ARTI DILAHIRKAN DARI AIR (YOHANES 3:5)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Gadget, education, otomotif |
Yohanes 3:5 - “Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”.
Saya menyoroti kata-kata ‘dilahirkan dari air dan Roh’.
‘Dilahirkan dari Roh’ jelas menunjuk pada kelahiran baru, tetapi apa artinya dilahirkan dari air?
Ada 3 penafsiran tentang bagian ini:
1. ‘Air’ menunjuk pada baptisan (bdk. Efesus 5:26 Titus 3:5).
Ada orang-orang yang mengambil pandangan ini tetapi menganggap bahwa baptisan hanya merupakan tanda lahiriah dari kasih karunia rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri seseorang. Jadi baptisan dipercaya bukan sebagai cara untuk mendapatkan kelahiran baru, tetapi hanya merupakan tanda lahiriah dan peneguhan / pengesahan dari kelahiran baru.
Tetapi ada yang mengambil pandangan ini dan yang menganggap bahwa baptisan itu melahirbarukan dan menyelamatkan seseorang.
Calvin (tentang Yohanes 3:5): “Chrysostom, with whom the greater part of expounders agree, makes the word Water refer to baptism. The meaning would then be, that by baptism we enter into the kingdom of God, because in baptism we are regenerated by the Spirit of God. Hence arose the belief of the absolute necessity of baptism, in order to the hope of eternal life.” (= Chrysostom, dengan siapa bagian terbesar dari penafsir-penafsir setuju, membuat kata ‘air’ menunjuk pada baptisan. Maka artinya menjadi, bahwa oleh baptisan kita masuk ke dalam kerajaan Allah, karena dalam baptisan kita dilahir-barukan oleh Roh Allah. Karena itu muncul kepercayaan tentang mutlak perlunya baptisan, untuk mendapat pengharapan tentang hidup yang kekal.).
Pandangan ini merupakan pandangan Gereja Roma Katolik - (‘Catechism of the Catholic Church’ 1992, no 976-987,1256-1284), dan pandangan inilah yang saya persoalkan dalam point ini.
Keberatan terhadap ajaran ini:
(1) Baptisan kristen belum ada pada saat itu. Sukar dibayangkan bahwa Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang sesuatu yang saat itu belum ada.
(2) Baptisan jelas bukan merupakan syarat untuk selamat, dan baptisan juga tidak menjamin kelahiran baru ataupun keselamatan. Ini terlihat dari:
(a) Ada orang-orang yang dibaptis, tetapi tidak selamat karena tidak sungguh-sungguh percaya. Contoh: Yudas Iskariot, dan juga Simon tukang sihir.
Bdk. Kis 8:13-23 - “(13) Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. (14) Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. (15) Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. (16) Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. (18) Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, (19) serta berkata: ‘Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.’ (20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: ‘Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.’”.
Sekalipun dalam ay 13 dikatakan Simon menjadi percaya dan dibaptis, tetapi kata-kata Petrus kepadanya dalam ay 20-23 terlalu keras untuk ditujukan kepada orang yang sungguh-sungguh sudah percaya. Jelas bahwa kata-kata ‘menjadi percaya’ dalam ay 13 diberikan karena ia mengaku percaya / kelihatannya percaya.
(b) Penjahat yang bertobat di kayu salib tidak pernah dibaptis, tetapi toh selamat (Luk 23:42-43).
(c) Ada orang-orang yang mengalami kelahiran baru dan menerima Roh Kudus (yang tidak bisa tidak, menunjukkan bahwa MEREKA SUDAH SELAMAT) SEBELUM MEREKA DIBAPTIS (Kis 10:44-48).
Kis 10:44-48 - “(44) Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. (45) Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, (46) sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: (47) ‘Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?’ (48) Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.”.
Ingat bahwa ini bukan lagi jaman Perjanjian Lama, dimana bisa saja seseorang menerima Roh Kudus, tetapi bukan orang percaya. Contoh raja Saul.
1Sam 10:6,10 - “(6) Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan (bernubuat) bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain. (10) Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia dengan serombongan nabi; Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan (bernubuat) seperti nabi di tengah-tengah mereka.”.
