EKSPOSISI EFESUS 6:1-4 (PERANAN ORANG TUA DALAM PERTUMBUHAN ROHANI ANAK)
otomotif, bisnis |
Pendahuluan
Peranan orang tua untuk anaknya tidak hanya sekedar menginginkan anaknya cerdas, jenius, mendapat prestasi yang baik. Tetapi yang utama dan yang terutama adalah bagaimana orang tua menyadari bahwa peranan orang tua dalam pertumbuhan moral serta pertumbuhan iman bagi anak-anaknya sangatlah penting dan itulah yang menjadi tugas dan tanggung jawab bagi para orang tua
Penjelasan:
1. Mengajar Anak Untuk Taat
Kata “Taatilah” dalam bahasa Yunani menggunakan kata ύπακούεηε dari kata dasar ύπακούώ( hupakouo) yang artinya mentaati, harus kamu taati, mendengarkan, mengetahui, menuruti, menyerahkan diri. Memakai kasus (Verb 2 Plural Present Aktive Imperative). Kasus ini merupakan kata kerja orang kedua jamak yang terus aktif. Dalam New International Version(NIV) kata taatilah memakai kata “obey” yang memiliki arti mematuhi.
Dari konteks secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa “Hupakouo” artinya tidak hanya sekedar menaati tetapi juga mendengar sehingga dapat mengetahui dan menyerahkan diri. Dalam Alkitab Firman Allah yang hidup mengatakan bahwa anak-anak, taatilah orang tuamu, karena Allah telah memberi wewenang atas kamu.
Jadi sangat jelas dikatakan bahwa anak harus taat dan tunduk kepada orang tua sebab orang tua tidak hanya sekedar mengasuh, membimbing, menolong anak-anaknya melainkan orang tua telah di beri wewenang oleh Allah sendiri. Oleh sebab itu seorang anak harus menaati orang tuanya, sebab firman Tuhan juga mengatakan bahwa ketika anak taat kepada orang tua maka sesungguhnya Allah telah mewariskan kerajaan-Nya dan umur akan ditambahkan itu adalah janji Allah sendiri. Ini perintah Allah yang harus dilakukan.
2. Mendidik Anak Tanpa Kekerasan
Kata “Janganlah” dalam bahasa Yunani memakai kata ύη (me) yang artinya tidak, jangan, supaya jangan, apakah mungkin, jangan lagi. Memakai kasus (particle, negative).Kasus ini menunjukkan hal negative yang menegur untuk tidak dilakukan. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) kata janganlah artinya kata larangan, berarti tidak boleh. Dalam New International Version (NIV) kata janganlah memakai kata “do not” yang artinya jangan. Dalam hal ini kata “me” berarti menunjukkan suatu larangan yang tidak boleh dilakukan.
Jadi dalam hal ini bahwa orang tua jangan sampai membangkitkan amarah atau menimbulkan pertengkaran kepada sang anak, dalam setiap perkataan orang tua jangan sampai menimbulkan luka atau kebencian dalam hati sang anak.
3.Pentingnya Peran Orang tua Dalam Mendidik Anak
Kata “didiklah” dalam bahasa Yunani memakai kata εκηρεɸεηε dari kata dasar εκηρεɸω (ekphero) yang artinya memberi makanan, mengasuh. Memakai kasus (verb second person plural present active imperative).Kasus ini merupakan kata kerja orang kedua jamak yang merupakan kata perintah yang harus dilakukan sekarang secara aktif. Dalam bahasa New Internasioanal Version (NIV) memakai kata “bring them up” artinya membawa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “didiklah” memiliki arti memelihara dan memberi latihan. Dari konteks keseluruhan kata “ekphero” memiliki arti mengasuh, memelihara, dan memberi latihan. Artinya kewajiban orang tua untuk mendidik anaknya tidak sekedar mendidik tetapi dengan tekun mengasuh dan memelihara anaknya.
Jadi kewajiban sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya, mendidik bukan hanya dalam artian untuk memperluas wawasan atau pengetahuan melainkan mendidik supaya si anak semakin hari semakin takut akan Tuhan, mendidik dalam artian membawa si anak dalam pengenalan akan Allah.
4. Pentingnya Peran Orang tua Dalam Mengajar
Kata “ajaran” dalam bahasa Yunani memakai kataπαιδεία(paideia) yang artinya pendidikan. Memakai kasus (noun feminine singular dative). Kasus ini merupakan kata benda feminim dalam bentuk tunggal. Dalam bahasa New Internasional Version (NIV) memakai kata “training” artinya pelatihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ajaran arinya melatih, memarahi. Dalam konteks ini kata “paideia” artinya mendidik, melatih, dan marahi. Jadi fungsi orang tua tidak hanya mendidik melainkan melatih dalam hal kerohanian anak. Ajaran ini harus di lakukan secara terus-menerus.
Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tindakan sebagai orang tua harus di wujud nyatakan dalam mengajari setiap anak-anaknya, mengajari dalam hal supaya anak tetap takut akan Tuhan. Mengajari supaya anak tetap percaya kepada Tuhan. Pengajaran itu harus dilakukan oleh orang tua dan di sampaikan kepada anak-anak mereka.
5. Pentingnya Peran Orang tua Dalam Menasihati
Kata “nasihat” dalam bahasa Yunani memakai kata νουθεζία(nouthesia) yang artinya nasihat, peringatan. Memakai kasus (noun feminine singular dative). Kasus ini merupakan kata benda feminim dalam bentuk tunggal. Dalam bahasa New Internasional Version (NIV) memakai kata “instruction” artinya intruksi. Dalam konteks ini kata “nouthesia” dapat diartikan bahwa peringatan atau memberi intruksi. Tidak sekadar peringatan biasa melainkan peringatan supaya semakin takut akan Tuhan. Dalam Firman Allah Yang Hidup memberikan nasihat-nasihat berdasarkan Firman Tuhan.
Jadi dalam hal ini kewajiban orang tua tidak hanya sekedar menasihati melainkan menasihati dalam ajaran Tuhan, memperkenalkan siapa Tuhan. Orang tua harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memberikan nasihat kepada anaknya, tidak mengenal jam, hari, tidak mengenal capek. Pada waktu istirahat, pada waktu duduk, pada waktu bermain orang tua mengambil bagian untuk menasihati anak dalam ajaran Tuhan, ajaran Tuhan supaya menjadikan anak semakin takut akan Tuhan.
Pembahasan
Peranan orang tua dalam pertumbuhan rohani anak, mendidik anak dengan disiplin, mendidik anak dengan pola pengajaran firman Tuhan, mendidik anak dengan pola keteladanan.
Peranan Orang tua Dalam Pertumbuhan Rohani Anak
Ikatan antara orang tua dan anak pada masa dini atau balita merupakan fondasi bagi hubungan keluarga selanjutnya, bahkan turut membentuk dasar-dasar keluarga baru yang akan dibentuk kelak. Oleh karena itu ikatan batin antara orang tua dan anak harus tetap dipertahankan untuk membentuk hubungan yang baik antara orang tua dan anak.
Orang tua dan anak hendaknya memiliki waktu untuk berkumpul yaitu untuk bermain dan belajar bersama-sama, dengan demikian orang tua dapat menceritakan tentang kebenaran-kebenaran Allah kepada anak-anaknya.
Dengan demikian hubungan orang tua dengan anak-anaknya sebaiknya memiliki hubungan yang penuh dengan kehangatan dengan harapan anak memiliki rasa nyaman, aman dalam lingkungan keluarganya tetapi di samping kehangatan dan diberikan kesempatan untuk berkembang perlu juga membatasi sikap atau perilaku anak yang jika tidak sesuai dengan pola tingkah laku yang diinginkan masyarakat sekitarnya. Dengan memperhatikan perkembangan anak-anaknya orang tua akan menjadi semakin dekat sehingga akan memiliki hubungan yang baik dan hal itu akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Mendidik Anak Dengan Pola Disiplin
Kata disiplin merupakan kata serapan dari bahasa asing (Inggris) “discipline” dan bahasa Belanda “discipline” yang artinya belajar. Menurut Dogson disiplin adalah mengajar. Disiplin juga memiliki definisi yaitu melatih melalui pengajaran dan pelatihan. Disiplin merupakan bagian dari proses berkelanjutan pengajaran atau pendidikan. Dengan demikian jika orang tua sedang mendisiplinkan anaknya maka orang tua sedang mengajar dan melatih anak-anaknya.
gadget |
Dalam bukunya Sastrapratedja menjelaskan bahwa pendisiplinan dapat disebut sebagai salah satu proses pendidikan, dan pendidikan yang dimaksud bukanlah seperti pendidikan formal disekolah, namun lebih menekankan pada pendidikan nilai yang bersifat penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang yang menyangkut dengan aspek kepribadian, etika moral dan lain-lain yang semuanya dapat disebut nilai. Dengan demikian pendisiplinan adalah pola untuk menanam dan mengembangkan nilai-nilai moral pada seseorang.
