbul bangsa blasteran, yaitu bangsa Samaria.

Bagi orang Yahudi pernikahan campuran ini merupakan kejahatan yang tidak bisa diampuni.

William Barclay:

“In a strict Jewish household even to this day if a son or a daughter marries a Gentile, his or her funeral service is carried out” [= dalam suatu rumah tangga Yahudi yang ketat, bahkan sampai pada hari ini, kalau seorang anak laki-laki atau perempuan meni­kahi seorang non Yahudi, maka upacara / kebaktian penguburannya diadakan / dilaksanakan].

Penerapan:

Dalam hal ini sebetulnya orang Yahudi itu bukannya fanatik secara membabi buta! Memang Tuhan melarang orang Isarel kawin dengan orang non Israel (Ul 7:2-6), dan mereka mentaati larangan itu secara sangat keras. Bandingkan dengan banyak orang kristen yang bandel, yang tetap menikahi orang non kristen sekalipun ada larangan dari Tuhan dalam 2Kor 6:14! Bandingkan juga dengan ‘hamba-hamba Tuhan’ yang tetap mau memberkati pernikahan semacam itu. Bandingkan juga dengan banyak gereja-gereja kristen yang dalam tata gerejanya terang-terangan mengijinkan pernikahan campuran seperti itu! Ini semua adalah orang kristen, hamba Tuhan dan gereja yang tidak menghormati Firman Tuhan!

b) Bangsa blasteran ini tidak mengenal hukum beribadah kepada Allah sehingga Allah menghukum dengan melepaskan singa-singa untuk membunuhi mereka (2Raja-raja 17:26). Lalu raja Asyur menyuruh mengirim seorang imam (yang tadinya telah diangkut ke dalam pembuangan) untuk mengajar mereka hukum beribadah kepada Allah (2Raja-raja 17:27-28). Tetapi setelah orang-orang itu diajar cara beribadah yang benar, dan mereka mengikuti ajaran itu, pada saat yang sama mereka masih tetap mempertahankan agama lama mereka, sehingga akhirnya terbentuk ibadah blasteran (2Raja-raja 17:29- 41).

Ini tentu lebih-lebih lagi menimbulkan kebencian / kejijikan dalam diri orang Yahudi terhadap mereka.

Pada jaman Ezra mereka ditolak untuk ikut membangun Bait Allah (Ezra 4), sehingga mereka membenci orang Yahudi, dan pada sekitar tahun 400 SM mereka membangun Bait Allah sendiri di Gunung Gerizim - bdk ay 20.

Untuk membenarkan tindakan mereka ini maka dalam Samaritan Pentateuch (Catatan: dari seluruh Perjanjian Lama, mereka hanya mengakui Penta­teuch / 5 kitab Musa), kata ‘Ebal’ dalam Ul 27:4 diganti dengan kata ‘Gerizim’.

Penerapan:

Seringkah saudara mengubah Kitab Suci / menafsirkan Kitab Suci sehingga menjadi sesuai dengan tindakan saudara? Bukankah seharusnya tindakan / hidup saudara yang diubah sehingga sesuai dengan Kitab Suci?

Illustrasi:

Ada seorang pemanah ulung yang suatu hari pergi ke suatu desa. Di sana ia melihat banyak pohon dengan lingkaran-lingkaran (sasaran memanah / menembak), dan persis ditengah-tengahnya menancap sebatang anak panah. Ia menjadi heran, karena ia sendiri tidak akan mampu untuk selalu memanah di tengah-tengah sasaran seperti itu. Ia lalu bertanya-tanya siapa orang yang sanggup melakukan semua itu. Setelah bertemu orang itu, ia bertanya: ‘Bagaimana kamu bisa memanah sehebat itu?’. Orang itu men-jawab: ‘Mudah saja. Aku memanah dahulu, dan sesudah anak panahnya menancap di pohon, maka aku menggambar lingkaran-lingkaran di sekelilingnya!’.

Kalau saudara menyesuaikan Kitab Suci dengan kehidupan saudara, bukankah saudara sama seperti orang ini?

Tetapi pada sekitar tahun 128 SM, Bait Allah orang Samaria itu dihancur-kan / dibakar oleh orang-orang Yahudi di bawah pimpinan John Hyrcanus. Ini menyebabkan kebencian yang makin menjadi-jadi dalam diri orang Samaria terhadap orang Yahudi.

2) Yesus minta minum (ay 7) bukan hanya karena Ia haus, tetapi juga karena Ia ingin memberitakan Injil kepada perempuan Samaria itu.

Penerapan:

Kalau memang kita ingin memberitakan Injil, kita harus berani memulai pembicaraan dengan orang yang tidak kita kenal sekalipun. Maukah saudara mengusahakan hal ini supaya saudara bisa memberitakan injil?

Ada 2 hal yang bisa dipelajari tentang penginjilan yang Yesus laku­kan terhadap perempuan Samaria ini

a) Ada kontras antara Yoh 3 dengan Yoh 4:

Dalam Yoh 3, yang diinjili adalah laki-laki, orang Yahudi, orang yang berkedudukan tinggi / rohaniwan (Nikodemus). Tetapi dalam Yoh 4, yang diinjili adalah perempuan, orang Samaria, wanita tak bermoral / pelacur.

Yesus mau memberitakan Injil kepada kedua golongan ini dan mau / bisa menyelamatkan keduanya (bdk. Orang Majus dan gembala pada Natal pertama).

Penerapan:

Ada banyak orang kristen yang hanya mau memberitakan Injil kepada bangsa / sukunya sendiri, atau kepada orang yang tingkat ekonomi / pendidikannya setaraf dengan dirinya sendiri. Ini salah! Kita harus mau memberitakan Injil kepada semua golongan!

b) Bahwa disini Yesus memberitakan Injil kepada orang Samaria, tidak bertentangan dengan larangannya dalam Mat 10:5-6, karena larangan dalam Mat 10:5-6 itu hanya berlaku untuk misi itu saja.

3) Yohanes 4: 8:

Adalah sesuatu yang aneh kalau hanya untuk membeli makanan, ke 12 murid Yesus harus pergi semua. Mengapa Yesus tidak mengutus hanya satu atau dua orang saja? Jelas karena Yesus sudah tahu akan datangnya perempuan Samaria itu, yang mungkin tidak akan berani datang ke sumur itu kalau di sana ada Yesus dan banyak murid-muridNya, yang semuanya adalah orang Yahudi. Karena itu Ia sengaja menyuruh semua muridNya pergi supaya perempuan itu bisa / mau berbicara dengan Dia secara pribadi.

Ini menunjukkan kemahatahuan Yesus!

4) Jawaban perempuan Samaria (ay 9).

a) Ia tahu bahwa Yesus adalah orang Yahudi. Mungkin perempuan Samaria itu bisa tahu bahwa Yesus adalah orang Yahudi, dari aksen bicara dan / atau dari pakaian Yesus, dan juga dari kelelahan Yesus yang jelas menunjukkan bahwa Ia baru menempuh perjalanan jauh.

b) Ay 9b bisa merupakan:

· ucapan perempuan Samaria.

· tambahan dari rasul Yohanes, sebagai penjelasan.

Saya lebih setuju pada pandangan yang kedua ini.

c) Kata ‘bergaul’ dalam ay 9b, dalam bahasa Yunaninya adalah SUG­CHRONTAI, yang menurut Hendriksen berarti ‘use (vessels) together with’ [= menggunakan (tempat / bejana) bersama-sama dengan].

Catatan: SUGCHRONTAI = SUN [= together (= bersama-sama)] + CHRAO­MAI [= use (= menggunakan)].

Footnote NIV memberikan arti: do not use dishes Samaritans have used (= jangan menggunakan piring yang telah digunakan orang Samaria).

Tetapi perhatikan:

· bahwa murid-murid membeli makanan pada orang Samaria.

Tetapi ini masih bisa dilakukan tanpa menggunakan tempat / bejana / piring bersama-sama.

· bahwa Yesus minta minum pada perempuan Samaria.

Ini menunjukkan bahwa Yesus mau menggunakan tempayan dari perem­puan Samaria itu.

Semua ini menunjukkan bahwa sekalipun ‘tidak bergaul dengan orang Samaria’ sudah menjadi tradisi dari semua orang Yahudi saat itu, Yesus tidak mempedulikan tradisi yang tidak alkitabiah tsb.

Penerapan:

Jangan takut melanggar tradisi yang tidak Alkitabiah! Tunduklah pada Firman Tuhan, bukan pada tradisi!

-o0o-

YOHANES 4:10-18

Yohanes 4: 10:

1) Adanya kata ‘telah’ mungkin membuat ay 10 ini kelihatannya membingungkan. Arti ay 10 ini adalah sebagai berikut: ‘Andaikata saat ini kamu tahu tentang karunia Allah dan tentang Aku, maka dari tadi kamu sudah minta kepadaNya dan Ia sudah memberimu air hidup’. Jadi ini hanya suatu pengandaian saja.

2) Kalau tadi dalam ay 7 Yesus memulai pembicaraan dengan minta minum (hal jasmani / duniawi), maka sekarang Ia mulai membelokkan pembica­raan ke dalam hal-hal rohani (tentang karunia Allah, air hidup dsb). Ini harus kita tiru dalam Pemberitaan Injil.

Ada orang kristen yang kalau memberitakan Injil, langsung memulai pembicaraan (dengan orang yang tidak dikenal sekalipun) dengan kata-kata ‘Sudahkah kamu kenal Yesus?’. Ini memang masih lebih baik dari orang yang tidak berani memberitakan Injil sama sekali, tetapi cara ini bisa ‘mengagetkan’ orang yang diinjili tersebut, dan bisa menyebabkan ia beranggapan bahwa kita adalah orang extrim / fanatik yang gila dsb. Karena itu lebih baik kita meniru cara Yesus dalam memberitakan Injil, yaitu memulai pembicaraan tentang hal jasmani / duniawi / sehari-hari, lalu baru kita belokkan ke hal rohani.

3) ‘karunia Allah’.

a) Ada yang beranggapan bahwa istilah ini dan istilah ‘air hidup’ menunjuk pada hal yang sama, tetapi ada juga yang membedakannya.

b) Ada yang mengatakan bahwa ‘karunia Allah’ ini berarti:

· Roh Kudus (disamakan dengan ‘air hidup’ - bdk. Yoh 7:39).

· Yesus Kristus sendiri (bdk. Yohanes 3:16).

Calvin termasuk golongan ini karena ia menafsirkan bahwa kata ‘dan’ dalam ay 10a harus diartikan ‘yaitu’. Dengan demikian, kata-kata ‘karunia Allah’ dijelaskan oleh kalimat selanjutnya, yaitu ‘siapakah Dia yang berkata kepadamu ...’, yang jelas menunjuk kepada Yesus sendiri.

Saya lebih setuju dengan pandangan ini.

4) ‘air hidup’.

a) Adalah sesuatu yang menarik bahwa di tempat yang gersang itu Yesus mengatakan bahwa diriNya bisa memberi air hidup yang akan menjadi mata air yang memancar terus menerus (bdk ay 14). Ini menunjukkan bahwa Yesus bisa memberikan kebutuhan kita yang paling dalam!

b) Macam-macam penafsiran tentang arti ‘air hidup’:

· Roh Kudus (Yoh 7:39 Yes 44:3 Yoel 2:28).

· hidup kekal / keselamatan (Yes 12:3).

· ajaranNya, kasih karuniaNya, RohNya.

Dengan kata lain, ini menunjuk pada semua keuntungan yang diterima oleh orang yang percaya kepada Yesus.

· kepuasan.

Dalam Yoh 3, ketika memberitakan Injil kepada Nikodemus, yang jelas adalah orang yang punya ‘confidence in the flesh’ (= keyakinan dalam daging), maka Yesus menekankan kelahiran baru. Tetapi dalam Yoh 4, Yesus menghadapi perempuan Samaria yang tidak bermoral, yang jelas tak punya confidence in the flesh, maka Yesus menekankan kepuasan dalam Yesus.

Ini mengajarkan bahwa dalam memberitakan Injil kita harus menangani orang sesuai dengan kebutuhan rohaninya. Karena itu dalam memberitakan Injil kita harus banyak bertanya supaya bisa menge­tahui kebutuhan rohani orang itu dan memberitakan Injil sesuai dengan kebutuhan rohaninya itu.

Catatan:

Ini tidak berarti bahwa Injilnya boleh diubah-ubah. Injilnya tetap, tetapi kepada yang seorang kita menekankan bagian tertentu, sedangkan kepada yang lain kita menekankan bagian yang lain. Misalnya kepada yang seorang kita menekankan dosanya, kepada yang lain kita menekankan hukuman dosa / keadilan Allah, sedangkan kepada yang lain lagi kita menekankan salib / kasih Allah.

c) Apapun arti ‘air hidup’ itu, yang jelas hanya Yesus yang bisa memberi-kannya. Ini terlihat dari kata-kata ‘Ia telah memberikan­nya’ (ay 10) dan ‘Kuberikan’ (ay 14).

Bdk. Wah 7:17 Wah 21:6b.

d) Hal lain yang harus diperhatikan adalah: dalam Perjanjian Lama, YAHWEH / TUHAN disebut sebagai ‘sumber air hidup’ (Yer 2:13 17:13). Karena itu kalau disini Yesus mengatakan bahwa Ia bisa memberikan air hidup, itu sama dengan menyatakan diri sebagai Allah / YAHWEH sendiri! Bandingkan dengan Yer 23:6 dan Yer 33:16 yang memang menyebut Yesus dengan istilah YAHWEH (= TUHAN)!

5) ‘Engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikannya kepada­mu’.

Karena Yesus minta minum, maka perempuan Samaria itu mengira bahwa Yesuslah yang membutuhkan dia (ay 7,9), tetapi dari jawaban Yesus dalam ay 10 ini terlihat bahwa sebetulnya perempuan Samaria itulah yang membu-tuhkan Yesus!

Penerapan:

Kalau Tuhan meminta sesuatu dari saudara (ibadah, pelayanan, persem­bahan dsb), jangan beranggapan bahwa Tuhanlah yang membutuhkan saudara. Saudaralah yang membutuhkan Tuhan! Karena itu berikanlah apa yang Tuhan minta itu bukan dengan rasa bangga karena saudara telah bisa memberi sesuatu kepada Tuhan, tetapi dengan rasa syukur karena telah boleh memberikan sesuatu kepada Tuhan!

Yohanes 4: 11-12:

1) Bahwa dalam ay 11 (juga dalam ay 15,19) perempuan itu menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ (Yunani: KURIOS), tentu tidak berarti bahwa pada saat itu ia sudah mengakui Yesus sebagai Tuhan. Perlu diketahui bahwa istilah KURIOS memang bisa diartikan sebagai ‘tuan’, dan jelas bahwa di sini istilah KURIOS itu harus diartikan demikian. Bandingkan dengan terje­mahan NIV / NASB yang menterjemahkan ‘sir’.

2) Ada beberapa kemungkinan tentang arti kata-kata perempuan Samaria itu dalam ay 11:

a) Calvin berpendapat bahwa perempuan Samaria itu tahu bahwa yang dimaksud oleh Yesus dengan ‘air’ mempunyai arti kiasan / simbolis. Tetapi ia sengaja menafsirkan secara hurufiah, untuk mengejek Yesus.

b) Perempuan itu tetap mengira bahwa Yesus berbicara tentang air dalam arti hurufiah. Hal ini bisa terjadi karena:

· Mungkin perempuan itu mengira bahwa yang dimaksud dengan ‘air hidup’ adalah sumber / mata air yang ada di dalam sumur itu. Karena itu ia lalu berkata bahwa Yesus tidak punya timba, dan sumur itu amat dalam (ay 11).

· Hati pikiran perempuan itu terlalu dipenuhi hal-hal jasmani / duniawi (kebutuhan sehari-harinya) sehingga bagaimanapun Yesus berbicara tentang hal yang rohani, pikirannya kembali kepada hal yang jasmani.

Penerapan:

Karena itu waspadailah peringatan Tuhan dalam Luk 21:34 dan Amsal 4:23, dan jangan biarkan hati saudara dipenuhi oleh hal-hal duniawi / jasmani!

· ini adalah ketidakmengertian biasa seperti dalam Mat 16:6-7.

3) Yohanes 4: 12:

Perempuan Samaria itu mempertanyakan apakah Yesus lebih besar dari Yakub.

Yohanes 4: 13-14:

1) Jawaban Yesus ini secara implicit berarti bahwa Yesus memang lebih besar dari Yakub.

Kitab Suci memang menunjukkan keunggulan Yesus dari banyak orang / hal:

· Ia lebih besar dari Bait Allah (Mat 12:6).

· Ia adalah Tuhan atas hari Sabat (Mat 12:8).

· Ia ada sebelum Abraham (Yoh 8:58).

· Ia lebih besar dari Yunus (Mat 12:41).

· Ia lebih besar dari Salomo (Mat 12:42).

· Ia lebih tinggi dari malaikat (Ibr 1:5-14).

· Ia lebih besar dari Musa (Ibr 3:1-6).

· Ia lebih tinggi dari Harun / imam besar (Ibr 4:14-5:10 7:11-28).

2) Bagian ini pada umumnya diartikan secara simbolis:

a) ‘air ini’ menunjuk pada hal-hal duniawi, atau bisa juga dikatakan bahwa ‘air ini’ merupakan wakil dari semua hal-hal duniawi (ke­kayaan, kesenangan, ilmu pengetahuan, dsb). Semua ini hanya bisa memberikan pemuasan semu yang bersifat sementara. Ini ditunjukkan oleh kata-kata ‘ia akan haus lagi’ (ay 13).

Karena itulah Kitab Pengkhotbah berulang-ulang menekankan bahwa ‘segala sesuatu adalah sia-sia’!

b) Hanya Yesus yang bisa memberikan kepuasan kekal.

Ini ditunjukkan oleh kata-kata ‘ia tidak akan haus untuk selama-lamanya’ (ay 14). Dalam bahasa Yunaninya kata-kata ‘tidak akan haus’ meng-gunakan double negatives (= dua kali kata ‘tidak’). Kalau dalam bahasa Indonesia kita menggunakan dua kali kata ‘tidak’ maka artinya justru menjadi ‘ya’. Tetapi kalau dalam bahasa Yunani digunakan dua kali kata ‘tidak’ maka maksudnya adalah untuk menekankan kata ‘tidak’ itu.

3) Kalau ‘air hidup’ diartikan sebagai Roh Kudus, maka ay 14 ini menun­jukkan bahwa Roh Kudus ada dalam diri orang yang percaya selama-lamanya (bdk. Yoh 14:16).

Yohane 4: 15-18:

1) Yohanes 4: 15:

· Ada yang beranggapan bahwa disini perempuan Samaria itu masih menafsirkan kata-kata Yesus dengan arti jasmani, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa disini ia sudah mengerti bahwa Yesus memak­sudkan air secara simbolis.

· Ada yang mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa perempuan itu mulai tertarik dengan tawaran Yesus, tetapi ada juga yang mengata­kan bahwa kata-kata ini bertujuan mengejek Yesus.

2) Yohanes 4: 16-18:

a) Yesus menyuruh perempuan itu memanggil suaminya (ay 16) karena:

· Yesus ingin menunjukkan dosa perempuan itu.

Tanpa kesadaran akan dosa, maka perempuan itu tidak akan membutuh­kan Yesus / air hidup.

Penerapan:

* dalam memberitakan Injil, kita harus menyatakan dosa orang yang kita injili!

* gereja / hamba Tuhan yang tidak / kurang menegur dosa, bukanlah gereja / hamba Tuhan yang injili!

· Ia mau supaya perempuan itu sadar / percaya bahwa Ia adalah nabi, bahkan Mesias sendiri. Ini akhirnya memang terjadi, karena waktu perempuan itu melihat bahwa Yesus tahu tentang kehidupan / dosanya, ia langsung mengakui Yesus sebagai nabi (ay 19), bahkan sebagai Mesias (ay 25,26,29).

b) Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari ay 17:

· ini adalah half-truth (= setengah kebenaran).

F.F. Bruce mengatakan:

“Her answer ‘I have no husband’ was formally true, but potentially misleading” (= jawabannya ‘Aku tidak mempunyai suami’ adalah benar secara formal, tetapi mem­punyai potensi untuk menyesatkan).

· hal yang menarik dari ay 17, adalah bahwa ini merupakan suatu jawaban yang sangat singkat (dalam bahasa Yunaninya hanya 3 kata - OUK ECHO ANDRA).

Dari tadi perempuan ini banyak bicara (dalam bahasa Yunani, dalam ay 9 ia mengucapkan 11 kata; dalam ay 15 ia mengucapkan 13 kata; dalam ay 11-12 ia mengucapkan 42 kata!), tetapi sekarang pada waktu Yesus mulai berbicara tentang dosa-dosanya, maka ia hanya mengucapkan jawaban singkat yang terdiri dari 3 kata, yang jelas merupakan half-truth! Jelas bahwa ia tidak senang membicarakan dosanya!

Penerapan:

Kalau saudara mendengar Firman Tuhan, boleh jadi saudara senang pada waktu ada penjelasan tentang arti suatu ayat, penggalian bahasa Yunani, perbandingan ayat dengan ayat, dsb. Tetapi bagai­mana kalau pengkhotbah mulai memberikan penerapan dalam hidup sehari-hari dan itu ternyata membicarakan dosa saudara? Kalau saudara tidak senang bagian seperti ini, saudara tidak berbeda dengan perempuan Samaria ini!

c) Maksud perempuan itu untuk menutupi dosanya ternyata tidak tercapai, karena dalam ay 18 Yesus membongkar dosanya!

Penerapan:

Jangan menutupi dosa di hadapan Tuhan! Itu tidak akan ada gunanya!!

-o0o-

YOHANES 4:19-26

Yohanes 4: 19-20:

1) Bahwa Yesus bisa tahu tentang dosa-dosanya, menyebabkan perempuan Samaria itu menganggap Yesus sebagai nabi (ay 19). Ini merupakan langkah yang penting, karena menerima Yesus sebagai nabi berarti mau mendengar dan percaya pada ajaran Yesus. Dan hal ini akhirnya menyebabkan perem-puan itu mem­percayai kata-kata Yesus bahwa Ia adalah Mesias / Kristus (ay 25,26,29).

Penerapan:

· Ada orang yang mau menerima Yesus sebagai nabi, tetapi tidak mau belajar dari Yesus. Ini hanya penerimaan yang ada di mulut saja! Kalau saudara betul-betul menerima Yesus sebagai nabi, dengarkanlah dan percayalah ajaran dari Yesus!

· Kalau saudara mempercayai dan menerima Yesus sebagai nabi, maka saudara harus mau belajar dan menerima / tunduk pada firman Tuhan, yang merupakan ajaran dari Yesus (baik langsung maupun mela­lui nabi / rasul). Hanya kalau saudara ada dalam keadaan seperti ini maka saudara bisa mendapatkan pengenalan yang benar tentang diri Yesus, dan bahkan mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus.

2) Yohanes 4: 20:

a) ‘nenek moyang kami’.

Siapa yang dimaksud dengan ‘nenek moyang kami’? Ada 2 pandangan:

· ‘nenek moyang kami’ disini adalah Abraham, Ishak dan Yakub.

· ‘nenek moyang kami’ disini adalah orang-orang Samaria.

Saya lebih setuju dengan pandangan yang kedua, karena dalam ay 20 ini ‘nenek moyang kami’ dikontraskan dengan ‘kamu’, yang jelas menunjuk kepada orang Yahudi.

b) Tempat ibadah yang benar.

Ada 2 kemungkinan mengapa perempuan Samaria itu membicarakan tempat ibadah yang benar:

· Perempuan ini membicarakan tempat ibadah karena ia mau mengalih­kan pembicaraan dari dosa-dosanya.

Kalau ini benar, maka lagi-lagi ini menunjukkan bahwa ia tidak senang membicarakan dosa-dosanya.

Penerapan:

Kalau saudara mendengar firman Tuhan, dan pengkhotbah sedang membicarakan dosa yang saudara lakukan, apakah saudara punya kecenderungan untuk mengalihkan pikiran saudara kepada hal-hal lain? Mungkin saudara berpikir bahwa dari pada mendengar teguran dosa, yang akan membuat saudara mempunyai perasaan bersalah, lebih baik melamun saja! Sebagai orang kristen saudara harus berusaha mengatasi / mengalahkan kecenderungan / pikiran seperti ini dalam diri saudara.

· Perempuan itu membicarakan tempat ibadah, karena setelah sadar akan dosanya, ia mau memberi korban penghapus dosa. Tetapi ia tidak tahu dimana tempat yang benar untuk melakukan hal itu. Orang Samaria berbakti di gunung Gerizim, sedangkan orang Israel / Yahudi berbakti di Yerusalem. Ia ingin tahu yang mana yang benar, dan ia menanyakannya kepada Yesus.

Catatan:

Perlu diketahui bahwa sebelum jaman Musa, maka tempat ibadah kepada Tuhan belum ditetapkan, dan karena itu orang boleh beri­badah di mana-mana. Tetapi sejak jaman Musa, Tuhan menetapkan satu tempat ibadah tertentu (Ul 12:8-14).

Karena itu ‘nenek moyang’ perempuan Samaria itu berdosa dengan menyembah Allah di gunung Gerizim. Dengan mengikuti tradisi yang salah itu, perempuan Samaria itu juga berdosa. Jadi ‘nenek moyang’ tidak bisa dipakai sebagai perisai.

Penerapan:

Karena itu jangan asal tiru, baik dari nenek moyang maupun dari gereja lain atau dari siapapun juga.

Contoh orang kristen yang asal tiru:

¨ melihat ada gereja yang berdoa dengan iringan musik, langsung meniru tanpa menyelidiki apakah hal itu sesuai dengan Kitab Suci atau tidak.

¨ melihat bahwa saat ini sedang musimnya orang kristen ‘tertawa dalam roh / berbahasa roh’, maka banyak orang kristen kepingin dirinya juga demikian.

¨ melihat bahwa saat ini banyak orang pergi ke Toronto, maka banyak orang kristen ikut-ikutan pergi ke sana, tanpa mempelajari apakah Toronto Blessing itu alkitabiah atau tidak!

Kalau saudara mau meniru, tirulah firman Tuhan / kehidupan Yesus!

Yohanes 4: 21-24

1) ‘Saatnya akan tiba’ (ay 21).

Bandingkan dengan ay 23 yang berbunyi: ‘Saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang’.

Ini bukan kontradiksi, tetapi merupakan kebiasaan saat itu untuk menunjuk pada masa transisi. Jadi, sistim ibadah Perjanji­an Lama, yang menekankan hal-hal lahiriah, sedang mulai dihapuskan.