1Samuel 11:6 - “Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.”.
Tetapi pada jaman Perjanjian Baru (setelah hari Pentakosta) ini tidak mungkin terjadi (dengan Kis 8:12-17 sebagai satu-satunya perkecualian), karena Roh Kudus memang diberikan kepada orang-orang percaya, bukan saja untuk memimpin kehidupan orang-orang percaya (Yohanes 16:13), tetapi juga untuk menjadi jaminan keselamatan orang-orang percaya (2Kor 1:22 2Korintus 5:5 Efesus 1:14).
Yohanes 16:13 - “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”.
2Korintus 1:22 - “memeteraikan tanda milikNya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.”.
2Korintus 5:5 - “Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.”.
Ef 1:14 - “Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya.”.
Jadi, kalau Kornelius dan keluarganya sudah menerima Roh Kudus, tidak bisa tidak mereka pasti bukan hanya sudah percaya, tetapi bahkan pasti juga sudah selamat. Dan ini terjadi sebelum mereka dibaptis! Dari peristiwa ini jelas bahwa baptisan bukanlah syarat keselamatan!
Calvin (tentang Kis 10:47): “as Luke saith that these had the Holy Ghost given them who were not as yet baptized, he showeth that the Spirit is not included in baptism.” (= karena Lukas mengatakan bahwa orang-orang ini telah diberikan Roh Kudus kepada mereka, yang belum dibaptis, ia menunjukkan bahwa Roh tidak termasuk dalam baptisan.).
Catatan: saya kira kata-kata terakhir itu maksudnya adalah baptisan tidak menyebabkan diberikannya Roh Kudus.
Matthew Henry (tentang Kis 10:44-48): “The Holy Ghost fell upon others after they were baptized, for their confirmation; but upon these Gentiles before they were baptized: as Abraham was justified by faith, being yet in uncircumcision, to show that God is not tied to a method, nor confines himself to external signs. The Holy Ghost fell upon those that were neither circumcised nor baptized; for ‘it is the Spirit that quickeneth, the flesh profiteth nothing.’” (= Roh Kudus turun kepada orang-orang lain setelah mereka dibaptis, untuk peneguhan mereka; tetapi kepada orang-orang non Yahudi ini sebelum mereka dibaptis: seperti Abraham dibenarkan oleh iman, sekalipun dalam keadaan tidak bersunat, untuk menunjukkan bahwa Allah tidak terikat pada satu metode, ataupun membatasi dirinya sendiri dengan tanda-tanda lahiriah. Roh Kudus turun kepada mereka yang belum disunat ataupun dibaptis; karena ‘adalah Roh yang menghidupkan, daging tidak berguna apa-apa’.).
Catatan:
· Ayat yang dikutip dari Yoh 6:63a - “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.”.
· Abraham dibenarkan dalam Kej 15:6, dan baru disunat dalam Kej 17.
A. T. Robertson (tentang Kis 10:47): “Here the baptism of the Holy Spirit had preceded the baptism of water (Acts 1:5; 11:16). ‘The greater had been bestowed; could the lesser be withheld?’ (Knowling).” [= Di sini baptisan Roh Kudus telah mendahului baptisan air (Kis 1:5; 11:16). ‘Yang lebih besar telah diberikan; bisakah yang lebih kecil ditahan?’ (Knowling)].
Kis 1:5 - “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.’”.
Kis 11:16 - “Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”.
Bible Knowledge Commentary (tentang Kis 10:47-48): “Cornelius and his household, though uncircumcised (11:3), were baptized because they had believed in Christ, as evidenced by their receiving the Holy Spirit. The order of these events was believing in Christ, receiving the Holy Spirit, speaking in tongues, and being baptized in water.” [= Kornelius dan keluarganya, sekalipun tak disunat (11:3), dibaptis karena mereka telah percaya kepada Kristus, seperti dibuktikan dengan penerimaan mereka akan Roh Kudus. Urut-urutan dari peristiwa-peristiwa ini adalah percaya kepada Kristus, menerima Roh Kudus, berbicara dalam bahasa Roh, dan dibaptis dalam / dengan air.].