Mendidik Anak Dengan Pola Pengajaran Firman
Dalam buku Surjantoro menjelaskan “Secara rohani anak-anak seperti kita membutuhkan air susu yang murni dan yang rohani supaya olenya kamu bertumbuh…. I Petrus 2:2. Firman Tuhan adalah makanan rohani yang lezat dan bergizi tinggi”. Dengan demikian pengajaran firman Tuhan sangat bermanfaat untuk pertumbuhan rohani anak. Surjantoro juga mengatakan:
Pertumbuhan rohani berhubungan dengan pergaulan bersama Tuhan yang terwujud dalam doa dan firman Tuhan melalui aktivitas rohani dalam keluarga, gereja (Sekolah Minggu). Orang tua yang telah diberkati oleh Tuhan Allah bersatu menjadi satu daging dan dipercayakan anak-anak kepadanya, diberikan hak istimewa untuk bertanggung jawab bagi pertumbuhan ini yang sebagai penatalayanan yang baik harus bisa memberikan jawab dari apa yang telah dipercayakan-Nya.
Firman Tuhan adalah hukum dari Tuhan kepada setiap manusia, jika ajaran firman Tuhan ini disampaikan kepada anak, maka akan membuat seorang anak bertumbuh dewasa, memiliki perkembangan emosi dan sosial yang baik. Dengan demikian pengajaran tentang firman Tuhan harus diajarkan orang tua kepada anak karena sangat penting dalam kehidupan kerohanian anak.
Mendidik Anak Dengan Pola Keteladanan
Keteladanan dari orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan rohani anak-anak, karena cara yang termudah bagi seorang anak untuk belajar tentang kehidupan rohani yang menyenangkan adalah apabila ia sendiri menyaksikannya di dalam kehidupan orang tuanya sendiri. Kerohanian orang tua juga menentukan kerohanian anak-anaknya, karena mereka akan melihat bagaimana hubungan orang tuanya dengan Tuhan.
BACA JUGA: 2 KEWAJIBAN ORANG TUA KRISTEN MENDIDIK ANAK
Dari pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwa sikap orang tua dalam memberi teladan kepada anak-anaknya sangat penting dan harus dilakukan, karena keteladanan orang tua memberi dampak yang besar bagi anak. Karena anak akan meniru dan mencontoh apa yang di dengar, yang dilihat dari sikap orang tuanya.
Kesimpulan
Mengajarkan perintah Allah tidak hanya untuk mengajar secara berulang-ulang tetapi juga harus melilitkan pada kedua tangan mereka sehingga firman Tuhan yang mengendalikan hidup mereka sehingga membuat rohani mereka semakin bertumbuh di dalam Tuhan. Bangsa Israel memberikan teladan bagi setiap orang tua masa kini ketika mereka memberikan pengajaran kepada anak-anaknya.
Di tengah situasi zaman yang sudah mengalami banyak perubahan, kecanggihan teknologi lebih banyak menarik perhatian anak-anak sekarang daripada hal-hal yang rohani menyadarkan orang tua betapa pentingnya mereka harus membekali anak-anaknya dengan pengajaran firman Tuhan, karena hanya firman Tuhan yang dapat menuntun setiap orang untuk hidup dalam kebenaran.
BACA JUGA: EFESUS 6:1-4 (KEWAJIBAN ANAK DAN ORANGTUA)
Sebagai orang tua dalam mendidik kerohanian anak-anaknya, orang tua harus memahami apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai orang tua yaitu berperan dalam perkembangan anak-anaknya. Tanpa keteladanan, pengajaran orang tua tidak akan bisa diserap oleh anak-anak. Orang tua tidak bisa berkata dan memberi perintah supaya anak rajin berdoa, rajin membaca firman Tuhan, rajin ke gereja sementara orang tua tidak pernah melakukan semua yang diperintahkan kepada anaknya, maka jika anak yang tidak melihat keteladanan dari orang tuanya, maka anak tersebut bisa mencemooh orang tuanya.
Setiap orang tua bukan hanya sekedar mengajarkan firman Tuhan melainkan melakukannya juga, maka niscaya anak-anak pun akan ikut melakukan perbuatan yang dilakukan oleh orang tuanya. Dalam hal ini orang tua berperan aktif bagi pertumbuhan kerohanian anaknya, tidak hanya sebatas menyerahkan kepada gereja atau guru sekolah minggu saja, melainkan orang tua yang berperan aktif terlebih dahulu di dalamnya.
EKSPOSISI EFESUS 6:1-4 (PERANAN ORANG TUA DALAM PERTUMBUHAN ROHANI ANAK). Amin-
https://teologiareformed.blogspot.com/