2) ‘kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal’ (ay 22a).

a) Ini jelas menunjukkan bahwa ibadah / agama harus disertai pengenalan / pengetahuan / pengertian yang benar!

Calvin:

“Unless there be knowledge, it is not God that we worship, but a phantom or idol” (= kecuali ada pengetahuan / pengertian, maka bukan Allah yang kita sembah, tetapi setan atau berhala).

Calvin berkata lagi:

“if we wish our religion to be approved by God, it must rest on knowledge obtained from His word” (= kalau kita menginginkan supaya agama kita direstui oleh Allah, maka agama itu harus ber­sandar pada pengetahuan yang didapatkan dari firmanNya).

Penerapan:

· kalau saudara adalah orang yang menekankan ibadah / kebaktian, atau orang yang menekankan agama, maka saudara harus rajin bela­jar firman Tuhan! Adalah sia-sia kalau saudara hanya rajin beri­badah / berbakti, tetapi saudara tidak mengerti firman Tuhan dengan baik. Ingat bahwa tidak dalam setiap kebaktian diajarkan firman Tuhan yang baik!

· gereja yang tidak menekankan pengajaran firman Tuhan, pada hake­katnya tidak mengarahkan jemaatnya untuk beribadah kepada Allah!

b) Mengapa orang Samaria dikatakan tidak mengenal Allah? Karena mereka memotong Kitab Suci / Firman Tuhan. Dari seluruh Perjanjian Lama mereka hanya mengakui / menerima Pentateuch (= 5 kitab Musa, yaitu Kejadian - Ulangan).

Penerapan:

· terimalah seluruh Kitab Suci, dan pelajarilah seluruh Kitab Suci! Jangan ada bagian tertentu yang dianak-tirikan! Jangan hanya menyoroti bagian tertentu dan mengabaikan bagian yang lain!

· menambahi maupun mengurangi Kitab Suci membuat kita tidak me-nge­nal Allah, atau mengenal Allah secara salah! Karena itu hati- hatilah dengan pengkhotbah yang mengurangi ataupun menambahi Kitab Suci! Orang Liberal sering mengurangi Kitab Suci, khususnya bagian-bagian yang bersifat mujijat, atau yang bertentangan dengan ‘toleransi beragama’. Orang Kharismatik sering menambahi Kitab Suci dengan ajaran-ajaran yang semata-mata berdasarkan pengalaman, bukan berdasarkan Kitab Suci.

3) ‘sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi’ (ay 22b).

Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

a) Keselamatan disini menunjuk pada Kristus / keselamatan dalam Kristus. Perlu diingat bahwa Yesus adalah orang Yahudi.

Tetapi penafsiran ini rasanya tidak cocok dengan kontexnya.

b) Ini menunjuk pada keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Yahudi, yaitu dengan diberikannya Firman Tuhan kepada mereka (Ro 3:2), sehingga dari merekalah pengertian yang benar tentang Allah / keselamatan bisa tersebar ke seluruh dunia.

Bdk. Yes 2:3 / Mikha 4:2.

Setelah orang Yahudi menolak Kristus, maka hak istimewa ini dica­but.

4) Yohanes 4: 23-24:

a) ‘Penyembah-penyembah benar’ (ay 23).

Secara implicit ini menunjukkan adanya penyembah-penyembah yang salah / palsu.

Karena itu jangan pernah berkata: agama / caranya berbeda tidak apa- apa, yang penting tujuannya sama yaitu menyembah Allah. Allah bukan hanya menghendaki manusia menyembah Dia, tetapi juga menghendaki supaya manusia menyembahNya dengan benar. Untuk itu perhatikan ay 23b - ‘Bapa menghendaki penyembah-penyembah demiki­an’.

Bagaimana kita bisa menyembah Allah dengan benar? Syarat pertama dan terutama yang harus saudara penuhi kalau saudara mau menjadi seorang penyembah benar adalah: saudara harus menyembah Allah melalui Yesus Kristus sebagai satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia (bdk. Yoh 14:6 1Tim 2:5). Kalau saudara menolak syarat ini, jangan pernah mimpi bisa menjadi penyembah Allah yang benar!

Syarat selanjutnya dibahas di bawah ini.

b) ‘menyembah dalam roh dan kebenaran’ (ay 23,24).

· ‘menyembah dalam roh’.

Ada banyak orang kristen jaman ini yang menggunakan bagian ini sebagai dasar untuk melakukan ‘acara penyembahan’ dalam kebak­tian / persekutuan. Tetapi kalau kita melihat kontex dimana ayat ini terletak, maka jelaslah bahwa bukan itu yang dimaksud oleh Yesus!

Kata ‘menyembah dalam roh’ di sini dikontraskan dengan ‘menyembah secara lahiriah’.

Contoh penyembahan yang lahiriah adalah:

* penekanan tempat tertentu untuk ibadah, doa dsb (dalam kontex ini jelas inilah yang dimaksud. Bdk. ay 21).

Dari sini jelas bahwa:

Þ orang kristen tidak punya tempat / kota suci.

Yerusalem, maupun Israel / Kanaan bukan merupakan tempat suci bagi orang kristen!

Þ orang kristen tidak harus berbakti di gedung gereja.

Rumah, restoran, ruang senam, lapangan, atau tempat mana-pun / apapun, boleh dipakai sebagai tempat untuk berbakti.

Þ pemberkatan pernikahan tidak harus dilakukan di gedung gereja.

Þ orang kristen tidak perlu pergi ke suatu tempat tertentu (misalnya bukit doa) kalau mau berdoa. Memang kita harus mencari tempat yang sunyi, tetapi bukan tempat tertentu.

Þ orang kristen tidak perlu pergi ke tempat tertentu untuk menda­pat berkat tertentu. Karena itu adalah lucu kalau ada banyak orang yang pergi ke Toronto untuk mendapatkan Toronto Bless­ing. Bandingkan dengan ajaran Kitab Suci sendiri yang menun­jukkan bahwa walaupun pencurahan Roh Kudus pertama kali terjadi di Yerusalem, tetapi tidak ada keharusan pergi ke Yerusalem untuk mendapatkan Roh Kudus.

* external worship (= penyembahan / ibadah lahiriah).

Yang dimaksud di sini adalah orang yang berpandangan bahwa yang penting ia sudah pergi ke gereja, dan sepanjang kebaktian tubuhnya ada di gereja. Bagaimana dan dimana hati dan pikiran­nya pada saat itu, tidaklah terlalu jadi soal.

Ingat bahwa sebetulnya yang penting adalah kesungguhan, semangat dan kasih dalam hati si penyembah. Jadi kalau orang hanya sekedar muncul dan berbakti di gereja, tetapi hati dan pikiran­nya tidak sungguh-sungguh berbakti, maka sebetulnya ia tidak berbakti kepada Tuhan.

* keharusan posisi tubuh tertentu dalam berdoa / berbakti.

* keharusan bagi orang yang berdoa / berbakti untuk menghadap ke arah tertentu (kiblat).

* liturgi yang dilaksanakan dengan terlalu ketat, sehingga tidak dijiwai. Demikian juga pembacaan doa / pengakuan iman yang sekedar diucapkan oleh mulut. Ini banyak terdapat dalam gereja Protestan dan Katolik.

Sebetulnya dalam Perjanjian Lamapun ‘menyembah dalam roh’ juga ditekankan (bdk. Yes 1:11-15 Yes 58:2-5 Maz 51:8,18-19), tetapi dalam Perjanjian Lama semua ini dibungkus dengan hal-hal lahiriah sehingga kelihatannya bersifat daging / lahiriah. Bahwa ‘bungkus’ ini kelihatannya bersifat daging / lahiriah, terlihat dari:

à Gal 4:9 yang menyebut ceremonial law dengan istilah ‘roh-roh dunia yang lemah dan miskin’ (NIV: weak and miserable princi­ples).

à Ibr 9:1 yang menyebut Bait Allah dengan istilah ‘tempat kudus buatan tangan manusia’ (NIV: earthly sanctuary).

Calvin:

“The worship of the Law was spiritual in its substance, but, in respect of its form, it was somewhat earthly and carnal” (= Penyembahan / ibadah dari hukum Taurat pada hakekatnya adalah rohani, tetapi, agak duniawi dan bersifat daging kalau ditinjau dari bentuknya).

· ‘menyembah dalam kebenaran’.

Ini perlu ditambahkan pada ‘menyembah dalam roh’, karena hanya benar secara batin (yaitu ada kasih, kesungguhan dsb) belumlah cukup. Harus juga ada kebenaran, seperti pemikiran / pengertian yang benar, kepercayaan yang benar, cara ibadah yang benar dsb. Ini lagi-lagi menekankan perlunya belajar Firman Tuhan!

· ‘menyembah dalam roh dan kebenaran’.

Ini menunjukkan bahwa kedua hal ini harus diperhatikan.

Ada orang yang tidak mempedulikan kedua hal ini. Mereka tidak mempunyai pengertian yang benar, dan mereka juga tidak punya semangat dan kesungguhan.

Ada juga orang yang hanya menekankan hanya salah satu saja seperti:

* yang dipentingkan hanyalah kesungguhan dan semangat; sedang-kan kalau caranya / pengertiannya salah tidak apa-apa. Ini sering ada pada orang Kharismatik / Pentakosta!

* yang dipentingkan adalah pengertian dan cara yang benar, tetapi dalam hati tidak ada semangat / kesungguhan maupun kasih. Ini sering ada pada orang Protestan!

Saudara termasuk yang mana? Maukah bertobat?

c) ‘Allah itu Roh’ (ay 24).

KJV: God is a Spirit (= Allah adalah suatu Roh). Ini salah terjemahan!

RSV/NIV/NASB/NKJV: God is Spirit (= Allah adalah Roh).

Yohanes 4: 25-26:

1) Yohanes 4: 25:

Mengapa perempuan Samaria ini tahu-tahu bicara tentang Mesias? Mungkin karena kata-kata Yesus itu mengingatkan dia pada janji Tuhan tentang akan datangnya Mesias. Atau mungkin perempuan Samaria itu tidak senang pada jawaban Yesus yang jelas berpihak pada bangsa Yahudi, sehingga ia mau menantikan Mesias, yang menurutnya akan memberikan jawaban yang benar.

2) Yohanes 4: 26:

Pengakuan Yesus kepada perempuan Samaria itu bahwa Dia adalah Me­sias.

-o0o-

YOHANES 4:27-42

Yohanes 4: 27:

1) Murid-murid datang dan heran melihat Yesus berbicara dengan seorang perempuan Samaria. Mengapa? Karena pada saat itu ada suatu peraturan Rabi yang berbunyi sebagai berikut:

“A man shall not be alone with a woman in an inn, not even with his sister or his daughter, on account of what men may think. A man shall not talk with a woman in the street, not even with his own wife, and especially not with another woman, on account of what men may say” (= Janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang perempuan di sebuah penginapan, bahkan tidak dengan saudara perempuannya atau anak perempuannya, karena apa yang orang mungkin pikirkan. Janganlah seorang laki-laki berbicara dengan seorang perempuan di jalan, bahkan tidak dengan istrinya sendiri, dan terlebih lagi tidak dengan perempuan lain, karena apa yang orang mungkin katakan).

Bahwa Yesus tetap berbicara berduaan dengan perempuan Samaria itu menunjukkan bahwa Yesus tidak mempedulikan peraturan yang tidak punya dasar Kitab Suci ini!

Penerapan:

Jangan mempedulikan ajaran yang tidak punya dasar Kitab Suci, tidak peduli itu sudah menjadi tradisi dari banyak orang selama ratusan tahun.

2) Sekalipun heran, mereka tidak berani bertanya apa-apa (ay 27b), apalagi menyalahkan Yesus. Mengapa?

a) Karena mereka tahu bahwa Yesus sering bertentangan dengan ajaran / tradisi Yahudi.

b) Karena mereka tahu bahwa kalau Yesus melakukan hal itu, Ia pasti punya alasan yang kuat.

Barnes’ Notes:

“We should be confident that Jesus is right, even if we cannot fully understand all that He does” (= kita harus yakin bahwa Yesus itu benar, sekalipun kita tidak bisa mengerti sepenuh­nya semua yang Ia lakukan).

Penerapan:

Saat ini atau dikemudian hari, kalau saudara mengalami banyak penderitaan dan kesukaran / problem, dan saudara tidak mengerti apa maksud Tuhan dengan semua itu, jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan, tetapi sebaliknya yakinlah bahwa Ia tahu apa yang Ia lakukan, dan bahwa Ia pasti benar!

Yohanes 4: 28-30:

1) Yohanes 4: 28:

Perempuan itu meninggalkan tempayannya, karena:

a) Ia lupa pada tempayan dan airnya saking girangnya. Sukacita karena menemukan Kristus / keselamatan menyebabkan ia ingin memberitakan Injil, sehingga melupakan / mengabaikan airnya. Perhatikan bahwa suka-cita tidak harus diwujudkan dengan tertawa terbahak-bahak (bandingkan dengan Toronto Blessing).

b) Ia bukan lupa tetapi sengaja meninggalkan tempayannya karena:

· dengan tidak membawa tempayan berisi air itu, ia bisa lebih cepat mendapatkan orang-orang sekampungnya.

· ia bermaksud untuk kembali kepada Yesus.

Yang manapun yang benar dari 2 kemungkinan di atas ini, tetap menun­jukkan bahwa perempuan Samaria itu berkobar-kobar dalam menceritakan apa yang ia alami kepada orang lain.

Apakah saudara juga punya semangat yang sama?

2) Yohanes 4: 29:

a) Perempuan Samaria ini melakukan sharing kepada orang-orang sekam­pungnya:

· padahal ia adalah orang bejad.

Penerapan:

Seringkah saudara tidak sharing / tidak memberitakan Injil karena merasa diri terlalu kotor? Memang kita harus beru­saha maximal untuk menguduskan diri, tetapi sementara kita belum bisa, maka kita tetap harus memberitakan Injil / sharing! Tuhan tetap mau dan bisa me-makai orang yang berdosa!

· padahal ia baru bertobat dan hanya tahu sangat sedikit.

Bagaimana dengan saudara? Mungkin saudara sudah lama bertobat, dan sudah tahu banyak firman Tuhan, tetapi sudahkah saudara memberitakan Injil / sharing?

b) Dalam melakukan sharing itu, ia bukan mengajar Kitab Suci, tetapi ia hanya menceritakan apa yang ia alami!

Kalau saudara takut dalam mengajarkan Kitab Suci, karena saudara merasa belum mengerti terlalu banyak, itu wajar. Tetapi bagaimana kalau sekedar menceritakan pengalaman sauadara? Kalau saudara pergi ke luar kota / ke luar negeri, maka saudara bisa dengan mudah mencerita-kan pengalaman saudara kepada orang lain. Kalau saudara nonton film, maka saudara juga dengan mudah bisa menceri­takan apa yang saudara tonton itu kepada orang lain. Lalu mengapa saudara tidak bisa mencerita-kan pengalaman pertobatan saudara? Mungkinkah karena saudara me-mang belum pernah bertobat?

c) ‘Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat’ (ay 29b).

Kata-kata ‘segala sesuatu’ ini bisa ditafsirkan 2 macam:

· Yesus memang menceritakan hal-hal yang lain selain dalam ay 16-18, tetapi tidak diceritakan dalam Kitab Suci.

· perempuan ini hanya melebih-lebihkan.

Saya lebih condong pada pandangan yang kedua.

Penerapan:

Kalau saudara sharing, jangan membual atau melebih-lebihkan (bahasa Jawa: ngobros), sekalipun tujuannya baik! Sekalipun dalam kasus ini sharing yang melebih-lebihkan itu ternyata berhasil (bdk. ay 39), tetapi itu tetap tidak berarti bahwa hal itu boleh dilakukan. Jangan jadi pragmatist, yang hanya mempersoalkan hasil / tujuan­nya, tetapi tidak mempedulikan benar tidaknya cara yang digunakan!

d) ‘Mungkinkah Dia Kristus itu?’ (ay 29c).

Ini tidak berarti bahwa ia masih ragu-ragu bahwa Yesus adalah Mesias / Kristus. Ia menggunakan pertanyaan, hanya untuk membangkitkan ke-inginan tahu dalam diri orang-orang itu, supaya mereka pergi sendiri kepada Yesus. Ini justru menunjukkan bahwa perempuan Samaria ini tidak berusaha menarik orang kepada dirinya sendiri, tetapi kepada Kristus.

Penerapan:

Dalam pelayanan saudara (khususnya kalau saudara adalah hamba Tuhan!), saudara menarik orang kepada diri saudara sendiri, atau kepada Kristus?

3) Yohanes 4: 30: orang-orang Samaria itu mau datang kepada Yesus.

Bangsa blasteran yang agamanya brengsek ini ternyata sangat antusias pada saat mendengar tentang Kristus. Bandingkan dengan sikap acuh tak acuh dari para imam dan ahli Taurat pada waktu mendengar dari orang Majus tentang kelahiran Mesias. Mereka hanya memberi informasi tentang tempat lahir Mesias, tetapi mereka sendiri tidak datang kepada Mesias itu (Mat 2:4-6).

Penerapan:

Seringkali orang yang dalam pandangan / perkiraan kita akan mudah untuk bertobat kalau diinjili, ternyata terus mengeraskan hati dan tidak mau bertobat / percaya kepada Yesus. Sebaliknya ada orang-orang yang rasanya tidak mungkin bertobat, tetapi ternyata pada waktu diinjili bisa bertobat dengan mudah. Ini mengajar kita untuk berani memberitakan Injil kepada orang yang kelihatannya tidak akan mau bertobat!

Yohanes 4: 31-38:

1) Yohanes 4: 31-34:

a) Dari tadi (bdk ay 8) Yesus sudah lapar, tetapi sekarang malah tidak mau makan, karena:

· sukacita karena telah menyelamatkan perempuan Samaria itu.

Kalau saudara mau mengalami sukacita seperti ini, banyaklah mem-beritakan Injil!

· mau melayani orang-orang Samaria yang lain, yang Ia tahu akan datang kepadaNya karena ajakan perempuan Samaria itu.

Calvin:

“The Kingdom of God ought to be preferred to all the comforts of the body” (= Kerajaan Allah harus diutamakan dari semua hal yang menyenangkan tubuh).

Bandingkan dengan sikap Ayub dalam Ayub 23:12b, yang lebih meng- utamakan firman Tuhan dari makanannya (Catatan: ada beberapa terjemahan / penafsiran yang berbeda tentang bagian ini).

RSV mirip dengan Kitab Suci Indonesia.

NIV: I have treasured the words of his mouth more than my daily bread (= aku telah menghargai kata-kata mulutNya lebih dari roti harianku). NASB: I have treasured the words of His mouth more than my necessary food (= aku telah menghargai kata-kata mulutNya lebih dari makanan kebutuhanku).

KJV: I have esteemed the words of his mouth more than my neces­sary food (= aku telah menilai kata-kata mulutNya lebih dari makanan kebutuhanku).

Penerapan:

Apakah saudara mau mengorbankan kenikmatan tubuh (piknik, pesta, makan, kesenangan lain) demi Tuhan (pelayanan, kebaktian, firman Tuhan, dsb)?

b) Melakukan kehendak Bapa / menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Bapa disebut Yesus sebagai makanan (ay 34).

Bahwa Yesus menyebut pelayanan sebagai makanan menunjukkan bahwa:

· pelayanan adalah sesuatu yang sangat penting dan merupakan kebu- tuhan kita!

Kebanyakan orang kristen yang diminta untuk melakukan peleyanan tertentu menganggap bahwa gereja / Tuhan membutuhkan mereka. Sadarlah bahwa sebetulnya saudaralah yang membutuhkan pelayan-an! Tanpa pelayanan yang berarti, jangan harap saudara bisa mem-punyai iman dan kerohanian yang baik.

· pelayanan adalah sesuatu yang menyenangkan bagi Yesus!

Banyak orang yang melakukan pelayanan, tetapi tidak terlalu banyak yang senang (enjoy) melakukan pelayanan! Seperti dikata­kan oleh seseorang:

“Many people endure their religion more than they enjoy it” (= banyak orang menahan agama mereka lebih dari menikmati agama mereka).

Kalau saudara mengasihi Allah dan saudara menyadari bahwa pela­yanan itu saudara lakukan demi Dia, maka saudara pasti akan se- nang melakukan pelayanan saudara dan bahkan menikmati pelayan-an saudara

c) Karena bagi Yesus menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa adalah makanan, maka Ia bisa menyelesaikan pekerjaan itu (Yoh 19:30 bdk. Yoh 17:4).

· kata ‘menyelesaikan’ disini adalah TELEIOSO.

· kata ‘sudah selesai’ dalam Yoh 19:30 adalah TETELESTAI.

· kata ‘menyelesaikan’ dalam Yoh 17:4 adalah TELEIOSAS.

Ketiga kata ini berasal dari kata dasar yang sama.

Kalau saudara menganggap pelayanan bukan sebagai makanan tetapi sebagai beban, saudara tidak bakal bisa menyelesaikan pekerjaan yang Allah berikan kepada saudara!

2) Yohanes 4: 35:

Sama seperti penuaian tidak boleh ditunda karena akan merusakkan panen; demikian juga pelayanan tidak boleh ditunda.

Orang malas selalu punya alasan untuk menunda / tidak melakukan pela­yanan (Amsal 26:13 Pengkhotbah 11:4-6 bdk. Maz 126:5-6).

3) Yohanes 4: 36-38:

a) ‘buah’ dalam ay 36 bisa ditafsirkan 2 macam:

· buah menunjuk pada reward / pahala.

· buah menunjuk pada hasil pelayanan / orang-orang yang bertobat karena pelayanan. Ini lebih cocok dengan kontexnya.

Kata-kata ‘untuk hidup yang kekal’ menunjukkan bahwa hasil pengin­jilan bersifat kekal.

b) Yohanes 4: 37-38:

· penabur dan penuai.

Dalam kontex ini, yang dimaksud dengan ‘penabur’ (ay 37) / ‘orang-orang lain’ (ay 38) adalah:

* nabi-nabi Perjanjian Lama.

* Yohanes Pembaptis.

* Yesus.

* perempuan Samaria.

Sedangkan yang dimaksud dengan ‘penuai’ jelas adalah murid-murid (ini terlihat dari kata ‘kamu’ dalam ay 38).

· Bagian ini mengajar bahwa bisa saja terjadi seorang yang menabur dan orang lain yang menuai (ay 37-38).

Dalam Perjanjian Lama, dalam hal jasmani, kalau seseorang mena­bur tetapi dituai orang lain, itu merupakan hukuman dosa (Im 26:16 Ul 28:30b Hakim-hakim 6:3-6 Ayub 31:8 Mikha 6:15).

Tetapi dalam Perjanjian Baru, dalam hal rohani, itu berbeda (ay 37-38 bdk. 1Kor 3:6-8).

· Bagian ini menunjukkan bahwa benih yang ditabur itu bisa membu­tuhkan waktu yang lama untuk bertumbuh, sehingga penaburnya sudah pindah / mati, dan diganti dengan orang baru yang menuai­nya.

Karena itu dalam memberitakan Injil, kalau saudara menabur tetapi tidak melihat hasilnya, maka jangan kecewa, putus asa, ataupun berhenti memberitakan Injil.

· kalau ada seorang menabur tetapi orang lain yang menuai hasilnya (secara rohani), maka ay 36b berkata bahwa dalam hal ini baik penabur maupun penuai harus sama-sama bersukacita! Ini menunjuk­kan bahwa:

* setiap bagian pelayanan adalah berguna, karena setiap bagian pelayanan saling berhubungan satu dengan yang lain. Penabur tak berguna kalau tak ada penuai, dan penuai tidak bisa menuai apa-apa kalau tidak ada penabur.

Karena itu setiap pelayanan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan sukacita.

* ada pelayanan yang menyenangkan (yaitu ‘menuai’) dan ada pela­yanan yang kurang menyenangkan (yaitu ‘menabur’). Menuai selalu lebih menyenangkan dari menabur. Ini berlaku dalam hal jasmani maupun rohani. Bdk. Maz 126:5-6.

Tetapi Yesus berkata bahwa dalam hal rohani, keduanya harus dilakukan dengan sukacita (ay 36b)!

* penabur tidak boleh marah kepada orang yang menuai hasilnya, dan menuduhnya sebagai ‘pencuri tuaian / domba’! Ingat bahwa Tuhan­lah yang empunya ladang, panen, domba dsb (1Kor 3:9 Mat 9:37-38 Yoh 10:14,27).

* penuai boleh saja menuai hasil taburan orang lain (asal motiva­sinya adalah demi Tuhan!). Kalau ini boleh dilakukan sekalipun penaburnya betul-betul adalah hamba Tuhan, lebih-lebih lagi kalau penaburnya adalah nabi palsu.

Bagi hamba Tuhan yang selalu sungkan untuk ‘mencuri domba’ perlu diperhatikan bahwa dalam ay 37-38 ini, Kristuslah yang mengu­tus penuai itu untuk menuai hasil taburan orang lain!

Yohanes 4: 39-42:

1) Ay 39 menunjukkan bahwa sharing dari perempuan Samaria itu membuat banyak orang percaya kepada Kristus, dan lalu dalam ay 41 lebih banyak lagi yang menjadi percaya karena kata-kata Yesus sendiri.

Calvin menafsirkan bahwa ‘percaya’ dalam ay 39 itu belum merupakan iman tetapi baru persiap­an untuk iman, sedangkan ‘percaya’ dalam ay 41 itu baru betul-betul adalah iman.

Bagaimanapun juga, perempuan Samaria yang kelihatannya tidak terlalu berpotensi itu ternyata menghasilkan banyak jiwa melalui sharing pertobatan yang ia lakukan!

Beberapa hal yang perlu kita soroti:

a) Andaikata Yesus mengabaikan orang yang kelihatannya tidak berpotensi ini, alang­kah besar kerugiannya!

Penerapan:

Karena itu dalam memberitakan Injil jangan hanya mem­beritakan Injil kepada orang yang saudara anggap berpotensi (pinter, berpendidikan, kaya, berpengaruh dsb). Kita harus mau memberitakan Injil kepada orang-orang yang sederhana, miskin, bodoh, anak-anak, dsb.

b) Sebetulnya tidak ada ‘orang yang tidak berpotensi’. Yang penting kita mau dipakai oleh Tuhan atau tidak! Petrus dan rasul-rasul Yesus yang lain kebanyakan adalah orang rendahan yang kelihatannya tidak berpotensi. Tetapi mereka mau menyerahkan diri mereka untuk dipakai Tuhan, dan mereka menjadi alat Tuhan yang hebat!

c) Ini pentingnya sharing pertobatan / pekabaran Injil pribadi! Karena itu maulah melakukannya!