Kis 11:3 - “Kata mereka: ‘Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka.’”.
Catatan: saya tak tahu apakah istilah ‘orang-orang yang tidak bersunat’ dalam Kis 11:3 ini betul-betul menunjukkan bahwa Kornelius belum disunat, atau hanya sekedar berarti ‘orang-orang non Yahudi’.
Sekarang mari kita membandingkan Kis 10:44-48 di atas dengan Kis 11 dimana Petrus mempertanggung-jawabkan baptisan terhadap Kornelius kepada orang-orang Yahudi Kristen.
Kis 11:15-17 - “(15) Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. (16) Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. (17) Jadi jika Allah memberikan karuniaNya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?’”.
Calvin (Kis 11:16): “But if any man trusting to this testimony do make baptism a cold spectacle, and void of all grace of the Spirit, he shall be also greatly deceived. For the Holy Scripture useth to speak two manner of ways of the sacraments. For because Christ is not unfaithful in his promises, he doth not suffer that to be vain which he doth institute; but when as the Scripture doth attribute to baptism strength to wash and regenerate, it ascribeth all this to Christ, and doth only teach what he worketh by his Spirit by the hand of man and the visible sign. Where Christ is thus joined with the minister, and the efficacy of the Spirit with the sign, there is so much attributed to the sacraments as is needful, (Titus 3:5;) but that conjunction must not be so confused, but that men’s minds, being drawn from mortal and frail things, and things like to themselves, and from the elements of the world, they must learn to seek for salvation at Christ’s hand, and to look unto the power of his Spirit alone; because he misseth the mark of faith, whosoever turneth aside even but a little from the Spirit unto the signs; and he is a sacrilegious person who taketh even but an inch of Christ’s praise, that he may deck man therewith.” [= Tetapi jika orang manapun yang mempercayai kesaksian ini membuat / menjadikan baptisan sebagai suatu pertunjukan yang dingin / mati, dan kosong / hampa dari semua kasih karunia dari Roh, ia juga akan sangat ditipu. Karena Kitab Suci biasa berbicara dengan dua cara tentang sakramen-sakramen. Sebab, karena Kristus bukannya tidak setia pada janji-janjiNya, Ia tidak membiarkan apa yang Ia adakan menjadi sia-sia; tetapi pada waktu Kitab Suci menghubungkan dengan baptisan kekuatan untuk mencuci dan melahir-barukan, itu menganggap semua ini berasal dari Kristus, dan hanya mengajar bahwa Ia bekerja oleh Rohnya oleh tangan manusia dan tanda lahiriah / kelihatan. Dimana Kristus digabungkan seperti itu dengan pendeta, dan kemujaraban dari Roh digabungkan dengan tanda, disana ada begitu banyak yang dihubungkan dengan sakramen-sakramen dari pada yang perlu, (Titus 3:5); tetapi penghubungan itu tidak boleh dicampur-adukkan sedemikian rupa, tetapi bahwa pikiran manusia, ditarik dari hal-hal yang fana dan lemah, dan hal-hal seperti diri mereka sendiri, dan dari elemen-elemen dari dunia, mereka harus belajar untuk mencari keselamatan dari tangan Kristus, dan memandang kepada kuasa Roh saja; karena siapapun berbelok bahkan sedikit saja dari Roh kepada tanda-tanda, meleset dari iman; dan ia adalah orang yang melanggar kesucian yang mengambil bahkan 1 inci dari pujian terhadap Kristus, sehingga ia bisa mendandani manusia dengannya.].
Titus 3:5 - “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,”.
Kata-kata Calvin di atas ini sangat penting berkenaan dengan pokok yang sedang kita bahas ini, karena menunjukkan pandangannya bahwa:
· Kristus tidak mau bahwa tanda (baptisan) yang Ia adalah dianggap remeh / sesuatu yang sia-sia, dan karena itu maka ada banyak ayat yang menghubungkan dengan baptisan, lebih dari yang seharusnya.