2) Orang-orang Samaria itu mengundang Yesus untuk tinggal pada mereka, dan Yesuspun tinggal 2 hari di sana (ay 40).

Ingat bahwa mengundang Yesus tinggal disana berarti bahwa mereka sedikitnya harus menyediakan tempat tidur, air mandi, dan makanan bagi 13 orang laki-laki dewasa (Yesus + 12 muridNya)! Ini tentu mengharuskan orang-orang Samaria itu mengeluarkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit!

Penerapan:

Orang-orang Samaria ini rela berkorban demi Tuhan / firman Tuhan! Apakah kerelaan berkorban (tenaga / uang) ini ada pada saudara? Kalau ada gereja yang bagus pengajaran Firman Tuhannya, tetapi gereja itu letaknya jauh dari rumah saudara, maukah saudara berkorban uang dan tenaga untuk pergi ke gereja itu dan belajar Firman Tuhan? Kalau ada buku rohani yang mahal tetapi bagus, maukah saudara mengorbankan uang saudara untuk bisa membacanya?

-o0o-

YOHANES 4:43-54

Yohanes 4: 43-45:

1) Ada 2 keanehan dalam ayat-ayat ini:

· Yesus sendiri berkata bahwa seorang nabi tidak dihormati di negeri­nya sendiri, tetapi itu justru merupakan sebab / alasan mengapa Ia pergi ke Galilea (negerinya sendiri).

· Setibanya di Galilea ternyata Ia disambut oleh banyak orang (ay 45).

Ini menyebabkan munculnya banyak penafsiran tentang bagian ini:

a) Yang dimaksud dengan ‘negeriNya sendiri’ bukanlah Nazaret / Gali­lea, tetapi Yudea, karena Ia lahir di Betlehem (Yudea).

Kalau ditafsirkan seperti ini, maka semua problem dalam bagian ini hilang, tetapi problem lain yang muncul adalah: Dalam ketiga kitab Injil yang lain (Mat 13:53-58 Mark 6:1-6a Luk 4:16-30) negeri asal Yesus adalah Nazaret di Galilea, bukan Yudea! [Ingat bahwa Yesus dibesarkan di Nazaret (Mat 2:23 Luk 2:51); dan bahwa Ia disebut Jesus of Nazareth (= Yesus dari Nazaret)].

b) Kepopulerannya di Yudea (bdk. Yoh 4:1-3) menyebabkan tokoh-tokoh Yahudi membenciNya. Karena itu Yesus sengaja pergi ke negerinya sendiri (yaitu Galilea), dengan harapan bahwa di sana Ia tidak akan terlalu populer, sesuai dengan pepatah dalam ay 44.

Bahwa ternyata di sana Ia disambut banyak orang, ditafsirkan 2 macam:

· ini bertentangan dengan harapan Yesus. Kalau dipilih tafsiran ini, maka tentu saja di sini Yesus ditinjau sebagai manusia! Sebagai manusia, Ia memang tidak mahatahu (bdk. Mat 24:36).

· ini cuma sambutan lahiriah, karena mereka tidak betul-betul beriman / menghormati Dia.

c) Yang dimaksud dengan ‘negeriNya sendiri’ bukanlah seluruh Galilea, tetapi hanya Nazaret (Mat 13:53-58 Mark 6:1-6a Luk 4:16-30). Sedang-kan dalam ay 43 dikatakan bahwa Yesus pergi ke Galilea, maksudnya Ia pergi ke kota / desa lain di Galilea, tetapi Ia menghindari Nazaret.

2) Yohanes 4: 44: seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.

a) Secara implicit kata-kata ini menunjukkan bahwa seorang nabi seharus-nya dihormati (bdk. Mat 10:40-41 1Tim 5:17), bahkan di negerinya sen-diri! Karena itu kalau ada teman baik / keluarga / anak saudara yang lalu menjadi hamba Tuhan, janganlah tidak menghormati dia!

Baca juga Bil 12:1-10 Bil 16:1-35 1Raja-raja 13:4 2Raja-raja 1:9-14 2Raja-raja 2:23-24 yang menunjukkan hukuman Tuhan terhadap orang yang tidak menghormati seorang nabi!

Catatan:

Menghormati seorang nabi / hamba Tuhan, tidak berarti bahwa saudara menuruti dia dalam segala hal. Pada saat ia salah, tentu tidak harus dituruti, tetapi saudara tetap harus menghormati dia!

b) Barclay mengatakan bahwa dalam bahasa Inggris ada pepatah yang serupa, yaitu: Familiarity breeds contempt (= keakraban membiakkan sikap menghina / memandang rendah).

c) Sekalipun pepatah yang Yesus ucapkan ini sering / pada umumnya benar, tetapi tidak selalu benar. Ini merupakan suatu pepatah / amsal, dan suatu amsal memang hanya pada umumnya / sering benar, tetapi tidak selalu benar (contoh lain: Amsal 4:10 Amsal 25:15).

3) Yohanes 4: 45: Orang-orang Galilea menyambut Kristus karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakanNya di Yerusalem.

Di Yerusalem, selain menyucikan Bait Allah (Yoh 2:13-22) Yesus juga melakukan tanda-tanda (Yoh 2:23). Ini menyebabkan sekarang orang-orang itu menyambut Dia.

Memang mujijat seharusnya membuat seseorang mendekat kepada Tuhan! Calvin menambahkan bahwa manfaat dari mujijat adalah untuk memper-siapkan jalan bagi doktrin / pengajaran. Dengan kata lain, orang yang mengalami mujijat seharusnya lalu mau belajar Firman Tuhan! Jadi, kalau saudara mengalami mujijat, tetapi lalu tidak datang kepada Tuhan dan mencari firman Tuhan, maka itu berarti bahwa saudara menanggapi mujijat itu secara salah!

Penerapan:

Jangan meniru banyak orang pada jaman ini yang hanya tergi­la-gila pada mujijatnya saja, tetapi tidak terlalu peduli pada Kitab Suci / Firman Tuhan, bahkan tidak juga terhadap Tuhannya sendiri.

Yohanes 4: 46-54:

1) Cerita ini tidak sama dengan Mat 8:5-13 / Luk 7:1-10.

Memang ada beberapa persamaan, tetapi perbedaannya terlalu banyak dan besar, seperti:

Yoh 4:46-54 Mat 8:5-13 / Luk 7:1-10

- pegawai istana - perwira

- yang sakit = anak - yang sakit = hamba

- Yesus ada di Kana - Yesus ada di Kapernaum

- orang itu dicela imannya - orang itu dipuji imannya

- Yesus diminta datang - Yesus tidak perlu datang

- penyakitnya = demam - penyakitnya = lumpuh

2) Yohanes 4: 47:

a) Orang itu meminta Yesus datang.

Bahwa orang itu mau datang dari Kapernaum ke Kana untuk menemui Yesus menunjukkan bahwa ia percaya bahwa Yesus bisa menyembuh-kan anaknya. Tetapi bahwa dalam ay 47 ia meminta Yesus datang (dan diulang lagi dalam ay 49) menunjukkan bahwa imannya agak kurang.

Permintaannya ini menunjukkan bahwa:

· ia percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan hanya kalau Ia datang. Ini berbeda sekali dengan perwira yang percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan dari jarak jauh (Mat 8:8-9 / Luk 7:6-8).

· ia membatasi cara Tuhan menyembuhkan / menjawab doanya. Ini tentu saja merupakan sesuatu yang salah. Kalau saudara berdoa / meminta sesuatu kepada Tuhan, maka serahkanlah kepada Tuhan bagaimana caranya Ia mau mengabulkan doa saudara! Jangan sekali-kali mengatur / membatasi Tuhan.

b) ‘meminta, supaya Ia datang’ (ay 47).

NIV: begged him to come (= memintaNya datang).

NASB: was requesting Him to come down (= memintaNya untuk turun / datang ke bawah). Ini terjemahan yang hurufiah!

Dikatakan ‘turun / datang ke bawah’ karena Kana memang lebih tinggi letaknya dari pada Kapernaum.

Ini menunjukkan bahwa hal-hal remeh seperti letak geografis, juga diperhatikan akurasi / ketepatannya oleh penulis Kitab Suci! Ini menunjukkan bahwa pandangan liberal, yang beranggapan bahwa Alki­tab bisa salah dalam hal-hal yang remeh (seperti sejarah, silsilah, letak geografis, dsb), adalah salah.

3) Yohanes 4: 48:

a) Dalam ay 48 ini terlihat bahwa Yesus mengesampingkan kesalahan orang itu, dalam hal ia meminta Yesus datang / membatasi cara penyembuhan Yesus, tetapi Yesus membahas hal yang lebih besar, yaitu terlalu bersandar pada mujijat.

Penerapan:

Dalam memberitakan Injil / mengajar firman Tuhan, kita harus mengesampingkan kesalahan kecil (untuk sementara), dan membahas lebih dulu kesalahan besar!

b) Kata ‘kamu’ dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk jamak, sehing­ga jelas bahwa kata-kata dalam ayat ini tidak dimaksudkan hanya untuk pegawai istana itu saja, tetapi untuk semua orang Yahudi, yang memang terkenal suka minta tanda, dan bahkan tidak mau percaya kalau tidak melihat tanda / mujijat (bdk. 1Kor 1:22).

Catatan:

Bahwa ia dikelompokkan dengan orang-orang Yahudi menun­jukkan bahwa ia juga adalah orang Yahudi.

c) Dalam kata-kata ‘kamu tidak percaya’, kata ‘tidak’ itu menggunakan double negatives (= kata ‘tidak’ 2 x berturut-turut) yang menunjukkan penekanan dari kata ‘tidak’ tersebut. Karena ini bagian ini seharusnya diterjemahkan ‘kamu sekali-kali tidak akan percaya’.

Ini menunjukkan bahwa orang Yahudi secara mutlak menuntut tanda / mujijat. Kalau tidak ada tanda, secara mutlak mereka tidak mau percaya.

d) Dengan demikian terlihat bahwa orang-orang Yahudi ini lebih brengsek dari orang-orang Samaria dalam Yoh 4, yang mau percaya hanya karena firman / tanpa mujijat (Yoh 4:41-42). Padahal orang Yahudi sangat memandang rendah orang Samaria.

Disini terlihat suatu peristiwa dimana orang yang memandang rendah orang lain, justru lebih rendah dari orang yang dia pandang rendah itu.

Penerapan:

Seringkali ada orang kristen yang memandang rendah orang kristen lain yang tidak terlalu mengerti Kitab Suci. Memang kalau orang kristen itu tidak mengerti Kitab Suci karena tidak mau belajar, maka jelas ia memang adalah orang kristen yang brengsek. Tetapi kalau ia tidak mengerti karena sikonnya memang tidak memung­kinkan (misalnya: orangnya sudah tua, orangnya bodoh / tidak berpen­didikan, gerejanya tidak mengajarkan Firman Tuhan dengan baik, dsb) maka bisa saja Tuhan tetap memberkati orang ini dengan iman dan semangat yang hebat. Kalau kita merendahkan orang seperti ini, mungkin sekali sebetulnya orang yang kita rendahkan itu justru lebih tinggi dari kita!

e) ‘tanda dan mujijat’.

Kata ‘tanda’ dan kata ‘mujijat’ sebetulnya sama-sama menunjuk pada mujijat. Disebut ‘tanda’ kalau mujijat itu berfungsi untuk membuk­tikan / menandakan keilahian / kemesiasan Yesus.

4) Yohanes 4: 49:

a) Orang ini tidak marah karena teguran Yesus, padahal ia punya jabatan / pangkat yang tinggi.

Memang kalau dilihat dari Kitab Suci Indonesia yang menterjemahan ‘pegawai istana’, maka tidak kelihatan bahwa orang ini mempunyai jabatan / pangkat yang tringgi. Tetapi terjemahan Kitab Suci Indonesia ini sebetulnya salah / kurang tepat. Perhatikan terjemahan-terjemahan yang lain di bawah ini:

NIV/NASB: royal official (= pejabat kerajaan).

RSV: official (= pejabat).

KJV: nobleman (= bangsawan).

Tetapi sekalipun orang ini mempunyai jabatan tinggi, ia mau datang kepada Yesus, dan bahkan tidak marah waktu ditegur oleh Yesus. Ini menunjukkan kerendahan hatinya!

Penerapan:

· Apakah saudara cukup rendah hati dalam menerima teguran? Atau sebaliknya, kesombongan saudara menyebabkan saudara mudah tersinggung / marah pada waktu menghadapi teguran / kritikan?

· Khususnya kalau saudara adalah orang yang mempunyai jabatan / kedudukan tinggi, atau kalau saudara adalah seorang boss, maka hati-hatilah untuk tidak menjadi orang yang tidak mau menerima teguran! Kesombongan seperti ini hanya akan menghancurkan diri saudara sendiri.

b) Orang ini bukan hanya tidak marah, tetapi ia juga tetap tekun dalam meminta.

c) Tetapi dalam kata-katanya ini lagi-lagi ada kesalahan, karena secara implicit menunjukkan bahwa kalau anaknya sudah mati Yesus tidak berguna / tidak bisa apa-apa.

Penerapan:

Tidak ada problem yang sudah terlambat untuk bisa dibereskan oleh Tuhan.

5) Yohanes 4: 50-54:

a) Yesus tidak memberi tanda, supaya orang itu menjadi percaya. Yesus juga tidak mau datang dan Ia hanya memberikan firman, dan firman itulah yang harus dipercaya oleh orang itu (ay 50 bdk. 1Kor 1:22- 23))!

Ini perlu untuk direnungkan oleh oang yang terus bersandar / tergila-gila pada mujijat! Ingat bahwa Tuhan tidak selalu menuruti keinginan seseorang akan mujijat! Ia menghendaki kita percaya sekalipun tidak melihat!

b) Orang itu percaya pada kata-kata Yesus (ay 50b)!

Ini menunjukkan bahwa imannya bertumbuh!

c) Yesus mengabulkan keinginan orang itu, tetapi tidak dengan cara seperti yang diharapkannya (bdk. 2Raja-raja 5:10-12,14).

Tetapi perhatikan bahwa cara yang dipakai oleh Yesus ini justru lebih baik dari yang ia harapkan. Kalau Yesus menuruti keinginan orang itu dan lalu pergi ke Kapernaum, maka membutuhkan beberapa jam barulah anak itu bisa disembuhkan. Tetapi dengan tidak mau datang, Yesus menyembuhkan dari jarak jauh, pada saat itu juga.

d) ‘kemarin siang pukul satu’ (ay 52b).

Terjemahan hurufiah: Yesterday at seventh hour (= kemarin pada jam ketujuh).

Disini lagi-lagi diperdebatkan apakah Yohanes menggunakan jam Romawi atau Yahudi. Kalau digunakan jam Romawi, ini adalah pukul 7 malam sedangkan kalau digunakan jam Yahudi, ini adalah pukul 1 siang.

William Hendriksen menyetujui jam Romawi dengan alasan: Kalau penyembuhan itu terjadi pada pukul 1 siang, maka tidak mungkin besoknya ia belum sampai ke Kapernaum, yang jaraknya dari Cana hanya sekitar 16-20 mil (ingat bahwa ia adalah seorang pejabat, sehingga tidak mungkin jalan kaki). Kalau penyembuhan ini terjadi pada pukul 7 malam, karena sudah terlalu malam, besok paginya barulah ia pulang ke Kapernaum. Jadi ini lebih cocok.

e) Yohanes 4: 53:

Ia menjadi percaya, dan juga seluruh keluarganya. Dalam ay 50 ia sudah percaya kepada firman yang Yesus ucapkan, sekarang ia dan keluarganya percaya kepada Yesusnya sendiri.

Barnes’ Notes:

“Here the sickness of the son resulted in the faith of all the family. God often takes away earthly blessings for a time that he may impart rich spiritual mercies” (= disini penyakit dari anak itu menghasilkan iman dalam seluruh keluarga. Allah sering mengam­bil berkat duniawi untuk sementara supaya Ia bisa memberikan belas kasihan rohani yang kaya).

f) Yohanes 4: 54: ini tanda ke 2.

Tanda pertama - air menjadi anggur (ay 46 Yoh 2:1-11) - ini menun­jukkan kuasa Yesus atas alam / nature.

Tanda kedua - penyembuhan jarak jauh - ini menunjukkan bahwa jarak tidak menghalangi kuasaNya.

-o0o-

YOHANES 5:1-18

Yohanes 5: 1-9:

1) Yohanes 5: 1:

a) ‘Hari raya orang Yahudi’.

Tidak diketahui dengan jelas hari raya apa yang dimaksudkan disini. Adalah sesuatu yang mengherankan bahwa boleh dikatakan semua penafsir berusaha menebak-nebak hari raya apa yang dimaksudkan disini, padahal ini sama sekali tidak berguna.

Penerapan:

Jangan ingin tahu tentang hal-hal yang memang tidak diberitahukan oleh Kitab Suci!

b) ‘Yesus berangkat ke Yerusalem’.

· pergi ke Yerusalem pada hari raya merupakan suatu ketaatan pada Firman Tuhan (bdk. Ul 16:16).

· Bahwa di sini hanya dikatakan Yesus yang pergi, tidak berarti bahwa murid-muridNya tidak ikut. Mereka tentu ikut, hanya tidak diceri­takan.

· Kata ‘berangkat’ seharusnya adalah went up (= pergi ke atas / naik).

Yerusalem memang letaknya lebih tinggi dari tempat-tempat yang lain.

Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa para penulis Kitab Suci, atau mungkin lebih tepat lagi Roh Kudusnya, memperhatikan akurasi tulisannya dalam hal yang remeh seperti letak geografis dsb. Karena itu kita harus mempercayai bahwa Kitab Suci itu inerrant (= tidak ada salahnya) dalam hal-hal yang remeh sekalipun.

2) Yohanes 5: 2-3a:

Dikatakan bahwa ada ‘sejumlah besar’ orang sakit (ay 3a). Tetapi nanti akan terlihat bahwa hanya 1 orang saja yang disembuhkan oleh Yesus. Ini menunjukkan bahwa sekalipun Yesus pada saat-saat tertentu memang menyembuhkan semua orang sakit yang datang kepadaNya, tetapi hal seperti itu tidak selalu Ia lakukan (bdk. Luk 5:15-16).

3) Yohanes 5: 3b-4:

a) Ay 3b mulai kata-kata ‘yang menantikan goncangan air kolam ...’ sampai dengan akhir ay 4 seharusnya terletak dalam tanda kurung, karena bagian ini diperdebatkan keasliannya.

Tidak ada satupun dari manuscript kuno / manuscript yang dipercaya yang mempunyai bagian ini, dan karenanya bagian ini dianggap sebagai suatu penambahan.

Kalau bagian ini memang merupakan suatu penambahan, maka:

· bagian dimana dikatakan bahwa ada malaikat yang kadang-kadang menggoncangkan air kolam, tidak bisa diterima, karena tidak didukung oleh bagian Kitab Suci yang lain.

Memang mungkin saja goncangan itu disebabkan oleh malaikat, tetapi itu bukan sesuatu yang pasti.

· tetapi bahwa dikatakan bahwa kadang-kadang air kolam itu gon­cang, dan orang yang pertama masuk ke kolam akan sembuh, tetap bisa diterima sebagai sesuatu yang benar, karena didukung oleh ay 7.

b) Jelas terlihat bahwa kolam ini memberikan suatu kesembuhan yang bersifat mujijat. Banyak orang yang berusaha melogiskan hal ini dengan mengatakan bahwa di dasar kolam itu ada zat-zat yang bisa memberikan kesembuhan, sehingga hanya kalau air bergoncang, zat-zat itu naik ke atas, sehingga orang yang masuk ke kolam menjadi sembuh.

Tetapi penjelasan logis ini tak bisa menjelaskan:

· apa yang menyebabkan airnya bergoncang?

· mengapa hanya orang yang masuk pertama yang sembuh?

Karena itu, maka haruslah dipercaya bahwa di sini memang terjadi suatu mujijat.

c) Bahwa tidak semua orang disembuhkan, tetapi hanya yang pertama masuk kolam pada waktu airnya goncang, lagi-lagi menunjukkan bahwa Allah memang tidak biasanya menyembuhkan seadanya orang!

Bdk. Luk 4:25-27!

d) Dalam ay 1 Yohanes menggunakan past tense (= bentuk lampau). Dalam ay 2 ia menggunakan present tense (= bentuk sekarang), menunjukkan bahwa kolam itu masih ada sampai saat ia menulis. Dalam ay 3-4 ia kembali menggunakan past tense (= bentuk lampau).

Adam Clarke mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa pada saat Yohanes menulis, Allah sudah tidak lagi menggunakan kolam itu untuk mengadakan mujijat penyembuhan.

Karena itu, jangan pergi ke sana untuk mendapatkan kesembuhan.

4) Yohanes 5: 5:

Dalam ayat ini disebutkan bahwa orang itu sudah lumpuh selama 38 tahun. Ini untuk mengajar kita bertekun! Penderitaan yang sudah lama kita alami, tidak berarti tidak mungkin dibereskan, dan doa yang lama tidak dijawab, tidak berarti tidak dijawab selama-lamanya.

5) Yohanes 5: 6:

a) Pertanyaan Yesus pada akhir ay 6 bukanlah suatu pertanyaan konyol. Jangan berpikir: sudah jelas orang itu ingin sembuh, mengapa mesti ditanya? Ingat bahwa orang itu sudah sakit selama 38 tahun, dan juga bahwa ia selalu kalah cepat dalam berusaha masuk ke kolam kalau kolamnya bergoncang, se­hingga bisa saja saat ini ia sudah putus asa sehingga kehilangan harapannya untuk sembuh. Pertanyaan Yesus ini bertujuan untuk membangkitkan pengharapan orang itu.

b) Ada orang-orang yang menggunakan ayat ini untuk menekankan perlu­nya kehendak / keinginan sebagai syarat mutlak terjadinya kesembuhan / mujijat / pembebasan dari penderitaan. Tetapi saya berpendapat ini salah, karena sekalipun kehendak / keinginan seringkali sangat penting, tetapi ini bukan syarat mutlak.

Kadang-kadang Yesus menekankan iman sebagai syarat (bdk. Mat 9:28- 29 Mat 13:53-58), dan pada saat yang lain Ia menekankan kehendak / keinginan dari si sakit, tetapi kadang-kadang ia tidak memberikan persyaratan apa-apa. Pada waktu Ia membangkitkan Lazarus, jelas Ia tidak memberikan persya­ratan apa-apa, karena Lazarus yang sudah mati itu tentu tidak bisa beriman, menghendaki kebangkitannya, dsb.

6) Yohanes 5: 7-9:

a) Sebutan ‘Tuhan’ dalam ay 7 oleh NIV diterjemahkan Sir (= tuan).

Memang jelas bahwa orang itu belum mempercayai Yesus sebagai Tuhan, karena ia tidak kenal Yesus (ay 13).

b) Yohanes 5: 7 menunjukkan bahwa disana tidak ada antri-antrian, tetapi ‘siapa cepat, dia yang dapat’.

Ini menunjukkan keegoisan, atau sikap tidak mempedulikan orang lain. Memang pada waktu kita menderita sering muncul sikap seperti ini, karena kita berpikir bahwa kita sendiri sedang menderita, untuk apa me-mikirkan orang lain? Tetapi ini adalah dosa, yang justru bisa menambah penderitaan kita!

Pada waktu Yesus sedang menderita kesakitan di kayu salib, Ia justru memikirkan orang-orang lain seperti:

· orang yang menyalibkan Dia (Luk 23:34).

· penjahat disebelahnya yang bertobat (Luk 23:43).

· ibuNya (Yoh 19:25-27).

Maukah saudara meneladaniNya?

Illustrasi:

Baru-baru ini ada film di ANTEVE tentang sebuah pesa­wat terbang yang tercebur di laut / danau es. Sebuah helikopter datang untuk menolong beberapa orang yang tercebur di air es tersebut. Ada satu orang yang setiap kali menerima tali yang diturunkan oleh helikopter, selalu memberikan tali itu kepada orang yang lain. Akhirnya pada waktu semua yang lain sudah berhasil disela­matkan, dan helikopter kembali untuk menolong dia, ternyata dia sudah mati tenggelam. Orang ini justru mendahulukan orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri, sekalipun ia sendiri sedang menderita luar biasa hebatnya.

c) Kata-kata orang itu dalam ay 7 maksudnya adalah meminta Yesus menolongnya untuk masuk ke kolam pada saat air bergoncang.

Dalam ay 8-9 terlihat bahwa Yesus menjawab lebih dari yang ia harapkan / doakan (bdk. Ef 3:20).

d) Kata-kata ‘pada saat itu juga’ menunjukkan bahwa kesembuhan itu terjadi seketika, bukan proses.

Dalam Kitab Suci, mujijat kesembuhan ilahi selalu terjadi seketi­ka, kecuali dalam Mark 8:22-26. Tetapi yang inipun prosesnya hanya beberapa detik, sehingga sebetulnya tidak bisa dikatakan sebagai proses. Karena itu adalah aneh kalau pada jaman ini ada kesembuhan ilahi yang terjadi secara proses.

e) Ada orang yang menafsirkan ay 9 itu sebagai berikut: orang itu men-dengar kata-kata Yesus dalam ay 8, dan lalu dengan iman ia berusaha mentaati Yesus. Imannya inilah yang menyembuhkan dia.

Tetapi cobalah baca ay 9 sekali lagi! Jelas sekali bahwa dalam ay 9 dikatakan bahwa orang itu sembuh dulu, baru mengangkat tilam­nya dan berjalan.

Yohanes 5: 10-18:

1) Yohanes 5: 10:

a) Dalam Yer 17:21-22 memang dikatakan bahwa pada hari Sabat orang tidak boleh membawa barang-barang.

Apakah itu berarti bahwa orang ini memang melanggar hukum hari Sabat dengan membawa tilamnya? Dan apakah Yesus menyuruh orang itu melanggar hukum hari Sabat, dengan menyuruh orang itu mengangkat tilamnya (ay 8)?

Ada orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan ‘ya’, tetapi tetap membenarkan Yesus dengan alasan bahwa Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat (Mat 12:8), dan karena itu berhak melanggar hukum hari Sabat. Ini salah sama sekali! Memang Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat, tetapi itu tidak boleh diartikan bahwa Ia boleh melanggar hukum Sabat! Ingat bahwa Yesus datang justru untuk menggenapi hukum Taurat (Mat 5:17) dan karena itu Ia takluk kepada Hukum Taurat (Gal 4:4).

Sebetulnya yang dilarang oleh Firman Tuhan dalam Yer 17:21-22 bukan-lah membawa seadanya barang, tetapi membawa barang dalam hubung-an dengan pekerjaan (bdk. Neh 13:15). Karena itu jelas bahwa orang itu tidak melanggar hukum hari Sabat dengan membawa tilamnya dan Yesus tidak menyuruh orang itu melanggar hukum hari Sabat dengan menyuruh-nya membawa tilamnya.

Tetapi orang-orang Yahudi mengextrimkan hukum Sabat tersebut dengan memberikan peraturan yang mengatakan bahwa beban yang boleh dibawa seseorang pada hari Sabat hanyalah seberat 2 buah ara kering. Karena itu maka mereka menegur orang yang membawa tilamnya itu.

Penerapan:

Jaman sekarang, di negara kita ini mungkin tidak ada orang kristen yang mengextrimkan hukum hari Sabat seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada jaman Yesus. Tetapi yang sekarang banyak terdapat adalah extrim ke arah sebaliknya, dengan tidak mempedulikan hukum hari Sabat yang ada dalam Kel 20:8-11, yaitu:

· tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari.

· harus berbakti kepada Tuhan.

· tidak boleh mempekerjakan orang (pegawai, pembantu rumah tangga).

Kalau saudara termasuk orang seperti ini, saudara tidak lebih baik dari orang-orang Yahudi saat itu.

b) Perhatikan juga bahwa orang-orang Yahudi ini sama sekali tidak mem-pedulikan kesembuhan yang telah terjadi atas orang itu. Mereka hanya peduli pada ‘pelanggaran’ yang dilakukan oleh orang itu (bdk ay 12).

Ini kontras sekali dengan orang yang baru disembuhkan itu, yang selalu menyoroti kesembuhannya (ay 11,15).

2) Yohanes 5: 11-13:

a) Orang itu menjawab teguran dari orang-orang Yahudi dengan mengata­kan bahwa orang yang menyembuhkan dialah yang menyuruhnya meng-ang­kat tilamnya (ay 11).

Ia bukan bermaksud ‘menjual’ Yesus dengan kata-katanya ini! Mak­sudnya adalah: orang yang bisa menyembuhkan aku pasti adalah orang hebat dan benar sehingga pasti perintahnya benar.

Tapi, kata-katanya ini tidak selalu benar. Bandingkan dengan Ul 13:1-5, yang menunjukkan bahwa bisa saja seorang nabi palsu melakukan mujijat atau memberikan nubuat yang terjadi dengan tepat, tetapi setelah itu mengajarkan hal yang sesat. Karena itu jangan terlalu gampang percaya pada seseorang yang bisa melakukan mujijat. Cocokkan dahulu ajarannya dengan Kitab Suci!

b) Orang-orang Yahudi lalu menanyakan siapa orang yang menyuruhnya membawa tilamnya, tetapi orang itu tidak kenal Yesus (ay 12-13).

3) Yohanes 5: 14:

a) Mungkin sekali orang itu pergi ke Bait Allah untuk memberikan korban syukur kepada Allah atas kesembuhannya. Orang ini termasuk orang yang tidak lupa daratan / tidak melupakan Tuhan, pada waktu menerima pertolongan / berkat Tuhan.

b) Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa orang itu menderita lumpuh selama 38 tahun itu karena dosanya.

Ini menunjukkan bahwa akibat / hukuman dosa bisa lama sekali dan menyakitkan.

Calvin:

“Thus, when we are incessantly pressed down by new afflic­tions, we ought to trace this to our obstinacy” (= Jadi, kalau kita tanpa ada hentinya ditekan oleh penderitaan-penderitaan yang baru, kita harus melacaknya pada kebandelan kita). Bdk. Maz 32:9.

4) Yohanes 5: 15-16:

a) Orang ini tidak bermaksud jelek. Mungkin ia menceritakan hal itu kepada orang-orang Yahudi hanya untuk mempopulerkan Yesus.

Perhatikan bahwa ia tidak berkata bahwa Yesuslah yang menyuruhnya mengangkat tilamnya / melanggar peraturan Sabat, tetapi ia berkata bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya.

b) ‘berusaha menganiaya’ (ay 16).

Kata ‘berusaha’ sebetulnya tidak ada.

NASB: were persecuting (= sedang menganiaya).

NIV: persecuted (= menganiaya).

Ini tidak berarti bahwa saat itu mereka langsung menganiaya / memukuli Yesus, tetapi ini menunjukkan pada suatu aktivitas bermu­suhan yang mereka lakukan secara terus-menerus terhadap Yesus, dan mencapai puncaknya di kayu salib.

5) Yohanes 5: 17:

a) ‘BapaKu bekerja sampai sekarang’.

Ini menunjukkan bahwa dalam Kej 2:2-3 dimana dikatakan bahwa Allah berhenti dari pekerjaanNya, yang dimaksudkan adalah pekerjaan pencip-taan. Tetapi Ia tidak pernah berhenti dari pekerjaan pemeliha­raanNya.

b) Jawaban Yesus dalam ay 17 ini menurut Calvin artinya adalah:

“What Christ insists upon is this, that the holy rest which was enjoined by the Law of Moses is not disturbed when we are employed in the works of God” (= apa yang Kristus tekankan adalah bahwa istirahat kudus yang diperintah-kan oleh hukum Musa tidaklah ter­ganggu / terusik kalau kita mengerjakan pekerjaan Allah). Bdk. Mat 12:9-12.

Bahkan boleh dikatakan bahwa pada hari Sabat kita harus beristira­hat dari pekerjaan kita sehari-hari, supaya kita bisa berkonsen­trasi pada Tuhan dan pekerjaan Tuhan! Karena itu, janganlah menekankan istirahat pada hati Minggu begitu rupa sehingga saudara menjadi segan dalam melayani Tuhan / bekerja bagi Tuhan!

6) Yohanes 5: 18:

a) ‘menyamakan diriNya dengan Allah’.

NIV/NASB: making himself equal with God (= membuat diriNya sendiri setara dengan Allah).

Dalam bahasa Yunaninya kata yang diterjemahkan ‘menyamakan’ adalah kata yang sama dengan yang diterjemahkan ‘setara’ dalam Fil 2:6.

b) Ayat ini menunjukkan bahwa pada waktu Yesus mengatakan bahwa Allah itu adalah BapaNya, atau bahwa Ia adalah Anak Allah, itu berarti bahwa Ia menyamakan diri dengan Allah (bdk. Yoh 10:33)!

Alasannya: Kalau kata-kata Yesus tidak berarti bahwa Ia menyama­kan diri dengan Allah, orang Yahudi itu tidak akan menganggapNya menghu­jat Allah, dan mereka tidak akan berusaha membunuhNya.

William Hendriksen:

“They immediately understood that Jesus claimed for himself deity in the highest possible sense of that term” (= mereka langsung mengerti bahwa Yesus mengclaim untuk diriNya sendiri keilahian dalam arti yang setinggi-tingginya).

-o0o-

YOHANES 5:19-23

Yohanes 5: 19:

1) ‘Yesus menjawab mereka’ (ay 19a).

Kalau kita melihat kontex sebelum ayat ini, maka kita akan mendapat­kan bahwa kontex itu diakhiri dengan kata-kata Yesus (ay 17), bukan kata-kata orang-orang Yahudi. Kalau demikian, mengapa disini dikata­kan bahwa ‘Yesus menjawab’? Karena Yesus menjawab pikiran mereka, bukan kata-kata mereka. Bahwa Yesus bisa mengetahui pikiran mereka menunjukkan kemahatahuan Yesus.

2) ‘Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri’ (ay 19b bdk. ay 30a: ‘Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri’).

Ayat ini dipakai oleh Arius / Arianisme (yang nantinya menjadi dasar dari ajaran Saksi Yehovah) untuk mengatakan bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa, karena Ia tidak bisa melakukan apapun dari diriNya sendiri.

Tetapi sebetulnya ayat ini sama sekali tidak menunjukkan ketidakmampuan Yesus! Dalam kontex dimana Yesus menunjukkan diriNya seba­gai Anak Allah, dan menyamakan diriNya dengan Allah (ay 17-18), tidak mungkin tahu-tahu Ia justru menunjukkan ketidak-mampuanNya.

Kalau demikian, apa arti / maksud kata-kata Yesus ini? Kata-kata Yesus ini bertujuan untuk menekankan kesatuan yang tidak terpisahkan antara Yesus dengan Bapa, yang menyebabkan Yesus tidak bisa melakukan apapun terpisah dari Bapa. Dan jelas bahwa Bapapun tidak bisa melakukan apapun terpisah dari Yesus!

Jadi, Yesus dan Bapa tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Sebaliknya, pekerjaan Yesus adalah pekerjaan Bapa, dan pekerjaan Bapa adalah pekerjaan Yesus.

Dengan demikian, kata-kata Yesus ini menjawab serangan mereka bahwa Yesus melanggar Sabat dan menghujat Allah (ay 18). Kalau Yesus bisa melanggar Sabat dan menghujat Allah, maka itu berarti Ia bisa melakukan sesuatu terpisah dari Bapa. Tetapi Yesus tidak bisa melakukan sesuatu terpisah dari Bapa, dan karena itu jelas bahwa Ia tidak bisa melanggar Sabat maupun menghujat Allah.

3) ‘Jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang diker­jakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak’ (ay 19c).

· Jangan mengartikan bagian ini seakan-akan Yesus itu cuma bisa meniru BapaNya! Tentang bagian ini NICNT mengutip kata-kata seo­rang yang bernama Westcott, yang memberikan komentar yang indah sebagai berikut:

“The things that the Father does that the Son does, too, not in imitation, but in virtue of His sameness of nature” (= hal-hal yang dilakukan oleh Bapa juga dilakukan oleh Anak, bukan dalam peniruan, tetapi berdasarkan kesamaan hakekatNya).

· Kata ‘apa’ dalam bagian ini seharusnya adalah ‘apapun’.

RSV/NIV/NASB: whatever (= apapun).

KJV: what things soever (= hal-hal apapun juga).

Jadi kata-kata Yesus disini menunjukkan bahwa Anak / Yesus melaku­kan apapun juga yang dilakukan oleh Bapa. Padahal, apa yang dila­kukan oleh Bapa jelas merupakan pekerjaan ilahi, seperti mencipta­kan alam semesta dengan segala isinya, membangkitkan orang mati, dsb. Bahwa Yesus melakukan apapun juga yang dilakukan Bapa, menun­jukkan bahwa Yesus / Anak adalah Allah!

Yohanes 5:20:

1) ‘pekerjaan-pekerjaan itu’.

Yang dimaksud dengan ‘pekerjaan-pekerjaan itu’ adalah penyembuhan orang lumpuh dalam Yoh 5:1-9.

2) ‘pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar’.

Ada yang menganggap bahwa ‘pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar’ hanya menunjuk pada mujijat-mujijat yang lebih hebat dari penyembuhan orang lumpuh itu, seperti kebangkitan Lazarus (Yoh 11), kebangkitan anak janda di Nain (Luk 7:11-17), dsb.

Tetapi kontex menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan ‘pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar’ adalah:

· membangkitkan orang mati (ay 21).

· menghakimi dunia (ay 22).

Yohanes 5: 21:

1) Ada beberapa pandangan tentang apa yang dimaksud dengan ‘kebangkit- an’ di sini:

a) Ada yang beranggapan bahwa ini menunjuk pada kebangkitan secara jasmani dari antara orang mati.

Dalam Perjanjian Lama, Allah beberapa kali membangkitkan orang mati (melalui Elia dan Elisa). Dan dalam Perjanjian Baru, Yesus juga beberapa kali membangkitkan orang mati (Mark 5:35-42 Luk 7:11-17 Yoh 11:14-44).

b) Ada juga yang beranggapan bahwa ini menunjuk pada kebangkitan secara rohani, dimana orang yang mati dalam dosa / mati rohani dibangkitkan dan diselamatkan.

c) Ada juga yang menggabungkan kedua pandangan tersebut di atas dan menganggap bahwa kata-kata Yesus ini berlaku baik untuk kebangkitan jasmani maupun kebangkitan rohani.

2) ‘yang dikehendakiNya’.

Ini menunjukkan bahwa sama seperti Bapa, Yesus mempunyai kedaulatan dalam kehendak!

Kalau ‘kebangkitan’ dalam ay 21 ini diartikan ‘kebangkitan jasmani’, maka bagian ini menunjukkan bahwa Yesus berbeda dengan rasul / nabi pada waktu melakukan mujijat kebangkitan. Mengapa? Karena tidak ada seorang rasul / nabipun yang bisa membangkitkan orang mati menurut kehendakNya sendiri, tetapi Yesus membangkitkan orang sesuai kehen­dakNya sendiri!

Dan kalau ‘kebangkitan’ dalam ay 21 ini diartikan ‘kebangkitan rohani’ maka bagian ini menunjukkan bahwa seseorang hanya bisa selamat kalau Yesus menghendakinya (Bdk. Mat 11:27b). Calvin menganggap ini sebagai dasar dari doktrin tentang Predestinasi.

Yohanes 5: 22-23:

1) Ay 22 menunjukkan bahwa Bapa menyerahkan penghakiman akhir jaman kepada Anak / Yesus. Ini mempunyai 2 kemungkinan:

a) Yesus memang mampu menjadi Hakim pada akhir jaman, dan ini menun­jukkan bahwa Ia adalah Allah sendiri! Mengapa?

· Karena jumlah manusia yang pernah hidup di dunia mulai jaman Adam sampai saat kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah begitu banyak. Kalau Yesus bukan Allah, bagaimana Ia bisa meng­hakimi begitu banyak manusia dengan adil?

· Ada begitu banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menja­tuhkan hukuman kepada setiap orang berdosa.

Catatan:

Ingat bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komu-nis’ dimana hukuman semua orang sama (bdk. Mat 10:15 Mat 11:20-24).

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukum-an antara lain adalah:

* banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya lebih banyak, tentu hukumannya juga lebih berat.

* tingkat dosanya.

Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukum-annya (bdk. Kel 21:12 dengan Kel 22:1).

* tingkat pengetahuannya.

Makin banyak terang / pengetahuan firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).

* kesengajaannya.

Dosa yang disengaja hukumannya lebih berat dari dosa yang tidak disengaja (Kel 21:12-14).

* pengaruh dosa yang ditimbulkan.

Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b Luk 20:47b).

* apa yang menyebabkan orang itu berbuat dosa.

Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati.

Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti Maz 35:19 69:5 119:78,86. Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz 4:3.

· Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

Catatan:

Sama seperti neraka, surgapun bukanlah masyarakat komu-nis. Ini terlihat dari ayat-ayat seperti Luk 19:16-19 1Kor 3:15 Mat 5:19 Mat 20:20-28 dsb).

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memberikan pahala antara lain adalah:

* banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.

* besarnya kasih / pengorbanan pada waktu melakukan perbuatan baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya, dan ini menunjukkan kasih / pengorbanan yang jauh lebih besar (Luk 21:1-4).

Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar dan adil, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!

Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

b) Yesus sebetulnya bukan Allah, dan Ia tidak mampu menjadi Hakim pada akhir jaman. Ini menunjukkan Allah Bapa itu sangat tidak bijaksana, karena menyerahkan Penghakiman akhir jaman kepada seseorang yang tidak mampu melakukannya.

Yang mana dari 2 kemungkinan di atas ini yang saudara terima?

Kalau saudara berhadapan dengan orang yang percaya bahwa Yesus adalah Hakim pada akhir jaman tetapi tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah, maka saudara bisa menggunakan hal ini untuk menginjili orang itu. Tunjukkan bahwa dia tidak punya pilihan lain. Atau ia percaya bahwa Yesus bukan Allah, dan ini menunjukkan Allah itu bukan orang bijaksana, atau ia percaya bahwa Yesus memang adalah Allah sendiri.

2) Ay 23a menunjukkan alasan mengapa Bapa menyerahkan penghakiman akhir jaman kepada Yesus, yaitu supaya orang menghormati Yesus, sama seperti orang menghormati Bapa.

3) Tentang ay 23 ini Adam Clarke memberikan komentar sebagai berikut:

“To worship any creature is idolatry: Christ is to be honoured even as the Father is honoured; therefore Christ is not a creature; and, if not a creature, consequently the Creator” (= menyembah suatu makhluk ciptaan adalah pemberhalaan: Kristus harus dihormati sama seperti Bapa; karena itu Kristus bukanlah makhluk ciptaan; dan, kalau bukan makhluk ciptaan, pastilah Pencipta).

4) Yohanes 5: 23 ini berhubungan dengan ay 18. Dalam ay 18 dikatakan bahwa orang-orang Yahudi itu ingin membunuh Kristus, karena mereka menganggap Kristus menghujat Allah. Jadi mereka ingin membunuh Kristus demi hormat mereka kepada Allah. Karena itu Kristus mengucapkan ay 23 ini, yang maksudnya adalah: kamu tidak bisa menghormati Bapa dengan membunuh Anak, karena kalau kamu tidak menghormati Anak, kamu juga tidak meng-hormati Bapa.

5) Ay 23 penting direnungkan oleh orang kristen yang menganggap semua agama sama. Ditinjau dari kata-kata Yesus dalam ay 23 ini, semua agama di luar kristen tidak menghormati Bapa, karena mereka tidak menghormati Yesus. Jadi, bisakah disamakan dengan agama kris­ten?

-o0o-

YOHANES 5:24-37a

Yohanes 5: 24-29:

1) Yohanes 5: 24-25:

a) Kata-kata ‘mendengar perkataanKu’ dan ‘percaya kepada Dia yang mengutus Aku’ kedengarannya agak aneh. Mungkin lebih cocok kalau Yesus berkata ‘mendengar perkataanKu’ dan ‘percaya kepadaKu’. Tetapi sebetulnya kata-kata Yesus ini tidak aneh / salah, karena kata-kataNya ini lagi-lagi menunjukkan kesatuan Bapa dengan Anak / Yesus.

Ada juga yang beranggapan bahwa ‘mendengar’ di sini, sama seperti dalam ay 25, harus diartikan ‘percaya’, atau ‘mendengar dan per­caya’.

Yang jelas bagian ini tidak boleh diartikan sekan-akan terhadap Yesus kita hanya perlu mendengar, tidak perlu percaya, sedangkan terhadap Bapa kita harus percaya. Perlu diingat bahwa kita tidak bisa hanya percaya kepada Bapa, tetapi tidak kepada Yesus (bdk. ay 23 14:1).

b) ‘ia mempunyai hidup yang kekal’.

Tidak dikatakan: ‘ia akan mempunyai hidup yang kekal’.

Jadi, hidup kekal / keselamatan kita dapatkan pada saat kita percaya! Bdk. Luk 19:9.

c) Baik dalam ay 24 maupun dalam ay 25, kata ‘maut / mati’ dan ‘hidup’ harus diartikan secara rohani.

Adanya kata-kata ‘saatnya akan tiba dan sudah tiba’ dalam ay 25 tidak memungkinkan untuk menafsirkan bahwa bagian ini menunjuk pada ke-bangkitan jasmani pada akhir jaman.

2) Yohanes 5: 26-27:

a) Ay 26a menunjukkan bahwa Allah Bapa itu self-existent (= ada dengan sendirinya, tidak mendapatkan keberadaannya dari pihak lain), dan ay 26b menunjukkan bahwa Allah Anak itu self-existent (Catatan: ini tentu tidak menunjuk kepada kemanusiaan Yesus, tetapi kepada keilahian Yesus).

b) Calvin menafsirkan bahwa kata ‘kuasa’ dalam ay 27 ini berarti ‘otoritas’. Jadi, ay 27 menunjukkan bahwa Bapa memberikan otoritas kepada Yesus untuk melakukan penghakiman pada akhir jaman. Dengan demikian, ay 27 mengulang ay 22-23, karena dalam ay 27 ini kembali dinyatakan bahwa Allah menyerahkan penghakiman akhir jaman kepada Yesus.

Tetapi alasan penyerahan itu berbeda. Kalau dalam ay 22-23 dikatakan bahwa Bapa menyerahkan penghakiman itu kepada Anak supaya orang menghormati Anak, maka dalam ay 27 ini dikatakan bahwa Bapa menye-rahkan penghakiman itu kepada Anak, karena Ia adalah Anak Manusia.

Apa artinya bagian ini? Ada macam-macam arti / penafsiran:

· Istilah ‘Anak Manusia’ menunjuk kepada ‘Mesias’.

Jadi, penghakiman akhir jaman diserahkan kepada Yesus, karena Ia adalah Mesias.

· Istilah ‘Anak Manusia’ menunjuk kepada ‘manusia’.

Jadi, penghakiman akhir jaman diserahkan kepada Yesus, karena Yesus adalah Allah yang sudah menjadi manusia, dan karena itu Ia pernah merasakan beratnya pencobaan, sehingga Ia bisa lebih bersimpati kepada manusia yang Ia hakimi.

3) Yohanes 5: 28-29:

a) Calvin mengatakan bahwa kata-kata ‘di dalam kuburan’ (ay 28) merupa-kan suatu synecdoche (= gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya) yang menunjuk kepada semua orang yang sudah mati. Dengan demikian bagian ini tidak boleh ditafsirkan seakan-akan orang yang tidak dikubur (misalnya: dibakar, atau hancur karena ledakan bom) tidak akan dibangkitkan.

b) Calvin menganggap bahwa ‘suaraNya’ (ay 28b) sama dengan ‘suara sangkakala’ / ‘bunyi nafiri’ (1Kor 15:52 1Tes 4:16).

c) Ay 29 tidak boleh diartikan sekan-akan Yesus mengajarkan doktrin Salvation by works (= keselamatan melalui perbuatan baik), karena ini akan bertentangan dengan ayat-ayat seperti Ef 2:8-9 Gal 2:16,21 Ro 3:27-28!

Yesus mengatakan bahwa penghakiman ini didasarkan atas perbuatan baik, karena memang ‘dari buahnyalah orang mengenal pohonnya’ (Mat 7:16). Ciri dari orang percaya adalah perbuatan baik; ciri dari orang yang tidak percaya adalah perbuatan jahat (Tit 1:15). Perbuatan seseorang menunjukkan apakah ia beriman atau tidak.

d) Kata-kata ‘bangkit untuk hidup yang kekal’ dan ‘bangkit untuk dihukum’ dalam ay 29, menunjukkan bahwa manusia akan masuk ke surga atau neraka dengan tubuhnya (bukan hanya jiwa / rohnya)!

e) Ay 29, khususnya ay 29b, yang mengatakan bahwa ‘mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum’, merupakan ayat yang ampuh untuk menghadapi:

· ajaran Saksi Yehovah, yang mengatakan bahwa orang jahat akan dimusnahkan, tetapi tidak dihukum.

· ajaran Universalisme, yang mengatakan bahwa semua orang akan masuk surga / selamat, tak peduli agama apapun yang ia anut, tak peduli apakah ia percaya Yesus atau tidak, dan tak peduli apakah hidupnya baik atau jahat.

Waspadalah terhadap ajaran ini, karena jaman ini banyak nabi-nabi palsu dari kalangan Liberal (dalam gereja-gereja Protestan) yang mempercayai dan mengajarkan ajaran ini.

Yohanes 5: 30-37a:

1) Yohanes 5: 30:

a) ‘Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri’.

Ini artinya sama dengan ay 19a.

b) Sekalipun ay 30 mirip dengan ay 19, tetapi:

· Ay 30 menekankan ‘Yesus mendengar Bapa’, sedangkan ay 19 mene­kankan ‘Yesus melihat Bapa’. Tetapi sebetulnya 2 kata tersebut tidak perlu dibedakan.

· Ay 19 menekankan ‘kesatuan dalam pekerjaan’ antara Yesus dan Bapa, sedangkan ay 30 menekankan ‘kesatuan dalam menghakimi’ (ay 30a) dan ‘kesatuan dalam kehendak’ (ay 30b) antara Yesus dan Bapa.

2) Yohanes 5: 31:

Kata-kata Yesus disini tidak boleh diartikan secara hurufiah. Bdk. Yoh 8:12-14 yang menunjukkan bahwa sekalipun Yesus bersaksi tentang diriNya sendiri, kesaksianNya tetap benar.

Disini Kristus berbicara sesuai dengan pandangan umum: kalau seseo­rang bersaksi tentang dirinya sendiri, maka hal itu tidak bisa diterima. Bdk. Ul 19:15.

Ada juga yang mengartikan kata-kata ini sebagai berikut: kalau Aku, dan hanya Aku sendiri (tanpa didukung oleh Bapa), memberikan kesak­sian tentang diriKu sendiri, maka kesaksianKu itu tidak benar.

Arti yang ini lagi-lagi menekankan kesatuan antara Yesus dengan Bapa, sehingga dalam memberikan kesaksianpun Mereka selalu bersama-sama, dan arti ini sesuai dengan seluruh kontex, yang menekankan kesatuan Bapa dengan Anak / Yesus.

3) Yohanes 5: 32,37a:

Supaya kesaksiannya tentang diriNya sendiri bisa dipercaya, Yesus lalu mengatakan akan adanya ‘saksi yang lain’.

Siapa yang Ia maksudkan dengan ‘saksi yang lain’ itu?

a) ‘Saksi yang lain’ ini (ay 32) tidak menunjuk kepada Yohanes Pem­baptis.

Kalau saudara membaca ay 32-35, maka ada kemungkinan saudara menyangka bahwa yang Yesus maksudkan dengan ‘saksi yang lain’ itu adalah Yohanes Pembaptis, yang Ia bicarakan dalam ay 33,35. Tetapi ini salah, karena:

· Kata-kata Yesus dalam ay 34a, yang berbunyi: ‘Aku tidak memerlu­kan kesaksian dari manusia’, tidak memungkinkan bahwa Yohanes Pem-baptislah yang Ia maksudkan dengan ‘saksi yang lain’ itu.

· Yohanes 5: 32 (tentang ‘saksi yang lain’) ada dalam bentuk present tense.

Tetapi ay 33,35 (tentang Yohanes Pembaptis) ada dalam bentuk perfect tense dan past tense. Untuk itu perhatikan terjemahan NIV di bawah ini:

Ay 32: ‘testifies’ ® present tense.

Ay 33: ‘has testified’ ® perfect tense.

Ay 35: ‘John was a lamp that burned and gave light’ ® past tense.

Perbedaan tenses antara ay 32 (tentang ‘saksi yang lain’) dan ay 33,35 (tentang Yohanes Pembaptis), tidak memungkinkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah ‘saksi yang lain’ itu.

· Ay 31 menunjukkan Yesus sebagai saksi, dan ay 32 berbicara tentang ‘saksi yang lain’.

Perlu saudara ketahui bahwa dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang berarti ‘yang lain’ (= another), yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.