· Pada waktu kita menafsirkan ayat-ayat seperti itu, kita harus menyadari bahwa hal-hal itu hanya didapat dari Kristus saja, bukan dari tanda / baptisannya!
· Kalau kita berbelok sedikit saja dari hal ini (dalam arti kalau kita menganggap bahwa hal-hal itu memang didapatkan dari baptisan), maka kita sudah meleset dari iman.
Sekarang mari kita melihat pada Sidang Gereja Yerusalem, dimana Petrus menyaksikan peristiwa Kornelius ini lagi.
Kis 15:7-9 - “(7) Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: ‘Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (8) Dan Allah, yang mengenal hati manusia, TELAH MENYATAKAN KEHENDAKNYA UNTUK MENERIMA MEREKA, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, (9) dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, SESUDAH IA MENYUCIKAN HATI MEREKA OLEH IMAN.”.
Catatan: kata-kata ‘dan menjadi percaya’ pada akhir ay 7, sebetulnya salah terjemahan, karena kata ‘menjadi’ sebetulnya tidak ada.
KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘and believe’ (= dan percaya).
Mari kita soroti Kis 15:8nya saja.
Kis 15:8 - “Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,”.
KJV: ‘bare them witness,’ (= memberi kesaksian kepada mereka,).
NKJV: ‘acknowledged them’ (= mengakui mereka).
NIV menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia, sedangkan RSV/NASB/ASV menterjemahkan seperti KJV.
Mengapa bisa berbeda-beda seperti ini? Sebetulnya yang terjemahannya hurufiah adalah KJV/RSV/NASB/ASV. Tetapi perhatikan komentar di bawah ini.
Adam Clarke (tentang Kis 15:8): “‘Bare them witness.’ ... It is properly remarked by learned men, that MARTUREIN TINI, to bear witness to any person, signifies to approve, to testify in behalf of.” (= ‘Memberi kesaksian kepada mereka’. ... Secara benar telah dikatakan oleh orang-orang yang terpelajar, bahwa MARTUREIN TINI, memberi kesaksian kepada siapapun, berarti ‘menyetujui, menyaksikan demi kepentingan dari’.).
Jadi, sebetulnya Kitab Suci Indonesia, NKJV, NIV memberikan arti yang cukup baik. Karena itu, ayat ini menunjukkan bahwa pemberian Roh Kudus itu menunjukkan bahwa mereka diterima oleh Allah!
Calvin (tentang Kis 15:7): “Peter annexeth the visible graces of the Spirit unto faith, as, assuredly, they were nothing else but an addition thereof. ... Peter take for a thing which all men grant, that which was known, that God had sealed in Cornelius and his cousins [relatives] his free adoption by the visible grace of the Spirit, as if he should point out his children with his finger.” (= Petrus menghubungkan kasih karunia yang kelihatan dari Roh dengan iman, karena pastilah bahwa hal itu bukan lain dari pada suatu penambahan dari itu. ... Petrus menganggap / menerima suatu hal yang dianggap semua orang sebagai benar, yang dikenal / diketahui, bahwa Allah telah memeteraikan dalam Kornelius dan keluarganya pengadopsian yang cuma-cuma oleh kasih karunia yang kelihatan dari Roh, seakan-akan ia menunjukkan anak-anakNya dengan jariNya.).
Lalu Calvin membahas ay 9nya yang mengatakan “sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman”. Jadi pemberian Roh Kudus dalam ay 8 terjadi sebelum Allah menyucikan hati mereka oleh iman! Jadi, urut-urutan yang benar dalam peristiwa Kornelius ini adalah:
Mereka beriman => mereka disucikan hatinya => mereka diberi Roh Kudus => mereka dibaptis.