W.E. Vine dalam An Expository Dictionary of New Testament Words mengatakan sebagai berikut:

“ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort” (= ALLOS ... menunjuk pada ‘yang lain’ dari jenis yang sama; HETER­OS ... menunjuk pada ‘yang lain’ dari jenis yang berbeda).

Illustrasi:

Saat ini saya mempunyai satu gelas Aqua. Kalau saya menginginkan satu gelas Aqua ‘yang lain’, yang persis sama dengan yang ada pada saya ini, maka saya harus menggunakan ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman ‘yang lain’ yang berbeda jenis dengan Aqua, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan HETEROS, bukan ALLOS.

Dalam ay 32 ini kata yang digunakan bukannya HETEROS tetapi ALLOS. Kalau ‘saksi yang lain’ ini diterapkan kepada Yohanes Pem-baptis, maka kita harus mengambil kesimpulan bahwa Yesus dan Yohanes Pembaptis mempunyai kwalitet yang sama, dan ini jelas salah!

b) ‘Saksi yang lain’ menunjuk kepada Bapa (ay 37a).

· Jadi sebetulnya ay 32 bersambung ke ay 37a, sedangkan ay 33-36 seakan-akan ada dalam tanda kurung.

· Bahwa Bapa memang adalah ‘saksi yang lain’ yang dimaksud oleh Yesus, didukung secara sangat meyakinkan oleh Yoh 8:17-18.

· Bahwa ay 31 menunjukkan Yesus sebagai saksi, dan ay 32,37a me-nunjukkan Bapa sebagai ‘saksi yang lain’, dimana untuk ‘yang lain’ digunakan kata bahasa Yunani ALLOS, menunjukkan bahwa Yesus mempunyai kwalitet yang sama dengan Bapa, atau bahwa Yesus itu sejenis dengan Bapa, dan ini membuktikan bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

· Bapa bersaksi tentang Yesus.

Ada orang yang berpendapat bahwa Bapa bersaksi tentang Yesus pada peristiwa baptisan Yesus, dimana Bapa berseru dari surga: ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan’ (Mat 3:17).

Tetapi saya berpendapat bahwa ‘Bapa bersaksi tentang Yesus’ ini tidak menunjuk pada peristiwa dalam Mat 3:17, tetapi pada Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama, karena kontex menuntut penafsiran ini (bdk. ay 39-40 yang berbicara tentang Kitab Suci / Firman Tuhan). Jadi, melalui FirmanNya dalam Perjanjian Lama, Bapa menjadi ‘saksi yang lain’ tentang Kristus.

4) Yohanes 5: 33-35:

a) Dalam ay 33 Yesus menunjukkan betapa tidak masuk akalnya tindakan orang-orang Yahudi itu. Mereka mengirim utusan kepada Yohanes Pembaptis (Yoh 1:19-28), seakan-akan mereka rindu untuk mengetahui kebenaran. Tetapi pada saat Yohanes Pembaptis memberikan kesak­siannya tentang kebenaran / Kristus, mereka menolak kesaksian itu. Kalau begitu, untuk apa mereka mengirim utusan untuk bertanya? Ini menunjukkan bahwa mereka sebetulnya bukan mencari kebenaran. Mereka hanya mau menerima kebenaran yang cocok dengan pemikiran mereka.

Penerapan:

· janganlah saudara menjadi orang yang menyensor kebenaran / Firman Tuhan! Apakah Firman Tuhan itu menyenangkan atau tidak, saudara harus tunduk padanya!

· ada orang yang kalau bertanya pada seorang hamba Tuhan sebetulnya hanya mau mengecheck apakah pandangan hamba Tuhan itu sama dengan pandangannya atau tidak. Kalau tidak sesuai, tidak peduli betapapun hebat dasar Kitab Suci yang diberikan oleh hamba Tuhan itu, ia tetap tak mau menerima pandangan tersebut.

Jangan menjadi orang seperti ini, karena orang seperti ini jelas bukanlah orang yang menjunjung tinggi ototritas Kitab Suci / Firman Tuhan dalam hidupnya!

b) Ay 34a: ‘memerlukan’.

NIV/NASB/RSV/KJV: receive (= menerima).

Ada yang mengartikan ‘memerlukan’, ada yang mengartikan ‘bersan­dar’.

Ini tentu tidak boleh diartikan bahwa:

· Yesus menganggap kesaksian Yohanes Pembaptis itu salah (ini bertentangan dengan ay 33b dimana Ia berkata bahwa Yohanes Pem-baptis ‘telah bersaksi tentang kebenaran’).

· Yesus tidak mau kita bersaksi untuk Dia [ini bertentangan dengan Kis 1:8 dimana Ia memerintahkan murid-muridNya (dan juga kita) untuk menjadi saksi].

Firman Allah Yang Hidup (Living Bible) menterjemahkan ay 34 sebagai berikut: “Tetapi kesaksian yang paling benar bukanlah dari manusia, walaupun Aku telah mengingatkan kalian akan kesaksian Yohanes Pembaptis, supaya kalian percaya kepadaKu dan diselamat­kan”.

c) Yohanes 5: 34b:

Sekalipun Yesus tidak mau bersandar pada kesaksian Yohanes, tetapi Ia tetap mengingatkan mereka akan hal itu, supaya orang-orang Yahudi itu diselamatkan. Ini menunjukkan bahwa Yesus berdebat dengan orang-orang Yahudi itu dengan tujuan untuk menyelamatkan mereka.

Penerapan:

Kalau saudara berdebat, apa alasan / motivasi saudara?

· supaya menang debat, demi kesombongan saudara?

· karena jengkel terhadap orang itu?

· karena malu kalau kalah?

· untuk menunjukkan kehebatan pengetahuan Kitab Suci saudara?

d) Yohanes 5: 35: ‘menikmati’.

NIV: enjoy (= menikmati).

NASB/KJV/RSV/Lit: rejoice (= bersukacita).

Mereka bersukacita karena kebenaran yang diberitakan Yohanes Pem-baptis, tetapi ini hanya berlangsung sebentar saja!

Bandingkan dengan Mark 6:20 yang menunjukkan bahwa Herodespun senang mendengarkan Yohanes Pembaptis. Juga bandingkan dengan Mat 13:20-21, yang menunjukkan bahwa orang yang termasuk ‘golongan tanah berbatu’ itu mula-mula menerima firman dengan gembira, tetapi semua itu hanya tahan sebentar saja.

Penerapan:

Jangan mau bergembira karena Firman Tuhan hanya untuk sementara saja. Kalau dahulu saudara berkobar-kobar dalam mencari dan belajar Firman Tuhan, sedangkan sekarang saudara mulai merasa suam dalam hal itu, waspadalah terhadap peringatan Yesus dalam Mat 19:30 - ‘banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir’!

5) Yohanes 5: 36:

Yesus berkata bahwa pekerjaanNya lebih penting dari kesaksian Yo­hanes Pembaptis. Yang dimaksud dengan ‘pekerjaan’ di sini adalah mujijat-mujijat yang Yesus lakukan (Seorang penafsir menambahkan bahwa salib dan kebangkitan Yesus juga termasuk disini).

Yesus tetap berbeda dengan rasul / nabi yang manapun dalam melakukan mujijat, karena mujijat-mujijat yang Ia lakukan jauh lebih banyak dan jauh lebih hebat (bdk. 15:24 - ‘seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain’).

-o0o-

YOHANES 5:37b-47

Yohanes 5: 37b-40:

1) Ay 37b: ‘kamu tidak pernah mendengar suaraNya, rupaNyapun tidak pernah kamu lihat’.

Calvin berpendapat bahwa arti bagian ini adalah: kamu sama sekali tidak mengenal Allah.

2) Yohanes 5: 38.

Perlu diperhatikan bahwa ay 37b-38 merupakan satu kalimat.

Jadi, ketidak-percayaan mereka kepada Yesus menyebabkan:

a) Mereka tidak kenal Allah (ay 37b).

Kita memang tidak mungkin bisa mengenal Allah selain melalui Yesus Kristus!

b) Firman tidak menetap dalam diri mereka (ay 38a).

Orang yang tidak percaya tidak akan maju dalam pengertian Firman Tuhan! Mengapa?

· karena Firman itu tidak akan berkesan bagi orang itu, dan orang itu juga tidak bisa memahaminya (1Kor 2:14). Dan kita cenderung untuk melupakan apa yang tidak mengesankan bagi kita, dan lebih-lebih apa yang tidak kita pahami.

· karena orang yang tidak percaya tidak mempunyai Roh Kudus yang mengingatkan dia akan Firman Tuhan (Yoh 14:26), sehingga ia dengan cepat melupakan Firman itu.

Bdk. Luk 8:12 yang mengatakan sebaliknya: Iblis mengambil Firman dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan disela­matkan.

Ini bukan kontradiksi, karena hal ini juga bisa terjadi. Misalnya: pada waktu seseorang mendengar Firman, Iblis membisiki dia sehing­ga ia menjadi jengkel terhadap pengkhotbahnya, sehingga akhirnya meng-abaikan Firman itu, dan tidak bisa percaya.

Karena itu hati-hatilah pada waktu mendengar Firman Tuhan.

3) Yohanes 5: 39-40:

a) Persoalan terjemahan ay 39.

· KJV menterjemahkan ay 39 sebagai suatu perintah sebagai berikut: Search the Scriptures; for in them ye think ye have eternal life (= Selidikilah Kitab-kitab Suci karena di dalam mereka kamu menyangka kamu mempunyai hidup kekal).

Ditinjau dari sudut bahasa Yunani, memang kalimat ini bisa diter-jemahkan sebagai kalimat positif, tetapi bisa juga sebagai kalimat perintah. Karena itu, ditinjau dari sudut bahasa Yunani­nya, terjemahan KJV ini tidak salah. Tetapi kalau kita melihat kontexnya, maka jelas bahwa kalimat ini harus diterjemahkan sebagai kalimat positif, seperti yang dilakukan oleh semua versi Kitab Suci yang lain.

· dalam Kitab Suci Indonesia ada kata ‘olehNya’.

Ini salah, karena seharusnya adalah in / by them (= dalam / oleh mereka), dimana kata ‘them / mereka’ ini menunjuk pada Kitab-kitab Suci.

b) ‘Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci’ (ay 39).

‘namun kamu tidak mau datang kepadaKu’ (ay 40).

Mengapa orang yang rajin belajar Kitab Suci bisa sesat / menolak Kristus? Karena belajarnya salah!

· Barclay mengatakan:

“They did not humbly learn a theology from scripture; they used scripture to defend a theology which they themselves had pro­duced” (= mereka tidak dengan rendah hati belajar theologi dari Kitab Suci; mereka menggunakan Kitab Suci untuk mempertahankan theologi yang mereka buat sendiri).

Barclay melanjutkan:

“There is still danger that we should use the Bible to prove our beliefs and not to test them” (= tetap ada bahaya dimana kita menggunakan Alkitab untuk membuktikan kepercayaan kita dan bukan untuk mengujinya).

Penerapan:

Jangan suka debat kusir dengan menggunakan Kitab Suci untuk membenarkan diri sendiri / pandangan sendiri. Kalau pandangan saudara itu memang muncul dari penyelidikan Kitab Suci, tentu saudara boleh mempertahankannya dengan menggunakan Kitab Suci. Tetapi kalau pandangan saudara sebetulnya tidak punya dasar, dan saudara tetap berusaha membelanya dengan meng­gunakan Kitab Suci, maka saudara menyalahgunakan Kitab Suci. Kalau saudara membiasakan diri melakukan hal itu, saudara mem­punyai potensi besar untuk tersesat seperti orang-orang Yahudi dalam bacaan kita hari ini!

· Orang Yahudi menyelidiki Kitab Suci dengan metode yang salah. Mereka menghitung jumlah ayat, jumlah kata, dan bahkan jumlah huruf yang ada dalam setiap kitab dalam Perjanjian Lama. Mereka mencari kata yang terletak ditengah-tengah kalimat, atau huruf yang terletak ditengah-tengah kata, dsb, dan mereka memberikan arti untuk semua itu!

Penerapan:

Tidak cukup bagi kita untuk sekedar punya sikap menjunjung tinggi otoritas Kitab Suci. Kita juga harus belajar dan mengerti tentang Hermeneutics (= ilmu penafsiran Kitab Suci), supaya jangan kita menafsirkan Kitab Suci secara salah!

c) ‘Kitab-kitab Suci memberikan kesaksian tentang Aku’ (ay 39b).

Ini menunjukkan:

· Kalau saudara mau mengenal Yesus, saudara harus belajar Kitab Suci.

· Pengajaran Kitab Suci harus bersifat Christocentris (= berpusat­kan Kristus).

Penerapan:

Jaman ini banyak pendeta dari gereja Liberal yang hanya mengajar moral / etika terlepas dari Kristus. Ini tidak Christo­centris dan ini salah! Ini menjadikan Kristen sama dengan agama-agama yang lain, yang hanya menekankan perbuatan baik.

Yohanes 5: 41-44:

1) Yohanes 5: 41:

a) Kalau dalam ay 34 Yesus berkata bahwa Ia tidak memerlukan (NASB: receive; Yunani: LAMBANO) kesaksian manusia, maka sekarang dalam ay 41 Ia mengatakan bahwa Ia tidak memerlukan (NASB: receive; Yunani: LAMBANO) hormat dari manusia.

b) ‘hormat’.

NIV: praise (= pujian).

NASB/Lit: glory (= kemuliaan).

c) Arti ay 41:

· Yesus tidak mencari pujian / hormat / kemuliaan dari manusia.

· Yesus tidak peduli kalau Ia tidak dihormati / dimuliakan.

Ini menunjukkan bahwa dalam pelayananNya, Yesus tidak mencari kemuliaan untuk diriNya sendiri. Ini tentu tidak berarti bahwa kita tidak perlu memuliakan / meng­hormati Yesus!

Jadi, dari sudut orang yang melayani, ia tidak boleh mencari pujian / hormat untuk dirinya sendiri. Tetapi dari sudut orang yang dilayani, mereka ini harus menghormati orang yang melayani tersebut! Bdk. 1Tim 5:17.

Sekalipun pelayan Tuhan itu tidak melayani kita, tetapi melayani orang lain, kita tetap wajib menghormatinya / memberikan penghar­gaan / pujian kalau ia melakukan pelayanannya dengan baik. Misal­nya: pendeta gereja lain, atau guru sekolah minggu yang baik, adalah pelayan-pelayan Tuhan yang perlu dihormati / dihargai / dipuji.

2) Yohanes 5: 42-43:

a) Kristus berkata bahwa dalam hatinya, orang-orang Yahudi itu tidak mengasihi Allah (ay 42).

Barclay memberikan komentar:

“They did not really love God; they loved their own ideas about him” (= Mereka tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah; mereka mengasihi ga-gasan mereka sendiri tentang Allah).

Penerapan:

Ada orang yang cuma cinta pada gerejanya, alirannya, tetapi tidak cinta kepada Allah! Apakah saudara adalah orang seperti itu?

b) Dalam ay 42 ini Yesus menegur orang-orang Yahudi itu karena mereka tidak mengasihi Allah. Ia tidak peduli kalau Ia sendiri tidak dihormati / dimuliakan, tetapi Ia peduli kalau Allah tidak dikasihi.

Ini harus jadi sikap dari semua orang kristen, lebih-lebih yang adalah pelayan Tuhan.

c) Orang-orang Yahudi ini kelihatannya amat bersemangat dalam agama mereka, tetapi mereka dikatakan tidak mengasihi Allah. Semangat tanpa kasih kepada Allah, hanya membentuk fanatisme yang membabi­buta!

Karena itu periksalah hati saudara: apakah saudara mengasihi Allah?

d) Yesus datang dalam nama Bapa (ay 43), artinya: Yesus datang karena diutus Bapa / Yesus datang untuk melakukan perintah Bapa.

e) Penolakan orang-orang Yahudi terhadap Yesus yang datang dalam nama Bapa, membuktikan kata-kata Yesus dalam ay 42 tadi, yaitu bahwa mereka tidak mengasihi Bapa.

Penerapan:

Kalau saudara mengasihi Bapa, saudara akan mengasihi orang yang diutus oleh Bapa!

f) Yang Yesus maksudkan dengan ‘orang yang datang dalam namanya sendiri’ (ay 43b), adalah nabi-nabi palsu, yang tidak pernah diutus oleh Allah. Orang-orang seperti ini justru diterima oleh orang-orang Yahudi itu.

Penolakan terhadap Yesus / kebenaran dan penerimaan nabi-nabi palsu / kesesatan, adalah dua hal yang berhubungan sangat erat. Kalau yang pertama terjadi, maka yang kedua pasti menyusul. Karena itu hati-hatilah supaya saudara tidak menolak kebenaran / hamba Tuhan yang sejati!

g) Ada orang yang bersimpati kepada orang-orang yang disesatkan oleh nabi-nabi palsu, dengan alasan bahwa mereka itu tertipu oleh para nabi palsu itu.

Tentang hal ini Calvin berkata:

“No man is exposed to the impostures of Satan, except so far as, through some wicked disposition, he prefers falsehood to truth” (= tidak seorangpun terbuka terhadap penipuan setan, kecuali karena adanya kecondongan yang jahat, ia lebih menyenangi kepalsuan dari pada kebenaran).

Bdk. 2Tes 2:9-12 yang menunjukkan orang-orang yang tidak menerima dan mengasihi kebenaran sehingga Allah mendatangkan kesesatan atas mereka dan mereka percaya akan dusta / tipu daya setan.

3) Yohanes 5: 44:

a) ‘Menerima hormat’ artinya adalah ‘mencari hormat’.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menerima’ disini adalah LAMBANO, sama dengan kata Yunani yang diterjemahkan ‘memerlukan’ dalam ay 34 dan ay 41.

Bahwa orang-orang Yahudi itu senang akan pujian / penghormatan manusia, terlihat dari Mat 6:1-18 Mat 23:5-7. Bandingkan dengan Ro 2:29 yang menunjukkan bahwa orang Yahudi yang sejati mendapat pujian dari Allah.

b) Sikap orang-orang Yahudi yang mencari penghormatan manusia ini sangat kontras dengan sikap Yesus yang justru tidak mencari peng­hormatan manusia (ay 41).

Ay 41 (NASB): I do not receive (LAMBANO) glory from men (= Aku tidak menerima kemuliaan dari manusia).

Ay 44 (NASB): you receive (LAMBANO) glory from one another (= kamu menerima kemuliaan satu dari yang lain).

c) Bahwa mereka mencari penghormatan dari manusia dan bukan dari Allah, menurut Yesus merupakan alasan mengapa mereka tidak dapat percaya. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang ikut / percaya Yesus tidak biasanya mendapat penghormatan / pujian dari manusia, tetapi pasti mendapat penghormatan / pujian dari Allah.

Yohanes 5: 45-47:

1) Yesus mengucapkan kata-kata ini karena orang-orang Yahudi membangga­kan diri mereka sebagai murid Musa (Yoh 9:28).

Calvin mengatakan bahwa mereka adalah orang yang paling hebat dalam menghina hukum Taurat, tetapi mereka pura-pura / kelihatannya mening-gikan Musa.

2) Musa disebut sebagai pendakwa tentu tidak berarti bahwa Musa akan menjadi jaksa pada penghakiman akhir jaman. Arti yang benar adalah: orang-orang Yahudi itu akan dihakimi berdasarkan hukum Taurat yang ditulis oleh Musa (bdk. Ro 2:12b-13).

3) Ay 46 merupakan alasan dari ay 45. Musa akan mendakwa mereka karena ketidak-percayaan mereka terhadap Yesus menunjukkan ketidak-per­cayaan mereka kepada Musa, yang menulis tentang Yesus (Catatan: bahwa Musa menulis tentang Kristus sudah dibahas dalam Yoh 1:45).

4) Kepada orang-orang Yahudi itu diberikan Kitab Suci / Taurat, yang menulis tentang Yesus (ay 39,46), tetapi mereka tetap menolak Yesus (ay 40,46,47), dan karena itu mereka akan didakwa oleh Musa / Taurat itu.

William Barclay:

“What had been the greatest privilege of the Jews had become their greatest condemnation ... knowledge had been given to the Jews; and the knowledge they had failed to use had become their condemnation. Responsibility is always the other side of privilege” (= Apa yang merupakan hak terbesar dari orang-orang Yahudi telah menjadi hukuman / kutukan terbesar bagi mereka ... pengetahuan telah diberikan kepada orang-orang Yahudi; dan pengetahuan yang telah gagal mereka gunakan, telah menjadi hukuman / kutukan mereka. Tanggung jawab selalu merupakan sisi yang lain dari hak).

Penerapan:

Kalau saudara adalah jemaat dari gereja yang mempunyai pengajaran Firman Tuhan yang baik, maka saudara juga mempunyai tanggung jawab yang besar. Kalau saudara tidak menggunakan hak itu dengan baik dan tidak menanggapinya dengan sikap bertanggung jawab, itu akan menja­di hukuman / kutukan bagi saudara.

5) Yohanes 5: 47 menunjukkan bahwa ketidakpercayaan kepada Taurat / Firman Tuhan, tidak memungkinkan seseorang percaya kepada Yesus (bdk. Luk 16:31).

6) Setelah kata-kata Yesus ini, tidak ada jawaban dari orang-orang Yahudi itu. Mereka kalah debat dan tidak bisa menjawab, tetapi mereka tetap tidak mau bertobat. Ini menunjukkan sikap tegar teng­kuk!

Penerapan:

Ketidakpercayaan saudara bisa terjadi karena 2 hal:

· dalam hati memang tidak / belum yakin.

· tidak mau diyakinkan. Ini adalah sikap tegar tengkuk.

-o0o-

YOHANES 6:1-21

Yohanes 6: 1-4:

1) Yohanes 6: 1: ‘danau Galilea, yaitu danau Tiberias’.

Danau ini namanya banyak:

· Luk 5:1 - ‘danau Genesaret’.

· Mat 4:18 / Mark 1:16 - ‘danau Galilea’.

Kitab Suci bahasa Inggris tidak menggunakan istilah ‘danau’, tetapi ‘laut’ (sea).

2) Yohanes 6: 2 menunjukkan bahwa orang banyak itu ikut Yesus karena melihat mujijat. Kalau setelah itu mereka betul-betul percaya kepada Yesus, itu tentu tidak apa-apa. Tetapi kalau mereka terus ikut Yesus hanya karena mujijatNya, ini salah.

Penerapan:

· Kalau saudara mengikut Yesus karena mengalami mujijat / kesembuhan ilahi, maka renungkan sekarang: apakah saudara seka­rang betul-betul sudah percaya kepada Yesus, atau sampai sekarang saudara mengikut Yesus hanya karena mujijat?

· Kalau saudara berjumpa dengan orang yang karena mengalami kesem- buhan / mujijat, lalu ikut Tuhan, selidikilah apakah orang itu sekarang sudah betul-betul percaya Yesus atau tidak. Kalau tidak, beritakanlah Injil kepada Dia, supaya Dia betul-betul percaya kepada Yesus.

3) Yohanes 6: 4:

a) Ada beberapa penafsir yang mengatakan bahwa ini Paskah satu-satunya dimana Kristus tidak pergi ke Yerusalem, karena adanya permusuhan dari orang-orang Yahudi.

Tetapi ay 4 ini tidak secara explicit menyatakan bahwa Kristus tidak pergi ke Yerusalem dalam Paskah itu, dan karenanya hal itu tidak bisa dipas-tikan.

b) Ay 4: ‘Paskah, hari raya orang Yahudi’.

Penjelasan tentang Paskah ini menunjukkan bahwa Yohanes menulis untuk orang non Yahudi, karena untuk orang Yahudi tentu saja penjelas-an seperti itu tidak dibutuhkan.

Yohanes 6: 5-9:

1) Yohanes 6: 5:

a) Kalau dilihat dalam Injil Yohanes, maka Kristus hanya mempersoal­kan makanan mereka. Tetapi kalau kita melihat dalam Injil Markus, maka sebelum Yesus mempersoalkan makanan mereka dikatakan bahwa Ia berbelaskasihan kepada orang banyak itu karena mereka seperti domba yang tidak bergembala. Karena itu Yesus lalu mengajar mereka (Mark 6:34). Setelah itu, barulah Yesus mempersoalkan makanan mereka.

Ini mengajar kita beberapa hal:

· Yesus berbelaskasihan melihat orang banyak itu karena mereka seperti domba yang tidak bergembala. Karena itu Ia menjadi gembala bagi mereka dan ini Ia lakukan dengan mengajar Firman Tuhan kepada mereka! Jadi haruslah disimpulkan bahwa pengajaran Firman Tuhan adalah faktor yang paling utama dalam penggembalaan!

Ada banyak pendeta / gereja / jemaat yang menekankan bezoek dan counseling sebagai tugas hamba Tuhan. Sekalipun kedua hal itu memang juga merupakan tugas hamba Tuhan, tetapi ingatlah bahwa tugas terutama dari seorang gembala adalah mengajarkan Firman Tuhan! Karena itu, kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan, utamakanlah pengajaran Firman Tuhan dalam pelayanan saudara. Kalau saudara adalah seorang majelis / jemaat, maka usahakanlah supaya gembala saudara bisa menekankan pengajaran Firman Tuhan dalam gereja saudara!

· Yesus mementingkan pengajaran Firman Tuhan dari pada memberi mereka makan. Ini menunjukkan bahwa rohani harus lebih dipenting-kan dari jasmani! Memang ini ada perkecualiannya, yaitu dalam keadaan darurat. Misalnya kalau kita berjumpa dengan orang kafir yang hampir mati kelaparan, maka tentu kita tidak bisa memberitakan Injil dahulu dan baru sesudah itu memberinya makan. Tetapi dalam situasi dan kondisi yang normal, kita harus mendahulukan hal rohani! Apakah saudara mengutamakan kerohanian saudara dari pada jasmani saudara? Bagaimana bagi anak-anak saudara; apakah saudara hanya memenuhi kebutuhan jasmaninya, atau apakah saudara sangat me­mentingkan kerohaniannya? Saudara boleh jadi mati-matian mencari sekolah yang baik / terbaik untuk anak-anak saudara, tetapi apakah saudara mencari gereja / sekolah minggu yang baik / terbaik untuk mereka?

· Sekalipun rohani lebih penting dari jasmani, tetapi jasmani juga harus diperhatikan! Kalau saudara adalah orang yang hanya memperhatikan rohani, tetapi mengabaikan jasmani / kesehatan saudara, maka perhatikan bahwa setelah Kristus mengajar orang banyak itu, Ia memperhatikan dan memberikan kebutuhan jasmani mereka! Karena itu, jangan mengabaikan jasmani / tubuh saudara, tetapi jagalah sebaik-baiknya dalam hal makanan, istirahat, obat / vitamin, dan bahkan olah raga!

b) Untuk orang-orang yang ikut Yesus musiman seperti ini saja (bdk. ay 66 - mereka meninggalkan Yesus), Yesus memperhatikan dan mem­berikan kebutuhan jasmaninya. Apalagi kalau kita ikut Dia dengan sungguh-sungguh! Karena itu, kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, janganlah takut / kuatir kalau Tuhan tidak mencukupi kebutuhan hidup saudara (bdk. Mat 6:25-34).

2) Yohanes 6: 6:

a) ‘Untuk mencobai dia’.

Ini harus diartikan ‘untuk menguji dia’.

b) ‘Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukanNya’.

Pada saat bagi kita jalan sudah buntu dan kita tak tahu apa yang harus kita lakukan, Tuhan tahu apa yang hendak dilakukanNya. Karena itu, sekalipun hidup saudara penuh dengan problem, dan rasanya tidak ada jalan keluar, tetaplah berharap kepadaNya.

3) Yohanes 6: 7-9:

a) Filipus berkata bahwa roti seharga 200 dinarpun tidak akan cukup untuk orang sebanyak itu, sekalipun tiap orang hanya mendapat sepotong kecil saja (ay 7). 1 dinar adalah upah buruh kasar dalam 1 hari (Mat 20:2). Karena itu NIV menterjemahkan “eight months’ wages” (= gaji 8 bulan).

b) Andreas membawa seorang anak yang mempunyai 5 roti dan 2 ikan, dan ia berkata ‘apa artinya itu untuk orang sebanyak itu?’ (ay 8-9).

· ‘lima roti jelai dan dua ikan’.

NASB: five barley loaves and two fish.

NIV: five small barley loaves and two small fish.

* istilah ‘loaves’ sebetulnya salah, karena roti saat itu bentuk­nya bundar dan ceper / tipis.

* ikannya memang ikan kecil, semacam ikan sardin untuk dimakan dengan roti.

Jadi semua ini memang jumlah yang sangat sedikit.

· dalam 2Raja-raja 4:42-44, Elisa melipatgandakan makanan yang hanya sedikit sehingga cukup untuk 100 orang. Kalau saja Andreas ingat cerita ini, ia mestinya percaya bahwa Kristus tentu lebih bisa dari Elisa. Rupa-rupanya pada waktu ada Pemahaman Alkitab tentang 2Raja-raja 4:42-44, Andreas membolos, dan itu menyebabkan ia jatuh dalam ujian di sini!

Penerapan:

Jangan sedikit-sedikit membolos dari acara Pemahaman Alkitab! Berusahalah untuk lebih banyak mengisi diri saudara dengan Firman Tuhan, supaya bisa saudara gunakan pada saat menghadapi ujian Tuhan maupun serangan setan.

c) Baik Filipus maupun Andreas melihat bahwa tugas / kebutuhan jauh lebih besar dari kemampuan / apa yang ada pada mereka. Tuhan sering menempatkan anak-anakNya dalam situasi seperti itu supaya kita bersan-dar kepadaNya! Bdk. Bil 11:21-23 2Kor 3:5 Fil 4:13.

Tetapi sayang sekali bahwa Filipus dan Andreas bukannya bersandar kepada Tuhan, tetapi sama-sama bersandar pada logika / matematika!

Logika / matematika bukannya tidak boleh dipakai, dan pada umumnya bahkan harus dipakai. Misalnya, kalau kita mau mengadakan pesta, kita harus menghitung jumlah orang yang diundang / akan datang, dan memesan makanan secukupnya. Tetapi bagaimanapun kita tidak boleh bersandar pada logika / matematika (bdk. Amsal 3:5). Dalam urusan dengan Tuhan, seringkali matematika menjadi tidak berlaku!

Misalnya:

· dalam persoalan memberikan perpuluhan. Dengan tidak memberi perpuluhan hidup kita tidak cukup; tetapi dengan memberi perpuluhan, malahan bisa menjadi cukup.

· dalam persoalan istirahat Sabat. Dengan bekerja / belajar pada Sabat, sudah tidak cukup / dapat nilai jelek, tetapi dengan istirahat pada Sabat malah jadi cukup / dapat nilai baik.

Mengapa hal-hal seperti ini bisa terjadi? Karena adanya faktor berkat Tuhan!

Yohanes 6: 10-15:

1) Yohanes 6: 10-11:

a) ‘mengucap syukur’ (ay 11).

· Kata Yunaninya adalah EUCHARISTESAS. Dari sini diturunkan kata EUCHARIST, yang menunjuk pada Perjamuan Kudus. Tetapi apa yang terjadi disini jelas bukan Perjamuan Kudus karena:

* belum saatnya.

Perjamuan Kudus yang pertama baru diadakan menjelang Yesus disalibkan.

* di sini tidak digunakan anggur.

· Calvin menganggap ini sebagai dasar bahwa orang kristen harus berdoa sebelum makan. Bdk. 1Tim 4:4-5.

b) Ini harus dianggap sebagai suatu mujijat.

William Barclay mengatakan bahwa ini bisa dianggap sebagai muji­jat. Tetapi ia berkata bahwa ada kemungkinan yang lain, yaitu:

· Ini adalah sakramen. Tiap orang dapat sedikit, tetapi dikuatkan.

Ini merupakan penafsiran tolol, karena jelas bertentangan dengan:

* adanya kata-kata ‘sebanyak yang mereka kehendaki’ (ay 11) dan ‘kenyang’ (ay 12).

* adanya sisa 12 bakul (ay 12-13).

· Tiap orang mengeluarkan bekalnya sendiri-sendiri. Jadi tadinya orang-orang itu takut mengeluarkan bekalnya, tetapi setelah anak kecil itu mengeluarkan bekalnya dan Yesus mengubah orang-orang egois itu menjadi murah hati, maka akhirnya semua orang menge­luarkan bekalnya masing-masing.

Ini juga merupakan penafsiran tolol dan harus ditolak, karena:

* Mark 6:41-42 secara jelas menunjukkan bahwa 5 roti dan 2 ikan itulah yang oleh Yesus diberikan kepada murid-muridNya, dan yang lalu dibagikan kepada orang banyak itu. Jelas mereka tidak makan bekalnya sendiri-sendiri karena mereka tidak membawa bekal.

* Mark 6:52 secara implicit menunjukkan bahwa ini adalah mujijat, dan Yoh 6:14 secara explicit mengatakan bahwa ini adalah muji­jat. Padahal kalau mereka makan bekalnya sendiri-sendiri, ini jelas bukan mujijat.

* ini tidak sesuai dengan Mat 16:5-12.

* kalau setiap orang makan bekalnya sendiri-sendiri, dari mana ada sisa 12 bakul?

Barclay menambahkan bahwa orang yang mempercayai bahwa ini adalah mujijat, tidak boleh bersikap terlalu kritis terhadap orang yang tidak mempercayai ini sebagai mujijat. Perlu saudara ingat bahwa ucapan sejenis ini adalah ucapan khas dari orang-orang sesat, khususnya golongan Liberal. Ucapan seperti ini menunjukkan seakan- akan mereka begitu bijaksana dan berpandangan luas, padahal bukan main bodohnya! Jadi, jangan hiraukan ucapan seperti ini!

c) Menanggapi mujijat ini, Agustinus berkata: Tiap hari Allah melaku­kan mujijat yang jauh lebih besar dari pada yang terjadi disini, karena Allah memberi makan seluruh dunia dengan menciptakan ladang gandum / jagung dari sedikit benih / biji gandum / jagung. Tetapi orang tidak memperhatikan mujijat ini!

Penerapan:

Banyaklah merenungkan ciptaan Allah / mujijat Allah di sekeliling saudara, supaya saudara lebih bisa merasakan kebesaran Tuhan.

2) Yohanes 6: 12-13:

a) Ini mengajar kita untuk tidak boros sekalipun ada banyak berkat Tuhan. Biasanya orang yang menerima sedikit berkat Tuhan, akan hidup hemat. Tetapi kalau Tuhan memberikan berkat yang besar, maka hidupnya mulai jadi boros. Tuhan tidak senang dengan cara hidup seperti itu!

b) Kelebihan yang 12 bakul itu hanya rotinya, tidak termasuk ikannya (ay 13 bdk. Mark 6:43).

3) Yohanes 6: 14-15: reaksi orang banyak.

a) ‘Nabi yang akan datang ke dalam dunia’ (ay 14).

Bdk. Ul 18:18. Ini tentu menunjuk kepada Mesias, tetapi orang-orang Yahudi membedakan nabi ini dengan Mesias (Yoh 1:19-21).

b) Mereka mau menjadikan Kristus raja dunia (ay 15).

· ada sesuatu yang bagus pada diri mereka dalam hal ini. Mereka, yang hanya berjumlah 5000 orang laki-laki, berani menjadikan Kristus seo­rang raja, dan itu berarti memberontak melawan Roma! Iman, keberanian dan semangat mereka hebat / menggebu-gebu, tetapi sayangnya pengertian dan iman mereka salah.

Adalah sesuatu yang patut disayangkan bahwa orang yang mempu-nyai semangat dan keberanian seperti ini, ternyata mempunyai penger­tian dan iman yang salah, sedangkan orang yang mempunyai iman dan pengertian yang benar, seringkali justru tidak mempunyai semangat dan keberanian seperti ini!

· mereka mempunyai pengertian yang salah tentang Mesias, dimana mereka beranggapan bahwa Mesias akan menjadi raja duniawi yang membe­baskan mereka dari Romawi.

Pengertian doktrinal yang salah ini menyebabkan mereka lalu bertindak salah, yaitu mau memaksa Yesus menjadi raja dunia.

Penerapan:

Karena itu belajar doktrin adalah sesuatu yang penting! Kalau saudara adalah orang yang tidak senang pelajaran doktrinal, maka saudara adalah orang yang sangat berpotensi untuk disesatkan. Ingat bahwa 99 % bidat salah / sesat dalam hal doktrin!

Yohanes 6: 16-21:

1) Yohanes 6: 16-17:

Murid-murid berpisah dengan Yesus karena Yesus menyuruh mereka pergi (Mat 14:22). Yesus juga menyuruh orang banyak itu pulang, karena Ia ingin berdoa seorang diri (Mat 14:23).

Penerapan:

Berapa sering saudara meninggalkan sekumpulan orang (misalnya dalam pesta), lalu pulang supaya bisa berdoa? Pernahkah menyuruh orang pergi / pulang supaya saudara bisa berdoa? Atau saudara lebih sungkan kepada manusia dari pada kepada Allah? Perhatikan bahwa Yesus tidak sungkan kepada semua orang itu.

2) Yohanes 6: 18: ada badai.

Sekalipun Yesus yang menyuruh mereka untuk menyeberang, itu tidak ber-arti semua mesti berjalan mulus / enak. Ternyata pada waktu mereka mentaati perintah Yesus, mereka mengalami badai!

Tetapi perlu juga saudara ingat bahwa kalau kita mengalami bahaya karena mentaati Dia, Ia pasti akan menolong kita.

3) Yohanes 6: 19-21:

a) ‘dua tiga mil’ (ay 19a).

NASB: three or four miles (= 3 atau 4 mil).

NIV: three or three and a half miles (= 3 atau 31/2 mil).

KJV: 25 or 30 furlongs.

Yunani: 25 atau 30 stadia (1 stadium = 1/8 mil).

Jadi sebetulnya mereka sudah berjarak antara 3 1/8 - 3 3/4 mil dari pantai tempat mereka berangkat.

b) Yesus berjalan di atas air (ay 19b).

Ini jelas adalah mujijat. Kalau tadi matematika tidak berlaku, maka seka-rang fisika tidak berlaku!

William Barclay lagi-lagi memberikan penafsiran tolol. Ia mengatakan bahwa lebar danau itu hanya 4 mil, dan itu berarti bahwa pada saat itu perahu murid-murid sudah hampir sampai ke seberang. Karena itu mereka sebetulnya bukan melihat Yesus berjalan di atas air, tetapi berja­lan di pantai!

Barclay juga berargumentasi sebagai berikut: kata ‘di atas air’ (Inggris: on the sea / water) dalam ay 19, dalam bahasa Yunaninya adalah EPI TES THALASSES. Istilah bahasa Yunani yang persis sama juga digunakan dalam Yoh 21:1 (dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan ‘di pantai’), dan itu tidak menunjukkan Yesus menyatakan / menam­pakkan diri di atas air, tetapi di pantai.

Keberatan / sanggahan terhadap penafsiran Barclay ini:

· kalau melihat Yesus berjalan di pantai mengapa murid-murid menjadi takut, dan mengira bahwa itu adalah hantu (Mat 14:26)?

· Mark 6:47 mengatakan bahwa pada saat itu ‘perahu itu sudah di tengah danau’, bukannya hampir sampai ke seberang seperti yang dikatakan oleh Barclay.

Ini sesuai dengan penjelasan dari Pulpit Commentary yang menga-takan bahwa lebar danau itu adalah 6 mil, bukannya 4 mil.

· Kontex Yoh 6:16-21 berbeda dengan Yoh 21:1-14, dan ini jelas harus mempengaruhi penterjemahan dari istilah bahasa Yunani EPI TES THALASSES itu.

Dalam Yoh 6:16-21 mereka jelas sedang berada di tengah laut / danau, dan karenanya harus diterjemahkan ‘berjalan di atas air’.

Tetapi dalam Yoh 21:1-14 terlihat dengan jelas bahwa Yesus memang menampakkan diri di pantai, bukan di tengah danau. Ini terlihat dari:

* Yoh 21:4 - ‘di pantai’ [Yunani: EIS TON AIGIALON; NASB: on the beach (= di pantai); NIV: on the shore (= di pantai)].

* Yoh 21:9 - ‘di darat’ [Yunani: EIS TEN GEN; NASB: upon the land (= di darat); NIV: they landed (= mereka mendarat)].

· Ay 19 mengatakan bahwa Yesus ‘berjalan di atas air mendekati perahu itu’. Kalau Yesus berjalan di pantai, Ia tidak bisa mendekati perahu itu!

· Kalau pada saat itu Yesus berjalan di pantai, bagaimana dengan Petrus? Apakah Petrus juga jalan di pantai (Mat 14:28-29)? Kalau demiki­an bagaimana mungkin ia bisa tenggelam (Mat 14:30)? Dan bagaima­na Yesus menolong Petrus yang mau tenggelam itu?

· Ay 21 mengatakan bahwa mereka menaikkan Yesus ke perahu, dan sesudah itu baru mereka sampai ke pantai. Ini tidak mungkin kalau Yesus berjalan di pantai!

· Ay 22-25 menunjukkan secara jelas bahwa Yesus menyeberang secara mujijat!

c) Pulpit Commentary memberikan komentar tentang hal ini sebagai berikut:

“Nothing will keep Christ from his people in their hour of danger (= Tidak ada sesuatupun yang bisa menghalangi Kristus dari umatNya pada saat mereka mengalami bahaya).

d) Yohanes 6: 21:

Ada yang menganggap bahwa ini merupakan mujijat, dimana Kristus lalu memindahkan seluruh perahu dengan isinya ke darat / tujuan mereka.

Ada juga yang menganggap ini bukan mujijat. Maksudnya adalah: tadi mereka mendayung dengan susah payah karena ada badai. Tetapi Kristus lalu menghentikan badai (Mat 14:32 - angin reda), sehingga seka-rang dengan cepat mereka bisa mendayung dan sampai di tujuan.

Catatan:

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘seketika’ itu adalah EUTHEOS, dan kata ini juga dipakai dalam Mark 1:21,29 dan tidak diartikan sebagai mujijat.

-o0o-

YOHANES 6:22-29

Yohanes 6: 22-25:

1) Mereka menyimpulkan bahwa Yesus menyeberang secara mujijat, karena:

· tadi malam hanya ada 1 perahu, dan hanya murid-murid yang naik perahu itu, Yesus tidak (ay 22).

· mereka naik perahu-perahu yang datang kemudian (ay 23-24).

· sampai di seberang, ternyata Yesus sudah ada di sana (ay 25).

2) Mereka bertanya ‘bilamana Engkau tiba di sini?’ bukan ‘bagaimana Engkau tiba di sini?’, padahal pertanyaan menggunakan ‘bagaimana’ lebih logis.

Pulpit Commentary mengatakan bahwa istilah bahasa Yunani untuk pertanyaan mereka, yaitu POTE ODEGE­GONAS sukar diterjemahkan. Dan Pulpit Commentary beranggapan bahwa pertanyaan ‘bilamana’ secara praktis juga mencakup ‘bagaimana’.

Tetapi Chrysostom mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa mereka tidak berusaha untuk mengerti tanda yang besar itu (Yesus menyeberang secara mujijat). Saya berpendapat bahwa penafsiran ini lebih cocok dengan kontex, karena dalam ay 26 terlihat bahwa Yesus sendiri berkata bahwa mereka itu tidak mencari tanda.

Yohanes 6: 26-29:

1) Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka, tetapi menegur mereka karena motivasi mereka yang salah dalam mengikuti Dia (ay 26).

Hal-hal yang bisa dipelajari:

a) Yesus tahu motivasi kita dalam mengikut Dia. Ia bukan hanya memper-soalkan kerajinan ataupun semangat seseorang dalam mengikuti Dia, tetapi juga motivasi dan tujuan orang itu dalam mengikut Dia.

Penerapan:

Apa motivasi saudara dalam berbakti, ikut Pemahaman Alkitab, melayani, memberi persembahan dsb?

b) Motivasi salah dari orang-orang itu:

· Kelihatannya orang-orang itu mencari Yesus, tetapi sebetulnya tidak (bdk. Ro 3:11). Bahkan sebetulnya mereka juga tidak peduli pada tanda yang diadakan oleh Kristus (ay 26).

· Calvin:

“They sought in Christ something other than Christ himself” (= mereka mencari dalam Kristus sesuatu yang lain dari pada Kristus sendiri).

Calvin lalu melanjutkan:

“In like manner, there are many persons in the present day who would gladly embrace the gospel, if it were free from the bit­terness of the cross, and if it brought nothing but carnal pleasures” (= demikian juga, ada banyak orang pada jaman ini yang mau dengan gembira memeluk Injil, kalau saja itu bebas dari kepahitan salib, dan kalau saja itu hanya membawa kesenangan daging semata-mata).

· Mereka mencari Kristus karena makanan.

NICNT:

“They were moved not by full hearts, but by full bellies” (= mereka digerakkan bukan oleh hati yang penuh, tetapi oleh perut yang kenyang).

William Barclay berkata bahwa melalui kalimat ini seakan-akan Yesus berkata:

“You cannot think about your souls for thinking of your stomachs” (= kamu tidak dapat berpikir tentang jiwamu karena berpikir tentang perutmu).

Mereka ini adalah orang-orang yang setelah mendapat berkat jasmani, lalu terpancang pada berkat jasmani itu, dan tidak mempedulikan Kristusnya. Bandingkan dengan banyak orang Kristen yang setelah mengalami kesembuhan / mujijat, lalu terus terpancang pada kesembuhan / mujijat itu.

c) Kata ‘kenyang’ pada akhir ay 26 dalam bahasa Yunaninya adalah ECHORTASTHETE.

Ini sebetulnya menunjukkan kenyangnya seekor hewan (sapi dsb) yang makan rumput (bandingkan kata Yunani itu dengan kata bahasa Yunani CHORTOS, yang artinya adalah ‘rumput’).

Memang kata itu juga digunakan untuk kenyangnya manusia (Mat 14:20), tetapi dalam Yoh 6:12 (paralel dari Mat 14:20) tidak digunakan kata itu. Mendadak dalam Yoh 6:26 lalu digunakan kata itu. Perubahan ini menun-jukkan adanya kemungkinan sindiran dalam ay 26 ini. Orang yang ikut Yesus karena makanan, sebetulnya tidak beda dengan binatang, yang mau ikut kalau diberi makan.

Penerapan:

Dalam kebanyakan gereja, hanya sedikit sekali orang yang datang dalam acara Pemahaman Alkitab. Tetapi anehnya, kalau ada acara pesta, seperti perayaan HUT gereja / pesta Natal / Tahun Baru, banyak sekali yang datang. Apakah mereka datang karena ada makannya?

2) Yohanes 6: 27:

a) Sebutan ‘makanan yang akan dapat binasa’ tidak boleh diartikan seakan-akan makanan jasmani sama sekali tidak berguna. Makanan jasmani ada gunanya, tetapi hanya dalam hidup ini, kontras dengan makanan rohani (= Yesus) yang bertahan sampai pada hidup yang kekal.

Bdk. 1Tim 4:8 latihan jasmani bukannya sama sekali tidak berguna, tetapi gunanya terbatas dalam hidup yang sekarang ini.

b) Ay 27a tidak boleh diartikan bahwa kita secara mutlak dilarang bekerja untuk mencari makan, karena kalau ditafsirkan begitu akan bertentangan dengan ayat-ayat seperti Kej 3:17-19 Amsal 6:6-11 1Tim 5:8 2Tes 3:10.

Ini hanya menekankan pengutamaan saja (bdk. Luk 14:26 juga tidak berarti bahwa kita harus membenci keluarga, tetapi maksudnya kita harus mengasihi Yesus lebih dari keluarga). Jadi, kalau kita bekerja mencari uang sehingga tidak pergi ke Kebaktian, ini salah.

Bandingkan juga dengan hukum pertama dari 10 hukum Tuhan yang melarang adanya ‘allah lain’ dalam hidup kita (Kel 20:3). Ini bukan hanya menunjukkan bahwa dalam penyembahan obyek / tujuannya harus benar, tetapi ini juga jelas menunjukkan bahwa Allah ingin diriNya paling di-utamakan dan dikasihi dalam hidup kita.

Selanjutnya, kata-kata ‘bekerjalah’ dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk present imperative (kata perintah yang ada dalam bentuk present). Berbeda dengan aorist imperative (= kata perintah yang ada dalam bentuk lampau) yang berarti bahwa perintah itu hanya perlu dilakukan 1 x saja, maka present imperative ini adalah perintah yang harus dilakukan terus menerus.

Penerapan: Kalau kadang-kadang kita mengutamakan makanan yang bisa binasa, dan kadang-kadang menekankan makanan yang bertahan sampai pada hidup yang kekal, maka itu tetap salah! Kita harus terus menerus mengutamakan makanan yang bertahan sampai pada hidup yang kekal.

c) Ay 27c: ‘Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai­Nya’.

Artinya: Yesus disahkan oleh Bapa melalui mijijat-mujijat / tanda-tanda yang Ia lakukan.

3) Yohanes 6: 28:

a) Karena Yesus berbicara tentang ‘bekerja / work’ (ay 27), maka orang-orang Yahudi itu langsung berpikir tentang ‘good works’ (= ketaatan / perbuatan-perbuatan baik).

Ini memang cukup logis dan natural, tetapi ini tetap menunjukkan ketidak-mengertian mereka tentang konsep Yesus bahwa keselamatan / hidup kekal adalah suatu free gift (= pemberian cuma-cuma / gra­tis). Bdk. Ro 3:24.

b) Selamat karena perbuatan baik / ketaatan adalah suatu doktrin yang dipercaya oleh sebagai besar manusia di bumi ini, dan juga diajarkan oleh semua agama di luar kristen. Tetapi ini jelas tidak bisa terjadi, karena:

· manusia berdosa (di luar Kristus) tidak bisa berbuat baik (Tit 1:15).

· kebaikan tidak bisa menutupi / menghapus dosa (Gal 2:16,21).

Martin Luther:

“The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the mind of man was the idea that somehow he could make himself good enough to deserve to live with an all-holy God” (= ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah mengganggu pikiran manusia adalah gagasan bahwa dengan cara tertentu ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang maha suci).

Penerapan:

· dalam memberitakan Injil, doktrin keselamatan karena perbuatan baik ini harus diserang habis-habisan, dan digantikan dengan keselamatan karena iman kepada Yesus Kristus!

· dalam mengajar anak, kalau kita berkata: ‘Kalau kamu nakal, nanti masuk neraka’ maka ini benar. Tetapi kalau kita berkata: ‘Kalau kamu baik, nanti masuk surga’ maka ini ajaran sesat! Ia bisa masuk surga kalau ia percaya kepada Yesus dan bukan kalau ia ber­buat baik!

4) Yohanes 6: 29:

a) Kata ‘pekerjaan’ dalam ay 28 ada dalam bentuk jamak (ERGA = works), tetapi kata ‘pekerjaan’ dalam ay 29 ada dalam bentuk tunggal (ERGON = work). Jadi, Yesus memaksudkan: hanya satu hal yang Allah kehendaki untuk kamu lakukan, yaitu percaya kepada Yesus!

b) Calvin berkata bahwa pada waktu Yesus menyebut iman sebagai work / pekerjaan, Ia tidak berbicara dengan akurasi yang ketat. Tentu bukan maksud Calvin untuk mengatakan bahwa Yesus salah bicara! Maksudnya ia menggunakan kata itu bukan dalam arti teologis yang ketat.

Alasan Calvin adalah: Ro 3:27-28 mengatakan bahwa iman tidak ter-masuk sebagai work / pekerjaan.

Dengan demikian, kalau kristen menekankan ‘keselamatan karena iman’, maka ini tidak bisa disamakan dengan ‘keselamatan karena pekerjaan / perbuatan baik’ dengan alasan bahwa iman merupakan pekerjaan.

Perlu juga diingat bahwa iman kita juga adalah pemberian Allah (Fil 1:29 Kis 11:18 Yoh 6:65 Yer 24:7 1Kor 12:3), sehingga keselamatan tetap bukan hasil usaha kita tetapi pemberian cuma-cuma dalam Yesus Kristus (Ef 2:8-9 Ro 3:24).

-o0o-

YOHANES 6:30-40

Yohanes 6: 30-31:

1) Dalam ay 29 Yesus mengatakan bahwa mereka harus percaya kepada Dia. Ini sama dengan suatu claim (= tuntutan / pernyataan / penegasan) sebagai Mesias. Karena itu orang-orang Yahudi itu lalu meminta tanda lagi (ay 30-31).

Tadinya orang-orang Yahudi itu sudah melihat beberapa tanda (ay 26 - ‘signs / tanda-tanda’ - ini bentuk plural / jamak!), tetapi sekarang mereka toh meminta tanda lagi (bdk. Yoh 2:18 1Kor 1:22).

Mengomentari hal ini Leon Morris (NICNT) mengutip Ryle yang berkata sebagai berikut:

“They were always deceiving themselves with the idea that they wanted more evidence, and pretending that if they had this evidence they would believe. Thousands in every age do just the same ... The plain truth is that it is want of heart, not want of evidence, that keeps people back from Christ” (= mereka selalu menipu diri mereka sendiri dengan gagasan bahwa mereka menginginkan lebih banyak bukti, dan berpura-pura bahwa kalau mereka mendapatkan bukti ini mereka akan percaya. Ribuan orang dalam setiap jaman melakukan hal yang persis sama ... Kebenaran yang jelas adalah bahwa kebutuhan akan hati, dan bukan kebutu­han akan bukti, yang menahan manusia sehingga tidak datang kepada Kris­tus).