Calvin (tentang Kis 15:9): “‘Seeing that by faith he hath purified.’ ... he addeth farther, that this purity did consist in faith. Therefore he teacheth, first, that the Gentiles have true holiness without ceremonies, which may suffice before God’s judgment seat. Secondly, he teacheth that this is attained unto by faith, and from it doth it flow. In like sort, Paul gathereth, that uncircumcision doth not hinder a man but that he may be counted holy and just before God, (Romans 4:10;) because circumcision did follow after righteousness in the person of Abraham, and by order of time it was latter, (posterior.)” [= ‘Melihat bahwa oleh iman ia telah menyucikan’. ... ia menambahkan lebih jauh, bahwa penyucian ini ada karena iman. Karena itu ia mengajar, pertama, bahwa orang-orang non Yahudi mempunyai kekudusan yang benar tanpa upacara-upacara, yang bisa mencukupi di hadapan kursi penghakiman Allah. Kedua, ia mengajar bahwa ini dicapai oleh iman, dan itu mengalir dari iman. Mirip dengan itu, Paulus menyimpulkan, bahwa keadaan tidak bersunat tidak menghalangi seseorang untuk bisa dianggap sebagai kudus dan benar di hadapan Allah, (Ro 4:10); karena sunat memang mengikuti kebenaran dalam diri Abraham, dan dalam urut-urutan waktu, itu terjadi belakangan (kemudian).].
Roma 4:9-11 - “(9) Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. (10) Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya. (11) Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,”.
Jadi, sebagaimana Abraham bisa percaya dan dibenarkan sebelum disunat (sakramen pertama Perjanjian Lama), demikian juga Kornelius bisa percaya dan dibenarkan sebelum dibaptis (sakramen pertama Perjanjian Baru). Ini secara mutlak membuktikan bahwa BAPTISAN BUKANLAH SYARAT MUTLAK UNTUK KESELAMATAN!
(d) Yesus, Petrus, dan Paulus, tidak membaptis sendiri, tetapi menyerahkan tugas itu kepada orang-orang lain. Ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal, kalau baptisan memang punya andil dalam menyelamatkan seseorang.
Yoh 3:26 - “Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: ‘Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya.’”.
Yohanes 4:1-2 - “(1) Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes (2) - MESKIPUN YESUS SENDIRI TIDAK MEMBAPTIS, MELAINKAN MURID-MURIDNYA, -”.
Kis 10:48 - “Lalu IA MENYURUH MEREKA DIBAPTIS dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.”.
1Kor 1:14-17 - “(14) AKU MENGUCAP SYUKUR BAHWA TIDAK ADA SEORANGPUN JUGA DI ANTARA KAMU YANG AKU BAPTIS SELAIN KRISPUS DAN GAYUS, (15) sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan, bahwa kamu dibaptis dalam namaku. (16) Juga keluarga Stefanus aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu, entahkah ada lagi orang yang aku baptis. (17) Sebab KRISTUS MENGUTUS AKU BUKAN UNTUK MEMBAPTIS, TETAPI UNTUK MEMBERITAKAN INJIL; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.”.
Kalau baptisan memang menyelamatkan, bisakah saudara bayangkan bahwa Paulus bersyukur karena ia hanya membaptis sedikit orang? (1Kor 1:14,16). Lebih-lebih bahwa ia mengatakan bahwa ‘Kristus mengutus aku BUKAN UNTUK MEMBAPTIS, tetapi untuk memberitakan Injil’ (1Korintus 1:17)?
Supaya ‘tidak / sedikitnya ia membaptis’ dianggap orang-orang sebagai pelalaian tugas, Paulus menambahkan kata-kata dalam ay 17, yang menunjukkan bahwa tugas utamanya adalah memberitakan Injil, bukan membaptis. Dengan kata-kata ini ia bukannya menentang Mat 28:19 yang jelas memerintahkan untuk memberitakan Injil maupun membaptis, tetapi ia menunjukkan mana yang primer dan mana yang sekunder.
Dan adalah mustahil ia menyekunderkan baptisan, seandainya baptisan memang mempunyai andil untuk menyelamatkan!
2. ‘Air’ menunjuk pada Roh Kudus.
Calvin menafsirkan bahwa kata-kata ‘air dan Roh’ artinya adalah ‘air, yaitu Roh Kudus’. Jadi, kata bahasa Yunani KAI yang biasanya diterjemahkan ‘and’ (= dan), oleh Calvin diartikan ‘yaitu’ (seperti dalam Roma 1:5).