2) Mereka betul-betul sangat tidak konsisten. Tadi mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias karena adanya tanda dalam Yoh 6:1-15; tetapi sekarang mereka tidak percaya dan minta tanda lagi. Menga­pa? Karena Kristus tidak menuruti keinginan mereka (keinginan untuk menjadikan Kristus sebagai raja dunia dalam ay 15, dan juga keinginan mereka akan roti dalam ay 26).

Calvin:

“As soon as Christ does not grant their prayers, he is no longer their master” (= begitu Kristus tidak mengabulkan doa-doa mereka, Ia bukan lagi tuan mereka).

Penerapan:

Apakah saudara juga sering menjadi jengkel kepada Tuhan dan tidak mau menjadikanNya sebagai Tuhan dalam hidup saudara, kalau Ia tidak menga-bulkan doa / keinginan saudara?

3) Tanda yang mereka minta ini berhubungan dengan Musa dan manna (ay 31 bdk. ay 32). Ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan yang salah dari orang-orang Yahudi bahwa kalau Mesias datang, Ia akan memberi mereka manna lagi.

4) Dalam pikiran mereka ada beberapa keunggulan Musa atas Yesus:

a) Yesus memberi makan hanya sekitar 5000 orang, sedangkan Musa mem-beri makan sekitar 2-3 juta orang.

b) Yesus memberi makan hanya 1 x, sedangkan Musa memberi makan selama 40 tahun.

c) Yesus melakukan mujijat itu dengan adanya 5 roti dan 2 ikan, sedangkan Musa tanpa menggunakan apa-apa.

d) Yesus memberi mereka makan roti biasa, sedangkan Musa memberi mereka makan roti dari surga.

Adalah suatu ketololan yang luar biasa untuk berpikir bahwa ada manusia yang bisa lebih hebat / unggul dari Yesus, yang adalah Allah sendiri!

Yohanes 6: 32-35:

1) Jawaban Yesus (ay 32-33):

a) Yang memberi manna itu bukanlah Musa tetapi Allah (ay 32).

Ini menunjukkan bahwa semua nabi / rasul yang melakukan mujijat tidak melakukannya dengan kuasa mereka sendiri, tetapi dengan kuasa Allah (bdk. Kis 3:12,16 Kis 4:9-10).

Hal ini penting saudara ingat untuk menghadapi orang Saksi Yehovah yang berkata: bahwa Yesus bisa melakukan mujijat, itu tidak menun-jukkan bahwa Ia adalah Allah, karena rasul / nabi juga bisa melakukan mujijat. Untuk itu bisa kita katakan bahwa rasul / nabi melakukan mujijat dengan kuasa Tuhan, dan karenanya itu tidak menunjukkan bahwa me-reka itu mahakuasa. Tetapi Yesus melakukan mujijat dengan kuasaNya sendiri, dan karenanya hal itu menunjukkan bahwa Yesus itu mahakuasa.

b) Dalam ay 32-33, Yesus mengkontraskan manna dengan:

· ‘roti yang benar dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia’.

· ‘roti yang dari Allah’.

· ‘roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia’.

Pengkontrasan ini menunjukkan bahwa sekalipun manna itu turun dari sorga, tetapi itu tetap merupakan makanan jasmani belaka. Ini berbe­da dengan ‘roti yang benar yang turun dari sorga’, karena yang ini bisa memberi hidup (rohani) kepada dunia.

Apakah ini menunjukkan bahwa Kristus bertentangan dengan Paulus, yang dalam 1Kor 10:3 menyebut manna sebagai ‘makanan rohani’?

Jawabnya adalah ‘tidak’, karena manna disebut sebagai makanan rohani, maksudnya adalah: manna itu adalah makanan yang diberikan oleh Roh / Tuhan melalui suatu mujijat. Bdk. Gal 4:29 - Ishak ‘diperanakkan menurut Roh’ artinya Ishak adalah anak yang diberikan oleh Roh melalui mujijat.

c) Roti yang memberi hidup itu dikatakan ‘turun dari sorga’ (ay 33).

Ini menunjukkan bahwa untuk bisa mendapatkan hidup yang kekal, manusia tidak perlu bersusah payah / mencari jauh-jauh (Ro 10:6-8 Ul 30:12-13). Kristus tahu bahwa tidak ada orang yang bisa naik ke atas untuk mendapatkan hidup kekal itu, dan karenanya Ia telah turun dari surga, sehingga sekarang manusia dengan mudah bisa mendapatkan hidup yang kekal dengan percaya kepada Dia.

2) Tanggapan orang-orang Yahudi (ay 34):

a) Sebutan ‘Tuhan’ disini harus diartikan Sir (= tuan), karena jelas bahwa mereka belum mengakui / menyadari bahwa Yesus adalah Tuhan.

b) Calvin menganggap kata-kata mereka disini hanya sebagai irony (= ejekan). Jadi rupanya mereka menganggap Kristus hanya membual tentang roti yang memberi hidup itu, dan karena itu mereka lalu meminta roti itu.

3) Yesus menyatakan diriNya sebagai roti hidup (ay 35 bdk. ay 48,51).

a) Dalam terjemahan bahasa Inggris pernyataan Yesus ini ber­bunyi: ‘I am the bread of life’ (= Aku adalah roti hidup).

Ini adalah yang pertama dari seri 7 ‘I am’ (= Aku adalah) dalam Injil Yo­hanes. Yang ke 2 sampai dengan yang ke 7 adalah sebagai berikut:

· Yoh 8:12 - I am the light of the world (= Aku adalah terang dunia).

· Yoh 10:7,9 - I am the door (= Aku adalah pintu).

· Yoh 10:11,14 - I am the good shepherd (= Aku adalah gembala yang baik).

· Yoh 11:25 - I am the resurrection and the life (= Aku adalah kebangkitan dan hidup).

· Yoh 14:6 - I am the way, the truth and the life (= Aku adalah jalan, kebenaran dan hidup).

· Yoh 15:1,5 - I am the true vine (= Aku adalah pokok anggur yang benar).

Kata-kata ‘I am’ (= Aku adalah) di sini oleh banyak orang dihubungkan dengan dengan kata-kata ‘I am’ dalam Kel 3:14 yang oleh NIV diterjemah-kan sebagai berikut: God said to Moses, “I am who I am. This is what you are to say to the Israelites: ‘I AM has sent me to you’” (= Allah berkata kepada Musa: “Aku adalah Aku. Inilah yang harus kamu katakan kepada orang-orang Israel: ‘AKU ADALAH telah mengirimku kepadamu’”).

Lalu dalam Kel 3:15 Allah memperkenalkan diri dengan sebutan Yahweh / Yehovah (= TUHAN).

Karena itu, kata-kata Yesus ini secara implicit menunjukkan diriNya sebagai Yahweh / Allah sendiri (bdk. Yer 23:5-6 Yer 33:15-16 dimana Yesus disebut sebagai TUHAN / Yahweh!).

b) Untuk bisa mendapatkan roti hidup itu, kita harus:

· datang kepada Kristus.

· percaya kepada Kristus.

2 hal ini sebetulnya tidak perlu dibedakan. Datang kepada Kristus sebetulnya sama saja dengan percaya kepada Kristus.

Kalau seseorang melakukan ini, Yesus berkata bahwa orang itu ‘tidak akan lapar lagi dan tidak akan haus lagi’ (ay 35b).

¨ ‘tidak akan lapar / haus’ artinya ‘dipuaskan’.

¨ Dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ‘tidak akan’ dua-duanya menggu-nakan double negatives (= dua kali kata ‘tidak’), dan ini menunjukkan suatu penekanan.

Yohanes 6: 36-40:

1) Yohanes 6: 36:

a) Kata ‘tetapi’ pada awal ay 36 mengkontraskan ay 35 dan ay 36.

Jadi, dalam ay 35 Yesus menyatakan diri sebagai roti hidup dan menuntut supaya mereka percaya kepadaNya, tetapi dalam ay 36 Ia mengatakan bahwa mereka tidak percaya kepadaNya.

Penerapan:

Seringkah ada kontras antara tuntutan Tuhan dan kepercayaan / kehi-dupan saudara?

b) Ay 36 ini juga merupakan teguran, karena sekalipun mereka melihat Yesus, mereka tetap tidak percaya. Padahal Tuhan bukan sekedar menghendaki supaya orang yang melihat Dia mau percaya kepadaNya (ay 40), tetapi lebih dari itu Tuhan meng­hendaki supaya kita percaya sekalipun tidak melihat (Yoh 20:29 1Pet 1:8).

2) Yohanes 6: 37:

a) Ini menunjukkan bahwa orang tidak datang kepada Kristus karena kehendak mereka sendiri, tetapi karena Bapa memberikan mereka kepada Kristus.

Calvin mengomentari bagian ini dengan berkata:

“Faith is not a thing which depends on the will of men” (= iman bukanlah sesuatu yang tergantung pada kehendak manusia).

b) Ay 37b: barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.

· ‘Kubuang’.

NIV: drive away (= mengusir).

NASB: cast out (= mengusir).

· Dalam bahasa Yunaninya, kata ‘tidak’ di sini lagi-lagi menggunakan double negatives (2 x kata ‘tidak’), yang menunjukkan suatu pene-kanan. Jadi maksudnya, Yesus sekali-kali tidak akan menolak siapa-pun yang datang kepadaNya. Betapapun kotornya hidup saudara, asal saudara mau datang kepada Yesus, Yesus berjanji untuk tidak menolak saudara! Ingat bahwa Ia memang datang ke dunia untuk mencari orang berdosa, bukan orang benar / orang berdosa yang merasa benar (Mat 9:12-13).

· Dalam pekabaran Injil, ay 37b ini perlu ditekankan pada waktu kita menghadapi orang yang merasa diri sangat berdosa, sehingga merasa bahwa Tuhan tidak akan mau menerima dia.

3) Yohanes 6: 38:

Ini tidak boleh diartikan seakan-akan Yesus dan Bapa bisa berbeda kehendak, dan juga tidak boleh diartikan seakan-akan Yesus sen­diri tidak mempunyai kehendak sehingga hanya menurut saja pada kehen­dak Bapa.

Penekanan ay 38 ini adalah: kalau orang-orang Yahudi itu menen­tang Yesus / tidak mau percaya kepada Yesus, itu sama dengan menentang kehendak Bapa, karena Yesus datang untuk melakukan kehendak Bapa yang meng-utusNya.

4) Yohanes 6: 39-40:

a) Bagian ini secara jelas mengajarkan doktrin Perseverance of the saints (= ketekunan orang suci), yaitu point yang kelima dari 5 points Calvinisme, yang mengatakan bahwa sekali seseorang diselamatkan, maka ia tidak mungkin bisa kehilangan keselamatan itu.

b) Mula-mula Yesus menyatakan doktrin ini secara negatif, dimana Ia mengatakan bahwa Bapa menghendaki supaya orang yang sudah diberikanNya kepada Yesus tidak ada yang hilang (ay 39). Lalu Yesus menyatakan doktrin ini secara positif, dimana Ia mengatakan bahwa Bapa menghendaki supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus beroleh hidup yang kekal dan dibangkit­kan pada akhir zaman (ay 40).

c) Doktrin ini secara implicit juga ditunjukkan oleh istilah ‘hidup yang kekal’ (ay 40). Orang yang percaya kepada Yesus, bukan diberi ‘hidup bersya­rat’, atau ‘hidup sementara’, tetapi ‘hidup yang kekal’. Kalau karena dosa atau godaan setan seseorang yang sudah diselamatkan bisa murtad dan akhirnya terhilang / binasa (seperti yang diajarkan oleh Arminianisme), maka itu berarti pada waktu ia percaya, kepada dia hanya diberikan hidup bersyarat / sementara, bukan hidup yang kekal!

Pada waktu Adam dan Hawa diciptakan, maka mereka memang hanya mempunyai hidup bersyarat, yaitu: selama mereka tidak makan buah terlarang mereka tetap hidup (Kej 2:16-17). Tetapi kepada kita yang percaya kepada Yesus, tidak diberikan hidup bersyarat seperti itu, melainkan hidup kekal. Karena itu jelas bahwa keselamatan itu tidak bisa hilang!

d) Ayat-ayat lain yang mendukung doktrin ini: Yoh 10:28-29 Ro 5:9-10 Ro 8:29-30,38-39 Ro 11:29 Fil 1:6 1Pet 1:4-5.

-o0o-

YOHANES 6:41-47

Yohanes 6: 41-42:

1) Ajaran Yesus yang tidak sesuai dengan doktrin / kepercayaan mereka itu ‘menyerang’ mereka. Ini menyebabkan mereka lalu ber­sungut-sungut (ay 41). Mereka mendengar ajaran benar yang disampaikan secara benar, tetapi mereka toh menanggapinya dengan bersungut-sungut!

Penerapan:

Pada waktu saudara mendengar ada orang yang bersungut-sungut / marah karena mendengar ajaran dari seorang pengkhotbah, jangan terlalu cepat menyalahkan pengkhotbahnya. Memang bisa saja pengkhotbahnya yang salah, tetapi bisa juga pengkhotbahnya yang benar dan orang yang ber-sungut-sungut itu yang brengsek.

2) Mereka tidak bisa menerima claim Yesus yang menyatakan bahwa diriNya bisa memberikan hidup yang kekal, karena mereka meninjau / melihat Yesus secara jasmani (bdk. Mat 13:54-56). Ini menggenapi nubuat firman Tuhan dalam Yes 53:2b-3.

Penerapan:

Hati-hatilah supaya saudara tidak menilai gereja, hamba Tuhan, buku rohani, orang kristen, secara jasmani! Ada banyak gereja, hamba Tuhan, buku rohani, orang kristen yang penampilan luarnya hebat, tetapi sebetulnya brengsek. Sebaliknya ada banyak gereja, hamba Tuhan, buku rohani, orang kristen yang penampilan luarnya jelek, tetapi sebetulnya bagus.

3) Orang-orang Yahudi ini bersalah dalam 3 hal:

a) Sikap hati.

Mereka jelas mempunyai sikap hati yang tidak beres terhadap diri Yesus.

b) Isi sungut-sungut mereka.

Mereka menganggap Yesus dianggap sebagai ‘anak Yusuf’ (ay 42), padahal Yesus hanyalah anak Maria, bukan anak Yusuf.

c) Cara mengungkapkan ketidaksenangan mereka.

Mereka mengungkapkan ketidaksenangan mereka dengan bersungut-sungut / ngomel satu sama lain. Mengapa tidak secara baik-baik menya-takan­nya kepada Yesus?

Penerapan:

Bagaimana cara saudara mengungkapkan ketidaksenangan / ketidak-puasan saudara kepada boss, pendeta, pegawai, orang tua, dsb?

Yohanes 6: 43-47:

1) Mendengar / mengetahui sungut-sungut mereka, Yesus bukannya ‘mengalah / melemah’ tetapi malah:

a) Menegur mereka dari sungut-sungut mereka (ay 43).

b) Mengajar hal yang lebih keras lagi.

· ay 44 lebih keras dari ay 37.

· ay 49 lebih keras dari ay 32-33.

Penerapan:

Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang sering menegur dosa / berkhotbah dengan keras, dan lalu ada orang-orang yang mengkritik saudara, janganlah dengan tidak berpikir lalu menuruti begitu saja kritik dari jemaat itu! Sekalipun hamba Tuhan tidak selalu harus berkhotbah secara keras, tetapi jelas sekali bahwa khotbah keras sangat dibutuhkan dalam gereja-gereja jaman sekarang! Juga perhatikan khotbah-khotbah dari nabi-nabi, rasul-rasul, Yohanes Pembaptis, dan bahkan Yesus sendiri, yang pada umumnya adalah khotbah yang keras!

2) Yohanes 6: 44:

a) Ay 44 ini, dan juga ay 65, secara explicit menunjukkan bahwa manusia yang ada dalam dosa berada dalam keadaan Total Depravity / Total Inability (= kebejadan total / ketidakmampuan total), sehingga tidak mampu datang kepada Yesus kalau bukan karena pekerjaan Bapa.

Orang-orang Arminian keberatan terhadap ajaran ini, dan mereka berkata bahwa:

· Kata ‘whoever’ (= barangsiapa) dalam ayat-ayat seperti Yoh 3:16 (dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan ‘setiap orang’) diang­gap sebagai dasar bahwa setiap orang bisa percaya kepada Yesus.

Jawaban terhadap pandangan ini: ayat-ayat seperti Yoh 3:16 hanya menunjukkan bahwa Injil ditawarkan kepada semua orang, dan siapapun yang percaya mendapat hidup kekal. Tetapi ayat-ayat itu sama sekali tidak berbicara tentang kemampuan orang berdosa dalam menanggapi Injil! Sebalik­nya Yoh 6:44,65 secara explicit menyatakan tentang ketidakmampuan manusia untuk datang kepada Yesus.

· kata-kata ‘tidak dapat’ harus diartikan ‘tidak mau’.

Ini seperti kata-kata ‘tidak dapat’ dalam Kej 37:4b yang juga diartikan ‘tidak mau’.

Kej 37:4 (NIV/Lit): they hated him and could not speak a kind word to him (= mereka membencinya dan tidak dapat mengucapkan kata yang ramah kepadanya).

Jawaban terhadap pandangan ini:

* bahwa dalam Kej 37:4 kata-kata ‘tidak dapat’ diartikan ‘tidak mau’, itu tidak berarti bahwa di tempat ini juga harus diartikan seperti itu.

* Doktrin Reformed tentang Total Depravity / Total Inability (point yang pertama dari 5 points Calvinisme) mengajarkan bahwa manu-sia yang masih ada di dalam dosa bukan hanya tidak mau, tetapi juga tidak dapat melakukan apapun yang baik. Jadi, manusia berdosa itu tidak mempunyai kemauan maupun kemampuan dalam hal berbuat baik. Doktrin ini didukung oleh banyak ayat Kitab Suci yang secara explicit menggunakan kata-kata ‘tidak dapat / tidak mungkin’ (seperti Yer 13:23 Mat 7:17-18 Yoh 6:44,65 Yoh 15:4-5 Ro 8:7-8 1Kor 2:14). Agak aneh kalau semua kata-kata ‘tidak dapat’ dalam ayat-ayat itu harus diartikan ‘tidak mau’. Dan apakah kata-kata ‘tidak mungkin’ dalam Ro 8:7-8 itu juga harus diartikan ‘tidak mau’?

Doktrin ini juga didukung oleh ayat-ayat Kitab Suci yang lain yang sekalipun menyatakan hal itu secara implicit tetapi menyatakannya secara sangat kuat (seperti Kej 6:5 Kej 8:21 Yes 64:6 Yer 4:22 Yoh 8:34 Ro 3:12 Ro 6:20 Ro 7:18-19).

b) ‘jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa’.

Ada beberapa penafsiran yang salah tentang bagian ini:

· ‘ditarik’ diartikan ‘dipikat’.

Jadi, Bapa hanya ‘memikat’ orang itu, tetapi orang itu datang kepada Yesus dengan kemauan dan kekuatannya sendiri.

· Bapa hanya menarik orang yang mau ditarik.

· Orang yang ditarik bisa menolak tarikan Bapa itu.

William Barclay:

“The interesting thing about the word is that it almost always implies some kind of resistance ... God can draw men, but men’s resistance can defeat God’s pull” (= Hal yang menarik ten­tang kata ini adalah bahwa kata ini hampir selalu menunjukkan secara tak langsung akan adanya tahanan / penolakan ... Allah bisa menarik manusia, tetapi tahanan / penolakan manusia bisa mengalahkan tarikan Allah).

Kesalahan dari pandangan-pandangan di atas terlihat dari penggu­naan kata ‘ditarik’ (Yunani: HELKO / HELKUO) itu dalam Kitab Suci. Kata Yunani HELKO / HELKUO ini hanya digunakan 8 x dalam Kitab Suci / Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 6:44 12:32 18:10 21:6 21:11 Kis 16:19 21:30 Yak 2:6 (bacalah ayat-ayat ini).

Yoh 6:44 dan Yoh 12:32 menunjukkan bahwa ‘menarik’ itu adalah aktivitas Bapa dan Yesus. Sedangkan dari ke 6 ayat yang lain bisa ditarik kesimpulan bahwa:

* ini bukan sekedar ‘memikat’ tetapi betul-betul ‘menarik’.

Pada waktu Petrus menghunus / menarik pedangnya (Yoh 18:10), atau pada waktu murid-murid menarik jala yang penuh ikan (Yoh 21:6), atau pada waktu orang banyak menyeret Paulus (Kis 16:19 Kis 21:30), atau pada waktu orang kaya menyeret orang miskin ke penga-dilan (Yak 2:6), maka itu tentu sama sekali bukan dengan cara ‘memikat’, tetapi betul-betul ‘menarik’.

* ini bukan menarik orang yang mau ditarik.

Waktu Paulus ditarik / diseret, atau waktu ikan dalam jala ditarik, atau waktu orang miskin diseret oleh orang kaya ke pengadilan, mereka tentunya tidak mau ditarik!

Memang ini tidak berarti bahwa Allah menggunakan kekuatan luar untuk menarik / memaksa orang yang terus menerus tak mau ditarik.

Calvin:

“True, indeed, as to the kind of drawing, it is not violent, so as to compel men by external force; but still it is a powerful impulse of the Holy Spirit, which makes men willing who formerly were unwilling and reluctant” (= memang, tentang jenis tarikan, itu bukan sesuatu tarikan yang keras / kasar, seakan-akan memaksa manusia dengan kekuatan luar; tetapi itu tetap merupakan dorongan yang kuat dari Roh Kudus, yang membuat manusia yang tadinya tidak mau dan segan menjadi mau).

* orang yang ditarik tidak bisa menolak tarikan itu.

Dalam ke 6 ayat tersebut di atas, tidak pernah ada perlawanan yang bisa mengalahkan tarikan, dan tarikannya selalu berhasil!

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa ay 44 ini mendukung doktrin Reformed tentang Irresistible Grace (= kasih karunia yang tak bisa ditolak / ditahan), yang merupakan point ke 4 dari 5 points Calvinisme.

Berbicara tentang ayat-ayat yang menggunakan kata HELKO / HELKUO di atas, Hendriksen berkata:

“The drawing of which these passages speak indicates a very powerful - we may even say, an irresistible - activity. To be sure, man resists, but his resistance is ineffective. It is in that sense that we speak of God’s grace as being irresistible” (= Tarikan tentang mana text-text itu berbicara menunjukkan suatu aktivitas yang sangat kuat, dan bahkan bisa dikatakan tak bisa ditahan / ditolak. Memang manusia menahan / menolak, tetapi tahanan / penolakannya tidak efektif. Dalam arti seperti itulah kami berbicara tentang kasih karunia Allah yang tidak bisa dito­lak).

Dan menanggapi komentar William Barclay di atas, yang mengatakan bahwa manusia bisa mengalahkan tarikan Allah, Leon Morris (NICNT) mengatakan:

“There is not one example in the New Testament of the use of this verb where the resistance is successful” (= tidak ada satu con­tohpun dari Perjanjian Baru tentang penggunaan kata kerja ini dimana tahanan / penolakan itu berhasil).

c) Ay 44 ini juga mendukung doktrin Reformed tentang Unconditional Election / Predestinasi (point ke 2 dari 5 points Calvinisme).

Mengapa bisa demikian? Karena seseorang bisa percaya kepada Yesus hanya karena ditarik oleh Bapa. Jadi, adanya orang yang percaya dan yang tidak percaya, menunjukkan bahwa ada orang yang ditarik dan ada orang yang tidak ditarik oleh Bapa. Jadi disini ada pemilihan / penetapan dari Bapa, tentang siapa yang ditarik (Elect - orang yang dipilih / diten-tukan untuk selamat) dan siapa yang tidak ditarik (Reprobate - orang yang dipilih / ditentukan untuk binasa). Dukungan ayat-ayat Kitab Suci yang lain untuk doktrin Predestinasi ini adalah: 2Tim 1:9 2Tes 2:13 Ef 1:4,5,11 Ro 9:10-18 Kis 13:48.

3) Yohanes 6: 45:

a) Ini adalah kutipan dari Yes 54:13.

b) Kata ‘semua’ menunjuk kepada elects (= orang-orang pilihan).

c) Ini menjelaskan bahwa Allah ‘menarik’ dengan ‘mengajar’.

Tetapi jelas bahwa ‘mengajar’ ini bukanlah satu-satunya hal yang Allah lakukan untuk menarik seseorang. Ia juga melahirbarukan, memberikan terang sehingga orang itu mengerti ajaran yang Ia berikan, dan bahkan Ia juga memberikan iman.

d) Orang yang telah mendengar dan menerima ajaran dari Bapa akan datang kepada Yesus.

Calvin:

“He gives to them not only the choice of believing, but faith itself” (= Ia memberi kepada mereka bukan hanya pemilihan untuk percaya tetapi iman itu sendiri).

Kata-kata Calvin ini penting untuk diingat karena adanya ajaran Arminian yang mengatakan bahwa Allah hanya memberi kasih karunia untuk meng-angkat seseorang sampai pada tingkat dimana ia bisa memilih sendiri, apakah mau percaya kepada Kristus atau tidak. Reformed / Calvinisme mengajarkan bahwa Allah bukan hanya meng-angkat seseorang sampai pada tingkat dimana ia bisa memilih sendiri, tetapi Allah bahkan memberikan iman, sehingga orang itu betul-betul percaya kepada Yesus. Bdk. Fil 1:29 yang menunjukkan bahwa iman adalah karunia.

4) Yohanes 6: 46-47:

Tadi dalam ay 45 Yesus berbicara tentang orang yang diajar oleh Allah. Yesus tidak mau orang-orang Yahudi itu salah sangka, sehing­ga lalu menganggap bahwa Allah mengajar langsung orang-orang itu, sehingga orang-orang itu bisa melihat Allah. Karena itu sekarang dalam ay 46a Yesus kembali mengatakan bahwa tidak ada orang yang telah melihat Bapa.

Ia lalu melanjutkan dengan ay 46b dimana Ia menyatakan diriNya sebagai orang yang memenuhi syarat untuk mengajarkan ajaran Allah, karena Ia datang dari Bapa dan telah melihat Bapa.

Ia melanjutkan lagi dengan ay 47 dimana Ia memberikan ajaran Allah itu, yaitu supaya mereka percaya kepada Dia (Yesus).