Calvin (tentang Yohanes 3:5): “he employed the words Spirit and water to mean the same thing, ... it is not unusual to employ the word ‘and’ instead of ‘that is,’ when the latter clause is intended to explain the former.” (= Ia menggunakan kata-kata ‘Roh’ dan ‘air’ untuk memaksudkan hal yang sama, ... bukanlah sesuatu yang tidak biasa untuk menggunakan kata ‘dan’ dan bukannya ‘yaitu’, pada waktu anak kalimat yang belakangan dimaksudkan untuk menjelaskan yang lebih dulu.).
Sebuah kamus Yunani - Inggris yang disusun oleh Barclay M. Newman, Jr. mengatakan bahwa KAI bisa diartikan sebagai:
(1) ‘And’ (= dan).
(2) ‘Also’ (= juga).
(3) ‘But’ (= tetapi).
(4) ‘Even’ (= yaitu).
(5) ‘That is’ (= yaitu).
(6) ‘Namely’ (= yaitu).
Jadi jelas, bahwa ditinjau dari sudut bahasa Yunani, penafsiran Calvin bukannya tanpa dasar.
Calvin juga memberikan contoh penggunaan yang seperti itu dalam Alkitab:
Matius 3:11b - “Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus DAN dengan api.”.
Lukas 3:16b - “Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus DAN dengan api.”.
3. ‘Air’ menunjuk pada purification (= penyucian).
Alasan / dasar pandangan ini:
(1) Dalam Perjanjian Lama, air sering menunjuk pada pembasuhan dan penyucian dari polusi dosa (Yehezkiel 36:25 Zakharia 13:1).
(2) Dalam baptisan Yohanes, air juga melambangkan penyucian dosa (Markus 1:4 Lukas 3:3).
(3) Dalam baptisan Yesus, air juga dianggap melambangkan penyucian dosa (Yohanes 3:22-26).
d. Leon Morris (NICNT) memberikan penafsiran yang menarik tentang bagian ini sebagai berikut:
Ia mengatakan bahwa kata-kata:
(1) ‘Water’ (= air).
(2) ‘Rain’ (= hujan).
(3) ‘Dew’ (= embun).
(4) ‘Drop’ (= tetes).
sering digunakan untuk menunjuk pada ‘male semen’ (= air mani laki-laki).
BACA JUGA: PENGERTIAN KELAHIRAN BARU / REGENERASI
Kalau di sini air diartikan seperti itu, maka ada 2 kemungkinan:
(a) ‘dilahirkan dari air’ menunjuk pada kelahiran jasmani, sedangkan ‘dilahirkan dari Roh’ menunjuk pada kelahiran baru / rohani. Jadi maksud ay 5 itu adalah: setelah mengalami kelahiran jasmani, kita harus mengalami kelahiran rohani, baru bisa selamat.
(b) ‘air dan Roh’ digabung dan dianggap menunjuk pada ‘spiritual seed’ (= benih rohani), sehingga istilah ‘air dan Roh’ sebetulnya sama saja dengan ‘Roh’ (bdk. ay 6,8).
Ay 6,8: “(6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. ... (8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.’”.
(a) ‘dilahirkan dari air’ menunjuk pada kelahiran jasmani, sedangkan ‘dilahirkan dari Roh’ menunjuk pada kelahiran baru / rohani. Jadi maksud ay 5 itu adalah: setelah mengalami kelahiran jasmani, kita harus mengalami kelahiran rohani, baru bisa selamat.
(b) ‘air dan Roh’ digabung dan dianggap menunjuk pada ‘spiritual seed’ (= benih rohani), sehingga istilah ‘air dan Roh’ sebetulnya sama saja dengan ‘Roh’ (bdk. ay 6,8).
Ay 6,8: “(6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. ... (8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.’”.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Leon Morris lebih condong pada arti ke 2 ini.ARTI DILAHIRKAN DARI AIR (YOHANES 3:5)
Leon Morris lebih condong pada arti ke 2 ini.ARTI DILAHIRKAN DARI AIR (YOHANES 3:5)