-o0o-

YOHANES 6:48-59

Yohanes 6: 48-51:

1) Yesus mengkontraskan antara diriNya yang adalah ‘roti hidup’ (ay 48,51a), yaitu roti yang memberi hidup, dengan manna, yang adalah berkat jasmani dari Allah, yang hanya berguna sementara saja, dan tidak memberikan hidup yang kekal (ay 49).

Tentang ay 49, perlu diketahui bahwa orang-orang Yahudi mempun­yai kepercayaan bahwa bangsa Israel yang mati di padang gurun tidak akan mengalami kebangkitan. Ini dipakai oleh Yesus untuk menunjukkan keterba-tasan dari kegunaan manna, dan kesuperioran diriNya sebagai roti hidup yang memberikan hidup kekal.

Jelas bahwa tidak ada hal apapun, apalagi berkat jasmani, yang bisa dibandingkan dengan Yesus.

Penerapan:

Apakah saudara juga beranggapan bahwa Yesus lebih penting dari semua berkat jasmani? Apakah saudara lebih mengutamakan Yesus dari pada uang, pekerjaan, makanan, kesenangan duniawi, dsb? Atau sebaliknya sau-dara sering menyingkirkan Yesus demi uang, kesenangan pribadi, dsb?

2) Kata-kata ‘tidak akan mati’ (ay 50b), dan ‘hidup selama-lamanya’ (ay 51,58b) menunjukkan bahwa orang yang percaya kepada Yesus bukan hanya men-dapatkan keselamatan, tetapi sekaligus mendapatkan suatu jaminan bahwa keselamatan itu tidak mungkin hilang.

3) Dalam ay 51 Yesus mengatakan bahwa roti yang Ia berikan adalah daging-Nya yang akan Ia berikan untuk hidup dunia, dan dalam ay 53-56 Ia berbi-cara tentang daging dan darahNya.

Jelas bahwa disini Ia berbicara tentang salib yang akan terjadi, dan ini menunjukkan bahwa kepercayaan kepada Kristus harus berhubungan dengan penebusan di kayu salib, dan kalau tidak itu bukanlah iman yang sejati.

William Hendriksen:

“To believe in Christ means to accept him as the Crucified One. Apart from that voluntary sacrifice, Christ ceases to be bread for us in any sense” (= percaya kepada Kristus berarti menerima Dia sebagai Orang yang tersalib. Terpisah dari pengorbanan sukarela itu, Kristus berhenti menjadi roti bagi kita dalam arti apapun).

Penerapan:

· Jangan hanya percaya kepada Yesus sebagai pemberi berkat, pelaku mujijat, penyembuh penyakit, dsb. Yang terutama saudara harus percaya kepada Dia sebagai Juruselamat / Pene­bus dosa yang sudah mati menggantikan saudara.

· Dalam penginjilan, khususnya kepada orang yang selalu mene­kankan Yesus sebagai pemberi berkat, pelaku mujijat, penyem­buh dsb, hal ini harus saudara tekankan! Desak mereka untuk percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, bukan sekedar sebagai dokter, pelaku mujijat, pemberi kekayaan, dsb.

4) Kata ‘dunia’ pada akhir ay 51 menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya menjadi roti hidup / berkorban di kayu salib untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi juga untuk bangsa-bangsa lain.

Yohanes 6: 52-59:

1) Orang-orang Yahudi memberikan penafsiran hurufiah untuk sesuatu yang jelas-jelas bersifat kiasan (ay 52). Ini menimbulkan kebingungan, dan ini menunjukkan pentingnya Hermeneutics (= ilmu penafsiran Alkitab), karena kesalahan dalam menafsirkan Kitab Suci / Firman Tuhan selalu menye-babkan kebingungan.

2) Bahwa dalam ay 52 dikatakan bahwa ‘orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka’, menunjukkan bahwa ada di antara mereka yang mengerti secara benar kata-kata Yesus, tetapi ada juga yang mengertinya secara salah / secara hurufiah. Ini menimbul­kan pertengkaran / perdebatan di antara mereka (bdk. Yoh 7:12,40-43 9:16 10:19-21).

Penerapan:

Pemberitaan Firman yang benar memang bisa menimbulkan perpecahan di antara pendengarnya (bdk. Mat 10:34-36). Karena itu kalau ada suatu gereja / persekutuan yang pecah gara-gara ada seseorang yang berkhotbah di sana, jangan terlalu cepat menyalahkan pengkhotbah itu. Memang bisa saja pengkhotbah itu yang salah, tetapi bisa juga ia sama sekali tidak salah!

Tetapi sesuatu yang juga perlu diperhatikan adalah: dalam peris­tiwa ini, orang-orang yang mengerti dengan benar akan kata-kata Yesus itu, tetap tidak percaya kepada Yesus. Mereka justru akan mendapat hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengerti kata-kata Yesus itu (bdk. Luk 12:47- 48).

3) Lagi-lagi, pada waktu orang-orang Yahudi tidak bisa menerima hal-hal keras yang Yesus ajarkan (ay 52), maka Yesus bukannya melemahkan / me-lunakkan ajaranNya, tetapi sebaliknya makin menekankan / memperkeras.

Ini terlihat dari:

· tadi Ia hanya bicara tentang makan dagingNya (ay 51).

· sekarang Ia bicara tentang makan dagingNya dan minum darahNya (ay 53-56). Ajaran tentang minum darah ini kalau ditafsirkan secara hurufiah akan bertentangan dengan ayat-ayat seperti Kej 9:4 Im 3:17 Im 17:10,12,14.

4) Dalam bagian ini Yesus mengajarkan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Dia. Hal ini Ia ajarkan:

a) Secara positif.

Ia mengatakan bahwa orang yang memakan Dia / memakan roti hidup / memakan dagingNya dan meminum darahNya, mendapat hidup yang kekal (ay 50,51,54,57b,58b). Ini menjamin bahwa orang yang percaya kepada Yesus pasti mendapatkan hidup kekal.

b) Secara negatif.

Ia mengatakan bahwa siapa yang tidak makan dagingNya dan minum darahNya tidak mempunyai hidup yang kekal (ay 53). Ini menjamin bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus pasti binasa / masuk neraka!

Penerapan:

Kalau saudara memberitakan Injil, tidak sukar mem­beritakan ajaran positifnya, tetapi apakah saudara juga member­itakan ajaran negatifnya?

5) Apakah kata-kata ‘daging’ dan ‘darah’ dalam ay 51,53-56 ini menunjuk pada Perjamuan Kudus atau tidak, merupakan hal yang diperdebatkan habis-habisan oleh banyak penafsir. Ada 3 macam pandangan:

a) Bagian ini menunjuk pada Perjamuan Kudus.

b) Secara primer bagian ini tidak berbicara tentang Perjamuan Kudus, tetapi secara se­kunder bagian ini berhubungan dengan Perjamuan Kudus.

Leon Morris (NICNT):

“It sees in the words primarily a teaching about spiritual realities (as outlined in the preceding paragraph), but does not deny that there may be a secondary reference to the sacrament” [= ini melihat dalam kata-kata Yesus itu secara primer suatu ajaran tentang kenyataan rohani (seperti diurai­kan dalam paragraf sebelumnya), tetapi tidak menyangkal bahwa di sana ada petunjuk sekunder terhadap sakramen].

Calvin:

“... this discourse does not relate to the Lord’s Supper, but to the uninterrupted communication of the flesh of Christ, which we obtain apart from the use of the Lord’s Supper. ... From these words, it plainly appears that the whole of this passage is improperly explained, as applied to the Lord’s Supper. ... And yet, at the same time, I acknowledge that there is nothing said here that is not figuratively repre­sented, and actually bestowed on believers, in the Lord’s Supper; and Christ even intended that the holy Supper should be, as it were, a seal and confirmation of this sermon” (= percakapan ini tidak berhubungan dengan Perjamuan Kudus, tetapi pada pemberian / penerimaan daging Kristus yang terus menerus, yang kita dapatkan terpisah dari penggunaan Perja­muan Kudus. ... Dari kata-kata ini, terlihat dengan jelas bahwa seluruh bagian ini dijelaskan secara salah, kalau diterapkan pada Perjamuan Kudus. ... Sekalipun demikian, pada saat yang sama, saya mengakui bahwa tidak ada yang dikatakan di sini yang tidak mempunyai arti kiasan, dan betul-betul diberikan kepada orang-orang percaya dalam Perjamuan Kudus; dan Kristus bahkan memaksudkan bahwa Perjamuan Kudus menjadi meterai dan pengesahan dari khotbah ini).

c) Bagian ini tidak berhubungan dengan Perjamuan Kudus.

Saya setuju dengan pandangan ketiga ini.

Alasannya:

1. Tak mungkin Yesus membicarakan Perjamuan Kudus yang pada saat itu belum ada.

2. Kalau ini menunjuk pada Perjamuan Kudus, maka:

a. Ay 50,51,54,57b,58b menunjukkan bahwa orang harus ikut Perja-muan Kudus untuk mendapatkan hidup yang kekal.

b. Ay 53 menunjukkan bahwa orang yang tidak ikut Perjamuan Kudus tidak akan mendapatkan hidup yang kekal.

Dengan kata lain, kalau ini menunjuk pada Perjamuan Kudus, maka Perjamuan Kudus adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan hidup yang kekal. Ini menjadi ajaran sesat Salvation by works!

3. Yesus menggunakan istilah ‘daging’ (Inggris: flesh; Yunani: SARX) bukan ‘tubuh’ (Inggris: body; Yunani: SOMA). Padahal dalam membicarakan Perja­muan Kudus, selalu digunakan kata ‘tubuh’ (body / SOMA). Bdk. Mat 26:26 Mark 14:22 Luk 22:19 1Kor 11:24,27.

4. Kata-kata ‘makan’ dan ‘minum’ dalam ay 50,51,53 dalam bahasa Yunaninya menggunakan aorist tense yang menunjuk pada satu tindakan tertentu di masa lampau. Kalau menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang merupakan tindakan makan dan minum secara berulang-ulang, maka seharusnya digunakan bentuk present tense.

Catatan: Tetapi ay 54,56,57 menggunakan bentuk present participle, sehingga terjemahannya adalah: ‘the one (who is) eating / drinking My flesh / blood’.

Leon Morris (NICNT) tentang ay 50: “And when anyone once takes it (‘eat’ is in the aorist tense, of the once-for-all action of receiving Christ), he will not die.” [= Dan pada waktu siapapun pernah / sekali mengambilnya (‘makan’ ada dalam tensa aorist, tentang tindakan menerima Kristus sekali untuk selamanya), ia tidak akan mati.].

Leon Morris (NICNT) tentang ay 51: “‘Came down’ is in the aorist, pointing to the single act of the incarnation. As in the previous verse, ‘eats’ (aorist tense) points to the act of appropriating Christ.” [= ‘Turun’ ada dalam tensa aorist, menunjuk pada satu tindakan inkarnasi. Seperti dalam ayat sebelumnya, ‘makan’ (tensa aorist) menunjuk pada tindakan mengambil Kristus.].

Catatan: untuk bagian ini Leon Morris memberikan catatan kaki seperti di bawah ini.

Leon Morris (NICNT): “This aorist makes it difficult to understand the word as referring to the Holy Communion as some suggest.” [= Tensa aorist ini membuatnya sukar untuk mengerti / menafsirkan kata itu sebagai menunjuk pada Perjamuan Kudus seperti diusulkan oleh beberapa orang.].

Leon Morris (NICNT) tentang ay 51: “‘Flesh’ is a striking word. In distinction from ‘my body’ or ‘myself’ it puts marked emphasis on the physical side of life. .... Many commentators speak as though the word ‘flesh’ self-evidently marked a reference to Holy Communion. It, of course, does nothing of the sort. The word is not found in the narratives of the institution, nor in 1 Corinthians 10 or 11 in connection with the sacrament. Nor is it common in the Fathers in this sense. The usual word in sacramental usage is ‘body.’” [= ‘Daging’ adalah suatu kata yang menarik perhatian. Dalam perbedaan dari ‘tubuhKu’ atau ‘diriKu sendiri’ itu memberikan penekanan yang menyolok pada sisi fisik dari kehidupan. ... Banyak penafsir berbicara seakan-akan kata ‘daging’ pasti menunjukkan suatu referensi pada Perjamuan Kudus. Itu pasti tidak menunjuk seperti itu. Kata itu tidak ditemukan dalam cerita tentang institusi / peneguhan, ataupun dalam 1Kor 10 atau 11 berkenaan dengan sakramen itu. Juga itu bukan merupakan sesuatu yang umum dalam (tulisan) Bapa-bapa gereja dalam arti ini. Kata yang biasa dalam penggunaan yang bersifat sakramen adalah ‘tubuh’.].

6) ‘Tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia’ (ay 56b).

Ini menunjukkan kesatuan antara Yesus dengan orang yang percaya ke-padaNya.

7) ‘Aku hidup oleh Bapa’ (ay 57).

Ini merupakan bagian sukar yang ditafsirkan bermacam-macam:

a) Ini menunjuk kepada Yesus sebagai manusia. Sebagai manusia, Yesus memang mendapatkan hidup dari Bapa.

b) Ini menunjuk pada kesatuan antara Yesus dengan Bapa. Anak tidak mempunyai hidup di luar / terpisah dari Bapa.

c) Ini menunjuk pada doktrin The Eternal Generation of the Son, yang mengatakan bahwa Yesus (sebagai Allah Anak) diperanakkan secara kekal oleh Bapa.

-o0o-

YOHANES 6:60-71

Yohanes 6: 60:

1) ‘Murid-murid’ (ay 60).

Dalam seluruh Yoh 6 ini ada 3 golongan pendengar:

· ‘Orang-orang Yahudi’ (ay 41,52), yaitu golongan yang menentang Yesus / ajaranNya.

· ‘Murid-murid’ (ay 60,66), yaitu golongan ‘simpatisan Kristen’.

· ‘12 murid’ (ay 67).

Grup ini juga termasuk dalam grup ke 2.

Kalau kita meneliti seluruh Yoh 6, maka terlihat dengan jelas bahwa setan berhasil menyusup ke dalam 3 golongan ini!

Penerapan:

Dalam gereja tidak ada golongan yang kebal terhadap penyusupan dari setan. Karena itu kita semua harus selalu sangat waspada terhadap hal ini!

2) ‘Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?’ (ay 60).

a) Ada penafsir yang berpendapat bahwa ‘keras’ di sini berarti sukar dime-ngerti dan sukar diterima. Tetapi mayoritas penafsir beranggapan bahwa yang dimaksud dengan ‘keras’ [Inggris: hard (= sukar)] di sini, bukanlah sukar dimengerti, tetapi sukar untuk diterima [bdk. NIV: This is hard teaching. Who can accept it? (= Ini adalah ajaran yang keras. Siapa yang dapat menerimanya?)].

Leon Morris (NICNT) berkata:

“It was the part they could understand rather than the part they could not that bothered them” (= Adalah bagian yang dapat mereka mengerti dan bukannya bagian yang tidak dapat mereka mengerti, yang mengganggu mereka).

Ada yang menambahkan bahwa sukar diterimanya ajaran Yesus ini khususnya dalam hal yang berhubungan dengan pengorbananNya / salib (bdk. Yohanes 12:34 1Korintus 1:23).

b) Terhadap komentar dari murid-murid yang mengatakan bahwa perkataan Yesus itu keras:

· Calvin berkata:

“On the contrary, it was in their hearts, and not in the saying, that the hardness lay” (= Sebaliknya, kekerasan itu terletak di dalam hati mereka, dan bukannya dalam perkataan Yesus).

· Adam Clarke berkata:

“Tell me whether thou wouldst that I should speak unto thee, a soft lie, or the harsh truth? The wicked word of a lying world is in general better received than the holy word of the God of truth” (= Katakan kepadaku apakah kamu menginginkan bahwa aku mengatakan kepadamu dusta yang lunak / lembut atau kebenaran yang keras? Perkataan yang jahat dari dunia yang berdusta pada umumnya diterima dengan lebih baik dari pada firman yang suci dari Allah kebenaran).

Penerapan:

¨ Kalau saudara adalah orang kristen yang anti pengkhotbah keras, maka renungkan kata-kata dari Calvin dan Adam Clarke di atas!

¨ Kalau saudara menjumpai orang kristen, atau bahkan hamba Tuhan, yang anti pengkhotbah keras, katakanlah kata-kata Calvin dan Adam Clarke di atas kepada mereka!

c) Kata-kata murid-murid ini termasuk sungut-sungut (bdk. ay 61).

Tadi dalam ay 41 orang-orang Yahudilah yang bersungut-sungut, dan sekarang ternyata hal itu menular kepada murid-murid! Karena itu kita harus berhati-hati dalam mendengar sungut-sungut baik tentang Tuhan / kebenaran tertentu, maupun tentang sesama manusia (boss, pendeta, teman, dsb).

Yohanes 6: 61:

1) ‘Yesus yang di dalam hatiNya tahu’ (ay 61a).

Lit: But Jesus knowing in Himself (= Tetapi Yesus tahu dalam diriNya).

Ini menunjukkan bahwa sekalipun dalam ay 60 tadi, murid-murid tidak berkata secara keras, tetapi hanya bersungut-sungut satu sama lain, atau bersungut-sungut dalam hati, tetapi Yesus mengetahui semua itu. Dia tahu semua pembicaraan yang kita lakukan dengan diam-diam, dan Dia tahu semua isi hati kita.

2) ‘Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?’.

NASB: cause you to stumble (= menyebabkan kamu tersandung).

NIV/KJV: offend you (= menyinggung / menyakiti kamu).

RSV: take offence (= tersinggung / sakit hati).

Hendriksen mengatakan bahwa kata bahasa Yunaninya adalah SKANDALIZEI, dan kata bendanya adalah SKANDALON, yang menunjuk pada umpan dari suatu jebakan / jerat. Karena itu ia menterjemahkan ensnare (= menjerat).

Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan bisa membawa seseorang ke dalam dosa. Bukan karena salahnya / kerasnya firman Tuhannya, tetapi karena kerasnya hati pendengarnya.

Hendriksen memberikan komentar yang mirip dengan kata-kata Calvin di atas:

“Yet, it was not the hardness of the sermon but rather the hardness of their own heart that had brought about this unfavorable reaction on their part” (= Bukan kerasnya khotbah melainkan kerasnya hati mereka yang menyebabkan reaksi yang tidak baik dari pihak mereka).

Kalau saudara adalah pemberita Firman yang sering menghadapi jemaat yang marah karena pemberitaan kebenaran, maka dengarkan kata-kata Calvin di bawah ini.

Calvin:

“We ought, indeed to regulate our doctrine in such a manner that none may be offended through our fault ... But it will never be possible for us to exercise such caution that the doctrine of Christ shall not be the occasion of offence to many, because the reprobate, who are devoted to destruction, suck venom from the most wholesome food, and gall from honey” (= Kita memang harus mengatur ajaran kita sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersinggung / sakit hati karena kesalahan kita ... Tetapi tidak pernah mungkin bagi kita untuk berhati-hati sedemikian rupa sehingga ajaran Kristus tidak menyinggung / menyakiti banyak orang, karena orang-orang reprobate, yang disediakan / dikhususkan untuk kebinasaan, menghisap racun dari makanan yang paling sehat / bermanfaat, dan empedu dari madu).

Bdk. Yes 8:14 1Pet 2:6-8.

Yohanes 6: 62:

1) Tadi Yesus mengajar bahwa Ia turun dari surga (ay 41,50,51,58), dan ini adalah ajaran yang keras bagi mereka.

Tetapi sekarang dalam ay 62 Ia mengatakan bahwa Ia akan kembali ke surga. Apa maksudNya dengan kata-kata ini?

a) Adam Clarke: kalau Aku naik ke surga dengan daging dan darahKu, itu menunjukkan bahwa kamu tak mungkin makan dan minum daging dan darahKu secara hurufiah. Kalau hal itu terjadi, lalu apa katamu?

b) Hendriksen: kalau Aku naik ke surga, itu membuktikan bahwa tadinya Aku turun dari surga. Kalau itu terjadi, lalu apa katamu?

2) Sebutan ‘Anak Manusia’ lebih cocok untuk menunjuk kepada Yesus sebagai manusia. Tetapi kata-kata ‘naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada’ menunjukkan pre existence (= keberadaan sebelumnya) dari Yesus, dan ini lebih cocok untuk ditujukan kepada keilahian Yesus.

Ini dilakukan untuk menunjukkan kesatuan hakekat ilahi dan hakekat ma-nusia dalam diri Yesus.

Yohanes 6: 63:

Kata ‘daging’ menunjuk pada penafsiran hurufiah yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap ajaran Yesus. Jadi, kata-kata Yesus ini maksudnya adalah: ajaranKu harus ditafsirkan secara rohani, bukan secara hurufiah.

Atau bisa juga dikatakan bahwa maksud Yesus adalah: dagingKu tidak memberi apa-apa. Berhentilah berpikir untuk makan dagingKu secara hurufiah. RohKu, atau pribadiKulah yang memberi hidup.

Yohanes 6: 64:

1) ‘Di antaramu ada yang tidak percaya’.

a) Kata-kata Yesus ini ditujukan kepada ‘murid-murid’ (ay 61), dan ini secara jelas menunjukkan bahwa ‘murid’ belum tentu adalah orang kristen sejati.

b) Dengan kata-kata ini Yesus menunjukkan kesalahan yang menyebabkan mereka tergoncang imannya / tersandung. Kesalahan mereka adalah ‘ketidakpercayaan’!

2) ‘Sebab Yesus tahu dari semula’.

Apa yang Dia ketahui dari semula itu, pasti akan terjadi. Jadi, sama saja bahwa hal yang Dia ketahui itu ditetapkan untuk terjadi!

3) ‘Siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia’.

Orang yang akan menyerahkan Dia, yaitu Yudas Iskariot (bdk. ay 70,71), tentu juga termasuk dalam golongan yang tidak percaya. Karena itu adalah sesuatu yang luar biasa tololnya kalau ada orang yang berpendapat bahwa Yudas itu selamat!

Yohanes 6: 65:

1) Di sini Yesus dengan jelas mengajarkan bahwa kalau seseorang bisa datang kepada Yesus (percaya kepada Yesus), itu adalah karunia dari Bapa.

2) Kata-kata ini diucapkan oleh Yesus, supaya orang yang percaya kepadaNya tidak kecil hati melihat banyaknya orang yang tidak percaya.

Jadi seolah-olah Yesus berkata: Jangan heran / kecil hati melihat banyaknya orang yang tidak percaya. Kalau Bapa tidak memberikan iman kepada mereka, mereka memang tidak mungkin bisa percaya!

Yohanes 6: 66:

1) Sekalipun ada orang yang bersungut-sungut bahwa ajaranNya keras (ay 60), lagi-lagi Yesus sama sekali tidak melunakkan ajaranNya (ay 61-65). Ini menyebabkan terjadinya ay 66 dimana banyak murid-muridNya meninggal-kan Dia dan tidak lagi mengikut Dia

2) Tentang orang-orang yang meninggalkan Kristus ini, Calvin berkata:

“As soon as they have gone away from Christ, there remains for them everywhere nothing but death” (= Begitu mereka meninggalkan Kristus, dimanapun tidak ada yang tertinggal bagi mereka kecuali kematian).

Kata-kata Calvin ini perlu saudara renungkan kalau saudara mau meninggalkan Kristus!

3) Ay 66 ini harus dihubungkan dengan ay 64a dimana Yesus berkata: ‘Di antaramu ada yang tidak percaya’. Jadi, yang meninggalkan Yesus ini (murtad) bukanlah orang kristen sejati, tetapi orang kristen KTP (bdk. 1Yoh 2:18-19 2Yoh 9). Karena itu ay 66 ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengajarkan bahwa keselamatan bisa hilang.

Yohanes 6: 67-69:

1) Banyaknya murid yang murtad dipakai oleh Yesus untuk menguji ke 12 murid (ay 67). Tetapi perlu diketahui bahwa pertanyaan dalam ay 67 itu adalah suatu pertanyaan yang mengharapkan jawaban ‘tidak’.

NIV/NASB: you do not want to go away / leave too, do you? (= kamu tidak akan pergi juga, bukan?).

Karena itu ayat ini tidak boleh diartikan seakan-akan Yesus mengusir murid-muridNya!

2) ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?’ (ay 68a).

Ini adalah kata-kata yang indah, karena memang kalau kita meninggalkan Yesus, kita tidak bisa pergi kepada siapapun!

3) ‘Kami telah percaya dan tahu’ (ay 69a).

Kepercayaan yang sungguh-sungguh inilah yang menyebabkan mereka tetap mengikut Yesus. Berbeda dengan sikap orang yang tidak sungguh-sungguh percaya yang dengan mudah bisa murtad (ay 64a,66).

4) Calvin mengomentari bagian ini dengan berkata:

BACA JUGA: EKSPOSISI INJIL YOHANES PASAL 7-9

“By such examples, every one of the believers is taught to follow God, even though he should have no companion” (= Dengan contoh-contoh ini, setiap orang percaya diajar untuk mengikut Allah, sekalipun ia tidak punya teman).

Penerapan:

Maukah saudara ikut Tuhan sendirian? Maukah saudara pergi ke Kebaktian / Pemahaman Alkitab sendirian?

Yohanes 6: 70-71:

1) Kalau tadi kita melihat adanya orang kristen KTP yang terlihat dengan jelas ke-KTP-annya (ay 66), maka sekarang kita melihat orang kristen KTP yang tidak terlihat ke-KTP-annya, yaitu Yudas! Banyak murid yang meninggalkan Yesus, tetapi Yudas tetap tinggal pada Yesus, seakan-akan ia adalah orang kristen yang sejati. Tidak ada yang tahu ke-KTP-an Yudas, kecuali Yesus sendiri!

Penerapan:

Kalau saudara adalah orang kristen KTP seperti ini, ingatlah bahwa saudara bisa saja mengelabui manusia, tetapi saudara tidak bisa mengelabui Tuhan.

2) Kalau tadi 11 murid / rasul itu bisa bertahan menghadapi murtadnya banyak murid dalam ay 66, maka sekarang Yesus mempersiapkan mereka mengha-dapi murtadnya Yudas, yang tentu merupakan pukulan yang jauh lebih hebat bagi mereka.

Penerapan:

Kalau saudara lulus dalam ujian Tuhan, jangan heran kalau lalu menda-patkan ujian yang lebih berat!

3) Kata ‘memilih’ dalam ay 70 ini tidak menunjuk pada Predestinasi, tetapi pada pemilihan sebagai murid / rasul (bdk. Luk 6:13). Jadi ketidakpercayaan / kebinasaan Yudas tidak menunjukkan gagalnya Rencana Allah / pemilihan Allah.https://teologiareformed.blogspot.com/
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post